DIAGNOSIS DAN INDIKASI TRANSFUSI DARAH PADA ANEMIA APLASTIK M Rizqa Fauzi Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ABSTRAK Anemia aplastik merupakan penyakit yang diakibatkan oleh kegagalan dari sumsum tulang untuk memproduksi komponen sel-sel darah sehingga mengakibatkan anemia yang disertai pansitopenia. gejala-gejala yang timbul akan sesuai dengan sel-sel darah yang mengalami penurunan. Anemia aplastik merupakan penyakit yang berat dan kasusnya jarang dijumpai. The International Aplastic Anemia and Agranulocytosis Study menemukan insiden terjadinya anemia aplastik di Eropa sekitar 2 dari 1.000.000 pertahun. Insiden di Asia 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibandingkan di Eropa. Di China insiden diperkirakan 7 kasus per 1.000.000 orang dan di Thailand diperkirakan 4 kasus per 1.000.000 orang. Frekwensi tertinggi terjadi pada usia 15 dan 25 tahun, puncak tertinggi kedua pada usia 65 dan 69 tahun. Penyebab anemia aplastik sebagian besar (50-70 %) masih belum diketahui dengan pasti. Penegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang baik laboratorium maupun radiologis. Salah satu penanganan anemia aplastik yaitu transfusi darah. Transfusi darah pada anemia aplastik sangat diperlukan bila kadar haemoglobinnya < 7 g/dl dan trombositnya <20.000/µL. Kata kunci : anemia aplastik, pansitopenia, haemoglobin, trombosit 1 DIAGNOSTIC AND INDICATION OF BLOOD TRANSFUSION IN APLASTIC ANEMIA ABSTRACT Aplastic anemia is a disease caused by a failure of the bone marrow to produce blood cells components resulting anemia with pancytopenia. symptoms will arise according to the blood cells decreased. Aplastic anemia is a rare and severe disease. The International Aplastic anemia and agranulocytosis Study found the incidence of aplastic anemia in Europe about 2 than 1,000,000 per year. Incidents in Asia 2 to 3 times higher than in Europe. In China, the incidence is estimated to 7 cases per 1,000,000 people and in Thailand is estimated to 4 cases per 1,000,000 people. The highest frequency at 15 and 25 years, the second highest peak at age 65 and 69 years. The cause of aplastic anemia majority (50-70%) is unknown. Enforcement of diagnosis based on history, physical examination, laboratory investigations and radiological either. One treatment in aplastic anemia is a blood transfusion. Blood transfusion in aplastic anemia is necessary when haemoglobin levels <7 g / dl and platelet count <20.000/μL. Keywords : aplastic anemia, pancytopenia, haemoglobin, platelet 2 klinis yang paling sering nampak adalah PENDAHULUAN Anemia aplastik kegagalan definisikan sumsum tulang sebagai untuk demam dan nyeri. Dan bila terjadi trombositopenia maka akan mudah memproduksi komponen sel-sel darah.1 mengalami pendarahan seperti perdarahan Anemia aplastik adalah Anemia yang gusi, epistaksis, petekia, ekimosa dan disertai oleh pansitopenia pada darah tepi lain-lain.3,4 yang disebabkan kelainan primer pada Anemia aplastik merupakan sumsum tulang dalam bentuk aplasia atau penyakit yang berat dan kasusnya jarang hipoplasia tanpa adanya infiltrasi, supresi dijumpai. atau Anemia pendesakan sumsum tulang. The and International Aplastic Agranulocytosis Study Pansitopenia sendiri adalah suatu keadaan menemukan insiden terjadinya anemia yang anemia, aplastik di Eropa sekitar 2 dari 1.000.000 leukopenia, dan trombositopenia dengan pertahun. Insiden di Asia 2 sampai 3 kali segala ditandai oleh adanya manifestasinya.2 Gejala-gejala lebih tinggi dibandingkan di Eropa. Di yang timbul akan sesuai dengan jenis sel- China insiden diperkirakan 7 kasus per sel darah yang mengalami penurunan. 1.000.000 Jika eritrosit yang menurun maka akan diperkirakan 4 kasus per 1.000.000 orang. menimbulkan gejala anemia dari ringan Frekwensi tertinggi terjadi pada usia 15 sampai berat, antara lain lemah, letih, dan 25 tahun, puncak tertinggi kedua lesu, pada usia 65 dan 69 tahun.1,5 pucat, pusing, sesak nafas, orang dan di Thailand penurunan nafsu makan dan palpitasi. Bila terjadi leukositopenia maka terjadi peningkatan resiko infeksi, penampakan 3 sumsum tulang dan karena kerusakan Etiologi Penyebab anemia sendiri pada microenvironment. Gangguan pada sebagian besar (50-70%) tidak diketahui sel induk pluripoten ini menjadi penyebab atau bersifat idiopatik disebabkan karena utama terjadinya anemia aplastik. Sel proses induk penyakit aplastik yang berlangsung pluripoten yang mengalami perlahan-lahan.2 anemia aplastik biasanya gangguan disebabkan oleh dua faktor penyebab berkembang menjadi sel-sel darah yang yaitu faktor primer dan sekunder.3 Untuk baru. Umumnya hal ini dikarenakan faktor kurangnya jumlah sel induk pluripoten primer kongenital disebabkan (Fanconi, kelainan nonFaconi gagal membentuk atau dan ataupun karena fungsinya yang menurun. dyskeratosis congenital) dan idiopatik. Penanganan yang tepat untuk individu Faktor sekunder yang berasal dari luar anemia aplastik yang disebabkan oleh tubuh, bisa diakibatkan oleh paparan gangguan pada sel induk adalah terapi radiasi bahan kimia dan obat, ataupun transplantasi sumsum tulang.1,5 oleh karena penyebab lain seperti infeksi Kerusakan pada microenvironment, virus (hepatitis, HIV, dengue), radiasi, ditemukan gangguan pada mikrovaskuler, dan akibat kehamilan.1,3 faktor humoral (misalkan eritropoetin) Patofisiologi maupun bahan penghambat pertumbuhan Patofisiologi dari anemia aplastik bisa sel. Hal ini mengakibatkan gagalnya disebabkan oleh dua hal yaitu kerusakan jaringan pada sel induk pluripoten yaitu sel yang berkembang. mampu berproliferasi dan berdiferensiasi microenvironment menjadi sel-sel darah yang terletak di lingkungan sekitar sel induk pluripoten sumsum tulang Gangguan berupa untuk pada kerusakan 4 sehingga menyebabkan kemampuan sel kehilangan tersebut untuk Dari anamnesis bisa kita dapatkan keluhan pasien mengenai gejala- berdiferensiasi menjadi sel-sel darah. gejala seputar anemia seperti lemah, Selain itu pada beberapa penderita anemia letih, lesu, pucat, pusing, penglihatan aplastik ditemukan sel inhibitor atau terganggu, nafsu makan menurun, penghambat pertumbuhan sel. Hal ini sesak dapat dibuktikan dengan adanya limfosit berdebar. Selain gejala anemia bisa T yang menghambat pertumbuhan sel-sel kita temukan keluhan seputar infeksi sumsum tulang. 1,5 seperti demam, nyeri badan ataupun DIAGNOSIS ANEMIA APLASTIK nafas serta jantung yang adanya riwayat terjadinya perdarahan Untuk menegakkan diagnosis anemia pada gusi, hidung, dan dibawah kulit. aplastik dan menyingkirkan berbagai Kita juga bisa menanyakan apakah kemungkinan penyebab anggota keluarga lain mengeluhkan pansitopenia sehingga tidak meragukan gejala seperti ini atau apakah gejala hasil dapat ini sudah terlihat sejak masih kecil melakukan atau tidak? Dimana nantinya akan penyakit diagnosisnya, memulainya kita dengan anamnesis seputar keluhan dari pasien, dapat kemudian melakukan pemeriksaan fisik anemia aplastik ini sendiri. Apakah dan karena pemeriksaan pemeriksaan radiologis. 1. Anamnesis penunjang laboratorium baik ataupun mengetahui bawaan penyebab (kongenital) dari atau karena didapat.3,4,6 2. Pemeriksaan fisik Kita akan menegaskan kembali apa yang sudah dikeluhkan oleh pasien 5 dengan melakukan pemeriksaan fisik biasanya dimana nantinya akan kita dapatkan penyakit, pansitopenia tidak selalu tanda-tanda anemia ditemukan. Anemia dihubungkan misalkan konjunctiva, mukosa serta dengan indeks retikulosit yang ekstrimitas Adanya rendah, biasanya kurang dari 1% perdarahan pada gusi, retina, hidung, dan kemungkinan nol walaupun kulit, eritropoetinnya tinggi. dari yang gejala pucat. melena dan hematemesis pada stadium awal Jumlah (muntah darah). Dan juga tanda-tanda retikulosit absolut kurang dari peradangan.3,4,6 40.000/µL 3. Pemeriksaan laboratorium monosit (40x109/L). dan netrofil Jumlah rendah. Pada pemeriksaan laboratorium, bisa Jumlah netrofil absolut kurang kita melakukan beberapa tes. Antara dari 500/µL (0,5x109/L) serta lain : jumlah trombosit yang kurang dari a. Pemeriksaan darah lengkap : 30.000/µL(30x109/L) Pada pemeriksaan darah lengkap mengindikasikan derajat anemia kita dapat mengetahui jumlah yang berat dan jumlah netrofil masing-masing sel darah baik dibawah eritrosit, leukosit maupun menunjukkan trombosit. Apakah mengalami penurunan atau pansitopenia. 200/µL (0,2x109/L) derajat penyakit yang sangat berat.5 Jenis anemia aplastik adalah anemia Pasien dengan anemia aplastik normokrom normositer. Adanya mempunyai eritrosit muda atau leukosit muda derajat bermacam-macam pansitopenia. Tetapi dalam darah tepi menandakan 6 bukan anemia aplastik. Persentase sumsum tulang adalah tulang retikulosit umumnya normal atau pelvis, sekitar 2 inchi disebelah rendah. tulang Ini dapat dibedakan belakang. Pasien akan dengan anemia hemolitik dimana diberikan lokal anastesi untuk dijumpai sel eritrosit muda yang menghilangkan ukurannya lebih besar dari yang Kemudian akan dilakukan sayatan tua dan persentase retikulosit yang kecil pada kulit, sekitar 1/8 inchi meningkat.3,6 untuk nyerinya. memudahkan masuknya jarum. Untuk aspirasi digunakan jarung yang ukuran besar untuk mengambil sedikit cairan sumsum tulang (sekitar 1 teaspoon). Untuk biopsi, akan diambil potongan kecil berbentuk bulat dengan diameter kurang lebih 1/16 inchi dan panjangnya 1/3 inchi dengan Gambar 1. Hapusan darah tepi pada anemia aplastik3 menggunakan jarum. Kedua sampel ini diambil di tempat yang b. Pemeriksaan Sumsum tulang sama, di belakang dari tulang Pada pemeriksaan sumsum tulang pelvis dan pada prosedur yang dilakukan pemeriksaan biopsi dan sama.7 Tujuan dari pemeriksaan aspirasi. ini untuk menyingkirkan faktor Bagian yang akan dilakukan biopsi dan aspirasi dari lain yang menyebabkan 7 pansitopenia seperti leukemia atau lemak.1 myelodisplastic syndrome (MDS). keganasan Pemeriksaan sumsum tulang akan menyebabkan penurunan jumlah menunjukkan sel-sel hematopoetik namun dapat secara tepat jenis pada leukemia lainnya dengan atau juga dan jumlah sel dari sumsum dibedakan tulang yang sudah ditandai, level aplastik. dari sel-sel muda pada sumsum keganasan lainnya terdapat sel-sel tulang (sel darah putih yang leukemia atau sel-sel kanker.8 Pada anemia leukemia atau imatur) dan kerusakan kromosom (DNA) pada sel-sel dari sumsum tulang yang biasa disebut kelainan sitogenik.4 Pada anaplastik didapat, tidak ditemukan adanya kromosom.6 kelainan Pada sumsum tulang yang normal, 4060% dari ruang sumsum secara khas diisi dengan sel-sel hematopoetik (tergantung umur dari pasien). Pada pasien anemia Gambar 2 Gambaran sumsum aplastik secara khas akan terlihat tulang normal (kiri) dan hanya ada beberapa sel hematopoetik dan lebih banyak sumsum tulang pada pasien anemia aplastik (kanan)5 diisi oleh sel-sel stroma dan 8 c. Pemeriksaan Flow cytometry dan virus hepatitis diketahui. Hybridization) aplastik terjadi 2-3 bulan setelah Kedua pemeriksaan ini merupakan episode pemeriksaan Pada kebanyakan sering pada anak laki- pemeriksaan Flow cytometry, sel- laki. Darah harus di tes antibodi sel dari hepatitis A, antibodi hepatitis C, sumsum tulang, tujuannya untuk antigen permukaan hepatitis B, mengetahui jumlah dan jenis sel- dan virus Epstein-Barr (EBV). sel yang terdapat di sumsum Sitomegalovirus dan tes serologi tulang. Pada pemeriksaan FISH, virus lainnya harus dinilai jika secara langsung akan disinari oleh mempertimbangkan dilakukannya cahaya pada bagian yang spesifik BMT dari Transplantasion). darah akan kromosom tujuannya untuk diambil atau gen. akut (Bone dari telah FISH (Fluorescence In Situ spesifik. Onset yang anemia hepatitis dan Marrow Parvovirus mengetahui menyebabkan aplasia sel darah apakah terdapat kelainan genetic merah namun bukan merupakan atau tidak.4 anemia aplastik.8 d. Tes fungsi hati dan virus e. Level vitamin B-12 dan Folat Tes fungsi hati harus dilakukan Level vitamin B-12 dan Folat untuk mendeteksi hepatitis, tetapi harus diukur untuk menyingkirkan pada pemeriksaan serologi anemia anemia megaloblastik yang mana aplastik post hepatitis kebanyakan ketika dalam kondisi berat dapat sering negative untuk semua jenis menyebabkan pansitopenia.8 9 4. Pemeriksaan Radiologis a. Pemeriksaan tulang berlemak dan sumsum X-ray rutin tulang berselular.6 dari tulang radius untuk menganalisa kromosom darah menyingkirkan tepi d. Radionucleide untuk diagnosis dari anemia fanconi.8 Bone Marrow Imaging (Bone marrow Scanning). Luasnya kelainan sumsum tulang dapat ditentukan b. USG abdominal untuk mencari oleh scanning tubuh setelah pembesaran dari limpa dan/ atau disuntikkan pembesaran kelenjar limfa yang radioaktif technetium sulfur yang meningkatkan akan adanya kemungkinan penyakit keganasan terikat sumsum dengan pada tulang koloid makrofag atau iodine hematologi sebagai penyebab dari chloride yang akan terikat pada pansitopenia. Pada pasien yang transferin. Dengan bantuan scan muda, letak dari ginjal yang salah sumsum tulang dapat ditentukan atau daerah hemopoesis aktif untuk abnormal penampakan merupakan dari anemia memperoleh Fanconi.8 c. Nuclear sel-sel guna oemeriksaan sitogenik atau kultur Magnetic imaging sel-sek induk.6 Resonance merupakan cara Setelah melakukan semua pemeriksaan yang terbaik untuk pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis mengetahui dan luas perlemakan karena dapat membuat pemisahan tegas antara daerah menyingkirkan diagnosis pembandingnya, maka hasil penemuan sumsum 10 bisa kita masukkan dalam kriteria a. Penurunan selularitas dengan diagnosis untuk anemia aplastik. Kriteria hilangnya atau menurunnya semua diagnosis sel hemopoetik atau selularitas anemia International aplastik menurut Agranulocytosis and normal oleh hyperplasia eritroid Aplastic Anemia Study Group (IAASG) fokal dengan deplesi seri granulosit adalah :2,4 dan megakariosit. 1. Satu dari tiga sebagai berikut: a. Hemoglobin kurang dari 10 g/dL atau hematokrit kurang dari 30% (hemoglobin normalnya 13,8 – b. Tidak adanya fibrosis yang bermakna atau infiltrasi neoplastik 4. Pansitopenia karena obat sitostatika atau radiasi terapeutik harus dieklusi. 17,2 g/dL pada laki-laki dan 1215,6 g/dL pada perempuan dan Setelah diagnosis ditegakkan, maka hematokrit pada laki-laki 41-50%, kita akan menentukan tingkat kaparahan pada perempuan 35-46%. Berbeda dari anemia aplastik. Untuk klasifikasi tiap klinik atau rumah sakit). derajat keparahan dari anemia aplastik b. Trombosit kurang dari 50x109/L (normalnya 150-450x109/L) c. Leukosit kurang dari 3,5x109/L (normalnya 4,5-10x109/L) dapat dibagi menjadi 3 tingkatan sebagai berikut :6 1. Anemia aplastik tidak berat dimana sumsum tulang tidak hiposeluler 2. Dengan retikolosit < 30x109/L (<1%) namun sitopenia atau pansitopenia 3. Dengan gambaran sumsum tulang tidak memenuhi kriteria berat. (harus ada specimen yang adekuat): 2. Anemia aplastik berat dimana selulitas sumsum tulang < 25%, 11 sitopenia sedikitnya dua dari tiga seri asimptomatik sel darah yaitu hitung neutrofilnya memiliki terapi spesifik lain, maka batas <500/µL, < kadar Hb yang lebih rendah dapat retikulosit diterima. Pada kasus anemia aplastik hitung 20.000/µL, trombosit hitung absolute< 60.000/µL dengan penyakitnya berat dan sangat berat dengan jumlah 3. Anemia aplastik sangat berat, sama seperti dan/atau kriteria platelet <10.000/µL (atau <20.000/µL anemia dengan gejala demam) dianjurkan untuk aplastik berat kecuali neutrofilnya < memberikan tranfusi darah, tujuannya 200/µL untuk menjaga jumlah darah agar tetap TRANFUSI DARAH PADA ANEMIA dalam kadar normal.6,8 Ada 2 jenis APLASTIK transfusi darah yang sering diberikan Tranfusi darah adalah proses pada anemia aplastik yaitu berupa pemindahan darah atau komponen darah transfusi sel darah merah dan trombosit. dari seseorang (donor) ke orang lain Transfusi leukosit tidak dianjurkan karena (resipien). Dimana transfusi darah ini bisa siklus hidupnya lebih singkat dan juga berupa efek samping yang ditimbulkannya lebih darah lengkap komponen-komponen atau darah hanya yang besar dibandingkan manfaatnya.4 dibutuhkan saja misalkan preparat sel Sebelum melakukan tranfusi darah baik darah transfusi merah atau trombosit. Pada sel darah merah maupun transfusi sel darah merah hampir selalu trombosit, darah pasien akan di tes untuk diindikasikan pada kadar Hemoglobin melihat (Hb) <7 g/dl, terutama pada anemia akut. pendonor biasanya berlangsung selama 1 Transfusi dapat ditunda jika pasien jam. Kemudian darah donor akan di kecocokan dengan darah 12 saring dan di iridiasi untuk memindahkan dan menonaktifkan sel, disertai oleh pansitopenia pada darah tepi resiko yang disebabkan kelainan primer pada buruk sumsum tulang dalam bentuk aplasia atau terhadap darah. Setelah itu diberikan hipoplasia tanpa adanya infiltrasi, supresi Tylenol dan Benadryl sebelum transfusi atau untuk mencegah demam, dan reaksi Pansitopenia sendiri adalah suatu keadaan alergi. yang fungsinya untuk terjadinya respon Dan beberapa Anemia aplastik adalah Anemia yang menurunkan imun darah pun yag siap untuk pendesakan ditandai sumsum oleh adanya tulang. anemia, ditransfusi. Sedangkan untuk transfusi leukopenia, dan trombositopenia dengan trombosit trombosit segala manifestasinya. Penyebab anemia <20.000/µL dimana meningkatkan resiko aplastik disebabkan oleh faktor primer terjadinya pendarahan. Pada mulanya dan sekunder, faktor primer disebabkan diberikan trombosit donor acak. Tranfusi kelainan kongenital (Fanconi, nonFaconi trombosit dan diberikan konsentrat menyebabkan bila berulang zat dyskeratosis congenital) dan anti idiopatik. Faktor sekunder yang berasal terhadap trombosit donor. Bila terjadi dari luar tubuh, bisa diakibatkan oleh sensitisasi, donor diganti dengan HLA- paparan radiasi bahan kimia dan obat, nya (orang tua atau saudara kandung atau ataupun oleh karena penyebab lain seperti pemberian gammaglobulin dosis terapi. infeksi virus (hepatitis, HIV, dengue), Timbulnya sensitisasi dapat diperlambat radiasi, dengan menggunakan donor tunggal.4,6 Penegakkan RINGKASAN pembentukan dapat anamnesis, dan akibat kehamilan. diagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang baik laboratorium 13 maupun radiologis. Salah satu anemia aplastik yaitu penanganan 3. Sembiring, Samuel Aplastik. PK. Anemia Available at : http:/www.morphostlab.com transfusi darah dimana untuk menjaga agar sel-sel darah tetap berada di level yang aman. Pada anemia aplastik, darah on: 11th of January (Downloaded 2011) 4. Paquette, Ronald L. Your Guide to Understanding yang biasa didonorkan adalah sel darah merah dan trombosit. Sel darah putih tidak didonorkan karena efek sampingnya Aplastic Available Anemia. at : http://www.aamds.org/aplastic/files/d ms/AplasticAnemiaGuide.pdf (Downloaded on: 11th of January lebih besar dari manfaatnya.Indikasi diberikan transfusi darah pada pasien anemia aplastik bila kadar 2011) 5. Segel, Goerge B and Marshall A. Lichtman. Aplastic Anemia : Acquired and Inherited. P. 463-483. hemoglobinnya kurang dari 7 g/dl dan trombosit kurang dari 20.000/µL. Pemberian trombosit tidak berfungsi bila Avalaible at : http://www.mhprofessional.com/dow nloads/products/0071621512/kaus_03 4-%280463-0484%29.fm.pdf diberikan jangka lama karena akan (Downloaded on : 11th of January menimbulkan respon imun yang buruk. 2011) DAFTAR PUSTAKA 1. Alkhouri, Nabiel and Solveig G Ericson. Aplastic Anemia : Review of Etiology and Treatment. Hospital Physician ; 1999. P;46-52. 2. Bakta, I Made Prof,dr. Hematologi Klinis Ringkas. Jakarta : EGC ; 2006 : 97-107. 6. Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Edisi IV. Jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI ; 2006 : 627 – 633 7. Anonim. Aplastic Anemia. American Cancer Society. Avalaible www.cancer.org. (Downloaded at : on: 11th of January 2011) 14 8. Marsh Judith CW, Sarah E. Ball, Jamie Cavenagh, Phil Darbyshire, Inderjeet Dokal, Edward C. Gordonsmith, et all. Guidelines for the diagnosis and management of aplastic anemia. England : British Journal of Haematology ; 2009. 147 : 43-70 15