15 BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA
BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Hakikat Keterampilan Menulis
Menurut Tarigan (2013: 3),” menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,
tidak secara tatap muka dengan orang lain”. Keterampilan menulis tidak
dapat diperoleh dengan mudah melainkan melalui tahapan-tahapan
pencapaian, yaitu melalui keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca dan tahap terakhir adalah keterampilan menulis.
Menurut McCrimmon (1984:2), “menulis rnerupakan kegiatan
menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu objek, memilih hal-hal yang
akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat
memahaminya dengan mudah dan jelas”. Tarigan (2008: 22) menjelaskan
bahwa “menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang,
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau
mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.
Menulis bukan sekedar melukiskan lambang-lambang grafis
melainkan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimatkalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas, sehingga buah
pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca secara baik. Secara
15Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
Pengaruh Metode
16
singkat dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan menulis karangan,
pengarang menggunakan bahasa tulis untuk menyatakan isi hati dan buah
pikirannya secara menarik dan mengena kepada pembaca. Oleh karenanya,
disamping harus menguasai topik dan permasalahan yang akan ditulis,
penulis dituntut menguasai komponen lainnya, seperti grafologi, struktur,
kosakata, dan kelancaran dalam memilih kata yang tepat, serta penggunaan
ejaan dan tanda baca, sehingga karya tulisannya menjadi koheren dan
kohesif. Menurut Lado (1977: 143), “menulis adalah menyusun tanda-tanda
tulis suatu bahasa, sehingga orang lain dapat membaca tanda-tanda tulis
tersebut, jika mereka mengenal dan mengerti bahasanya”. Kegiatan menulis
tidak dapat dipisahkan dan kegiatan berbahasa lainnya. Menulis didorong
oleh kegiatan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Burn (1996: 10)
mengemukakan bahwa, “membaca dan menulis saling mendukung satu
dengan lainnya”. Morsey (dalam Tarigan, 2013: 4), menyatakan bahwa:
“Tulisan dipergunakan oleh orang-orang terpelajar untuk merekam,
meyakinkan, melaporkan, serta mempengaruh; orang lain, dan
maksud serta tujuan tersebut hanya bisa tercapai dengan baik oleh
penulis yang dapat menyusun pikirannya serta mengutarakannya
dengan jelas (mudah dipahami), kejelasan tersebut bergantung pada
pikiran, susunan/organiasi, penggunaan kata-kata, dan struktur
kalimat yangcerah”.
Tulisan disajikan dalam kalimat yang mudah dipahami oleh
pembacanya. Menurut Sugihastuti ( 2011: 202), ”Kalimat adalah satuan
bahasa terkecil, dalam wujud lisan,yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
17
dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula dinamakan
kalimat efektif.
Abdul Rozak (2000; 8) berpendapat bahwa kalimat efektif adalah
kalimat yang mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan dengan
lengkap dalam pikiran pembaca persis seperti apa yang disampaikan.
Sementara itu menurut Zainal Arifin (2000; 84) kalimat efektif
adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas,
dan enak dibaca.
Jadi sebuah kalimat dikatakan efektif jika mampu membuat proses
penyampaian dan penerimaan berlangsung sempurna. Kalimat efektif
mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan itu tergabung dalam
pikiran si pembaca persis seperti apa yang dimaksud si penulis.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
kalimat efektif adalah kalimat singkat yang dapat mewakili gagasan atau
perasaan penulis sanggup memunculkan gagasan yang sama dengan pikiran
si penulis.
McCrimmon dalam Putrayasa (2009: 47) mengungkapkan bahwa
kalimat dikatakan efektif jika memenuhi dua syarat utama, yaitu : struktur
kalimat efektif dan ciri kalimat efektif. Struktur kalimat efektif mencakup :
kalimat umum, kalimat paralel,dan kalimat periodik.
a. Struktur Kalimat Efektif.
1) Struktur Kalimat Umum
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
18
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu: unsur wajib dan unsur takwajib (unsur manasuka).
Unsur wajib adalah unsur yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu
unsur S/subjek dan P/predikat), sedangkan unsur takwajib atau unsur
manasuka adalah unsur yang boleh ada dan boleh tidak ada (yaitu kata
kerja bantu: harus,boleh; keterangan aspek: sudah, akan; keterangan:
tempat, waktu, cara dan sebagainya).
2. Struktur Kalimat Paralel
Yang dimaksud kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat adalah
penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama yang dipakai dalam
susunan serial. Jika sebuah ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan
frase. Jika sebuah ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata benda
(misalnya bentuk pe-an, ke-an), maka ide lain yang sederajat harus
dengan kata benda juga.
b. Ciri-ciri kalimat efektif meliputi:
1. Kesatuan (unity)
Kalimat efektif harus mengungkapkan sebuah ide pokok atau satu
kesatuan pikiran.
2. Kehematan (economy)
Adanya jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan
makna yang diacu.
3. Penekanan (emphasis)
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
19
Upaya pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan
perhatian pada salah satu unsur atau bagian kalimat, agar unsur atau
bagian kalimat yang diberi penegasan itu lebih mendapat perhatian dari
pendengar atau pembaca.
4. Kevariasian (variety)
Kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur kalimat
yang dipergunakan. Ada kalimat yang pendek dan ada kalimat yang
panjang. Penulisan yang mempergunakan kalimat dengan pola kalimat
yang sama akan membuat suasana menjadi monoton atau datar sehingga
akan membuat kebosanan pada pembaca.
Atar Semi (2000; 143) menyampaikan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut: (1) sesuai dengan tuntutan bahasa baku, maksudnya
kalimat itu ditulis dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia; (2) jelas, artinya kalimat itu mudah
dipahami dan diterima oleh pembaca; (3) ringkas dan lugas, artinya tidak
berbelit-belit atau dengan kata yang sedikit dapat menyampaikan berbagai
ide; ( 4) adanya koherensi antara kalimat yang satu dengan kalimat yang
lain atau antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lain; (5) kalimat
harus hidup, artinya ada variasi tentang pilihan kata, gaya bahasa, bentuk
kalimat, dan antara panjang pendek kalimat; dan (6) tidak ada unsur yang
tidak berfungsi, artinya setiap kata ada fungsinya, setiap kalimat dalam
paragraf ada fungsinya.
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
20
Bedasarkan beberapa pendapat di atas, penulis membuat kesimpulan
bahwa penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan seseorang dalam
menyusun kalimat secara singkat dengan urutan yang logis, ditulis sesuai
dengan kaidah tata bahasa baku, koherensi dan bervariasi sehingga ide atau
gagasan yang diungkapkan penulis dapat dipahami dan diterima pembaca
dengan tepat. Keefektifan suatu kalimat dapat dipengaruhi oleh penggunaan
tanda baca, pemakaian kata, pembentukkan frase, penataan klausa, dan
penyusunan kalimat yang tepat.
Dalam mengukur
penguasaan kalimat efektif menggunakan
indikator bahwa seseorang mampu menyusun kalimat efektif yang isinya
mudah dipahami dan diterima pembaca. Aspek-aspek yang digunakan
untuk mengukur penguasaan kalimat efektif adalah: (1) kaidah tata bahasa
baku, yaitu memperhatikan ejaan, kata, dan istilah yang sesuai kaidah tata
bahasa; (2) kelogisan dalam penggunaan kalimat; (3) singkat dan jelas,
artinya tidak berbelit-belit; (4) kohesi dan koherensi sehingga mempunyai
struktur yang baik; dan (5) variasi bahasa, yaitu struktur kalimat, panjang
pendek kalimat, jenis kalimat, dan diksi atau pilihan kata.
Menurut Sabarti Akhadiah, dkk (2002; 116-135) dijelaskan ciri-ciri
kalimat efektif yaitu:
1) Kesepadanan dan kesatuan
Syarat pertama bagi kalimat efektif adalah mempunyai struktur yang
baik. Artinya kalimat-kalmat itu harus memiliki unsur-unsur subjek dan
predikat, atau dapat ditambah dengan objek, pelengkap, dan keterangan dan
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
21
unsur-unsur tersebut dapat memunculkan keterpaduan arti yang merupakan
ciri ketuhan kalimat. Kesepadanan kalimat diperlihatkan oleh kemampuan
struktur bahasa dalam mendukung gagasan atau konsep yang merupkan
kepadan pikiran.
2) Kesejajaran (pararelisme)
Yang
dimaksud
dengan
kesejajaran
(pararelisme)
adalah
penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang
sama yang dipakai susunan serial. Jika sebuah gagasan atau ide dalam suatu
kalimat dinyatakan dengan frase, maka gagasan-gagasan lain harus
dinyatakan dengan frase. Jika suatu gagasan dalam suatu kalimat
dinyatakan dengan nomina (misal bentuk pen-an, ke-an) maka gagasan lain
yang sederajat harus dengan nomina juga. Demikian juga bila sebuah
gagasan dalam suatu kalimat dinyatakan dengan verbal (misal bentuk menkan, di-kan) maka gagasan lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan
jenis yang sama. Kesejajaran akan memberi kejelasan kalimat secara
keseluruhan.
3) Penekanan dalam kalimat
Penekanan dalam kalimat ini dimaksudkan untuk menekankan atau
menonjolkan gagasan atau ide pokok. Cara penekanan gagasan dapat
dilakukan dengan mengatur posisi gagasan pokok dalam kalimat gagasan
yang ingin disampaikan biasanya diletakkan pada bagian depan kalimat.
Cara selanjutnya adalah dengan urutan yang logis, yaitu dengan cara
kejadian yang makin lama makin penting atau dengan menggambarkan
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
22
suatu proses. Cara yang terakhir adalah dengan pengulangan kata.
Pengulangan kata dalam bentuk kalimat kadang-kadang diperlukan dengan
maksud memberi penegasan pada bagian yang dianggap penting.
4) Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam
pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan.
Kehematan itu menyangkut sal gramatika dan makna kata.
5) Kevariasian
Seorang penulis harus dapat menghindarkan pembaca dari keletihan
yang pada akhirnya akan menimbulkan kebosanan. Oleh karena itu untuk
menghindari suasana monoton dan bosan digunakan bentuk pola dan jenis
kalimat yang bervariasi.
Menurut Gorys Keraf dalam Widyamartaya (2006; 19) menyatakan
bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut:
(1) secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau
penulis; (2) sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam
pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan pembicara atau
penulis. Bila kedua syarat itu dipenuhi maka tidak mungkin akan terjadi
salah paham antara mereka yang terlibat dalam komunikasi.
Sebagai alat penyampai pengalaman batin, perasaan, amanat, berita,
dan sebagainya dalam proses komunikasi antar manusia bahasa tulis
memang banyak kekurangannya. Bahasa lisan dapat didukung oleh lagu
kalimat dan gerak-gerik anggota badan serta perubahan air muka dalam
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
23
menyampaikan amanat, sedangkan dalam bahasa tulis tidak. Bahasa tulis
hanya kelihatan sebagai baris-baris atau lautan huruf dan tanda baca. Dalam
pemakaian huruf besar, huruf miring, huruf tebal membantu menghilangkan
kemonotonan, tetapi hanya sedikit. Begitu pula pemakaian bermacammacam huruf dan tanda baca tidak banyak membantu mempermudah
komunikasi. Dalam komunikasi tulis huruf-huruf dan tanda baca harus kita
gunakan sebaik-baiknya (seefektif dan seefisien mungkin), akan tetapi hal
yang paling menguntungkan dalam komunikasi tulis adalah cara
menyampaikan gagasan, sedang huruf dan tanda baca hanya bahan
pembungkus.
Kalimat efektif merupakan alat komunikasi yang berharkat. Harkat
berarti daya, tenaga, kekuatan. Bila penulis ingin agar komunikasi sampai
dan mengesan, kalimat yang ditulisnya harus berharkat, bertenaga. Caracara untuk mengharkatkan kalimat antara lain: (1) bagian kalimat yang
hendak dipentingkan atau diutamakan diletakkan pada awal kalimat. Hal ini
yang dapat terwujud adalah inverse atau prolepsis atau gabungan natara
inverse dan prolepsis. Inversi adalah predikat yang diletakkan di depan
subjek. Prolepsis keterangan atau objek diletakkan di depan subjek; (2) bila
penulis menyebutkan serangkaian hal (peristiwa) hendaknya diperhatikan
dan diusahakan agar urutan hal (peristiwa) itu logis, kronologis, atau
berklimaks; (3) kata kunci diulang; (4) kata atau frase yang hendak
dipentingkan dapat ditambah dengan partikel pementing lah, pun, kah; dan
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
24
(5) rangkaian hal yang disebutkan dapat menjadi lebih kuat dengan
paraktisme.
Kalimat efektif memperhatikan pararelisme. Pararelisme kesejajaran
adalah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur-unsur kalimat
yang sama fungsinya. Jika sebuah pikiran dinyatakan dengan frase, maka
pkiran-pikiran lain yang sejajar harus dinyatakan dengan frase. Jika semua
gagasan dinyatakan dengan kata benda verbal atau kata kerja bentuk me, di,
dan sebagainya, maka gagasan lain yang sejajar dinyatakan pula dengan
kata benda verbal atau kata kerja bentuk me, di, dan sebagainya.
Kalimat
efektif
diwarnai
kehematan.
Purwadinata
dalam
Wdyamartaya (2006; 31) menyatakan bahwa “penuturan yang luasnya kuat
dan tegas”. Penuturan dikatakan luas karena banyak kata-kata yang mubazir
biasanya lemah dan kabur., demikianlah pada umumnya. Maka kalimat
yang sudah jelas dan terang dengan empat kata, misalnya jangan dikatakan
dengan lima atau enam kata. Demikian juga suatu gagasan yang cukup
disampaikan dengan satu kalimat, jangan disampaikan dengan dua atau tiga
kalimat. Demikian juga frase ata kelompok kata yang sudah jelas dan terang
maksudnya dalam bentuk yang ringkas tak ada gunanya diperluas dengan
kata-kata yang tidak perlu.
Kalimat efektif didukung dengan variasi. Yang dimaksud dengan
variasi kalimat di sini adalah variasi kalimat yang membangun paragraf atau
alinea. Sebuah alinea terasa hidup dan menarik jika kalimat-kalimatnya
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
25
bervariasi dalam hal panjang dan pendeknya, jenisnya, aktif pasifnya, dan
pola atau gayanya.
Kalimat efektif
dibantu
dengan penggunaan EYD.
Dalam
pemakaian EYD dapat dipelajari dalam buku Pedoman Umum Ejaan yang
Disempurnakan, yang sebagian ringkasannya adalah:
1) Pemakaian dan penulisan huruf-huruf kapital dan huruf miring.
Huruf kapital digunakan sebagai penulisan huruf pertama pada: (1)
awal kalimat; (2) petikan langsung; (3) dalam ungkapan yang berhubungan
dengan kitab suci, nama Tuhan, termasuk kata gantinya; (4) nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang; (5) nama
jabatan atau pangkat yang diikuti nama oang atau yang dipakai sebagai
pengganti nama orang tertentu; (6) nama orang; (7) nama bangsa, suku, dan
bahasa; (8) nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejaran; (9) nama
kas dalam geografi; (10) nama resmi badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi; (11) semua kata di dalam kata
buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata partikel seperti
di, ke, dari, untuk, dan yang, yang tidak terletak pada posisi awal; (12)
singkatan nama, gelar, dan sapaan; (13) kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti: bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
dipakai sebagai kata ganti orang pertama atau kedua atau sapaan; (14) huruf
pertama kata ganti.
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
26
2) Penulisan kata
Dalam penulisan kata terdapat beberapa ketentuan yang dapat dipedomani,
yaitu: (1) kata dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kata dasar dan kata
turunan; (2) kata dasar ditulis sebagai satu turunan; (3) imbuhan (awalan,
sisipan, dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar; (4) kalau bentuk
dasarnya gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata
yang langsung menghubungkan atau langsung mendahuluinya; (5) kalau
bentuk dasar gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran
maka kata-kata tersebut ditulis serangkai; (6) kalau salah satu unsur
gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis
serangkai, kecuali kalau bentuk terikatnya diikuti kata yang huruf awalnya
huruf kapital dan kalau kata maha diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan
kata dasar; (7) bentuk kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan
tanda hubung; (8) gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk
termasuk istilah khusus bagian-bagiannya ditulis terpisah; (9) gabungan
kata yang termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah baca
dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian diantara unsur yang
bersangkutan; (10) gabungan kata yang dianggap sudah satu ditulis
serangkai; (11) kata ganti ku, kau, mu, dan nya ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya; (12) kata depan di, ke, dari ditulis terpisah
dengan kata yang mengikutinya; (13) kata si dan sang ditulis terpisah
dengan kata yang mengikutinya; (14) partikel pementing pun, lah, kah
ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya; (15) partikel per yang berarti
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
27
mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian kalimat yang
mendampinginya; (16) angka digunakan untuk menyatakan lambang
bilangan atau nomor; (17) angka digunakan untuk menyatakan ukuran,
kuantitas, dan nilai uang, nomor jalan, rumah, kamar, dan sebagainya dan
untuk menomori karangan; (18) penulisan lambang bilangan: 12 = dua
belas,
1
3
5
= satu pertiga, 110= satu lima persepuluh, dan sebaginya, (19)
penulisan kata bilangan tingkat; Paku Buwono X = Paku Buwono ke – 10,
tingkat I = tingkat ke - 1; (20) penulisan lambang bilangan yang mendapat
akhiran, tahun 80-an atau tahun delapan puluhan; (21) lambang bilangan
pada awal kalimat ditulis dengan huruf; (22) angka yang menunjukkan
bilangan bulat besar dapat dieja sebagian supaya mudah dibaca, kecuali di
dalam dokumen resmi; dan (23) kalau angka dan huruf melambangkan
bilangan, penulisannya harus tepat.
Pemakaian di dalam buku Ejaan Bahasa
Indonesia
yang
Disempurnakan terdapat beberapa pedoman penulisan tanda baca, yang
antara lain: (1) tanda titik; (2) tanda koma, hubung; (3) tanda pisah; (4)
tanda ellipsis; (5) tanda tanya, seru, tanda kurung, dan tanda kurung siku;
(6) tanda petik.
Tanda titik dapat dipakai pada: (1) akhir kalimat; (2) singkatan
nama orang; (3) singkatan gelar, jabatan, dan sapaan; (4) singkatan umum,
misalnya dsn, hlm, Yth, a.n, d.a, u.p; (5) di belakang angka atau huruf
dalam satu bagian, ikhtisar, atau daftar; dan (6) memisahkan angka jam,
menit, dan detik yang menunjukkan angka waktu. Tanda titik tidak dipakai
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
28
pada: (1) pemisahan angka ribuan, ratusan, jutaan dan sebagainya yang
tidak menunjukkan jumlah; (2) dalam singkatan yang terdiri dari hurufhuruf awal kata atau sukum kata, atau gabungan keduanya yang diperlukan
sebagai kata, atau dalam akronim yang sudah diterima masyarakat; (3)
dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran takaran, timbangan dan
mata uang; (4) pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, tabel,
dan sebagainya; (5) di belakang alamat pengirim, tanggal surat, dan nama
serta alamat penerima surat; (6) dalam singkatan nama lembaga resmi,
badan atau organisasi, dan dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata
yang ditulis dengan huruf kapital.
Tanda koma dipakai pada: (1) diantara unsur-unsur dalam satu
perincian; (2) dalam kalimat majemuk dan yang menggunakan konjungsi
tetapi, melainkan; (3) memisahkan anak kalimat dan induk kalimat; (4) di
belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada
posisi awal; (5) di belakang kata-kata seruan; (6) memisahkan petikan
langsung daribagian lain; (7) di antara unsur-unsur kalimat yang ditulis
berurutan; (8) memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya; (9) di
antara tempat penerbitann nama penerbit, dan tahun penerbitan; (10) di
antara nama orang dan gelarakademik; (11) di muka angka persepuluhan;
(12) untuk mengapit keterangan tambahan, aposisi, sisipan, dan sebagainya;
(13) di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat bila perlu
untuk menghindari salah baca.
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
29
Tanda titik koma dipakai : (1) untuk mmemisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara; (2) untuk memisahkan kalimat yang setara
di dalam kalimat majemuk setara yang tidak memakai konjungsi.
Tanda titik dua dipakai: (1) pada akhir suatu pertanyaan lengkap
bila diikuti rangkaian atau pemerian; (2) sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian; (3) dalam teks drama, sesudah kata yang
menunjukkan pelaku percakapan; dan (4) di antara jilid atau nomor dan
halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab suci, atau di antara judul dan
anak judul suatu karangan.
Tanda hubung dipakai: (1) untuk menyambungkan suku-suku kata
yang dipisah karena pergantian baris; (2) menyambungkan unsur-unsur kata
ulang; (3) menyambungkan huruf kata yang dieja; (4) untuk memperjelas
bagian-bagian ungkapan; (5) merangkai kata se dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital, ke dengan angka, angka dengan an,
singkatan dengan huruf kapital dengan imbuhan atau kata; dan (6)
merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Tanda pisah dipakai: (1) membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberi penjelasan; (2) menjelaskan adanya oposisi; (3) di antara dua
bilangan atau tunggal yang berarti “sampai dengan”.Selain daripada itu
tanda elipsis (....) digunakan untuk: (1) menggambarkan kalimat yang
putus-putus; (2) menjelaskan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang
dihilangkan.
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
30
Tanda petik dipakai dalam penulisan: (1) mengapit petikan ajaran
langsung. Petikan langsung; (2) mengapit judul apabila dipakai dalam
kalimat; dan (3) mengapit istilah ilmiah.
Dengan keterangan ringkas tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa EYD sangat berperan dalam menulis terlebih dalam penyusunan
kalimat efektif.
Dari berbagai pendapat dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan seseorang dalam menyusun
kalimat secara singkat dengan urutan yang logis, ditulis sesuai kaidah tata
bahasa baku, koherensi, dan bervariasi sehingga ide atau gagasan yang
diungkapkan penulis dapat dipahami dan diterima pembaca dengan tepat.
Nunan (1991: 86-90) menawarkan suatu konsep pengembangan
keterampilan menulis yang meliputi: “(1) perbedaan antara bahasa lisan
danbahasa tulis; (2) menulis sebagai suatu proses dan menulis sebagai
suatuproduk; (3) struktur generik wacana tulis; (4) perbedaan antara
penulisterampil dan penulis yang tidak terampil; dan (5) penerapan
keterampilan menulis dalam proses pembelajaran”.
Pertama, perbedaan antara bahasa lisan dan bahasa tulis tampak
pada fungsi dan karakteristik yang dimiliki oleh keduanya. Namun, yang
patut diperhatikan adalah keduanya harus memiliki fungsi komunikasi.
Darisudut pandang inilah dapat diketahui seberapa jauh hubungan
antara bahasa lisan dan bahasa tulis, sehingga dapat diaplikasikan dalam
kegiatan komunikasi. Dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
31
paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa
tulis. Begitu dekatnya dengan bahasa tadi, terutama bahasa Indonesia,
sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa
Indonesia secaralebih jauh dan lebih mendalam. Akibatnya, sebagai
pemakai
bahasa,
orang
Indonesia
kadang-kadang
tidak
terampil
menggunakan bahasanya sendiri dibandingkan dengan orang asing yang
belajar bahasa Indonesia. Hal ini merupakan suatu kelemahan yang tidak
disadari.
Kedua, pandangan bahwa keterampilan menulis sebagai suatu
proses dan menulis sebagai suatu produk. Pendekatan yang berorientasi
padaproses lebih memfokuskan pada aktivitas belajar (proses menulis);
sedangkan pendekatan yang berorientasi pada produk lebih memfokuskan
pada hasil belajar menulis yaitu wujud tulisan.
Ketiga, struktur generik wacana dan masing-masing jenis karangan
(tulisan) tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok. Hanya saja pada
jenis karangan narasi menunjukkan struktur yang lengkap, yang meliputi
orientasi, komplikasi, dan resolusi. Hal ini menjadi ciri khasjenis karangan
narasi.
Keempat, untuk menambah wawasan tentang keterampilan menulis,
perlu pemahaman mengenai penulis yang terampil dan penulis yang tidak
terampil. Tujuannya adalah agar dapat mengikuti jalan pikiran (penalaran)
dan keduanya. Kesulitan yang dialami penulis yang tidak terampil (baca:
pemula, awal), dapat diketahui. Salah satu kesulitan yang dihadapinya
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
32
adalah ia kurang mampu mengantisipasi masalah yang ada pada pembaca.
Adapun penulis terampil, ia mampu mengatakan masalah tersebut atau
masalah lainnya, yaitu masalah yang berkenaan dengan proses menulis itu
sendiri.
Kelima, sekurang-kurangnya ada tiga proses menulis yang
ditawarkan oleh Nunan (1991: 88), yakni: (1) tahap prapenulisan; (2) tahap
penulisan; dan (3) tahap perbaikan. Untuk menerapkan ketiga tahap menulis
tersebut diperlukan keterampilan memadukan antara proses dan produk
menulis”.
Sejalan
dengan
pendapat
tentang
proses
menulis
dengan
penahapannya di atas, McCrimrnon (1984: 10-1 1), mengelompokkan
proses menulis menjadi tiga tahap,yaitu ( 1) persiapan; (2) penulisan; dan
(3) revisi. Tahap persiapan merupakan tahap permulaan menulis dengan
merencanakan ide yang akan dikemukakan dan ditransfer ke dalam
karangan, mengidentifikasi topik, dan memilih bentuk karangan. Tahap
penulisan merupakan tahap prosedur pengorganisasian dan pengembangan
ide. Tahap revisi adalah tahap membaca kembali dan mengoreksi tulisan
yang telah disusun berupa draf atau buram.
Menulis adalah aktivitas yang kompleks, ditawarkan sebelas prinsip
oleh The Writing Study Group of the NCTE Executive Committee (2004:
11). Prinsip tersebut untuk memandu mengajarkan menulis secara efektif,
meliputi:
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
33
“... (1) semua orang memiliki kapasitas untuk menulis, sehingga menulis
dapat dipelajari dan guru dapat membantu para siswa menjadi penulis yang
baik; (2) orang belajar menulis melalui praktik penulisan; (3)
menulis adalah suatu proses; (4) menulis adalah suatu alat untuk berpikir;
(5) tujuan menulis dan masing-masing orang berbeda; (6) aturan penulisan
untuk memenuhi selera pembaca penting untuk diikuti oleh penulis; (7)
menulis dan membaca saling terkait, penulis yang banyak membaca lebih
mudah dalam penulisan; (8) menulis mempunyai hubungan kompleks
dengan berbicara; (9) praktik menulis berhubungan erat dengan situasi
kehidupan sosial yang rumit; (10) teknik dan cara menulis dapat dilakukan
berbeda; dan (11) penilaian menulis adalah kompleks, informatif, dan
subjektif”.
Magee (2008: 1) menjelaskan tiga langkah proses menulis kreatif,
antara lain: “(1) gunakan berbagai teknik untuk mengungkap gagasan
dengansuatu topik spesifik, (2) bangun peta pikiran untuk mengorganisir
gagasan, dan (3) konversi peta pikiran yang telah dibangun ke dalam format
linier”. Menurut Nunan (1998: 37) sukses dalam menulis harus melibatkan:
“... (1) menguasai teknik penulisan; (2) menguasai dan mematuhi konvensi
dalam penggunaan ejaan dan tanda baca; (3) menggunakan sistem tata
bahasa untuk menyampaikan maksud/arti seseorang; (4) mengorganisir isi
teks secara lengkap untuk memberikan gambaran informasi yang ditulis; (5)
merevisi hasil tulisan; dan (6) menyeleksi dan menyesuaikan dengan
kebutuhan gaya pembaca”.
Keterampilan yang diperlukan untuk menyusun karangan yang baik
menurut Keaton (1998: 135) meliputi: “(1) keterampilan gramatikal; (2)
penuangan isi; (3) keterampilan stilistika; (4) keterampilan mekanis; dan (5)
keterampilan memutuskan”. Sehubungan kompleksnya kecakapan yang
diperlukan untuk kemampuan menulis, maka menulis harus dipelajari,
karena melalui proses belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh,
peningkatan kemampuan menulis akan diperoleh. Kemampuan menulis
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
34
terjadi melalui latihan yang berulang-ulang, dan pengajaran menulis dengan
intensif.
Aziez (2015: 174), ”aktifitas menulis terbagi menjadi tiga yaitu
menulis terkontrol, menulis terbimbing,dan menulis bebas, bila dijenjang
menulis terkontrol pada tahap pertama, menulis terbimbing pada tahap
kedua dan menulis bebas tahap terakhir. Menulis terkontrol aktifitasnya
meliputi :
a) Kalimat jigsaw (jigsaw sentences),
b) Wacana Berjenjang (gapped pasages),
c) Wacana cloze murni ( pure cloze passages ),
d) Wacana Cloze pilihan ganda(Wacanacloze pilihan ganda),
e) Mencari dan menyalin ( fine and copy),
f) Dikte(diktation),
g) Merangkai kalimat (sentence combining),
h) Meringkas (reducing),
i) Telegram
Untuk kelas atas awal pembelajaran menulis kalimat dimulai dari yang
paling sederhana, secara bertahap sehingga anak tidak terlalu terbebani
kalimat yang komplek. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian maka perlu
adanya penilaian.
Menurut
Brown
(2001:
357),
ada
enam
kategori
dalam
evaluasimenulis, yakni: “(1) content; (2) organization; (3) discourse; (4)
syntax; (5)
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
35
vocabulary; dan (6) mechanics” Hughes (1997: 9 1-93), menjelaskan unsur
penilaian dalam menulis meliputi: “(1) grammar (tata bahasa dan pola
kalimat); (2) vocabulary (kosa kata); (3) mechanics (ejaan); (4) Fluency
(styleand ease of communication) ; dan (5) form (organization)”.
Menurut Harris (1969: 68-69), unsur-unsur menulis karangan harus
memperhatikan:
“... (1) content (isi, gagasan yang dikemukakan), yang meliputi
relevansi, dan tesis yang dikembangkan; (2) form (organisasi isi), yang
meliputi keutuhan paragraph, dan perpautan paragraph; (3)grammar
(tata bahasa dan pola kalimat), yang meliputi ketepatan bentukan kata
dan keefektifan kalimat; (4) style (gaya: pilihan struktur dan kosa kata),
yang meliputi ketepatan kata, dan kesesuaian kata; (5) mechanics
(ejaan), yang meliputi pemakaian huruf, dan pemakaian tanda baca”.
Menurut Genesse dan Upshur (1997: 89), observasi pada penilaian
menulis didasarkan pada: “(1) content, (2) organization, (3) vocabulary, (4)
grammar, dan (5) mechanisms”. Berbeda dengan pendapat di atas, Baxter
(1997: 50-5 1) memberi contoh dalam asesmen menulis, meliputi unsur:
“(1) relevance/kesesuaian, (2) adequasy/ketercukupan, (3) grammar/tata
bahasa. (4) vocabulary/kosa kata, dan (5) punctuation/pemakaian tanda
baca”. Lain lagi pendapat Langan, J. (2001: 131) menjelaskan bahwa
menulis esai harus memuat beberapa hal, antara lain: “(1) unity (kesatuan),
(2) support(pendukung), (3) coherence (koherensi), dan sentence skill
(keterampilan menyusun kalimat)”.
Menurut Nurgiyantoro (2001: 306), “idealnya pembobotan dalam
pemberian skor menulis (karangan) mencerminkan tingkat pentingnya
masing-masing unsur dalam karangan. Dengan demikian, unsur yang lebih
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
36
penting diberi bobot yang lebih tinggi”. Menurut Heaton (1998: 146),
“pembobotan komponen skala penilaian menulis adalah 30 untuk isi
karangan, 20 untuk organisasi karangan, 20 untuk kosakata, 25 untuk
penggunaan bahasa, dan 5 untuk ejaan dan tanda baca”. Untuk
mengefektifkan tes menulis karangan, Harris (1969: 69) menyarankan agar
masing-rnasing komponen diberi bobot sesuai dengan penekanan dan sifat
tulisan, misalnya, 1 kurang, 2 cukup, 3 baik, dan 4 sangat baik”.
Kemampuan (ability) menurut Fuad Hasan (1981: 43-44) memiliki
pengertian “kesanggupan atau kepandaian yang dapat dinyatakan melalui
pengukuran-pengukuran tertentu”. Chaplin (2000: 1) menyatakan bahwa
“kemampuan (ability) adalah kesanggupan untuk melakukan suatu
perbuatan”. Dengan demikian, dapat dikemukakan pengertian kemampuan
(ability) dalam penelitian ini adalah kesanggupan seseorang untuk
melakukan suatu perbuatan yang dapat dinyatakan melalui pengukuranpengukuran tertentu.
Berdasarkan pada beberapa pengertian dan pemaparan konsep
teoretik di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis adalah
kesanggupan sesorang untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, dan
perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Kaitannya dengan
kajian penelitian ini yang akan dinilai meliputi unsur: (1) isi: relevansi isi
berdasarkan topik; (2) organisas isi: keutuhan dan perpautan paragraf,
gagasan terorganisir dengan urutan logis; (3) gramatika: menguasai
bentukan kata dan penyusunan kalimat efektif; (4) pilihan kata: ketepatan
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
37
pilihan kata dan ungkapan; serta (5) penggunaan ejaan: pemakaian huruf
dan tanda baca. Aspek yang akan diukur dan masing-masing unsur di atas.
Dikembangkan peneliti dengan bersumber pada teori atau konsep-konsep
yang telah dipaparkan.
5. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode adalah sebuah prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan. Di dalam pengajaran bahasa, metode digunakan untuk
menyatakan kerangka yang menyeluruh tentang proses pembelajaran (
KBBI 1995 ).
Metode dalam pengajaran bahasa menurut Richards. dkk. (dalam
Agus Wuryanto, 2008: 1), adalah “cara mengajarkan suatu bahasa yang
didasarkan kepada prinsip dan prosedur yang sistematis. Yakni penerapan
pandangan tentang cara bahasa diajarkan dan dipelajari”.
“Adapun sifat sebuah metode adalah prosedur dan sistemik
”(Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, 2008: 40-41). Hal ini berlaku baik
bagi guru (metode mengajar) maupun bagi murid (metode belajar). Dengan
kata lain metode pembelajaran adalah langkah-langkah yang dilalui oleh
guru dalam mengajar, maupun murid dalam belajar dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran.
Brown (2000: 171), menjelaskan bahwa “metode pembelajaran
secara umum adalah spesifikasi yang ditentukan dalam pembelajaran
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
38
dikelas untuk mencapai sasaran yang ditentukan”. Dalam pembelajaran
bahasa, metode bagi guru adalah yang utama untuk menentukan peran dan
perilaku siswa. Di samping itu, untuk mencapai sasaran tujuan utarna dan
kedalaman materi, berbagai hal perlu menjadi pertimbangan guru, agar
dapat menerapkan metode secara bervariasi, sehingga dapat dipahami dalam
berbagai konteks.
Menurut Wina Sanjaya (2008: 127), “metode adalah cara yang dapat
digunakan untuk melaksanakan strategi. Strategi adalah aplan of operation
achieving something, sedangkan metode adalah a way inachieving
something”. Strategi adalah suatu rencana operasional/trik untuk mencapai
sesuatu keberhasilan, sedangkan metode adalah suatu cara/jalan dalam
mencapai sesuatu tujuan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 89),“ada
beberapa faktor yang mendasari pemilihan metode, antara lain: (1) siswa;
(2) tujuan; (3) situasi; (4) fasilitas; dan (5) kemampuan guru”. Perpaduan
pengaruh faktor-faktor itulah yang menjadi pertimbangan utama untuk
menentukan metode mana yang paling optimal berpengaruhatas hasil
belajar siswa. Menurut Winarno Surakhmad (1990: 97), “metodedapat
diklasifikasi ke dalam dua jenis, yaitu: (1) metode interaksi secara
individual; dan (2) metode interaksi secara kelompok”.
“Salah satu metode yang banyak didukung dalam penelitian adalah
metode mengajar membaca dan menulis dalam kelompok-kelompok kecil
kolaboratif. Ada banyak program kolaboratif, misalnya CIRC, Discussion,
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
39
Language Circles” (Muijs and Reynolds, 2008: 321). CIRC adalah metode
kooperatif yang mengintegrasikan kegiatan membaca dan menulis,
sedangkan discussion adalah metode yang mengaktifkan kegiatan siswa
melalui diskusi kelompok, serta language circles adalah metode kooperatif
yang mengaktifkan kegiatan siswa dalam kelompok kecil dengan kegiatan
membaca kelompok, menulis secara individu dan saling membaca tulisan
teman secara bergantian/berputar.
Silberman (diterjemahkan oleh Sarjuli et al, 2002: 6-7), menjelaskan
“agar pembelajaran efektif guru hendaknya menggunakan hal-hal sebagai
berikut: diskusi kelompok kecil dan projek (penelitian), presentasi kelas dan
berdebat, latihan pengalaman, pengalaman lapangan, simulasi, dan studi
kasus”. Rasa dalam satu kelompok ini memungkinkan peserta didik
menghadapi perubahan-perubahan di hadapannya. Ketika mereka belajar
lebih senang dengan yang lain dari pada sendirian, mereka memiliki
dorongan emosional dan intelektual
yang memungkinkan mereka
melampaui tingkat pengetahuan dan keterampilan mereka sekarang.
Berdasarkan
pada
beberapa
pengertian
dan
pemaparan
konsepteoretik di atas dapat disimpulkan, bahwa metode pembelajaran
adalah langkah-langkah atau cara yang dilalui guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
b. Pembelajaran Menulis dengan Metode Cooperative Learning tipe
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
40
Metode cooperative learning adalah suatu metode pembelajaran
yang memungkinkan siswa menjalin hubungan kerja sama untuk mencapai
tujuan belajar dan menciptakan suasana belajar kooperatif. Menurut Slavin
(1995: 5), “metode cooperative learning adalah suatu metode pembelajaran
di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk saling
membantu satu sama lain dalam belajar ” Dan menurut Johnson and
Johnson (dalam Lie. 2008: 18). “cooperative learning didefinisikan sebagal
sistem belajar kelompok yang terstruktur mencakuplima unsur pokok, yaitu
(1) saling ketergantungan positif, (2) tanggungjawab individual, (3)
interaksi personal, (4) keahlian bekerja sama, dan (5) proses kelompok”.
Eggen and Kauchak (dalam Trianto, 2007: 42), menjelaskan bahwa
“pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran
yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama” Pembelajaran kooperatifdisusun dalam sebuah usaha untuk
meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman
sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan pada siswa yang berbeda latar belakangnya.
Olsen dan Kagari (dalarn Richards and Rodgers, 2001: 192),
menjelaskan:
“cooperative learning is group learning activity organizedso that
learning is dependent on the socially structured exchange ofinformation
between leaners in groups and in which each learner is heldaccuntable
for his or her own learning and is motivated to increase thelearning of
others “.
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
41
Pembelajaran kooperatif adalah aktivitas pembelajaran kelompok
yang terorganisir sedemikian rupa, sehingga bergantung pada struktur sosial
adanya pertukaran informasi antar siswa dalam kelompok, di mana masingmasing siswa punya peran dan tanggung jawab untuk pembelajarannya dan
termotivasi untuk meningkatkan dan siswa yang satu dengan yang lain.
Menurut Morisson, Ross, dan Kemp (2001: 195), “pembelajaran
kooperatif adalah suatu jenis aktivitas kelompok yang spesifik dengan
mencoba untuk menggabungkan bagaimana siswa belajar dan keterampilan
social”. Larsen (2000: 164), menjelaskan bahwa “pembelajaran kooperatif
yang esensi adalah adanya keterlibatan siswa yang satu dan yang lain dalam
kelompok belajar bersama, mereka bekerjasama secara efektif”.
Joyce, Weil. dan Calhoun (2000: 35), berpendapat, bahwa
“Hal menarik dan cooperative learning adalah para siswa yang
dengan sejarah akademis rendah. bermanfaat bagi mereka dengan
cepat, karena partnerships dapat meningkatkan keterlibatan
kerjasama dan konsentrasi, serta mempunyai efek meningkatkan
tanggung jawab untuk pembelajaran akademis secara pribadi. Efek
sosial adalah saling bekerja sama dengan rendah hati tetapi
konsisten”.
Model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan
sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran cooperative
learning yang membedakannya, yaitu pembagian kelompok yang dilakukan
dengan cermat yang melibatkan siswa pada kelompok kecil yang heterogen
untuk saling bekerja sama untuk memaksimalkan pemahaman mereka
tentang materi pelajaran serta menyelesaikan tugas-tugas pelajaran.
Menurut Dasim Budimansyah (2002: 9), “cooperative/learning yaitu proses
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
42
pembelajaran yang berbasis kerjasama antar siswa dan antar komponen lain
di sekolah”.
Dalam cooperative learning terdapat beberapa metode dengan tipe
yang berbeda, antara lain: “(1) STAD (Student Teams-chievement
Deivision), (2) TGT (Teams-Games-Tournaments), (3) TAI (Teams Assisted
Individualization), (4) CIRC (Cooperative Integrated Reading and
composition), (5) Group Investigation, (6) Jigsaw, dan (7) Learning
Together” (Slavin, 1995: 71-129)
„Marie (1995: 1) berpendapat bahwa Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) is a school-based program that
targets reading. writing, and language arts in grades 2 through
6.The three prinip/e program elements are direct instruction
inreading comprehension, story-related activities, and integrated
language arts/writing instruction.
Kooperatif membaca dan menulis terintegrasi/CIRC adalah program
sekolah yang mengintegrasikan membaca, menulis, dan sastra dikelas 2
sampai kelas 6 sekolah dasar. Tiga prinsip inti program adalah
pembelajaran membaca pemahaman, aktivitas terkait dengan cerita, dan
terintegrasi dengan sastra/pembelajaran menulis.
Menurut Slavin (1995: 7) “CIRC is a comprehensive programfor
teaching reading and writing in the upper elementary and middlegrades“.
CIRC adalah suatu program menyeluruh untuk pengajaran membaca dan
menulis di kelas tinggi sekolah dasar dan tingkat menengah. CIRC
merupakan pengembangan dan metode cooperative learning yang
menggunakan tim kooperatif dalam pembelajaran dengan mengintegrasikan
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
43
antara pembelajaran membaca dan menulis, untuk kelas tinggi sekolah
dasar serta sekolah tingkat lanjutan,
Slavin (1995: 2) menegaskan pula, “CIRC a comprehensive
program for teaching reading and writing in upper elementary grades:
students work in four-member cooperative learning teams”. CIRC adalah
program untuk pembelajaran membaca dan menulis di kelas tinggi sekolah
dasar,
siswa
bekerja
dalam
kelompok
belajar
kooperatif
yang
beranggotakan empat siswa, mereka saling bekerjasama untuk memahami
bacaan dan untuk saling merevisi tulisan mereka bergantian.
Menurut Slavin (1995: 104) “metode cooperative learning yang
cocok untuk pembelajaran membaca pemahaman dan menulis di kelas
tinggi sekolah dasar adalah tipe CIRC”. Metode CIRC dikembangkan oleh
Steven dan Slavin dan Universitas Johns Hopkins. CIRC adalahcooperative
learning yang bertujuan menggunakan tim kooperatif untuk membantu
siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman yang luas untuk kelas
tinggi di SD yang diintegrasikan dengan pembelajaran menulis.
CIRC terdiri dari tiga prinsip pelaksanaan, yaitu: sebagai dasar
aktivitas, mengarahkan pada pembelajaran membaca pemahaman, dan
mengintegrasikan apresiasi bahasa serta menulis. Semua aktivitas mengikuti
suatu siklus reguler yang melibatkan presentasi guru, praktik regu, praktik
mandiri, mengamati proses, praktik tambahan, dan penilaian.
Demikianjuga Steven dan Slavin (1995: 1) menjelaskan bahwa:
“In the Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
44
program, students in second through sixth grade worked in
heterogeneous learning teams on reading and writing activities
related to stories they were reading. Teachers provided students
with explicit instruction on comprehension strategies and used a
writing process approach to teach writing and language arts.
Dalamprogram kooperatif membaca dan menulis terintegrasi/CIRC,
para siswa kelas dua sampai kelas enam bekerja dalam kelompok heterogen
belajar membaca dan aktivitas menulis berhubungan dengan cerita yang
sedang mereka baca. Guru menyajikan kepada siswa strategi pembelajaran
pemahaman dan menggunakan proses menulis dengan pendekatan
pengajaran menulis dan seni bahasa. CIRC digunakan untuk mengajarkan
membaca pemahaman yang diintegrasikan dengan kegiatan menulis melalui
kelompok kooperatif, masing-masing terdiri dan 4 anggota yang heterogen.
Setiap anggota dalam tim menggunakan lembar kerja akademik, kemudian
saling membantu untuk menyelesaikannya. Dalam pembelajaran kooperatif,
prestasi belajar diberikankepada kelompok, agar kelompoknya mendapat
nilai baik, diperlukan kerjasama di antara anggota tim untuk menyelesaikan
lembar kerja. Fokusutama CIRC adalah menentukan aktivitas dengan waktu
yang efektif digunakan oleh tim kooperatif dalam pembelajaran membaca
kelompok, untuk menyelesaikan tugas pembelajaran seperti: membaca
pemahaman bacaan, memahami kosakata, mengartikan simbol tertulis,
danmelafalkannya secara bekerja sama satu tim. Wacana yang menjadi
topik bacaan berupa cerita yang diambil dan buku pelajaran maupun dan
berbagai sumber yang dapat dikembangkan oleh guru dalam pembelajaran.
Siswa bekerja dalam tim belajar kooperatif untuk mengidentifikasi lima hal
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
45
yang penting dan cerita, yaitu perwatakan, setting, rnasalah, usaha untuk
memecahkan masalah, dan akhir dan pemecahan masalah. Kemudian secara
individu siswa meringkas unsur cerita dengan bahasanya sendiri, dikoreksi
silang antar anggota tim dengan peer assessment, berkaitan dengan
penggunaan ejaan dan mekanik penulisan yang berkaitan dengan tata
bahasa.
Stevens, Madden, Slavin and Marie Famish (1987: 1)menjelaskan:
“In CIRC. students worked in heterogeneous learning teams for all
reading. language arts, and writing activities. In reading, students
worked with partners during follow-up times on partner reading,
decoding, stoty structure, prediction, and stoly summary activities
related to the basal stories. Students also received direct instructionon
comprehension and ineta comprehension activities, followed by team
practice. In writing and language arts, students used a process
approach to writing, and participated in peer conferences during
planning, revising, and editing stages of the process “.
Di dalam CIRC, siswa belajar dalam pembelajaran kelompok yang
heterogen dalam pembelajaran membaca, sastra, dan aktivitas menulis. Di
dalam membaca, para siswa belajar secara kelompok mengoreksi selama
temannya membaca, memaknai isi wacana, urutan peristiwa, prediksi, dan
aktivitas meringkas cerita yang ada dalam wacana. Para siswa belajar secara
langsung pada aktivitas menyamakan pemahaman, diikuti evaluasi oleh
kelompok. Dalam menulis bahasa dan sastra, para siswa menggunakan
suatu proses pendekatan dalam menulis, dan partisipasi siswa dalam
membuat kesepakatan antar mereka selama perencanaan, revisi, dan
tahapan proses editing.
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
46
Berdasarkan pada beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa metode cooperative learning tipe CIRC adalah metode pembelajaran
yang
mengintegrasikan
kegiatan
membaca
dan
menulis
dengan
mengoptimalkan kelompok belajar kooperatif, yang langkah-langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut (dimodifìkas dan model Slavin.
1995:106-110):
1) Guru bersama siswa membahas secara singkat langkah kegiatan yang
akan dilakukan, serta tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran,
kemudian guru bersama siswa membentuk kelompok heterogen yang
beranggotakan 4 siswa.
2) Guru membeikan wacana dengan lembar kerja sebagai topik
pembelajaran. Selama kira-kira 20 menit siswa membaca dalam tim
belajar kooperatif secara bergantian antaranggota. dengan saling
koreksi kesalahan lafal yang diucapkan, guru memonitor kegiatan siswa
berkeliling antarkelompok. Dalam lembar kerja siswa disiapkan
kosakata baru yang diambil dan bacaan, dan tim membahas untuk
memahami secara bersama-sama.
3) Siswa dalam kelompok saling bekerja sarna menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana dalam bentuk tertulis. Siswa
dalam tim belajar kooperatif mengidentifikasi lima hal dan cerita dalam
wacana, yaitu perwatakan, setting, masalah, usaha untuk memecahkan
masalalah, akhir dan pemecahan masalah, sesuai lembar kerja yang
diberikan guru.
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
47
4) Siswa melalui perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompok.
5) Guru bersama siswa membuat kesimpulan.
6) Evaluasi, siswa secara individu menulis (karangan) berdasarkan topik
yang tersirat dalam media yang dipakai guru dalam pembelajaran,
dengan jumlah paragraf ditentukan guru, yang sebelumnya diawali
penjelasan tentang teknik menulis karangan serta kaidah penulisan
dalam mengarang (memilih judul, menyusun kalimat utama, menyusun
kalimat penjelas, mengembangkan paragraf dengan memperhatikan
kohesi dan koherensi, memperhatikan kaidah penggunaan ejaan dan
tanda baca), hasil kerja siswa diedit silang antar anggota tim kooperatif
melalui peer assessment, setelah selesai disempurnakan basil karangan
dikumpulkan kepada guru untuk diperiksa, serta penutup. Metode
CIRC ini merupakan salah satu dan sekian “metode pembelajaran
efektif yang disosialisasikan dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan” (Depdiknas, 2008a: 336).
c. Pembelajaran Menulis dengan Metode Task Based Learning
Menurut Suwarna (2006: 112). “metode Task Based Learning
merupakan metode pembelajaran yang berupa pemberian tugas oleh guru
kepada siswa, dan kemudian siswa harus mempertanggungjawabkan hasil
dan tugas tersebut”.
Caray (2008: 3) menjelaskan, bahwa
“... Metode Task Based Learning berarti guru memberi tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
48
mengembangkan kemandirian siswa, merangsang untuk belajar
lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan
membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi
dalam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa
tidak bekerja secara mandiri”.
“Metode Task Based Learning adalah metode penyajian bahan
dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan
belajar”(Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002: 96). Dalam
pembelajaran menulis (karangan), tugas yang diberikan kepada siswa
berupa tema / topik yang harus dikembangkan siswa dalam menyusun
sebuah karangan. Penugasan yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat
individual, yang diselesaikan olehsiswa secara individual pula.
Sri Anitah Wiryawan (tanpa tahun, 36), menjelaskan:
“... bahwa, metode pembenian tugas merupakan suatu metode
mengajar dimana guru memberikan suatu tugas, kemudian siswa
harus mempertanggungjawabkan hasil tugas tersebut”. Metode ini
mengandungtiga unsur yaitu: (1) mempunyai unsur tugas
(assignment). (2) dikerjakan oleh siswa dan dilaporkan hasilnya, dan
(3) mempunyai unsur didaktis paedagogis”.
Menurut Roestiyah (1991: 133). “Task Based Learning biasanya
digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih
mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan
tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih
terintegrasi”.
d. Cara melaksanakan metode Task Based Learning.
Tugas yang
dipersiapkan dengan baik oleh guru sehingga dapat
melahirkan penguasaan atas pengetahuan dan keterampilan tertentu. Guru
hendaknya memberikan penjelasan yang cukup tentang materi tersebut
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
49
sehingga tidak timbul kesalahfahaman dalam pelaksanaannya. Guru
hendaknya membimbing pekerjaan tersebut, terutama bila para siswa
mengalami kesulitan serta memberikan petunjuk penyelesaiannya. Dengan
kata lain tugas harus jelas dantidak menimbulkan salah persepsi, sebaiknya
dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan.
Menurut Tim Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya (1993:
59),“metode Task Based Learning ini memiliki keuntungan, salah satunya
adalah siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian
mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri”. Namun,
metode ini juga memiliki kelemahan, antara lain “seringkali siswa hanya
meniru atau menyalin hasilpekerjaan teman tanpa mengalami proses
belajar”. Oleh karena itu, dalam penerapan metode Task Based Learning
menulis karangan guru perlu melakukan bimbingan dan pengawasan selama
proses pembelajaran, untuk memastikan bahwa siswa benar-benar telah
melaksanakan tugas dengan baik, mandiri, dan bertanggung jawab.
e. Langkah-Iangkah
pembelajaran
dalam
metode
Task
Based
Learning
Menurut Syaiftul Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 97-98)
terdiri dantiga fase, yaitu:
“... (1) guru member penjelasan tentang pembelajaran yang akan
dilakukan serta tujuan yang akan dicapai, kemudian memberikan
tugas yang barus diselesaikan siswa berupa tema/topik yang harus
dikembangkan siswa dalam menulis. (2) siswa melaksanakan tugas
(menulis gagasan ide menurut tema/topik yang telah ditentukan),
guru memberikan bimbingan dan pengawasan, serta (3) siswa
mempertanggungjawabkan apa yang dikeriakan/ditulis, beberapa
siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil karyanya”.
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
50
Tugas yang diberikan guru merangsang siswa untuk aktif
melakukan kegiatan belajar, dalam hal ini adalah belajar menulis
(karangan). Untuk itudalam pelaksanaan metode Task Based Learning
diperlukan tujuan dan petunjuk yang jelas agar hasil memuaskan.
Menurut Winarno Surakhmad (1990: 114-1 15), tujuan Task Based
Learning hendaknya: (1) merangsang siswa berusaha lebih baik, memupuk
inisiatif bertanggung jawab dan berdiri sendiri; (2) memperkaya kegiatan di
luar
sekolah;
dan
(3)
memperkuat
hasil
belajar
dengan
jalan
mengintegrasikan dalam praktik kehidupan nyata”. Tugas yang harus
dilakukan siswa harus jelas, guru harus menjelaskan aspek-aspek yang perlu
dipelajari oleh siswa agar mereka tidak merasa bingung mengenai apa yang
harus mereka pelajari. Task Based Learning yang diberikan siswa,
hendaknya merangsang dan memotivasi siswa untuk dapat belajar secara
mandiri. Dengan rangsangan tugas yang diberikan guru, siswa termotivasi
untuk belajar dengan mandiri menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
oleh guru.
Tema/topik yang harus dikembangkan siswa dalam proses
penulisan, sebelumnya harus dipersiapkan guru dengan matang, dan dipilih
tema/topik yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa, serta diambil dan halhal yang ada di sekitar siswa sehingga bukan merupakan hal yang asing
bagi siswa. Dengan demikian, akan memudahkan siswa mengembangkan
pikiran dalam sebuah cerita yang runtut dan menarik. Dengan rangsangan
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
51
tugas untuk menulis surat pribadi berdasarkan pengalaman nyata siswa
secara berkelanjutan, akan melatih keterampilan siswa dalam menuangkan
imajinasinya dalam karya tulisan. Sebelumnya guru menjelaskan tentang
bagaimana teknik menulis, mulai dan penyusunan kerangka karangan,
rnembuat kalimat utama, mengembangkan kalirnat utama dengan beberapa
kalimat penjelas menjadi paragraf yang padu, akhirnya siswa diharapkan
dapat menuangkan ide gagasannya dalam bentuk karya tulisan yang
koheren dan kohesif. Hasil karya tulisan siswa diperiksa dan dikoreksi oleh
guru, selanjutnya guru memberikan nilai sesuai rubrik penilaian yang telah
dibuat oleh guru sebelumnya dan hasil pengamatan selama proses
pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
metode Task Based Learning adalah metode pembelajaran menulis dengan
langkah-langkah: (1) penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan;
(2) guru memberikan tugas menulis; (3) siswa melaksanakan tugas menulis;
dan (4) siswa mempertanggungjawabkan hasil karya tulisannya.
f. Perbedaan Metode CIRC dan Metode Task Based Learning
Penerapan metode CIRC berbeda dengan Task Based Learning.
Perbedaan metode CIRC dan metode Task Based Learning adalah sebagai
berikut:
Tabel 1
Perbedaan Metode CIRCdan Metode Task Based Learning
Komponen
Tujuan
Pembelajaran
Metode CIRC
Metode Task Based
Learning
Meneggunakan tim kooperatif
untuk membelajarkan siswa saling
bekerja sama dalam tim dan
Memupuk inisiatif tanggung
jawab dan berdiri sendiri dalam
belajar untuk mencapai tujuan
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
52
Peran Guru
Aktivitas
siswa
Materi
Metode
Media
Asesmen
menyelesaikan
tugas-tugas
pembelajaran.
Merancang pembelajaran dengan
lembar kerja akademik berupa
wacana
berupa
cerita
dan
permasalahan yang wajib dipelajari
dan
diselesaikan
oleh
tim
kooperatif,
serta
menjelaskan
langkah-langkah
kegiatan
dan
ketentuan yang harus dilakukan tim
kooperatif
Dalam tim kooperatif siswa
membaca
wacana
secara
bergantian antar anggota tim, serta
membahas permasalahan yang ada
dalam lembar kerja akademik,
sesuai langkah pembelajaran yang
ditetapkan. Kemudian siswa secara
individu meringkas unsur cerita
dengan
menggunakan
bahasa
sendiri,
hasil
tulisan
diedit
berpasangan antar anggota tim.
Bacaan berupa wacana berisi cerita
yang dipersiapkan guru dalam
lembar kerja akademik.
Dikembangkan dengan
mengoptimalkan
peran
kelompok
kooperatif dalam pembelajaran
menulis, walau menulis secara
individu ada proses edit antar
anggota kelompok.
Media dikembangkan dan dipilih
guru yang relevan dengan topik
yang dipelajari.
Menulis secara individu dengan
bahasa sendiri sesuai topik yang
dibahas, diedit antar anggota tim
kooperatif dengan peer assessment
belajar dan
menyelesaikan
tugas-tugas pembelajaran.
Merancang tugas berupa tema/
topik yang harus dikembangkan
siswa dalam proses belajar
menulis secara individu, serta
menjelaskan langkah-langkah
dan ketentuan yang harus
dilakukan siswa.
Belajar menulis secara individu
dengan
mengembangkan
tema/topik yang diberikan guru,
sesuai langkah pembelajaran
yang telah ditetapkan.
Tema/topik yang dipersiapkan
guru untuk dikembangkan siswa
dalam belajar menulis.
Dikembangkan dengan mengoptimalkan peran individu.
Media
dikembangkan
dan
dipilih guru yang relevan
dengan topik yang dipelajari.
Menulis secara individu sesuai
tema/topik yang ditetapkan
guru.
Dari uraian dalam tabel, dapat diperjelas perbedaan metode CIRC
dan Task Based Learning dalam pembelajaran menulis berdasarkan hasil
pengamatan peneliti selama pelaksanaan penelitian secara garis besar,
bahwa pembelajaran menulis dengan metode CIRC memaksimalkan
aktivitas siswa dalam kelompok kooperatif, khususnya dalam edit hasil
tulisan siswa yang dilakukan secara individu. Dalam proses edit dalam
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
53
kelompok kooperatif siswa saling memberitahukan kesalahan yang
dilakukan temannya untuk dilakukan perbaikan melalui peer assesment.
Peran guru sebagai fasiiitator yang menyiapkan bacaan dan
lembarkerja akademik sebagai media pembelajaran untuk dipelajari dan
dilakukansiswa dalam kelompok kooperatif.
Materi bacaan (wacana) dapat diambil dan buku pelajaran maupun
dari sumber lain yang relevan. Pengalaman yang diharapkan dan
penggunaan metode CIRC dalam pembelajaran menulis ini adalah siswa
dapat menguasai kemampuan menulis (karangan) secara individu, tetapi ada
proses belajar bersama khususnya saat meneliti hasil karya tulisan teman
dalam kelompok kooperatif, untuk saling mengingatkan dan saling
membenahi temuan kesalahan antar mereka. Kegiatan ini di samping
membentuk
kompetensi
individu
juga
bertujuan
rnenanamkan
tanggungjawab serta interaksi secara kelompok, karena pada akhir kegiatan
belajar penghargaan kelompok sangat ditentukan dan skor nilai yang
diperoleh oleh masing-masing individu, sehingga mereka termotivasi maju
secara bersama-sama saling bekerja sama untuk mendapatkan skor yang
terbaik di antara mereka. Dalam proses asesmen dilakukan secara individu
namun jumlah skor individu dipakai sebagai dasar pemberian penghargaan
kelompok mana yang terbaik.
Dalam
pelaksanaan
pembelajaran
menulis
dengan
metode
pemberian tugas, guru memaksimalkan aktivitas siswa secara individu.
Peran guru menyiapkan topik pembelajaran serta mengkondisikan siswa
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
54
belajar individual secara maksimal. Materi dapat dikembangkan sesuai
dengan kompetensi dasar serta tema yang ada dalam kurikulum, serta
dikembangkan berdasar pada buku pelajaran yang dipakai maupun sumber
lain yang relevan. Pengalaman belajar yang diharapkan dan penerapan
metode Task Based Learning dalam pembelajaran menulis ini adalah siswa
menguasai kemampuan menulis (karangan) secara individu, pembentukan
rasa tanggung jawab individu, serta kemandirian belajar siswa. Proses
asesmen yang dilakukan adalah secara individu pula.
Berdasarkan pada beberapa pengertian dan pemaparan konsep
teoretik tentang metode pembelajaran di atas, hakikat metode CIRC adalah
langkah atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
rnenggunakan tim kooperatif untuk membelajarkan siswa membaca
pemahaman menggunakan lembar kerja rancangan guru yang diintegrasikan
dengan kegiatan menulis (karangan) secara individu. Kemudian hasil karya
tulisan siswa diedit antar anggota tim kooperatif, dengan tujuan siswa
bekerja sama dalam kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain
dalam mencapai tujuan belajar, dengan prinsip ada saling ketergantungan
positif dan tanggung jawab individual. Langkah kegiatannya adalah:
presentasi guru, kerja tim, aktivitas individu, pengamatan proses, dan
penilaian.Dalam pembelajaran CIRC setiap siswa bertanggung jawab
terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan
ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas, sehingga
terbentuk pemahaman dan pengalaman belajar yang lama. Model
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
55
pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat
Sekolah Dasar hingga sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik
siswa berinteraksi dengan lingkungan.
Model CIRC memiliki langkah-langkah penerapan sebagai berikut
(steven dkk.1991 dalam Huda 2015: 222):
1) Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari
4 orang siswa.
2) Guru memberikan wacana sesuai topik pembelajaran.
3) Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok
kemudian memberikan tanggapan terhadap wacana yang ditulis pada
lembar kertas.
4) Siswa mempresentasikan/membacakan hasil diskusi kelompok.
5) Guru memberikan penguatan (reinforcement).
6) Guru dan siwa bersama-sama membuat kesimpulan.
Dari setiap fase tersebut diatas, kita dapat melihat beberapa tahap
sebagai berikut:
Tahap 1: Penguasaan konsep

Pada fase ini,guru mulai memperkenalkan suatu konsep atau istilah
baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi.
Pengenalan bisa didapat dari keterangan guru,buku paketatau media
lainnya.
Tahap 2: Eksplorasi dan Aplikasi
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
56

Tahap ini memberi peluang pada siswa untuk mengungkap pengetahuan
awal, mengembangkan pengetahuan baru dan menjelaskan fenomena
yang mereka alami dengan bimbingan guru.Hal ini menyebabkan
terjadinya konflik kognitif sehingga mereka berusaha melakukan
pengujian dan berdiskusi untuk menjelaskan hasil observasi.Fase ini
untuk membangkitkan minat dan rasa ingin tahu.
Tahap 3: Publikasi.

Pada fase ini,siswa mampu mengkomunikasikan hasil temuan-temuan
serta membuktikan dan memperagakan materi yang dibahas. Penemuan
dapat bersifat sesuatu yang baru atau sekedar membuktikan hasil
pengamatan.
Metode Task Based Learning adalah langkah atau cara yang
ditempuh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan membelajarkan
siswa dalam menulis (karangan) melalui tugas rancangan guru untuk
diselesaikan oleh siswa secara individu, dengan tujuan memupuk
kemandirian belajar serta tanggung jawab individual siswa, dengan langkah
kegiatan meliputi pengarahan guru, Task Based Learning, pelaksanaan
tugas secara individual, dan penilaian hasil karya siswa.
B. Penelitian yang Relevan
Dalam bagian ini dikemukakan beberapa hasil penelitian yang
mempunyai relevansi dengan penelitian ini.
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
57
Penelitian Suwarjo (2007) berjudul “Pola Pelaksanaan Pembelajaran
Apresiasi Prosa Fiksi Berdasarkan Strategi Cooperative Integrated Reading
and Composition di SD Kota Metro Lampung”, yang telah mengembangkan
pola pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra berdasarkan strategi CIRC
untuk meningkatkan kompetensi kesusasteraan siswa SD melalui pembelajaran
apresiasi prosa fiksi (PAPF), dengan aktivitas siswa dalam pembejaran berupa
aktivitas dalam membaca, menulis, menganalisis, pemecahan masalah,
penggarapan tugas, pelaporan hasil, dan sharing hasil ataupun pemeranan.
Relevansinya dengan penelitian ini, adalah sama-sama meneliti dengan
penggunaan metode CIRC, hanya berbeda aspek yang diteliti yaitu
pembelajaran
apresiasi
sastra,
sedangkan
pada
penelitian
ini
pada
pembelajaran kemampuan menulis. Penelitian ini merupakan penelitian lanjut
dari penelitian tersebut.
Penelitian Swain dan Lapkin (2000) pada 22 pasang siswa pada kelas
bahasa asing (perancis), yang berjudul “Task-based Second Language
Learning : The Uses of The First Language”, tentang penggunaan tugas dalam
pembelajaran bahasa asing (perancis). Penelitian ini membuktikan bahwa ada
hubungan antara jumlah penggunaan tugas pada L1 (Bahasa Inggris) dengan
kualitas hasil penulisan siswa. Relevansi dari penelitian ini, adalah sama-sama
meneliti penggunaan metode tugas. Penelitian ini merupakan penelitian lanjut
dari penelitian tersebut.
Penelitian Beard dan Burrell (2009) yang berjudul “Investigating
Narrative Writing by 9-11 Years Olds”, yang meneliti tentang penggunaan
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
58
suatu desain berulang dan tugas-tugas terencana digunakan untuk menyelidiki
pengembangan dalam menulis narasi pada 112 sekolah dasar di London.
Relevansi dari penelitian ini, adalah sama-sama meneliti penggunaan metode
tugas yang terencana dalam pengembangan kemampuan menulis narasi.
Penelitian ini merupakan penelitian lanjut dari penelitian tersebut.
Penelitian Kobayashi dan Rinnert (2002) yang berjudul “ High School
Student perceptions of first language Literascy Instruction: Implications for
Second Language”, penelitian tentang pembelajaran menulis dengan praktek
menulis pengalaman lapangan untuk meningkatkan penguasaan menulis
bahasa kedua di Jepang. Relevansi dari penelitian ini, adalah sama-sama
meneliti pembelajaran menulis dengan praktek menulis karangan, sehingga
penelitian ini merupakan penelitian lanjut dari penelitian tersebut.
Penelitian steven (2003) yang berjudul “Student Team Reading and
Writing : A Cooperative Learning Approach to Middle School Literacy
Instruction”, yang membuktikan bahwa pendekatan pembelajaran kooperatif
dengan integrasi kelompok membaca kosakata, membaca pemahaman, dan
mengekspresikan lewat komposisi di sekolah menengah. Relevansi dari
penelitian ini, adalah sama-sama meneliti pembelajaran kooperatif yang
mengintegrasikan membaca dan menulis, bedanya subjek penelitian di sekolah
menengah, sedangkan penelitian ini di sekolah dasar. Penelitian ini merupakan
penelitian lanjut dari penelitian tersebut.
Penelitian Calderon dan Hertz-Lazarowitz (1998) yang berjudul
“Effects of Bilingual Cooperative Integrated Reading and Composition on
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
59
Student Making the .. “, yang membuktikan efek peningkatan prestasi siswa
pada bahasa Spanyol (L2) yang belajar dengan Bilingual Cooperative
Integrated Reading and Composition (BCIRC). Relevansi dari penelitian ini
adalah sama-sama meneliti penggunaan metode CIRC, sehingga penelitian ini
merupakan penelitian lanjut dari penelitian tersebut.
Penelitian Nesbit dan Rogers (1997) yang berjudul “Using cooperative
learning to improve reading and writing in science”, yang meneliti tentang
penggunaan
pembelajaran
kooperatif
dengan
mengintegrasikan
ilmu
pengetahuan, membaca dan menulis, sehingga penelitian ini merupakan
penelitian lanjut dari penelitian tersebut.
C. Kerangka Berpikir
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam
pembelajaran adalah metode. Dengan penggunaan metode yang tepat, peran
guru sebagai fasilitator di kelas akan mampu mengakomodasikan kebutuhan
siswa untuk keberhasilannya sesuai dengan harapan. Metode yang tepat juga
akan mempengaruhi motivasi belajar siswa. Sehingga proses belajar mengajar
akan tercapai secara maksimal.
Metode CIRC sebelumnya sudah dijelaskan di bagian kajian teroritis.
Pada intinya pembelajaran menggunakan metode CIRC adalah metode
pembelajaran yang mengintegrasikan kegiatan membaca dan menulis dengan
mengoptimalkan kelompok belajar kooperatif.
Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran yang penting bagi
semua siswa, apalagi setiap mata pelajaran tentu melewati kegiatan menulis
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
60
sebagai tindak lanjut dari keterampilan berbahasa. Oleh karena itu, unsur
kemampuan menulis harus selalu ada ketika peserta didik mengikuti
pembelajaran. Realita yang ada, kemampuan menulis siswa belum mendapat
perhatian khusus dari guru. Padahal dalam kehidupan sehari-hari siswa
senantiasa dilibatkan dengan kegiatan menulis.
Kemampuan menulis kalimat efektif merupakan kemampuan menulis
kalimat singkat yang dapat mewakili gagasan atau perasaan, sehingga penulis
sanggup memunculkan gagasan yang sama dengan pikiran si penulis.
Kendala yang dihadapi peneliti setiap kali menulis antara lain
banyaknya siswa yang sulit untuk menentukan paragraf dan menggunakan
tanda baca yang tepat. Dengan cara TBL mereka tidak termotivasi dalam
menulis. Untuk itu penulis menggunakan metode CIRC dalam pembelajaran
menulis untuk mengetahui pengaruh terhadap motivasi dan kemampuan
menulis kalimat efektif.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka
dirumuskan hipotesis dalam penelitian sebagai berikut:
Kemampuan
menulis
kalimat
efektif
siswa
yang
mengikuti
pembelajaran dengan metode TBL lebih baik dari pada kemampuan menulis
kalimat efektif siswa yang menggunakan metode CIRC.
Pengaruh Metode Cooperative..., Nasriah, Program Pascasarjana UMP, 2017
Download