9 BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian skripsi ini dilandasi oleh teori dasar mengenai komunikasi yang berhubungan dengan sebagai acuan untuk menguraikan secara sistematis dan teoritis. 2.1 Teori – teori Dasar / Umum 2.1.1 Komunikasi 2.1.1.1 Pengertian Komunikasi Kata komunikasi atau communication berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” ( to make common ). Komunikasi merujuk pada suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan yang dianut secara sama. Harold Lasswell menggambarkan proses komunikasi mempunyai unsur – unsur sebagai berikut ( Mulyana, 2004, P. 147 – 148 ). a. . Sumber (who) adalah yang memiliki pesan untuk disampaikan. b. . Pesan ( says what ) adalah seperangkat simbol verbal ataupun non verbal yang mewakili gagasan, nilai atau maksud dari sumber. c. . Saluran atau media ( in which channel ) adalah alat untuk menyampaikan pesan kepada penerima. 10 d. . Penerima ( to whom ) adalah penerima yang mendapatkan pesan dari sumber. e. . Efek ( with that effect ) adalah akibat apa yang ditimbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak pembaca, pemirsa, atau pendengar. Para pakar komunikasi sendiri memberikan definisi yang beragam mengenai komunikasi ; a. Gerbner menyatakan bahwa komunikasi didefinisikan sebagai interaksi sosial melalui pesan. b. Theodorson dipandang M. Newcomb sebagai sesuatu menyebutkan transmisi bahwa informasi, setiap terdiri tindakan dari komunikasi ransangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima. c. Carl I. Hovland “Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang ( komunikator ) menyampaikan ransangan ( biasanya lambang – lambang verbal ) untuk mengubah perilaku orang lain ( komunikan )”. d. Everett M. Rogers “ komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka “. e. Osgood menyatakan bahwa komunikasi terjadi jika suatu sistem, sumber informasi, mempengaruhi yang lain ( kelompok / orang ), ada tujuan, dengan memanipulasi simbol – simbol alternatif yang dapat dikirimkan menghubungkan mereka ( Dennis McQuail, 1993 : 4 ) melalui saluran yang 11 Dalam bukunya Communicating in Groups : Applications and skills, Gloria JG menjelaskan bahwa kata “ komunikasi” telah digunakan dalam berbagai bentuk oleh penulis yang berbeda. Kita menggunakan “komunikasi” untuk menunjukkan kepada proses penciptaan, pengiriman, penerimaan, pengartian tanda atau simbol oleh manusia. Komunikasi adalah persepsi atau pandangan, interpretasi, dan tanggapan orang kepada tanda atau simbol yang dihasilkan orang lain. Pengertian yang kelihatannya sederhana ini mempunyai 5 implikasi utama : 1. Komunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu atau pernyataan. Proses ini terus berkelanjutan tanpa diketahui awal atau akhir yang jelas. Tanda atau simbol dari seseorang berawal dari perasaan atau pemikiran, dan tak seorangpun dapat menjelaskan pengaruhnya pada bagaian akhir yang lain . Pengalaman yang dialami manusia dan tanggapan yang diberikan tidak dapat diduplikasi atau dipelihara atau diulang secara persis. Pesan dapat diulang dan dipelihara serta tidak berubah. Seperti memo atau pernyataan. Anda tidak dapat masuk ke dalam sungai dengan aliran yang sama dua kali. Meskipun tidak terlihat namun kondisinya berbeda sama halnya dengan aliran komunikasi antara manusia. Komunikasi adalah suatu proses yang sangat kompleks karena melibatkan perasaan, pengertian dan pengalaman kebudayaan manusia bukan hanya sekedar kata – kata saja. Selama proses, seseorang mengalami persepsi atau perasaan dan mengekspresikan pengalaman ini dengan menerjemahkan kedalam kata – kata dan atau tanda- tanda non – verbal. Ekspresi dikirimkan sebagai pulsa energi ke udara 12 atau media lain, sehingga orang lain dapat merasakan dan memberikan tanggapan terhadap ekspresi itu. 2. Komunikasi manusia adalah fenomena penerima. Jika anda tidak mempunyai penerima, anda tidak memiliki komunikasi. Bila anda berbicara sementara tidak seseorangpun mendengarkan, komunikasi tersebut tidak terjadi. Bila anda ingin menjadi komunikator yang baik dalam kelompok, anda harus memberikan perhatian kepada bagaimana anda mendengar dan mengartikan daripada bagaimana anda berbicara. 3. Komunikasi adalah simbolis Hal ini berimplikasi baik pada keuntungan dari kemampuan. Ada dua kategori utama signal dari orang, tanda dan simbol. Tanda adalah kejadian alam yang secara otomatis berhubungan dengan yang diwakilinya. Simbol, bertentangan dengan tanda, adalah suatu bentuk signal yang dibuat oleh manusia yang dapat berubah mewakili sesuatu dengan tidak memiliki hubungan secara langsung maupun alami. Simbol juga mungkin berarti sesuatu yang tidak memiliki bentuk nyata, seperti hubungan antara manusia. 4. Komunikasi antar muka ( face to face ) merupakan suatu proses transaksional. Ada 2 ( dua ) pengertian utama dari “ transaksional “ yaitu : a. Dalam penerapannya bahwa komunikasi merupakan proses yang berkelanjutan dan multi direksional ( berbagai arah ). b. Semua unsur dalam sistem komunikasi saling mempengaruhi. 13 5. Membuat komunikasi yang produktif adalah tanggung jawab dari tiap anggota ( masyarakat ) Ada kecenderungan untuk saling menyalahkan apabila ada suatu pernyataan tidak didengar, disalah artikan, dilupakan dan diabaikan. Jadi setiap orang harus tetap mengawasi bagaimana proses komunikasi terjadi dan menyelesaikan permasalahan seperti yang diharapkan. Hal ini merupakan suatu penerapan langsung dari definisi komunikasi sebagai transaksional, kompleks, dan simbolik. Pelaksanaan komunikasi bermedia dilaksanakan dengan menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan. Komunikasi ini sering disebut tak langsung dan sebagai konsekuensinnya arus balik tidak terjadi pada saat komunikasi dilangsungkan. Komunikator tidak dapat langsung mengetahui tanggapan komunikannya pada saat berkomunikasi. Oleh sebab itu dalam melancarkan komunikasi bentuk ini komunikator harus matang dalam perencanaan dan persiapan agar komunikasi itu tercapai. 2.1.1.2 Konsep dasar komunikasi Menurut John R. Wenburg dan William W. Wilmot ( Dalam Mulyana, 2004, p. 61 – 69 ) setidaknya ada tiga kerangka pemahaman komunikasi, yaitu : a. Komunikasi sebagai tindakan satu arah Komunikasi dipahami sebagai proses penyampaian pesan searah dari seseorang atau lembaga kepada seseorang / kelompok lainnya, baik secara langsung maupun tidak 14 langsung. Pemahaman komunikasi sebagai proses satu arah ini oleh Michael Bargoon disebut sebagai “ definisi berorientasi sumber “ ( source – oriented definition ). b. Komunikasi sebagai interaksi komunikasi dipahami sebagai aksi proses aksi – reaksi, sebab – akibat, yang arahnya bergantian. Komunikasi interaksi dipandang lebih dinamis daripada komunikasi satu arah. Unsur penting dalam komunikasi interaksi adalah feedback ( umpan balik ). c. Komunikasi sebagai transaksi Komunikasi dipahami sebagai kegiatan menafsirkan perilaku orang lain. Ada proses encoding dan decoding pesan verbal maupun nonverbal. Semakin banyak peserta komunikasi maka transaksi yang akan terjadi akan semakin rumit. Kelebihan konsep ini adalah komunikasi dipahami sebagai konsep yang tidak membatasi pada komunikasi yang disengaja saja. 2.1.2 Komunikasi Massa Liliweri ( 2009 : 2001) berpendapat, bahwa komunikasi lainnya, dalam arti memiliki unsur – unsur seperti : sumber ( orang ), bidang pengalaman, pesan, saluran, gangguan dan hambatan, efek, konteks maupun umpan balik. Sekalipun pelbagai pengertian komunikasi massa telah dikemukakan oleh pelbagai kepustakaan, namun demikian secara umum komunikasi massa sebenarnya merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator secara profesional menggunakan teknologi pembagi dalam menyebarluaskan pengalamannya yang melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak. 15 Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa prosesnya memiliki suatu unsur yang istimewa, yaitu penggunaan saluran. Teknologi pembagi atau media dengan massa yang disebut saluran itu dipergunakan untuk mengirimkan pesan yang melintasi jarak jauh, misalnya buku, pamflet, majalah, surat kabar, warkat pos, rekaman – rekaman, televisis, gambar – gambar poster, dan bahkan saat ini ditambah lagi dengan komputer serta aplikasinya dengan jaringan telepon serta satelit. Onong dalam bukunnya berjudul “ ilmu komunikasi, teori, dan praktik “ ( 2009 : 225 ) mengatakan para ahli komunikasi berpendapat yang dimaksud dengan komunikasi massa ( mass communication ) adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan singkatan dari komunikasi media massa ( massa media communication ). Diakuinya, bahwa hal demikian itu berbeda dengan pendapat para ahli psikologi sosial. Komunikasi massa itu tidak selalu mengapa menggunakan media. Bagi mereka ( para psikologi sosial ), pidato dihadapan sejumlah orang banyak disebuah lapangan, misalnya, asal menunjukkan perilaku massa ( mass behavior ), itu dapat dikatakan sebagai komunikasi massa. Mengapa? Sekalipun pada mulanya mereka yang berkumpul dilapangan itu adalah kerumunan biasa (crowded), yang satu sama lain tidak mengenal, tetapi kemudian, karena sama – sama terikat pidato seorang orator, mereka sama – sama terikat oleh perhatian yang sama, lalu menjadi massa. Oleh sebab itu, komunikasi yang dilakukan oleh si orator secara tatap muka seperti itu adalah komunikasi massa. Pendapat De Vito dalam bukunya yang berjudul : “ communicology : An introduction to the study og communication” yang juga dikutip oleh Onong ( Effendy, 1994 ; 21) antara lain menegaskan : komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan 16 kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang mendengar radio dan menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar – pemancar yang audio dan visual. Komunikasi massa barangkali agak lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya : televisi, radio, surat kabar, majalh, buku, film dan pita. Setidak – tidaknya terdapat 5 ciri komunikasi massa yang diinventarisir oleh Onong Uchjana Effendy. Kelima ciri tersebut adalah, (1) komunikasi massa berlangsung satu arah; (2) komunikator pada komunikasi massa melembaga; (3) pesan pada komunikasi massa bersifat umum; (4) media komunikasi massa menimbulkan keserempakan; (5) komunikan pada kominikasi massa bersifat heterogen. Dalam komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Brittner ( 2007 ; 3 ) (Rakhmat, seperti yang disitir komala, dalam karlinah, dkk. 1999). Yakni ; komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ( mass communication is massages communicated through a mass medium to a large number of people ). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar dilapang luas yang dihadiri oleh liburan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi, keduannya dikenal sebagai media elektronik, surqat kabar dan majalah keduannya di sebut media cetak. 17 Definisi komunikasi massa yang lebih rinci digunakkan oleh Gerbner ( 2007 : 3 ) “mass communication is the tehnologically and istituttionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies”. ( komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. 2.1.2.1 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa secara umum menurut effendy ( 2007 : 18 ) 1. Fungsi Informasi Fungsi informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengaratau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi. Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah, atau tempat bekerja, melainkan dari mereka. Kita belajar musik, politik, ekonomi, hukum, seni, sosiologi, psikologi, komunikasi, dan hal lain dari media. Kita belajar keterampilan menggunakan komputer, memasak, menjahit, dan lain sebagainya dari media. Kita mengenal tempat – tempat bersejarah yang ada didunia juga dari media elektronik ( terutama film ) dan media cetak yaitu buku – buku sejarah. Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah, mendengarkana radio siaran atau menonton televisi karena mereka ingin mendapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi dimuka bumi, gagasan atau pikiran orang lain , apa yang dilakukan, diucapkan atau dilihat orang lain. 18 2. Fungsi pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya ( mass education ). Karena media massa banyak menyajikan hal – hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan – aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi dan artikel. 3. Fungsi Mempengaruhi Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implicit terdapat pada tajuk / editorial, features, iklan, artikel dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh ilan –iklan yang ditayangkan televisi maupun surat kabar , seperti contoh berikut, keluarga petani yang hiup didesa mempunyai kebiasaan mencuci rambut dengan menggunakan air sapu merang rendama yang telah dibakar lebih dahulu. Apa yang terjadi setelah keluarga petani tersebut memiliki pesawat televisi dan menonton tayangan iklan sampo yang dibintangi artis favoritnya?. Kebiasaan yang sudah berlangsung sejak lama, sekarang mengalami perubahan. Dari mencuci rambut dengan memakai rendaman air sapu merang dibakar diganti dengan sampo yang ada didalam iklan ditelevisi. 2.1.2.2 Proses Komunikasi Massa Gejala umum yang dapat dilihat dari suatu proses ( 2007 : 27 ) adalah bahwa proses merupakan suatu peristiwa yang berlangsung secara kontinyu, tidak diketahui kapan mulainya dan kapan akan berakhirnya. Dalam operasionalnya, proses memerlukan berbagai ( komponen ) elemen penunjang. Demikian pula dengan komunikasi yang pada hakikatnya merupakan suatu 19 proses, berlangsungnya komunikasi sudah pasti memerlukan berbagai komponen ( elemen ). Pengertian komponen disini adalah bagian – bagian yang terpenting dan mutak harus ada pada suatu keseluruhan atau kesatuan. Schraman mengatakan bahwa untuk berlangsungnya suatu kegiatan komunikasi, minimal diperlukan tiga komponen yaitu source, message, destination atau komunikator, pesan, komunikan. Apabila salah satu dari ketiga komponen tersebut tidak ada, maka komunikasi tidak dapat berlangsung. Namun demikian, selain ketiga komponen tersebut masih terdapat komponen lainnya yang berfungsi sebagai pelengkap. Artinya, jika komponen tersebut tidak ada, maka tidak akan berpengaruh terhadap komponen lainnya. Oleh karena itu komponen – komponen utama ( komunikator, pesan, komunikan ) mutlak harus ada proses komunikasi, baik itu komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok maupun komunikasi massa. Komponen pada proses komunikasi antarpersonal atau komunikasi kelompok mudah di ketahui. Namun apabila komunikasi tersebut dilakukan melalui media massa maka komponen maupun prosesnya tidak akan sederhana sebagaimana pada proses bentuk komunikasi lainnya. Pengertian proses komunikasinya dikenal dengan media cetak ( press ), media auditif ( radio ), media visula ( gambar, lukisan ) atau media audio visual ( televisi dan film ). Yang dimaksud dengan media disini adalah alat yang dapat digunakan untuk mencapai massa ( sejumlah orang yang tidak terbatas ). Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa komunikasi massa merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator menggunakan teknologi media massa secara proporsional guna menyebarluaskan pesannya melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak. 2.1.2.3 Efek Komunikasi Massa 20 Komunikasi massa merupakan ( 2007 : 49 ) sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat dan terperinci mengenai kekuatan sosial yang dimiliki oleh komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam menggerakan proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media ( lisan, tulisan, visual, audio visual ) perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologi dan analisa sosial. Yang dimaksud dengan analisis psikologi adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat manusia. Sedangkan analisis sosial adalah peristiwa sosial yang terjadi akibat komunikasi massa dengan penggunaan media massa yang sangat unik serta kompleks. Donald K. Robert ( 2007 : 49 ) mengungkapkan, ada yang beranggapan bahwa “efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Karena fokusnya pesan maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan massa. Dalam Ardiyanto dan Erdinaya ( 2004 : 52 ) terdapat tiga efek pesan komunikasi massa, yaitu : 1. Efek Kognitif Membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. 2. Efek Afektif 21 Tujuan dari komunikasi bukan hanya sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu. Khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. 3. Efek Behavioral Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Peneliti hanya menggunakan efek kognitif dan efek afektif dalam penelitian ini karena peneliti tidak berharap ada efek perilaku yang ditimbulkan oleh responden setelah penelitian ini selesai. 2.1.3 Media Massa Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan, Bungin ( 2007 : 85 – 86 ) a. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi masyarakat yang maju. b. Selain itu, media massa juga menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang terbuka dan jujur dan benar disampaikan medai massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat yang terbuka dengan informasi, sebaiknya pula masyarakat akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan 22 informasi dengan jujur kepada media massa. Selain itu infrmasi yang banyak dimiliki oleh masyarakat, menjadikan masyarakat sebagai masyarakat dunia yang dapat berpartisipasi dengan berbagai kemampuannya. c. Terakhir, media massa sebagai hiburan. Sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya. Sebagai agent of change yang dimaksud adalah juga mendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah, dengan demikian media massa juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya – budaya yang justru merusak peradaban manusia dan masyarakatnya. Perkembangan komunikasi massa dimulai oleh pers, disusul oleh film, diikuti oleh radio, selanjutnya oleh televisi, Effendy ( 2008 : 56 ). 2.1.4 Radio Merujuk pada pengertiannya dalam The Encyclopedia of Americana International ( 1983 : 121a ), radio is mean of communication that tillies on the use of electromagnetic waves propagates through space the speed of light. The electronic wave used for radio communication are similiar to light and heat waves, but generally much lower in frequency ( radio adalah alat komunikasi yang menggunakan gelombang elektromagnetik yang disebarkan melalui ruang pada kecepatan cahaya. Gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam komunikasi radio persis dengan cahaya dan gelombang panas, tetapi frekuensinya lebih rendah ). 23 Menurut Anton M. Moeliono, pengertian radio adalah siaran ( pengiriman ) suara / bunyi melalui udara ( 1982 : 791 ). Sedang Jull Swanell dalam The Little Oxford Dictionary of Current English, mendefinisikan, radio transmission reception of messages by electronic waves without connecting wires ( radio adalah pengiriman dan penerimaan pesan – pesan oleh gelombang elektronik tanpa sambungan kabel ). Lebih lanjut, Teguh Meinanda dan Ganjar Nugraha Jiwapraja ( 1980 : 80 ) menyatakan, radio adalah keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari stasiun dan kemudian dapat diterima oleh berbagai pesawat penerima baik di rumah, di kapal, di mobil dan sebagainya. Maka, dari berbagai pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan, sepeti dalam Moeryanto Ginting, yang dikutip Ritonga ( 1996 : 93 ), radio adalah alat komunikasi massa yang menggunakan lambang komunikasi yang berbunyi ( lee, 1965 ), suatu pemancar radio yang sedang in operation tidak membawa pengaruh apa – apa pada audiens / pendengar kalau gelombang – gelombangnya tidak dimuati sesuatu yang berarti, entah itu berupa sinyal, kata – kata terucapkan, maupun nada – nada, atau sesuatu yang berirama ( kertapati, 1981 ). 2.1.4.1 Radio Digital Dalam jurnalnya Teknologi Digital dan Dunia Penyiaran ( 2007 ), Sri hastarjo menyebutkan bahwa perkembangan yang signifikan dari radio ( siaran ) digital terjdi sejak pertengahan 1990-an. Pada pertengahan tahun 1999 , BRS Media menjadi host bagi sekitar 2000 stasiun radio Web; pada akhir tahun 2000, jumlah itu meningkat menjadi lebih dari 4500 radio ( BRS Media 2000, 2001 ). Digitalisasi radio memiliki tiga unsur yang penting, yaitu (1) penggunaan teknologi digital di dalam produksi, termasuk dalam penyimpanan, reproduksi, dan editing; (2) distribusi 24 isi siaran ( program musik dan iklan ) dilakukan secara online ( lewat internet ); dan (3) terjadi peningkatan yang signifikan di dalam jumlah khalayak yang mendengarkan radio melalui internet ( Flew, 2002 : 106 ). Unsur yang terakhir itulah yang memiliki masa depan yang paling menarik. Dengan mulai dikembangkannya telepon genggam yang mampu mengakses internet, maka tidak akan terlalu lama lagi akan bermunculan alat – alat baru yang bisa digunakan untuk mendengarkan radio digital tanpa harus menggunakan komputer yang terhubung ke internet dengan kabel telepon. Ini berarti batas – batas geografis yang selama ini menghabat akan dapat diatasi. Ini adalah sebuah terobosan besar baik bagi khalayak maupun bagi organisasi radio siaran. Radio digital yang dipancarkan melalui internet memiliki dua daya tarik utama. Pertama, teknologi ini membuka peluang bagi munculnya siaran yang sangat bervariasi dan spesifik; misalnya siaran dari negara asal bagi komunitas imigran yang tinggal di negara lain ( Hastjarjo : 2003 ). Kedua, memampukan khalayak untuk mengakses siaran radio tanpa perlu dihambat oleh batas – batas geografi atau aturan pemerintah/penguasa. 2.1.4.2 Karateristik Radio Sebagai media massa, radio siaran memiliki karakteristik unik dan khas, yang juga tentunya mempunyai keunggulan dan kelemahannya. Dalam penyampaian pesan atau isi pernyataannya yang dikemas dalam suatu program radio mempunyai cara tersendiri yang disebut dengan gaya radio dalam menyajikan programnya untuk memikat pendengarnya. Bahasa atau kata – kata lisan yang digunakan penyiar dalam penyampaian pesannya disebabkan apa yang disebut dengan “gaya radio” atau radio style. Menurut Effendy, gaya radio siaran dapat timbul karena faktor. 25 1. Sifat radio siaran 2. Sifat pendengar radio Sifat radio siaran, gaya radio secara karateristiknya mencakup : 1. Imajinatif : karena radio siaran hanya bisa didengar, Radio dapat menciptakan theatre of mind, ketika penyiar berbicara didepan mikropon, maka pendengar hanya bisa membayangkan suaranya tanpa mengetahui sosok penyiarnya seperti apa. 2.Auditori : radio adalah bunyi atau suara yang hanya bisa di konsumsi oleh telinga. Maka itu, apa yang didengar oleh telinga kemampuannya cukup terbatas. Ada sebuah istilah berbunyi ; lebih baik mempunyai satu catatan daripada seribu ingatan. Begitupun telinga memiliki keterbatasan dalam mengingat pesan yang didengarnya. Untuk itu pesan radio siaran harus jelas, singkat, dan sepintas lalu. 3.Akrab : media radio siaran adalah intim, karena penyiar menyampaikan pesannya secara personal / individu, walaupun radio itu didengarkan oleh orang banyak. Sapaan penyiar yang khas seolah ditujukan kepada diri pendengar sevara seorang diri, menjadikan si penyiar seakan – akan berada di sekitarnya. Sehingga radio bisa menjadi “teman” di kala seseorang sedih ataupun gembira. Itulah sifat akrab radio. 4. Gaya percakapan : bahas yang digunakan bukan tulisan, tapi gaya obrolan sehari – hari. Tak heran juga banyak bahasa – bahasa percakapan yang unik muncul dari dunia radio yang diperkenalkan oleh penyiar menjadi sesuatu yang nge – trend. 26 Sedangkan sifat pendengar radio itu meliputi; kesukaan, kegemaran, kebiasaan, minat, serta keinginannya. Untuk itu ciri – cirinya dapat dirinci sebagai berikut : 1. Heterogen ( beragam ): pendengar radio sangat beragam. Maka itu, ada sejumlah radio siaran mencoba membatasi sasaran pendengarnya agar lebih homogen, meski pada kenyataanya tidak ada pendengar yang satu dengan yang lain adalah sama. Pasti selalu ada perbedaan. Namun, agar sasaran menjadi lebih fokus maka dibuatlah pembatasan sasaran berdasarkan faktor: demografis ( usia, pendidikan, jenis kelamin) letak geografis ( perkotaan, pedesaan, pesisir ) psikografis ( kesukaan, kebiasaan, hobi, gaya hidup ). Hal tersebut dimaksudkan agar program yang disajikan dapat dipahami oleh sasaran yang dituju dan pesan – pesan programnya memuat hal – hal yang berkaitan dengan minat dan keinginan pendengarnya. 2. Personal ( pribadi ): penyampaian pesan atau bahasa lisan radio siaran melalui penyiar bersifat personal ( pribadi ) sesuai dengan situasi dan kondisi pendengar ketika ia mendengarkan siaran radio. 3. Aktif : semula, teori awal ilmu komunikasi menganggap khalayak adalah sekumpulan orang yang pasif ketika diterpa pesan media massa. Ini bisa disimak dalam teori –teori atau model – model komunikasi; Hypodermic needle model, One – step flow model, dan two steps flowmodels, yang menganggap media massa mempunyai pengaruh yang kuat terhadapkhalayak. Namun, penelitian ilmiah yang kemudain dilakukan mengenai pemilihan Presiden AS pada tahun 1944 oleh Paul Lazarsfeld, Wilbur Schramm, dan Raymond Bauer, membuktikan bahwa khalayak tidaklah pasif seperti yang dianggap. Bahkan, di masa sekarang, sejak teknologi telekomunikasi semakin berkembang pesat, khalayak semakin aktif terlibat dan menanggapi di dalam proses penyampaian komunikasi media massa ( radio dan televisi ), yaitu salah satunnya 27 adalah melalui telepon genggam yang dimilikinya untuk menyampaikan pesan tanggapannya secara interaktif. Namun, sampai saat ini, karakteristik radio dan televisi secara fisiknya, si pendengar atau pemirsa tetap tidak bisa berkomunikasi melalui benda radio atau televisilayaknya sebuah handphone. Untuk itu, agar penyiar radio atau televisi bisa berkomunikasi dengan audiensnya, maka secara teknisnya harus dilengkapi peralatan khusus dan adanya line telepon yang menghubungkan di antara keduanya. 4. Selektif ( pemilih ): khalayak radio siaran cenderung selektif dalam memilih program atau pesan yang menerpa dirinya. Pendengar akan memilih proram yang disuka atau memenuhi kebutuhan rohaniah dirinya. Ini bisa disebabkan kondisi psikis, ruang ( spasial ), lingkungan sosialnya sehingga si pendengar bisa tergerak untuk memilih program. 2.1.4.3 Keunggulan dan Kelemahan Radio a. Keunggulan radio • Cepat dan langsung. Sasaran tercepat, lebih cepat dari koran maupun TV, dalam menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan butuh waktu banyak. Hanya melalui telepon, reporter radio dapat secara langsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang ada dilapangan. • Akrab. Radio alat yang lekat dengan pemiliknya. • Dekat. Suara penyiar hadir dirumah atau didekat pendengar. Pembicaraanya langsung menyentuh aspek pribadi. 28 • Hangat. Paduan kata – kata, musik dan efek suara dalam soaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan beraksi atas kehangatan suara penyiar dan seringkali berfikir bahwa penyiar adalah teman dekat bagi mereka. • Sederhana. Tidak rumit, tidak banyak pernik. Baik bagi pengelola maupun pendengar. • Tanpa batas. Siaran radio menembus batas – batas geografis, SARA, dan kelas sosial. • Murah. Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harag pesawat televisi, pesawat radio relatif lebih murah. Pendengar pun tidak dipungut bayaran sepeser pun untuk pendengar radio. • Fleksibel. Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa mengganngu aktifitas yang lain. ( Romli, 2004 : 23 ) b. Kelemahan Radio • Selintas. Siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa yang didengarnya. • Global. Siaran informasi radio bersifat global, tidak detail, karena angka – angka dibulatkan. • Batasan waktu. Setiap berita atau informasi yang disiarkan sangat singkat berdasarkan waktu yang telah ditentukan. • Beralur linier. Program disajikan dan dinikmati berdasarkan urutan yang sudah ada. • Mengandung gangguan. Seperti timbul dan tenggelam ( fading ) dan gangguan teknis “channel noise factor”. ( Romli, 2004: 25 ) 29 2.1.4.4 Radio Sebagai Media Massa Media massa merupakan medium dari komunikasi massa untuk menyampaikan informasi atau pesan dari sumber kepada komunikan. Medium tersebut terdiri dari media elektronik seperti televisi, radio, internet maupun media cetak seperti koran dan majalah. Radio termasuk dalam media massa karena ciri – ciri dari media massa antara lain ( Cangara, 2008 : 126 ): a. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola terdiri dari banyak orang. b. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak karena memiliki kecepatan. Selain itu juga bergerak secara luas dan simultan dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada waktu yang sama. c. Menggunakan peralatan teknis atau mekanis d. Bersifat terbuka, artinya pesan dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa. Dengan kata lain, khalayaknya bersifat heterogen. Dalam penyelenggaraan penataan penyiaran, seperti diungkap Prayudha ( 2005 : 44 ) merujuk dari pembagian segmen berdasar stasiun radio di Amerika, yaitu Morning Drive, waktu pagi adalah antara jam 05.30 atau 06.00 hingga jam 10.00 pagi; Daytime, waktu siang antara jam 10.00 hingga jam 15.00; Afternoon Drive, sore hari adalah antara jam 15.00 hingga jam 19.00 atau jam 20.00; Nighttime, waktu malam antara jam 19.00 atau 20.00 hingga tengah malam. Overnight, lewat tengah malam atau dini hari adalah selang waktu antara tengah malam hingga 30 saat Morning Drive. Pembagian waktu tersebut mengacu terhadap pola perilaku pendengar dalam meluangkan waktunya untuk mendengarkan radio. 2.1.4.5 Program Radio Sebagai sebuah media massa, radio dituntut untuk menciptakan sebuah program yang dapat menyampaikan informasi kepada khalayak dengan cepat dan tepat. Selain itu, memproduksi sebuah program radio juga harus menarik. Ini diperlukan karena sifat dari radio sendiri yang sepintas lalu. Morissan ( 2008 : 221 ) mengatakan bahwa secara umum program radio terdiri dari dua jenis yaitu informasi dan musik. Dua jenis ini kemudian dikemas menjadi sebuah program yang dapat memenuhi kebutuhan khalayak. Adapun program tersebut bisa terdiri dari berita radio, talkshow, dan info hiburan. 2.1.4.6 Talkshow Talkshow atau perbicangan adalah program informasi yang mengutamakan sajian perbincangan atau obrolan yang didasari penentuan tema, topik serta bahasan yang dikemas secara dinamis dan aktual, faktual, menarik, juga menghibur. Talkshow merupakan gabungan antara seni berbicara dan seni wawancara. Jenis program ini melibatkan penyiar sebagai pemandu acara dan narasumber. Program talkshow juga biasanya memberikan kesempatan pendengar dengan memberikan feedback atau umpan balik dengan memberikan pertanyaan atas permasalahan yang dibahas sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Tiga bentuk talkshow adalah : 31 • One on one show. Perbincangan penyiar dengan narasumber mendiskusikan suatu topik dengan keadaan posisi michrophone terpisah pada studio yang sama. • Panel discussion. Pewawancara sebagai moderator ada bersama sejumlah narasumber. • Call in show. Perbincangan yang melibatkan pendengar melalui telepon mengenai suatu topik. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan apabila pendengar ingin menyampaikan informasi lain yang dianggap penting. Dengan jenis perbincangan ini, khalayak dianggap aktif. Elemen – elemen yang perlu ada dalam Program Talkshow : • Tema Tema atau topik adalah permasalahan yang akan dibahas dalam perbincangan atau talkshow. Tema yang diangkat mestilah benar-benar penting ( atau dianggap penting) untuk diketahui khalayak atau setidaknya menarik bagi pemirsanya. Wacana yang diketengahkan merupakan isu (atau trend) yang sedang berkembang dan hangat di masyarakat. • Narasumber Narasumber adalah orang yang dijadikan pembicara di dalam suatu acara talkshow. Untuk itu, biasanya dipilih seorang tokoh yang populer di masyarakat dalam bidangnya, atau bisa jadi seorang tokoh kontroversi, dimana masyarakat biasanya ingin tahu pandangan – pandangan mengenai peristiwa aktual. Tokoh itu dipilih untuk memperoleh informasi, pendapat atau kesaksian mengenai suatu kejadian yang terjadi akhir – akhir ini. 32 • Feedback Yaitu umpan balik yang diberikan oleh komunikan kepada komunikator. Tanggapan dari penerima pesan atas isi pesan yang disampaikan. Feedback sangat penting dalam proses komunikasi. Digunakan untuk mengukur dampak komunikasi. Dalam bukunya “Dimensi-dimensi Komunikasi”, Onong Uchjana Effendi menyatakan bahwa : “Komunikasi akan berhasil, apabila pesan yang disampaikan komunikator cocok dengan frame of reference, yakni pengalaman dan pengertian yang diperoleh komunikan”. Salah satu jenis feedback adalah Positive feedback yaitu feedback yang mendukung pada tercapainya tujuan pesan. Contohnya : bertanya, klarifikasi, menyutujui, mengangguk, memperhatikan,dll. Dalam media massa biasanya pembaca, pendengar atau penonton diminta feedbacknya melalui sms, telepon, atau melalui sosial media seperti facebook atau twitter. • Pembawa acara Menurut pedoman penyiaran dan pemasaran atau pengembangan Usaha Perjan RRI Jakarta (2001 : 51) “adalah orang yang menyajikan atau menyampaikan acara sesuai dengan tuntutan naskah atau karakter dan format acara”. Pembawa acara merupakan ujung tombak stasiun siaran. Baik buruknya sebuah stasiun penyiaran tergantung dari penampilan atau penyajian yang disampaikan oleh pembawa acara atau penyiarnya. 33 Jadi seorang pembawa acara akan dikatakan berhasil apabila audience merasa memperoleh teman atau sahabat yang sangat memperhatikan, mau mendengarkan dan ramah serta menarik, audience menginginkan pembawa acara yang bersahaja, apa adanya atau tidak dibuat-buat. Audience menyenangi pembawa acara yang pandai dalam segala hal serta mampu memenuhi keinginannya, oleh karena itu pembawa acara dituntut untuk terus menggali kemampuan serta menambah wawasan untuk menambah serta mempertebal rasa percaya dirinya. 2.2 Teori khusus 2.2.1 Teori S-O-R Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori S-O-R. Adapun Teori S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Teori ini berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Menurut stimulus response ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur – unsur dalam model ini adalah : 1. Pesan ( Stimulus ) 2. Komunikan ( Organism ) 3. Efek ( Response ) 34 Dalam proses perubahan sikap ntampak bahwa sikap dapat berubah, jika stimulus yang menerpa benar – benar melebihi semula. Mengintip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variable penting yaitu : perhatian, pengertian dan penerimaan. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikasi inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesedian untuk mengubah sikap. Teori ini juga disebut sebagai teori SR. Teori ini memilki banyak nama lain, seperti teori jarum suntik hipodermik ( Hyperdemic Needle Theory ) atau teori peluru ajaib (Magic Bullet Theory ). Disebut demikian karena teori itu meyakini bahwa kegiatan mengirimkan pesan sama halnya dengan tindakan menyuntikan obat yang bisa langsung kedalam jiwa penerima pesan sebagaimana peluru yang ditembakan dan langsung masuk kedalam tubuh. Singkatnya, menurut teori ini, media massa amat perkasa dalam mempengaruhi penerimaan pesan. Teori SR menggambarkan proses komunikasi secara sederhana yang hanya melibatkan dua komponen, yaitu media massa dan penerima pesan yaitu khalayak. Media massa mengeluarkan stimulus dan penerima pesan menanggapinya dengan menunjukkan respons sehingga dinamakan teori stimulus respons ( lihat skema 2.1 ) ( Morrisan, 2010 : 17 ) 35 Gambar Skema 2.1 Model Komunikasi S-R Stimulus MEDIA MASSA PUBLIK Respon 2.2.2 Teori Individual Differences Teori Individual Differences adalah pengembangan dari teori S-O-R. Teori S-O-R dimodifikasi lagi oleh Melvin L. DeFleur melalui teori barunya yaitu teori Individual Differences. Teori Individual Differences atau yang bernama lengkap Teori Individual Differences of Mass Communication Effect ini menjelaskan bahwa setiap khalayak akan memberikan respon yang berbeda-beda terhadap pesan yang berisikan stimulus-stimulus tertentu. Dan hal ini disebabkan karena perbedaan karateristik dari pribadi masing-masing khalayak sehingga menimbulkan respon yang berbeda-beda juga. Kesimpulan dari Teori Individual Differences adalah bahwa setiap khalayak akan memberikan respon yang berbeda walaupun pesan yang diberikan atau stimulus bersifata heterogen atau sama keseluruh khalayak. Jadi setiap khalayak yang mendengar acara Analekta akan memberikan respon yang berbeda-beda pula sesuai dengan kepribadian atau keadaan psikologis dari khalayak penontonnya. 2.3 Teori Individual Analisis Univariat 36 2.3.1 Definisi Analisis Univariat Dalam penelitian, penulis menggunakan analisis univariat untuk memperoleh gambaran deskripsi tiap – tiap variabel yang digunakan dalam penelitian, data analisis. Data di analisis berasal dari distribusi frekuensi. Analisis dilakukan dalam suatu variabel bentuk bermacam – macam seperti : distribusi frekuensi, rata – rata, standar deviasi, varians, median, modus dan sebagainya. Semua alat anilisis dapat diketahui konsep yang ada dan kita ukur secara berbeda dalam kondisi yang siap untuk dianalisis lebih lanjut. Dan kita dapat mengetahui bagaimana ukuran dan konsep analisis berikutnya. Banyak manfaat antara lain sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah data yang digunakan sudah layak atau belum. 2. Mengetahui gambaran yang dikumpulkan. Mengetahui apakah data sudah optimal jika di pakai untuk analisis berikutnya. ( Metode Riset Ilmu Administrasi : 114 ). 2.4 Operasionalisasi Konsep 2.4.1 Definisi Operasionalisasi Konsep Operasionalisasi konsep adalah unsur penelitian yang memeberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain operasionalisasi konsep ini adalah petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Selain itu, operasionalisasi konsep juga sebagai informasi ilmiah yang membantu peneliti untuk mengetahui cara mengukur suatu variabel ( Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1985 : 24 ). Pada penelitian ini hanya satu variabel yang diteliti, yaitu variabel tanggapan. Variabel tanggapan mempunyai dua dimensi yaitu dimensi Kognitif dan dimensi Afektif. 37 Tabel 2.1 Operasionalisasi Konsep VARIABEL DIMENSI INDIKATOR Tanggapan ibu – ibu rumah kognitif 1. pengetahuan tentang RRI PRO 1 tangga (rt 08, rw 08, bojong Jakarta. indah, rawa buaya, cengkareng ) terhadap acara 2. pengetahuan tentang program “ANALEKTA”. “ANALEKTA” RRI PRO 1 Jakarta. 3. Pengetahuan tentang jam siar “ANALEKTA” di RRI PRO 1 Jakarta. 4. mendengar acara “ANALEKTA” untuk mengisisi waktu luang 5. mendengarkan “ANALEKTA” untuk acara memenuhi informasi dan solusi untuk masalah wanita. 6. mendengarkan acara “ANALEKTA” karena tertarik dengan tema yang dibawakan. 7. mendengarkan acara “ANALEKTA” karena narasumbernya yang berkualitas. 38 afektif 1. nilai terhadap Acara “ANALEKTA” mengangkat permassalahan tentang wanita yang masih baru dan hangat dibicarakan. 2. acara “ANALEKTA“ membantu mampu memberikan solusi terhadapa permasalahn wanita. 3.acara “ANALEKTA” mampu memberikan semangat dan inspirasi bagi kaum wanita. 4. Tema acara “ANALEKTA” menarik karena berbeda – beda setiap harinya. 5. narasumber “ANALEKTA” memberikan solusi yang tepat terhadap masalah wanita. 6. narasumber “ANALEKTA” memberikan solusi yang mudah untuk diterapkan. 7. line sms “ANALEKTA” yang diberikan memberikan 39 keuntungan sendiri bagi pendengar untuk bertanya kepada narasumber. 8. Pembawa acara “ANALEKTA” piawai dalam membawakan acara tersebut. 9. memberikan tanggapan yang positif terhadap acara “Analekta”.