BAB I PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Kesulitan dalam

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.5
Latar Belakang
Kesulitan dalam menemukan lapangan pekerjaan tidak hanya dialami oleh
masyarakat yang berpendidikan rendah. Banyak sarjana yang hanya menjadi
pengangguran, akibatnya pendidikan yang dulunya begitu diagung-agungkan
justru terlihat percuma. Banyaknya orang dengan gelar sarjana dan keinginan
untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi faktor yang memicu
orang-orang untuk mencari pekerjaan. Sayangnya, persaingan yang begitu ketat
dalam seleksi pekerjaan dan banyaknya orang yang bersaing dalam mencari
pekerjaan membuat banyak cendekiawan muda yang menjadi pengangguran atau
mendapatkan pekerjaan yang kurang layak.
Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan
banyak pula orang yang menganggur karena sempitnya lapangan pekerjaan. Hal
ini menunjukkan semakin pentingnya dunia wirausaha di dalam perekonomian
suatu negara. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh para
wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan
pemerintah sangat terbatas, sehingga semakin banyak orang-orang yang lebih
memilih membuka usaha sendiri daripada bekerja pada orang lain. Hal ini
terutama terjadi di negara-negara maju di mana sebagian besar masyarakatnya
memiliki kapital atau modal yang cukup untuk membuka usaha sendiri.
Kewirausahaan adalah persoalan penting dalam perekonomian bangsa yang
sedang berkembang. Kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu bangsa sangat
ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari kelompok wirausahawan.
Kewirausahaan merupakan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
dalam arti tingkat hidup yang lebih baik dan bermutu. Kewirausahaan sangat
besar peranannya di dalam perkembangan pertumbuhan ekonomi (Tjahjono,
2008:2).
Kewirausahaan juga merupakan salah satu perangsang inovasi, di negara
industrial maju dan peningkatan perekonomian berbasis pengetahuan, selain itu
kewirausahaan merupakan alat atau instrumen untuk mencapai target. Salah satu
bukti peningkatan ekonomi oleh wirausahawan adalah keberhasilan pembangunan
di Jepang yang ternyata para wirausaha berjumlah 2% tingkat sedang,
berwirausaha kecil sebanyak 20% dari jumlah penduduknya. Inilah kunci dari
keberhasilan pembangunan di negara Jepang, meskipun tingkat wirausaha di
Indonesia masih rendah dibandingkan Negara di Asia Pasifik. Rasio
kewirausahaan dibandingkan penduduk di Indonesia hanya 0,83, sedangkan di
Filipina 0,66, di Jepang 0,25. Berdasarkan rasio Internasional, rasio unit usaha
ideal yaitu 0,20 antara penduduk suatu negara dengan pihak yang melakukan
wirausaha.
Pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia, wirausaha yang kebanyakan
modalnya milik pribadi lebih mampu menghadapi krisis. Wirausaha ini lebih kuat
menghadapi dampak krisis ekonomi dibandingkan perusahaan-perusahaan besar
yang sebagian besar mengandalkan modal gabungan dan pinjaman, sehingga
ketika jatuh tempo kesulitan untuk membayar pinjaman karena dampak nilai
dollar yang menguat dibanding rupiah.
Mengetahui keadaan tersebut, terlihat adanya peluang besar untuk
mengembangkan diri menjadi seorang wirausaha. Pengembangan ini perlu
dilakukan oleh masyarakat Indonesia khususnya generasi muda, terutama pada
saat menempuh jenjang pendidikan. Pengembangan motivasi wirausaha dalam
pendidikan perguruan tinggi dapat menjadikan terciptanya sumber daya manusia
yang mandiri dalam berfikir dan bertindak, mampu menerapkan ilmu yang
dipahami untuk kesejahteraan diri dan masyarakat. Pada saat sekarang ini
mendapatkan lapangan pekerjaan di Indonesia semakin sulit sementara
masyarakat yang membutuhkan pekerjaan terus meningkat. Jumlah lapangan kerja
yang tersedia di Indonesia lebih sedikit dibandingkan para pencari kerja.
Berdasarkan uraian tersebut terlihat jelas bahwa membuka usaha sendiri
merupakan salah satu faktor yang akan mengurangi banyaknya pengangguran di
Indonesia, namun harus kita lihat apakah minat berwirausaha masyarakat lebih
besar dibandingkan sifat kemalasan yang sudah sejak lama tertanam dalam diri.
Menurut Riyanti (2003:48), minat adalah sumber motivasi yang mendorong
seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan bila seseorang bebas
memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan
terbentuk minat yang kemudian hal tersebut mendatangkan kepuasan. Sifat inilah
yang diharapkan agar minat berwirausaha seseorang dapat menunjang
perkembangan serta kemajuan dalam menjalankan usahanya.
Seorang wirausaha yang sudah memiliki kemampuan dan keinginan untuk
berwirausaha, berarti seseorang itu mampu menciptakan lapangan pekerjaan
sendiri dan tidak perlu mengandalkan orang lain ataupun perusahaan lain untuk
mendapatkan pekerjaan, selain itu seorang wirausaha dalam menjalankan
usahanya juga harus memperhatikan kemungkinan resiko dan kebebasan yang
akan terjadi nantinya saat usaha sedang berjalan.
Menurut Praag dan Cramer (2002:95) secara eksplisit mempertimbangkan
peran resiko dalam pengambilan keputusan seseorang untuk menjadikan seorang
wirausaha, karena faktor minat berwirausaha adalah toleransi akan resiko.
Toleransi akan resiko merupakan hal penting dalam menumbuhkan minat
berwirausaha karena seseorang tidak akan memilih untuk berwirausaha apabila
takut menghadapi resiko, seperti kegagalan dalam menjalankan usaha.
Menurut
Wirasasmita
(2003:50)
seorang
wirausaha
yang
berani
menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan
memenangkan dengan cara yang baik. Kemauan dan kemampuan untuk
mengambil risiko merupakan nilai utama dalam berwirausaha, wirausaha yang
tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Masih banyak
pola fikir masyarakat di Indonesia ingin mencari pekerjaan seharusnya diubah
menjadi seorang wirausaha, sehingga tingkat wirausaha di Indonesia meningkat.
Menurut Kiyosaki (2008:87) dengan mempunyai usaha sendiri, seorang
wirausaha akan mempunyai jam kerja yang bebas, tidak terikat jam kantor, serta
bebas dari pelanggaran disiplin kantor yang tidak bebas dan harus memenuhi
perintah atasan dan disiplin kantor yang membuat pekerjaan tidak bebas.
Seorang wirausaha jika sudah memiliki bisnis yang berjalan dengan baik
tidak perlu setiap hari pergi ke kantor karena bisa didelegasikan kepada orang
lain, waktu bisa dibagi untuk kegiatan bisnis yang lain atau aktifitas lain. Seorang
wirausaha seharusnya juga memerlukan disiplin yang tinggi tetapi dengan
memiliki usaha sendiri, dapat mengatur waktu sesuai keinginan sendiri tanpa
diatur oleh orang lain. Berbeda jika menjadi seorang pegawai ada atau tidak ada
pekerjaan harus tetap hadir di kantor, karena tuntutan disiplin kantor dan akan
membuat sulit mencari aktifitas yang lain.
Faktor yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan wirausaha karena
adanya faktor minat berwirausaha. Dalam menumbuhkan minat berwirausaha
maka perlu diketahui faktor yang mendorong pertumbuhan berwirausaha di suatu
negara. Salah satunya terletak pada peranan perguruan tinggi melalui
penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan.
Pihak perguruan tinggi bertanggung jawab dalam mendidik mahasiswanya
serta memberikan motivasi sehingga mahasiswa berani untuk berwirausaha.
Dengan demikian persoalan yang di hadapi perguruan tinggi adalah bagaimana
cara menumbuhkan minat berwirausaha pada mahasiswa sehingga pilihan karir
yang dipilih setelah lulus adalah sebagai kewirausahaan, tidak hanya pada profesi
yang menjurus pada pekerjaan di perusahaan saja.
Pada kasus di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara, dari
banyaknya mahasiswa yang ada, minat untuk berwirausaha harus sudah
ditanamkan di diri mahasiswa. Sebagai kewajiban yang dimiliki oleh kampus
berbagai kegiatan untuk menimbulkan minat berwirausaha sudah mulai
dimunculkan seperti dalam kegiatan SSM (Student Saturday Market) yang
dimulai pada tahun 2011 dan juga dari kurikulum yang diberikan oleh pihak
kampus. Pada 30 mahasiswa tahun 2011 yang ikut SSM (Student Saturday
Market) selama 2 semester dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1
Mahasiswa Manajemen Yang Berwirausaha
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Nama
Farhan
Revi
Fauzan
Yudi
Fadli
Angga Armada
Indah Lestari
Michael
Fadli Fachri
Miranda
Mulya
Andrew Ferdinan
Luqman W
Panji Akbar
Ali Hamzah Nst
Anata Esamena
M.Rizky R Bg
Sintya Nasution
Riza Fanny Meutia
Irsyad Mufada L
Winny Putri
Ayuna Melani
Syarifah Atika
Afdal Hasian
Angkatan
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2013
2012
2010
2011
2012
2012
2013
25.
Hafiz Matondang
2010
26.
27.
28.
29.
30.
Dita Claudia
Findi Ruzika S
Rizky Chairunisa
Gita Aisyah
Ilham
2014
2012
2011
2012
2014
Wirausaha
Usaha Online
Usaha Kuliner
Usaha Online
Usaha Online
Usaha Kuliner
Usaha Kuliner
Usaha Kuliner
Usaha Kuliner
Usaha Kuliner
Usaha Kuliner
Usaha Kuliner
Usaha Kuliner
Usaha Kuliner
Usaha Kuliner
Usaha Kuliner
Usaha Kuliner
Usaha Kuliner
Usaha Butik
Usaha Kuliner
Kontraktor dan Liveransir
Usaha Butik dan Salon
Usaha Kuliner dan Butik
Usaha Butik
Usaha Kuliner dan Butik
Usaha Online dan Tambak Ikan
Lele
Usaha Online
Usaha Kuliner
Usaha Online
Usaha Online
Usaha Kuliner
Sumber : Pra Survey Penelitian (2015), diolah
Berdasarkan Tabel 1.1 diperoleh banyak mahasiswa yang berjualan di
kampus atau berwirausaha di luar kampus dan terlihat jelas bahwa mahasiswa
lebih sering menjalankan wirausaha dibidang kuliner, hal ini dilakukan mahasiswa
untuk menambah nilai pada mata kuliah kewirausahaan selain itu untuk
mengembangkan minat serta wawasan dalam memulai suatu wirausaha.
Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut juga diperoleh hasil pra survey kepada 20
responden dengan memberikan beberapa pernyataan. Hasil pra survey tersebut
menjelaskan bahwa faktor utama mereka berminat untuk memulai suatu usaha
karena ingin memperoleh penghasilan yang lebih tinggi, selain itu hal lain yang
mendukung seperti pengembangan karir, meningkatkan kesejahteraan kehidupan
dimasa yang akan datang serta mengembangkan sesuatu yang bermanfaat bagi
kemanusiaan dan menciptakan lapangan pekerjaan, dengan mempertimbangkan
segala resiko yang akan terjadi.
Minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara sudah terlihat yang dimulai dari pekerjaan seperti menjadi PNS,
bekerja di perusahaan swasta atau bahkan di bank yang dapat berdampak pada
semakin sedikitnya dan semakin susahnya bersaing mendapatkan lapangan
pekerjaan.
Banyak mahasiswa hanya memikirkan untuk tidak mengambil resiko dalam
bekerja. Dimana pola pikir mahasiswa jika bekerja sebagai pegawai maka
mendapatkan gaji atau pemasukan tetap di setiap bulannya dan ada juga yang
berpendapat bahwa jaminan di masa tua seperti bekerja sebagai PNS dapat
menjamin masa depan ketika sudah tua. Banyaknya mahasiswa yang tidak berani
untuk menjadi wirausaha karena faktor resiko yang akan muncul dan tidak
memikirkan bahwa jika untuk mendapatkan pemasukan yang besar akan
mendapatkan resiko yang besar juga. Mahasiswa dapat memilih resiko yang akan
diambil jika menjadi seorang wirausaha.
Seorang wirausaha pasti akan mendapatkan kebebasan dalam bekerja dari
fleksibelnya waktu, tidak ada tekanan dari atasan atau perusahaan dan pendapatan
yang cenderung lebih besar dibandingkan bekerja sebagai pegawai diperusahaan
orang lain. Sebagian dari mahasiswa yang ingin menjadi pegawai tidak menyadari
apakah kebebasan dalam bekerja dapat memunculkan minat dalam berwirausaha.
Berdasarkan uraian ini, maka peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh toleransi akan resiko dan kebebasan dalam bekerja terhadap minat
berwirausaha sehingga penulis membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh
Toleransi
akan
Resiko
dan
Kebebasan
dalam
Bekerja
Terhadap
Wirausahawan Pada Mahasiswa S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara”.
1.6
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka permasalahan yang ingin
dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut “Apakah toleransi akan resiko dan
kebebasan
dalam
bekerja
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
wirausahawan mahasiswa S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara”.
1.7
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh toleransi akan resiko dan kebebasan dalam bekerja terhadap
wirausahawan mahasiswa S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
1.8
Manfaat Penelitian
1.
Bagi peneliti
Dapat menjadi tambahan dan memperluas wawasan peneliti khususnya
dalam bidang kewirausahaan dan mengenai pengaruh toleransi akan resiko
dan kebebasan dalam bekerja terhadap wirausahawan.
2.
Bagi Mahasiswa
Memberi manfaat untuk memperluas gambaran atau menjadi studi
pembanding maupun penunjang dalam penelitian selanjutnya.
3.
Bagi Masyarakat Luas
Sebagai sumber informasi tentang pengaruh terhadap toleransi akan resiko
dan kebebasan dalam bekerja terhadap wirausahawan.
Download