Pelajaran Tujuh Yesus Adalah Korban Pendamaian Manusia Kita manusia sudah lama berlawanan dengan Tuhan Allah. Manusia biasanya ingin mengikuti kehendak dan kemauan hati diri sendiri. Hal-hal yang dikejar manusia membuat dia sering melanggar kehendak Allah. Dengarlah ucapan Rasul Paulus yang tertulis dalam Roma fasal 3 :" tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tida ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan, mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu" (ayat 10-18). Dia berkata lagi tentang keadaan itu dalam fasal satu, “Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burungburung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar”(Rom.1:18-23). Keadaan itu menggambarkan keadaan dunia sekarang juga. Dunia ini tetap memberontak terhadap Allah. Kebanyakan orang tidak mau mendengar Firman Tuhan karena mereka lebih suka mendengar suara duniawi. “Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah"(Yoh.3:19-21). Yohanes menulis lagi, “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya”(1 Yoh.2:15-17). Tentu saja, dalam keadaan itu kita tidak mungkin menerima berkat dari Tuhan. Allah tidak akan mencurahkan berkatnya keatas mereka yang tidak takluk kepada-Nya. Selama manusia meneruskan permusuhan dengan Allah ia tidak mungkin senang ataupun puas. " Sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu" ( Yesaya 59:1,2). Keadaan ini merupakan suatu hal yang sangat susah. Kita tersesat. Berkat Tuhan hilang. Kita terpisah dari Allah. Murka Allah menantikan. Bagaimanakah jalan keluar? Sementara orang menjawab bahwa tidak ada jalan keluar - kita hanya lipat tangan dan menunggu hukuman. Yang lain mengatakan bahwa jalan keluar bergantung kepada manusia - ia mesti cari jalan yang sesuai dengan sifatnya masing-masing. Sebenarnya jalan keluar dijelaskan di dalam Alkitab. Jelas bahwa manusia tersesat dan terikat oleh dosa. Selama kita hidup sebagai hamba dosa, kita tidak mungkin mendapat jalan keluar agar mendekati Tuhan. Kita manusia harus mengatasi kuasa dosa - tetapi tidak sanggup melaksanakannya sendiri. Tergantung kepada sesuatu yang lebih kuat dan lebih tinggi dari manusia. Semua perbuatan dan persembahan yang manusia bisa membawa kepada Tuhan tidak cukup untuk memperoleh keselamatan. Dengarlah nabi Mikha “Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?" Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"(6:6-8). Kalau manusia tidak sanggup, darimanakah datang kuasa untuk melepaskannya dari dosa? Ketika manusia dalam keadaan tidak berdaya, Kristus mati untuk kita.(Roma 5: 6) : "Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.” Dan lagi: “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa"(Roma 5:8). Upah dosa adalah maut (Roma 6:23), yaitu kematian rohani yang berarti bahwa mereka yang dalam keadaan itu menantikan hukuman dari Allah. Agar terlepas dari dosa hanya satu jalan terbuka bagi manusia, yaitu merendahkan diri dan mentaati injil Kristus."Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan kita" ( Roma 7:25). Oleh karena dosa adalah permusuhan dan perlawanan dengan Allah, manusia perlu mendapat jalan keluar supaya ia jangan dihukum. Jalan keselamatan itu hanya melalui Kristus, Tuhan kita. Kita manusia layak dihukum tetapi Kristus menanggung hukuman kita dengan menjadi korban pendamaian bagi dunia yang berdosa." Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyang-mu itu bukan dengan barang yang fana , bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat” ( 1 Petrus 1:18-19)." dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia " ( 1 Yohanes 2:2). Kita tidak mungkin berdamai dengan Allah kecuali Kristus mempersembahkan diri-Nya sebagai korban kita." Tetapi sekarang, di dalam Kristus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita." (Efesus2:13,14). Tidak ada pendamai yang lain yang sanggup mendekatkan kita kepada Allah. Ialah satu-satunya yang mempunyai kuasa ilahi untuk mengangkat kita dari dosa dan menyucikan kita melalui darahnya." Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh karena kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman , dalam darah-Nya" (Roma 3:23- 25).Maka, manusia tidak terpaksa tetap berlawanan atau bermusuhan dengan Allah. Sekarang dalam Kristus kita boleh berdamai dan memiliki harapan yang benar. “Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!”(Kol.1:27), dan “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. …Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu”(Ro.5:5, 11). Kristus mengadakan pendamaian itu melalui kematianNya di salib. “Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.”(Kol.1:19,20). Paulus menambah lagi, “Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat," karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa”(Ef.2:14-18). Jelas benar bahwa Kristus adalah pendamai di antara kita dan Allah, tetapi bagaimanakah kebenaran itu berfaedah bagi kita? Apakah segala orang sudah berdamai dengan Allah oleh karena Kristus mati untuk semua? Tidak. Hanya mereka yang taat kepada Injil Kristus menerima berkat keselamatan. Hanyalah mereka yang berdamai dengan Allah. Kepada jemaat Kristus di Filipi Paulus menulis, “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus”(Fil.4:7). Mereka yang tidak percaya dan tidak taat tidak berdamai dengan Allah walaupun Kristus sudah mati untuk semua manusia." dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya."(Ibrani 5:9)..