HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIFASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (STUDI PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NEGERI 1 KENDARI WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIVASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (Studi pada siswa Ekstrakurikuler SMK Negeri 1 Kendari) JURNAL HASIL PENELITIAN OLEH IRWAN G2G1 015 008 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017 1 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIFASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (STUDI PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NEGERI 1 KENDARI WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 2 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIFASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (STUDI PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NEGERI 1 KENDARI WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIVASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (Studi pada Siswa Ekstrakurikuler SMK Negeri 1 Kendari1) Oleh: Irwan G2G2150082 Hubungan power otot lengan, kecepatan reaksi dan motivasi latihan dengan kemampuan pukulan lurus pada beladiri pencak silat pada SMK Negeri 1 Kendari”. Pembimbing I H.Saiful, dan pembimbing II Hj. Darnawati Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis (1) hubungan Power Otot Lengan dengan kemampuan pukulan lurus, (2) hubungan Kecepatan raksi dengan kemampuan pukulan lurus, (3) hubungan motivasi latihan dengan kemampuan puklulan lurus pada beladiri pencak silat, (4) hubungan bersama-sama antara power otot lengan, kecepatan reaksi dan motivasi latihan dengan kemampuan pukulan luus pada bela diri pencak ssilat Penelitian ini dilakukan dengan metode korelasional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 40 orang , sedangkan sampelnya adalah sebanyak 30 orang yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah medicine put ball untuk mengukur power otot lengan, dan Nelson reaction time untuk mengukur kecepatan reaksi, serta .Angket untuk mengukur motivasi latihan , serta frekuensi pukulan lurus selama 30 detik untuk mengukur kemampuan pukulan lurus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) power otot lengan mempunyai hubungan dengan kemampuan pukulan lurus, dimana r x1y = 0,646> r tabel pada taraf signifikansi α 5 % = 0,361 dan koefisien determinasi r2 x 100% = 41,70%.. (2) kecepatan reaksi mempunyai hubungan dengan kemampuan pukulan lurus, dimana r x2y = 0,698 > r tabel pada taraf signifikansi α 5% = 0,361.dan koefisien determinasi = r2 x 100% = 48,70%. (3) motivasi latihan mempunyai hubungan dengan kemampuan pukulan lurus dimana r x3y = 0,406 > r tabel pada taraf signifikansi α 5 % = 0,361. Dan koefisien determinasi = r2 x 100% = 16,50%. (4) power otot lengan, kecepatan reaksi dan motivasi latihan mempunyai hubungan dengan kemampuan pukulan lurus , dimana hasil uji korelasi ganda diperoleh nilai r x123y = 0,716. > r 2 tabel pada taraf signifikansi α 5% = 0,361, sedangkan koefisien determinasi r x 100% = 51,20%, Dari hasil yang diperoleh maka penelitian disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan power otot lengan, kecepatan reaksi dan motivasi latihan dengan kemampuan pukulan lurus beladiri pencak silat pada siswa SMK Negeri 1 Kendari. 1 2 Hasil Penelitian Tesis Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS Program Pasca Sarjana Universitas Halu Oleo Mahasiswa Konsentrasi Pendidikan Olahraga Program Sudi Pendidikan IPS 3 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIFASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (STUDI PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NEGERI 1 KENDARI WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 4 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIFASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (STUDI PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NEGERI 1 KENDARI WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 A. PENDAHULUAN Olahraga pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga warisan nenek moyang bangsa Inonesia, umumnya digemari oleh masyarakat baik anak-anak maupun dewasa sampai orang tua khususnya dikalangan pelajar. Untuk meningkatkan presasi siswa dalam olahraga pencat silat dibutuhkan kondisi fisik. Menurut Bompa (1994) kondisi fisik adalah kemampuan yang meliputi kekuatan (Strenght), kecepatan (Speed), daya tahan (endurance), kelenturan (Flexibility), dengan koordinasi (Koordination) serta kesepatan reaksi (reaction time). Disamping itu ada kondisi fisik gabungan antara kekuatan dengan kecepatan yang dikenal dengan istilah daya ledak (power), Siswa-siswa sekolah, maupun klub merupakan wadah yang dapat digunakan untuk mencari bibit-bibit atlet berbakat, dengan hal ini dapat dilakukan oleh guru-guru pendidikan jasmani disekolah. Sebab mereka senantiasa memberikan pembelajaran olahraga sehingga dengan sendirinya dapat terdeteksi siswa-siswa yang memiliki bakat dalam salah satu cabang olahraga tertentu. Sejauh mana keterkaitan antara unsur kondisi fisik yang berperan dalam melakukan jurus tunggal baku dalam cabang bela diri pencak silat, maka perlu pembuktian secara ilmiah. Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian ini, maka penulis menetapkan club beladiri pencak silat SMK Negeri 1 Kendari sebagai objek penelitian. Penetapan klub tersebut atas dasar pertimbangan bahwa atlit-atlitnya adalah merupakan para pesilat yang menjadi binaan peneliti sendiri sehingga secara teknis hal ini dapat mempermudah penelitian dalam pelaksanaan penelitian. B. METODE PENELITIAN 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan siswa SMK Negeri 1 Kendari yang mengikuti Ekstra Kurikuler cabang Olahraga Beladiri Pencak Silat. Waktu penelitian ini dilaksanakan dalam tanggal 24–27 Februari 2017 dan dilakukan pada sore hari. 2. Populasi dengan Sampel Penelitian Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang menjadi anggota club pencak silat SMK Negeri 1 Kendari yang berjumlah 40 orang, yang terdiri dari 30 orang atlet putra dan10 orang atlet putri. Sampel Putra yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah populasi sebanyak 30 orang atau seluruh siswa putera. 3. Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari variable bebas dan variable terikat. Variabel bebas terdiri dari 3 macam yakni power otot lengan (X1), kecepatan reaksi (X2). Dan motivasi Latihan (X3). Variable terikat adalah kemampuan melakukan pukulan lurus (Y). 4. Definasi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel a. Definisi Konseptual Devinisi Konseptual yaitu: (1) power otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot-otot lengan untuk melakukan gerakan memukul mulai posisi tangan disamping hingga hingga lengan lurus mencapai sasaran saat melewati finis dengan 5 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIFASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (STUDI PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NEGERI 1 KENDARI WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 pengerahan tenaga yang maksimum dengan waktu yang sangat singkat, (2) kecepatan reaksi adalah Kemampuan otot untuk mejawab rangsangan berupa suara dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, (3) Motivasi Latihan adalah usaha seseorang untuk mengarahkan perilakunya atau bertindak dengan menggunakan segenap kemampuan fisik dan psikis untuk mencapai keinginan atau kebutuhan berprestasi, maju dan sukses dari sebelumnya, dan (4) kemampuan pukulan lurus adalah kemampuan pesilat untuk melakukan pukulan yang benar sesuai dengan kaidah pukulan pencak silat. b. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Variabel yaitu: (1) power otot lengan adalah kemampuan otot lengan untuk melemparkan bola medicine dalan posisi duduk dikursi dalam satuan meter, (2) keceptan reaksi adalah kemampuan otot lengan untuk berkontrasi dengan cepat memegang mistar yang dijatuhkan diantara kedua tangan setelah mendengarkan aba-aba dari tester dalam satuan detik, (3) motivasi latihan adalah jumlah skor yang deperoleh melalui angket sesuai dengan indicator motivasi perprestasi yang telah ditetapkan yaitu menjalankan tugas, bertanggung jawab, unggul dalam kompetisi, bersikap positif, dan (4) kemampuan pukulan lurus adalah frekuensi pukulan selama 30 detik yang dilakukan dengan benar. c. Teknik Penelitian dengan Jenis Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode korelasional. Instrumen yang dipergunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini ada 4 Tes: (1) power otot lengan yaitu menggunakan Medicine Ball, (2) kecepatan reaksi yaitu menggunakan Reaction Time tes Kirkendal dalam Saiful (2013), (3) kemampuanpukulan lurus yaitu menggunakan tes melakukan pukulan selama 30 detik (IPSI, 1996). d. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data di laksanakan sebagai berikut: Tes Power otot lengan Tujuan dilakukan dengan menggunakan alat Kursi, lapangan bola medicine 3,5 kg, meteran, dan alat tulis. Petugas Tes yaitu Pengukur jaran lemparan dan pencatat hasil tes. Pelaksanaan : Sikap permulaaan, Peserta duduk di kursi dengan badan tetap sandar di kursi, ke dua tangan memegang bola.Setelah aba-aba “Ya”, peserta melakukan lemparan dengan kedua tangan dengan posisi badan tetap sandar pada kursi. Skor di hitung berdasarkan jarak lemparan mulai dari kursi lemparan sampai jatuhnya bola yang dihitung dengan satuan meter. setiap calon atlit diberi kesempatan 3 kali dan diambil jarak yang terbaik. Tes Kecepatan reaksi (Reaction time) yaitu Tujuan tes adalah unuk mengukur kecepatan reaksi tangan/lengan. Alat dan Fasilitas; mistar besi panjang 30 cm, kursi. Pelaksanaan: Peserta tes duduk di kursi dan kedua tangan dia angkat lurus kedepan serta telapak tangan berhadapan sedikit terbuka kurang lebih 5 cm sedikit dibuka. Penilaian: Jarak tangkapan yang tertera pada mistar adalah merupakan data mentah kecepatan reaksi, data yang diperoleh selanjutnya dirubah dalam satuan waktu. 6 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIFASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (STUDI PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NEGERI 1 KENDARI WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 Tes motivasi latihan Untuk pengambilan data tes motivasi latihan dilakukan dengan cara membagikan angket/kuesioner kepada atlit/teste dengan petunjuk bahwa tester dapat memberikan jawaban pada angket tersebut dengan. e. Teknik Analisis Data Teknik analisa data yang digunakan adalah tehnik statistik deskriptif inferrensial. Hipotesis statistik penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Ho : rı = 0, Ha : pı = >, (2) Ho : p2 = 0, Ha : p2 = >, (3) Ho: pᴣ = 0, Ha: pᴣ = >, (4) Ho: pıᴣ = 0, Ha: pıᴣ = >. Uji Prasyarat Analisis yaitu Uji normalitas dengan menggunakan SPSS versi 16, Uji linearlitas dengan menggunakan SPSS versi 16, Uji Hipotesis dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel dalam koefisien korelasi product moment dengan menggunakan program correlation SPSS versi 16. Uji korelasi ganda variabel power otot lengan (X1), kecepatan reaksi dan motivasi berprestasi (X3) dengan dengan motivasi berprestasi (X3) dengan kemampuan pukulan lurus (Y). C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Data a. Kemampuan Pukulan Lurus Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai karakteristik umum kemampuan pukulan lurus pada cabang olahraga pencak silat l terhadap sampel dalam penelitian ini, yaitu siswa SMK Negeri 1 Kendari diperoleh skor kemampuan minimum = 24,00, maksimum = 29,00, dan range = 2,00. Selain itu, diperoleh rata-rata skor kemampuan melakukan pululan lurus = 24,00, modus = 25,00 , median = 24,00, dengan standar deviasi = 0,86 dan variansi = 0,74. Apabila diperhatikan, skor rata-rata dan skor median relatif sama besarnya, mengindikasikan distribusi skor yang relatif simetrik dan mendekati distribusi nornal. Distribusi frekuensi kemampuan pukulan lurus dijelaskan bahwa sebanyak 9 orang (30%) yang memperoleh skor 3 (paling rendah), sebanyak 8 orang yang memperoleh skor 4 (26,70%), dan sebanyak 13 orang (43,30%) yang memperoleh skor 5 (paling tinggi). Dari hasil satistik deskriptif diperoleh gambaran bahwa sebanyak 9 orang (30,00%) memiliki kemampuan melakukan pukulan lurus di bawah kelompok ratarata, sebanyak 8 orang (26,70%) memiliki kemampuan pukulan lurus pada kelompok rata-rata, dan sebanyak 13 orang (43,30%) memiliki kemampuan pukulan lurus di atas kelompok rata-rata. b. Power Otot Lengan (X1) Karakteristik umum power otot lengan bagi sampel dalam penelitian di mana skor minimum = 4,60, skor maksimum = 6,60, dan range = 2,00. Kemudian, diperoleh rata-rata skor power otot lengan = 5,65, modus = 5,50, median = 5,60, dengan standar deviasi = 1,8 dan variansi = 1,34. Apabila diperhatikan, skor rata-rata lebih besar dari skor median dan modus, sehingga mengindikasikan distribusi skor relatif berada dalam kategori sedang. Apabila distribusi frekuensi power otot lengan dalam penelitian ini di kelompokkan ke dalam bentuk kelas interval, diperoleh sebanyak 2 orang (6,67%) 7 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIFASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (STUDI PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NEGERI 1 KENDARI WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 memiliki power otot lengan dalam interval skor 4,60 – 5,00, sebanyak 3 orang (10%) memiliki power otot lengan dalam interval skor 5,01– 5,40, sebanyak 7 orang (23,33%) yang berada pada interval skor 5,41 – 5,80, Sebanyak 10 orang (33,33%) yang berada pada kelas interval 5,81 – 6,20, dan 8 0rang (26,67% berada pada interval 6,21 – 6,60. Berdasarkan distribusi frekuensi diperoleh gambaran bahwa sebanyak 5 orang (16,6%) memiliki power otot lengan di bawah kelompok rata-rata, sebanyak 13 orang (43,33%) memiliki power otot lengan pada kelompok rata-rata, dan sebanyak 7 orang (23,33%) memiliki power otot lengan di atas kelompok rata-rata. Dan sebanyak 18 orang (60%) memiliki power otot lengan berada di atas rata-rata. c. Kecepatan Reaksi (X2) Hasil analisis statistik deskriptif mengenai kecepatan reaksi dalam penelitian ini, memiliki skor minimum = 3,00 maksimum = 1,30, dan range = 1,7. Kemudian, dari hasil analisis deskriptif diperoleh rata-rata skor kecepatan reaksi = 1,8, , modus = 1,,5 , median = 1,6, dengan standar deviasi = 0,61 dan variansi sebesar 0,37. Apabila diperhatikan, skor rata-rata lebih besar dibandingkan skor median dan modus, yang berarti kecepatan reaksi otot lengan dalam penelitian cenderung dominan skor yang lebih tinggi. Dari penjelaskan bahwa sebanyak 3 orang (10%) memiliki kecepatan reaksi berada di bawah rata-rata, sebayak 15 orang (50%0 memiliki kecepatan reaksi di atas rata-rata dan sebanyak 12 orang (40%) berada pada kelompok rata-rata. d. Motivasi Latihan (X3) Hasil analisis deskriptif mengenai karakteristik umum motivasi latihan terhadap sampel dalam penelitian ini diperoleh skor minimum = 100,00, skor maksimum = 140,00, dan range = 40,00. kemudian, diperoleh rata-rata skor motivasi latihan = 119,73, skor modus = 100,00, skor median = 124,50, dengan standar deviasi = 13,62 dan variansi = 185,51. Apabila diperhatikan, modus relatif lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata dan median, mengindikasikan distribusi skor yang relatif condong pada skor yang lebih kecil dibanding skor yang lebih besar. Distribusi frekuensi motivasi latihan dapat dijelaskan bahwa, sebanyak 8 orang (26,67%) memiliki motivasi latihan dalam interval skor 100,00 – 106,69, sebanyak 3 orang (10,00%) memiliki motivasi latihan dalam interval skor 106,70 – 113,39, sebanyak 2 orang (6,67%) memiliki motivasi latihan dalam interval skor 113,40 – 120,09, sebanyak 5 orang (16,67%) memiliki motivasi latihan dalam interval skor 120,10 – 126,79, sebanyak 6 orang (20,00%) memiliki motivasi latihan dalam interval skor 126,80 – 133,49, sebanyak 6 orang (20,00%) memiliki motivasi latihan dalam interval skor 133,50 –140,19. Berdasarkan distribusi frekuensi diperoleh gambaran bahwa sebanyak 11 orang (36,67%) memiliki motivasi latihan di bawah kelompok rata-rata, sebanyak 2 orang (6,67%) memiliki motivasi latihan pada kelompok rata-rata, dan sebanyak 17 orang (56,66%) memiliki motivasi latihan di atas kelompok rata-rata. 8 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIFASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (STUDI PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NEGERI 1 KENDARI WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 2. Pengujian Persyaratan Analisis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi dan regresi linear sederhana dan analisis regresi ganda. a. Uji Kenormalan Data dan Galat Taksiran Regresi Hasil pengujian normalitas data penelitian yang terdiri dari X1, X2, X3 dan Y dirangkum. Diperoleh bahwa setiap variabel memiliki data yang berdistribusi normal, yang ditunjukkan oleh nilai probabilitas (sign.) yang lebih besar dari α = 0,05 pada kolom uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk variabel X1 memilki nilai sig = 0,080; variabel X2 memiliki nilai sig. = 0,068, variabel X3 memiliki nilai sig. = 0,074, dan variabel Y memiliki nilai sig. = 0,098. Pengujian normalitas yang dilakukan terhadap galat taksiran regresi mencakup galat taksiran regresi Y atas X1, galat taksiran regresi Y atas X2, galat taksiran regresi Y atas X3 dan galat taksiran regresi Y atas X1, X2 dan X3.. Hipotesis statistiknya dirumuskan seperti berikut: H0 : populasi galat taksiran berdistribusi normal H1 : populasi galat taksiran tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika D Dtabel dan tolak H0 jika D> Dtabel pada taraf nyata yang dipilih. Dalam penelitian ini dipilih = 0,05, 0,886 sehingga untuk n = 30 maka nilai D tabel = 0,162 atau berdasarkan nilai 30 probabiltas yang dihasilkan oleh output SPSS. Jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai = 0,05 maka data berdistribus normal, sebaliknya jika nilai probabilitas lebih kecil dari nilai = 0,05 maka data tidak berdisribusi normal. 1) Uji Normalitas Galat Regresi Y atas X1 Dari hasil perhitungan berdasarkan galat regresi Y atas X1 diperoleh nilai D = 0,139 dan D tabel = 0,162 pada taraf nyata 0,05 . Karena nilai D lebih kecil dari D tabel maka disimpulkan bahwa galat regresi Y atas X1 berdistribusi normal. Dalam hal ini data berasal dari populasi beridistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linear sederhana Y atas X1 dipenuhi dalam penelitian ini. Selain itu, normalitas galat regresi Y atas X1 ditunjukkan oleh nilai p-value = 0,144 yang lebih besar dari α = 0,05, yang berarti pengujian normalitas tidak signifikan sehingga diterima H0 yang menyatakan bahwa galat regresi Y atas X1 berdistribusi normal. Secara grafis ditunjukkan sebagai berikut. Plot titik nilai sisaan yang ditunjukkan pada gambar 5.5 dapat didekati oleh sebuah garis sehingga secara visual nilai sisaan regresi Y atas X1 memiliki distribusi normal. 9 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIFASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (STUDI PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NEGERI 1 KENDARI WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 2) Uji Normalitas Galat Regresi Y atas X2 Dari hasil perhitungan berdasarkan galat regresi Y atas X2 diperoleh nilai D = 0,130 dan D tabel = 0,162 pada taraf nyata 0,05 . Karena nilai D lebih kecil dari D tabel maka disimpulkan bahwa galat regresi Y atas X2 berdistribusi normal. Dalam hal ini data berasal dari populasi beridistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linear sederhana Y atas X2 dipenuhi dalam penelitian ini. Selain itu, normalitas galat regresi Y atas X2 ditunjukkan oleh nilai p-value = 0,200 yang lebih besar dari α = 0,05, yang berarti pengujian normalitas tidak signifikan sehingga diterima H0 yang menyatakan bahwa galat regresi Y atas X2 berdistribusi normal. Dengan demikian disimpulkan pula bahwa regresi Y atas X1 berbentuk linear. Secara grafis uji normalitas regresi linear Y atas X2 ditunjukkan pada Gambar 5.6 berikut ini. Plot normal yang ditunjukkan pada gambar 5.6 membentuk sebuah garis yang dapat didekati oleh garis lurus. Bentuk plot yang demikian mengindikasikan bahwa data memilik distribusi normal. 3) Uji Normalitas Galat Regresi Y atas X3 Dari hasil perhitungan berdasarkan galat regresi ganda Y atas X3 diperoleh nilai D = 0,137 dan dan D tabel = 0,162 pada taraf nyata 0,05 . Karena nilai D lebih kecil dari D tabel maka disimpulkan bahwa galat regresi Y atas X3 berdistribusi normal. Dalam hal ini data berasal dari populasi beridistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linear sederhana Y atas X3 dipenuhi dalam penelitian ini. Selain itu, normalitas galat regresi Y atas X3 ditunjukkan oleh nilai pvalue = 0,157 yang lebih besar dari α = 0,05, yang berarti pengujian normalitas tidak signifikan sehingga diterima H0 yang menyatakan bahwa galat regresi Y atas X3 berdistribusi normal. Plot normal yang ditunjukkan pada gambar 5.7 membentuk sebuah garis yang dapat didekati oleh garis lurus. Bentuk plot yang demikian mengindikasikan bahwa data memiliki distribusi normal. 4) Uji Normalitas Galat Regresi Y atas X1, X2, X3 Dari hasil perhitungan berdasarkan galat regresi ganda Y atas X1, X2, X3 diperoleh nilai D = 0,171 dan D tabel = 0,162 pada taraf nyata 0,05 . Karena nilai D lebih kecil dari D tabel maka disimpulkan bahwa galat regresi Y atas X1, X2, X3 berdistribusi normal. Dalam hal ini data berasal dari populasi beridistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linear sederhana Y atas X1, X2, X3 dipenuhi dalam penelitian ini. Selain itu, normalitas galat regresi Y atas X3 ditunjukkan oleh nilai p-value = 0,066 yang lebih besar dari α = 0,05, yang berarti pengujian normalitas tidak signifikan sehingga diterima H0 yang menyatakan bahwa galat regresi Y atas X1, X2, X3 berdistribusi normal. Dengan demikian disimpulkan pula bahwa regresi Y atas X1, X2, X3 berbentuk linear. Secara grafis uji normalitas regresi linear ganda Y atas X1, X2, X3 ditunjukkan pada Gambar 5.8 berikut ini. 10 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIFASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (STUDI PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NEGERI 1 KENDARI WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 N o r m a l P r o b a b i l i ty P l o t o f th e R e s i d u a l s ( r e s p o n s e is Y ) 99 95 90 Pe rce nt 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 -3 -2 -1 0 R e s id u a l 1 2 3 Plot normal yang ditunjukkan pada gambar 4.8 membentuk sebuah garis sehingga sisaan regresi Y atas X1, X2, dan X3 memiliki distribusi normal. Rangkuman hasil perhitungan dan kesimpulan penerimaan atau penolakan terhadap H0 untuk uji normalitas galat taksiran regresi ditunjukkan pada Tabel 5.7 berikut. Tabel Rangkuman Hasil UJi Normalitas Galat Regresi Y atas X1, X2 dan X3 Secara Terpisah dan Secara Bersama-sama di SPSS 20 pada hal 119 D hitung D tabel Galat Taksiran Kolmogorop-value Kesimpulan Regresi 0,05 Smirnov Y atas X1 0,139 0,162 0,144 Normal Y atas X2 0,130 0,162 0,200 Normal Y atas X3 0,137 0,162 0,157 Normal Y atas X1,X2,X3 0,161 0,162 0,066 Normal 3. Pengujian Hipotesis Hipotesis yang dimaksud menyangkut adanya hubungan yang signifikan antara variabel bebas X1, X2, X3 dengan variabel terikat Y, baik hubungan masingmasing variabel maupun secara bersama-sama. Hasil pengujian hipotesis dapat diuraikan sebagai berikut. a. Hubungan Antara Power Otot Lengan (X1) Dengan Kemampuan Pukulan lurus pada beladiri pencak silat (Y) Besarnya konstribusi variabel kekuatan otot lengan terhadap kemampuan pukulan lurus ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi r2 x 100% = 41,70%. Ini dapat diartikan bahwa sebesar 41,70% kontribusi variabel power otot lengan 11 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIFASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (STUDI PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NEGERI 1 KENDARI WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 terhadap meningkatnya kemampuan pukulan lurus, dan selebihnya 58,30% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. b. Hubungan Antara Kecepatan Reaksi (X2) Dengan Kemampuan Pukulan Lurus (Y) Besarnya konstribusi variabel kecepatan reaksi terhadap kemampuan pukulan lurus ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi r2 x 100% = 48,70%. Ini dapat diartikan bahwa sebesar 48,70% kontribusi variabel kecepatan reaksi terhadap variasi meningkatnya atau menurunnya kemampuan pukulan lurus pada olahraga pencak silat, dan selebihnya sebesar 51,30% dipengaruhi oleh variabel lainnya. c. Hubungan Motivasi Latihan (X3) Dengan Kemampuan Pukulan Lurus (Y) Besarnya konstribusi variabel motivasi latihan (X2) terhadap Kemampuan pukulan lurus ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi r 2 x 100% = 16,50%. Ini dapat diartikan bahwa sebesar 16,50% kontribusi variabel motivasi latihan terhadap meningkatnya kemampuan pukulan lurus, sedangkan selebihnya sebesar 83,50% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. d. Hubungan Antara Power Otot Lengan (X1), Kecepatan reaksi (X2), Dan Motivasi Latihan (X3), Secara Bersama-Sama Dengan Kemampuan Pukulan Lurus pada bela diri pencak silat (Y) Perhitungan untuk uji keberartian koefisien korelasi ganda diperoleh nilai probabilitas sig F Cahnge = 0,000. Pengujian ini bersifat sangat signifikan karena lebih kecil dari taraf nyata = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi ganda antara variabel power otot lengan (X1), kecepatan reaksi (X2), dan motivasi latihan (X3) secara bersama-sama dengan kemampuan pukulan lurus (Y) adalah sangat signifikan. Besarnya kontribusi power otot lengan (X1), kecepatan reaksi (X2), dan motivasi latihan (X3) terhadap kemampuan pukulan lurus (Y) adalah 51,20%, sedangkan sisanya sebesar 48,80% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. D. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini, yaitu: a. Terdapat hubungan yang signifikan antara power otot lengan dengan kemampuan pukulan lurus pada beladiri pencak silat. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin baik power otot lengan maka semakin baik pula dalam melakukan pukulan lurus yang ditunjukkan oleh persamaan regresi sederhana Y = 1,307 + 0,121 X1 dengan kontribusi sebesar 41,70%. b. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan reaksi dengan kemampuan pukulan lurus dalam beladiri penak silat. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin 12 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIFASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (STUDI PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NEGERI 1 KENDARI c. d. 2. a. b. c. WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 baik kecepatan reaksi maka semakin baik pula dalam melakukan pukulan lurus, yang ditunjukkan oleh persamaan regresi linear sederhana Y = -0,015 + 0,044 X2 dengan kontribusi sebesar 48,70%. Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi latihan dengan kemampuan pukulan lurus dalam olahraga bela diri pencak silat. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi motivasi latihan maka semakin baik dalam melakukan pukulan lurus, di mana hubungannya ditunjukkan oleh persamaan regresi linear sederhana Y = 1,061 + 0,026 X3 dengan kontribusi sebesar 16,50%. Terdapat hubungan yang signifikan antara power otot lengan, kecepatan reaksi, dan motivasi latihan secara bersama-sama dengan kemampuan pukulan lurus pada beladiri pencak silat. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin baik power otot lengan, semakin baik kecepatan reaksi, dan semakin tinggi motivasi latihan, secara bersama-sama yang dimiliki oleh seseorang, maka akan meningkatkan kemampuannya dalam melakukan pukulan lurus. Hubungan antara ketiga variabel tersebut dengan kemampuan pukulan lurus ditunjukkan oleh persamaan regresi linear ganda Y = -0,098 + 0,045 X1 + 0,031 X2 + 0,02 X3 dengan kontribusi bersama sebesar 51,20 %. Saran Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan diatas, maka untuk meningkatkan pukulan lurus dalam bela diri pencak silat, disarankan beberapa hal berikut ini. Melakukan latihan secara kontinue untuk meningkatkan power otot lengan dan kecepatan reaksi dari otot-otot yang terlibat dalam gerak saat melakukan pukulan. Pengaruh utama dalam melakukan pukulan adalah power otot lengan dan kecepatan reaksi dalam hal ini otot lengan, dengan demikian power otot lengan dan kecepatan reaksi sangat besar peranannya dalam menghasilkan pukulan yang baik dalam arti kuat dan tepat. Motivasi latihan merupakan faktor pandukung dalam kegiatan latihan dan bertanding, Dengan dukungan motivasi yang tinggi saat latihan memungkinkan seseorang lebih mudah meraih prestasi. Kepada Pembina dan pelatih bela diri pencak silat, kiranya dapat memberikan latihan yang dapat meningkatkan kemampuan biomotorik seperti latihan untuk meningkatkan power dan latihan kecepatan reaksi. 13 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIFASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (STUDI PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NEGERI 1 KENDARI WAKAPENDIK Vol 1. No 1. Maret 2017 DAFTAR PUSTAKA Bompa, OT. 1994. Theory and Metodology of Training, The Key to Athletic Performance.Ed. Iowa Kendal Hunt Publishing Company. IPSI. 1996. Peraturan pertandingan olahraga pencak silat dengan perwasitan. Jakarta: KONI Pusat Kirkendal dalam Saiful, 2013. tes’ Medicine Ball, Reaction Time tes. Kencana Prenada Media Group 14