ANALISIS PENGUASAAN KONSEP MAHASISWA

advertisement
191
ANALISIS PENGUASAAN KONSEP MAHASISWA
PRODI FISIKA FMIPA UNIMED PADA MATERI VEKTOR
Winsyahputra Ritonga
Abstrak
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode ini dipilih untuk mencapai tujuan
penelitian yaitu mendeskripsikan analisis penguasaan konsep dan miskonsepsi mahasiswa
pada topik vektor setelah mengikuti mengikuti perkuliahan mata kuliah gelombang. Subjek
penelitian sebanyak 46 orang mahasiswa program studi fisika semester III pada Fakultas
MIPA Universitas Negeri Medan tahun akademik 2014-2015. Data penelitian dikumpulkan
melalui instrumen tes essay sebanyak 5 soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,52%
mahasiswa yang memiliki penguasaan konsep vektor dengan sangat baik, sebesar 8,70 %
mahasiswa yang memiliki penguasaan konsep vektor dengan baik dan 34,78 % mahasiswa
yang memiliki penguasaan konsep vektor dengan cukup baik. Dari hasil penelitian
diperoleh informasi bahwa 95,65 % mahasiswa telah menguasi tentang konsep
penjumlahan dua vektor, 93,48 % mahasiswa telah menguasi tentang konsep perkalian titik
dua vektor, 84,78 % mahasiswa telah menguasi tentang konsep arah resultan perkalian titik
dua vektor, 82,61 % mahasiswa telah menguasi tentang konsep perkalian silang dua
vektor. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini antara lain 1) Pemahaman
mahasiswa terhadap konsep vektor sudah baik, 2) Letak kesalahan mahasiswa dalam
menyelesaikan permasalahan vektor sebagian besar terletak pada kesalahan tentang konsep
penentuan arah resultan dari perkalian vektor. Baik itu perkalian titik maupun perkalian
silang dua buah vektor.
Kata kunci: Penguasaan Konsep, Vektor
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan
perkembangan kajian ilmu Fisika. Dengan
dan teknologi dewasa ini sangat pesat.
memanfaatkan teori, hukum, prinsip dan
Perkembangan iptek ini pada hakekatnya
kajian fisika, manusia dapat menjelaskan
untuk
dan
dan mendefinisikan berbagai gejala alam,
kebutuhan kehidupan manusia. Berbagai
bahkan dapat memperkirakan gejala alam
komponen sederhana maupun elektronik
yang akan terjadi. Sebagai contoh, masalah
telah
perahu yang akan menyeberangi sungai.
menjawab
perkembangan
berhasil
memudahkan
dirancang
pekerjaan
untuk
manusia.
Jika air sungai
tenang,
dan
arusnya
Penemuan dan keberhasilan yang diraih
berjalan lambat, perahu dapat dengan
manusia, tidak lepas atau bahkan sangat
mudah menyeberangi sungai. Tetapi, jika
bergantung
arusnya deras, maka perahu akan hanyut.
dari
keberadaan
ilmu
pengetahuan.
Sepintas, masalah ini adalah masalah yang
Perkembangan iptek secara tidak
langsung
sangat
dipengaruhi
oleh
sepele. Namun, dengan fisika, hal ini dapat
ditelaah, dan menjadi dasar pemikiran
Winstahputra Ritonga adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas negeri Medan
pemecahan
masalah-masalah
lainnya
memiliki
(Rahgunastra, 2012).
Dengan
besar
(Kamajaya,2007:50).
menerapkan
konsep
dan
arah
Perbedaan
dua
besaran di atas secara sederhana dapat
vektor, penyelesaian permasalahan fisika
diimplementasikan
di atas akan sangat mudah dipahami.
sehari-hari. Misalnya,
Kamajaya (2007:50) menyatakan bahwa
batang kayu adalah 5 m. Hal ini tentunya
vektor merupakan besaran yang memiliki
sudah
besar
dapat
tentang besi. Tidak perlu lagi mengetahui
memecahkan
arah untuk mengetahui panjang batang
masalah seperti masalah perahu di atas.
kayu. Panjang cukup dinyatakan dengan
Jika dimisalkan posisi perahu semula
angka dan satuan. Besaran inilah yang
adalah A, dan tujuannya adalah B, perahu
dimaksud dengan besaran skalar. Berbeda
yang semula arahnya dari A ke B akan tiba
halnya dengan contoh berikut ini. Sepeda
di
motor berubah posisi sejauh 2 kilometer.
dan
arah.
menyederhanakan
seberang
Vektor
dan
sungai
tidak
di
tujuan
cukup
dalam
kehidupan
panjang sebuah
menggambarkan
sebenarnya, misalnya C. Akan tetapi,
Pernyataan
dengan mengerti vektor, dapat ditemukan
menjelaskan perubahan posisi dari sepeda
solusi agar perahu tetap tiba di B, yakni
motor.
dengan mengarahkan perahu ke hulu untuk
berubah posisi akan menjadi pertanyaan
mengimbangi
beriktunya.
merupakan
aliran
sungai.
pengetahuan
yang
Vektor
ini
Kemana
belum
cukup
apapun
sepeda
motor
untuk
akan
sangat
Materi selanjutnya dalam konsep
penting, dan banyak diaplikasikan dalam
vektor adalah berkaitan dengan vektor
kehidupan sehari-hari (Rahgunastra, 2012).
komponen dan vektor satuan. Setiap vektor
Beberapa konsep vektor yang
dapat
diuraikan
menjadi
vektor
dipelajari dalam silabus prodi fisika antara
yang saling tegak
lain perbedaan vektor komponen dan
2002:77). Pada koordinat kartesian, vektor
vektor satuan, menentukan vektor resultan,
dapat diuraikan ke arah sumbu x, sumbu y
menentukan
vektor.
dan sumbu z jika 3 dimensi. Vektor-vektor
Pembelajaran teori vektor selalu diawali
hasil penguraian inilah yang disebut
dengan mendiskusi tentang perbedaan
dengan vektor komponen. Vektor yang
besaran skalar dan besaran vektor. Besaran
terletak di sumbu x, disebut dengan vektor
Skalar adalah besaran yang memiliki besar
komponen sumbu x, dan vektor yang
namun tidak memiliki arah. Sedangkan
terletak di sumbu y disebut dengan vektor
besaran Vektor merupakan besaran yang
komponen sumbu y. Besar dari vektor
hasil
kali
192
lurus
2
(Kanginan,
komponen
tergntung
dari
vektor
Materi juga akan dibahas tentang arah
bersangkutan,
tetapi
arahnya
selalu
resultannya. Dalam mempelajari konsep
diketahui
konstan.
Vektor satuan
perkalian vektor diperkuliah ketelitian dan
(unit vector) adalah vektor yang besarnya
keuletan. Perkalian vektor ada 2 jenis,
satu satuan (Istiyono, 2004:32). Vektor
yaitu perkalian silang (cross product) dan
satuan berfungsi untuk menyatakan arah
perkalian
dari vektor dalam ruang, dimana vektor
perkalian silang Hasil perkalian silang
satuan arahnya sejajar sumbu koordinat,
vektor A dan vektor B menghasikan vektor
dan pertambahannya juga sejajar sumbu
C (Kamajaya, 2007:62). Vektor C yang
koordinat. Dalam koordinat kartesian xyz,
dihasilkkan selalu tegak lurus bidang yang
vektor
dilambangkan
dibentuk oleh vektor A dan vektor B,
dengan vektor satuan i untuk sumbu x
sehingga vektor C tegak lurus dengan
positif, vektor satuan j untuk sumbu y
vektor A dan juga dengan vektor C. Arah
positif
vektor
dan
satuan
dan
biasanya
vektor
satuan k, untuk
3
dimensi.
titik
C
(dot
adalah
produk).
Dalam
mengikuti putaran
sekrup , dimana jika A diputar ke arah B,
Menentukan vektor resultan dari
maka hasil kali vektornya ke arah atas.
penjumlahan dua buah vektor merupakan
Sebaliknya, jika B diputar ke arah A, atau
materi selanjutnya dalam konsep vektor.
B x A,maka hasil kali vektornya – C ke
Untuk
resultan,
arah bawah. Jadi hasil dan arah dari
terdapat 2 metode, yakni metode grafis dan
perkalian vektor A x B dengan B x A tidak
metode analitis. Metode grafis dapat dibagi
sama.
menentukan
vektor
menjadi 3 metode yakni metode segitiga,
Dalam
pembelajaran
fisika,
metode jajar genjang dan metode polygon.
konsep vektor merupakan kemampuan
Metode analitis juga dapat dibagi menjadi
prasyarat untuk mengikuti perkuliahan
3, yakni metode sinus, metode kosinus dan
beberapa mata kuliah yang lain. Hal ini
metode vektor komponen. Metode vektor
disebabkan banyak konsep fisika dalam
yang lazim digunakan adalah metode jajar
bidang kajian lain bisa dipahami apabila
genjang untuk menentukan resultan 2 buah
telah menguasi konsep vektor. Untuk itu
vektor dan metode vektor komponen untuk
perlu
menentukan resultan banyak vektor.
pemahaman konsep mahasiswa terhadap
Perkalian
Vektor
dilakukan
penelitian
tentang
merupakan
konsep vektor sebagai masukan dalam
materi selanjutnya dalam konsep vektor.
memperbaiki perkuliahan konsep vektor.
193
METODE PENELITIAN
Penelitian
metode
deskriptif.
deskriptif
adalah
ini
menggunakan
Metode
salah
adalah tes tertulis (tes diagnostik) berupa
penelitian
soal
metode
berkaitan dengan konsep vektor yaitu
penelitan yang banyak digunakan pada
penjumlahan vektor, perkalian vektor dan
penelitian
untuk
arah resultan perkalian vektor. Penskoran
menjelaskan suatu kejadian. Seperti yang
tes essai dilakukan dengan metode analisa
dikemukakan
yang
satu
tes essay sebanyak 5 soal. Materi
bertujuan
oleh
Sugiyono
(2011)
dimana
adalah
sebuah
beberapa elemen yang terpisah dan untuk
“penelitian
desktiptif
penelitian
yang
bertujuan
untuk
atau
menjabarkan
suatu
memberikan
jawaban
dianalisa
menjadi
tiap item ditetapkan skor tertentu.
Jawaban
mahasiswa
akan
keadaan atau fenomena yang terjadi saat
dianalisis dan dikelompokkan berdasarkan
ini dengan menggunakan prosedur ilmiah
skor
untuk menjawab masalah secara aktual”.
diskor dengan menggunakan pedoman
Sedangkan,
(2006)
penskoran yang dimodifikasi berdasarkan
penelitian
tahapan-tahapan pemecahan masalah yang
deskriptif adalah sebuah metode yang
ditemukan oleh Dianne M. Bunce dan
berusaha
Heikkeinen (dalam Tanjung, 2003). Skor
menyatakan
Sukmadinata
bahwa
metode
mendeskripsikan,
menginterpretasikan
sesuatu,
misalnya
yang
diperolehnya.
Jawabannya
maksimum tiap soal adalah 20.
kondisi atau hubungan yang ada, pendapat
Tingkat
penguasaan
yang berkembang, proses yang sedang
mahasiswa
berlangsung, akibat atau efek yang terjadi
berdasarkan konsep penilaian yang berlaku
atau tentang kecenderungan yang sedang
di Unimed. Tingkat dengan baik jika
berlangsung.
mahasiswa memperoleh nilai diatas 80 (B).
Penelitian
dilaksanakan
pada
Pengelompokan
akan
konsep
dikelompokkan
nilai
mahasiswa
mahasiswa Program Studi Fisika semester
dikelompokkan seperti tabel berikut:
III Fakultas MIPA Universitas Negeri
Tabel 1. Pengelompokan nilai mahasiswa
No
Rentang Nilai
Huruf
1
90 - 100
A
2
80 - 89
B
3
70 - 79
C
4
0 - 69
E
Keterangan:
A = Sangat Kompeten
B = Kompeten
C = Cukup Kompeten
D = Tidak Kompeten
Medan tahun akademik 2014-2015 sesudah
mengikuti mata kuliah gelombang materi
vektor dengan jumlah subjek sebesar 46
mahasiswa.
Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data pada penelitian ini
194
% Kesalahan
0
1 – 25
26 – 49
50
51 – 75
76 – 99
100
Data yang diperoleh dari hasil tes
dianalisa secara kuantitatif, kemudiaan
menafsirkan
jawaban
yang
dilakukan
mahasiswa. Hubungan antara persentase
kesalahan dengan tafsiran dinyatakan pada
Tafsiran
Tidak
Sebagian kecil
Hampir separuh
separuhnya
Sebagian besar
Hampir seluruhnya
Seluruhnya
tabel 2 dibawah ini (Subino, 1987).
Tabel 2. Tafsiran persentase kesalahan
HASIL DAN PEMBAHASAN
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
Hasil yang diperoleh dari penelitian
adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Rata-rata nilai hasil belajar
mahasiswa pada materi vektor
No
Nomor Soal/Nilai
Jumlah
Kod
1
2
3 4 5
A
H
e
1
20 20 20 10 20
90 A
2
20 10 20 20 0
70 C
3
20 20 15 15 0
70 C
4
20 20 10 20 0
70 C
5
20 20 20 15 20
95 A
6
20 20 10 10 10
70 C
7
20 20 20 10 20
90 A
8
20 20 20 20 20
100 A
9
20 20 20 20 20
100 A
10
20 20 20 10 5
75 C
11
20 20 15 20 20
95 A
12
20 20 20 10 20
90 A
13
20 10 20 20 0
70 C
14
20 20 20 20 20
100 A
15
20 20 10 20 0
70 C
16
20 20 20 10 0
70 C
17
20 20 20 20 20
100 A
18
20 20 20 20 20
100 A
19
25 25 25 15 10
100 A
20
20 20 20 20 20
100 A
21
20 20 20 20 20
100 A
22
20 10 20 20 0
70 C
23
5 20 20 20 10
75 C
24
20 20 20 10 0
70 C
25
20 20 20 20 20
100 A
26
20 20 20 20 20
100 A
27
20 20 20 20 20
100 A
20 20 20
0 20 20
20 20 10
20 20 20
20 20 20
20 20 20
20 20 20
20 20 10
20 20 10
20 20 10
20 20 20
20 20 20
20 20 20
20 20 15
20 20 20
20 20 0
20 20 15
20 20 15
20 20 20
JUMLAH
RERATA
20
20
20
20
20
20
20
0
20
20
20
20
0
20
20
20
0
15
0
20
20
20
20
20
20
20
20
0
0
20
20
20
0
20
20
20
20
20
100
80
90
100
100
100
100
70
70
70
100
100
80
75
100
80
75
90
80
4000
86,96
A
B
A
A
A
A
A
C
C
C
A
A
B
C
A
B
C
A
B
Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat
bahwa rata-rata nilai capaian mahasiswa
prodi fisika pada materi vektor adalah
86,96. Nilai ini dikategorikan Kompeten
(Baik). nilai ini menunjukkan secara umum
mahasiswa prodi fisika Unimed telah
menguasi konsep-konsep vektor dengan
baik.
195
Dari data diatas terlihat bahwa
sebagian
besar
memperoleh
nilai
mahasiswa
diatas
menguasai dengan baik materi vektor.
telah
80.
Tetapi dari tabel 2 diatas juga diperoleh
Ini
informasi,
masih
terdapat
16
orang
menunjukkan bahwa sebahagian besar
mahasiswa (34,78) yang memperoleh nilai
mahasiswa telah menguasi konsep vektor.
C (nilai 70-79) dalam kategori cukup
Hasil yang diperoleh mahasiswa tentunya
kompeten.
sudah cukup menggembirakan. Tetapi dari
Untuk
meninjau
tingkat
data diatas diperoleh informasi masih
pemahaman mahasiswa terhadap materi
terdapat
vektor
beberapa
mahasiswa
yang
dianalisis
dengan
melihat
memperoleh nilai minimal lulus yaitu 70
kemampuan mahasiswa untuk setiap butir
(C). Ini tentunya akan menjadi perhatian
soal.
dalam perkuliahan selanjutnya.
untuk setiap butir soal digambarkan pada
Gambaran nilai diatas merupakan
Tingkat
kemampuan
mahasiswa
tebel berikut.
rata-rata dari keseluruhan nilai mahasiswa.
Tabel 3. Persentase kemampuan
mahasiswa berdasarkan soal.
Jawaban
No.
Soal
% Benar % Salah
1
95,65
4,35
2
93,48
6,52
3
84,78
15,22
4
82,61
17,39
5
71,74
28,26
Secara khusus, dibawah ini disajikan tabel
rekapitulasi
hasil
belajar
mahasiswa
tentang materi vektor sebagai berikut.
Tabel 2. Rekapitulasi nilai mahasiswa pada
materi vektor
Nilai
Jumlah Persentase
Rentang Huruf
90 – 100
A
26
56,52
80 – 89
B
4
8,70
70 – 79
C
16
34,78
0 – 69
D
0
0
Jumlah
46
100
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat
dianaliasis hasil belajar siswa berdasarkan
masing-masing soal sebagai berikut.
1.
Berdasarkan tabel 2 diatas terlihat
nilai
A
(nilai
≥
data diatas terlihat bahwa 95,65 %
menjawab dengan benar permasalah
90). Kedua kelompok nilai ini merupakan
Hal
merupakan
pada sumbu x, y, dan z. Berdasarkan
(8,70 %) memperoleh nilai B (nilai 80 –
kompeten/baik.
1
penjumlahan dua buah vektor posisi
90).
Selanjutnya terdapat 4 orang mahasiswa
kategori
nomor
permasalahan yang berkaitan dengan
bahwa 26 orang mahasiswa (56,52 %)
memperoleh
Soal
ini.
ini
Sementara
mahasiswa
menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa
yang
terdapat
4,35
menjawab
%
salah
permasalahan ini. Sebagaian besar
prodi pendidikan fisika (65,22%) telah
196
2.
kesalahan mahasiswa terletak pada
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa
kesalahan melihat tanda + (positif)
84,78 % mahasiswa menjawab dengan
atau tanda – (negatif) pada vektor
benar
posisi, sehingga hasil akhir menjadi
terdapat 15,22 % mahasiswa yang
salah.
diatas
menjawab salah permasalahan ini.
diperoleh informasi bahwa hampir
Sebagaian besar kesalahan mahasiswa
seluruhnya
mampu
terletak pada kesalahan menentukan
menjawab permasalahan penjumlahan
besar vektor posisi, sehingga hasil
dua buah vektor.
akhir menjadi salah. Berdasarkan data
Soal
Berdasarkan
mahasiswa
nomor
2
merupakan
diatas
diperoleh
ini.
Sementara
informasi
bahwa
permasalahan tentang perkalian titik
hampir seluruhnya mahasiswa mampu
(dot) dari dua buah vektor posisi pada
menjawab permasalahan penjumlahan
sumbu x, y, dan z. Berdasarkan data
dua buah vektor.
diatas
terlihat
bahwa
93,48
%
4.
Soal
nomor
4
merupakan
menjawab dengan benar permasalah
permasalahan tentang perkalian silang
ini.
%
(cross) dari dua buah vektor posisi
salah
pada sumbu x, y, dan z. Berdasarkan
permasalahan ini. Sebagaian besar
data diatas terlihat bahwa 82,61 %
kesalahan mahasiswa terletak pada
menjawab dengan benar permasalah
kesalahan pada konsep perkalian titik
ini. Sementara terdapat 17,39 %
vektor. Mahasiswa masih memberikan
mahasiswa
jawaban dalam bentuk vektor. Padahal
permasalahan ini. Sebagaian besar
pada konsep perkalian titik vektor,
kesalahan mahasiswa terletak pada
hasil dari perkalian titik dari kedua
kesalahan
vektor adalah skalar. Berdasarkan data
silang
diatas
memberikan
Sementara
mahasiswa
3.
data
permasalah
yang
diperoleh
terdapat
6,52
menjawab
informasi
bahwa
yang
pada
vektor.
menjawab
konsep
perkalian
Mahasiswa
jawaban
salah
yang
masih
sama
hampir seluruhnya mahasiswa mampu
seperti perkalian titik vektor. Padahal
menjawab permasalahan penjumlahan
pada konsep perkalian silang, hasil
dua buah vektor.
dari perkalian silang dari kedua vektor
Soal
nomor
3
merupakan
adalah vektor. Berdasarkan data diatas
permasalahan yang berkaitan dengan
diperoleh informasi bahwa hampir
arah resultan dari dua buah vektor
seluruhnya
posisi pada sumbu x, y, dan z.
197
mahasiswa
mampu
5.
menjawab permasalahan penjumlahan
menguasai konsep perkalian titil dua
dua buah vektor.
vektor.
Soal
nomor
5
merupakan
Persentase
tingkat
penguasaan
permasalahan tentang arah resultan
mahasiswa terhadap konsep vektor sangat
dari perkalian silang (cross) dari dua
berkaitan dengan tingkat kesukaran materi
buah vektor posisi pada sumbu x, y,
perkuliahan. Materi
dan z. Berdasarkan data diatas terlihat
vektor tergolong materi yang masih mudah
bahwa 71,74 % menjawab dengan
dipahami mahasiswa. Sedangkan materi
benar
tentang
permasalah
ini.
Sementara
perkalian
penjumlahan dua
silang
dua
vektor
terdapat 28,26 % mahasiswa yang
termasuk materi yang sulit dipahami pada
menjawab salah permasalahan ini.
perkuliahan vektor.
Sebagaian besar kesalahan mahasiswa
Letak kesalahan mahasiswa dalam
terletak pada konsep arah resultan dari
menyelesaikan permasalah vektor sangat
perkalian silang dua buah vektor.
bervariasi. Dalam penyelesaian masalah
Berdasarkan data diatas diperoleh
penjumlahan vektor, kesalahan mahasiswa
informasi
besar
terletak pada kekurang telitian mahasiswa
menjawab
dalam melihat tanda plus (+) atau minus (-)
bahwa
mahasiswa
sebagian
mampu
permasalahan penjumlahan dua buah
dari
vektor.
penyelesaian perkalian titik dua vektor,
Dari
hasil
penelitian
terlihat
nilai
kesalahan
vektor.
Sementara
mahasiswa
terletak
pada
pada
bahwa hampir seluruhnya mahasiswa bisa
pemahaman konsep perkalian titik vektor,
menyelesaikan
dimana
masalah
tentang
mahasiswa
menuliskan
hasil
penjumlahan dua buah vektor. Persentase
perkalian titik dua vektor dalam bentuk
mahasiswa
tentang
besaran vektor. Padahal seharusnya hasil
perkalian titik dua vektor lebih kecil jika
perkalian titik dua vektor merupakan
dibandingkan
besaran
yang
menguasai
dengan
persentase
skalar.
Berkaitan
dengan
mahasiswa yang menguasi penjumlahan
penentuan arah resultan hasil perkalian dua
dua vektor. Demikian halnya persentase
vektor, letak kesalahan mahasiswa terletak
mahasiswa
pada
yang
menguasai
konsep
masih
perkalian silang dua vektor lebih kecil jika
mahasiswa
dibandingkan persentase mahasiswa yang
penyelesaiannya.
198
lemahnya
pemahaman
terhadap
konsep
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang diperoleh dari
harus digunakan dalam menjawab
penelitian ini adalah sebagai berikut:
permasalahan yang diajukan dengan
1. Pemahaman
banyak memberikan latihan mengenai
mahasiswa
terhadap
konsep vektor sudah baik. Hal ini
pemecahan
terlihat
dari
Selain
itu,
penelitian
yang
Temuan miskonsepsi pada konsep
rata-rata
nilai
vektor menjadi rekomendasi dalam
capaian mahasiswa sebesar 86,96 yang
memilih strategi yang tepat untuk
masuk pada kategori kompeten (Baik).
mengatasinya pada saat perkuliahan.
menunjukkan
2. Letak
hasil
masalah.
bahwa
kesalahan
menyelesaikan
mahasiswa
permaslahan
dalam
2. Pada dasarnya, konsep vektor sangat
vektor
berguna
dalam
sebagian besar terletak pada kesalahan
kehidupan
tentang konsep penentuan arah resultan
terkadang
dari perkalian vektor. Baik itu perkalian
memahami
titik maupun perkalian silang dua buah
mempelajari
vektor.
menganggap
Berdasarkan
sehari-hari.
peserta
Tetapi
didik
tidak
makna
mengapa
vektor
sehingga
mempelajarinya
dan
merupakan sebuah kesia-siaan. Untuk
pembahasan penelitian serta kesimpulan
itu bagi pengajar fisika diharapkan
yang diperoleh, maka disarankan beberapa
memberikan
hal sebagai berikut:
peserta
1. Kepada pengajar materi vektor, untuk
belajar konsep vektor. Selain itu juga
melihat
tingkat
hasil
implementasi
pemahaman
didik
pemahaman
tentang
kepada
pentingnya
diperlukan penerapan pembelajaran
mahasiswa terhadap konsep vektor,
konstekstual
diharapkan hendaknya melihat proses
menjelaskan bagaimana aplikasi dari
perhitungannya dan konsep apa yang
vektor ini dalam kehidupan manusia.
199
sehingga
bisa
DAFTAR PUSTAKA
Halliday, D, Resnick, R, & Walker, J.
(2011) Prinsciples of Physics, 9th
Edition. New York : John Wiley &
Sons.
Teori Tes dan Pengukuran, Jakarta,
Depdikbud.
Istiyono, Edi (2004). Fisika untuk SMA
Kelas X. Jakarta : Intan Pariwara
Sugiyono.(2006).
Metode
Penelitian
Pendidikan.
Pendekatan
Kuantitattif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Kanginan, Marthen. (2002). Fisika untuk
SMA Kelas X. Jakarta : Penerbit
Erlangga
Sukmadinata, Syaodih Nana. (2006).
Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Kamajaya
(2007).
Cerdas
Belajar
Fisika.Bandung : Grafindo Media
Pratama
Tanjung R. (2003). Diagnosis kesalahan
Siswa SMU dalam Memecahkan
Soal-Soal Fluida Tak Bergerak
dengan Pendekatan Pemecahan
Masalah di SMUN 1 Medan,
Laporan
Penelitian
FMIPA
Unimed,
tidak
diterbitkan.
Rahgunastra
I
Nyoman,
(2012)
http://www.sharinganswers.blogspo
t.com.
Subino, (1987), Konstruksi dan Analisis
Tes : Suatu Pengantar Kepada
200
Download