faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada

advertisement
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI
PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR
Bunga Anton1, Nursalim2, Sri Purnama Rauf3
1STIKES
Nani Hasanuddin Makassar
Nani Hasanuddin Makassar
3Poltekkes Kemenkes Makassar
2STIKES
ABSTRAK
Depresi adalah suatu jenis ganguan alam perasaan atau emosi yang di sertai komponen
psikologi: anoreksia, konstipasi,kulit lembab (rasa dingin) tekana darah dan denyut nadi menurun.
Depresi adalah salah satu bentuk ganguan jiwa pada alam perasaan (efektif,mood). Gejala-gejala
depresi ini sering berhubungan dengan penyesuaian yang terhambat terhadap kehilangan dalam
hidup dan stressor. Hubungan stres dan kejadian depresi pada lansia seringkali melibatkan dukungan
sosial, dukungan keluarga, dan dukungan emosional yang cukup tersedia sehingga dapat
digunakan lansia dalam menghadapi stressor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor apa saja
yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia di Panti sosial Theodora Makassar. Jenis
penelitian yang dipakai adalah deskriptif analitik dengan desain “cross sectional study”. Populasi pada
penelitian ini adalah semua lansia yang tinggal di Panti sosial Theodora Makassar sebanyak 30 orang
lansia dengan jumlah sampel yang diteliti adalah seluruh populasi (total sampling). Data diperoleh
dengan menggunakan lembar kuisoner. Data dianalis menggunakan program komputerisasi dengan
=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan
terhadap kejadian depresi pada lansia adalah stress =0,035,dukungan keluarga =0,047 dan
kondisi fisik =0,013. Pada lansia faktor stress, kondisi fisik dan dukungan keluarga sangat
berpengaruh terhadap kejadian depresi. Oleh karena itu faktor-faktor tersebut dapat menjadi
perhatian khusus pada lansia untuk mengatasi kejadian depresi pada lansia.
Kata kunci : Depresi, stres, dukungan keluarga, kondisi fisik
PENDAHULUAN
Salah satu indikator keberhasilan
pembangunan nasional adalah semakin
meningkatnya usia harapan hidup penduduk di
Indonesia. Hal ini akan dapat menyebabkan
jumlah penduduk lanjut usia semakin
meningkat dari tahun ke tahun( Aryani,2009).
Menurut World Health Organization
(WHO) tahun 2009, Di perkirakan mulai tahun
2010 akan terjadi ledakan jumlah penduduk
lanjut usia. Hasil prediksi menunjukkan bahwa
persentase penduduk lanjut usia akan
mencapai 9,77 persen dari total penduduk
pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 persen
pada tahun 2020.
Penduduk lanjut usia dua tahun terakhir
di Indonesia mengalami peningkatan yang
signifikan, jumlah penduduk lanjut usia
sebesar 18,96 juta
jiwa dan meningkat
menjadi 20.54 juta jiwa, jumlah ini termasuk
terbesar ke empat setelah China, India dan
Jepang.(Azizah,2011)
Depresi pada lanjut usia terus menjadi
masalah kesehatan mental yang serius,
meskipun
perkembangan
pengobatan
farmakologis dan psikoterapeutik sudah
sedemikian maju. Gejala-gejala depresi ini
sering berhubungan dengan penyesuaian
yang terhambat terhadap kehilangan dalam
hidup dan stressor. Stressor pencetus seperti
pensiun yang terpaksa, kematian pasangan,
kemunduran kesehatan karena penyakit fisik,
kedudukan sosial, penghasilan dan rumah
tinggal akan mempengaruhi rasa aman lansia
sehingga menyebabkan depresi. (Aryani,2008)
Depresi pada lansia dimanifestasikan
dengan adanya keluhan merasa tidak
berharga, sedih yang berlebihan, murung,
tidak bersemangat, merasa kosong, tidak ada
harapan, menuduh diri, ide-ide pikiran bunuh
diri dan pemeliharaan diri yang kurang bahkan
penelantaran diri. Hubungan stres dan
kejadian depresi pada lansia seringkali
melibatkan dukungan sosial, dukungan
keluarga,
dan dukungan emosional yang
cukup tersedia sehingga dapat digunakan
lansia dalam menghadapi stressor.(Hidayat
A.A.A 2008).
Prevalensi depresi pada lansia sangat
tinggi, sekitar 12 – 36 % lansia yang menjalani
rawat jalan mengalami depresi. Angka ini
meningkat menjadi 30 – 50 % pada lansia
550
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
dengan penyakit kronis dan perawatan lama
yang mengalami depresi. Depresi menyerang
10-15 % lansia 65 tahun keatas yang tinggal
dikeluarga dan angka depresi meningkat
secara drastis pada lansia yang tinggal
diinstitusi, dengan sekitar 50% penghuni
perawatan jangka panjang memiliki gejala
depresi ringan sampai sedang. Meskipun
depresi banyak terjadi di kalangan lansia,
depresi ini sering di diagnosis salah atau
diabaikan. Rata-rata 60-70 % lanjut usia yang
mengunjungi dokter atau tempat pelayanan
kesehatan adalah mereka dengan depresi
yang acapkali tidak terdeteksi karena lansia
lebih banyak memfokuskan pada keluhan
badaniah yang sebetulnya adalah penyerta
dari gangguan emosi.(Hawari,D,2008)
Berdasarkan data yang di peroleh
peneliti di panti sosial Theodora Makassar
bahwa pada tahun 2009 terdapat 50 orang
dan ada 18 orang (35%) lansia yang
menderita depresi. Pada tahun 2010 terdapat
40 orang dan 14 orang (35%) lansia yang
menderita depresi. Pada tahun 2011 terdapat
40 orang dan 20 orang lansia (50%) lansia
yang menderita depresi. Sedangkan untuk
tahun 2012 dari bulan Januari sampai
Desember terdapat 25 orang dan 21orang
(84%) lansia yang menderita depresi.
Beberapa permasalahan yang dihadapi
oleh lansia tersebut, maka peneliti penting
untuk melakukan penelitian mengenai “Faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian
depresi pada lansia di Panti sosial Theodora
Makassar”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor apa saja yang berhubungan
dengan kejadian depresi pada lansia di Panti
sosial Theodora Makassar.
BAHAN DAN METODE
Lokasi, populasi, dan sampel
Jenis penelitian yang dipakai adalah
deskriptif analitik dengan desain “cross
sectional study”. Populasi pada penelitian ini
adalah semua lansia yang tinggal di Panti
sosial Theodora Makassar sebanyak 30 orang
lansia dengan jumlah sampel yang diteliti
adalah seluruh populasi (total sampling).
Populasi pada penelitian ini adalah semua
lansia yang tinggal atau terdaftar pada bulan
November sampai Desember 2012 di Panti
sosial Theodora Makassar. Besarnya populasi
adalah 30 orang lansia.
Penentuan sampel dalam penelitian ini
berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh
peneliti sebanyak 30 orang.
Teknik sampling yang digunakan adalah
Total sampling mengambil anggota populasi
semua menjadi sampel.
Pengumpulan data dan pengolahan data
Data primer diperoleh melalui kuesioner
yang di dapatkan langsung dari responden.
Data sekunder diperoleh dari pencatatan di
Panti sosial Theodora makassar. Data ini
digunakan sebagai data pelengkap untuk data
primer yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti
yang diperoleh dari tempat
penelitian, yaitu bagian rekam medic
Puskesmas Liukang Tupabbiring Pangkep.
Pengolahan data dilakukan dengan :
1. Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan
pengecekan
isi
kuesioner
apakah
kuesioner suda diisi dengan lengkap, jelas
jawaban dari responden, relevan jawaban
dengan pertanyaan. ( Agus Rianto, 2010).
2. Koding
Merupakan kegiatan merubah data
berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka/bilangan. ( Agus Rianto, 2010).
3. Tabulasi
Setelah data terkumpul dan tersusun
selanjutnya dapat dikelompokkan ke
dalam ke dalam suatu tabel menurut itemitem yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Analisis Data
Untuk memudahkan analisis data maka
data dikelompokkan ke dalam tabel kerja,
kemudian data dianalisis secara statistik
analitik melalui perhitungan persentasi dan
hasil perhitungan jumlah.
a. Analisis Univariat
Untuk
mengetahui
dan
memperlihatkan
distribusi
frekuensi,
ukuran tendensi sentral atau grafik serta
persentase dari tiap variabel yang diteliti.
b. Analisis Bivariat
Untuk mengetahui interaksi 2
variabel yaitu hubungan
tiap variabel
independen dan variabel dependen yang
diuji dengan uji Chi-Square dengan tingkat
kemaknaan p<α (0,05). Uji statistik
dengan menggunakan komputer program
SPSS versi 16,0.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Faktor Dukungan Keluarga
Dukungan Keluarga
n
(%)
Baik
22
73,3
Kurang
8
26,7
Total
30
100
Dari
tabel 1 hasil pengamatan
menunjukkan dari 30 responden yang diteliti
sebanyak 22 responden (73,3%) dengan
dukungan keluarga yang baik dan 8
responden
(26,7%)
dengan
dukungan
keluarga yang kurang.
551
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Faktor Kondisi Fisik
Kondisi Fisik
n
Baik
19
Kurang
11
Total
30
Berdasarkan
(%)
63,3
36,7
100
Dari Tabel 2
diatas menunjukkan
bahwa sebanyak 19 responden (63,3%) yang
memiliki kondisi fisik baik dan 11 responden
(36,7%) yang memiliki kondisi fisik kurang.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Faktor Kejadian Depresi
Kejadian Depresi
n
(%)
Tidak Depresi
14
46,7
Depresi Ringan
13
43,3
Depresi Berat
3
10
Total
30
100
Dari tabel 3 diatas menunjukkan bahwa
sebanyak 14 responden (46,7%) yang tidak
depresi, 13 responden (43,3%) yang depresi
ringan dan 3 responden (10%) yang depresi
berat.
Tabel 4.
Hubungan Antara Faktor Stres
Dengan Kejadian Depresi
Kejadian depresi
Faktor
Stres
Tidak ada
gejala stress
Ada gejala
stress
Total
Tidak
depresi
Depresi Depresi
Ringan
Berat
Jumlah
n
%
n
11
36,7
7
10
6
3
14
%
n
%
n
%
23,3 0
0
18
60
3
10
12
40
46,7 13 43,3 3
p = 0,035
10
30
100
20
Berdasarkan Hasil Uji Chi-Square Test
nilai yang dipakai adalah nilai Pearson Chi
Square dimana nilai signifikan yang diperoleh
adalah 0.035, oleh karena p ˂ α, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa
“terdapat
hubungan antara faktor stress dengan
kejadian depresi”.
Tabel. 5 Hubungan Antara Faktor Dukungan
Keluarga Dengan Kejadian Depresi
Faktor
Dukungan
Keluarga
Baik
Kurang
Total
Kejadian depresi
Tidak
Depresi
Depresi
Depresi
Ringan
berat
n
%
13
1
14
43,3
3,4
46,7
n
%
8
26,7
5
16,6
13 43,3
p = 0,047
Jumlah
n
%
n
%
1
2
3
3,3
6,7
10
22
8
30
73,3
26,7
100
Berdasarkan Hasil Uji Chi-Square Test
nilai yang dipakai adalah nilai Pearson Chi
Square dimana nilai signifikan yang diperoleh
adalah 0.047, oleh karena p ˂ α, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa
“terdapat
hubungan antara faktor dukungan keluarga
dengan kejadian depresi”.
Tabel 6. Hubungan Antara Faktor Kondisi
Fisik Dengan Kejadian Depresi
Faktor
Kondisi
Fisik
Baik
Kurang
Total
Kejadian depresi
Tidak
Depresi Depresi
depresi
ringan
Berat
n
%
n
%
n %
12
40
7
23,3 0 0
2
6,7
6
20 3 10
14 46,7 13 43,3 3 10
p = 0,013
jumlah
n
19
11
30
%
63,3
36,7
100
Berdasarkan Hasil Uji Chi-Square Test
nilai yang dipakai adalah nilai Pearson Chi
Square dimana nilai signifikan yang diperoleh
adalah 0.013, oleh karena p ˂ α, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa
“terdapat
hubungan antara faktor kondisi fisik dengan
kejadian depresi”
PEMBAHASAN
1. Hubungan Faktor Stres dengan Kejadian
Depresi
Stress merupakan salah faktor
terhadap kejadian depresi pada lansia.
Bentuk stressor bisa berasal dari dalam
diri
seseorang
ataupun
dari
luar
(lingkungan). Dari hasil penelitian pada
tabel 4 didapatkan bahwa dari faktor
stress pada responden sebagian berada
dalam kondisi depresi. Dan dari hasil Uji
Chi-Square Test nilai yang dipakai adalah
nilai Pearson Chi Square dimana nilai
signifikan yang diperoleh adalah 0.035,
oleh karena p ˂ α, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa “terdapat hubungan
antara faktor stress dengan kejadian
depresi”.
Hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Ayu Fitri (2011) pada Panti
Werda Sosial Pucang Gading Semarang
yang mengatakan bahwa ada hubungan
antara stress dengan kejadian depresi.
Hal ini memperkuat penilitian
ini
dikarenakan pada respoden merasakan
masalah-masalah yang bisa membuat
responden menjadi depresi. Hal-hal yang
bisa mempengaruhi sehingga responden
megalami depresi antara lain yaitu nafsu
makan dan berat badan menurun, sulit
konsentrasi dan daya ingat menurun.
Hal ini sejalan dengan teori menurut
Milner (2011) dalam Tamher-Noorkasiani,
tentang
stress
dan
koping
yang
mengatakan stres itu dikaitkan kejadian
eksternal serta situasi lingkungan yang
membebani
kemampuan
adaptasi
individu, terutama beban emosional dan
552
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
kejiwaan; sedangkan koping adalah cara
berpikir dan bereaksi yang ditujukan untuk
mengatasi beban atau transaksi yang
menyakitkan itu ( stressor ).
2. Hubungan Faktor Dukungan Keluarga
Dengan Kejadian Depresi
Keluarga berperan penting dalam
mencegah terhadap kejadian depresi pada
lansia. Kunjungan keluarga pada lansia
yang ditinggal di panti-panti sosil dapat
mengurangi depresi pada lansia. Dari hasil
penelitian pada tabel 5 didapatkan bahwa
dari faktor dukungan keluarga pada
responden sebagian berada dalam kondisi
depresi. Dan dari hasil Uji Chi-Square Test
nilai yang dipakai adalah nilai Pearson Chi
Square dimana nilai signifikan yang
diperoleh adalah 0.047, oleh karena p ˂ α,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa
“terdapat
hubungan
antara
faktor
dukungan keluarga dengan kejadian
depresi”.
Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Conny Oktizulvia
(2010) pada lansia di Wilayah Kelurahan
Parupak Tabing Kota Tangah Padang
yang mengatakan bahwa ada hubungan
antara
dukungan
keluarga
dengan
kejadian depresi. Dengan demikian
penelitain tersebut memperkuat hasil
penelitin yang dilakukan dikarenakan pada
respoden mengatakan jarang dikunjungi
oleh keluarga dan kalaupun dikunjungi
tidak dalam waktu yang lama. Sehingga
responden merasa kurang mendapat
perhatian dan kurang dihargai selama
berada di panti.
Hal ini sejalan dengan teori
menurut Samiun (2006) mengatakan salah
satu
kebutuhan
manusia
adalah
kebutuhan mencintai dicintai, rasa aman,
dan terlindung, keinginan untuk dihargai
dan dihormati. Jika seseorang kehilangan
orang
yang
dicintai,
maka
akan
menyebabkan orang itu mengalami
kesedihan yang mendalam, kekecewaan,
rasa bersalah dan seterusnya yang pada
akhirnya orang itu akan jatuh dalam
depresi.
3. Hubungan Faktor Kondisi Fisik dengan
Kejadian Depresi
Salah satu faktor yang munculnya
depresi pada lansia adalah kondisi fisik.
Semakin bertambahnya usia maka secara
fisiologis fungsi tubuh mulai menurun. Hal
ini dapat dilihat dari kondisi fisik pada
lansia seperti daya ingat yang kurang,
penglihatan menurun, tangan dan kaki
yang mulai gemetar dan lain sebagainya
termasuk kondisi fisik yang menurun
akibat suatu penyakit yang diderita.. Dari
hasil penelitian pada tabel 6 didapatkan
bahwa kondisi fisik pada responden
sebagian berada dalam kondisi depresi.
Dan dari hasil Uji Chi-Square Test nilai
yang dipakai adalah nilai Pearson Chi
Square dimana nilai signifikan yang
diperoleh adalah 0.013, oleh karena p ˂ α,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa
“terdapat
hubungan
antara
faktor
dukungan keluarga dengan kejadian
depresi”.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ayu Fitri (2011) pada Panti Werda Sosial
Pucang
Gading
Semarang
yang
mengatakan bahwa ada hubungan antara
kondisi fisik dengan kejadian depresi.
Sehingga
dari
penelitian
tersebut
memperkuat
hasil
penelitian
yang
dilakukan dimana ditemukan bahwa
respoden masuk pada kategori umur
eldery dan old, sehingga kondisi fisik ini
dapat mempengaruhi segala aktivitasnya
dan lansia merasa tidak bisa berbuat apaapa selama berada di panti. Sebagian
responden
kadang
hanya
diam,
komunikasi yang kurang baik dengan
perawat ataupun dengan lansia lainnya
dan kebanyakan hanya baring ditempat
tidurnya. Apabila hal ini berlanjut maka
lansia akan mengalami depresi yang
berat.
Hal ini sejalan dengan teori menurut
(Nugroho,2009) yang mengemukakan
tentang perubahan-perubahan fisiologis
pada lansia yang membagi atasi tiga yaitu
perubahan fisik, perubahan mental dan
perubahan
psikososial.
Perubahanperubahan fisik atau kondisi fisik yang
terjadi pada lansia secara fisiologis akan
berkurang fungsinya. Perubahan fisik ini
meliputi perubahan sel tubuh, sistem
persyarafan, sistem pendengaran, sistem
penglihatan, sistem kardiovaskuler, sistem
pernapasan, sistem pencernaan, sistem
perkemihan, sistem endokrin, sistem
integument dan sistem musculoskeletal.
Adapun perubahan-perubahan tersebut
bisa menjadi salah pencetus terjadinya
depresi pada lansia jika lansia tidak
menerima kondisinya saat ini. Lansia akan
merasa kurang harga diri, merasa tidak
dihargai dan merasa tidak berguna lagi.
Sehingga lansia bisa mengalami depresi
yang berat akibat dari ketidaksiapan
terhadap perubahan-perubahan fisiologis
yang terjadi pada dirinya.
Dari hasil penelitian diatas maka
penulis menyimpulkan bahwa pada lansia
faktor stress, kondisi fisik dan dukungan
keluarga sangat berpengaruh terhadap
kejadian depresi. Oleh karena itu faktorfaktor tersebut dapat menjadi perhatian
khusus pada lansia untuk mengatasi
553
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
kejadian depresi pada lansia. Dengan
demikian hasil penelitian dapat menjadi
acuan bagi peneliti selanjutnya.
KESIMPULAN
1. Dari hasil penelitian diperoleh hasil
sebagaian lansia berada pada tingkat
depresi ringan dan lebih banyak lansia
yang tidak depresi.
2. Dari hasil penelitian diperoleh ada
hubungan antara faktor stress dengan
kejadian depresi pada lansia di Panti
Sosial Theodora Makassar.
3. Dari hasil penelitian diperoleh ada
hubungan
antara
faktor
dukungan
keluarga dengan kejadian depresi pada
lansia di Panti Sosial Theodora Makassar.
4. Dari hasil penelitian diperoleh ada
hubungan antara faktor kondisi fisik
dengan kejadian depresi pada lansia di
Panti Sosial Theodora Makassar.
SARAN
1. Bagi institusi
Diharapkan penelitian ini dapat
digunakan sebagai pedoman dan acuan
dalam memberikan asuhan keperawatan
bagi klien depresi pada lansia.
2. Bagi Instansi
Diharapkan penelitian ini sebagai
bahan informasi untuk tenaga kesehatan
dalam
memberikan
pelayanan
keperawatan.
3. Bagi Peneliti Berikutnya
Diharapkan bagi peneliti berikutnya
dapat menggunakan metode penelitian
yang lain agar dapat memperoleh hasil
yang lebih optimal lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, (2008), Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Depresi Pada Lansia Di Desa Mandong Kecamatan
Trucuk Kabupaten Klaten, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Azizah L.M., (2011), Keperawatan Lanjut Usia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
BPS, (2012), Data Kependudukan Indonesia, www.bps.go.id, Diakses 30 Maret 2012.
Brunner dan Suddar, (2001), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 2, Edisi 8. EGC, Jakarta
Dwi V & Fitrah., (2010), Memahami Kesehatan pada lansia, Trans Info Media, Jakarta.
Hawari D., (2008), Manajemen stress cemas dan depresi, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Hidayat A.A.A., (2008), Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah, Salemba Medika,Jakarta.
Hidayat A.A.A., (2009), Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data, Salemba Medika, Jakarta.
Nursalam.,(2011) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Nugroho W., (2009), Keperawatan Gerontik, EGC, Jakarta
Rasmun, (2004), Stres, Koping dan Adaptasi ( Teori & Pohon Masalah keperawatan ), Sagung Seto, Jakarta.
Setiati,Harimurti dan roosheroe, (2006), Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Mutia Medika, Jakarta
Stanly and Bare, ( 2007), Keperawatan Gerontik dan Geriatrik.EGC, Jakarta
Tamher S., & Noorkasiani, (2009), Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan, Salemba
Jakarta.
Teddy Hidayat, (2008), Perawatan Lanjut Usia, EGC, Jakarta.
554
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Download