KELAYAKAN DAN SKALA USAHA AGROINDUSTRI TEMPE DI KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS Feasibility and Business Scale of Soybean Agroindustry in Kembaran Sub district Banyumas Regency ABSTRACT Decreasing of soybean export from USA cause its price in world market. Dependency to imported soybean (60 percent from national need) is causing problems, i.e. could not hold soybean price. Increasing of soybean price give multiplier effect to center of soybean production. The aim of this research were to identify: 1) feasibility study; 2) condition of business scale; and 3) business scale efficiency of soybean cake agroindustry in Pliken Village Kembaran Sub district Banyumas Regency. Research used case study method. Analysis methode used were: 1) measure the feasibility study using investment criteria, i.e. Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) and Benefit Cost Ratio (B/C); 2) measure business scale using analysis model of profit function UOP Cobb-Douglas; and 3) measure the business scale efficiency using Return Cost Ratio (R/C). Result of research showed that: 1) feasibility study from NPV value was Rp6.460.284,40 with discount factor was 12,5 percent, IRR was 15,90 percent and B/C was 1,39 so soybean cake agroindustry was feasible; 2) business scale condition of soybean cake agroindustry was on decreasing return to scale, so by developing business scale would reduce profit; and 3) efficiency level of soybean cake agroindustry in in Pliken Village Kembaran Sub district Banyumas Regency was 1,53 so it was on efficient level. Oleh: Deden Abdul Wahab*) dan Budi Dharmawan**) ABSTRAK Penurunan ekspor komoditas kedelai di Amerika Serikat menyebabkan naiknya harga komoditas tersebut di pasar dunia. Ketergantungan terhadap kedelai impor (60 persen dari kebutuhan nasional) ternyata membawa permasalahan, yaitu tidak dapat menahan naiknya harga kedelai. Kenaikan harga kedelai yang tinggi membawa dampak berjenjang terhadap sentra produksi tempe. Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui kelayakan usaha; 2) mengetahui kondisi skala usaha; dan 3) mengetahui efisiensi skala usaha pada agroindustri tempe di Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada perajin tempe. Metode analisis yang digunakan adalah: 1) mengukur kelayakan usaha menggunakan kriteria investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Benefit Cost Ratio (B/C); 2) mengukur kondisi skala usaha dengan menggunakan model analisis fungsi keuntungan UOP Cobb-Douglas; dan 3) mengukur efisiensi skala usaha pada agroindustri tempe di Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas dengan menggunakan Return Cost Ratio (R/C). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kelayakan usaha nilai NPV sebesar Rp6.460.284,40 dengan discount factor sebesar 12,5 persen, nilai IRR sebesar 15,90 persen dan nilai B/C sebesar 1,39 sehingga agroindustri tempe layak untuk diusahakan; 2) kondisi skala usaha agroindustri tempe berada pada skala dengan kenaikkan hasil berkurang (decreasing return to scale) artinya pengembangan skala usaha akan mengurangi keuntungan; dan 3) tingkat efisiensi agroindustri tempe di Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas sebesar 1,53 sehingga tingkat usahanya berada pada kondisi efisien. Key words: soybean, feasibility, business scale, efficiency *) Dosen tetap Prodi Manajemen STIESA **) Dosen Tetap Unsud Kata kunci: kedelai, kelayakan, skala usaha, efisiensi Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi) 1 2 Kelayakan Dan Skala Usaha 5Agroindusti Budi) Dimensia, Volume Nomor 1,(Deden Januari&2008 PENDAHULUAN tempe di Kecamatan Kembaran terpusat di Desa Pliken. Industri Industri tempe adalah salah satu industri kecil pengolahan hasil-hasil pertanian yang diusahakan oleh masyarakat di daerah pedesaan dan berpotensi untuk dikembangkan karena peranannya yang cukup besar dalam menciptakan kesempatan kerja dan sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Mubyarto (1985) yang menyatakan bahwa industri kecil adalah industri yang punya kemampuan menyerap tenaga kerja, dan penyelenggaraannya tempe di Desa Pliken ini sebagian besar merupakan industri rumah tangga dengan tenaga kerja sebanyak 2-3 orang dan masih tinggi, sangat relevan untuk dikembangkan. Permintaan tempe terus meningkat dengan peningkatan rata-rata sebesar 1,7 persen per tahun. Peningkatan permintaan ini selain dipengaruhi oleh hubungan kerabat. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tempe adalah kedelai kuning lokal dengan harga Rp4.000,00 per kilogram (Disperindagkop, 2008). Kebutuhan kedelai dalam pembuatan tempe adalah sekitar 3-5 ton per hari. Sehubungan dengan hal tersebut, maka tujuan penelitian tidak membutuhkan modal yang besar dan tingkat teknologi yang mempunyai ini adalah: 1) mempelajari kelayakan usaha; 2) mempelajari kondisi skala usaha; dan 3) mempelajari efisiensi skala usaha pada agroindustri tempe di Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. pertumbuhan penduduk juga dipengaruhi oleh harga tempe itu sendiri yang relatif masih murah dibandingkan dengan sumber METODE PENELITIAN protein lainnya Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada Salah satunya industri tempe di Kecamatan Banyumas berada di Desa Pliken Kecamatan Kembaran. Desa Pliken merupakan salah satu sentra industri tempe yang terbesar di Kabupaten Banyumas karena sebagian besar penduduknya mengusahakan tempe seperti tersaji pada Lampiran 1. Kecamatan Kembaran mempunyai unit usaha tempe terbesar diantara kecamatan lainnya yaitu sebanyak 385 unit usaha dengan nilai investasi sebesar Rp23.695.000,00. Sebagian besar unit usaha Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi) 3 industri tempe di desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. Metode ini digunakan karena dapat memberi gambaran terperinci mengenai daerah penelitian yang memiliki sentra agroindustri tempe. Rancangan pengambilan sampel adalah Simple Random Sampling dan rumus yang digunakan untuk menetapkan ukuran sampel adalah sebagai berikut (Parel, 1974): 4 Kelayakan Dan Skala Usaha 5Agroindusti Budi) Dimensia, Volume Nomor 1,(Deden Januari&2008 n= N.Z2 .S2 N.d 2 + Z2 .S2 metode untuk menghitung selisih antara nilai sekarang ; dimana investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang datang (Husnan dan Suwarsono, 1993). n ∑ X 2 − (∑ X ) 2 S2 = Keterangan : n N Z d 2 S X n n (n − 1) NPV = Bt − C t ∑ (1 + i) t t =0 = Jumlah sampel yang akan diteliti = Jumlah populasi secara keseluruhan = Variabel normal atau tingkat kepercayaan 95 persen (1,96) = Standar error yang diinginkan (0,05 atau 5 %) = Varians relatif taksiran populasi = Jumlah bahan baku (kg) Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel Keterangan: Bt Benefit Bruto pada tahun ke-t (Rp) Ct = Biaya Bruto pada tahun ke-t (Rp) N = Umur ekonomis (tahun) i = tingkat suku bunga (%) t = Tingkat investasi (t = 1,2,3..,N) b. Internal Rate of Return (IRR) sebanyak 38 orang perajin tempe. merupakan nilai discount rate yang membuat NPV usaha Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Nopember 2008. Pengambilan data dilakukan dengan mengambil data primer dan data sekunder = sama dengan nol atau dapat membuat B/C sama dengan satu (Kadariah, 1978). yang diperoleh dari petani responden maupun dari dinas terkait seperti IRR = 1 + NPV (i1 − i 2 ) NPV1t + NPV2 Dinas Pertanian, Bappeda, BPS Kabupaten Banyumas dan pihak Keterangan: NPV1 = lainnya yang mempunyai hubungannya dengan penelitian ini. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini NPV2 = 1. Analisis kelayakan usaha c. Net Present Value (NPV) Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi) Nilai NPV yang negatif (Rp) i1 = sebagai berikut: a. Nilai NPV yang positif (Rp) 5 6 Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV positif (%) i2 = Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif (%) Benefit Cost Ratio (B/C) Kelayakan Dan Skala Usaha 5Agroindusti Budi) Dimensia, Volume Nomor 1,(Deden Januari&2008 Membandingkan antara nilai sekarang manfaat netto dengan nilai sekarang dari biaya investasi ditambah biaya Bt ∑ (1 + i) * Keterangan: * π operasional. n * * * * * * * Z* Ln π = ln A + α1 ln (R1 ) + α2 ln (R2) + α3 ln (R3 ) + α4 ln (R4 ) + * * * * * * * α5 ln (R5 ) + α1 (R6 ) + β1 ln (Z1) + β2 ln (Z2) + β3 ln (Z3) A t = Keuntungan UOP yang dinormalkan * = Konstanta = Harga kedelai yang dinormalkan = Harga ragi yang dinormalkan = Harga bahan bakar yang dinormalkan = Biaya tenaga kerja yang dinormalkan = Harga kemasan yang dinormalkan = Biaya transportasi yang dinormalkan = Harga oman yang dinormalkan = Harga lilin yang dinormalkan = Benefit Bruto pada tahun ke-t (Rp) = Biaya Bruto pada tahun ke-t (Rp) N = Umur ekonomis (tahun) i = tingkat suku bunga (%) * R1 * R2 * R3 * R4 * R5 * R6 * R7 * R8 t = Tingkat investasi (t = 1,2,3..,N) Z1 = Jumlah kedelai yang diolah per hari Z2 = Nilai penyusutan peralatan Z3 = Nilai penyusutan gedung * α1 = Parameter input variabel yang diduga (i = 1,2,3,4,5) Parameter input tetap yang diduga (j = 1,2) t =1 B/C = n Ct ∑ (1 + i) t t =1 Keterangan: Bt Ct 2. Analisis Fungsi Keuntungan Model analisis fungsi keuntungan UOP Cobb-Douglas yang digunakan adalah untuk mengetahui hubungan antara harga * = βj input variabel dan tetap sebagai variabel bebas serta tingkat keuntungan sebagai variabel tak bebas. (1998) bentuk umum dari fungsi keuntungan Cobb-Douglas * Ln π = ln A + m ∑ i=1 * α1 ln * Ri n + meliputi harga kedelai, harga ragi, harga bahan bakar, biaya tenaga kerja, harga kemasan dan biaya transportasi, jumlah dirumuskan sebagai berikut: * Pengujian secara keseluruhan pengaruh peubah bebas yang Menurut Simatupang ∑ kedelai yang diolah per hari dan nilai penyusutan peralatan * βj ln Zj terhadap i=i Berdasarkan peubah-peubah yang dipilih dalam penelitian ini, maka fungsi keuntungan dinyatakan dalam bentuk persamaan logaritma natural sebagai berikut:. Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi) tak bebas, yaitu keuntungan dilakukan pengujian dengan menggunakan uji F (Supranto, 1983) dengan rumus sebagai berikut: Fhitung = 7 peubah 8 ESS/(k − 1) RSS/(n − k) Kelayakan Dan Skala Usaha 5Agroindusti Budi) Dimensia, Volume Nomor 1,(Deden Januari&2008 3. Analisis Skala Usaha Hipotesis yang diuji untuk analisis skala usaha adalah * apakah Σβj = 1. Pengujian terhadap kondisi skala usaha yang diduga digunakan uji t (Marmen, 1993) sebagai berikut: t hit = SU − 1 SSU/Vn Tabel 1. Hasil analisis kelayakan investasi Perajin di Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kriteria Investasi Hasil NPV Rp6.460.284,40 IRR 15,90% B/C 1,39 Sumber: Data primer diolah, 2008 Hasil analisis menunjukkan besar nilai NPV dari Perajin Keterangan: SU = SSU = n = nilai pengamatan skala usaha (nilai koefisien input tetap) simpangan baku skala usaha jumlah sampel tempe adalah sebesar Rp6.460.284,40. Indikasi tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Nilai NPV positif menunjukkan jumlah penerimaan total agroindustri setelah discount factor nilainya lebih besar dibandingkan jumlah discount factor dari biaya total yang dikeluarkan selama dua tahun investasi. Hal ini mengindikasikan perajin tempe selama dua tahun HASIL DAN PEMBAHASAN dapat memberikan tingkat penerimaan yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. 1. Analisis Kelayakan Usaha Kriteria yang dipakai dalam analisis kelayakan usaha ini Hasil analisis nilai IRR diketahui sebesar 15,90 persen dan adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan nilai IRR yang dimiliki Perajin tempe sebesar 15,90 persen lebih Benefit Cost Ratio (B/C). Discount factor yang digunakan sebesar tinggi dari tingkat suku bunga bank yang berlaku sebesar 12,5 12,5 persen merupakan tingkat suku bunga kredit komersial rata- persen sehingga usaha agroindustri dapat dikatakan layak untuk rata dari beberapa bank di daerah penelitian yang meliputi Bank diusahakan. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), jika nilai IRR BRI, yang berlaku pada tahun 2008. Hasil analisis kriteria investasi yang didapat lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang berlaku, agroindustri tempe tersaji pada Tabel 1. maka usaha tersebut mampu membayar pinjaman berikut bunganya. Sehingga usaha tersebut layak untuk diusahakan. Nilai IRR sebesar 15,90 persen menunjukkan bahwa apabila modal yang digunakan perajin tempe selama dua tahun dianggap sebagai Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi) 9 10 Kelayakan Dan Skala Usaha 5Agroindusti Budi) Dimensia, Volume Nomor 1,(Deden Januari&2008 pinjaman dari lembaga perbankan dengan tingkat suku bunga hubungan antara biaya produksi rata-rata dengan perubahan sebesar 12,5 persen per tahun, maka usaha industri tempe akan ukuran usaha. Pengujian skala usaha perlu dilakukan untuk mampu membayar beban pinjaman berikut bunga. mengetahui apakah kondisi skala usaha yang sedang dijalani Nilai B/C untuk Perajin tempe sebesar 1,39. Nilai B/C Ratio perajin tempe berada pada increasing, constant atau decreasing sebesar 1,39 mempunyai arti jika terjadi pengeluaran biaya return scale dengan syarat: sebesar satu rupiah, maka akan menghasilkan keuntungan sebesar 1) Jika βj<1, maka kondisi skala usaha berada pada penerimaan berkurang (decreasing return to scale) 2) Jika βj>1, maka kondisi skala usaha berada pada penerimaan bertambah (increasing return to scale) 3) Jika βj=1, maka kondisi skala usaha berada pada penerimaan tetap (constant return to scale) Rp 39. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), jika nilai B/C Ratio lebih tinggi dari satu, maka usaha tersebut mempunyai penerimaan lebih tinggi dari pada biaya pengeluaran dan usaha tersebut layak untuk diusahakan. Berdasarkan B/C berarti agroindustri Tempe pada perajin tersebut layak untuk diusahakan. Hasil pengujian jumlah kedelai yang diolah per periode Nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp6.460.284,40 yakni produksi menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 16,59 lebih lebih besar dari nol, dan bernilai positif artinya bahwa usaha besar dari t tabel dengan tingkat kesalahan satu persen, yaitu tersebut menguntungkan karena memberikan tingkat penerimaan 2,779. Kondisi menolak nol hipotesis dan menerima hipotesis lebih besar dari pada pengeluarannya. alternatif. Nilai parameter jumlah kedelai yang diolah per produksi Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha dengan Net sebesar 0,95167. Kondisi ini menunjukkan bahwa skala usaha Present Value, Internal Rate of Return dan Benefit Cost Ratio, maka agroindustri tempe berada pada decreasing return to scale sesuai diketahui agroindustri tempe perajin tempe di Desa Pliken dengan teori yang menyatakan bahwa ∑βj<1. Hal ini berarti Kecamatan bahwa skala usaha berada pada kondisi dimana penerimaan akan Kembaran Kabupaten Banyumas layak untuk diusahakan. semakin berkurang (Soekartawi, 2003). 2. Skala Usaha Agroindustri Tempe 3. Kondisi skala usaha memiliki keterkaitan dengan usaha memaksimalkan keuntungan. Skala usaha dapat menunjukkan Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi) 11 12 Kelayakan Dan Skala Usaha 5Agroindusti Budi) Dimensia, Volume Nomor 1,(Deden Januari&2008 Analisis Efisiensi Skala Usaha diketahui agroindustri tempe perajin tempe di Desa Pliken Menurut Hernanto (1996), Revenue Cost Ratio atau R/C Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas layak untuk merupakan analisis yang digunakan untuk menghitung besarnya efisiensi dengan syarat: diusahakan. 2. Kondisi skala usaha agro industri tempe berada pada skala 1) R/C > 1 maka tingkat usaha tersebut efisien. dengan kenaikkan hasil berkurang (decreasing return to scale) 2) R/C = 1 maka penerimaan hanya cukup untuk menutupi biaya artinya produksi. pengembangan skala usaha akan mengurangi keuntungan. 3) R/C < 1 maka tingkat usaha tidak efisien. 3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa R/C sebesar 1,53. Tingkat efisiensi agro industri tempe di Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas sebesar 1,53. Hal Artinya bahwa skala usaha ini berarti tingkat usahanya pada kondisi sekarang sudah yang dilakukan oleh agroindustri tempe di Desa Pliken Kecamatan efisien. Kembaran Kabupaten Banyumas adalah efisien. Kondisi tersebut berdasarkan teori dari Hernanto (1996) bahwa R/C>1, maka SARAN tingkat usaha agroindustri tempe efisien. Menurut penelitian Koesoema (2008), bahwa skala usaha yang dilakukan oleh Berdasarkan hasil pembahasan maka saran yang diajukan sebagai agroindustri tempe di daerah penelitian juga menunjukkan Benefit berikut: Cost Ratio (B/C) sebesar 1,39. 1. agroindustri tempe di Desa Berdasarkan analisis B/C, maka Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas perlu dipertahankan sebab masih Kabupaten Banyumas layak untuk diusahakan. menguntungkan dan layak untuk diusahakan. 2. KESIMPULAN Komponen masukan tetap, terutama peralatan yang dipakai agar Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : 1. Agroindustri tempe di Desa Pliken Kecamatan Kembaran penggunaannya lebih diefektifkan lagi sehingga keuntungan dapat lebih tinggi. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha dengan Net Present Value, Internal Rate of Return dan Benefit Cost Ratio, maka Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi) 13 14 Kelayakan Dan Skala Usaha5Agroindusti (Deden &2008 Budi) Dimensia, Volume Nomor 1, Januari DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1997. Aspek Pemasaran Tahu-Tempe. http:/www.bi.go.id. diakses 16 April 2008. Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Astamawan. 2003. Tempe Terbukti Mencegah Penyakit. (On-line), www.kompas.com. diakses 12 Pebruari 2007. Boediono. 2000. Ekonomi Mikro. BPFE, Yogyakarta. Hal. 87 – 105. Disperindagkop [Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi] Kabupaten Banyumas. 2008. Data Industri Kecil Kabupaten Banyumas. Purwokerto. __________ , 2008. Data Harga-harga Produk Makanan Kabupaten Banyumas. Purwokerto. Hernanto. 1996. Ilmu Usaha Tani. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. Husnan, S. dan M. Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek Edisi keempat, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. 398 hal. Mubyarto. 1985. Peluang Kerja dan Berusaha di Pedesaan. LPFE Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 512 hal. Marmen S. J. 1993. Analisis Skala Usaha, Fungsi Permintaan Input dan Fungsi Penawaran Output Bank Perkreditan Rakyat. Tesis. Program Pascasarjana IPB. Bogor. Parel, P.C. dan C.G. Galdito. 1974. Rancangan Teknik Pengambilan Sampel dan Prosedurnya. Terjemahan oleh Rudy N.S. Soewignyo. 1982. FAPERTA Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. Simatupang, P. 1998. Penentuan Skala Usaha dengan Fungsi Keuntungan: Landasan Teoritis dengan contoh Fungsi Cobb-Douglas dan Translog. Jurnal Agro Ekonomi (JAG) 7: 1-16 hal. Supranto, J. 1983. Statistik Teori dan Aplikasi Jilid 2. Erlangga. Jakarta. 411 hal. Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi) 15 16 Kelayakan Dan Skala Usaha 5Agroindusti Budi) Dimensia, Volume Nomor 1,(Deden Januari&2008 Lampiran 1. Data jumlah unit usaha tempe per Kecamatan di Kabupaten Banyumas pada Tahun 2008 Lampiran 2. Perhitungan jumlah sampel perajin tempe dengan N = 304 Tempe Kedelai No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. Kecamatan Lumbir Wangon Jatilawang Rawalo Kebasen Kemranjen Sumpiuh Tambak Somagede Kalibagor Banyumas Patikraja Purwojati Ajibarang Gumelar Pekuncen Cilongok Karanglewas Kedungbanteng Baturaden Sumbang Kembaran Sokaraja Purwokerto Selatan Purwokerto Barat Purwokerto Timur Purwokerto Utara Jumlah : Sumber: Diperindagkop, 2008. Unit Usaha 9 22 7 43 68 87 96 105 124 30 30 57 37 183 3 64 56 73 43 59 81 385 115 7 103 3 1.890 Kelayakan Dan Skala Usaha Agroindusti (Deden & Budi) n ∑ Xi2 − (∑ Xi ) 2 Investasi Alat (000) 405 990 135 1.935 3.060 3.915 4.320 4.725 5.580 1.350 1.350 2.565 1.665 8.235 135 2.880 2.520 3.285 1.935 2.655 3.645 23.695 5.175 315 4.635 740 91.845 2 S = n (n − 1) 2 10(1,9012 ) − (4,06 ) = 10(9 ) = 19 , 012 − 16 , 4836 90 = 2,5284 90 = 0,0281 Jumlah sampel yang diambil ditentukan menggunakan rumus Parel (1982) : 2 n= n N.Z 2 .S2 304(1,96 ) (0,0281) = 2 2 2 2 N.d + Z .S 304(0,05) + (1,96 )(0,0281) = 304(3,8416)(0,0281) 304(0,0025) + (3,8416)(0,0281) = 32,816484 0,8679489 = 37,81 ≅ 38. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 38 orang. 17 18 Kelayakan Dan Skala Usaha 5 Agroindusti & 2008 Budi) Dimensia, Volume Nomor 1,(Deden Januari