SURYA Vol 07,No.01, April 2015 KONTRIBUSI FAKTOR RISIKO I

advertisement
KONTRIBUSI FAKTOR RISIKO I TERHADAP KOMPLIKASI KEHAMILAN
DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SURABAYA
Faizatul Ummah
Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan
e-mail : faizatulĖ[email protected]
…………......……….…… ……
. .….ABSTRAK …… … ......………. …… …… . .….
Hingga saat ini, kematian ibu banyak disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.
Faktor yang melatarbelakangi komplikasi kehamilan antara lain kualitas pelayanan antenatal, faktor
risiko kehamilan, dan status sosial ekonomi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui besarnya
kontribusi faktor risiko I terhadap komplikasi kehamilan.
Desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan case control. Penelitian dilakukan
pada Maret – April 2014 di Poli KIA Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya. Sampel kasus
diambil secara exhaustive sampling berjumlah 33 ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan
dan sampel kontrol 33 ibu hamil yang tidak mengalami komplikasi kehamilan diambil secara
simple random sampling. Variabel independen yaitu faktor risiko I kehamilan dan variabel
dependennya komplikasi kehamilan. Pengumpulan data menggunakan instrumen kartu skor Puji
Rochjati (variabel independen) dan lembar observasi (variabel dependen). Data dianalisis dengan
menghitung odds ratio (Cochran,s and Mantel –Haenszel Statistic) menggunakan bantuan SPSS
Versi 18.00 dengan CI 95%.
Hasil penelitian didapatkan nilai odds ratio yang ditunjukkan oleh nilai estimate sebesar 2,76 dan p
value = 0.049 (< 0.05). Hal ini berarti Wanita hamil yang memiliki faktor risiko I lebih berisiko
2,8 kali (hampir 3 kali lipat) mengalami komplikasi kehamilan dibandingkan wanita hamil yang
tidak memiliki faktor risiko. P value < 0.05 menunjukkan nilai odds ratio dinyatakan signifikan.
Petugas kesehatan terutama bidan agar melakukan skrining faktor risiko kepada setiap ibu hamil
yang melakukan kunjungan antenatal dengan menggunakan skor Pudji Rochjati, meningkatkan
kualitas pelayanan antenatal sesuai dengan kondisi dan faktor risiko, serta mendeteksi dini
terjadinya komplikasi kehamilan dan meningkatkan akses rujukan sesuai faktor risikonya.
Keywords: Faktor Risiko I, Komplikasi Kehamilan
PENDAHULUAN. …… .
… …
Setiap kehamilan dan persalinan
selalu
mempunyai
risiko,
dengan
kemungkinan bahaya terjadinya komplikasi
dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
Komplikasi yang terjadi pada kehamilan
memiliki rentang dari yang ringan sampai
berat yang menyebabkan kematian, kesakitan,
dan kecacatan pada ibu maupun janin.
Berdasarkan data SDKI, angka
kematian ibu (AKI) di Indonesia masih
sangat memprihatinkan karena jumlah
kematian ibu di Indonesia pada tahun 2012
mengalami peningkatan yaitu 359/100.000
kelahiran hidup (KH), padahal pada tahun
2007 AKI di Indonesia adalah 228/100.000
KH. (Wardah, F; 2013). Angka ini sangat
SURYA
jauh dari target MDGs yaitu AKI dapat
mencapai 102/ 100.000 KH pada tahun 2015.
Lebih dari 90% kematian ibu
disebabkan oleh komplikasi obstetrik pada
masa kehamilan, persalinan, dan nifas.
Komplikasi akan cenderung meningkat pada
ibu hamil yang memiliki faktor risiko,
meskipun komplikasi dapat pula terjadi pada
ibu hamil yang tidak dikategorikan berisiko.
Diperkirakan
15%
kehamilan
akan
mengalami keadaan risiko tinggi dan
komplikasi
obstetrik
yang
dapat
membahayakan ibu maupun janin apabila
tidak ditangani dengan memadai (Saifuddin,
A.B; 2007).
Hasil survei awal yang dilakukan di
Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya pada
tanggal 24 Pebruari 2014 terhadap 25 ibu
Vol 07,No.01, April 2015
Kontribusi Faktor Risiko I terhadap Komplikasi Kehamilan di Rumah Sakit Muhammadiyah
Surabaya Tahun 2014
hamil yang melakukan antenatal care,
terdapat 9 ibu hamil ( 36 %) yang mengalami
komplikasi kehamilan, dan 16 ibu hamil
(64%) tidak mengalami komplikasi.
Komplikasi kehamilan secara umum
diklasifikasikan menjadi tiga , yaitu 1)
komplikasi obstetric langsung, meliputi:
perdarahan, preeklamsi dan eklamsi,
malpresentasi, makrosomi, hidramnion,
gemeli, ketuban pecah dini, dan partus
prematurus, 2) komplikasi obstetric tidak
langsung, antara lain: penyakit jantung,
hepatitis, tuberculosis, anemia, malaria,
diabetes mellitus, 3) komplikasi yang tidak
berhubungan
dengan obstetric, yaitu
komplikasi akibat kecelakaan (Manuaba;
2007)
Komplikasi
kehamilan
yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah ibu
hamil yang mengalami satu atau lebih dari
komplikasi obstetrik yaitu preeklamsi atau
eklamsi, anemia, perdarahan, malpresentasi,
polihidramnion, partus prematurus, post
date, intrauterin fetal date, hiperemesis, dan
ketuban pecah dini.
Terdapat beberapa faktor yang
melatarbelakangi terjadinya komplikasi
kehamilan, antara lain kualitas pelayanan
antenatal, faktor risiko kehamilan, dan status
sosial ekonomi.
Faktor risiko pada seorang ibu hamil
merupakan suatu keadaan atau ciri tertentu
pada seorang ibu hamil yang dapat
menyebabkan risiko/bahaya kemungkinan
terjadinya
komplikasi
yang
dapat
mengakibatkan kematian/kesakitan/keccatan/
ketidaknyamanan/ketidakpuasan pada ibu
ataupun janin. Menurut Rochjati, faktor
risiko dibagi menjadi 3 kelompok
berdasarkan
kapan
ditemukan,
cara
pengenalan, dan sifat risikonya. Kelompok
faktor risiko I kehamilan terdiri dari sepuluh
faktor yang dikategorikan ada potensi gawat
obstetrik (APGO) meliputi: terlalu muda
untuk hamil (usia < 17 tahun), terlalu tua
hamil (usia > 35 tahun), terlalu lambat hamil
(hamil pertama setelah kawin > 4 tahun,
terlalu lama hamil lagi (anak terkecil > 10
tahun), terlalu cepat hamil lagi (anak terkecil
SURYA
< 2 tahun), terlalu pendek (tinggi badan <
145 cm), pernah gagal hamil, pernah
melahirkan anak dengan tindakan, dan
pernah melahirkan anak dengan sectio
cesarea. Faktor risiko I kehamilan ini sering
disingkat dengan 7 terlalu dan 3 pernah
(Saifuddin, A.B; 2014)
Ibu hamil yang memiliki satu atau
lebih faktor risiko I kehamilan harus
diwaspadai
kemungkinan
timbulnya
komplikasi saat kehamilan terlebih saat
persalinan, seperti contoh wanita hamil pada
usia < 17 tahun perlu diwaspadai terjadi
persalinan prematur, dan perdarahan
antepartum, wanita hamil pada usia > 35
tahun atau terlalu lambat hamil lebih berisiko
terjadi preeklamsi, jarak kehamilan yang
terlalu dekat (< 2 tahun ) berisiko mengalami
persalinan prematur, IUGR, dan anemia.
Komplikasi kehamilan yang tidak
terdeteksi secara dini akan berlanjut menjadi
komplikasi yang serius yang akan
mengancam jiwa ibu maupun janin sehingga
meningkatkan angka kesakitan dan kematian
ibu maupun janin. Bidan sebagai petugas
kesehatan terdepan yang paling banyak
berhubungan dengan ibu hamil dalam
memberikan perawatan kehamilan (antenatal
care) diharapkan meningkatkan cakupan
skrining faktor risiko dengan menggunakan
teknologi sederhana dan mudah yaitu Kartu
Skor Pudji Rocjati (KSPR), memberikan
pelayanan antenatal yang berkualitas sesuai
dengan kondisi dan faktor risiko kehamilan
(perhatian khusus dan lebih intensif diberikan
kepada ibu hamil yang mempunyai peluang
terjadi risiko komplikasi lebih besar),
mendeteksi
dini
komplikasi
dan
meningkatkan akses rujukan ke pelayanan
kesehatan sesuai dengan faktor risikonya.
Dari uraian latar belakang diatas,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kontribusi faktor risiko I
terhadap komplikasi kehamilan.
Vol.07,No.01, April 2015
Kontribusi Faktor Risiko I terhadap Komplikasi Kehamilan di Rumah Sakit Muhammadiyah
Surabaya Tahun 2014
METODE PENELITIAN.…
… .…
Desain penelitian
menggunakan
analitik observasional dengan pendekatan
case control. Populasi penelitian adalah ibu
hamil yang berkunjung di Poli KIA Rumah
Sakit Muhammadiyah Surabaya pada bulan
Maret sampai April 2014, sampel kasus
diambil dengan tehnik exhaustive sampling
berjumlah 33 ibu hamil yang mengalami
komplikasi dan sampel kontrol diambil
secara simple random sampling, berjumlah
33 ibu hamil yang tidak mengalami
komplikasi. Variabel independent yaitu
faktor risiko I kehamilan dan variabel
dependentnya adalah komplikasi kehamilan.
Data dikumpulkan dengan cara wawancara
dan observasi, menggunakan instrumen kartu
skor Puji Rochjati untuk variabel independen
dan lembar observasi untuk variabel
dependen.
Data
dianalisis
dengan
menghitung odds ratio (Cochran,s and
Mantel –Haenszel Statistic) menggunakan
bantuan SPSS Versi 18.00
dengan
Confidence Interval (CI) 95%.
HASIL .PENELITIAN
…
1. Deskripsi Data Penelitian
1) Karakteristik
Subyek
Penelitian
Berdasarkan Usia
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Subyek
Penelitian Berdasarkan Usia di
RS Muhammadiyah Surabaya,
2014
No. Usia
F
%
1.
< 17 tahun
3
4.55
2.
17-34 tahun
60
90.90
3.
> 35 tahun
3
4.55
Jumlah
66
100
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa
hampir seluruh responden berusia 17-34
tahun, yang merupakan usia resiko rendah
untuk hamil.
SURYA
2) Karakteristik
Subyek
Penelitian
Berdasarkan Paritas
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Subyek
Penelitian Berdasarkan Usia di
RS Muhammadiyah Surabaya,
2014
F
%
No. Paritas
1.
Primi
19
28.79
2.
Multi
39
59.09
3.
Grandemulti
8
12.12
Jumlah
66
100
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa
sebagian besar
responden adalah
multigravida (hamil kedua – ketiga).
3) Faktor Risiko I Kehamilan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Subyek
Penelitian Berdasarkan Faktor
Risiko I Kehamilan di RS
Muhammadiyah
Surabaya,
2014
F
%
No. Faktor Risiko I
1.
Ada faktor Risiko
38
57.58
2.
Tidak ada faktor
28
42.42
risiko
Jumlah
66
100
Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui
bahwa lebih dari sebagian responden adalah
ibu hamil yang memiliki faktor risiko .
Faktor risiko I kehamilan pada
penelitian ini ada 10 faktor yaitu 7 terlalu
dan 3 pernah, seperti dijelaskan pada tabel 4
dibawah ini.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Subyek
Penelitian Berdasarkan Faktor
Risiko I Kehamilan di RS
Muhammadiyah
Surabaya,
2014
Vol.07,No.01, April 2015
Kontribusi Faktor Risiko I terhadap Komplikasi Kehamilan di Rumah Sakit Muhammadiyah
Surabaya Tahun 2014
No.
1.
2.
3.
4.
Faktor Risiko
F
%
Terlalu muda hamil
3
6.12
Terlalu tua hamil
3
6.12
Terlalu lama hamil I
3
6.12
Terlalu lama hamil
6
12.24
lagi
5.
Terlalu cepat hamil
4
8.16
lagi
6.
Terlalu banyak anak
8
16.32
7.
Terlalu pendek
2
4.08
8.
Pernah gagal hamil
6
12.24
9.
Pernah
melahirkan
5
10.20
dengan tindakan
10. Pernah operasi SC
9
18.37
Jumlah
49* 100.00
*satu ibu hamil ada yang memiliki lebih dari
satu faktor risiko, seperti terlalu tua hamil
dan terlalu banyak anak.
Dari tabel 4 dapat dijelaskan bahwa
faktor risiko yang paling banyak didapatkan
pada responden adalah pernah operasi SC,
yaitu 9 orang atau 18.37 %.
4) Komplikasi Kehamilan
Secara deskriptif, variabel komplikasi
kehamilan dikategorikan menjadi skala data
nominal, yaitu ada komplikasi dan tidak ada
komplikasi kehamilan. Dikategorikan ada
komplikasi kehamilan apabila terdapat satu
atau lebih komplikasi kehamilan yang ada
dalam
lembar
observasi,
meliputi
preeklamsi/eklamsi, anemia, perdarahan
kehamilan muda, perdarahan kehamilan
lanjut, malpresentasi, polihidramnion, partus
prematurus, postdate, IUFD, hiperemesis,
dan ketuban pecah dini. Responden yang
mengalami komplikasi kehamilan atau
kelompok kasus sebanyak 33 orang (50%)
dan yang tidak mengalami komplikasi
kehamilan atau kelompok kontrol sebanyak
33 orang (50%).
Jenis
komplikasi
kehamilan
pada
kelompok kasus terinci pada tabel 5 berikut
ini.
SURYA
Tabel
5
Distribusi Frekuensi Subyek
Penelitian
Berdasarkan
Komplikasi Kehamilan di RS
Muhammadiyah
Surabaya,
2014
F
%
No. Komplikasi
Kehamilan
1.
Preeklamsi/eklamsi
6
15.38
2.
Anemia
11
28.21
3.
Perdarahan
7
17.95
kehamilan muda
4.
Perdarahan
1
2.56
kehamilan lanjut
5.
Malpresentasi
7
17.95
6.
Polihidramnion
0
0.00
7.
Partus prematurus
3
7.70
8.
Post date
1
2.56
9.
IUFD
0
0.00
10. Hiperemesis
0
0.00
11. Ketuban pecah dini
3
7.70
Jumlah
39* 100.00
*satu ibu hamil ada yang mengalami lebih
dari satu komplikasi, anemia dan
perdarahan kehamilan lanjut.
Dari tabel 5 diatas dapat disimpulkan
bahwa komplikasi kehamilan yang terbanyak
dialami oleh responden adalah Anemia, yaitu
sebanyak 11 orang (28.21 %).
2. Hasil Analisis Data
Tabel 6.
Hasil Analisis Mantel-Haenszel
Common Odds Ratio Estimate
Kontribusi
Faktor Risiko I
terhadap Komplikasi Kehamilan
di RS Muhammadiyah Surabaya,
2014.
Estimate
2.760
In (estimate)
1.015
Std.error of In (estimate)
.515
.049
Asymp. Sig. (2-sided)
Asymp.95% CI:
Common OR Lower Bound
1.005
Upper Bound
7.580
Vol.07,No.01, April 2015
Kontribusi Faktor Risiko I terhadap Komplikasi Kehamilan di Rumah Sakit Muhammadiyah
Surabaya Tahun 2014
Dari tabel 6 diatas dapat dijelaskan:
1. Nilai odds ratio (OR) yang ditunjukkan
oleh nilai estimate sebesar 2.8, berarti
bahwa wanita hamil yang memiliki faktor
risiko 2.8 kali (hampir 3 kali lipat) lebih
berisiko mengalami komplikasi kehamilan
daripada wanita hamil yang tidak
memiliki faktor risiko I.
2. Nilai Asymp.Sig (2-sided) menunjukkan
nilai p value atau signifikansi nilai odds
ratio. Karena P value adalah 0.049 (<
0.05) pada taraf kepercayaan 95%, ini
berarti odds ratio dinyatakan signifikan
atau bermakna .
3. Nilai Common OR Lower Bound dan
Upper Bound menunjukkan arti bahwa
wanita hamil yang memiliki faktor risiko I
sekurang-kurangnya lebih berisiko 1 kali
lipat dan paling besar lebih berisiko 7.6
kali
lipat
mengalami
komplikasi
kehamilan.
PEMBAHASAN .…
.…
Hasil analisis seperti pada tabel 6
diatas menunjukkan bahwa wanita hamil
yang memiliki faktor risiko I 2.8 kali
(hampir 3 kali lipat) lebih berisiko
mengalami komplikasi kehamilan daripada
wanita hamil yang tidak memiliki faktor
risiko I dan nilai Odds Ratio dinyatakan
signifikan atau bermakna pada taraf
kepercayaan 95%.
Dalam obstetric modern terdapat
pengertian potensi risiko, dimana suatu
kehamilan dan persalinan selalu mempunyai
risiko dengan kemungkinan bahaya atau
risiko terjadinya komplikasi (Rochjati, P;
2003). Komplikasi dapat ringan sampai berat
yang
dapat
menyebabkan
kematian,
kesakitan, kecacatan pada ibu, atau bayi.
Besarnya komplikasi dipengaruhi oleh
derajat faktor risiko, artinya semakin banyak
faktor risiko yang ada pada ibu hamil,
semakin besar kemungkinannya untuk
mengalami komplikasi.
Terlalu Muda Hamil, yaitu wanita
hamil pada usia < 17 tahun. Dari hasil
penelitian pada tabel 4 didapatkan 3 ibu
SURYA
hamil yang berusia < 17 tahun. Meskipun
dari ketiga ibu hamil tersebut tidak
ditemukan adanya komplikasi kehamilan,
tetapi tetap harus diwaspadai kemungkinan
terjadinya komplikasi saat persalinan dan
pascasalin
karena
kematangan
fisik
(khususnya organ reproduksi)
maupun
psikologis yang belum optimal. Hal ini
sesuai dengan hasil studi Mutihir J.T dan
Maduka W.E di Nigeria tahun 2006, ibu
hamil primi usia < 20 tahun memiliki risiko
komplikasi persalinan dan perinatal.
Menurut Rochjati, P (2003), bahaya
yang mungkin terjadi pada primi muda
(terlalu muda hamil pertama yaitu < 17 tahun)
adalah bayi lahir belum cukup bulan,
perdarahan sebelum dan sesudah bayi lahir.
Selain itu juga meningkatkan risiko bayi lahir
dengan berat badan rendah dan retardasi
mental (Maynard RA, 1996 yang dikutip
Suryadjaja, 2014).
Terlalu Tua Hamil, yaitu hamil pada
usia 35 tahun keatas. Hasil penelitian seperti
yang tertera pada tabel 4 didapatkan 3 ibu
hamil yang berusia > 35 tahun. Dari hasil
tabulasi data, dari 3 ibu hamil tua tersebut
terdapat 1 ibu hamil (33,3 %) mengalami
komplikasi
kehamilan,
yaitu
terjadi
perdarahan kehamilan muda dan anemia,
karena selain ia hamil di usia yang tua juga
terlalu banyak anak dan memiliki riwayat
partus dengan tindakan. Selebihnya, 2 ibu
hamil (66,7%) tidak mengalami komplikasi.
Penyulit yang terjadi pada ibu hamil di
usia 35 tahun keatas ini seringkali akibat
gangguan sistem vaskularisasi, yaitu
kerusakan endotel pembuluh darah yang
dapat menyebabkan aliran darah ke uterus
terganggu. Akibatnya risiko keguguran akan
meningkat, komplikasi dalam bentuk
perdarahan pada kehamilan muda ini
merupakan suatu tanda ancaman keguguran.
Selain itu, pada usia ini fungsi rahim dan
kualitas sel telur juga sudah menurun akibat
proses penuaan. Hal ini sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa bahaya yang terjadi
pada ibu hamil diatas 35 tahun antara lain
adalah meningkatnya risiko keguguran,
Vol.07,No.01, April 2015
Kontribusi Faktor Risiko I terhadap Komplikasi Kehamilan di Rumah Sakit Muhammadiyah
Surabaya Tahun 2014
placenta previa , preeklamsi, diabetes melitus
gestasional (www.ayahbunda.co.id).
Terlalu Banyak Anak, yaitu ibu
pernah melahirkan anak 4 kali atau lebih.
Hasil penelitian seperti pada tabel 4
didapatkan 8 ibu hamil yang terlalu banyak
anak (hamil yang ke-4 atau lebih). Dari 8 ibu
hamil tersebut, 5 (72,5%) diantaranya
mengalami komplikasi yaitu 2 ibu hamil
mengalami anemia, 1 ibu hamil mengalami
perdarahan kehamilan muda, 1 ibu hamil
mengalami preeklamsi,
dan 1 ibu hamil
mengalami ketuban pecah dini. Hanya 3 ibu
hamil (27,5%) yang tidak mengalami
komplikasi. Hasil penelitian ini juga relevan
hasil penelitian Huda, L.N (2005) bahwa Ibu
yang paritasnya > 4 berisiko mengalami
komplikasi obstetric 1,86 kali lebih besar
daripada ibu dengan paritas < 3(OR=1,86;
95%CI=0,84-4,16).
Setiap persalinan, ibu akan mengeluarkan
darah dalam jumlah cukup banyak sehingga
semakin sering ibu melahirkan akan semakin
banyak kehilangan darah dan cadangan zat
besi akan semakin berkurang. Apabila diet
ibu tidak cukup besi maka ibu akan anemis.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Rochjati, P
(2003), bahwa Grandemulti (terlalu banyak
anak) meningkatkan risiko terjadinya
gangguan kesehatan yang dapat berupa
anemia dan kurang gizi, tekanan darah tinggi
(preeklamsi), perdarahan, dan ketuban pecah
dini.
Terlalu lama hamil lagi, yaitu anak
terkecil berusia 10 tahun atau lebih, atau
yang disebut dengan primi tua sekunder.
Berdasarkan tabel 4, terdapat 6 ibu hamil
yang terlalu lama hamil lagi. Dari 6 ibu hamil
ini 3 orang (50%) mengalami komplikasi
yaitu preeklamsi 1 ibu hamil, anemia 1 ibu
hamil, ketuban pecah dini 1 ibu hamil. Dan
setengahnya atau 3 orang (50%) tidak
mengalami komplikasi.
Menurut Rochjati, P (2003), bahaya yang
dapat terjadi pada ibu primi tua sekunder
adalah hipertensi (preeklamsi), diabetes, dan
lain-lain. Pada saat persalinan dapat berjalan
tidak lancar, dan terjadi perdarahan pasca
persalinan. Hal ini bisa terjadi terutama jika
SURYA
ibu terlalu lama hamil lagi yaitu lebih dari 10
tahun dan usia ibu sudah mencapai diatas 35
tahun. Kondisi wanita seperti ini biasanya
elastisitas otot dan pembuluh darahnya
menurun, sehingga tekanan darah ibu bisa
meningkat (hipertensi) dan saat persalinan
berisiko mengalami partus lama. Hipertensi
ibu sendiri dapat menjadi faktor predisposisi
pecahnya ketuban secara dini (Husin, F;
2014).
Terlalu Cepat Hamil Lagi, yaitu jarak
kehamilan ini dengan persalinan terakhir
kurang dari 2 tahun. Hasil penelitian pada
tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat 4 ibu
hamil yang terlalu cepat hamil lagi. Separuh
atau 2 ibu hamil (50%) terjadi komplikasi
yaitu ketuban pecah dini 1, malpresentasi 1
ibu hamil, dan setengahnya atau 2 ibu hamil
(50%) tidak mengalami komplikasi.
Ibu hamil yang jarak kehamilannya terlalu
dekat dengan kelahiran anak yang terakhir,
yaitu < 2 tahun sangat berpengaruh pada
kondisi kehamilannya saat ini karena
kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh
cukup istirahat, dan kemungkinan ibu masih
menyusui. Saat menyusui, tubuh wanita akan
melepaskan hormon oksitosin yang akan
memicu kontraksi. Akibatnya akan memicu
persalinan prematur dan juga pecahnya
ketuban secara dini. Oleh karena itu
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menganjurkan
untuk
mengatur
jarak
kehamilan antara 2 sampai 5 tahun. Belum
pulihnya kondisi rahim ibu secara sempurna
dan tonus otot yang masih longgar
berpengaruh pada pertumbuhan hasil
konsepsi dan letak/presentasi janin.
Terlalu Pendek, yaitu tinggi badan ibu
hamil < 145 cm. Dari hasil penelitian, ada 2
ibu hamil yang tinggi badannya terlalu
pendek, dan tidak satupun (0%) komplikasi
kehamilan yang dijumpai. Tinggi badan yang
terlalu pendek berkaitan dengan ukuran
panggul yang sempit sehingga komplikasi
yang dapat terjadi dan membahayakan adalah
saat persalinan karena dapat terjadi
disproporsi ukuran kepala janin dengan
panggul ibu sehingga terjadi partus macet,
dan bayi dalam bahaya.
Vol.07,No.01, April 2015
Kontribusi Faktor Risiko I terhadap Komplikasi Kehamilan di Rumah Sakit Muhammadiyah
Surabaya Tahun 2014
Pernah gagal hamil, yaitu
pernah
mengalami keguguran, lahir mati, atau lahir
hidup kemudian mati saat berusia < 7 hari.
Hasil penelitian pada tabel 4 diketahui ada 6
ibu hamil yang pernah gagal hamil. Sebagian
besar atau 4 ibu hamil (66.67) mengalami
komplikasi, yaitu
perdarahan pada
kehamilan muda 2 orang, anemia 1 orang,
ketuban pecah dini 1 orang, dan sebagian
kecil atau 2 ibu hamil (33,3%) tidak
mengalami komplikasi.
Secara teoritis, ibu hamil yang pernah
mengalami kegagalan dalam kehamilannya
berisiko mengalami kegagalan kehamilan
yang berulang (Rochjati, P; 2003).
Perdarahan kehamilan muda merupakan
tanda bahaya kehamilan, yakni terancam
akan mengalami keguguran atau kegagalan
kehamilannya.
Kegagalan
kehamilan
sebelumnya merupakan salah satu tanda
bahwa kondisi endometrium sebagai tempat
menempelnya hasil pembuahan kurang baik,
dan dapat pula mengindikasikan adanya
penyakit ibu yang dapat menyebabkan
kegagalan kehamilan seperti diabetes, infeksi
saluran kencing,
penyakit TORCH
(Toxoplasmosis, Rubela, Cytomegalovirus,
dan Herpes) . Oleh karena itu ibu hamil yang
memiliki riwayat kegagalan kehamilan
sebelumnya lebih berisiko untuk terjadi
kegagalan kehamilan pada kehamilannya
sekarang.
Pernah Melahirkan dengan tindakan,
seperti tarikan vacum atau forcep, manual
placenta, dan pemberian infus atau tranfusi
darah. Hal ini merupakan riwayat obstetric
yang jelek. Dari tabel 4 diketahui ada 5 ibu
hamil yang memiliki riwayat persalinan
dengan tindakan. Seluruhnya atau 5 ibu
hamil (100%) mengalami komplikasi yaitu 2
ibu hamil mengalami perdarahan kehamilan
muda, 2 ibu hamil mengalami anemia, dan 1
ibu hamil mengalami perdarahan kehamilan
tua.
Hasil penelitian ini relevan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Diana, dkk (2013) bahwa ada hubungan
antara
riwayat
komplikasi
obstetric
sebelumnya dengan komplikasi obstetric
SURYA
pada ibu pada saat ini (p=0.049, POR=5,41,
IK 95%=1.01-29,06). Riwayat persalinan
dengan tarikan vacum atau forcep cenderung
tidak
menyebabkan
komplikasi
saat
kehamilan melainkan berisiko terjadi
komplikasi pada persalinannya. Namun bila
pada persalinan yang lalu pernah diberikan
tranfusi akibat terjadi perdarahan, maka pada
kehamilan ini risiko tinggi untuk mengalami
perdarahan lagi. Akibat perdarahan yang
banyak, atau berulang maka ibu akan anemia.
Pernah melahirkan dengan sectio
secarea. Tabel 4 menunjukkan banyak ibu
hamil yang pernah melahirkan dengan sectio
secarea, yaitu 9 ibu hamil. Seluruhnya atau 9
ibu hamil (100%) terjadi komplikasi, yaitu 4
ibu hamil terjadi malpresentasi, 2 ibu hamil
anemia, 2 ibu hamil mengalami ketuban
pecah dini, dan 1 ibu hamil kehamilannya
lebih bulan (post date). Terdapat beberapa
indikasi dilakukannya tindakan sectio
sesarea, antara lain malpresentasi, ceplalo
pelvic disproportion (CPD), partus lama, dan
lain-lain. Apabila persalinan yang lalu
dengan operasi atau sectio secarea atas
indikasi malpresentasi, besar kemungkinan
pada kehamilan ini akan terjadi malpresentasi
pula karena seringkali malpresentasi terjadi
akibat faktor kesempitan panggul. Menurut
Manuaba (2007), malpresentasi menjadi
salah satu pemicu terjadinya ketuban pecah
dini. Salah satu risiko dari tindakan sectio
secarea adalah perdarahan yang terjadi lebih
banyak dari persalinan normal, sehingga pada
kehamilan berikutnya berisiko mengalami
anemia jika setelah persalinan ibu tidak
mendapatkan nutrisi yang baik dan suplemen
besi yang cukup.
Dengan melihat hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan diatas, jelas
bahwa komplikasi pada kehamilan dan
persalinan akan meningkat pada ibu hamil
yang memiliki faktor risiko (risiko tinggi)
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
memiliki faktor risiko (risiko rendah),
Semakin banyak faktor risiko yang
ditemukan pada seorang ibu hamil, semakin
besar pula potensi risiko terjadinya
komplikasi kehamilan dan persalinan.
Vol.07,No.01, April 2015
Kontribusi Faktor Risiko I terhadap Komplikasi Kehamilan di Rumah Sakit Muhammadiyah
Surabaya Tahun 2014
…
KESIMPULAN DAN SARAN.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini
adalah: Ibu hamil yang memiliki faktor risiko
I lebih berisiko 2.8 kali atau hampir 3 kali
lipat mengalami komplikasi kehamilan
daripada yang tidak memiliki faktor risiko.
Dengan melihat kesimpulan hasil
penelitian diatas, maka disarankan setiap
petugas kesehatan, khususnya bidan untuk :
1. Meningkatkan
skrining faktor risiko
kehamilan
dengan
menggunakan
teknologi yang sederhana dan tepat guna
yaitu Kartu Skor Pudji Rochjati, minimal
satu kali pada trimester 1, satu kali pada
trimester 2, dan dua kali pada trimester 3.
2. Memberikan pelayanan antenatal yang
berkualitas sesuai dengan kondisi dan
faktor risiko kehamilan (perhatian khusus
dan lebih intensif diberikan kepada ibu
hamil yang mempunyai peluang terjadi
risiko komplikasi lebih besar).
3. Mendeteksi
dini
komplikasi
dan
meningkatkan akses rujukan ke pelayanan
kesehatan sesuai dengan faktor risikonya.
4. Memberikan KIE kepada ibu hamil,
suami dan keluarga agar waspada
terhadap kemungkinan komplikasi yang
terjadi dan segera memeriksakan diri ke
petugas kesehatan bila terdapat tanda
bahaya atau komplikasi.
. .
.DAFTAR PUSTAKA
.
. .
Beda Usia, Beda Kondisi. Gizi & Kesehatan.
www.ayahbunda.co.id. Diakses
tanggal 20 April 2014
Diana, dkk. Analisis Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Komplikasi
Obstetric Ibu dan Bayi di Kec.
Parongpong Kab. Bandung
Barat.2013. pustaca.unpad.ac.id.
article-diana-130920110025.pdf
Komplikasi Obstetric di Banda Sakti,
Lhokseumawe Tahun 2005. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional.
Vol.1 No.6 Juni 2007.
http://jurnalkesmas.ui.ac.id/index.php
/kesmas/article/view/288
Husin, Farid (2014). Asuhan Kehamilan
Berbasis Bukti; Cetakan ke-1, Jakarta;
Sagung Seto.
Mutihir, J.T & Maduka, WE. Comparison of
Pregnancy
Outcome
Between
Teenage and Older Primigravidae in
Jos University Teaching Hospital,
Jost, North Central Nigeria Annals of
African
Medicine.
2006.
http://www.ajol.info/index.php/aam/a
rticle/view file/8384/13986.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Rochjati, Pudji. 2003. Skrining Antenatal
Pada Ibu Hamil, Pengenalan Faktor
Risiko Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko
Tinggi,
Surabaya:
Airlangga
University Press.
Saifuddin, Abdul Bari. 2007. Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal; Ed.1, Cet.4.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
---------------------------. 2014. Imu Kebidanan
Sarwono Prawirohardjo; Ed.4, Cet.4.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Suryadjaja, F. 2014. Risiko Kehamilan Usia
Remaja.www.suaramerdeka.com
Wardah, Fatiyah. 2013.Angka Kematian Ibu
Melahirkan Naik, Kemenkes Terus
Tingkatkan
Kualitas
Layanan.
www.voaindonesia.com//1812785.html
Huda, Lamita Nurul. Hubungan Status
Reproduksi, Status Kesehatan dan
Akses Pelayanan Kesehatan dengan
SURYA
Vol.07,No.01, April 2015
Download