BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dalam penelitian ini, peneliti melihat bahwa pola swadaya yang dilakukan oleh Euforia Records dapat menjadi acuan bagi kebanyakan pelaku musik atau musisi itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa pola yang dilakukan oleh Euforia Records-pun sudah banyak dilakukan oleh banyak musisi internasional. Maka tidak ada salahnya kalau pola-pola serupa menjadi acuan bagi para musisi, grup band, dan pelaku industri musik swadaya untuk lebih mandiri dalam meramaikan belantika musik di Indonesia. Pada kenyataannya, era digital dimana media internet telah memberikan celah untuk mengembangkan potensi-potensi besar dalam hal pengembangan ide kreatif, khususnya dalam industri musik swadaya. Kemampuan media internet yang dapat menjangkau berbagai macam kalangan masyarakat baik lokal maupun internasional, membuat sebuah skema eksklusif sebagaimana terlekat pada beberapa komunitas musik. Satu hal yang perlu diperhatikan, pengelolaan industri musik secara swadaya seperti yang dilakukan oleh Euforia Records bukanlah sebuah solusi yang dapat membereskan carut-marut industri musik di Indonesia, melainkan dapat menjadi sebuah alternatif yang dapat dikatakan masuk akal untuk menghindari kendala modal finansial dalam melakukan distribusi dan promosi karya musik. Universitas*Gadjah*Mada* 122" Perlu digaris bawahi, idealnya, nasib musik Indonesia di tahun 2013 dan seterusnya tergantung juga dengan peran media. Peran media sangat dibutuhkan untuk mengangkat band-band yang memiliki kualitas, skill, dan mampu mencipakan lagu-lagu bagus tanpa lirik yang bercerita tentang cinta, perselingkuhan, dan sejenisnya saja. Pemikiran ideal anti kapitalisme dalam rangka menyuburkan musik di nusantara tentu bertentangan dengan dasar-dasar ideologi kapitalisme media yang punya tujuan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Sudah saatnya berhenti meyakini pemikiran yang mengharapkan suatu hari media konvensional, tersadar, lalu meruntuhkan standard-standard yang dibangun oleh industri musik. Sekarang saatnya musisi sekaligus pecinta musik tanah air melakukan sesuatu dalam wacana besar yakni mengembangkan musik tanah air. New media, seperti Internet merupakan wadah yang bisa digunakan untuk melawan industri musik. Walaupun penggunaannya masih sangat terbatas di negeri ini. Tanpa disadari, internet sesungguhnya memiliki kekuatan yang cukup besar dalam penyampaian informasi keseluruh dunia. Kekuatannya terletak pada kecepatan dan biaya yang rendah untuk melakukannya. Penyebaran informasi di Internet berlangsung dengan cara menyebar cepat dari satu individu ke individu lain secara berantai dan masiv, seperti penyebaran virus, sehingga dikenal sebagai “Viral Communication”. Pada dunia nyata, hal ini mirip dengan fenomena Word Of Mouth (WOM) dimana apabila 2 atau 3 orang membicarakan suatu topik dan memberi tanggapan positif, maka orang lain yang mendengarnya akan setuju. Penulis menilai hal ini Universitas*Gadjah*Mada* 123" sangat sesuai untuk diterapkan bagi penyebaran ragam musik yang tidak terekspos oleh media massa konvensional. B. SARAN Cara lain untuk mulai “mendobrak” dominasi dan standarisasi yang terjadi adalah dengan menciptakan industri sendiri. Maksudnya adalah, musisi swadaya harus sekuat tenaga bersaing dengan industri yang mengusai musik mainstream dengan bersatu, bekerjasama dan mempertahankan ideologinya, membentuk jaringan yang kuat dan beradaptasi yang disertai dengan strategi. Dinamika industri musik di Indonesia pada akhirnya menuntut setiap pelakunya untuk dapat lebih kreatif dalam hal pengelolaan karya musik. Arus utama dalam industri musik yang masing dapat dikatakan didominasi oleh industri besar terkadang membuat musisi atau grup band yang bekerja secara swadaya memiliki sedikit kekurangan dalam beberapa hal penting, sebagai contoh dalam penelitian ini peneliti menjabarkan faktor-faktor yang mendukung para pelaku industri musik tersebut mengatasi kendala finansial. Sehingga, pada akhirnya peneliti dapat menyimpulkan tiga hal penting dalam penelitian ini, diantaranya: 1. Pemanfaatan Media Baru Pemanfaatan media baru atau yang lebih khususnya adalah penggunaan media internet dalam pengelolaan sebuah industri musik swadaya merupakan alternatif yang dapat dikatakan efisien namun memiliki efek yang cukup besar. Peneliti menyadari bahwa Universitas*Gadjah*Mada* 124" internet saat ini sudah menjadi salah satu kebutuhan bagi setiap orang, walaupun perkembangan dan penyebarannya di Indonesia belum terasa maksimal dan merata, namun di kebanyakan kota besar di Indonesia kita dapat merasakan perkembangan pengguna media ini terasa sangat signifikan. Dalam penelitian ini, fenomena maraknya penggunaan media internet yang sudah merupakan salah satu kebutuhan masyarakat perkotaan menjadi alat bantu dalam sebuah praktik pengelolaan industri musik secara swadaya. Euforia Records yang merupakan salah satu label musik swadaya di Indonesia tercatat telah berhasil melakukan pengelolaan konten musik milik Endank Soekamti secara maksimal dengan pemanfaatan media internet. Dan peneliti menggap bahwa pola ini dapat dijadikan salah satu alternatif bagi para pelaku industri musik di Indonesia sebagai bentuk alternatif pengelolaan musik secara swadaya. 2. Penawaran Konten-Konten Selain Konten Musik Dalam industri musik tentu saja konten musik menjadi penawaran utama yang diberikan pada audience. namun pada praktiknya, dalam pengelolaan industri musik secara swadaya, konten musik dapat menjadi sekedar pembentuk identitas dan tidak harus menjadi produk utama yang di luncurkan kepasaran. Terbukti dalam pengelolaannya, Euforia Records berani memberikan secara cuma-cuma konten musik dalam album Endank Soekamti yang Universitas*Gadjah*Mada* 125" mereka kelola. Selain dapat membantu mengurangi praktik pembajakan yang marak terjadi di Indonesia, pola ini terbukti dapat menjadi bentuk promosi yang efektif. Selain itu, dengan digratiskannya konten musik tersebut, sudah pasti pendistribusian karya musik yang telah diciptakan dapat dengan cepat meluas dan tentu saja meminimalisir biaya. Pertanyaan besarnya adalah, dari mana label tersebut mendapatkan keuntungan? Tentu saja dalam hal ini kita perlu memperhatikan bahwa industri musik merupakan salah satu indutri kreatif yang cukup strategis. Pemanfaatan kreatifitas dari berbagai individu yang terdapat dalam Euforia Records ternyata dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi para audience grup band Endank Soekamti. Pembuatan merchandise dan produk-produk lain seperti buku novel biografi ternyata dapat memberikan keuntungan bagi label tersebut. 3. Pengelolaan Komunitas Penggemar Dari kedua poin diatas, tentu saja setiap peneliti tidak dapat melupakan peran sebuah komunitas penggemar musik. Berbeda dengan industri musik mainstream yang berusaha membentuk pasar dengan suguhan-suguhan musik secara massive, dalam pengelolaannya, Euforia Records mengedepankan proses interaksi antara penggemar musik dan musisi idolanya. Tentu saja hal ini tidak mudah, namun melihat jam terbang Endank Soekamti yang Universitas*Gadjah*Mada* 126" sudah cukup mumpuni, hal tersebut menjadi terlihat lebih mudah. Dalam hal ini, peneliti mengambil contoh sebuah pengelolaan komunitas yang dilakukan oleh Euforia Records. Hampir dapat dikatakan cukup sulit jika sebuah grup band baru atau musisi yang baru memulai karir nya di belantika mendapatkan penggemar setia, namun dengan memaksimalkan penggunaan media baru, bukan tidak mungkin jika seorang musisi atau grup band dapat membentuk sebuah komunitas penggemarnya sendiri secara efektif. C. REKOMENDASI Peneliti melihat bahwa perlu adanya sebuah sosialisasi yang lebih giat dari pihak pelaku musik swadaya di Indonesia, baik dari bidang musik maupun lain- lainnya, karena untuk dapat bertahan diperlukan suatu fondasi komunitas yang dapat mendukung agar konsep ini terus jalan. Ada suatu potensi besar yang dimiliki oleh penggunaan media internet, yakni kemampuannya untuk menjangkau berbagai macam kalangan masyarakat baik lokal maupun internasional, bahwa tidak ada skena eksklusif sebagaimana terlekat pada beberapa komunitas musik. Namun, perlu disadari bahwa prilaku swadaya dalam industri musik bukanlah suatu solusi yang dapat membereskan segalanya, melainkan sebuah alternatif yang paling masuk akal untuk menghindari kendala-kendala yang sering dijumpai dalam pengelolaan sebuah industri musik, contoh utama yang sering ditemuai adalah modal finansial dalam mendistribusikan karya musik. Universitas*Gadjah*Mada* 127"