NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Guru-guru PKn SMP Negeri Sekecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen) Oleh : KARTIKA MEGA WARDANI A. 220090140 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Guru-guru PKn SMP Negeri Sekecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen) Kartika Mega Wardani, A 220090140, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, xix + 101 halaman. Abstrak Persepsi tentang posisi guru dalam dunia pendidikan adalah sebagai garda terdepan dan sentral terlaksananya proses pembelajaran, maka berkaitan dengan kinerja guru diperlukan adanya totalitas dan dedikasi sebagai pendidik dan pencetak bekal-bekal sumber daya manusia yang seutuhnya. Mayoritas guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam menyampaikan materi yang begitu banyak, mereka hanya menekan pada ranah kognitif saja, sedangkan ranah afektif dan psikomotorik terabaikan. Oleh karena itu, seorang guru harus mempunyai wawasan yang luas tentang pemilihan strategi pembelajaran, sehingga lebih mudah dalam mencapai tujuan pembelajaran karena strategi pembelajaran merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui implementasi strategi pembelajaran aktif pada guru-guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri sekecamatan Sidoharjo kabupaten Sragen. Data penelitian ini dikumpulkan melalui informan, tempat dan peristiwa berlangsungnya aktifitas pembelajaran. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi dan wawancara mendalam. Diharapkan dengan mengimplementasikan strategi pembelajaran aktif dalam kegiatan pembelajaran siswa menjadi lebih aktif dan guru juga lebih kreatif dalam mengajar dengan berbagai macam strategi pembelajaran yang baru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru PKn dalam menerapkan strategi pembelajaran aktif ternyata belum berjalan efektif karena pengetahuan guru PKn mengenai strategi pembelajaran aktif tersebut kurang maksimal, selain itu mayoritas secara global guru PKn dalam melaksanakan pembelajaran lebih cenderung dengan cara berceramah, berdiskusi, dan bertanya jawab, meskipun sudah ada beberapa guru yang mencoba untuk menerapkan strategi pembelajara aktif dalam menyampaikan materi. Guru juga berusaha untuk mengaktifkan siswa meskipun tidak menggunakan strategi pembelajaran aktif. (Kata Kunci: Implementasi Kewarganegaraan). Strategi Pembelajaran Aktif, Pendidikan Pendahuluan Persepsi tentang posisi guru dalam dunia pendidikan adalah sebagai garda terdepan dan sentral terlaksananya proses pembelajaran, maka berkaitan dengan kinerja guru diperlukan adanya totalitas dan dedikasi sebagai pendidik dan pencetak bekal-bekal sumber daya manusia yang seutuhnya. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ada di semua jenis dan jenjang pendidikan, mayoritas guru terutama guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam menyampaikan materi yang begitu banyak, mereka hanya menekan pada ranah kognitif saja, sedangkan ranah afektif dan psikomotorik terabaikan. Dalam praktek pembelajaran di kelas, guru lebih menekankan kepada tujuan yang bersifat material, sehingga guru berperan aktif dan siswa berperan pasif. Pola pelayanan pembelajaran seperti ini sangat tidak efektif, karena siswa kurang diaktifkan, selain itu siswa juga tidak dapat berkembang. Sebagai konsekuensi logis dari ketidaktepatan penggunaan strategi pembelajaran ini sering timbul kebosanan, kurang dipahami yang akhirnya menimbulkan ketidaksukaan siswa terhadap mata pelajaran tersebut. Dalam konteks ini, guru perlu menciptakan suasana belajar yang bervariasi, dan kondusif salah satunya dengan melalui penerapan strategi pembelajaran aktif. Strategi ini bila diterapkan secara tepat memungkinkan siswa dan guru sama-sama aktif dan kreatif, menekankan agar siswa mampu mengintegrasikan gagasan baru, dan menekan kemampuan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirasa cukup penting untuk melakukan penelitian mengenai “Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Kasus Guru-guru PKn SMP Negeri Sekecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen)”. Landasan Teori Menurut Syah (2005:92) “Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”. Pendapat lain Henry E. Garret dalam Sagala (2011:13) “Belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu”. Strategi menurut Muchtar (2007:1.2) “Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan”. Hamalik (1995:57) “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”. Winkel dalam Siregar dan Hartini (2011:12) “Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkain kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa”.Seels dan Richey dalam Rusmono (2012:7) “Strategi pembelajaran adalah perincian untuk memilih dan mengurutkan kejadian dan kegiatan dalam pembelajaran”. Sedangkan Zaini, dkk (2008:xiv) “Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif”. Arifin dan Adhi (2012:58) menjelaskan, “strategi pembelajaran aktif dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran aktif yang didesain oleh guru untuk memberikan kesempatan peserta didik kreatif, inovatif, aktif dalam memberikan feed back pembelajaran”. Siregar dan Hartini (2011:4-5) mengemukakan bahwa, belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah: 1) 2) 3) 4) 5) 6) Bertambahnya jumlah pengetahuan, Adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi, Ada penerapan pengetahuan, Menyimpulkan makna, Menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas, dan Adanya perubahan sebagai pribadi. Metode Penelitian Data penelitian ini dikumpulkan melalui informan, tempat dan peristiwa berlangsungnya aktifitas pembelajaran. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi dan wawancara mendalam. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana implementasi strategi pembelajaran aktif pada guru-guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri sekecamatan Sidoharjo kabupaten Sragen. Metode penelitian merupakan hal penting yang ada di dalam sebuah penelitian untuk mengetahui bagaimana proses, waktu dan lokasi penelitian dilakukan. Tempat penelitian merupakan tempat dimana penelitian itu dilakukan. Dengan ditetapkan lokasi dalam penelitian akan lebih mudah untuk mengetahui tempat dimana suatu penelitian dilakukan. Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah di SMP Negeri sekecamatan Sidoharjo kabupaten Sragen. Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan sejak persiapan sampai dengan penulisan sama dengan penulisan laporan penelitian secara keseluruhan di lakukan sejak Oktober 2012 dengan Januari 2013. Menurut Arikunto (2006:268), “penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis dalam langkah penelitian ini tidak perlu merumuskan hipotesis”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk membuktikan kebenaran suatu teori, tetapi teori yang sudah dikembangkan dengan menggunakan data yang telah dikumpulkan. Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru PKn di SMP Negeri sekecamatan Sidoharjo kabupaten Sragen sedangkan objek dalam penelitian ini adalah implementasi strategi pembelajaran aktif pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi dan wawancara mendalam. Observasi menurut Margono (2010:158), “observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian”. Moleong (2012:186) “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu”, sedangkan teknik analisis data yang digunakan menurut Miles dan Huberman (1992:15-19), adapun langkah-langkah model analisis data interaktif adalah sebagai berikut. 1. Pengumpulan data, berarti mengumpulkan data di tempat penelitian melalui observasi dan wawancara dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya. 2. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang terdapat dilapangan langsung, dan dilanjutkan pada waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti mulai memfokuskan wilayah penelitian. 3. Penyajian data, adalah serangkaian organisasi informasi yang memungkinkan penelitian itu dilakukan. Dalam penyajian data diperoleh berbagai jenis matriks gambar, jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel. 4. Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus mengerti dan faham terhadap sesuatu yang diteliti langsung di tempat penelitian dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebab-akibat. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui penjelasan dari masing-masing guru PKn di atas mengenai implementasi strategi pembelajaran aktif, terbukti tidak semua guru menerapkan strategi pembelajaran aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan strategi pembelajaran tersebut adalah masalah waktu yang begitu singkat padalah membutuhkan waktu yang cukup lama selain itu pemaham guru juga kurang maksimal mengenai strategi pembelajaran aktif dan siswa yang tidak aktif kurang bisa menyesuaikan dengan siswa lain yang mampu menguasai materi dengan strategi pembelajaran aktif. Solusi yang diharapkan secara garis besar guru PKn menginginkan memperoleh pengetahuan yang lebih maksimal mengenai strategi pembelajaran aktif bukan hanya sekedar teori tetapi juga dengan praktiknya sehingga guru jauh lebih paham dan mengerti mengenai strategi pembelajaran aktif tersebut. Temuan studi yang peneliti temui ketika melakukan riset ataupun penelitian di SMP Negeri 1 Sidoharjo dan SMP Negeri 2 Sidoharjo Kabupaten Sragen dengan guru- guru PKn adalah guru-guru PKn dalam mengajar juga menggunakan jenis strategi ekspositori dimana guru memberikan keterampilan dan konsep-konsep baru dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu guru juga menerapkan jenis strategi ceramah dan demonstrasi, guru hanya menyampaikan fakta-fakta dan prinsip-psinsip yang kemudian siswa membuat catatan mengenai materi tersebut. Bagian terakhir dalam pembelajaran guru melakukan reviu yaitu kesempatan bagi siswa untuk melihat suatu topik pada waktu yang lain. Implikasi Implikasi implementasi strategi pembelajaran aktif pada guru-guru Pendidikan Kewarganegaraan adalah perlunya perubahan dalam paradigma proses belajar mengajar. Siswa tidak lagi berperan secara pasif melainkan siswa harus berperan secara aktif dalam pembelajaran. Guru tidak lagi sebagai instruktur yang harus memposisikan dirinya lebih tinggi dari siswa, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator dan konsultator yang bersifat saling melengkapi. Dalam konteks ini, guru perlu menciptakan suasana belajar yang bervariasi, dan kondusif salah satunya dengan melalui penerapan strategi pembelajaran aktif. Strategi ini bila diterapkan secara tepat memungkinkan siswa dan guru sama-sama aktif dan kreatif, menekankan agar siswa mampu mengintegrasikan gagasan baru, dan menekan kemampuan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. Simpulan Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagia berikut: 1. Implementasi strategi pembelajaran aktif pada guru-guru mata pelajaran PKn di SMP Negeri sekecamatan Sidoharjo kabupaten Sragen khususnya SMP Negeri 1 Sidoharjo dan SMP Negeri 2 Sidoharjo Sragen, ternyata belum berjalan efektif karena pengetahuan guru PKn mengenai strategi pembelajaran aktif tersebut kurang maksimal, selain itu mayoritas secara global guru PKn dalam melaksanakan pembelajaran lebih cenderung dengan cara berceramah, berdiskusi, dan bertanya jawab, meskipun sudah ada beberapa guru yang mencoba untuk menerapkan strategi pembelajara aktif dalam menyampaikan materi. 2. Kendala yang dialami guru-guru PKn di SMP Negeri sekecamatan Sidoharjo kabupaten Sragen dalam menerapkan strategi pembelajaran aktif pada dasarnya hampir mempunyai kendala yang sama yaitu tidak semua guru PKn itu memahami sepenuhnya pengetahuan strategi pembelajaran aktif, masalah waktu yang begitu singkat juga menjadi kendala karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menerapkannya, siswa yang tidak aktif kurang bisa menyesuaikan dengan siswa lain yang mampu menguasai materi dengan strategi pembelajaran aktif. 3. Solusi yang dilakukan guru-guru PKn di SMP Negeri sekecamatan Sidoharjo kabupaten Sragen dalam menerapkan strategi pembelajaran aktif guru berusaha untuk memperoleh pengetahuan yang lebih maksimal lagi mengenai strategi pembelajaran aktif bukan hanya sekedar teori tetapi juga dengan praktiknya sehingga guru jauh lebih paham dan mengerti mengenai strategi pembelajaran aktif tersebut dan guru juga berusaha untuk mengaktifkan siswa meskipun tidak menggunakan strategi pembelajaran aktif. Saran 1. Kepada kepala sekolah untuk melakukan supervisi pembelajaran. 2. Kepada komite sekolah hendaknya memfasilitasi guru untuk untuk mengikuti kegiatan pelatihan yang berhubungan dengan active learning. 3. Kepada pengawas sekolah harus melalukan monitoring fasilitas pendukung pembelajaran aktif di dalam kelas. 4. Kepada wakasek kurikulum hendaknya menjadikan pembelajaran PKn itu menjadi satu kali pertemuan dalam seminggu. 5. Para guru hendaknya lebih memperdalam pengetahuannya melalui seminarseminar, pelatihan atau lainnya agar menjadi guru yang lebih profesional dan mencerdaskan anak-anak Indonesia. 6. Guru perlu mengadakan pemantauan perilaku siswa selama proses pembelajaran. Hal ini akan membantu guru untuk memahami setiap permasalahan yang muncul. 7. Untuk penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal dan Adhi Setiyawan. 2012. Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan ICT. Yogyakarta: Skripta Media Creative. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Miles dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press. Muchtar, Suwarma Al. 2007. Strategi Pembelajaran PKn. Jakarta: Universitas Terbuka. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia. Zaini, Dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.