Kebijakan Penataan Ruang Jabodetabekpunjur

advertisement
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Click to edit Master title style
Kebijakan Penataan Ruang
Jabodetabekpunjur
Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan
Bogor, 28 November 2013
1
Kerangka paparan
• Dasar hukum
• PP 26/2008
• Perpres 54/2008
– Tujuan
– Sasaran
– Peran
– Fungsi
• Peninjauan kembali RTR KSN
Jabodetabekjur
2
Dasar hukum
PP 26/2008
• Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
Perpres 54/2008
• Penataan Ruang Jabodetabekjur (RTR
KSN).
3
PP 26/2008
KSN: wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
memiliki pengaruh sangat penting secara nasional terhadap
kedaulatan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan,
termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia;
KSN Jabodetabekpunjur berperan sebagai pusat perekonomian
wilayah dan nasional sekaligus sebagai kawasan konservasi air dan
tanah serta keanekaragaman hayati:
• meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tetap mempertahankan
kelestarian lingkungan hidup.
4
Dasar penyusunan
Pedoman penataan ruang terpadu
• Antara pemerintah dan pemerintah daerah
• Antarpemerintah daerah
Acuan bagi pemangku kepentingan
•
•
•
•
Konservasi air dan tanah
Menjamin tersedianya air tanah dan air permukaan
Penanggulangan banjir
Pengembangan sosial ekonomi
5
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Click to edit Master title style
Perpres 54/2008
6
Tujuan (Pasal 2 Ayat 1)
keterpaduan
penyelenggaraan
penataan ruang
antardaerah
mewujudkan daya
dukung lingkungan yang
berkelanjutan dalam
pengelolaan kawasan,
mengembangkan
perekonomian wilayah
yang produktif, efektif,
dan efisien
• sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan;
• memperhatikan keseimbangan kesejahteraan dan
ketahanan;
• untuk menjamin tetap berlangsungnya konservasi air dan
tanah,
• menjamin tersedianya air tanah dan air permukaan,
• menanggulangi banjir
• berdasarkan karakteristik wilayah
• terciptanya kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan
• pembangunan yang berkelanjutan
7
Sasaran (Pasal 2 Ayat 2)
terwujudnya kerja sama penataan ruang antarpemerintah
daerah;
terwujudnya peningkatan fungsi lindung terhadap tanah,
air, udara, flora, dan fauna;
tercapainya optimalisasi fungsi budi daya; dan
tercapainya keseimbangan antara fungsi lindung dan fungsi
budi daya.
8
Peran (Pasal 3)
Acuan bagi
penyelenggaraan
pembangunan
dengan upaya:
• konservasi air dan tanah,
• menjamin tersedianya air
tanah dan air permukaan,
• penanggulangan banjir,
• pengembangan ekonomi
untuk kesejahteraan
masyarakat.
9
Fungsi (Pasal 4)
Pedoman bagi
semua pemangku
kepentingan
dalam
penyelenggaraan
penataan ruang,
melalui kegiatan :
•perencanaan tata
ruang,
•pemanfaatan ruang,
•pengendalian
pemanfaatan ruang.
10
Cakupan kawasan (Pasal 5)
Kab Bogor
Kota Bogor
KSN Jabodetabekpunjur
Kab Bekasi
Prov Jawa Barat
Kota Bekasi
Prov DKI Jakarta
Kota Depok
Sebagian Kab
Cianjur
Kab Tangerang
Prov Banten
Kota Tangerang
11
Lingkup (Pasal 6)
kebijakan dan strategi penataan ruang,
rencana tata ruang Kawasan Jabodetabekpunjur,
arahan pemanfaatan ruang, arahan pengendalian
pemanfaatan ruang,
pengawasan pemanfaatan ruang,
kelembagaan, peran masyarakat, dan pembinaan
12
RTR Jabodetabekpunjur
Kawasan lindung
Zona inti
Pola ruang
Zona budidaya
Kawasan budidaya
RTR
Zona penyangga
Transportasi darat, laut,
udara
Sistem pusat permukiman
Penyediaan air baku
Sistem sarana dan prasarana
wilayah
Pengelolaan air limbah dan
limbah B3 dan persampahan
Struktur ruang
Drainase dan pengelolaan
banjir
Jaringan tenaga listrik dan
komunikasi
13
N1
B7/HP
B6
N1
N1 B4/HP
N1
B7
B5
B5
B2
B1
B2
B1
B3
B3
B1
B1
B2
B2
B4/HP
B4
B4
B2
B3
B4/HP
B4/HP
B3
B2
B4
B2
N2
N1
B4/HP
N2
N2
N2
N1
Struktur pusat permukiman
(Pasal 13)
• Kota Inti: Jakarta
• Kota Satelit:
–
–
–
–
Kota Bogor
Kota Depok
Kota Tangerang
Kota Bekasi
Tangerang
Serpong/BSD
Cinere
Cimanggis
Cileungsi
Setu
Tambun/Cikarang
Bekasi
Serpong/
BSD
Tambun/
Cikarang
Setu
Cinere
• Sub pusat perkotaan:
•
•
•
•
•
•
Jakarta
Cimangis
Cileungsi
Depok
Bogor
15
Arahan pengendalian (Pasal 49)
RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota harus disesuaikan dengan RTR
Jabodetabekpunjur.
RTRW dijabarkan lebih lanjut dalam rencana rinci
• Ditetapkan dengan perda.
• Dilengkapi dengan peraturan zonasi.
• Penyusunan rencana rinci dan peraturan zonasi didasarkan pada indeks konservasi.
Indeks konservasi alami dan indeks konservasi aktual digunakan untuk
menentukan alokasi pemanfaatan ruang yang meliputi
• permukiman, ruang terbuka hijau, perkantoran, dan kegiatan pertanian;
• amplop ruang yang meliputi koefisien dasar ruang hijau, KDB, KLB, dan garis sempadan
bangunan;
• rekayasa teknologi yang diperlukan.
16
Pengendalian (Pasal 51-52)
Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan untuk
mewujudkan tertib tata ruang
• peraturan zonasi,
• perizinan,
• pemberian insentif dan disinsentif,
• pengenaan sanksi.
Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan pula dalam
rangka penyelesaian administrasi pertanahan
• pemohon memenuhi syarat-syarat menggunakan dan memanfaatkan tanah
sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
• syarat menggunakan dan memanfaatkan tanah merupakan satu kesatuan
proses dalam penyelenggaraan administrasi pertanahan.
17
Pengawasan (Pasal 59)
Pengawasan pemanfaatan ruang melalui
• pemantauan,
• pelaporan,
• evaluasi.
Kegiatan pemantauan, pelaporan, dan evaluasi diselenggarakan secara
berkesinambungan
• oleh pemerintah dan pemerintah daerah.
penyelenggaraan pengawasan
• Pemerintah dan
• pemerintah daerah
• melibatkan partisipasi masyarakat.
18
Kelembagaan, peran masyarakat
dan pembinaan (Pasal 63-65)
Koordinasi teknis penataan ruang Kawasan
Jabodetabekpunjur sebagai kawasan strategis nasional
dilakukan oleh Menteri.
Koordinasi kelembagaan dan kebijakan kerja sama
antardaerah di Kawasan Jabodetabekpunjur dilakukan
dan/atau difasilitasi oleh badan kerja sama antardaerah.
Peran masyarakat melalui partisipasi, dilakukan sesuai
dengan kondisi masyarakat setempat dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
19
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Click to edit Master title style
Peninjauan kembali Perpres 54/2008
20
Definisi
21
Prinsip revisi
• Rencana struktur ruang dan pola ruang
harus dipertahankan karena menyangkut
kepastian hukum dan untuk menjaga
konsistensi RTR;
• Isu strategis yang belum diakomodir dalam
Perpres 54/2008 akan diakomodir dalam
revisi Perpres RTR.
22
Penilaian
• Kesesuaian antara rencana struktur dengan
RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota;
• Kesesuaian antara rencana pola
pemanfaatan ruang dengan RTRW
Provinsi/Kabupaten/Kota;
• Pengembangan kelembagaan;
• Substansi yang perlu dicakup.
23
24
25
26
27
28
Ancaman, Kerawanan, Kerentanan,
dan Risiko Bencana
 Ancaman: suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan
bencana;
 Kerawanan: kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,
klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi
pada suatu kawasan untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi
kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan
mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya
tertentu;
 Kerentanan: suatu kondisi dari suatu komunitas atau masyarakat
yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan dalam
menghadapi ancaman bencana;
 Risiko: potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
kawasan dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian,
luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,
kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat;
29
Provinsi
Menurun
Tetap
DKI Jakarta
kegagalan teknologi,
konflik sosial
Jawa Barat
gelombang ekstrim &
abrasi, epidemi &
wabah penyakit,
kebakaran hutan &
lahan, kegagalan
teknologi, dan konflik
sosial
tsunami, epidemi &
wabah penyakit, dan
konflik sosial
gelombang ekstrim & banjir
abrasi, cuaca ekstrim,
epidemi & wabah
penyakit, gempa bumi,
dan tsunami
kekeringan, cuaca
banjir
ekstrim, gempa bumi,
letusan gunung api,
tanah longsor, dan
tsunami
Banten
gelombang ekstrim &
abrasi, dan kebakaran
hutan & lahan
Naik
banjir, kegagalan
teknologi, cuaca
ekstrim, dan tanah
longsor
30
Risiko bencana
Kaw. Bopunjur (Bogor, Puncak,
Cianjur)
 Wilayah Hulu :
Kaw. Penyangga DKI (Depok,
Bekasi, Tangerang, dll)
DKI Jakarta
 Wilayah Tengah :
 Wilayah Hilir :
31
32
Peta Ancaman Banjir
1
2
32
Peta Kerentanan Banjir
33
34
Peta Risiko Banjir
1
2
3
• Wilayah risiko banjir
rendah-sedang.
• Rencana ruang untuk
lindung, lahan basah,
permukiman rendah,
dan bandara.
• Isu reviu: pengelolaan
lingkungan untuk
melindungi bandara dari
banjir.
• Wilayah risiko banjir
tinggi.
• Rencana ruang untuk
permukiman padat.
• Isu reviu: manajemen
risiko bencana
(kesiapsiagaan,
penguatan
infrastruktur, dsb).
• Wilayah risiko banjir sedang-tinggi.
• Rencana ruang di domisasi lindung, lahan basah
dan permukiman padat-sedang.
• Isu reviu: Optimalkah rencana alokasi ruang ini?
Perlu dipertimbangkan alternatif peruntukan ruang
yang lebih optimal dengan risiko yang ada?
34
35
Peta Ancaman Tanah Longsor
1
2
35
Peta Kerentanan Tanah Longsor
36
37
Peta Risiko Tanah Longsor
• Wilayah risiko longsor
tinggi.
• Rencana ruang untuk
lindung.
• Isu reviu: rencana sudah
tepat (no issues).
1
• Wilayah risiko longsor
cenderung tinggi.
• Rencana ruang untuk
permukiman rendah.
• Isu reviu: konversi lahan
menuju permukiman
sedang perlu
diperhatikan.
2
37
Sumber
• PP 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
• Perpres 54/2008 tentang Penataan Ruang
Jabodetabekjur;
• Kementerian PU 2013, Hasil peninjauan kembali
Perpres 54/2008 tentang Penataan Ruang
Jabodetabekjur;
• Kementerian PPN/Bappenas 2013, Peninjauan
kembali Perpres 54/2008: tinjauan bencana.
38
Terima kasih
[email protected]
T: 021 3927412
F: 021 3926601
39
40
Tahapan-tahapan Pembahasan Dalam Proses Penyusunan
Perpres 54/2008
1997-2003
Penyusunan Rakeppres ttg RTR
Kawasan Jabotabek sebagai
kawasan tertentu menurut PP
47/1997 ttg RTRWN
Penggabungan materi Peraturan
Penataan Ruang Terkait
Jabodetabekpunjur
•Kepres No 114/1999
•Kepres No 1/1997
•Kepres No 52/1995
•Kepres No 73/1995
2004
2005
• pembahasan di Sekretariat
Kabinet
• pengiriman naskah Raperpres
oleh Menko Perekonomian
Kepada Presiden
• Pengembalian naskah
Raperpres Kepada Menko
Perekonomian untuk dilakukan
penajaman materi
2007
• Rancangan Perpres dikirim oleh Menko
Perekonomian kepada Presiden.
• pembahasan di Sekkab yang meminta
agar dilakukan sinkronisasi dengan
rencana reklamasi DKI Jakarta dan Kab.
Tangerang
• Penyerasian RTRW Prov. Jawa Barat
-
Pengiriman Naskah
Raperpres oleh Menko
Perekonomian Kepada
Sekretaris Kabinet
2008
• Rakortas BKTRN tingkat Menteri dengan
kesepakatan raperpres sudah dapat
difinalisasi dengan melakukan sedikit
perbaikan nomenklatur
• April 2008:
Menko Perekonomian
mengirimkan naskah Raperpres yang telah
diparaf oleh 5 menteri yaitu: Menko
Perekonomian, Menteri PU, Menteri Dalam
Negeri, Kepala Bappenas dan Menteri
Kehutanan
2006
Proses kesepakatan terhadap
materi Raperpres melalui
penandatanganan oleh
pemerintah provinsi, kabupaten,
dan kota di wilayah JabodetabekPunjur untuk dilakukan
percepatan pengesahan
Raperpres Jabodetabek-Punjur
menjadi Peraturan Presiden.
STATUS PENETAPAN PERDA RTRW DAERAH DI KAWASAN
JABODETABEKPUNJUR
Per 28 Desember
2012, status
Perda RTRW
Provinsi,
Kabupaten dan
Kota yang berada
dalam Kawasan
Jabodetabekpunj
ur adalah sebagai
berikut:
PROVINSI
KAB/KOTA
STATUS PERDA RTRW
DKI Jakarta
Perda No. 1 Tahun 2012
Jawa Barat
Perda No. 22 Tahun 2010
Kab. Bogor
Perda No. 19 Tahun 2008
Kab. Bekasi
Perda No. 12 Tahun 2011
Kab. Cianjur
Perda No. 17 Tahun 2012
Kota Bogor
Perda No. 8 Tahun 2011
Kota Bekasi
Perda No. 13 Tahun 2011
Kota Depok
RTRW belum ditetapkan
melalui Perda. Sudah
mendapat Persetujuan
Substansi Menteri PU tgl 23
Mei 2012.
Banten
Perda No. 2 Tahun 2011
Kab. Tangerang
Perda No. 13 Tahun 2011
Kota Tangerang
Perda No. 6 Tahun 2012
Download