Penerapan Responsive Web Design pada E

advertisement
1.
Pendahuluan
Saat ini sudah banyak orang melakukan pengaksesan internet tidak hanya
melalui penggunaan komputer saja, tetapi juga melalui berbagai macam device,
salah satu contohnya penggunaan smartphone. Dengan keadaan yang seperti ini,
mau tidak mau pemilik website harus memiliki website yang bisa diakses melalui
beberapa device tertentu. Berdasarkan data dari penelitian Nielsen’s Managing
Director, Konsumen di Asia Tenggara dengan cepat mengadopsi teknologi baru
seperti smartphone dan tablet yang dapat menyediakan akses internet di mana
saja. 48% pengguna internet di Indonesia mengakses internet melalui handphone
dan selain melalui handphone, terdapat 13% pengguna internet di Indonesia yang
mengakses internet melalui perangkat mobile non handphone seperti tablet.
Angka yang cukup besar ini memperlihatkan seberapa besar tinggi akses internet
mobile di Indonesia. Diprediksikan dalam 12 bulan kedepan pengguna internet di
Indonesia akan mengakses internet melalui handphone meningkat sebesar 53%
dan 30% mengaksesnya melalui tablet [1].
Tampilan website yang muncul biasanya tidak beraturan karena tidak sesuai
dengan ukuran layar tampilan dan biasanya harus melakukan scroll kesamping
untuk mendapatkan hasil yang optimal. Permasalahan yang terjadi adalah semua
perangkat tersebut memiliki layar dengan resolusi yang berbeda-beda, sehingga
jika pengguna membuka sebuah situs di dalam smartphone dengan layar yang
kecil, maka isi content yang ditampilkan akan terlihat kecil (sulit dibaca) atau jika
ingin tampilan content terlihat, mungkin pengguna akan direpotkan dengan
aktivitas zoom-in dalam membaca content, disinilah dibutuhkan solusi untuk
menangani masalah tersebut. Responsive Web Design merupakan suatu teknik
perancangan tampilan website yang akan menyesuaikan layar browser untuk
menampilkan sebuah website yang terdiri dari 3 fitur yaitu flexible grid, flexible
image dan media queries. flexible grid ditujukan agar width dan layout pada suatu
situs dapat beradaptasi secara otomatis dan fleksibel mengikuti width dari device
yang digunakan. Pada bagian ini semua lebar elemen yang bertipe pixel (px) akan
diubah menjadi ekstensi persen, flexible image ditujukan agar dapat
mesinkronisasikan ukuran gambar yang besar agar tidak dapat melewati batas
kontainernya. Komponen ini tidak hanya ditujukan untuk gambar, tetapi objek
lainnya seperti audio, video. Media queries ditujukan agar tampilan yang
dirancang dapat mengikuti ukuran resolusi browser device [2].
Responsive Web Design merupakan teknik yang dapat membuat proses
perancangan aplikasi dan situs web untuk berbagai jenis perangkat menjadi lebih
mudah. Hal ini dikarenakan bahwa dengan menggunakan responsive design,
perancang dimungkinkan untuk dapat menerapkan solusi bagi berbagai resolusi
layar, density, dan rasio aspek pada banyak jenis perangkat [3].
Pendidikan merupakan salah satu jendela pembelajaran yang dilakukan dan
bertujuan untuk mengasah aspek kognitif dan intelektual yang dimiliki agar lebih
sempurna mendekati kodrat manusia yang ideal. Sejalan dengan perkembangan
teknologi informasi yang berkembang pesat, maka peran guru serta pihak pengajar
semakin dibutuhkan untuk menghadirkan sebuah sistem pembelajaran yang
menggunakan media elektronik atau lebih dikenal dengan istilah e-learning. E-
1
learning berasal dari dua kata yaitu “e” yang merupakan kependekan dari
“electronic” dan “learning” atau “pembelajaran”. Jadi e-learning adalah
pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika [4].
SMPN 3 Salatiga merupakan salah satu sekolah Madrasah yang
mengandalkan kinerja pendidikannya untuk mendidik siswa-siswi menuju masa
depan yang jauh lebih berprestasi. Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan
kepada 25 orang siswa di SMPN 3 Salatiga, didapati sudah 88% memiliki
smartphone dan sebanyak 70% siswa menggunakanya untuk mengakses website,
tetapi dalam mengakses website melalui smartphone 60% siswa mengalami
kesulitan, karena tulisan terlihat kecil dan harus melakukan zoom-in. Efisiensi
pembelajaran siswa di SMPN 3 Salatiga masih kurang efektif, dikarenakan
Interaksi antara siswa dan guru mengenai materi pembelajaran masih minim,
padahal terdapat banyak siswa yang masih kurang paham terhadap materi yang
disampaikan oleh pengajar tetapi malu untuk bertanya. Siswa masih harus menulis
secara manual dikertas untuk mendapatkan materi dan tugas yang diberikan oleh
pengajar melalui media lcd/proyektor maupun papan tulis, selain itu siswa juga
masih melakukan tindak kecurangan dalam pelaksanaan tes.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menerapkan suatu
teknologi Responsive Web Design yang secara otomatis dapat beradaptasi pada
perangkat tanpa harus membuat lebih dari satu program yang diimplementasikan
pada e-learning SMPN 3 Salatiga.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem belajar-mengajar di
SMPN 3 Salatiga, merancang aplikasi e-learning yang sesuai bagi SMPN 3
Salatiga untuk
menunjang proses pembelajaran yang ada
dan
mengimplementasikan rancangan sistem ke dalam aplikasi. Penelitian ini
bermanfaat dalam mempermudah siswa untuk mendapatkan materi dan tugas
tanpa terbatas jarak dan waktu, memberikan wadah tempat bertemunya guru dan
murid di luar sekolah. Batasan masalah dari penelitian ini adalah tidak
membandingkan aplikasi cms e-learning seperti Moodle, library javascript yang
digunakan ialah jquery serta tidak membahas keamanan konten dari website.
2.
Kajian Pustaka
Dalam penelitian pertama yang berjudul “Microlab E-learning Berbasis
Web” pada tugas akhir ini dibahas mengenai aplikasi yang digunakan untuk
mempermudah pengajar dalam mengawasi serta memberikan materi pembelajaran
yang diberikan kepada siswa. Kelebihan dari penelitian ini dapat diakses oleh
pengunjung umum, materi (pdf) bisa dilihat tanpa harus di download,
menampilkan video, terdapat fasilitas mading untuk mengapresiasikan bakat siswa
serta tes online, tetapi belum sepenuhnya didukung untuk diakses dari telepon
seluler [4].
Dalam penelitian kedua yang berjudul “Web Responsive Design untuk Situs
Berita Menggunakan Framework CodeIgniter” skripsi ini menjelaskan bagaimana
menerapkan teknologi Responsive Web Design pada sebuah situs berita, sehingga
dapat diakses berbagai perangkat tetapi masih belum begitu memperhatikan
tingkat keamanan situs. [1].
2
Dari kedua penelitian tersebut dapat memberikan referensi bagaimana cara
mengimplementasikan teknologi Responsive Web Design pada situs e-learning
SMPN 3 Salatiga. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang
pertama adalah pada penelitian yang pertama belum menerapkan teknologi
Responsive Web Design. Sedangkan perbedaan dengan penelitian yang kedua
adalah pengimplementasian teknologi Responsive Web Design pada situs berita
serta penggunaan HTML 5.
Jika dibandingan aplikasi ini dengan aplikasi moodle, untuk versi moodle
2.4 penerapan Responsive Web Design hanya diterapkan pada perangkat mobile
dan tablet. Sedangkan pada moodle 2.5 yang dirilis pada tanggal 14 mei 2013.
Moodle versi 2.5 ini sudah menerapkan teknologi Responsive Web Design pada
keseluruhan sistemnya, yang dapat diakses disegala jenis perangkat.
Web Responsive Design pada dasarnya menunjukkan bahwa situs web
dibuat menggunakan W3C CSS3 media dengan cairan proporsi berbasis grid,
untuk beradaptasi tata letak dengan melihat lingkungan platform dan gambar
fleksibel sebagai hasilnya, pengguna di berbagai platform dan browser akan
memiliki akses ke satu sumber konten, ditata sehingga mudah dibaca dan navigasi
dengan minimal mengubah ukuran, panning dan scrolling [1].
Web Responsive Design muncul dari kebingungan para web designer untuk
memecahkan masalah perkembangan platform dengan variasi layar yang berbedabeda untuk mengakses satu konten dari halaman yang sama dengan
mengutamakan tingkat kenyamanan membaca konten disetiap ukuran layar yang
berbeda. Responsive web design adalah sebuah cara agar hasil desain yang dibuat
dapat menyesuaikan lebar maupun posisi di sebagian atau semua resolusi dari
perangkat yang digunakan. Fungsi dari @ media adalah untuk menetapkan
browser membaca ukuran layar yang akan ditampilkan [1].
Istilah Responsive Web Design sendiri pertama kali diperkenalkan oleh
Ethan Marcotte dalam bukunya yang berjudul “Responsive Web Design”. Dibahas
mengenai 3 teknik yang digunakan dalam membangun sebuah Responsive Web
Design, yaitu: flexible grid layout, flexible images dan media queries. Flexible
grid yaitu sebuah konsep ukuran elemen halaman dengan pilihan satuan persen
daripada satuan absolut seperti pixel atau point, flexible images yaitu sebuah
teknik mencegah agar media gambar, video, object, tidak melewati batas dari
elemen container, media queries merupakan modul CSS3 memungkinkan render
konten untuk beradaptasi dengan kondisi seperti resolusi. Sebuah media queries
terdiri dari jenis media dan 1 atau lebih ekspresi. Hasil dari media queries
dinyatakan benar, jika perangkat dalam media queries sesuai maka, stylesheet
yang sesuai akan diterapkan [2].
CodeIgniter merupakan framework yang akan dapat digunakan untuk
pengembangan proyek pembuatan situs web dengan cara penggunaan kode
program secara manual, dengan menyediakan banyak sekali pustaka yang
dibutuhkan dalam pembuatan situs web, dengan antarmuka yang sederhana dan
struktur logika untuk mengakses pustaka yang dibutuhkan. CodeIgniter
membiarkan kita untuk memfokuskan diri pada pembuatan situs web dengan
meminimalkan pembuatan kode untuk berbagai tujuan pembuatan situs web [5].
3
E-learning berasal dari dua kata yaitu “e” yang merupakan kependekan dari
“electronic” dan “learning” atau “pembelajaran”. Jadi e-learning adalah
pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika [4]. E-learning dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu Synchronous dan Asynchronous. Synchronous Training
adalah tipe pelatihan dimana guru dan murid berada pada waktu yang sama dalam
suatu proses pembelajaran, sehingga interaksi antara guru dan murid sangat
dimungkinkan. Intinya, e-learning jenis ini mirip dengan pembelajaran dikelaskelas seperti biasa, hanya saja kelasnya bersifat maya. Salah satu contohnya:
penggunaan web conference dalam proses pembelajaran.
Asynchronous Training Asynchronous Training adalah tipe pelatihan
dimana guru dan murid berada pada waktu yang berbeda dalam suatu proses
pembelajaran, sehingga siswa dapat mengakses materi dan melakukan kegiatan
pembelajaran setiap saat. E-learning jenis ini memang tidak memungkinkan
interaksi langsung antara siswa dengan pengajar seperti halnya Synchronous
Training, namun interaksi tersebut masih dapat dimungkinkan dengan cara tidak
langsung seperti misalnya dengan email ataupun forum [6].
3.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dan diselesaikan melalui tahapan penelitian yang
terbagi dalam empat tahapan, yaitu analisis kebutuhan dan pengumpulan data,
perancangan sistem, implementasi dan pengujian aplikasi serta analisis hasil
pengujian, dan yang terakhir adalah penulisan laporan hasil penelitian.
Gambar 1 Tahapan Penelit ian [7]
Tahapan penelitian pada Gambar 1 dapat dijelaskan sebagai berikut : Tahap
pertama merupakan tahapan analisis kebutuhan dan pengumpulan data, yakni
melakukan analisa terhadap apa saja yang dibutuhkan untuk membuat sebuah
situs e-learning berbasis Responsive Web Design. Penelitian diawali dengan
melakukan wawancara terhadap Teguh Sugiarto selaku wakil kepala sekolah
SMPN 3 Salatiga dan pembagian kuesioner. Dari kedua proses tersebut didapati
bahwa selama ini penguna smartphone ketika mengakses sebuah situs web masih
4
merasa kurang nyaman, dikarenakan isi dari tampilan web tersebut kecil sehingga
pengguna perlu melakukan zoom-in dan scroll-horizontal seperti web profil dari
SMPN 3 Salatiga. Selanjutnya proses pembelajaran disekolah masih manual,
salah satunya pada pemberian tugas (pekerjaan rumah) maupun materi siswa
masih harus menulis manual dikertas yang diberikan oleh pengajar melalui media
lcd/papan tulis. Selain melakukan wawancara, juga dilakukan studi literatur untuk
mendapatkan data-data valid untuk mengimplementasikan Responsive Web
Design pada e-learning SMPN 3 Salatiga. Pustaka yang diambil sebagai referensi
berasal dari jurnal-jurnal penelitian sebelumnya tentang e-learning, jurnal- jurnal
dengan topik Responsive Web Design dan e-learning.
Tahap kedua adalah perancangan sistem yang meliputi perancangan proses
menggunakan metode Waterfall terdiri dari diagram Unified Modelling Language
(UML), perancangan database serta perancangan antarmuka berbasis Responsive
Web Design.
Gambar 2 Pemodelan Waterfall [8]
Gambar 2 adalah perancangan metodologi waterfall. Pada tahapan analisis
kebutuhan, dilakukan pengumpulan kebutuhan secara lengkap kemudian
dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh aplikasi yang
akan dibangun.
Pada tahapan desain sistem dan perangkat lunak akan dilakukan
perancangan tampilan user interface berbasis Responsive Web Design, dan
perancangan desain sistem. Tahapan Implementasi dan unit pengujian merupakan
tahapan penerapan design sistem ke dalam aplikasi. Bentuk implementasi dari
sistem bisa berupa penulisan program dan pembuatan basis data serta
dokumentasi setelah aplikasi selesai dibuat. Tahapan integrasi dan uji coba sistem
adalah tahapan untuk melakukan uji coba sistem secara menyeluruh. Tahapan
operasi dan pemeliharaan merupakan langkah terakhir dari metode waterfall yaitu
pemeliharaan sistem dengan tujuan memantau kegunaan dari sistem dan proses
sistem secara periodik sesuai dengan kebutuhan user yang semakin berkembang.
Bahasa pemodelan yang digunakan dalam perancangan sistem aplikasi
adalah Unified Modeling Language (UML). UML adalah notasi grafis berupa
meta- model, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak,
khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemograman berorientasi objek
[9]. Use case diagram menjelaskan keseluruhan kerja sistem serta
merepresentasikan interaksi antara aktor-aktor dengan sistem aplikasi yang akan
dibangun serta menggambarkan fungsionalitas yang dapat diberikan sistem
5
kepada user. Use case diagram dari sistem e-learning ini dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3 Use Case Diagram E-learning
Gambar 3 merupakan use case diagram e-learning terdapat 3 aktor,
diantaranya: siswa, pengajar dan administrator. Seorang siswa memiliki hak akses
mengolah forum seperti membuat thread, menghapus thread dan mengedit
thread, selanjutnya dapat download materi, download tugas, serta mengikuti tes
yang diberikan pada pengajar. Pada hak akses seorang pengajar dapat mengolah
forum seperti mengedit thread, membuat thread, selanjutnya dapat mengolah
tugas seperti meng-upload tugas, menghapus tugas, meng-edit tugas, setelah itu
dapat mengolah materi seperti menghapus materi, meng-edit materi, meng-upload
materi. Pengajar juga dapat mengolah tes seperti menghapus tes, meng-edit tes,
menambah soal tes dan melihat nilai tes. Untuk hak akses seorang administrator
dapat memiliki hak akses seperti layaknya pengajar.
Gambar 4 Activity Diagram Pengaksesan Aplikasi
6
Gambar 4 menggambarkan bagaimana tampilan situs e-learning dari SMPN
3 Salatiga jika ditinjau dari segi perangkat yang digunakan. User yang masuk
pada situs, sebelumnya situs akan mengecek browser dari perangkat apakah sudah
mendukung dengan CSS3 (media-query dan flexible image), jika mendukung
maka kemudian akan diperiksa jenis perangkat yang digunakan oleh user. Setelah
itu, aplikasi akan menyesuaikan layar tampilan dari situs tersebut berdasarkan
rancangan Responsive Web Design yang diterapkan sesuai dengan jenis perangkat
yang digunakan oleh user. Salah satu contohnya jika membuka menggunakan
smartphone, tampilan desain yang akan ditampilkan yaitu smartphone. Jika
browser perangkat tidak mendukung CSS3 maka tampilan desain yang
ditampilkan berantakan, salah satu contohnya gambar tidak telihat secara optimal.
Gambar 5 Sequence Diagram Siswa Mengikut i Tes
Gambar 5 merupakan keterangan sequence diagram siswa mengikuti tes
dimana pada aktor siswa harus memilih tes terlebih dahulu pada view daftar tes,
selanjutnya setelah sudah memilih tes, view akan memangil fungsi getTes() pada
controller yang didalam fungsi controller tersebut terdapat pemanggilan fungsi
selectTest(), setelah itu data tes akan ditampilkan.
Gambar 6 Sequence Diagram Membuat Thread Diskusi
7
Gambar 6 merupakan keterangan sequence diagram siswa membuat thread
diskusi dimana pada aktor siswa harus memasukan data thread terlebih dahulu
pada view tambahkan thread, selanjutnya akan memangil fungsi savedataThread()
pada controller yang didalam fungsi controller tersebut terdapat pemanggilan
fungsi insertThread(), setelah itu data akan tersimpan.
Gambar 7 Sequence Diagram Membalas Thread Diskusi
Gambar 7 merupakan keterangan sequence diagram siswa membalas thread
diskusi dimana pada aktor siswa harus memasukan data thread komentar terlebih
dahulu pada view tambahkan komentar, selanjutnya akan memangil fungsi
saveDataThread() pada controller yang didalam fungsi controller tersebut
terdapat pemanggilan fungsi insertComment(), setelah itu data komentar thread
akan tersimpan.
Gambar 8 Sequence Diagram Pengajar Menambahkan Materi
Gambar 8 merupakan keterangan sequence diagram pengajar dalam
menambahkan materi, dimana pada aktor pengajar harus memasukan data materi
terlebih dahulu pada view tambahkan materi, selanjutnya akan memangil fungsi
saveDataMateri() pada controller yang didalam fungsi controller tersebut terdapat
pemanggilan fungsi insertMateri(), setelah itu data materi akan tersimpan.
8
Gambar 9 Sequence Diagram Pengajar Menambahkan Tugas
Gambar 9 merupakan keterangan sequence diagram pengajar dalam
menambahkan tugas, dimana pada aktor pengajar harus memasukan data tugas
terlebih dahulu pada view tambahkan tugas, selanjutnya akan memangil fungsi
saveDataMateri() pada controller yang didalam fungsi controller tersebut terdapat
pemanggilan fungsi insertTugas(), setelah itu data tugas akan tersimpan.
Gambar 10 Class Diagram E-Learning SMPN 3 Salat iga
9
Pada gambar 10 merupakan gambar class diagram dari e-learning SMPN 3
Salatiga yang terbagi menjadi 3 bagian, yaitu model, view dan controller yang
saling berhubungan. Salah satu contohnya adalah materiUI yang berhubungan
dengan materi controller dimana hubunganya One to One, jadi satu halaman view
materi dapat memakai satu fungsi materi controller. Hubungan materi controller
dan materi entity adalah One to Many, dimana satu fungsi controller dapat
memakai banyak fungsi pada materi entity.
Gambar 11 Rancangan User Interface Daftar Thread
Gambar 11 merupakan sebuah perancangan halaman user interface thread
berbasis responsive web design untuk semua jenis user, dimana perancangan
halaman ini terbagi menjadi 3 bagian. Pertama (1): merupakan gambar tampilan
untuk layar minimal 1024 pixel. Kedua (2): merupakan gambar tampilan untuk
layar maksimal 1023 pixel. Ketiga (3); merupakan gambar tampilan untuk layar
maksimal 480 pixel. Pada halaman daftar thread ini terdapat header yang berupa
informasi tanggal, informasi user, logo, nama SMP serta alamat. Selanjutnya pada
bagian menu terdapat menu management forum, materi, tugas, tes, gambar dan
layanan. Pada menu management forum, terdiri dari 3 submenu, yaitu: daftar
thread, buat thread dan thread saya. Pada menu management materi hanya
terdapat 1 submenu, yaitu: daftar materi sama halnya dengan menu management
tugas. Selanjutnya, pada menu management tes terdapat 2 submenu, yaitu: daftar
tes dan nilai tes. Pada menu management gambar terdapat 2 submenu, yaitu:
tambah gambar dan daftar gambar. Pada menu management layanan terdapat 2
submenu, yaitu: ubah password dan ubah foto. Pada isi konten terdapat tabel yang
dimana terdapat 6 kolom, yaitu: kolom nomor, thread, komentar terakhir, dibalas,
dilihat dan detail. Tetapi, jika diakses melalui ukuran layar maksimal 480 pixel
maka isi konten hanya terlihat 3 kolom saja, yaitu: kolom nomor, thread dan
detail. Pada bagian terakhir, yaitu bagian footer terdapat informasi dari
kepemilikan website.
10
Gambar 12 Rancangan User Interface Daftar Tugas
Gambar 12 merupakan sebuah perancangan halaman user interface daftar
tugas berbasis responsive web design untuk jenis user siswa, dimana perancangan
halaman ini terbagi menjadi 3 bagian. Pertama (1): merupakan gambar tampilan
untuk layar minimal 1024 pixel. Kedua (2): merupakan gambar tampilan untuk
layar maksimal 1023 pixel. Ketiga (3); merupakan gambar tampilan untuk layar
maksimal 480 pixel. Pada halaman daftar thread ini terdapat header yang berupa
informasi tanggal, informasi user, logo, nama SMP serta alamat. Selanjutnya pada
bagian menu terdapat menu management forum, materi, tugas, tes, gambar dan
layanan. Pada menu management forum, terdiri dari 3 submenu, yaitu: daftar
thread, buat thread dan thread saya. Pada menu management materi hanya
terdapat 1 submenu, yaitu: daftar materi sama halnya dengan menu management
tugas. Selanjutnya, pada menu management tes terdapat 2 submenu, yaitu: daftar
tes dan nilai tes. Pada menu management gambar terdapat 2 submenu, yaitu:
tambah gambar dan daftar gambar. Pada menu management layanan terdapat 2
submenu, yaitu: ubah password dan ubah foto.Pada isi konten terdapat tabel yang
dimana terdapat 7 kolom, yaitu: kolom nomor, Mata pelajaran, kategori, tanggal
upload, berkas, pengajar, dan download. Tetapi, jika diakses melalui ukuran layar
maksimal 480 pixel maka isi konten hanya terlihat 4 kolom saja, yaitu: nomor,
kolom mata pelajaran, kategori dan download. Pada bagian terakhir, yaitu bagian
footer terdapat informasi dari kepemilikan website.
Gambar 13 Rancangan User Interface Mengikuti Tes
Gambar 13 merupakan sebuah perancangan halaman user interface ikut tes
berbasis responsive web design untuk jenis user siswa, dimana perancangan
halaman ini terbagi menjadi 3 bagian. Pertama (1): merupakan gambar tampilan
untuk layar minimal 1024 pixel. Kedua (2): merupakan gambar tampilan untuk
11
layar maksimal 1023 pixel. Ketiga (3); merupakan gambar tampilan untuk layar
maksimal 480 pixel. Pada halaman daftar thread ini terdapat header yang berupa
informasi tanggal, informasi user, logo, nama SMP serta alamat. Selanjutnya pada
bagian menu terdapat menu management forum, materi, tugas, tes, gambar dan
layanan. Pada menu management forum, terdiri dari 3 submenu, yaitu: daftar
thread, buat thread dan thread saya. Pada menu management materi hanya
terdapat 1 submenu, yaitu: daftar materi sama halnya dengan menu management
tugas. Selanjutnya, pada menu management tes terdapat 2 submenu, yaitu: daftar
tes dan nilai tes. Pada menu management gambar terdapat 2 submenu, yaitu:
tambah gambar dan daftar gambar. Pada menu management layanan terdapat 2
submenu, yaitu: ubah password dan ubah foto. Pada isi konten terdapat informasi
tes yaitu informasi tipe ulangan, durasi waktu, mata pelajaran dan kelas. Pada
bagian terakhir, yaitu bagian footer terdapat informasi dari kepemilikan website.
Tahap keempat tahap implementasi dan pengujian serta analisis hasil
pengujian akan dibahas pada bagian bab 4 yaitu hasil dan pembahasan. Tahap
kelima adalah melakukan penulisaan laporan berupa hasil penelitian yang
dilakukan mulai dari saat penelitian dilakukan.
Hasil dan Pe mbahasan
Pada bagian ini memuat hasil dan pembahasan yang meliputi implementasi
Responsive Web Design pada e-learning SMPN 3 Salatiga yang telah dibuat serta
pengujian aplikasi pada beberapa perangkat dengan menggunakan BlackBox serta
pengujian validasi sistem aplikasi.
4.
Gambar 14 Container Menggunakan Satuan Pixel
Pada Gambar 14 merupakan web yang menggunakan lebar satuan pixel jika
browser dilakukan scrolling ke samping kiri maka halaman web sebagian tidak
terlihat pada browser atau tidak ditampilkan seutuhnya. Dapat dilihat pada tanda
garis lingkaran hitam di Gambar 14. Dari masalah ini dibutuhkan flexible grid
agar web menyesuaikan dengan layar browser. Langkah awal dalam
mengimplementasikan flexible grid yang harus dilakukan adalah menggunakan
rumus matematika sederhana dimana rumus tersebut adalah nilai target / nilai
12
context, dari hasil operasi pembagian ini maka akan didapati nilai yang di pakai
pada setiap elemen container. Salah satu contohnya dapat dilihat pada gambar 15.
Gambar 15 Desain Piksel Dari Header Top
Pada Gambar 15 merupakan salah satu contoh dalam penerapan flexible
grid. Dimana terdapat container header dengan nilai lebar 1200 pixel dan header
top dengan nilai lebar yaitu 1080 pixel. Untuk menjadikan nilai lebar container
header top menjadi satuan persen, maka dibutuhkan rumus perhitungan sederhana
yaitu nilai target / context. Nilai target didapat dari nilai lebar container yang
diinginkan atau telah ditetapkan pada desain yang sudah ada, nilai context adalah
nilai penampung elemen container. Jadi posisi container header top ada dalam
container header. Jadi nilai yang di dapat adalah 98. 33333333333333% dari hasil
pembagian 1080px / 1200px.
Kode Program 1. Penerapan Flexible Grid
1
2
.blog .header .headerTop{
width:98.33333333333333%; /* 1180px / 1200px*/}
Pada Kode Program 1 merupakan sebuah salah satu penerapan dari flexible
grid. Dengan menggunakan rumus pembagian sederhana, container dapat
fleksibel pada browser perangkat yang digunakan.
Gambar 16. Gambar Yang Tidak Memakai Flexible Image.
Pada Gambar 16 merupakan sebuah tampilan gambar logo yang melewati
batas dari container yang menampung logo tersebut. Ini dikarenakan nilai dari
gambar logo tersebut lebih besar dari container penampungnya. Dari masalah ini
dibutuhkan penerapan flexible image.
13
Kode Program 2 Penerapan flexible Image
1
2
3
4
.blog .header .headerBottom .logo{
width:13.29787234042553%; /* 150px / 1128px */}
.blog .header .headerBottom .logo img {
max-width:100%;
Pada Kode Program 2 merupakan penerapan flexible image. Terdapat
property max-width:100%. Property ini berfungsi agar media gambar tidak akan
pernah melewati atau melebihi kontainernya. Untuk elemen container yang
digunakan oleh selector img adalah selector class logo, dengan nilai property
width sebesar 13.29787234042553% sehingga selector img yang mempunyai nilai
lebar berukuran tinggi akan tetap menyesuaikan container yang ditempati. Hanya
dengan memasukan max-width:100%, mencegah gambar dari kelebihan container
atau menyesuaikan gambar dari lebar container. Tidak hanya media gambar saja,
media lainya juga seperti embed, video, object juga dapat menggunakan maxwidth:100% ini.
Gambar 17 Gambar Tidak Melewati Batas Dari Container
Pada Gambar 17 merupakan penerapan flexible image yang salah satunya
diterapkan pada container penampung logo yang hasilnya tidak melewati batas
dari container yang ditempati. Sehingga logo tidak bertabrakan dengan judul
aplikasi.
Kode Program 3 Media Queries Dalam Aplikasi E-learning
1
2
3
4
5
6
@media and screen (max-width:480px) {
// kode program css untuk tampilan smartphone}
@media and screen (max-width:1023px){
// kode program css untuk tampilan tablet}
@media screen and (min-width:1024){
// kode program css untuk tampilan laptop }
Pada Kode Program 3 merupakan implementasi fitur media queries dari
Responsive Web Design pada e-learning SMPN 3 Salatiga, dimana terdapat 3
bagian media queries yang digunakan yaitu smartphone, tablet dan laptop. Salah
satu contoh penggunaanya yaitu pada perangkat smartphone, kode @media and
screen (max-width:480px){} merupakan penerapan media queries untuk
perangkat smartphone. Jika diakses melalui perangkat smartphone akan
menampilkan rancangan desain sesuai dengan smartphone.
14
Gambar 18. Merupakan Hasil Tampilan Foru m Jika Dibuka Di Beberapa Perangkat.
Tabel 1 Hasil Pengujian Responsive Web Design (Foru m)
No
Jenis Uji
1.
Smartphone
2.
Tablet
Fitur
Kondisi yang
di harapkan
Flexible
Grid
Menyesuaikan
content web pada
perangkat
smartphone.
Content web berhasil
menyesuaikan dengan
perangkat smartphone
valid
Flexible
image
Menampilkan
gambar logo sesuai
dengan lebar
penampung gambar
Tamp ilan logo tidak
melewati batas dari lebar
penampung
valid
Media
Queries
Menampilkan
flexible grid untuk
perangkat
smartphone
Output yang ditampilkan
pada perangkat adalah
desain untuk smartphone
valid
Flexible
Grid
Menyesuaikan
content web pada
perangkat tablet
Content web berhasil
menyesuaikan dengan
perangkat tablet
valid
Flexible
Images
Menyesuaikan web
pada perangkat
tablet
Web berhasil
menyesuaikan dengan
perangkat tablet
valid
Media
Queries
Menampilkan
flexible grid untuk
desain tablet
Output yang ditampilkan
pada perangkat adalah
desain untuk tablet
valid
15
Hasil
Status
3
Laptop
Flexible
Grid
Menyesuaikan
content web pada
parangkat laptop
Content web berhasil
menyesuaikan dengan
perangkat laptop
valid
Flexible
Images
menamp ilkan
gambar logo sesuai
dengan lebar
penampung gambar
Tamp ilan logo tidak
melewati batas dari lebar
penampung
valid
Media
Queries
menamp ilkan
flexible grid untuk
desain laptop
Output yang ditampilkan
pada perangkat adalah
desain untuk laptop
valid
Tabel 2 Hasil Pengujian Validasi Sebagai Siswa
Vali dasi
No.
Jenis Uji
Hasil
Vali d
1.
2.
Login akun dengan username dan password siswa yang
terdaftar
Mengolah thread (melihat, menambahkan &
memperbaharui)
3.
Mengolah materi (melihat & mengunduh)
4.
Mengolah tugas (melihat & mengunduh)
5.
Mengolah tes (melihat & mengikut i)
6.
Mengolah gambar (melihat, menambahkan &
menghapus)
7.
Mengganti foto akun
8.
Mengganti password akun
9
Logout
Ti dak
Vali d
Berhasil log in

-
Berhasil
mengolah
Berhasil
mengolah
Berhasil
mengolah
Berhasil
mengolah
Berhasil
mengolah
Berhasil ganti
foto
Berhasil ganti
password
Berhasil
logout

-

-

-

-

-

-

-

Pada tabel 2 merupakan sebuah pengujian validasi sebagai hak akses siswa
di mana dapat disimpulkan bahwa fasilitas- fasilitas yang ada pada e-learning
SMPN 3 Salatiga beroperasi dengan baik sesuai dengan fungsi yang diharapkan.
16
Tabel 3 Pengujian Validasi Sebagai Pengajar
Vali dasi
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jenis Uji
Hasil
Login akun dengan username dan password pengajar
yang terdaftar
Mengolah thread (melihat, menambahkan &
memperbaharui)
Mengolah materi (melihat, meng-upload &
mengunduh)
Mengolah tugas (melihat, meng-upload & mengunduh)
Mengolah tes (melihat, menambahkan, menghapus &
memperbaharui)
Mengolah gambar (melihat, menambahkan &
menghapus)
7.
Mengganti foto akun
8.
Mengganti password akun
9
Logout
Vali d
Ti dak
Vali d
Berhasil log in

-
Berhasil
mengolah
Berhasil
mengolah
Berhasil
mengolah
Berhasil
mengolah
Berhasil
mengolah
Berhasil
ganti foto
Berhasil ganti
password
Berhasil
logout

-

-

-

-

-

-

-

Pada tabel 3 merupakan sebuah pengujian validasi sebagai hak akses
pengajar di mana dapat disimpulkan bahwa fasilitas- fasilitas yang ada pada elearning SMPN 3 Salatiga beroperasi dengan baik sesuai dengan fungsi yang
diharapkan.
6.
Simpulan
Siswa dan pengajar di SMPN 3 Salatiga sudah cukup banyak yang
menggunakan smartphone, tablet dan komputer. Untuk siswa yang menggunakan
smartphone diketahui sebanyak 72%, tablet sebanyak 8% dan komputer sebanyak
20%. Serta sebanyak 60% siswa dan pengajar SMPN 3 Salatiga merasa kesulitan
mengakses sebuah website menggunakan smartphone, dikarenakan isi dari
konten web tersebut tidak dapat dilihat secara optimal, sehingga untuk mengatasi
masalah tersebut maka diterapkannya penerapan Responsive Web Design pada
aplikasi e- learning SMPN 3 Salatiga. Dengan menerapkan teknologi Responsive
Web Design ke dalam situs e-learning SMPN 3 Salatiga, maka membantu proses
pembelajaran dan dapat diakses melalui beberapa perangkat yang mendukung
CSS3 browser. Responsive Web Design akan beradaptasi secara otomatis
berdasarkan perangkat serta dapat diimplementasikan pada website lainya.
Sehingga memudahkan pengguna untuk melihat isi konten website secara optimal.
17
7.
[1]
Pustaka
Herbowo, Agus Rahmat. 2012. Web Responsive Design untuk Situs Berita
Menggunakan Framework CodeIgniter. http://gunadarma.ac.id. Diakses
tanggal 1 Februari 2012.
[2] Marcotte, Ethan. 2011. Responsive Web Design, http://ebookbrowsee.net.
Diakses tanggal 8 Desember 2012.
[3] Sherly. 2012. Pengembangan aplikasi “Sahabat KRL” berbasis spasial
Dengan teknologi Responsive Web Design
[4] Wijiyanto, Agus. 2011. Microlab E-Learning Berbasis Web.
http://amikom.ac.id. Diakses tanggal 1 Februari 2012.
[5] User_guide, http://Codeigniter.com (diakses tanggal 10 Februari 2013).
[6] Effendi, Zhuang. 2005. E-learning Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Andi
Offset
[7] Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu
Komputer Dan Teknologi Informasi. Depok: Fasilkom Universitas
Indonesia
[8] Pressman. 2001.Software Enginering: A Praticioner’s Approach 5 th
Edition.Amerika: Mc. Graw Hill.
[9] Fowler, M. 2004. UML Distilled 3. Yogyakarta: Andi Offset.
[10] Fatta, Hanif Al. 2007. Analisis & Perancangan Sistem Informasi.
Yogyakarta: Andi Offset.
18
Download