eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2015, 3 (3): 612-624 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2015 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA HOTEL GRAND VICTORIA DI SAMARINDA Firda1 Abstrak Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu gaya kepemimpinan transformasional(X1), disiplin kerja (X2) dan kinerja karyawan(Y).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara simultan dan parsial pengaruh gaya kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada Hotel Grand Victoria di Samarinda. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dengan menggunakan SPSS versi 21. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, penyataan angket, dokumentasi, dan kepustakaan. Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan teknik sensus dan sampel digunakan sebanyak 98 responden pada hotel Grand Victoria. Teknik pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji validitas, uji Reliabilitas, Uji Asumsi klasik dan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa secara parsial gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada hotel Grand Victoria terbukti dari nilai signifikan 0,000 < α 0,05 atau thitung 7,928 > ttabel 1,9853 .dan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada hotel Grand Victoria terbukti dari nilai signifikan 0,000 < α 0,05 atau thitung 3,995 > ttabel 1,9853. Dan secara simultan gaya kepemimpinan transformasional dan disiplin kerja berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada hotel Grand Victoria di Samarinda terbukti dari nilai signifikan 0,000 < α 0,05 atau nilai fhitung 51,726 > ftabel 3,09. Kata kunci : Gaya Kepemimpinan Transformasional, Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan Pendahuluan Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sumber daya manusia dan menjadi aset penting perusahaan. Sumber daya manusia merupakan penggerak utama dalam suatu perusahaan. Kunci sukses sebuah perusahaan terletak pada sumber daya manusia yaitu sebagai inisiator, pemberi tenaga, kreatifitas dan usaha mereka kepada organsasi secara terus-menerus.. Masalah yang ada dalam manajemen sumber daya manusia, merupakan masalah utama yang patut mendapat perhatian organisasi adalah masalah kinerja karyawan. Kinerja karyawan dianggap penting bagi organisasi karena keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja itu sendiri. Di dalam organisasi perusahaan kepemimpinan sangatlah penting, 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected] Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Disiplin Kerja (Firda) kepemimpinan yang efektif harus dapat memberikan pengarahan terhadap usaha semua karyawan dalam mencapai tujuan. Gaya kepemimpinan akan mempengaruhi profesionalisme para karyawannya. Perkembangan perekonomian khususnya sektor jasa di Indonesia juga berlangsung pesat. Salah satu sektor jasa yang menjadi andalan Indonesia adalah industri pariwisata yang merupakan salah satu industri yang mampu menjanjikan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Hotel merupakan salah satu sarana pokok yang memegang peranan penting perkembangan industri pariwisata karena hotel menyediakan sarana peluang yang beserta bisnis yang menjanjikan. Melihat adanya peluang yang baik dapat dimanfaatkan dalam bidang pariwisata, maka banyak perusahaan yang berminat melakukan usaha dibidang jasa penginapan dan mewujudkannya melalui pendirian bermacam-macam hotel, terbukti dari banyaknya kompetitor yang ada di Samarinda . Pada akhirnya terjadilah persaingan antar hotel yang sangat ketat untuk mendapatkan pengunjung dan konsumennya. Meningkatnya persaingan antar hotel yang ada di Samarinda menyebabkan masing-masing hotel berusaha memberikan kualitas dan hasil yang terbaik kepada konsumennya melalui kinerja pada Hotel. Hotel Grand Victoria merupakan salah satu hotel berbintang yang ada di daerah Samarinda. Hotel ini merupakan salah satu hotel terkemuka dengan fasilitas dan letak yang strategis yaitu di Jalan Letjend. S.Parman No.11 Samarinda. Dengan perusahaan jasa yang terkemuka tentu memerlukan dan membutuhkan karyawan yang memiliki kinerja yang tinggi untuk mencapai tujuan perusahaan. Semakin banyak karyawan yang mempunyai kinerja tinggi maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan global. Karyawan yang diinginkan perusahaan diharapkan mampu dalam menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan peraturan perusahaan pada Hotel Grand Victoria. Namun berdasarkan kenyat aan masih ada karyawan yang kurang sesuai dengan harapan perusahaan mengenai kedisiplinan terbukti dari informasi absensi karyawan dengan adanya beberapa karyawan yang alpa dan terlambat pada hari kerja dibeberapa departemen seperti accounting , housekeeping , Food & Beverage service dan Food & Beverage Product, Front Office dan engineering. Adanya karyawan yang tidak taat terhadap peraturan kerja seperti karyawan yang meninggalkan tempat tugas pada waktu jam kerja tanpa ijin atasan. Adanya karyawan yang bekerja kurang etis seperti karyawan yang kurang sopan terhadap tamu. Kurangnya tingkat kedisiplinan karyawan akan mempengaruhi evaluasi kinerja karyawan. Dari permasalahan yang ada, perusahaan memberikan sanksi mulai dari surat teguran hingga surat pemutusan hubungan kerja. Atas permasalahan tersebut dituntut peran kepemimpinan dalam membimbing, mengarahkan karyawan sehingga menciptakan kedisiplinan yang tinggi bagi karyawan. Secara maksimal tujuan perusahaan dapat tercapai. Gaya kepemimpinan yang diterapkan pada Hotel Grand Victoria yaitu gaya 613 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 3, 2015:612-624 internasional seperti Total dan Pertamina. Untuk meningkatkan kinerja kepemimpinan transformasional dimana gaya seorang pemimpin yang mencurahkan perhatian pada hal-hal dan kebutuhan pengembangan diri karyawannya. Karna moto dari perusahaan yaitu “ Menjanjikan Keharmonisan” antara sesama karyawan dan terhadap tamu, dan sebagai wujud perhatian dalam pengembangan diri karyawan sasaran Mutu Human Resource Depertemen yaitu dengan meningkatkan kualitas Sumber daya manusia dengan pelatihan 2 jam per karyawan dalam 1 bulan. Membina karyawan secara pribadi dengan berdasarkan kekeluargaan sehingga antara karyawan dan atasan terjalin harmonis, lebih mengutamakan kepentingan organisasi dalam pencapaian tujuan utama perusahaan yaitu sebagai hotel tempat berbisnis dan berlibur dengan menawarkan pelayanan yang maksimal dan berkualitas. Selain itu adapun sasaran mutu Hotel Grand Victoria yaitu meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pelanggan, memberikan produk dan pelayanan yang lebih baik, melalui peningkatan yang berkesinambung. Mengenai kedisiplinan yang terjadi pada hotel Grand Victoria masih ada beberapa karyawan yang kurang disiplin dari segi disiplin waktu , disiplin tanggung jawab , dan disiplin pekerjaan terlihat dari permasalahan diatas. Kedisiplinan itu sangatlah penting dalam sebagai perusahaan. Dengan adanya kedisiplinan yang tinggi karyawan maka hubungan antara karyawan dan atasan akan terjalin baik, tujuan perusahaan dapat tercapai secara maksimal dan akan mempengaruhi Kinerja karyawan itu sendiri, dan akan berdampak positif pada kinerja hotel, dan mampu bersaing pada pasar hotel di Samarinda. Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Hotel Grand Victoria di Samarinda” Kerangka Dasar Teori Kepemimpinan Kepemimpinan sebagai sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela. Kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompoknya (Rivai, 2003:3) Gaya Kepemimpinan Menurut (Rivai, 2003:64) gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri-ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan yang menunjukkan, secara langsung maupun tidak langsung, tentang keyakinan seorang pemimpin terhadap kemampuan bawahannya. 614 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Disiplin Kerja (Firda) Gaya Kepemimpinan Transformasinal Menurut (Yukl, 2009:315) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional sering didefinisikan melalui dampaknya terhadap bagaimana pemimpin memperkuat sikap saling kerjasama dan mempercayai, kemanjuran diri secara kolektif, dan pembelajaran tim. Kepemimpinan memegang peran yang signifikan terhadap kesuksesan dan kegagalan sebuah perusahaan. Gaya Kepemimpinan tranformasional menurut (Robins, 2006:308) Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada halhal dan kebutuhan pengembangan dari masing-masing pengikut. Pemimpin transformasional mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok. Komponen Perilaku Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan transformasional dapat dilihat ketika para pemimpin dan pengikut membuat satu sama lain untuk meningkatkan moral dan motivasi Melalui kekuatan visi dan kepribadian mereka, pemimpin transformasional mampu menginspirasi pengikutnya untuk mengubah harapan, persepsi dan motivasi untuk bekerja menuju tujuan bersama (Kendra, 2013). Karateristik menurut (Kendra dan Hartiti 2013): 1. Kharismatik Bahwa kharisma secara tradisional dipandang sebagai hal yang bersifat inheren dan hanya dimiliki oleh pemimpin-pemimpin kelas dunia. Penulisan membuktikan bahwa kharisma bisa saja dimiliki oleh pimpinan di level bawah dari sebuah organisasi (Hartiti, 2013). Pemimpin yang memiliki ciri tersebut, memperlihatkan visi, kemampuan, dan keahliannya serta tindakan yang lebih mendahulukan kepentingan organisasi dan kepentingan orang lain (masyarakat) daripada kepentingan pribadi. Karena itu, pemimpin kharismatik dijadikan suri tauladan, idola, dan model panutan oleh bawahannya. 2. Pengaruh idealis Para pemimpin transformasional berfungsi sebagai role model bagi pengikut. Karena pengikut percaya dan menghormati pemimpin, mereka meniru orang ini dan internalisasi kedalam dirinya. Mereka percaya pada filosofi bahwa seorang pemimpin dapat mempengaruhi pengikutnya hanya ketika pemimpin mempraktekan apa yang dia katakan. Para pemimpin bertindak sebagai role model bagi pengikutnya (Kendra, 2013). 3. Motivasi Inspirasi Pemimpin transformasional memiliki visi yang jelas bahwa mereka mampu mengartikulasikan kepada pengikut. Para pemimpin ini juga mampu membantu meningkatkan gairah pengikut dan motivasi untuk memenuhi tujuan (Kendra, 2013). Pemimpin transformasional bertindak dengan cara 615 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 3, 2015:612-624 memotivasi dan memberikan inspirasi kepada bawahan melalui pemberian arti dan tantangan terhadap tugas bawahan (Hartiti, 2013). 4. Stimulasi intelektual Pemimpin mendorong bawahan untuk memikirkan kembali cara kerja dan mencari cara-cara kerja baru dalam menyelesaikan tugasnya. Pengaruhnya diharapkan, bawahan merasa pimpinan menerima dan mendukung mereka untuk memikirkan cara-cara kerja mereka, mencari cara-cara baru dalam menyelesaikan tugas, dan merasa menemukan cara-cara kerja baru dalam mempercepat tugas-tugas mereka. Pengaruh positif lebih jauh adalah menimbulkan semangat belajar yang tinggi oleh Peter Senge, hal ini disebut sebagai learning organization (Hartiti, 2013). 5. Konsiderasi Individu Perhatian secara individual yaitu pimpinan memberikan perhatian pribadi kepada bawahannya, seperti memperlakukan mereka sebagai pribadi yang utuh dan menghargai sikap peduli mereka terhadap organisasi. Perhatian atau pertimbangan terhadap perbedaan individual implikasinya adalah memelihara kontak langsung face to face dan komunikasi terbuka dengan para pegawai (Hartiti, 2013). Indikator Gaya Kepemimpinan Transformasional Dalam menilai suatu cara seorang pempinan dalam memimpin anggotanya diperlukan standar atau ukuran yang jelas. Menurut (Robins, 2006:308), ukuran tersebut yang dapat dilihat sebagai berikut : 1. Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi, menanamkan kebanggaan,meraih penghormatan dan kepercayaan. 2. Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan symbol untuk memfokuskan pada usaha, menggambarkan maksud penting secara sederhana. 3. Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara hati-hati. 4. Pertimbangan individual: memberikan perhatian pribadi, melayani karyawan secara pribadi, melatih dan menasehati. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu (pegawai) untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai. (Mangkunegara, 2009:2). Manajemen sumber daya manusia dalam menjalankan fungsinya akan mendistribusikan pekerja keberbagai bidang dalam organisasi sesuai kebutuhanya. Menurut (Bangun, 2012:7) fungsi operasional manajemen sumber daya manusia adalah sebagai berikut : a. Pengadaan sumber daya manusia, aktivitas manajemen sumber daya manusia dalam memperoleh tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan (jumlah dan mutu) untuk mencapai tujuan organisasi. b. Pengembangan sumber daya manusia, Proses peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan dan latihan. 616 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Disiplin Kerja (Firda) c. Pemberian kompensasi,imbalan yang dibayarkan kepada karyawan atas jasajasa yang telah mereka sumbangkan kepada perusahaan. d. Pengintergrasian, mencocokkan keinginan karyawan dengan kebutuhan organisasi. Oleh karena itu diperlukan perasaan dan sikap karyawan dalam menetakan kebijakan organisasi,pengintegrasian mencakup motivasi kerja, kepuasan kerja dan kepemimpinan. e. Pemeliharaan sumber daya manusia, pemeliharaan karyawan berarti mempertahankan karyawan untuk tetap berada pada organisasi sebagai anggota yang memiliki loyalitas dan kesetiaan yang tinggi Disiplin Kerja Menurut (Rivai, 2004:444) Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma- norma sosial yang berlaku. Bentuk Disiplin Kerja Pada hakikatnya kegiatan disiplin dilakukan untuk memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan kinerjanya Menurut (Mangkunegara, 2009:129) ada 2 macam bentuk disiplin kerja yaitu : 1. Disiplin Preventif Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara preventif, pergawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan. Pemimpin perusahaan mempunyai tanggung jawab dalam membangun iklim organisasi dengan disiplin preventif. Begitu pula pegawainya harus dan wajib mengetahui, memahami semua pedoman kerja serta peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Disiplin preventif merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Jika sistem organisasi baik , makan diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja. 2. Disiplin Korektif Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai pelangga, memelihara peraturan yang berlaku,dan memberikan pelajaran kepada pelanggar. Tujuan dan Manfaat Disiplin dalam Organisasi bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku dengan tidak melanggar aturan 617 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 3, 2015:612-624 yang ditetapkan. Adapun Tujuan disiplin menurut (Simamora dalam Sinambela, 2012:242). 1. Memastikan bahwa perilaku-perilaku pegawai konsisten dengan aturan-aturan yang ditetapkan oleh organisasi. Berbagai aturan yang disusun oleh organisasi adalah tuntunan untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. 2. Menciptakan atau mempertahankan rasa hormat dan saling percaya diantara supervisi dengan bawahannya. Penindakan disiplin yang benar tidak hanya memperbaiki perilaku pegawai, akan tetapi juga akan meminimalkan masalahmasalh pendisiplinan dimasa yang akan datang melalui hubungan yang positif antara bawahan dan atasan. 3. Membantu karyawan supaya menjadi lebih produktif dan dengan demikian dapat menguntungkannya dalam jangka panjang. Dalam hal ini karyawan diharapkan mampu mengigatkan dan memenuhi peraturan-peraturan organisasi menjadi lebih baik, dengan kata lain tindakan pendisiplinan yang tepat dapat mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerja yang pada akhirnya akan menghasilkan pencapaian individu. Indikator Disiplin Kerja Disiplin kerja adalah sikap mental atau keadaan seseorang atau kelompok organisasi dimana ia berniat untuk patuh, taat dan utnduk terhadap peraturan, perintah dan ketentuan yang berlaku serta mampu mengendalikan diri dari dorongan kepentingan dalam upaya pencapaian cita-cita dan tujuan tertentu serta memelihara stabilitas organisasi dan menjalankan standar-standar organisasi. Menurut (Rivai, 2004:444) pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan, diantaranya : 1. Kehadiran. Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur kedisiplinan, dan biasanya karyawan yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk terlambat dalam bekerja. 2. Ketaatan pada peraturan kerja. Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur kerja akan selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh perusahaan. 3. Ketaatan pada standar kerja. Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung jawab karyawan terhadap tugas yang diamanahkan kepadanya. 4. Tingkat kewaspadaan tinggi. Karyawan memiliki kewaspadaan tinggi akan selalu berhati-hati, penuh perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu menggunakan sesuatu secara efektif dan efesien. 5. Bekerja Etis. Beberapa karyawan mungkin melakukan tindakan yang tidak sopan ke pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini merupakan salah satu bentuk tindakan indisipliner, sehingga bekerja etis sebagai salah satu wujud dari disiplin kerja karyawan. Kinerja Karyawan Menurut (Bangun, 2012:231) Kinerja karyawan (performance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan. Suatu pekerjaan mempunyai persyaratan tertentu untuk mencapai tujuan 618 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Disiplin Kerja (Firda) yang disebut juga standar pekerjaan. Penilaian Kinerja Karyawan Penilaian kinerja adalah proses yang dilakukan organisasi unutk mengevaluasi atau menilai keberhasilan karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Penilaian dapat dilakukan dengan membandingkan hasil kerja yang dicapai karyawan dengan standar pekerjaan menurut (Bangun, 2012:231). Metode Penillaian Kinerja Ada beberapa metode penilaian kinerja karyawan menurut (Bangun, 2012:238) yaitu sebagai berikut : 1. Metode Penelian yang Mengacu pada Norma Metode ini mengacu pada norma yang didasarkan pada kinerja paling baik. penilaian yang dilakukan dengan menggunakan hanya satu kriteria penilaian saja yaitu penilaian kinerja secara keseluruhan. Oleh karena itu, penilaian dengan menggunakan metode ini sangat sederhana, karena penilaian dilakukan secara tunggal, penilaian sering dilakukan secara subjektif. Metode penilaian yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: Metode Ranking Langsung, Rangking Alternatif, Perbandingan antar Individu, Distribusi Paksaan. 2. Metode Penilaian Standar Absolut Pada metode ini mengacu pada norma, kinerja setiap individu hanya membandingkan antara individu atau tim lain. Metode ini menggunakan standar absolut dalam menilain kinerja karyawan, penilai mengevaluasi karyawan dengan mengaitkannya dengan faktor-faktor tertentu. Beberapa metode yang digunakan pada metode ini antara lain : Skala grafik, Metode kejadian-kejadian kritis, Skala penilaian berdasarkan perilaku. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kerja Penilaian Kinerja bertujuan agar karyawan dapat meningkatkan hasil kerjanya secara kualitas dan kuantitas dan ketetapan waktu (Dharma, 2004:349). Tujuan Penilaian Kinerja Menurut (Bangun, 2012:233) adalah sebagai berikut : 1. Evaluasi antar individu dalam organisasi, untuk menilai kinerja setiap individu dalam organisasi 2. Pengembangan Diri setiap individu dalam organisasi, untuk pengembangan karyawan. 3. Pemeliharaan Sistem, pemeliharaan sistem pengembangan perusahaan, evaluasi pencapaian tujuan oleh individu. 4. Dokumentasi,memberi manfaat sebagai dasar tindak lanjut dalam posisi pekerjaan karyawan dimasa yang akan datang. Indikator Kinerja Karyawan Untuk memudahkan penilaian kinerja karyawan, standar pekerjaan harus dapat diukur dan dipahami secara jelas. Adapun ukuran dari kinerja karyawan menurut (Malthis, 2002:78) adalah sebagai berikut : 1. Tanggung jawab, adanya rasa tanggung jawab pada diri karyawan dalam menyelesaikan tugasnya. 2. Keandalan dalam menyelesaikan pekerjaan, dalam menyelesaikan pekerjaan 619 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 3, 2015:612-624 karyawan dapat diandalkan. 3. Inisiatif, kemampuan karyawan dalam mengambil kuputusan atau semua tindakan yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas pokok. 4. Mutu pekerjaan yaitu kuantitas maupun kualitas hasil kerja yang dapat dihasilkan pegawai tersebut sesuai dari uraian pekerjaannya. 5. Kerja sama, kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lainnya secara vertikal maupun horizontal sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik. Metode Penelitian Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu jenis penelitian yang memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya serta menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisis dan formula statistik yang akan digunakan serta lebih menjelaskan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistic untuk membuat pembaca lebih mudah memahami dan menafsirkan data dan angka yang ditampilkan. Definisi Operasional Dalam penelitian ini gaya kepemimpinan transformasional (X1) dan disiplin kerja (X2) dan Kinerja karyawan (Y). Adapun indikator dari gaya kepemimpinan transformasional yaitu Kharisma, Inspirasi, Stimulasi intelektual, Pertimbangan individual. Sedangkan indikator dari disiplin kerja yaitu Kehadiran, ketaatan pada peraturan kerja, ketaatan pada standar kerja, tingkat kewaspadaan tinggi, bekerja etis. Adapun indikator dari kinerja karyawan yaitu Tanggung jawab, keandalan dalam meyelesaikan pekerjaan, inisiatif , mutu pekerjaan, dan kerja sama. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini sebanyak 98 karyawan yang merupakan seluruh karyawan Hotel Grand Victoria di Samarinda. Pada penelitian ini yang menjadi sampel ialah seluruh populasi dengan menggunakan teknik sensus, yakni sebanyak 98 responden. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data, penulis menggunakan metode berikut ini : 1. Studi Kepustakaan. 2. Observasi. 3. Kuisoner. 4. Dokumentasi. Alat Pengukur Data Pengisian pernyataan diukur dengan menggunakan metode Skala likert. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolok untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaaan untuk mengetahui derajat responden terhadap serangkaian pertanyaan yang 620 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Disiplin Kerja (Firda) terdapat dalam kuesioner. Alat ukur ini bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala yang digunakan adalah skala Likert 1 sampai dengan 5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda, analisis koefisien korelasi, dan analisis koefisien determinasi dengan bantuan software SPSS versi 21 for windows. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis dan statistik dketahui bahwa variabel gaya kepemimpinan transformasional dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh dan signifikan 0,000 < α 0,05 atau nilai f hitung 51,726 > F tabel 3,09 terhadap kinerja karyawan pada Hotel Grand Victoria. Hal ini dapat dilihat dari taraf signifikan dan hasil statistik yaitu sebesar 0,722 dimana dalam kategori kuat, itu artinya gaya kepemimpinan transformasional dan disiplin memiliki pengaruh positif dan memiliki hubungan yang kuat terhadap kinerja karyawan. Berpengaruh positif artinya semakin tinggi gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan,dan disiplin kerja maka mengakibatkan semakin tinggi pula kinerja karyawan yang dihasilkan. Dalam meningkat kinerja karyawan gaya seorang pemimpin dan disiplin karyawan itu yang akan mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan teori (Robins, 2006:308) Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan kebutuhan pengembangan dari masing-masing pengikut. Pemimpin transformasional mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa gaya kepemimpinan (X1) dan disiplin kerja (X2) secara persial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) pada Hotel Grand Victoria. 1. Gaya kepemimpinan transformasional Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa secara parsial gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada Hotel Grand Victoria terbukti nilai sign 0,000 < α 0,05 atau t_hitung 7,928 > t-tabel 1,9853.Dikarenakan dalam kenyataannya mayoritas responden menjawab setuju bahwa selalu memberikan dan menjelaskan visi dengan rasa atas misi dan menanamkan kebanggaan dan kepercayaan terhadap karyawan yaitu sebanyak 45,91% , responden setuju bahwa pimpinan memberikan harapan tinggi dan memotivasi bawahan dalam bekerja sebanyak 58,16%, responden menjawab setuju bahwa pimpinan mendorong karyawan dalam berfikir kritis, dan rasional dan merangsang kreativitas bawahan dalam penanganan masalah sebanyak 45,91%, responden menjawab setuju bahwa pimpinan perhatian dan membina 621 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 3, 2015:612-624 karyawan secara pribadi diimbangi dengan adanya pelatihan dalam pengembangan diri karyawan sebanyak 53,06%. Gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan pada hotel mempengaruhi kinerja karyawan yang bekerja. Karena dengan gaya seorang pemimpin yang memiliki kharisma, inspirasi, intelektual dan pertimbangan individual membina karyawan secara pribadi dipercaya dapat meningkatkan kinerja karyawan dan akan menciptakan loyalitas kerja karyawan pada hotel Grand Victoria sehingga kinerja karyawan pun meningkat dan sesuai yang diharapkan. Untuk variabel ini sejalan dengan (Robins, 2006:308) Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada halhal dan kebutuhan pengembangan dari masing-masing pengikut. Pemimpin transformasional mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok. 2. Disiplin Kerja Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa secara parsial disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada Hotel Grand Victoria terbukti nilai signifikan 0,000 < α 0,05 atau thitung 3,995 > ttabel 1,9853. Dikarenakan dalam kenyataannya mayoritas responden menjawab setuju bahwa karyawan selalu datang tepat waktu sebanyak 51,55%, responden menjawab setuju bahwa karyawan taat pada peraturan kerja sebanyak 45,92 %, responden menjawab sangat setuju bahwa karyawan taat pada standar kerja sebanyak 32,65%, responden menjawab setuju bahwa karyawan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan sebanyak 45,91%, responden menjawab setuju bahwa karyawan menunjukkan sikap etis dalam bekerja sebanyak 53,06%. Untuk variabel disiplin kerja sejalan dengan teori menurut (Sastrohadiwiryo, 2005:291) adalah suatu sikap adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku. Demikian juga hal ini sesuai teori menurut (Rivai, 2004:444) Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Penutup Berdasarkan hasil penelitian , analisis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut Secara parsial atau secara individu gaya kepemimpinan transformasional dan disiplin kerja pada Hotel Grand Victoria di Samarinda berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Hotel Grand Victoria di Samarinda. Artinya gaya kepemimpinan mempengaruhi kinerja karyawan karena gaya seorang pemimpin memicu karyawan bekerja secara loyal dan akan membentuk karyawan untuk disiplin serta akan berdampak pada kinerja karyawan dan untuk memperoleh kinerja karyawan yang tinggi karyawan harus melatih diri 622 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Disiplin Kerja (Firda) untuk disiplin terhadap peraturan yang ada sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran untuk lebih baik lagi. Secara simultan atau bersama-sama variabel gaya kepemimpinan transformasioal dan disiplin kerja berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Hotel Grand Victoria di Samarinda. Terdapat hubungan yang kuat antara gaya kepemimpinan transformasioanl dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan artinya apabila gaya kepemimpinan dan disiplin kerja dikembangkan lagi maka secara otomatis kinerja karyawan tentu akan meningkat. Mengingat gaya kepemimpinan transformasional adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada hotel Grand Victoria maka disarankan tetap mempertahankan gaya kepemimpinan transformasional yang ada yaitu gaya seorang pemimpin yang menerapkan sistem kekeluargaan, perhatian dan melayani karyawan secara pribadi, memfokuskan pelatihan dalam pengembangan sumber daya manusia. Sebaiknya disiplin kerja karyawan pada hotel Grand Victoria lebih ditingkatkan lagi dengan cara peraturan yang sudah ada diterapkan sebaik mungkin dengan selalu menegaskan reward dan sanksi yang mereka terima jika mematuhi dan melanggar peraturan kerja di setiap briefing pagi sebelum bekerja dan sore sebelum pulang. Daftar Pustaka Buku-buku: Bangun,Wilson,2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT.Gelora Aksara Pratama, Jakarta. Dharma,Agus, 2004. Manajemen Supervisi, cetakan Kelima Edisi Revisi, Raja Grafindo, Jakarta. Ghozali, 2009.Aplikasi Analisis Mulvariate Dengan PROGRAM SPSS.Jilid keempat.Jilid 2, Jakarta.Indeks Handoko, T.Hani, 2003. Manajemen Edisi 2 , BPFE, Yogyakarta. , 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Andi offset,Yogyakarta. Hasibuan, Malayu S.P, 2006. Manajemen Sumber Daya ManusiaEdisi Revisi, PT.Bumi Aksara , Jakarta. Kadiram, 2001. Pengaruh Gaya Kepemiminan terhadap Motivasi Kerja Karyawan di PT. POS Indonsia (Persero) kantor Pos Malang, Malang. Kartono, Kartoni , 2010. Pemimpin dan Kepemimpinan, PT.Raja GrafindoPersada , Jakarta. Malthis, R.L dan Jackson, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta. Mangkunegara, Anwar Prabu, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT.Remaja Rosdakarya , Bandung. Masya, Ismail, 2005. Manajemen , Depdikbud, Jakarta. RiduwandanSunarto, 2010.Dasar Statistik, Edisi keenam. Jilid 1, Jakarta, Indeks. 623 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 3, 2015:612-624 Rivai,Veithzal, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. , 2006. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo, Jakarta. Robbins,Stephen.P, 2002. Manajemen Edisi Bahasa Indonesia, Diterjemahkan oleh Hermaya, PT. Prenhallindo, Jakarta , 2006. Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, PT. Indeks kelompok Gramedia, Jakarta. RokhmalokaAbdilah, 2011. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai studi pada Pegawai Bada Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat provinsi Jawa Tengah, Jawa Tengah. Sastrohadiwiryo, Sismanto D, 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, BPFE, Yogyakarta. Siagian, Sondang P, 2002. Kiat meningkatkan Produktivitas Kerja, PT. RinekaCipta. Sugiyono, 2004, Statistik untuk Penelitian, Edisi ketiga, Jilid 2, Bandung, Alfabeta. , 2011, Statistik untuk Peneltian, Cetakan kesembilan belas, Bandung, Alfabeta Simamora, Henry, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Yogyakarta. Sumarni,Murti dan Wahyuni Salamah. 2006. Metode Penelitian Bisnis Edisi I, Andi Offset, Yogyakarta. Sinambela, Lijan Poltak, 2012. Kinerja Pegawai, Teori Pengukuran dan Implikasi, Graha Ilmu. Yogyakarta. Thoha, Miftah, 2003. Kepemimpinan dalam Manajemen, PT.Raja Grafindo,Jakarta. Yulk, 2010. Kepemimpinan Dalam Organisasi (Edisi Kelima). Alih bahasa: Budi Supriyanto. Jakarta: PT. Indeks. Sumber internet : Loker-nusantara.http://materi-skripsi.blogspot.com/2012/04/disiplinkerja.html?m=1 , Diakses 18 Februari 2015. Arif.https://ariefyantoshared.wordpress.com/2013/09/29/kepemimpinantransformasional/, Diakses 02 April 2015. 624