BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian skripsi ini dilandasi oleh teori

advertisement
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
Penelitian skripsi ini dilandasi oleh teori dasar mengenai komunikasi yang
berhubungan dengan sebagai acuan untuk menguraikan secara sistematis dan teoritis.
2.1 Teori – teori Dasar / Umum
2.1.1 Komunikasi
2.1.1.1 Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi atau communication berasal dari kata latin communis yang
berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat
sama” ( to make common ). Komunikasi merujuk pada suatu pikiran, suatu makna, atau
suatu pesan yang dianut secara sama.
Harold Lasswell menggambarkan proses komunikasi mempunyai unsur – unsur
sebagai berikut ( Mulyana, 2004, P. 147 – 148 ).
a. .
Sumber (who) adalah yang memiliki pesan untuk disampaikan.
b. . Pesan ( says what ) adalah seperangkat simbol verbal ataupun non verbal
yang mewakili gagasan, nilai atau maksud dari sumber.
c. . Saluran atau media ( in which channel ) adalah alat untuk menyampaikan
pesan kepada penerima.
10
d. .
Penerima ( to whom ) adalah penerima yang mendapatkan pesan dari
sumber.
e. .
Efek ( with that effect ) adalah akibat apa yang ditimbulkan pesan
komunikasi massa pada khalayak pembaca, pemirsa, atau pendengar.
Para pakar komunikasi sendiri memberikan definisi yang beragam mengenai
komunikasi ;
a. Gerbner menyatakan bahwa komunikasi didefinisikan sebagai interaksi sosial
melalui pesan.
b. Theodorson
dipandang
M.
Newcomb
sebagai
sesuatu
menyebutkan
transmisi
bahwa
informasi,
setiap
terdiri
tindakan
dari
komunikasi
ransangan
yang
diskriminatif, dari sumber kepada penerima.
c. Carl I. Hovland “Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (
komunikator ) menyampaikan ransangan ( biasanya lambang – lambang verbal )
untuk mengubah perilaku orang lain ( komunikan )”.
d. Everett M. Rogers “ komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku mereka “.
e. Osgood menyatakan bahwa komunikasi terjadi jika suatu sistem, sumber informasi,
mempengaruhi yang lain ( kelompok / orang ), ada tujuan, dengan memanipulasi
simbol – simbol
alternatif
yang
dapat
dikirimkan
menghubungkan mereka ( Dennis McQuail, 1993 : 4 )
melalui
saluran
yang
11
Dalam bukunya Communicating in Groups : Applications and skills, Gloria JG
menjelaskan bahwa kata “ komunikasi” telah digunakan dalam berbagai bentuk oleh
penulis yang berbeda. Kita menggunakan “komunikasi” untuk menunjukkan kepada proses
penciptaan,
pengiriman,
penerimaan,
pengartian
tanda
atau
simbol
oleh
manusia.
Komunikasi adalah persepsi atau pandangan, interpretasi, dan tanggapan orang kepada
tanda atau simbol yang dihasilkan orang lain. Pengertian yang kelihatannya sederhana ini
mempunyai 5 implikasi utama :
1. Komunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu atau pernyataan.
Proses ini terus berkelanjutan tanpa diketahui awal atau akhir yang jelas.
Tanda atau simbol dari seseorang berawal dari perasaan atau pemikiran, dan tak
seorangpun dapat menjelaskan pengaruhnya pada bagaian akhir yang lain .
Pengalaman yang dialami manusia dan tanggapan yang diberikan tidak dapat
diduplikasi atau dipelihara atau diulang secara persis. Pesan dapat diulang dan
dipelihara serta tidak berubah. Seperti memo atau pernyataan. Anda tidak dapat
masuk ke dalam sungai dengan aliran yang sama dua kali. Meskipun tidak terlihat
namun kondisinya berbeda sama halnya dengan aliran komunikasi antara manusia.
Komunikasi adalah suatu proses yang sangat kompleks karena melibatkan
perasaan, pengertian dan pengalaman kebudayaan manusia bukan hanya sekedar
kata – kata saja. Selama proses, seseorang mengalami persepsi atau perasaan dan
mengekspresikan pengalaman ini dengan menerjemahkan kedalam kata – kata dan
atau tanda- tanda non – verbal. Ekspresi dikirimkan sebagai pulsa energi ke udara
12
atau media lain, sehingga orang lain dapat merasakan dan memberikan tanggapan
terhadap ekspresi itu.
2. Komunikasi manusia adalah fenomena penerima.
Jika anda tidak mempunyai penerima, anda tidak memiliki komunikasi. Bila
anda berbicara sementara tidak seseorangpun mendengarkan, komunikasi tersebut
tidak terjadi. Bila anda ingin menjadi komunikator yang baik dalam kelompok,
anda
harus
memberikan
perhatian
kepada
bagaimana
anda
mendengar
dan
mengartikan daripada bagaimana anda berbicara.
3. Komunikasi adalah simbolis
Hal ini berimplikasi baik pada keuntungan dari kemampuan. Ada dua kategori
utama signal dari orang, tanda dan simbol. Tanda adalah kejadian alam yang
secara otomatis berhubungan dengan yang diwakilinya. Simbol, bertentangan
dengan tanda, adalah suatu bentuk signal yang dibuat oleh manusia yang dapat
berubah mewakili sesuatu dengan tidak memiliki hubungan secara langsung
maupun alami. Simbol juga mungkin berarti sesuatu yang tidak memiliki bentuk
nyata, seperti hubungan antara manusia.
4. Komunikasi
antar
muka
( face
to
face )
merupakan
suatu
proses
transaksional. Ada 2 ( dua ) pengertian utama dari “ transaksional “ yaitu :
a. Dalam penerapannya bahwa komunikasi merupakan proses yang
berkelanjutan dan multi direksional ( berbagai arah ).
b. Semua unsur dalam sistem komunikasi saling mempengaruhi.
13
5. Membuat komunikasi yang produktif adalah tanggung jawab dari tiap
anggota ( masyarakat )
Ada kecenderungan untuk saling menyalahkan apabila ada suatu
pernyataan tidak didengar, disalah artikan, dilupakan dan diabaikan. Jadi
setiap orang harus tetap mengawasi bagaimana proses komunikasi terjadi
dan
menyelesaikan
permasalahan
seperti
yang
diharapkan.
Hal
ini
merupakan suatu penerapan langsung dari definisi komunikasi sebagai
transaksional, kompleks, dan simbolik.
Pelaksanaan komunikasi bermedia dilaksanakan dengan menggunakan saluran atau
sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan. Komunikasi ini sering disebut
tak langsung dan sebagai konsekuensinnya arus balik tidak terjadi pada saat komunikasi
dilangsungkan. Komunikator tidak dapat langsung mengetahui tanggapan komunikannya
pada saat berkomunikasi. Oleh sebab itu dalam melancarkan komunikasi bentuk ini
komunikator harus matang dalam perencanaan dan persiapan agar komunikasi itu tercapai.
2.1.1.2 Konsep dasar komunikasi
Menurut John R. Wenburg dan William W. Wilmot ( Dalam Mulyana, 2004, p. 61 –
69 ) setidaknya ada tiga kerangka pemahaman komunikasi, yaitu :
a. Komunikasi sebagai tindakan satu arah
Komunikasi dipahami sebagai proses penyampaian pesan searah dari seseorang atau
lembaga kepada seseorang / kelompok lainnya, baik secara langsung maupun tidak
14
langsung. Pemahaman komunikasi sebagai proses satu arah ini oleh Michael Bargoon
disebut sebagai “ definisi berorientasi sumber “ ( source – oriented definition ).
b. Komunikasi sebagai interaksi
komunikasi dipahami sebagai aksi proses aksi – reaksi, sebab – akibat, yang arahnya
bergantian. Komunikasi interaksi dipandang lebih dinamis daripada komunikasi satu arah.
Unsur penting dalam komunikasi interaksi adalah feedback ( umpan balik ).
c. Komunikasi sebagai transaksi
Komunikasi
dipahami sebagai kegiatan menafsirkan perilaku orang lain. Ada proses
encoding dan decoding pesan verbal maupun nonverbal. Semakin banyak peserta
komunikasi maka transaksi yang akan terjadi akan semakin rumit. Kelebihan konsep ini
adalah komunikasi dipahami sebagai konsep yang tidak membatasi pada komunikasi yang
disengaja saja.
2.1.2 Komunikasi Massa
Liliweri ( 2009 : 2001) berpendapat, bahwa komunikasi lainnya, dalam arti memiliki
unsur – unsur seperti : sumber ( orang ), bidang pengalaman, pesan, saluran, gangguan dan
hambatan, efek, konteks maupun umpan balik. Sekalipun pelbagai pengertian komunikasi
massa telah dikemukakan oleh pelbagai kepustakaan, namun demikian secara umum
komunikasi massa sebenarnya merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana
komunikator secara profesional menggunakan teknologi pembagi dalam menyebarluaskan
pengalamannya yang melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang
banyak.
15
Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa prosesnya memiliki suatu unsur yang
istimewa, yaitu penggunaan saluran. Teknologi pembagi atau media dengan massa yang
disebut saluran itu dipergunakan untuk mengirimkan pesan yang melintasi jarak jauh,
misalnya buku, pamflet, majalah, surat kabar, warkat pos, rekaman – rekaman, televisis,
gambar – gambar poster, dan bahkan saat ini ditambah lagi dengan komputer serta
aplikasinya dengan jaringan telepon serta satelit.
Onong dalam bukunnya berjudul “ ilmu komunikasi, teori, dan praktik “ ( 2009 :
225 ) mengatakan para ahli komunikasi berpendapat yang dimaksud dengan komunikasi
massa
( mass communication )
adalah
komunikasi
melalui
media
massa,
jelasnya
merupakan singkatan dari komunikasi media massa ( massa media communication ).
Diakuinya, bahwa hal demikian itu berbeda dengan pendapat para ahli psikologi
sosial. Komunikasi massa itu tidak selalu mengapa menggunakan media. Bagi mereka (
para psikologi sosial ), pidato dihadapan sejumlah orang banyak disebuah lapangan,
misalnya, asal menunjukkan perilaku massa ( mass behavior ), itu dapat dikatakan sebagai
komunikasi massa. Mengapa? Sekalipun pada mulanya mereka yang berkumpul dilapangan
itu adalah kerumunan biasa (crowded), yang satu sama lain tidak mengenal, tetapi
kemudian, karena sama – sama terikat pidato seorang orator, mereka sama – sama terikat
oleh perhatian yang sama, lalu menjadi massa. Oleh sebab itu, komunikasi yang dilakukan
oleh si orator secara tatap muka seperti itu adalah komunikasi massa.
Pendapat De Vito dalam bukunya yang berjudul : “ communicology : An
introduction to the study og communication” yang juga dikutip oleh Onong ( Effendy,
1994 ; 21) antara lain menegaskan : komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan
16
kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa
khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang
yang mendengar radio dan menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu
besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa
adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar – pemancar yang audio dan visual.
Komunikasi massa barangkali agak lebih mudah dan
lebih logis bila didefinisikan
menurut bentuknya : televisi, radio, surat kabar, majalh, buku, film dan pita.
Setidak – tidaknya terdapat 5 ciri komunikasi massa yang diinventarisir oleh Onong
Uchjana Effendy. Kelima ciri tersebut adalah, (1) komunikasi massa berlangsung satu arah; (2)
komunikator pada komunikasi massa melembaga; (3) pesan pada komunikasi massa bersifat
umum; (4) media komunikasi massa menimbulkan keserempakan; (5) komunikan pada
kominikasi massa bersifat heterogen.
Dalam komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Brittner ( 2007 ; 3 )
(Rakhmat, seperti yang disitir komala, dalam karlinah, dkk. 1999). Yakni ; komunikasi massa
adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ( mass
communication is massages communicated through a mass medium to a large number of people
). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media
massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat
akbar dilapang luas yang dihadiri oleh liburan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak
menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang
termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi, keduannya dikenal sebagai media
elektronik, surqat kabar dan majalah keduannya di sebut media cetak.
17
Definisi komunikasi massa yang lebih rinci digunakkan oleh Gerbner ( 2007 : 3 ) “mass
communication is the tehnologically and istituttionally based production and distribution of the
most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies”. ( komunikasi massa
adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang
kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
2.1.2.1 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa secara umum menurut effendy ( 2007 : 18 )
1. Fungsi Informasi
Fungsi informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca,
pendengaratau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang
bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu
merasa haus akan informasi yang terjadi.
Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah, atau tempat bekerja, melainkan dari mereka. Kita
belajar musik, politik, ekonomi, hukum, seni, sosiologi, psikologi, komunikasi, dan hal lain dari
media. Kita belajar keterampilan menggunakan komputer, memasak, menjahit, dan lain
sebagainya dari media. Kita mengenal tempat – tempat bersejarah yang ada didunia juga dari
media elektronik ( terutama film ) dan media cetak yaitu buku – buku sejarah.
Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah, mendengarkana radio siaran atau
menonton televisi karena mereka ingin mendapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi
dimuka bumi, gagasan atau pikiran orang lain , apa yang dilakukan, diucapkan atau dilihat orang
lain.
18
2. Fungsi pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya ( mass education ). Karena media
massa banyak menyajikan hal – hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang
dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan – aturan yang berlaku
kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi dan
artikel.
3. Fungsi Mempengaruhi
Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implicit terdapat pada tajuk / editorial, features,
iklan, artikel dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh ilan –iklan yang ditayangkan televisi
maupun surat kabar , seperti contoh berikut, keluarga petani yang hiup didesa mempunyai
kebiasaan mencuci rambut dengan menggunakan air sapu merang rendama yang telah dibakar
lebih dahulu. Apa yang terjadi setelah keluarga petani tersebut memiliki pesawat televisi dan
menonton tayangan iklan sampo yang dibintangi artis favoritnya?. Kebiasaan yang sudah
berlangsung sejak lama, sekarang mengalami perubahan. Dari mencuci rambut dengan memakai
rendaman air sapu merang dibakar diganti dengan sampo yang ada didalam iklan ditelevisi.
2.1.2.2 Proses Komunikasi Massa
Gejala umum yang dapat dilihat dari suatu proses ( 2007 : 27 ) adalah bahwa proses
merupakan suatu peristiwa yang berlangsung secara kontinyu, tidak diketahui kapan mulainya
dan kapan akan berakhirnya. Dalam operasionalnya, proses memerlukan berbagai ( komponen )
elemen penunjang. Demikian pula dengan komunikasi yang pada hakikatnya merupakan suatu
19
proses, berlangsungnya komunikasi sudah pasti memerlukan berbagai komponen ( elemen ).
Pengertian komponen disini adalah bagian – bagian yang terpenting dan mutak harus ada pada
suatu keseluruhan atau kesatuan.
Schraman mengatakan bahwa untuk berlangsungnya suatu kegiatan komunikasi, minimal
diperlukan tiga komponen yaitu source, message, destination atau komunikator, pesan,
komunikan. Apabila salah satu dari ketiga komponen tersebut tidak ada, maka komunikasi tidak
dapat berlangsung. Namun demikian, selain ketiga komponen tersebut masih terdapat komponen
lainnya yang berfungsi sebagai pelengkap. Artinya, jika komponen tersebut tidak ada, maka
tidak akan berpengaruh terhadap komponen lainnya. Oleh karena itu komponen – komponen
utama ( komunikator, pesan, komunikan ) mutlak harus ada proses komunikasi, baik itu
komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok maupun komunikasi massa.
Komponen pada proses komunikasi antarpersonal atau komunikasi kelompok mudah di
ketahui. Namun apabila komunikasi tersebut dilakukan melalui media massa maka komponen
maupun prosesnya tidak akan sederhana sebagaimana pada proses bentuk komunikasi lainnya.
Pengertian proses komunikasinya dikenal dengan media cetak ( press ), media auditif (
radio ), media visula ( gambar, lukisan ) atau media audio visual ( televisi dan film ). Yang
dimaksud dengan media disini adalah alat yang dapat digunakan untuk mencapai massa (
sejumlah orang yang tidak terbatas ). Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa komunikasi
massa merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator menggunakan
teknologi media massa secara proporsional guna menyebarluaskan pesannya melampaui jarak
untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak.
2.1.2.3 Efek Komunikasi Massa
20
Komunikasi massa merupakan ( 2007 : 49 ) sejenis kekuatan sosial yang dapat
menggerakan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan
tetapi untuk mengetahui secara tepat dan terperinci mengenai kekuatan sosial yang dimiliki oleh
komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam menggerakan proses sosial tidaklah
mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan
melalui berbagai media ( lisan, tulisan, visual, audio visual ) perlu dikaji melalui metode tertentu
yang bersifat analisis psikologi dan analisa sosial. Yang dimaksud dengan analisis psikologi
adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat
manusia. Sedangkan analisis sosial adalah peristiwa sosial yang terjadi akibat komunikasi massa
dengan penggunaan media massa yang sangat unik serta kompleks.
Donald K. Robert ( 2007 : 49 ) mengungkapkan, ada yang beranggapan bahwa “efek
hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Karena fokusnya
pesan maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan massa.
Dalam Ardiyanto dan Erdinaya ( 2004 : 52 ) terdapat tiga efek pesan komunikasi massa,
yaitu :
1. Efek Kognitif
Membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari
informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.
2. Efek Afektif
21
Tujuan dari komunikasi bukan hanya sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih
dari itu. Khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah
dan sebagainya.
3. Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku,
tindakan atau kegiatan.
Peneliti hanya menggunakan efek kognitif dan efek afektif dalam penelitian ini karena
peneliti tidak berharap ada efek perilaku yang ditimbulkan oleh responden setelah penelitian ini
selesai.
2.1.3 Media Massa
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai
institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa. Dalam menjalankan
paradigmanya media massa berperan, Bungin ( 2007 : 85 – 86 )
a. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media massa
menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan
menjadi masyarakat yang maju.
b. Selain itu, media massa juga menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat
menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang terbuka dan jujur dan
benar disampaikan medai massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat
yang kaya dengan informasi, masyarakat yang terbuka dengan informasi, sebaiknya pula
masyarakat akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan
22
informasi dengan jujur kepada media massa. Selain itu infrmasi yang banyak dimiliki oleh
masyarakat, menjadikan masyarakat sebagai masyarakat dunia yang dapat berpartisipasi dengan
berbagai kemampuannya.
c. Terakhir, media massa sebagai hiburan. Sebagai agent of change, media massa juga menjadi
institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator
perkembangan budaya. Sebagai agent of change yang dimaksud adalah juga mendorong agar
perkembangan budaya itu bermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah, dengan
demikian media massa juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya – budaya yang
justru merusak peradaban manusia dan masyarakatnya.
Perkembangan komunikasi massa dimulai oleh pers, disusul oleh film, diikuti oleh radio,
selanjutnya oleh televisi, Effendy ( 2008 : 56 ).
2.1.4 Radio
Merujuk pada pengertiannya dalam The Encyclopedia of Americana International ( 1983
: 121a ), radio is mean of communication that tillies on the use of electromagnetic waves
propagates through space the speed of light. The electronic wave used for radio communication
are similiar to light and heat waves, but generally much lower in frequency ( radio adalah alat
komunikasi yang menggunakan gelombang elektromagnetik yang disebarkan melalui ruang pada
kecepatan cahaya. Gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam komunikasi radio persis
dengan cahaya dan gelombang panas, tetapi frekuensinya lebih rendah ).
23
Menurut Anton M. Moeliono, pengertian radio adalah siaran ( pengiriman ) suara / bunyi
melalui udara ( 1982 : 791 ). Sedang Jull Swanell dalam The Little Oxford Dictionary of Current
English, mendefinisikan, radio transmission reception of messages by electronic waves without
connecting wires ( radio adalah pengiriman dan penerimaan pesan – pesan oleh gelombang
elektronik tanpa sambungan kabel ). Lebih lanjut, Teguh Meinanda dan Ganjar Nugraha
Jiwapraja ( 1980 : 80 ) menyatakan, radio adalah keseluruhan sistem gelombang suara yang
dipancarkan dari stasiun dan kemudian dapat diterima oleh berbagai pesawat penerima baik di
rumah, di kapal, di mobil dan sebagainya.
Maka, dari berbagai pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan, sepeti dalam
Moeryanto Ginting, yang dikutip Ritonga ( 1996 : 93 ), radio adalah alat komunikasi massa yang
menggunakan lambang komunikasi yang berbunyi ( lee, 1965 ), suatu pemancar radio yang
sedang in operation tidak membawa pengaruh apa – apa pada audiens / pendengar kalau
gelombang – gelombangnya tidak dimuati sesuatu yang berarti, entah itu berupa sinyal, kata –
kata terucapkan, maupun nada – nada, atau sesuatu yang berirama ( kertapati, 1981 ).
2.1.4.1 Radio Digital
Dalam jurnalnya Teknologi Digital dan Dunia Penyiaran ( 2007 ), Sri hastarjo
menyebutkan bahwa perkembangan yang signifikan dari radio ( siaran ) digital terjdi sejak
pertengahan 1990-an. Pada pertengahan tahun 1999 , BRS Media menjadi host bagi sekitar 2000
stasiun radio Web; pada akhir tahun 2000, jumlah itu meningkat menjadi lebih dari 4500 radio (
BRS Media 2000, 2001 ).
Digitalisasi radio memiliki tiga unsur yang penting, yaitu (1) penggunaan teknologi
digital di dalam produksi, termasuk dalam penyimpanan, reproduksi, dan editing; (2) distribusi
24
isi siaran ( program musik dan iklan ) dilakukan secara online ( lewat internet ); dan (3) terjadi
peningkatan yang signifikan di dalam jumlah khalayak yang mendengarkan radio melalui
internet ( Flew, 2002 : 106 ).
Unsur yang terakhir itulah yang memiliki masa depan yang paling menarik. Dengan
mulai dikembangkannya telepon genggam yang mampu mengakses internet, maka tidak akan
terlalu lama lagi akan bermunculan alat – alat baru yang bisa digunakan untuk mendengarkan
radio digital tanpa harus menggunakan komputer yang terhubung ke internet dengan kabel
telepon. Ini berarti batas – batas geografis yang selama ini menghabat akan dapat diatasi. Ini
adalah sebuah terobosan besar baik bagi khalayak maupun bagi organisasi radio siaran.
Radio digital yang dipancarkan melalui internet memiliki dua daya tarik utama. Pertama,
teknologi ini membuka peluang bagi munculnya siaran yang sangat bervariasi dan spesifik;
misalnya siaran dari negara asal bagi komunitas imigran yang tinggal di negara lain ( Hastjarjo :
2003 ). Kedua, memampukan khalayak untuk mengakses siaran radio tanpa perlu dihambat oleh
batas – batas geografi atau aturan pemerintah/penguasa.
2.1.4.2 Karateristik Radio
Sebagai media massa, radio siaran memiliki karakteristik unik dan khas, yang juga
tentunya mempunyai keunggulan dan kelemahannya. Dalam penyampaian pesan atau isi
pernyataannya yang dikemas dalam suatu program radio mempunyai cara tersendiri yang disebut
dengan gaya radio dalam menyajikan programnya untuk memikat pendengarnya. Bahasa atau
kata – kata lisan yang digunakan penyiar dalam penyampaian pesannya disebabkan apa yang
disebut dengan “gaya radio” atau radio style. Menurut Effendy, gaya radio siaran dapat timbul
karena faktor.
25
1. Sifat radio siaran
2. Sifat pendengar radio
Sifat radio siaran, gaya radio secara karateristiknya mencakup :
1. Imajinatif : karena radio siaran hanya bisa didengar, Radio dapat menciptakan
theatre of mind, ketika penyiar berbicara didepan mikropon, maka pendengar
hanya bisa membayangkan suaranya tanpa mengetahui sosok penyiarnya seperti
apa.
2.Auditori : radio adalah bunyi atau suara yang hanya bisa di konsumsi oleh
telinga. Maka itu, apa yang didengar oleh telinga kemampuannya cukup terbatas.
Ada sebuah istilah berbunyi ; lebih baik mempunyai satu catatan daripada seribu
ingatan. Begitupun telinga memiliki keterbatasan dalam mengingat pesan yang
didengarnya. Untuk itu pesan radio siaran harus jelas, singkat, dan sepintas lalu.
3.Akrab : media radio siaran adalah intim, karena penyiar menyampaikan pesannya
secara personal / individu, walaupun radio itu didengarkan oleh orang banyak.
Sapaan penyiar yang khas seolah ditujukan kepada diri pendengar sevara seorang
diri, menjadikan si penyiar seakan – akan berada di sekitarnya. Sehingga radio bisa
menjadi “teman” di kala seseorang sedih ataupun gembira. Itulah sifat akrab radio.
4. Gaya percakapan : bahas yang digunakan bukan tulisan, tapi gaya obrolan sehari
– hari. Tak heran juga banyak bahasa – bahasa percakapan yang unik muncul dari
dunia radio yang diperkenalkan oleh penyiar menjadi sesuatu yang nge – trend.
26
Sedangkan sifat pendengar radio itu meliputi; kesukaan, kegemaran, kebiasaan, minat,
serta keinginannya. Untuk itu ciri – cirinya dapat dirinci sebagai berikut :
1. Heterogen ( beragam ): pendengar radio sangat beragam. Maka itu, ada sejumlah radio siaran
mencoba membatasi sasaran pendengarnya agar lebih homogen, meski pada kenyataanya tidak
ada pendengar yang satu dengan yang lain adalah sama. Pasti selalu ada perbedaan. Namun, agar
sasaran menjadi lebih fokus maka dibuatlah pembatasan sasaran berdasarkan faktor: demografis
( usia, pendidikan, jenis kelamin) letak geografis ( perkotaan, pedesaan, pesisir ) psikografis (
kesukaan, kebiasaan, hobi, gaya hidup ). Hal tersebut dimaksudkan agar program yang disajikan
dapat dipahami oleh sasaran yang dituju dan pesan – pesan programnya memuat hal – hal yang
berkaitan dengan minat dan keinginan pendengarnya.
2. Personal ( pribadi ): penyampaian pesan atau bahasa lisan radio siaran melalui penyiar bersifat
personal ( pribadi ) sesuai dengan situasi dan kondisi pendengar ketika ia mendengarkan siaran
radio.
3. Aktif : semula, teori awal ilmu komunikasi menganggap khalayak adalah sekumpulan orang
yang pasif ketika diterpa pesan media massa. Ini bisa disimak dalam teori –teori atau model –
model komunikasi; Hypodermic needle model, One – step flow model, dan two steps
flowmodels, yang menganggap media massa mempunyai pengaruh yang kuat terhadapkhalayak.
Namun, penelitian ilmiah yang kemudain dilakukan mengenai pemilihan Presiden AS pada tahun
1944 oleh Paul Lazarsfeld, Wilbur Schramm, dan Raymond Bauer, membuktikan bahwa
khalayak tidaklah pasif seperti yang dianggap. Bahkan, di masa sekarang, sejak teknologi
telekomunikasi semakin berkembang pesat, khalayak semakin aktif terlibat dan menanggapi di
dalam proses penyampaian komunikasi media massa ( radio dan televisi ), yaitu salah satunnya
27
adalah melalui telepon genggam yang dimilikinya untuk menyampaikan pesan tanggapannya
secara interaktif. Namun, sampai saat ini, karakteristik radio dan televisi secara fisiknya, si
pendengar atau pemirsa tetap tidak bisa berkomunikasi melalui benda radio atau televisilayaknya
sebuah handphone. Untuk itu, agar penyiar radio atau televisi bisa berkomunikasi dengan
audiensnya, maka secara teknisnya harus dilengkapi peralatan khusus dan adanya line telepon
yang menghubungkan di antara keduanya.
4. Selektif ( pemilih ): khalayak radio siaran cenderung selektif dalam memilih program atau
pesan yang menerpa dirinya. Pendengar akan memilih proram yang disuka atau memenuhi
kebutuhan rohaniah dirinya. Ini bisa disebabkan kondisi psikis, ruang ( spasial ), lingkungan
sosialnya sehingga si pendengar bisa tergerak untuk memilih program.
2.1.4.3 Keunggulan dan Kelemahan Radio
a. Keunggulan radio
•
Cepat dan langsung. Sasaran tercepat, lebih cepat dari koran maupun TV, dalam
menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan butuh
waktu banyak. Hanya melalui telepon, reporter radio
dapat secara langsung
menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang ada dilapangan.
•
Akrab. Radio alat yang lekat dengan pemiliknya.
•
Dekat. Suara penyiar hadir dirumah atau didekat pendengar. Pembicaraanya langsung
menyentuh aspek pribadi.
28
•
Hangat. Paduan kata – kata, musik dan efek suara dalam soaran radio mampu
mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan beraksi atas kehangatan suara penyiar
dan seringkali berfikir bahwa penyiar adalah teman dekat bagi mereka.
•
Sederhana. Tidak rumit, tidak banyak pernik. Baik bagi pengelola maupun pendengar.
•
Tanpa batas. Siaran radio menembus batas – batas geografis, SARA, dan kelas sosial.
•
Murah. Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harag pesawat televisi,
pesawat radio relatif lebih murah. Pendengar pun tidak dipungut bayaran sepeser pun
untuk pendengar radio.
•
Fleksibel. Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa
mengganngu aktifitas yang lain. ( Romli, 2004 : 23 )
b. Kelemahan Radio
•
Selintas. Siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan. Pendengar tidak bisa
mengulang apa yang didengarnya.
•
Global. Siaran informasi radio bersifat global, tidak detail, karena angka – angka
dibulatkan.
•
Batasan waktu. Setiap berita atau informasi yang disiarkan sangat singkat berdasarkan
waktu yang telah ditentukan.
•
Beralur linier. Program disajikan dan dinikmati berdasarkan urutan yang sudah ada.
•
Mengandung gangguan. Seperti timbul dan tenggelam ( fading ) dan gangguan teknis
“channel noise factor”. ( Romli, 2004: 25 )
29
2.1.4.4 Radio Sebagai Media Massa
Media massa merupakan medium dari komunikasi massa untuk menyampaikan informasi
atau pesan dari sumber kepada komunikan. Medium tersebut terdiri dari media elektronik seperti
televisi, radio, internet maupun media cetak seperti koran dan majalah.
Radio termasuk dalam media massa karena ciri – ciri dari media massa antara lain ( Cangara,
2008 : 126 ):
a. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola terdiri dari banyak orang.
b. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak karena memiliki
kecepatan. Selain itu juga bergerak secara luas dan simultan dimana informasi yang disampaikan
diterima oleh banyak orang pada waktu yang sama.
c. Menggunakan peralatan teknis atau mekanis
d. Bersifat terbuka, artinya pesan dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal
usia, jenis kelamin dan suku bangsa. Dengan kata lain, khalayaknya bersifat heterogen.
Dalam penyelenggaraan penataan penyiaran, seperti diungkap Prayudha ( 2005 : 44 )
merujuk dari pembagian segmen berdasar stasiun radio di Amerika, yaitu Morning Drive, waktu
pagi adalah antara jam 05.30 atau 06.00 hingga jam 10.00 pagi; Daytime, waktu siang antara jam
10.00 hingga jam 15.00; Afternoon Drive, sore hari adalah antara jam 15.00 hingga jam 19.00
atau jam 20.00; Nighttime, waktu malam antara jam 19.00 atau 20.00 hingga tengah malam.
Overnight, lewat tengah malam atau dini hari adalah selang waktu antara tengah malam hingga
30
saat Morning Drive. Pembagian waktu tersebut mengacu terhadap pola perilaku pendengar
dalam meluangkan waktunya untuk mendengarkan radio.
2.1.4.5 Program Radio
Sebagai sebuah media massa, radio dituntut untuk menciptakan sebuah program yang
dapat menyampaikan informasi kepada khalayak dengan cepat dan tepat. Selain itu,
memproduksi sebuah program radio juga harus menarik. Ini diperlukan karena sifat dari radio
sendiri yang sepintas lalu.
Morissan ( 2008 : 221 ) mengatakan bahwa secara umum program radio terdiri dari dua jenis
yaitu informasi dan musik. Dua jenis ini kemudian dikemas menjadi sebuah program yang dapat
memenuhi kebutuhan khalayak. Adapun program tersebut bisa terdiri dari berita radio, talkshow,
dan info hiburan.
2.1.4.6 Talkshow
Talkshow atau perbicangan adalah program informasi yang mengutamakan sajian
perbincangan atau obrolan yang didasari penentuan tema, topik serta bahasan yang dikemas
secara dinamis dan aktual, faktual, menarik, juga menghibur. Talkshow merupakan gabungan
antara seni berbicara dan seni wawancara. Jenis program ini melibatkan penyiar sebagai
pemandu acara dan narasumber. Program talkshow juga biasanya memberikan kesempatan
pendengar dengan memberikan feedback atau umpan balik dengan memberikan pertanyaan atas
permasalahan yang dibahas sesuai dengan topik yang sedang dibahas.
Tiga bentuk talkshow adalah :
31
•
One on one show. Perbincangan penyiar dengan narasumber mendiskusikan suatu topik
dengan keadaan posisi michrophone terpisah pada studio yang sama.
•
Panel discussion. Pewawancara sebagai moderator ada bersama sejumlah narasumber.
•
Call in show. Perbincangan yang melibatkan pendengar melalui telepon mengenai suatu
topik. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan apabila pendengar ingin menyampaikan
informasi lain yang dianggap penting. Dengan jenis perbincangan ini, khalayak dianggap
aktif.
Elemen – elemen yang perlu ada dalam Program Talkshow :
•
Tema
Tema atau topik adalah permasalahan yang akan dibahas dalam perbincangan atau
talkshow. Tema yang diangkat mestilah benar-benar penting ( atau dianggap penting)
untuk diketahui khalayak atau setidaknya menarik bagi pemirsanya. Wacana yang
diketengahkan merupakan isu (atau trend) yang sedang berkembang dan hangat di
masyarakat.
•
Narasumber
Narasumber adalah orang yang dijadikan pembicara di dalam suatu acara
talkshow. Untuk itu, biasanya dipilih seorang tokoh yang populer di masyarakat dalam
bidangnya, atau bisa jadi seorang tokoh kontroversi, dimana masyarakat biasanya ingin
tahu pandangan – pandangan mengenai peristiwa aktual. Tokoh itu dipilih untuk
memperoleh informasi, pendapat atau kesaksian mengenai suatu kejadian yang terjadi
akhir – akhir ini.
32
•
Feedback
Yaitu umpan balik yang diberikan oleh komunikan kepada komunikator.
Tanggapan dari penerima pesan atas isi pesan yang disampaikan. Feedback sangat
penting dalam proses komunikasi. Digunakan untuk mengukur dampak komunikasi.
Dalam bukunya “Dimensi-dimensi Komunikasi”, Onong Uchjana Effendi menyatakan
bahwa : “Komunikasi akan berhasil, apabila pesan yang disampaikan komunikator cocok
dengan frame of reference, yakni pengalaman dan pengertian yang diperoleh
komunikan”.
Salah satu jenis feedback adalah Positive feedback yaitu feedback yang
mendukung pada tercapainya tujuan pesan. Contohnya : bertanya, klarifikasi, menyutujui,
mengangguk, memperhatikan,dll. Dalam media massa biasanya pembaca, pendengar atau
penonton diminta feedbacknya melalui sms, telepon, atau melalui sosial media seperti
facebook atau twitter.
•
Pembawa acara
Menurut pedoman penyiaran dan pemasaran atau pengembangan Usaha Perjan
RRI Jakarta (2001 : 51) “adalah orang yang menyajikan atau menyampaikan acara sesuai
dengan tuntutan naskah atau karakter dan format acara”.
Pembawa acara merupakan ujung tombak stasiun siaran. Baik buruknya sebuah
stasiun penyiaran tergantung dari penampilan atau penyajian yang disampaikan oleh
pembawa acara atau penyiarnya.
33
Jadi seorang pembawa acara akan dikatakan berhasil apabila audience merasa
memperoleh teman atau sahabat yang sangat memperhatikan, mau mendengarkan dan
ramah serta menarik, audience menginginkan pembawa acara yang bersahaja, apa adanya
atau tidak dibuat-buat. Audience menyenangi pembawa acara yang pandai dalam segala
hal serta mampu memenuhi keinginannya, oleh karena itu pembawa acara dituntut untuk
terus menggali kemampuan serta menambah wawasan untuk menambah serta
mempertebal rasa percaya dirinya.
2.2 Teori khusus
2.2.1 Teori S-O-R
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori S-O-R. Adapun Teori S-O-R
adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Teori ini berasal dari psikologi. Objek
material dari psikologi dan komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi
komponen komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Menurut stimulus
response ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga
seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi
komunikan. Jadi unsur – unsur dalam model ini adalah :
1. Pesan ( Stimulus )
2. Komunikan ( Organism )
3. Efek ( Response )
34
Dalam proses perubahan sikap ntampak bahwa sikap dapat berubah, jika stimulus yang
menerpa benar – benar melebihi semula. Mengintip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang
menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variable penting yaitu : perhatian,
pengertian dan penerimaan. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin
diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikasi inilah yang melanjutkan proses
berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesedian untuk
mengubah sikap.
Teori ini juga disebut sebagai teori SR. Teori ini memilki banyak nama lain, seperti teori
jarum suntik hipodermik ( Hyperdemic Needle Theory ) atau teori peluru ajaib (Magic Bullet
Theory ). Disebut demikian karena teori itu meyakini bahwa kegiatan mengirimkan pesan sama
halnya dengan tindakan menyuntikan obat yang bisa langsung kedalam jiwa penerima pesan
sebagaimana peluru yang ditembakan dan langsung masuk kedalam tubuh.
Singkatnya, menurut teori ini, media massa amat perkasa dalam mempengaruhi
penerimaan pesan. Teori SR menggambarkan proses komunikasi secara sederhana yang hanya
melibatkan dua komponen, yaitu media massa dan penerima pesan yaitu khalayak. Media massa
mengeluarkan stimulus dan penerima pesan menanggapinya dengan menunjukkan respons
sehingga dinamakan teori stimulus respons ( lihat skema 2.1 ) ( Morrisan, 2010 : 17 )
35
Gambar Skema 2.1
Model Komunikasi S-R
Stimulus
MEDIA MASSA
PUBLIK
Respon
2.2.2 Teori Individual Differences
Teori Individual Differences adalah pengembangan dari teori S-O-R. Teori S-O-R
dimodifikasi lagi oleh Melvin L. DeFleur melalui teori barunya yaitu teori Individual
Differences.
Teori Individual Differences atau yang bernama lengkap Teori Individual Differences of
Mass Communication Effect ini menjelaskan bahwa setiap khalayak akan memberikan respon
yang berbeda-beda terhadap pesan yang berisikan stimulus-stimulus tertentu. Dan hal ini
disebabkan karena perbedaan karateristik dari pribadi masing-masing khalayak sehingga
menimbulkan respon yang berbeda-beda juga.
Kesimpulan dari Teori Individual Differences adalah bahwa setiap khalayak akan
memberikan respon yang berbeda walaupun pesan yang diberikan atau stimulus bersifata
heterogen atau sama keseluruh khalayak. Jadi setiap khalayak yang mendengar acara Analekta
akan memberikan respon yang berbeda-beda pula sesuai dengan kepribadian atau keadaan
psikologis dari khalayak penontonnya.
2.3 Teori Individual Analisis Univariat
36
2.3.1 Definisi Analisis Univariat
Dalam penelitian, penulis menggunakan analisis univariat untuk memperoleh gambaran
deskripsi tiap – tiap variabel yang digunakan dalam penelitian, data analisis. Data di analisis
berasal dari distribusi frekuensi. Analisis dilakukan dalam suatu variabel bentuk bermacam –
macam seperti : distribusi frekuensi, rata – rata, standar deviasi, varians, median, modus dan
sebagainya. Semua alat anilisis dapat diketahui konsep yang ada dan kita ukur secara berbeda
dalam kondisi yang siap untuk dianalisis lebih lanjut. Dan kita dapat mengetahui bagaimana
ukuran dan konsep analisis berikutnya. Banyak manfaat antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah data yang digunakan sudah layak atau belum.
2. Mengetahui gambaran yang dikumpulkan.
Mengetahui apakah data sudah optimal jika di pakai untuk analisis berikutnya. ( Metode
Riset Ilmu Administrasi : 114 ).
2.4 Operasionalisasi Konsep
2.4.1 Definisi Operasionalisasi Konsep
Operasionalisasi konsep adalah unsur penelitian yang memeberitahukan bagaimana cara
mengukur suatu variabel. Dengan kata lain operasionalisasi konsep ini adalah petunjuk
pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Selain itu, operasionalisasi konsep
juga sebagai informasi ilmiah yang membantu peneliti untuk mengetahui cara mengukur suatu
variabel ( Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1985 : 24 ).
Pada penelitian ini hanya satu variabel yang diteliti, yaitu variabel tanggapan. Variabel
tanggapan mempunyai dua dimensi yaitu dimensi Kognitif dan dimensi Afektif.
37
Tabel 2.1 Operasionalisasi Konsep
VARIABEL
DIMENSI
INDIKATOR
Tanggapan ibu – ibu rumah kognitif
1. pengetahuan tentang RRI PRO 1
tangga (rt 08, rw 08, bojong
Jakarta.
indah,
rawa
buaya,
cengkareng ) terhadap acara
2.
pengetahuan
tentang
program
“ANALEKTA”.
“ANALEKTA” RRI PRO
1 Jakarta.
3. Pengetahuan tentang jam siar
“ANALEKTA” di RRI PRO 1 Jakarta.
4. mendengar acara “ANALEKTA”
untuk mengisisi waktu luang
5.
mendengarkan
“ANALEKTA”
untuk
acara
memenuhi
informasi dan solusi untuk masalah
wanita.
6.
mendengarkan
acara
“ANALEKTA” karena tertarik dengan
tema yang dibawakan.
7.
mendengarkan
acara
“ANALEKTA” karena narasumbernya
yang berkualitas.
38
afektif
1. nilai terhadap Acara “ANALEKTA”
mengangkat permassalahan tentang
wanita yang masih baru dan hangat
dibicarakan.
2. acara “ANALEKTA“
membantu
mampu
memberikan
solusi
terhadapa permasalahn wanita.
3.acara
“ANALEKTA”
mampu
memberikan semangat dan inspirasi
bagi kaum wanita.
4.
Tema
acara
“ANALEKTA”
menarik karena berbeda – beda setiap
harinya.
5.
narasumber
“ANALEKTA”
memberikan solusi yang tepat terhadap
masalah wanita.
6.
narasumber
“ANALEKTA”
memberikan solusi yang mudah untuk
diterapkan.
7.
line
sms
“ANALEKTA”
yang
diberikan
memberikan
39
keuntungan sendiri bagi pendengar
untuk bertanya kepada narasumber.
8. Pembawa acara “ANALEKTA”
piawai dalam membawakan acara
tersebut.
9. memberikan tanggapan yang positif
terhadap acara “Analekta”.
Download