1 KELAYAKAN DAN SKALA USAHA AGROINDUSTRI TEMPE DI

advertisement
KELAYAKAN DAN SKALA USAHA AGROINDUSTRI
TEMPE DI KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN
BANYUMAS Feasibility and Business Scale of
Soybean Agroindustry in Kembaran Sub district
Banyumas Regency
ABSTRACT
Decreasing of soybean export from USA cause its price in world market.
Dependency to imported soybean (60 percent from national need) is
causing problems, i.e. could not hold soybean price. Increasing of
soybean price give multiplier effect to center of soybean production. The
aim of this research were to identify: 1) feasibility study; 2) condition of
business scale; and 3) business scale efficiency of soybean cake
agroindustry in Pliken Village Kembaran Sub district Banyumas
Regency. Research used case study method. Analysis methode used
were: 1) measure the feasibility study using investment criteria, i.e. Net
Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) and Benefit Cost
Ratio (B/C); 2) measure business scale using analysis model of profit
function UOP Cobb-Douglas; and 3) measure the business scale
efficiency using Return Cost Ratio (R/C). Result of research showed
that: 1) feasibility study from NPV value was Rp6.460.284,40 with
discount factor was 12,5 percent, IRR was 15,90 percent and B/C was
1,39 so soybean cake agroindustry was feasible; 2) business scale
condition of soybean cake agroindustry was on decreasing return to
scale, so by developing business scale would reduce profit; and 3)
efficiency level of soybean cake agroindustry in in Pliken Village
Kembaran Sub district Banyumas Regency was 1,53 so it was on
efficient level.
Oleh: Deden Abdul Wahab*) dan Budi Dharmawan**)
ABSTRAK
Penurunan ekspor komoditas kedelai di Amerika Serikat
menyebabkan naiknya harga komoditas tersebut di pasar dunia.
Ketergantungan terhadap kedelai impor (60 persen dari kebutuhan
nasional) ternyata membawa permasalahan, yaitu tidak dapat
menahan naiknya harga kedelai. Kenaikan harga kedelai yang tinggi
membawa dampak berjenjang terhadap sentra produksi tempe. Tujuan
penelitian ini adalah: 1) mengetahui kelayakan usaha; 2) mengetahui
kondisi skala usaha; dan 3) mengetahui efisiensi skala usaha pada
agroindustri tempe di Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten
Banyumas. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada
perajin tempe. Metode analisis yang digunakan adalah: 1) mengukur
kelayakan usaha menggunakan kriteria investasi, yaitu Net Present
Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Benefit Cost Ratio (B/C);
2) mengukur kondisi skala usaha dengan menggunakan model analisis
fungsi keuntungan UOP Cobb-Douglas; dan 3) mengukur efisiensi skala
usaha pada agroindustri tempe di Desa Pliken Kecamatan Kembaran
Kabupaten Banyumas dengan menggunakan Return Cost Ratio (R/C).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kelayakan usaha
nilai NPV sebesar Rp6.460.284,40 dengan discount factor sebesar 12,5
persen, nilai IRR sebesar 15,90 persen dan nilai B/C sebesar 1,39
sehingga agroindustri tempe layak untuk diusahakan; 2) kondisi skala
usaha agroindustri tempe berada pada skala dengan kenaikkan hasil
berkurang (decreasing return to scale) artinya pengembangan skala
usaha akan mengurangi keuntungan; dan 3) tingkat efisiensi
agroindustri tempe di Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten
Banyumas sebesar 1,53 sehingga tingkat usahanya berada pada
kondisi efisien.
Key words: soybean, feasibility, business scale, efficiency
*) Dosen tetap Prodi Manajemen STIESA
**) Dosen Tetap Unsud
Kata kunci: kedelai, kelayakan, skala usaha, efisiensi
Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi)
1
2
Kelayakan
Dan Skala
Usaha 5Agroindusti
Budi)
Dimensia,
Volume
Nomor 1,(Deden
Januari&2008
PENDAHULUAN
tempe di Kecamatan Kembaran terpusat di Desa Pliken. Industri
Industri tempe adalah salah satu industri kecil pengolahan
hasil-hasil pertanian yang diusahakan oleh masyarakat di daerah
pedesaan
dan
berpotensi
untuk
dikembangkan
karena
peranannya yang cukup besar dalam menciptakan kesempatan
kerja dan sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat. Hal ini
sesuai dengan pendapat Mubyarto (1985) yang menyatakan
bahwa industri kecil adalah industri yang punya kemampuan
menyerap
tenaga
kerja,
dan
penyelenggaraannya
tempe di Desa Pliken ini sebagian besar merupakan industri
rumah tangga dengan tenaga kerja sebanyak 2-3 orang dan
masih
tinggi, sangat relevan untuk dikembangkan. Permintaan tempe
terus meningkat dengan peningkatan rata-rata sebesar 1,7 persen
per tahun. Peningkatan permintaan ini selain dipengaruhi oleh
hubungan
kerabat.
Bahan
baku
yang
digunakan dalam pembuatan tempe adalah kedelai kuning lokal
dengan harga Rp4.000,00 per kilogram (Disperindagkop, 2008).
Kebutuhan kedelai dalam pembuatan tempe adalah sekitar 3-5
ton per hari.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka tujuan penelitian
tidak
membutuhkan modal yang besar dan tingkat teknologi yang
mempunyai
ini adalah:
1) mempelajari kelayakan usaha;
2) mempelajari
kondisi skala usaha; dan 3) mempelajari efisiensi skala usaha pada
agroindustri
tempe
di
Desa
Pliken
Kecamatan
Kembaran
Kabupaten Banyumas.
pertumbuhan penduduk juga dipengaruhi oleh harga tempe itu
sendiri yang relatif masih murah dibandingkan dengan sumber
METODE PENELITIAN
protein lainnya
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada
Salah satunya industri tempe di Kecamatan Banyumas
berada di Desa Pliken Kecamatan Kembaran. Desa Pliken
merupakan salah satu sentra industri tempe yang terbesar di
Kabupaten Banyumas karena sebagian besar penduduknya
mengusahakan tempe seperti tersaji pada Lampiran 1. Kecamatan
Kembaran mempunyai unit usaha tempe terbesar diantara
kecamatan lainnya yaitu sebanyak 385 unit usaha dengan nilai
investasi sebesar Rp23.695.000,00.
Sebagian besar unit usaha
Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi)
3
industri tempe di desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten
Banyumas.
Metode ini digunakan karena dapat memberi
gambaran terperinci mengenai daerah penelitian yang memiliki
sentra agroindustri tempe. Rancangan pengambilan sampel
adalah Simple Random Sampling dan rumus yang digunakan
untuk menetapkan ukuran sampel adalah sebagai berikut (Parel,
1974):
4
Kelayakan
Dan Skala
Usaha 5Agroindusti
Budi)
Dimensia,
Volume
Nomor 1,(Deden
Januari&2008
n=
N.Z2 .S2
N.d 2 + Z2 .S2
metode untuk menghitung selisih antara nilai sekarang
; dimana
investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas
bersih dimasa yang datang (Husnan dan Suwarsono, 1993).
n ∑ X 2 − (∑ X )
2
S2 =
Keterangan :
n
N
Z
d
2
S
X
n
n (n − 1)
NPV =
Bt − C t
∑ (1 + i)
t
t =0
= Jumlah sampel yang akan diteliti
= Jumlah populasi secara keseluruhan
= Variabel normal atau tingkat kepercayaan 95
persen (1,96)
= Standar error yang diinginkan (0,05 atau 5 %)
= Varians relatif taksiran populasi
= Jumlah bahan baku (kg)
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel
Keterangan:
Bt
Benefit Bruto pada tahun ke-t (Rp)
Ct
=
Biaya Bruto pada tahun ke-t (Rp)
N
=
Umur ekonomis (tahun)
i
=
tingkat suku bunga (%)
t
=
Tingkat investasi (t = 1,2,3..,N)
b. Internal Rate of Return (IRR)
sebanyak 38 orang perajin tempe.
merupakan nilai discount rate yang membuat NPV usaha
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai
dengan bulan Nopember 2008. Pengambilan data dilakukan
dengan mengambil data primer dan data sekunder
=
sama dengan nol atau dapat membuat B/C sama dengan satu
(Kadariah, 1978).
yang
diperoleh dari petani responden maupun dari dinas terkait seperti
IRR = 1 +
NPV
(i1 − i 2 )
NPV1t + NPV2
Dinas Pertanian, Bappeda, BPS Kabupaten Banyumas dan pihak
Keterangan:
NPV1 =
lainnya yang mempunyai hubungannya dengan penelitian ini.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
NPV2 =
1. Analisis kelayakan usaha
c.
Net Present Value (NPV)
Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi)
Nilai NPV yang negatif (Rp)
i1 =
sebagai berikut:
a.
Nilai NPV yang positif (Rp)
5
6
Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV
positif (%)
i2 = Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV
negatif (%)
Benefit Cost Ratio (B/C)
Kelayakan
Dan Skala
Usaha 5Agroindusti
Budi)
Dimensia,
Volume
Nomor 1,(Deden
Januari&2008
Membandingkan antara nilai sekarang manfaat netto
dengan nilai sekarang dari biaya investasi ditambah biaya
Bt
∑ (1 + i)
*
Keterangan:
*
π
operasional.
n
*
*
*
*
*
*
*
Z*
Ln π = ln A + α1 ln (R1 ) + α2 ln (R2) + α3 ln (R3 ) + α4 ln (R4 ) +
*
*
*
*
*
*
*
α5 ln (R5 ) + α1 (R6 ) + β1 ln (Z1) + β2 ln (Z2) + β3 ln (Z3)
A
t
=
Keuntungan UOP yang dinormalkan
*
=
Konstanta
=
Harga kedelai yang dinormalkan
=
Harga ragi yang dinormalkan
=
Harga bahan bakar yang dinormalkan
=
Biaya tenaga kerja yang dinormalkan
=
Harga kemasan yang dinormalkan
=
Biaya transportasi yang dinormalkan
=
Harga oman yang dinormalkan
=
Harga lilin yang dinormalkan
=
Benefit Bruto pada tahun ke-t (Rp)
=
Biaya Bruto pada tahun ke-t (Rp)
N
=
Umur ekonomis (tahun)
i
=
tingkat suku bunga (%)
*
R1
*
R2
*
R3
*
R4
*
R5
*
R6
*
R7
*
R8
t
=
Tingkat investasi (t = 1,2,3..,N)
Z1
=
Jumlah kedelai yang diolah per hari
Z2
=
Nilai penyusutan peralatan
Z3
=
Nilai penyusutan gedung
*
α1
=
Parameter input variabel yang diduga (i =
1,2,3,4,5)
Parameter input tetap yang diduga (j = 1,2)
t =1
B/C =
n
Ct
∑ (1 + i)
t
t =1
Keterangan:
Bt
Ct
2. Analisis Fungsi Keuntungan
Model analisis fungsi keuntungan UOP Cobb-Douglas yang
digunakan adalah untuk mengetahui hubungan antara harga
*
=
βj
input variabel dan tetap sebagai variabel bebas serta tingkat
keuntungan sebagai variabel tak bebas.
(1998) bentuk umum dari fungsi keuntungan Cobb-Douglas
*
Ln π = ln A +
m
∑
i=1
*
α1 ln
*
Ri
n
+
meliputi harga kedelai, harga ragi, harga bahan bakar, biaya
tenaga kerja, harga kemasan dan biaya transportasi, jumlah
dirumuskan sebagai berikut:
*
Pengujian secara keseluruhan pengaruh peubah bebas yang
Menurut Simatupang
∑
kedelai yang diolah per hari dan nilai penyusutan peralatan
*
βj ln
Zj
terhadap
i=i
Berdasarkan peubah-peubah yang dipilih dalam penelitian
ini, maka fungsi keuntungan dinyatakan dalam bentuk persamaan
logaritma natural sebagai berikut:.
Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi)
tak
bebas,
yaitu
keuntungan
dilakukan
pengujian dengan menggunakan uji F (Supranto, 1983) dengan
rumus sebagai berikut:
Fhitung =
7
peubah
8
ESS/(k − 1)
RSS/(n − k)
Kelayakan
Dan Skala
Usaha 5Agroindusti
Budi)
Dimensia,
Volume
Nomor 1,(Deden
Januari&2008
3. Analisis Skala Usaha
Hipotesis yang diuji untuk analisis skala usaha adalah
*
apakah Σβj = 1. Pengujian terhadap kondisi skala usaha yang
diduga digunakan uji t (Marmen, 1993) sebagai berikut:
t hit =
SU − 1
SSU/Vn
Tabel 1. Hasil analisis kelayakan investasi Perajin di Desa Pliken
Kecamatan Kembaran
Kriteria Investasi
Hasil
NPV
Rp6.460.284,40
IRR
15,90%
B/C
1,39
Sumber: Data primer diolah, 2008
Hasil analisis menunjukkan besar nilai NPV dari Perajin
Keterangan:
SU
=
SSU
=
n
=
nilai pengamatan skala usaha (nilai
koefisien input tetap)
simpangan baku skala usaha
jumlah sampel
tempe
adalah
sebesar
Rp6.460.284,40.
Indikasi
tersebut
menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Nilai NPV positif
menunjukkan jumlah penerimaan total agroindustri setelah
discount factor nilainya lebih besar dibandingkan jumlah discount
factor dari biaya total yang dikeluarkan selama dua tahun
investasi. Hal ini mengindikasikan perajin tempe selama dua tahun
HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat memberikan tingkat penerimaan yang lebih besar daripada
biaya yang dikeluarkan.
1. Analisis Kelayakan Usaha
Kriteria yang dipakai dalam analisis kelayakan usaha ini
Hasil analisis nilai IRR diketahui sebesar 15,90 persen dan
adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan
nilai IRR yang dimiliki Perajin tempe sebesar 15,90 persen lebih
Benefit Cost Ratio (B/C). Discount factor yang digunakan sebesar
tinggi dari tingkat suku bunga bank yang berlaku sebesar 12,5
12,5 persen merupakan tingkat suku bunga kredit komersial rata-
persen sehingga usaha agroindustri dapat dikatakan layak untuk
rata dari beberapa bank di daerah penelitian yang meliputi Bank
diusahakan. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), jika nilai IRR
BRI, yang berlaku pada tahun 2008. Hasil analisis kriteria investasi
yang didapat lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang berlaku,
agroindustri tempe tersaji pada Tabel 1.
maka usaha tersebut mampu membayar pinjaman berikut
bunganya. Sehingga usaha tersebut layak untuk diusahakan. Nilai
IRR sebesar 15,90 persen menunjukkan bahwa apabila modal yang
digunakan perajin tempe selama dua tahun dianggap sebagai
Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi)
9
10
Kelayakan
Dan Skala
Usaha 5Agroindusti
Budi)
Dimensia,
Volume
Nomor 1,(Deden
Januari&2008
pinjaman dari lembaga perbankan dengan tingkat suku bunga
hubungan antara biaya produksi rata-rata dengan perubahan
sebesar 12,5 persen per tahun, maka usaha industri tempe akan
ukuran usaha. Pengujian skala usaha perlu dilakukan untuk
mampu membayar beban pinjaman berikut bunga.
mengetahui apakah kondisi skala usaha yang sedang dijalani
Nilai B/C untuk Perajin tempe sebesar 1,39. Nilai B/C Ratio
perajin tempe berada pada increasing, constant atau decreasing
sebesar 1,39 mempunyai arti jika terjadi pengeluaran biaya
return scale dengan syarat:
sebesar satu rupiah, maka akan menghasilkan keuntungan sebesar
1) Jika βj<1, maka kondisi skala usaha berada pada penerimaan
berkurang (decreasing return to scale)
2) Jika βj>1, maka kondisi skala usaha berada pada penerimaan
bertambah (increasing return to scale)
3) Jika βj=1, maka kondisi skala usaha berada pada penerimaan
tetap (constant return to scale)
Rp 39. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), jika nilai B/C Ratio
lebih
tinggi
dari
satu,
maka
usaha
tersebut
mempunyai
penerimaan lebih tinggi dari pada biaya pengeluaran dan usaha
tersebut layak untuk diusahakan. Berdasarkan B/C berarti
agroindustri Tempe pada perajin tersebut layak untuk diusahakan.
Hasil pengujian jumlah kedelai yang diolah per periode
Nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp6.460.284,40 yakni
produksi menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 16,59 lebih
lebih besar dari nol, dan bernilai positif artinya bahwa usaha
besar dari t tabel dengan tingkat kesalahan satu persen, yaitu
tersebut menguntungkan karena memberikan tingkat penerimaan
2,779. Kondisi menolak nol hipotesis dan menerima hipotesis
lebih besar dari pada pengeluarannya.
alternatif. Nilai parameter jumlah kedelai yang diolah per produksi
Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha dengan Net
sebesar 0,95167. Kondisi ini menunjukkan bahwa skala usaha
Present Value, Internal Rate of Return dan Benefit Cost Ratio, maka
agroindustri tempe berada pada decreasing return to scale sesuai
diketahui agroindustri tempe perajin tempe di Desa Pliken
dengan teori yang menyatakan bahwa ∑βj<1. Hal ini berarti
Kecamatan
bahwa skala usaha berada pada kondisi dimana penerimaan akan
Kembaran
Kabupaten
Banyumas
layak
untuk
diusahakan.
semakin berkurang (Soekartawi, 2003).
2. Skala Usaha Agroindustri Tempe
3.
Kondisi skala usaha memiliki keterkaitan dengan usaha
memaksimalkan keuntungan.
Skala usaha dapat menunjukkan
Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi)
11
12
Kelayakan
Dan Skala
Usaha 5Agroindusti
Budi)
Dimensia,
Volume
Nomor 1,(Deden
Januari&2008
Analisis Efisiensi Skala Usaha
diketahui agroindustri tempe perajin tempe di Desa Pliken
Menurut Hernanto (1996), Revenue Cost Ratio atau R/C
Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas layak untuk
merupakan analisis yang digunakan untuk menghitung besarnya
efisiensi dengan syarat:
diusahakan.
2.
Kondisi skala usaha agro industri tempe berada pada skala
1) R/C > 1 maka tingkat usaha tersebut efisien.
dengan kenaikkan hasil berkurang (decreasing return to scale)
2) R/C = 1 maka penerimaan hanya cukup untuk menutupi biaya
artinya
produksi.
pengembangan
skala
usaha
akan
mengurangi
keuntungan.
3) R/C < 1 maka tingkat usaha tidak efisien.
3.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa R/C sebesar 1,53.
Tingkat efisiensi
agro industri
tempe di
Desa
Pliken
Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas sebesar 1,53. Hal
Artinya bahwa skala usaha
ini berarti tingkat usahanya pada kondisi sekarang sudah
yang dilakukan oleh agroindustri tempe di Desa Pliken Kecamatan
efisien.
Kembaran Kabupaten Banyumas adalah efisien. Kondisi tersebut
berdasarkan teori dari Hernanto (1996) bahwa R/C>1, maka
SARAN
tingkat usaha agroindustri tempe efisien. Menurut penelitian
Koesoema (2008), bahwa skala usaha yang dilakukan oleh
Berdasarkan hasil pembahasan maka saran yang diajukan sebagai
agroindustri tempe di daerah penelitian juga menunjukkan Benefit
berikut:
Cost Ratio (B/C) sebesar 1,39.
1.
agroindustri
tempe
di
Desa
Berdasarkan analisis B/C, maka
Pliken
Kecamatan
Kembaran
Kabupaten Banyumas perlu dipertahankan sebab masih
Kabupaten Banyumas layak untuk diusahakan.
menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
2.
KESIMPULAN
Komponen masukan tetap, terutama peralatan yang dipakai
agar
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan :
1.
Agroindustri tempe di Desa Pliken Kecamatan Kembaran
penggunaannya
lebih
diefektifkan
lagi
sehingga
keuntungan dapat lebih tinggi.
Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha dengan Net Present
Value, Internal Rate of Return dan Benefit Cost Ratio, maka
Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi)
13
14
Kelayakan
Dan Skala
Usaha5Agroindusti
(Deden &2008
Budi)
Dimensia,
Volume
Nomor 1, Januari
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1997. Aspek Pemasaran Tahu-Tempe. http:/www.bi.go.id.
diakses 16 April 2008.
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok
Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Astamawan. 2003. Tempe Terbukti Mencegah Penyakit. (On-line),
www.kompas.com. diakses 12 Pebruari 2007.
Boediono. 2000. Ekonomi Mikro. BPFE, Yogyakarta. Hal. 87 – 105.
Disperindagkop [Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi]
Kabupaten Banyumas. 2008. Data Industri Kecil Kabupaten
Banyumas. Purwokerto.
__________ , 2008. Data Harga-harga Produk Makanan Kabupaten
Banyumas. Purwokerto.
Hernanto. 1996. Ilmu Usaha Tani. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Husnan, S. dan M. Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek Edisi
keempat, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. 398 hal.
Mubyarto. 1985. Peluang Kerja dan Berusaha di Pedesaan. LPFE
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 512 hal.
Marmen S. J. 1993. Analisis Skala Usaha, Fungsi Permintaan Input
dan Fungsi Penawaran Output Bank Perkreditan Rakyat.
Tesis. Program Pascasarjana IPB. Bogor.
Parel, P.C. dan C.G. Galdito. 1974. Rancangan Teknik Pengambilan
Sampel dan Prosedurnya. Terjemahan oleh Rudy N.S.
Soewignyo. 1982. FAPERTA Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto.
Simatupang, P. 1998. Penentuan Skala Usaha dengan Fungsi
Keuntungan: Landasan Teoritis dengan contoh Fungsi
Cobb-Douglas dan Translog. Jurnal Agro Ekonomi (JAG) 7:
1-16 hal.
Supranto, J. 1983. Statistik Teori dan Aplikasi Jilid 2. Erlangga.
Jakarta. 411 hal.
Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi)
15
16
Kelayakan
Dan Skala
Usaha 5Agroindusti
Budi)
Dimensia,
Volume
Nomor 1,(Deden
Januari&2008
Lampiran 1. Data jumlah unit usaha tempe per
Kecamatan di Kabupaten Banyumas pada Tahun
2008
Lampiran 2. Perhitungan jumlah sampel perajin tempe dengan N
= 304
Tempe Kedelai
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Kecamatan
Lumbir
Wangon
Jatilawang
Rawalo
Kebasen
Kemranjen
Sumpiuh
Tambak
Somagede
Kalibagor
Banyumas
Patikraja
Purwojati
Ajibarang
Gumelar
Pekuncen
Cilongok
Karanglewas
Kedungbanteng
Baturaden
Sumbang
Kembaran
Sokaraja
Purwokerto Selatan
Purwokerto Barat
Purwokerto Timur
Purwokerto Utara
Jumlah :
Sumber: Diperindagkop, 2008.
Unit Usaha
9
22
7
43
68
87
96
105
124
30
30
57
37
183
3
64
56
73
43
59
81
385
115
7
103
3
1.890
Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi)
n ∑ Xi2 − (∑ Xi )
2
Investasi Alat
(000)
405
990
135
1.935
3.060
3.915
4.320
4.725
5.580
1.350
1.350
2.565
1.665
8.235
135
2.880
2.520
3.285
1.935
2.655
3.645
23.695
5.175
315
4.635
740
91.845
2
S =
n (n − 1)
2
10(1,9012 ) − (4,06 )
=
10(9 )
=
19 , 012 − 16 , 4836
90
=
2,5284
90
= 0,0281
Jumlah sampel yang diambil ditentukan menggunakan rumus
Parel (1982) :
2
n=
n
N.Z 2 .S2
304(1,96 ) (0,0281)
=
2
2
2 2
N.d + Z .S
304(0,05) + (1,96 )(0,0281)
=
304(3,8416)(0,0281)
304(0,0025) + (3,8416)(0,0281)
=
32,816484
0,8679489
= 37,81 ≅ 38. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 38
orang.
17
18
Kelayakan
Dan Skala
Usaha 5
Agroindusti
& 2008
Budi)
Dimensia,
Volume
Nomor 1,(Deden
Januari
Download