UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA AL-IKHLAS KECANDRAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Disusun Oleh : YATMI 114 08 234 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI EKSTENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama NIM Program Studi Judul : : : : Yatmi 11408234 Pendidikan Agama Islam (PAI) UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA AL-IKHLAS KECANDRAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2009/2010 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini saya buat dari laporan hasil penelitian yang saya lakukan sendiri dan bukan penjiplakan terhadap hasil karya atau penelitian orang lain, pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip datau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan bisa dipertanggungjawabkan. Salatiga, 10 Agustus 2010 Yang menyatakan, YATMI NIM 114 08234 ii NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi Sdr. Yatmi Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalaamu’alaikum wr. wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi sdr.: Nama NIM Judul : Yatmi : 11408234 : UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA AL-IKHLAS KECANDRAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2009/2010 Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian harap menjadi perhatian. Wassalaamu’alaikum wr. wb. Salatiga, 10 Agustus 2010 Pembimbing Setia Rini, S.Pd., M.Pd. NIP. 197505182003122002 iii Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 32 3706, 3234 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id. e-mail: [email protected] PENGESAHAN Skripsi Saudari: YATMI dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408234 yang berjudul “UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI KELAS A RA AL-IKHLAS KECANDRAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN 2009/2010” telah dimunaqosahkan dalam dalam sidang ujian jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari Sabtu, 28 Agustus 2010 yang bertepatan dengan tanggal 18 Ramadhan 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. Salatiga, 28 Agustus 2010 M 18 Ramadhan 1431 H Panitia Ujian Ketua Sidang Sekretaris Sidang Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 195808271983031002 Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP. 196701121992031005 Penguji I Penguji II Drs. H. Imam Baihaqi, M.Ag. NIP. 195711081987031001 Ari Setiawan, S.Pd., MM. NIP. 197510042003121002 Pembimbing Setia Rini, S.Pd., M.Pd. NIP. 197505182003122002 iv MOTTO “Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, terkecuali bagi orang-orang yang khusyu’” (Surat al-Baqarah ayat 45) “Amal yang paling utama adalah berma’rifah kepada Allah. Bahwasanya ilmu itu akan bermanfaat bila disertai dengan amal baik, amal sedikit maupun amal banyak. Bahwasanya kebodohan itu tidak akan bermanfaat baik disertai amal yang sedikit maupun amal yang banyak.” (HR Hakim) v PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada 1. Suami tercinta yang selalu memberikan dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Anakku, Yudist dan Dinda. Juga Sena semoga kau berbahagia disana. 3. Ayah dan Ibu yang selalu berdoa untukku. 4. Para dosenku 5. Saudara dan teman-teman seperjuangan, semoha tetap semangat. vi KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadhirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya. Dengan rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Metode Bercerita Dengan Wayang Fantasi Di Kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2009/2010”. Penulisan skripsi ini bertujuan memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan Agama Islam pada Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin mencurahkan fikiran yang dimiliki. Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, penulian skripsi ini tidak dapat terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada berbagai pihak yang telah membantu, terutama kepada: 1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak DR. H. Sa’adi, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Tarbiyah. 3. Bapak Drs. Joko Sutopo, M.Ag., selaku Ketua Program Pendidikan Agama Islam/Ekstensi. 4. Ibu Setia Rini, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi. 5. Segenap civitas akademika STAIN Salatiga. 6. Keluarga Besar RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Salatiga. vii 7. Kedua orang tua dan adik-adikku, yang selalu membimbing dan memohonkan doa yang tulus kepadaku. 8. Suamiku tercinta yang selalu membimbingku. 9. Segenap sahabat mahasiswa PAI ekstensi angkatan 2008. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis tidak dapat memberikan balasan atas kebaikan dan jasa-jasa yang telah diberikan selain dengan ucapan terima kasih serta doa tulus semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangannya untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin ya rabbal ‘alamin. Salatiga, 10 Agustus 2010 Penulis Yatmi NIM. 11408234 viii ABSTRAK Yatmi. 2010. Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Metode Bercerita Dengan Wayang Fantasi Di Kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Setia Rini, M.Pd. Kata Kunci : Kemampuan Membaca, Metode Bercerita, Wayang Fantasi. Penilaian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui keberhasilan penggunaan metode bercerita dengan wayang fantasi dalam pembelajaran membaca di kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2009/2010. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan minat dan keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran membaca? Dan apakah penerapan metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa? Hipotesis dari penelitian ini adalah metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan minat, keaktifan dan kemampuan membaca dalam proses pembelajaran membaca siswa. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan penelitian dapat dihentikan apabila hasilnya meningkat dibanding sebelum dikenakan tindakan. Adapun siklus yang dilakukan adalah dua siklus, masing-masing siklus dua kali pembelajaran. Hasil penelitian pada siklus I tingkat minat siswa mencapai 70%, keaktidan siswa 57%, kemampuan siswa 70% dan pada siklus II tingkat minat siswa 72%, tingkat keaktifan 70%, dan tingkat kemampuan siswa 90%. Terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan sebelum dikenakan tindakan. Kesimpulan penelitian ini bahwa metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan minat, keaktifan dan kemampuan membaca siswa. ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................... ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING.................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii ABSTRAK .......................................................................................................... ix DAFTAR ISI....................................................................................................... x DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4 E. Hipotesis...................................................................................... 4 F. Definisi Operasional.................................................................... 5 G. Metode Penelitian........................................................................ 7 x 1. Rancangan Penelitian ............................................................ 7 2. Subyek Penelitian.................................................................. 8 3. Prosedur Penelitian................................................................ 8 4. Instrumen Penelitian.............................................................. 10 5. Pengumpulan data ................................................................. 11 6. Analisa data........................................................................... 11 H. Sistematika Penulisan ................................................................. 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................... 15 A. Kemampuan Membaca di Taman Kanak-kanak/Roudhotul Athfal ..................................................................................................... 15 1. Pengertian Kemampuan Membaca di TK/RA. ..................... 15 2. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pembelajaran Membaca di RA/TK. ............................................................................................... 16 3. Tahapan Membaca di RA/TK. .............................................. 18 4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca. . 19 5. Prinsip-Prinsip pembelajaran membaca................................ 20 6. Pendekatan permainan membaca di TK/RA. ........................ 21 B. Metode Bercerita Dengan Wayang Fantasi................................. 22 1. Pengertian metode bercerita.................................................. 22 2. Pengertian Wayang Fantasi................................................... 23 3. Fungsi cerita dalam pendidikan. ........................................... 24 4. Bentuk-bentuk Pelaksanaan Metode bercerita. ..................... 27 xi BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN..................................................... 30 A. Gambaran Setting Penelitian....................................................... 30 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ................................................... 33 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .................................................. 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 43 A. Hasil Penelitian ........................................................................... 43 1. Hasil Tes Awal...................................................................... 43 2. Hasil Siklus I......................................................................... 47 3. Hasil Siklus II........................................................................ 52 B. Pembahasan................................................................................. 58 BAB V PENUTUP......................................................................................... 61 A. Kesimpulan ................................................................................. 61 B. Saran............................................................................................ 62 C. Penutup........................................................................................ 63 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 65 LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 67 RIWAYAT HIDUP PENELITI .......................................................................... 70 xii DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Observasi Guru .................................................. 11 Tabel 1.2 Kriteria Penilaian Observasi Murid................................................. 11 Tabel 3.1 Keadaan Guru RA Al-Ikhlas Kecandran Tahun 2009/2010 ........... 31 Tabel 3.2 Keadaan Siswa RA Al-Ikhlas Kecandran Tahun 2009/2010 .......... 31 Tabel 3.3 Keadaan Subyek Penelitian ............................................................. 32 Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Minat Belajar Siswa .......................................... 44 Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Sebelum Pelaksanaan 45 Tindakan.......................................................................................... Tabel 4.3 Hasil Kemampuan Membaca Sebelum Dilaksanakan Tindakan .... 46 Tabel 4.4 Hasil Observasi Terhadap Guru Dalam Siklus I ............................. 47 Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Minat Anak Dalam Siklus I............................... 48 Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Dalam Siklus I........................ 50 Tabel 4.7 Hasil Test Lesan Kemampuan Membaca Dalam Siklus I............... 51 Tabel 4.8 Hasil Observasi Terhadap Guru Dalam Siklus II............................ 53 Tabel 4.9 Hasil Observasi Terhadap Minat Siswa Dalam Siklus II................ 54 Tabel 4.10 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Dalam Siklus II.......................... 55 Tabel 4.11 Hasil Test Lesan Siswa Dalam Siklus II ......................................... 57 Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Penelitian ........................................................ 59 xiii DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)................................................ 9 Gambar 2 Gambar Wayang Fantasi.......................................................lampiran 1 Gambar 3 Gambar Suasana Pembelajaran dengan metode bercerita dengan wayang fantasi ......................................................................lampiran 2 xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Struktur Organisasi RA Al-Ikhlas................................................. 5 Lampiran 2. Satuan Kegiatan Harian atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ........................................................................................... 6 Lampiran 3. Satuan Kegiatan Harian atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .......................................................................................... 8 Lampiran 4. Format Lembar Pengamatan Kegiatan Pembelajaran .................. 10 Lampiran 5. Daftar Nilai Pra Siklus ................................................................. 14 Lampiran 6. Hasil Penelitian Siklus I............................................................... 22 Lampiran 7. Hasil Penelitian Siklus II.............................................................. 27 Lampiran 8. Test Lesan Siklus I....................................................................... 22 Lampiran 9. Test Lesan Siklus II...................................................................... 26 Lampiran 10. Format Lembar Observasi Guru................................................... 17 Lampiran 11. Surat Permohonan Ijin Penelitian...................................................... Lampiran 12. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian...................................... ........................................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan membaca merupakan salah satu materi dari bidang pengembangan bahasa yang harus dikembangkan di Taman Kanak-kanak (TK) atau Raudlatul Athfal (RA). Bahkan pada kalangan masyarakat tertentu kemampuan membaca merupakan salah satu tuntutan kemampuan yang harus dikuasai anak. Banyak sekolah dasar seringkali mengajukan persyaratan untuk masuk di kelas satu, dengan melakukan konsep akademik terutama tes membaca. Hal ini mendorong lembaga Pendidikan TK/RA maupun orang tua berlomba mengajarkan kemampuan membaca dengan mengadopsi pola-pola pembelajaran di SD/MI. Akibatnya banyak TK/RA yang tidak lagi menjadi taman yang indah, tempat bermain, tetapi beralih fungsi menjadi sekolah TK, sehingga pengalaman pertama anak tentang membaca tidak menyenangkan baginya, padahal pengalaman baca tulis anak-anak usia empat dan lima tahun meletakkan dasar penting bagi perkembangan baca tulis di masa depan.1 Dalam Al-Qur’an Surat Al-Alaq ayat 1 Allah berfirman : Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan” (Q.S. Al-Alaq: 1)2 1 Carol Seefeldt dan Barbara A. Wasit, Pendidikan Anak Usia Dini Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah, Cetkalam I, PT. Indeks, Jakarta, 2008, hlm. 323. 2 Ahmad Hatta, Tafsir Qur’an Perkata, Cet. ke-3, 2009, hlm. 592. 1 2 Ayat di atas merupakan bukti begitu pentingnya membaca bagi kehidupan manusia. Dengan demikian pembelajaran membaca seharusnya mendapat perhatian yang besar dari guru RA/TK, sehingga anak memperoleh pengalaman membaca pertama kali di RA dengan pengalaman yang menyenangkan, mengesankan dan memotivasi anak. Namun dalam kenyatannya, penyampaian pengalaman membaca bagi anak TK/RA tidak disampaikan dengan metode pembelajaran yang tepat, sehingga anak menerima pengalaman membaca mengalami keterpaksaan, membosankan dan tidak menarik minatnya. Di RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga, juga mengalami hal tersebut, metode dan media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran membaca kurang variatif, sehingga anak tidak tertarik, bosan dan keaktifan anak dalam pembelajaran membaca kurang. Dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca perlu digunakan sebuah metode yang tepat, yang sesuai dengan karakteristik anak RA, yaitu bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Para guru harus memahami karakteristik dan tahapan perkembangan anak sehingga kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan minat, kebutuhan dan tingkat pemahaman anak.3 Metode bercerita dengan menggunakan wayang fantasi, adalah pemberian pengalaman belajar bagi anak dengan membawakan cerita melalui gambar-gambar yang dibuat berupa wayang yang diberi simbol-simbol huruf, 3 Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan Lirikulum Raudlatul Athfal, Direktur jenderal Kelembagaan Islam, Jakarta, 2005, hlm. 2 3 melalui metode ini penyampaian pengalaman membaca disampaikan dengan menyenangkan, mengesankan dan menarik minat anak. Atas dasar pemikiran di atas dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca di RA Al-Ikhlas penggunaan metode bercerita dengan wayang fantasi perlu diterapkan, mengingat kemampuan membaca di RA Al-Ikhlas masih kurang, dikarenakan anak kurang tertarik dengan apa yang disampaikan guru, dikarenakan guru belum menggunakan metode yang dapat menggali daya tangkap, daya fikir, daya konsentrasi dan fantasi anak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah melalui metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan minat siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca? 2. Apakah melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca? 3. Apakah melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 4 1. Peningkatan minat belajar siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca melalui metode bercerita dengan wayang fantasi. 2. Peningkatan keaktifan belajar siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca melalui metode bercerita dengan wayang fantasi. 3. Peningkatan kemampuan membaca siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi anak Membantu dan mendukung proses pembelajaran di RA agar lebih baik, menarik dan menyenangkan dalam pembelajaran pengenalan membaca. 2. Bagi guru a. Memperkaya metode pembelajaran di dalam kelas b. Memberi motivasi kepada guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam membuat alat peraga dan media pembelajaran yang baik dan tepat bagi anak RA 3. Bagi lembaga Menjadi bahan masukan yang berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan RA E. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 5 1. Melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan minat belajar siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti dalam proses pembelajaran membaca. 2. Melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran membaca pada siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti. 3. Melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Sidomukti. F. Definisi Operasional Supaya tidak terjadi kesalahpahaman karena ada perbedaan penafsiran maka disampaikan definisi operasional sebagai batasan pengertian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Peningkatan Peningkatan berasal dari kata ”tingkat” yang artinya jenjang atau bakat.4 Tingkat dapat pula dimaknai kelas atau posisi. Karena imbuhan ”pe-an” maknanya berubah menjadi menuju tingkatan atau kelas selanjutnya.5 Berdasarkan pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa sesuatu yang mengalami perubahan menjadi lebih. Kata menjadi lebih dapat berarti lebih baik, lebih tinggi, lebih maju, dan sebagainya tergantung kata sifat yang menyertai. 4 WJS. Poerwadarminto, Kamu Besar Bahasa Indonesia, Cet. 9, Balai Pustaka, Jakarta, 1999, hlm. 103 5 Ibid, hlm. 413 6 2. Kemampuan membaca Maksud kemampuan dalam penelitian ini adalah kompetensi dasar yang seharusnya dimiliki oleh seorang siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum. Membaca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengenalkan hubungan antara bahasa lidan dan tulisan (simbol huruf tulisan) dalam rangka membangun dasar-dasar untuk belajar baca tulis dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar di TK atau RA. Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud peningkatan kemampuan membaca dalam penelitian ini adalah upaya guru dalam membimbing siswa untuk mencapai kemajuan dalam menguasai kompetensi dasar dalam mengenal hubungan bahasa lesan dan tulisan (simbol huruf latin). 3. Metode bercerita Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK/RA dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan tidak lepas dari tujuan pendidikan anak TK.6 4. Wayang fantasi Yang dimaksud wayang fantasi disini adalah gambar yang dibuat sedemikian rupa yang membentuk wayang yang kita kenal selama ini. 6 Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Cet. Ke-1, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm. 157. 7 Gambar bisa berupa benda-benda yang dikenal anak seperti buah-buahan, matahari, bulan, bintang dan sebagainya. Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud ”bercerita melalui wayang fantasi” di dalam penelitian ini adalah memberikan pengalaman belajar kepada siswa dengan membawa cerita melalui media gambar yang dibuat seperti wayang. G. Metode Penelitian 1. Rancangan penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakah, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.7 Penelitian tindakan kelas dipilih dengan alasan sebagai berikut:8 a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelas b. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional c. Dengan melaksanakan tahap-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas d. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan tugas pokok di kelas e. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena dituntut melakukan upaya inofasi dalam pembelajaran 7 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Cetakan Ke-2, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm. 3. 8 Zaenal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, Cetakan Ke-1, Yrama Widya, Bandung, 2006, hlm. 13. 8 2. Subyek penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas A dan guru kelas pada sekolah tersebut tahun pelajaran 2009-2010. Penelitian ini merupakan penelitian populasi artinya semua siswa kelas A sebanyak 20 anak menjadi subyek penelitian. 3. Prosedur penelitian Prosedur penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: a. Kegiatan pra siklus; yaitu melakukan kegiatan pre tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa serta mengamati tingkat keaktifan siswa. b. Menyusun rencana penelitian meliputi: membuat perangkat pembelajaran, meliputi rencana pembelajaran (RKH), menyiapkan sumber, alat, dan media pembelajaran, menyusun lembar observasi, serta menyusun alat evaluasi. c. Melaksanakan proses pembelajaran siklus I d. Observasi pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan teman sejawat yang ditunjuk sebagai observasi. e. Melakukan analisa pelaksanaan proses pembelajaran siklus I untuk menemukan kelebihan dan kekurangan yang dijadikan acuan untuk pelaksanaan siklus selanjutnya atau disebut dengan refleksi. 9 f. Pelaksanaan siklus II kegiatannya sama dengan siklus I yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Prosedur pelaksanaan penelitian yang meliputi empat tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi dan refleksi. Digambarkan sebagai berikut:9 Gambar 1. Alur PTK Pelaksanaan tindakan I Persiapan Siklus I Perencanaan Aksi Evaluasi/refleksi Pelaksanaan tindakan II Persiapan Siklus II Perencanaan Aksi Laporan Evaluasi/refleksi Siklus I dan siklus II sebagaimana digambarkan di atas saling terkait dan berkelanjutan. Siklus II dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus I. Siklus III dilaksanakan karena siklus II belum mengatasi masalah.10 9 Ibid, hlm. 36. Ibid, hlm. 32 10 10 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua siklus penelitian, dengan asalan siklus I dan siklus II sudah mengatasi permasalahan sebagaimana dipaparkan di depan. 4. Instrumen Penelitian Instrumen untuk mengumpulkan data ini adalah: a. Dokumentasi berupa : Rencana Kegiatan Harian (RKH), buku absen, daftar nilai siswa, catatan anekdot b. Lembar obervasi: yaitu lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati guru dan siswa selama proses pembelajaran 1) Observasi terhadap guru dilakukan untuk mengetahui kemampuan guru mengelola kelas dan melakukan proses pembelajaran membaca dengan menggunakan metode pembelajaran bercerita dengan wayang fantasi Aspek pengamatan terdiri dari 20 item yang masing-masing item diberi skor (1-5). Skor 5 jika amat baik, skor 4 jika baik, skor 3 jika cukup baik, skor 2 jika kurang baik, skor 1 jika tidak baik. Skor 20 apek pengamatan dijumlahkan kemudian dilakukan tabulasi dengan pengkategorian sebagai berikut: 11 Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Observasi Guru Kriteria Nilai Skor Amat baik A 86-100 Baik B 71-85 Cukup baik C 56-70 Kurang baik D 40-55 Tidak baik E <40 Tabel 1.2 Kriteria Penilaian Observasi Anak Kriteria Nilai Skor Amat baik A 86-100 Baik B 71-85 Cukup baik C 56-70 Kurang baik D 40-55 Tidak baik E <40 c. Catatan anekdot; catatan kejadian selama proses pembelajaran 5. Pengumpulan data Dalam penelitian ini data diambil dengan menggunakan dokumentasi dan observasi dengan thnik mencatat dan merekap seluruh aktifitas selama proses belajar mengajar berlangsung. Disamping itu data juga diambil melalui penugasan (test) yang diberikan kepada siswa pada siklus I maupun siklus II 6. Analisa data Analisis data dari penelitian ini menggunakan tehnik analisa deskriptif kualitatif: 12 a. Diskriptif : penyelidikan yang menuturkan, menggambarkan, menganalisa dan mengklasifikasikan penyelidikan dengan teknik survey, interview dan observasi.11 b. Kualitatif : penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.12 Dalam melaksanakan analisa, peneliti bergerak diantara tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan yang aktifitasnya berbentuk interaksi dengan proses siklus. Untuk mengetahui gejala yang muncul digunkana rumus prosentase, yaitu: P= F × 100% N Keterangan : P : Prosentase N : Jumlah obyek F : Frekuensi Tujuan prosentase adalah untuk memperlihatkan dengan tegas besarnya secara relatif antara dua angka atau lebih, atau dengan kata lain: untuk menyederhanakan gambaran dari hubungan antara dua angka atau lebih. 13 Analisis dilakukan untuk membuktikan tiga pernyataan yang dikemukakan dalam hipotesis tindakan. 11 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tehnik, Edisi VII, CV. Tarsito, Bandung, 1990, hlm. 139. 12 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 45 13 Marzuki, Metodologi Riset, Cet. Ke-4, PT. Hanindita Offset, Yogyakarta, 1989, hlm. 85 13 H. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah B. Rumusan masalah C. Tujuan penelitian D. Manfaat penelitian E. Definisi operasional F. Hipotesis G. Metodologi penelitian H. Sistematika penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian metode pembelajaran B. Pengertian metode bercerita C. Pengertian wayang fantasi D. Kemampuan membaca di TK/RA BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi pelaksanaan pra siklus B. Deskripsi pelaksanaan siklus I C. Deskripsi pelaksanaan siklus II BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian pelaksanaan siklus 14 B. Pembahasan tiap siklus dan antar siklus BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka Daftar Riwayat Hidup Lampiran BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca di Taman Kanak-kanak/Raudhotul Athfaal 1. Pengertian kemampuan membaca di TK/RA Pengertian kemampuan membaca di TK/RA adalah kompetensi dasar yang seharusnya dimiliki siswa RA/TK dalam mengenal hubungan antara bahasa lisan dan tulisan (simbol) huruf dalam rangka membangun dasar-dasar untuk belajar baca tulis dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar di TK tau RA.14 Pengertian membaca bagi anak usia dini, mengandung pengertian lebih dari pada sekedar membaca. Membaca merupakan perkembangan dari ketrampilan membaca dan menulis maupun tindakan-tindakan kreatif dan analitis dalam memperoduksi dan memahami teks.15 Berdasarkan pengertian di atas, kemampuan membaca di TK/RA merupakan pengenalan dalam rangka pengembangan baca tulis ditingkat selanjutnya, sehingga pemberian pengalaman membaca bagi anak seharusnya diberikan dengan suasana yang menyenangkan, memotivasi, dan menarik minat atau antusias anak. 14 Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Roudlatul Athfal, Direktur Jendral Kelembagaan Islam, Jakarta, 2005, hlm. 68. 15 Carol Seefeldt dan Barbara A. Wasit, Pendidikan Anak Usia Dini Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah, Cetkalam I, PT. Indeks, Jakarta, 2008, hlm. 322. 15 16 2. Dasar-dasar pelaksanaan pembelajaran membaca di TK/RA Di dalam pengembangan kemampuan membaca di TK/RA kita harus tahu dasar-dasar pelaksanaan pembelajaran dan beberapa perilaku yang harus disimpulkan dalam pembelajaran.16 Dasar tersebut antara lain: a. Pemahaman cara anak belajar Kita harus mengamati dan mengetahui cara anak belajar, antara lain dapat menggunakan atau mengutamakan panca indra, berekspresi. Pendeteksian semacam ini dapat dipakai sebagai dasar pengembangan potensi awal anak didik lebih lanjut. b. Wahana dan media belajar Bermain adalah wahana belajar bagi anak TK/RA, sehingga kesiapan sarana sangat dibutuhkan dalam rangka mengembangkan beragam kegiatan bermain. Model pembelajaran yang antraktif akan membantu anak dalam proses pemahaman konsep. c. Faktor-faktor terjadinya kreatifitas Dalam pembelajaran bersama anak didik atau terjadi kreatifitas seperti mereka mengemukakan apa yang dimiliki, mengutamakan objek yang dilihat, pada saat-saat seperti itu anak tidak perlu dipersalahkan, namun perlu adanya pengamatan, penghargaan, dan bimbingan. 16 Proyek Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan dan Non Kependidikan pada Pendidikan Dasar dan Pra Sekolah, Materi Penataran Bintek Guru TK/BA/RA di Jawa tengah, 2002, hlm. 2 17 d. Belajar kelompok Tehnik belajar kelompok disini dikemukakan dalam rangka membantu anak dalam meningkatkan kesadaran akan mendengarkan teman, menghargai teman, berpartisipasi, serta memberi kesempatan teman bicara. e. Tahap penalaran Disini mengandung pengertian bahwa pembelajaran di TK/RA diharapkan pada sesuatu yang kongkrit. Berdasarkan pengertian di atas di dalam pembelajaran membaca yang terpenting adalah suasana yang menyenangkan, meningkatkan kreatifitas, dan mengusahakan pembelajaran yang kontekstual, atau dalam pembelajaran mengusahakan benda-benda yang nyata atau kongkrit. Sehingga di dalan pembelajaran membaca anak terhindar dari kejemuan atau kebosanan akibat dari suasana proses belajar mengajar yang tidak mendukung. Pendidikan di TK/RA adalah pendidikan yang awal, jadi kita harus hati-hati dalam meletakkan dasar-dasar pembelajar sehingga bisa terhindarkan kesalahan yang fatal yang berakibat tidak baik bagi perkembangan belajar selanjutnya. Hal ini juga berlaku dalam pembelajaran membaca, dasar-dasar pembelajaran yang salah akan mengakibatkan anak mempunyai “trauma” membaca, yang di kemudian hari anak menjadi alergi membaca, jauh dari budaya membaca. 18 3. Tahap perkembangan membaca di TK/RA Di dalam memberikan pembelajaran kemampuan membaca perlu diperhatikan berapa tahapan perkembangan membaca.17 Tahapan-tahapan perkembangan membaca antara lain: a. Tahap fantasi Pada tahap ini anak mulai tertarik pada buku, belajar menggunakan buku, selanjutnya anak mulai berfikir bahwa buku itu penting baginya. Pada masa ini anak memerlukan rangsangan, agar anak tertarik pada banyak buku dengan cara menunjukkan macammacam buku yang dipandang menarik bagi anak didik. b. Tahap pembentukan konsep diri Pada masa ini anak telah memandang dirinya sebagai pembaca pura-pura, memberi makna pada gambar. c. Tahap membaca gambar Pada tahap ini anak mulai dengan melihat catatan gambar yang tampak, serta mulai mengemukakan kata untuk menanggapi gambar yang dilihat dengan kata-kata yang sudah dikenal. d. Tahap pengenalan bacaan Pada tahap ini anak mulai dengan melihat catatan yang tampak baik itu berbentuk gambar maupun tulisan. Pada tahap ini anak sebaiknya sering diberikan tulisan-tulisan maupun gambar-gambar untuk merangsang dan mengeksplorasi anak. 17 Ibid, hlm. 3 19 e. Tahap membaca lancar Pada tahap ini anak dapat membaca, apa saja bacaan dengan huruf yang dikenal selalu ingin dibacanya, bahkan mereka membaca tanpa mengenal apa maksudnya. Dengan memahami tahapan-tahapan membaca bagi anak para guru atau orang tua akan memahami bahwa kemampuan adalah dalam membaca akan mengalami sebuah proses berdasarkan tahapantahapan. Dengan demikian kita tidak boleh memaksakan pembelajaran membaca apabila anak belum memiliki tahapan kematangan, yang bisa dilakukan adalah memberi rangsangan atau stimulus sehingga masa peka anak akan muncul. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca Bahasa merupakan sarana untuk perkembangan bahasa baca tulis. Pengembangan kemampuan bahasa dalam rangka mempersiapkan anak meneirma manfaat dan instruksi membaca antara lain:18 a. Pemahaman fonemik Fonemik adalah unit terkecil dari bicara. Disini diharapkan anak memahami bunyi huruf dalam kata. Pemahaman fonemik bisa diberikan dengan memberikan kesempatan anak bermain mendengar bunyi dari kata-kata yang ia dengar. 18 Carol Seefeldt dan Barbara A. Wasit, op.cit, hlm. 326. 20 b. Belajar abjad Belajar abjad adalah komponen hakiki dari perkembangan baca tulis. Anak-anak perlu mengembangkan pengetahuan tentang abjad agar menggunakan huruf dan ketrampilan bunyi huruf untuk membaca. 5. Prinsip-prinsip pembelajaran membaca di TK/RA Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran membaca di TK/RA antara lain:19 a. Membangun dan meningkatkan motivasi anak. Motivasi adalah dorongan agar anak belajar membaca, hendaknya diberikan baik oleh guru maupun orang tua b. Memupuk kepercayaan diri anak. Kepercayaan diri ditumbuhkan pada diri anak agar anak tidak takut belajar membaca, membaca itu mudah dan menyenangkan sehingga anak optimis dan mempunyai minat belajar membaca c. Memperhatikan waktu belajar. Hal ini berkaitan dengan kesiapan anak, dalam menerima pembelajaran membaca d. Pemberian hadiah dan penghargaan. Diberikan dalam rangka mendorong anak untuk terus berhasil dalam membaca. Pemberian hadiah tidak harus materi, sebuah pujian, ungkapan “kamu pintar” tepuk tangan merupakan bentuk penghargaan bagi anak. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran membaca seorang guru di dalam pembelajaran akan berhati-hati jangan sampai 19 Hurani Mustain, Anak Islam Suka Membaca, Pustaka Amanah, Solo, 2005, hlm. 21 melakukan kesalahan yang berpotensi dapat mematikan motivasi anak, menjatuhkan harga diri anak. Kata-kata berkonotasi negatif harus dihindarkan sebagai contoh anak yang kesulitan dalam pembelajaran jangan sampai dikatakan “kamu bodoh”, “kamu sulit” dan lain-lain. Hal ini akan menjatuhkan harga diri anak juga menghilangkan motivasi anak dalam belajar membaca. 6. Pendekatan permainan membaca di TK/RA Beberapa pendekatan permainan membaca di TK/RA adalah metode sintesa, metode global, metode whole-linguistic.20 a. Metode sintesa Metode sintesa memberikan pengertian bahwa suatu unsur alur huruf akan mempunyai makna apabila unsur itu berkaitan/berhubungan dengan unsur atau huruf lain sehingga membentuk suatu arti. Huruf “i” pada kata “ibu” tidak akan bermakna kalau tidak ditambah unsur “bu”. Metode ini memperkenalkan membaca pada anak dimulai dengan mengenal huruf. Permainan membaca seperti ini selalu dibantu dengan gambar setiap memperkenalkan huruf. b. Metode global Metode global memiliki pengertian bahwa anak mengenal sesuatu secara global (keseluruhan) dalam metode ini memperkenalkan membaca dengan menggunakan kalimat, baru diurai menjadi unsur. 20 Proyek Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan dan Non Kependidikan, op.cit, hlm. 2 22 c. Metode whole-linguistic Dalam metode ini permainan membaca dimulai dengan menggunakan kemampuan berbahasa anak secara keseluruhan, misalnya anak mewarnai gambar buah, kemudian diminta memberi nama buah yang diwarnai. Melalui metode ini diharapkan anak mempunyai kemampuan mengamati, mendengarkan, memahami dan mengkomonikasikan membaca gambar dan tulisan. B. Metode Bercerita dengan Wayang Fantasi 1. Pengertian metode bercerita Pemilihan metode pembelajaran yang tepat, sangat menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran. Metode dipilih dalam rangka mencapai tujuan program pembelajaran. Metode merupakan bagian dari strategi. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan.21 Metode pembelajaran yang biasa diterapkan di taman kanak-kanak ada beberapa macam, salah satunya adalah metode bercerita. Metode bercerita adalah pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan, dengan cara yang menarik 21 Mucslihatun, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, Cet. I, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm. 7 23 dan mengundang perhatian anak dengan memperhatikan tujuan pendidikan bagi anak TK. 22 Metode bercerita sangat efektif untuk mempengaruhi jiwa manusia, dikarenakan beberapa hal,23 antara lain: a. Cerita pada umumnya lebih berkesan daripada nasehat murni, sehingga pada umumnya cerita terekam jauh lebih kuat dalam memori manusia b. Melalui cerita manusia diajarkan untuk mengambil hikmah tanpa merasa di gurui c. Dengan cerita dapat menyentuh berbagai aspek pembentukan kepribadian anak-anak 2. Pengertian wayang fantasi Yang dimaksud wayang fantasi disini adalah gambar yang dibuat sedemikian rupa yang membentuk gambar orang, benda, buah-buahan, matahari, bulan, bintang dan sebagainya dan lain-lain yang diberi penyangga sebagaimana wayang yang kita kenal selama ini. Dalam penelitian ini pembelajaran membaca akan disampaikan melalui gambar yang dibuat seperti wayang, yang diberi simbol-simbol huruf yang mudah dipahami oleh anak. Wayang fantasi dibuat dengan menggunakan kertas karton tebal yang telah diberi gambar dan diwarnai yang menarik kemudian digunting, guntingan gambar yang telah diwarnai tadi kemudian diberi penyangga 22 Zaenal Fanani dan Bambang Bimo Suryono, Memahami Berbagai Aspek Bercerita, Yayasan SPA, Yogyakarta, 2008, hlm. 6 23 Abi M.F. Yaqin, Mendidik Secara Islami, Percetakan Lintas Media, Jombang, t.th, hlm. 34. 24 dari bambu sebagaimana wayang yang kita kenal, dan diberi simbol huruf yang mudah ditangkap anak. Bentuk dan visualisasi dapat dilihat pada lampiran gambar wayang fantasi. Dari uraian di atas, dapat diperoleh pengertian yang dimaksud dengan bercerita dengan wayang fantasi adalah memberikan pengalaman belajar kepada siswa dengan membawakan cerita melalui gambar yang dibuat seperti wayang. 3. Fungsi cerita dalam pendidikan a. Menyampaikan nilai-nilai kehidupan dan pendidikan Sebagaimana kita ketahui, di dalam Al-Qur’an, dalam rangka menyampaikan nilai-nilai pendidikan dengan melalui cerita. Kisahkisah umat terdahulu, kisah para nabi dalam mendakwahkan agama, banyak diceritakan di dalam Al-Qur’an, hal ini disampaikan dalam rangka menyampaikan nilai-nilai kehidupa agar menjadi cermin.24 Sebagaimana firman Allah: Artinya : “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman” (Q.S. Huud: 120). 24 Ahmad Hatta, Tafsir Qur’an Perkata, Cet. ke-3, 2009, hlm. 235. 25 b. Memberi nasehat atau pengaruh positif dalam jiwa Memberikan cerita pada dasarnya adalah memberikan nasehat arau pengaruh positif ke dalam jiwa pendengarnya. Cerita merupakan salah satu bentuk sastra yang memiliki keindahan dalam memberi pengaruh baik kepada orang dewasa maupun anak-anak. Karena dapat mengasah rasa dan akal.25 Tugas guru disamping menyampaikan materi pelajaran, hal lain yang tak kalah pentingnya adalah memberikan nasehat dan arahan kepada siswa. Memberikan nasehat adalah tuntutan syar’i sebelum menjadi tuntutan pengajaran dan pendidikan. Dari Tamim bin Aus adDari bahwa Nabi bersabda: Artinya: “Agama adalah nasehat”. Kami bertanya “untuk siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “untuk Allah, kitabNya, RasulNya dan para pemimpin kaum muslimin serta kalangan umum mereka”.26 c. Cerita merupakan bagian penting pendidikan anak-anak Melalui cerita anak-anak tidak hanya memperoleh kesenangan atau hiburan saja, tetapi mendapatkan pendidikan yang jauh lebih luas. Bahkan cerita mampu menyentuh berbagai aspek pembentukan 25 Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik dengan Cerita, Cet. Ke-2, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, t.th, hlm. 8 26 Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, Begini Seharusnya menjadi Guru Panduan Lengkap Metodologi Pengajaran cara Rasulullah, Darul Haq, Jakarta, 2009, hlm. 58. 26 kepribadian serta pembentukan karakter anak-anak. Hal ini dapat dilihat karena cerita mempunyai fungsi dan manfaat yang besar dalam pendidikan anak-anak. Fungsi dan manfaat tersebut antara lain:27 1) Sebagai sarana kontak batin antara pendidik (termasuk orang tuanya) dengan anak didik 2) Sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan moral atau nilainilai ajaran tertentu 3) Sebagai metode untuk memberikan bekas kepada anak didik agar mampu melakukan proses identifikasi diri maupun identifikasi perbuatan (akhlak) 4) Sebagai sarana pendidikan emosi (perasaan) anak didik 5) Sebagai sarana pendidikan fantasi/imajinasi/kreativitas (daya cipta) anak didik 6) Sebagai sarana pendidikan bahasa anak didik 7) Sebagai sarana pendidikan daya pikir anak didik 8) Sebagai sarana untuk memperkaya pengalaman batin dan khasanah pengetahuan anak didik 9) Sebagai sarana satu metode untuk memberikan terapi pada anakanak yang mengalami masalah psikologi 10) Sebagai sarana hiburan dan pencegah kejenuhan 27 Zaenal Fanani dan Bambang Bimo Suryono, op.cit, hlm. 7. 27 4. Bentuk-bentuk pelaksanaan metode bercerita Pelaksanaan cerita dapat dibedakan menjadi dua yaitu bercerita tanpa alat peraga dan bercerita dengan alat peraga.28 a. Bercerita tanpa alat peraga Merupakan bentuk bercerita paling tua, bisa dilakukan oleh siapapun. Dalam pelaksanaannya yang perlu diperhatikan oleh guru adalah mimik (ekspresi muka), pantomin dan suara guru harus menolong fantasi anak terhadap hal-hal yang diceritakan guru. b. Bercerita dengan alat peraga Alat peraga disini dimaksudkan untuk memberikan kepada anak suatu tanggapan/fantasi yang tepat mengenai hal-hal yang didengar dalam sebuah cerita. 1) Bercerita dengan alat peraga langsung Yaitu kegiatan bercerita yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan alat peraga langsung berupa benda asli atau benda sebenarnya. 2) Bercerita dengan alat peraga tak langsung a) Bercerita dengan benda tiruan Dalam kegiatan bercerita ini guru menggunakan benda-benda tiruan sebagai alat peraga, misalnya binatang tiruan, buah tiruan. 28 10. Proyek Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan dan Non Kependidikan, op.cit, hlm. 28 b) Bercerita dengan menggunakan gambar Gambar yang digunakan sebagai alat peraga dalam bercerita bisa berupa gambar lepas, gambar dari buku atau gambar seri. c) Bercerita dengan menggunakan papan flanel Alat peraga yang digunakan adalah papan flanel beserta potongan-potongan gambar lepas. Gambar tersebut melukiskan hal-hal yang akan disajikan dalam sebuah cerita. Dalam pelaksanaannya sambil bercerita guru meletakkan potongan gambar tersebut di papan flanel. d) Membacakan cerita Di sini guru membacakan cerita dari sebuah buku kepada anak. Buku yang digunakan untuk membacakan cerita. Buku bergambar yang di bawah gambar tersebut ada kalimat sederhana. e) Sandiwara boneka Bercerita dengan sandiwara boneka memperlukan keahlian dari guru karena dalam pelaksanaannya ada kalanya menggunakan panggung dan bermacam-macam boneka agar pelaksanaan cerita dapat menarik anak untuk menikmati cerita. Berdasarkan uraian di atas, metode bercerita sangat efektif diterapkan di lembaga pendidikan TK/RA, mengingat usia anak TK/RA adalah usia yang penuh dengan daya fantasi, usia yang tepat untuk 29 menanamkan nilai-nilai baik nilai-nilai agama, sosial, emosi, kemandirian, maupun sikap perilaku. Dengan menerapkan metode bercerita dengan wayang fantasi kita bisa menyampaikan materi pembelajaran juga menananmkan nilai-nilai agama, sosial, kemandirian maupun sikap-sikap perilaku dengan suasana yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Dengan suasana yang menarik dan menyenangkan materi akan mudah diterima juga nilai-nilai yang hendak disampaikan bisa tertanamkan. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Letak Geografis Penelitian ini dilaksanakan di RA Al-Ikhlas Kecandran yang beralamat di salah satu desa di Kota Salatiga yaitu Desa Gamol Kelurahan Kecandran Kecamatan Sidomukti. RA Al-Ikhlas berada di sebuah desa yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Semarang yaitu dengan Desa Polobuga (Kecamatan Getasan) dan Desa Gedangan (Kecamatan Tuntang) sehingga sebagian anak didik juga berasal dari daerah perbatasan, yaitu dari Polobuga. RA Al-Ikhlas merupakan RA yang gedungnya berada satu atap dengan MI yaitu MIN Gamol Kecandran, satu-satunya MI Negeri di Kota Salatiga, yang jumlah muridnya selalu terbanyak diantara MI-MI di Kota Salatiga. 2. Keadaan Guru dan Murid a. Keadaan Guru Berdasarkan data yang diperoleh, keadaan guru RA Al-Ikhlas Kecandran adalah sebagai berikut: 30 31 Tabel 3.1. Keadaan Guru RA Al-Ikhlas Kecandran Tahun 2009/2010 No Nama Tempat tgl lahir L/P Jabatan Ijazah Status Alamat 1 Yatmi, A.Ma. P Kab. Semarang, Kepala D2 PGTK 15/07/1978 RA PNS Lopait, Tuntang 2 Siti Aminah, A.Ma. P Salatiga, 12/03/1974 Guru D2 PAI PNS Cabean 3 Turfiati Khaqiqah, S.HiP. P Kab. Semarang, 08/04/1985 Guru S1 Syariah GTY Kecandran 4 Dwi Ratnawati P Kab. Semarang, 29/07/1984 Guru D2 Komputer GTY Lopait Sumber: Data Primer b. Keadaan Murid Keadaan siswa RA Al-Ikhlas Kecandran pada tahun pelajaran 2009/2010, ditinjau dari jenis kelamin serta umur adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Keadaan Siswa RA Al-Ikhlas Kecandran Tahun 2009/2010 No Kelas 1 2 Jenis Kelamin Usia Jumlah P L 4-5 5-6 A 10 10 20 - 20 B 17 10 - 27 27 Sumber: Data Primer 3. Struktur Organisasi RA Al-Ikhlas Kecandran Dalam melaksanakan tugas belajar mengajar di RA Al-Ikhlas terdapat struktur organisasi yang berfungsi untuk mengelola sekolah, sehingga tujuan yang ingin dicapai terwujud. RA Al-Ikhlas berada di 32 bawah Lembaga Pendidikan Ma’arif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1. B. SUBYEK PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK OBYEK PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010, dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 10 siswa putra dan 10 siswa putri. Dengan mata pelajaran yang dijadikan obyek penelitian adalah kemampuan membaca. Dalam penelitian ini juga bekerja sama dengan rekan sejawat yang bertindak sebagai observer dalam mengamati proses belajar mengajar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni 2010. adapun keadaan subyek penelitian adalah sebagai berikut. Tabel 3.3 Keadaan Subyek Penelitian No Nama Tempat tanggal lahir 1 Jihan Hasna Aisyiya Salatiga, 03/01/2005 2 Elga Bagas Saputra Kab. Smg, 27/06/2004 3 Abde Nigara Ahma H. Salatiga, 04 /06/2004 4 Zaulfa Adilla Safitri Salatiga, 05/02/2004 5 Agus Kristian Salatiga, 12/08/2004 6 Ramaditian Salatiga, 23/10/2004 7 M. Maulana Alfadito Salatiga, 15/04/2004 33 8 Najwa Aisyia Putri Salatiga, 21/05/2005 9 Iswan Widodo Salatiga, 01/01/2005 10 Faizal Aditia Hermawan Salatiga, 01/12/2004 11 Amelia Sahad Salatiga, 04/06/2004 12 Noval Raymadhon Salatiga, 02/11/2004 13 Rama Mufti Tabah Penemuan Salatiga, 30/03/2005 14 Anisa Salsa Novita Sari Salatiga, 18/07/2004 15 Dwi Restu Saputra Salatiga, 23/09/2005 16 Viona Intan Diah Kusuma Salatiga, 29/11/2004 17 Vina Lutfiana Salatiga, 30/11/2005 18 Anna Iryani Ifah Salatiga, 20/07/2005 19 Devi Kurnia Sari Salatiga, 25/12/2004 20 Zidane M. Fahrezi Salatiga, 05/05/2005 Sumber: Data Penulis (2010) C. PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang di disain dalam faktor yang diteliti. Kekurangan pada siklus akan dipeprbaiki di siklus kedua. Untuk melihat prestasi belajar siswa dilakukan pre test, kemudian test pada siklus satu maupun dua. Untuk mengetahui minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran digunakan lembar observasi. Adapun prosedur dalam penelitian ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. 34 1) Deskripsi Siklus I Siklus I merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran kemampuan membaca dengan menggunakan metode bercerita dengan wayang fantasi. Kegiatannya meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. A) Perencanaan Dalam kegiatan perencanaan ini guru membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan metode bercerita dengan wayang fantasi. Kegiatan yang dilaksanakan peneliti meliputi: 1. Membuat rencana pembelajaran yang di RA lebih dikenal dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH). 2. Menyiapkan materi, dalam hal ini peneliti menyiapkan materi cerita sederhana untuk menjelaskan huruf-huruf yang ingin diajarkan melalui metode bercerita dengan wayang fantasi. 3. Menyiapkan alat bantu pembelajaran yaitu membuat wayang fantasi. 4. Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar. 5. Membuat lembar soal test. B) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2010 dan 26 Mei 2010 di RA Al-Ikhlas Kecandran dengan jumlah siswa 20 anak. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan 35 skenario pembelajaran yang telah dirancang. Pengamatan atau observasi dilakukan bersamaan dengan proses kegiatan belajar mengajar. 1. Pelaksanaan tindakan pada pertemuan yang pertama pada tanggal 24 Mei 2010 dilaksanakan di dalam kelas. Kegiatan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. Pelaksanaan kegiatan tersebut digambarkan sebagai berikut: a) Kegiatan Awal 1. Guru mengucapkan salam 2. Presensi siswa 3. Apersepsi b) Kegiatan Inti 1. Guru bercerita dengan menggunakan wayang fantasi, yaitu wayang nanas, mangga, jeruk. 2. Guru menjelaskan huruf-huruf yang ada dalam wayang fantasi yang ditirukan oleh siswa, yaitu huruf n, huruf m dan huruf j yang ada dalam wayang fantasi. c) Kegiatan Akhir Penilaian Secara bergiliran siswa maju ke depan menjawab test lesan yang sudah dipersiapkan guru. 2. Pelaksanaan tindakan pada pertemuan yang kedua yang dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2010, dilaksanakan kegiatan 36 akhir di luar kelas dengan kegiatan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. a) Kegiatan awal - Kegiatan penataan tempat dan posisi anak - Presensi dan apersepsi b) Kegiatan inti - Guru bercerita dengan menggunakan wayang fantasi - Guru menjelaskan huruf-huruf yang ada dalam wayang fantasi “nanas”, “mangga”, “jeruk”. - Guru membaca huruf-huruf yang ada dalam wayang fantasi kemudian ditirukan oleh seluruh siswa. - Guru mendekati anak, kemudian menyebutkan huruf-huruf yang ada dalam wayang fantasi. c) Kegiatan akhir Penilaian dengan meminta siswa maju ke depan kelas menjawab test lisan yang sidah disiapkan oleh guru. C) Observasi Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui kemajuan yang dicapai selama dan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observasi bertujuan untuk memperoleh data kemampuan guru mengelola proses pembelajaran membaca dengan menggunakan metode bercerita dengan wayang fantasi. 37 Observasi juga digunakan untuk mengetahui sejauhmana minat siswa dan keaktifan siswa selama mengikuti pembalajaran membaca dengan mengunakan metode bercerita dengan wayang fantasi. Pada siklus I dijumpai hal-hal sebagai berikut: 1. Pada pertemuan pertama siswa yang duduk di belakang kurang memperhatikan guru. 2. Suara guru dalam bercerita terlalu lembut sehingga anak yang di belakang kurang memperhatikan. D) Refleksi Refleksi dilakukan terhadap hasil belajar siswa setelah dilakukan evaluasi dari pelaksanaan siklus I. Dari hasil evaluasi dapat diketahui kelemahan atau kekurangan yang mungkin dapat disempurnakan dalam siklus II. Langkah ini ditempuh dalam rangka membuat perubahan positif terhadap kemampuan membaca siswa, keaktifan siswa dalam pembelajaran membaca, serta peningkatan minat siswa terhadap proses pembelajaran membaca. Di dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki, yang dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus II. Hal-hal yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki adalah: 1. Guru perlu pembenahan dalam pengelolaan kelas sehingga anak yang duduk di belakang bisa memperhatikan guru. 38 2. Guru harus meningkatkan kreatifitas dalam bercerita terutama perubahan intonasi dalam bercerita untuk menyampaikan pembelajaran. 2) Deskripsi Siklus II Siklus II merupakan siklus pemantapan, artinya apa yang sudah diperoleh pada siklus I dilaksanakan lagi pada siklus II ditambah dengan perbaikan kekurangan-kekurangan pada siklus I. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus II dilaksanakan dengan dua kali pertemuan atau dua kali tatap muka. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2010, sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada yanggal 3 Juni 2010 dilaksanakan di kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran. Pembelajaran dilaksanakan di lur kelas tepatnya di halaman sekolah, dengan menggunakan karpet plastik sebagai alas duduk anak-anak. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2 pada siklus II ini adalah sejumlah 20 anak. A) Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan adalah: 1. Menyusun rencana kegiatan harian (RKH) untuk pertemuan siklus II. 2. Membuat atau menyiapkan materi dalam hal ini peneliti menyiapkan cerita untuk menjelaskan simbol-simbol huruf yang ingin dikuasai anak. 3. Menyiapkan alat bantu pembelajaran dalam hal ini guru menyiapkan wayang fantasi, yaitu gambar-gambar yang diberi 39 simbol-simbol huruf, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2. 4. Mengubah penataan kelas, yaitu menyiapkan pembelajaran di luar kelas, agar terjadi interaksi yang lebih dekat antara guru dan siswa. 5. Membuat lembar test lesan untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca siswa. 6. Membuat lembar observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar mengajar. Untuk memperoleh gambaran tingkat keaktifan dan minat siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode bercerita dengan wayang fantasi. B) Pelaksanaan 1. Pelaksanaan Tindakan pada pertemuan pertama Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada yanggal 1 Juni 2010. Berdasarkan perencanaan atau skenario yang telah dibuat pada rencana kegiatan harian (RKH) adapun prosedur pelaksanaan tindakan meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Kegiatan Awal 1. Guru mengucapkan salam, mengajak anak bernyanyi dan bertepuk tangan. 2. Guru melakukan presensi. 3. Apersepsi. b. Kegiatan Inti 1. Siswa diajak ke lapangan, lalu duduk di karpet. 40 2. Guru bercerita dengan menggunakan wayang fantasi, yaitu wayang rumah, wayang pohon dan wayang tomat. 3. Guru menjelaskan huruf-huruf yang ada di dalam wayang fantasi, kemudian dibaca bersama-sama, yaitu huruf r, huruf p dan huruf t. 4. Guru mengulang beberapa kali hingga anak menunjukkan kepahaman. c. Kegiatan Penutup 1. Melakukan evaluasi dengan meminta siswa maju satu per satu menjawab test lisan yang disiapkan guru. 2. Pelaksanaan Tindakan pada pertemuan kedua. Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2010. Dengan memperhatikan skenario yang telah dibuat pada Rencana Kegiatan Harian (RKH) Adapun prosedur pelaksanaan tindakan meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Kegiatan Awal 1. Guru mengucapkan salam, mengajak anak bergerak sesuai dengan irama lagu. 2. Guru melakukan presensi. 3. Guru melakukan apersepsi. b. Kegiatan Inti 1. Siswa melakukan penataan kelas, yang bertempat di lapangan. 41 2. Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode bercerita dengan menggunakan wayang fantasi. 3. Guru menjelaskan huruf yang ada pada wayang fantasi kemudian dibaca bersama-sam, yaitu huruf “r-u-m-a-h” pda wayang rumah, huruf “p-o-h-o-n” pada wayang pohon, dan huruf “t-o-m-a-t” pada wayang tomat. c. Kegiatan Akhir Melakukan evaluasi dengan test lesan kepada semua siswa. C) Observasi Seperti halnya dalam siklus I, pada siklus II ini juga dilaksanakan observasi selama proses belajar mengajar yang terjadi di siklus II. Observasi dilakukan baik pertemuan satu maupun pertemuan kedua pada siklus II. Dalam kegiatan observasi dikumpulkan data-data sebagai berikut: a. Hasil observasi terhadap guru dalam memberikan pembelajaran membaca pada siklus II. b. Hasil observasi terhadap siswa dalam hal keaktifan dan minat siswa dalam pembelajaran membaca melalui metode bercerita dengan wayang fantasi. c. Hasil evaluasi untuk mengetahui kemampuan membaca siswa. d. Dokumen berupa RKH, alat evaluasi, dafta nilai, lembar observasi serta foto dan catatan pelaksanaan proses pembelajaran. 42 D) Refleksi Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini. Dari hasil observasi peneliti dapat merefleksikan diri dengan melihat data observasi, baik observasi terhadap guru melalui lembar observasi guru, maupun observasi siswa melalui lembar observasi siswa. Di samping itu juga hasil test kemampuan belajar siswa. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk menarik suatu kesimpulan apakah metode bercerita dengan wayang fantasi dapat: a. Maningkatkan minat siswa dalam pembelajaran membaca di kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun pelajaran 2009/2010. b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran membaca di kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun pelajaran 2009/2010 c. Meningkatkan kemampuan membaca di kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun pelajaran 2009/2010. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Setelah data terkumpul melalui lembar observasi dan hasil test pra siklus maupun siklus I dan siklus II, data tersebut dianalisis sebagaimana disampaikan dalam bab I yaitu dengan menggunakan rumus prosentase29. Dengan rumus: P= F × 100% N Keterangan : P : Prosentase N : Jumlah obyek F : Frekuensi Dengan penskoran observasi siswa nilai baik (B) skor 10, cukup (C) skor 7,5, nilai kurang (K) di bawah 5,0. Sedangkan untuk observasi guru kemampuan guru A (amat baik) skor 86-100, B (baik) skor 71-85, C (cukup) skor 56-70, D (kurang) skor 40-55, E (tidak baik) skor kurang dari 40. 1) Minat Belajar Siswa Melalui observasi yang dilaksanakan sebelum dilaksanakan tindakan adalah sebagai berikut: 29 Marzuki, opcit. hlm 8. 43 44 Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Minat Belajar Siswa Sebelum Pelaksanaan Tindakan No. Responden Nama Jumlah Hasil Pengamatan Minat Skor B C K 1 Jihan Hasna 10 2 Elga Bagas 7,5 3 Abde Nigara 50 4 Zulfa Adila 10 5 Agus Kristian 2,5 6 Ramaditian 10 7 M. Maulana 50 8 Najwa Aisyiya 50 9 Iswan Wibowo 50 10 Faizal Aditia 2,5 11 Amelia Sahad 2,5 12 Noval Raymadon 2,5 13 Rama Mufti Tabah 10 14 Anisa Salsa 7,5 15 Dwi Restu 7,5 16 Viona Intan 2,5 17 Vina Lutfiana 50 18 Ana Iryani 7,5 19 Devi Kurnia 7,5 20 Zidane M. 50 Sumber: Data Penulis (2010) Dari hasil observasi di atas tingkat minat siswa dalam pembelajaran membaca masih rendah dengan bukti dari 20 siswa hanya 4 anak yang mempunyai minat baik atau 20%, yang minat cukup hanya 25% atau hanya 5 anak sedangkan yang rendah/kurang sejumlah 11 anak atau 55%. 45 2) Keaktifan Belajar Siswa Keaktifan siswa dalam pembelajaran membaca sebelum dilaksanakan tindakan adalah 25% yang mempunyai keaktifan baik atau hanya 5 orang anak, sedangkan keaktifan cukup hanya 6 orang atau 30% sedangkan yang memiliki keaktifan kurang mencapai 9 anak atau 45%. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Sebelum Pelaksanaan Tindakan Responden No. Nama Jumlah Skor 1 Jihan Hasna 10 2 Elga Bagas 2,5 3 Abde Nigara 2,5 4 Zulfa Adila 10 5 Agus Kristian 2,5 6 Ramaditian 7,5 7 M. Maulana 50 8 Najwa Aisyiya 2,5 9 Iswan Wibowo 2,5 10 Faizal Aditia 10 11 Amelia Sahad 2,5 12 Noval Raymadon 2,5 13 Rama Mufti Tabah 10 14 Anisa Salsa 10 15 Dwi Restu 7,5 16 Viona Intan 2,5 17 Vina Lutfiana 7,5 18 Ana Iryani 7,5 19 Devi Kurnia 7,5 20 Zidane M. 7,5 Sumber: Data Penulis (2010) Hasil Pengamatan B C K 46 3) Kemampuan Membaca Siswa Berdasarkan pre-test yang dilakukan, kemampuan membaca sebelum dilaksanakan tindakan adalah 25% berkemampuan baik, 25% berkemampuan cukup, dan 50% berkemampuan 50% berkemampuan kurang. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil Kemampuan Membaca Sebelum Dilaksanakan Tindakan Responden No. Nama Jumlah Skor 1 Jihan Hasna 10 2 Elga Bagas 7,5 3 Abde Nigara 2,5 4 Zulfa Adila 10 5 Agus Kristian 2,5 6 Ramaditian 10 7 M. Maulana 2,5 8 Najwa Aisyiya 2,5 9 Iswan Wibowo 50 10 Faizal Aditia 7,5 11 Amelia Sahad 2,5 12 Noval Raymadon 2,5 13 Rama Mufti Tabah 10 14 Anisa Salsa 10 15 Dwi Restu 2,5 16 Viona Intan 2,5 17 Vina Lutfiana 7,5 18 Ana Iryani 2,5 19 Devi Kurnia 7,5 20 Zidane M. 7,5 Sumber: Data Penulis (2010) Hasil Tes Kemampuan Membaca B C K 47 1. Hasil Penelitian Siklus I A. Hasil Observasi Terhadap Guru Setelah pembelajaran pada siklus I selesai, diperoleh hasil pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah: Tabel 4.4. Hasil Observasi Terhadap Guru Dalam Siklus I Skor Penilaian No Aspek Pengamatan Pertemuan Pertemuan I II 1 Memberi salam dan memeriksa kesiapan siswa 5 5 2 Melakukan apersepsi sesuai materi 5 5 3 Menarik perhatian siswa 4 4 4 Penguasaan bahan pembelajaran 4 5 5 Menyampaikan materi secara jelas 3 3 6 Melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan 4 4 7 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4 4 8 Menguasai kelas 2 4 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang direncanakan 4 4 10 Menggunakan media secara efektif dan efisien 4 4 11 Mendorong siswa untuk mengemukakan ide/pendapat 4 4 12 Menanggapi pertanyaan dan respon siswa 4 4 13 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar 4 5 14 Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar 4 4 15 Melakukan variasi mengajar (suara, gaya, dll) 3 3 16 Melakukan penilaian sesuai tujuan 4 4 17 Membuat kesimpulan 4 4 18 Melibatkan siswa alam penggunaan media 2 3 19 Memantau kemajuan siswa selama proses pembelajaran 3 4 20 Melaksanakan tindak lanjut. 4 4 75 81 Jumlah skor Sumber: Data Penulis (2010) 48 Berdasarkan tabel 4.4. tentang hasil observasi terhadap guru dalam siklus I dapat diketahui: a) Skor penilaian terhadap guru pada pertemuan pertama adalah 75, sedangkan skor penilaian pada pertemuan kedua adalah 81. b) Tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siklus I adlaah 75% dan 81%, karena skor tertinggi adalah 100%. c) Berdasarkan prosentase di atas maka kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siklus I dapat dikategorikan baik, karena jumlah skor untuk berkemampuan baik adalah 71–85. B. Hasil Pengamatan Sikap Siswa 1) Observasi terhadap minat siswa terhadap proses pembelajaran kemampuan membaca dengan metode bercerita dengan wayang fantasi pada siklus I terdapat pada tabel 4.5. Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Minat Anak Observasi Minat Anak No Nama Pertemuan I Jumlah B Skor C Pertemuan II K Jumlah B Skor 1 Jihan Hasna 10 10 2 Elga Bagas 10 10 3 Abde Nigara 5,0 10 4 Zulfa Adila 10 10 5 Agus Kristian 2,5 5 6 Ramaditian 7,5 10 7 M. Maulana 7,5 7,5 8 Najwa Aisyiya 10 10 C K 49 9 Iswan Wibowo 7,5 7,5 10 Faizal Aditia 10 10 11 Amelia Sahad 2,5 7,5 12 Noval Raymadon 10 10 13 Rama Mufti Tabah 10 10 14 Anisa Salsa 10 10 15 Dwi Restu 10 10 16 Viona Intan 10 10 17 Vina Lutfiana 10 10 18 Ana Iryani 10 10 19 Devi Kurnia 10 10 20 Zidane M. 2,5 7,5 Sumber: Data Penulis (2010) Dari data di atas, didapat analisa sebagai berikut: 1. Anak yang memiliki minat yang baik ada 13 anak atau 65%, dan 15 anak 75% atau rata-rata 70%. 2. Anak yang memiliki minat yang cukup ada 4 anak atau 20%, dan 3 anak 15%. Rata-rata 17,5%. 3. Anak yang memiliki minat yang kurang ada 2 anak atau 3 atau 15%, dan 1 anak 5% dengan rata-rata 10%. Dari analisa di atas minat siswa terhadap proses pembelajaran kemampuan membaca dengan metode bercerita dengan wayang fantasi ada 70%, hal ini sudah meningkat dimana sebelumnya minat siswa hanya 20%. 2) Observasi terhadap keaktifan siswa alam pembelajaran kemampuan membaca melalui metode bercerita dengan wayang fantasi. 50 Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Observasi Keaktifan Siswa No Nama Pertemuan I Jumlah B Skor C Pertemuan II K Jumlah B Skor 1 Jihan Hasna 10 10 2 Elga Bagas 7,5 10 3 Abde Nigara 5 7,5 4 Zulfa Adila 10 10 5 Agus Kristian 5 5 6 Ramaditian 10 10 7 M. Maulana 7,5 7,5 8 Najwa Aisyiya 10 10 9 Iswan Wibowo 7,5 7,5 10 Faizal Aditia 10 10 11 Amelia Sahad 2,5 5 12 Noval Raymadon 10 10 13 Rama Mufti Tabah 10 10 14 Anisa Salsa 10 10 15 Dwi Restu 7,5 10 16 Viona Intan 2,5 7,5 17 Vina Lutfiana 10 10 18 Ana Iryani 10 10 19 Devi Kurnia 7,5 10 20 Zidane M. 7,5 7,5 C K Sumber: Data Penulis (2010) Dari data di atas dianalisis sebagai berikut: 1. Keaktifan anak dalam mengikuti pembelajaran siklus I adalah 50% dan 65% atau rata-rata 57% yang memiliki keaktifan baik. 51 2. Keaktifan anak dengan nilai cukup adalah 30% dan 25% atau rata-rata 2,75%. 3. Keaktifan anak dengan nilai kurang adalah 20% dan 10% atau rata-rata 15%. Dari data di atas keaktifan siswa dalam pembelajaran membaca dengan menggunakan metode bercerita dengan wayang fantasi pada siklus I mencapai 57%. 3) Observasi Terhadap Kemampuan Membaca Siswa Observasi terhadap kemampuan membaca siswa melalui metode bercerita dengan wayang fantasi diperoleh data sebagaimana digambarkan dalam tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Test Lesan Kemampuan Membaca Hasil Tes No Nama Lesan I Jumlah B Skor C Lesan II K Jumlah B Skor 1 Jihan Hasna 10 10 2 Elga Bagas 10 10 3 Abde Nigara 10 7,5 4 Zulfa Adila 10 10 5 Agus Kristian 10 7,5 6 Ramaditian 10 10 7 M. Maulana 2,5 2,5 8 Najwa Aisyiya 7,5 7,5 9 Iswan Wibowo 10 7,5 10 Faizal Aditia 10 10 C K 52 11 Amelia Sahad 2,5 2,5 12 Noval Raymadon 7,5 7,5 13 Rama Mufti Tabah 10 10 14 Anisa Salsa 10 10 15 Dwi Restu 10 10 16 Viona Intan 10 7,5 17 Vina Lutfiana 10 10 18 Ana Iryani 10 10 19 Devi Kurnia 10 10 20 Zidane M. 10 10 Sumber: Data Penulis (2010) Analisa data tabel di atas adalah: 1. Kemampuan anak dalam pembelajaran membaca pada siklud I adalah 80% dan 60% atau rata-rata 70% berkemampuan baik. 2. Kemampuan anak dengan nilai cukup ada 10% dan 30% atau rata-rata 20%. 3. Kemampuan membaca anak dengan nilai kurang ada 10% dan 10% atau rata-rata 10%. Data di atas menunjukkan tingkat kemampuan membaca siswa dengan menggunakan metode bercerita dengan wayang fantasi mencapai 70%. HASIL SIKLUS II A. Hasil Observasi Terhadap Guru Setelah pembelajaran pada siklus II selesai, diperoleh hasil pengamatan terhadap hasil pengamatan guru sebagai berikut: 53 Tabel 4.8. Observasi Terhadap Guru Skor Penilaian No Aspek Pengamatan Pertemuan Pertemuan I II 1 Memberi salam dan memeriksa kesiapan siswa 5 5 2 Melakukan apersepsi sesuai materi 5 5 3 Menarik perhatian siswa 4 5 4 Penguasaan bahan pembelajaran 5 5 5 Menyampaikan materi secara jelas 4 5 6 Melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan 5 5 7 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 5 5 8 Menguasai kelas 4 5 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang direncanakan 5 5 10 Menggunakan media secara efektif dan efisien 5 5 11 Mendorong ide/pendapat 4 4 12 Menanggapi pertanyaan dan respon siswa 4 4 13 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar 5 5 14 Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar 5 5 15 Melakukan variasi mengajar (suara, gaya, dll) 4 4 16 Melakukan penilaian sesuai tujuan 4 4 17 Membuat kesimpulan 4 4 18 Melibatkan siswa alam penggunaan media 3 4 4 5 5 5 89 94 siswa 19 Memantau kemajuan pembelajaran untuk siswa 20 Melaksanakan tindak lanjut. Jumlah skor Sumber: Data Penulis (2010) mengemukakan selama proses 54 Berdasarkan tabel di atas, hasil observasi terhadap guru pada siklus II dapat diketahui bahwa: 1) Pada pertemuan pertama diperoleh skor 89 dan skor pada pertemuan kedua adalah 94. Skor rata-rata adalah 91,5. 2) Tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah 89% dan 94%. Diperoleh rata-rata adalah 91,5%. 3) Berdasar prosentase di atas maka dapat dijelaskan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah A (amat baik). B. Hasil Observasi Terhadap Siswa Observasi terhadap siswa dalam proses pembelajaran siklus II adalah: 1) Hasil Observasi Terhadap Minat Siswa Tabel 4.9 Hasil Observasi Terhadap Minat Siswa Dalam Siklus II Hasil Pengamatan Minat No Nama Pertemuan I Jumlah B Skor C Pertemuan II K Jumlah B Skor 1 Jihan Hasna 10 10 2 Elga Bagas 10 10 3 Abde Nigara 7,5 7,5 4 Zulfa Adila 10 10 5 Agus Kristian 5 5 6 Ramaditian 10 10 7 M. Maulana 10 10 8 Najwa Aisyiya 10 10 9 Iswan Wibowo 10 10 10 Faizal Aditia 10 10 11 Amelia Sahad 5 7,5 C K 55 12 Noval Raymadon 10 10 13 Rama Mufti Tabah 10 10 14 Anisa Salsa 10 10 15 Dwi Restu 10 10 16 Viona Intan 7,5 7,5 17 Vina Lutfiana 10 10 18 Ana Iryani 10 10 19 Devi Kurnia 7,5 10 20 Zidane M. 7,5 7,5 Sumber: Data Penulis (2010) Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil analisis pengamatan terhadap minat siswa dalam pembelajaran membaca dengan metode bercerita dengan wayang fantasi adalah sebagai berikut: 1. Minat siswa pada pertemuan I siklus II diperoleh skor sebesar 14, dan pertemuan kedua diperoleh skor 15. 2. Dengan demikian tingkat minat anak dalam pembelajaran siklus II rata-ratanya adalah 72,5%. 3. Berdasarkan prosentase di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat minat anak dalam pembelajaran adalah 72,5% atau dapat dikategorikan baik. 2) Hasil Observasi Keaktifan Siswa Tabel 4.10 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Dalam Siklus II Observasi Keaktifan No Nama Pertemuan I Jumlah Skor B C Pertemuan II K Jumlah Skor 1 Jihan Hasna 10 10 2 Elga Bagas 10 10 3 Abde Nigara 10 10 B C K 56 4 Zulfa Adila 10 7,5 5 Agus Kristian 7,5 10 6 Ramaditian 10 10 7 M. Maulana 10 10 8 Najwa Aisyiya 7,5 7,5 9 Iswan Wibowo 10 10 10 Faizal Aditia 10 10 11 Amelia Sahad 5 10 12 Noval Raymadon 7,5 10 13 Rama Mufti Tabah 10 10 14 Anisa Salsa 10 10 15 Dwi Restu 10 7,5 16 Viona Intan 5 10 17 Vina Lutfiana 10 10 18 Ana Iryani 10 10 19 Devi Kurnia 10 10 20 Zidane M. 7,5 7,5 Sumber: Data Penulis (2010) Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil analisis pengamatan terhaap keaktifan siswa dalam pembelajaran membaca dengan metode bercerita dengan wayang fantasi adalah sebagai berikut: 1. Keaktifan siswa pada pertemuan pertama diperoleh skor 14 dan pertemuan kedua adalah 16. 2. Dari skor di atas tingkat keaktifan siswa adalah 70% dan 80%. 3. Dari dua pertemuan, dapat dilihat bahwa keaktifan siswa di siklus II rata-ratanya adalah 75%. 4. Berdasarkan prosentase di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus II adalah 70% atau dapat dikategorikan baik. 57 3) Hasil Test Kemampuan Siswa Berdasarkan test lesan yang dilakukan oleh guru dalam pertemuan pertama dan pertemuan kedua diperoleh data sebagaimana terdapat dalam tabel. Tabel 4.11 Hasil Test Siswa Hasil Test Siswa No Nama Pertemuan I Jumlah B Skor C Pertemuan II K Jumlah B Skor 1 Jihan Hasna 10 10 2 Elga Bagas 10 10 3 Abde Nigara 10 10 4 Zulfa Adila 10 10 5 Agus Kristian 7,5 7,5 6 Ramaditian 10 10 7 M. Maulana 10 10 8 Najwa Aisyiya 10 10 9 Iswan Wibowo 10 10 10 Faizal Aditia 10 10 11 Amelia Sahad 5 7,5 12 Noval Raymadon 10 10 13 Rama Mufti Tabah 10 10 14 Anisa Salsa 10 10 15 Dwi Restu 10 10 16 Viona Intan 10 10 17 Vina Lutfiana 10 10 18 Ana Iryani 10 10 19 Devi Kurnia 10 10 20 Zidane M. 10 10 Sumber: Data Penulis (2010) C K 58 Berdasarkan nilai test yang terdapat dalam tabel di atas, dapat dianalisis bahwa kemampuan membaca siswa dengan menggunakan metode bercerita dengan wayang fantasi yang dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut: 1. Skor kemampuan siswa pada pertemuan pertama adalah 18 dan skor pada pertemuan kedua adalah 18. 2. Dari skor di atas diperoleh prosentase kemampuan siswa sebesar 90%. 3. Berdasarkan analisa di atas diketahui bahwa kemampuan siswa pada siklus II dikategorikan amat baik. C. Pembahasan Hasil Penelitian Pembelajaran membaca dengan menggunakan metode bercerita dengan wayang fantasi dapat menumbuhkan minat atau antusiasme anak, juga dapat meningkatkan keaktifan siswa. Sehingga di dalam proses pembelajaran membaca tercipta suasana menyenangkan, anak-anak termotivasi, anak-anak tertarik selama proses pembelajaran. Hal ini menyababkan meningkatnya hasil belajar. Penggunaan metode bercerita dengan wayang fantasi, yang dilaksanakan melalui bentuk pembelajaran tindakan kelas tersebut ternyata membuahkan hasil dan akibat yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan terhadap guru dan siswa yang dilakukan oleh peneliti. Sedangkan untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa, bisa dilihat dari hasil belajar siswa. 59 Berdasarkan hasil yang didapat dari siklus I, terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan kondisi sebelum dilakukan tindakan. Yang meliputi minat siswa, keaktifan siswa, juga kemampuan membaca siswa. Peningkatan kondisi tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Penelitian No Aspek Penilaian Nilai Prosentasi Pada Siklus Sebelum Siklus I Siklus II 1 Minat Siswa 20% 70% 72% 2 Keaktifan Siswa 20% 57% 70% 3 Kemampuan Siswa 25% 70% 90% 4 Sikap/Cara Guru Mengajar -08% 78% 91,5% Sumber: Data Penulis (2010) Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pada siklus I 1) Minat siswa terhadap membaca sebelum dilakukan tindakan hanya 20%, setelah dilakukan tindakan pada siklus I terjadi kenaikan hingga menjadi 70%. Hal ini membuktikan bahwa dengan metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan minat siswa. 2) Keaktifan siswa sebelum dilakukan tindakan hanya 25%, setelah dilakukan tindakan siklus I menjadi 57%. Hal ini juga membuktikan bahwa metode yang digunakan mampu meningkatkan keaktifan siswa. 3) Kemampuan siswa sebelum dilakukan tindakan hanya 25%, setelah dilakukan tindakan siklus I menjadi 70%. Terjadi kenaikan yang signifikan. Mengacu kepada hasil observasi guru pada siklus I dilakukan beberapa perbaikan antara lain terhadap guru dan siswa. 60 1. Guru, antara lain guru lebih matang dalam mempersiapkan materi terutama dalam intonasi bercerita dan penguasaan kelas. 2. Siswa, agar siswa bisa berinteraksi dengan guru lebih dekat terutama yang di belakang, maka pada siklus II dirancang kegiatan di luar ruangan, dengan posisi anak dan guru berdekatan. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II terjadi beberapa peningkatan: 1. Minat siswa pada siklus I 70%, pada siklus II menjadi 72%. 2. Keaktifan siswa pada siklus I 57%, pada siklus II menjadi 70%. 3. Kemampuan siswa pada siklus I 70%, pada siklus II menjadi 90% Hal di atas menunjukkan bahwa perbaikan yang dilakukan, semakin meningkatkan hasil yang diharapkan yaitu minat, keaktifan dan kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca. Data-data di atas merupakan bukti dari pernyataan hipotesis yang menyatakan bahwa melalui metode bercerita dengan wayang fantasi dapat meningkatkan kemampuan membaca bagi siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Sehingga bisa dikatakan metode yang dipakai dalam penelitian ini sesuai untuk penerapan pembelajaran membaca di kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. 61 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Kesimpulan diperoleh dari enelitian berjudul upaya peningkatan kemampuan membaca melalui metode bercerita dengan wayang fantasi di kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga adalah: 1. Melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan minat belajar siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga dalam pembelajaran membaca. Kesimpulan ini didukung dengan bukti bahwa selama proses pembelajaran siswa menyimak dengan seksama, tidak bermain sendiri, tidak berbincangbincang dengan teman, serta menunjukkan antusias dan senang selama pembelajaran, hal ini didukung dengan data pada siklus I tingkat minat siswa 70% dan pada siklus II menjadi 72%, dikategorikan baik. 2. Melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan keaktifan siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga dalam proses pembelajaran membaca. Kesimpulan ini didukung dengan bukti bahwa selama proses pembelajaran siswa berantisipasi aktif, menjawab pertanyaan guru dengan lancar, berinteraksi dengan guru, serta melaksanakan perintah guru dengan antusias, hal ini didukung dengan data selama siklus I berlangsung tingkat keaktifan siswa -57% dan pada siklus II menjadi 70% dikategorikan baik. 62 3. Melalui metode bercerita dengan wayang fantasi mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas A RA Al-Ikhlas Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga, hal ini dibuktikan siswa mempu menjawab test lesan yang diberikan guru. Dengan data pada siklus I tingkat kemampuan membaca siswa 70% dan pada siklus II kemampuan siswa 90%. Terjadi peningkatan secara signifikan dari sebelum dilaksanakan pembelajaran membaca menggunakan metode bercerita dengan wayang fantasi. B. SARAN 1. Untuk guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran hendaknya: a. Langkah utama yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran adalah mempersiapkan rencana pembelajaran yang matang baik menyangkut materi meupun alat bantu yang hendak digunakan dalam pembelajaran. b. Dalam melaksanakan pembelajaran seorang guru hendaknya memperhatikan metode yang dipakai agar siswa berminat dan berperan aktif selama proses pembelajaran. c. Dalam memilih media untuk menjelaskan materi hendaknya dipilih media yang mampu meningkatkan minat dan keaktifan anak sehingga mampu meningkatkan hasil pembelajaran. d. Guru terutama sekali guru RA/TK harus senantiasa kreatif dalam rangka meningkatkan kinerja sebagai guru, kreatif dalam membuat perangkat pembelajaran maupun kreatif dalam menyampaikan pembelajaran. 63 2. Untuk Siswa a. Siswa RA/TK hendaknya diberikan pembelajaran membaca, dengan model pembelajaran yang menyenangkan, tidak membosankan, menarik minat anak, meningkatkan antusiasme/keaktifan anak, agar di kemudian hari anak tumbuh menjadi generasi yang gemar membaca. b. Siswa RA/TK hendaknya senantiasa dimotivasi dan diberi penghargaan dalam setiap aktifitasnya, hal ini akan mendorong siswa untuk berprestasi. 3. Untuk Sekolah/Madrasah Pihak madrasah hendaknya memberikan dorongan dan dukungan terhadap guru sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai antara lain: a. Penciptaan suasana sekolah yang kondusif untuk memperlancar proses belajar mengajar. b. Penyediaan sarana dan prasarana mengajar atau fasilitas dalam pembelajaran. c. Pemberian bimbingan bimbingan dan pelatihan terhadap guru. C. PENUTUP Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kekuatan, kelancaran, dan kemudahan dalam penulisan skripsi ini. Tidak lupa ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 64 Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis, rekan-rekan guru dan pembaca pada umumnya walaupun penuis telah berusaha keras untuk menyelesaikan skripsi ini dengan menyita banyak waktu, pikiran dan materi penulis menyadari bahwa disini masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz Abdul Majid. t.th. Mendidik dengan Cerita, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Abi M.F. Yaqin. t.th. Mendidik Secara Islami, Percetakan Lintas Media, Jombang. Carol Seefeldt dan Barbara A. Wasit. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah, PT. Indeks, Jakarta. Departemen Agama. 2005. Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Raudlatul Athfal, Direktur Jenderal Kelembagaan Islam, Jakarta. Fanani Zaenal dan Bambang Bimo Suryono. 2008. Memahami Berbagai Aspek Bercerita, Yayasan SPA, Yogyakarta. Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub. 2009. Begini Seharusnya menjadi Guru Panduan Lengkap Metodologi Pengajaran cara Rasulullah, Darul Haq, Jakarta. Hatta Ahmad. 2009. Tafsir Qur’an Perkata. Hurani Mustain. 2005. Anak Islam Suka Membaca, Pustaka Amanah, Solo. Marzuki. 1989. Metodologi Riset, PT. Hanindita Offsed, Yogyakarta. Moeslichatoen. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Rineka Cipta, Jakarta. Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung. Mucslihatun. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Proyek Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan dan Non Kependidikan pada Pendidikan Dasar dan Pra Sekolah. 2002. Materi Penataran Bintek Guru TK/BA/RA di Jawa Tengah. Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta, Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tehnik, CV. Tarsito, Bandung. WJS. Poerwadarminto. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Zaenal Aqib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya, Bandung. 65