191 ANALISIS PENGUASAAN KONSEP MAHASISWA PRODI FISIKA FMIPA UNIMED PADA MATERI VEKTOR Winsyahputra Ritonga Abstrak Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode ini dipilih untuk mencapai tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan analisis penguasaan konsep dan miskonsepsi mahasiswa pada topik vektor setelah mengikuti mengikuti perkuliahan mata kuliah gelombang. Subjek penelitian sebanyak 46 orang mahasiswa program studi fisika semester III pada Fakultas MIPA Universitas Negeri Medan tahun akademik 2014-2015. Data penelitian dikumpulkan melalui instrumen tes essay sebanyak 5 soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,52% mahasiswa yang memiliki penguasaan konsep vektor dengan sangat baik, sebesar 8,70 % mahasiswa yang memiliki penguasaan konsep vektor dengan baik dan 34,78 % mahasiswa yang memiliki penguasaan konsep vektor dengan cukup baik. Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa 95,65 % mahasiswa telah menguasi tentang konsep penjumlahan dua vektor, 93,48 % mahasiswa telah menguasi tentang konsep perkalian titik dua vektor, 84,78 % mahasiswa telah menguasi tentang konsep arah resultan perkalian titik dua vektor, 82,61 % mahasiswa telah menguasi tentang konsep perkalian silang dua vektor. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini antara lain 1) Pemahaman mahasiswa terhadap konsep vektor sudah baik, 2) Letak kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan vektor sebagian besar terletak pada kesalahan tentang konsep penentuan arah resultan dari perkalian vektor. Baik itu perkalian titik maupun perkalian silang dua buah vektor. Kata kunci: Penguasaan Konsep, Vektor PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan perkembangan kajian ilmu Fisika. Dengan dan teknologi dewasa ini sangat pesat. memanfaatkan teori, hukum, prinsip dan Perkembangan iptek ini pada hakekatnya kajian fisika, manusia dapat menjelaskan untuk dan dan mendefinisikan berbagai gejala alam, kebutuhan kehidupan manusia. Berbagai bahkan dapat memperkirakan gejala alam komponen sederhana maupun elektronik yang akan terjadi. Sebagai contoh, masalah telah perahu yang akan menyeberangi sungai. menjawab perkembangan berhasil memudahkan dirancang pekerjaan untuk manusia. Jika air sungai tenang, dan arusnya Penemuan dan keberhasilan yang diraih berjalan lambat, perahu dapat dengan manusia, tidak lepas atau bahkan sangat mudah menyeberangi sungai. Tetapi, jika bergantung arusnya deras, maka perahu akan hanyut. dari keberadaan ilmu pengetahuan. Sepintas, masalah ini adalah masalah yang Perkembangan iptek secara tidak langsung sangat dipengaruhi oleh sepele. Namun, dengan fisika, hal ini dapat ditelaah, dan menjadi dasar pemikiran Winstahputra Ritonga adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas negeri Medan pemecahan masalah-masalah lainnya memiliki (Rahgunastra, 2012). Dengan besar (Kamajaya,2007:50). menerapkan konsep dan arah Perbedaan dua besaran di atas secara sederhana dapat vektor, penyelesaian permasalahan fisika diimplementasikan di atas akan sangat mudah dipahami. sehari-hari. Misalnya, Kamajaya (2007:50) menyatakan bahwa batang kayu adalah 5 m. Hal ini tentunya vektor merupakan besaran yang memiliki sudah besar dapat tentang besi. Tidak perlu lagi mengetahui memecahkan arah untuk mengetahui panjang batang masalah seperti masalah perahu di atas. kayu. Panjang cukup dinyatakan dengan Jika dimisalkan posisi perahu semula angka dan satuan. Besaran inilah yang adalah A, dan tujuannya adalah B, perahu dimaksud dengan besaran skalar. Berbeda yang semula arahnya dari A ke B akan tiba halnya dengan contoh berikut ini. Sepeda di motor berubah posisi sejauh 2 kilometer. dan arah. menyederhanakan seberang Vektor dan sungai tidak di tujuan cukup dalam kehidupan panjang sebuah menggambarkan sebenarnya, misalnya C. Akan tetapi, Pernyataan dengan mengerti vektor, dapat ditemukan menjelaskan perubahan posisi dari sepeda solusi agar perahu tetap tiba di B, yakni motor. dengan mengarahkan perahu ke hulu untuk berubah posisi akan menjadi pertanyaan mengimbangi beriktunya. merupakan aliran sungai. pengetahuan yang Vektor ini Kemana belum cukup apapun sepeda motor untuk akan sangat Materi selanjutnya dalam konsep penting, dan banyak diaplikasikan dalam vektor adalah berkaitan dengan vektor kehidupan sehari-hari (Rahgunastra, 2012). komponen dan vektor satuan. Setiap vektor Beberapa konsep vektor yang dapat diuraikan menjadi vektor dipelajari dalam silabus prodi fisika antara yang saling tegak lain perbedaan vektor komponen dan 2002:77). Pada koordinat kartesian, vektor vektor satuan, menentukan vektor resultan, dapat diuraikan ke arah sumbu x, sumbu y menentukan vektor. dan sumbu z jika 3 dimensi. Vektor-vektor Pembelajaran teori vektor selalu diawali hasil penguraian inilah yang disebut dengan mendiskusi tentang perbedaan dengan vektor komponen. Vektor yang besaran skalar dan besaran vektor. Besaran terletak di sumbu x, disebut dengan vektor Skalar adalah besaran yang memiliki besar komponen sumbu x, dan vektor yang namun tidak memiliki arah. Sedangkan terletak di sumbu y disebut dengan vektor besaran Vektor merupakan besaran yang komponen sumbu y. Besar dari vektor hasil kali 192 lurus 2 (Kanginan, komponen tergntung dari vektor Materi juga akan dibahas tentang arah bersangkutan, tetapi arahnya selalu resultannya. Dalam mempelajari konsep diketahui konstan. Vektor satuan perkalian vektor diperkuliah ketelitian dan (unit vector) adalah vektor yang besarnya keuletan. Perkalian vektor ada 2 jenis, satu satuan (Istiyono, 2004:32). Vektor yaitu perkalian silang (cross product) dan satuan berfungsi untuk menyatakan arah perkalian dari vektor dalam ruang, dimana vektor perkalian silang Hasil perkalian silang satuan arahnya sejajar sumbu koordinat, vektor A dan vektor B menghasikan vektor dan pertambahannya juga sejajar sumbu C (Kamajaya, 2007:62). Vektor C yang koordinat. Dalam koordinat kartesian xyz, dihasilkkan selalu tegak lurus bidang yang vektor dilambangkan dibentuk oleh vektor A dan vektor B, dengan vektor satuan i untuk sumbu x sehingga vektor C tegak lurus dengan positif, vektor satuan j untuk sumbu y vektor A dan juga dengan vektor C. Arah positif vektor dan satuan dan biasanya vektor satuan k, untuk 3 dimensi. titik C (dot adalah produk). Dalam mengikuti putaran sekrup , dimana jika A diputar ke arah B, Menentukan vektor resultan dari maka hasil kali vektornya ke arah atas. penjumlahan dua buah vektor merupakan Sebaliknya, jika B diputar ke arah A, atau materi selanjutnya dalam konsep vektor. B x A,maka hasil kali vektornya – C ke Untuk resultan, arah bawah. Jadi hasil dan arah dari terdapat 2 metode, yakni metode grafis dan perkalian vektor A x B dengan B x A tidak metode analitis. Metode grafis dapat dibagi sama. menentukan vektor menjadi 3 metode yakni metode segitiga, Dalam pembelajaran fisika, metode jajar genjang dan metode polygon. konsep vektor merupakan kemampuan Metode analitis juga dapat dibagi menjadi prasyarat untuk mengikuti perkuliahan 3, yakni metode sinus, metode kosinus dan beberapa mata kuliah yang lain. Hal ini metode vektor komponen. Metode vektor disebabkan banyak konsep fisika dalam yang lazim digunakan adalah metode jajar bidang kajian lain bisa dipahami apabila genjang untuk menentukan resultan 2 buah telah menguasi konsep vektor. Untuk itu vektor dan metode vektor komponen untuk perlu menentukan resultan banyak vektor. pemahaman konsep mahasiswa terhadap Perkalian Vektor dilakukan penelitian tentang merupakan konsep vektor sebagai masukan dalam materi selanjutnya dalam konsep vektor. memperbaiki perkuliahan konsep vektor. 193 METODE PENELITIAN Penelitian metode deskriptif. deskriptif adalah ini menggunakan Metode salah adalah tes tertulis (tes diagnostik) berupa penelitian soal metode berkaitan dengan konsep vektor yaitu penelitan yang banyak digunakan pada penjumlahan vektor, perkalian vektor dan penelitian untuk arah resultan perkalian vektor. Penskoran menjelaskan suatu kejadian. Seperti yang tes essai dilakukan dengan metode analisa dikemukakan yang satu tes essay sebanyak 5 soal. Materi bertujuan oleh Sugiyono (2011) dimana adalah sebuah beberapa elemen yang terpisah dan untuk “penelitian desktiptif penelitian yang bertujuan untuk atau menjabarkan suatu memberikan jawaban dianalisa menjadi tiap item ditetapkan skor tertentu. Jawaban mahasiswa akan keadaan atau fenomena yang terjadi saat dianalisis dan dikelompokkan berdasarkan ini dengan menggunakan prosedur ilmiah skor untuk menjawab masalah secara aktual”. diskor dengan menggunakan pedoman Sedangkan, (2006) penskoran yang dimodifikasi berdasarkan penelitian tahapan-tahapan pemecahan masalah yang deskriptif adalah sebuah metode yang ditemukan oleh Dianne M. Bunce dan berusaha Heikkeinen (dalam Tanjung, 2003). Skor menyatakan Sukmadinata bahwa metode mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu, misalnya yang diperolehnya. Jawabannya maksimum tiap soal adalah 20. kondisi atau hubungan yang ada, pendapat Tingkat penguasaan yang berkembang, proses yang sedang mahasiswa berlangsung, akibat atau efek yang terjadi berdasarkan konsep penilaian yang berlaku atau tentang kecenderungan yang sedang di Unimed. Tingkat dengan baik jika berlangsung. mahasiswa memperoleh nilai diatas 80 (B). Penelitian dilaksanakan pada Pengelompokan akan konsep dikelompokkan nilai mahasiswa mahasiswa Program Studi Fisika semester dikelompokkan seperti tabel berikut: III Fakultas MIPA Universitas Negeri Tabel 1. Pengelompokan nilai mahasiswa No Rentang Nilai Huruf 1 90 - 100 A 2 80 - 89 B 3 70 - 79 C 4 0 - 69 E Keterangan: A = Sangat Kompeten B = Kompeten C = Cukup Kompeten D = Tidak Kompeten Medan tahun akademik 2014-2015 sesudah mengikuti mata kuliah gelombang materi vektor dengan jumlah subjek sebesar 46 mahasiswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini 194 % Kesalahan 0 1 – 25 26 – 49 50 51 – 75 76 – 99 100 Data yang diperoleh dari hasil tes dianalisa secara kuantitatif, kemudiaan menafsirkan jawaban yang dilakukan mahasiswa. Hubungan antara persentase kesalahan dengan tafsiran dinyatakan pada Tafsiran Tidak Sebagian kecil Hampir separuh separuhnya Sebagian besar Hampir seluruhnya Seluruhnya tabel 2 dibawah ini (Subino, 1987). Tabel 2. Tafsiran persentase kesalahan HASIL DAN PEMBAHASAN 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 1. Rata-rata nilai hasil belajar mahasiswa pada materi vektor No Nomor Soal/Nilai Jumlah Kod 1 2 3 4 5 A H e 1 20 20 20 10 20 90 A 2 20 10 20 20 0 70 C 3 20 20 15 15 0 70 C 4 20 20 10 20 0 70 C 5 20 20 20 15 20 95 A 6 20 20 10 10 10 70 C 7 20 20 20 10 20 90 A 8 20 20 20 20 20 100 A 9 20 20 20 20 20 100 A 10 20 20 20 10 5 75 C 11 20 20 15 20 20 95 A 12 20 20 20 10 20 90 A 13 20 10 20 20 0 70 C 14 20 20 20 20 20 100 A 15 20 20 10 20 0 70 C 16 20 20 20 10 0 70 C 17 20 20 20 20 20 100 A 18 20 20 20 20 20 100 A 19 25 25 25 15 10 100 A 20 20 20 20 20 20 100 A 21 20 20 20 20 20 100 A 22 20 10 20 20 0 70 C 23 5 20 20 20 10 75 C 24 20 20 20 10 0 70 C 25 20 20 20 20 20 100 A 26 20 20 20 20 20 100 A 27 20 20 20 20 20 100 A 20 20 20 0 20 20 20 20 10 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 10 20 20 10 20 20 10 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 15 20 20 20 20 20 0 20 20 15 20 20 15 20 20 20 JUMLAH RERATA 20 20 20 20 20 20 20 0 20 20 20 20 0 20 20 20 0 15 0 20 20 20 20 20 20 20 20 0 0 20 20 20 0 20 20 20 20 20 100 80 90 100 100 100 100 70 70 70 100 100 80 75 100 80 75 90 80 4000 86,96 A B A A A A A C C C A A B C A B C A B Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat bahwa rata-rata nilai capaian mahasiswa prodi fisika pada materi vektor adalah 86,96. Nilai ini dikategorikan Kompeten (Baik). nilai ini menunjukkan secara umum mahasiswa prodi fisika Unimed telah menguasi konsep-konsep vektor dengan baik. 195 Dari data diatas terlihat bahwa sebagian besar memperoleh nilai mahasiswa diatas menguasai dengan baik materi vektor. telah 80. Tetapi dari tabel 2 diatas juga diperoleh Ini informasi, masih terdapat 16 orang menunjukkan bahwa sebahagian besar mahasiswa (34,78) yang memperoleh nilai mahasiswa telah menguasi konsep vektor. C (nilai 70-79) dalam kategori cukup Hasil yang diperoleh mahasiswa tentunya kompeten. sudah cukup menggembirakan. Tetapi dari Untuk meninjau tingkat data diatas diperoleh informasi masih pemahaman mahasiswa terhadap materi terdapat vektor beberapa mahasiswa yang dianalisis dengan melihat memperoleh nilai minimal lulus yaitu 70 kemampuan mahasiswa untuk setiap butir (C). Ini tentunya akan menjadi perhatian soal. dalam perkuliahan selanjutnya. untuk setiap butir soal digambarkan pada Gambaran nilai diatas merupakan Tingkat kemampuan mahasiswa tebel berikut. rata-rata dari keseluruhan nilai mahasiswa. Tabel 3. Persentase kemampuan mahasiswa berdasarkan soal. Jawaban No. Soal % Benar % Salah 1 95,65 4,35 2 93,48 6,52 3 84,78 15,22 4 82,61 17,39 5 71,74 28,26 Secara khusus, dibawah ini disajikan tabel rekapitulasi hasil belajar mahasiswa tentang materi vektor sebagai berikut. Tabel 2. Rekapitulasi nilai mahasiswa pada materi vektor Nilai Jumlah Persentase Rentang Huruf 90 – 100 A 26 56,52 80 – 89 B 4 8,70 70 – 79 C 16 34,78 0 – 69 D 0 0 Jumlah 46 100 Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dianaliasis hasil belajar siswa berdasarkan masing-masing soal sebagai berikut. 1. Berdasarkan tabel 2 diatas terlihat nilai A (nilai ≥ data diatas terlihat bahwa 95,65 % menjawab dengan benar permasalah 90). Kedua kelompok nilai ini merupakan Hal merupakan pada sumbu x, y, dan z. Berdasarkan (8,70 %) memperoleh nilai B (nilai 80 – kompeten/baik. 1 penjumlahan dua buah vektor posisi 90). Selanjutnya terdapat 4 orang mahasiswa kategori nomor permasalahan yang berkaitan dengan bahwa 26 orang mahasiswa (56,52 %) memperoleh Soal ini. ini Sementara mahasiswa menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa yang terdapat 4,35 menjawab % salah permasalahan ini. Sebagaian besar prodi pendidikan fisika (65,22%) telah 196 2. kesalahan mahasiswa terletak pada Berdasarkan data diatas terlihat bahwa kesalahan melihat tanda + (positif) 84,78 % mahasiswa menjawab dengan atau tanda – (negatif) pada vektor benar posisi, sehingga hasil akhir menjadi terdapat 15,22 % mahasiswa yang salah. diatas menjawab salah permasalahan ini. diperoleh informasi bahwa hampir Sebagaian besar kesalahan mahasiswa seluruhnya mampu terletak pada kesalahan menentukan menjawab permasalahan penjumlahan besar vektor posisi, sehingga hasil dua buah vektor. akhir menjadi salah. Berdasarkan data Soal Berdasarkan mahasiswa nomor 2 merupakan diatas diperoleh ini. Sementara informasi bahwa permasalahan tentang perkalian titik hampir seluruhnya mahasiswa mampu (dot) dari dua buah vektor posisi pada menjawab permasalahan penjumlahan sumbu x, y, dan z. Berdasarkan data dua buah vektor. diatas terlihat bahwa 93,48 % 4. Soal nomor 4 merupakan menjawab dengan benar permasalah permasalahan tentang perkalian silang ini. % (cross) dari dua buah vektor posisi salah pada sumbu x, y, dan z. Berdasarkan permasalahan ini. Sebagaian besar data diatas terlihat bahwa 82,61 % kesalahan mahasiswa terletak pada menjawab dengan benar permasalah kesalahan pada konsep perkalian titik ini. Sementara terdapat 17,39 % vektor. Mahasiswa masih memberikan mahasiswa jawaban dalam bentuk vektor. Padahal permasalahan ini. Sebagaian besar pada konsep perkalian titik vektor, kesalahan mahasiswa terletak pada hasil dari perkalian titik dari kedua kesalahan vektor adalah skalar. Berdasarkan data silang diatas memberikan Sementara mahasiswa 3. data permasalah yang diperoleh terdapat 6,52 menjawab informasi bahwa yang pada vektor. menjawab konsep perkalian Mahasiswa jawaban salah yang masih sama hampir seluruhnya mahasiswa mampu seperti perkalian titik vektor. Padahal menjawab permasalahan penjumlahan pada konsep perkalian silang, hasil dua buah vektor. dari perkalian silang dari kedua vektor Soal nomor 3 merupakan adalah vektor. Berdasarkan data diatas permasalahan yang berkaitan dengan diperoleh informasi bahwa hampir arah resultan dari dua buah vektor seluruhnya posisi pada sumbu x, y, dan z. 197 mahasiswa mampu 5. menjawab permasalahan penjumlahan menguasai konsep perkalian titil dua dua buah vektor. vektor. Soal nomor 5 merupakan Persentase tingkat penguasaan permasalahan tentang arah resultan mahasiswa terhadap konsep vektor sangat dari perkalian silang (cross) dari dua berkaitan dengan tingkat kesukaran materi buah vektor posisi pada sumbu x, y, perkuliahan. Materi dan z. Berdasarkan data diatas terlihat vektor tergolong materi yang masih mudah bahwa 71,74 % menjawab dengan dipahami mahasiswa. Sedangkan materi benar tentang permasalah ini. Sementara perkalian penjumlahan dua silang dua vektor terdapat 28,26 % mahasiswa yang termasuk materi yang sulit dipahami pada menjawab salah permasalahan ini. perkuliahan vektor. Sebagaian besar kesalahan mahasiswa Letak kesalahan mahasiswa dalam terletak pada konsep arah resultan dari menyelesaikan permasalah vektor sangat perkalian silang dua buah vektor. bervariasi. Dalam penyelesaian masalah Berdasarkan data diatas diperoleh penjumlahan vektor, kesalahan mahasiswa informasi besar terletak pada kekurang telitian mahasiswa menjawab dalam melihat tanda plus (+) atau minus (-) bahwa mahasiswa sebagian mampu permasalahan penjumlahan dua buah dari vektor. penyelesaian perkalian titik dua vektor, Dari hasil penelitian terlihat nilai kesalahan vektor. Sementara mahasiswa terletak pada pada bahwa hampir seluruhnya mahasiswa bisa pemahaman konsep perkalian titik vektor, menyelesaikan dimana masalah tentang mahasiswa menuliskan hasil penjumlahan dua buah vektor. Persentase perkalian titik dua vektor dalam bentuk mahasiswa tentang besaran vektor. Padahal seharusnya hasil perkalian titik dua vektor lebih kecil jika perkalian titik dua vektor merupakan dibandingkan besaran yang menguasai dengan persentase skalar. Berkaitan dengan mahasiswa yang menguasi penjumlahan penentuan arah resultan hasil perkalian dua dua vektor. Demikian halnya persentase vektor, letak kesalahan mahasiswa terletak mahasiswa pada yang menguasai konsep masih perkalian silang dua vektor lebih kecil jika mahasiswa dibandingkan persentase mahasiswa yang penyelesaiannya. 198 lemahnya pemahaman terhadap konsep KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang diperoleh dari harus digunakan dalam menjawab penelitian ini adalah sebagai berikut: permasalahan yang diajukan dengan 1. Pemahaman banyak memberikan latihan mengenai mahasiswa terhadap konsep vektor sudah baik. Hal ini pemecahan terlihat dari Selain itu, penelitian yang Temuan miskonsepsi pada konsep rata-rata nilai vektor menjadi rekomendasi dalam capaian mahasiswa sebesar 86,96 yang memilih strategi yang tepat untuk masuk pada kategori kompeten (Baik). mengatasinya pada saat perkuliahan. menunjukkan 2. Letak hasil masalah. bahwa kesalahan menyelesaikan mahasiswa permaslahan dalam 2. Pada dasarnya, konsep vektor sangat vektor berguna dalam sebagian besar terletak pada kesalahan kehidupan tentang konsep penentuan arah resultan terkadang dari perkalian vektor. Baik itu perkalian memahami titik maupun perkalian silang dua buah mempelajari vektor. menganggap Berdasarkan sehari-hari. peserta Tetapi didik tidak makna mengapa vektor sehingga mempelajarinya dan merupakan sebuah kesia-siaan. Untuk pembahasan penelitian serta kesimpulan itu bagi pengajar fisika diharapkan yang diperoleh, maka disarankan beberapa memberikan hal sebagai berikut: peserta 1. Kepada pengajar materi vektor, untuk belajar konsep vektor. Selain itu juga melihat tingkat hasil implementasi pemahaman didik pemahaman tentang kepada pentingnya diperlukan penerapan pembelajaran mahasiswa terhadap konsep vektor, konstekstual diharapkan hendaknya melihat proses menjelaskan bagaimana aplikasi dari perhitungannya dan konsep apa yang vektor ini dalam kehidupan manusia. 199 sehingga bisa DAFTAR PUSTAKA Halliday, D, Resnick, R, & Walker, J. (2011) Prinsciples of Physics, 9th Edition. New York : John Wiley & Sons. Teori Tes dan Pengukuran, Jakarta, Depdikbud. Istiyono, Edi (2004). Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Intan Pariwara Sugiyono.(2006). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitattif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Kanginan, Marthen. (2002). Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Penerbit Erlangga Sukmadinata, Syaodih Nana. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Kamajaya (2007). Cerdas Belajar Fisika.Bandung : Grafindo Media Pratama Tanjung R. (2003). Diagnosis kesalahan Siswa SMU dalam Memecahkan Soal-Soal Fluida Tak Bergerak dengan Pendekatan Pemecahan Masalah di SMUN 1 Medan, Laporan Penelitian FMIPA Unimed, tidak diterbitkan. Rahgunastra I Nyoman, (2012) http://www.sharinganswers.blogspo t.com. Subino, (1987), Konstruksi dan Analisis Tes : Suatu Pengantar Kepada 200