SDMAparaturPenentuKeberhasilan ReformasiBirokrasi Pergeseran paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari “rule government” menjadi ”good government” atau “from government to government” dari sentralistik ke desentralistik tentunya perlu diskapi dan diimbangi dengan PNS yang memiliki kompentensi yang memadai dan sesuai dengan tuntutan tugas. Reformasi birokrasi sdilaksanakan karena adanya kondisi yang memaksa dan harus segera diambil langkah‐langkah yang bersifat mendasar, komprehensif dan sistemik sehingga secara bertahap dapat terwujud clean government and good governance karena tujuan dari reformasi birokrasi adalah untuk membangun kepercayaan masyarakat (public trust building) dan menghilangkan citra negatif dari birokrasi pemerintahan. Adapun visi dari refromasi birokrasi adalah kepemerintahan yang baik (good governance) dengan misi reformasi birokrasi adalah untuk mengubah: ‐ ‐ ‐ Pola alam pikiran (mindset) Pola budaya (cultural set) Pola sistem tata kelola pemerintah Sasaran reformasi birokrasi: 1. 2. 3. 4. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi Berdasarkan Permen PANRB No. 21 Tahun 2010 mengenai Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 6 Program untuk tingkat makro: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Penataan organisasi Penataan tata laksana Penataan manajemen SDM Aparatur Penguatan pengawasan Penguatan akuntabilitas kinerja Peningkatan kualitas pelayanan publik 9 program percepatan reformasi birokrasi di daerah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Penataan struktur birokrasi Pengembangan sistem elektronik pemerintah (e‐government) Efisiensi penggunaan fasilitas, saran dan prasarana kerja PNS Penataan jumlah dan distribusi PNS Sistem seleksi CPNS dan promosi PNS secara terbuka Profesionalisasi PNS Peningkatan kesejahteraan pegawai negeri 8. Peningkatan trasparansi dan akuntabilitas aparatur 9. Peningkatan pelayanan publik Dalam rangka peningkatan kualitas SDM Aparatur yang profesional, berkinerja tinggi, berintegrasi, bermoral, beretika, akuntabel dan birokrasi yang efektif dan efisien dan responsi ada empat strategi yang perlu dilakukan, yaitu dengan strategi: 1. Strategi Pre‐emtif Yaitu penciptaan kondisi yang kondusif untuk peningkatan kualitas SDM aparatur melalui perundangan‐undangan di bidang manajemen SDM Aparatur, seperti melalui seleksi dan rekrutmen pegawai yang selektif, objektif, transparan, bebas KKN, dan adanya pengangkatan yang harus berbasis kinerja dan komptensi. 2. Strategi Edukatif Yaitu perlu adanya sosialisasi/pembinaan/pembimbingan tentang peraturan perundang‐ undangan melalui bimtek, konsultasi dan fasilitas kepada setiap aparatur negara dalam melakukan tugas pekerjaannya. 3. Strategi Preventif Yaitu perlu adanya pencegahan terhadap upaya‐upaya pelanggaran peraturan perundan‐ undangan yang berlaku melalui pemberian motivasi, pembimbingan dan pemahaman mengenai etika dan moral atau melalui penataan sistem (check and balances). 4. Strategi Refresif Yaitu penegakan hukum melalui pemberian sanksi yang jelas dan tegas sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan dan pemberian penghargaan yang sebanding kepada seluruh aparatur secara obyektif. Kedudukan dan peran SDM Aparatur sangat penting dan menentukan jalannya reformasi birokrasi karena sebagai motor dan mesin penggerak serta agent of change (agen perubahan) jalannya birokrasi pemerintahan dan terselenggaranya pelayanan publik yang baik, untuk itu diperlukan SDM Aparatur yang profesional, berintegritas, berkinerja tinggi, bermoral, beretika, akuntabel, dan birokrasi yang efisien, efektif, dan responsif karena baik buruknya perilaku dan kinerja birokrasi pemerintahan akan sangat menentukan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya. Semoga kita sebagai aparatur dapat menjadi abdi negara dan abdi masyarakat yang baik. “Bagimu Negeri, Jiwa Raga Kami!” M. Azli Febiansyah