ANALISIS PENCAPAIAN INDIKATOR 9 CAKUPAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIBAGOR KECAMATAN KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS ANALYSIS ACHIEVE INDICATOR 9 COVERAGE MATERNAL AND CHILD HEALTH PROGRAMS AT KALIBAGOR PUBLIC HEALTH CENTER KECAMATAN KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS Colti Sistiarani dan Elviera Gamelia Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu kesehatan Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT Maternal and Child Health (MCH) program is one of the priority establishment in Indonesia. One of the goals this program is reducing morbidity also mortality in maternal and child. Effort government for maternal and child health to inspect in every area. Data from Banyumas Health Centers still found the maternal and child mortality at Kalibagor Public Health Center, in 2009 there is 2 cases maternal mortality and 13 cases baby mortality. This research aims to analysis 9 coverage maternal and child health programs. This research was a descriptive study with conducted to achieve the coverage target. Result of this research are coverage of the first antenatal care (K1) 92,6%, coverage of the fourth antenatal care (K4) 83,5%, coverage of high risk for maternal 86,2%, coverage of health provider to help delivered baby 82,2%, coverage of maternal after delivered baby 80,7%, coverage of neonatal service 85,7%, coverage of sick child under five years service 93,4%. From this data we know that the achieve are good status. Unfortunately we find achieve coverage status are lack, there is coverage of obstetric complication 57,4% and coverage of maternal and child health book 65%. Conclusion needed effort to increasing coverage of obstetric complication and coverage of maternal and child health book, support was needed from Banyumas Health Centers especially to monitoring and evaluation maternal and child health programs. Key words: Coverage, Maternal and Child Kesmasindo. Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 95- 120 PENDAHULUAN global sejak adanya International Dewasa ini kesehatan reproduksi Conference mendapat perhatian khusus secara Development (ICPD) di Kairo, Mesir 95 on Population and 96 Jurnal Kesmasindo. Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 95- 120 pada tahun 1994. Paradigma yang utama pembangunan kesehatan di semula berorientasi pada pengelolaan Indonesia. Program ini bertanggung masalah dan jawab terhadap pelayanan kesehatan pengendalian bagi ibu hamil, ibu melahirkan, dan populasi dan penurunan fertilitas kini bayi neonatal. Salah satu tujuan mulai berubah menjadi pendekatan program yang lebih luas yaitu fokus pada kematian dan kejadian sakit pada ibu kesehatan reproduksi serta upaya dan anak, serta untuk mempercepat pemenuhan hak-hak reproduksi. penurunan angka kematian ibu dan Pemenuhan kesehatan reproduksi anak adalah dengan meningkatkan kependudukan pembangunan diberikan dari bagi laki-laki dan perempuan sepanjang siklus hidup. Perubahan juga terjadi pendekatan dalam mutu ini adalah pelayanan menurunkan dan menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ini penanganan ibu dan perinatal di tingkat pelayanan dasar dan pelayanan rujukan primer. kesehatan ibu dan anak, Keluarga Keadaan kesehatan repro- Berencana (KB), kesehatan reproduksi duksi di Indonesia saat ini masih remaja, dan belum seperti yang diharapkan. Angka menular Kematian Ibu (AKI) dan Angka seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS Kematian Bayi (AKB) di Indonesia serta kesehatan reproduksi usia lanjut. masih tinggi bila dibandingkan dengan Upaya untuk meningkatkan kualitas negara-negara ASEAN lainnya. Saat manusia seyogyanya harus dimulai ini AKI di Indonesia yaitu sebesar 259 sejak janin dalam kandungan dan per sangat kepada sedangkan AKB yaitu sebesar 35 per kesejahteraan ibu termasuk kesehatan 1000 kelahiran hidup (SDKI 2007). dan keselamatan reproduksinya. Oleh Hasil tersebut masih jauh dari target karena itu upaya meningkatkan status Indonesia Sehat 2010 yaitu AKI 125 kesehatan ibu dan anak di Indonesia per merupakan sedangkan AKB sebesar 32 per 1000 pencegahan penanggulangan infeksi tergantung salah satu program prioritas. Program Kesehatan Ibu Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas 100.000 kelahiran 100.000 kelahiran kelahiran hidup. Pembangunan Target Jangka hidup hidup, Rencana Menengah Nasional (RPJMN) pada tahun 2009 Colti Sistiarani, Analisis Pencapaian Indikator 9 Cakupan Program KIA yaitu pencapaian AKI sebesar 226 per pelayanan 100.000 kelahiran hidup dan AKB komplikasi sebesar 26 per 1000 kelahiran hidup. kesehatan Tingginya kesehatan anak balita sakit (Depkes, AKI dan AKB ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan di Indonesia masih belum neonatal, 97 penanganan neonatal, anak pelayanan balita, pelayanan 2003) baik, Penyajian PWS KIA dapat khususnya mengenai derajat kesehatan dipakai sebagai alat motivasi dan ibu dan anak. komunikasi Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan KIA salah satunya kepada terkait/stakeholder terhadap sektor yang berkaitan pelaksanaan pelayanan adalah melalui pemantauan wilayah kesehatan ibu dan anak. Selain itu juga setempat kesehatan ibu dan anak berkaitan langsung dengan masyarakat (PWS-KIA). merupakan setempat, khususnya aparat dalam hal strategi manajemen program KIA ini sumber daya masyarakat setempat untuk memantau pelayanan KIA di seperti wilayah kerja secara terus menerus. masyarakat dan tokoh agama yang Hal tersebut dimaksudkan agar dapat berperan dilakukan tindak lanjut yang cepat dan penggerakan sasaran agar tepat terhadap wilayah kerja yang mendapatkan pelayanan KIA. cakupan pelayanan KIA-nya masih Puskesmas rendah pelayanan Hal ini ataupun wilayah yang kader kesehatan, dalam pendataan merupakan kesehatan dasar tokoh dan sarana yang membutuhkan penanganan atau tidak menyelenggarakan kegiatan promosi lanjut secara khusus. kesehatan, Indikator yang digunakan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu dan anak untuk menilai program KIA antara termasuk KB, perbaikan gizi, lain kunjungan ibu hamil pertama pemberantasan penyakit menular dan (K1), cakupan kunjungan keempat ibu pengobatan. hamil (K4), cakupan buku KIA, Hasil rekapitulasi PWS KIA deteksi dini kehamilan berisiko oleh di tingkat kabupaten dapat dipakai tenaga kesehatan, persalinan oleh untuk tenaga puskesmas kesehatan, penanganan komplikasi obstetrik, pelayanan nifas, menentukan sehingga mana wilayah yang diharapkan kerja rawan, dapat 98 Jurnal Kesmasindo Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 95- 120 diidentifikasi wilayah kerja puskesmas K4 mana yang memerlukan penanganan pertolongan persalinan oleh tenaga khusus kesehatan sebesar 73,97%, cakupan sehingga masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan baik sehingga dapat sebesar 72,06%, cakupan nifas 67,93%. membantu Berdasarkan profil kesehatan meningkatkan derajat KIA di wilayah Puskesmas tersebut. didapatkan hasil perhitungan cakupan Data dari Dinas Kesehatan Kalibagor tahun 2008 kunjungan pertama ibu hamil (K1) Kabupaten Banyumas menunjukkan yaitu Angka Kematian Bayi pada tahun kunjungan keempat ibu hamil (K4) 2006 sebesar 5,65 per 1000 kelahiran sebesar hidup dan pada tahun 2007 naik pertolongan persalinan oleh tenaga menjadi 9,60 per 1000 kelahiran kesehatan sebesar 100,12%, cakupan hidup. Jumlah kematian bayi sampai ibu hamil yang berisiko tinggi sebesar dengan 2009 90,43%, cakupan ibu nifas sebesar sebanyak 166 kasus. Angka Kematian 100,24%, cakupan kunjungan neonatal Ibu (AKI) pada tahun 2006 sebesar 96 sebesar 101,13%, cakupan pelayanan per 100.000 kelahiran hidup, AKI kesehatan balita sebesar 91,44%. Bulan September pada tahun 2007 sebesar 145 per sebesar 104%, cakupan 100,82%, Data dari cakupan Puskesmas 100.000 kelahiran hidup. Data pada Kalibagor pada tahun 2007 jumlah tahun 2009 sampai dengan bulan kematian bayi yang sebanyak 15, September 2009, jumlah kematian ibu sedangkan di Kabupaten Banyumas sabanyak 30 sebanyak 4 orang. Data pada tahun kasus, AKI masih berada pada kisaran 2008 jumlah kematian bayi sebanyak 145, 82 per 100.000 kelahiran hidup 22, sedangkan jumlah kematian ibu Data ini menunjukkan bahwa dalam sebanyak 1 orang. Data terakhir kurun tahun terakhir terjadi kenaikan sampai dengan Bulan Oktober 2009 AKI dan AKB. Data program KIA terdapat kasus kematian bayi yaitu yang bersumber dari Dinas Kesehatan sebanyak Kabupaten Banyumas sampai dengan kematian ibu sebanyak 2 orang. Data Bulan September 2009, antara lain tersebut menunnjukkan masih adanya cakupan K1 sebesar 78,22%. Cakupan kasus kematian bayi dan kematian ibu jumlah 13, kematian sedangkan ibu kasus Colti Sistiarani, Analisis Pencapaian Indikator 9 Cakupan Program KIA yang terjadi kerja kunjungan keempat ibu hamil (K4), Masih cakupan ibu hamil yang dideteksi tingginya angka kematian ibu dan bayi berisiko tinggi, cakupan pertolongan di Banyumas, serta masih adanya persalinan oleh tenaga kesehatan, kasus kematian ibu dan bayi di cakupan wilayah kerja Puskesmas Kalibagor obstetrik, cakupan pelayanan nifas, melatarbelakangi penilaian 9 indikator cakupan kunjungan neonatal (KN), pencapaian program KIA di wilayah cakupan penanganan kesehatan anak kerja Puskesmas Kalibagor Kabupaten balita sakit, cakupan buku KI Puskesmas di wilayah 99 Kalibagor. Banyumas. penanganan Penelitian ini komplikasi dilakukan selama 3 bulan mulai bulan AgustusOktober METODE Jenis penelitian yang 2009. Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Kalibagor digunakan adalah studi deskriptif yaitu Kecamatan menggambarkan pencapaian indikator Banyumas. KIA yang dipilih. Studi deskriptif untuk yaitu suatu metode penelitian yang diperoleh data data sasaran yang dilakukan dengan tujuan utama untuk terdiri atas jumlah seluruh ibu hamil, membuat gambaran/deskripsi tentang ibu bersalin, jumlah seluruh neonatal suatu keadaan secara objektif. Studi (bayi berusia kurang dari 1 bulan), deskriptif untuk jumlah seluruh ibu nifas, jumlah menjawab seluruh bayi. Data pelayanan terdiri permasalahan yang sedang dihadapi atas jumlah kunjungan pertama ibu pada situasi sekarang. Penelitian ini hamil, jumlah kunjungan ibu hamil dilakukan dengan menempuh langkah- yang keempat kalinya ke pelayanan langkah data, kesehatan , jumlah ibu hamil berisiko klasifikasi, pengolahan/analisis data, yang dideteksi berisiko tinggi oleh membuat kesimpulan dan laporan tenaga kesehatan, jumlah ibu nifas, (Notoatmojo, 2002) jumlah persalinan, serta jumlah bayi memecahkan digunakan atau pengumpulan Kalibagor Data menghitung yang tiap Kabupaten diperlukan indikator Pencapaian indikator program berusia kurang dari 1 bulan yang KIA antara lain cakupan kunjungan dilayani, jumlah anak balita yang pertama ibu hamil (K1), cakupan dilayani oleh petugas kesehatan. 100 Jurnal Kesmasindo Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 95- 120 Sumber pelayanan dengan grafik yang menggambarkan laporan cakupan indikator KIA yang dipilih. pelayanan kesehatan yang dilakukan Hasil tersebut kemudian dibandingkan oleh ibu, bayi dan balita. Data lainnya dengan target Puskesmas Kalibagor. yaitu laporan persalinan yang ditolong Penyajian oleh tenaga kesehatan di puskesmas, grafik untuk setiap indikator dengan data persalinan yang berasal dari melakukan bidan/dokter praktik swasta, dukun pencapaian cakupan per bulan setiap bayi setempat maupun laporan dari indikator 9 cakupan program KIA. umumnya data berasal dari data dilakukan penilaian dengan terhadap fasilitas pelayanan puskesmas yang berada di wilayah Puskesmas Kalibagor. Analisis data dilakukan univariat yaitu dilakukan untuk melihat besarnya proporsi pada setiap HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Cakupan Kunjungan Pertama Ibu Hamil (K1) dan Kunjungan Keempat ibu hamil (K4) variabel. Penyajian data dilakukan 100 90 % Pencapaian 80 % target 70 60 50 40 30 20 10 0 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli AgustusSeptember Oktober % Pencapaian Gambar 1 Grafik Pencapaian Cakupan K1 Colti Sistiarani, Analisis Pencapaian Indikator 9 Cakupan Program KIA % Pencapaian % Pencapaian Oktober September Agustus Juli Juni Mei April Maret Februari % target Januari 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 101 Gambar 2 Grafik Pencapaian Cakupan K4 Grafik diatas menunjukkan bahwa pencapaian kunjungan dibandingkan dengan cakupan bulan lalu. pertama ibu hamil (K1) sebesar Salah satu kegiatan program 92,6%, serta pencapaian cakupan KIA keempat ibu hamil (K4) meningkat pemantauan kesehatan ibu hamil ke dari Bulan Januari 2009 sampai tenaga kesehatan salah satunya ke dengan Bulan Oktober 2009 yaitu bidan. pencapaian akhir sebesar 83,5%. pemantauan ibu hamil dapat dilihat Target cakupan K1 dan K4 untuk dari angka cakupan kunjungan Puskesmas Kalibagor selama satu pertama tahun sebesar 90% pada tahun keempat (K4). Cakupan kunjungan 2009, sehingga target yang harus pertama (K1) dan keempat (K4) dicapai sampai dengan bulan Oktober 2009 sampai dengan Bulan di puskesmas Indikator (K1) ialah pelaksanaan dan kunjungan Oktober 2009 harus lebih dari atau Puskesmas sama dengan 75%. Penafsiran dari melampaui target yaitu cakupan tersebut adalah status baik K1 sebesar 92,6% dan cakupan K4 yaitu cakupan diatas target yang sebesar 83,5%. Dari hasil tersebut telah ditetapkan dan mempunyai penilaian indikator termasuk status kecenderungan cakupan bulanan baik yaitu cakupan telah melampaui yang meningkat atau tetap jika Kalibagor telah cakupan 102 Jurnal Kesmasindo . Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 95- 120 target dan kecenderungan cakupan kesehatan ibu dan tumbuh kembang yang meningkat setiap bulan. bayi, Pencapaian target sebenarnya kurang dari target yang meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi, ditetapkan oleh pemerintah yaitu mengenali Standar Pelayanan Minimal (SPM) ketidaknormalan atau komplikasi yang mengacu pada SK Menkes RI yang mungkin selama kehamilan, Nomor 1475/Menkes/SK/IX/2003 termasuk riwayat penyakit secara tentang umum, kebidanan dan pembedahan. Standar Pelayanan Mimimal Bidang Kesehatan di secara Tenaga dini dalam adanya pelayanan Kabupaten/Kota dan SK Gubernur antenatal yaitu tenaga kesehatan JawaTengah nomor 71 tahun 2004 professional tentang Standar Pelayanan Minimal dokter spesialis kandungan dalam Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan di Provinsi Jawa Tengah untuk K1 Pelayanan antenatal hanya dapat dan K4 minimal 95%. diberikan oleh tenaga kesehatan Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang Pelayanan kehamilannya mungkin sesuai dengan dan oleh diberikan kepada ibu selama masa bidan atau pelayanan profesional diberikan seperti tidak dapat dukun bayi. antenatal lebih antenatal. baik seawal daripada standar pelayanan antenatal yang pelayanan antenatal yang dilakukan mencakup anamnesis, pemeriksaan pada akhir kehamilan. Pelayanan fisik antenatal yang dilakukan lebih umum pemeriksaan dan kebidanan, laboratorium atas sering lebih baik daripada indikasi tertentu serta indikasi dasar pelayanan antenatal yang jarang dan khusus. Selain itu aspek yang dilakukan. lain yaitu penyuluhan, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), motivasi ibu hamil dan rujukan. Tujuan adalah kehamilan asuhan memantau untuk Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan ibu hamil K1 antenatal dan K4. Kunjungan baru ibu hamil kemajuan (K1) adalah kontak ibu hamil yang memastikan pertama kali dengan petugas Colti Sistiarani, Analisis Pencapaian Indikator 9 Cakupan Program KIA kesehatan untuk pemeriksaan mendapatkan kehamilan 103 target, hal ini dapat terjadi seperti standar. dijelaskan dalam McCarthy dan Kunjungan ibu hamil yang keempat Maine yang menyatakan bahwa (K4) atau lebih dengan petugas konsep kesehatan kematian yaitu ibu hamil yang melatarbelakangi ibu tersebut adalah sedikitnya kontak minimal 4 kali pertama status kesehatan ibu hamil untuk mendapatkan pemeriksaan itu sendiri, kedua kehamilan. pelayanan kesehatan dan ketiga Kebijakan kebijakan antenatal program sesuai meliputi perilaku ibu dalam memelihara pelayanan kesehatannya. Ketiga konsep itu standar yang ditetapkan, dilakukan minimal 4 kali selama akses ke kehamilan dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosial dan budaya. dengan Dalam konteks perilaku dan ketentuan sebagai berikut : minimal budaya 1 kali pada trimester pertama, memakan makanan tertentu masih minimal 1 kali pada trimester harus kedua, dan minimal 2 kali pada melahirkan. Hal ini mengakibatkan trimester ketiga. Kebijakan teknis banyak ibu hamil tidak dapat diantaranya mengkonsumsi mengupayakan tradisi dijalani pantang ibu dan hamil makanan dan tinggi kehamilan yang sehat, melakukan protein. Dalam konteks sosial dan deteksi dini komplikasi, melakukan keluarga, penatalaksanaan awal serta rujukan pengambilan keputusan bukan pada bila ibu diperlukan, persiapan kekuasaan misalnya tentang dan seberapa persalinan yang aman, perencanaan banyak dan seberapa sering anak antisipatif dan persiapan dini untuk yang diinginkan, pada siapa dan melakukan rujukan jika terjadi dimana komplikasi. Adanya budaya berunding juga Masih adanya kasus dilakukan mengakibatkan persalinan. sering terjadi kematian ibu di wilayah kerja keterlambatan Puskesmas padahal persalinan yang dapat berakibat cakupan pelayanan antenatal untuk fatal bagi ibu dan bayi. (Iskandar et K1 dan K4 yang telah melampaui al, 1996) Kalibagor pertolongan 104 Jurnal Kesmasindo. Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 95- 120 Dalam penelitian bertugas bukan hanya tenaga juga tenaga Qomariyah di Timika Papua, ada kebidanan tema budaya dalam pola makan dan kesehatan secara keseluruhan. aktivitas selama kehamilan dan namun One Wakur dalam setelah persalinan. Budaya yang penelitiannya menyatakan bahwa diskriminatif menganggap bidan di desa kadangkala tidak tugas dan mencari dan mengolah tinggal di desa tersebut selama 24 bahan makanan adalah tugas ringan jam karena alasan keluarga, hal sehingga pokok tersebut tidak sesuai dengan konsep perempuan selain itu perempuan bidan desa yang dikembangkan harus oleh Departemen Kesehatan, karena yaitu menjadi lebih tugas mengutamakan kecukupan makanan untuk laki- masyarakat laki. memanfaatkan pelayanan kesehatan Adanya anggapan bahwa kehamilan setelah lewat lima bulan, dapat memperlancar persalinan. dapat dari bidan desa diluar jam kerja. jika wanita bekerja keras maka akan tidak Wahyu Zulfansyah dalam penelitiannya disebutkan percepatan dalam pencarian sasaran ibu Faktor lain yang mungkin hamil, bidan desa dapat menjadi penyebab adalah masih bekerjasama dengan kurang meratanya sebaran bidan yang secara sukarela membantu desa Kalibagor. kegiatan posyandu, yang biasanya Tugas bidan puskesmas yang cukup telah dibekali keterampilan melalui banyak namun jumlah bidan masih pelatihan dalam kurang yaitu sebanyak 4 orang tugasnya itu sebagai bidan Penelitian lain yaitu di Kecamatan puskesmas, bidan desa menjalankan kader. Djaswadi sebanyak 13 orang dan bidan didapatkan swasta 2 orang. Hal ini dapat dilihat menyatakan pentingnya palayanan dari jumlah seluruh ibu di wilayah antetanal, hal ini berarti bahwa Kalibagor yaitu banyak ibu telah memahami tujuan sebanyak 12 desa dan wilayahnya dan manfaat pelayanan antenatal yang cukup luas. Keterbatasan dalam pemantauan kondisi ibu dan jumlah janin Kecamatan tenaga desa hasil masyarakat kesehatan yang serta upaya mendeteksi Colti Sistiarani, Analisis Pencapaian Indikator 9 Cakupan Program KIA sedini mungkin risiko kehamilan 105 2. Cakupan Ibu Hamil yang Dideteksi sehingga diharapkan kondisi ibu Berisiko Tinggi dan bayi jika lahir nantinya akan baik, sehat, dan selamat. % Pencapaian % Pencapaian Oktober September Agustus Juli Juni Mei April Maret Februari % target Januari 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Gambar 3. Grafik Pencapaian Cakupan Ibu Hamil Dideteksi Berisiko Grafik diatas menunjukkan telah ditetapkan dan mempunyai bahwa cakupan ibu hamil yang kecenderungan cakupan bulanan dideteksi berisiko tinggi meningkat yang meningkat atau tetap jika dari Bulan Januari 2009 sampai dibandingkan dengan Bulan Oktober 2009 yaitu bulan lalu. pencapaian akhir sebesar 86,2%. dengan cakupan Pencapaian target sebenar- Target cakupan ibu hamil yang nya dideteksi untuk ditetapkan oleh pemerintah yaitu Puskesmas Kalibagor selama satu Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun sebesar 90% pada tahun yang mengacu pada SK Menkes RI 2009, sehingga target yang harus Nomor 1475/Menkes/SK/IX/2003 dicapai tentang berisiko sampai tinggi dengan Bulan kurang dari Standar target yang Pelayanan Oktober 2009 harus lebih dari atau Mimimal Bidang Kesehatan di sama dengan 75%. Penafsiran dari Kabupaten/Kota dan SK Gubernur cakupan tersebut adalah status baik JawaTengah nomor 71 tahun 2004 yaitu cakupan diatas target yang tentang Standar Pelayanan Minimal 106 Jurnal Kesmasindo . Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 95- 120 Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota diderita, selanjutnya diarahkan di Provinsi Jawa Tengah, untuk untuk mendapatkan perawatan yang cakupan ibu hamil yang dideteksi sesuai berisiko tinggi minimal 90%. Dari proses kehamilan. agar tidak mengganggu hasil tersebut penilaian indikator Deteksi dini ibu hamil yang termasuk status baik yaitu cakupan berisiko perlu ditingkatkan baik di telah fasilitas pelayanan KIA maupun di melampaui kecenderungan target cakupan dan yang meningkat setiap bulan. masyarakat. Deteksi ibu hamil berisiko/komplikasi Penilaian resiko kehamilan perlu difokuskan pada keadaan yang umumnya dilakukan pada menyebabkan kematian ibu. Risiko kunjungan pertama pada tinggi/komplikasi kebidanan pada pemeriksaan kehamilan, penilaian kehamilan dilakukan dengan mengidentifikasi penyimpangan dari normal, hal ini berbagai dapat sebab dan pengaruh merupakan secara keadaan langsung demografi ibu, status kesehatan menyebabkan kesakitan dan reproduksi ibu, faktor lingkungan kematian Semakin cepat dan perilaku ibu. Hal tersebut akan diketahui dapat diketahui dan digunakan tinggi/komplikasi semakin cepat sebagai dasar dalam penentuan akan faktor resiko kehamilan, sehingga yang semestinya. resiko kehamilan yang berpengaruh ibu. adanya mendapatkan Faktor risiko penanganan risiko ibu hamil terhadap kesehatan ibu dan bayi diantaranya kehamilan pertama usia dapat diantisipasi sedini mungkin. kurang dari 20 tahun atau lebih dari Pemantauan yang dilakukan 35 tahun, jumlah anak lebih dari 4, secara terus menerus bertujuan jarak untuk memantau kondisi kehamilan kehamilan sekarang kurang dari 2 demi keselamatan ibu dan bayi. tahun, tinggi badan kurang dari 140 Tujuan dari pemantauan adalah cm, berat badan kurang dari 38 kg identifikasi mendeteksi atau lingkar lengan atas kurang dari penyimpangan seperti gangguan/ 23,5, memiliki kelainan bentuk komplikasi serta penyakit yang tubuh untuk persalinan seperti terakhir kelainan dan tulang Colti Sistiarani, Analisis Pencapaian Indikator 9 Cakupan Program KIA 107 belakang atau panggul (Manuaba, dari nilai normal yaitu 11 g/100 ml. 1998). Kehamilan memerlukan tambahan Selain faktor risiko tersebut, zat besi untuk faktor risiko lain yaitu ibu memiliki jumlah riwayat penyakit kronis seperti membentuk sel darah merah janin hipertensi, tuberculosis, kelainan dan plasenta. Pengaruh anemia jantung, ginjal dan diabetes. Selain terhadap kehamilan yaitu dapat itu risiko lain yaitu ibu yang terjadi memiliki riwayat kehamilan yang prematur, buruk seperti keguguran berulang, kembang sering perdarahan mengalami terjadi infeksi perdarahan, saat hamil, sel meningkatkan darah merah abortus, pecah persalinan hambatan janin tumbuh dalam antepartum, dini. dan rahim, ketuban Anemia juga kehamilan ektopik, ketuban pecah berpengaruh pada saat persalinan dini. Riwayat persalinan berisiko misalnya juga merupakan faktor risiko bagi his/kontraksi dan saat kala nifas ibu, lain dapat terjadi subinvolvusi uteri persalinan dengan bedah cesar sehingga menimbulkan pedarahan maupun postpartum (Manuaba, 1998). hal tersebut ekstraksi antara vakum serta riwayat nifas yang berisiko bagi ibu terjadi gangguan Faktor risiko lainnya yaitu seperti perdarahan pasca persalinan preeklampsia dan dan Preeklampsia ialah infeksi masa nifas (Prawirohardjo, 2002). jika dengan eklampsia. tanda-tanda penyakit hipertensi, Faktor–faktor risiko tersebut edema dan proteinuria yang timbul semakin karena banyak yang kehamilan. Eklampsia ditemukan pada seorang ibu hamil, adalah kelainan akut pada wanita maka semakin tinggi pula risiko hamil, dalam persalinan/nifas yang kehamilan tersebut. Risiko tinggi ditandai dengan kejang dan koma. dan komplikasi pada kehamilan Kondisi salah satunya anemia pada ibu hamil. pengaruhi anemia adalah suatu keadaan yang karena aliran darah ke plasenta menunjukkan kadar haemoglobin menurun sehingga terjadi gangguan (Hb) di dalam darah lebih rendah fungsi plasenta (POGI, 1991). tersebut plasenta dapat mem- dan uterus 108 Jurnal Kesmasindo Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 95- 120 Adanya kelainan yang persalinan terjadi selama kehamilan seperti plasenta previa yaitu dengan implantasi segmen bawah bayi (Prawirohardjo, 2002). plasenta Sebagian besar kematian ibu di sekitar dapat dicegah rahim, solusio mendapatkan pelayanan adekuat di plasenta yaitu terlepasnya plasenta fasilitas sebelum Faktor waktunya dengan apabila pelayanan waktu kesehatan. dan transportasi implantasi normal pada kehamilan merupakan trimester ketiga juga menyebabkan menentukan dalam merujuk kasus kehamilan menjadi berisiko. Faktor risiko risiko lain yaitu jumlah janin lebih deteksi faktor risiko pada ibu baik dari satu, kelainan besar janin, oleh tenaga kesehatan maupun adanya risiko lain seperti persalinan masyarakat merupakan salah satu yang serta upaya penting dalam mencegah yaitu terjadinya kematian pada ibu dan macet/tidak maju retensio plasenta terlambatnya kelahiran selama setengah jam plasenta hal cepat tinggi. yang Oleh sangat karenanya bayi. setelah 3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 90 80 70 60 50 40 % Pencapaian 30 % target 20 % Pencapaian Oktober September Agustus Juli Juni Mei April Maret Februari 0 Januari 10 Colti Sistiarani, Analisis Pencapaian Indikator 9 Cakupan Program KIA Gambar 4. Grafik Pencapaian 109 Grafik diatas menunjukkan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga bahwa cakupan pertolongan Kesehatan persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat dari Bulan Januari 2009 dukun bayi yang oleh masyarakat sampai dengan Bulan Oktober 2009 dipercaya yaitu pencapaian akhir sebesar persalinan. 82,2%. Target cakupan pertolongan persalinan untuk Kalibagor selama Puskesmas satu dapat menolong Pada prinsipnya pertolongan persalinan baik yang dilakukan di tahun klinik, puskesmas, rumah sakit dan sebesar 90% pada tahun 2009, sarana kesehatan lainnya, harus sehingga target yang harus dicapai tetap sampai dengan Bulan Oktober 2009 sebagai harus lebih dari atau sama dengan sterilitas/pencegahan 75%. metode Penafsiran dari cakupan memperhatikan hal-hal berikut pertolongan yaitu infeksi, persalinan tersebut adalah status baik yaitu yang sesuai standar pelayanan, cakupan diatas target yang telah serta mampu merujuk kasus yang ditetapkan memerlukan dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan Cakupan pertolongan cakupan persalinan yang telah melampaui target target antara lain dipengaruhi oleh sebenarnya kurang dari target yang penyuluhan tenaga kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu sudah cukup baik, walaupun masih Standar Pelayanan Minimal (SPM), adanya keterbatasan dari tenaga untuk pertolongan persalinan oleh kesehatan yang ada. Namun ada tenaga kesehatan minimal 90%. beberapa faktor budaya masyarakat bulan lalu. dengan pelayanan yang lebih tinggi. yang meningkat atau tetap jika dibandingkan tingkat Pencapaian Pertolongan persalinan yang masih menganggap dukun dilakukan oleh tenaga kesehatan bayi dapat membantu pertolongan profesional yaitu dokter spesialis persalinan. kandungan, dokter umum, bidan, pembantu bidan, perawat bidan. Meskipun demikian, terpencil masih di banyak daerah juga Kemitraan bidan puskesmas dengan dukun bayi setempat dengan memberikan pelatihan dan peningkatan penolong persalinan yang masih merujuk dilakukan oleh masyarakat seperti mengalami kemampuan ibu untuk bersalin yang permasalahan dalam 110 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 95- 120 persalinan ke desa koordinator merupakan alasan meningkatnya penyediaan peran insentif, promosi bidan tidak tetap tenaga bidan kesehatan dalam pertolongan persalinan. secara sarana, berkala, pemberian menjdi pegawai negeri, sosialisasi Wahyu Zulfansyah dalam pemeriksaan kehamilan penelitiannnya menyatakan bahwa pertolongan persalinan peningkatan cakupan pelayanan masyarakat serta antenatal dan pertolongan monitoring dan evaluasi yang dari Dinas berkesinambungan peningkatan kemampuan bidan di Kesehatan setempat. pertemuan dengan kepada dilakukannya persalinan salah satunya melalui desa melalui pelatihan-pelatihan, dan 4. Cakupan Penanganan Komplikasi bidan Obstetrik 80 70 60 50 40 % Pencapaian 30 % target 20 10 Oktober % Pencapaian September Agustus Juli Juni Mei April Maret Februari Januari 0 Gambar 5 Grafik Pencapaian Penanganan Komplikasi Obstetrik Grafik diatas menunjukkan bahwa komplikasi cakupan Puskesmas Kalibagor selama satu penanganan tahun sebesar 90% pada tahun meningkat 2009, sehingga target yang harus obstetrik dari Bulan Januari 2009 sampai dicapai dengan Bulan Oktober 2009 yaitu Oktober 2009 harus lebih dari atau pencapaian akhir sebesar 57,4%. sama dengan 75%. Penafsiran dari Target cakupan komplikasi cakupan penanganan obstetrik untuk sampai tersebut dengan adalah Bulan status kurang baik yaitu cakupan dibawah target yang telah ditetapkan dan mempunyai Pelayanan medis obstetri kecenderungan yang dapat dilakukan di puskesmas cakupan bulanan yang meningkat PONED meliputi pencegahan dan atau tetap jika dibandingkan dengan penanganan cakupan cegahan bulan lalu.Pencapaian perdarahan, dan pen- penanganan target sebenarnya kurang dari target eklampsia yang ditetapkan oleh pemerintah pencegahan dan penangan infeksi, yaitu Standar Pelayanan Minimal penanganan partus lama/ macet, (SPM) penanganan pencegahan da penanganan abortus. komplikasi obstetrik minimal 90%. Menurut Wahyu Zulfansyah untuk Komplikasi dan pre eklampsia, kebidanan dalam penelitiannya pelatihan yang diperkirakan terjadi pada sekitar dapat diberikan kepada bidan desa 15-20% ibu hamil. Komplikasi antara lain yaitu asuhan persalinan pada normal, kehamilan tidak dapat pemantauan wilayah pelatihan kegawat- diperkirakan/diramalkan setempat, sebelumnya. Oleh karenanya semua daruratan obstetric dan keluarga persalinan harus ditangani oleh berencana. Bidan tenaga kesehatan agar komplikasi memahami komplikasi kebidanan segera yang mungkin dapat terjadi pada dideteksi/ditangani. Ibu hamil harus ibu. Kurangnya cakupan dari target dapat yang dapat menjangkau Pelayanan telah harus obtetrik ditentukan hal ini Obstetrik dan Neonatal Emergensi mungkin Dasar (PONED). Kebijakan Depkes keterampilan dari bidan desa dalam dalam memperkirakan penyediaan puskesmas disebabkan dapat PONED adalah setiap kabupaten obstetrik /kota harus mempunyai minimal 4 terjadi pada ibu. puskesmas yang mampu PONED. yang kurangnya komplikasi mungkin 5. Cakupan Pelayanan Nifas dapat 112 Jurnal Kesmasindo . Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 95- 120 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 % Pencapaian Oktober % Pencapaian September Agustus Juli Juni Mei April Maret Februari Januari % target Gambar 6. Grafik Pencapaian Cakupan Pelayanan Nifas Grafik diatas menunjukkan bahwa sebenarnya kurang dari target yang cakupan pelayanan nifas meningkat ditetapkan oleh pemerintah yaitu dari Bulan Januari 2009 sampai Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan Bulan Oktober 2009 yaitu untuk pelayanan nifas pencapaian akhir sebesar 80,7%. 90%. Target cakupan pelayanan nifas Perawatan minimal masa nifas untuk Puskesmas Kalibagor selama adalah perawatan terhadap wanita satu tahun sebesar 90% pada tahun hamil yang telah selesai bersalin 2009, sehingga target yang harus sampai alat-alat kandungan kembali dicapai Bulan seperti sebelum hamil, lamanya Oktober 2009 harus lebih dari atau kira-kira 6-8 minggu. Seluruh alat sama dengan 75%. Penafsiran dari genetalia baru pulih kembali seperti cakupan tersebut adalah status baik sebelum kehamilan dalam waktu 3 yaitu cakupan diatas target yang bulan. telah ditetapkan dan mempunyai dimulai sebenarnya sejak kala uri kecenderungan cakupan bulanan dengan yang meningkat atau tetap jika kemungkinan dibandingkan cakupan perdarahan postpartum dan infeksi. target Bila ada perlukaan jalan lahir/luka bulan sampai dengan dengan lalu.Pencapaian Perawatan masa menghindarkan nifas adanya kemungkinan Colti Sistiarani, Analisis Pencapaian Indikator 9 Cakupan Program KIA 113 lakukan penjahitan dan perawatan 7, kunjungan kedua pada hari ke-8 dengan sebaik-baiknya. Penolong sampai persalinan harus tetap waspada kunjungan ketiga pada hari ke-29 sekurang-kurangnya sampai dengan hari ke-42. sesudah satu melahirkan, jam karena dengan Kunjungan hari ke-28, masa nifas kemungkinan terjadinya perdarahan bertujuan untuk mencegah dan postpartum. (Hanifa, 2005) mendeteksi perdarahan pada masa Kunjungan ibu nifas adalah nifas dan akibat infeksi nifas salah kontak ibu nifas dengan tenaga satunya infeksi saluran kencing, kesehatan minimal 3 kali untuk infeksi mendapatkan dan payudara, membantu ibu dalam pemeriksaaan kesehatan ibu nifas teknik dan cara pemberian ASI baik di tempat pelayanan kesehatan awal maupun di luar tempat pelayanan konseling pada ibu mengenai hal- kesehatan (termasuk bidan desa di hal berkaitan dengan asuhan pada poskesdes dan kunjungan rumah). bayi serta memberikan konseling Ketentuan untuk penggunaan alat kontrasepsi/ sebagai pelayanan pelayanan berikut : adalah kunjungan pada yang genetalia, tepat, memberikan KB. pertama pada hari 1 sampai hari ke- 6. Cakupan Kunjungan Neonatal (KN) 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 % Pencapaian Oktober % Pencapaian September Agustus Juli Juni Mei April Maret Februari % target Januari infeksi Gambar 7. Grafik Pencapaian Cakupan KN 114 Jurnal Kesmasindo Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 95- 120 Grafik diatas menunjukkan bahwa yang meningkat atau tetap jika cakupan kunjungan neonatal (KN) dibandingkan meningkat dari Bulan Januari 2009 bulan sampai dengan Bulan Oktober 2009 sebenarnya kurang dari target yang yaitu pencapaian akhir sebesar ditetapkan oleh pemerintah yaitu 85,7%. Target cakupan kunjungan Standar Pelayanan Minimal (SPM) neonatal untuk kunjungan neonatal minimal untuk Kalibagor Puskesmas selama satu tahun lalu. dengan cakupan Pencapaian target 90%. sebesar 90% pada tahun 2009, Pelayanan neonatal meliputi sehingga target yang harus dicapai pencegahan sampai dengan Bulan Oktober 2009 asfiksia, harus lebih dari atau sama dengan penanganan 75%. pencegahan dan penanganan Bayi Penafsiran dari tersebut adalah status cakupan Berat baik yaitu Lahir pencegahan kejang/ikterus ditetapkan pencegahan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan penanganan pencegahan cakupan diatas target yang telah dan dan dan hipotermia, Rendah dan penanganan ringandan (BBLR), sedang, penanganan gangguan minum. 7. Cakupan Penanganan Kesehatan Balita Sakit 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 % Pencapaian Oktober % Pencapaian September Agustus Juli Juni Mei April Maret Februari Januari % target Gambar 8. Grafik Pencapaian Cakupan Penanganan Balita Sakit Colti Sistiarani, Analisis Pencapaian Indikator 9 Cakupan Program KIA 115 Grafik diatas menunjukkan mengukur berat badan anak balita bahwa cakupan penanganan balita yang setiap bulan yang tercatat sakit meningkat dari Bulan Januari pada buku KIA. Bila berat badan 2009 sampai dengan Bulan Oktober tidak naik dalam 2 bulan berturut- 2009 akhir turut atau berat badan balita berada sebesar 93,4%. Target cakupan pada dibawah garis merah, maka penanganan untuk harus dirujuk ke sarana pelayanan Puskesmas Kalibagor selama satu kesehatan. Suplementasi vitamin A tahun sebesar 90% pada tahun juga 2009, sehingga target yang harus kesehatan bagi balita dan diberikan dicapai minimal 2 kali per tahun. yaitu pencapaian balita sampai sakit dengan Bulan merupakan pelayanan Oktober 2009 harus lebih dari atau Pelayanan kesehatan juga sama dengan 75%. Penafsiran dari meliputi upaya pengobatan yang cakupan tersebut adalah status baik diberikan yaitu cakupan diatas target yang Penyakit-penyakit yang umumnya telah ditetapkan dan mempunyai terjadi pada anak balita antara lain kecenderungan cakupan bulanan diare, batuk dan pilek, panas dan yang meningkat atau tetap jika demam, serta penyakit infeksi lain dibandingkan yang disebabkan oleh virus, bakteri bulan lalu. dengan Pencapaian cakupan target kepada anak balita. dan parasit sebagai perantara. sebenarnya kurang dari target yang Penyakit yang disebabkan ditetapkan oleh pemerintah untuk oleh penanganan kesehatan anak balita tuberculosis, sakit minimal 95%. tetanus, demam tifoid. Penyakit Pelayanan kesehatan anak infeksi bakteri adalah difteria, pertusis, yang disebabkan oleh infeksi virus balita adalah pelayanan kesehatan antara terhadap anak yang berumur 12 – campak/morbili,, 59 bulan yang sesuai dengan poliomielitis, standar oleh tenaga kesehatan yang Dengue (DBD), Hepatitis meliputi pemantauan Hepatitis A. Penyakit lain yang tumbuh kembang setiap bulannya. diakibatkan oleh parasit seperti Pemantauan pertumbuhan adalah malaria pelayanan lain dan gondongan/mumps, varisela, Demam Berdarah kecacingan B dan juga 116 Jurnal Kesmasindo Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 95- 120 umumnya sering terjadi pada anak Hasil tersebut salah satunya (Rampengan, 2007) dipengaruhi Jumlah kematian balita pada oleh kurangnya kebersihan (hygiene) dan sanitasi profil kesehatan puskesmas tahun dari 2008 adalah sebesar 16 balita mati. masyarakat Diare pada balita ditangani sebesar sarana 55,65%, perilaku hidup bersih dan sehat, pneumonia balita individu, keluarga dan melalui penyediaan bersih, kurangnya air ditangani sebesar 1,17%, balita gizi kurangnya buruk tumbuh kelangsungan dan perkembangan Hasil dini anak. Selain itu puskesmas tersebut bertolak belakang dengan juga mengupayakan pemberantasan hasil cakupan penanganan balita penyakit menular, peningkatan sakit cakupan imunisasi, peningkatan 0,51%, kembang deteksi balita telah 16,51%. memenuhi target. kepedulian kesehatan dan Menurut SKRT 2001 sebab utama pelayanan kematian bayi dan anak antara lain termasuk pelayanan kontrasepsi, disebabkan oleh Infeksi Saluran promosi pemberian ASI eksklusif Pernapasan Akut (ISPA), diare, dan pemantauan pertumbuhan anak. tetanus neotarum, saluran cerna, penyakit syaraf. 8. Cakupan Buku KIA 80 70 60 50 % Pencapaian 40 % target 30 20 10 Oktober % Pencapaian September Agustus Juli Juni Mei April Maret Februari Januari 0 Gambar 9. Grafik Pencapaian Cakupan Buku KIA reproduksi Colti Sistiarani, Analisis Pencapaian Indikator 9 Cakupan Program KIA Grafik diatas menunjukkan bahwa cakupan buku KIA 117 Buku KIA dapat menjadi sarana yang efektif untuk meningkat dari Bulan Januari 2009 memberikan sampai dengan Bulan Oktober 2009 baik bagi ibu. Fungsi buku KIA yaitu pencapaian akhir sebesar yang lain adalah sebagai pencatatan 65%. Target cakupan buku KIA medis untuk Puskesmas Kalibagor selama permasalahan selama kehamilan, satu tahun sebesar 90% pada tahun imunisasi, dan status gizi dapat 2009, sehingga target yang harus terekam dengan baik dan dapat dicapai digunakan sebagai alat pemantau sampai dengan Bulan pengetahuan ibu, sehingga yang berbagai Oktober 2009 harus sama dengan menuju cakupan kunjungan pertama ibu kontak dengan petugas serta status hamil kesehatan (K1) sebesar 92,6%. persalinan. Frekuensi kehamilan juga Penafsiran dari cakupan tersebut merupakan ruang lingkup kualitas adalah status kurang baik yaitu pelayanan antenatal. cakupan dibawah target yang telah ditetapkan dan mempunyai Buku KIA diberikan kepada ibu hamil oleh tenaga kecenderungan cakupan bulanan kesehatan pada saat yang meningkat atau tetap jika antenatal kontak pertama (K1). dibandingkan Dengan dengan cakupan bulan lalu. demikian pelayanan besarnya cakupan buku KIA harus sama Hasil pencapaian cakupan dengan cakupan K1. Bila cakupan K1 sampai dengan Bulan Oktober buku KIA kurang dari cakupan K1, 2009 92,6%, petugas harus mendatangi ibu hamil cakupan yang sudah K1 tapi belum punya buku KIA sampai dengan bulan punya buku KIA dengan melihat Oktober 2009 hanya sebesar 65%. catatan pada register kohort ibu. adalah sedangkan sebesar pencapaian Dari hasil tersebut maka masih ada Kualitas ibu yang melakukan pelayanan antenatal antenatal informasi tentang perilaku sehat, namun memperoleh buku KIA. belum adalah pelayanan mengenai termasuk kepemilikan buku KIA. Ibu yang memiliki buku KIA lebih 118 Jurnal Kesmasindo Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 95- 120 banyak yang melakukan layanan buku KIA serta kadang kala ibu antenatal ke bidan atau perawat lupa dan menghilangkan buku KIA dibanding ibu yang tidak memiliki tersebut. Itu sebabnya pada saat buku KIA. Secara umum lebih pemberian banyak ibu yang memiliki buku kesehatan perlu menginformasikan KIA menerima layanan antenatal fungsi penggunaan buku KIA dan dibanding dengan ibu yang tidak diharapkan ibu dapat menyimpan memiliki buku KIA. dan Program Buku Kesehatan buku KIA membawanya melakukan pada pelayanan tenga saat antenatal Ibu dan Anak (KIA) di Indonesia ataupun pada saat penimbangan dan sudah dimulai tahun 1994 dan pada pemantauan tumbuh kembang anak. tahun 2003 penggunaan buku Cakupan buku KIA masih tersebut telah berkembang dengan kurang hal ini karena masih adanya pesat dan sudah menjangkau 27 ibu yang belum mendapatkan buku propinsi. Penggunaan buku KIA KIA didukung SK Menteri Kesehatan melakukan layanan antenatal serta No 248/Menkes/SK/III/2004. Hal ada ibu yang baru mendapatkan tersebut menunjukkan buku KIA buku KIA ketika telah memiliki disahkan secara nasional sebagai anak dan kadangkala bidan di satu – satunya sistem pencatatan posyandu hanya memberikan Kartu kesehatan ibu hamil dan anak Menuju Sehat (KMS) bagi ibu balita. Ibu yang melakukan layanan hamil dan balita. antenatal diberikan buku KIA untuk dapat dilakukan pencatatan pada saat pertama kali Penelitian Wakur di Papua menyebutkan Dinas Kesehatan mengenai kondisi kesehatan, selain tidak menyediakan KMS tersebut, itu buku KIA berfungsi sebagai alat sehingga bidan desa bahkan dengan edukasi dan komunikasi bagi ibu. terpaksa Cakupan buku KIA yang menggandakan KMS sendiri bagi ibu dan balita. Progrm masih kurang dibandingkan dengan buku cakupan satunya disosialisasikan sejak tahun 1994, masih namun kenyataan yang ada masih kurang meratanya pendistribusian ada tempat yang belum mendapat disebabkan K1 salah antara lain KIA sendiri sudah Colti Sistiarani, Analisis Pencapaian Indikator 9 Cakupan Program KIA buku KIA. Buku KIA sendiri kunjungan digunakan (KN1), untuk pemantauan kehamilan, kelahiran serta tumbuh kembang balita. sebagai upaya Hal tersebut pemantauan cakupan b. Status KIA. lebih merata dan menyeluruh. baik yaitu cakupan penanganan komplikasi sudah pendistribusian buku KIA harus penanganan kurang obstetrik jika pertama anak balita sakit. kesehatan ibu dan anak, sehingga sewajarnya neonatal 119 dan cakupan buku 2. Saran a. Puskesmas Kalibagor diharapkan dapat meningkatkan SIMPULAN DAN SARAN cakupan penanganan komplikasi 1. Simpulan obstetrik a. Status baik yaitu cakupan kunjungan pertama ibu hamil (K1), cakupan kunjungan dan cakupan buku KIA. b. Dinas Kesehatan Banyumas diharapkan keempat ibu hamil (K4), meningkatkan cakupan ibu hamil yang monitoring dideteksi berisiko tinggi, program Kabupaten dapat kegiatan dan KIA evaluasi sehingga cakupan pertolongan persalinan diharapkan cakupan yang belum oleh tenaga kesehatan, cakupan mencapai pelayanan diperbaiki. nifas, cakupan target dapat DAFTAR PUSTAKA Percepatan Penurunan Angka Alwi, Qomariyah. 2007. Tema Budaya yang Kematian Ibu untuk Mencapai Melatarbelakangi Perilaku Ibuibu Penduduk Asli dalam Pemeliharaan Kehamilan dan Persalinan Mimika. di Buletin Sasaran MDGS, Jakarta Kabupaten Penelitian Dasuki, Djaswadi. 2008. Persepsi Perilaku Ibu Hamil Purworejo. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2007. Rancang Bangun Masyarakat terhadap Risiko Kehamilan – Persalinan Kesehatan Vol 35 no 3. dan di Kkabupaten Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Yogyakarta 120 Jurnal Kesmasindo. Volume 5, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 95- 120 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1997. Akselerasi Penurunan Angka Kematian Ibu, Jakarta Obstetri dan Ginekologi. Fakultas Kedokteran UI, Jakarta Prawirohardjo, Sastro.2002. Pelayanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kesehatan Maternal 2005. Kebijakan dan Strategi Neonatal. Yayasan Nasional Kesehatan Reproduksi Pustaka, Jakarta di Indonesia. Jakarta Pedoman Manajemen Umum Penerapan Buku KIA. Jakarta Petunjuk Teknis Penggunaan Buku KIA. Jakarta Iskandar, et al. 1996. Mengungkap Misteri Buku Kedokteran EGC, Jakarta Syafiq, Ahmad, dkk. 2007. Kepemilikan Buku dan Pelayanan KIA. FKM-UI, Jakarta Wakur, One. 2007. Program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Studi Kematian Ibu di Jawa Barat. Fungsi Pusat Keerom Papua. Tesis Magister Penelitian Kesehatan Lembaga Pendidikan UI. Jakarta Manuaba, Ida B. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Keluarga Berencana Pendidikan Bidan. dan untuk Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Maine, Mc Cathy. 1992. A Framework for Analysing the Determinant of Maternal Mortality. WHO. Geneva Suatu Pengantar. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Meilani, Niken, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Fitramaya. Yogyakarta Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitain Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Obstetri Dinas Kebijakan Kesehatan dan di Pelayanan Kesehatan.UGM, Yogyakarta Zulfansyah, Wahyu. 2008. Kebijakan dan Pengelolaan Antenatal Care bagi Bidan Desa di Kotamadya Banda Aceh. Tesis Magister Kebijakan dan Pelayanan Kesehatan. UGM, Yogyakarta World Health Organization. 1994. Perawatan Ibu dan Bayi : Pedoman Praktis. McKenzie, dkk. 2007. Kesehatan Masyarakat Persatuan Tropik Pada Anak. Penerbit Kesehatan ibu dan Anak (KIA) Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Bina Rampengan. 2007. Pedoman Penyakit Infeksi Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. dan Ginekologi Indonesia. 1991. Standar Pelayanan Medik Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta