Mei - Juni - Perpustakaan BPOM

advertisement
InfoPOM
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN POM RI
ISSN 1829-9334
MARI MINUM OBAT BAHAN ALAM DAN JAMU
DENGAN BAIK DAN BENAR
Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia sehingga
berbagai usaha dilakukan untuk memperoleh tubuh yang sehat, mulai
dari berolah raga, hidup secara teratur, diet yang seimbang,
istirahat yang cukup, sampai dengan mengkonsumsi vitamin
atau suplemen tertentu. Bagi mereka yang mengalami
gangguan kesehatan atau sakit, usaha penyembuhan akan
MEWASPADAI ASAM RETINOAT
DALAM KOSMETIK
dilakukan agar dapat kembali sehat, baik dengan
menggunakan obat konvensional maupun obat yang
berasal dari bahan alam.
RISET OBAT BAHAN ALAM
DI PUSAT RISET OBAT DAN
MAKANAN
Dewasa ini penggunaan obat bahan alam cenderung terus
meningkat dari tahun ke tahun, baik yang digunakan untuk
menjaga dan meningkatkan kesehatan, maupun untuk
pengobatan suatu penyakit. Hal ini tidak saja terjadi pada
negara-negara berkembang seperti Indonesia, akan tetapi juga
pada negara-negara maju. Dengan adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi, makin banyak hasil
penelitian obat bahan alam dapat diakses dengan mudah melalui
OR
EDIT
IAL
berbagai media elektronik, sehingga dengan banyaknya info ini
semakin menumbuhkan keinginan penggunaan obat bahan alam.
Pembaca yang terhormat,
Dewasa ini penggunaan obat bahan alam cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun, baik yang digunakan untuk
menjaga dan meningkatkan kesehatan, maupun untuk pengobatan suatu penyakit. Hal ini tidak saja terjadi pada negaranegara berkembang seperti Indonesia, akan tetapi juga pada negara-negara maju. Dengan adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi, makin banyak hasil penelitian obat bahan alam dapat diakses dengan mudah
melalui berbagai media elektronik, sehingga dengan banyaknya info ini semakin menumbuhkan keinginan penggunaan
obat bahan alam. Namun ada hal yang perlu kita sadari adalah bahwa jamu secara umum tidak dapat memberikan efek
penyembuhan seketika atau ”cespleng”dan tidak ada jamu yang boleh diklaim dapat mengobati gejala penyakit.
Selain dalam hal penggunaan jamu, hal lain yang sekarang lagi menjadi trend dalam masyarakat adalah tentang
kecantikan dan penggunaan kosmetika. Untuk itu kita juga perlu mewaspadai pentingnya kehati-hatian dalam memilih
produk kosmetik, karena pada dasarnya keinginan untuk tampil menarik adalah hal yang manusiawi, dan salah satu cara
yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan kosmetik. Namun, bila salah memilih kosmetik, kandungan bahan
kosmetik yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan manfaat justru akan menimbulkan masalah baru,
misalnya bila menggunakan kosmetik yang mengandung bahan kimia berbahaya. Ulasan mengenai hal tersebut kami
muat dalam artikel “Waspadai Asam Retionat Dalam Kosmetik”.
Seperti biasa, pada halaman terakhir InfoPOM, dimuat Forum PIO Nas dan Forum SIKer Nas yang berisi tanya jawab
seputar informasi obat dan informasi keracunan, yang penting diketahui oleh pembaca.
Demikian, semoga infoPOM edisi ini dapat memberikan manfaat. Selamat membaca
Vol. 12 No. 3 Mei - Juni 2011
1
InfoPOM
Sajian Utama
beras kencur, kunyit asam dan
jahe wangi; maupun berbagai
produk hasil pengembangan
bahan alam yang dahulu belum
dikenal. Selain itu, dengan adanya
sistem pasar bebas maka produk
impor dari beberapa negara dapat
dijumpai dengan mudah di
Indonesia.
Penggunaan obat yang berasal
dari bahan alam atau yang dikenal
dengan ”Jamu” oleh masyarakat
Indonesia sebenarnya sudah
dimulai sejak zaman dahulu,
terutama dalam upaya
pencegahan penyakit,
peningkatan daya tahan tubuh,
mengembalikan kebugaran tubuh
setelah melahirkan atau bekerja
keras, bahkan untuk kecantikan
wanita. Dengan kata lain, jamu
merupakan warisan budaya
bangsa Indonesia yang telah
digunakan secara turun-temurun
lebih dari tiga generasi sehingga
jamu dipercaya aman bagi
kesehatan. Industri yang bergerak
dibidang obat bahan alam dan
jamu mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Saat ini terdapat
1527 industri obat tradisional yang
beroperasi di Indonesia. Dengan
didukung oleh kekayaan alam
berupa 40.000 jenis tumbuhan
yang hidup di Indonesia, dimana
7.500 jenis diantaranya diketahui
sebagai tumbuhan obat, serta
jumlah penduduk yang menempati
urutan ke-4 di dunia, maka saat ini
Indonesia merupakan pusat
perhatian dunia dalam
pengembangan dan pasar obat
yang berasal dari bahan alam.
Produk obat bahan alam dan jamu
di Indonesia berkembang pesat
dan sangat bervariasi, mulai dari
jamu yang digunakan secara
tradisional sejak dahulu seperti
Vol. 12 No. 3 Mei - Juni 2011
Beberapa faktor perlu diperhatikan
dalam menggunakan suatu bahan
alam sebagai obat, diantaranya
adalah keamanan, termasuk tidak
menggunakan Bahan Kimia Obat
(BKO), mutu dan kemanfaatan
dari bahan alam itu sendiri. Badan
Pengawas Obat dan Makanan
(Badan POM) sebagai lembaga
pemerintah yang bertugas dalam
pengawasan obat dan makanan,
termasuk produk obat bahan alam
dan jamu telah mempersyaratkan
ketentuan tentang keamanan,
mutu dan kemanfaatan suatu
produk obat bahan alam,
sebagaimana tercantum dalam
Keputusan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor :
HK.00.05.4.2411 Tahun 2004.
Aspek Keamanan
Keamanan merupakan
persyaratan yang mutlak harus
dipenuhi oleh suatu obat bahan
alam dan jamu. Faktor keamanan
merupakan hal yang sangat
penting, karena berbeda dengan
obat konvensional yang biasanya
diperoleh melalui resep dokter
atau disertai dengan berbagai
peringatan, obat bahan alam dan
jamu dapat diperoleh secara
bebas oleh masyarakat, umumnya
tidak disertai informasi ataupun
peringatan yang cukup dan
digunakan dalam jangka waktu
2
yang lama.
Bagaimana suatu obat bahan
alam atau jamu dapat dikatakan
aman? Obat bahan alam atau
jamu dapat dikatakan aman
apabila telah digunakan secara
turun-temurun melewati tiga
generasi atau telah diuji
toksisitasnya menggunakan
hewan uji dan terbukti aman. Data
keamanan suatu obat bahan alam
dapat ditemukan melalui berbagai
buku resmi yang diterbitkan, baik
oleh lembaga kesehatan dunia
seperti WHO, lembaga
pemerintah, perguruan tinggi,
maupun dari laporan pada jurnaljurnal nasional dan internasional.
Suatu obat bahan alam yang
dahulu digunakan dalam
pengobatan tapi kemudian
dilaporkan dapat memberikan efek
yang tidak diinginkan maka
sekarang ini tidak digunakan lagi.
Salah satu contoh adalah daun
Piper methysticum atau kava-kava
yang terbukti dapat menyebabkan
kerusakan hati. Di samping itu
beberapa bahan alam terbukti
dapat berinteraksi dengan obatobat konvensional sehingga dapat
menyebabkan efek yang
berlawanan atau menghilangkan
efek dari obat dari bahan kimia itu
sendiri, misalnya herba Hypericum
perforatum atau St. John's wort
dan rhizoma Hydrastis canadensis
atau Golden seal. Beberapa obat
bahan alam juga mengandung
senyawa berkhasiat yang sangat
toksik atau beracun, tanaman ini
dikembangkan menjadi obat dan
digolongkan sebagai obat keras
yang tidak dijual bebas dan
penggunaannya harus dibawah
pengawasan dokter, seperti
misalnya adalah Atropa
belladonna, Digitalis sp., Ephedra
InfoPOM
Sajian Utama
sp. dan Rauwolfia serpentina. Halhal ini umumnya tidak diketahui
oleh sebagian besar masyarakat
sehingga timbul anggapan bahwa
semua obat bahan alam adalah
aman dikonsumsi.
Untuk melindungi masyarakat dari
penggunaan tumbuhan obat yang
mempunyai potensi menyebabkan
risiko kesehatan, kerusakan organ
tubuh, ataupun berpotensi
berinteraksi dengan obat-obat lain
yang merugikan kesehatan, maka
Badan POM telah mengeluarkan
suatu daftar tumbuhan yang
dilarang digunakan sebagai obat
bahan alam (lihat Tabel Daftar
Tumbuhan yang Dilarang
Digunakan sebagai Obat Bahan
Alam)
Bahaya Obat Bahan Alam dan
Jamu Mengandung Bahan
Kimia Obat (BKO)
Masyarakat perlu menyadari
bahwa penggunaan obat bahan
alam dan jamu secara umum tidak
dapat memberikan efek
penyembuhan seketika atau
”cespleng”, tetapi memerlukan
selang waktu tertentu untuk dapat
menunjukkan efek yang
diinginkan. Kenyataan ini sering
tidak dimengerti oleh masyarakat
dan kemudian dimanfaatkan oleh
industri yang tidak
bertanggungjawab dengan cara
mencampurkan Bahan Kimia Obat
(BKO) ke dalam obat bahan alam
dan jamu untuk mendapatkan efek
yang “cespleng”. Perbuatan ini
melanggar peraturan yang berlaku
di Indonesia yang
mempersyaratkan bahwa obat
bahan alam dan jamu tidak
diperbolehkan mengandung BKO.
Hal ini sangat berbahaya, karena
obat bahan alam dan jamu
seringkali digunakan dalam jangka
waktu lama dan dengan takaran
dosis yang tidak dapat dipastikan
Walaupun efek penyembuhannya
segera terasa, tetapi akibat
penggunaan BKO yang tidak
terkontrol dengan dosis yang
tidak dapat dipastikan, dapat
menimbulkan efek samping yang
serius, mulai dari mual, diare,
pusing, sakit kepala, gangguan
Tabel Daftar Tumbuhan yang Dilarang Digunakan sebagai Obat Bahan Alam
No.
Nama Tumbuhan
Bagian yang
Dilarang
No.
Bagian yang
Dilarang
Nama Tumbuhan
1.
Abrus preca torius
Biji
20.
Hydrastis canadensis
Rimpang
2.
Aconitu m sp
Semua bagian
21.
Hyoscyamus niger
Daun
3.
Adonis verna lis
Semua bagian
22.
Hypericum perforatum
Semua bagian
4.
Aristolochia sp
Semua bagian
23.
Lanta na ca mara
Daun
5.
Artemisia sp
Daun
24.
Lobelia chinensis
Semua bagian
6.
Atropa belladonna
Semua bagian
25.
Merremia mammosa
Umbi akar
7.
Cinchona succirubra
Kulit kayu
26.
Mitragyna specio sa
Semua bagian
8.
Colchicum autumnale
Biji
27.
Nerium oleander
Buah dan Daun
9.
Convolvulu s scammonia
Akar dan biji
28.
Piper methysticum
Daun
10.
Citrullus colocynthis
Buah dan biji
29.
Pinnelia ternata
Umbi akar
11.
Croton tiglium
Biji dan minyak
30.
Podophyllum emyodi
Rimpang dan resin
12.
Da tura sp
Biji
31.
Rauwolfia serpen tina
Semua bagian
13.
Delphinium staphisagria
Biji
32.
Rauwolfia vomitoria
Semua bagian
14.
Digitalis sp
Daun
33.
Schoenocaulon officina le
Biji
15.
Dryopteris filix-max
Rimpang
34.
Scilla sinensis
Umbi lapis
16.
Ephedra sp
Semua bagian
35.
Strophanthus sp
Biji
17.
Euphorbia tirucalli
Semua bagian
36.
Strychnos nux-vomica
Biji dan akar
18.
Justicia gend arussa
Daun
37.
Symphytum officina le
Daun
19.
Ga rcinia harburyii
Resin
Vol. 12 No. 3 Mei - Juni 2011
3
penglihatan, nyeri dada sampai
pada kerusakan organ tubuh yang
parah seperti kerusakan hati,
gagal ginjal, jantung, bahkan
sampai menyebabkan kematian.
Aspek Mutu
Mutu merupakan persyaratan
penting yang harus dipenuhi oleh
suatu sediaan obat bahan alam
dan jamu, karena mutu ikut
menentukan tingkat keamanan
suatu produk. Misalnya, suatu
sediaan obat bahan alam yang
terdiri dari tumbuhan obat yang
sangat berkhasiat akan tetapi
tercemar oleh bakteri patogen,
aflatoksin atau logam berat, maka
sediaan obat bahan alam tersebut
tidak aman dan tidak layak
dikonsumsi. Untuk memperoleh
mutu obat bahan alam dan jamu
yang baik, industri obat bahan
alam dan jamu harus menerapkan
”Cara Produksi Obat Tradisional
yang Baik” (CPOTB), meliputi
semua aspek produksi, mulai dari
pemilihan bahan baku, proses
produksi yang menerapkan
higienis dan sanitasi yang
terjamin, sampai pada
penyimpanan dan distribusi
produk akhir secara baik dan
benar.
Beberapa aspek mutu yang perlu
diperhatikan dalam membuat
ataupun mengkonsumsi suatu
sediaan obat bahan alam dan
jamu antara lain, persyaratan
cemaran logam berat ( Pb, As dan
Cd ), residu pestisida, aflatoksin,
dan cemaran mikroorganisme.
Suatu sediaan obat bahan alam
dan jamu dipersyaratkan tidak
boleh mengandung cemaran
logam berat atau tidak melebihi
InfoPOM
Sajian Utama
batas maksimum yang
diperbolehkan yaitu Pb dan As
masing-masing ≤ 10,0 ppm dan
Cd ≤ 0,3 ppm; demikian juga
halnya dengan residu pestisida
jenis fosfor dan klor ≤ 5 µg/kg.
Sedangkan untuk aflatoksin ≤ 20
µg/kg. Sediaan obat bahan alam
dan jamu seharusnya tidak
mengandung cemaran
mikroorganisme, akan tetapi
kadang hal ini sulit dihindarkan.
Adapun batas maksimum
cemaran mikroorganisme yang
diperbolehkan tergantung dari
bentuk sediaan dan ditentukan
dengan penetapan Angka
Lempeng Total dan Angka Kapang
Khamir. Angka Lempeng Total dan
Angka Kapang Khamir ditetapkan
melalui uji mikrobiologi di
laboratorium. Angka Lempeng
Total merujuk pada jumlah koloni
mikroba yang terbentuk per
satuan media uji yang
mengandung satu satuan jumlah
sampel, sedangkan Angka
Kapang Khamir merujuk pada
jumlah koloni kapang/khamir yang
terbentuk per satuan media uji
yang mengandung satuan jumlah
sampel. Namun demikian, suatu
Vol. 12 No. 3 Mei - Juni 2011
sediaan obat bahan alam dan
jamu tidak diperbolehkan
mengandung cemaran
mikroorganisme patogen seperti
Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus aureus, Clostridia
sp., Shigella sp., dan Salmonella
sp.
Suatu sediaan obat bahan alam
dan jamu juga harus memenuhi
ketentuan batas kadar air di
bawah 10%, karena dengan batas
tersebut dapat mencegah tumbuh
kembangnya mikroorganisme
sehingga menjamin mutu produk.
Ekstrak atau sari kental suatu
bahan alam yang akan diolah
menjadi produk seharusnya juga
memenuhi ketentuan standar
yang berlaku tentang jenis pelarut
yang digunakan, kadar air, kadar
abu total, dan kadar abu tidak
larut asam.
Semua aspek mutu di atas harus
diuji dengan menggunakan
metode pengujian yang telah
divalidasi dan diakui secara
internasional.
Aspek Kemanfaatan
Suatu bahan alam yang
digunakan sebagai obat tentu
4
diharapkan dapat memberikan
efek pengobatan sesuai dengan
tujuan pemakaiannya. Agar dapat
menjamin bahwa bahan alam
yang diminum mempunyai efek
pengobatan sesuai dengan klaim
yang diajukan, tentu dibutuhkan
data ilmiah pendukung sesuai
dengan pengujian farmakologi
yang telah dilakukan. Di samping
itu, standardisasi terhadap bahan
baku yang digunakan harus
dilakukan agar dapat menjamin
konsistensi efek farmakologi yang
diharapkan. Hal ini jelas karena
efek pengobatan dari suatu obat
bahan alam dan jamu ditentukan
oleh konsistensi kandungan
bahan aktif yang terkandung
dalam bahan baku yang
digunakan. Jelaslah pengujian
farmakologi suatu obat bahan
alam dan jamu sangat diperlukan,
baik pengujian secara praklinik
menggunakan hewan uji ataupun
pada tingkat yang lebih tinggi
yaitu uji klinik pada manusia untuk
memastikan betul manfaat obat
bahan alam dan jamu tersebut.
Obat bahan alam yang telah
distandardisasi dan terbukti
bermanfaat secara praklinik
digolongkan dalam kategori Obat
Herbal Terstandar (OHT),
sedangkan apabila telah terbukti
bermanfaat secara klinik
digolongkan dalam kategori
Fitofarmaka. Hingga saat ini
terdapat 31 produk OHT dan 6
produk fitofarmaka yang terdaftar
pada Badan POM.
Masyarakat perlu mengetahui
bahwa obat bahan alam dan jamu
tidak bisa dipromosikan untuk
mengobati segala jenis penyakit.
InfoPOM
Sajian Utama
Suatu obat bahan alam dan jamu
yang benar tentu telah dikaji,
dievaluasi dan diteliti dengan
takaran tertentu untuk mengobati
suatu jenis penyakit. Karena itu
masyarakat harus hati-hati dan
bersikap kritis terhadap iklan.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa
tidak semua obat bahan alam dan
jamu itu aman dikonsumsi.
Walaupun secara umum obat
bahan alam dan jamu relatif lebih
aman dibandingkan dengan obat
bahan kimia, tetapi masyarakat
perlu mengetahui cara memilih
dan menggunakan produk dengan
baik dan benar. Beberapa tips
berikut ini dapat sebagai pedoman
dalam memilih dan menggunakan
obat bahan alam dan jamu
dengan baik dan benar.
(DR. Tepy Usia, Apt, M.Phil, Ph.D
- Direktorat Obat Asli Indonesia)
Tidak ada obat bahan alam yang
dapat mengobati segala jenis
penyakit
Jangan gunakan obat bahan alam
yang dipromosikan dapat
mengobati segala jenis penyakit
No
Tips Pedoman dalam Memilih dan Menggunakan Obat Bahan Alam dan
Jamu dengan Baik dan Benar
1
Konsultasikan masalah kesehatan anda kepada dokter atau ahli medis sebelum
mengkonsumsi suatu obat bahan alam dan jamu, terutama untuk mereka yang
mengalami gangguan kesehatan atau penyakit serius.
2
Ingatlah bahwa obat bahan alam dan jamu secara umum tidak dapat
memberikan efek penyembuhan yang ”cespleng”, oleh karena itu untuk
penyakit-penyakit yang membutuhkan penanganan secara cepat, segera
hubungi dokter atau ahli medis.
3
Gunakanlah obat bahan alam dan jamu yang sudah jelas terbukti keamanannya
atau telah mempunyai izin edar dari Badan POM yang ditandai dengan tulisan
POM TR atau TI diikuti dengan 9 digit angka.
4
Jika meragukan suatu obat bahan alam dan jamu sudah terdaftar atau belum,
hubungi
ULPK
(Telp.
021-4263333,
email:
[email protected]
atau
[email protected]) atau Pusat Informasi Obat dan Makanan Badan
POM ( Telp. 021- 4259945, e-mail : [email protected] ).
5
Jangan menggunakan obat bahan alam dan jamu yang dipromosikan dapat
mengobati segala jenis penyakit, karena produk demikian tidak terdaftar pada
Badan POM.
6
Jangan menggunakan obat bahan alam dan jamu yang telah ditarik dari pasar
dan dilarang oleh Badan POM. Daftar obat bahan alam dan jamu yang dilarang
dapat dilihat pada website Badan POM : www.pom.go.id
7
Bacalah semua petunjuk penggunaan dan semua keterangan yang ada sebelum
mengkonsumsi suatu obat bahan alam dan jamu.
8
Periksalah kemasan produk apakah tidak rusak; bau, warna dan rasa isinya
apakah normal, tidak berjamur. Jika berbentuk serbuk apakah tidak basah dan
menggumpal.
9
Apabila anda sedang menggunakan suatu obat bahan kimia dari dokter, berikan
selang waktu 2 sampai 3 jam sebelum mengkonsumsi obat bahan alam dan
jamu.
10
Segera hentikan penggunaan suatu obat bahan alam dan jamu apabila terjadi
efek yang tidak diinginkan dan hubungi dokter atau ahli medis.
11
Periksalah kesehatan anda secara berkala untuk memastikan efek yang
diinginkan dari penggunaan suatu obat bahan alam dan jamu.
Vol. 12 No. 3 Mei - Juni 2011
5
InfoPOM
Artikel
MEWASPADAI ASAM RETINOAT
DALAM KOSMETIK
Umumnya, kosmetik dipakai
secara rutin dan cenderung
digunakan “sesuka hati” tanpa
batasan dosis setiap harinya.
Apabila terdapat bahan
berbahaya di dalamnya dan tidak
diketahui sesering apa
pemakaiannya, efek samping
serius dapat terjadi. Karena itu
masyarakat disarankan untuk
lebih berhati-hati dalam
menggunakan kosmetik agar
terjamin tercapainya tujuan
penggunaannya dengan aman.
Artikel ini akan membahas risiko
penggunaan asam retinoat pada
kosmetik.
Apakah asam retinoat itu?
Keinginan untuk tampil menarik
diklaim untuk pengobatan atau
adalah hal yang manusiawi. Salah
terapetik.
satu cara yang sering dilakukan
Masyarakat perlu mewaspadai
adalah dengan menggunakan
produk-produk kosmetik yang
kosmetik. Penggunaan kosmetik
mengandung bahan kimia
Asam retinoat adalah sebuah
bertujuan untuk membersihkan,
berbahaya. Badan POM telah
retinoid aktif turunan vitamin A
menambah daya tarik, mengubah
mengeluarkan public warning
dalam bentuk asam yang dibentuk
penampilan, melindungi supaya
bahwa sebanyak 44 merek
dari all-trans retinol (retinoid
tetap dalam keadaan baik dan
kosmetik perawatan wajah
dalam bentuk alkohol). Asam
dapat memperbaiki bau badan.
teridentifikasi mengandung bahan
retinoat juga dikenal dengan
Namun, bila salah memilih
kimia berbahaya. Sebanyak 21
sebutan tretinoin (all-trans-retinoic
kosmetik, kandungan bahan
merek diantaranya adalah
acid) yang digunakan dalam terapi
kosmetik yang tidak memenuhi
kosmetik wajah seperti krim
jerawat.
persyaratan keamanan, mutu, dan
siang, krim malam dan krim
manfaat justru akan menimbulkan
pemutih yang mengandung asam
masalah baru, misalnya bila
retinoat (retinoic acid).
menggunakan kosmetik yang
termasuk ke dalam salah satu dari
mengandung bahan kimia
1243 jenis bahan yang dilarang
Asam retinoat bekerja melalui tiga
berbahaya. Perlu diingat juga
penggunaannya dalam kosmetik
mekanisme, yaitu:
bahwa kosmetik bermanfaat
berdasarkan keputusan Kepala
1. Pengaktifan reseptor asam
sebagai kosmetik, tidak dapat
Vol. 12 No. 3 Mei - Juni 2011
(10)
Badan POM tahun 2008.
6
Zat ini
(8,9)
(4)
Bagaimanakah asam retinoat
bekerja pada kulit?
retinoat (RAR)
InfoPOM
Artikel
Interaksinya dengan RAR pada
rambut) yang memicu peradangan
abnormal lapisan tanduk) dan
sel kulit mampu merangsang
dan mencegah bergabungnya sel
parakeratosis (persistensi nuklei
proses perbanyakan dan
tanduk menjadi massa yang padat
keratinoasit pada lapisan tanduk).
perkembangan sel kulit terluar
sehingga tidak menyumbat folikel
Pada dosis yang lebih tinggi dari
(epidermis) sehingga asam
dan tidak menghasilkan komedo.
dosis terapi, efek terapinya tidak
retinoat secara topikal dengan
Selain itu, asam retinoat juga
akan meningkat dan dalam jangka
dosis 0,05 atau 0,1 % mampu
meningkatkan produksi sel tanduk
waktu yang lama, dan dapat
memperbaiki perubahan
sehingga mampu melemahkan
menyebabkan menurunnya
struktur/penuaan kulit akibat
dan mendesak komedo untuk
keratinisasi dan produksi sebum
radiasi ultraviolet.
(1)
(1)
keluar.
sehingga kulit semakin kering dan
tipis. (1, 2, 6)
2. Pembentukan dan
peningkatan jumlah protein NGAL
Efektifitas kerja asam retinoat
Potensi sebagai zat karsinogen
(Neutrophil Gelatinase-Associated
pada kulit inilah yang mendorong
(menyebabkan kanker)
Lipocalin)
produsen kosmetika yang tidak
Penggunaan asam retinoat pada
Asam retinoat dapat
bertanggungjawab
mencit albino dan mencit
meningkatkan pembentukan dan
menambahkannya pada produk
berpigmen terbukti dapat
peningkatan jumlah protein NGAL
kosmetika, khususnya krim wajah,
meningkatkan potensi karsinogen
yang mengakibatkan matinya sel
tanpa mempertimbangkan potensi
akibat radiasi sinar UV-B dan UV-
kelenjar sebasea (sel penghasil
bahayanya.
A.
(1)
sebum/minyak), yang kemudian
akan mengurangi produksi sebum
Potensi sebagai zat teratogen
Apakah bahayanya penggunaan
(menyebabkan cacat janin)
asam retinoat ?
Telah dilaporkan bahwa bayi yang
Saat ini telah banyak dilaporkan
terlahir dari seorang wanita yang
bahwa penggunaan asam retinoat
mengoleskan asam retinoat
Asam retinoat juga bekerja
memiliki risiko yang berbahaya
0,05% sebanyak dua kali sehari
sebagai iritan pada epitel folikel
bagi pemakainya, antara lain:
untuk wajah berjerawat, sebelum
sehingga mampu mengurangi
timbulnya jerawat.
(5)
3. Berperan sebagai iritan
(lapisan pada lubang tumbuhnya
Potensi sebagai iritan
Pada kulit normal, asam retinoat
yang dioleskan akan
menimbulkan peradangan pada
dan selama kehamilan,
mengalami malformasi berat pada
wajah seperti kecacatan langitlangit mulut, bibir sumbing, celah
kelopak mata menyatu,
kulit. Gejala yang sering muncul
adalah sensasi rasa agak panas,
menyengat, kemerahan, eritema
sampai pengerasan kulit. Gejala
tersebut akan pulih tergantung
dari tingkat keparahan. Selain itu,
Hipopigmentasi maupun
hiperpigmentasi, akantosis
(hiperplasia dan penebalan
Vol. 12 No. 3 Mei - Juni 2011
7
InfoPOM
Artikel
hipertelorisma (peningkatan
di kulit yang dapat memungkinkan
dalam menjamin produknya dalam
abnormal jarak antara dua
resiko terserapnya asam retinoat
persyaratan keamanan, mutu dan
organ/bagian), defisiensi lubang
ke dalam tubuh. Karena besarnya
manfaat, masyarakat juga dituntut
hidung kiri dan kelainan sistem
resiko tersebut, asam retinoat
untuk bersikap bijak dalam
saraf pusat serta hidrosefalus.
dikontraindikasikan selama
pemakaian kosmetik. Karena
Kasus lainnya melibatkan seorang
kehamilan dan selama
masyarakat sendiri akhirnya yang
(1,2,3)
wanita yang telah menggunakan
merencanakan kehamilan.
krim asam retinoat 0,05% selama
Kini, setelah diketahui adanya
sebulan sebelum menstruasi
risiko penggunaan asam retinoat,
terakhir dan selama sebelas
maka pemakaiannya dalam
minggu pertama kehamilan,
Bagaimanakah cara
kosmetik sangat tidak dibenarkan.
dilaporkan bahwa bayi yang
menggunakan kosmetik yang
Asam retinoat hanya dapat
terlahir mengalami cacat telinga
bijak?
digunakan di bawah pengawasan
eksternal (tanpa lubang dan tidak
dokter sehingga hanya bisa dibeli
berfungsi). (3)
dengan resep dokter.
memutuskan produk kosmetik
yang akan dipakainya.
Bagi konsumen, bijak dalam
menggunakan kosmetik menjadi
cara yang tepat untuk mencegah
Sifat teratogenik pada asam
Sebagaimana telah disebutkan
retinoat umumnya ditandai oleh
diri dari risiko zat berbahaya
sebelumnya, bahwa Badan POM
kelainan pada telinga eksternal
dalam kosmetik seperti asam
telah mengeluarkan peraturan
(seperti tidak terbentuk, kecil, atau
retinoat yang telah dipaparkan
yang menyatakan bahwa asam
cacat), kelainan bentuk wajah
sebelumnya. Berikut adalah
retinoat merupakan salah satu
(termasuk bibir sumbing), kelainan
beberapa tips yang bisa
bahan dari 1243 bahan yang
sistem saraf pusat (malposisi,
dilakukan, antara lain:
dilarang ditambahkan ke dalam
perkembangan kurang sempurna,
kosmetik. Selain pengawasan
atau tidak ada perkembangan),
yang dilakukan Badan POM dan
kurangnya kemampuan produksi
kesadaran produsen kosmetik
1. Cermat dalam memilih dan
membeli kosmetik sesuai
kebutuhan
hormon paratiroid, serta kelainan
jantung (terutama kecacatan pada
sekat ventrikel dan atrium, atau
pada lengkung aorta).
Kebanyakan bayi yang terlahir
dengan kondisi tersebut akhirnya
meninggal. Selain dari itu, kasus
keguguran dan kelahiran prematur
telah dilaporkan usai penggunaan
asam retinoat. (1,3)
Adanya asam retinoat dalam
darah pada kehamilan telah
dinyatakan berpotensi teratogen.
Tidak terkecuali untuk
penggunaan asam retinoat topikal
Vol. 12 No. 3 Mei - Juni 2011
8
InfoPOM
Artikel
Konsumen diharapkan lebih
hentikan penggunaan kosmetik.
tercantum dengan jelas pada
rasional dan selektif dalam
Konsultasikan ke dokter kulit bila
label. Daftar produk kosmetik
memilih kosmetik dan tidak
efek samping yang terjadi
yang ternotifikasi/teregistrasi oleh
mudah terbujuk iklan atau promosi
semakin parah.
Badan POM dapat dicek melalui
yang berlebihan. Pilihlah kosmetik
3. Cermat membaca informasi
website Badan POM
yang sesuai fungsi, tujuan dan
yang tercantum pada
(http://www.pom.go.id)
manfaatnya, serta pertimbangkan
label/kemasan kosmetik
(Pusat Informasi Obat dan
Selain cara penggunaan,
Makanan)
2. Cermat dalam menggunakan
konsumen juga perlu
Referensi
kosmetik
memperhatikan informasi lain
1.
Konsumen diharapkan
seperti kegunaan, komposisi,
Pharmacy. 2010. AHFS Drug
memperhatikan dengan baik
tanggal kedaluarsa atau
Information. ASHP Inc. USA
kegunaan dan cara penggunaan
peringatan lain (bila ada).
produk. Jika konsumen sedang
Dianjurkan pula untuk bertanya
Obat Nasional Indonesia. CV. Sagung
hamil, konsultasikan pemilihan
lebih rinci guna mengetahui
Seto. Jakarta
kosmetik yang aman ke dokter
informasi lengkap mengenai
kandungan atau dokter kulit.
produk kosmetika tersebut,
Pregnancy and Lactation, seventh
Sebelum menggunakan kosmetik,
termasuk status
edition. Lippincott William& Wilkins.
sebaiknya lakukan dahulu uji
registrasi/notifikasinya di Badan
California.
kepekaan kosmetik yang akan
POM. Untuk produk kosmetika
dipakai. Jangan gunakan
yang teregistrasi produsen
Fundamental Aspects in Nutrition and
kosmetik milik orang lain, yang
diwajibkan mencantumkan nomor
health. Third edition. Elsevier
belum tentu cocok dengan jenis
izin edar. Sedangkan produk yang
Academic Press. USA.
kulit kita. Simpan kosmetik
ternotifikasi pencantuman nomor
dengan baik. Bila timbul iritasi
notifikasi tidak diwajibkan, namun
gelatinase-associated lipocalin
atau efek samping lainnya, segera
nama dan alamat produsen harus
mediates 13-cis retinoic acid-induced
untung-ruginya.
2.
American Society of Health-System
Badan POM. 2008. Informatorium
3. Briggs, Gg, et all. 2005. Drug in
4.
5.
Combs, GF. 2008. The Vitamin:
Thiboutot, DM, et all, 2008. Neutrophil
apoptosis of human sebaceous gland
cells. Abstract J. of Clinical
Investigation.http://www.fred.psu.edu
/ds/retrieve/fred/publication/18317594
6.
Waugh J., et all. 2004. Adapalene: a
Review of its Use in the Treatment of
Acne Vulgaris. J. Drug. Dermatology.
7. ________, 2005. National Toxicology
Program: All All-Trans-Retinyl
Palmitate (Effects of Topically Applied
Retinoids on Photocarcinogenesis).
http://ntp.niehs.nih.gov/go/7658
8.
Website Badan POM.
http://www.pom.go.id
Vol. 12 No. 3 Mei - Juni 2011
9
InfoPOM
Sosialisasi
RISET OBAT BAHAN ALAM DI
PUSAT RISET OBAT DAN
MAKANAN
Pendahuluan
Pusat Riset Obat dan Makanan
(PROM) yang berdiri pada tahun
2001 merupakan unit penunjang
yang mempunyai tugas dan fungsi
untuk melaksanakan riset guna
menunjang kebijakan Badan
POM. Kegiatan riset yang
dilaksanakan PROM meliputi
Bidang Toksikologi, Keamanan
Pangan, dan Produk Terapetik.
Riset bidang toksikologi yang
telah dilakukan meliputi riset
toksisitas akut, subkronis, seluler,
mutagenisitas, teratogenisitas,
iritasi kulit, iritasi mata dsb. Selain
itu, Bidang Toksikologi juga telah
berhasil menyusun Pedoman Uji
Toksisitas Pra-klinik secara In-vivo
pada tahun 2010 yang dilanjutkan
dengan penyusunan Pedoman Uji
Toksisitas Pra-klinik secara Invitro pada tahun 2011.
Riset-riset yang telah dilakukan
bidang keamanan pangan antara
lain pengembangan metode
deteksi bakteri patogen dengan
PCR, pengembangan metode
analisis formaldehida dan analisis
formaldehida alami,
pengembangan metode deteksi
mikotoksin, dan pengembangan
metode pengukuran migrasi
kemasan pangan.
Riset-riset yang telah dilakukan
bidang produk terapetik meliputi
riset obat, obat tradisional,
kosmetika dan produk
Vol. 12 No. 3 Mei - Juni 2011
komplemen. Sebagai contoh
adalah pengembangan metode
analisis obat anti TBC
multikomponen, golongan
kortikosteroid, antibiotik
kombinasi, pengembangan
metode analisis bahan kimia obat
dalam jamu/produk komplemen
penambah stamina untuk
beberapa turunan sildenafil.
Sedangkan pengembangan
metode analisis bahan dilarang
dalam kosmetika mulai
dioptimalkan pada tahun ini
seiring dengan Harmonisasi
ASEAN di bidang kosmetika.
Riset obat bahan alam
Terkait dengan riset obat
tradisional/obat bahan alam yang
dilakukan oleh PROM, meliputi
riset profil kromatogram/finger
print tanaman obat, isolasi dan
produksi senyawa marker
tanaman obat, serta penyusunan
protokol analisis senyawa marker
obat bahan alam untuk
menunjang pengawasan mutu
obat bahan alam.
Dalam tiga tahun terakhir ini
PROM telah dilengkapi dengan
berbagai fasilitas laboratorium
guna menunjang kegiatan riset
obat bahan alam. Fasilitas
laboratorium tersebut antara lain
Thin Layer Chromatography (TLC)
scanner, photo documentary
system, High Performance Liquid
10
Chromatography (HPLC), Gas
Chromatography-Mass
Spectrometry (GC-MS), Fourier
Transform Infra Red (FTIR), dan
Atomic Absorption
Spectrophotometry (AAS).
Riset profil kromatogram/finger
print tanaman obat bertujuan
untuk mengumpulkan data
tentang profil kromatogram
berbagai tanaman obat yang
selanjutnya dapat digunakan
untuk standardisasi dan
pengawasan mutu obat bahan
alam. Suatu tanaman mempunyai
profil kromatogram yang khas,
yang berbeda dengan tanaman
lainnya, sehingga data profil
kromatogram dapat digunakan
sebagai referensi untuk konfirmasi
keberadaan atau kebenaran suatu
tanaman dalam sediaan obat
bahan alam. Data profil
kromatogram meliputi profil
kromatogram hasil TLC, profil
kromatogram hasil HPLC, dan
profil kromatogram hasil GC.
Contoh aplikasinya adalah bila
suatu produk obat bahan alam
InfoPOM
Sosialisasi
disebutkan mengandung jahe
merah, untuk membuktikan
kebenarannya dapat dilakukan
analisis dengan KLT, HPLC atau
GC terhadap produk tersebut.
Profil kromatogramnya
dibandingkan dengan profil
kromatogram jahe merah. Jika
dari beberapa metode dan pelarut
yang digunakan profilnya sama
maka dapat dipastikan bahwa
produk tersebut mengandung jahe
merah. Hingga saat ini PROM
telah mempunyai data profil
kromatogram daun jambu mede,
daun katuk, daun petai cina, daun
tempuyung, kulit batang pule,
rebung bambu kuning, kulit buah
manggis, benalu teh, rimpang
temu hitam, kayu kuning, dan
kemukus serta sedang membuat
profil kromatogram daun jati
belanda, daun kumis kucing, daun
ungu, daun jambu biji, bauh cabe
jawa, buah mengkudu, buah adas,
rimpang lengkuas, rimpang jahe
merah, dan rimpang kunyit.
Aplikasi profil kromatogram hanya
dapat digunakan untuk tujuan
analisis secara kualitatif.
Sedangkan untuk mengetahui
kadar/kandungan ekstrak suatu
tanaman obat (analisis kuantitatif)
diperlukan suatu senyawa
pembanding/marker yang sesuai.
Senyawa marker dapat digunakan
untuk analisis kualititatif maupun
kuantitatif. Senyawa marker
merupakan senyawa khas dengan
kadar yang cukup tinggi pada
suatu tanaman. Contohnya
senyawa marker tanaman kunyit
adalah kurkumin. Untuk dapat
mengetahui kadar kunyit dalam
suatu produk dapat dilakukan
Vol. 12 No. 3 Mei - Juni 2011
analisis dengan TLC atau HPLC
atau GC. Kurkumin digunakan
sebagai senyawa
pembanding/referensi.
Mengingat kebutuhan akan
senyawa marker yang digunakan
sebagai pembanding dalam
konfirmasi keberadaan suatu
ekstrak tanaman dalam produk
obat bahan alam, maka PROM
telah mempunyai beberapa
senyawa marker diantaranya
adalah á-mangostin dari kulit buah
manggis, kuersitrin dari benalu
teh, p-hidroksibenzaldehid dari
rebung bambu kuning, zederon
dari rimpang temu hitam,
metilzedoarondiol dari rimpang
temu putih, tinokrispozid dari
batang brotowali, brazilin dan
brazilein dari kayu secang,
deoksielefantopin dan
isodeoksielefantopin dari daun
tapak liman, dan zerumbon dari
rimpang lempuyang gajah. Saat
ini tengah dilakukan isolasi dan
produksi senyawa marker filantin
dari herba meniran, sinensetin
dari daun kumis kucing, kuersitrin
dari benalu teh, á-mangostin dari
kulit manggis, zederon dari
rimpang temu hitam, dan rhein
dari kelembak.
Protokol analisis senyawa marker
dikembangkan untuk menyiapkan
panduan/prosedur analisis
kualitatif maupun kuantitatif
produk obat bahan alam. Protokol
senyawa marker yang telah
disusun adalah untuk senyawa
marker isodeoksielefantopin (daun
tapak liman) menggunakan HPLC,
anetol (buah adas) menggunakan
GC, tinokrisposida (batang
brotowali) menggunakan HPLC,
11
brazilin (kayu secang)
menggunakan HPLC,
metilzedoarondiol (rimpang temu
putih) menggunakan HPLC, dan
zerumbon (rimpang lempuyang
gajah) menggunakan kromatografi
gas.
Penutup
Berbagai riset obat bahan alam
yang telah dilakukan oleh PROM
sangat bermanfaat dalam
menunjang Kebijakan Badan
POM, terutama untuk melakukan
pengawasan mutu obat bahan
alam. Ke depan, riset profil
kromatogram/finger print
tanaman obat, isolasi, produksi
senyawa marker, beserta
pengembangan protokol analisis
produk bahan alam akan terus
diperbanyak sehingga dapat
memperluas cakupan
pengawasan terhadap obat bahan
alam. (Pusat Riset Obat dan
Makanan)
InfoPOM
FORUM PIONas
P
FORUM SIKerNas
S
IO Nas adalah Pusat Informasi Obat Nasional yang
menyediakan akses informasi terstandar (Approved Label)
dari semua obat yang beredar di Indonesia yang telah
disetujui oleh Badan POM sebagai NRA (National Regulatory
Authority). PIONas melayani permintaan informasi dan
konsultasi terkait dengan penggunaan Obat. Permintaan
informasi ke PIONas dapat disampaikan secara langsung
dengan datang ke PIONas (Ged. A, lt.1, BPOM, Jl. Percetakan
Negara No.23 Jakarta Pusat) atau melalui telepon di nomor 02142889117/021-4259945, HP nomor 08121899530, email :
[email protected]
IKerNas adalah Sentra Informasi Keracunan Nasional yang
secara aktif mencari dan mengumpulkan data/informasi
keracunan dan menyiapkannya sebagai informasi yang teliti,
benar dan mutakhir serta siap pakai untuk diberikan/diinformasikan
kepada masyarakat luas, profesional kesehatan, serta instansi
pemerintah/swasta yang membutuhkannya dalam rangka mencegah
dan mengobati keracunan. Permintaan informasi ke SIKerNas dapat
disampaikan secara langsung dengan datang ke SIKerNas (Ged. A, lt.1,
BPOM, Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Pusat) atau melalui
telepon di nomor 021-42889117/021-4259945, HP nomor
081310826879, email : [email protected]
Pertanyaan
Ibu saya mengeluh kembung dan sakit perut hingga menjalar ke
pinggang. Setelah diperiksakan ke dokter, ibu saya didiagnosis
menderita penyakit maag. Kemudian dokter memberikan obat OMZ dan
Inpepsa, namun sudah hampir 2 bulan tidak terjadi perbaikan kondisi.
Hingga saat ini Inpepsa masih terus diminum. Sebaiknya harus
bagaimana?
(Cipto, Mahasiswa)
Pertanyaan
Saya memiliki anak berusia 2 tahun (berat badan (BB)= 12 kg) yang
dititipkan dirumah kakak saya. Setelah kurang lebih dua jam dititipkan,
anak saya muntah-muntah. Saya curiga bahwa anak saya memakan
setengah tablet neuralgin karena selain ada sisa potongan obatnya,
anak saya menunjuk-nunjuk bahwa itu adalah permen. Saya ingin
menanyakan pertolongan apa yang bisa dilakukan di rumah? Apakah
kejadian ini berbahaya atau tidak?
(May, Ibu Rumah Tangga)
Jawaban
Penyakit tukak peptik, atau dikenal dengan istilah maag, merupakan
penyakit akibat terjadinya ulkus (luka) pada saluran pencernaan
bagian atas. Tukak dapat terjadi pada lambung
atau usus. Tukak kebanyakan disebabkan oleh
asam dan pepsin dari bakteri H. pylori,
penggunaan obat golongan antiinflamasi nonsteroid (antiradang) serta faktor lainnya. Penderita
tukak sering mengalami rasa panas atau terbakar
dan perih pada perut yaitu pada daerah di bawah
tulang dada hingga sekitar pusar, dan adakalanya
melebar hingga ke bagian belakang tubuh. Untuk
mengatasi penyakit tukak diberikan obat yang
dapat mengurangi asam lambung dan melindungi
dinding lambung. Selain itu, disarankan bagi
penderita maag untuk menghindari makanan dan
minuman yang dapat memicu produksi asam
lambung seperti makanan pedas, kopi, teh,
minuman bersoda, alkohol, dan rokok. Disarankan
juga untuk menghindari stress karena stress juga
dapat memicu produksi asam lambung.
OMZ (mengandung Omeprazol) merupakan obat
yang termasuk golongan penghambat pompa
proton, bekerja dengan cara menghambat sistem
enzim yang berperan dalam pelepasan asam
lambung sehingga mengurangi produksi asam
lambung. Sedangkan Inpepsa (mengandung
sukralfat) merupakan senyawa kompleks
aluminium hidroksida dan sukrosa sulfat dengan
mekanisme kerja melindungi mukosa (dinding)
lambung dari serangan pepsin dan asam.
Kombinasi obat dengan mekanisme kerja yang berbeda tersebut
sering diresepkan dokter untuk meningkatkan efektifitas kerja obat
sehingga dapat mempercepat penyembuhan tukak. Penggunaan obat
ini lazimnya adalah selama 4-8 minggu. Apabila setelah 8 minggu
minum obat, menghindari makanan-minuman yang memicu produksi
asam lambung, dan menghindari stress, ternyata tidak ada perbaikan
gejala disarankan untuk konsultasi kembali ke dokter untuk
penyesuaian dosis atau memeriksakan adanya kemungkinan
penyebab atau penyakit lain.
Jawaban
Neuralgin merupakan obat sakit kepala dengan kombinasi
parasetamol (350 mg), ibuprofen (200 mg), dan kafein (50mg). Efek
samping yang biasa terjadi pada penggunaannya
adalah mual, muntah, nyeri ulu hati, dan
hipersensitivitas serta berpotensi hepatotoksik jika
digunakan terus menerus dengan dosis yang
tinggi.
Bila diasumsikan bahwa dosis obat yang tertelan
oleh anak Ibu adalah setengah tablet, maka dosis
parasetamol yang tertelan sebesar + 175 mg,
ibuprofen sebesar + 100 mg, dan kafein sebesar +
25 mg. Dosis toksik parasetamol untuk anak denan
BB 12 kg adalah 2,400 mg/sekali minum. Jika anak
Ibu menelan + 175 mg parasetamol maka dosis
yang tertelan masih dibawah dosis toksik sehingga
dinyatakan tidak membahayakan. Kafein adalah
salah satu obat stimulan lemah yang dapat
memberikan efek sulit tidur karena bersifat
penekan kantuk. Seperti halnya parasetamol, dosis
kafein dan ibuprofen yang tertelan masih dibawah
dosis toksik (dosis toksik kafein untuk anak dengan
BB 12 kg adalah 420 mg/sekali minum; sedangkan
dosis toksik ibuprofen untuk anak usia 1 – 2 tahun
adalah 750 mg).
Pertolongan yang dapat dilakukan adalah dengan
pemberian karbon aktif maksimal 4 jam setelah
tertelan. Karena sebagian obat sudah dimuntahkan
oleh anak Ibu,jumlah obat yang tertelan dapat
lebih kecil dari yang diperkirakan. Muntah yang
terjadi + 2 jam setelah menelan dapat membantu
mengeluarkan obat yang telah tertelan sehingga
tidak perlu khawatir terhadap efek toksik obat. Namun jika frekuensi
muntah terlalu sering dan tidak berhenti, sebaiknya anak Ibu diberi
tambahan cairan oralit/air minum dan segera dibawa ke dokter untuk
penanganan lebih lanjut.
Muntah bisa merupakan salah satu reaksi tubuh terhadap masuknya
benda asing ke dalam tubuh melalui mulut. Dalam kasus ini belum bisa
dipastikan apakah anak ibu memang menelan obat neuralgin atau
bukan, oleh karena itu juga belum bisa dipastikan bahwa muntah
tersebut karena menelan tablet neuralgin atau bukan pada prinsipnya
menyimpan obat di rumah harus di tempat yang aman dan jauh dari
jangkauan anak-anak.
Redaksi
Redaksi menerima
menerima sumbangan
sumbangan artikel
artikel yang
yang berisi
berisi informasi
informasi terkait
terkait dengan
dengan obat,
obat, makanan,
makanan, kosmetika,
kosmetika, obat
obat tradisional,
tradisional, komplemen
komplemen
makanan,
zat
adiktif
dan
bahan
berbahaya.
Kirimkan
tulisan
melalui
alamat
redaksi
dengan
melampirkan
makanan, zat adiktif dan bahan berbahaya. Kirimkan tulisan melalui alamat redaksi dengan melampirkan identitas
identitas diri
diri penulis.
penulis.
Penasehat Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Pengarah Sekretaris Utama Badan POM Penanggungjawab Kepala Pusat
Informasi Obat dan Makanan Redaktur Kepala Bidang Informasi Obat Editor Dra. Tri Asti I, Apt, Mpharm; Dra. Murti Hadiyani;
Sandhyani ED, S.Si, Apt Kontributor DR. Tepy Usia, Apt, M.Phil, Ph.D; Dra. Deksa Presiana, Apt, M.Kes; Dra. Dyah Nugraheni, Apt; Dra.
Lucky Hayati, Apt; Dra. Sutanti Siti Namtini Ph.D; Dra. Sri Mulyani, Apt; Drh. Rachmi Setyorini, MKM; Yustina Muliani, S.Si, Apt; Judhi
Saraswati, SP. MKM; Ellen Simanjuntak, SE; drg. Indah Ratnasari; Galih Prima Arumsari, S.Farm, Apt; Dewi Sofiah Sekretariat Yulinar,
SKM, Msi; Arief Dwi Putranto, S.Si, Apt; Denik Prasetiawati, S.Farm, Apt; Tanti Kuspriyanto, S.Si, M.Si; Arlinda Wibiayu, S.Si, Apt; Netty
Sirait, Surtiningsih Desain grafis Indah Widyaningrum, S.Si, Apt; Eriana Kartika, S.Si, Apt Fotografer Ridwan Sudiro, S.Sos
PUSAT INFORMASI OBAT DAN MAKANAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat Tlp. 021-4259945; Fax. 021-42889117 e-mai [email protected]
Download