Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 1 Juni Tahun 2014 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN MEDIA LUAR RUANG DI KOTA KLATEN Ratna Susanti, S.S., M.Pd. Politeknik Indonusa Surakarta Email: [email protected] Abstract Language plays an important role in the communication process. Someone in communicating with one another by means of language, either spoken or written language. Language can be used in all places, including the outdoor media, which is on the nameplate stores, billboards, banners, and signage agencies. Examples of the language is a form of communication which delivery is writing. Writing on outdoor media in the region of Klaten City still found a lot of errors, both in terms of writing errors of spelling, punctuation, and word choice (diction). Therefore, this study aims to analyze the writing errors in City of outdoor media in Klaten. The approach used in this study is a theoretical and methodological approach. The theoretical approach in this study using Indonesian language error analysis approach, while the methodological approach used is descriptive qualitative approach. Data collection is performed using the method of direct observation (observation), technical notes, and documentation. Analysis of the data using sorting technique and dressing techniques. The presentations using informal methods of data analysis. The results obtained are still a lot of mistakes writing on outdoor media in Klaten city that does not comply with the rules of Indonesian. Among the writing mistakes writing errors of spelling, punctuation, and word choice (diction). Keywords: spelling, diction, punctuation, language errors, Klaten 25 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 1 Juni Tahun 2014 1. memasuki berbagai sendi kehidupan bangsa dan mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia. Selain bahasa asing, penggunaan bahasa daerah khususnya bahasa Melayu Jakarta dan bahasa “gaul” telah mewarnai penggunaan bahasa Indonesia lisan. Bahkan, bahasa iklan sangat diwarnai oleh penggunaan bahasa daerah tersebut. Penggunaan bahasa asing dan bahasa daerah tersebut telah mempengaruhi cara pikir masyarakat Indonesia dalam berbahasa Indonesia resmi. Kondisi itulah yang menyebabkan terjadinya kesalahan berbahasa Indonesia. Untuk itu, diperlukan tata cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Atas dasar tersebut, peneliti ingin memberikan pengetahuan tentang perkembangan Bahasa Indonesia dalam fenomena pemilihan diksi yang tepat dalam proses komunikasi, baik secara lisan maupun dalam tulisan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis kesalahan berbahasa Indonesia pada penulisan media luar ruang di wilayah Kota Klaten. Objek penelitiannya adalah penulisan pada papan nama pertokoan, papan nama instansi, baliho, dan spanduk yang ada di wilayah Kota Klaten. Peneliti memilih media luar ruang yang ada di Klaten sebagai tempat penelitian berdasarkan tempat tinggal. Di wilayah Klaten ini banyak sekali didapati kesalahan penulisan pada papan nama pertokoan, papan nama instansi, baliho, dan spanduk. Untuk itu, peneliti tergerak untuk melakukan penelitian atas berbagai kesalahan penulisan yang tidak sesuai dengan kaidah baku bahasa Indonesia pada media luar ruang tersebut. Alasan pemilihan penulisan pada media luar ruang di wilayah Klaten ini sebagai data penelitian, yaitu pertama media luar ruang seperti baliho dan spanduk lebih mudah ditemukan dibandingkan dengan di media elektronik. Kedua, rentang waktu pemasangannya lebih lama. Ketiga, media luar ruang menjangkau semua lapisan masyarakat PENDAHULUAN Bahasa memegang peranan penting dalam proses komunikasi. Peran tersebut akan mampu memainkan fungsinya jika dalam tuturan akan tercipta komunikasi yang baik. Kegiatan bertutur selalu melibatkan dua hal utama, yaitu penutur (komunikator) dan petutur (komunikan). Kegiatan bertutur pada dasarnya akan selalu hadir di tengahtengah masyarakat. Hal ini dikarenakan kegiatan bertutur merupakan sarana berinteraksi masyarakat satu dengan lainnya. Bahasa sebagai hasil bertutur mempunyai beragam fungsi dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa juga berperan dalam menyatukan masyarakat. Kehidupan yang dipenuhi semangat kekeluargaan akan mampu terwujud jika antarmasyarakat mampu berkomunikasi dengan baik. Tidak bisa diingkari bahwa alat komunikasi yang mampu mewujudkan tersebut adalah bahasa. Bahasa juga merupakan media bagi setiap manusia untuk menyampaikan ide, pikiran, gagasan, konsep, dan perasaan. Kehidupan masyarakat yang majemuk menimbulkan sebuah perilaku yang berbeda. Perbedaan ini tidak dapat dipungkiri, sehingga menciptakan sebuah proses komunikasi yang beragam. Proses komunikasi inilah yang dinamakan tindak ujar atau tindak tutur. Tindak ujar atau tindak tutur adalah kajian tuturan berdasarkan makna atau arti tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Agustina, 2004: 65). Dalam hubungan dengan kehidupan masyarakat, bahasa Indonesia telah terjadi berbagai perubahan. Terutama yang berkaitan dengan tatanan baru kehidupan dunia dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi, khususnya teknologi informasi yang semakin sarat dengan tuntutan dan tantangan globalisasi. Kondisi itu telah menempatkan bahasa Asing terutama bahasa Inggris pada posisi strategis yang memngkinkan bahasa itu 26 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 1 Juni Tahun 2014 karena pemasangannya dilakukan sampai ke pelosok daerah, sehingga mudah dijumpai di pinggir-pinggir jalan atau di tempat umum. Keempat, penelitian terhadap media luar ruang di wilayah Kota Klaten sejauh pengetahuan peneliti belum pernah dilakukan. Berdasarkan uraian singkat dalam latar belakang masalah di atas, dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. a. Bagaimanakah bentuk kesalahan berbahasa Indonesia pada penulisan media luar ruang yang ada di wilayah Kota Klaten? b. Bagaimana hasil analisis terhadap bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Indonesia pada penulisan media luar ruang yang ada di wilayah Kota Klaten? Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan sebagai berikut. a. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Indonesia pada penulisan media luar ruang yang ada di wilayah Kota Klaten. b. Untuk menganalisis bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Indonesia pada penulisan media luar ruang yang ada di wilayah Kota Klaten. c. Untuk memberikan kontribusi bagi institusi, khususnya Politeknik Indonusa, dalam penggunaan dan penulisan yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik, benar, dan tepat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik bagi peneliti, institusi, maupun pemerintak Kota Klaten sebagai tempat/wilayah penelitian. a. Bagi penelitian, penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengaplikasikan teori-teori kesalahan berbahasa, mengembangkan ilmu pengetahun kebahasaan, sekaligus sebagai aplikasi dari tri darma perguruan tinggi. b. Bagi institusi, penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan nilai akreditasi dengan meningkatkan c. 2. jumlah dosen yang melakukan penelitian. Bagi Pemerintah Kota Klaten, penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya perbaikan dalam rangka penggunaan bahasa Indonesia yang baik dban benar. penggunaan dan penulisan yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik, benar, dan tepat. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS a. Pengertian Kesalahan Berbahasa Bahasa sebagai perangkat kebiasaan dipakai setiap orang sebagai media komunikasi yang sangat kompleks. Pada umumnya pemakai bahasa dalam berbahasa cenderung menggunakan jalan pikirannya tanpa mempertimbangkan aturan-aturan yang ada dalam bahasa. Di samping itu ada juga pembelajar bahasa yang memperhatikan kaidah-kaidah atau aturan bahasa yang berlaku sehingga menghasilkan konsep sesuai dengan struktur bahasa yang dipelajari. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa pengkajian terhadap segala aspek kesalahan itu disebut analisis kesalahan. Agar dapat menganalisis kesalahan berbahasa secara baik diperlukan langkah-langkah. Langkah-langkah yang dimaksud adalah: (1) pengumpulan data, (2) pengidentifikasian kesalahan, (3) penjelasan kesalahan, (4) pengklasifikasian kesalahan, dan (5) pengevaluasian kesalahan. Atas dasar langkah-langkah di atas dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses kerja yang digunakan oleh para peneliti bahasa dengan langkahlangkah pengumpulan data, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat di dalam data, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian taraf keseriusan kesalahan itu (Tarigan, 2011:68). 27 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 1 Juni Tahun 2014 Corder (dalam Pateda, 1989:32) membedakan pengertian antara kesalahan (error) dengan kekeliruan (mistakes). Kesalahan mengacu pada pemahaman (kompetensi), sedangkan kekeliruan mengacu pada penampilan (performansi). Jadi jika si pembelajar bahasa melafalkan intruksi yang seharusnya instruksi atau bisah yang seharusnya bisa, kejadian semacam ini tergolong kekeliruan. Tetapi jika mengatakan, “Yesterday I go to the market”, atau “Ini hari saya tidak masuk sekolah”, hal ini termasuk bidang pemahaman, karena itu tergolong kesalahan. Jadi kekeliruan adalah penyimpangan yang tidak sistematis, misalnya karena kesalahan, emosi, atau salah ucap, sedangkan kesalahan adalah penyimpangan-penyimpangan yang sifatnya sistematis, taat asas, dan menggambarkan kemampuan si perabelajar bahasa pada tahap tertentu (Baradja, 1981:12). b. Ejaan dalam Bahasa Indonesia Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ejaan ibarat merupakan rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika pengemudi mematuhi rambu lalu lintas itu, terciptalah lalu lintas yang tertib, teratur, dan tidak semrawut. Seperti itulah bentuk hubungan antara pemakai bahasa dan ejaan (Finoza, 2001:13). Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang Disempurnakan (EYD). EYD yang resmi mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972 merupakan upaya penyempurnaan ejaan yang sudah dipakai selama 25 tahun sebelumnya yang dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Sebelum Ejaan Soewandi, telah ada ejaan yang merupakan ejaan pertama bahasa Indonesia, yaitu Ejaan Van Ophuysen. Ruang lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EYD) mencakup lima aspek, yaitu (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca (Finoza, 2001:15). 1) Pemakain huruf membicarakan bagian-bagian dasar dari suatu bahasa, yaitu abjad, vokal, konsonan, pemenggalan, dan nama diri. 2) Pemakaian huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan yang sebelumnya, meliputi huruf kapital dan huruf miring. 3) Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya, yaitu kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti kau, ku, mu,dan nya, kata depan di, ke, dan dari, kata sandang si dan sang, pertikel, singkatan dan akronim, angka dan lambing bilangan. 4) Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing. 5) Pemakaian tanda baca membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca dalam penulisan dengan kaidahnya masing-masing. Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Muhammad Idhan dan Azwardi pada tahun 2007 dari FKIP Universitas Syiah Kuala dengan judul “Analisis Kesalahan Penulisan Bahasa Aceh pada Media Luar Ruang di Kota Banda Aceh”. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah pada objek penelitian, yang meliputi waktu dan tempat. Selain itu, pada penelitian 28 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 1 Juni Tahun 2014 terdahulu meneliti pencampuran penggunaan bahasa Aceh dan bahasa Indonesia serta pencampuran bahasa Aceh dan bahasa Inggris. Penelitian lainnya sebagai kajian empiris adalah penelitian yang dilakukan oleh Mardan Syah Putra pada tahun 2011 dengan judul “Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat pada Media Luar Ruang di Unsyiah”. Perbedaan penelitian dengan yang dilakukan oleh penulis terletak pada analisis. Pada penelitian terdahulu tidak menganalisi kesalahan penulisan tanda baca dan pemilihan kata (diksi). mengemukakan bahwa langkah kerja analisis kesalahan berbahasa adalah mengumpulkan data, mengidentifikasikan data, menjelaskan kessalahan, dan mengevaluasikan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data-data yang diperoleh di lapangan mengenai kaidah penulisan media luar ruang, banyak ditemukan kesalahan dalam penulisannya yang belum memenuhi kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berikut ini akan diuraikan data-data yang ditemukan di lapangan, bentuk kesalahanan, serta analisis kesalahan penulisan berdasarkan kaidah kebahasaan. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penggunaan metode tersebut untuk memperoleh deskripsi secara faktual mengenai hal-hal yang akan di teliti yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomenba yang ada sehingga yang dihasilkan atau dicatat berupa perincian seperti potret paparan sebagaimana adanya (Sudaryanto 1988:62). a. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik observasi dan teknik catat atau rekam (Mahsun 2005). Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data secara langsung dari objek penelitian. Pengamatan dilakukan pada media luar ruang yang terdapat di lokasi penelitian.Data kesaslahan penulisan bahas Aceh yang teramati dicatat atau direkam sebagai korpus data. b. Teknik Penganalisisan Data Data yang sudah terkumpul atau data teridentifikasi dicatat dalam korpus data. Selanjutnya, data tersebut diklasifikasikan dan dianalisis berdasarkan aspek dan tipe kesalahan. Sesuai dengan karakteristikdata yang ingin diperoleh, penganalisisan data penelitian ini menggunakan teknik kualitatif. Hal ini sesuai dengan karakteristik data yang akan dideskripsikan (Mahsun, 2005). Berkaitan dengan ini, Ellis (dalam Tarigan, 2011: 68) a. Data di Lapangan Data 1: RS. ISLAM KLATEN Penulisan papan nama di sebuah rumah sakit di Kota Klaten. Papan nama ini dipasang di perempatan lampu merah di wilayah Ketandan, Klaten. Tepatnya sebelah selatan Rumah Sakit Islam Klaten. Penempatan papan nama dengan ukuran besar di perempatan lampu merah ini bertujuan memberikan informasi kepada pembaca bahwa tidak jauh dari lokasi tersebut ada sebuah rumah sakit swasta dengan nama Rumah Sakit Islam. Papan nama ini didominasi dengan warna hijau tua dan tulisan putih sehingga sangat kontras antara warna dasar dengan warna huruf/tulisan. Tujuannya agar mudah dibaca. Ukuran hurufnya pun sangat besar, sehingga pembaca atau pengguna jalan dapat membaca tulsian tersebut dari jarak yang agak jauh sekalipun. Data 2: Penulisan papan nama sebuah perusahaan di bidang percetakan dan penerbitan buku. CV. KHARISMA MANDIRI 29 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 1 Juni Tahun 2014 CV Kharisma Mandiri adalah sebuah perusahan swasta yang bergerak di bidang percetakan dan penerbitan buku-buku pelajaran dari TK, SD, SMP, dan SMA. Perusahaan ini terletak di Jalan Diponegoro, Klaten, tepatnya dari pertigaan lampu merah sebelum masuk wilayah dalam kota Klaten, ke arah selatan kira-kira 1 kilometer. Letak perusahaan ini ada di sebelah barat jalan raya, menghadap ke timur. Penulisan pada papan pengumuman selamat datang di lokasi sebuah perumahan baru di wilayah Klaten Selatan. Selamat Datang Dilokasi Perumahan Sekar Anom Regency Data 8 Penulisan pada papan nama sebuah tempat perbaikan/bengkel cat mobil yang terletak di Jalan Yogya-Solo, tepatnya di wilayah Ngaran, Mlese, Ceper, Klaten. Data 3: Penulisan papan nama sebuah kantor milik BUMN. Cat Oven & Body Repair KIAT MOTOR Pencampuran Cat Sistim Computer PT. PLN (PERSERO) RAYON Kantor PLN ini berada di Jalan Pahlawan, Pedan, Klaten. Terletak kurang lebih 10 kilometer dari pusat Kota Klaten, tepatnya di samping kanan kantor polisi sektor Pedan. Data 9 Penulisan pada papan nama sebuah took mebel yang ada di Jalan Raya Yogya-Solo, tepatnya di samping timur Kantor Pengadilan Negeri Klaten. Data 4 Penulisan pada baliho yang terletak di depan Kantor Pajak Pratama Kota Klaten di Jalan Veteran. MEUBEL KARYA MAKMUR Menyediakan : Informasi bisa anda dapatkan di : Data 10 Penulisan papan nama kantor Darma Wanita di Kantor Subunit Pajak, Unit Keuangan Kabupaten Klaten yang terletak di Jalan Veteran, Klaten Utara. Data 5: Penulisan pada papan nama toko alat olahraga dan gedung olahraga bulutangkis. DHARMA WANITA KABUPATEN KLATEN Data 11 Penulisan papan nama kantor bank milik pemerintah yang berada di Jalan Pemuda Selatan, Klaten. Toko Olah Raga & Gedung Bulutangkis Data 6 Penulisan pada papan jasa perbaikan alas sepatu dan pembuatan plat nomor kendaraan. Lokasi ada di depan Kantor Koramil Pedan, Klaten. SOOL SEPATU PLAT NOMER BANK BRI Data 7 Data 12 30 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 1 Juni Tahun 2014 Penulisan papan pengumuman larangan yang terletak di sepanjang trotoar Jalan Veteran, Klaten Utara DILARANG BERJUALAN / MELAKUKAN KEGIATAN USAHA DI : - TROTOAR ( KECUALI JAM 15.00 – 06.00 ) - JALUR HIJAU / TAMAN - BADAN JALAN DI SEPANJANG JALUR INI b. Bentuk Kesalahan Penulisan dan Hasil Analisis Data 1 Bentuk kesalahan penulisan pada Data 1 adalah penulisan Rumah Sakit yang disingkat menjadi RS dan diberi tanda baca titik. Hal ini sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, bahwa penulisan singkatan nama yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. 1. Kesalahan penulisan kata “anda” Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, bahwa penulisan kata “anda” yang digunakan dalam penyapaan menggunakan huruf capital. Jadi, penulisan yang tepat adalah kata “Anda”. 2. Kesalahan penulisan tanda baca titik dua (:) Penulisan semua jenis tanda baca adalah diletakkan tanpa spasi dengan kata yang ada di depannya. Penulisan tanda baca titik dua (:) yang ada di baliho tersebut masih salah karena diletakkan setelah kata di dan diberi spasi. Jadi, penulisan yang tepat adalah tanda titik dua (:) diletakkan setelah kata di dan tanpa spasi. Data 5 Penulisan pada papan nama pertokoan dan gedung tersebut masih salah. Kesalahan terletak pada penulisan kata “Olah Raga”. Aturan penulisan gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar, seharusnya ditulis serangkai. Jadi, penulisan kata “Olah Raga” yang benar adalah kata “Olahraga”. Antara kata “olah” dan “raga” tidak menggunakan spasi. Data 2 Bentuk kesalahan penulisan pada Data 2 ini sama dengan bentuk kesalahan penulisan pada Data 1, yaitu penulisan singkatan singkatan nama yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan diikuti dengan tanda titik. Jadi, penulisan singkatan CV. Kharisma Mandiri seharusnya ditulis dengan CV Kharisma Mandiri. Data 6 Penulisan pada papan nama jasa perbaikan alas sepatu dan jasa pembuatan plat nomor kendaraan tersebut masih salah. Kesalahan terjadi pada penulisan kata “sool” dan kata “nomer”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1327), penulisan kata “sool” yang tepat adalah “sol”, artinya telapak (alas) sepatu (sandal). Jadi, penulisan kata “sol” pada papan tersebut mengandung maksud bahwa di tempat itu ada jasa tukang yang menerima perbaikan alas sepatu/sandal yang rusak. Selain kata “sool” yang seharusnya ditulis dengan kata “sol”, pada papan tersebut juga terjadi kesalahan penulisan kata “nomer”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 966), penulisan yang Data 3 Bentuk kesalahan penulisan pada Data 3 ini sama dengan bentuk kesalahan penulisan pada Data 1 dan Data 2, yaitu penulisan singkatan nama yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan diikuti dengan tanda titik. Jadi, penulisan singkatan PT. PLN Persero seharusnya ditulis dengan PT PLN Persero. Data 4 Bentuk kesalahan penulisan pada Data 4 ini ditemukan ada 2 jenis kesalahan. 31 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 1 Juni Tahun 2014 benar adalah “nomor”, artinya angka sebagai tanda atau lambang bilangan. Maksud dari penggunaan kata “nomor” tersebut adalah bahwa di tempat itu terdapat jasa tukang yang dapat membuatkan plat nomor kendaraan, bagi pemilik kendaraan roda dua atau empat yang belum memiliki plat nomor kendaraan resmi, bisa memesan pada tukang tersebut. digunakan dalam penulisan papan nama sebuah bengkel perbaikan bodi dan cat ulang milik H. Sukiyat yang beralamat di Jalan Raya Yogya-Solo, Desa Ngaran, Mlese, Ceper, Klaten tersebut artinya adalah metode. Metode yang digunakan untuk mencanpur beberapa warna cat bodi kendaraan agar sesuai dengan warna aslinya dari pabrik adalah menggunakan komputer. Data 7 Bentuk kesalahan yang terjadi pada penulisan papan nama sebuah kompleks perumahan di wilayah Klaten Selatan, tepatnya di Kompleks Perumahan Sekar Anom Regency tersebut masih salah. Letak kesalahannya pada penulisan kata “dilokasi”. Kata “di” sebagai bentuk kata depan untuk menandai tempat seharusnya ditulis terpisah dengan kata yang apa pun yang mengikutinya. Penulisan kata “di” dengan menggunakan huruf kecil, kecuali jika kata “di” tersebut terletak di awal kalimat. Oleh karena itu, koreksi pembetulan atas kesalahan penulisan pada papan nama kompleks perumahan tersebut adalah “Selamat Datang di Lokasi Perumahan Sekar Anom Regency”. Data 9 Letak kesalahan pada penulisan papan nama toko mebel yang menyediakan berbagai keperluan perabot rumah tangga, seperti rak piring, busa, mebel jati, mebel partikel, dan tempat tidur tersebut adalah pada penulisan “meubel”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 892), penulisan kata “meubel” yang tepat adalah “mebel”, artinya perabot yang diperlukan, berguna, atau disukai, seperti barang atau benda yang dapat dipindah-pindah, digunakan untuk melengkapi kantor, rumah, dan sebagainya. Selain kesalahan penulisan kata mebel, juga masih terdapat kesalahan pada penulisan tanda baca titik dua (:). Sesuai dalam Pedoman Pintar EYD, bahwa tanda baca apa pun, seharusnya ditulis serangkai (tanpa spasi) dengan kata di depannya. Data 8 Penulisan pada papan nama sebuah tempat perbaikan bodi dan cat ulang mobil di Jalan Yogya-Solo, tepatnya di wilayah Ngaran, Mlese, Ceper, Klaten ini masih salah. Letak kesalahan ada pada penulisan kata “sistim”. Kata tersebut menurut kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan kata yang tidak baku, sehingga apabila digunakan dalam penulisan resmi masih salah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1320), penulisan kata “sistim” yang tepat adalah “sistem”. Artinya: (1) perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, (2) susunan yang teratur dalam pandangan, teori, asas, dan sebagainya, (3) metode. Jadi, sesuai dengan makna yang tercantum dalam KBBI tersebut, kata “sistem” yang Data 10 Kesalahan penulisan pada papan nama di Kantor Subunit Pajak Unit Keuangan Kabupaten Klaten yang terletak di Jalan Veteran, Klaten Utara ini adalah pada penulisan kata “dharma”. Dalam Pedoman EYD pada bagian pemakaian huruf, jenis gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi konsonan di antaranya adalah kh, ng, ny, dan sy. Jadi, gabungan konsonan dh tidak termasuk dalam Pedoman EYD. Oleh karena itu, penulisan kata “dharma” pada appan nama tersebut tidak benar. Penulisan yang benar adalah “darma”. Data 11 32 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 1 Juni Tahun 2014 Penulisan papan nama bank milik pemerintah, yaitu Bank BRI ini masih salah. Letak kesalahannya pada penggunaan kata “bank”, karena singkatan BRI adalah Bank Rakyat Indonesia. Oleh karenanya, jika penulisan BRI masih membubuhkan kata “bank” di depan singkatan tersebut, akan terjadi reduplikasi menjadi Bank Bank Rakyat Indonesia. Jadi, agar penulisan nama bank pemerintah tersebut menjadi benar dan tepat, hendaknya ditulis dengan menggunakan singkatan BRI saja, tanpa membubuhkan kata “bank” di depan singkatan tersebut. Besar Bahasa Indonesia (2008: 1113) kata “pukul” berarti saat yang menyatakan waktu. 5. KESIMPULAN Berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan dan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa Indonesia pada penulisan media luar ruang di Kota Klaten masih banyak dijumpai yang belum/tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bentuk-bentuk kesalahan penulisan di media luar ruang di Kota Klaten meliputi kesalahan penulisan tanda baca, kesalahan penulisan singkatan, kesalahan penggunaan huruf kapital, kesalahan pemilihan kata, dan kesalahan penulisan ejaan. Data 12 Penulisan pada papan pengumuman larangan/imbauan yang dibuat oleh petugas satuan polisi pamong praja Kabupaten Klaten ini terletak di trotoar sepanjang Jalan Veteran, Klaten Utara. Penulisan pada papan pengumuman tersebut masih didapati banyak kesalahan, baik penggunaan tanda baca maupun pemilihan kata/diksi yang belum tepat. Bentukbentuk kesalahan yang dapat diuraikan dan dianalisis dari penulisan papan pengumuman tersebut adalah sebagai berikut. 1. Penulisan tanda baca garis miring (/), tanda baca titik dua (:), dan tanda baca kurung ((), yang masih menggunakan tanda spasi dengan kata yang ada di depan maupun di belakang tanda baca tersebut. Penulisan yang tepat adalah semua tanda baca ditulis tanpa spasi dengan kata yang mengikuti, baik kata sebelum maupun sesudahnya. 2. Pemilihan kata “jam” tersebut tidak tepat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 561), kata “jam” artinya adalah (1) alat untuk mengukur waktu (seperti arloji, lonceng dinding), (2) waktu yang lamanya 1/24 hari (dari sehari semalam) sama dengan 60 menit atau 3.600 detik. Berdasarkan pengertian tersebut, penggunaan kata “jam” pada papan pengumuman larangan tersebut masih salah. Jadi, penggunaan kata yang tepat adalah kata “pukul”. Dalam Kamus 6. REFERENSI Badudu, J.S. 1981. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima. Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Bhineka Cipta Corder, S.P. 1981. Error Analysis and Interlanguage. Oxford: Oxford University Press. Djajasudarma, Fatimah. 1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT Eresco. Ellis, Rod. 1984. Understanding Second Language Acquisition. Oxford: Oxford University Press James, Carl. 1998. Errors in Language Learning and Use Exploring Errors Analysis. New York: Longman. Kridalaksana, Harimurti.1993. Kamus Linguistik Edisis III. Jakarta: PT Gramedia. Lado, Robert.1966. Linguistics Across Culture: Aplied Linguisticsfor Language Teacher. Ann Arbor: University Of Michigan Press. 33 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 1 Juni Tahun 2014 Moeliono, Anton, dkk. 1997. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pateda, Mansoer.1989. Analisis Kesalahan. Flores: Nusa Indah. Pranowo. 1993. Penerapan Analisis Kesilapan dalam Penelitian Bahasa. Jakarta: MLI. Siregar, Bahren.1998. Pemertahanan Bahasa dan Sikap Bahasa. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Subyakto, Sri Utari.1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: PT Gramedia. Tarigan, H.G. 2011. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 34 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 1 Juni Tahun 2014 3