HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO Purnami Setyaningsih1) Wahyuningsih Safitri 2) Sunardi 3) Mahasiswa Prodi S-1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta Motivasi Intrinsik pada Pelaksanaan Dokumentasi Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo Abstrak Dokumen keperawatan adalah bukti otentik, untuk mengevaluasi pelayanan keperawatan dan menilai mutu keperawatanyang diberikan rumah sakit kepada pasien serta berfungsi sebagai bukti hukum, sehingga mutlak harus dilakukan.Motivasi intrinsik diharapkan dapat memperbaiki dan menunjang pelaksanaan dokumentasi keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi intrinsik denganpelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan. Penelitian kuantitatif non experimental pada 95 perawat ruang rawat inap ,variabel yang dianalisa : motivasi intrinsic dan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan. Analisastatistik uji korelasi non parametric yaitu Kendalls tau,b. Motivasi Intrinsik baik (42,11%), Pelaksanaan dokumentasi juga baik (43,16% ). Ada hubungan antara motivasi intrinsik dengan pelaksanaan dokumentasi keperawatan p value = 0,031. Dengan tingkat keeratan hubungan kuat (r = 0,829) Kata kunci : motivasi intrinsik, pelaksanaan dokumentasi Daftar Pustaka : 24 ( 2002 – 2012 ) ABSTRACT Nursing document is an authentic evidence , to evaluate and assess the quality of nursing services by the hospital nursing to patients as well as functioned as legal evidence , so it absolutely must be done.Intrinsic motivation is expected to improve and support the implementation of nursing documentation . This research is aimed to determine the relationship of intrinsic motivation with the implementation of nursing care documentation . Non-experimental quantitave research in 95 nursing inpatient unit, the variables that are analyzed : intrinsic motivation and implementation of nursing care documentation . Statistical analysis of non parametric correlation test is Kendalls tau , b . Intrinsic motivation is good ( 42.11 % ) , implementation of documentation was also good ( 43.16 % ) .There is relationship between intrinsic motivation and the implementation of nursing care documentation value = 0.031 . With the level of closeness strong relationship ( r = 0.829 ) Keywords : intrinsic motivation , implementation documentation Reference : 24 (2002 - 2012) 1 2 juga 1. PENDAHULUAN berdasarkan data di RSUD Kabupaten Sukoharjo,dari 80 status Dokumentasi adalah kegiatan pencatatan,pelaporan, dan pemeliharaan yang berkaitan dengan pengelolaan klien, guna mempertahankan sejumlah fakta, dari suatu kejadian waktu.Corpenito dalam suatu (2007).Pelaksanaan dokumentasi sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia yang merupakan hasil daripada pengalaman segala macam sertainteraksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,sikap dan tindakan. pengkajian tidak terisi 80%, diagnosa keperawatantidak terisi lengkap 49%, rencana tindakan tidak terisi lengkap 65,7%, pelaksanaan tindakan tidak terisi lengkap 62,9%, dan evaluasi tidak terisi 82,9%.Hasil wawancara dengan perawat di ruang rawat inap mengatakan bahwa atau mengisi format pendokumentasian asuhan keperawatan adalah suatu pekerjaan yang wajib dilaksanakan, karena dokumentasi adalah alat perlindungan hukum atau tanggung jawab dan Berdasarkan data di RSUD Kabupaten Sukoharjo tahun 2014 Bed Occupansi Ratio (BOR)atau angka pemakaian tempat tidur 80,89 %, ini berarti bahwa beban kerja perawat masih tinggi. Hasil penelitian Supratman dan Yuni pasien pulang tahun 2014, kolom Wulan menujukkan perawat Utami (2009) bahwa beban kerja menjadi rendahnya pendokumentasian faktor resiko pelaksanaan asuhan keperawatan di RS Dr. Muwardi Surakarta (OR = 10,7 ). Kemudian tanggung gugat. Sebenarnya sudah ada reward berupa insentif untuk masingmasing perawat, tetapi dirasa kurang adil antara ruang rawat inap satu dengan ruang rawat inap yang lain. Dan karena banyaknya pelayanan pekerjaan juga penyebabkurangnya melaksanakan menjadi waktu dokumentasi. untuk Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa motivasi perawat terutama motivasi intrinsik perlu dipupukagar diperhatikan dan pelaksanaan 3 dokumentasi keperawatan maksimal. Karena hal ini akan berpengaruh dalam pelayanan umumnya, pada kesehatan pelayanan keperawatan ini menurut pengertian para motivasi ahli, diantaranya pengertian motivasi menurut Siagian (2004) ialah suatu reaksi yang diawali “Adakah dengan kebutuhan, yang menimbulkan motivasi intrinsik keinginan atau upaya mencapai tujuan, adalah hubungan antara Banyak masalah khususnya.Rumusan penelitian pada 2.TINJAUAN PUSTAKA : dokumentasi selanjutnya menimbulkan ketegangan, keperawatan di RSUD Kabupaten dan menyebabkan timbulnya tindakan Sukoharjo untuk yang mengarah pada tujuan, akhirnya mendiskripsikan motivasi intrinsik dan dapat memuaskan.Motivasi salah satu pelaksanaan dokumentasi faktor penentu hasil kerja, seseorang mengetahui termotivasi dalam bekerja berusaha hubungan antara motivasi intrinsik sekuat tenaga untuk mewujudkan dan dengan menyelesaikan dengan pelaksanaan ?”,bertujuan keperawatan, serta pelaksanaan dokumentasi tugasnya. Hal ini keperawatan di RSUD Kabupaten sejalan dengan Malayu (2004) yang Sukoharjo. mendefinisikan motivasi adalah daya Bermanfaat sebagai masukan bagi rumah sakit, sebagai penggerak acuan dalam proses belajar mengajar, kegairahan kerja sesorang, agar mau dan juga sebagai bahan pertimbangan bekerja sama, bekerja efektif dan untuk penelitian selanjutnya tentang terintegrasi dengan segala daya upaya hal-hal dengan untuk mencapai kepuasan. asuhan Para ahli psikologi membagi motivasi pengkajian, yang ada dalam diri manusia atau rencana suatu organisma kedalam beberapa yang berkaitan pendokumentasian keperawatan diagnosa meliputi keperawatan, yang perawatan, tindakan perawatan, serta golongan.Sudarman evaluasi perawatan. mengemukakan menciptakan AM bahwa (2004) motivasi intrinsik adalah motiv-motiv yang menjadi aktif atau berfungsi tidak 4 perlu rangsangan dari luar, karena b.Adanya pengetahuan tentang dalam diri setiap individu sudah ada kemajuan dorongan untuk melakukan sesuatu. persepsi diri. Adapun merupakan faktor c.Adanya Aspirasi atau cita- motivasi instrinsik menurut Herzberg cita(expentancy),M. Taufik (2007). (1996), adalah pekerjaan itu sendiri Secara umum dokumentasi adalah (the yang work itself), apakah cukup diri sendiriatau suatu catatan yang asli yang dapat menarik, merupakan sesuatu yang dijadikan dapat dokumentasi keperawatan merupakan dikenang setelah selesai bukti hukum, dikerjakan. Apakah tugas itu dapat bukti memberikan (prestasi/ achievement) perawat perasaan telah mencapai sesuatu, dan kepentingan klien, perawat, dan tim pengakuan kesehatan (recognition)atas pencatatan yang dan Jadi pelaporan berguna dalam untuk memberikan pencapaian tersebut, Kemudian apakan pelayanan kesehatan dengan dasar tugas itu memberikan rasa keterlibatan komunikasi yang akurat dan lengkap dalam secara lingkungan sehingga untuk pekerjaanya menimbulkan dorongan bertanggung jawab tertulis, Hutahaean,(2010). Pendokumentasian menjelaskan Potter(2005), tentang menyelesaikannya(responsibility).Dan pendokumentasian yaitu: apakah 1.Komunikasi tugas tantangan itu memberikan yangdapat menimbulkan rasapertumbuhan (advancement). kemampuan Kondisi tersebut dinamakan faktor motivasi. dapat menimbulkan 2. Tagihan financial 3. Edukasi 4. Pengkajian 5. Riset Hal-hal yang mempengaruhi dan tujuan motivasi Intrinsik a.Adanya kebutuhan(need ). 6. Audit dan pemantauan Menurut Roger dalam Mahmudi(2005), faktor-faktor yang mempengaruhi dokumentasi adalah : pelaksanaan 5 1. Faktor Personal organisasi a.Skill (ketrampilan), Proses organisasi b. Kemampuan Motivasi, Kultur kinerja organisasi c. Komitmen, pendokumentasian 5.Faktor situasi butuh komitmen yang a. Tekanan dan perubahan. tinggi b.Lingkungan dari pelaksananyaatau individu - Intrinsik 3.ASUHAN KEPERAWATAN - Extrinsik Asuhan keperawatan merupakan 2. Faktor Kepemimpinan b Kualitas dan dalam organisasi d. Motivasi a. luar dalam proses atau rangkaian kegiatan pada memberikan praktik keperawatan yang diberikan dorongan , semangat arahan dan secara langsung kepada klien / pasien dukungan yang diberikan dari di tim leader (supervisi ). kesehatan. Pengawasan / evaluasi secara asuhan, berkala pendekatan berbagai tatanan Dalam pelayanan melaksanakan perawat menggunakan penerapan proses keperawatan sebagai wujud tanggung 3. Faktor tim Dukungan dan semangat, kepercayaan, dan kekompakan jawab dan tanggung gugat perawat terhadap klien. Pada akhirnya, penerapan proses keperawatan ini akan antaranggota tim. meningkatkan 4.Faktor sistem kualitas layanan a. Sistem kerja. keperawatan bagi klien (Asmadi 2008 b. Fasilitas kerja ). Menurut Carpenito dan Moyet Semakin fasilitas lengkap yang dan ada siap semakin c. mempermudah d. pendokumentasiannya. e. Infrastruktur yang diberikan oleh kelengkapan (2007), tehnik meliputi Proses Keperawatan adalah pemecahan masalah pengkajian, perencanaan, dan evaluasi. yang diagnosis, 6 dikumpulkan a. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Disini, semua selama pengkajian. Potter & Perry (2005). c. Rencana Perawatan data dikumpulkan secara sistematis Tahap guna menentukan status kesehatan kesempatan klien harus keluarga dan orang terdekat klien untuk dilakukan secara komprehensif terkait ikut merumuskan tindakan apa yang dengan asfek biologis, psikologis, akan dilakukan terhadap pasien.Dalam sosial, maupun spiritual klien. Tujuan menyusun pengkajian keperawatan untuk klien, keluarga dan saat ini. Pengkajian adalah mengumpulkan informasi untuk dan membuat data dasar klien. Metode utama yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik serta adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya. Respon aktual dan potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian, perawat, rencana klien, tindakan orang terdekat perlu dilibatkan secara maksimal (Asmadi, 2008). d. Implementasi atau tindakan keperawatan. Implementasi yang b. Diagnosa keperawatan keperawatan kepada memberikan merupakan komponen dari proses keperawatan diagnostik, Asmadi ( 2008). Diagnosis perencanaan tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis klien masa lalu, dan konsultasi dengan profesional lain, yang kesemuanya mempresentasikan perilaku keperawatan dalam mencapai tujuan dan hasil yang dipekirakan pada asuhan keperawatan. Dalam teori, implementasi atau tindakan perawatan dilaksanakan sesuai rencana asuhan keperawatan. Namun demikian, di banyak kesehatan, dimulai lingkungan perawatan implementasi secara langsung mungkin setelah pengkajian (Potter & Perry, 2005). 7 (independent variable). Notoatmodjo e. Evaluasi Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan (2012) Populasi Karena yang sistematis dan penelitian ini meneliti terencana antara hasil akhir yang pelaksanaan dokumentasi keperawatan teramati dan tujuan atau kriteria hasil dan perawat ruang rawat inap kontak yang dibuat pada tahap perencanaan. pasien Evaluasi secara populasinya adalah semua perawat berkesinambungan dengan melibatkan yang bertugas di ruang rawat inap klien dan tenaga kesehatan lainnya. RSUD Kabupaten Sukoharjo yaitu Secara sejumlah 125 orang dilakukan umum, evaluasi ditujukan selama 24 jam maka untuk: Sampel a.Melihat dan menilai kemampuan Sampel adalah seleksi dari keseluruhan klien dalam mencapai tujuan subyrk yang diteliti dan dianggap b.Menentukan apakah keperawatan telah tujuan tercapai atau mewakili seluruh populasi. Pada penelitian ini diambil secara acak (probability sample) dengan teknik belum. c.Mengkaji penyebab jika tujuan proportionalrandom asuhan keperawatan belum tercapai, Sugiyono ,2008) Asmadi ( 2008 ). 1. Besar sampel penelitian kuantitatif desain ini (dependent variables dengan sebagai berikut : cross sectionaldimana data variabel terikat secara sebanyak 95 orang dengan formula adalah non experimentaldengan penelitian simultan data N n = 1 + N ( d )2 )dikumpulkan atau bersamaan variabel ( Besar sampel pada penelitian ini 4. METODE PENELITIAN Jenis sampling bebas Ket : N n : Besar sampel : Jumlah populasi 8 D : Tingkat kepercayaan yang diinginkan yaitu 95% ( 0,5) 125 n = a.Pernyataan positif / favorable Skor 1 : Sangat tidak setuju Skor 2 :Tidaksetuju 1+ 125 ( 0,05 x 0,05 ) = Skor 3 : Setuju 95 , 24 orang Skor 4 : Sangat setuju 2. Kriteria Inklusi : b. Pernyataan negatif / unfavorable a. Perawat Pelaksana Skor 1 : Sangat setuju b. Bersedia menjadi responden Skor 2 : Setuju 3. Kriteria Exklusi Skor 3 : Tidak setuju a. Perawat yang cutiselama waktu Skor 4 : Sangat tidak setuju penelitianmisalnya hamil, cuti diluar tanggungan negara. inap RSUD menentukan skor, baik motivasi intrinsik maupun pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di 8 ruang rawat c.Untuk Kabupaten dokumentasi yang dilakukan dengan cara sama yaitu dengan cara Sukoharjo, pernyataan responden mulai sangat Waktu penelitian setuju, setuju, tidak setuju dan sangat Penelitian dilakukan pada bulan tidak setuju dijadikan angka dengan September 2015 - Januari 2016 jadwal ketentuan terlampir. dijumlah,didapatkan nilai masing – Untuk memperoleh data motivasi intrinsik, peneliti kuesioner terdiri menggunakan masing responden. Dari 95 responden didapatkan nilai tertinggi dan terendah kemudian dbagi jumlah kriteria yaiu pernyataan, sedangkan pelaksanaan 4(baik, cukup baik, kurang baik dan dokumentasi pernyataan, tidak baik.).Hasil perhitungan diatas 19 11 diatas,kemudian item ada dari seperti dengan alternatif jawaban “SS = Sangat Setuju” , “S = Setuju “, “TS = Tidak setuju “, dan “STS = Sangat tidak setuju”, Dengan cara skala likert yaitu : digunakan untuk range skor. 9 Untuk motivasi intrinsik nilai rangenya didapatkan 11 soal yang valid dengan : 44 – 11 nilai r 0, 381 sampai dengan 0,765. 4 Pelaksanaan dokumentasi didapatkan = Dari perhitungan 19 butir petanyaan valid dengan nilai 8,25 didapatkan skor sebagai berikut : 11-18 19-27 28-36 37-44 antara 0,411 sampai 0,617.Soal yang tidak =tidakbaik =kurang baik =cukup = baik valid tidak digunakan.Pengolahan dilakukan dengan uji statistik Cronbach Alpha( a) > 0,60.(Triton Prawira Budi, 2006 SedangkanPelaksanaan dokumentasi rangenya ). Pada uji Reabilitas yang peneliti laksanakan didapatkan data bahwa 76 – 19 nilai Cronbach Alpha = motivasi adalah 0,699 dan kuesioner 4 = 14 pelaksanaan dokumentasi nilai 0, 877. Dari perhitungan didapatkan skor : Analisa terlampir. 19-33 = tidakbaik Cara pengumpulan data 34-47 = kurang baik Tahap Persiapan 48-61 = cukup Peneliti mengajukan ijin ke direktur 62-76 = baik Untuk mengurangi bias, uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan di (a) kuesioner RSUD Kabupaten Wonogiri dengan 30 responden pada tanggal 22 oktober sampai 30 Oktober 2015. Kriteria yang dipakai untuk validitas adalah apabila p < 0,05 atau r hitung lebih besar dari r tabel (0,361 ). Pada uji validitas yang peneliti laksanakan tentang motivasi intrinsik RSUD Kabupaten Sukoharjo, sebelumnya koordinasi dulu dengan kepala bidangdan kasie keperawatan untuk pelaksanaan penelitian . Tahap ini dilakukan pada bulan Nopember 2015 Tahap Pelaksanaan · Peneliti mendatangi responden di ruang rawat inap. 10 · · · Peneliti menjelaskan tujuan dan hubungan motivasi intrinsik dengan maksud pelaksanaan penelitian dengan menghormati hak-hak responden. keperawatan.Karena skala data semua Jika bersedia menjadi responden variabel adalah Ordinal,makapeneliti peneliti minta calon responden menggunakan tanda tangan di lembar persetujuan korelasi kuesioner. Kendallstau.b, Peneliti membagi lembar kuesioner denganrumus : tentang motivasi intrinsik parametric uji yaitu Syarifudin(2010), n (n-1 ) telah tanda Keterangan : tangan. Setelah diisi responden, peneliti T: Koefisien Korelasi Kendall mengumpulkan taub( besarnya antara -1 s/d 1 ) dan memeriksa S:Selisih jumlah Rank X dan Y. kelengkapannya. · non statistik = pelaksanaan dokumentasi kepada responden yang analisa 2S dan T · dokumentasi Jika belum lengkap respoden Untuk mengetahui hubungan jika diminta melengkapi . Kegiatan dilakukan n : Banyaknya sampel pada bulan p value > 0,05, maka Ho diterima Ha Desember 2015 sampai minggu ke 3 ditolak artinya Januari 2016 antara Analisa Data pelaksanaan 1. Analisis Univariat jika p value < 0,05 maka Ho ditolak Digunakan variabel untuk penelitian mendiskripsikan yangdisajikan 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat adalah analisa yang untuk motivasi intrinsik mengetahui dengan dokumentasi,sedangkan dan Ha diterima artinya ada hubungan antara motivasi intrinsik pelaksanaan dokumentasi. dalam bentuk tabel . digunakan tidak ada hubungan dengan 11 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Analisis Univariat Frekwensi diperoleh motivasi dari intrinsik jawaban 95 responden yang ada di ruang rawat inap RSUD Sukoharjo ditampilkan Pelaksanaan Frekwensi Dokumenta si Persenta se (%) Baik Cukup Kurang Baik Tidak baik 41 39 15 0 43,16 41,05 15,79 0 Total 95 100 Data tersebut menunjukkan bahwa yang pelaksanaan dokumentasinya dalam tabel 4.7 baik Tabel 4.7 Distribusi Motivasi Intrinsik di RSUDKabupatenSukoharjo Th 2016 sebanyak41responden(43,16%), cukup baik sebanyak 39 responden (41,05%), kurang baik sebanyak 15responden (15,79 %), dan yang Motivasi Frekwensi Persentase (%) Baik Cukup 26 Kurang Baik Tidak baik Total 95 Dari data diatas 40 29 42,11 27,37 30,52 tidak baik tidak ada. b. Analisis Bivariat Hasil uji statistik korelasi non parametric Kendall’s tau antara motivasi intrinsik dengan pelaksanaan 0 0 100 menunjukkan yang dokumentasi keperawatan di ruang mempunyai motivasi intrinsik baik Sukoharjo dapat dilihat pada tabel 4.9 sebesar 40 orang(42,11 %), motivasi terlampir. cukup sebesar 26 responden (27,37 Dari data tabel 4.9 menunjukkan %), kurang baik sebesar 29 terponden ( bahwa hasil uji statistik Kendall tau b 30,52 %) diperoleh nilai r = 0,829 dengan p Tabel 4.8 rawat value inap = Distribusi Pelaksanaan Dokumentasi hubungan di RSUDKabupatenSukoharjo intrinsik Th 2016 RSUD 0,031.Yang kuat dokumentasi. Kabupaten berarti antara dengan ada motivasi pelaksanaan 12 menunjukkan tidak disetujui oleh 52,64% responden bahwa dari 95 perawat ruang rawat berarti perawat di ruang rawat inap inap yang mempunyai motivasi melakukan pendokumentasian tidak intrinsik baik 40 responden (42,11 %), semata-mata karena pujian dari atasan. motivasi Tetapi sebagai wujud profesionalisme Hasil penelitian cukup 26 responden (27,37%),Ini berarti bahwa secara perawat.Dataini umum motivasi intrinsik perawat baik. bahwa perawat meyakini dokumentasi Hal ini dijelaskan bahwa meskipun keperawatan kesempatan pengembangan diri baik profesionalisme melalui pelatihan maupun pendidikan Pemahaman formal belum merata dirasakan oleh perawat dalam melakukandokumentasi semua perawat tetapi pelaksanaan sebagai dokumentasi dan sesuai dengan teoriHierarki Maslow, baik.Ini khususnya dalam hal penghargaan hasilnya tetap dalam berjalan kriteria dapat dikatakan akanmenentukan perawat itusendiri. inidiperlukan motivator.Pernyataan oleh ini ditunjukkan hasil penelitian bahwa Stevens, (1999). dari 95 responden baru 41,05% yang Dari aspek pekerjaan diketahui dari menyatakan setuju jika pelatihan yang data hasil penelitian 45,26 % tidak diikuti dapat mengembangkan karir setuju, 7,38 % sangat tidak setuju jika dan yang pekerjaannya dikatakan hanya rutinitas untuk saja.Tetapi motivasi yang keluar dari melalui dalam diri perawat itu sendiri yang baru 41,05% mendapatkan perawat kesempatan mengembangkan diri pendidikan formal, pelatihan dll. mendorong Faktor instrinsik berikutnya adalah dokumentasi. Berarti tidak sejalan pengakuan.Pernyataan dengan pengakuan tersebut dalamfaktor salah mengatakan untuk melaksanakan Nursalam(2001) bahwa salah yang satu satunyaadalah “ Saya senang apabila permasalahan yang sejak dulu melekat hasil kerja saya dipuji oleh atasan, dan pada pelayanan keperawatan adalah atasan memberikan penghargaan yang masalah pendokumentasian, dimana layak kepada perawat berprestasi “ ini perawat merasakan bahwa tugas sehari 13 harinya hanya sebagai rutinitas dan pulang kemudian data dikelompokkan merupakan intuisi semata. menjadi data obyektif dan subyektif Kondisi diatas didukung dengan sebagi dasar menentukan diagnosa aspek tanggung jawab, sebanyak 74,74 keperawatan.Menurut hasil penelitian % bahwa dari 95 respoden sebesar 56,84 % waktu menyatakan sangat setuju, artinya karena perawat di ruang rawat inap perawat di ruang rawat inap RSUD merasa menyatakan kedatangannya setuju selalu tepat kinerja dan Sukoharjo berdampak bagi pengkajian dengan baik. Meskipun sudah sebesar 47 % tidak setuju dan 5,26 % menjadi tanggung jawabnya sebagai sangat tidak setuju dengan format perawat. Sebesar 48,42% menyatakan pengkajian yang ada. Menurut perawat sangat kurang sistematis dan terlalu bertele bahwa kedisiplinannya kesembuhan pasien setuju yang dengan pernyataan sudah melaksanakan tersebut. tele.Selanjutnya 2. Pelaksanaan Dokumentasi diagnosa keperawatan menurut hasil Secara penelitian umum pelaksanaan dalam baru 38, menuliskan 95%dari 95 dokumentasi masuk dalam kriteria responden yang menuliskan dengan baik yaitu sebesar 43,16%, kemudian rumus Problem Etiologi (PE) dan cukup baik sebesar41,05%. Menurut Problem Etiologi SymtomPES . Tetapi teori, dokumentasi yang baik adalah dalam dokumentasi keperawatan yang lengkap dan menegakkan diagnosa sebesar 63,16%sudah pengisiannya sesuai dengan Standar menggunakan data penunjang. Ini Asuhan Keperawatan, Depkes artinya bahwa meskipun diagnosa RI(1997) yaitu dengan sudah didokumentasikan,perawat masih harus diawali pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, tindakan keperawatan dan evaluasi. Untuk belajar dan memperhatikan bagaimana menuliskan diagnosa keperawatan ini dilakukan secara pengkajian harus dituliskan secara benar.Semua agar lengkap mulai pasien datang sampai sejalan dengan apa yang disampaikan 14 Potter & Perry, diagnosis (2005) keperawatan bahwa kesehatan yang lebih baik yang adalah menggambarkan kriteria hasil yang pernyataan yang menguraikan respon diharapkan aktual atau potensial klien terhadap (1994),dalamPotter & Perry, (1997). masalah Data kesehatan yang perawat Gordon, yang diperoleh dari hasil mempunyai izin dan berkompeten penelitian tentang pendokumentasian untuk mengatasinya. evaluasi menunjukkan bahwa 49,47% Kemudian dalam mendokumentasikan responden tidak setuju, dan 4,21% perencanaan sangat tidak setuju, 74,74% atau rencana menuliskan sebesar perencanaan jika kolom evaluasi hanya masalah mendokumentasikan rencana tindakan sebagian besar perawat mengisi kolom sesuai dan evaluasi tidak mengancam jiwa manusia. Demikian masalah yang muncul juga dari aspek pendokumentasian sebesar tindakan keperawatan. hasil penelitian mendokumentasikan menunjukkan bahwa sebesar 73, 68% mengacu responden menyatakan sangat setuju keperawatan.Meskipun belum lengkap dengan saya apakah tujuan sudah tercapai/ sebagian mendokumentasikan semua tindakan atau belum tercapai.Perawat di ruang keperawatan saya rawat inap RSUD Sukoharjo juga termasuk sudah menandatangani setelah selesai yang pernyataan yang actual “ sudah lakukan“, mendokumentasikan semua Ini kalau ada tindakan sesuai kondisi klien dan prioritas saja. mengisi berarti hanya bahwa kalau ada saja. Dan 73,68% sudah hasil pada evaluasi tujuan mendokumentasikan.Ini ditunjukkan perkembangan kondisi pasien, dengan hasil penelitian sebesar 60 % Pengertian Implementasi keperawatan menyatakan adalah serangkaian kegiatan pernyataan tersebut. Dari penjelasan dilakukan oleh perawat yang untuk diatas sangat meskipun setuju dengan pelaksanaan membantu klien dari masalah status dokumentasi evaluasi masuk kriteria kesehatan baik tetapi belum sepenuhnya sesuai yang dihadapi kestatus 15 dengan pendapat Asmadi (2008) yang bermakna dengan ketepatan pengisian menyebutkan bahwa evaluasiadalah dokumentasi asuhan keperawatan di tahap akhir dari proses keperawatan ruang yang merupakan perbandingan yang Buntok.Begitu sistematis dan terencana antara hasil penelitian Widyaningtyas (2007) yang akhir yang teramati dan tujuan atau menyatakan kriteria hasil yang dibuat pada tahap merupakan faktor yang perencanaan. dominan yang mempengaruhi pendokumentasian asuhan secara Evaluasi dilakukan berkesinambungan dengan rawat inap juga RSUD dengan bahwa hasil motivasi paling melibatkan klien dan tenaga kesehatan keperawatan di ruang rawat inap RS lainnya. Mardi 3. Hubungan Pelaksanaan pencapaian hasil yang optimal yang menyebabkan dirinya menjadi semakin Hasil penelitian menunjukkan bahwa value = 0,829.Artinyaada Dan motivasiintrinsik berpengaruh terhadap Dokumentasi Keperawatan nilaip Kudus. Intrinsik Motivasi dengan Rahayu 0,031danr hubungan produktif .Hasibuan, (2005). = antara motivasi intrinsik dengan pelaksanaan 5.KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilaksanakan dokumentasi keperawatan di RSUD tentang Kabupaten Sukoharjo dengan tingkat pelaksanaan dokumentasi di ruang keeratan yang kuat. rawat Menurut motivasi peneletian inap peneliti motivasi intrinsik merupakan Sukoharjo kunci bahwa : utama yang dapat intrinsik dan RSUD Kabupeten didapatkan kesimpulan mempengaruhi kualitas pelayanan 1.Motivasi intrinsik perawat di ruang kesehatan RSUD Kabupaten rawat di inap RSUD Sukoharjo Sukoharjo Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (42,11%), Bertiana (2012) yaitu motivasi kerja responden(27,37%), perawat mempunyai hubungan baik cukup 40 Kabupaten responden baik 26 16 kurang baik 29 Responden 3. Kepada manajerial keperawatan (30,52%) , dan yang mempunyai perlu dievaluasi format asuhan motivasi intrinsik tidak baik tidak keperawatan yang sudah ada dan ada (0%). perlu dibuat Pelaksanaan dokumentasi dalam pengembangan kriteria baik. sebesar 43,16%, Manusia (SDM) perencanaan Sumber Daya cukup baik 41,05%, kurang baik 4. Pada saat orientasi perawat baru 15,79%, sedangkan yang tidak perlu ditambahkan materi tentang baik tidak ada 0%. dokumentasi asuhan keperawatan 2. Ada hubungan antara motivasi intrinsik dengan pelaksanaan dokumentasi dengan p value 0,031 dan model dokumentasi yang digunakan sehingga perawat baru mempunyai presepsi yang sama. Dari kesimpulan diatas disampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Perlu diadakan pengawasan evaluasi DAFTAR PUSTAKA dan secara rutin dan AmierDaienIndrakusuma,2008.Pengan tar Ilmu Pendidikan, Surabaya : Bumi Aksara , h 128 berkesinambungan dengan standar baku, serta adanya umpan balik, Sehingga perawat keberhasilan dan tahu kekurangan dalam pendokumentasian melalui kegiatan supervisi. 2. Memberikanrewardpada ruangan yang dokumentasi Asmadi ,2008, Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. EGC asuhan keperawatannya baik , hal ini bertujuan meningkatkan motivasi Al-Ahmadi, H. 2009, Factor affecting performance of hospital nurses in Riyadh Region. Saudi Arabia: International Journal of Health Care Quality Assurance, Vol 22 Iss:1, pp.4054 Azwar. A,1996, Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan , Jakarta, Yayasan Pen.IDI. perawat dalam menulis asuhan keperawatan. Bertiana, 2012,Hubungan Motivasi kerjaPerawat Dengan ketepatan Pengisian 17 Dokumentasi AsuhanKeperawatan Di Ruang Rawat Inap RSUD BuntokJurnal Managemen Keperawatan.57-72 Carpenito,Lynda J, and Moyet, 2007, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, (alih bahasa : Yasmin Asih ) edisi 10.Jakarta :EGC Danim, Sudarman 2004. Motivasi Kepemimpinan dan EfektifitasKelompok, Penerbit Rineka Cipta.Penerbit Rineka Cipta. Departemen Kesehatan RI, (2001), Instrumen Evaluasi Penerapan SAK diRumah Sakit . Jakarta : Direktorat Jendral Pelayanan Medik Lyer Patricia W & Nancy H Camp 2005. Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC Malayu SP,2004,Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Jakarta : Bumi Aksara Mahmudi, 2005.Manajemen Kinerja Sektor Publik.Yogyakarta : AMP YKPN. Notoatmodjo S,2012. Metodologi Penelitian Keshatan,EdisiRevisi, PT Rineka Cipta, Jakarta Nursalam,2007,Manajemen Keperawatan,Aplikasi dalam PraktekKeperawatanProfesion al.Ed II Jakarta : Salemba Medika. Potter Frederick Herzberk,B. Mausner, and B Snydermann,1996The Motivationto Work, New York : Wiley & Perry.2006.Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, danPraktekEdisi 4 ,Volume 2. Jakarta : EGC Riyadi, Hasmoko, Emanuel Vensi.2008,Analisis faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja berdasarkan penerapan system pengembangan manajemen kinerja klinis (SPMKK) di Ruang Rawat Inap RS Panti Wilasa Citarum Semarang. Tesis Program Pasca Sarjana UNDIP 2007.Hubungan Motivasi Kerja dan Karakteristik Individu DenganKinerja Perawat di RSUD DR. Moh Anwar Sumenep Madura, Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Vol 03/No 07/ September Robbin, S.P, 2003,Perilaku organisasi (jilid 1). Edisi ke-9. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia 18 Supratman dan Yuni Wulan Utami ,2009.Pendokumentasian AsuhanKeperawatanDitinjau dari Beban Kerja Perawat,Journal News In Nursing Siagian,P.S, 2004. Teori Motivasi dan Aplikasi. PT. Rikena Cipta : Jakarta Syarifudin B, 2010. Panduan TA Keperawatan dan Kebidanan DenganSPSS.Grafindo Litera Media : Yogyakarta Sarwono, S.W.2010,Pengantar psikologi umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Taufik M.2007.Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan Dalam BidangKeperawatan Untuk Perawat dan Mahasiswa Keperawatan.Jakarta : Infomedika. TriwulanTitik, Febriana Sita, 2010. Perlindungan Hukum Bagi Pasien, Prestasi Pustaka,Jakarta Triton Prawira Budi, 2006, SPSS13.0 Terapan Riset Terapan Parametrik.CV Andi Ofset. Yogyakarta Wibowo,2010.ManajemenKinerja.Jak arta : PT Raja Grafindo Persada