PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUKABUMI JAWA BARAT KOTA SUKABUMI ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Sukabumi berkembang menjadi kota transit bagi pendatang yang ingin menikamti keindahan alam dan kesejukan udara di sekitarnya. Lokasi Kota Sukabumi yang dikelilingi gunung, rimba, laut, dan pantai (gurilap) memang strategis dijadikan tempat peristirahatan dan tujuan wisata. Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA SUKABUMI No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Total Kecamatan Luas (Km²) Baros Citamiang Warudoyong Gunung Puyuh Cikole Lembur Situ Cibeureum 6,11 4,07 7,60 5,50 7,07 8,89 8,78 48,02 Kota Sukabumi terdiri dari 7 kecamatan yaitu Kecamatan Baros, Citamiang, Warudoyong, Gunung Puyuh, Cikole, Lembur Situ, dan Cibeureum, seluas 48,02 km2 dengan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 252.420 jiwa (tahun 2000). Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi, 2003 Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Lembur Situ (8,89 km2) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Citamiang (4,07 km2). Orientasi Wilayah Secara geografis wilayah Kota Sukabumi mempunyai luas wilayah 48,02 km2 dengan batas-batas sebagai berikut : Batas Utara : Kabupaten Sukabumi Batas Selatan : Kabupaten Sukabumi Batas Timur : Kabupaten Sukabumi Batas Barat : Kabupaten Sukabumi Wilayah Kota Sukabumi merupakan lereng selatan dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango, berada pada ketinggian 550 meter di atas permukaan laut pada bagian selatan dan 770 meter di atas permukaan laut bagian utara. Sedangkan di bagina tengah ketinggian rata-rata 650 meter dari permukaan laut. Bentuk bentangan alam Kota Sukabumi berupa perbukitan bergelombang dengan sudut lereng beragam. Keadaan tata air Kota Sukabumi pada umumnya cukup baik karena wilayahnya merupakan bagian dari Gunung Gede, dan diapit oleh dua buah sungai besar yaitu Sungai Cipelang Gede dan Cisuda, yang kesemuanya bermuara di Samudera Indonesia. Sungai lainnya (sungai kecil) yang mengalir di wilayah ini adalah Sungai Cipelangleutik dan Cimuncang yang keduanya bermuara di Sungai Cimandiri. Kawasan terbangun di wilayah Kota Sukabumi ini sebesar 39% dan lainnya merupakan lahan pertanian (tidak terbangun). Dari luas lahan terbangun yang ada, seluas 86,4% merupakan kawasan perumahan sedangkan lainnya merupakan kawasan terbangun non perumahan. Tabel 2. PENGGUNAAN LAHAN TERBANGUN KOTA SUKABUMI TAHUN 2000 No. Penggunaan Lahan Luas (Km²) 1. Perumahan 1.634,09 2. Olahraga dan rekreasi 8,76 3. Peribadatan 18,35 4. Perkantoran 32,03 5. Pendidikan 118,69 6. Kesehatan 13,67 7. Perdagangan 31,50 8. Hotel 2,52 9. Industri 31,59 TOTAL 1.891,20 Sumber : RTRW Kota Sukabumi, 2001 PENDUDUK Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Perkembangan dari tahun ke tahun di antara kecamatan-kecamatan yang termasuk ke dalam wilayah Kota Sukabumi, yang mempunyai perkembangan penduduk terbesar adalah Kecamatan Gunung Puyuh dan yang terkecil adalah kecamatan Cikole dan Warudoyong. Tabel 3. JUMLAH PENDUDUK KOTA SUKABUMI TAHUN 2000 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Total Kecamatan Baros Citamiang Warudoyong Gunung Puyuh Cikole Lembur Situ Cibeureum Jumlah (jiwa) 24.416 42.137 45.895 35.657 52.429 27.647 24.239 252.420 Jumlah penduduk terbanyak di Kota Sukabumi terdapat di Kecamatan Cikole, yaitu sejumlah 52.429 jiwa, sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Cibeureum, yaitu sebanyak 24.239 jiwa. Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi, 2003 Berdasarkan hasil rekapitulasi registrasi penduduk tahun 2002, penduduk Kota Sukabumi meningkat menjadi 259.045 jiwa (data termuat dalam Renstra Kota Sukabumi tahun 2003-2008). Sebaran dan Kepadatan Penduduk Tabel 4. SEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA SUKABUMI TAHUN 2000 Penduduk No. Kecamatan Kepadatan Jumlah (Jiwa) (Jiwa/Km²) 1. Baros 24.416 3.996 2. Citamiang 42.137 10.353 3. Warudoyong 45.895 6.039 4. Gunung Puyuh 35.657 6.483 5. Cikole 52.429 7.416 6. Lembur Situ 27.647 3.110 7. Cibeureum 24.239 2.761 Total 252.420 5.257 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi, 2003 Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu Kecamatan Citamiang (10.430 jiwa/ km2), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu Kecamatan Cibeureum (2.764 jiwa/ km2). Tenaga Kerja Bidang perdagangan yang pada tahun 2001 mampu menyerap 37% usia kerja ini menjadi pilihan Kota Sukabumi, meskipun harus menghadapi permasalahan yang komplek. Tabel 5. JUMLAH PENDUDUK MENURUT MATA PENCAHARIAN TAHUN 2000 Kecamatan No. Mata Pencaharian Jumlah Citamiang W. Doyong G. Puyuh Cikole Bbaros 1. Petani 528 1.378 1.863 414 7.243 11.426 2. Pegawai Negeri 1.518 1.119 1.410 2.704 1.513 8.264 3. TNI-POLRI 399 150 233 328 124 1.234 4. Pensiunan 1.009 902 725 1.138 751 4.525 5. Pegawai Swasta 1.619 2.411 1.207 2.770 3.466 11.473 6. Buruh 5.697 2.406 2.949 6.121 6.769 23.942 7. Pedagang 5.952 5.720 3.153 7.519 10.886 33.230 8. Masih Sekolah 10.168 10.662 11.274 12.770 13.242 58.116 9. Lainnya 13.881 18.844 12.311 19.730 26.209 90.975 Jumlah 40.771 43.592 35.125 53.494 70.203 243.185 Sumber : RTRW Kota Sukabumi, 2001 Tabel 6. PROSENTASE ANGKATAN KERJA MENURUT JENIS KEGIATAN DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2000 Jenis Kelamin Kegiatan Penduduk Jumlah Laki-laki Perempuan Penduduk berumur 10 tahun ke atas 100 100 100 1. Angkatan Kerja 68,20 34,79 50,98 Bekerja 54,72 27,46 40,67 Mencari Pekerjaan 13,80 7,33 10,31 2. Bukan Angkatan Kerja 31,80 65,21 49,02 Sekolah 22,01 23,07 22,56 Mengurus Rumah Tangga 1,17 37,61 19,95 Lainnya 8,62 4,53 6,51 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 68,52 34,79 50,98 Tingkat Pengangguran Terbuka 20,14 21,07 20,22 Sumber : RTRW Kota Sukabumi, 2001 EKONOMI Kondisi Perekonomian Daerah Secara umum tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Sukabumi pada 4 tahun terakhir (1997-2000) yang diwujudkan dalam laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menunjukkan kemajuan yang relatif lambat. Pada awal terjadinya krisis ekonomi pertengahan tahun 1997 tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Sukabumi masih relatif normal yaitu 3,86%, tetapi pada tahun 1998 sebagai puncak dari krisis ekonomi tingkat pertumbuhannya merosot tajam sampai minus 17,15%. DISTRIBUSI PERSENTASE KEGIATAN EKONOMI KOTA SUKABUMI TAHUN 2001 Industri Pertanian Pengolahan 4,07% 3,88% Pertambangan Jasa – jasa dan Penggalian 16,97% 0,01% Keuangan 7,22% Perdagangan, Pengangkutan Hotel, dan dan Komunikasi 14,99% Listrik Gas, dan Bangunan Restoran 5,77% 45,77% Air Bersih 1,33% Dari data tahun 2001, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Sukabumi yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran (45,77%) dari total ekgiatan ekonomi kota sebesar Rp 1,2 triliun, kemudian diikuti oleh sektor jasa-jasa (16,97%), sektor pengangkutan dan komunikasi (14,99%). Sedangkan sektor lainnya (22,27%) meliputi sektor bangunan, listrik, gas, dan air bersih, industri pengolahan, keuangan, pertanian, dan pertambangan dan penggalian. Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi, 2002 Keuangan Daerah Tabel 7. APBD KOTA SUKABUMI TAHUN 2003 PENDAPATAN 1. Pendapatan Asli Daerah 2. Dana Perimbangan 3. Lain-lain Pendapatan yang Sah TOTAL BELANJA 1. Aparatur Daerah 2. Pelayanan Publik Pos DPRD 5.403.582.000 3. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 4. Belanja Tidak Tersangka TOTAL SURPLUS PEMBIAYAAN 1. Penerimaan Daerah 2. Pengeluaran Daerah TOTAL Sumber : Pemerintah Kota Sukabumi, 2003 JUMLAH (Rp) 21.536.796.000 146.291.849.000 17.029.291.000 184.857.936.000 36.720.066.000 134.077.774.000 9.567.031.000 651.823.000 181.016.694.000 3.841.242.000 6.976.719.000 10.817.961.000 -3.841.242.000 FASILITAS UMUM DAN SOSIAL Pendidikan Dalam meningkatakan peningkatan kualitas SDM, pemerintah kota melaksanakan apa yang disebut penataan ulang SD. Dari jumlah SD 177 sekolah diharapkan pada tahun 2003 menjadi 121 sekolah yang merupakan jumlah ideal dibandingkan dengan jumlah murid di Kota Sukabumi. Beberapa SD yang tidak efektif, misalnya karena kekurangan guru atau murid, akan dialihkan ke sekolah lain atau dijadikan satu sekolah binaan dengan sistem manajemen berbasis sekolah. Kota Sukabumi juga memiliki sarana pendidikan yang memadai, terutama untuk pendidikan dasar dan menengah, dengan 177 SD, 46 SLTP, dan 41 SLTA. Sayangnya, pendidikan tinggi yang ada secara kualitas dan kuantitas belum memadai untuk menampung lulusan SLTA. Siswa yang ingin menempuh pendidikan tinggi harus melanjutkan ke perguruan tinggi di Bandung, Bogor, dan Jakarta. Dengan potensi sekitar 5.000 lulusan SLTA dari Kota Sukabumi dan 12.000 lainnya dari kabupaten, perguruan tinggi berkualitas sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Fasilitas Kesehatan Faslitas kesehatan yang dimiliki oleh Kota Sukabumi tahun 2000 terdiri dari Rumah Sakit 4 unit, Puskesmas Pembantu 16 unit, Posyandu, Klinik Bersalin 1 unit, Tempat Praktek Dokter, Bidan dan Apotek 19 unit serta toko obat 26 unit. SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN Komponen Air Bersih Penyediaan air bersih dengan sistem perpipaan dikelola oleh PDAM Kota Sukabumi dengan menggunakan tiga jenis sumber air yang terdiri dari air permukaan, sumur dalam, dan mata air untuk mensuplai daerah pelayanannya. Berikut adalah gambaran pengelolaan air bersih di Kota Sukabumi : Tabel 8. DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH KOTA SUKABUMI No Uraian Satuan Besaran I. Pelayanan Penduduk 1 Jumlah penduduk Jiwa 259.045 2 Jumlah pelanggan Jiwa 3 Penduduk terlayani % II. Data Sumber 1 Nama pengelola : PDAM Kota Sukabumi 2 Sistem : 3 Sistem sumber : Sumur dalam dan sumber air permukaan 4 Kapasitas sumber l/det 507 III. Data Produksi 1 Kapasitas Produksi l/det 150 2 Kapasitas Desain l/det 3 Kapasitas Pasang l/det 150 4 Kapasitas Produksi Aktual m³/th 6.891.183 IV. Data Distribusi 1 Sistem Distribusi : Gravitasi dan Perpompaan 2 Kapasitas Distribusi l/det 150 3 Air Terjual m³/th 2.743.376 4 Air Terdistribusi m³/th 6.891.183 5 Asumsi kebutuhan air l/org/hr 25.904.500 No Uraian Satuan Besaran 6 Total penjualan air 7 Cakupan pelayanan air 8 Cakupan penduduk 9 Jumlah mobil tangki V. Data Kebocoran 1 Kebocoran Administrasi 2 Kebocoran Teknis Rp % Jiwa Unit 3.887.509.780 24,2 - % % 13,80 Pelayanan air bersih di Kota Sukabumi masih belum maksimal, terbukti dari cakupan palayanan air masih 24,2 %. Sedangkan untukkebutuhan air bersih kota Sukabumi dapat dilihat dari tabel berikut : Jumlah Penduduk (jiwa) 259.045 Tabel 9. DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA CIREBON Kapasitas Produksi Kebutuhan Ideal Kota Kebutuhan Total Eksisting Sedang (lt/org/hr) (l/hr) l/det l/hr 150 12.960.000 100 25.904.500 Selisih (l/hr) 12.944.500 Sumber: analisis Dari data diatas, diketahui bahwa kebutuhan air bersih kota Sukabumi adalah sebesar 25.904.500 l/hr. Angka ini didapatkan dari perkalian antara jumlah penduduk kota Sukabumi (259.045 jiwa) dengan kebutuhan ideal air bersih untuk kota sedang (100 l/org/hr). Dan dari angka kebutuhan tersebut, yang bisa dilayani oleh PDAM Kota Sukabumi baru 12.960.000 l/hr. Jadi, kebutuhan air bersih yang masih harus dilayani di Kota Sukabumi ini sebesar 12.944.500 l/hr atau 149,82 l/det. Tabel 10. DATA PELAYANAN AIR BERSIH DI KOTA SUKABUMI NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Pelayanan Penduduk 1. Jumlah penduduk Jiwa 259.045 2. Jumlah pelanggan Jiwa 3. Penduduk terlayani % II. Data Tarif 1. Rumah tangga Rp 1.250,2. Niaga Rp 3.000,3. Industri Rp 3.900,4. Instansi Rp 2.100,5. Sosial Rp 960,Tarif rata-rata Rp 350,III. Data Konsumen 1 Jumlah sambungan rumah Unit 14.064 2 Jumlah sambungan rumah tangga Unit 12.754 3 Jumlah sambungan niaga Unit 781 4 Jumlah sambungan industri Unit 12 5 Jumlah sambungan sosial Unit 312 6 Jumlah sambungan instansi Unit 205 7 Terminal air Unit 8 Hidran umum Unit 9 Kran umum Unit 57 10 Konsumsi rumah tangga Jiwa 11 Konsumsi non rumah tangga Jiwa 12 Jumlah jiwa/sambungan rumah Jiwa/SR 13 Jumlah jiwa/hidran umum Jiwa/unit 14 Tingkat pelayanan umum % 24 IV. Administrasi 1. Keuangan Rp 2. Efisiensi penagihan % NO. URAIAN SATUAN BESARAN IV. Administrasi 3. Jumlah pegawai 4. SLA 5. RPD 6. Jangka waktu pinjaman SLA 7. Jangka waktu pinjaman RPD Orang Rp Rp Tahun Tahun - Sumber : data Sampai dengan tahun 2001, PDAM Kota Sukabumi telah memasang 14.064 sambungan rumah (SR) dan 57 kran umum (KU), jadi tingkat pelayanannya baru mencapai 24,2%. Tabel 11. TINGKAT PELAYANAN PDAM KOTA SUKABUMI Tingkat Pelayanan Lokasi Kecamatan Jumlah Penduduk KK Jiwa SR KU % thd KK 1. Gunung Puyuh 8.579 36.079 1.790 13 24 2. Cikole 12.733 53.479 3.861 4 31 3. Citamiang 9.637 40.776 3.248 18 37 4. Warudoyong 10.362 43.480 2.361 14 25 5. Baros 5.269 21.826 1.677 1 32 6. Lembur Situ 6.180 25.942 1.069 5 19 7. Cibeureum 5.337 22.425 58 2 2 JUMLAH 58.097 244.007 14.064 57 24,2% No. Sumber : RTRW Kota Sukabumi, 2001 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tabel 12. SISTEM DAN SUMBER AIR BERSIH PDAM KOTA SUKABUMI Debit Debit Kondisi Nama Max Min Jenis Lokasi Sumber Sumber ( l/dt ) ( l/dt ) Gede Pangrango Air Kec. Cigunung Baik 250 250 Permukaan Kadudampit Kab. Sukabumi Pasir Halang Batu Karut Mata Air Baik 150 60 Kec. Sukaraja Kab. Sukabumi Desa Cigadog Cigadog Mata Air Baik 50 20 Kec. Sukabumi Kab. Sukabumi Desa Sumur Selabintana Selabintana Baik 6 5 Dalam Kec. Sukabumi Kab. Sukabumi Desa Sumur Sukalarang Sukalarang Baik 20 20 Dalam Kec. Sukabumi Kab. Sukabumi Sumur Kec. Cikole Baik 8 Bhayangkara Dalam Kota Sukabumi Masih Sumur Kec. D.Luhur Dalam 8 Danalaga Dalam Kota Sukabumi Pemantauan Masih Sumur Kec. Citamiang Dalam 7 Cisuda Dalam Kota Sukabumi Pemantauan JUMLAH 507 ± 355 Sumber : RTRW Kota Sukabumi, 2001 Sistem Pengolahan Pengolahan lengkap di WTP Cibunar Desinfeksi Desinfeksi - Desinfeksi Desinfeksi Berdasarkan hasil laporan administrasi keuangan dan teknik PDAM Kota Sukabumi per 31 juli 2004, besarnya rugi laba sebelum penyusutan adalah sebesar Rp 310.909.209,26,-. Komponen Pengolahan Sampah Peralatan persampahan yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan Kota Sukabumi ditampilkan sebagai berikut : Tabel 13. FASILITAS PERSAMPAHAN MILIK DINAS KEBERSIHAN KOTA SUKABUMI Fasilitas Persampahan Jumlah Keterangan 1. Sarana Pengumpulan Gerobak sampah 93 unit 2. Sarana Pemindahan/Transfer TPS Tertutup 27 unit TPS Terbuka 135 unit TPS Bukittinggi 20 unit 3. Sarana Pengangkutan/Transportasi Truk Terbuka 18 unit 8 unit masih baik Arm-Roll Truck dan Kontainer 1 unit Baru Pick Up 4 unit 3 unit semi baik, 1 unit tidak baik 4. Sarana pembuangan/Final Dumping TPA Lokasi di Desa Cikundul Sistem penimbunan terkendali Kec. Baros, Luas lahan 5,3 Ha (control landfill) Lahan efektif 5,1 Ha Lahan terpakai 3,6 Ha Buldozer 2 unit 1 unit baru, 1 unit rusak Sumber : RTRW Kota Sukabumi, 2001 Sistem pengolahan persampahan di Kota Sukabumi meliputi : 1. Pewadahan Penduduk :tong kayu, keranjang bekas, drum bekas, kantong plastik Perkotaan : bin (fiber, drum bekas, ember plastik) Pasar-pasar : kantong plastik, keranjang bambu Perkantoran : bin fiber, drum, plastik Tempat umum : bin fiber, drum, plastik 2. Pengumpulan Pemukiman : door to door dengan gerobak Jalan-jalan utama : door to door dengan dump truck Perkantoran : dari TPS/transfer depo dengan dump truck Pasar : dari TPS/transfer depo dengan dump truck Fasilitas umum : dari TPS/transfer depo dengan dump truck 3. Pemindahan Dilaksanakan di TPS/transfer depo tipe II 4. Pengangkutan Menggunakan dump truck dan pick up 5. Pembuangan Akhir Menggunakan sistem urugan tanah terkendali (control landfill), lokasi di Desa Cikundul Kecamatan Baros dengan luas lahan 5,1 Ha Perincian timbunan/volume sampah yang dihasilkan di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 14. JUMLAH TIMBUNAN/VOLUME SAMPAH DAN PENGANGKUTANNYA No. Sumber Sampah 1. Permukiman 2. Komersial 3. Kawasan Industri 4. Fasilitas Umum 5. Perkantoran JUMLAH Timbunan/Volume Sampah m³/hari % 364,5 66,0 136,0 25,0 17,0 3,0 25,5 5,0 8,5 1,5 551,5 100,0 Sampah Terangkut m³/hari % 291,6 80,0 136,0 100,0 17,0 100,0 25,5 100,0 8,5 100,0 478,6 87,0 Sumber : RTRW Kota Sukabumi, 2001 Tabel 15 . DATA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN KOTA SUKABUMI No Uraian Satuan Besaran I. Tingkat Pelayanan Persampahan 1 Asumsi timbulan sampah l/org/hr 3 2 Jumlah penduduk perkotaan Org 259.045 3 Asumsi produksi sampah m³/hari 777,14 4 Jumlah sampah m³/hari 551,50 5 Jumlah sampah terlayani m³/hari 478,60 6 Cakupan daerah layanan Ha 2.593,16 II. Sarana Operasional Sampah 1 Dump truck (6 m³) Unit 22 2 Arm roll truck Unit 4 3 Gerobak Unit 308 4 Pick up truck (4 m³) Unit 6 5 Container Unit 1 6 Transfer depo Unit 7 Loader unit 1 8 Buldozer unit 2 9 Wheel Loader unit 10 Back Hoe unit 11 TPS unit 285 III. TPA 1 Nama : Ds. Cikundul, Kec.Baros 2 Status : Milik Pemda 3 Sistem pengelolaan : Controlled Landfill 4 Luas ha 5,3 5 Jumlah Pelayanan m³/hari 478,60 6 Kapasitas m³/hari 7 Umur Th 8 Jarak ke permukiman Km IV. Sarana Pengolahan 1 Incenerator Unit - Jumlah Penduduk (jiwa) 259.045 Tabel 16. DATA KEBUTUHAN PELAYANAN SAMPAH KOTA CIREBON Asumsi Timbulan Asumsi Total Jumlah produksi Jumlah sampah Sampah Timbulan Sampah aktual sampah terangkut (lt/org/hr) (m³/hr) (m³/hr) (m³/hr) 3 777,14 551,50 478,60 Selisih (m³/hr) 72,9 298,54* Keterangan : * Selisih jumlah sampah terangkut dengan asumsi total timbulan sampah Sumber: analisis Dengan melihat jumlah produksi sampah yang dihasilkan dan sampah yang terangkut, maka untuk saat ini masih terdapat 72,9 m³/hr yang belum terlayani. Namun, untuk antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang, dengan memperhitungkan asumsi sampah yang dihasilkan per orang per hari sebesar 3 lt/org/hari dan jumlah penduduk sebesar 259.045 jiwa, maka besarnya sampah yang masih harus diangkut adalah sebesar 298,54 m³/hr. Komponen Sanitasi / Limbah Cair Pengelolaan air limbah/air buangan di Kota Sukabumi dilakukan secara on-site, yaitu secara individual pada masing-masing rumah tangga dan komunal dengan memanfaatkan fasilitas umum seperti jamban umum, MCK dengan tangki septik dan cubluk serta saluran lainnya seperti sungai dan kolam. Selain itu pengolahan air limbah WC dan toilet berupa tangki septik atau cubluk, sementara itu untuk air limbah bekas cuci dan limbah dapur belum dilakukan pengolahan dan langsung dibuang ke saluran drainase dan saluran sungai terdekat. Berdasarkan tingkat pelayanan, kondisi sistem pengolahan air limbah Kota Sukabumi dibagi ke dalam : a. Tingkat Masyarakat Air limbah yang dihasilkan oleh masyarakat di Kota Sukabumi pada umumnya berasal dari buangan kotoran rumah tangga berupa kotoran dari WC/jamban keluarga dengan cara ditampung dalam cubluk atau tangki septik atau langsung dibuang ke sungai atau kolam tanpa melalui tangki septik. Untuk air limbah dari kamar mandi dan dapur disalurkan melalui saluran drainase, sungai, kolam, atau langsung dibuang ke alhan kosong dan pesawahan yang terdapat di sekitar permukiman. b. Tingkat Jaringan Kota Pengelolaan air limbah pada jaringan kota menyangkut tugas atau wewenang yang dikelola oleh pemerintah. Dalam hal pengelolaan lumpur tinja dari tangki septik (pengangkutan dan pengolahannya/IPLT) pada saat ini Kota Sukabumi telah memiliki dua unit Vacum Truck (truk tinja) dan satu unit IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah Tinja) yang dikelola oleh Dinas Kebersihan. c. Tingkat Pelayanan Umum Pada saat sekarang penyediaan prasarana air limbah di tempat umum seperti di pasar dan terminal telah tersedia cukup memadai dan baik. Penyediaan dan operasi pemeliharaan (O&M) MCK yang ada, khususnya di pasar dan terminal dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Pasar dan bekerja sama dengan pihak swasta. Pengelolaan pihak swasta tiap tahunnya memberikan retribusi ke Dinas Pengelolaan Pasar rata-rata sebesar Rp 18 juta/tahun. Kondisi MCK yang terdapat di pasar dan terminal dikelola oleh instansi tertentu yang menanganinya, tetapi kondisi prasarana MCK/jamban tersebut kurang terpelihara baik dalam segi fisik bangunannya, ketersediaan air bersih, maupun kebersihan lingkungannya. Penggunaan fasilitas pembuangan air limbah yang ada tersebar di seluruh wilayah Kota Sukabumi. Sarana air limbah secara on-site yang dimiliki tiap keluarga pada umumnya dilakukan pengurasan secara berkala setiap dua tahun sekali. Untuk daerah pasar dan terminal serta permukiman kumuh saat ini telah dilayani oleh sarana jamban dan MCK, yang pengurasan lumpur limbahnya diharapkan dapat disedot oleh truk tinja. Jamban keluarga yang terdapat di Kota Sukabumi berjumalh 2.801 unit, sedangkan MCK berjumlah 309 unit. Untuk pembuangan/pengolahan lumpur limbah rumah tangga dapat dilakukan pada instalasi limbah air kotor yang ada, umumnya dilakukan dua tahun sekali. Permasalahan yang ada meliputi : Tata letak dan konstruksi saran pembuangan air kotor yang ada masih belum memenuhi persyaratan teknis baik dilihat dari bidang resapan dan pipa udara, penempatan cubluk dan tangki septik mempunyai jarak yang terlalu dekat dengan sumur gali/sumber air bersih. Masih kurangnya fasilitas jamban umum/MCK dan jamban pribadi. Untuk menangani pembuangan lumpur tinja hasil penyedotan dipergunakan IPLT lokasinya dekat TPA Desa Cikundul Kecamatan Baros dengan luas 0,5 Ha. Tingkat pelayanan air limbah sistem setempat (on-site sanitation) yang dikelola oleh Dinas Kebersihan ini mencapai 31% penduduk. Komponen Jalan Untuk pelayanan didang perhubungan dan kebinamargaan di Kota Sukabumi dijalankan oleh Dinas Binamarga Kota Sukabumi. Secara umum, sistem dan pelayanan prasarana jalan kota sampai saat ini telah menjangkau sebagian besar wilayah perkotaan, hanya sebagian kecil wilayah perluasan kota yang belum terlayani oleh sistem jaringan jalan kota.. Sejak tahun 2000, panjang jalan arteri dan kolektor tidak mengalami perubahan (tetap). Masing-masing sepanjang 7,140 km untuk jalan arteri dan 20,480 km untuk jalan kolektor. Sedangkan untuk jalan total mengalami peningkatan sebesar 17,92 %, dari 131,124 km (2000) menjadi 154,62 di tahun 2003. Di Kota Sukabumi, berdasarkan data RTRW tahun 2001, memiliki 1 buah terminal dan 2 buah sub terminal, yaitu : 1. Terminal bus yang terletak di jalan Jendral Sudirman merupakan terminal lokal dan regional. Melayani penumpang untuk trayek antar kota, antar propinsi dan antar kota dalam propinsi. 2. Sub terminal Lembur Situ yang terletak di jalan Pelabuhan merupakan terminal pengganti dari sub terminal Cikondang adalah terminal regional untuk kendaraan umum, baik bus maupun non-bus yang melayani antar kota dan dalam kota. 3. Sub terminal Bungbulang yang terletk di jalan pembangunan merupakan terminal regionalnon-bus yang melayani antar kota dan dalam kota.