Patologi persalinan (2) • Mampu membuat diagnosis klinis, terapi pendahuluan, dan merujuk pada kasus-kasus terkait patologi persalinan • Dapat menentukan diagnosis banding dan mengusulkan terapi pendahuluan pada perdarahan pasca persalinan karena perlukaan/ ruptur jalan lahir, retensi plasenta, dan inversio uteri • Dapat menjelaskan indikasi, kontra indikasi, teknik dan komplikasi pengeluaran plasenta secara manual Perdarahan pasca persalinan, Diagnosis Banding Atonia uteri Retensi plasenta Sisa plasenta Robekan jalan lahir Ruptura uteri Inversi uteri Gangguan pembekuan darah Perdarahan pasca persalinan Perdarahan pervaginam lebih dari 500 ml setelah melahirkan - Perdarahan sering dianggap remeh karena sulit diukur secara visual - Darah bercampur dengan cairan lainnya Rush 2000. Diagnosis • Pengenalan awal perdarahan & tindakan segera penting dilakukan dalam menangani PPH • Kenali faktor risiko • Perkirakan jumlah kehilangan darah dengan tepat • Kenali tanda-tanda vital ibu sebagai respon perdarahan takikardi, tekanan darah turun/syok, perfusi jaringan menurun • Penderita dengan kondisi fisik yang baik mampu mentoleransi kehilangan darah dengan lebih baik tanpa menunjukkan tanda klinis yang nyata sampai terjadi perdarahan massif (1200-1500 mL) • Temukan kausa perdarahan: – Atonia uteri masase uterus, pemberian uterotonika, kompresi bimanual, kosongkan vu – Lakukan pemeriksaan vaginal, keluarkan jendalan darah karena dapat mengganggu kontraksi, nilai trauma traktus genital, dan lakukan penjahitan – Pastikan tidak ada jaringan plasenta yang tertinggal atau terjadi robekan pada uterus lakukan eksplorasi – Bila perdarahan tetap berlangsung sementara kausa perdarahan tetap tidak ditemukan siapkan kamar operasi Evaluasi dan Penatalaksanaan Awal Evaluasi dengan cepat: - Apakah ada syok? - Perkirakan jumlah darah yang hilang Masase keluarkan bekuan darah, apakah ada kontraksi? Berikan oksitosin 10 unit IM Evaluasi dan Penatalaksanaan Awal (lanjutan) Cairan parenteral (jarum besar): tetesan cepat Pastikan kandung kemih kosong Apakah plasenta telah keluar? Periksa kelengkapannya Apakah ada robekan pada jalan lahir? Perlukaan jalan lahir Robekan jalan lahir • Semua persalinan dapat menyebabkan robekan pada perineum ataupun vagina • Robekan pada serviks dapat terjadi bila persalinan terjadi sebelum serviks berdilatasi penuh/ pembukaan lengkap • Waspadai kemungkinan ruptura uteri Diagnosis Gejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-) • Perdarahan (intraabdominal atau vaginal) • Nyeri perut hebat (mungkin berkurang setelah terjadi ruptur) • Syok • Perut distensi (cairan bebas) • Kontur uterus tidak normal • Nyeri tekan abdomen • Bagian janin mudah dipalpasi • Gerakan janin & DJJ tidak ada • Nadi ibu cepat Diagnosis Ruptura uteri Ruptura uteri Ruptura Uteri: Penatalaksanaan Laparotomi segera dengan kemungkinan histerektomi - subtotal paling aman Transfusi darah Bersamaan dengan itu : Hidrasi dengan cairan IV Kosongkan kandung kemih sebelum operasi Antibiotik profilaktik: ampisilin 2 g IV, satu dosis Perhatikan tanda-tanda syok Hematom vulva Hematom vulva RETENSIO PLASENTA Retensi plasenta/sisa plasenta • Kadangkala bagian plasenta atau selaput dapat tertinggal cek kelengkapan setelah plasenta lahir • Dapat menyebabkan uterus berkontraksi tidak efektif sampai jaringan tersebut dikeluarkan Retensio plasenta • Plasenta belum lahir setengah jam setelah bayi lahir. Penyebab • Lobus suksentaria • Perlengketan abnormal : – Akreta – Inkreta – Perkreta Retensio Plasenta: Penatalaksanaan Jika plasenta terlihat, mintalah ibu untuk meneran; jika sudah berada di vagina, keluarkan Pastikan kandung kemih kosong; kateterisasi bila perlu Upayakan penegangan tali pusat terkendali Keluarkan plasenta secara manual Dalam waktu yang bersamaan, lakukan: Transfusi darah bila perlu Beri oksitosin jika memang belum Beri antibiotik jika plasenta dikeluarkan secara manual - Ampisilin 2 g IV satu dosis Evakuasi plasenta manual Manajemen • Pelepasan manual plasenta diindikasikan bila perdarahan menetap • Dilakukan masase uterus bila kontraksi uterus lembek • Pelepasan plasenta dengan teknik aseptik. Plasenta akreta, inkreta, perkreta • Sangat jarang, plasenta tidak biasanya melekat sangat erat pada tempat implantasinya. Desidua basalis & membrana Nitabuch tidak terbentuk. • Faktor risiko insersi plasenta di segmen bawah rahim, riwayat incisi uterus sebelumnya. Pada plasenta akreta, inkreta perkreta • Masalah yang berhubungan dengan pelepasan plasenta cukup bervariasi tergantung pada tempat implantasinya, kedalaman penetrasi miometrium, dan jumlah kotiledon yang terlibat. • Makin dalam tertanam risiko perdarahan makin besar • Pikirkan kemungkinan tindakan operatif histerektomi, ligasi a.iliaca interna, embolisasi. Inversio uteri Strategi Pencegahan Kesiapan melahirkan Penolong yang terampil pada kelahiran Pengobatan anemia Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga Hindari prosedur yang tidak perlu (misalnya, episiotomi) Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga: Oksitosin 10 U I.m dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir Penegangan tali pusat terkendali Masase fundus setelah kelahiran plasenta Obat-obatan Oksitosika Oksitosin Ergometrin/ Methyl ergometrin 15-methyl prostaglandin F2 Dosis dan rute IV: 20 units dlm 1 L dgn laju 60 tetes/menit IM: 10 units IM atau IV: 0.2 mg IM: 0.25 mg Dosis lanjutan IV: 20 units dlm 1 L dgn laju 40 tetes/menit Ulangi 0.2 mg IM setelah 15 menit. Jika perlu, beri 0.2 mg IM atau IV setiap 4 jam 0.25 mg setiap 15 menit Dosis maksimum Tdk lebih dari 3 L cairan IV 5 dosis 8 dosis Hati-hati/ Kontraindikasi Jangan berikan sebagai bolus IV Pre-eklampsia, hipertensi, penyakit jantung Jangan beri secara IV, Asthma Strategi Pencegahan Kesiapan melahirkan Penolong yang terampil pada kelahiran Pengobatan anemia Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga Hindari prosedur yang tidak perlu (misalnya, episiotomi) Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga: Oksitosin 10 U I.m dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir Penegangan tali pusat terkendali Masase fundus setelah kelahiran plasenta Catatan penting ttg perdarahan postpartum Penyebabnya • Tone atonia uteri • Tissue retensi plasenta / sisa plasenta • Trauma perlukaan pada vagina, perineum, robekan uterus • Thrombin gangguan pembekuan Klasifikasi gejala dan tanda berdasar jumlah perdarahan kompensasi ringan sedang berat Volume(ml) ≤1000 1000-1500 1500-2000 ≥2000 Nadi (x/mnt) <100 >100 >120 >140 TD(mmHg) normal Perubahan ortostatik turun Sangat turun Nafas normal ↑ ringan takipneu Takipneu gagal nafas Urin output(ml/ jam) >30 20-30 5-20 anuria agitasi bingung letargi Status mental Normalagita si Manajemen Perdarahan post partum 1. Mengganti darah yang hilang Dengan cairan kristaloid, koloid, darah 2. Menghentikan perdarahan sesuai penyebabnya atonia: obat uterotonik, kompresi bimanual, pemasangan tampon uterovagina, histerektomi Laserasi jalan lahir: Penjahitan Retensi sisa plasenta: Kuretase Uterus tidak berkontraksi •Bersihkan bekuan darah/selaput ketuban •Kompresi bimanual interna Uterus kontraksi? Ya Tidak •Pertahankan KBI selama 1-2 ‘ •Keluarkan tangan hati-hati •Awasi kala IV •Ajarkan keluarga utk KBE •Keluarkan tangan KBI secara hati-hati •Inj Metil ergometrin 0,2 mg I.m. •Pasang infus RL + 20 IU oksitosin, guyur •KBI lagi Uterus kontraksi? Ya •Awasi kala IV Tidak •RUJUK •Lanjutkan infus + 20 IU oksitosin minimal 500 ml/jam s/d tempat rujukan Kompresi bimanual interna Kompresi bimanual eksterna