pengaruh teknik marmet terhadap pengeluaran asi pada ibu post

advertisement
PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP PENGELUARAN ASI
PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA
SEMARANG
Lestari Puji Astuti (1), Ambar Sari (2)
12
D IV Bidan Pendidik, STIKES Karya Husada
[email protected]
[email protected]
Abstrak
ASI merupakan nutrisi yang paling tepat diberikan pada bayi baru lahir sampai umur 6 bulan
karena pada masa tersebut usus bayi belum mampu mencerna makanan selain ASI. Salah satu
faktor seorang ibu tidak dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya yaitu pengeluaran ASI yang
tidak lancar. Pengeluaran ASI yang tidak lancar ini dapat distimulasi dengan pemberian teknik
marmet. Teknik marmet merupakan kombinasi antara memijat dan memerah ASI. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui pengaruh teknik marmet terhadap pengeluaran ASI pada ibu post partum di
Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jenis penelitian
ini pra eksperimental, dengan desain penelitian One Group Pretest Posttest Design. Tehnik sampel
purposive sampling. Sampel 30 responden, penelitian ini menunjukkan sebelum dilakukan teknik
marmet ada 30 orang (100%) ASI tidak lancar. Jumlah responden sesudah dilakukan teknik marmet
sebanyak 24 orang (80%) ASI lancar, dan 6 orang (20%) ASI tidak lancar, dengan menggunakan
Uji statistik wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan
teknik marmet dengan hasil p value 0,000 < α (0,05). Ada pengaruh teknik marmet terhadap
pengeluaran ASI pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu. Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi ibu nifas dan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
Kata Kunci: Teknik Marmet; Pengeluaran ASI; Ibu Post Partum
1.
PENDAHULUAN
ASI (Air susu ibu) merupakan asupan yang
sangat penting bagi bayi. Organisasi WHO (World
Health Organization) merekomendasikan para ibu
di seluruh dunia untuk menyusui bayi mereka
secara eksklusif selama enam bulan pertama agar
mencapai pertumbuhan, perkembangan dan
kesehatan secara optimal (WHO, 2011).
Rekomendasi ini didukung oleh Kramer dan
Kakuna (2009), berdasarkan systematic review
bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif saja, dan
tidak ada makanan lain atau cairan, selama enam
bulan
memiliki
beberapa
keunggulan
dibandingkan ASI eksklusif selama 3-4 bulan
diikuti dengan menyusui campuran.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2013
menunjukkan cakupan ASI di Indonesia hanya 42
%. Angka ini jelas berada di bawah target WHO
yang mewajibkan cakupan ASI hingga 50 %.
Dengan angka kelahiran di Indonesia mencapai 4,7
juta per tahun, maka bayi yang memperoleh ASI,
selama enam bulan hingga dua tahun, tidak
mencapai dua juta jiwa. Walau mengalami
kenaikan dibanding data Riskesdas 2007 dengan
angka cakupan ASI hanya 32 persen, cakupan
tahun ini tetap memprihatinkan (Riskesdas, 2013).
Ketidakmampuan ibu menyusui dapat
dicegah dengan mengajarkan teknik yang sesuai
untuk memperlancar pengeluaran ASI maupun
meningkatkan produksi ASI. Teknik marmet
merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
mengeluarkan ASI. Teknik ini memberikan efek
relaks dan juga mengaktifkan kembali reflex
keluarnya air susu/milk ejection reflex (MER)
(Martha & William, 2007). Teknik marmet
merupakan pijitan dengan menggunakan dua jari,
ASI bisa keluar lancar dan membutuhkan waktu
sekitar masing-masing payudara 15 menit.
(Rahayu, 2008 dan Katili, 2011).
Hasil laporan Dinas Kesehatan Kota
Semarang tahun 2014 pemberian ASI Eksklusif
pada bayi umur 0-6 bulan sejumlah 8.534
95 | Prosiding
(64,68%) bayi dari jumlah keseluruhan 13.194
bayi. Hal ini belum mencapai target sebesar 80%,
namun pada Puskesmas Kedungmundu dalam
pemberian ASI Eksklusif hanya mencapai 30,42%
masih jauh dari target yaitu sebesar 80% dan
menduduki urutan ke-4 dari 37 puskesmas di
Kecamatan Kedungmundu Semarang (Dinas
Kesehatan Kota Semarang, 2014).
Data dari Puskesmas Kedungmundu didapat
pada tahun 2014 pemberian ASI eksklusif pada
bayi yang berumur 0-6 bulan sebanyak 46 (69,6%)
bayi dan tahun 2015 sebanyak 32 (56,2%) bayi
dari hasil dapat di lihat selisih sebanyak 14
(13,4%) bayi, menurut petugas bagian KIA
Puskesmas Kedungmundu disimpulkan bahwa
pemberian ASI eklsklusif mengalami penurunan
dengan perkiraan penyebab banyak ibu yang
bekerja, kurangnya kesadaran ibu, dan ASI tidak
lancar (Menurut informasi bagian KIA Puskesmas
Kedungmundu, 2016).
Studi pendahuluan yang dilakukan terhadap
10 orang ibu menyusui dengan teknik wawancara
di Puskesmas Kedungmundu yaitu gambaran
proses memerah ASI pada ibu-ibu tersebut antara
lain, ibu menyusui yang melakukan memerah ASI
dengan tangan hanya 3 (30%) orang ibu menyusui
serta menggunakan breast pump 7 (70%) orang ibu
menyusui, dan mereka belum mengetahui cara
memijat dan memerah ASI dengan menggunakan
teknik marmet. Tujuan penelitian untuk
mengetahui Pengaruh Teknik Marmet terhadap
Pengeluaran ASI
pada Ibu Post Partum di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Kedungmundu
Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
2.
KAJIAN LITERARTUR
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak
dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam
anorganik yang disekresikan oleh kelenjar
mammae ibu dan berguna sebagai makanan bayi
(Maryunani, 2013). ASI merupakan nutrisi yang
paling tepat diberikan pada bayi baru lahir sampai
umur 6 bulan karena pada masa tersebut usus bayi
belum mampu mencerna makanan selain ASI
(Yahya, 2007).
a. Pengeluaran ASI
Proses pengeluaran ASI melalui kegiatan
menyusui. Laktasi atau menyusui artinya
memberikan makanan berupa ASI kepada bayi
96 | Prosiding
langsung dari payudara, menyusui adalah
proses alamiah. Menurut (Lawrence. 2011),
menyusui adalah penyelesaian fisiologis dari
siklus reproduksi. Tubuh ibu selama kehamilan
telah mempersiapkan proses menyusui bukan
hanya mengembangkan payudara untuk
memproduksi ASI, tetapi juga menyimpan
nutrisi tambahan dan energy untuk produksi
susu.
b. Faktor yang mempengaruhi produksi ASI
(Biancuzzo, 2003).
1) Faktor tidak langsung terdiri dari :
Pembatasan waktu ibu (Jadwal waktu
menyusui, Ibu bekerja), Faktor sosial
budaya, pendidikan, dukungan keluarga,
teman dan petugas kesehatan, umur, paritas,
faktor kenyamanan ibu, faktor bayi (berat
badan, status kesehatan)
2) Faktor langsung terdiri dari : Perilaku
menyusui (waktu inisiasi, frekuensi,
lamanya menyusui, menyusui malam hari),
faktor psikologis, faktor fisiologis, metode
merangsang pengeluaran ASI (teknik
marmet, pijat oksitosin).
c. Hambatan menyusui
1) Faktor internal
Kurangnya pengetahuan yang terkait
tentang menyusui, karena tidak ada
pengetahuan yang memadai ibu tidak
mengerti tentang cara menyusui bayi yang
tepat, manfaat ASI, berbagai dampak yang
akan ditemui bila ibu tidak menyusui bayi
secara eksklusif.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal dapat dipenuhi oleh ibu
misalnya ASI belum keluar pada hari
pertama setelah kelahiran bayi sehingga ibu
berfikir memberikan susu formula untuk
bayinya, ibu yang bekerja diluar rumah dan
tidak memungkinkan memberikan ASI
eksklusif, ketidakpahaman ibu mengenai
kolostrum, yaitu ASI yang keluar pada hari
ke 1-5 atau 7. sangat bermanfaat bagi bayi
premature dan bayi yang sedang sakit,
sebagian ibu beranggapan kandungan gizi
dalam ASI rendah dan kualitasnya kurang
baik dibanding susu formula karena bayi
dan ASI bersifat parasit bagi ibu.
Teknik marmet adalah teknik yang paling
banyak digunakan untuk mengeluarkan ASI secara
langsung dengan tangan. Awal mula teknik ini
dikembangkan oleh Chele Marmet dari Institusi
Laktasi. Teknik memerah ASI dengan tangan
tersebut yaitu teknik marmet. Teknik tersebut lebih
nyaman, aman, praktis dan mudah dilakukan.
Terknik marmet dilakukan karena kesulitan dalam
mengeluarkan ASI nya saat bayi menyusu.
Kemudian ia menemukan suatu metode memijat
dan menstimulasi agar refleks keluarnya ASI lebih
optimal (Suryoprajogo, 2009).
a. Tahapan Teknik Marmet Pemijatan
1) Massage (Pijat) pergunakan 2 jari yaitu
telunjuk dan jari tengah. Tangan kanan
mengurut payudara kiri dan tangan kiri
mengurut payudara kanan. Dengan tekanan
ringan, lakukan gerakan melingkar dari
dasar payudara dengan gerakan spiral
kearah putting susu.
2) Stroke (Pukulan) dengan menggunakan jarijari tangan tekan-tekanlah payudara secara
lembut. Dari dasar payudara kea rah putting
susu dengan garis lurus, kemudian
dilanjutkan secara bertahap ke seluruh
bagian payudara.
3) Shake (Guncangan) dengan posisi tubuh
condong ke depan, kocok/guncangkan.
b. Memerah ASI
1) Letakkan ibu jari di kalang payudara dan
jari telunjuk serta jari tengan dibawah
sekitar 2,5-3,8 cm membentuk huruf C ibu
jari pada jam 12, dua jari lain berada di
posisi jam 6.
2) Tekan lembut kearah dada tanpa
memindahkan posisi jari, kemudian ditekan
kearah dada. Buatlah gerakan menggulung
(roll) dengan ibu jari dan jari ke depan
untuk memerah ASI keluar dari gudang
ASI.
3) Ulangi secara beraturan untuk mengalirkan
ASI, ganti posisi jam dengan variasi huruf C
12:00 dan 6:00, 11.00 dan 5:00, 1:00 dan
7:00, 3:00 dan 9:00.
c. Seluruh prosedur membutuhkan waktu sekitar
20-30 menit, meliputi : Massage, stroke, shake
perah kedua payudara selama 5-7 menit, 3-5
menit, dan 2-3 menit tiap payudara
(Maryunani, 2012).
3.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental,
dengan desain penelitian one group pretest
posttest design. Populasi pada penelitian ini adalah
semua ibu nifas hari ke-3 hingga hari ke-7 di
wilayah
kerja
Puskesmas
Kedungmundu
Tembalang pada periode bulan April sampai Juni
2016. Sampel 30 Responden yang pengeluaran
ASInya tidak lancar yang memenuhi kriteria
inklusi yaitu Ibu nifas hari ke-3 sampai hari ke-7
yang bersedia menjadi untuk responden, Ibu nifas
yang ASInya tidak lancar, bayi tidak diberikan
susu formula pada saat dilakukan penelitian, berat
badan bayi ≥ 2500 gram. Adapun kriteria eksklusi
adalah ibu tidak bersedia menjadi responden, ibu
nifas yang ASInya lancar, bayi diberikan susu
formula pada saat penelitian, dan berat badan bayi
≤ 2500 gram. Hanya ada satu kelompok dan
kesemuanya diberikan perlakukan yang sama.
Pengumpulan data:
Peneliti mengajukan surat permohonan
penelitian dimulai dari pengurusan ijin penelitian
yang ditujukan kepada Kepala Badan Kesbangpol
Kota Semarang, Kepala DKK Semarang, dan
Kepala Puskesmas Kedungmundu Kecamatan
Tembalang Kota Semarang. Kemudian peneliti
melakukan pengumpulan data sekunder dari
wawancara dan data laporan oleh petugas
Puskesmas Kedungmundu, melakukan penelitian
di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu pada
hari ke-3 sampai ke-7, meminta ibu nifas untuk
mengisi/menandatangani surat permohonan dan
persetujuan Penelitian untuk menjadi responden,
memberikan penjelasan kepada responden dengan
menggunakan media, apabila sudah mengerti
meminta responden langsung memperagakan di
depan peneliti, setelah hari ke-7 responden di
observasi ke rumah apakah pengeluaran ASInya
lancar/tidak lancar kemudian peneliti mengisi
lembar observasi.
Analisa data:
Hasil penelitian dianalisa menggunakan
program SPSS 16.0. Analisa univariat digunakan
untuk
mengetahui
Distribusi
frekuensi
pengeluaran ASI sebelum dan sesudah dilakukan
Teknik Marmet. Analisa Bivariat digunakan untuk
mengetahui Pengaruh Teknik Marmet terhadap
Pengeluaran ASI pada Ibu Post Partum di Wilayah
97 | Prosiding
Kerja Puskesmas Kedungmundu Kecamatan
Tembalang Kota Semarang. Uji statistik
menggunakan uji shapiro wilk dengan ketentuan
nilai keyakinan yang dipakai adalah 0,95 dan nilai
kemaknaan α = 0,05. Uji normalitas menggunakan
uji shapiro wilk karena jumlah sampel pada
penelitian < 50. Data yang didapat, jika data
berdistribusi tidak normal (p value <0,05),
menggunakan uji Wilxocon untuk mengetahui
pengaruh teknik marmet terhadap pengeluaran
ASI.
Ibu post partum hari ke-3
pengeluaran ASI tidak
lancar
Berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi
Sampel yang memenuhi
kriteria
Sebelum dilakukan teknik marmet
Observasi
pengeluaran
ASI sebelum
teknik
marmet
Purposive Sampling
sesudah dilakukan teknik
marmet
Observasi
Melakukan
setelah
Teknik
hari ke-7
marmet secara
oleh
mandiri oleh
peneliti
responden
Gambar 1. Aktifitas selama penelitian
Pemberian
informasi
dan teknik
marmet
4.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Semua responden yang pengeluaran
ASInya tidak lancar sebelum dilakukan teknik
marmet, dan dengan melakukan teknik marmet
sebagian besar responden pengeluaran ASInya
lancar. Dengan menggunakan uji Wilxocon
Observasi
pengeluaran
ASI sesudah
teknik marmet
diperoleh
P Value=0,000 dimana nilai
0,000 < α (0.05), sehingga dinyatakan hipotesa
Ho Ditolak, artinya ada pemgaruh teknik
marmet terhadap pengeluaran ASI pada ibu post
partum. Hasil penelitian ini telah menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh teknik marmet
terhadap pengeluaran ASI pada ibu post partum.
Tabel 1. Pengaruh teknik marmet terhadap pengeluaran ASI
98 | Prosiding
Pengeluaran
ASI
N
Mean
Std.
Deviation
P
Value
Sebelum
Sesudah
30
30
2,00
1,20
0,000
0,407
0,000
Gambar 2. Diagram sebelum dan sesudah dilakukan teknik marmet
Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi
yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik,
saraf dan berbagai hormon. Pengeluaran ASI yang
tidak lancar ini dapat distimulasi dengan
pemberian teknik marmet (Soetjiningsih, 2012).
Teknik marmet merupakan suatu teknik
yang digunakan untuk mengeluarkan ASI.
Teknik ini memberikan efek relaks dan juga
mengaktifkan kembali reflex keluarnya air
susu/milk ejection refleks (MER) sehingga air
susu mulai menetes. Dengan diaktifkannya MER
maka ASI akan sering menyemprot keluar dengan
sendirinya (Martha & William, 2007).
Teknik marmet terhadap pengeluaran ASI
merupakan suatu cara untuk memperlancar
pengeluaran ASI yang efektif, efisien, lebih
nyaman, aman, dan mudah dilakukan. Memerah
dengan menggunakan tangan dan jari mempunyai
keuntungan selain tekanan negative dapat diatur,
lebih praktis dan ekonomis karena cukup mencuci
tangan dan jari sebelum memerah asi. Penelitian
ini membukikan bahwa ada pengaruh teknik
marmet terhadap pengeluaran ASI.
Hasil penelitian ini selaras dengan yang
disampaikan oleh Raden Roro Maria Ulfah (2013)
yang berjudul “Efektivitas Pemberian Teknik
Marmet Terhadap Pengeluaran Asi Pada Ibu
Menyusui 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Arjasa
Kabupaten
Jember”,
berdasarkan
penelitiannya yang menunjukkan bahwa pada
kelompok perlakuan sebelum diberikan teknik
marmet pengeluaran ASI tidak lancar sebanyak 8
responden (53,3%) dan pengeluaran ASI lancar
sebanyak 7 responden (46,7%). Sedangkan setelah
pemberian teknik marmet, didapatkan bahwa
seluruh responden sejumlah 15 responden, pada
kelompok perlakuan pengeluaran ASI lancar.
Kesimpulannya adalah pemberian teknik marmet
pada ibu postpartum efektif terhadap kelancaran
pengeluaran ASI.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh
penelitian (Debby, 2014) pengaruh teknik marmet
terhadap produksi ASI pada ibu nifas di RSUD Dr.
Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto hasil
penelitian ini didapatkan pada kelompok
perlakukan sebagian besar produksi ASI lancar
yaitu 19 responden (86%), sedangkan kelompok
kontrol sebagian besar mengalami produksi
ASInya tidak lancar sebanyak 12 responden
(54,5%) dengan kemaknaan =α 0,05 nilai
signifikan P Value = 0,005 oleh karena nilai P =
0,005 < α = 0,05 yang artinya ada pengaruh teknik
marmet terhadap produksi ASI pada ibu nifas di
RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota
Mojokerto.
5.
KESIMPULAN
Pengeluaran ASI pada ibu post Partum
sebelum dilakukan teknik marmet sebagian besar
adalah tidak lancar. Pengeluaran ASI pada ibu post
99 | Prosiding
Partum sesudah dilakukan teknik marmet sebagian
besar adalah lancar. Ada pengaruh teknik marmet
terhadap pengeluaran asi pada ibu post partum di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Kedungmundu
Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
Sampel 30 responden, penelitian ini
menunjukkan sebelum dilakukan teknik marmet
ada 30 orang (100%) ASI tidak lancar. Jumlah
responden sesudah dilakukan teknik marmet
sebanyak 24 orang (80%) ASI lancar, dan 6 orang
(20%) ASI tidak lancar, dengan menggunakan Uji
statistik wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan
ada pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan
teknik marmet dengan hasil P Value 0,000 < α
(0,05). Ada pengaruh teknik marmet terhadap
pengeluaran asi pada ibu post partum di wilayah
kerja puskesmas kedungmundu.
6.
REFERENSI
1) Biancuzzo, M. 2003. Breastfeeding the
newborn: Clinical strategies for nurses.
St. Louis: Mosby.
100 | Prosiding
2) Lawrence, R. A. 2004. Breastfeeding: A
guide for the medical profession. St.
Louis: CV. Mosby.
3) Maryunani, Anik. 2012. Inisiasi Menyusu
Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen
Laktasi. Jakarta: CV. Trans Info Media.
4) Ningsih, Debby Isprayuluh. 2014.
Pengaruh Teknik Marmet Terhadap
Produksi ASI Pada Ibu Nifas Di RSUD
Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota
Mojokerto. Skripsi. Surabaya: RSUD Dr.
Wahidin Sudiro
5) Soetjiningsih. 2012. ASI: Petunjuk untuk
tenaga kesehatan. Jakarta: EGC
6) Suryoprajogo, N. 2009. Keajaiban
menyusui. Edisi 1. Yogyakarta: Keyword.
7) Ulfah, Raden Roro Maria. 2013.
Efektivitas Pemberian Teknik Marmet
Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu
Menyusui 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember.
Jember : Universitas Jember.
Download