148 VI. PENUTUP 6.1 Kesimpulan Penelitian ini menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Proses komunikasi yang terjadi dalam komunitas Hijabers Lampung adalah model transaksional, dimana proses transaksi tersebut berupa pertukaran pesan di beberapa kegiatan komunitas dan terbagi dalam beberapa jenis pesan yakni pesan agama, fashion, promosi (motif dagang) dan desas-desus atau gossip. 2. Proses komunikasi transaksional yang terjadi dalam komunitas Hijabers Lampung membentuk identitas komunitas sebagai komunitas yang eksklusif, konsumtif, sebagai komunitas Hijabers yang aktif di Lampung dan komunitas yang mengedepankan eksistensi serta komunitas yang percaya diri.. 3. Pertukaran pesan dalam komunikasi transaksional yang efektif dalam komunitas Hijabers Lampung ini lebih dominan membentuk identitas diri anggota sebagai muslimah yang trendy atau fashionable. Hal ini dapat disimpulkan dari berbagai kegiatan yang didominasi dengan kegiatan dibidang fashion dibandingkan dengan bidang agama, seperti acara tutorial hijab and make up class, fashion show, photo hijab kontes, lomba 149 kreasi jilbab, dan meet and greet antar anggota. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan keempat informan. Dimana, hanya satu informan yang menyatakan dirinya sebagai muslimah yang beridentitaskan muslimah berpakaian syar‟i, namun belum dapat dikategorikan sebagai syar‟i yang sempurna sesuai syariat agama Islam karena ia tetap mengikuti trend berjilbab yang berkembang. 4. Tema yang biasa dibicarakan di dalam komunitas Hijabers Lampung, yaitu: tema agama, perkembangan fashion, dan tema simpati sosial. 5. Terdapat berbagai isyarat simbolik berupa lambang verbal dan lambang nonverbal dalam setiap proses komunikasi transaksional. Lambang verbal dan nonverbal tersebut meliputi; kata-kata, cerita, gurauan, ajakan, dan informasi lainnya yang diberikan dengan menggunakan vokal, gerakgerik tubuh dalam berkomunikasi yang dapat berbentuk senyuman, tatapan mata, cium pipi kiri dan kanan dalam bersalaman, menepuk pundak yang menandakan rasa empati, berpelukan, serta gaya berpakaian yang dikenakan dan barang pelengkap lainnya. 6.2 Saran Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran kepada anggota dan komite yang tergabung dalam komunitas Hijabers Lampung serta orang-orang yang berada diluar komunitas seperti pemerintah, mahasiswa dan mahasiswi dalam menyikapi ataupun menilai komunitas Hijabers Lampung, sebagai berikut: 150 1. Diharapkan kepada para wanita-wanita muslimah yang tergabung dalam komunitas hijabers untuk lebih cermat dalam memilih gaya hidup yang hanya mementingkan fashion semata dan mengesampingkan sisi religiutas sebuah jilbab. Sebab penilaian masyarakat bisa saja berbeda dengan sudut pandang masing-masing pribadi yang sebenarnya tidak bermaksud negatif. 2. Diharapkan kepada anggota dan komite Hijabers Lampung untuk meningkatkan komunikasi transaksional dengan memberikan isi pesan agama yang lebih dominan dibandingkan pesan-pesan lainnya. Hal ini berkaitan dengan latar belakang komunitas yakni kesamaan agama, agar masyarakat tidak hanya memandang komunitas ini sebagai perkumpulan biasa. 3. Diharapkan kepada masyarakat umum untuk tidak menilai suatu komunitas khususnya pada komunitas Hijabers Lampung secara negatif dari tampilan luar saja sebelum tergabung atau mencoba berinteraksi dengan individu-individu dalam komunitas tersebut. 4. Diharapkan kepada para muslimah khususnya di Kota Lampung untuk tidak takut memilih untuk berjilbab yang akan dipandang kolot dan kuno oleh sebagian orang. Sebab, konteks jilbab kekinian di Indonesia telah banyak menyajikan beragam cara tampil cantik meski berjilbab dan juga telah ada komunitas hijabers yang dapat menjadi wadah berkumpulnya wanita muslimah dan memberikan berbagai manfaat positif serta pengetahuan agama. 151 5. Diharapkan kepada pemerintah Lampung untuk dapat mengorganisir dan mendukung kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan oleh komunitas di daerah Propinsi Lampung. Khususnya kepada komunitas Hijabers Lampung, agar dapat semakin aktif dalam berkontribusi menyalurkan hal bermanfaat dan menjalankan kegiatan dakwah atau syiar agama, kegiatan-kegiatan sosial, dan kegiatan-kegiatan di bidang fashion, yang diharapkan memberikan dampak positif bagi masyarakat di Lampung dari segi pengetahuan tentang agama, fashion berjilbab dan berpakaian serta manfaat bersosialisasi dengan masyarakat Lampung.