bab i pendahuluan - UNHAS Repository System

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arus modal yang keluar masuk, hingga melampaui batas-batas negara
menjadikan pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai salah satu
faktor yang penting untuk diperhatikan. Maka dari itu, peningkatan mutu masingmasing jenjang pendidikan di Indonesia menjadi salah satu modal untuk
mengembangkan SDM di negeri ini. Sebagai produsen para profesional yang
berguna bagi pembangunan bangsa, setiap PT harus lebih memacu dirinya
masing-masing
untuk
dapat
terus
bertahan.
Pengembangan
PT
untuk
mendapatkan profesional yang bermutu bagi bangsa ini, sesuai dengan amanat
konstitusi kita dalam Undang-Undang Pendidikan Tinggi Tahun 2012 pada pasal
51 ayat (1) bahwa, “Pendidikan tinggi yang bermutu merupakan pendidikan tinggi
yang menghasilkan lulusan yang mampu secara aktif mengembangkan
potensinya dan menghasilkan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi yang
berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara.”
Secara kuantitas, jumlah PT di Indonesia mengalami lonjakan yang cukup
tajam. Sampai tahun 2010 jumlah PT di Indonesia telah mencapai 3.098 PT yang
terdiri dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Pergruan Tinggi Swasta (PTS).
Angka ini meningkat jika dibandingkan dari tahun 2005 yang hanya berjumlah
2.428 PT atau naik sebesar 27%.
Namun, nasib PT Indonesia terlihat sangat memprihatinkan ketika
dibandingkan dengan PT dari seluruh dunia. Webometric, situs pemeringkat
terhadap seluruh universitas terbaik di dunia melalui website universitas tersebut,
1
2
menunjukkan bahwa Universitas Gajah Mada (UGM) menduduki peringkat ke-9
dalam ranking se-asia tenggara. Kemudian diikuti oleh Universitas Indonesia di
peringkat ke-15. Sedangkan peringkat pertama hingga sepuluh didominasi oleh
perguruan tinggi yang berasal dari Thailand, Singapura, dan Malaysia. Namun,
ternyata peringkat UGM dalam lingkup global menempati urutan ke- 381. UI
sendiri berada pada peringkat ke- 508. Padahal sebagaimana kita tahu secara
umum bahwa kedua PT tersebut telah menelurkan banyak profesional
dibidangnya masing-masing.
Bagaimana dengan PT di Makassar? Masih dalam Webometric, Universitas
Hasanuddin (UNHAS) berada pada peringkat ke- 45 dalam lingkup Asia
Tenggara sedangkan dalam lingkup global berada pada peringkat ke- 1231.
Universitas Negeri Makassar (UNM) berada pada peringkat 318 dalam lingkup
Asia Tenggara sedangkan dalam lingkup global berada pada peringkat ke- 6725.
Angka-angka di atas menunjukkan bahwa mutu pendidikan tinggi di Indonesia
masih terlampau jauh jika dibandingkan dengan pendidikan tinggi lain dalam
lingkup global. Maka, beberapa perbaikan mutlak diperlukan untuk terus dapat
mengejar ketertinggalan kita dari bangsa lain.
Perbaikan pendidikan tinggi sendiri tidak bisa disandarkan hanya pada
perguruan PT Negeri saja. Setiap tahunnya rasio antara pendaftar PTN dengan
kuota PTN selalu memperlihatkan jarak yang cukup panjang. Berdasar dari data
yang dihimpun dari Tribun Timur (2012), menunjukkan bahwa jumlah pendaftar
Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri untuk jalur ujian tulis di Makassar pda
tahun 2012 mencapai 43.093 pendaftar. Untuk Unhas, terdapat 24.206
pendaftar. Sedangkan untuk UNM dan Universitas Islam Negeri- Alauddin
terdapat 18.887 pendaftar. Untuk kuota mahasiswa baru yang akan diterima
3
melalui jalur SNMPTN oleh tiga PTN tersebut mencapai sebanyak 7.761 orang
dimana UNM akan menerima 3.946 orang, UIN menerima 1.250 orang, dan
Unhas menerima 2.565.
Dari data di atas terlihat bahwa terdapat ribuan orang yang akan tidak
berpeluang untuk mengakses PTN setiap tahunnya. Di sinilah Perguruan Tinggi
Swasta (PTS) berperan. PTS dapat menjaring mereka yang tetap ingin
merasakan bangku perguruan tinggi. Selama ini PTS hanya dianggap sebelah
mata oleh mereka yang ingin duduk di PT. Namun, dengan potensinya untuk
menampung banyak calon mahasiswa dan terbukanya konsep pengelolaan PTS
membuat PTS dapat juga berperan banyak dalam mengembangkan SDM di
Indonesia. Hal inilah yang mendorong pengembangan PTS belakangan ini
secara kuantitas telah semakin menjamur di Indonesia. Untuk wilayah Sulawesi
Selatan sendiri, yang tergabung dalam Koordinasi Kopertis Wilayah IX, hingga
tahun 2011 terdapat 346 Perguruan Tinggi Swasta. Dari 346 PTS tersebut 113
diantaranya teletak di Makassar. Perkembangannya sejak tahun 2007 dapat
dilihat dari table berikut:
4
Tabel 1.1. Jumlah PTS di Makassar
Tahun
No.
Jenis PT
2007
2008
2009
2010
2011
1
Universitas
41
45
47
47
47
2
Institut
2
2
2
3
3
3
Sekolah Tinggi
147
153
161
164
165
4
Akademi
101
104
123
125
126
5
Politeknik
2
3
5
5
5
Total
293
307
338
344
346
Sumber: Kopertis Wilayah IX
Sejak tahun 2007 secara kuantitas PTS bertambah hingga 53 PT. tentunya
angka ini sangat sesuai dengan potensi dan tantangan yang dihadapi oleh
bangsa ini. Namun dengan bertambahnya PTS maka jelas persaingan PTS untuk
mendapatkan peserta didik akan semakin sengit. Hal ini juga berlaku bagi PTS
yang mempunyai jurusan atau program studi Manajemen. Sampai tahun 2011
terdapat 70 PT di lingkungan Kopertis Wilayah IX yang menyelenggarakan
program studi Manajemen, baik yang berbentuk Universitas, Sekolah Tinggi
maupun Akademi (Diploma). Dari 70 PTS tersebut 2 PT berlokasi di Makassar
dengan jumlah mahasiswa mencapai 12.841 orang. Banyaknya peminat PTS
yang berprogram studi manajemen ditenggarai disebabkan oleh bertumbuhnya
Investasi di Makassar yang membuat permintaan untuk tenaga-tenaga
manajemen yang andal sangat diperlukan. namun PTS dengan program studi
manajemen harusnya tidak terjebak dalam logika sederhana hukum permintaan.
PTS tidak boleh terjebak dengan banyaknya potensi calon peserta didik yang
5
akan diterimanya. Namun, PTS harus tetap berpikir untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan para calon peserta didiknya dengan lebih tepat.
UU Pendidikan Tinggi mengamanatkan kepada kita dalam pasal 52 Ayat (1)
bahwa, “Penjaminan mutu pendidikan tinggi merupakan kegiatan sistemik untuk
meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan”. Dari
apa yang tergambar di atas terlihat bahwa diperlukan sebuah strategi yang
tersusun secara sistemik untuk menunjang peningkatan mutu PT secara
berencana dan berkelanjutan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan
strategi pemasaran yang dirumuskan secara teliti. Pendekatan pemasaran
dilakukan untuk melihat bagaimana kita dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen dengan menukarkan produk dan nilai. Selanjutnya,
pemenuhan kebutuhan dan keinginan inilah yang kita rumuskan ke dalam suatu
strategi
pemasaran yang
tepat.
Strategi pemasaran merupakan logika
pemasaran, dan berdasarkan itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai
sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan
keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran, dan
alokasi pemasaran dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan yang
diharapkan dan kondisi persaingan (Philip Kotler, 1989:98).
Dari pengertian di atas, terlihat bahwa bauran pemasaran memiliki peran
penting dalam perumusan strategi perusahaan. Hal ini terjadi karena bauran
pemasaran merupakan campuran dari variable-variabel pemasaran yang dapat
dikendalikan yang dipergunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat
penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran (Philip Kotler, 1989:98). Karena
memuat variable-variabel atau alat-alat pemasaran yang berpengaruh terhadap
penjualan, maka alokasi anggaran sangat tergantung pada identifikasi variablevariabel tersebut. Mengidentifikasi variable-variabel tersebut dilakukan untuk
6
melihat variable dominan mana yang akan mempengaruhi peningkatan
penjualan. Hal ini akan menentukan kemana arah strategi pemasaran akan
bertumpu.
Terdapat lusinan elemen yang merupakan unsur-unsur bauran pemasaran.
Namun Mc Carthy membuat sebuah klasifikasi yang terdiri dari empat factor
variable tersebut yaitu: produk, harga, tempat dan promosi (Philip Kotler,
1989:98). Namun karena keempat variable tersebut dianggap tidak cukup maka
terjadi beberapa pengembangan sesuai dengan klasifikasi jasa. Salah satunya
yang dilakukan oleh Buhari Alma (2004), yang mengemukakan bahwa elemen
bauran pemasaran dalam lembaga pendidikan tinggi, terdiri atas : Product (P1),
Price (P2), Promotion (P3), Place (P4), People (P5), Process (P6), Physical
Evidence (P7).
Rosnaini Daga dalam jurnal ilmiah Akmen (2009:287) menuturkan lima faktor
yang mempengaruhi siswa/siswi SMA warga keturunan tionghoa dalam memilih
PTS di Makassar. Kelima faktor tersebut antara lain adalah faktor internal
responden (budaya yang tidak bertentangan, lokasi yang aman, citra PT yang
baik, fasilitas, PT yang terakreditasi, alumni yang berhasil, dan kedisiplinan PT),
Faktor eksternal (lokasi yang dekat dengan tempat tinggal, kesesuaian usia
dengan mahasiswa lainnya, memiliki kegiatan ekstrakulikuler, masa perkuliahan
yang tidak lama, dan biaya kuliah yang sesuai dengan kemampuan orang tua),
faktor sosial (dosen berasal dari etnis yang sama, PT pilihan orang tua, dan
status sosial dalam PT), faktor yang berkaitan dengan program studi yang
ditawarkan (program studi manajemen keuangan, perbankan, kewirausahaan,
dan program IT), dan faktor yang berkaitan dengan pilihan kuliah di perguruan
tinggi di luar Makassar jika perguruan tinggi di Makassar tidak mampu memenuhi
kebutuhan calon mahasiswa tersebut.
7
Dari hasi penelitian yang dikemukakan oleh Rosnaini di atas kita dapat
melihat kesesuaian beberapa faktor dengan ketujuh variabel bauran pemasaran
pada PT sebagaimana yang di kemukakan oleh Buhari Alma. Ketujuh variabel
bauran pemasaran inilah yang akan diaplikasikan untuk melihat variabel mana
yang dominan akan mempengaruhi keputusan calon mahasiswa dalam memilih
jurusan/program studi manajemen.
1.2 Rumusan Masalah
Pemaparan di atas menunjukkan bahwa PTS juga mempunyai peran penting
untuk ikut serta menciptakan SDM tangguh yang professional di bidangnya.
Salah satu profesi yang dapat berperan cukup penting dalam menopang
pembangunan di Indonesia adalah tenaga-tenaga manajemen yang andal. Maka
dari itu, kualitas PTS dengan jurusan/program studi manajemen sangat berperan
penting dalam memproduksi tenaga-tenaga manajemen yang andal tadi. Namun,
dengan persaingan antar PTS yang semakin kompetitif, maka setiap PTS
dengan jurusan/program studi manajemen harus lebih memacu dirinya. PTS
harus dengan lebih tepat menyesuaikan dirinya sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan para calon mahasiswanya. Hal ini dapat dilakukan dengan
merumuskan strategi pemasaran dengan mengidentifikasi variable-variabel
bauran pemasaran.
Dari penjelasan di atas didapatkan dua rumusan masalah yang nantinya
dilanjutkan untuk diteliti, antara lain:
1.
Apakah faktor-faktor bauran pemasaran jasa (marketing mix), yang terdiri
dari : product, price, promotion, place, people, process dan physical
evidence merupakan faktor yang dipertimbangkan mahasiswa dalam
8
memilih Program Studi Manajemen pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di
Makassar?
2.
Dari beberapa faktor tersebut, faktor manakah yang mempunyai peranan
paling penting dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih Program Studi
Manajemen pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Makassar?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas maka terdapat dua hal yang ingin dituju dalam
penelitian ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui faktor bauran pemasaran jasa (marketing mix) yang
dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih Program Studi Manajemen pada
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Makassar.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempunyai peranan penting untuk
dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih Program Studi Manajemen pada
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Makassar.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain
sebagai berikut :
1. Yayasan sebagai badan penyelenggara perguruan tinggi serta pihak
pimpinan perguruan tinggi swasta dapat
mengetahui faktor-faktor yang
dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih Program Studi, khususnya
Program Studi Manajemen pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
Makassar.
di
9
2. Dengan adanya informasi tersebut pihak yayasan maupun pimpinan
perguruan tinggi dapat menyusun strategi dan program pengembangannya.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk lebih memahami keseluruhan dari skripsi ini, maka penulis kemudian
menggambarkannya dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I: Merupakan BAB pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, dan Sistematika
penulisan.
BAB II: Merupakan BAB Tinjauan Pustaka yang terdiri dari Pengertian dan
Konsep Pemasaran, Pengertian dan Karakteristik Jasa, Perguruan Tinggi
Sebagai Industri Jasa, Bauran Pemasaran Jasa, Kerangka pikir dan Hipotesis
Penelitian.
BAB III: Merupakan BAB Metode Penelitian yang terdiri dari Rancangan
Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Populasi dan Sampel, Jenis dan
Sumber data, Teknik Pengumpulan Data, Variabel Penelitian dan Definisi
Operasional, dan Analisis Data.
Download