PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR TEKS LAPORAN HASIL

advertisement
PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR TEKS LAPORAN HASIL
OBSERVASI UNTUK SISWA SMK KELAS X
Eva Dewi Purwitasari
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
ABSTRAK:. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model bahan
ajar teks laporan hasil observasi untuk siswa SMK kelas X. Adapun
tujuan khususnya yaitu mendeskripsikan kelayakan (1) isi, (2) bahasa,
dan (3) penyajian produk. Dari segi isi bahan ajar mengacu KI dan
KD Kurikulum 2013. Segi bahasa bahan ajar disesu-aikan dengan
tingkat perkembangan intelektual dan emosi siswa, komunikatif, sesuai dengan EYD, serta grafika yang ditampilkan sesuai dengan tema.
Dari segi penya-jian, bahan ajar ini bervariasi, dilegkapi dengan
ilustrasi dan gambar, terdapat pe-ngantar, berkaitan dengan
lingkungan siswa, menyediakan contoh konkret dan aktu-al,
konsisten, dan sesuai dengan jenjang siswa SMK kelas X.
Berdasarkan uji kela-yakan bahan ajar ini divalidasi oleh pakar/ahli
dan masukan dari siswa serta uji efek-tivitas produk yang telah
dihasilkan, maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar ini efektif dan
layak untuk digunakan.
Kata Kunci: pengembangan model, bahan ajar, teks laporan hasil observasi
Bahasa memegang peranan penting
dalam kehidupan manusia. Bahasa
Indonesia dipelajari untuk menjadikan
peserta didik mampu berkomunikasi
dengan baik dan benar. Selain itu,
penguasaan berbahasa dengan baik dan
benar akan membantu peserta didik
dalam menghadapi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Untuk
menghadapi hal tersebut, pemerintah
telah menetapkan Kurikulum 2013. Jadi
dengan
adanya
pembaharuan
seperangkat rencana pembelajaran,
bahan
pelajaran,
dan
pedoman
penyelenggaraan kegiatan, pemerintah
berharap menjadikan bahasa sebagai
wahana
untuk
mengekspresikan
perasaan dan pemikiran secara estetis
dan logis pada peserta didik.
Dalam Maryanto dkk (2013:iii),
Muhammad Nuh menyebutkan bahwa
bahasa
tidak
dituntut
dapat
mengekspresikan sesuatu dengan efisien
karena ingin menyampaikannya dengan
indah sehingga mampu menggugah
perasaan penerimanya. Pada saat yang
lain, bahasa dituntut efisen dalam
menyampaikan gagasan secara objektif
dan logis supaya dapat dicerna dengan
mudah oleh penerimanya. Jadi, dalam
pembelajaran bahasa Indonesia peserta
didik diharapkan mampu menggunakan
keindahan dan keefektifan secara
seimbang.
Sesuai dengan peran pembelajaran
bahasa Indonesia tersebut, maka untuk
jenjang Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK)
akan
disajikan
materi
pembelajaran berbasis teks (Maryanto
dkk, 2013:v). Didalamnya dijelaskan
berbagai cara penyajian perasaan dan
pemikiran dalam berbagai macam jenis
teks yang dilengkapi dengan kaidah
suatu teks. Dengan demikian, peserta
didik akan dimudahkan menangkap
makna yang terkandung dalam suatu
teks dan memproduksi sebuah teks.
NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 297
Pembelajaran bahasa Indonesia
adalah bagian dari Kurikulum 2013
yang
menekankan
pentingnya
keseimbangan
kompetensi
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan
(Maryanto dkk, 2013:v). Kemampuan
berbahasa dituntut mampu menjadi
pembelajaran berkelanjutan karena
bahasa Indonesia menjadi ujung tombak
mata pelajaran lainnya. Berdasarkan hal
tersebut, pembelajaran bahasa Indonesia
dimulai
dengan
meningkatkan
pengetahuan tentang jenis, kaidah dan
konteks suatu teks, dilanjutkan dengan
keterampilan menyajikan suatu teks tulis
dan lisan baik. Sebagai salah satu
komponen
pembelajaran
bahasa
Indonesia,
guru
dituntut
untuk
melaksanakan proses pembelajaran
secara optimal. Salah satu upaya guru
dalam mengoptimalkan pembelajaran
bahasa Indonesia adalah menyiapkan
bahan ajar yang bermutu. Bahan ajar
yang disusun guru dapat berupa buku,
modul, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan
sebagainya.
Saat
ini,
kendala
dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di SMK
adalah sarana pembelajaran yang
dilakukan oleh guru tidak memadai.
Guru cenderung lebih memfokuskan
materi pada teori tanpa disertai praktik
yang
mengakibatkan
melemahnya
interaksi guru dan peserta didik. Dalam
pembelajaran teks hasil observasi, guru
cenderung takut untuk mengeksplorasi
pembelajaran karena takut kekurangan
waktu. Padahal pembelajaran teks hasil
observasi sangat bermanfaat untuk
siswa. Pembelajaran teks hasil observasi
akan membuat siswa berpikir kritis dan
logis terhadap fenomena-fenomena yang
terjadi di lingkungan sekitarnya.
Menanggapi hal tersebut, diperlukan
alternatif-alternatif
pengembangan
bahan
ajar
yang
mendukung
pembelajaran teks hasil observasi
berbasis Kurikulum 2013.
Selain beberapa aspek kebutuhan
dari guru, berikut tampak bahwa
kebutuhan bahan ajar bagi siswa SMK
kelas X. Hasil hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan di lapangan
terlihat
beberapa
kendala
yang
menyebabkan siswa kurang memahami
pembelajaran teks
laporan hasil
observasi. Kendala-kendala tersebut
adalah (1) materi teks laporan hasil
observasi bahasa Indonesia yang banyak
dan sulit dipahami oleh siswa tanpa
panduan dari guru menjadikan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran menajdi
rendah dan akhirnya pencapaian tujuan
pembelajaran kurang optimal. (2)
Sumber-sumber
pembelajaran teks
laporan hasil observasi yang ada belum
mengarah pada pencapaian kompetensi
dan kebanyakan masih bersifat umum
dan kurang terperinci. (3) belum
tersedianya bahan ajar teks laporan hasil
observasi bahasa Indonesia yang
disesuaikan dengan kondisi siswa SMK
kelas X. Berdasarkan uraian di atas,
maka siswa memerlukan sebuah sumber
belajar teks laporan hasil observasi
bahasa Indonesia khusus siswa SMK
yang bertujuan agar memudahkan
mereka dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
Sesuai dengan Kurikulum 2013
bahasa Indonesia untuk Sekolah
Menengah Kejuruan, siswa harus
menguasai lima jenis teks. Kelima jenis
teks meliputi dua jenis teks faktual,
yaitu laporan hasil observasi dan
prosedur kompleks; dua jenis teks
tanggapan, yaitu teks negosiasi dan teks
eksposisi; dan satu jenis teks cerita,
yaitu teks anekdot. Jenis-jenis teks
tersebut dapat dibedakan berdasarkan
fungsi teks, struktur teks, dan ciri-ciri
kebahasaan teks-teks tersebut. Sesuai
dengan prinsip tersebut, teks yang
berbeda tentu memiliki fungsi yang
berbeda, struktur teks yang berbeda, dan
ciri-ciri kebahasaan yang berbeda.
Dengan demikian, pembelajaran bahasa
berbasis teks merupakan pembelajaran
yang memungkinkan siswa untuk
NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 298
menguasai dan menggunakan jenis-jenis
teks tersebut di masyarakat.
Peran guru dalam menggunakan
bahan ajar yang tepat akan menentukan
tercapainya kompetensi dasar dan hasil
belajar siswa dalam semua jenis
pembelajaran khusunya pembelajaran
teks hasil observasi. Selain itu,
penggunaan bahan ajar yang tepat akan
memotivasi siwa untuk menciptakan
pembelajaran bahasa Indonesia yang
menarik
dan
menyenangkan.
Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu
dirancang bahan ajar khusus untuk
pembelajaran teks hasil observasi.
Dengan adanya bahan ajar ini
diharapkan pembelajaran teks hasil
observasi berlangsung secara optimal.
Bahan
ajar
tersebut
berjudul
Pengembangan Model Bahan Ajar Teks
Laporan Hasil Observasi untuk Siswa
SMK Kelas X.
Berpijak pada uraian di atas, maka
penelitian
ini
bertujuan
untuk
menghasilkan produk model bahan ajar
teks laporan hasil observasi untuk siswa
SMK kelas X. Adapun tujuan khususnya
yaitu mendeskripsikan kelayakan (1) isi,
(2) bahasa, dan (3) penyajian produk.
METODE
Model
pengembangan
yang
digunakan dalam adalah memodifikasi
dari model desain Research And
Development atau yang disingkat
dengan R&D. Modifikasi dari model
pengembangan ini bertujuan untuk
mendapatkan prosedur pengembangan
sesuai
kebutuhan.
Pengembangan
diarahkan sebagai “a process used to
develop and validate aducational
product Borg and Gall (dalam
Sukmadinata, 2008: 169). Produk yang
dimaksud adalah bahan ajar berupa
modul menulis laporan untuk siswa
SMK kelas X. Selanjutnya menurut
Borg and Gall (dalam Sukmadinata,
2005: 169-170) langkah-langkah yang
seharusnya ditempuh dalam penelitian
pengembangan
(research
and
development) meliputi: (1) studi
pendahuluan, (2) perencanaan, (3)
pengembangan draf, (4) uji coba
lapangan awal, (5) merevisi hasil uji
coba, (6) uji coba lapangan, (7)
penyempurnaan produk hasil uji coba
lapangan, (8) uji pelaksanaan lapangan,
(9) penyempurnaan produk akhir, dan
(10) diseminasi dan implementasi.
Langkah-langkah yang dilakukan
dalam penelitian ini hanya sampai pada
menghasilkan tahap produk akhir,
desiminasi dan implementasi. Hal ini
dilakukan karena kedua tahap tersebut
lebih banyak terkait dengan kegiatan
penerbitan. Peneliti memodifikasi model
penelitian dengan menyederhanakan
langkah-langkah
yang
ditempuh.
Dengan demikian modifikasi langkahlangkah
yang
digunakan
untuk
penelitian pengembangan ini meliputi
(1)
penelitian
pendahuluan
dan
pengumpulan
informasi
untuk
menganalisis
produk yang akan
dikembangkan, (2) mengembangkan
produk awal, (3) melakukan validasi ahli
dan uji kelompok kecil, (4) melakukan
revisi produk, dan (5) melakukan uji
coba lapangan.
Langkah-langkah
pengembangan
yang dilaksanakan dalam penelitian ini
yaitu (1) tahap studi pendahuluan, (2)
tahap pengembangan, (3) tahap uji coba
produk, (4) tahap revisi produk, dan (5)
tahap produk akhir. Pertama, tahap studi
pendahuluan dilakukan dengan cara
melakukan kajian teori serta kurikulum,
analisis bahan ajar yang digunakan di
lapangan, wawancara guru, dan
observasi kepada siswa sehingga
diperoleh data yang otentik tentang
kebutuhan pembelajaran di lapangan.
Kedua, tahap pengembangan produk
merupakan proses mewujudkan produk
berdasarkan spesifikasi produk yang
dihasilkan
pada
tahap
prapengembangan. Ketiga, tahap uji
coba produk dilakukan dengan cara uji
ahli, uji praktisi, dan uji lapangan
dengan tujuan untuk mengetahui
NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 299
kelayakan isi materi, bahasa, dan
penyajian bahan ajar. Uji ahli/praktisi
dilakukan di Universitas Islam Malang
terhadap dosen Prodi Pendidikan Bahasa
Indonesia. Sementara itu, uji lapangan
kelompok terbatas dilakukan terhadap
27 siswa kelas X SMK Ngunut. Pada
tahap uji lapangan tersebut, peneliti
menggunakan
desain
penelitian
eksperimen semu (quasy eksperiment)
untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar antara kelas yang menggunakan
bahan ajar yang dikembangkan oleh
peneliti
dengan
kelas
yang
menggunakan bahan ajar lain. Keempat,
tahap revisi atau penyempurnaan produk
merupakan tindak lanjut dari berbagai
rekomendasi perbaikan dari validator
pada tahap uji coba produk. Tahap ini
menghasilkan produk yang siap
diimplementasikan dan diseminasi.
Instrumen utama dalam penelitian
ini
adalah
draf
produk
yang
dikembangkan. Dalam pengumpulan
data kualitatif peneliti menggunakan
instrumen
bantu
berupa
lembar
observasi analisis kebutuhan pada saat
fokus penetapan, tes, format catatan
lapangan, dan angket. Lembar angket
digunakan untuk menghimpun data dari
ahli, guru, maupun siswa. Data yang
diperoleh adalah data verbal berupa
catatan, komentar, saran, kritik, dan
usulan langsung. Pengumpulan data
kuantitatif yang berupa skor tes
penguasaan teks laporan hasil observasi,
instrumen yang digunakan adalah
perangkat penilaian otentik.
Data kualitatif dalam penelitian dan
pengembangan ini dianalisis secara
deskriptif kualitatif dengan langkahlangkah
sebagai
berikut:
(1)
mengumpulkan data verbal seperti data
identifikasi
awal,
data
analisis
kebutuhan siswa, dan data verbal
lainnya dari hasil uji validasi oleh ahli
dan praktisi dan uji lapangan, (2)
mencatat, menghimpun, dan menyeleksi
data-data yang telah dikumpulkan, (3)
melakukan klarifikasi dan analisis data,
dan (4) merumuskan hasil analisis
tersebut untuk digunakan dalam
merevisi media pembelajaran yang
dikembangkan.
Data kuantitatif dianalisis secara
statistik deskriptif, yaitu untuk data
numerikal yang diperoleh dari validasi
oleh ahli dan praktisi, serta uji lapangan
oleh siswa. Langkah-langkah analisis
tersebut adalah sebagai berikut: (1)
mengumpulkan data numerikal, (2)
mencatat, menghimpun, dan menyeleksi
data-data yang telah dikumpulkan, (3)
menganalisis
data
dengan
cara
memberikan rata-rata nilai, dan
(4) menyimpulkan hasil analisis data
dalam bentuk persentase. Data yang
sudah dianalisis tersebut dijadikan acuan
untuk merevisi bahan ajar yang
dikembangkan. Analisis data kuantitatif
dari
hasil
penggunaan
produk
menggunakan analisis data distribusi
frekuensi untuk mengetahui keefektifan
bahan ajar dengan kriteria SKM SMK
bahasa Indonesia yakni 76.
HASIL PENGEMBANGAN
Deskripsi Produk
Produk yang dihasilkan dalam
penelitian ini adalah bahan ajar teks
laporan hasil observasi. Bahan ajar ini
dalam buku ajar yang menggunakan
pendekatan scientific Kurikulum 2013.
Program Microsoft Word 2007 dan
Adobe Photoshop CS 2 programprogram yang digunakan dalam
menyusun produk ini sebagai program
pendukung. Bahan ajar ini dikemas
dalam bentuk buku ajar yang dicetak
pada kertas berukuran 17 x 25 cm.
Bahan ajar teks laporan hasil
observasi yang terdiri dari enam
komponen
utama.
Komponenkomponen tersebut adalah (1) tahap
pembengunan konteks yang berisi
materi pembelajaran yang bersifat
teoritis, (2) tahap pemodelan teks yang
berisi contoh-contoh, (3) latihan
pemahaman yang berisi soal-soal yang
NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 300
mengacu pada indikator KD, (4)
rangkuman yakni bentuk ringkas materi
pembelajaran, (5) evaluasi yang berisi
soal tes objektif dan subjektif, dan (6)
refleksi yang berisi kesan-kesan siswa
setelah melaksanakan pembelajaran teks
laporan
hasil
observasi.
Untuk
mengetahui lebih jelasnya deskripsi
produk, dapat dilihat pada lampiran.
Data Uji Coba
Dalam hasil pengembangan bahan
ajar akan dipaparkan tentang (1)
penyajian data uji coba, (2) analisis data,
dan (3) revisi produk. Hal tersebut akan
diuraikan sebagai berikut. Penyajian
data uji coba dari segi isi materi yakni
sebagai berikut. Pengembangan bahan
ajar telah diujicobakan dangan materi
yang mengacu pada kompetensi inti
yang sesuai dengan Kurikulum 2013 dan
disajikan
secara
bertahap
untuk
memudahkan siswa belajar secara
ilmiah. Pengembangan bahan ajar ini
terdiri dari 10 KD. Dari 10 KD
dipetakan menjadi dua unit pelajaran.
Masing-masing pelajaran terdiri dari
lima KD.
Penyajian data dari segi bahasa bahan
ajar ini dikembangkan dan disesuaikan
dengan tingkat perkembangan kognitif
siswa SMK. Penggunaan bahasa yang
sesuai bertujuan agar siswa dengan
mudah memahami setiap kegiatan dalam
bahan ajar. Selain itu, terdapat pesanpesan yang disampaikan kepada siswa.
Pesan-pesan tersebut juga menggunakan
bahasa yang menarik, jelas, dan tidak
menimbulkan makna ganda, sehingga
siswa dapat memahami pesan-pesan
tersebut.
Penyajian data dari segi peyajian atau
tampilan bahan ajar ini, materi dan
tuntutan pengerjaan tugas maupun soal
didesain bervariasi dan tidak monoton
agar siswa dapat melakukan kegiatankegiatan yang bermanfaat dan dapat
meningkatkan minat belajar siswa, serta
dalam
beberapa
bentuk
latihan
berkelompok dan tugas individu. Dalam
bahan ajar ini, disediakan pembangkit
motivasi agar siswa dapat lebih
bersemangat dalam belajar. Ditampilkan
pembangkit motivasi yang berupa
ilustrasi, gambar, dan puisi dari lirik
lagu agar minat siswa dalam memelajari
bahan ajar ini dapat meningkat.
membuat siswa tidak bosan. Tuntutan
membaca dalam bahan ajar ini
divariasikan.
Analisis Data Hasil Pengembangan
Data hasil pengembangan diperoleh
dari validasi ahli/pakar dan masukan
dari siswa. Adapun data hasil
pengembangan ditinjau dari segi isi
materi, bahasa, dan penyajian bahan
ajar. Analisis hasil pengembangan segi
isi ditinjau dari validasi ahli materi
adalah mendapatkan hasil 89,2 %. Dari
semua aspek, yang perlu direvisi adalah
kesesuaian isi bahan ajar dengan tingkat
perkembangan
intelektual
dan
emosional siswa yakni dengan merevisi
Soal tes kompetensi perlu direvisi
dengan mengembangkan menjadi 3 atau
4 pengecoh serta bersifat positif.
Sedangkan
dari
masukan
siswa
mendapatkan nilai 92,3%, oleh sebab
itu, bahan ajar ini layak untuk
diimplementasikan.
Analisis hasil pengembangan segi isi
ditinjau dari validasi ahli bahasa adalah
mendapatkan nilai 78% dari hasil uji
pakar. Berdasarkan semua aspek ada
aspek yang harus direvisi yakni pilihan
kata dan ejaan perlu direvisi sesuai
EYD. Sedangkan dari masukan siswa,
rata-rata total jumlah siswa yang
menjawab “ya” pada semua kriteria
yang diberikan pada penilaian ini adalah
88.8%. Hal tersebut menunjukkan
bahwa bahan ajar ini layak untuk
diimplementasikan.
Analisis hasil pengembangan segi
penyajian ditinjau dari validasi ahli
tampilan bahan ajar adalah hasil uji ahli
didapatkan nilai 82,1%. Namun, aspek
yang perlu direvisi yakni ketersediaan
konteks yang dekat dengan lingkungan
NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 301
siswa. Sedangkan dari masukan siswa,
rata-rata keseluruhan menunjukkan
bahwa siswa yang menjawab “ya”
berjumlah 88% dari 23 siswa. Hal ini
menunjukkan bahwa aspek ini sudah
baik
dan
layak
untuk
diimplementasikan.
Analisis Data Hasil Pengembangan
Uji Keefektifan Produk
Dari hasil statistik uji keefektifan
menggunakan
distribusi
frekuensi
terhadap seluruh aspek teks laporan
hasil observasi diketahui bahwa
pembelajaran teks
laporan hasil
observasi dengan bahan ajarberpengaruh
terhadap penguasaan siswa terhadap
beberapa KD teks laporan hasil
observasi. Temuan yang menyatakan
adanya keberhasilan penguasaan siswa
terhadap beberapa KD teks laporan hasil
observasi adalah dari nilai siswa yang
diakumulasikan dari beberapa KD teks
laporan hasil observasi di atas standart
kemampuan minimal (SKM) yakni 76.
Hal ini wajar karena bahan ajar dengan
e-learning ini memang dirancang untuk
meningkatkan
penguasan
dan
menumbuhkan gairah memelajari teks
laporan hasil observasi belajar bahasa
Indonesia.
Berdasarkan hasil pretes dan postes,
dapat diketahui bahawa frekuensi nilai
80 ada 5 siswa. Frekuensi nilai 85 ada 5
siswa. Frekuensi nilai 90 ada 3 siswa.
Frekuensi nilai 95 ada 8 siswa. frekuensi
nilai 100 ada 6 siswa. Rata-rata skor
hasil uji efektivitas pembelajaran teks
laporan hasil observasi dengan bahan
ajar adalah 90.9. Sedangkan seluruh
siswa memiliki nilai di atas SKMnya,
yakni 76. Jadi, dapat disimpulkan
berdasarkan hasil uji efektivitas
pembelajaran teks
laporan hasil
observasi dengan bahan ajar adalah skor
seluruh siswa di atas SKM.
KAJIAN DAN SARAN
Kajian Produk yang telah Direvisi
Bahan ajar diperlukan siswa dan
sebagai sarana belajar dan mengajar.
Bahan ajar merupakan isi pembelajaran
yang termuat di dalam buku yang ditulis
oleh pengajar atau penulis lain untuk
kepentingan pembelajaran (Mbulu dan
Suhartono, 2004: 87). Bahan ajar
meliputi segala sesuatu yang berfungsi
Bahan ajar memiliki jenis yang
beragam, mulai dari yang sederhana,
murah sampai dengan yang rumit dan
mahal. Bahan ajar dapat berupa bahan
cetak, alat peraga, dan benda-benda
yang berada di sekitar siswa. Selain itu
bahan ajar pembelajaran juga terdapat
dalam bentuk audio (rekaman, radio,
kaset, CD), visual (gambar, foto, maket),
audio visual (VCD, film, video), dan
multibahan ajar (interaktif, computer
based, dan internet).
Bahan ajar pembelajaran yang
dihasilkan dalam penelitian ini berupa
buku ajar teks laporan hasil observasi.
Menurut Kamaruddin (1999:1), bahan
ajar bukan sekadar alat bagi guru untuk
mengajar siswa. Namun, yang lebih
penting ialah buku sebagai sumber yang
digunakan siswa agar ia belajar.
Sehubungan dengan hal tersebut,
bahan ajar teks laporan hasil observasi
yang dihasilkan dalam penelitian ini
dapat digunakan karena di dalamnya
dilengkapi dengan materi, contoh, dan
alat evaluasi yang dapat digunakann
oleh siswa. Selain itu, bahan ajar ini
dirancang
menarik
untuk
membangkitkan motivasi belajar dan
ketertarikan siswa, mencegah kebosanan
siswa dalam proses belajar mengajar,
dan mengefektifkan proses belajar
mengajar.
Penggunaan bahan ajar dalam
pembelajaran
dipilih
berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan
tertentu.
Menurut Sudjana (1990: 4—5), kriteria
yang harus diperhatikan dalam memilih
bahan ajar pembelajaran, yaitu (1)
ketepatan bahan ajar dengan tujuan
pengajaran; (2) dukungan terhadap isi
bahan pelajaran; (3) kemudahan
NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 302
memperoleh
bahan
ajar;
(4)
keterampilan
guru
dalam
menggunakannya; (5) ketersediaan
waktu untuk menggunakannya; dan (6)
sesuai dengan taraf berfikir anak. Secara
umum, bahan ajar yang dihasilkan
dalam penelitian ini telah di rancang
dengan
memperhatikan
beberapa
pertimbangan tersebut, sehingga bahan
ajar pembelajaran ini layak untuk
diimplementasikan dalam pembelajaran.
Pengembangan bahan ajar ini terdiri
dari 10 KD. Dari 10 KD dipetakan
menjadi dua unit pelajaran. Masingmasing pelajaran terdiri dari lima KD.
Masing-masing pelajaran terdiri dari
materi tiap-tiap KD, rangkuman,
evaluasi, dan refleksi. Setiap KD
dijabarkan dalam bentuk kegiatan
belajar yang terdiri dari pembangunan
konteks (materi), tahap pemodelan teks
(contoh), dan tahap latihan pemahaman
baik mandiri maupun kelompok.
Pelajaran 1 berisi pengenalan teks
laporan hasil osevasi sedangan teks 2
berisi menulis teks laporan hasil
observasi.
Isi Bahan Ajar
Produk pengembangan isi pada
bahan
ajar
meliputi
beberapa
kompetensi dasar yang dijabarkan dalam
indikator-indikator. Pengembangan isi
dalam bahan ajar ini didasarkan pada
aspek-aspek, yaitu (1) kesesuaian bahan
ajar pembelaja-ran dengan materi, (2)
kemudahan isi bahan ajar, (3)
kesesuaian isi bahan ajar membacakan
cerpen, (4) keaktualan isi bahan ajar
membacakan cerpen dilihat dari
kebutuhan siswa, dan (5) kejelasan
petunjuk yang menyertai bahan ajar, dan
(6) kemanfaatan bahan ajar.
Bahasa Bahan Ajar Pembelajaran
Kelayakan bahasa dalam bahan ajar
pembelajaran ini terdiri dari kesesuaian
bahasa dengan tingkat perkembangan
intelektual siswa, kesesuaian bahasa
dengan tingkat emosional siswa,
ketepatan penggunaan ejaan dan tanda
baca, kesesuaian pilihan kata dengan
kaidah bahasa Indonesia yang benar,
penyusunan paragraf, kekomunikatifan
bahasa, grafika yang ditampilkan dalam
bahan
ajar
pembelajaran,
dan
kemudahan cara penyampaian pesan.
Bahasa yang digunakan disesuaikan
dengan kemampuan dan tingkat
perkembangan kognitif siswa SMK.
Penyajian Bahan Ajar Pembelajaran
Produk pengembangan penyajian
pada bahan ajar meliputi variasi tuntutan
teks laporan hasil observasi untuk siswa,
ketersediaan pembangkit motivasi,
bagian pendahulu yang memuat materi
prasyarat, konteks yang dekat dengan
siswa, contoh-contoh konkret dan
aktual, dan konsistensi pola urutan dan
komponen sajian.
Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan
Pengembangan Produk Lebih Lanjut
Berdasarkan hasil pengembangan
dan kajian produk yang telah direvisi di
atas, maka dikemukakan saran
sebagai berikut. Bahan ajar teks laporan
hasil observasi ini telah melalui uji coba
oleh pakar yang berkompeten dalam
bidangnya dan siswa. Hasil dari uji coba
digunakan untuk melengkapi dan
menyempurnakan
produk
yang
dihasilkan dalam penelitian. Dengan
menggunakan bahan ajar teks laporan
hasil
observasi
ini
diharapkan
pembelajaran menjadi lebih efektif dan
bermakna. Selain itu, siswa dapat lebih
berperan aktif dalam pembelajaran teks
laporan hasil observasi.
Produk hasil pengembangan ini
dapat dimanfaatkan secara luas oleh
pihak-pihak selain guru dan siswa. Di
samping itu, produk ini juga dapat
dikembangkan lebih lanjut untuk
memaksimalkan
manfaat
yang
diperoleh. Uraian mengenai saran
pemanfaatan,
diseminasi,
dan
pengembangan produk lebih lanjut
adalah
sebagai
berikut.
Saran
NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 303
pemanfaatan adalah sebagai berikut (1)
menyampaikan
produk
penelitian
kepada guru sebagai alternatif bahan
ajar teks laporan hasil observasi dan (2)
menyampaikan
produk
penelitian
kepada siswa sebagai alternatif sumber
belajar pada materi teks laporan hasil
observasi.
Desiminasi produk dapat dilakukan
dengan dua cara sebagai berikut. (1)
Penyebarluasan
informasi
hasil
penelitian melalui jurnal penelitian.
informasi mengenai hasil penelitian
yang berupa bahan ajar teks laporan
hasil observasi ini dapat disebarluaskan
melalui jurnal penelitian agar bahan ajar
ini dapat dimanfaatan secara lebih luas.
(2) Menindaklanjuti pengenalan produk
yang telah dihasilkan dengan cara
menginformasikan produk kepada guru
dan forum MGMP. Hal tersebut
dilakukan agar informasi mengenai
bahan ajar teks laporan hasil observasi
tidak hanya diketahui oleh kalangan
tertentu saja, tetapi juga dapat
dimanfaatkan oleh para guru dari daerah
lain yang tergabung dalam MGMP.
Pengembangan bahan ajar juga
dapat dilakukan oleh guru melalui forum
MGMP. Guru adalah pihak yang
memahami betul kebutuhan dalam
bidang belajar mengajar. Oleh karena
itu, guru dapat mengembangkan bahan
ajar yang sesuai dengan kebutuhan
siswa, sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik.
Maryanto, dkk. 2013. Bahasa Indonesia
Ekspresi
Diri
dan
Akademik/Kementerian Pendidikan
dan
Kebudayaan.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
Mbulu, Joseph & Suhartono. 2004.
Pengembangan
Bahan
Ajar.
Malang: Elang Mas.
Sudjana, Nana & Ahmad Rifai. 1991.
Media Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005.
Metode
Penelitian
Pendidikan.
Bandung: remaja Rosdakarya
DAFTAR RUJUKAN
Kamaruddin.
1999.
Beberapa
Pertimbangan Penilaian Bahan
Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia.
Makalah disajikan dalam Seminar
Nasional dalam rangka Dies Natalis
XXXVIII IKIP Ujung Pandang, 1314 Juli 1999, di Kampus
Gunungsari Baru IKIP Ujung
Pandang. Diunduh pada tanggal 10
Mei 2014.
NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 304
Download