Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) DAMPAK PENGUMUMAN AKUISISI TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM AKUISITOR DAN TARGET Hedra Ramadhariyansyah [email protected] Suwitho Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The market reaction toward the announcement of acquisition can be evaluated by using the abnormal return of the company which carries out the acquisition. The positive abnormal return indicates good reaction of the market and vice versa. The abnormal return variable is applied in this research which occurs 22 days before and 22 days after the acquisition announcement date on the company in 2010 – 2012 period in the Indonesia Stock Exchange (IDX). The quantitative method of research with descriptive study which uses purposive sampling is applied in this research. Then, it is analyzed by using one sample t-test parametric test as well as paired sample t-test to answer the hypothesis. The result of evaluation indicates the negative influence around the acquisition announcement date, or in other words the reaction of the market is negative toward the acquisition itself. There are abnormal return’s differences among the doer of acquisition and the target about the announcement date but this is not significant. The positive influence has occurred long before the acquisition announcement date which is caused by the information has been known by the market first, that mean the stocks market in Indonesia has not fulfilled the assumption of efficient stocks market. Keywords: acquisition, abnormal return, stocks, efficient. ABSTRAK Reaksi pasar terhadap pengumuman akuisisi dapat diukur dengan menggunakan abnormal return saham perusahaan yang melakukan akuisisi. Abnormal return yang positif menunjukkan reaksi pasar yang baik, begitupula sebaliknya. Penelitian ini menggunakan variabel abnormal return saham yang terjadi 22 hari sebelum dan 22 hari setelah tanggal pengumuman akuisisi pada perusahaan yang melakukan akuisisi periode 2010 – 2012 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode penelitian kuantitatif dengan studi deskriptif yang menggunakan purposive sampling, kemudian dianalisa dengan menggunakan uji parametrik One sample t-test serta Paired sample t-test untuk menjawab hipotesis. Hasil uji menunjukkan pengaruh negatif disekitar tanggal pengumuman akuisisi, dengan kata lain reaksi pasar cenderung negatif terhadap akuisisi yang terjadi. Terdapat juga perbedaan abnormal return antara akuisitor dengan target disekitar tanggal pengumuman namun tidak signifikan. Pengaruh positif terjadi jauh sebelum tanggal pengumuman akuisisi yang disebabkan informasi yang telah diketahui terlebih dahulu oleh pasar, hal ini menunjukkan pasar modal di Indonesia belum memenuhi asumsi pasar modal yang efisien. Kata kunci: akuisisi, abnormal return, saham, efisien. PENDAHULUAN Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang dalam memasuki era perdagangan bebas. Namun sebagaimana sebuah organisme, perusahaan akan mengalami berbagai kondisi yaitu pertumbuhan dan perkembangan secara dinamis, kondisi statis, maupun kemunduran. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 2 Kondisi – kondisi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain persaingan yang ketat, krisis ekonomi, perubahan deregulasi, kemajuan teknologi, serta hal-hal lainnya yang mempengaruhi ekonomi. Akibatnya perusahaan yang tidak memiliki cukup modal akan gagal untuk melanjutkan kegiatan operasionalnya, begitu pula sebaliknya. Perusahaan dengan modal yang cukup akan melakukan segala cara agar dapat bertahan dan tumbuh berkembang. Dalam rangka tumbuh dan berkembang ini perusahaan bisa melakukan ekspansi bisnis dengan memilih salah satu diantara dua jalur alternatif yaitu pertumbuhan dari dalam perusahaan (ekspansi internal), dan pertumbuhan dari luar perusahaan (ekspansi eksternal). Ekspansi internal dapat dilakukan dengan membangun bisnis atau unit bisnis baru dari awal. Jalur ini memerlukan berbagai tahap mulai dari riset pasar, desain produk, perekrutan tenaga ahli, tes pasar, pengadaan dan pembangunan fasilitas produksi atau operasi sebelum perusahaan menjual produknya ke pasar. Sebaliknya ekspansi eksternal dapat dilakukan dalam bentuk penggabungan usaha dengan membeli perusahaan yang sudah ada melalui merger dan akuisisi yang merupakan jalur cepat untuk mengakses pasar baru, produk baru tanpa harus membangun dari awal. Terdapat penghematan waktu yang sangat signifikan antara ekspansi internal dan eksternal. Dari waktu ke waktu perusahaan lebih menyukai ekspansi eksternal melalui merger dan akuisisi dibanding ekspansi internal. Pihak yang melakukan akuisisi disebut akuisitor, sedangkan pihak yang diakuisisi disebut perusahaan target. Perlu pula dipertimbangkan bahwa keputusan merger dan akuisisi selain membawa manfaat tidak terlepas dari permasalahan (Suta, 1992:2), diantaranya biaya untuk melaksanakan merger dan akuisisi sangat mahal dan hasilnya pun belum pasti sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh pengumuman merger dan akuisisi lebih banyak melihat kinerja saham akuisitor dengan hasil yang berbeda-beda, seperti yang dilakukan oleh Fadia (2008:51) menyimpulkan bahwa abnormal return saham positif banyak terjadi pada periode sebelum pengumuman. Sedangkan setelah pengumuman akuisisi, pasar tidak memberikan reaksi yang berlebihan karena investor cenderung bersikap hati-hati terhadap berbagai kebijakan pemerintah. Dengan kata lain terjadi abnormal return saham negatif setelah pengumuman akuisisi. Kesimpulan senada juga dinyatakan pada penelitianpenelitian oleh Gurendrawati dan Sudibyo (1999:208); Yudyatmoko dan Na’im (2000:813); Rachmawati dan Tendelilin (2001:169); Payamta dan Sholikah (2001:39); Payamta dan Setiawan (2004:279). Namun ada perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurdin (1996:59); Suryawijaya (1998:145); Amiruddin dan Sakti (2001:119); Hutagalung (2002:18); Saiful (2003:88) yang menyatakan adanya sinergi positif setelah melakukan merger dan akuisisi dilihat dari kinerja perusahaan dan abnormal return saham. Perbedaan hasil dari beberapa penelitian tersebut menjadi tema yang menarik untuk diuji kembali. Penulis merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin dan Sakti dengan menggunakan periode penelitian yang berbeda. Penelitian ini menggunakan periode 2010 – 2012, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan periode 1998 – 2000. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini apakah ada pengaruh positif dari pengumuman akuisisi terhadap abnormal return saham perusahaan akuisitor maupun perusahaan target. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pengumuman akuisisi terhadap abnormal return saham perusahaan akuisitor maupun perusahaan target, serta ada atau tidaknya perbedaan antara keduanya. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 3 TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Penggabungan Usaha Pada dasarnya istilah akuisisi dan merger mempunyai pengertian yang sama yaitu suatu bentuk penggabungan usaha. Tetapi sebenarnya kedua istilah tersebut mempunyai perbedaan walaupun pada sebagian literatur istilah tersebut dianggap sama untuk memudahkan dalam pembahasan. Baik merger maupun akuisisi merupakan salah satu bentuk penggabungan usaha. Penggabungan usaha sendiri menurut Widjaja (2002:47) mempunyai 3 bentuk yaitu merger, konsolidasi dan akuisisi. Masing-masing mempunyai pengertian : a. Merger adalah penggabungan usaha dua atau lebih perusahaan, menjadi salah satu perusahaan yang terdapat dalam pengabungan tersebut. Setelah terjadi merger, hanya ada satu perusahaan yang dipertahanakan keberadaannya. Jadi merger dapat diasosiasikan sebagai A+B = A. Biasanya perusahaan yang dipertahankan keberadaannya adalah perusahaan yang lebih besar. b. Konsolidasi adalah penggabungan usaha dua atau lebih perusahaan menjadi perusahaan yang benar-benar baru. Setelah terjadi konsolidasi semua perusahaan melebur manjadi satu sehingga keberadaan harta dan kewajibannya menjadi milik perusahaan baru. Jadi konsolidasi dapat diasosiasikan sebagai A+B = C. c. Akuisisi adalah suatu penggabungan usaha antara perusahaan akuisitor dengan satu atau lebih perusahaan target, dengan cara akuisitor menggambil alih sebagian atau keseluruhan saham perusahaan target atau dalam jumlah yang cukup agar akuisitor dapat mengambilalih pengendalian manajemen perusahaan target. Setelah terjadi akuisisi, perusahaan target tetap dipertahankan keberadaaannya. Sedangkan pengertian akuisisi menurut Weston dan Copeland (1997:610) adalah suatu bentuk penawaran tender, dimana salah satu pihak (umumnya suatu perseroan yang berusaha mendapatkan hak pengendalian dalam perseroan lain) meminta kepada para pemegang saham perusahaan yang ingin dikendalikan untuk menjual (tender) lembaran sahamnya. Akuisisi yang dijalankan di Indonesia dilakukan dengan cara penyertaan saham, yaitu pembelian saham untuk dapat ikut serta dalam kegiatan pengendalian operasional perusahaan target. Akuisisi lebih sering terjadi di Indonesia dibandingkan merger, hal ini disebabkan karena pemilik perusahaan lebih nyaman dengan kepemilikan saham secara pribadi dalam jumlah besar (Yudyatmoko dan Na’im, 2000:795). Jenis-Jenis Akuisisi Istilah akuisisi internal maupun eksternal timbul karena adanya perbedaan pemilik perusahaan yang mengakuisisi maupun diakuisisi. Disebut akuisisi internal karena baik perusahaan akuisitor maupun perusahaan target, sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemilik yang sama atau berada dalam satu keluarga. Disebut akuisisi eksternal bila perusahaan akuisitor maupun perusahaan target berada dalam kepemilikan yang berbeda. Horne (1999:636) membedakan akuisisi atas : a. Akuisisi Strategis, dalam arti suatu perusahaan melakukan akuisisi sebagai bagian dari strategi perusahaan karena perusahaan target memiliki kelebihan. Kelebihan tersebut dapat berupa cost advantages (keunggulan biaya) yang berarti perusahaan dapat beroperasi dengan biaya optimal, perluasan produk dalam arti memiliki produk baru atau melakukan inovasi dengan produk lama, dominasi pasar yang berarti perusahaan target mempunyai pangsa pasar yang besar. b. Akuisisi Finansial, dalam arti suatu perusahaan melakukan akuisisi dengan motivasi tertentu. Motivasi itu antara lain untuk menjual keseluruhan aset, mengurangi biaya dan Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 4 beroperasi dengan keadaan yang lebih efisien dari sebelumnya. Biasanya akuisisi finansial dibiayai dengan uang tunai yang sebagian besar diperoleh perusahaan dengan hutang. Levy dan Sarnat (1999:679) membedakaan akuisisi atas keterkaitan industri menjadi : a. Akuisisi Horisontal, yaitu akuisisi pada industri atau aktifitas usaha yang bernilai sama dengan perusahaan akuisitor. Dahulu, motif utama dalam melakukan akuisisi ini adalah peningkatan pangsa pasar dan mengeliminasi perusahaan yang dianggap menjadi pesaing. Sebelum terjadi akuisisi, masing-masing perusahaan sudah mempunyai pangsa pasar sendiri. Dengan bergabungnya perusahaan-perusahaan tersebut, pangsa pasar akan lebih luas. Apabila pesaing dianggap dapat mengancam keberadaan produk perusahaan maka akuisisi dilakukan agar dapat ikut serta dalam pengendalian perusahaan. Dewasa ini, motif akuisisi horisontal adalah untuk dapat berproduksi dalam skala ekonomis, riset, dan manajemen. Skala ekonomis dapat diperoleh karena perusahaan berproduksi dengan skala yang lebih besar sehingga biaya produksi rata-rata bisa turun. Tak dapat dipungkiri bahwa riset memakan biaya yang tinggi, dengan melakukannya bersama-sama maka beban biaya dapat dibagi. Akuisisi dapat merampingkan struktur manajemen, sebab fungsi manajemen dapat digabung sehingga tidak membutuhkan banyak personel maupun tempat. b. Akuisisi Vertikal, memiliki dua jenis, yaitu : akuisisi kedepan (Forward Integration) adalah akuisisi pada industri atau aktifitas usaha yang memiliki kedudukan lebih dekat kepada konsumen. Tujuan akuisisi ini adalah melancarkan saluran distribusi dengan pengendalian harga dan mutu barang yang sulit dipertahankan pada saluran distribusi yang panjang. Memperpendek saluran distribusi dapat menekan tambahan biaya distribusi pada harga , sehingga dapat menjual dengan lebih murah. Akuisisi kebelakang (Backward Integration) adalah akuisisi pada industri atau aktifitas usaha yang menyediakan sumber bahan baku atau input lain yang mendukung proses produksi. Tujuan akuisisi ini untuk menjaga ketersediaan bahan baku dalam jumlah yang cukup, mutu bahan baku yang terjaga dan biaya pembelian yang murah. Akuisisi konglomerat adalah akuisisi pada industri atau aktifitas usaha yang tidak berhubungan satu sama lain. Tujuan dari akuisisi ini adalah diversifikasi resiko. Selain 3 bentuk diatas, Brigham dan Gapenski (1998:829) menambahkan satu bentuk lagi yaitu akuisisi Congeneric. Akuisisi Congeneric adalah akuisisi yang berbentuk seperti akuisisi horisontal tetapi perusahaan tidak memproduksi produk yang sama atau seperti akuisisi vertikal pada perusahaan yang mempunyai hubungan produsen-pemasok. Motivasi Akuisisi Tujuan-tujuan dari akuisisi yang dilakukan suatu perusahaan didasari oleh suatu motivasi. Menurut Brigham dan Gapenski (1998:825), berikut ini adalah motivasi-motivasi yang umumnya dikemukakan dalam akuisisi : Pertama, sinergi adalah meningkatkan nilai perusahaan setelah terjadi akuisisi, atau tercapainya sinergi yang dapat diilustrasikan dengan 2 + 2 = 5. Timbulnya sinergi dalam akuisisi berasal dari 4 sumber yaitu: a. Beroperasi dengan Skala Ekonomis yang dapat berasal dari manajemen, pemasaran, produksi, maupun distribusi. Sinergi manajemen timbul bila sumber daya yang ada dibidang manajemen dapat dimanfaatkan bersama untuk menghindari duplikasi fasilitas yang ada. Sinergi pemasaran dapat dicapai dengan efektivitas dalam riset pasar, promosi, dan iklan. Jika bisa berproduksi dengan kapasitas yang optimal maka beban biaya tetap akan lebih rendah, akibatnya biaya produksi rata-rata turun sehingga harga jual menjadi lebih rendah. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 5 b. Financial Economies, bisa berupa biaya transaksi yang lebih rendah dan penilaian yang lebih baik dari security analysts. Dengan melakukan transaksi dalam jumlah besar, maka biaya transaksi menjadi lebih kecil artinya dibanding dengan nilai transaksi. Penilaian yang lebih baik dari security analysts timbul karena aset perusahaan membesar, sehingga jaminan yang dapat diberikan perusahaan juga lebih besar karena resiko kegagalan financial perusahaan mengecil. c. Perbedaan Efisiensi, dengan maksud jika sebelum bergabung suatu perusahaan beroperasi dalam ketidakefisienan, maka setelah bergabung diharapkan perusahaan tersebut dapat beroperasi dengan lebih efisien. d. Peningkatan kekuatan pasar berarti mengurangi para pesaing perusahaan. Berbeda dengan ketiga sinergi diatas yang umumnya diterima dengan baik secara sosial, akuisisi dengan tujuan mengurangi persaingan kebanyakan tidak diharapkan dan dianggap ilegal. Kedua, Pertimbangan pajak dilakukan untuk menghindari pajak yang tinggi. Biasanya perusahaan dengan tingkat keuntungan yang tinggi akan terkena pajak yang tinggi pula. Untuk mengurangi pajak yang tinggi tersebut perusahaan dapat mengakuisisi suatu perusahaan yang mengalami akumulasi kerugian yang besar, dengan begitu pendapatan yang ada dapat dipakai untuk menutupi kerugian perusahaan target sehingga dapat mengurangi atau bahkan menghapuskan pajak. Yang kedua adalah menggunakan kelebihan uang kas untuk mengakuisisi perusahaan target, sebab dengan menggunakan uang kas tidak mempunyai konsekuensi secara langsung bagi akuisisitor maupun pemegang sahamnya. Jika uang kas digunakan sebagai deviden, maka saham akan terkena pajak dalam distribusinya. Ketiga, untuk membeli aset dibawah harga pasar, dikarenakan biaya penggantian suatu aset bisa jadi lebih tinggi dari nilai pasar aset itu sendiri serta biaya membangun suatu perusahaan bisa lebih tinggi daripada membeli perusahaan yang sudah ada. Keempat, diversifikasi yang merupakan alasan umum yang dikemukakan oleh seorang manajer yang melakukan akuisisi. Diversifikasi membantu menstabilkan aliran kas perusahaan dengan harapan dapat menguntungkan pemilik perusahaan. Kelima, insentif pribadi manajer dalam arti gaji seorang eksekutif perusahaan sangat terkait dengan ukuran perusahaan, semakin besar perusahaan maka semakin besar gaji eksekutif perusahaan itu. Keenam, breakup value adalah nilai perusahaan bila perusahaan tersebut dipecah menjadi bagian-bagian. Kadang kala breakup value suatu perusahaan bisa lebih tinggi dari nilai pasarnya saat menjadi satu bagian, dalam keadaan inilah maka perusahaan ini merupakan perusahaan target yang baik. Perusahaan akuisitor dapat membeli perusahaan ini kemudian menjualnya dalam bagian-bagian dengan alasan bahwa perusahaan ini dapat beroperasi dengan lebih efisien ketika dipecah-pecah dan kemudian bagian-bagian itu dijual kepada suatu perusahaan yang bisa memperoleh sinergi dengan membelinya. Efisiensi Pasar Modal Dengan semakin berkembangnya pasar modal, Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) menginginkan adanya transparansi dalam mengungkapkan informasi yang berhubungan dengan perusahaan yang terdaftar sebagai emiten. Hal ini sesuai dengan pengertian yang diberikan oleh Reilly dan Norton (2000:214) tentang pasar modal yang efisien adalah pasar modal yang dapat menyesuaikan harga sekuritas dengan cepat terhadap adanya informasi baru. Jadi investor dapat mengetahui berbagai informasi mengenai emiten, misalnya yang berhubungan dengan fundamental, kinerja, maupun keputusan-keputusan investasi yang diambil oleh emiten. Sedangkan emiten diwajibkan untuk melaporkan keadaan Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 6 keuangannya pada publik secara periodik. Informasi yang dipublikasikan diharapkan dapat memicu reaksi investor terhadap harga saham sehingga pada akhirnya harga saham mencerminkan keadaan dan kondisi suatu perusahaan. Harga suatu sekuritas pada saat tertentu merupakan cerminan semua informasi yang ada pada saat itu, karena itu harga sekuritas pada suatu saat seharusnya tidak bias, termasuk resiko yang terdapat didalamnya. Maka tingkat keuntungan yang diharapkan (expected returns) pada sekuritas seharusnya memperhitungkan resiko yang ditanggung. Pasar modal yang efisien mengenal adanya istilah random walk hypothesis artinya perubahan harga saham atau tingkat keuntungan saham dapat berubah dengan besar dan mempunyai arah yang tidak bisa diperkirakan. Dengan begitu, perubahan harga saham di masa lalu tidak bisa dipakai sebagai acuan untuk memperkirakan perubahan harga di masa yang akan datang. Walaupun teori ini banyak dipercaya, namun banyak analis keuangan berpikir sebaliknya, yaitu kecenderungan di masa yang akan datang dapat diperkirakan dari gerakan harga saham yang telah ada. Menurut Jones (1999:270) pasar yang efisien dapat terjadi apabila didukung oleh investor yang banyak dan mempunyai karakteristik yang rasional, berorintasi laba maksimal dan berpartisipasi secara aktif di dalam pasar dengan melakukan analisis, menilai dan memperdagangkan saham. Investor dengan karakteristik tersebut adalah price taker yaitu tidak dapat mempengaruhi harga secara individual di dalam pasar. Informasi murah, mudah diperoleh investor dan dapat diperoleh pada waktu yang bersamaan. Informasi pada umumnya bersifat random dan independen satu sama lain. Investor bereaksi secara cepat dan lengkap terhadap informasi baru sehingga informasi tersebut menyebabkan penyesuaian harga saham. Kondisi di atas menyebabkan investor harus selalu mengikuti perkembangan pasar agar senantiasa siap mengambil tindakan yang diperlukan dan dianggap tepat yaitu untuk membeli dan menjual. Berdasarkan informasi yang dikandungnya, pasar modal yang efisien dibagi menjadi tiga bentuk : a. Weak-form Efficient Market Hypothesis (Efisiensi pasar lemah), hipotesis yang menyatakan bahwa harga saham saat ini benar-benar mencerminkan seluruh informasi yang berada di dalam market data (data-data pada pasar modal), seperti harga yang terjadi di masa lalu, volume perdagangan, tingkat bunga, dan informasi pasar pada umumnya seperti jumlah lot transaksi, block trade, dan transaksi yang dilakukan grup tertentu. Asumsi yang ada pada hipotesis ini adalah bahwa harga pasar telah mencerminkan keuntungan yang lalu dan market data seharusnya tidak berhubungan dengan keuntungan yang akan datang. Jadi investor tidak bisa memperoleh sedikit keuntungan dengan mempergunakan trading rules berdasar pada informasi masa lalu yang terdapat di pasar modal. b. Semi strong-form Efficient Market Hypothesis (Efisiensi pasar semi kuat), hipotesis yang menyatakan bahwa harga saham saat ini benar-benar mencerminkan seluruh informasi yang dipublikasikan yaitu informasi dalam market data maupun non market data seperti pendapatan perusahaan, pengumuman deviden, pengumuman akuisisi, price-to-earnings (P/E) ratios, berita mengenai ekonomi maupun politik, dan lain-lain. Asumsi yang ada pada hipotesis ini adalah bahwa yang mengambil keputusan setelah informasi baru dipublikasikan seharusnya tidak memperoleh keuntungan abnormal sebab harga sekuritas telah mencerminkan seluruh informasi yang telah dipublikasikan. c. Strong-form Efficient Market Hypothesis (Efisiensi pasar kuat), hipotesis yang menyatakan bahwa harga saham saat ini benar-benar mencerminkan seluruh informasi baik informasi yang dipublikasikan maupun yang tidak yaitu informasi baru yang dapat diperoleh dari analisis fundamental terhadap perusahaan ataupun perekonomian. Jadi tidak ada investor yang terus-menerus memperoleh keuntungan abnormal sebab harga secara cepat Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 7 menyesuaikan dengan adanya informasi terbaru dengan syarat semua informasi tidak berbiaya dan dapat diperoleh pada waktu yang bersamaan. Pasar yang dinyatakan tidak efisien dalam bentuk efisiensi pasar lemah maka pasar juga tidak efisien dalam bentuk efisiensi pasar semi kuat maupun kuat. Sebaliknya apabila pasar dinyatakan efisien dalam bentuk efisiensi pasar lemah belum tentu pasar efisien dalam bentuk semi kuat apalagi kuat. Tetapi bila pasar dinyatakan efisien dalam bentuk efisiensi pasar kuat maka pasar juga efisien dalam bentuk efisiensi pasar semi kuat maupun lemah. Pengumuman Akuisisi dan Efisiensi Pasar Semi Kuat Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa efisiensi pasar semi kuat mencakup juga non market data meliputi corporate events misalnya merger, akuisisi, reorganisasi, dan lainlain. Terjadinya corporate events menimbulkan dua pertanyaan : a. Akibat apa yang ditimbulkan event ini pada pasar, dan b. Seberapa cepat reaksi pasar pada event ini serta dampaknya pada penyesuaian harga sekuiritas. Sebagai contoh pada akuisisi, apabila saham pada perusahaan target diakuisisi di atas harga pasarnya maka harga saham tersebut akan meningkat, sebaliknya harga saham perusahaan akuisitor akan menurun atau diperkirakan tidak mengalami perubahan karena perusahaan itu dianggap menghargai perusahaan target berlebihan. Sedangkan untuk pertanyaan kedua Reilly dan Norton (1997:228) membuktikan bahwa terjadi penyesuaian yang sangat cepat pada harga sekuiritas terhadap event yang terjadi, dengan kata lain jika harga tidak mengalami perubahan saat berita dipublikasikan atau pada periode sekitar itu maka dianggap event tersebut tidak mempunyai informasi yang relevan. Investor akan menganggap suatu informasi sebagai isyarat positif atau negatif yang akan berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini terjadi pada waktu yang singkat disekitar tanggal pengumuman, selanjutnya investor tidak akan memperoleh keuntungan abnormal karena informasi telah tersebar luas di kalangan investor sendiri. Pada akhirnya setelah periode yang singkat itu berlalu, investor akan mendapatkan tingkat keuntungan yang normal kembali sesuai dengan resiko yang ditanggungnya. Menurut Brigham dan Gapenski (1998:847) yang dimaksud dengan abnormal return yang terkait dengan pengumuman akuisisi adalah perubahan harga saham yang disebabkan oleh faktor diluar perubahan yang terjadi di pasar pada umumnya. Pengujian efisiensi pasar semi kuat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya keuntungan abnormal terhadap suatu informasi, misalnya pengumuman akuisisi. Secara teoritis keuntungan abnormal terjadi secara cepat sehingga sesudah event day tidak akan ada keuntungan abnormal lagi karena semua investor sudah mengetahui dan akan bereaksi secara cepat. Jadi apabila tidak terdapat keuntungan abnormal setelah penyebaran informasi baru, maka dapat dikatakan pasar telah efisien dalam bentuk semi kuat. Pengertian Return Secara definitif dapat dikatakan bahwa return adalah imbalan untuk melakukan investasi kembali. Return adalah satu-satunya cara yang rasional bagi investor untuk membandingkan alternatif investasi yang lain (Jones, 1999:136). Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return) return realisasi merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja perusahaan dan selain itu juga berguna sebagai dasar penentu return ekspektasi dan resiko dimasa yang akan datang. Jadi return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 8 diperoleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa return merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor pada masa mendatang atas investasi yang dilakukannya pada saat ini dan merupakan salah satu faktor yang mendorong investor untuk berinvestasi. a. Pengukuran Return Realisasi Jogiyanto (2000:107) menyatakan bahwa beberapa pengukuran return realisasi yang banyak digunakan antara lain adalah dengan menggunakan return total (total return). Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Return total sering disebut return saja yang dapat diterangkan sebagai berikut : Return = Capital Gain (loss) + Yield Dimana capital gain (loss) yang merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu dapat dihitung dengan rumus : Capital Gain (loss) = Sedangkan yield merupakan prosentase penerimaan harga periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, yield adalah prosentase deviden terhadap harga saham periode sebelumnya. Untuk obligasi, yield adalah prestasi bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi periode sebelumnya. Dengan demikian, return total dapat juga dinyatakan : Return Saham = + Deviden diperoleh setelah pemegang saham memiliki saham tersebut untuk jangka waktu tertentu. Karena dalam penelitian ini kita hanya melihat pergerakan harga saham dalam suatu periode yang singkat yaitu sekitar tanggal pengumuman, maka pendapatan saham yang kita pergunakan hanyalah capital gain (loss) saja. = ……………………………………..(1) Dimana : = return realisasi pada hari ke t Pt = harga saham pada hari ke t Pt-1 = harga saham pada hari ke t-1 b. Pengukuran Return Ekspektasi Seperti penjelasan sebelumnya, return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke t tersebut yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya. Sedang return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Brown dan Warner (dalam Jogiyanto, 2000:416) mengestimasi return ekspektasi dengan menggunakan model estimasi : Mean – Adjusted Model Model disesuaikan rata-rata (mean adjusted model) ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period) sebagai berikut : = …………………………………… (2) Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 9 Dimana : = return ekspektasi sekuritas ke – i pada periode peristiwa ke t = return realisasi sekuritas ke i pada periode estimasi ke t t = lama periode estimasi, yaitu dari sampai dengan Market Model Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) ini dilakukan dengan 2 tahap yaitu : 1) Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi. 2) Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela (event window). Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan : = + + ………………………………… (3) Dimana : = return realisasi sekuritas ke i pada periode estimasi ke t = intercept untuk sekuritas ke i = koefisien slope yang merupakan beta dari ekuitas ke i = return indeks pasar sekuritas pada periode estimasi ke t = kesalahan rasio sekuritas ke I pada periode estimasi ke t Sedangkan untuk menghitung return indeks pasar dipergunakan persamaan : = ……………………………………… (4) Dimana : = pendapatan pasar saham pada periode t = indeks harga saham gabungan pada periode t = indeks harga saham gabungan pada periode t-1 Market Adjusted Model Model disesuaikan pasar (market adjusted model) menganggap bahwa penduga yang terbaik mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. = = ……………………………… (5) c. Pengukuran Abnormal Return Abnormal return atau excess return dari suatu saham menurut Jogiyanto (2000:415) merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor), dengan demikian abnormal return adalah selisih antara return yang sesungguhnya terjadi dengan return ekspektasi. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 10 = -E( = - ) ………………………………………. (6) atau Dimana : = return tidak normal (abnormal return) saham i pada periode t = return sesungguhnya yang terjadi untuk saham i pada periode t = risk free rate / tingkat suku bunga bebas resiko Rata-rata pendapatan abnormal return besarnya dihitung dengan : 1 π΄π΄π t = π ππ‘=1 π΄π it ………………………………………. (7) Dimana : π΄π΄π t = rata-rata pendapatan abnormal keseluruhan perusahaan sampel π΄π it = pendapatan abnormal setiap perusahaan sampel pada periode t n = jumlah sampel Pengumuman Akuisisi Weston dan Copeland (1997:618) menyatakan bahwa pengumuman aktifitas restrukturisasi dapat menyampaikan informasi dan atau tanda kepada pengikut serta pasar. Pada pengumuman akuisisi informasi yang disampaikan bisa berupa perusahaan sasaran berada pada posisi yang menguntungkan, pergantian manajemen, adanya kecenderungan arus kas masa depan meningkat, peningkatan laba yang akan datang, dan pertumbuhan perusahaan yang semakin pesat. Informasi-informasi ini ditangkap oleh investor sebagai isyarat yang akan mempengaruhi investor dalam memutuskan tindakan yang akan diambil, apakah akan menjual atau membeli saham. Tentu saja tidak semua informasi dapat menjadi isyarat bagi investor, hanya informasi yang relevan saja, yaitu informasi yang bisa menyebabkan perubahan harapan terhadap hasil dari suatu peristiwa. Jika investor menilai akuisisi yang dilakukan perusahaan nilainya wajar dan tidak hanya menguntungkan pemegang saham mayoritas saja, maka investor akan mengambil keputusan untuk membeli. Apabila banyak investor yang mengambil keputusan untuk membeli, maka harga saham naik sehingga pendapatan saham akan ikut naik pula sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran yaitu pada saat permintaan naik harga juga ikut naik, jika penawaran tetap dengan asumsi informasi yang diperoleh tidak berbiaya dan investor memperoleh informasi dalam waktu yang bersamaan. Sebaliknya, apabila investor menilai yang dilakukan perusahaan tidak wajar atau hanya menguntungkan pemegang saham mayoritas saja, maka investor akan memutuskan untuk menjual. Dengan asumsi dan teori yang sama, harga saham akan turun sehingga pendapatan saham juga akan turun. Jadi, pengumuman akuisisi diharapkan bisa menyebabkan terjadinya perubahan pendapatan saham yang merefleksikan harapan investor. HIPOTESIS Pengaruh pengumuman akuisisi terhadap perusahaan akuisitor. Penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin dan Sakti (2001:119) dengan menggunakan sampel perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 1998 – 2000 menunjukkan adanya abnormal return positif pada perusahaan akuisitor setelah pengumuman akuisisi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1 : Pengumuman akuisisi berpengaruh positif terhadap abnormal return perusahaan akuisitor. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 11 Pengaruh pengumuman akuisisi terhadap perusahaan target. Secara teoritis suatu informasi mengenai berita akuisisi akan meningkatkan harga saham dipasar. Investor dan emiten akan memberikan sinyal positif bahwa perusahaan mempunyai nilai tambah dan mempunyai efek sinergi setelah diakuisisi. Dengan adanya kondisi yang demikian, harga saham akan meningkat dan abnormal return akan positif. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H2 : Pengumuman akuisisi berpengaruh positif terhadap abnormal return perusahaan target. Perbedaan abnormal return perusahaan akuisitor dengan perusahaan target. Perusahaan akuisitor mempunyai motif dan strategi tertentu untuk mengakuisisi perusahaan target. Dalam hal ini untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan pada abnormal return perusahaan akuisitor dengan perusahaan target, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H3 : Ada perbedaan abnormal return antara abnormal return perusahaan akuisitor dengan perusahaan target akibat pengumuman akuisisi. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang melakukan akuisisi pada periode tahun 2010 sampai dengan bulan Oktober 2012, yaitu sejumlah 118 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan sampel adalah perusahaan akuisitor dan target yang melakukan pengumuman akuisisi serta terdaftar di BEI selama periode penelitian yaitu tahun 2010 sampai dengan Oktober 2012, (2) Perusahaan yang pengumuman akuisisinya dilakukan secara terbuka di media massa serta melaporkan aktifitas akuisisinya ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), (3) Perusahaan sampel tidak mengadakan pengumuman lain seperti pengumuman deviden (kas, saham dan bonus) maupun pemecahan saham selama periode pengamatan, (4) Saham perusahaan tersebut diperdagangkan pada tanggal pengumuman akuisisi. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sampel 22 perusahaan akuisitor dan 7 perusahaan target. Data yang digunakan adalah data dokumenter yang merupakan data sekunder berupa laporan historis yang telah tersusun dalam arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode dokumentasi, yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang berupa tanggal pengumuman akuisisi, harga saham perusahaan, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi, return ekspektasi dan abnormal return. Sedangkan variabel yang dianalisis adalah abnormal return. Definisi operasional variabel meliputi : a. Return realisasi, yaitu pendapatan saham yang sesungguhnya atau pendapatan yang benar-benar diterima oleh investor. Dihitung dengan persamaan (1). b. Return ekspektasi, yaitu pendapatan saham yang diharapkan atau besarnya pendapatan saham yang diharapkan oleh investor dimasa yang akan datang. Dalam menghitung return ekspektasi menggunakan market adjusted model dengan pertimbangan : tidak memerlukan periode estimasi, pasar modal di Indonesia masih dalam tahap berkembang yang memiliki ciri sebagian besar saham yang diperdagangkan transaksinya tidak liquid sehingga saham tersebut jarang diperjual belikan yang berakibat banyak saham yang Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 12 menghasilkan return nol (0) selama tidak terjadi transaksi, yang akan menimbulkan masalah dalam perhitungan koefisien β. Dihitung dengan persamaan (5). c. Abnormal return, yaitu pendapatan yang berasal dari selisih antara pendapatan sesungguhnya dengan pendapatan saham yang diharapkan dan dapat dihitung dengan persamaan (6). Ringkasan definisi operasional variable dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini : Tabel 1 Definisi Operasional Variabel No Variabel 1. Return 2. Return Ekspektasi 3. Abnormal Return Alat Ukur Definisi = = = -E( ) pendapatan saham yang sesungguhnya pendapatan saham yang diharapkan selisih antara pendapatan sesungguhnya dengan pendapatan saham yang diharapkan Sumber: penelitian terdahulu yang diolah Teknik Analisis Data Teknik penelitian yang dipakai untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah: a. Melakukan uji normalitas data untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal atau tidak. Sampel berdistribusi normal apabila Asymptotic sig > tingkat keyakinan yang digunakan dalam pengujian, dalam hal ini adalah 95% atau α 5%. Sebaliknya dikatakan tidak normal apabila Asymptotic sig < tingkat keyakinan. Pengujian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov pada program SPSS versi 20.0. b. Menentukan alat uji hipotesis berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov Smirnov apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Jika hasil uji menunjukkan sampel berdistribusi normal maka uji hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji parametrik (sample t-test). Tetapi apabila sampel tidak berdistribusi normal maka uji beda yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji non parametrik (wilcoxon sign test). Pengujian ini juga menggunakan program SPSS versi 20.0. c. Mempersepsikan data hasil output dari program SPSS dengan hipotesis pada penelitian ini. d. Membuat kesimpulan dari hasil persepsi tersebut. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 13 HASIL PENELITIAN Sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3 dibawah: Tabel 2 Daftar Sampel Perusahaan Akuisitor Periode 2010 – 2012 No Tanggal Pengumuman Nama Perusahaan Kode Saham Kategori Industri % Advertising, Printing 5% & Media PT Charoen Pokphand Jaya Farm CPIN Animal Feed 5% Automotive & PT Astra International Tbk ASII 5% Components PT Bank Permata, Tbk BNLI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) BBRI Banking 14% PT Bank Pembangunan Daerah Jawa BJBR Barat dan Banten Tbk PT Berau Coal Energy Tbk BRAU Coal mining 5% PT Multipolar Technology MLPL Investment Company 5% PT Aneka Tambang Tbk ANT Metal & Mineral 5% PT Tower Bersama TBIG Non Building 14% PT Solusi Tunas Pratama SUPR Construction PT Indika Energy Infrastructure INDY PT Kalbe Farma Tbk KLBF Pharmaceuticals 5% PT Agung Podomoro Land Tbk APLN Property And Real 14% PT Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA Estate PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI PT Mitra Adi Perkasa MAPI Retail Trade 5% PT Bhakti Capital Indonesia Tbk BCAP Securities 5% PT Indorama Synthetics Tbk INDR Textile, Garment 5% Toll Road, Airport, PT Jasa Marga (Persero) Tbk JSMR 5% Harbor PT United Tractors Pandu UNTR Wholesale 9% PT Tunas Ridean Tbk TURI Total 100% 1 28/06/2011 PT Elang Mahkota Teknologi Tbk 2 08/06/2011 3 27/12/2010 4 5 29/12/2010 14/03/2011 6 17/10/2012 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 21/06/2011 22/06/2012 18/05/2011 08/09/2011 26/01/2012 16/01/2012 03/08/2012 13/04/2011 28/11/2011 28/08/2012 12/10/2011 11/01/2011 14/10/2011 20 10/06/2011 21 22 09/07/2012 19/09/2012 EMTK Sumber: KPPU, Pojok Bursa Efek Indonesia STIESIA: IDX Fact Book 2010-2012(diolah) Pada tabel 2 diatas terdapat 22 perusahaan akuisitor dari 43 perusahaan akuisitor yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini. Dalam tabel juga dapat diketahui tanggal pengumuman akuisisi, kode saham masing-masing perusahaan akuisitor, kategori industri berdasarkan Jakarta Stock Industrial Classification (JASICA), dan prosentase kategori industri dalam sampel perusahaan akuisitor secara keseluruhan. Sedangkan pada tabel 3 dibawah terdapat 7 perusahaan target dari 75 perusahaan target yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini. Dalam tabel juga dapat diketahui tanggal pengumuman akuisisi, kode saham masing-masing perusahaan target, kategori industri berdasarkan Jakarta Stock Industrial Classification (JASICA), dan prosentase kategori industri dalam sampel perusahaan target secara keseluruhan. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 14 Tabel 3 Daftar Sampel Perusahaan Target Periode 2010 – 2012 Tanggal Kode No Nama Perusahaan Kategori Industri Pengumuman Saham Advertising, Printing 14% And Media 1 28/06/2011 PT Indosiar Karya Media Tbk IDKM 2 3 4 08/06/2011 14/03/2011 02/03/2011 PT. Cipendawa Agriindustri PT Bank Agroniaga, Tbk PT Sorini Agro Asia 5 10/06/2011 PT Asuransi Jiwa Sinar Mas CPDW Animal Husbandary AGRO Banking SOBI Chemicals Credit Agencies SMMA Other than Bank 6 7 19/07/2011 16/01/2012 PT Mobile 8 Telecom Tbk PT Mitrabahtera Segara Sejati FREN MBSS % 14% 14% 14% 14% Telecommunication 14% Transportation 14% Total 100% Sumber: KPPU, Pojok Bursa Efek Indonesia STIESIA: IDX Fact Book 2010-2012(diolah) Berdasarkan data yang didapat dari masing-masing perusahaan akuisitor maupun perusahaan target dapat diketahui harga saham serta IHSG pada periode pengamatan (event window) 22 hari sebelum pengumuman akuisisi dan 22 hari setelah pengumuman akuisisi. Periode pengamatan tersebut dinilai cukup untuk melihat kandungan informasi tentang pengumuman akuisisi serta melihat reaksi pasar yang terjadi. Hal ini juga didasarkan pada penelitian Sartono dan Yamanto (dalam Payamta dan Setiawan, 2004:269) yang menyatakan bahwa kemampuan pasar untuk menyerap informasi sempurna di Bursa Efek Jakarta (BEJ) membutuhkan waktu 22 hari. Hasil dari harga saham serta IHSG pada periode pengamatan dapat dihitung dan diketahui abnormal return saham yang terjadi. Menghitung abnormal return saham dengan menggunakan persamaan : = - Dimana : = return tidak normal (abnormal return) saham i pada periode t = return sesungguhnya yang terjadi untuk saham i pada periode t = indeks harga saham gabungan pada periode t = indeks harga saham gabungan pada periode t-1 Setelah abnormal return saham dapat diketahui maka dapat dihitung rata-rata abnormal return saham dengan menggunakan persamaan : 1 π΄π΄π t = π ππ‘=1 π΄π it Dimana : π΄π΄π t = rata-rata pendapatan abnormal keseluruhan perusahaan sampel π΄π it = pendapatan abnormal setiap perusahaan sampel pada periode t n = jumlah sampel Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 15 Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov yang merupakan metode umum untuk menguji normalitas data. Hasil output dari SPSS dapat dilihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. * AARAkuisitor .077 45 .200 .985 45 .831 AARTarget .115 45 .167 .929 45 .009 *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction Sumber: Output SPSS 20, data sekunder diolah Dari tabel 4 diatas terlihat bahwa nilai probabilitas > taraf signifikansi yang ditetapkan (α=0.05) yaitu 0.2 dan 0.167 sehingga dapat disimpulkan bahwa data sampel berdistribusi normal. Untuk data berdistribusi normal maka untuk menguji hipotesis digunakan Sample t-test. Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis 1 Dengan mengunakan One sample t-test hasil output dari SPSS dapat dilihat pada tabel 5 berikut: Tabel 5 One-Sample Test Perusahaan Akuisitor Test Value = 0 N t df AARAkuisitor .954 44 Sig. (2tailed) .345 Mean Difference .0009867 95% Confidence Interval of the Difference Lower -.001098 Sumber: Output SPSS 20, data sekunder diolah Hasil uji di atas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.345 (α > 5%). Hal ini berarti hipotesis pertama (H1) ditolak yang dapat disimpulkan bahwa tidak ada abnormal return yang positif pada perusahaan akuisitor terhadap pengumuman akuisisi yang terjadi. Pengujian Hipotesis 2 Menguji hipotesis kedua juga menggunakan One sample t-test dengan hasil output dari SPSS pada tabel 6 berikut: Tabel 6 One-Sample Test Perusahaan Target N Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Sig. (2Mean Difference t df tailed) Difference Lower AARTarget .525 44 .602 .0008267 -.002344 Sumber: Output SPSS 20, data sekunder diolah Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 16 Hasil uji di atas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.602 (α > 5%). Hal ini berarti hipotesis kedua (H2) ditolak yang dapat disimpulkan bahwa tidak ada abnormal return yang positif pada perusahaan target terhadap pengumuman akuisisi yang terjadi. Pengujian Hipotesis 3 Menguji hipotesis ketiga dengan menggunakan Paired sample t-test dengan hasil output SPSS pada tabel 7 berikut: Tabel 7 Paired Samples Test Mean Pair 1 Paired Differences Std. Std. 95% Confidence Deviation Error Lower Upper t AARakuisitor .0001600 .0114244 .0017030 -.0032723 .0035923 .094 AARtarget df Sig. (2-tailed) 44 .926 Sumber: Output SPSS 20, data sekunder diolah Tabel 7 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.926 (α > 5%). Hal ini berarti hipotesis ketiga (H3) ditolak yang dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada abnormal return perusahaan akuisitor dengan abnormal return perusahaan target akibat dari pengumuman akuisisi yang terjadi. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisa pada keseluruhan sampel selama periode pengamatan tidak ada nilai abnormal return positif yang signifikan pada tingkat 5 %. Secara umum hasil penelitian ini menolak hipotesis yang diajukan, yang berarti tidak terdapat abnormal return positif terhadap pengumuman akuisisi baik pada perusahaan akuisitor maupun pada perusahaan target. Secara teoritis suatu informasi mengenai berita akuisisi akan meningkatkan harga saham dipasar. Investor dan emiten akan memberikan sinyal positif bahwa perusahaan mempunyai nilai tambah dan mempunyai efek sinergi setelah diakuisisi. Dengan adanya kondisi yang demikian, harga saham akan meningkat akibat adanya berita akuisisi. Namun hasil dari penelitian ini menunjukkan pasar tidak bereaksi positif terhadap pengumuman akuisisi tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata abnormal return yang bernilai negatif baik pada perusahaan akuisitor maupun perusahaan target. Pada perusahaan akuisitor sebagian besar menunjukkan abnormal return negatif, yaitu sebanyak 520 (53%) dibandingkan dengan abnormal return positif sebanyak 469 (47%). Sedangkan pada perusahaan target sebagian besar juga menunjukkan abnormal return negatif, yaitu sebanyak 179 (57%) dibandingkan dengan abnormal return positif sebanyak 136 (43%). Terjadinya penurunan abnormal return saham mengindikasikan bahwa informasi tentang pengumuman akuisisi yang tersebar di pasar sudah merata (simetris informasi), hal ini terjadi karena adanya prediksi yang sama dari para investor tentang motivasi dari perusahaan yang melakukan akuisisi sehingga sebaran informasi yang ada di pasar modal sudah merata, yang pada akhirnya tidak ada investor yang mempunyai informasi lebih untuk mendapatkan return diatas normal. Penurunan abnormal saham juga dapat mengindikasikan bahwa pengumuman akuisisi dianggap sebagai informasi yang wajar-wajar saja oleh investor atau tidak dapat memberikan efek secara ekonomis sehingga investor mempunyai tingkat pengharapan untuk memperoleh return yang sama. Namun dapat juga sebaliknya, investor tidak memiliki informasi tentang motivasi apa sehingga perusahaan melakukan akuisisi apakah Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 17 menyangkut motif ekonomi (adanya target pada keunggulan kompetitif) atau motif non ekonomi (perusahaan sudah lemah secara modal dan keterampilan manajemen). Dengan ketidaktahuannya para investor terhadap motif perusahaan dalam melakukan akuisisi menyebabkan tidak adanya keberanian investor dalam melakukan spekulasi baik membeli atau menjual saham perusahaan tersebut, sehingga tidak terjadi abnormal return saham yang signifikan. Hal ini juga ditunjukkan dengan rata-rata abnormal return yang bernilai negatif pada perusahaan target yaitu sebanyak 25 hari (56%) yang lebih banyak dibandingkan rata-rata abnormal return yang bernilai positif yaitu sebanyak 20 hari (44%) selama periode uji 45 hari. Pasar yang tidak memberikan reaksi positif terhadap pengumuman akuisisi disebabkan oleh faktor pengumuman akuisisi itu sendiri bukan merupakan sebuah kabar yang mengejutkan. Informasi tersebut telah diketahui publik sebelumnya atau adanya kebocoran informasi terlebih dahulu sebelum dilakukan pengumuman. Kebocoran informasi terlebih dahulu sebelum dilakukan pengumuman adalah hal wajar yang disebabkan oleh proses pelaksanaan akuisisi yang membutuhkan waktu agak lama. Proses yang lama dikarenakan akuisisi harus disetujui oleh pihak manajemen perusahaan dan pemilik saham perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dalam RUPS tersebut harus dihadiri oleh ¾ (tiga seperempat) bagian dari jumlah keseluruhan saham dengan hak suara hadir/diwakili. RUPS ini baru akan sah apabila rencana akuisisi tersebut disetujui paling sedikit oleh ¾ (tiga seperempat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali jika anggaran dasar mengatur kuorum yang lebih besar. Proses inilah yang menyebabkan abnormal return yang signifikan tidak terjadi disekitar pengumuman tetapi terjadi jauh sebelum pengumuman tersebut. Hal ini memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Widyaputra (2006:98) dan Nadya (2010:71) yang menyatakan pengumuman merger dan akuisisi tidak memberikan respon yang positif terhadap saham perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi atau tidak adanya respon yang signifikan terhadap saham perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi sehingga abnormal return saham yang terjadi juga tidak signifikan. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Desai dan Stover (1985:152) yang menemukan bahwa perusahaan akuisitor memiliki rata-rata abnormal return yang signifikan positif di seputar hari pengumuman serta hasil penelitian Fadia (2008:51) yang menyimpulkan terjadi abnormal return positif namun terjadinya pada periode sebelum pengumuman, sedangkan setelah pengumuman menunjukkan abnormal return negatif meskipun abnormal return yang terjadi sebelum maupun sesudah pengumuman akuisisi tidak signifikan. Desai dan Stover menggunakan data perusahaan pada era informasi masih sulit didapatkan oleh para investor, sedangkan Fadia hanya meneliti dalam lingkup bank pada periode terjadinya krisis moneter. Bocornya informasi sebelum hari pengumuman akuisisi menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia belum memenuhi asumsi pasar modal efisien, di mana semua informasi baik informasi data pasar historis, informasi pada saat ini, maupun informasi tentang peristiwa yang akan terjadi diketahui oleh semua pelaku pasar secara serentak (Jones, 1996:270). Hal ini didukung juga dengan pendapat Amin dan Pakereng (2001:379) bahwa pengumuman akuisisi dan merger tidak menjamin pasar akan efisien. Berdasarkan uji hipotesis ketiga dapat disimpulkan tidak terjadi perbedaan yang signifikan terhadap abnormal return pada perusahaan akuisitor dengan abnormal return perusahaan target yang berarti reaksi pasar terhadap perusahaan akuisitor dan perusahaan target di sekitar tanggal pengumuman akuisisi hampir tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Perusahaan akuisitor dan perusahaan target cenderung memperoleh abnormal return negatif di sekitar tanggal pengumuman akuisisi meskipun abnormal return yang terjadi Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 18 tidak signifikan. Namun jika dilihat dari nilai CAAR (cumulative average abnormal return) positif pada akhir periode uji baik pada perusahaan akuisitor maupun perusahaan target menunjukkan bahwa akuisisi memberikan kemakmuran bagi pemegang saham perusahaan akuisitor maupun perusahaan target. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin dan Sakti (2001:119) dimana perusahaan akuisitor memperoleh abnormal return positif yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman akuisisi sedangkan perusahaan target memperoleh abnormal return negatif. Penelitian oleh Payamta dan Setiawan (2004:279) juga mengemukakan hal yang sama bahwasanya terdapat abnormal return saham yang signifikan selama periode 22 hari sebelum dan 22 hari setelah pengumuman merger dan akuisisi, tetapi abnormal return sesudah merger dan akuisisi mengalami penurunan (bernilai negatif) dibandingkan sebelum pengumuman merger dan akuisisi. Namun tidak demikian dengan hasil penelitian Prabowo (2005:76) yang selaras dengan hasil penelitian ini, menyatakan bahwa secara jangka pendek akuisisi tidak berpengaruh pada return saham, dan hanya memberikan return saham yang kecil bagi investor. Perbedaan hasil penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan kondisi pasar modal yang selalu berfluktuatif. Banyak aspek yang mempengaruhinya baik itu aspek ekonomi maupun aspek non ekonomi. Perbedaan periode penelitian, data serta metode penelitian yang digunakan mempengaruhi hasil penelitian meskipun variabel yang digunakan sama, yaitu abnormal return saham. Selain kebocoran informasi, hal lain yang dapat mempengaruhi kecilnya nilai return saham yang terjadi terhadap pengumuman akuisisi adalah kondisi ekonomi makro pada saat pengumuman, kebijakan atau peraturan pemerintah yang sedang dan akan diterapkan, serta keterbukaan dan ketersediaan informasi tentang para pelaku pasar modal secara objektif. Perusahaan yang sukses dalam mengakuisisi mampu menekankan inovasi dan meneruskan investasi penelitian dan pengembangan produk sebagai bagian dari strategi keseluruhan. Komitmen manajemen untuk inovasi harus kuat dan tinggi. Kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas yang tinggi harus dimiliki perusahaan masing-masing. Pengalaman akan manajemen perubahan merupakan suatu syarat yang mutlak yang akan membantu perusahaan untuk lebih cepat, lebih efisien, dan lebih efektif dalam proses akuisisi yang berlangsung untuk menghasilkan sinergi yang positif. Itulah pentingnya bagi perusahaan-perusahaan agar ketika akan melakukan akuisisi tetap memperhatikan waktu (timing) yang tepat, informasi yang relevan dan objektif serta pemahaman dan penerapan terhadap aturan yang berlaku. Akuisisi tidak lagi hanya sekedar menggabungkan dua perusahaan atau lebih, atau sekedar mengambil alih kepemilikan perusahaan, tetapi merupakan suatu keputusan strategis yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang matang. SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Berdasarkan analisis data dan hasil pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Tidak ada pengaruh positif terhadap pengumuman akuisisi pada perusahaan akuisitor dan perusahaan target disekitar tanggal pengumuman akuisisi. b. Abnormal return saham yang terjadi cenderung negatif baik pada perusahaan akusitor maupun pada perusahaan yang diakuisisi (target) disekitar tanggal pengumuman akuisisi. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 19 c. Pengaruh positif terjadi jauh sebelum tanggal pengumuman akuisisi yang disebabkan oleh informasi yang telah diketahui terlebih dahulu oleh pasar. d. Informasi yang terlebih dahulu diketahui oleh pasar menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia belum memenuhi asumsi pasar modal efisien. e. Akuisisi memberikan kemakmuran bagi pemegang saham perusahaan akuisitor maupun perusahaan target dilihat dari nilai CAAR positif pada akhir periode uji. f. Reaksi pasar terhadap perusahaan akuisitor dan perusahaan target disekitar tanggal pengumuman akuisisi tidak ada perbedaan yang signifikan. Keterbatasan Data yang tersedia pada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang sesuai dengan PP No.57 tahun 2010 tentang Penggabungan atau Peleburan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan hanya pada periode Agustus 2010 sampai dengan sekarang, sehingga periode pengamatan yang pendek menjadi kendala dalam penelitian ini. Model perhitungan abnormal return pada penelitian ini hanya menggunakan metode Market Adjusted Model, sedangkan metode lainnya tidak digunakan. Untuk penelitian berikutnya dapat memperpanjang periode penelitian serta menggunakan alternatif model perhitungan abnormal return yang lain, sehingga hasil yang diperoleh akan semakin baik. DAFTAR PUSTAKA Amiruddin, U. dan S. Kurniawan. 2001. Reaksi Pasar Atas Pengumuman Akuisisi Pada Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi Universitas Airlangga 11(2): 89-120. Boediono dan W. Koster. 2001. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas. Edisi Pertama. Remaja Rosdakarya. Bandung. Brealey, R. A., S. C. Myers dan A. J. Marcus. 1999. Fundamentals of Corporate Finance. Second edition. Irwin Mcgraw-Hill. Boston. Brigham, E. F. dan L. C. Gapenski. 1998. Intermediate Finansial Management. Seventh edition. The Dryden Press International. Philadelphia. Desai, A. S. dan R. D. Stover. 1985. Bank Holding Company Acquisition, Stockholder Return and Regulatory Uncertainty. Journal of Financial Research 8(2): 145-156. Fadia. 2008. Pengaruh Pengumuman Merger dan Akuisisi Terhadap Return Saham Bank Umum Di Bursa Efek Jakarta Periode 1997-2002. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis 2(1): 40-54. Gurendrawati, E. dan B. Sudibyo. 1999. Studi Empiris tentang Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi untuk Merger dan Akuisisi terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 2(7): 196-210. Horne, J. C. V. 1999. Financial Management and Policy. Ninth edition. Prentice Hall. New Jersey. Hutagalung, A. 2002. Reaksi Pemegang Saham Terhadap Pengumuman Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Jakarta. Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen 4(2): 5-20. Jogiyanto. 2000. Teori Portfolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta. Jones, C. P. 1999. Investment, Analysis and Management. Ninth Edition. Jhon Willey & Sons, Inc. New York. Levy, H. dan M. Sarnat. 1999. Capital Investment and Financial Decision. Ninth Edition. Prentice Hall. New York. Nilam, L. N. 2010. Analisis Perbedaan Tingkat Abnormal Return dan Rasio Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi. Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 5 (2013) 20 Nurdin, D. 1996. Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi Pada Perusahaan Go Publik di Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis 3(1): 54-61. Payamta dan D. Setiawan. 2004. Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 7(3): 265-282. dan Sholikah. 2001. Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Manajemen 1(1): 17-41. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2010 Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan. 20 Juli 2010. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 89. Jakarta. Prabowo, Y. I. 2005. Pengaruh Akuisisi Terhadap Trading Volume Activity dan Return Saham. Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Negeri. Malang. Rahmawati, E. N. dan E. Tendelilin. 2001. Pengaruh Pengumuman Merger dan Akuisisi terhadap Return Perusahaan Target di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi 1(2): 153-170. Reilly, F. K. dan Norton. 2000. Investment Analysis and Portfolio Management. Fourth edition. The Dryden Press International. Philadelphia. Saiful. 2003. Abnormal Return Perusahaan Target dan Industri Sejenis Sekitar Pengumuman Merger dan Akuisisi. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen 3(1): 76-90. Suryabrata, S. 1995. Metodologi Penelitian. Rajawali. Jakarta. Suryawijaya, M. A. dan F. A. Setiawan, 1998. Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri. Jurnal Kelola 7(18): 145 Suta, I. P. G. A. 1992. Akuisisi dan Implikasinya bagi Perusahaan Publik. Seminar Akuisisi dan Dampak Globalisasi Terhadap Pasar Modal Indonesia Jakarta, 25 Agustus: 1-20. Weston, J. F. dan T. E. Copeland. 1997. Manajerial Finance. Ninth Edition. The Dryden Press International. Philadelphia. Terjemahan A. J. Wasana dan K. Brandoko. Manajemen Keuangan. Edisi 10. Binarupa Aksara. Jakarta. Wibowo, A. dan Y. M. Pakereng. 2001. Pengaruh Pengumuman Merger dan Akuisisi terhadap Return Saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 16(4): 372-387. Widjaja, G. 2002. Merger Dalam Perspektif Monopoli. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Widyaputra, D. 2006. Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan & Abnormal Return Saham Sebelum & Sesudah Merger dan Akuisisi. Tesis. Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Yudyatmoko dan A. Na’im. 2000. Pengaruh Akuisisi Terhadap Perubahan Return Saham dan Kinerja Perusahaan. Seminar Nasional Akuntansi III Jakarta, 2 September: 794-816. βββ