BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi di

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Investasi di Indonesia merupakan salah satu cara yang banyak diminati
masyarakat dalam memperoleh keuntungan dana guna memenuhi kebutuhan di
masa yang akan datang (Tandelilin, 2010:2). Menurut Fahmi (2012:04) Investasi
dapat dilakukan dalam bentuk investasi riil (real investment) dan dalam bentuk
surat berharga atau sekuritas (financial investment). Investasi dalam bentuk real
Investment adalah investasi dalam bentuk aktiva berwujud fisik (tanah, bangunan,
mesin-mesin, atau pabrik) sedangkan finansial investment adalah investasi dalam
bentuk surat berharga atau sekuritas yang dilakukan di pasar uang atau pasar
modal. Deposito, Obligasi, waran, reksadana, opsi, futures, dan saham adalah
bentuk financial investment di pasar modal
Keberadaan pasar modal di suatu negara bisa menjadi acuan untuk melihat
bagaimana kegairahan atau dinamisnya bisnis negara yang bersangkutan dalam
menggerakkan berbagai kebijakan ekonomi, seperti kebijakan fiskal dan moneter.
Selanjutnya dari kebijakan yang ditetapkan bisa diperoleh dengan efek lebih jauh
maupun memberikan kontribusi positif pada penambahan pendapatan negara
terutama dari segi pendapatan pajak atau tax income (Fahmi, 2014:305)
Pasar modal di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara,
karena pasar modal dibentuk untuk menghubungkan investor sebagai pemodal
dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Dengan adanya pasar modal,
investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan
1
2
dananya pada berbagai macam sekuritas yang ada dengan harapan memperoleh
return. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat memperoleh dana dari investor
yang membeli saham perusahaan.
Investasi di pasar modal mempunyai daya tarik sendiri bagi para
investor.financial investment yang dilakukan investor di pasar saham umumnya
memiliki tingkat pengembalian yang lebih besar daripada investasi yang
dilakukan di pasar uang. Sehingga investasi di pasar modal dijadikan salah satu
solusi dalam menghadapi inflasi. Keberadaan pasar modal membuat investor
mempunyai banyak pertimbangan dalam investasi. Pertimbangan dalam investasi
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti, kondisi pasar modal dengan berbagai
informasi yang berhubungan dengan harga saham yang diperjualbelikan, investor
yang akan melakukan beberapa perhitungan, pertimbangan, dan analisis yang
memadai sebelum menentukan pilihan untuk melakukan investasinya, agar
investasi yang ditentukan mendapatkan keuntungan yang maksimum serta sesuai
dengan risiko yang bersedia di tanggung.
Investasi pada pasar modal selalu berhubungan dengan risiko. Investor
harus mengetahui jenis risiko investasi agar bisa memperhitungkan bahkan
mengurangi risiko yang harus dihadapi. Jenis risiko ini dibagi menjadi 3 yaitu
risiko sistematis atau systematic risk, risiko tidak sistematis atau unsystematic
risk, dan risiko total atau total risk (Fahmi, 2012:187). Risiko sistematis
merupakan risiko yang berpengaruh terhadap perubahan yang terjadi secara
keseluruhan sedangkan risiko non sistematis merupakan risiko yang tidak terikat
dengan perubahan pasar secara keseluruhan.
3
Salah satu strategi yang digunakan oleh investor untuk mengurangi risiko
yang ditanggung adalah melakukan diversivikasi (pengkombinasian) berbagai
sekuritas dalam investasinya atau dengan kata lain membentuk portofolio.
Portofolio saham adalah investasi yang terdiri dari berbagai saham perusahaan
yang berbeda dengan harapan apabila harga salah satu saham menurun, sementara
yang lain meningkat, maka investasi tersebut tidak mengalami kerugian (Zubir,
2011:2). Analisis portofolio merupakan hal yang
sangat penting bagi setiap
investasi karena dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan diversivikasi
saham sehingga dapat menghasilkan suatu komposisi yang efisien yang artinya
expected return (Pengembalian saham yang diharapkan) yang maksimal pada
risiko atau tingkat risiko minimal yang menghasilkan return tertentu. Semua
investor pada dasarnya akan lebih memilih saham efisien yaitu saham yang
memiliki return ekspektasi lebih kecil daripada return yang sebenarnya. Saham
efisin dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu,
kemudian meminimalkan risikonya atau meminimalkan tingkat risiko, kemudian
memaksimalkan return ekspektasi. Sedangkan saham tidak efisien adalah saham
yang harus dihindari karena memiliki tingkat pengembalian individu yang lebih
kecil dibandingkan dengan return ekspektasi (Tandeliin, 2010:109).
Salah satu metode dalam menghitung keuntungan (return) dengan risiko
(risk) sekuritas adalah dengan menggunakan Capital Asset Pricising Model
(CAPM).
Capital
Asset
Pricising
Model
(CAPM)
merupakan
model
keseimbangan yang menggambarkan hubungan antara risiko dan return secara
lebih sederhana. Pada Capital Asset Pricising Model (CAPM), portopolio pasar
4
sangat berpengaruh karena diasumsikan bahwa risiko yang relevan adalah risiko
sistematis yang diukur dengan beta (tingkat sensitivitas return sekuritas terhadap
perubahan return pasar). Kelebihan beta terletak pada stabilitasnya (Tandelilin,
2010:89). Jogiyanto (2013:377) menyatakan bahwa beta yang dihitung
berdasarkan data historis, dapat digunakan untuk mengestimasi beta di masa
datang. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa beta historis mampu
menyediakan informasi tentang beta masa depan. Pada Capital Asset Pricising
Model (CAPM) semua faktor makro disatukan ke dalam satu faktor yaitu return
market portofolio. Capital Asset Pricising Model (CAPM) merupakan model yang
bisa menggambarkan atau memprediksi realitas pasar yang bersifat kompleks,
meskipun bukan kepada realitas asumsi-asumsi yang digunakan. Oleh karena itu,
Capital Asset Pricising Model (CAPM) sebagai salah satu model keseimbangan
dapat membantu untuk menyederhanakan gambaran nyata hubungan antara risk
dan return.
Perhitungan Capital Asset Pricising Model (CAPM) didasarkan pada
kondisi ekuilibrium (Seimbang) ekuilibrium pasar terjadi jika harga–harga dari
aktiva berada di suatu tingkat yang tidak dapat memberikan insentif lagi untuk
melakukan perdagangan spekulatif (Jogiyanto, 2013:489). Pada kondisi
ekuilibrium, tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh investor untuk suatu
saham akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Risiko saham dalam Capital
Asset Pricising Model (CAPM) diukur dengan beta (β). Tingkat pengembalian
yang diharapkan [E(Ri)] ditentukan oleh tingkat pengembalian pasar (Rm),
tingkat pengembalian bebas resiko (Rf), dan risiko sistematis (βi). Dengan metode
5
Capital Asset Pricising Model (CAPM) diharapkan investor dapat mengukur
kinerja saham suatu perusahaan.
Ada beberapa penelitian dengan menggunakan metode Capital Asset
Pricising Model (CAPM) dengan hasil yang beragam. Penelitian Yohanti, Y
(2008) dengan menggunakan sample saham-saham yang terdaftar di JII, dari 9
sample hanya ada 6 sample yang memberikan hasil bahwa perusahan tersebut
layak untuk diinvestasikan. Penelitian selanjutnya, dari Hidayati, dkk (2014)
menggunakan 18 saham perusahaan pada sektor perbankkan. Menunjukan bahwa
dari 18 saham perusahaan hanya ada 8 saham perusahaan yang layak untuk
diinvestasikan. Penelitian Seftyanda, dkk (2014) menggunakan 18 sample
perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012 hanya 12 yang saham
perusahaan yang memiliki saham efisien atau dengan kata lain layak untuk
dimiliki. Dan yang terakhir penelitian dari Sekarwati (2015) dengan menggunakan
sample saham perusahaan pada Indeks Kompas 100. Menunjukkan hasil dari 51
sample saham perusahaan hanya 25 saham perusahaan yang layak untuk dimiliki
calon investor .
Informasi mengenai kinerja pasar saham dapat dilihat di BEI yang terbagi
menjadi 9 sektor. Penelitian ini dilakukan pada sektor industri yaitu katagori food
and beverage. Menurut Chandra (Kompasiana:2014) Sektor ini berpeluang untuk
tumbuh dan berkembang serta diprediksi akan membaik kondisinya. Hal ini
dilihat dari semakin menjamurnya industri makanan dan minuman di negara ini
khususnya semenjak krisis berkepanjangan. Kondisi ini membuat persaingan antar
perusahaan semakin ketat sehingga para manager berlomba-lomba untuk mencari
6
investor untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan makanan dan
minuman tersebut.
Barang konsumsi menjadi industri yang penting dalam perkembangan
perekonomian bangsa. Hal ini tidak lepas dari perusahaan-perusahaan yang
bergerak dalam industri makanan dan minuman di Indonesia. Tidak bisa
dipungkiri bahwasanya dalam proses produksi barang konsumsi dibutuhkan
banyak sumber daya termasuk sumberdaya manusia. Industri makanan dan
minuman mempunyai peranan dalam menyerapan tenaga kerja dan meningkatkan
pendapatan suatu negara. Selain Jumlah perusahaan makanan dan minuman yang
terdapat di BEI juga cukup banyak dibandingkan di bidang lain, berdasarkan latar
belakang tersebut, maka fokus penelitian adalah menjadikan perusahaan food and
beverage sebagai objek penelitian dengan judul “ANALISIS CAPITAL ASSET
PRINCING MODEL (CAPM)TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI
(STUDI PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE DI BEI TAHUN
2012-2015)”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana tingkat pengembalian saham dan risiko dengan menggunakan
metode Capital Assets Pricing Model (CAPM) dalam menentukan
keputusan berinvestasi pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015?
7
2.
Bagaimana pengelompokan dan penilaian saham di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada sektor food and beverage pada tahun 2012-2015 yang efisien
dan tidak efisien berdasarkan metode Capital Assets Pricing Model
(CAPM)?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belangkan dan rumusan masalah yang telah di uraikan
diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui tingkat pengembalian saham dan risiko dengan
menggunakan metode Capital Assets Pricing Model (CAPM) dalam
menentukan keputusan berinvestasi pada perusahaan food and beverage
yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015.
2.
Untuk mengelompokkan dan menilai saham di BEI pada sektor food and
beverage pada tahun 2012-2015 yang efisien dan tidak efisien berdasarkan
metode Capital Assets Pricing Model (CAPM).
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menjelaskan kontribusi yang diharapkan dari penelitian
dengan mengkatagorikan menjadi 3 bagian yaitu :
a.
Kontribusi Praktis
Hasil penelitian diharapakan dapat digunakan oleh investor dan calon
investor sebagai acuan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan
investasi mana yang layak untuk dipilih pada sektor food and beverage pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015.
b.
Kontribusi Teoritis.
8
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai penambah wawasan
dan pengetahuan serta menambah pendaharaan kepustakaan perguruan
tinggi dan juga digunakan sebagai bahan refrensi bagi mahasiswa yang
mengambil penelitian yang sama.
c.
Kontribusi Kebijakan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pengambilan
kebijakan dan perbandingan akan penelitian pada bidang yang sama.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya di batasi
pada laporan keuangan perusahaan food and beverage pada tahun 2012-015.
Download