Pohon Kerahiman - Keuskupan Agung Kupang

advertisement
Keuskupan Agung Kupang
Pohon Kerahiman
Pohon Kerahiman
Nomor UAK–1
Pohon Kerahiman
Januari 2016
Tuhan menciptakan segalanya untuk kebaikan bersama.
Kerahiman-Nya
hadir secara perkasa dalam
makhluk-makhluk
ciptaan-Nya. Mereka tumbuh dan berkembang dalam keselarasan tercipta.
Yubileum
Kerahiman
Ilahi pada tahun 2016
mengajak
kita
umat
beriman untuk memelihara dan mengembangkan
keutuhan alam tercipta.
Dalam
kerahiman-Nya
yang mencipta, kita belajar bagaimana menjaga
dan merawat keselarasan
hidup.
Selama Tahun Suci Kerahiman Ilahi, persekutuan
gerejawi Kupang ingin
menghadirkan tanda yang
berkelanjutan dengan me-
nanam
“pohon
kerahiman”,
khususnya
pohon buah-buahan di
halaman rumah masingmasing, bila mungkin.
Kehadiran pohon kerahiman akan menjadi
pernyataan yang mengingatkan
keluargakeluarga kita akan kerahiman Tuhan. Dengan
demikian, kita memelihara dan merawat
pohon tersebut sebagai
tanda syukur dan peduli
sesama dalam perjalanan
hidup bersama.
Pohon Ara
sian kita akan injil Yesus
Kristus, sumber pengajaran akan kerahiman.
Ensiklik Laudato Si’ mendorong kita untuk aktif
dan
kreatif
dalam
melindungi rumah kita
bersama.
Penanaman
pohon kerahiman mudahmudahan menjadi kesak-
Peduli Pastoral
Keluarga
Kehadiran pohon kerahiman akan menjadi tanda sukacita
keluarga dalam melindungi rumah kita bersama. Pastoral
keluarga dapat mengawali gerakan dengan menanam
pohon kerahiman sebagai petunjuk yang hidup dan
berkembang dengan buah-buahnya.
Mudah-mudahan pastoral keluarga akan tumbuh dan
berkembang sebagai suatu kepedulian akan pengharapan
hidup sebagaimana diajarkan Yesus Kristus, wajah Kerahiman Ilahi dalam dunia kita.
Pohon Kemiri Sunan
Kemiri Sunan
Makhluk ciptaan
pada galibnya
berhubungan satu
sama lain dalam
keselarasam ekologis
yang unggul dalam
kerjasama.
Pada tanggal 11 Januari
2016,
Uskup
bersama
masyarakat di Tleu, TTS,
menanam pohon kemiri
sunan. Kesediaan masyarakat untuk menyediakan
tanah bagi kemiri sunan
merupakan karunia Tuhan
bagi hidup manusia.
Manfaat hasil kemiri sunan
adalah bahan dasar untuk
biofuel, bahan bakar terbarukan. Dengan menanam
pohon
kemiri
sunan.
Masyarakat mulai mempersiapkan diri, bila bahan ba-
kar yang berasal dari fosil
berkurang dan bahkan habis.
Pohon
kemiri
sunan
mempunyai akar tunggang
yang panjang, sehingga
amat
bermanfaat
bagi
pencegahan erosi dan tanah
longsor. Di samping itu
kemiri sunan menyerap karbondioksida dan mengeluarkan oksigen bagi makhluk
tercipta, utamanya manusia.
Pohon ini berusia sampai 75
tahun, dan mulai belajar
berbuah pada tahun ke-4.
Penanaman Kemiri Sunan oleh
Uskup Agung Kupang di Desa TliuAmanuban Timur
Gerakan pohon “kerahiman”
Pada Tahun Suci Kerahiman, persekutuan gerejawi Keuskupan Agung
Kupang ingin memiliki
tanda hidup di halaman rumah. Tanda itu berbentuk
“pohon” yang ditanam setiap keluarga di halaman
rumahnya, bila mungkin.
Nanti, setiap kali orang
keluar rumah, maka pohon
itu akan mengingatkan pentingnya “kerahiman dan
kemurahan hati” dalam perjalanan hidupnya.
Oleh karena itu, ayo tanamanlah satu pohon, utamanya pohon buah-buahan, di
halaman
rumah
umat
Katolik. Tindakan ini adalah
wujud iman kita akan kerahiman Allah yang selalu
baik dengan
hidup kita.
perjalanan
Manggis
Perubahan Iklim
Di tengah perubahan iklim
yang tidak menentu, kita
perlu membangun persahabatan dengan alam tercipta. Salah satu bentuk persahabatan adalah menanam
pohon.
Pohon akan memberikan
suasana teduh dan menjaga
sumber air bagi makhluk
Matoa
Page 2
tercipta.
Pohon
yang
ditanam harus dipelihara,
agar
sejatinya
menjadi
pohon yang memberikan
pelbagai manfaat bagi hidup
manusia.
Siapa yang menanam pohon
telah mempraktekan salah
satu unsur dari Ajaran Sosial Gereja sebagaimana
ditekankan dalam ensiklik
Sri
Paus
Fransiskus
“Laudato Si’”.
Dengan menanam pohon,
kita melakukan peran untuk
melindungi bumi ini, rumah
kita bersama.
Pohon Kerahiman
Bekerja selaras alam: pangan sehat
Persoalan pangan bertalian
dengan apa yang disebut
hortikultura. Bukan saja
persoalan jagung atau beras.
Manusia
membutuhkan
asuapan gizi seimbang, agar
hidup sehat hadir dalam
keseimbangan.
Keseimbangan ini diperoleh dari
penghampiran ekologis terhadap kenyataan tercipta.
Dengan bekerja menurut
keselarasan alam tercipta,
manusia membangun hidup
dan penghidupan yang berlangsung
terus-menerus
menurut martabat manusiawi.
Kecenderungan untuk menjadi serakah merupakan
percobaan yang perlu dicermati, agar manusia tidak
menjadi
pemusnah
“kehidupan” makhluk tercipta.
Dengan bekerja selaras alam
dan
dengan
semangat
melindungi rumah bersama,
manusia menjadi anggota
keluarga Allah yang taat
asas penciptaan.
Pokok Anggur
Tanah sebagai “Rahim” pangan kita
Hidup sehat berasal
Tanam pohon adalah bagian
dari proses
mengalami
“kerahiman” dalam membangun dunia kita. Bumi
merupakan “Rahim” pangan
kita.
ulet dan tekun sebagai
Dengan memasukan benih
ke dalam tanah, kita menantikan pertumbuhan yang
menghasilkan buah. Dengan
demikian, kita merasakan
kerahiman dalam perjalanan
hidup kita.
Kita perlu menggali lubang
di tanah, agar tanaman kita
menjadi berakar dan kuat.
Tindakan kita menyatu
dengan kesuburan yang tersimpan dalam tanah dan
pada gilirannya mendapat
kehangatan dari matahari,
sumber hidup tanaman kita.
dari kerja keras yang
rawatnya demi hidup dan
penghidupan kita.
persaudaraan.
Dengan menanam pohon,
kita mengalami kerahiman
Sang Pencipta dan kita belajar memelihara dan me-
Pendidikan pangan sehat
Pendidikan
hortikultura
sebaiknya terjadi sejak usia
dini. Semua orang membutuhkan pangan yang bergizi.
Olehnya, sejak usia dini,
manusia perlu mengenal dan
memahami upaya hortikultura dalam perjalanan hidup
ini.
Kehadiran aneka jenis bahan
pangan adalah karunia daNomor UAK–1
lam hidup kita. Dengan
mengenalnya
dan
mengupayakan kehadirannya, kita mampu memenuhi
kebutuhan akan pangan
yang sehat.
Bahkan, kita harus menjadi
pelaku kehadiran pangan,
agar keterpenuhannya semakin menyebar dan merata
dalam hidup masyarakat
tanggung jawab dalam
kita. Kita menanam
untuk diri kita dan
juga untuk orang
lain. Tanaman pangan merupakan jalur
komunikasi sosial
ekonomi yang penting dalam hidup
bersama.
Page 3
Keuskupan Agung Kupang
Nangka
“Kecil namun kokoh dalam kasih Allah,
seperti St. Fransiskus dari Assisi, kita
semua, sebagai umat Kristiani, dipanggil
untuk menjaga dan melindungi dunia yang
rapuh di mana kita hidup, dan sekua orang
hidup di dalamnya”
(Fransiskus, EG, 216)
Pohon Kerahiman
Keluarga
Per Transiit Benefaciendo
Yubileum 2016
Pengharapan kita bersama
Kita menjalani dan merayakan Tahun Suci Kerahiman Ilahi dalam persekutuan gerejawi kita, khususnya dalam keluarga kita. Kita bersyukur dan
bergembira atas tahun rahmat ini. Kita menandainya
dengan menanam “pohon kerahiman” di tempat kita
masing-masing sebagai tanda pengharapan.
Sukacita
Injil
dalam
keluarga adalah tanda
kerahiman serta kemurahan Allah bagi kita.
Kita ingin mewujudkannya dalam bentuk nyata,
khususnya
dalam
mengupayakan
komunikasi sosial ekonomi
yang semakin adil dalam
perjalanan hidup bersama.
Durian
Dengan
menggerakkan
kembali hidup selaras
dengan cita-cita pencip-
taan, kita mengalami
betapa
pentingnya
sikap dan tindakan
murah hati dalam
perjalanan hidup bersama. Dengan kepercayaan
serta
pengharapan teguh,
kita berupaya untuk
memberdayakan persaudaraan dan persahabatan, agar
Dukuh
kerukunan hidup semakin menjadi
sukacita bersama. Kita tidak saja berlaku toleran, tetapi kita
saling menghormati sebagai saudara dan saudari yang semartabat manusia dalam bingkai Keluarga Allah.
Keluarga Allah sejati hidup dalam keseimbangan, di mana
setiap orang mengalami dan merasakan keadilan dan
perdamaian yang berlangsung terus-menerus secara manusiawi.
Download