II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Persamaan Diferensial Definisi 1 (Sistem Persamaan Diferensial Linear) Persamaan diferensial orde-1 yang dinyatakan sebagai (2.1) dengan a(t) dan adalah fungsi dari waktu t disebut persamaan diferensial linear. Bila a(t) = A adalah suatu matriks berukuran n × n dengan koefisien konstan dan dinyatakan sebagai vektor konstan b maka diperoleh bentuk (2.2) disebut sistem persamaan diferensial linear. (Farlow 1994) Definisi 2 (Sistem Persamaan Diferensial Taklinear) Sistem persamaan diferensial dinyatakan sebagai (2.3) dengan Jika F(t,x) fungsi taklinear pada , maka sistem ini disebut sebagai sistem persamaan diferensial taklinear dan jika F linear maka sistem persamaan diferensial (2.3) disebut linear. (Braun 1983) Definisi 3 (Sistem Persamaan Diferensial Mandiri) Perhatikan sistem persamaan diferensial (SPD) linear dengan dua persamaan dan dua variabel x dan y berikut: (2.4) dengan F dan G adalah fungsi kontinu dari x dan y, dengan turunan parsial pertama kontinu, dengan laju perubahan x dan y dinyatakan dengan fungsi eksplisit dari x dan y sendiri dan tidak mengandung t di dalamnya. Sistem 6 persamaan diferensial di atas disebut sebagai sistem persamaan diferensial mandiri (autonomous). (Farlow 1994) 2.2 Titik Tetap Definisi 4 (Titik Tetap) Diberikan sistem persamaan diferensial mandiri (2.5) . Suatu titik x* yang memenuhi F(x*) = 0 disebut titik tetap atau dengan titik kritis atau titik kesetimbangan dari sistem (2.5). (Keshet 1988) Definisi 5 (Titik Tetap Stabil) Titik x* adalah titik tetap sebuah sistem persamaan diferensial dan x(t) adalah solusi yang memenuhi kondisi awal x(0) = Titik x* , di mana dikatakan titik tetap stabil jika terdapat yang memenuhi sifat berikut: untuk setiap , sedemikian sehingga jika , terdapat maka untuk setiap t > 0. (Verhulst 1990) Definisi 6 (Titik Tetap Takstabil) Misalkan adalah titik tetap sebuah SPD mandiri dan x(t) adalah sebuah solusi SPD mandiri dengan nilai awal x(0) = dengan Titik dikatakan titik tetap takstabil jika terdapat radius > 0 dengan ciri sebagai berikut: untuk sebarang r > 0 terdapat posisi awal memenuhi berakibat solusi x(t) memenuhi , , untuk paling sedikit satu t > 0. (Verhulst 1990) 2.3 Pelinearan Sistem Persamaan Taklinear Analisis kestabilan sistem persamaan diferensial taklinear dilakukan melalui pelinearan. Misalkan diberikan sistem persamaan diferensial taklinear: (2.6) dengan tetap Dengan menggunakan ekspansi Taylor di sekitar titik , maka persamaan (2.6) dapat ditulis sebagai berikut: 7 + (2.7) Persamaan (2.7) merupakan sistem persamaan diferensial taklinear dengan adalah matriks Jacobi, yang dapat ditulis sebagai (2.8) dan adalah suku berorde tinggi yang bersifat Selanjutnya pada persamaan (2.8) disebut pelinearan dari sistem taklinear persamaan (2.7) dan ditulis dalam bentuk: . (2.9) (Tu 1994) 2.4 Nilai Eigen dan Vektor Eigen Jika A adalah matriks n × n, maka sebuah vektor taknol x di dalam disebut vektor eigen dari A, jika Ax adalah sebuah kelipatan skalar dari x; yaitu: Ax = λx , untuk suatu skalar λ. Skalar disebut nilai eigen dari A, dan x disebut sebagai vektor eigen dari A terkait dengan matriks (2.10) Untuk memperoleh nilai eigen dari sebuah persamaan (2.10) dapat ditulis kembali sebagai: (A−λI) x = 0, (2.11) dengan I matriks identitas. Persamaan (2.11) mempunyai solusi taknol jika dan hanya jika (2.12) Persamaan (2.12) disebut persamaan karakteristik dari matriks A. (Anton 2000) 2.5 Kestabilan Titik Tetap Analisis kestabilan di setiap titik tetap adalah sebagai berikut: 1. Sistem adalah stabil jika dan hanya jika setiap nilai eigen dari A bernilai negatif. 2. Sistem adalah tidak stabil jika dan hanya jika minimal satu nilai eigen dari A bernilai taknegatif. (Borelli dan Coleman 1998) 8 2.6 Bilangan Reproduksi Dasar (R o ) Bilangan reproduksi dasar ditulis R o adalah nilai harapan terjadinya infeksi per satuan waktu. Infeksi ini terjadi pada suatu populasi yang seluruhnya rentan yang dihasilkan oleh satu jenis individu yang sudah terinfeksi. (Diekmann dan Heesterbeek 2000) Kondisi yang akan timbul, yaitu: 1. Jika R o <1, jumlah pengguna narkoba akan semakin berkurang dan pada saat tertentu akan menjadi tidak ada. 2. Jika R o >1, jumlah pengguna narkoba akan semakin bertambah sehingga penyebaran narkoba dapat terjadi.