perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
ANALISA DATA
Peran Humas di RSJD Surakarta dalam Upaya Peningkatan Mutu
Pelayanan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, sehingga dalam proses
analisa datanya sudah dilakukan sejak awal yaitu bersamaan dengan saat
pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif hal yang harus diperhatikan
ketika membuat analisa adalah dimulai dari reduksi data, sajian atau tampilan
data, sampai pada penarikan kesimpulan.
Data yang direduksi sudah dijabarkan peneliti pada awal bab III
mengenai penyajian data. Kemudian pada bagian ini penulis akan menganalisa
data dengan acuan dari teori yang ada mengenai peran public relations.
Jelasnya adalah bahwa pada bab III ini membahas tentang penyajian data yang
dilanjutkan analisa peran humas sebagai penasehat manajemen Rumah Sakit
Jiwa Daerah Surakarta dalam upaya peningkatan pelayanan terhadap pengguna
jasa rumah sakit.
Humas dalam sebuah instansi merupakan corong dan menjadi garda
terdepan untuk menjalin komunikasi dua arah yaitu eksternal dan internal.
Humas mempunyai peran penting dalam sebuah organisasi sebagai jembatan
sekaligus planner dan decision maker yang tentu dalam masih dalam ranah
humas di suatu instansi. Dalam merancang program kerja public relations serta
dalam upaya penyelenggaraan komunikasi dua arah, peranan dalam dan fungsi
manajemen mutlak diperlukan.
91
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
1) Peran public relations di RSJD Surakarta
a) Penasehat Ahli (Expert prescriber)
Seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman
dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi
dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public
relationship). Hubungan praktisi pakar PR dengan manajemen
organisasi seperti hubungan antara dokter dengan pasiennya. Artinya,
pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai
apa yang telah disarankan atau usulan dari pakar PR (expert
prescriber) tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan
public relations yang telah dihadapi oleh organisasi bersangkutan.56
Keterbukaan manajemen dalam menerima masukan dari humas
juga sangat diperlukan. Di RSJD Surakarta ini humas mengelola
komplain dari pelanggan yang namanya “pengelolaan keluhan
pelanggan”. Jadi humas itu yang mempublikasikan rumah sakit dan
manajemen sangat terbuka sekali dalam menerima masukan dari
humas berdasarkan data-data yang ada seperti keluhan pelanggan yang
didapat dari kotak saran, angket atau email yang masuk ke rumah sakit.
Sekiranya humas bisa menyelesaikan sendiri maka mereka bisa
menjadi decision maker dalam masalah yang mereka hadapi, tetapi
kalau tidak bisa mengambil keputusan dalam penyelesaian masalah
maka harus dinaikkan ke manajemen melalui tim pengelola umum dan
56
Rosady Ruslan. 2005. Manajemen Public Relations dan Manajemen Komunikasi Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Grafika Persada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
rumah tangga karena birokrasinya seperti itu. Ataupun masukan dan
usulan kreatif untuk perkembangan rumah sakit agar menjadi lebih
baik maka manajemen sangat terbuka dan bahkan mengapresiasi
karena sebetulnya semua pihak di rumah sakit ini dituntut untuk kreatif
dan inovatif.
Kesempatan humas dalam menyampaikan masukan ataupun
usulan kepada pihak manajemen rumah sakit yaitu pada saat rapat
koordinasi humas yang diadakan secara rutin setiap satu bulan sekali.
Dalam rapat koordinasi tersebut semua keluhan, usulan, keritik dan
saran dari semua pihak baik eksternal kepada internal maupun internal
kepada internal dapat dievaluasi dan diselesaikan saat itu juga. Humas
selalu mempunyai kewajiban untuk melaporkan kepada manajemen
terkait tentang aktivitas humas atau rumah sakit yang telah dilakukan
untuk nantinya kepentingan bahan promosi setiap satu bulan sekali.
Pihak manajemen juga selalu memberi tanggapan positif dan sangat
welcome terhadap laporan-laporan yang selama ini dibuat oeh pihak
humas. Dengan adanya komunikasi yang baik antara humas dengan
pihak internal rumah sakit diharapkan selalu menjadi sinergi yang
positif demi kemajuan dan perkembangan RSJD Surakarta agar
kedepannya bisa menggeser dan menyadarkan citra Rumah Sakit Jiwa
kepada masyarakat untuk tidak malu apabila ingin datang berobat atau
melakukan terapi di rumah sakit ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
b) Fasilitator Komunikasi (Communication fasilitator)
Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau
mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk
mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.
Dipihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan,
kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga
dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling
pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang
baik dari kedua belah pihak.57
Humas RSJD Surakarta sebagai jembatan agar terjadi
komunikasi yang baik antara pihak manajemen rumah sakit dengan
pihak eksternal maupun antar pihak internal, maka humas juga
menerima komplain, kritik ataupun saran dari pihak internal rumah
sakit. Misalnya komplain dari divisi lain mengenai kegiatan umum
yang diadakan untuk internal maupun eksternal yang diselenggarakan
kurang sesuai dengan budget yang telah dikeluarkan sehingga menjadi
pro-kontra antar pihak manajemen di rumah sakit, maka humas
mempunyai peran juga dalam membantu menyelesaikan konflik yang
ada didalam manajemen rumah sakit tersebut agar citra dari
manajemen rumah sakit dapat terjaga dengan baik. Program-program
humas yang dilakukan di RSJD Surakarta selama ini mendapatkan
tanggapan baik dari manajemen rumah sakit, yang jelas program
57
Rosady Ruslan. 2005. Manajemen Public Relations dan Manajemen Komunikasi Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Grafika Persada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
humas selalu diperbaharui dari hari ke hari sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan dengan prosedur yang ada serta harus
balance dengan keuangan. Program yang dilakukan humas dari RSJD
Surakarta secara langsung harus dilaporkan kepada Gubernur Jawa
Tengah melalui akun twitter yang disediakan. Komunikasi yang terjadi
antar pihak internal juga sangat dipengaruhi oleh peran humas yang
menjembatani didalamnya. Humas sebagai corong terdepan dari
sebuah instansi dalam hal pelayanan publik menjadi sarana utama
untuk mengatasi keluhan dari pihak eksternal kedalam pihak internal,
maka dari itu humas memang harus mempunyai power dalam hal
menasehati dan menciptakan komunikasi yang lebih baik agar tercipta
hubungan yang baik dari para stakeholder.58
Dari kedudukan humas yang berada dibawah Kasubag Umum,
humas memiliki peran sebagai garda terdepan di RSJD Surakarta.
Dalam pelaksanaan humas berfungsi penting sebagai jembatan baik
dari pihak internal maupun eksternal. Sebagai humas di suatu instansi,
harus bisa menangani ketika ada permasalahan internal maupun
eksternal, harus bisa membantu memberikan solusi pemecahan masalah
yang berkaitan dengan tanggung jawab humas. Hal ini seperti yang
dikatakan oleh Kabag Umum yaitu pelaksanaan peran humas di RSJD
Surakarta sangat penting sekali, bahkan untuk saat ini yang baru
didorong oleh pemerintah pusat Jawa Tengah yaitu untuk pelayanan
58
Hasil wawancara pada 12 Februari 2015
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
publik dalam UU No.25 tahun 1999 yaitu tentang keberadaan humas
yang didalamnya ada customer service yang sangat penting
keberadaannya. Bahkan sekarang ada undang-undang keterbukaan
informasi publik yang artinya ada kewajiban badan publik termasuk
dari RSJD Surakarta juga wajib menyampaikan informasi kepada
publik dan pasti juga ada pengecualian tentang informasi yang tidak
diperbolehkan untuk publik, seperti misalnya data-data pasien, bahkan
tentang keuangan juga harus di share untuk keterbukaan publik. Dan
sekarang ini juga wajib ada website agar bisa diakses secara langsung
oleh khalayak. Tentang keterbukaan publik di pantau oleh KPID yaitu
Komite Penyiaran dan Informasi Daerah.59
c) Fasilitator Proses Pemechan Masalah (Problem solving process
fasilitator)
Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan
public relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik penasehat
(adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam
mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara
rasional dan profesional. Biasanya dalam menghadapi suatu krisis
yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir
praktisi ahli PR dengan melibatkan berbagai departemen dan
keahlian dalam satu tim khusus untuk membantu organisasi,
59
Hasil wawancara pada 12 Februari 2015
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
perusahaan dan produk yang tengah menghadapi atau mengatasi
persoalan krisis tertentu.60
Pasien atau keluarga pasien yang mendapatkan layanan
berbelit-belit dalam prosedural bisa mengajukan komplain melalui
kotak saran yang sudah disediakan atau langsung mendatangi
customer service di RSJD Surakarta agar komplain yang diajukan
bisa segera ditindak lanjuti dan mendapatkan solusi yang terbaik
berdasarkan latar belakang permasalahan kepada bidang terkait
dalam manajemen RSJD Surakarta oleh praktisi Humas. Dalam
menerima komplain dari khalayak, pihak manajemen di RSJD
Surakarta sangat terbuka sekali. Karena komplain, kritik ataupun
saran merupakan faktor yang sangat mempengaruhi terhadap
perkembangan rumah sakit agar selalu menjadi lebih baik dan
tentunya dengan standar yang berkualitas.
Pengelolaan manajemen oleh Humas RSD Surakarta
dilakukan dengan semaksimal dan sebaik mungkin demi melayani
masyarakat dengan sepenuh hati. Terutama untuk prosedur
pelayanan saat ini sudah sangat jauh lebih baik dari sebelumnya.
Banyak keluarga pasien yang menyatakan bahwa pelayanan RSJD
Surakarta lebih membuat nyaman dan cenderung tidak berbelit-
60
Rosady Ruslan. 2005. Manajemen Public Relations dan Manajemen Komunikasi Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Grafika Persada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
belit atau dipersulit tanpa pengecualian baik pasien umum ataupun
pasien khusus.61
Oleh karena itu seorang pejabat humas dituntut mempunyai
kemampuan untuk memecahkan berbagai macam masalah yang
dihadapinya dala organisasi.
Humas itu memang mempunyai
fungsi yang lumayan berat, karena harus punya kemampuan untuk
memcahkan masalah yang dihadapi oleh rumah sakit yang tentunya
terkait dalam bidangnya. Humas itu harus aktif dan mengetahui
berbagai kegiatan yang di program oleh Rumah Sakit. Baik itu
kegiatan internal maupun eksternal.
d) Teknisi Komunikasi (Communication technician)
Berbeda dengan tiga peranan praktisi PR profesional
sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan
manajemen organisasi. Peranan communication technician ini
menjadikan praktisi PR sebagai journalist in resident yang hanya
menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan
methode of communication organization.62
Dalam hal ini Humas di RSJD Surakarta menganut sistem
one door polecy, yaitu setiap pihak yang ingin memasuki dan
berhubungan dengan rumah sakit harus melalui humas terlebih
dahulu. Hal ini dikarenakan humas RSJD Surakarta merupakan
corong dan juru bicara dari rumah sakit. Sebagai humas RSJD
61
Hasil wawancara 12 Februari 2014
Rosady Ruslan. 2005. Manajemen Public Relations dan Manajemen Komunikasi Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Grafika Persada.
62
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
Surakarta tidak hanya sebagai corong atau juru bicara saja
melainkan juga menyangkut bagaimana cara mendekatkan diri
dengan masyarakat sebagai pihak eksternal dan pihak internal yaitu
baik dari atasan sampai pada karyawan biasa lainnya.
Untuk menunjang kegiatan manajemen dakam mencapai
tujuan organisasi peran humas bertanggung jawab pada dua aspek
yaitu untuk membentuk citra perusahaan di kalangan internal baik
karyawan maupun top manajemen. Aspek yang kedua yaitu
perluasan untuk kepentingan internal organisasi yaitu humas dapat
pula membina loyalitas karyawan. Humas membantu unit
kepegawaian untuk menyiapkan strategi bagaimana supaya
karyawan mempunyai rasa memiliki organisasinya.
Cara yang dijalankan yaitu menjaga budaya instansi yang
baik agar publik internal senantiasa berada dalam jalurnya,
sehingga bisa menjaga dan membangun citra yang semakin lebih
baik. Oleh karena itu RSJD Surakarta berada langsung dibawah
Pemprov Jateng, maka secara struktural pelaksanaan dilakukan
dengan tetap memperhatikan struktural yang ada didalam
organisasi tersebut. Humas juga bertanggung jawab mendukung
manajemen dalam menciptakan kenyamanan bekerja di RSJD
Surakarta.
Di samping itu, pelaksanaan peran serta fungsi humas yang
dilakukan oleh RSJD Surakarta dengan mengadakan sosialisasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100
kepada karyawan melalui rapat struktural dalam menerapkan
strategi rumah sakit, mengemukakan ide melalui program program
pelayanan yang diberikan oleh masing masing unit rumah sakit,
serta memberikan informasi kepada karyawan
mengenai seluk
beluk atau segala persoalan rumah sakit, dengan harapan dapat
mencapai tujuan dari RSJD Surakarta.
Pada pengertian Humas yang diambil dari The British Institute of
Public Relations yaitu:63
1) “Public relations activity is management of communications between
an organization and its public.” (aktivitas public relations adalah
mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya)
2) “Public Relations practice is deliberate, planned, and sustain effort
to establish and maintain mutual understanding between an
organization and its public.” (praktik public relations adalah
memikirkan,
merencanakan,
dan
mencurahkan
daya
untuk
membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan
publiknya)
Tidak berbeda jauh dengan yang diungkapkan oleh Dr. Rex
Harlow dalam bukunya yang berjudul A Model for Public Relations
Education for Profesional Practices yang diterbitkan oleh IPRA yaitu:64
“Publik Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan
mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara
63
Ibid
Rosady Ruslan. 2005. Manajemen Public Relations dan Manajemen Komunikasi Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Grafika Persada.
64
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101
organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi,
pengertian, penerimaan dan kerja sama, melibatkan manajemen
dalam menghadapi persoalan atau permasalahan, membantu
manajemen untuk mampu menanggapi opini publik, mendukung
manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan
secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam
mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta tehnik
komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.”
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta merupakan rumah sakit yang
berada dibawah Pemerintah Daerah Jawa Tengah dan bergerak di bidang
pelayanan jasa kesehatan. Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta tidak
hanya sebagai rumah sakit khusus melayani pasien gangguan jiwa tetapi
juga merupakan rumah sakit yang melayani pasien umum serta terapi
yang tentunya berkaitan dengan penyembuhan penyakit atau gangguan
yang diderita oleh pasien. Hal inilah yang mendorong RSJD Surakarta
untuk memberikan pelayanan profesional mulai dari kualitas pelayanan
sampai pada terjalinnya hubungan baik dari pihak eksternal dan internal.
Dalam menjalin komunikasi yang baik maka RSJD Surakarta
perlu menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan sehingga citra rumah
sakit tetap baik dimata masyarakat umum. Karena itu maka perlu adanya
unit kerja yaitu Humas untuk menangani berbagai kendala demi
kelangsungan komunikasi antar berbagai pihak yang berkaitan dengan
rumah sakit. Oleh karena itu sangat penting dalam sebuah lembaga atau
institusi mempunyai divisi humas yang dituntut mempunyai kemampuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102
dalam merancang dan memecahkan masalah yang dihadapi instansi atau
organisasi tersebut.65
Ruang lingkup dari tugas Public Relations dalam sebuah organisasi
lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut
Tabel 4.1
Bagan Konsep dan Teknis Kemampuan PR
1. Managerial Skill
Konseptual
·
Expet Prescriber
2. Human Relations
Skill
(Interpersonal
Communication
Skill)
Konseptual
·
Problem
Solver
Process Facilitator
Communication
Facilitator
3. Technician Skill
Teknis
Teknis
·
·
Communicaton
Technician
a) Membina hubungan ke dalam (publik internal)
Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi
bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang PR
harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan
gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan
oleh organisasi.
Publik internal dari RSJD Surakarta yaitu seluruh karyawan yang
bekerja di rumah sakit tersebut, baik dari direktur, dokter, sampai dengan
pekerja dibawahnya.
65
Rosady Ruslan. 2005. Manajemen Public Relations dan Manajemen Komunikasi Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Grafika Persada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103
b) Membina hubungan keluar (publik eksternal)
Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum (masyarakat).
Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif
terhadap lembaga yang diwakilinya. Dalam hal ini, publik eksternal dari
RSJD Surakarta yaitu pasien dan masyarakat.
Tidak hanya dalam pelayanan medis saja, di RSJD Surakarta
pelayanan publik juga harus dimaksimalkan seperti keluhan pihak
eksternal terhadap pelayanan rumah sakit dalam hal informasi mengenai
rumah sakit. Dalam hal informasi ini, divisi humas berperan penting
dalam melauani dan menyelesaikan keluhan-keluhan dari pihak eksternal
dengan menerima masukan baik hal yang positif ataupun negatif yang
kemudian dicari akar permasalahannya dan dilakukan eksekusi untuk
diperbaiki apabila itu merupakan permasalahan yang negatif, sehingga
tidak akan memperburuk keadaan dan citra dari RSJD Surakarta tersebut.
Peran humas di RSJD Surakarta ini tidak hanya sebagai penasehat ahli,
melainkan juga sebagai fasillitator proses pemecahan masalah yaitu
peranan praktisi humas dalam proses pemecahan persoalan ini
merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu pimpinan instansi baik sebagai penasehat hingga mengambil
eksekusi dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tenga menghadapi
suatu krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir
praktisi ahli dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104
satu tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan dan produk yang
tengah menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu.
Pelaksanaan peran humas yang dilakukan di RSJD Surakarta
dalam melayani pihak internal yaitu dengan melakukan sosialisasi pada
rapat tersturktural dengan unit-unit kerja. Pelaksanaan peran humas
sebagai penasehat manajemen yaitu untuk memberikan masukan atau
nasehat kepada pimpinan demi kepentingan bersama, yaitu humas RSJD
Surakarta memberikan rekapan hasil kuisioner yang telah di isi oleh
pasien atau keluarga pasien kepada Direktur melalui Kepala Bagian
Umum dan Rumah Tangga. Kemudian dari hasil laporan tersebut dapat
diketahui dari unit kerja bagian mana yang dilihat kurang maksimal
dalam memberikan pelayanan. Setelah mengetahui hasil kuisioner
tersebut
kemudian
diadakan
rapat
struktural
untuk
membahas
permasalahan yang ada sesuai dengan keluhan pelanggan dan dicarikan
solusi untuk hal tersebut sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi
demi pelayanan yang maksimal dan kepuasan khalayak dengan
menggunakan jasa dari RSJD Surakarta.
Struktur organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, Humas
berada dibawah Kasubag Umum dan Rumah Tangga yang pada awalnya
merupakan suatu Instalasi Humas tetapi sekarag menjadi Unit Kerja
Humas dan Pemasaran. Dari kedudukan humas yang berada dibawah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105
Kasubag Umum, humas memiliki fungsi sebagai garda terdepan di RSJD
Surakarta.66
Dalam pelaksanaan humas berfungsi penting sebagai jembatan
baik dari pihak internal maupun eksternal. Hal ini seperti yang dikatakan
oleh Kabag Umum yaitu pelaksanaan fungsi humas di RSJD Surakarta
sangat penting sekali, bahkan untuk saat ini yang baru didorong oleh
pemerintah pusat Jawa Tengah yaitu untuk pelayanan publik dalam UU
No.25 tahun 1999 yaitu tentang keberadaan humas yang didalamnya ada
customer service yang sangat penting keberadaannya. Bahkan sekarang
ada undang-undang keterbukaan informasi publik yang artinya ada
kewajiban badan publik termasuk dari RSJD Surakarta juga wajib
menyampaikan informasi kepada publik dan pasti juga ada pengecualian
tentang informasi yang tidak diperbolehkan untuk publik, seperti
misalnya data-data pasien, bahkan tentang keuangan juga harus di share
untuk keterbukaan publik. Dan sekarang ini juga wajib ada website agar
bisa diakses secara langsung oleh khalayak. Tentang keterbukaan publik
di pantau oleh KPID yaitu Komite Penyiaran dan Informasi Daerah.67
Pada dasarnya kegiatan dan fungsi dari Humas didalam sebuah
organisasi atau instansi adalah sama. Kegiatan yang merupakan
rancangan dari pihak humas pasti mempunyai tujuan demi meningkatkan
kualitas dari rumah sakit atau instansi terkait. Perbedaannya adalah
materi dari masing-masing organisasi dan tujuan apa yang akan dicapai
66
67
Hasil Wawancara pada 12 Februari 2015
Hasil Wawancara pada 12 Februari 2015
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106
dari organisasi tersebut serta tergantung dari kebijakan yang berlaku di
organisasi atau instasi terkait.
Dalam penelitian ini ditemukan fakta bahwa di dalam Rumah
Sakit Jiwa Daerah Surakarta, Humas mempunyai kedudukan dan peran
penting. Meskipun Humas bukan merupakan suatu Sub Bagian Humas
tetapi Humas merupakan suatu Unit Kerja yang disinergikan menjadi
Unit Kerja Humas dan Pemasaran yang berada di bawah naungan Sub
Bagian Umum dan Rumah Tangga. Hal ini peneliti dapatkan dari
penjelasan mengenai kedudukan Humas di RSJD Surakarta oleh
Koordinator Humas dan Pemasaran serta Kepala Bagian Umum dan
Rumah Tangga.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan humas di RSJD Surakarta tidak
hanya sebagai program promosi tetapi untuk mendukung pelayanan yang
diberikan oleh pihak internal rumah sakit, aktivitas apa saja yang
dilakukan yang kemudian akan mejadikan citra positif yang berdampak
pada perkembangan rumah sakit pada setiap tahun. Seperti yang
diungkapkan oleh Robert I. Wakefield mengenai faktor penting untuk
efektivitas program global public relations yang salah satunya adalah: 68
Purpose—a program that emphasizes relationships and
preservation of the entity’s reputation instead of just a product
marketing or messaging focus
68
Robert I. Wakefield. 2011. World-Class” Public Relations One Decade Later: Does the Model
Still Apply?. Public Relations Journal Vol. 5, No. 3 ISSN 1942-4604. Public Relations Society of
America
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107
Tidak hanya sebagai kegiatan promosi, divisi humas di RSJD
Surakarta mengadakan kegiatan yang bersifat memberikan pengetahuan
terhadap masyarakat luas tentang RSJD Surakarta supaya masyarakat
lebih aware kalau didekat mereka juga ada rumah sakit yang baik dan
tidak hanya dikhususkan untuk pasien gangguan jiwa melainkan untuk
masyarakat dengan penyakit umum juga bisa melakukan pemeriksaan di
RSJD Surakarta.
2) Menurut F. Hayol beberapa kegiatan dan sasaran PR69. Kegiatan
dan Sasaran PR di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta yaitu:
a) Membangun identitas dan Citra Perusahaan (Building corporate
identity and image). Kegiatan yang dilakukan oleh divisi humas
RSJD Surakarta untuk membangun awareness masyarakat (pihak
eksternal) terhadap citra dan mutu pelayanan yang diciptakan oleh
pihak internal dari RSJD Surakarta yaitu antara lain:
·
Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif. Divisi
Humas RSJD Surakarta dalam hal ini melakukan kinerja yang
sesuai degan nilai-nilai yang ditanamkan di RSJD Surakarta
yaitu:
P Profesionalisme dalam pelayanan;
R Ramah dalam bersikap terhadap pelanggan;
O Obyektif dalam penyampaian informasi;
A Antusias dalam semangat kerja;
69
Rosady Ruslan. 2005. Manajemen Public Relations dan Manajemen Komunikasi Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Grafika Persada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108
K Kooperatif dalam kerjasama terpadu;
T Target dalam pencapaian program;
I Intensif dalam pelaksanaan tugas;
F Favorit dalam kinerja unggulan rumah sakit
Dengan menerapkan nilai tersebut diharapkan mampu
menjaga dan meningkatkan citra positif yang dimiliki oleh
RSJD Surakarta sehingga masyarakat bisa memberikan
komplain apabila ada pihak internal yang sekiranya memberika
pelayanan kurang baik atau menyimpang dari prosedur yang
ada. Salah satu contoh dari sikap yang harus dilakukan ketika
melayani pasien atau masyarakat yang memerlukan jasa dari
RSJD Surakarta yaitu harus bersikap ramah, murah senyum dan
tidak boleh membingungkan pasien atau keluarga pasien
dengan pelayanan diluar prosedur yang ada.
Wujud pelayanan yang harus ditingkatkan tentunya
semua
pelayanan
yang
berkaitan
dengan
kesembuhan,
kenyamanan, dan keamanan pasien. Tetapi saat ini unit kerja
humas masih berusaha dalam upaya meningkatkan citra RSJD
Surakarta yang dalam masyarakat awam masih mempunyai
citra kurang baik seperti Rumah Sakit Jiwa yang cenderung
kumuh, kotor, menakutkan dan tempatnya orang-orang yang
terkena gangguan jiwa. Dari permasalahan itu sebenarnya yang
membuat khalayak enggan berobat ke RSJ, padahal di RSJD
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109
Surakarta ini tidak hanya rumah sakit untuk orang-orang yang
mempunyai gangguan jiwa tetapi juga terdapat fasilitas
pelayanan pengobatan lain-lain atau pengobatan umum atau
spesialisnya. Jadi kita masih harus menyadarkan masyarakat
tentang brand image mengenai RSJD Surakarta ini.70
·
Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan
berbagai pihak. Kegiatan humas di RSJD Surakarta yang
kaitannya dengan mendukung kegiatan komunikasi timbal
balik dua arah dengan berbagai pihak baik internal maupun
eksternal (khalayak, stakeholder) merupakan upaya eksistensi
keberadaan RSJD Surakarta yang menjadi rumah sakit dengan
pelayanan
berdasarkan
ISO
(International
Standart
Operation). Dalam kegiatan ini humas RSJD Surakarta
melakukan Press Realese mengenai kegiatan yang sedang
berlangsung. Contohnya seperti ketika RSJD Surakarta
mengikuti event “Expo JATENG Fair”, humas harus segera
membuat release untuk diangkat di media baik cetak maupun
elektronik.
Hal
komunikasi
ini
dilakukan
yang
tercipta
dengan
bertujuan
agar
antara
komunikator
ada
dengan
komunikan yaitu humas RSJD Surakarta dengan publik, dari
komunikasi yang dilakukan maka diharapkan ada timbal balik
70
Hasil wawancara SP 1 pada 12 Februari 2015
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110
yang didapatkan dari publik contohnya ketika humas mengupload foto dan berita ke media sosial seperti facebook maka
akan ada berapa member yang mengelike atau berkomentar
mengenai berita tersebut, kemudian untuk twitter dari pihak
humas RSJD Surakarta harus mention ke twitter walikota
dalam setiap berita yang di upload dan dari situ akan ada
berapa publik yang me-retweet atau memberikan komentar
mengenai berita tersebut. Jadi dari hal itu humas bisa
mendapatkan feedback dari publik.
b) Menghadapi Krisis (Facing of Crisis)
Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis
yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan PR Recovery of
image yang bertugas memperbaiki lost of image and damage. Di RSJD
Surakarta dalam beberapa bulan yang lalu mendapati kritik dari
keluarga pasien mengenai pelayanan di farmasi sangat memakan waktu
yang cukup lama untuk menunggu diberi obat. Dalam menangani
komplain ini pihak humas RSJD Surakarta memberikan pengertian
kepada pihak terkait bahwa pelayanan di farmasi harus melalui 2 kali
checker agar tidak terjadi kesalahan dan meminimalisisr kesalahan
dalam pemberian obat kepada pasien. Jadi tahapannya adalah yang
pertama resep obat dari dokter dimasukkan dalam farmasi, kemudian
dilakukan pemeriksaan 1 yang dilanjutkan ke pemeriksaan 2 untuk
kesesuaian obat dengan penyakit yang diderita pasien terkait, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111
setelah itu obat diserahkan kepada pasien atau pihak yang
bersangkutan. Dari pengertian tersebut yang diberitahukan oleh humas
maka diharapkan khalayak dapat mengerti bagaimana prosedural di
bidang farmasi dan lebih bersabar dalam pelayanan, karena pihak
RSJD Surakarta melayani sepenuh hati demi kesembuhan dan
kenyamanan pasien.
Hal ini akan menjadikan citra menurun dari RSJD Surakarta
apabila tidak segera dilakukan klarifikasi dan penjelasan lebih lanjut
dari pihak humas mengingat humas merupakan sebuah corong atau
garda terdepan dari sebuah instansi maka pihak humas harus segera
mengambil tindakan dalam menyelesaikan komplain tersebut. Karena
dari pengalaman kurang baik mengenai keluarga pasien kurang
memuaskan dalam mendapatkan pelayanan farmasi maka pesan yang
akan sampai ditelinga khalayak melalui word of mouth akan
berpengaruh buruk bagi citra negatif pelayanan RSJD Surakarta.
c) Mempromosikan Aspek Kemasyarakatan (Promotion public causes)
·
Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik.
Dalam hal ini RSJD Surakarta mempromosikan “Layanan Jemput
Pasien”. Layanan ini merupakan layanan untuk masyarakat umum
apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang terjadi pada
pasien atau calon pasien sehingga dari pihak keluarga tidak dapat
menangani sendiri dan harus dijemput oleh pihak RSJD Surakarta.
Untuk pelayanan ini, pihak terkait bisa menghubungi nomor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112
telepon yang telah disediakan yang langsung tersambung dengan
IGD RSJD Surakarta yaitu 0271-668651.
·
Mendukung kegiatan kampanye sosial anti merokok, serta
menghindari obat-obatan terlarang dan sebagainya. Di RSJD
Surakarta sangat mendukung sekali mengenai kampanye sosial anti
narkoba dan menyediakan Instalasi khusus gangguan NAPZA dan
GMO. Selain itu juga selalu menyemangati para penderita penyakit
yang terbilang penyakit berat melalui artikel yang ditulis di majalah
“BINAJIWA” yaitu majalah caturwulan RSJD Surakarta, penulisan
artikel penyemangat penderita penyakit berat pada edisi 16 yaitu
edisi September-Desember 2014 yaitu “Hidup Bersama Penderita
Skizofrena”. Skizofrenia merupakan gangguan jiwa dengan
karakteristik
terganggunya
pikiran,
perasaan,
dan
erilaku.
Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa berat, dimana
penderitanya mengalami gangguan penilaian realita, yang dapat
mempengaruhi semua aspek kehidupannya dan masyarakat biasa
mengenal Skizofrenia dengan istilah “gila”. Dari artikel ayng
diangkat di majalah BINAJIWA diharapkan mampu memberi
semangat serta dorongan untuk tetap bersabar dan selalu berusaha
kepada keluarga-keluarga pasien yang mendampingi pasien
Skizofrenia tersebut agar tidak merasa minder dalam kehidupan
sosialnya.71
71
Majalah caturwulan RSJD Surakarta “BINAJIWA” edisi 16 September- Desember 2014
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113
3) Peran Humas Dalam Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan
Tingkat kepuasan adalah “Satisfaction is a person’s feelings of
pleasure or disappointment resulting from comparing a product’s
percieved performance (or outcome) in relation to his or her
expectations.” Artinya, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya
terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya.72
Dipandang dari sudut pelayananan yang diberikan oleh rumah
sakit dapat dibedakan atas medis dan non medis. Aspek medis termasuk
penunjangnya mulai dari sumber daya manusia baik kuantitas maupun
kualitas serta peralatan untuk menunjang keperluan diagnosa atau
pengobatan suatu penyakit. Masalah yang menyangkut non medis adalah
pelayanan informasi, administrasi, keuangan, gizi, apotek, kebersihan,
keamanan serta keadaan lingkungan rumah sakit. Dalam memberikan
pelayanan kepada pasien, pelayan harus benar-benar menyadari bahwa
penyembuhan seseorang bukan hanya ditentukan oleh obat-obatan yang
diberikannya, tetapi juga dipengaruhi oleh cara pelayanan yang
diperlihatkan para petugas kesehatan seperti sikap, ketrampilan serta
pengetahuannya.73
Yang dimaksud dengan kualitas pelayanan kesehatan adalah yang
menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu
72
Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian, diindonesiakan oleh Ancella Aniwati Hermawan, Salemba Empat : Prentice Hall
Edisi Indonesia.
73
Gonzales, 2007. Cultur, Diseas and Healing Studies in Medical Anthropology.New York:
Millan Publishing, Co. INC.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114
pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi yang telah ditetapkan. Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan
(health consumer) dimensi kualitas layanan kesehatan menurut Azwar
sebagai berikut: ”Kualitas pelayanan kesehatan lebih terkait pada
ketanggapan
petugas
berkomunikasi
memenuhi
antara
petugas
kebutuhan
dengan
pasien,
pasien,
kelancaran
keprihatinan
serta
keramahtamahan petugas dalam melayani pasien dan atau kesembuhan
penyakit yang sedang diderita oleh pasien”. Petugas dimaksud adalah
tenaga medis/dokter dan paramedis serta tenaga pendukung yang bertugas
memberikan pelayanan kepada pasien yang dirawat harus mengikuti kode
etik yang telah ada.74
Rumah Sakit yang merupakan pelayanan jasa dalam bidang
kesehatan harus memenuhi syarat-syarat pokok mutu pelayanan
kesehatan yang baik sebagai berikut, yaitu:75
1) Tersedia
dan
berkesinambungan,
artinya
jenis
pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan,
serta keberadaannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat
yang dibutuhkan.
Di RSJD Surakarta pelayanan kesehatan bagi masyarakat
74
Azwar, Azrul H. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta:Pustaka Sinar
Harapan.
75
Azwar H Azrul. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115
sangat mudah dan tersedia tidak hanya untuk pasien yang terkena
gangguan jiwa. Menurut penuturan dari SP 1 selaku Kepala
Bagian Umum dan Rumah Tangga mengenai ketersediaan dan
kesinambungan mutu pelayanan yaitu:
Di RSJD Surakarta tersedia IDG (Instalasi Gawat
darurat) yang apabila ada pasien yang harus mendapat
penanganan yang cepat, misalnya ada kecelakaan disekitar
RSJD Surakarta maka akan kami tangani terlebih dahulu
dan apabila di IGD kami tidak bisa menangani lebih lanjut
maka akan segera kami rujuk ke rumah sakit lain, begitu
juga dengan sakit sakit lainnya yang bisa ditangani di
RSJD Surakarta pasti akan kami layani. Di RSJD Surakarta
kini juga telah menyediakan layanan khusus kulit, syaraf,
tumbuh kembang anak dan psikologi. Memang secara
khusus menangani masalah kejiwaan tetapi kami sediakan
pelayanan tersebut untuk melengkapi kebutuhan
masyarakat. Kemudian untuk RSJD ini kami menyediakan
Dokter jaga 24 jam. Kemudian untuk kasus, hampir tidak
pernah terjadi kasus berat seperti malpraktek gitu tidak
pernah.
2) Dapat
diterima
dan
wajar,
artinya
tidak
bertentangan
dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Di RSJD
Surakarta jenis pelayanan yang diberikan yaitu melalui medis dan
bersifat umum terbuka untuk siapa saja dari berbagai keyakinan
dan
kepercayaan
masyarakat.
Hanya
saja
perlu
adanya
pengarahan khusus bagi keluarga pasien atau si pasien sendiri
mengenai kepercayaan penyakit yang diderita dengan penyebab
yang dirasa tidak sesuai dengan kenyataan medis yang ada dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116
cenderung memperparah kejiwaan si penderita.
Menurut penuturan dari SP 1 dan SP 2 yaitu:
Di RSJD Surakarta ini kami menyediakan
pelayanan sesuai dengan agama atau keyakinan, jadi
apabila dari keluarga pasien atau dari pasien sendiri
menginginkan peayanan itu maka kita akan sediakan dan
kita sudah bekerja sama dengan 5 agama yang ada. Tetapi
dalam hal kewajaran tentang penyakit jiwa khususnya,
masyarakat masih harus disadarkan akan penyebabnya
yaitu anggapan masyarakat yang masih dikaitkan dengan
hal-hal gaib seperti guna-guna itu yang susah, kerena
masyarakat jawa masih banyak yang mempercayai hal itu.
Jadi kalau sudah sampai di RSJD ini maka harus
menyakinkan dan meluruskan pemahaman tersebut bahkan
cenderung dihilangkan karena akan sangat merugikan
pasien dan kelluarga pasien apabila tetap keras kepala
dengan hal gaib yang terjadi malah si pasien tidak sembuhsembuh. Seperti kasusya yag sering terjadi yaitu pasien
sudah terkena gangguan jiwa sejak lama tetapi dari pihak
keluarga jaim untuk membawanya ke rumah RSJ dan
malah dibawa ke orang pinter akhirnya ga sembuh-sembuh
merasa putus asa barulah dibawa ke RSJ, setelah dibawa ke
RSJ diberi arahan dan ketepatan perawatan maka si pasien
membaik, dari situ baru muncul kesadaran keluarga bahwa
gangguan jiwa tidak selalu sembuh ditangan orang pinter
dengan alasan santet dan sebagainya.
3) Mudah dicapai, untuk mewujudkan pelayanan yang baik,
pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting,
sehingga tidak terjadi konsentrasi sarana kesehatan yang tidak
merata.
Begitu juga di RSJD Surakarta demi mewujudkan
pelayanan yang baik maka pengaturan distribusi sarana kesehatan
sangat penting dan harus didistribusikan sesuai kebutuhan tiap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
117
unit sehingga akan memudahkan pasien mendapatkan pelayanan
yang maksimal sesuai dengan keluhan penyakit yang diderita.
Seperti penuturan dari SP 1 dan SP 2 yaitu:
Pelayanan disesuaikan dengan layanan yang ada yang
disebut instalasi. Di isntalasi sudah lengkap sarana dan
didistribusikan dengan baik dan merata. Tidak ada pilih
kasih semua sesuai dengan tupoksinya. Dan selalu ada
perencanaan dari tiap-tiap unit yang mengajukan peralatanperalatan untuk memaksimalkan pelayanan. Kemudian
untuk kasus yang pernah terjadi yaitu adanya komplain
fasilitas yang tidak sesuai dengan tipe kelas rawat inap
pasien. Upaya kita untuk menghadapi hal tersebut yaitu
menyediakan an memperbaiki sarana dan fasilitas agar
sesuai dengan harga tipe kelas yang telah ditentukan.
4) Mudah dijangkau, artinya harus diupayakan biaya pelayanan
kesehatan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
Mengingat RSJ ini adalah Rumah Sakit milik pemerintah
maka sewajarnya harus disesuaikan denga kemampuan ekonomi
masyarakatnya dan tidak membeda-bedakan pasien untuk
kewajaran penanganan, kecuali mengenai tipe kelas perawatan
yang diambil maka fasilitasnya yang akan membedakan.
Di RSJD Surakarta sangat mudah dijangkau mengenai
biaya pelayanan kesehatannya. Menurut penutursn dari SP 1 dan
SP 2 yaitu:
Untuk biaya pelayanan kesehatan masih bisa terjangkau
untuk harga atau biaya pengobatannya.kemudian seperti
kita melayani pasien BPJS jelas sesuai hak-haknya, dan
untuk pasien umum kita tidak menggunakan tarif pribadi,
harus sesuai dengan peraturan Gubernur. Untuk
mengambil pendapatan dengan tarif sendiri pun tidak bisa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
118
karena semua hasilnya harus dan pasti disetorkan. Kalau
untuk jangkauan wilayah, RSJD Surakarta ini memang
agak sedikit sulit karena angkutan uum seperti bus atau
angkot tidak berhenti dan tidak sampai didepan RSJD. Kita
pernah mengajukan surat ke Pemkot tetapi belum ada
kelanjutan, kita sebenarnya juga ada pelayanan jemput
pasien atas permintaan keluarga pasien.
5) Berkualitas, yaitu yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu pihak
dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan pihak lain
tata cara penyelenggaraanya sesuai dengan kode etik serta
standar yang telah ditetapkan.
RSJD Surakarta selama ini tidak pernah mengalami pelanggaran
kode etik mengenai pelayanan kesehatan baik dari phak internal
sendiri maupun dengan stakeholder lainnya. Pihak internal rumah
sakit memberikan pelayanan yang baik sesuai standar dan hakhak pasien selama menjalani pengobatan di RSJD Surakarta.
Menurut SP 1 dan SP 2 yaitu: Untuk kualitas
pelayanan, kami masih tetap dan selalu berjuang untuk
akreditasi ke arah itu. Jadi yang pertama mengenai standar,
standar rumah sakit yag kita kan tipe A khusus (yaitu
Rumah Sakit Jiwa) kan ada syarat-syarat sendiri dan syarat
teresebut kini sudah kita sesuaikan dengan kondisi dan
sudah sudah diperiksa mengenai hal tersebut. Kemudian
untuk tingkat pelayanan masyarakat atau pasien sudah
sesuai. Belum pernah ada kasus pelanggaran kode etik di
RSJD Surakarta ini, untuk kasus pasien terlantar juga
Alhamdulillah belum pernah ada karena setiap pasien yang
masuk di RSJD harus punya oenanggung jawab baik
keluarga, teman atau siapa yang membawanya ke RSJD ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
119
Untuk mengetahui kepuasan pelanggan di RSJD Surakarta, pihak
humas melakukan survei pelanggan melalui kuisioner yang harus di isi
oleh pasien atau keluarga pasien dan juga wawancara langsung oleh pihak
humas. Dan juga disediakan fasilitas kotak saran dengan form pengaduan,
masukan dan saran yang berada disetiap ruangan, baik itu bangsal
maupun ruang tunggu. Kotak saran tersebut dikelola dan diambil setiap
dua hari sekali untuk dievaluasi. Evaluasi dilakukan oleh divisi humas,
apabila ada keluhan atau kritikkan yang bisa langsung ditangani oleh
humas bisa langsung ditindak lanjuti, tetapi apabila harus ditangani atau
disetujui oleh divisi yang membawahi atau sampai ke direktur maka harus
dirapatkan terlebih dahulu.76
Keputusan-keputusan seorang konsumen untuk mengkonsumsi
atau tidak mengkonsumsi suatu suatu barang-jasa dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain adalah persepsinya terhadap kualitas
pelayanan. Pernyataan ini menunjukkan adanya interaksi yang kuat antara
“Kepuasan Konsumen” dengan “Kualitas Pelayanan”. Harapan konsumen
terhadap kualitas pelayanan sangat dipengaruhi oleh informasi yang
diperolehnya dari mulut ke mulut, kebutuhan-kebutuhan konsumen itu
sendiri, pengalaman masa lalu dalam mengkonsumsi suatu produk,
hingga pada komunikasi eksternal melalui iklan, dan sebagainya. 77
Hasil wawancara penulis kepada sampel pasien ataupun keluarga
76
Hasil wawancara 12 Februari 2014
Zeithaml V.A., A. Parasuraman, and L.L. Berry (1990) “Delivery Quality ServiceBalancing
Costumer Perseptions and Expectation”. New York: The Free Press P.46.
77
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120
pasien mengenai kualitas pelayanan di RSJD Surakarta yaitu:78
SP 3- Pemahaman SP 3 mengenai kemudahan prosedur
pelayanan di Unit yaitu “mudah dipahami”. Pendapatnya tentang
kesesuaian persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanannnya
yaitu “sudah sesuai”. Kejelasan dan dan kepastian petugas yang
melayani yaitu “sangat jelas”. Kemudian pendapatnya mengenai
kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan yaitu
“disiplin”. Pendapatnya mengenai tanggungjawab petugas dalam
memberikan pelayanan yaitu “bertanggungjawab”. Menurutnya
kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan yaitu
“mampu”. Kecepatan pelayanannya juga “cepat”. Pendapat
tentang keadilan untuk mendapatkan pelayannan di unit ini yaitu
“adil”. SP 3 menyatakan pendapatnya mengenai kesopanan dan
keramahan petugas dalam memberikan pelayanan yaitu “sopan
dan ramah”. Pendapatnya mengenai kewajaran biaya untuk
mendapatkan pelayanan yaitu “wajar”. Kemudian mengenai
kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah
ditetapkan yaitu “sesuai”. Mengenai ketepatan pelaksanaan
terhadap jadwal dan waktu pelayanan yaitu “tepat”. SP 3
berpendapat bahwa kenyamanan dilingkungan unit pelayanan
yaitu “nyaman”, dan mengenai keamanan pelayanan di unit
pelayanan “sudah aman”.
Tetapi ia juga menyatakan kritik dan sarannya bahwa “Hal
yang dianggap penting yang perlu ditingkatkan yaitu ruang
tunggu, karena kurang nyaman. Kurang nyamannya itu karena ya
semuanya dicampur jadi satu di ruang tunggu baik yang pasien
kena gangguan jiwa, pasien umum biasa, dan orang yang hanya
berkepentingan cari surat-surat kan kurang nyaman banget gitu ya
kalo jadi satu disini. Terus sama pelayanan surat yang lama banget
bahkan saya pernah cari surat disini untuk syarat ngelamar kerja
gitulah lama banget sampe 4 jam nungguinnya. Tapi untuk proses
pelayannya yang sekarang so far so good sih ya, pengurusannya
prosedur pendaftaran pasien udah lebih mudah dan teratur tidak
seperti dulu yang lumayan ribet dan tidak teratur. Kemudian untuk
tenaga medis baik dokter maupun perawat, petugas lainnya udah
baik, sopan dan ramah.”
78
Hasil wawancara 12 Februari 2014
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
121
SP 4- “Pelayanan di Rumah Sakit ini semuanya sampun
sae kualitasnya sudah sangat baik dibandingkan rumiyin. Untuk
keperluan ngurus pendaftaran dan proses sanesipun sudah enak,
niki kan pake BPJS juga ngurusnya mboten ribet ngoten mbak
sudah mudah tidak ada keluhan bagi saya. Dokternya disini baikbaik, sabar sama perawatnya juga baik ramah juga. Kalau apa-apa
dituntun diberi tahu untuk prosesnya disini”.
Pernyataan tersebut berdasarkan hasil wawancara peneliti yang
menanyakan beberapa pertanyaan berdasarkan angket survei tentang
pelayanan publik di RSJD Surakarta yaitu:
Pemahaman SP 4 mengenai kemudahan prosedur
pelayanan di Unit yaitu “mudah dipahami”. Pendapatnya tentang
kesesuaian persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanannnya
yaitu “sudah sesuai”. Kejelasan dan dan kepastian petugas yang
melayani yaitu “sangat jelas”. Kemudian pendapatnya mengenai
kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan yaitu
“disiplin”. Pendapatnya mengenai tanggungjawab petugas dalam
memberikan pelayanan yaitu “bertanggungjawab”. Menurutnya
kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan yaitu
“mampu”. Kecepatan pelayanannya juga “cepat”. Pendapat
tentang keadilan untuk mendapatkan pelayannan di unit ini yaitu
“adil”. SP 4 menyatakan pendapatnya mengenai kesopanan dan
keramahan petugas dalam memberikan pelayanan yaitu “sopan
dan ramah”. Pendapatnya mengenai kewajaran biaya untuk
mendapatkan pelayanan yaitu “wajar”. Kemudian mengenai
kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah
ditetapkan yaitu “sesuai”. Mengenai ketepatan pelaksanaan
terhadap jadwal dan waktu pelayanan yaitu “tepat”. SP 4
berpendapat bahwa kenyamanan dilingkungan unit pelayanan
yaitu “nyaman”, dan mengenai keamanan pelayanan di unit
pelayanan “sudah aman”.
SP 5- “Kualitas Rumah Sakit sudah baik, proses
pelayanannya sudah dipermudah pake BPJS itu semakin mudah
tidak ribet. Untuk ngurus-ngurusnya juga sudah selalu dijelaskan
aturannya jadi saya tidak bingung lagi. Dokter dan perawat disini
baik dan ramah tidak ada yang mbesengut.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
122
Pernyataan tersebut berdasarkan hasil wawancara peneliti yang
menanyakan beberapa pertanyaan berdasarkan angket survei tentang
pelayanan publik di RSJD Surakarta yaitu:
Pemahaman SP 5 mengenai kemudahan prosedur
pelayanan di Unit yaitu “mudah dipahami”. Pendapatnya tentang
kesesuaian persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanannnya
yaitu “sudah sesuai”. Kejelasan dan dan kepastian petugas yang
melayani yaitu “sangat jelas”. Kemudian pendapatnya mengenai
kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan yaitu
“disiplin”. Pendapatnya mengenai tanggungjawab petugas dalam
memberikan pelayanan yaitu “bertanggungjawab”. Menurutnya
kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan yaitu
“mampu”. Kecepatan pelayanannya juga “cepat”. Pendapat
tentang keadilan untuk mendapatkan pelayannan di unit ini yaitu
“adil”. SP 5 menyatakan pendapatnya mengenai kesopanan dan
keramahan petugas dalam memberikan pelayanan yaitu “sopan
dan ramah”. Pendapatnya mengenai kewajaran biaya untuk
mendapatkan pelayanan yaitu “wajar”. Kemudian mengenai
kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah
ditetapkan yaitu “sesuai”. Mengenai ketepatan pelaksanaan
terhadap jadwal dan waktu pelayanan yaitu “tepat”. SP 5
berpendapat bahwa kenyamanan dilingkungan unit pelayanan
yaitu “nyaman”, dan mengenai keamanan pelayanan di unit
pelayanan “sudah aman”.
SP 6- “Kualitasnya rumah sakit jiwa ini sudah sesuai, sudah
baik, nyaman juga ruangan-ruangannya. Proses pelayanannya
sudah sangat mudah tidak ribet, paling cuma antri aja kan wajar
karena banyaknya pasien ya lama itu biasa, kalau gak mau lama ya
datangnya harus lebih pagi. Untuk tenaga medis dokter dan
perawat sudah baik semuanya kok, saya ga bermasalah dengan itu.”
Pernyataan tersebut berdasarkan hasil wawancara peneliti yang
menanyakan beberapa pertanyaan berdasarkan angket survei tentang
pelayanan publik di RSJD Surakarta yaitu:
Pemahaman
SP
6
mengenai
commit to user
kemudahan
prosedur
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
123
pelayanan di Unit yaitu “mudah dipahami”. Pendapatnya tentang
kesesuaian persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanannnya
yaitu “sudah sesuai”. Kejelasan dan dan kepastian petugas yang
melayani yaitu “sangat jelas”. Kemudian pendapatnya mengenai
kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan yaitu
“disiplin”. Pendapatnya mengenai tanggungjawab petugas dalam
memberikan pelayanan yaitu “bertanggungjawab”. Menurutnya
kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan yaitu
“mampu”. Kecepatan pelayanannya juga “cepat”. Pendapat
tentang keadilan untuk mendapatkan pelayannan di unit ini yaitu
“adil”. SP 6 menyatakan pendapatnya mengenai kesopanan dan
keramahan petugas dalam memberikan pelayanan yaitu “sopan
dan ramah”. Pendapatnya mengenai kewajaran biaya untuk
mendapatkan pelayanan yaitu “wajar”. Kemudian mengenai
kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah
ditetapkan yaitu “sesuai”. Mengenai ketepatan pelaksanaan
terhadap jadwal dan waktu pelayanan yaitu “tepat”. SP 6
berpendapat bahwa kenyamanan dilingkungan unit pelayanan
yaitu “nyaman”, dan mengenai keamanan pelayanan di unit
pelayanan “sudah aman”.
SP 7- “pelayanan rumah sakit jiwa disini sudah
memuaskan, proses pelayanannya mudah gak kayak dulu, kalau
nunggu-nunggu antrian disini juga enak sekarang sudah ada yang
jual minum dan makanan didekat pintu situ. Dokter sama
perawatnya disini baik-baik semua, karyawannya pada sumeh suka
ngluruhi dan tidak ada yang sombong.”
Pernyataan tersebut berdasarkan hasil wawancara peneliti yang
menanyakan beberapa pertanyaan berdasarkan angket survei tentang
pelayanan publik di RSJD Surakarta yaitu:
Pemahaman SP 7 mengenai kemudahan prosedur
pelayanan di Unit yaitu “mudah dipahami”. Pendapatnya tentang
kesesuaian persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanannnya
yaitu “sudah sesuai”. Kejelasan dan dan kepastian petugas yang
melayani yaitu “sangat jelas”. Kemudian pendapatnya mengenai
kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan yaitu
“disiplin”. Pendapatnya mengenai tanggungjawab petugas dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
124
memberikan pelayanan yaitu “bertanggungjawab”. Menurutnya
kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan yaitu
“mampu”. Kecepatan pelayanannya juga “cepat”. Pendapat
tentang keadilan untuk mendapatkan pelayannan di unit ini yaitu
“adil”. SP 7 menyatakan pendapatnya mengenai kesopanan dan
keramahan petugas dalam memberikan pelayanan yaitu “sopan
dan ramah”. Pendapatnya mengenai kewajaran biaya untuk
mendapatkan pelayanan yaitu “wajar”. Kemudian mengenai
kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah
ditetapkan yaitu “sesuai”. Mengenai ketepatan pelaksanaan
terhadap jadwal dan waktu pelayanan yaitu “tepat”. SP 7
berpendapat bahwa kenyamanan dilingkungan unit pelayanan
yaitu “nyaman”, dan mengenai keamanan pelayanan di unit
pelayanan “sudah aman”.
Kepuasan pasien adalah hasil penilaian pasien berdasarkan
perasaanya, terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah
sakit yang telah menjadi bagian dari pengalaman atau yang dirasakan
pasien rumah sakit; atau dapat dinyatakan sebagai cara pasien rumah sakit
mengevaluasi sampai seberapa besar tingkat kualitas pelayanan di rumah
sakit, sehingga dapat menimbulkan tingkat rasa kepuasan.
Sebagai
pasien
yang
merupakan
pelanggan
dari
rumah
sakit,pastinya ingin mendapatkan pelayanan yang cepat dan tepat. Namun
dalam sebuah pelayanan rumah sakit tidak bisa dilakukan dengan cepat
saja tetapi harus dengan ketepatan dan ketelitian sehingga mengharuskan
pasien
yang
bertindak
sebagai
pelanggan
bisa
bersabar
untuk
mendapatkan pelayanan yang tepat agar menghasilkan kesembuhan yang
maksimal. Kasus pelayanan yang sering dikeluhkan pasien di RSJD
Surakarta yaitu pelayanan di unit farmasi. Sempat ada beberapa komplain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
125
mengenai proses pelayanan farmasi di RSJD Surakarta sangat lama
antriannya dan menunggu untuk diberikan obat juga lama.
Dalam hal ini, pihak humas di RSJD Surakarta tidak bisa hanya
tinggal diam tetapi harus segera menindak lanjuti dengan memberikan
pengertian bahwa segala sesuatunya harus sesuai dengan SOP yang ada.
Dalam memberikan obat kepada pasien, apoteker tidak bisa sembarangan
dalam meracik dan memberikan obat. Jadi tahapannya adalah yang
pertama resep obat dari dokter dimasukkan dalam farmasi, kemudian
dilakukan pemeriksaan 1 yang dilanjutkan ke pemeriksaan 2 untuk
kesesuaian obat dengan penyakit yang diderita pasien terkait, dan setelah
itu obat diserahkan kepada pasien atau pihak yang bersangkutan. Dari
pengertian tersebut yang diberitahukan oleh humas maka diharapkan
khalayak dapat mengerti bagaimana prosedural di bidang farmasi dan
lebih bersabar dalam pelayanan, karena kami melayani juga sepenuh hati
demi kesembuhan dan kenyamanan pasien.79
Kotler menjelaskan lima determinan kualitas jasa adalah sebagai
berikut:80
1) Keandalan
melaksanakan
(reliability),
yaitu
kemampuan
untuk
jasa yang dijanjikan dengan tepat dan
terpercaya.
2) Ketanggapan
(responsiveness),
79
yaitu
kemauan
untuk
Hasil wawancara 12 Februari 2014
Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk MenangkapPangsa
Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.
80
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
126
membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat atau
ketanggapan.
3) Keyakinan (confidence), yaitu mencakup pengetahuan dan
kesopanan
karyawan
serta
kemampuan
mereka
untuk
menimbulkan kepercayaan dan keyakinan atau assurance
4) Empati (emphaty), yaitu syarat untuk peduli, memberi
perhatian pribadi bagi pelanggan.
5)
Berwujud
(tangible),
yaitu penampilan fasilitas fisik,
peralatan, personil, dan media komunikasi.
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan
rumah sakit telah menjadi masalah mendasar yang dihadapi sebagian
besar rumah sakit di berbagai negara. Tuntutan ini menjadi dasar
pengembangan organisasi kesehatan dan sistem pelayanan kesehatan di
berbagai negara melalui pelaksanaan desentralisasi. Kompleksitas
masalah kualitas pelayanan rumah sakit tidak saja terkait dengan
keterbatasan sumber daya dan lingkungan, tetapi juga bersumber dari
perbedaan persepsi diantara pemakai jasa pelayanan, petugas kesehatan,
dan pemerintah atau penyandang dana terhadap ukuran kualitas
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kualitas pelayanan rumah sakit
(RS) dapat ditelaah dari tiga hal yaitu :81
1) Struktur (sarana fisik, peralatan, dana, tenaga kesehatan dan
nonkesehatan, serta pasien).
81
Donabedian, A. 2000. Exprolation in Quality Assesment andMonitoring.ArborMichigan:
Health Administration Press.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
127
2) Proses (manajemen RS baik manajemen interpersonal, teknis
maupun pelayanan keperawatan yang kesemuanya tercermin
pada tindakan medis dan nonmedis kepada pasien).
3) Outcome
RSJD Surakarta yang melayani pasien umum dan pada awalnya
merupakan rumah sakit yang memang dikhususkan untuk pasien
penderita gangguan jiwa. Dari hal ini RSJD Surakarta mempunyai nilai
lebih yang menjadi suatu Unique Selling Preposition dari sebuah rumah
sakit tetapi sekaligus sebagai kelemahan karena kebanyakan masyarakat
umum akan lebih memilih berobat di rumah sakit umum karena tidak
mau dianggap gila oleh orang lain yang dengan kata lain “jaim” atau
jaga image. Sehingga perlu menjadi usulan dari pihak internal untuk
memperbaiki image terlebih dahulu dari RSJD Surakarta. Seperti yang
diungkapkan oleh pasien umum dibawah ini:
“Hal yang dianggap penting yang perlu ditingkatkan
yaitu ruang tunggu, karena kurang nyaman. Kurang nyamannya
itu karena ya semuanya dicampur jadi satu di ruang tunggu baik
yang pasien kena gangguan jiwa, pasien umum biasa, dan orang
yang hanya berkepentingan cari surat-surat kan kurang nyaman
banget gitu ya kalo jadi satu disini.
Menurut Kepala bagian tata usaha dan rumah tangga, beliau
mengungkapkan mengenai kegengsian masyarakat untuk masyarakat umum
berobat di RSJD Surakarta, yaitu:
“Wujud pelayanan yang harus ditingkatkan tentunya semua
pelayanan yang berkaitan dengan kesembuhan, kenyamanan, dan
keamanan pasien. Tetapi saat ini unit kerja humas masih berusaha
dalam upaya meningkatkan citra RSJD Surakarta yang dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
128
masyarakat awam masih mempunyai citra kurang baik seperti
Rumah Sakit Jiwa yang cenderung kumuh, kotor, menakutkan dan
tempatnya orang-orang yang terkena gangguan jiwa. Dari
permasalahan itu sebenarnya yang membuat khalayak enggan
berobat ke RSJ, padahal di RSJD Surakarta ini tidak hanya rumah
sakit untuk orang-orang yang mempunyai gangguan jiwa tetapi
juga terdapat fasilitas pelayanan pengobatan lain-lain atau
pengobatan umum atau spesialisnya. Jadi kita masih harus
menyadarkan masyarakat tentang brand image mengenai RSJD
Surakarta ini.”
Dengan adanya hal seperti maka Salah satu upaya yanng dilakukan
yaitu denga mengganti nama Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta menjadi
“RSJD Arief Zainnudin” agar orang tidak ngeri duluan kalau membaca
rumah sakit jiwa ini. Penggantian nama baru rumah sakit merupakan
upaya pergeseran image yang diharapkan dapat memberikan kesan ramah
didengar dan lebih baik ditelinga masyarakat secara umum, sehingga dapat
menyadarkan masyarakat bahwa sebuah Rumah Sakit Jiwa tidak
selamanya buruk dan tidak perlu gengsi atau jaim untuk datang berobat ke
RSJD Surakarta.
Kepuasan pelanggan dengan kualitas pelayanan di RSJD Surakarta
selama tahun 2014 lalu mempunyai prestasi yang bagus. Dapat diketahui
dari hasil survei dari instalasi humas dan pemasaran di RSJD Surakarta,
yaitu survey terhadap 12 pelayanan (Instalasi Farmasi, IGD, Radiologi,
Rawat Inap, Rawat Jalan, Psikologi, Diklitbang, Elektromedik, Fisioterapi,
Labolatorium, Keswamas, Keswa Anak dan Remaja) :
Tabel survei kepuasan pelanggan 2014
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
129
No.
Tri Wulan
Nilai
Keterangan
1.
Januari – Maret
86,70
Sangat Baik
2.
April – Juni
87,22
Sangat Baik
3.
Juli – September
88,40
Sangat Baik
4.
Oktober –
89,619
Sangat Baik
Desember
Dari hasil survei yang dipaparkan diatas, terlihat jelas bahwa selalu
ada peningkatan prosentase dari pasien atau keluarga pasien menyatakan
kepuasannya terhadap pelayanan di RSJD Surakarta. Hal ini dapat
meyadarkan dari pihak internal di RSJD Surakarta bahwa pelayanan yang
baik akan menciptakan kepuasan bagi pelanggan ataupun pihak-ihak
terkait. Jadi peningkatan mutu yang menghasilkan kepuasan pelanggan
merupakan hal yang sangat penting dalam berlangsungnya sebuah
perusahaan atau instansi pemerintah. Memberikan terbaik kepada
pelanggan akan membuat tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai dan
mampu memberikan integritas layanan publik dengan baik serta
menciptakan image positif yang akan melekat dalam benak khalayak.
commit to user
Download