pengaruh workplace bullying dan konflik interpersonal di tempat

advertisement
PENGARUH WORKPLACE BULLYING DAN KONFLIK
INTERPERSONAL DI TEMPAT KERJA TERHADAP TURNOVER
KARYAWAN PADA PT SURI TANI PEMUKA LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Frederikus Dimas Bimo Prasetyo
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
Frederikus Dimas Bimo Prasetyo
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF WORKPLACE BULLYING AND INTERPERSONAL
CONFLICT IN THE WORK PLACE OF EMPLOYEES TURNOVER
FREDERIKUS DIMAS BIMO PRASETYO
PT Suri Tani Pemuka Lampung is one of Japfa Comfeed's subsidiaries engaged in
the processing of shrimp feed, freshwater fish, brackish water fish and sea fish. PT
Suri Tani Pemuka Lampung has a vision of providing the best quality shrimp and fish
feed in Indonesia. PT Suri Tani Pemuka Lampung has 10 departments consisting of
production, finance, quality control, purchasing, personal, general affairs, sales, plant,
warehouse and engineering department. The problems in this study related to
employee turnover that occurred in PT Suri Tani Pemuka Lampung during the year
2016 has increased, so if this is not considered more by the company would be bad
for the company image. Employee turnover is basically influenced by many factors,
including bullying in the workplace and interpersonal conflict. Bullying in the
workplace is a negative act done by an employee to a co-worker with a specific
purpose, such as the concealment of work-related information, lack of freedom of
expression for employees and the spread of gossip and rumors within the company,
this can certainly lead to interpersonal conflict and ultimately Impact on employee
intent to do turnover. The purpose of this research is to know the effect of workplace
bullying and interpersonal conflict on employee turnover of PT Suri Tani Pemuka
Lampung. Sample in this research as many as 124 employees residing in environment
of PT Suri Tani Pemuka Lampung. Methods of data collection using questionnaires
with Likert scale. Data analysis used is multiple regression analysis.
The results of this study show that this research supports the proposed hypothesis
that workplace bullying positively affect employee turnover PT Suri Tani Pemuka
Lampung, interpersonal conflict positively affect the turnover employee PT Suri Tani
Pemuka Lampung, as well as workplace bullying and interpersonal conflict positively
affect employee turnover PT Suri Tani Pemuka Lampung. Suggestion for corporate
leaders to pay attention to employee work activities so that workplace bullying does
not happen again and reduce the number of high employee turnover. The next
suggestion is PT Suri Tani Pemuka Lampung must pay more attention to the
company's internal problems so that interpersonal conflict can be minimized.
Frederikus Dimas Bimo Prasetyo
Company vision PT Suri Tani Pemuka Lampung will be achieved effectively and
efficiently if the creation of work comfort for employees.
Keywords: Workplace Bullying, Conflict Interpersonal, Turnover
Frederikus Dimas Bimo Presetyo
ABSTRAK
PENGARUH WORKPLACE BULLYING DAN KONFLIK INTERPERSONAL
DI TEMPAT KERJA TERHADAP TURNOVER KARYAWAN
PADA PT SURI TANI PEMUKA LAMPUNG
Oleh
Frederikus Dimas Bimo Prasetyo
PT Suri Tani Pemuka Lampung merupakan salah satu anak perusahaan Japfa
Comfeed yang bergerak di bidang pengolahan pakan udang, ikan air tawar, payau dan
laut. PT Suri Tani Pemuka Lampung mempunyai visi yaitu memberikan pakan udang
dan ikan dengan kualitas terbaik di Indonesia. PT Suri Tani Pemuka Lampung
mempunyai 10 departemen yang terdiri dari departemen produksi, finance, quality
control, purchasing, personal, general affairs, sales, plant, gudang dan teknik.
Permasalahan dalam penelitian ini terkait dengan turnover karyawan yang terjadi
pada PT Suri Tani Pemuka Lampung selama tahun 2016 mengalami peningkatan,
sehingga apabila hal ini tidak diperhatikan oleh perusahaan tentu akan berdampak
buruk bagi citra perusahaan. Turnover karyawan pada dasarnya dipengaruhi oleh
banyak faktor, yaitu bullying di tempat kerja dan konflik interpersonal. Workplace
bullying merupakan tindakan negatif yang dilakukan oleh seorang karyawan untuk
rekan kerjanya dengan tujuan tertentu, seperti menyembunyikan informasi yang
berhubungan dengan pekerjaan, kurangnya kebebasan berpendapat bagi karyawan
dan penyebaran gossip serta rumor di dalam perusahaan, hal ini tentu dapat
menyebabkan konflik interpersonal dan akhirnya berimbas pada niat karyawan untuk
melakukan turnover. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
workplace bullying dan konflik interpersonal terhadap turnover karyawan PT Suri
Tani Pemuka Lampung. Sampel dalam penelitan ini sebanyak 124 karyawan yang
berada pada lingkungan kantor PT Suri Tani Pemuka Lampung. Metode
pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala likert. Analisis data yang
digunakan adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penelitian ini mendukung hipotesis yang
diajukan yaitu workplace bullying berpengaruh positif terhadap turnover karyawan
PT Suri Tani Pemuka Lampung, konflik interpersonal berpengaruh positif terhadap
Frederikus Dimas Bimo Presetyo
turnover karyawan PT Suri Tani Pemuka Lampung, serta workplace bullying dan
konflik interpersonal secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap turnover karyawan PT Suri Tani Pemuka Lampung. Saran bagi pimpinan
perusahaan agar memperhatikan aktivitas kerja karyawan agar workplace bullying
tidak terjadi lagi dan mengurangi angka turnover karyawan yang tinggi. saran
selanjutnya adalah PT Suri Tani Pemuka Lampung haru lebih memperhatikan
permasalahan intern perusahaan agar konflik interpersonal dapat diminimalisir.
Kata Kunci: Workplace Bullying, Konflik Interpersonal, Turnover
PENGARUH WORKPLACE BULLYING DAN KONFLIK
INTERPERSONAL DI TEMPAT KERJA TERHADAP TURNOVER
KARYAWAN PADA PT SURI TANI PEMUKA LAMPUNG
Oleh
Frederikus Dimas Bimo Prasetyo
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung
pada tanggal 18 Juli1995. Peneliti merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan dari
Bapak Paulus dan Ibu Titik.
Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Xaverius 1 TelukBetung, Bandar
Lampung pada tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Xaverius 1 TelukBetung, Bandar
Lampung pada tahun 2010 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Xaverius 1 Pahoman Bandar
Lampung pada tahun 2013.
Tahun 2013 Peneliti terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Lampung pada Jurusan
Manajemen melalui jalur SBMPTN dan mengambil konsentrasi Manajemen Sumber Daya
Manusia. Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Babakan,
Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus pada tahun 2016.
.
PERSEMBAHAN
Puji Tuhan
Terima kasih atas sepercik keberhasilan yang Engkau hadiahkan padaku
Ku persembahkan karya kecil ini...
Untuk Kedua Orang Tuaku, Bapak Paulus dan Ibu Titik
Bapak dan Ibu yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil serta do’a yang tiada
henti untuk kesuksesanku, karena tiada kata seindah lantunan do’a dan tiada do’a yang paling
khusyuk selain do’a yang terucap dari kedua orang tua. Terima kasih atas segala do’a,
dukungan dan pengorbanan yang telah engkau berikan. Terimalah persembahan bakti
dan cintaku untuk bapak dan ibu tercinta.
Almamater Manajemen-Universitas Lampung
Negara Kesatuan Republik Indonesia Tercinta
MOTTO
“Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memeliharamu”
(1 Petrus 5:7)
“Ketika seseorang menghinamu, itu adalah sebuah pujian bahwa selama ini mereka
menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan kamu, bahkan ketika kamu tidak memikirkan
mereka”
(B.J. Habibie)
“Bahagia itu ketika kita bersyukur”
(Frederikus Dimas Bimo Prasetyo)
SANWACANA
Puji syukur selalu peneliti ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Workplace Bullying
dan Konflik Interpersonal Terhadap Turnover Karyawan PT Suri Tani Pemuka Lampung”.
Pada kesempatan ini perkenankanlah peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam proses penyusunan skripsi. Peneliti ingin
mengucapkan terima kasih terutama kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas lampung.
2. Ibu Dr. Hj. R.R. Erlina, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung, sekaligus Penguji Utama yang telah bersedia menguji,
memberikan saran, kritik serta nasehat, juga ilmu yang telah diberikan.
3. Bapak Habibullah Jimad, S.E.,M.Si., selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing peneliti selama masa perkuliahan.
4. Ibu Yuningsih, S.E.,M.M., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung, dan sebagai Pembimbing Utama yang telah memberikan
pengarahan, saran, pembelajaran dan senantiasa membimbing peneliti dalam proses
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Zainnur M. Rusdi, S.E.,M.Sc., selaku Pembimbing pendamping yang telah
membimbing, memberikan saran, meluangkan waktu dan memberikan sumbangan
pemikiran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Bapak/Ibu Dosen beserta staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung.
7. Terkhusus untuk Bapak dan Ibuku, terima kasih atas kasih sayang, motivasi, dukungan
dan do’a yang diberikan hingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Kakakku Paula Paskaliza Nastiti, S.E., yang telah memberikan doa, semangat serta saran.
9. Kepada Bapak Stephi selaku Staf Bagian Personal and General Affairs pada PT Suri
Tani Pemuka Lampung, terimakasih atas bantuan dan kesediaannya dalam membantu
menyelesaikan skripsi ini.
10. Akbar, Fandi, Cyntia, Romulia, Fajar, Ariane, dan Atika Handari yang menemani Peneliti
dari awal sampai akhir aktivitas perkuliahan.
11. Ricky, Reykel, Aziz, Danu, Toni, Galih, Andi, Furqon dan Gusti yang menemani Peneliti
dalam menyelesaikan penelitian ini.
12. Teman-teman Manajemen angkatan 2013 dan Manajemen Sumber Daya Manusia yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
13. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan.
Peneliti menyadari bahwa pada skripsi ini masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan
pengetahuan yang Peneliti miliki, untuk itu peneliti sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang sifatnya membangun sehingga dapat melengkapi kekurangan dari skripsi ini.
Akhirnya tiada kata yang indah selain do’a, semoga seluruh sumbangsih pemikiran, moral dan
material yang telah diberikan menjadi catatan amal baik dan mendapat pahala dari Tuhan Yang
Maha Esa, semoga semua urusan kita dipermudah oleh Tuhan Yang Maha Esa dan semoga
skripsi ini akan dapat bermanfaat bagi pembaca dan pecinta ilmu pengetahuan.
Bandar lampung, 28 Agustus 2017
Peneliti
Frederikus Dimas Bimo Prasetyo
NPM.1311011067
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 12
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 14
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Workplace Bullying ............................................................................................. 16
2.1.1 Pengertian Workplace Bullying................................................................... 16
2.1.2 Karakteristik Workplace Bullying .............................................................. 17
2.2 Konflik Interpersonal ........................................................................................... 19
2.2.1 Pengertian Konflik Interpersonal ............................................................... 19
2.2.2 Jenis Konflik Interpersonal ......................................................................... 21
2.2.3 Indikator Konflik Interpersonal................................................................... 23
2.3 Turnover Karyawan ............................................................................................ 24
2.3.1 Pengertian Turnover Karyawan .................................................................. 24
2.3.2 Jenis Turnover............................................................................................. 26
2.3.3 Indikator Turnover ..................................................................................... 27
2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................................................ 30
2.5 Rerangka Pemikiran ............................................................................................. 31
2.6 Hipotesis............................................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian..................................................................................................... 33
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel................................................... 33
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................................... 35
3.4 Teknik Pengumpulan Data................................................................................... 37
3.5 Uji Instrumen Penelitian ...................................................................................... 38
3.5.1 Uji Validitas ............................................................................................... 38
3.5.2 Uji Reabilitas............................................................................................... 39
3.5.3 Uji Normalitas............................................................................................. 39
3.6 Analisis Data ....................................................................................................... 40
3.6.1 Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................... 40
3.6.2 Analisis Kuantitatif .................................................................................... 41
3.7 Pengujian Hipotesis.............................................................................................. 41
3.7.1 Analisis Linear Berganda............................................................................. 41
3.7.2 Uji T (parsial)............................................................................................... 42
3.7.3 Uji F (Simultan) ........................................................................................... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ..................................................................................................................... 44
4.1.1 Hasil Distribusi Kuesioner ................................................................................ 44
4.1.2 Karakteristik Responden ................................................................................... 44
4.2 Uji Validitas, Reliabilitas, dan Normalitas .......................................................... 48
4.2.1 Uji Validitas ............................................................................................... 48
4.2.2 Uji Reabilitas............................................................................................... 49
4.2.3 Uji Normalitas............................................................................................. 52
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................................... 52
4.3.1 Deskripsi Pernyataan Responden Variabel Workplace bullying (X1) ....... 53
4.3.2 Deskripsi Pernyataan Responden Variabel Konflik Interpersonal (X2) .... 57
4.3.3 Deskripsi Pernyataan Responden Variabel Turnover Karyawan (Y) ........ 59
4.4 Analisis Kuantitatif .............................................................................................. 61
4.5 Uji Hipotesis ........................................................................................................ 63
4.5.1 Uji T (parsial) ............................................................................................. 63
4.5.2 Uji F (Simultan) ......................................................................................... 65
4.5 Uji Hipotesis ........................................................................................................ 63
4.5.1 Uji T (parsial) ............................................................................................. 63
4.5.2 Uji F (Simultan) ......................................................................................... 65
4.6 Pembahasan.......................................................................................................... 67
4.6.1 Pengaruh Workplace Bullying Terhadap Turnover Karyawan .................. 67
4.6.2 Pengaruh Konflik Interpersonal Terhadap Turnover Karyawan................. 68
4.6.3 Pengaruh Workplace Bullying dan Konflik Interpersonal Terhadap
Turnover Karyawan ................................................................................... 69
BAB IV KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 71
5.2 Saran..................................................................................................................... 71
5.3 Keterbatasan Penelitian........................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Kuesioner ..........................................................................................................76
2.
Karakteristik Responden...................................................................................79
3.
Distribusi Karakteristik Responden..................................................................83
4.
Hasil Kuesioner Workplace Bullying (X1) .......................................................85
5.
Hasil Kuesioner Konflik Interpersonal (X2).....................................................89
6.
Hasil Kuesioner Turnover Karyawan (Y).........................................................94
7.
Distribusi Hasil Kuesioner Workplace Bullying (X1) ......................................99
8.
Distribusi Hasil Kuesioner Konflik Interpersonal (X2)...................................100
9.
Distribusi Hasil Kuesioner Turnover Karyawan (Y) .......................................101
10. Hasil Uji Validitas (X1) ...................................................................................102
11. Hasil Uji Validitas (X2) ...................................................................................105
12. Hasil Uji Validitas (Y) .....................................................................................107
13. Hasil Uji Reliabilitas (X1) ...............................................................................108
14. Hasil Uji Reliabilitas (X2) ...............................................................................110
15. Hasil Uji Reliabilitas (Y) .................................................................................111
16. Hasil Uji Normalitas ........................................................................................112
17. Hasil Uji Regresi Variabel Workplace bullying (X1) ......................................113
18. Hasil Uji Regresi Variabel Konflik Interpersonal (X2) ...................................114
19. Hasil Uji Regresi Linier Berganda...................................................................115
20. Hasil Hasil Wawancara....................................................................................116
DAFTAR TABEL
1.1 Jumlah Karyawan Tetap PT. Suri Tani Pemuka Lampung Tahun 2016 ... 8
1.2
Jumlah Turnover Karyawan Tetap PT Suri Tani Pemuka Lampung
2016………………………………………………………………………..11
2.1
Penelitian Terdahulu .................................................................................. 30
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian......................... 34
3.2 Distribusi Sampel........................................................................................ 37
4.1 Distribusi Kuesioner Penelitian ................................................................. 44
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 45
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia................................................ 45
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ..................................... 46
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ........................................... 46
4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja .................................... 47
4.7 Hasil Uji Validitas KMO Untuk Variabel Workplace Bullying,
Konflik Interpersonal dan Turnover Karyawan .......................................... 48
4.8 Koefisien Nilai Cronbach Alpha ................................................................ 50
4.9 Hasil Uji Reliabilitas................................................................................... 50
4.10 Hasil Uji Normalitas ................................................................................... 52
4.11 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabel Workplace
Bullying (X1) ............................................................................................. 53
4.12 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabel Konflik
Interpersonal (X2) ....................................................................................... 57
4.13 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabel Turnover
Karyawan (Y) ............................................................................................. 59
4.14 Uji T untuk Hipotesis I .............................................................................. 64
4.15 Uji T untuk Hipotesis II ............................................................................. 64
4.16 Uji F (Simultan) untuk Hipotesis III .......................................................... 66
DAFTAR GAMBAR
2.1 Bagan Rerangka Pemikiran............................................................................ 31
1
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia secara sederhana yaitu sekelompok orang atau individu
yang bekerja pada suatu perusahaan atau instansi pemerintah yang disebut
dengan personil atau karyawan, pegawai dan yang lainnya, sedangkan menurut
Hariandja (2002:2), sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Pengertian
manajemen sumber daya manusia menurut Noe (2010:5) mengacu kepada kebijakankebijakan, praktik- praktik, serta sistem sistem yang memengaruhi perilaku, sikap,
dan kinerja karyawan.
Menurut Hasibuan (2003:244) pengertian sumber daya manusia adalah
kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan
sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya
dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber daya manusia
mempunyai peran yang sangat penting dalam berjalannya suatu perusahaan,
meskipun terdapat input yang lain seperti mesin, sumber daya alam dan masih banyak
lagi. Keberhasilan suatu perusahaan tergantung dari kualitas sumber daya manusia
yang terdapat dalam perusahaan tersebut, meskipun mempunyai sumber daya alam,
bahan baku, dan mesin yang mempunyai kualitas baik tetapi tidak didorong dengan
sumber daya manusia yang baik pula maka hal tersebut akan percuma. Hal ini
2
dikarenakan semua yang menjalankan proses produksi dan mengontrol semua input
yang ada adalah sumber daya manusia dalam hal ini adalah karyawan.
Manajer sumber daya manusia dalam hal ini harus pandai mengelola karyawan
dengan baik agar karyawan dapat bekerja secara maksimal. Karyawan dalam
melakukan pekerjaannya harus mendapat kenyamanan. Kenyamanan dalam bekerja
mempunyai peranan penting dalam pencapaian target kerja dan tujuan perusahaan.
Karyawan yang merasa tidak nyaman dalam bekerja akan menyebabkan kinerjanya
menurun dan jika hal ini dibiarkan terlalu lama maka karyawan akan mencari
pekerjaan yang lebih baik. Perusahaan yang mempunyai intensitas tinggi dalam
keluar masuknya karyawan merupakan perusahaan yang berintegritas buruk.
Karyawan tidak hanya melihat besarnya upah yang diberikan perusahaan tetapi juga
melihat tingkat kenyamanan mereka ketika bekerja. Salah satu sebab karyawan
mengalami ketidaknyaman dalam bekerja adalah tindakan intimidasi atau bullying di
tempat kerja.
Menurut Einarsen et al. (2011) dalam Glambek et al. (2014) mengemukakan
pendapat bahwa intimidasi atau tindakan bullying di tempat kerja adalah proses di
mana seorang karyawan sering mengalami tindakan negatif dengan intensitas
minimal satu minggu satu kali dan dalam jangka waktu yang relatif lama (misalnya 6
bulan) oleh rekan-rekan atau atasan terhadap karyawan yang tidak memiliki
kekuasaan formal atau informal. Menurut Einarsen et al. (1994) dalam Mete dan
Sokmen (2016), bullying di tempat kerja meliputi situasi di mana seseorang
mengalami penganiayaan di tempat kerja untuk waktu yang lama dan dia tidak
3
memiliki kesempatan untuk membela dirinya. Individu mengalami serangkaian
perilaku intimidasi yang menyebabkan dia merasa diganggu atau dilecehkan.
Menurut Di Martino et al. (2003) dalam Ocel dan Aydin (2012) bullying di tempat
kerja merupakan perilaku intimidasi yang meliputi sikap permusuhan yang bersifat
verbal maupun nonverbal seperti melecehkan dan menyinggung didalam sebuah
organisasi
Menurut Ocel dan Aydin (2012) tindakan yang dapat dikatakan sebagai intimidasi
adalah: 1) harus dapat ditampilkan secara sistematis dalam jangka waktu tertentu, 2)
korban yang mengalami intimidasi harus mengalami kesulitan dalam melakukan
pembelaan atas intimidasi yang dialaminya, 3) korban mengalami penindasan,
dipermalukan, dan diperlakukan tidak adil. Menurut Einarsen et al. (2003) dalam
Ocel dan Aydin (2012) menyatakan bahwa konflik yang terjadi tidak bisa dikatakan
sebagai sebuah intimidasi jika kedua belah pihak memiliki kekuatan yang sama.
Menurut Einersen (2000) dalam Ocel dan Aydin (2012), contoh dari perilaku bullying
adalah menyembunyikan informasi, menetapkan target kerja yang mustahil dilakukan
oleh para korban bullying, karyawan disekeliling korban bullying mengisolasi
korban, memberikan komentar-komentar yang merugikan korban, menyebarkan
rumor tentang korban, dan serangan-serangan yang mengarah pada keperibadian
korban serta dapat juga berupa kekerasan fisik.
Tindakan bullying ini sangat menganggu para karyawan dan berdampak juga
terhadap kelangsungan kegiatan berorganisasi. Tindakan bullying memiliki dampak
yang sangat merugikan untuk karyawan yang mengalami tindakan bullying. Menurut
4
Mathiesen, dan Einarsen, (2007) dalam Ocel dan Aydin (2012) melaporkan bahwa
tindakan bullying dapat menurunkan harga diri orang yang mendapatkan perlakuan
bullying. Menurut Mathiesen dan Einarsen, (2004) dalam Ocel dan Aydin (2012)
tindakan bullying juga menghasilkan masalah psikologis seperti rasa takut,
kecemasan, ketidakberdayaan, depresi, dan gangguan stres pasca-trauma. Hoel dan
Cooper (2000) dalam Ocel dan Aydin (2012) mengemukakan bahwa tindakan
intimidasi atau bullying dapat menurunkan tingkat kepuasan kerja dan komitmen
dalam organisasi, menurunkan produktivitas (Hoel et al., 2003), meningkatkan
absensi (Vartia, 2001), meningkatkan resiko tubuh terserang penyakit (Kivimaki et
al. 2000), dan dapat meningkatkan terjadinya turnover karyawan (McCormack et al.
2009) dalam (Ocel and Aydin 2012).
Menurut Hauge et al. (2007) dalam Hogh et al. (2011) bullying merupakan
tindakan yang banyak ditemukan di tempat kerja di mana seorang karyawan yang
mengalami tindakan bullying dan pelaku menilai kondisi kerja korban yang bersifat
negatif daripada kondisi kerja pelaku bullying. Menurut Leymann dan Gustafsson
(1996) dalam Hogh et al. (2011) tindakan intimidasi di tempat kerja atau bullying
merupakan proses yang bersifat dinamis dan semakin lama semakin dapat meningkat
intensitasnya, dan hal ini sering membuat seseorang yang mengalami tindakan
bullying semakin cenderung untuk meninggalkan organisasi secara sukarela, baik
mengundurkan diri atau sengaja menghentikan kontrak yang mereka miliki.
5
Tindakan intimidasi atau bullying di tempat kerja merupakan salah satu penyebab
ketidaknyamanan bekerja seorang karyawan. Penyebab lain dari ketidaknyamanan
bekerja seorang karyawan selain tindakan intimidasi atau bullying itu sendiri adalah
konflik di tempat kerja. Jenis konflik yang biasa terjadi di tempat kerja adalah konflik
interpersonal. Bullying yang terjadi di tempat kerja mempunyai hubungan dengan
konflik interpersonal. Karyawan merasa dikucilkan dan diperlakukan negatif oleh
para pelaku tindakan bullying. Perasaan emosi, amarah pun akan dirasakan oleh
korban kepada pelaku tindakan bullying. Perasaan itu pun yang akan menimbulkan
konflik interpersonal di dalam sebuah perusahaan maupun organisasi.
Menurut Fox et al. (2001) dalam Ilies et al. (2010) konflik interpersonal di
tempat kerja telah dikaitkan dengan kepuasan kerja yang menurun, komitmen
organisasi yang menurun, intensitas turnover yang tinggi, dan peningkatan perilaku
kerja kontraproduktif. Menurut Duffy et al. (2002) dalam Ilies et al. (2010) konflik
interpersonal mungkin menjadi insiden yang terisolasi atau umum terjadi, dan dalam
pengertian ini konflik interpersonal memiliki arti lebih luas dalam lingkup dari
intimidasi atau menghancurkan kehidupan bersosial yang biasanya digambarkan
sebagai perilaku agresif yang berulang secara terus menerus. Menurut Andersson dan
Pearson, (1999) dalam Ilies et al. (2010) konflik interpersonal mungkin termasuk
perilaku yang kasar, tetapi tidak seperti ketidaksopanan di tempat kerja. Konflik
interpersonal juga akan mencakup kasus perselisihan kekuasaan yang belum
diperdebatkan.
6
Menurut Karasek (1979) dalam Ilies et al. (2010) konflik interpersonal dalam
jangka waktu yang lama dianggap sebagai penyebab rasa stres dalam pekerjaan dan
hal itu berpengaruh positif terhadap ketegangan pekerjaan di mana sesuai dengan
model tuntutan-kontrol yang terdiri dari tuntutan beban kerja, konflik atau stres
lainnya. Menurut Vittengl dan Holt (1998) dalam Ilies et al. (2010) menjelaskan
tentang kesibukan dalam pekerjaan sehari-hari dapat menyebabkan konflik dengan
rekan kerja atau supervisor di tempat kerja di mana konflik interpersonal ini memiliki
efek langsung yang mempengaruhi karyawan secara negatif.
Menurut Bolger et al. (1989) dalam Ilies et al. (2010) rata-rata tingkat konflik
interpersonal yang dilaporkan sendiri telah berkorelasi negatif dengan emosi
(misalnya, kecemasan dan frustrasi) dan dengan gejala depresi, serta ada juga bukti
yang menunjukkan bahwa konflik interpersonal memiliki efek terhadap stres kerja
sehari-hari. Konflik interpersonal adalah salah satu hal lazim yang menyebabkan
terjadinya stress kerja dan telah dikaitkan dengan hasil pekerjaan serta keadaan
psikologis karyawan. Menurut Perez (2015) intimidasi di tempat kerja merupakan
fenomena yang muncul dan mengacu pada interaksi sosial dimana satu orang di
serang oleh satu atau lebih orang hampir setiap hari dalam jangka waktu berbulanbulan. Tindakan ini membawa karyawan ke posisi yang tidak berdaya dengan potensi
turnover yang tinggi.
Menurut Ayoko et al. (2013) konflik yang bertahan lama akan menyebabkan
perilaku negatif dan emosional, di mana perilaku tersebut merupakan tindakan
intimidasi di tempat kerja. Menurut Perez et al. (2015) intensitas konflik menjadi
7
proses yang mendasari hubungan antara konflik interpersonal dan intimidasi di
tempat kerja, di mana kedua hal tersebut berbeda namun saling berkaitan satu sama
lain dan menjadi penyebab timbulnya intensitas turnover yang tinggi. Penelitian ini
dilakukan di PT Suri Tani Pemuka Lampung. PT Suri Tani Pemuka Lampung
merupakan anak perusahaan dari Japfa Indonesia yang memiliki tiga anak perusahaan
yang bergerak dalam bidang yang berbeda-beda, antara lain: aquaculture pakan ikan
dan udang, pengolahan daging sapi serta pengemukan, dan pakan unggas serta
pengolahannya.
PT Suri Tani Pemuka (STP) mempunyai pabrik feed yang berlokasi di Sidoarjo,
Banyuwangi, Cirebon, Lampung, dan Medan. Sejak tahun 1992, PT Suri Tani
Pemuka telah memproduksi berbagai pakan untuk ikan air tawar, ikan air payau, ikan
laut dan udang. Perusahaan ini mengoperasikan 5 pabrik pakan yang berlokasi
strategis diseluruh Indonesia. Setiap formula pakan dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan budidaya ikan dan udang komersial baik untuk pasar domestik maupun
ekspor. Semua bahan baku yang masuk diseleksi secara ketat menggunakan teknologi
canggih seperti NIRS untuk memastikan bahwa perusahaan memberikan performa
pakan yang konsisten disemua level. Produk akhir pakan tidak hanya diuji secara
kualitas sebelum keluar dari pabrik, tetapi juga melalui berbagai uji coba lapangan
untuk menghasilkan kualitas yang optimal dibawah kondisi air dan kondisi budidaya
yang berbeda.
PT Suri Tani Pemuka memiliki pabrik pembuatan pakan ikan dan udang di
Lampung Selatan untuk memenuhi kebutuhan pakan seluruh Sumatera bagian selatan
8
dan Jawa bagian barat. PT Suri Tani membagi karyawan dalam dua jenis yaitu
karyawan tetap dan karyawan kontrak. Karyawan kontrak pun dibagi lagi menjadi
dua yaitu kontrak harian dan borongan. Berikut adalah beberapa data tentang seluruh
karyawan PT Suri Tani Pemuka Lampung:
TABEL 1.1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
JUMLAH KARYAWAN TETAP PT SURI TANI
PEMUKA LAMPUNG TAHUN 2016
Posisi
Head Of Unit
Departemen Produksi
Departemen Finance and Acounting
Departemen Quality Control
Departemen Purchasing
Departemen Personal and General Affairs
Departemen Sales
Departemen Plant
Departemen Gudang
Departemen Teknik
Technical Service/ Tim Kerjasama Teknis
Jumlah
Sumber: PT Suri Tani Pemuka Lampung 2016
Karyawan Tetap
31
31
13
22
6
12
20
8
17
18
33
181
Tabel 1.1 menjelaskan bahwa PT Suri Tani Pemuka Lampung memiliki jumlah
karyawan tetap yakni 181 orang. Jumlah 181 orang tersebut tersebar dari masingmasing departemen seperti departemen produksi, finance, quality control,
purchasing, personal, general affairs, sales, plant, gudang, teknik dan lain lain..
Rata-rata anggota karyawan yang bersifat tetap berada pada lingkungan kantor dari
PT Suri Tani Pemuka Lampung. Karyawan kontrak harian dan kontrak borongan
terletak diluar kantor seperti pabrik dan halaman di lingkungan PT Suri Tani Pemuka
Lampung. Penelitian ini dilakukan pada karyawan yang bersifat tetap pada PT Suri
9
Tani Pemuka Lampung. Hal ini dikarenakan karyawan tetap selalu berinteraksi antar
sesama karyawan dalam waktu yang relatif lama.
Perusahaan ini mempunyai banyak departemen-departemen yang mendukung
untuk menciptakan produk pakan yang berkualitas. Departemen-departemen dalam
perusahaan ini meliputi departemen produksi, finance, quality control, purchasing,
personal, general affairs, sales, plant, gudang, teknik dan lain lain. Seluruh
departemen tersebut bersinergi untuk mencapai target- target yang telah ditetapkan.
Karyawan dalam perusahaan ini yang telah dibagi dalam masing-masing departemen
harus dapat bekerja sama dalam tim guna mempermudah pencapaian tujuan masingmasing departemen dan pada akhirnya tujuan perusahaan pun akan tercapai sesuai
target.
Karyawan yang bekerja dalam tim sangat membutuhkan kenyamanan dalam
melakukan pekerjaannya. Kenyamanan yang dimaksud adalah perlakuan dari masingmasing anggota dalam departemen maupun karyawan dari departemen yang lain.
Karyawan yang tidak mendapatkan kenyamanan dalam perusahaan maka akan
terganggu kinerjanya dan pada akhirnya menghambat berjalannya proses bisnis
perusahaan. Karyawan memiliki tuntutan dan tanggung jawab pekerjaan yang besar,
oleh karena itu kenyamanan merupakan kunci utama untuk mengatasi hal tersebut.
Karyawan yang mengalami ketidaknyamanan dalam pekerjaannya kemungkinan
disebabkan oleh intimidasi dan konflik interpersonal dalam perusahaan.
10
Berdasarkan hasil wawancara informal terhadap pimpinan HRD dari PT Suri Tani
Pemuka Lampung, terdapat beberapa karakteristik bullying dan konflik interpersonal
yang terjadi. Karakteristik bullying yang terjadi seperti pendapat para karyawan
diabaikan atau dikesampingkan, terutama pada karyawan yang mempunyai jabatan
yang rendah. Contoh kejadian bullying yang terjadi di perusahaan PT Suri Tani
Pemuka Lampung adalah ketika karyawan yang mengemukakan pendapat dalam
bentuk program kerja dengan tujuan mengembangkan perusahaan dan pimpinan
perusahaan menerima masukan tersebut akan tetapi masukan tersebut tidak
direalisasikan dengan baik. Pimpinan perusahaan pun terkadang juga langsung
mengabaikan pendapat karyawan tersebut. Karyawan tetap juga sering melakukan
lelucon-lelucon yang bersifat menyinggung karyawan lainnya.
Pimpinan HRD pada perusahaan ini juga sering mendengar gosip dan rumor
tentang karyawan di lingkungan kerja yang tidak bisa dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Karakteristik konflik interpersonal yang terjadi dalam perusahaan ini
berdasarkan hasil wawancara informal terhadap pimpinan HRD adalah adanya selisih
paham dan pendapat antar karyawan. Hal ini berkaitan dengan kasus bullying di atas,
ketika karyawan yang mempunyai pendapat atau program kerja dan menyampaikan
ke pimpinan perusahaan, disitulah sering terdapat perdebatan dan selisih paham
antara karyawan yang memiliki pendapat dan pemimpin perusahaan. Hal di atas
merupakan salah satu contoh kasus bullying yang terjadi di lingkungan kerja PT Suri
Tani Pemuka Lampung.
11
Situasi dan kondisi inilah yang menjadi tanggung jawab utama dari manajer
sumber daya manusia dalam perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut. Masalah
tentang ketidaknyamanan bekerja seorang karyawan tersebut jika dibiarkan terus
menerus akan menurunkan kinerja karyawan dan pada akhirnya meningkatnya jumlah
turnover karyawan pada perusahaan. Berikut merupakan data turnover karyawan PT
Suri Tani Pemuka Lampung tahun 2016:
TABEL 1.2
Bulan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agus
Sep
Okt
Nov
Des
JUMLAH TURNOVER KARYAWAN TETAP PT SURI TANI
PEMUKA LAMPUNG 2016
Jumlah Karyawan
total
174
171
171
175
171
171
167
162
162
170
164
181
Karyawan Keluar
total
3
4
4
5
6
-
Karyawan Masuk
Total
4
8
17
-
Persentase
karyawan Keluar
1,7%
2,2%
4,2%
3,3%
3,5%
-
Sumber: PT Suri Tani Pemuka Lampung, 2017
Tabel 1.4 merupakan data tentang turnover karyawan tetap PT Suri Tani Pemuka
Lampung. Berbeda dengan jumlah Tabel 1.1, jumlah Tabel 1.2 sebesar 181 karena
penambahan 1 orang yang menjabat sebagai head unit office. Dilihat dari data diatas,
terdapat peningkatan jumlah karyawan yang keluar pada PT Suri Tani Pemuka
Lampung, di mana pada bulan Januari sebanyak 3 orang, pada bulan April meningkat
menjadi 4 orang, pada bulan Juli menjadi 5 orang, dan pada bulan Oktober jumlah
12
karyawan yang keluar meningkat menjadi 6 orang. Beberapa karakteristik bullying
dan konflik interpersonal yang terdapat pada lingkungan kerja PT Suri Tani Pemuka
Lampung dapat mengganggu kinerja dari karyawan itu sendiri dan jika hal tersebut
dibiarkan seiring berjalannya waktu akan berdampak pada ketidaknyaman karyawan
dalam bekerja. Ketidaknyamanan tersebut yang akan mengakibatkan turnover yang
tinggi pada perusahaan. Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, peneliti
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Bullying dan Konflik Interpersonal di
Tempat Kerja terhadap Turnover Karyawan”
1.2 Rumusan Masalah
Karyawan mempunyai peranan penting dalam membantu perusahaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Karyawan pun
dituntut untuk memiliki kinerja yang maksimal. Kinerja yang maksimal harus
didukung oleh kenyamanan dalam bekerja. Kenyamanan dalam bekerja seperti
perlakuan rekan kerja dalam tim maupun tim yang lain dalam perusahaan serta
seluruh jajaran perusahaan. Hubungan yang baik antar rekan kerja dan jajaran dalam
perusahaan dapat meningkatkan kekompakan dan solidaritas.
Tabel 1.4 menjelaskan jumlah karyawan tetap sebanyak 181 orang yang terdiri
dari departemen- departemen. Seluruh jajaran departemen harus saling bersinergi dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan. PT Suri Tani Pemuka Lampung
tidak dapat mencapai tujuannya jika setiap departemen tidak berintegrasi dengan
baik. Komunikasi yang baik, solidaritas, serta kekompakan dari masing-masing
departemen dan keterbukaan akan menimbulkan keharmonisan dan kenyamanan
13
bekerja. Hal tersebut yang nantinya membantu PT Suri Tani Pemuka Lampung untuk
mencapai kesuksesan. Berbanding terbalik jika hubungan antar karyawan dan jajaran
perusahaan buruk maka akan menurunkan kinerja karyawan dalam perusahaan itu
sendiri.
Hubungan yang buruk seperti terdapat konflik interpersonal dan bullying di
tempat kerja. Konflik interpersonal dan bullying di tempat kerja yang terjadi dalam
perusahaan ini akan sangat mengganggu kinerja para karyawan. Selain kinerja, kedua
permasalahan tersebut akan mempengaruhi tingkat turnover karyawan dalam sebuah
perusahaan. Tabel 1.4 menjelaskan data tentang turnover perusahaan PT Suri Tani
Pemuka Lampung yang masih cukup tinggi setiap bulannya, serta adanya
karakteristik bullying dan konfllik interpersonal yang terjadi dalam perusahaan
menjadi indikasi penyebab turnover tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang
masalah diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah workplace bullying berpengaruh terhadap turnover karyawan pada PT
Suri Tani Pemuka Lampung?
2. Apakah konflik interpersonal berpengaruh di tempat kerja terhadap turnover
karyawan PT Suri Tani Pemuka Lampung?
3. Apakah konflik interpersonal dan workplace bullying di tempat kerja berpengaruh
secara bersama sama terhadap turnover karyawan PT Suri Tani Pemuka
Lampung?
14
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini
memiliki tujuan untuk :
1. Untuk mengetahui pengaruh bullying terhadap turnover karyawan pada PT Suri
Tani Pemuka Lampung
2. Untuk mengetahui pengaruh konflik interpersonal di tempat kerja terhadap
turnover karyawan PT Suri Tani Pemuka Lampung
3. Untuk mengetahui pengaruh konflik interpersonal dan Bullying di tempat kerja
secara bersama sama terhadap turnover karyawan PT Suri Tani Pemuka Lampung
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian antara lain :
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini erat kaitannya dengan mata kuliah manajemen sumber daya
manusia dan psikologi, sehingga dengan melakukan penelitian ini diharapkan
penulis dan pihak yang berkepentingan dapat lebih memahaminya. Penelitian ini
juga diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan sebagai bahan
referensi dalam penelitian selanjutnya.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi peneliti untuk dapat menerapkan ilmu
yang diperoleh selama proses perkuliahan dan memperluas cara berpikir ilmiah
terutama dalam bidang manajemen sumber daya manusia.
15
3. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan masukan untuk memecahakan
masalah yang berkaitan dengan bullying, konflik di tempat kerja, dan turnover
karyawan. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dibidang manajemen sumber daya manusia dan memberikan
informasi bagi peneliti berikutnya yang mengambil topik yang sama.
16
II. TINJAUAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Workplace Bullying
2.1.1 Pengertian workplace bullying
Bullying atau intimidasi di tempat kerja merupakan suatu hal yang baru di
Indonesia. Tindakan ini sangat merugikan jika terjadi di dalam perusahaan karena
akan mengganggu berjalannya seluruh aktifitas perusahaan. Seseorang yang
mengalami tindakan bullying atau intimidasi di tempat kerja akan berimbas kepada
penurunan pada kinerjanya. Selain menurunnya kinerja karyawan, tindakan bullying
jika tidak ditangani dengan baik dan cepat maka akan mengakibatkan karyawan
keluar dari perusahaan dan mencari tempat yang lebih nyaman untuk bekerja.
Menurut Einarsen, et al. (2003) dalam Ocel dan Aydin (2012) intimidasi atau
bullying di tempat kerja terdiri dari tindakan bermusuhan verbal maupun nonverbal
seperti melecehakan, dan menyinggung. Menurut (Einarsen, et al. (2003) dalam Ocel
dan Aydin (2012) tindakan bermusuhan yang dapat dikatakan sebagai bullying
adalah: 1) Harus dapat ditampilkan secara sistematis dalam jangka waktu tertentu, 2)
korban yang mengalami bullying harus mengalami kesulitan dalam melakukan
pembelaan atas bullying yang korban alami, 3) korban ditindas, dipermalukan, dan
diperlakukan tidak adil. Konflik yang terjadi tidak bisa dikatan sebagai sebuah
intimidasi jika kedua belah pihak memiliki kekuatan yang sama. Menurut Einarsen et
al. (2011) dalam Glambek et al. (2014) mengemukakan pendapat bahwa intimidasi
17
atau tindakan bullying di tempat kerja adalah proses di mana seorang karyawan sering
mengalami tindakan negatif dengan intensitas minimal satu minggu satu kali dan
dalam jangka waktu yang relatif lama (misalnya 6 bulan) oleh rekan-rekan atau
atasan terhadap karyawan yang tidak memiliki kekuasaan formal atau informal.
Menurut Namie (2003) dalam Razzaghian dan Ghani 2014 mendefinisikan bullying
adalah perlakuan buruk yang terjadi berulang, berbahaya yang memiliki dampak
untuk kesehatan mental seorang karyawan. Leymann (1992) dalam Glambek et al.
(2014) mengemukakan pendapat bahwa salah satu dampak negatif dari bullying atau
intimidasi di tempat kerja adalah resiko pengucilan dari pekerjaan. Menurut
Berthelsen et al. (2011) dalam Glambek et al. (2014) korban bullying di tempat kerja
mungkin akan mengalami gangguan sehingga melakukan cuti sakit, rehabilitasi dan
pensiun dini, atau mungkin memilih untuk berhenti secara sukarela karena sifat buruk
dari kondisi kerja dimana intimidasi atau bullying terjadi.
2.1.2 Indikator workplace bullying
Razzaghian dan Ghani (2014) mengemukakan pendapat bahwa terdapat beberapa
indikator tindakan bullying:
1. Menyembunyikan Informasi
Informasi sangat dibutuhkan karyawan untuk melakukan pekerjaannya. Jika suatu
informasi tidak didistribusikan dengan baik, maka akan menggangu kinerja karyawan
tersebut. Kinerja yang terganggu pada akhirnya akan menghambat perusahaan
mencapai target kerja yang telah ditetapkan. Seorang pelaku tindakan bullying akan
18
sengaja untuk menutupi informasi kepada korban bullying dengan maksud dan tujuan
negatif.
2. Menetapkan Target Kerja yang berlebihan
Karakteristik ini biasanya dilakukan oleh atasan kepada bawahan. Seorang atasan
akan sengaja mengintimidasi bawahan dengan cara memberikan target kerja yang
melebihi kemampuan yang dimiliki oleh bawahannya.
3. Pengucilan Di Tempat Kerja
Karyawan korban bullying akan mengalami pengucilan yang dilakukan oleh para
pelaku bullying di tempat kerja. Sikap pengucilan ini pun akan berdampak negatif
kepada korban bullying seperti, penurunan kinerja, gangguan mental dan turnover.
4. Komentar yang Bersifat berlebihan
Karakteristik ini biasanya dilakukan oleh atasan kepada bahawannya. Seorang
bawahan yang melakukan kesalahan akan diberikan hukuman serta komentar oleh
atasannya yang baik. Berbeda jika seorang atasan yang merupakan pelaku tindakan
bullying. Seorang atasan yang merupakan pelaku tindakan bullying akan memberikan
komentar-komentar yang tidak membangun dan cenderung merugikan bawahannya.
5. Penyebaran Rumor
Para pelaku bullying akan menyebarkan rumor tentang korban. Rumor tersebut
merupakan rumor yang bersifat merugikan korban. Rumor sama seperti gossip yang
merupakan kabar yang tidak benar. Seorang yang menjadi topik dari rumor tersebut
pun akan dikucilkan dari lingkungan perusahaan.
19
2.2 Konflik Interpersonal
2.2.1 Pengertian konflik interpersonal
Konflik interpersonal sering terjadi dimana saja, terutama di dalam sebuah
organisasi dan perusahaan. Menurut Spector dan Jex’s (1998) banyak penyebab
mengapa konflik interpersonal terjadi di tempat kerja. Konflik antarpribadi atau sosial
konflik adalah konflik antara orang-orang yang terlibat dalam proyek atau berbagai
kelompok kepentingan. Menurut Wood et al. (2003) dalam Beheshtifar dan Zare
(2013) konflik interpersonal adalah konflik yang terjadi antara dua atau lebih individu
yang bekerja sama dalam kelompok atau tim.
Spector dan Jex’s (1998) dalam Kisamore et al. (2010) berpendapat bahwa
konflik interpersonal adalah permusuhan dan perselisihan sampai dengan kekerasan
fisik dengan intensitas rendah. Menurut Elsayed dan Elkhouly (1996) dalam
Beheshtifar dan Zare (2013) konflik interpersonal adalah konflik yang terjadi antara
dua atau lebih individu. Banyak perbedaan individu menimbulkan konflik
interpersonal, termasuk kepribadian, budaya, sikap, nilai-nilai, persepsi, dan
perbedaan lainnya. Kellermann (1996) dalam Bao (2016) percaya bahwa konflik
interpersonal dapat dijelaskan sebagai bentrokan antara dua individu yang enggan
atau tidak mampu memenuhi harapan satu sama lain. Konflik interpersonal mengacu
pada representasi dari ketidakcocokan, perbedaan pendapat, atau perbedaan antara
dua atau lebih individu yang berinteraksi.
20
Ilies et al. (2010) mendefinisikan konflik interpersonal sebagai sebuah perjuangan
yang menyatakan sedikitnya dua pihak yang saling bergantung yang merasa
tujuannya tidak kompatibel, sumber daya yang langka, dan gangguan dari pihak lain
dalam mencapai tujuan mereka. Menurut Bao (2016) konflik interpersonal sebagai
interaksi orang yang saling tergantung, merasakan ketidaksetujuan dan menentang
kepentingan, ketidakcocokan dan terdapat kemungkinan gangguan, dan emosi negatif
dari orang lain.
Konflik interpersonal adalah konflik pada suatu organisasi di antara pihak-pihak
yang terlibat konflik dan saling tergantung dalam melaksanakan pekerjaan untuk
mencapai tujuan organisasi. Konflik interpersonal ditandai dengan adanya keadaan
yang bersifat kontroversial, dan perselisihan. Menurut Einarsen (1999) dalam Ilies et
al. (2010) konflik interpersonal mungkin menjadi kejadian yang umum terjadi, dalam
hal ini konflik interpersonal memiliki ruang lingkup yang lebih luas dari intimidasi
atau merusak hubungan sosial antar pekerja yang biasanya digambarkan sebagai
perilaku agresif yang terjadi berulang-ulang.
Menurut Andersson dan Pearson (1999) dalam Ilies et al. (2010) konflik
interpersonal mungkin termasuk perilaku yang kasar, berbeda dengan ketidaksopanan
di tempat kerja. Konflik interpersonal dapat menimbulkan ketegangan karena
mengganggu keberhasilan suatu kelompok. Menurut Jex dan Thomas (2003) dalam
Etough
(2010)
terdapat
kemungkinan
bahwa
konflik
interpersonal
dapat
memperngaruhi keyakinan efikasi kolektif karena tidak tercapainya kesepakatan saat
terjadi konflik interpersonal yang tinggi.
21
Konflik interpersonal mungkin akan mengurangi kemampuan kelompok dalam
mencapai tujuan. Menurut Jehn (1994) dalam Etough (2010) bahkan konflik
interpersonal mempunyai efek negatif pada kinerja kelompok. Terdapat dua dimensi
dalam konflik interpersonal di tempat kerja. Dua dimensi tersebut adalah konflik
interpersonal dengan supervisor dan konflik interpersonal dengan rekan kerja. Konflik
interpersonal dengan supervisor didefinisikan sebagai pertentangan dalam hubungan
antar karyawan supervisor. Konflik interpersonal antar supervisor dapat timbul karena
berbagai situasi yang berhubungan dengan pekerjaan seperti kurangnya sumber daya,
kelebihan beban kerja, masalah keadilan, ambiguitas peran, dan kesalahan petunjuk
dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Konflik
interpersonal dengan rekan kerja
didefinisikan sebagai ketidaksepakatan atau ketegangan dalam hubungan karyawann
dengan rekan kerja. Konflik interpersonal dengan rekan kerja mungkin di sebabkan
oleh perbedaan kepribadian rekan kerja, intimidasi pelaku, kompetisi, perbedaan
tujuan rekan kerja.
2.2.2 Jenis konflik interpersonal
Menurut Wirawan (2010) membagi tujuh macam bentuk konflik interpersonal
yaitu:
1. Konflik antar manajer
Bentuk konflik di antara manaejr atau birokrat organisasi dalam rangka
melaksanakan fungsinya sebagai pimpinan organisasi. Sebagai contoh, setiap tahun
terjadi konflik di antara manajer unit kerja mengenai anggaran organisasi. Anggaran
organisasi terbatas, sedangkan setiap manajer unit kerja menginginkan tambahan
22
anggaran untuk melaksanakan tugasya.
2. Konflik antara pegawai dan manajernya
Konflik ini terjadi di antara manajer unit kerja dan karyawan di bawahnya. Objek
yang menjadi konflik sangat bervariasi tergantung dari aktivitas organisasinya.
3. Konflik hubungan industrial.
Konflik yang terjadi antara organisasi atau perusahaan dan para karywannya atau
dengan serikat pekerja; serta konflik antar serikat pekerja.
4. Konflik antar kelompok kerja.
Sebuah organisasi, terdapat sejumlah kelompok kerja yang melaksanakan tugas
yang berbeda untuk mencapai tujuan organisasi yang sama. Masing-masing kelompok
harus memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam memberikan
kontribusi, kelompok-kelompok kerja tersebut saling memiliki ketergantungan.
5. Konflik antara anggota kelompok kerja dan kelompok kerjanya.
Suatu kelompok kerja mempunyai anggota yang memiliki pendidikan, agama,
latar belakang, budaya, pengalaman, dan kepribadian. Semua perbedaan ini bisa
menimbulkan konflik dalam melaksanakan tugas dan fungsi tim kerjanya jika
perbedaan tersebut.
6. Konflik kepentingan
Konflik yang berifat individu dan personal. Konflik jenis ini terjadi dalam diri
seorang pegawai yang terlibat konflik, yaitu antara keharusan melaksanakan
23
ketertarikan organisasi dan ketertarikan individunya.
7. Konflik Antara Organisasi Dan Pihak Luar Organisasi
Konflik yang terjadi antara suatu perusahaan atau organisasi dan pemerintah;
perusahaan dan perusahaan lainya; perusahaan dan pelanggan; perusahaan dan
lembaga swadaya masyarakat; serta perusahaan dan masyarakat.
2.2.3 Indikator konflik interpersonal
Menurut Spector dan Jex’s (1998) menjelaskan beberapa indikator konflik
interpersonal seperti:
1. Berargumen
Karyawan mempunyai peran yang sangat penting dalam mmbantu perusahaan
dalam mencapai tujuan. Oleh sebab itu karyawan diminta untuk terus bekerja sesuai
jobdescription serta melakukan inovasi secara terus menerus. Inovasi atau argument
yang dilakukan oleh karyawan sangat penting untuk kemajuan suatu perusahaan.
Akan tetapi tidak selalu argument seorang karyawan diterima dengan baik oleh rekan
kerja serta atasannya. Argument dan inovasi yang dimiliki seorang karyawan bisa
memunculkan sebuah konflik. Argument dan inovasi berujung dengan konflik
dikarenakan tidak diterima dan tidak disukai oleh rekan kerja serta atasan.
2. Sikap Rekan Kerja
Sebuah perusaaan sangat membutuhkan karyawan untuk dapat terus berdiri dan
berkembang serta berkompetisi dengan perushaan- perusahaan yang lain. Sikap
karyawan sangat mendukung karyawan itu sendiri untuk dapat bekerja dengan baik
24
dan membangun kerjasama antar karyawan dalam perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan. Sikap baik yang dimiliki karyawan tentu tidak akan menimbulkan
permasalahan pada perusahaan, akan tetapi jika karyawan memiliki sikap yang buruk
dan tidak dapat bekerja dalam tim maka hal ini dapat menimbulkan konflik
interpersonal. Tidak menutup kemungkinan karyawan memiliki sikap yang buruk, hal
ini dikarenakan karyawan memiliki sikap yang pasti berbeda- beda.
3.
Perilaku Rekan Kerja
Setiap orang memiliki perilakunya masing-masing dalam menghadapi suatu
kondisi. Perilaku yang dimiliki setia orang pun berbeda-beda. Sebuah perusahaan
memiliki beragam karyawan yang memiliki perilaku beragam pula. Keadaan atau
kondisi disekitar yang negatif maupun positif sangat mudah ditemui dalam sebuah
perusahaan. Seorang karyawan dalam menghadapi situasi yang negatif pun beragam.
Perilaku karyawan yang buruk dalam menghadapi situasi negatiflah yang dapat
menimbulkan konflik dalam perusahaan.
4.
Kerja Sama Tim
Setiap perusahaan memiliki departemen-departemen untuk memudahkan dalam
pembagian tugas dan tanggung jawab. Setiap departemen pun memiliki beberapa
karyawan yang harus memiliki kerja sama yang baik. Kerja sama tim yang baik tidak
hanya dilakukan dalam departemen masing- masing, akan tetapi harus menjangkau
seluruh anggota dan karyawan perusahaan.
25
2.3 Turnover Karyawan
2.3.1 Definisi turnover karyawan
Intensitas turnover didefinisikan sebagai persepsi subjektif dari para anggota
organisasi untuk berhenti bekerja untuk kesempatan lain. Turnover karyawan
merupakan tindakan yang diambil oleh karyawan untuk meninggalkan suatu
perusahaan dan dinilai sebagai indikator kinerja perusahaan serta dapat mengamati
efek negatif terhadap efektifitas dan efisiensi suatu perusahaan (Glebbeek dan Bax,
2004) dalam (Mbah dan Ikemefuna 2012). Menurut Razzaghian dan Ghani (2014)
turnover mengacu pada niat karyawan yang secara sukarela meninggalkan organisasi.
Karyawan yang keluar atas permintaan organisasi serta orang-orang yang
meninggalkan atas inisiatif sendiri dapat menyebabkan gangguan dalam operasi,
dinamika tim kerja dan kinerja unit. Kedua jenis turnover tersebut merupakan suatu
biaya bagi organisasi.
Menurut Mello (2011) dalam Varshney (2014) jika sebuah organisasi telah
melakukan investasi yang signifikan dalam melatih dan mengembangkan karyawan,
investasinya akan hilang ketika seorang karyawan pergi. Carmeli dan Weisberg
(2006) dalam Varshney (2014) menggunakan niat turnover untuk merujuk ketiga
elemen tertentu dalam proses penarikan (pikiran untuk berhenti dari pekerjaan itu, niat
untuk mencari pekerjaan yang berbeda dan kemudian niat untuk berhenti. Menurut
pendapat para ahli diatas tentang turnover sangat bersifat subjektif. Seorang karyawan
pasti memiliki alasan mengapa keluar dari perusahaan. Alasan seorang karyawan
untuk keluar dari perusahaan sangat banyak. alasan tersebut seperti terjadinya kasus
26
intimidasi atau bullying dan adanya konflik interpsersonal di tempat kerja.
Kenyamanan dalam bekerja dalam perusahaan sangat dibutuhkan untuk menunjang
kinerja seorang karyawan. Seorang karyawan yang mengalami tindakan bullying dan
konflik interpersonal akan mempunyai dampak pada niat turnover karyawan.
2.3.2 Jenis- jenis turnover
Samuel dan Ikemefuna (2012) dalam Mbah (2014) menjelaskan bahwa terdapat 3
jenis turnover antara lain :
1. Sukarela dan Terpaksa
Pemisahan karyawan dari sebuah organisasi mungkin karena turnover secara
sukarela atau terpaksa. Turnover secara sukarela ketika pilihan untuk meninggalkan
organisasi merupakan niat dari karyawan sedangkan turnover secara terpaksa
karyawan tidak memiliki pilihan untuk menghentikan mereka. Hal ini mungkin
merupakan hasil pemecatan, redundasi, pensiun, sakit dalam jangka panjang, cacat
fisik atau mental, relokasi ke luar negeri, kematian.
2.
Internal dan eksternal
Turnover karyawan dapat dikalsifikasikan baik internal maupun eksternal.
Turnover internal ketika karyawan meninggalkan tugas mereka saat ini dan
mengambil peran atau posisi baru dalam organisasi. Hal ini bisa membawa perasaan
positif dan negatif. Perasaan itu bisa menjadi positif jika posisi baru membawa
peningkatan moral dari perubahan tugas, pengawasan, alternatif. Sedangkan perasaan
negatif jika proyek terkait rekan di lokasi lain. Efek dari turnover internal mungkin
penting untuk keperluan pemantauan seperti turnover eksternal. Mekanisme sumber
27
daya manusia seperti kebijakan perekrutan dan kesuksesan perencanaan dapat
digunakan untuk mengontrol turnover internal.
3. Terampil dan Tidak Terampil
Karyawan tidak terampil yang secara umum dikenal sebagai “tenaga kontrak”
biasanya mengalami turnover yang tinggi. terdapat alasan jelas jika karyawan yang
tidak memiliki keterampilan keluar dari perusahaan. Karyawan yang memiliki status
tidak tetap dalam suatu perusahaan tidak menikmati kondisi yang sama atas fasilitas
karyawan yang memiliki keterampilan. Akibatnya mereka meninggalkan perusahaan
dan mencari pekerjaan yang lebih menguntungkan. Pengusaha dalam hal ini jangan
khawatir tentang turnover, karena adanya kemudahan perekrutan baru. Sisi lain,
turnover karyawan terampil yang tinggi menimbulkan resiko bisnis dan akhirnya
organisasi kehilangan modal dalam bentuk karyawan. Keterampilan termasuk dari
pelatihan dan pengetahuan yang diperoleh. Oleh karena itu karyawan yang memiliki
keterampilan khusus yang realtif langka dan dapat diperkerjakan kembali dalam
industri yang sama. Kepergian mereka merupakan tindakan kelemahan kompetitif
dengan organisasi selain biaya pergantian mereka. Biaya ini sangat besar terutama
jika karyawan yang menempati posisi strategis dan memainkan peran kunci dalam
organisasi.
2.3.3
Indikator Terjadinya Turnover
Menurut Mbah dan Ikemefuna (2012) indikator terjadinya turnover adalah:
1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Karyawan dalam sebuah perusahaan sangat membutuhkan kenyamanan dalam
28
bekerja. Kenyaman yang dimaksud adalah kesehatan dan keselamatan kerja.
Karyawan membutuhkan perlindungan dalam bekerja. Hal ini sangat penting untuk
menciptkan rasa aman dan nyaman dalam bekerja serta nantinya akan mencapai target
kerja yang telah telah ditetapkan. Kesehatan dan keselamatan dalam bekerja jika tidak
dimiliki seseorang dalam perusahaan maka akan menimbulkan efek negatif pada
karyawan karena keselamatan dan kesehatan karyawan tersebut akan terancam. Jika
kesehatan dan keselamtan kerja itu sendiri tidak diciptakan oleh sebuah perusahaan
maka akan berdampak pada intensitas turnover yang tinggi.
2. Profesionalisme dalam Bekerja
Indikator ini biasa terjadi pada karyawan magang dan karyawan baru. Karyawan
magang dan karyawan baru membutuhkan adaptasi pada pekerjaannya. Mulai dari
adaptasi dalam tugas dan tanggung jawab serta adaptasi lingkungan sosial.
Permasalahan ini dibutuhkan kerjasama oleh karyawan yang telah lama bekerja pada
perusahaan tersebut. Karyawan senior diminta untuk membantu proses adaptasi
karyawan baru tersebut.
3. Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas dan tanggung jawab sangat dibutuhkan dalam perusahaan. Hal ini
digunakan untuk menjaga agar karyawan tetap bekerja sesuai peraturan, kebijakan,
dan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Jika tanggung jawab dilakukan
dengan baik oleh karyawan maka karyawan tersebut akan memiliki inentif kinerja dan
jenjang karier yang bagus dalam perusahaan. Berbeda jika seorang karyawan tidak
melakukan tugas dan tanggung jawab dengan baik, maka akan mengakibatkan
29
karyawan tersebut memiliki posisi yang stagnant dalam perusahaan. Jika hal ini
berlanjut akan mengakibatkan perusahaan melakukan PHK pada karyawan tersebut.
4. Pengembangan Karir
Pengembangan karir dalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan kinerja individu dan perusahaan. Pengembangan karir dapat dilihat dari
tanggung jawab karyawan itu sendiri. Pengembangan karir juga dapat mengurangi
biaya dalam hal pergantian karyawan. Karyawan yang tidak puas dalam
pengembangan karir maka akan memunculkan niat turnover yang tinggi.
5. Kompensasi
Kompensasi meliputi penggajian, bonus dan insentif yang diberikan perusahaan
oleh karyawan sebagai tanda balas jasa. Kompensasi memiliki hubungan positif
terhadap turnover. Peningkatan kompensasi tentu akan mengurangi niat karyawan
untuk melakukan turnover. Sebaliknya, jika kompensasi bersifat stagnant akan
menimbulkan niat turnover pada karyawan. Karyawan akan keluar dari perusahaan
untuk mencari pekerjaan yang sama pada perusahaan lain dengan kompensasi yang
jelas lebih besar dari perusahaan yang lama.
30
2.4 Penelitian Terdahulu
TABEL 2.1
No.
1
2
3
PENELITIAN TERDAHULU
Nama Peneliti dan
Judul
Tahun Penelitian
Razzaghian dan Ghani Effect of Workplace
(2014)
Bullying on Turnover
Intention of Faculty
Members: A Case of
Private Sector
Universities of
Khyber
Pakhtunkhwa,
Pakistan
Development of
Spector dan Jex’s
Four Self-Report
(1998)
Measures of Job
Stressors and Strain:
Interpersonal
Conflict at Work
Scale, Organizational
Constraints Scale,
Quantitative
WorkloadInventory,
And Physical
Symptoms Inventory
Mbah dan
Ikemefuna (2012)
Job Satisfaction and
Employees’ Turnover
Intentions in total
Nigeria plc. in Lagos
State
Hasil Penelitian
Variabel bullying berpengaruh
positif terhadap turnover
karyawan pada organisasi di
fakultas dari universitas
swasta dari Peshawar.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa konflik interperosonal
mempengaruhi karyawan
untuk melakukan turnover
guna mencari pekerjaan
dengan kondisi yang lebih
baik.
Hasil penelitian menunjukkan
hubungan negatif antara
praktek sumber daya manusia
dengan niat turnover
karyawan. Analisis multivariat
menunjukkan bahwa
gabungan pengaruh praktek
HRM pada niat turnover
karyawan non manajerial yang
signifikan. Temuan dari
penelitian ini adalah bahwa
Total Nigeria PLC di Lagos
State harus mempertahankan
karyawan yang kompeten
karena karyawan memperoleh
keunggulan kompetitif dalam
organisasi apapun.
31
2.5 Rerangka Pemikiran
Workplace Bullying (X1)
Razzaghian dan Ghani
(2014)
Turnover (Y)
Mbah dan Ikemefuna
(2012)
Konflik interpersonal (X2)
Spector dan Jex’s (1998)
Gambar 2.1 Bagan Rerangka Pemikiran
32
2.6 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Workplce bullying berpengaruh positif terhadap turnover karyawan pada PT Suri
Tani Pemuka Lampung.
2. Konflik interpersonal berpengaruh positif terhadap turnover karyawan
PT Suritani Pemuka Lampung.
3. Workpalce bullying dan konflik interpersonal secara bersama- sama berpengaruh
positif terhadap turnover karyawan PT Suritani Pemuka Lampung.
33
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Menurut Oei (2010), salah satu jenis riset atau penelitian yang penggunaannya
disesuaikan dengan informasi yang dicari dalam riset SDM adalah penelitian kausal.
Penelitian kausal merupakan desain penelitian yang tujuan utamanya memberikan
hubungan sebab akibat atau hubungan memengaruhi dan dipengaruhi variabel-variabel
yang diteliti. Variabel yang memengaruhi disebut variabel independen, sedangkan
variabel yang dipengaruhi disebut variabel dependen. Penelitian ini termasuk ke dalam
penelitian kausal yang membuktikan hubungan sebab-akibat atau hubungan
memengaruhi dan dipengaruhi.
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada
nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau
pada waktu yang sama untuk objek dan orang yang berbeda. Tipe variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
bebas (X) adalah variabel yang memengaruhi variable terikat baik secara positif
maupun secara negatif. Sedangkan variabel terikat (Y) adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas serta merupakan variabel yang menjadi perhatian
utama peneliti. Berikut merupakan variabel bebas dan variabel terikat dalam
34
penelitian ini :
1. Bullying (X1)
2. Konflik (X2)
3. Turnover karyawan (Y)
Berikut adalah penjabaran mengenai operasional variabel penelitian mengenai
bullying, konflik dan turnover karyawan:
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel
Definisi Variabel
Workplace
Bullying
(X1)
Intimidasi di tempat kerja
merupakan proses dimana
seorang karyawan sering
diperlakukan tindakan yang
negative dalam jangka waktu
yang relatif lama oleh rekanrekan kerja atau atasan
terhadap karyawan yang
memiliki pertahanan dan
pembalasannya terhalang
ketidakseimbangan
kekuasaan formal maupun
informal (Razzaghian dan
Ghani 2014)
Pengukuran
Variabel
Indikator
workplace
bullying:
1. Menyembunyi
kan informasi
2. Menetapkan
target kerja
yang
berlebihan
3. Pengucilan di
tempat kerja
4. Komentar
berlebihan
5. Penyebaran
rumor
Skala
Skala likert
merupakan respon
terhadap sejumlah
pertanyaan yang
berkaitan dengan
variabel tertentu
untuk melihat
seberapa kuat subyek
setuju atau tidak
setuju dengan
pertanyaan pada lima
skala titik (SS, S, N,
TS, STS).
35
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian (lanjutan)
Variabel
Definisi Variabel
Konflik
interperson
al
(X2)
Konflik interpersonal
mungkin menjadi insiden
yang terisolasi atau umum
terjadi, dalam hal ini konflik
interpersonal memiliki ruang
lingkup yang lebih luas dari
intimidasi atau merusah
hubungan sosial antar
pekerja yang biasanya
digambarkan sebagai
perilaku agresif yang terjadi
berulang-ulang (Kisamore,
Pengukuran
Variabel
Indikator konflik
interpersonal
1. Berargumen
2. Sikap rekan kerja
3. Perilaku rekan
kerja
4. Kerja sama tim
et al. (2010).
Turnover
karyawan
(Y)
Skala
Skala likert
merupakan respon
terhadap sejumlah
pertanyaan yang
berkaitan dengan
variabel tertentu
untuk melihat
seberapa kuat subyek
setuju atau tidak
setuju dengan
pertanyaan pada lima
skala titik (SS, S, N,
TS, STS).
Intensitas turnover mengacu
Indikator Turnover
pada niat karyawan yang
1. Kesehatan
secara sukarela
keselamatahn
meninggalkan organisasi
kerja
(Mbah dan Ikemefuna (2012) 2. Profesionalisme
bekerja
).
3. Tugas dan
tanggung jawab
4. Pengembangan
karir
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil dari
penelitian. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Subjek dalam
penelitian ini adalah pegawai PT PT Suri Tani Pemuka Lampung.
36
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti. Sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan tetap PT Suri Tani Pemuka
Lampung karena karyawan tetap memiliki interaksi antar karyawan yang lebih lama
ketimbang jenis karyawan lainnya. Bagian Head Of Unit tidak digunakan dalam
anggota sampel karena hanya memiliki anggota satu orang. Penelitian ini
menggunakan probability sampling dengan teknik simple random sampling yang
artinya semua populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sample.
Penentuan ukuran dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan formula
slovin, yaitu:
n=
n: jumlah sampel
N: jumlah Populasi
e: batas toleransi kesalahan (error Tolerance)
=
180
= 124 orang
1 + 180(0,05)
n = 124
n merupakan karyawan tetap dari perusahaan PT Suri Tani Pemuka Lampung
37
Tabel 3.2 Distribusi Sampel
Sub Bagian Bidang
Perhitungan Sampel
31
Departemen produksi
x 124
180
13
Departemen finance and
x 124
accounting
180
6
Departemen purchashing
x 124
180
12
Departemen personal
x 124
and general affairs
180
22
Departemen quality
x 124
control
180
20
Departemen sales
x 124
180
8
Departemen plant
x 124
180
17
Departemen gudang
x 124
180
18
Departemen teknik
x 124
180
33
Technical service/ tim
x 124
kerjasama tim
180
Total
Jumlah Sampel
21 orang
9 orang
4 orang
8 orang
15 orang
14 orang
6 orang
12 orang
12 orang
23 orang
124 orang
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono,
2013). Terdapat beberapa metode dalam pengumpulan data untuk penelitian, berikut
ini adalah dua cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh informasi yang
diperlukan peneliti, yaitu:
38
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab serta merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden.
Kuesioner juga cocok digunakan jika jumlah responden cukup besar dan terssebar
diwilayah yang luas (Sugiyono, 2013).
2. Studi Kepustakaan
Kegiatan pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan penelitian terdahulu
yang berasal dari jurnal-jurnal ilmiah, literatur-literatur, serta publikasi-publikasi lain
yang dapat dijadikan sumber penelitian.
3.5 Uji Instrumen Penelitian
3.5.1 Uji validitas
Menurut Ghozali (2013), uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan validitas jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Teknik uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
faktor dengan bantuan software SPSS versi 17. Untuk mengukur tingkat
interkorelasi antar variabel dan dapat atau tidaknya dilakukan analisis faktor
menggunakan Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA).
Bila nilai KMO MSA lebih besar dari 0,5 maka proses analisis dapat dilanjutkan.
Validitas suatu butir kuesioner dapat diketahui jika nilai factor loading > 0,5. Bila
39
terdapat nilai factor loading yang kurang dari 0,5 dan terjadi cross loading, maka
harus dikeluarkan dan begitu seterusnya sampai tidak ada lagi nilai factor loading
yang kurang dari 0,5.
3.5.2 Uji reliabilitas
Uji reliabilitas adalah ketepatan instrumen dalam pengukuran. Uji reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17 dan menggunakan teknik
pengukuran Chronbach Alpha, hasil pengujian dapat dikatakan reliabel apabila
Chronbach Alpha > 0,6 yaitu:
Keterangan:
=
−
∑
R
: Reliabilitas instrumen
k
: Banyaknya butir pertanyaan
∑ σ b : Jumlah varian butir
σt
: Varian total
3.5.3 Uji normalitas
Uji normalias bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t
dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi
ini dilanggar, maka uji statistik tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Terdapat dua
cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan uji statistik. Menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak
dilakukan uji statistik dengan menggunakan rumus Kolmogorov˗Sminor˗Test.
40
Residual berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi >0,05 (Imam Ghozali,
2011: 160). Selain menggunakan rumus Kolmogorov˗Sminor˗Test, uji normalitas
data dapat menggunakan rumus Chi˗Kuadrat yang menguji Ho merupakan data pada
sampel yang berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan Ha merupakan data
pada sampel yang berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
=
Keterangan :
X2
= Chi˗Kuadrat
Oi
= Frekuensi pengamatan
Ei
= Frekuensi yang diharapkan
k
= Banyaknya interval
˗
(
˗
)
Kriteria pengujian terima H0 jika X2hitung < X2tabel dengan dk= k-3 dan alva= 5 %,
berarti data berdistribusi normal.
3.6 Analisis Data
Data yang didapat dari kuesioner selanjutnya diolah dan dilakukan analisis.
Analisis data tersebut ada dua bentuk yaitu deskripsi hasil penelitian dan analisis data
kuantitatif.
3.6.1 Deskripsi hasil penelitian
Deskripsi hasil survei merupakan analisis yang dilakukan berdasarkan hasil survei
yang digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara umum.
41
3.6.2 Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui pengaruh bullying dan
konflik terhadap Turnover karyawan PT Suri Tani Pemuka Lampung dengan
menggunakan rumus analisis regresi linier berganda:
Y1= a0 + b1 X1 + e
Y2= a0 + b2 X2 + e
Y3= a0 + b1 X1 + b2 X2 + e
Keterangan :
Y
= turnover karyawan
X1
= bullying
X2
= konflik interpersonal
b1
= koefisien X1
b2
= koefisien X2
Et
= error term
a. Pengujian Hipotesis
Secara umum hipotesis dapat diuji dengan dua cara yaitu dengan mencocokan
fakta, atau dengan mempelajari konsistensi logis. Metode pengujian terhadap
hipotesis berupa analisis regresi linier berganda serta dilakukan pengujian secara
pengujian secara parsial (uji t) dan simultan menggunakan (uji F).
3.7.1
Analisis regresi linier berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh bullying dan konflik
interpersonal terhadap kinerja karyawan PT Suri Tani Pemuka Lampung dengan
menggunakan rumus analisis regresi linier berganda:
42
 Y = a + β1 X1+ e
 Y = a + β2 X2+ e
 Y = a + β1 X1+ β2 X2 + e
Keterangan:
Y
: Turnover karyawan
X
: bullying
a
: konstanta
b
X
: konflik
b
: koofisien X
e
: koofisien X
: error
3.7.2
Uji t (parsial)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara parsial variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, dikatakan berpengaruh signifikan
apabila sig <
(0,05), menggunakan rumus:
=
Keterangan:
b
∂b
: koofisien regresi variabel indpenden
: standar deviasi koofisien regresi variabel independen
Hasil uji t dapat dilihat pada Output Coefficient dari hasil analisis regresi linier
berganda menggunakan SPSS versi 20.
43
3.7.3 Uji F (simultan)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh signifikansi antara
variabel independen dan variabel dependen secara simultan, dikatakan berpengaruh
signifikan apabila nilai sig <
=
(0,05), menggunakan rumus:
/
/ (
)
Keterangan:
R
: koofisien determinasi
n
: jumlah data
k
: jumlah variabel independen
Hasil uji F dapat dilihat pada output dari hasil analisis regresi linier berganda
menggunakan SPSS versi 20.
71
V.
5.1
SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis
mengenai pengaruh workplace bullying dan konflik interpersonal di tempat kerja
terhadap turnover karyawan pada perusahaan PT Suri Tani Pemuka Lampung, maka
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mendukung hipotesis yaitu :
1. Workplace bullying berpengaruh positif terhadap turnover karyawan PT Suri Tani
Pemuka Lampung.
2. Konflik interpersonal berpengaruh positif terhadap turnover karyawan PT Suri
Tani Pemuka Lampung.
3. Workplace Bullying dan konflik interpersonal secara bersama-sama berpengaruh
positif terhadap turnover karyawan PT Suri Tani Pemuka Lampung.
5.2
Saran
Setelah peneliti melakukan penelitian serta telah menarik kesimpulan, maka
peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. PT Suri Tani Pemuka Lampung sebaiknya lebih menghargai pendapat seluruh
karyawan dalam lingkungan kantor agar permasalahan dalam perusahaan dapat
diselesaikan dengan efektif dan efisien.
72
2. PT Suri Tani Pemuka Lampung sebaiknya lebih memanfaatkan perbedaan
pendapat yang ada dari para karyawan, sehingga perbedaan pendapat tersebut
tidak menimbulkan konflik interpersonal.
3. PT Suri Tani Pemuka Lampung sebaiknya lebih meningkatkan kontrol,
pengawasan dan menindaklanjuti dengan baik praktek bullying serta hal-hal lain
yang berpotensi menimbulkan konflik interpersonal sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya tingkat turnover yang tinggi.
5.3
Keterbatasan Penelitian
1. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner yaitu terkadang
jawaban yang diberikan oleh responden tidak menunjukkan keadaan yang
sesungguhnya, sehingga untuk peneltian yang akan datang disarankan untuk
menggunakan teknik wawancara agar responden bisa menggambarkan langsung
kondisi sebenarnya dalam perusahaan.
2. Responden dalam penelitian ini hanya karyawan yang bekerja di PT Suri Tani
Pemuka Lampung. Bagi peneliti selanjutnya, penulis memberikan saran untuk
memperluas ukuran sampel, sehingga tingkat generalisasi lebih tinggi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi turnover yang dipakai dalam penelelitian ini
hanya terdiri dari variabel workplace bullying dan konflik interpersonal di tempat
kerja, sedangkan masih banyak lagi variabel yang mempengaruhi turnover antara
lain gaji, lingkungan kerja, reward, insentif dan budaya kerja.
73
DAFTAR PUSTAKA
Bao, Yingshan., Zhu, Fangwei., Hu, Yue. dan Cui, Ning. (2016). The Research of
Interpersonal Conflict and Solution Strategies.
Bee, G.H., Mak, Ivan., Jak, N.W. dan Ching, P.Z. (2014). Factors of Job
Turnover Intention Among Employees of Private Universities in Selangor.
Beheshtifar, Malikeh dan Zare, Elham. 2013. Interpersonal Conflict: A
Substantial Factor to Organizational Failure. International Journal of
Academic Research in Business and Social Sciences May 2013, Vol. 3,
No. 5 ISSN: 2222-6990.
Eatough, Erin. (2010). Understanding the Relationships between Interpersonal
Conflict at Work, Perceived Control, Coping, and Employee Well-Being.
Eunice, Mukolwe., Jacqueline, Korir., Buyeke, Eliza., Wafula, Mika. dan
Musyoki, Joseph. (2014) Effects of Interpersonal Conflict on
Organizational Performance in Selected Hotels in Kisiitown, Kenya.
African Journal of Hospitality, Toursim and Leisure. Vol. 4(1).
Frone, Michael. (2010). Interpersonal Conflict at Work and Psychological
Outcomes: Testing a Model among Young Workers. Journal of
Occupational Health Psychology. Vol. 5, No. 2.
Glambek, Mats., Matthiesen, S.B., Hetland, Jorn. dan Einersen, Stale. (2014).
Workplace Bullying as an Antecedent to Job Insecurity and Intention to
Leave: a 6-month Prospective Study.Human Resource Management
Journal. Vol. 24, No. 3.
Hogh, Annie., Hoel, Helge. dan Caniero, Isabella. (2011). Bullying and employee
Turnover among Healtcare Workers: A Three-Wave Prospective Study.
Journal of Nursing Management.
Ilies, Remus., Johnson, Michael., Judge, Timothy. dan Keeney, Jessica. (2010). a
Within-Individual Study of Interpersonal Conflict as A Work Stressor:
Dispositional and Situational Moderators. Journal of Organizational
Behavior.
74
Inam, Ul, Haq. (2015). The Impact of Interpersonal Conflict on Job Outcomes:
Mediating Role of Perception of Organizational Politics. Procedia - Social
and Behavioral Sciences. 25 (2011) 287 – 310.
Kisamore, J.L., Jawahar, I.M., Ligouri E.W., Mharapara, T.L. dan Stone, T.H.
(2015). Conflict and Abusive Workplace Behaviors The Moderating Effect
of Social Competencies.
Mariya, Razzaghian. dan Ghani, Usman. (2014). Effect of Workplace Bullying on
Turnover Intention of Faculty Members: A Case Of Private Sector
Universities of Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan. Business & Economic
Review. Vol. 6 (1).
Mbah, S.E. dan Ikemefuna, C.O. (2012). Job Satisfaction and Employees
Turnover Intentions in Total Nigeria Plc. In Lagos State. International
Journal of Humanities and Social Science. Vol. 2, No. 14.
Mete, E.S. dan Sokmen, Alev. (2016). The Influence of Workplace Bullying on
Employee’s Job Performance, Job Satisfaction and Turnover Intention in a
Newly Established Private Hospital. International Review of Management
and Business Research. Vol. 5 (1).
Mrope, George. dan Bangi, Yustin. (2014). Examining the Influence of
Management Practice and Attitudes on Employee Turnover: a Case of
Kibaha District Council. The International Journal of Business &
Management. Vol.2 (9).
Ocel, Hatem. dan Aydin, Ordhan. (2012). Workplace Bullying and Turnover
Intention: The Moderating Role of Belief in a Just World. International
Journal of Business and Social Science. Vol. 3, No. 13.
Olukayode, Longe. (2015). Impact of Workplace Conflict Management on
Organizational Performance: A Case of Nigerian Manufacturing Firm.
Journal of Management and Strategy. Vol. 6 (2).
Oluwafemi. (2013). Predictors of Turnover Intention among Employees in
Nigeria’s Oil Industry.Organization and Markets in Emerging Economies.
Vol. 4, No. 2.
Penney, Lisa. dan Spector, Paul. (2002). Narcissism and Counterproductive Work
Behavior: Do Bigger Egos Mean Bigger Problems. International Journal
of Selection and Assesment. Vol. 10.
Rasool, Faheem., Arzu, Farah., Hasan, Ali., Rafi, Arslan. dan Kashif, A.R. (2013).
Workplace Bullying and Intention to Leave: The Moderating Effect
Organizational Commitment. Information Management and Business
Review. Vol. 5, No. 4.
75
Sow, Mouhamadou., Anthony, Peter. dan Berete, Moussa. (2015). Relationship
between Affective Commitment and Turnover Intention among U.S.
Healthcare Internal Auditors. The International Journal of Business &
Management. Vol. 3 (10).
Spector, P.E. and Jex, S.M. (1998), “Development of four self-report measures of
job stressors andstrain: interpersonal conflict at work scale, organizational
constraints scale, quantitativeworkload inventory, and physical symptoms
inventory”, Journal of Occupational Health Psychology, Vol. 3 No. 4, pp.
356-67
Sujeewa, WWAN. (2011). Relationship between Human Resource Management
Practices, Non-Managerial Employee Intention to Turnover in Garment
Industry in Sri Lanka. International Confrence on Management
Varshney, Deepanjana. (2014). Impact of Self-Concept on Turnover Intention: an
Empirical Study. American International Journal onf Contemporary
Research. Vol. 4, No. 10.
Download