14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Menurut Malayu S.P Hasibuan dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia edisi revisi tahun 2003 Manajemen berasal dari kata ”to manage” yang berarti mengatur (mengelola). Manajemen termasuk kelompok ilmu sosial dan proses, karena didalam manajemen terdapat adannya kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, misalkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Kegiatan itu satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan atau dengan kata lain saling terkait, sehingga akan membentuk suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu manajemen disebut sebagai sistem. Manajemen merupakan alat untuk pencapaian tujuan yang diinginkan perusahaan. Manajemen yang tepat akan memudahkan terwujudnya tujuan, visi dan misi perusahaan. Untuk dapat mewujudkan itu semua perlu dilakukan proses pengaturan semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari man, money, method, materials, machines dan market (6M). Definisi manajemen menurut para ahli antara lain sebagai berikut : Menurut Dr. SP. Siagian dalam buku Filsafat Administrasi Manajemen mengemukakan bahwa : “Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain”. Menurut Hasibuan (2007:10) dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia edisi revisi tahun 2003 mengemukakan bahwa : “Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu”. 15 Sedangkan menurut Ordway Tead yang dikutip oleh Drs He Rosyidi dalam buku Organisasi dan Manajemen mengemukakan bahwa : “Manajemen adalah proses dan kegiatan pelaksanaan usaha memimpin dan menunjukkan arah penyelenggaraan tugas suatu organisasi di dalam mewujudkan tujuan yang telah di tetapkan”. Selain itu kita harus mengetahui proses manajemen sebagai berikut : Fungsi-fungsi manajemen, menurut Edwin B. Flippo dalam buku Moekijat, (1987 : 26-27) adalah : 1. Fungsi Perencanaan Perencanaan berarti penentuan lebih dahulu suatu program kepegawaian yang akan menunjang tujuan-tujuan yang ditetapkan bagi perusahaan. 2. Fungsi Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasikan semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi. 3. Fungsi Pengarahan Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. 4. Fungsi Pengawasan Pengawasan, yakni mengadakan penyelidikan dan perbandingan dari pada tindakan dengan rencana-rencana serta mengadakan pembetulan dari pada penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi. Dari definisi diatas dapat disimpulkan manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan sebelumnnya. 16 2.2 Manjemen Sumber Daya Manusia 2.2.1 Pengertian Manajaman Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur sumber daya yang dimiliki oleh individu dapat digunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan (goal) menjadi maksimal. Beberapa definisi mengenai Sumber daya Manusia menurut para ahli : Menurut Hasibuan (2006:10) dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia edisi revisi tahun 2003 mengemukakan sebagai berikut: “Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat”. Menurut Edwin B. Flippo (2002:9) dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia edisi revisi tahun 2003 mengemukakan bahwa : “Manajemen Sumber Daya Manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat”. Sedangkan menurut Dale Yoder (1995:4) dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia edisi revisi tahun 2003 mengemukakan bahwa: “Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penyediaan, kepemimpinan dan pengarahan para karyawan dalam pekerjaan atau hubungan kerja mereka”. 17 Berdasarkan pendapat diatas Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan ilmu atau seni dalam suatu kebijakan maupun praktek merekrut, menyaring, melatih serta memberikan penghargaan dan penilaian terhadap tenaga kerja dan seni mengatur proses pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien sehingga produktif merupakan hal yang paling penting untuk mencapai tujuan tertentu. 2.2.2 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut pendapat Hasibuan (2003:21), fungsi manajemen Sumber Daya Manusia meliputi : 1. Fungsi Manajerial : a. Planning (Perencanaan) Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnnya tujuan. b. Organizing (Pengorganisasian) Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasikan semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja,hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi (organization chart). c. Directing (Pengarahan) Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien serta efisien dalam membantu tercapainnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnnya dengan baik. 18 d. Controlling (Pengendalian) Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. 2. Fungsi Operasional yang meliputi : a. Procurement (Pengadaan) Pengadaan adalah proses penariakan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnnya tujuan. b. Development (Pengembangan) Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. c. Compensation (Kompensasi) Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung (direct) dan tidak langsung (indirect) uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. d. Integration (Pengintegrasian) Pengintegrasian kepentingan perusahaan adalah kegiatan untuk mempersatujkan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang sesuai dan saling menguntungkan. 19 e. Maintenance (Pemeliharaan) Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagai besar karyawan serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi. f. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujudnnya tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial. g. Separation (Pemberhentian) Pemberhentian adalah putusnnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini diatur ole undang –undang No.12 Tahun 1964. 2.2.3 Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia Agar Manjaemen Sumber Daya Manusia lebih diperhatikan, kita lihat peranannya menurut Hasibuan (2007:14) yang mengatakan bahwa peranan Manajemen Sumber Daya Manusia adalah mengatur dan menetapkan kepegawaian yang mencakup masalah : 1) Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job specification, job requirement dan job evaluation. 2) Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asas the right man on the right place and on the right job. 20 3) Menetapkan program kesejahteraaan, pengembangan, promosi dan pemberhentian. 4) Meramalkan penawaran dan permintaan Sumber Daya Manusia pada masa yang akan datang. 5) Memperkirakan kesadaran perekonomian pada umumnnya dan perkembangan perusahaan kita pada khususnnya. 6) Memonitor dengan cerdas undang-undang perburuan dan kebijakan pemberian balas jasa perusahaan kita pada khusnnya. 7) Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh. 8) Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan penilaian prestasi kerja. 9) Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal. 10) Mengatur pensiun, pemberhentian dan pesangonnya. 2.3 Budaya 2.3.1 Pengertian Budaya Organisasi Budaya organisasi (corporate culture) sering diartikan sebagai nilai-nilai, simbol yang dimengerti dan dipatuhi bersama,yang dimiliki suatu organisasi sehingga anggota organisasi merasa satu keluarga dan menciptakan suatu kondisi yang berbeda dengan organisasi lain. Berikut ini beberapa pengertian budaya organisasi menurut para ahli antara lain: Menurut Robbins (2003-525) dalam buku Organizational Behavior dan juga dikutip oleh Dr. Djokosantoso Moeljono dalam buku Budaya organisasi dalam tantangan tahun 2005 mengemukakan bahwa : “Budaya Organisasi (corporate culture) merupakan suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain”. 21 Menurut Robert G. Owens dalam bukunnya Organizational Behavior in Education mengemukakan definisi budaya menurut Terrence Deal and Allan Kennedy bahwa : “Budaya adalah suatu sistem pembagian nilai dan kepercayaan yang berinteraksi dengan orang dalam suatu organisasi, struktur organisasi, dan sistem kontrol yang menghasilkan norma perilaku”. Sedangkan menurut Kreitner et al. (2003:86) dalam buku Perilaku Organisasi bahwa : “Budaya organisasi merupakan satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima oleh kelompok anggota organisasi dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikiran dan bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka ragam”. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Budaya organisasi adalah perilaku kolektif dari orang yang merupakan bagian dari sebuah organisasi, juga dibentuk oleh nilai-nilai organisasi, visi, norma, bahasa kerja, sistem, dan simbol, itu termasuk keyakinan dan kebiasaan. 2.3.2 Fungsi Budaya Organisasi Menurut Chatab (2007:17) berpendapat mengenai fungsi budaya organisasi, yaitu sebagai berikut : a.Identitas yang merupakan ciri atau karakter organisasi. b.Social cohesion atau pengikat atau pemersatu. c.Sumber penggerak dan pola perilaku. d.Mekanisme adaptasi terhadap perubahan. 22 Sedangkan menurut Kreitner et al. (2002:566) berpendapat bahwa budaya organisasi mencakup : Gambar 2.1 Fungsi Budaya Organisasi Sosial Identitas organisasi Alat yang memberi pengertia n Budaya organisasi Komitmen kolektif Stabilitas sistem sosial Sumber: Kreitner et al. (2003:86) 2.3.3 Dimensi Budaya Organisasi Menurut Robbins (2003:525) dimensi budaya perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko (Inovation and risk taking) adalah sejauh mana organisasi mendorong para karyawan bersikap inovatif dan berani mengambil resiko selain itu bagaimana organisasi menghargai tindakan pengambilan resiko oleh karyawan dan membangkitkan ide karyawan. 2. Perhatian secara detail (Attention to detail) adalah sejauh mana organisasi mengharapkan karyawan memperlihatkan kecermatan,analisis dan perhatian kepada rincian. 23 3. Berorientasi kepada hasil (Outcome orientation ) adalah sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut. 4. Berorientasi kepada manusia (People orientation) adalah sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang di dalam organisasi. 5. Berorientasi tim (Team orientation ), adalah sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim hanya pada individu-individu untuk mendukung kerjasama. 6. Agresifitas (Aggressiveness) adalah sejauh mana orang-orang dalam organisasi itu agresif dan kompetitif untuk menjalankan budaya organisasi sebaik-baiknya. 7. Stabilitas (Stability), adalah sejauh mana kegiatan organisasi menekankan status quo sebagai kontras dari pertumbuhan.penerapan dalam organisasi antara lain manajemen mempertahankan karyawan yang berpotensi, evaluasi penghargaan dan kinerja oleh manajemen ditekankan kepada upaya-upaya individual, walaupun senioritas cenderung menjadi faktor utama dalam menentukan gaji atau promosi. 2.3.4 Tipe Budaya Organisasi Menurut Kreitner et al. (2003:87) ada tiga tipe budaya organisasi yang diterapkan dalam organisasi, yaitu : 1. Budaya konstruktif, yaitu : Budaya dimana para tenaga kerja di dorong untuk berinteraksi dan mengerjakan tugas bersama serta mendukung keyakinan normatif yang berhubungan dengan pencapaian tujuan organisasi, penghargaan dan persatuan. 24 2. Budaya pasif-defensif yang bercirikan keyakinan normatif dan memungkinkan tenaga kerja berinteraksi antara sesama tenaga kerja, mendorong keyakinan normatif dengan persetujuan. 3. Budaya agresif-defensif, mendorong tenaga kerja untuk mengerjakan tugasnnya dengan cepat dan aman yang bercirikan keyakinan normatif, mencerminkan oposisi, kekuasaan dan kompetitif. 2.4 Kinerja 2.4.1 Pengertian Kinerja Karyawan Kinerja merupakan sebagai suatu hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan adannya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Sehingga kinerja tersebut merupakan hasil keterkaitan antar usaha, kemampuan dan persepsi tugas. Berikut ini definisi kinerja menurut beberapa ahli : Menurut Irawan (2002:11), dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia bahwa : “kinerja (performance) adalah hasil kerja yang bersifat kongkret yang dapat diamati, dilihat dan diukur”. Menurut Bernardin dan Russel 1993 dalam buku Human Resource Management dan dalam bukunnya Achmad S. Ruby memberikan pengertian tentang kinerja sebagai berikut : “performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job function or activity during time period. Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsifungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu”. Sedangkan menurut Prawiro Suntoro 1999 dalam buku Merry Dandian Panji mengemukakan : 25 “Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu”. Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja karyawan adalah hasil yang dicapai oleh seseorang karyawan atas pekerjaannya selama jangka waktu tertentu. 2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Menurut Steers dalam Riani (2011:100), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah : 1. Kemampuan, kepribadian, dan minat kerja 2. Kejelasan dan penerimaan atau penjelasan peran seorang pekerja yang merupakan taraf pengertian dan penerimaan seseorang atau tugas yang diberikan kepadanya. 3. Tingkat motivasi pekerja yaitu daya energi yang mendorong, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku Sedangkan menurut Mc Cormick dan Tiffin dalam Riani (2011:100) menjelaskan bahwa terdapat dua variabel yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu : a. Variabel individu Variabel ini terdiri dri pengalaman, pendidikan, jenis kelamin, umur, motivasi, keadaan fisik, kepribadian, dan sikap. b. Variabel situasional Variabel situasional menyangkut dua faktor yaitu : 1. Faktor sosial dari organisasi meliputi : kebijakan, jenis latihan dan pengalaman, sistem upah serta lingkungan sosial. 2. Faktor fisik dan pekerjaan meliputi : metode kerja, kebisingan, penyinaran dan temperatur. 26 2.4.3 Metode Penilaian Kinerja Ada beberapa metode dalam melakukan penelitian kinerja menurut Mathis (2002:82) yaitu : 1. Metode Penilaian Kategori Metode yang meminta manajer memberi nilai untuk tingkah laku kinerja karyawan pada formulir khusus di bagi dalam kategori-kategori kinerja. Secara umum ada dua metode penilaian kategori yaitu : a. Skala penilaian garafik Memungkinkan penilaian untuk memberikan nilai terhadap kinerja karyawan secara continue. b. Daftar periksa Terdiri dari daftar kalimat atau kata-kata dimana penilaian memeriksa kalimat-kalimat yang paling mewakili karakter dan kinerja karyawan. 2. Metode Perbandingan Metode yang menuntut para manajer untuk secara langsung membandingkan kinerja karyawan mereka satu sama lainnya. Teknik ini mencakup : a. Pemberian peringkat terdiri dari daftar seluruh karyawan uyang tertinggi sampai terendah dalam kinerjannya. b. Perbandingannya berpasangan (Distribusi yang normal), teknik mendistribusikan penilaian yang dapat digeneralisasikan dengan metode-metode yang lainnya. 3. Metode Negatif Metode dimana manajer dan spesialisasi sumber daya manusia kadan-kadang diminta untuk memberikan informasi penilaian tertulis dimana lebih mendeskripsikan tindakan karyawan. 4. Metode Tujuan dan Prilaku Metode yang digunakan untuk mengukur prilaku karyawan dan bukan karakteristik lainnya. 27 5. Metode Manajemen berdasarkan sasaran (MBO) Meliputi ketetapan tujuan khusus yang dapat diukur bersama dengan masing-masing karyawan dan selanjutnnya secara berkala meninjau kemampuan yang dicapai oleh individu dalam jangka waktu tertentu. 2.4.4 Aspek-aspek Penilaian Kinerja Menurut Mangkunegara (2001:74) adalah sebagai berikut : 1. Hallo Effect Penilaian yang subjektif diberikan pegawai baik yang bersifat negatif maupun positif yang berlebihan dilihatnnya dari penampilan pegawai. 2. Liniency Penilaian kinerja yang cendrung memberikan nilai yang terlalu tinggi dari yang seharusnnya. 3. Strickness Penilaian yang memiliki kecendrungan memberikan nilai yang terlalu rendah dari yang seharusnnya. 4. Control Tendency Penialaian kinerja yang cendrung memberikan nilai rata-rata (sedang) kepada pegawai. 5. Personal Biases Penilaian kinerja yang memberikan nilai baik kepada senior lebih tua usiannya yang berasal dari suku bangsa yang sama. 28 2.4.5 Manfaat Penilaian Kinerja Manfaat penilaian kinerja bagi organisasi menurut Sulistyani dan Rosidah (2003:225) adalah : 1. Penyesuaian kompensasi 2. Perbaiakan kinerja 3. Kebutuhan latihan dan pengembangan 4. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja. 5. Untuk kepentingan penelitian kepegawaian 6. Membantu diagnosis terhadap kesalahan desai pegawai. 2.5 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Tahun 1992 Kotter dan Heskett dalam buku Coorporate Cultur dan Performance telah mengemukakan pengaruh budaya organisasi dengan kinerja pegawai. Mereka melakukan penelitian terhadap 207 perusahaan di dunia yang di aktifitasnnya berada di Amerika Serikat. Ada mpat kesimpulan berdasarkan penelitian tersebut dalam Tika (2006:139) yaitu : 1. Budaya organisasi dapat mempunyai dampak yang berarti dalam kinerja organisasi jangka panjang. 2. Budaya organisasi mungkin akan menjadi suatu faktor yang bahkan lebih penting lagi dalam menentukan keberhasilan organisasi dalam dasawarsa yang akan datang. Budaya menomor satukan kinerja mengakibatkan dampak kinerja negatif dengan brbagai alasan. Alasan utama adalah kecendrungan menghambat organisasi-organisasi dalam menerima perubahan-perubahan taktik dan strategi yang dibutuhkan. 3. Budaya organisasi yang menghambat peningkatan kinerja jangka panjang cukup banyak, budaya mudah berkembang bahkan dalam organisasi yang penuh dengan orang-orang pandai dan berakal sehat. Budaya yang mendorong prilaku yang tidak tepat dan menghambat perubahan ke arah strategi yang lebih tepat, cendrung muncul perlahan-lahan dan tanpa 29 disadari dalam waktu bertahun-tahun, biasannya sewaktu organisasi berkinerja baik. 4. Walaupun sulit untuk di ubah, budaya organisasi dapat dibuat agar bersifat lebih meningkatkan kinerja. Menurut Kotter dan Heskett (1997:18) menyatakan : budaya yang kuat sering dikatakan membantu kinerja karena menciptakan suatu tingkat motivasi yang luar biasa dalam diri pegawai. Kadang-kadang ditegaskan bahwa nilai-nilai dan prilaku yang dianut bersama membuat orang merasa nyaman bekerja dalam sebuah organisasi, rasa komitmn atau loyal selanjutnnya dikatakan membuat orang berusaha lebih keras lagi. Budaya juga dikatakan membantu kinerja karena memberikan struktur dan kontrol yang dibutuhkan tanpa harus berstandar pada birokrasi formal yang mencekik yang dapat menekan tumbuhnnya motivasi dan inovasi. Selain menurut Kotter dan Heskett terdapat beberapa artikel dan penelitian lainnya yang berkaitan dengan keterkaitan antara budaya organisasi menjadi pembicaraan banyak ahli organisasi, seorang konsultan pengembangan karir, Wallach dalam Sobirin (2007:289) menyatakan pentingnnya motivasi seseorang karyawan akan jauh lebih efektif jika terdapat kecocokan antara motivasi karyawan dalam budaya organisasi berjalan. Demikian juaga karyawan tersebut akan lebih diakui keberadaannya dan akan memperoleh kesempatan lebih baik untuk dipromosikan perusahaan. 30 Menurut Lako (2004:28) hubungan antara budaya organisasi terhadap kinerja diyakini oleh para ilmuan prilaku organisasi dan manajmen serta sejumlah peneliti akuntansi. Mereka menyatakan bahwa budaya organisasi diyakini merupakan faktor penentu utama terhadap kesuksesan kinerja suatu organisasi. Keberhasilan suatu organisasi untuk mengimplementasikan aspek-aspek atau nilai-nilai organisasinnya dapat mendorong organsasi tersebut tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Pengelolaan secara efektif terhadap budaya organisasi dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif. Dari beberapa pendapat dan hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa budaya mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan dalam organisasi demi tercapainnya tujuan organisasi.