1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelayanan kesehatan sangat penting kaitannya dengan obat-obatan atau
farmakoterapi dalam menyembuhkan dan mencegah berbagai penyakit. Oleh sebab
itu, semua pihak yang bergerak di dalam bidang kesehatan dibina untuk melakukan
riset guna memajukan serta memperbaharui ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang dengan pesat.1
Menurut World Health Organization (WHO) salah satu masalah utama
kesehatan di Asia Tenggara adalah penyakit gigi dan mulut. Penyakit gigi dan
mulut yang paling sering mendapat perhatian adalah karies gigi dan penyakit
periodontal. Menurut Fédération Dentaire Internationale (FDI), kesehatan rongga
mulut adalah gingiva, palatum, tenggorokan, lidah, bibir, kelenjar saliva, otot
pengunyahan, dan sendi dalam keadaan sehat. Menurut WHO, kesehatan rongga
mulut adalah bebas rasa sakit di daerah rongga mulut dan wajah, kanker, infeksi,
penyakit periodontal, karies gigi, tanggalnya gigi, serta terbebas dari keterbatasan
dalam menggigit, mengunyah, tersenyum, berbicara, dan psikologis.2,3
Penyakit periodontal dialami oleh 15-20% populasi dewasa di dunia. Pada
penyakit periodontal atau periodontitis terdapat infeksi di daerah subgingiva
sehingga memicu respon peradangan selular yang mengelilingi jaringan
penyangga. Penyakit periodontal dapat ditemukan pada penderita diabetes melitus,
penyakit kardiovaskular, rheumatoid arthritis, dan osteoporosis. Sebuah penelitian
menyatakan bahwa penyakit periodontal dapat menyebabkan komplikasi pada
kehamilan dan bayi lahir dengan berat badan rendah. Penyakit gigi dan mulut
berhubungan erat dengan aktivitas bakteri. Mikroorganisme yang berperan dalam
penyakit periodontal adalah bakteri Gram negatif anaerob, seperti Porphyromonas
gingivalis, Actinobacillus sp., Prevotella sp., dan Fusobacterium sp.2,4,5
Terdapat dua macam periodontitis, yaitu periodontitis agresif dan periodontitis
kronis. Periodontitis agresif adalah keadaan kehilangan tulang alveolar di daerah
Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao) terhadap Porphyromonas gingivalis
Clarisa
1
insisivus dan molar pertama tetap (localized) ataupun di seluruh gigi dalam rongga
mulut (generalized) tanpa adanya penyebab yang jelas.6,7
Sementara itu, periodontitis kronis merupakan periodontitis yang paling sering
ditemukan dan dialami oleh dewasa muda. Pada penderita periodontitis kronis
ditemukan adanya resorpsi tulang alveolar secara radiografis. Apabila keadaan
tersebut dibiarkan, maka akan terjadi kerusakan pada jaringan periodontal dan
menghasilkan poket periodontal karena hancurnya serat kolagen pada daerah
tersebut. Periodontitis kronis terjadi karena faktor lokal, berupa akumulasi plak
terutama plak subgingiva pada permukaan gigi. Selain itu, dapat juga disebabkan
oleh adanya faktor sistemik dan faktor lingkungan.8,9
Penelitian menyatakan bahwa P. gingivalis adalah salah satu bakteri Gram
negatif anaerob yang berperan utama dalam perjalanan penyakit periodontal kronis.
Dari sejumlah penderita periodontitis kronis, sebanyak 87,75% penderita memiliki
P. gingivalis pada sediaan plak subgingivanya. Kehadiran bakteri tersebut secara
individual maupun berkelompok dengan bakteri patogen lainnya dapat menurunkan
sistem pertahanan tubuh yang menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya
periodontitis. Hal ini menjadi acuan dalam penemuan selanjutnya dalam
mengembangkan informasi mengenai virulensi, karakteristik, dan interaksi sel
antara P. gingivalis dengan pejamu.5
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang berlimpah, khususnya
di bidang obat herbal. Fitofarmaka adalah obat yang berasal dari bahan alam nabati
dan memiliki kegunaan yang jelas. Kriteria fitofarmaka sudah sesuai dengan
persyaratan tertentu sehingga keamanan dan kegunaannya sudah terjamin.10,11
Salah satu bahan fitofarmaka yang berasal dari tumbuhan adalah kulit kakao atau
Theobroma cacao. Kulit kakao adalah limbah padat sejumlah 60% hasil
pengolahan buah kakao menjadi cokelat. Sangat disayangkan limbah kulit kakao
yang melimpah di sekitar tempat pengolahan hanya menjadi tumpukan sampah.
Beberapa peneliti terdahulu menjadikan kulit kakao sebagai bahan pakan ternak,
kompos, dan lain-lain.12,13
Kulit kakao diyakini memiliki kandungan yang bermanfaat bagi dunia farmasi.
Bahan aktif yang terkandung dalam kakao adalah alkaloid, yaitu teobromin dan
Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao) terhadap Porphyromonas gingivalis
Clarisa
2
flavonoid seperti zat kompleks glukosa yang berikatan dengan antosianidin,
katekin, dan leukoantosianidin. Flavonoid diyakini memiliki efektivitas dalam
menghambat pertumbuhan bakteri. Terdapat pula senyawa lain yang terkandung di
dalam kulit kakao seperti polifenol, pektin, dan linin. Senyawa tersebut memiliki
potensi untuk dikembangkan menjadi obat, sediaan alternatif, suplemen, bahkan
kosmetik.12,13
Pada tahun 2012, sebuah penelitian mengenai aktivitas antibakteri kulit buah
kakao (Theobroma cacao) terhadap Escherichia coli, Bacillus subtilis, dan
Staphylococcus aureus telah membuktikan adanya potensi ekstrak kulit buah kakao
dalam menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Namun, efektivitasnya terhadap
Porphyromonas gingivalis belum diketahui. Untuk itu, perlu dilakukan pengujian
aktivitas antibakteri ekstrak kulit kakao terhadap pertumbuhan bakteri penyebab
penyakit periodontal, yakni Porphyromonas gingivalis secara in vitro.13
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat efek antibakteri ekstrak etanol kulit buah kakao (Theobroma
cacao) terhadap Porphyromonas gingivalis?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak etanol kulit buah kakao (Theobroma
cacao) terhadap Porphyromonas gingivalis.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan:
Memberikan informasi lebih lanjut sebagai acuan penelitian berikutnya
mengenai efek antibakteri ekstrak etanol kulit buah kakao (Theobroma cacao).
2. Bagi pemerintah:
Memberikan dasar pemikiran bagi pemerintah dalam menyusun program di
bidang promotif, preventif, dan kuratif terkait kesehatan gigi dan mulut.
3. Bagi masyarakat:
Memberikan pemahaman mengenai efek antibakteri ekstrak etanol kulit buah
kakao (Theobroma cacao) di bidang kesehatan gigi dan mulut.
Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao) terhadap Porphyromonas gingivalis
Clarisa
3
Download