CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016 Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N. Josefowitz Amin Khudlori Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas AKI Semarang Jl. Imam Bonjol No. 15-17 Semarang Email: [email protected] Abstract Poetry is a unique way to express someone‟s feelings. Sometimes the poetry is the author‟s experience. In writing this research the writer uses two methods, namely method of collecting data and method of approach. The method of collecting data which the writer used is the library research method, in which various sources are collected and also used to support his discussion. In approaching the poetry, the writer uses the objective or the structural approach method and feminism approach method to get deeper understanding of the poem. There are some objectives which the writer wants to achieve in conducting this research. Some of the objectives are to get deeper understaanding on feminism found in N. Josefowitz‟ poem Impressions from an Office, to find out the effects of people social condition and the effects of feminism movement which is growing in America, and to find out the implicit meanings of N. Josefowitz‟ poem mentioned above. Feminism in one hand is a kind of social movement that aims at gender equal relationship. On the other hand, it is a kind of literary approach. The principle of feminism as literary approach is based on how literary work reflects gender aspects. A poetry written by N. Josefowitz as a kind of literature will be used in this paper as an object of study. By analyzing that poetry, we will understand how feminism as a social movement affects literary approach. Keywords: feminism, gender, equality, social, poetry. 1. Pendahuluan Karya 1.1. Latar Belakang kreativitas yang sangat tinggi untuk Dewasa ini, masyarakat sastra mengambil dituntut hati mempunyai masyarakat yang disuguhkan berbagai macam karya semakin pintar menentukan pilihan. sastra yang semakin berkembang dan Masyarakat sangat berbeda dengan karya sastra menentukan arah karya sastra tersebut. yang berkembang di masa klasik. Akan tetapi, banyak karya sastra yang 143 pun berperan dalam Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N. Josefowitz (Amin Khudlori) mempengaruhi pemikiran pembacanya yang menarik perhatian pecintanya, hingga timbul pemikiran-pemikiran yaitu puisi. baru. Pemikiran itu akan membawa Puisi memiliki kekuatan dan suatu era baru dalam menciptakan keistimewaan dalam bentuk dan suatu karya yang akan semakin jauh pemaknaannya yang dalam. Jalinan dari pakem dasar karya sastra tersebut. kata yang pendek dan padat mampu Bukan kesalahan atau pembelokan mengusung makna, pemikiran dan pakem awal, tetapi lebih kepada pesan yang ingin disampaikan sang perkembangan karya sastra sesuai pengarang, zaman. Perubahan pemikiran itulah mengumbarnya dalam jalinan kata yang menjadi fokus penelitian yang yang panjang. Hal ini sejalan dengan dilakukan oleh penulis. pernyatan Perrine, “Poetry is the tanpa dia harus Perkembangan karya sastra most condensed and concentrated sudah muncul di berbagai macam form of literature, saying most in the bentuk masyarakat sejak dikenal fewest number of words (1998: adanya 12)”. tulisan perkembangan seiring manusia. Nilai estetis di dalam puisi Semakin berkembang budaya dan tetap terjaga meski hadir dalam pengetahuan semakin bentuk yang pendek, bahkan sangat berkembang pula karya sastra. Jenis dimungkinkan seorang pengarang yang dihasilkan pun beragam dan puisi unik di tiap wilayah di seluruh pemilihan kata yang estetis, indah dunia. Namun, secara umum, jenis dan unik namun tetap mengusung karya sastra yang banyak diminati pemikiran dan perenungan yang dan digeluti adalah prosa, drama dan dalam tentang kehidupan manusia. puisi. umat dengan manusia, Masing-masing membebaskan diri dalam memiliki Karena sastra dapat diletakkan kekuatan yang unik. Di antara karya dalam konteks mimesis, maka unsur- sastra yang hebat ini, ada salah satu unsur yang berkembang dan terdapat dalam kehidupan itu sendiri akan 144 CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016 terefleksi dalam teks sastra. Refleksi kaum Marxis. Kaum perempuan dapat ini dan direlasikan dengan kaum proletar yang pengarang berada dalam posisi tertindas (the terwujud gabungan terhadap berkat imajinasi realitas tiruan kehidupan atau oppressed), sementara kaum pria dapat realitas alam. Apa yang diungkapkan direlasikan pengarang dalam karyanya merupakan modal sebagai kelas penindas (the refleksi kehidupan atau alam yang oppressor). Meskipun demikian, kita dilihatnya. Inilah salah satu alasan tidak bisa sepenuhnya dan secara tepat mengapa menganalogikan perjuangan gender dalam memahami suatu karya sastra diperlukan pendekatan dalam tertentu. perjuangan dengan gerakan kaum pemilik feminisme kelas sosial dengan dalam Untuk memahami pendekatan pandangan Marxisme. Pertama, karena feminisme dalam kesusastraan, kita tujuan kaum feminis adalah equality, juga feminisme bukan mengalahkan dan mengambil sebagai gerakan. Hal ini didasarkan alih posisi serta menggantikan peran. pada pemahaman bahwa feminisme Kedua, metode sebagai pendekatan dalam karya sastra digunakan dalam mencapai tujuan berangkat sangat berbeda. Metode yang dipakai suatu perlu memahami dari gerakan, feminisme seperti sebagai dinyatakan dalam gerakan dan proses feminisme yang adalah dalam kutipan berikut ini: “Pendekatan penyadaran dan prosesnya bersifat feminis yang berkembang di bidang evolusioner-bertahap dan non-violent. kesusateraan, terutama di Amerika dan Sementara Inggris, tidak dapat dilepaskan dari menggunakan gerakan perempuan yang berkembang dan benturan antar kelas melalui di kedua negara tersebut.” (Budianta, proses 2002: 199). dengan menggunakan kekuatan politik Dalam perjuangan direlasikan konteks kaum feminis dengan tertentu, yang itu, metode bersifat Marxisme pertentangan revolusioner (massa pendukung dan institusi partai) dapat serta militer (kekuatan senjata). konsep Adapun dasar pemikiran dalam pertentangan kelas dalam pandangan analisis sastra berperspektif feminis 145 Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N. Josefowitz (Amin Khudlori) adalah upaya pemahaman kedudukan berbeda dan peran perempuan seperti tercermin perempuan. Masyarakat memandang dalam perempuan karya sastra 2003:146). Peran perempuan tersebut (Endraswara, dan kedudukan laki-laki sebagai dan orang lemah, lembut, permata, atau bunga, dan menjadi sebaliknya laki-laki sebagai orang pembahasan utama dalam penelitian yang cerdas, aktif dan sejenisnya. ini. Analisis dalam kajian feminisme Pembedaan berusaha untuk mengungkap aspek- memunculkan aspek ketertindasan perempuan atas perempuan untuk diri laki-laki. Mengapa perempuan pembedaan tersebut. secara memprotes perlakuan tersebut dengan politis akan tentang terkena patriarkhi, sehingga perempuan pada dampak meletakkan posisi berbagai inferior. cara perlakuan ini gerakan dengan kaum menentang Mereka salah satu tujuannya adalah untuk menunjukkan Stereotype bahwa perempuan hanyalah keberadaan mereka di dunia ini. pendamping laki-laki akan menjadi 1.2. Tujuan Penelitian tumpuan kajian feminisme. Dengan Dalam penelitian ini penulis adanya perlakuan tersebut, apakah memiliki beberapa tujuan yang ingin perempuan menerima secara sadar dicapai, diantaranya adalah: ataukah justru merasa marah 1. Untuk menghadapi ketidakadilan gender. Pembedaan jenis memahami lebih mendalam faham feminisme kelamin yang terdapat dalam puisi didefinisikan sebagai pembedaan yang Impressions from an Office bersifat karya N. Josefowitz. biologis, sedangkan pembedaan gender adalah pembedaan 2. Untuk mengetahui pengaruh yang bersifat sosial yang didasarkan keadaan sosial masyarakat pada perbedaan biologis yang salah dan satunya feminisme yang berkembang kelamin. tersebut adalah perbedaan jenis Pembedaan-pembedaan menghasilkan pengaruh di negara Amerika. pandangan 146 gerakan CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016 3. Untuk mengetahui makna implisit dari puisi terfokus dalam mengkaji makna dari N. puisi N. Josefowitz tersebut di atas. Josefowitz tersebut di atas. 1.3. Pembatasan Masalah 2. Landasan Teori Sangat disadari bahwa dalam 2.1. Puisi penelitian ilmiah, dalam hal ini Impressions from an Office adalah sebuah karya sastra, cakupan permasalahan yang akan ditelaah The family picture is on HIS desk. sangatlah luas. Oleh karena itu, Ah, a solid, responsible family pembatasan masalah atau yang juga man. disebut fokus penelitian mutlak The family picture is on HER diperlukan untuk memperjelas ruang desk. lingkup permasalahan secara khusus Umm, her family will come before hingga penulis dapat bekerja secara her career. efektif. Objek penelitian yang jelas akan menghasilkan kesimpulan yang HIS desk is cluttered. jelas pula. “Dalam suatu karya He‟s obviously a hard worker and ilmiah a busy man. diperlukan pembatasan masalah terhadap masalah yang HER desk is cluttered. akan diteliti, dengan tujuan agar She‟s obviously a disorganized pembahasan scatter brain. lebih terfokus dan terarah” (Keraf, 1982: 98). Dalam pengkajian puisi yang HE is talking with his co-workers. akan dilakukan, penulis membatasi He must be discussing the latest pada pengkajian dari segi ekstrinsik deal. yaitu SHE is talking with her co- pengaruh keadaan sosial masyarakat dan ajaran feminisme. workers. Dengan adanya pembatasan masalah She must be gossiping. tersebut maka penulis akan lebih HE‟S not at his desk. He must be at a meeting. 147 Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N. Josefowitz (Amin Khudlori) SHE‟S not at her desk. HE‟S having a baby. She must be in the ladies‟ room. He‟ll need a raise. SHE‟S having a baby. HE‟S not in the office. She‟ll cost the company money in He‟s meeting customers. maternity benefits. SHE‟S not in the office. HE‟S going on a business trip. She must be out shopping. It‟s good for his career. HE‟S having lunch with boss. SHE‟S going on a business trip. He‟s on his way up. What does her husband say? SHE‟S having lunch with the boss. HE‟S leaving for a better job. They must be having an affair. He knows how to recognize a good opportunity. The boss criticized HIM. SHE‟S leaving for a better job. He‟ll improve his performance. Women are not dependable. 2.2. Riwayat Hidup N. Josefowitz The boss criticized HER. Natasha Josefowitz menyebut She‟ll be very upset. dirinya telah melakukan kesalahan HE got an unfair deal. besar karena dia baru meraih gelar Did he get angry? master pada usia 40 dan gelar Ph.D. SHE got an unfair deal. pada usia 50. Dia adalah seorang Did she cry? profesor di School of Social Work di San Diego, Amerika Serikat. Dia juga HE‟S getting married. merupakan seorang kolumnis, penulis He‟ll get more settled. tiga buku tentang manajemen, buku SHE‟S getting married. untuk anak-anak, dan bebrapa buku She‟ll get pregnant and leave. untuk masyarakat umum. 148 CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016 Dr. Josefowitz adalah dan secara perempuan telah berlangsung sejak dan manusia diciptakan. Kaum feminis bekerja di luar negeri dan di Amerika juga menghadapi masalah dilematis, Serikat. nama karena relasi antara kaum penindas dan mendapatkan tertindas dalam konteks tertentu telah pembicara yang internasional, dikenal setelah tinggal Usahanya perempuan atas telah subordinasi dialami berbagai penghargaan, termasuk The terkonstruksi Living Legacy Award dari the Women's secara sosial dan kultural sehingga International Center dan The women sering dianggap sebagai suatu hal yang Helping hakiki women Soroptimist Award dari International. dan dan yang tersosialisasikan alamiah. Selain itu, Ia hubungan antar gender juga bersifat dinobatkan sebagai Woman of the Year simbiotik karena pada dasarnya laki- beberapa kali oleh berbagai organisasi laki nasional dan internasional, termasuk membutuhkan maupun melengkapi. Asosiasi manajemen perempuan, dan Karena itu, gerakan feminisme secara juga dihormati oleh perempuan di bertahap mengalami redefinisi bentuk Pemerintah dan California karena kontribusinya bagi pendidikan. - cucu. Ia berambut abu-abu, keriput, merayakan kehidupan karena - bisa ia dan (Budianta, 2002: 200) Fase Feminisme Liberal: Fase Feminisme Radikal: menolak pria. - atau semangat Post-menopause). Masalah gerakan tatanan simbolik yang didominasi memiliki PMZ (Post-menopausal zest 2.3. Fase-fase memperjuangkan kesamaan hak. dan memiliki beberapa pound ekstra, dirinya saling dibagi dalam tiga tahap yaitu: dari lima anak dan memiliki tujuh mengatakan perempuan orientasi. feminisme Natasha adalah ibu dan ibu tiri tetapi dan Fase Feminis menggoyahkan Ketiga: dikotomi antara maskulin dan feminin. Fase Feminisme Perkembangan Feminisme pada dasarnya Masalah yang dihadapi kaum berangkat dari suatu kesadaran yang feminis bersifat kronis karena kooptasi kemudian berubah menjadi gerakan 149 Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N. Josefowitz (Amin Khudlori) untuk menuju perubahan. Perubahan perempuan serta pergerakan untuk tersebut bertujuan mengubah struktur, memperoleh hak-hak perempuan. sistem, nilai dan ideologi yang Untuk memahami pendekatan timpang dan bias gender. Secara feminisme dalam kesusastraan, kita ideologis, juga perjuangan feminis ingin perlu memahami feminisme mengubah cara pandang dan pola pikir sebagai gerakan. Hal ini didasarkan yang patriarkis, yang ditentukan dan pada pemahaman bahwa feminisme menguntungkan laki-laki. sebagai pendekatan dalam karya sastra Tujuan gerakan tersebut adalah berangkat dari suatu yaitu relasi yang adil dan setara antara dalam kutipan berikut ini: “Pendekatan laki-laki dan perempuan. Konstruksi feminis yang berkembang di bidang sosial dan kultural membuat relasi kesusateraan, terutama di Amerika dan gender cenderung lebih berpihak dan Inggris, tidak dapat dilepaskan dari menguntungkan Dalam gerakan perempuan yang berkembang kesetaraan di kedua negara tersebut.” (Budianta, konteks keadilan dan gender ini perjuangan feminisme lahir Dalam perjuangan 2.4. Feminisme Sebagai Pendekatan direlasikan Kesusastraan Feminisme (tokohnya disebut adalah konteks kaum feminis dengan tertentu, dapat konsep pertentangan kelas dalam pandangan gerakan kaum Marxis. Kaum perempuan dapat perempuan yang menuntut emansipasi direlasikan dengan kaum proletar yang atau kesamaan dan keadilan hak berada dalam posisi tertindas (the dengan laki-laki. Feminisme berasal oppressed), sementara kaum pria dapat dari direlasikan bahasa sebuah dinyatakan 2002: 199). dan berkembang. Feminis) seperti sebagai memperjuangkan kesetaraan gender, laki-laki. gerakan, feminisme Latin, femina atau dengan kaum pemilik perempuan. Istilah ini mulai digunakan modal sebagai kelas penindas (the pada tahun 1890-an, mengacu pada oppressor). teori kesetaraan laki-laki dan 150 CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016 Meskipun demikian, kita tidak tertindas dalam konteks tertentu telah bisa sepenuhnya dan secara tepat terkonstruksi menganalogikan perjuangan gender secara sosial dan kultural sehingga dalam sering dianggap sebagai suatu hal yang gerakan perjuangan feminisme kelas dengan sosial dalam hakiki dan dan tersosialisasikan alamiah. Selain itu, pandangan Marxisme. Pertama, karena hubungan antar gender juga bersifat tujuan kaum feminis adalah equality, simbiotik karena pada dasarnya laki- bukan mengalahkan dan mengambil laki alih posisi serta menggantikan peran. membutuhkan maupun melengkapi. Kedua, metode dan proses yang dan perempuan Feminisme saling pada dasarnya digunakan dalam mencapai tujuan berangkat dari suatu kesadaran yang sangat berbeda. kemudian berubah menjadi gerakan Metode yang dipakai dalam untuk menuju perubahan. Perubahan gerakan feminisme adalah penyadaran tersebut bertujuan mengubah struktur, dan prosesnya bersifat evolusioner- sistem, bertahap dan non-violent. Sementara timpang dan bias gender. Secara itu, Marxisme menggunakan metode ideologis, pertentangan dan benturan antar kelas mengubah cara pandang dan pola pikir melalui yang patriarkis, yang ditentukan dan proses revolusioner dengan yang bersifat menggunakan nilai dan ideologi yang perjuangan feminis ingin menguntungkan laki-laki. kekuatan politik (massa pendukung Tujuan gerakan tersebut adalah dan institusi partai) serta militer memperjuangkan kesetaraan gender, (kekuatan senjata). yaitu relasi yang adil dan setara antara Masalah yang dihadapi kaum laki-laki dan perempuan. Konstruksi feminis bersifat kronis karena kooptasi sosial dan kultural membuat relasi dan gender cenderung lebih berpihak dan subordinasi yang dialami perempuan telah berlangsung sejak menguntungkan manusia diciptakan. Kaum feminis konteks juga menghadapi masalah dilematis, gender ini perjuangan feminisme lahir karena relasi antara kaum penindas dan dan berkembang. 151 keadilan laki-laki. dan Dalam kesetaraan Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N. Josefowitz (Amin Khudlori) Dalam pendekatan “gynocriticism” untuk prakteknya dan terhadap “gynocritics” para praktisinya. karya sastra, analisis feminisme dapat didefinisikan menjadi analisa kesan-kesan terhadap perempuan dua, yaitu Elaine Showalter menciptakan stereotipikal dalam istilah gynocritics karyanya karya dalam “Towards a essay Feminist sastra yang ditulis oleh laki-laki dan Poetics” pada tahun 1979. Tidak studi perempuan seperti kritik sastra feminis yang mempersepsikan dan mendeskripsikan menganalisis karya pengarang laki-laki pengalaman-pengalaman dari perspektif feminis, gynocriticism tentang cara dalam penulisan mereka. ingin membuat tradisi sastra tentang Showalter identifies and defines two branches of feminist analysis: a feminist critique concerned with „woman as reader‟ and gynocritics, or georgics, which is concerned with „women as writer‟. The first attempts to analyze the stereotypical images of women in maleproduced literature; the second attempts to study the way women perceive and describe their experiences in their own writing (Showalter, 1986: 167). perempuan tanpa melibatkan para pengarang laki-laki. Elaine Showalter merasa bahwa kritik feminis masih bekerja dalam asumsi laki-laki, sementara gynocriticism akan memulai sebuah babak baru dari penemuan diri sendiri kaum perempuan. Dalam bidang kesusastraan, feminisme merupakan suatu bentuk pendekatan yang digunakan untuk menelaah suatu karya. Hal tersebut Gynocriticism, atau dijelaskan dalam kutipan berikut ini: gynocritics, mengacu pada studi sastra Pendekatan feminis pada intinya adalah suatu kritik ideologis terhadap cara pandang yang mengabaikan permasalahan ketimpangan dan ketidakadilan dalam pemberian peran dan identitas sosial berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Metode kajiannya dapat dilakukan dengan berbagai cara yang ditawarkan tentang perempuan sebagai penulis yang mengeksplorasi dan merekam kreativitas kaum perempuan. Gynocriticism berusaha memahami tulisan perempuan sebagai bagian penting dari realitas kaum perempuan. Beberepa kritikus menggunakan istilah 152 CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016 oleh berbagai aliran / teori sastra (Budianta, 2002: 201). atau perlawanan terhadap ideologi Pendekatan feminis di bidang 2002: 211). falosentris yang dominan (Budianta, sastra mempunyai multi aspek karena terdiri dari sumbangan Tugas dari kritik kaum feminis para adalah menemukan bahasa yang baru, pemikirnya dari latar belakang budaya cara membaca yang baru, yang dapat dan negara yang berbeda, sehingga mengintegrasikan memiliki „warna‟ yang berbeda-beda pengalaman, alasan dan penderitaan, pula. (Budianta, 2002: 200). Meskipun skeptisime dan pandangan perempuan demikian, ada satu kesatuan yang (dalam karya sastra). “The task of sama dalam tujuan yang menyatukan feminist critics is to find a new aspek-aspek tersebut. language, a new way of reading, that Pendekatan feminis tidak hanya memperhatikan kecerdasan dan can integrate our intelligence and our permasalahan experience, our reason and our perempuan saja. Pendekatan feminis suffering, our scepticism and our bukan vision.” (Showalter ed. Davis, 1986: merupakan „perempuan Anggapan dihindari terhadap perlawanan laki-laki‟. keliru demikian dapat dengan memakai istilah 180). 3. Metode Penelitian gender yang mengacu pada konstruksi Suatu karya sosial baik terhadap apa yang disebut penyusunannya „laki-laki‟ dan „perempuan. (Budianta, dengan data-data dan penggunaan 2002: 204-205). metode Kajian-kajian menyorot konstruksi stereotipe tentang feminis harus ilmiah dilengkapi yang dipertanggungjawabkan berbagai keilmiahannya. Metode dapat sifat tersebut perempuan. memegang peranan yang sangat Sebaliknya, kajian feminis juga bisa penting dalam penyusunan suatu mempelajari karya ilmiah, disamping unsur-unsur bagaimana teks-teks tertentu (teks sastra karya perempuan pendukung atau laki-laki) melakukan resistensi (Koentjaraningrat, 1983: 7). 153 lainnya Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N. Josefowitz (Amin Khudlori) Menurut Harsono metode informasi yang lebih up to date dan adalah cara kerja yang diberlakukan modern, yaitu sumber data dari situs oleh penggunanya untuk mencapai internet. sasaran dengan memahami obyek Melalui metode sasaran yang dikehendaki untuk disebutkan tujuan pemecahan masalah (1997: memperoleh data dan informasi 7). Jadi metode dapat digunakan yang mengarah ke inti permasalahan melakukan guna yang yang membuat analisa dan kajian dari penelitian memecahkan permasalahan di atas, yang mempermudah penulis penulis ada. puisi yang bersangkutan secara kritis 3.1.Metode Pengumpulan Data dan logis dan dapat memaparkannya Proses pengumpulan data dalam sebuah laporan penelitian yang diperlukan dalam kajian ini yang dapat dipertanggungjawabkan. adalah 3.2. Metode Pendekatan menggunakan perpustakaan. dari data dari Pengumpulan data perpustakaan pentingnya dengan juga pembatasan masalah yang sudah (library disebutkan di atas adalah metode research) yaitu “penelitian yang pendekatan yang jelas dan terarah dilakukan di kamar kerja peneliti sehingga penulis mempunyai acuan atau di ruang perpustakaan, dimana yang kuat untuk membuat suatu peneliti dan analisa dengan teori-teori yang ada. objek Metode pendekatan harus ditentukan penelitiannya lewat buku-buku atau secara jelas dan rinci. Menurut Atar penelitian perpustakaan memperoleh informasi alat-alat disebut Sama data tentang audio visual lainnya” Semi, “Metode pendekatan adalah (Semi, 1990:8). asumsi-asumsi dasar yang dijadikan Selain memanfaatkan buku, jurnal dan ensiklopedia pegangan dalam memandang sebuah obyek‟‟ (1990: 63). yang tersedia di perpustakaan, penulis juga menggunakan Dalam penelitian ini, penulis sumber menggunakan dua macam metode 154 CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016 pendekatan. Kedua macam metode feminisme pendekatan tersebut adalah: “Perjuangan untuk emansipasi kaum a. Pendekatan Obyektif wanita. pendekatan Sebagaimana struktural. dikemukakan Feminisme sebagai: menuntut persamaan hak dengan kaum pria.” Pendekatan obyektif disebut juga dinyatakan (1989: 997). Penjelasan yang lebih oleh definitif dapat kita temukan dalam Semi: „pendekatan obyektif adalah Merriam pendekatan dari Dictionary – Tenth Edition, yaitu: asumsi dasar bahwa karya sastra “(1). The theory of the political, sebagai memiliki economic, and social equality of the otonomi penuh yang harus dilihat sexes (2). Organized activity on sebagai suatu sosok yang berdiri behalf sendiri terlepas dari hal-hal lain interests.” (1996: 428). yang karya bertolak kreatif of Webster‟s women‟s Collegiate rights and yang berada di luar dirinya‟ (1990: 67). Dengan demikian dalam 4. Pembahasan pendekatan ini hanya unsur intrinsik Dalam penelitian ini, saja yang harus dikaji dan diteliti. pendekatan feminisme digunakan oleh Melalui obyektif penulis untuk membahas karya sastra tersebut diperoleh landasan utama berbentuk puisi berjudul Impressions dalam from an Office karya N. Josefowitz. pendekatan melakukan analisa permasalahan. Horatius, seorang kritikus Romawi b. Pendekatan Feminis mensyaratkan dua hal bagi puisi, yaitu Feminisme Umum dalam Bahasa didefinisikan Kamus puisi harus indah dan menghibur Indonesia, (dulce), namun pada saat yang sama sebagai “gerakan puisi juga harus berguna dan wanita yang berusaha dan menuntut mengajarkan sesuatu (utile) (Budianta persamaan hak sepenuhnya antara dkk, 2002: 39-40). Sebagai puisi, kaum wanita (Poerwadarminta, Dalam dan pria.“ karya Josefowitz tidak nampak terlalu 1976: 281). istimewa karena tidak menonjolkan Ensiklopedi Indonesia, unsur-unsur 155 puitis yang kuat, Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N. Josefowitz (Amin Khudlori) meskipun memang ada jenis puisi yang Ah, a solid, respectable family terkesan sebagai ujaran atau „potret‟ man. realitas sehari-hari (Budianta dkk, The family picture is on HER 2002: 33). desk. Dalam puisi tersebut, seperti dapat kita lihat dari Umm, her family will come judulnya, before her career. digambarkan pandangan yang tidak Sangat dimungkinkan bahwa setara dan tidak adil (bias gender) Josefowitz sengaja membuat susunan terhadap laki-laki dan perempuan di semacam itu (memanfaatkan struktur kantor (office). Meskipun gambaran puisi) yang diberikan dalam puisi tersebut melihat secara jelas bias gender yang berlangsung di tempat kerja, namun ingin disampaikan. Dengan melihat apa yang diungkapkan mempunyai cara spektrum yang lebih luas. perbandingan yang kontras melalui Puisi tersebut dibagi dalam bait-bait yang untuk membuat penulis pembaca memanfaatkan struktur penulisan puisi, kita dapat menggambarkan memahami hal yang lebih dalam lagi peristiwa atau hal yang sama, yang (yang mungkin ingin disampaikan oleh dialami atau dilakukan oleh laki-laki penulis), yaitu bahwa bias gender dan perempuan, namun dipersepsikan seringkali secara berbeda. Dalam puisi tersebut, kehidupan peristiwa yang dialami atau hal yang gender secara terstruktur telah tersusun dilakukan dalam tatanan masyarakat dan tradisi oleh laki-laki dan perempuan pada tiap baris gasal (baris terhadap peristiwa jumpai sehari-hari dalam karena bias kultural. pertama dan ke tiga) diikuti oleh persepsi kita Pada bait pertama, yang digambarkan foto keluarga yang ada di dialami atau hal yang dilakukan (baris atas meja kerja (pegawai) laki-laki dan ke dua dan ke empat). perempuan. Foto keluarga yang berada The family picture is on HIS di atas meja laki-laki “The family desk. picture is on HIS desk” dipersepsikan 156 CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016 secara positif. Laki-laki tersebut will come before her career). Dua dianggap sebagai kepala keluarga yang respon menyayangi keluarganya dan suami menggambarkan yang setia pada istrinya sehingga ia masyarakat dianggap sebagai laki-laki terhormat sosial dan kultural mengkonstruksikan “Ah, a solid, respectable family man”. stereotype dan menghasilkan stigma Foto keluarga yang berada di atas meja yang tidak adil terhadap perempuan. perempuan “The family picture is on HER desk” negatif dipersepsikan sebagai keterikatannya pada yang berbeda itu bagaimana yang patriarkis Dalam bait secara ke dua secara direfleksikan judgement yang bias ungkapan gender. Meja yang berantakan “HIS keluarga dan desk is cluttered”, dipersepsikan beban bagi karirnya “Umm, her family sebagai simbol pekerja keras dan sibuk will come before her career”. bagi laki-laki “He‟s obviously a hard Secara posisi dan sosial and busy man”. Bagi peran perempuan perempuan, hal yang sama akan untuk berada dipersepsikan sebagai dikonstruksikan wilayah worker dan kultural, domestik (dalam di simbol kekacauan pikiran “She‟s obviously a rumah brain”. tangga/keluarga) sementara laki-laki disorganized ditempatkan di wilayah publik. Hal Masyarakat yang dikonstruksikan dan tersebut diasosiasikan didominasi oleh laki-laki menetapkan dengan profesionalisme dan totalitas tuntunan perilaku dan nilai sosial yang kerja kemudian mereka. dikonstruksikan Karena perempuan memungkinkan untuk berada pemakluman di scatter pemberian bagi laki-laki dan wilayah domestik, maka ia dianggap sebaliknya memberikan tuntutan dan tidak dapat dipisahkan dari keluarga sanksi sosial terhadap perempuan yang dan dengan demikian tidak mampu tidak sesuai dengan tuntunan dan nilai memisahkan dunia kerja dengan rumah sosial tersebut. tangganya membebani yang kemudian kinerjanya akan Dalam serta digambarkan mempengaruhi karirnya (her family bait ke stereotype tiga dalam penggunaan waktu dan relasi sosial di 157 Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N. Josefowitz (Amin Khudlori) tempat kerja. Seorang laki-laki yang relevan dengan pekerjaan, tidak terarah berbicara dengan rekan kerjanya di dan tidak produktif. tempat kerja “HE is talking with his Pada co-workers” (tanpa diketahui topik digambarkan pembicaraan dan dijelaskan konteks penggunaan waktu dan kedisiplinan, waktunya), akan dicitrakan secara yang ditunjukkan pada kesan yang positif karena telah dikonstruksikan berbeda kesan bahwa di tempat kerja laki-laki perempuan yang tidak sedang berada membicarakan masalah pekerjaan “He di meja dan ruang kerja (tanpa must be discussing the lattest deal”. dijelaskan dimana sebenarnya mereka Kata rekan kerja (co-workers) dalam berada). Konstruksi berpikir yang tidak konteks menerapkan kesetaraan menghasilkan cara ini pembaca mengarahkan pada laki-laki pikiran sehingga bait ke empat stereotype dalam terhadap yang laki-laki dan gender pandang dan diskriminatif dan menimbulkan persepsi bahwa konteks penilaian berpikir dan topik pembicaraan laki- diwarnai prasangka. Laki-laki yang laki berkaitan dengan hal-hal yang tidak berada di meja kerjanya “HE‟S relevan, terarah dan produktif. not at his desk”, diasumsikan sedang Dalam kasus yang sama namun mengikuti rapat “He must be at a dilakukan oleh perempuan, hal tersebut meeting”. Hal ini mengarahkan kesan akan dipersepsikan secara berbeda. pembaca Ketika perempuan sedang bercakap- menggunakan waktu kerjanya secara cakap dengan rekan kerjanya “SHE is maksimal (untuk mengikuti rapat). talking with her co-workers” dianggap Sementara bagi perempuan yang tidak sedang menggosip “She must be berada di meja kerjanya “SHE‟S not ar gossiping“ dengan rekan kerja (yang her desk” diasumsikan wanita tersebut dikonotasikan) sedang ke toilet “SHE must be in the sesama Perempuan membicarakan perempuan. ladies‟ room” dipersepsikan hal-hal yang tidak bahwa laki-laki yang mengesankan bahwa wanita tidak menggunakan waktu kerjanya secara maksimal. 158 CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016 having lunch with the boss”. Dalam Bait ke lima menggambarkan laki-laki yang tidak berada di bait ke lima ini juga digambarkan kantornya “HE‟S not in her office” tentang diasumsikan positif sedang menemui kekuasaan dalam struktur / hirarki “He‟s konsumennya consumers”. meeting relasi gender terhadap formal (boss). Laki-laki memperoleh Sementara perempuan manfaat dalam relasinya yang tidak berada di ruang kerjanya kekuasaan “SHE‟S office”, dengan karir yang menanjak / He‟s on diasumsikan sedang berbelanja “She his way up). Sementara perempuan must go out shopping”. Hal ini digambarkan dieksploitasi secara fisik mengarahkan kesan bahwa perempuan / seksual dalam relasinya dengan menggunakan waktu kerjanya untuk kekuasaan hal-hal yang tidak relevan, konsumtif dengan berselingkuh / They must be dan untuk kepentingan pribadi. having an affair). not in her Bias gender juga mewarnai (yang dengan direpresentasikan (yang Pada direpresentasikan bait ke tujuh, pandangan terhadap relasi vertikal digambarkan tentang respon laki-laki dalam struktur sosial. Dalam bait ke dan perempuan yang berbeda terhadap enam hal tersebut nampak pada kesan suatu hal. Ketika atasan mengkritik terhadap laki-laki yang dianggap akan (pegawai) memperoleh posisi atau jabatan yang criticized HIM”, lebih baik “He‟s on his way up“ ketika akan memberikan respon positif, yaitu ia makan siang dengan atasannya meningkatkan “HE‟S having lunch with the boss” improve his performance”. Terhadap (meskipun perempuan, asumsi terhadap respon mungkin atasannya perempuan). laki-laki “The boss maka ia dianggap kinerjanya “He‟ll yang muncul adalah rasa bingung Kesan yang berbeda diberikan “She‟ll be very upset”. Kesan yang terhadap perempuan. Mereka dianggap muncul dari bait ini adalah laki-laki melakukan perselingkuhan “They must dalam be having an affair” karena makan memberikan respon secara rasional siang bersama atasannya “SHE‟S 159 menghadapi masalah Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N. Josefowitz (Amin Khudlori) dan justru membawa efek yang positif adalah marah “Did he get angry?”. dan produktif bagi dirinya. Sementara Sementara perempuan diberikan asumsi oleh respon perempuan yang adalah dianggap memberikan respon secara menangis “Did she cry?”. Reaksi negatif, marah mengungkapkan bahwa laki- emosional dan kontra produktif bagi dirinya. Kesan seperti laki ini muncul karena konstruksi berpikir kekuatan masyarakat yang menganggap laki-laki melawan tekanan atau sesuatu yang lebih mengandalkan rasio / kognisi merugikan dirinya. sementara wanita lebih mengandalkan digambarkan dan mempunyai keberanian untuk Sementara wanita digambarkan perasaan / afeksi. Meskipun hal ini akan menangis ketika ia diperlakukan mungkin pada tidak terjadi perempuan adil. Tangis merupakan (tradisional), namun hal tersebut tidak gambaran dapat digeneralisir dan harus dipahami ketidakberdayaan, dan dalam konteks sebagai hasil bentukan sosial / kultural tertentu kelemahan mental karena yang dikonstruksi laki-laki. Sebagai tunduk terhadap tekanan dan tidak bukti, berusaha melawannya. Harus dipahami perempuan memperoleh (modern) pendidikan yang dan bahwa sudut pengalaman yang equal dengan laki- interpretasi laki tidak hanya mengimbangi laki- melambangkan laki, bahkan mampu mengunggulinya. keberanian, Pada bait ke delapan kelemahan pandang dan dan bahwa marah kekuatan sementara melambangkan cara dan menangis kelemahan dan digambarkan citra diri wanita sebagai ketidakberdayaan merupakan sistem mahkluk yang lemah, tidak hanya nilai dan kerangka berpikir yang secara fisik, namun juga secara mental terkonstruksi dalam konteks sosial / ketika menerima perlakuan yang tidak budaya yang patriarkal. adil “HE / SHE got an unfair deal”. Pada bait ke sembilan Asumsi respon yang diberikan laki- digambarkan tentang konsekuensi dan laki ketika diperlakukan tidak adil efek terhadap pekerjaan yang akan 160 CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016 dialami laki-laki dan perempuan ketika eksistensi manusia sebagai mahkluk mereka menikah. Pernikahan sebagai hidup. Pengabaian peran perempuan suatu kontrak sosial dipandang akan dalam proses regenerasi demi menjaga lebih menguntungkan laki-laki karena kelangsungan hal tersebut akan membuat dia lebih manusia diabaikan dalam pandangan mapan “He‟ll get more settled”. Bagi patriarkis. perempuan, pernikahan secara biologis spesies Posisi perempuan digambarkan mempunyai konsekuensi logis yaitu lebih kehamilan. Kondisi biologisnya biologis eksistensi yang buruk lagi karena (hamil dan kondisi kemudian alamiah ini menyebabkan ia akan melahirkan anak) akan menuntut peran terhambat terhenti sosial lebih lanjut, yaitu merawat anak. produktivitas dan kinerjanya “She‟ll Pada bait ke sepuluh peran tersebut pregnant and leave”. diasosiasikan dengan inefisiensi dan bahkan harus Pandangan yang bias terhadap eksploitasi finansial tempat ia bekerja kondisi alamiah semacam ini akan “She‟ll cost the company money in memberikan untuk maternity benefits”. Kerangka berpikir melakukan diskriminasi dalam bidang seperti ini jelas merupakan penilaian pekerjaan terhadap perempuan karena yang keliru karena hanya didasarkan keterbatasan pada aspek materiil, finansial saja. kecenderungan biologis yang dimilikinya. Juga penilaian tentang Citra negatif terhadap produktivitas yang tidak fair, karena perempuan dalam sektor ekonomi hanya dilihat dari sudut pandang produksi ditonjolkan sementara bagi produktivitas laki-laki ekonomi kapitalistis gambaran positif justru yang melihat tenaga kerja (perempuan) muncul ketika istrinya melahirkan sebagai alat produksi semata tanpa seorang mempertimbangkan bahwa perempuan dipersepsikan secara motivasi sosial memainkan peran bayi. Laki0laki akan untuk tersebut mempunyai meningkatkan prokreasi yang sangat menentukan kinerjanya dan menjadi lebih produktif bagi demi memperoleh taraf kelangsungan hidup suatu hidup yang lebih tinggi “He‟ll need a raise”. komunitas, bahkan secara esensial 161 Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N. Josefowitz (Amin Khudlori) Pandangan seperti ini timbulnya perlakuan terhadap perempuan. mendorong milik laki-laki sehingga apa yang diskriminatif dilakukan olehnya “SHE‟S going on a business Pandangan trip” hendaknya tentang nilai produktivitas, yang nota mempertimbangkan pihak bene memiliki atas dikonstruksi oleh pemikiran Barat yang patriarkis diterima dan dimanfaatkan untuk otoritas yang dirinya (suaminya). melakukan Subordinasi perempuan dan ketidakadilan dalam bidang ekonomi pemahaman berpikir yang menyatakan terhadap perempuan. bahwa perempuan adalah milik laki- Posisi, sosial peran yang dan diberikan tuntutan laki atau berada di bawah otoritas laki- terhadap laki menunjukkan secara jelas perempuan menyebabkan perempuan dominasi laki-laki dan ketidakadilan menghadapi keterbatasan. gender dalam struktur masyarakat Dalam bait ke sebelas, digambarkan yang patriarkis. Dalam struktur sosial tentang seperti ini perempuan memang tidak banyak perjalanan dinas yang dilakukan laki-laki dan perempuan. diberi Bagi tidak berkembang secara maksimal dan justru setara dengan laki-laki karena kondisi dipandang sebagai hal yang positif dan semacam itulah yang memungkinkan konstruktif “It‟s good for his career”. subordinasi tersebut terus berlangsung Sementara terhadap wanita hal tersebut dan akan menimbulkan masalah sosial perempuan bisa terus dipertahankan. laki-laki menimbulkan hal tersebut masalah dan tidak hanya bagi dirinya namun juga bagi suaminya kesempatan dominasi Dalam “What does her untuk laki-laki bait ke dapat terhadap duabelas digambarkan tentang laki-laki dan husband say?”. Dalam bagian ini perempuan yang meninggalkan digambarkan secara implisit bahwa pekerjaan untuk memperoleh masalah timbul karena perempuan pekerjaan lain yang lebih baik “… dianggap tidak memiliki otoritas atas leaving for a better job”. Persepsi dirinya sendiri. Ia dianggap sebagai yang timbul berbeda. Bagi laki-laki hal 162 CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016 tersebut dinilai sebagai kemampuan bidang industri manufaktur dan militer. dan kecerdasannya untuk mengambil Dalam berbagai konflik bersenjata, peluang dan memanfaatkannya “He seperti konflik di Aceh, di berbagai knows how to recognize a good negara Afrika dan selama Perang Iran- company”. Irak tersebut Bagi perempuan dipandang sebagai hal misalnya, peran perempuan suatu sebagai pilar ekonomi sangat besar bentuk ketidaksetiaan dan generalisasi ketika perhatian, waktu dan tenaga sifat perempuan yang (dianggap) tidak laki-laki tercurah pada konflik. dapat diandalkan, “Women are not dependable”. Dalam 5. Kesimpulan bait terakhir ini N. Josefowitz memberikan digambarkan pandangan masyarakat gambaran-gambaran negatif terhadap yang cenderung menuntut perempuan perempuan dalam puisi ini untuk untuk menunjukkan bias dan standar ganda statis dan mengupayakan tidak perubahan banyak bagi terhadap gender di masyarakat. dirinya. Konstruksi berpikir seperti ini Dengan melihat gambaran yang bias mencerminkan tentang dan standar ganda tersebut, pembaca kondisi yang diperlukan agar dominasi diharapkan memahami ketimpangan lebih stabil, yaitu jika pihak yang dan ketidakadilan yang terjadi. gambaran didominasi tidak berpikir kritis dan Karya sastra ini, melalui dinamis. Di sisi lain, kata dependable struktur yang sengaja dikontraskan sendiri bahwa melalui susunan barisnya dan bentuk perempuan dipandang sebagai dapat penyajiannya dengan bahasa yang diandalkan karena peran dan fungsi lugas menjadi sarana untuk memahami mereka. masalah gender merefleksikan Sebagai contoh, selama yang ada dalam Perang Dunia II, perempuan berperan kehidupan kita. Paparan realitas dan sangat besar di Amerika. Mereka tidak kesan-kesan yang diberikan dalam hanya berperan besar dalam bidang puisi ini, dengan tehnik / model medis dan administrasi, namun juga pemikiran berperan sebagai tenaga kerja di menuntun pembaca untuk melihat dan 163 dekonstruktif dapat Telaah Feminisme Dalam Puisi “Impressions From An Office” Karya N. Josefowitz (Amin Khudlori) memikirkan bentuk ideal Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka. yang seharusnya diterapkan dalam relasi gender. Dengan metode dekonstruktif, Semi, kita akan dapat menemukan bentuk relasi yang lebih adil dengan membalikkan keadaan yang tidak adil. M. Atar. 1990. Metode Penelitian Sastra. Bandung: PT. Angkasa. Showalter, Elaine editor Robert Con Davis. 1986. Contemporary Literary Criticism. New York & London: Longman. 6. Daftar Pustaka Budianta, Melani. 2002. Analisis Wacana. Yogyakarta: Penerbit Kanal. ............. 1989. Ensiklopedi Indonesia – Edisi Khusus. Jakarta: PT Ichtiar Baru – Van Hoeve. Budianta, Melani; Ida Sunari Husen, Manneke Budiman, Ibnu Wahyudi. 2002. Membaca Sastra. Magelang: Indonesiatera. ............. 1996. Merriam Webster‟s Collegiate Dictionary – Tenth Edition. Springfield: Merriam Webster Inc. Endraswara, Suwardi, 2003. Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. Harsono, Siswo. 1997. Metodologi Penelitian Sastra. Semarang: Deaparamartha Desktop Publishing http://kumpulankaryapuisi.blogspot.co m/2010/05/natasha-josefowitzbiography.html#ixzz4A7r05qxr Koentjaraningrat. 1983. Metode Penelitian Sastra. Jakarta: PN Balai Pustaka. 164