Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui

advertisement
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Program Adiwiyata
Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik
(Studi Kasus SMP Negeri 2 Depok)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan IPS pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (S.Pd)
DISUSUN OLEH:
NURIN HANIFATI AMALIA
1111015000099
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
ABSTRAK
Nurin Hanifati Amalia. Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Program
Adiwiyata Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik (Studi Kasus SMP
Negeri 2 Depok)
Penelitian ini adalah tentang kegiatan upaya pelestarian lingkungan hidup sebagai
sumber belajar bagi peserta didik melalui program Adiwiyata. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan sumber belajar bagi peserta
didik melalui program Adiwiyata. Pemanfaatan kegiatan dari program Adiwiyata
sebagai sumber belajar dengan penggunaan lingkungan sekolah dalam
pembelajaran dimaksudkan untuk menarik perhatian peserta didik dengan materi
yang berhubungan dengan lingkungan.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Depok sebagai sampel wilayah atau
tempat penelitian. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik “purposive
sampling” yaitu orang yang paling banyak mengetahui tentang upaya pelestarian
lingkungan hidup melalui program Adiwiyata sebagai sumber belajar bagi peserta
didik yang terdiri dari (1) Kepala sekolah/wakil Kepala Sekolah (2) Koordinator
program Adiwiyata 1 orang (3) Guru 4 orang (4) Peserta didik 10 orang (5)
Petugas kebersihan 2 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Adiwiyata yang dilaksanakan oleh
SMP Negeri 2 Depok memberikan dampak positif kepada siswa. Siswa menjadi
lebih memperhatikan kebersihan dan lebih mencintai lingkungan. Kegiatan
pelestarian lingkungan melalui program Adiwiyata dimanfaatakan oleh guru-guru
di SMP Negeri 2 Depok sebagai sumber belajar yang bersifat berwawasan
lingkungan dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai tempat praktikum
alam.
Kata Kunci: Pelestarian Lingkungan Hidup, Program Adiwiyata, Sumber Belajar.
i
ABSTRACT
Nurin Hanifati Amalia. Department of Social Education and Teaching
Faculty Tarbiyah. Environmental Conservation Efforts As a Learning
Resource To Educate Through pesert Adiwiyata Program (SMP Case
Study 2 Depok)
His study is about the activities of environmental protection as a source of
learning for students through the program Adiwiyata. The purpose of this study
was to examine the use of learning resources for students through a program
Adiwiyata. Utilization of program activities Adiwiyata as a source of learning
with the use of the learning environment in the schools intended to attract
students with materials related to the environment.
This study uses descriptive qualitative research with case study method in SMP
Negeri 2 Depok. Sampling was done by not random is by using purposive side.
Data collection techniques used were structured interviews, participant
observation, and documents.
The results showed that Adiwiyata program implemented by Junior High School 2
Depok give a positive impact to the students. Students are becoming more and
more loving attention to the cleanliness of the environment. Environmental
conservation activities through the program Adiwiyata dimanfaatakan by teachers
at SMPN 2 Depok as a learning resource that is environmentally sound by
utilizing the school environment as a natural lab.
Keywords: Environmental Conservation, Adiwiyata Program, Learning
Resources.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan anugerah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang Berjudul Upaya Pelestarian
Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik Melalui
Program Adiwiyata (Studi Kasus SMP Negeri 2 Depok). Shalawat serta salam
senantiasa terucap kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, Keluarga,
para sahabat dan para pengikutnya hingga sepanjang masa.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan untuk
memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (SI) di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan Skripsi ini. Namun berkat motivasi dan bantuan dari berbagai
pihak maka penulisan Skripsi ini dapat selesai dengan baik. Untuk itu penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah mengizinkan serta memberi restu kepada penulis, guna menyusun
Skripsi ini sebagai syarat untuk meperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto M.Pd Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial .
iii
3. Bapak Syaripulloh, M.Si Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
4. Ibu Anissa Windarti, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si dan Ibu Tri Harjawati, M.Si Selaku
Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan
pikirannya untuk membimbing dengan sabar, tulus ikhlas dan mengarahkan
hingga menyelesaikan Skripsi ini.
6. Bapak Sumarno, M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Depok beserta
Dewan Guru dan Staf.
7. Ibu Wiwi Gustiwi, S.Pd Selaku Koordinator Program Adiwiyata di SMP
Negeri 2 Depok.
8. Para siswa dan siswi SMP Negeri 2 Depok, khususnya kelas VII sudah
membantu dalam penelitian skrispi ini.
9. Kedua orang tua penulis yang saya sayangi Bapak Towahid dan Ibu Julaeha
serta adik-adikku sayang Nurin
Hanifati Amalina dan Hanif Lutfiari
Prasetyo.
10. Teman-teman Prodi Pendidikan IPS angkatan 2011 yang sudah menjadi
teman baik susah maupun bahagia juga telah menjadi semangat dan inspirasi
penulis.
11. Sahabat-sahabat ku RK yaitu Dewi, Dian, Nurhayani, Asti, Naya, Vina,
Febri, Zizah, Alfi, Ria, Gaun, Nia sukses dan semangat selalu untuk kita yaa.
Aamiin. Makasih selama ini sudah menjadi sahabat yang baik.
12. Temanku Nurul Hidayanti terimakasih untuk masukan dan semangatnya
untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Siti Nurhayati Amalia Hamka yang sudah menemani hari-hari penulis ketika
sedang pusing dan mumetnya dalam menyusun skripsi ini.
14. Sahabat-sahabat Lilitan Tria Nurfitria, Siti Nurjannah, Astrid Septianingtyas
yang selalu menghibur penulis ketika sedang galau dalam menyusun skrispi
ini.
iv
Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah
SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa banyak
kekurangan dalam penulisan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat
khususnya bagi penulis dan bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 10 September 2015
Penulis
Nurin Hanifati Amalia
v
DAFTAR ISI
ABTRAK ............................................................................................................ i
ABTRACK ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .....................................................................................iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 10
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 11
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 11
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori .............................................................................. 13
1. Ekologi Sebagai Basis Ilmu Lingkungan .................................. 13
2. Pelestarian Lingkungan Hidup .................................................. 20
vi
3. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup di Sekolah ..................... 21
4. Program Adiwiyata .................................................................. 28
5. Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok ............................ 31
6. Sumber Belajar .......................................................................... 34
7. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Belajar Bagi
Peserta Didik ............................................................................ 37
B. Hasil Penelitian Relevan ............................................................... 39
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 43
B. Metode Penelitian ....................................................................... 44
C. Populasi dan Sampling ................................................................ 44
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 45
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 47
F. Analisis Data ............................................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ............................................................................... 56
B. Deskripsi Hasil dan Pembahasan Penelitian ................................. 61
C. Pembahasan Penelitian .................................................................. 81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 91
B. Saran .............................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 93
vii
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 96
DAFTAR TABEL
TABEL
HALAMAN
Tabel 3.1 Perencanaan Waktu Penelitian ...................................... 43
Tabel 3.2 Observasi Kebersihan Lingkungan Sekolah .................... 49
Tabel 3.3 Observasi Tempat Ibadah ............................................... 50
Tabel 3.4 Observasi Perawatan Tumbuhan ..................................... 50
Tabel 3.5 Observasi Kegiatan Mendaur Ulang .............................. 51
Tabel 3.6 Observasi Pengelolaan Sampah dan Pengolahannya ........ 51
Tabel 3.7 Observasi Mengurangi Pemanasan Global ..................... 52
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...................................... 53
Tabel 4.10 Wawancara Guru 1.................................................................... 67
Tabel 4.11 Wawancara Guru 2 .................................................................... 71
Tabel 4.12 Wawancara Peserta Didik ....................................................... 75
Tabel 4.13 Wawancara Petugas Kebersihan ............................................. 80
viii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
HALAMAN
Gambar 4.1 ................................................................................................. 84
Gambar 4. 2 ................................................................................................. 85
Gambar 4.3 .................................................................................................. 87
Gambar 4.4 .................................................................................................. 87
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009
Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata
Lampiran 2 Bagan Kerangka berpikir
Lampiran 3 Perencanaan Waktu Penelitian
Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Lampiran 5 Lembar Observasi Penelitian
Lampiran 6 Hasil Wawancara
Lampiran 7 Daftar Guru Yang Mengampu di SMP Negeri 2 Depok
Lampiran 8 Keadaan Seluruh Guru Dan Pegawai SMP Negeri Depok Tahun 2015
Lampiran 9 Keadaan Jumlah Siswa SMP Negeri 2 Depok
Lampiran 10 Keadaan Jumlah Rombongan Belajar SMP Negeri 2 Depok
Lampiran 11 Keadaan Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Depok
Lampiran 12 Keadaan Struktur Tata Usaha dan Staff SMP Negeri 2 Depok
Lampiran 13 Keadaan Sarana dan Prasarana
Lampiran 14 Kumpulan Dokumentasi
Lampiran 15 Lembar Uji Referensi
Lampiran 16 Surat Pengesahan Referensi
Lampiran 17 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 18 Surat Pengesahan Pembimbing Skripsi
Lampiran 19 Surat Permohonan Izin Observasi
x
Lampiran 20 Lembar Pernyataan
Lampiran 21 Surat Keterangan Dari Sekolah
Lampiran 22 Biodata Penulis
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan nomor urut keempat dalam
besarnya jumlah penduduk setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Menurut data statistik dari BPS bahwa angka rata-rata peningkatan
pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir
adalah 32 juta jiwa atau 1,21% pertahunnya. Maka kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa jumlah penduduk indonesia pertahunnya meningkat 2,6
juta penduduk. Dan kita dapt mengetahui bahwa Jumlah Penduduk
Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 248 juta jiwa. Dan jumlah penduduk
Indonesia tahun 2014 mencapai 250,6 juta jiwa.1
Gambar Diagram
Jumlah Penduduk Indonesia
1
http://www.bps.go.id/ diakses pada tanggal 12 Mei pukul 15.15
1
2
Peningkatan penduduk yang sangat tinggi di Indonesia akan
berdampak luas, termasuk juga dampak bagi ekologi atau lingkungan
hidup. Hal itu dapat mengganggu keseimbangan, bahkan merusak
ekosistem yang ada. Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa,
membuat tekanan terhadap lingkungan hidup menjadi sangat besar. Paling
tidak, 40 juta penduduk hidupnya tergantung pada keanekaragaman hayati
di pantai dan perairan. Selain masalah peningkatan penduduk, semakin
banyaknya terjadi urbanisasi karena orang-orang desa yang dulunya
kecukupan pangan namun
tidak menikmati
pembangunan mulai
berbondong-bondong pindah ke kota. Semakin banyaknya orang-orang
desa yang mencari pekerjaan di wilayah Jabodetabek membuat wilayah
Jabodetabek mengalami peningkatan jumlah penduduk yang tinggi.
Ujung dari semua peningkatan penduduk itu adalah kerusakan
lingkungan hidup dengan segala dampak, seperti ikut menurunnya kualitas
pemukiman dan lahan yang ditelantarkan, serta hilangnya fungsi ruang
terbuka dan juga pembangunan yang semakin banyak dilakukan di kotakota besar. Usaha melestarikan lingkungan hidup dari pengaruh dampak
pembangunan adalah salah satu usaha yang perlu dijalankan. Pengelolaan
lingkungan yang baik dapat mencegah kerusakan lingkungan akibat suatu
proyek pembangunan.
Pembangunan merupakan kegiatan yang tidak dapat dihentikan karena
pembangunan
penduduk.
terkait
Namun
dengan
demikian,
upaya
karena
meningkatkan
kesejahteraan
pembangunan
umumnya
memanfaatkan sumber daya alam sementara sumberdaya alam memiliki
keterbatasan maka perlu kebijakan suatu pembangunan yang berwawasan
lingkungan.
Kebijakan
pembangunan
berwawasan
lingkungan
adalah
pembangunan yang tidak merusak lingkungan hidup. Pembangunan
berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya ke dalam proses
3
pembangunan untuk menjamin kesejahteraan dan mutu hidup dimasa
sekarang dan masa yang akan datang. Pada hakikatnya, dalam
pembangunan berwawasan lingkungan hidup, setiap anggota masyarakat
memiliki kewajiban untuk memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup
serta
mencegah
dan
menanggulangi
pencemaran
dan
perusakan
lingkungan hidup.2
Dengan semakin banyaknya pembanguan di kota-kota besar maka
akan semakin berkurang pula lahan di Indonesia yang tersisa. Misalnya
saja sudah banyaknya dibangun gedung-gedung yang tinggi di perkotaan.
Pengaruh pembangunan kota kepada lingkungan adalah lebih besar
daripada pengaruh pembangunan desa. Pengaruhnya adalah karena
pembangunan kota mengubah keadaan fisik lingkungan alam menjadi
lingkungan buatan manusia. Dalam kota, keadaan lingkungan alam sulit
dipertahankan kelestarian dalam wujud aslinya, sehingga lahirlah
lingkungan buatan manusia. 3
Dengan memperhatikan ruang lingkup suatu kota dan fungsinya dalam
pembangunan wilayah, maka lingkungan alam diubah menjadi lingkungan
buatan manusia. Perubahan ini terpaksa dilakukan untuk menampung
jumlah penduduk per kilometer persegi yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan keadaan di desa. Manusia sebagai mahuk hidup
selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Adanya interaksi antara
manusia dan lingkungannya, mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
ekologi seperti kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, dan sebagainya.
Keadaan ini semakin diperbesar dengan adanya penggalian dan
pemanfaatan sumber-sumber alam untuk menunjang kehidupan manusia
akibat pertumbuhan penduduk yang cepat.
2
Samsul Bahcri, T.Bachtiar, Ahmad Yani,, Geografi Untuk Kehidupan Seri NegaraNegara dam Budayanya, (Jakarta: Unggul Permana Selaras, 2008),h. 63.
3
Emil Salim, Pembangunan Berwawasan Lingkungan, (Jakarta: PT.Pustaka LP3ES,
1993), h. 199.
4
Dari semua mahluk hidup, manusialah yang paling mampu
beradaptasi dengan lingkungannya, baik itu lingkungan fisik maupun
biotik. Manusia, hewan, tumbuhan-tumbuhan sebagai penghuni bumi ini
selalu mengusahakan adanya keseimbangan ekologi untuk kelestarian
masing-masing. Semakin manusia terancam oleh merosotnya kualitas
lingkungan (misal oleh adanya eksploitasi penduduk dan eksploitasi
teknologi) semakin giat ia berusaha untuk memulihkan keseimbangan
lingkungan.
Untuk melestarikan lingkungan hidup maka harus ada pengelolaan
lingkungan hidup supaya lingkungan hidup tetap terawat. Pengelolaan
lingkungan hidup dalam UUD No 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 ayat 2
pengelolaah lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan
pengembangan lingkungan hidup.4
Permasalahan lingkungan hidup saat ini bukan menjadi tanggung
jawab pemerintah saja, akan tetapi segenap elemen masyarakat memiliki
peran dan tanggung jawab yang sama. Satu diantara elemen masyarakat
yang berperan penting dalam hal ini adalah lembaga pendidikan. Untuk
pelestarian lingkungan manusia mulai menyadari perlunya penghijauan
tanah-tanah gundul, perbaikan lingkungan hidup, kebersihan lingkungan
hidup terutama di lingkungan tempat kita belajar yaitu sekolah.
Lingkungan sekolah merupakan wadah belajar dan pembentukan karakter
dan perilaku anak untuk mengembangkan berbagai aspek menyangkut
pengembangan sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Lingkungan
sekolah yang ideal adalah sekolah yang mampu menciptakan suasana
aman, nyaman, rapi, asri, dan kondusif yang dapat memperlancar proses
kegiatan belajar mengajar di sekolah.
4
Hidup
UUD No 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan
5
Sekolah merupakan salah satu tempat bagi kita untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan sehingga bisa bermanfaat bagi masa depan.
Sebagai salah satu lembaga formal dalam bidang pendidikan, sekolah
harus bisa menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi siswa untuk
belajar. Lingkungan yang kondusif tentu akan menambah minat belajar
siswa.
Lingkungan merupakan sumber pelajaran yang sangat kaya sesuai
dengan tuntutan kurikulum. Ada dua bentuk lingkungan belajar, yakni
yang pertama lingkungan atau tempat yang sengaja didesain untuk proses
belajar siswa seperti laboratorium, perpustakaan, ruang internet dan lain
sebagainya. Kedua, lingkungan yang tidak didesain untuk proses
pembelajaran akan tetapi keberadaanya dapat dimanfaatkan, misalnya
halaman sekolah, taman sekolah, kantin, kamar mandi, dan lain
sebagainya. Kedua bentuk lingkungan ini dapat dimanfaatkan oleh setiap
guru karena memang selain memiliki informasi yang sangat kaya untuk
mempelajari materi pelajaran, juga dapat secara langsung dijadikan tempat
belajar setiap siswa.5 Karena sekolah merupakan tempat kita belajar dan
bermain pada saat istirahat, oleh karena itu lingkungan sekolah harus
selalu bersih dan rapi.
Sekolah yang terlihat indah, rapih, bersih, sehat, aman dan nyaman ini
tidak terlepas dari bagaimana sekolah tersebut bisa mengelola sekolah
dengan baik dan ini juga bergantung dari kerja sama semua pihak yang ada
di sekolah tersebut (guru, siswa, karyawan, orang tua). Jika kita berada di
lingkungan sekolah yang bersih akan terasa nyaman bila berada di
lingkungan sekolah dan semua itu bisa meningkatkan motivasi belajar
siswa, guru juga dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik.6
5
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:Kencana,
2008 ),. h.147-148.
6
Diah Soeprobowati, Akhlak Siswa Terhadap Alam, (Semarang: Sindur Press, 2008),h.
56
6
Untuk menjaga agar kebersihan sekolah tetap terjaga dan sehat maka
lingkungan yang ada di sekitar sekolah pun harus dapat dilestarikan salah
satunya adalah lingkungan hidup yang ada di sekolah. Untuk melestarikan
lingkungan hidup yang ada di sekolah maka hal yang perlu dilakukan
adalah: misalnya membangun apotik hidup di sekolah, mengurangi atau
menghemat penggunaan lampu, pendingin ruang kelas, konsumsi air dan
energi lainnya, menyediakan tempat sampah sesuai jenisnya, menanam
tanaman yang bermanfaat misalnya tanaman obat-obatan, memanfaatkan
barang-barang yang masih bisa dipakai seperti membuat kerajinan tangan
dari barang bekas misalnya membuat bunga dari plastik.
Menjalankan
pola
lingkungan
yang
sehat
dan
bersih
serta
mengupayakan pelestarian lingkungan hidup di sekolah tidaklah mudah,
pada kenyataannya di lapangan masih banyak warga sekolah yang tidak
peduli terhadap lingkungan hidup di sekitar sekolah. Tidak jarang warga
sekolah terutama siswa masih banyak yang melanggar peraturan tentang
kebersihan lingkungan di sekolah dan tidak ikut berpartisipasi dalam
kegiatan pelestarian lingkungan hidup, misalnya saja sudah disediakan
tempat sampah tetapi masih banyak siswa yang membuang sampah
sembarangan
Pada kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan hidup ini dapat
mendorong terjadinya interaksi langsung antara peserta didik dengan guru,
peserta didik dengan
peserta didik, dan
peserta didik dengan
lingkungannya. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
dalam proses pembelajaran yang dimaksud agar siswa dapat berpikir
secara mandiri, kreatif, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Keberadaan sumber belajar harus membangkitkan motivasi belajar
siswa. Sumber belajar terutama sumber belajar berwawasan lingkungan
yang digunakan guru pada saat ini masih belum bervariasi dalam artian
masih banyak guru yang menggunakan sumber belajar yang kurang
7
inovatif sehingga dapat membosankan kegiatan belajar mengajar, hal ini
dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik. Hal ini didasarkan pada
observasi awal didapatkan data
bahwa dari 53 guru di sekolah SMP
Negeri 2 Depok hanya 20 guru yang menggunakan sumber belajar
bervariasi. 7
Kualitas pendidikan perlu ditingkatkan dalam membangun sumber
daya manusia yang berkompenten. Peningkatan kualitas tersebut dapat
diupayakan dengan cara pembelajaran yang melibatkan siswa untuk
membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan
pengetahuan yang telah ada dalam diri mereka masing-masing. Siswa
berperan melakukan kegiatan, aktif berfikir,
menyusun konsep dan
memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator. Peran guru sebagai fasilitator membantu siswa
untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Oleh sebab itu guru harus
dapat memanfaatkan sumber belajar yang bervariasi sesuai dengan materi
pelajaran serta karakteristik siswa.
Sardiman menyebutkan bahwa kelebihan dalam pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar yaitu: 1. Membuat siswa
mendapatkan informasi berdasarkan pengalaman langsung, 2. Lebih
komunikatif, 3. Membuat pelajaran lebih konkrit, 4. Membuat siswa
mengenal dan mencintai lingkungan, 5. Penerapan ilmu menjadi lebih
mudah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-harinya.8
Pendidikan di sekolah memiliki berbagai manfaat, salah satunya
adalah mendukung kegiatan penyelamatan bumi dan pengelolaan
7
Informasi dari Ibu Wiwi Gustiwi, S.Pd Koordiantor Program Adiwiyata SMP Negeri 2
Depok. Penelitian bulan Mei 2015.
8
St Syamsudduha dan Muh.Rapi, “Penggunaan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber
Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi”, Lentera Pendidikan, Vol 15 No 1 Juni 2012
18-31.
8
lingkungan. Pengelolaan dan penyelamatan lingkungan tidak dapat
dilakukan oleh satu orang atau intansi saja melainkan semua orang
berperan dalam pelestarian lingkungan. Pemerintah Indonesia membuat
suatu kebijakan yang diterapkan dalam dunia pendidikan yang tertera
didalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup9. Di mana dalam Undang-Undang tersebut menjelaskan bahwa
“setiap orang berhak dan berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup”.
Dari pernyataan tersebut dalam hal ini adalah institusi pendidikan yaitu di
sekolah dimaksudkan ikut serta dalam melaksanakan pengelolaan
lingkungan melalui pencanangan suatu program pelestarian yang
diintegrasikan dalam kurikulum dan dilaksanakan oleh seluruh warga
sekolah yaitu Program Adiwiyata.
Program Adiwiyata merupakan salah satu program Kementrian
Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan
kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian Lingkungan Hidup.
Kegiatan dari pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata di
sekolah yang banyak melibatkan siswa di lingkungan sekolah dapat
dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Guru dapat
menjadikan kegiatan pelestarian lingkungan hidup yang memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar berawawasan lingkungan.
menurut Henry Bastaman (Kementriab Negara Lingkungan Hidup, 2009)
karena pada saat ini belum ada sekolah yang menjadikan kegiatan dari
program Adiwiyata yang dilaksanakan oleh sekolah-sekolah hanya
dijadikan sebagai suatu program yang tidak memiliki intensif materi dan
hanya sebagai pemberian hadiah semata.
Di kota Depok ada 8 sekolah yang masuk nominasi sekolah dengan
lingkungan sehat. Ke delapan sekolah tersebut kini mengikuti penilaian
9
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
9
lingkungan hidup (Adiwiyata) ditingkat nasional (Badan Lingkungan
Hidup Kota Depok).Salah satu sekolah masuk nominasi sekolah dengan
lingkungan sehat adalah SMP Negeri 2 Depok. Latar belakang SMP
Negeri 2 Depok mengikuti program Adiwiyata berawal dari ditunjuknya
sekolah oleh Pemerintah Kota Depok. Penunjukkan tersebut bisa dilihat
dari prestasi
yang dicapai SMP Negeri 2 Depok, baik akademik maupun non-akademik.
Prestasi yang diraih para siswa pun melanglang buana mulai dari
kompetisi tingkat Kota, Provinsi, hingga Nasional.
Ada beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan Program
Adiwiyata untuk menjawab permasalahan yang terjadi di sekitar
lingkungan sekolah yang pertama, dilakukan oleh Yanti Dwi Rahmah yang
berjudul “Implementasi Program Sekolah Adiwiyata Studi Pada SD
Manukan Kulon III 540 Kota Surabaya”.10 Yang kedua, oleh Tri
Rismawati yang berjudul “Efektifitas Program Adiwiyata Sebagai Upaya
Penanaman Rasa Cinta Lingkungan di SMP Negeri 3 Malang”. 11 Yang
kedua, Khairi bintani yang berjudul “Peranan Warga Sekolah Dalam
Menyukseskan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Sekolah
Adiwiyata) di SMP Negeri 2 Ciamis”. Yang intinya adalah bahwa
pelaksanaan sekolah berbudaya lingkungan melalui Program Adiwiyata
telah berjalan dengan baik dan membawa dampak positif bagi peserta
didik mengingat keberhasilan program Adiwiyata ini tidak terlepas dari
peran dan dukungan seluruh warga sekolah ikut menyukseskan program
Adiwiyata ini. Adapun program Adiwiyata mempunyai 4 standar agar
pelaksanaan Adiwiyata berjalan dengan baik yaitu: (1) Kebijakan
berwawasan lingkungan, (2) pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan,
10
Yanti Dwi Rahmah, Implementasi Program Sekolah Adiwiyata Studi Pada SD
Manukan Kulon III Kota Surabaya, Skripsi Pada Sarjana Universitas Brawijaya.
11
Tri Rismawati. Efektifitas Program Adiwiyata Sebagai Upaya Penanaman Rasa Cinta
Lingkungan di SMP Negeri 2 Malang, Skripsi Pada Sarjana Universitas Negeri Malang.
10
(3) kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, (4) pengelolaan sarana
pendukung ramah lingkungan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan diatas, maka
penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Upaya Pelestarian
Lingkungan Hidup Melalui Program Adiwiyata Sebagai Sumber
Belajar Bagi Peserta Didik (Studi Kasus SMP Negeri 2 Depok).
B. Identifikasi Masalah
1. Pemanfaatan sumber belajar yang belum bervariasi.
2. Kegiatan pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata
sebagai sumber belajar bagi peserta didik yang belum diterapkan di
sekolah-sekolah lain.
C. Pembatasan Masalah
Suatu penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman yang terlalu jauh
haruslah ditentukan pembatasan masalah penelitian. Adapun pembatatasan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kegiatan pelestarian
lingkungan hidup melalui program Adiwiyata sebagai sumber belajar bagi
peserta didik ?
D. Rumusan Masalah
Dari pembahasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah
yang dibahas adalah bagaimana kegiatan upaya pelestarian lingkungan
hidup melalui program Adiwiyata dijadikan sebagai sumber belajar bagi
peserta didik ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Program Adiwiyata di
SMP Negeri 2 Depok.
2. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan pelestarian lingkungan hidup
sebagai sumber belajar bagi peserta didik.
11
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah ilmu pengetahuan dalam upaya melestarikan Lingkungan
Hidup di Sekolah melalui Program Adiwiyata.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi SMP Negeri 2 Depok, sebagai informasi baru dan pedoman
dalam kegiatan belajar mengajar agar proses belajar sesuai dengan
yang diharapkan.
b. Bagi pendidik, hasil penelitian ini diharapakan dapat memeberikan
informasi dan masukan kepada guru bahwa cara melestarikan
lingkungan hidup itu bisa dijadikan sebagai sumber belajar bagi
peserta didik, jadi siswa bisa diajak belajar di luar kelas supaya di
dalam kelas tidak membosankan dan mendapat suasana baru.
c. Bagi siswa, dengan cara melestarikan lingkungan hidup melalui
Program Adiwiyata bisa dijadikan sebagai sumber belajar bagi
peserta didik dalam meningkatkan kecintaan siswa terhadap
lingkungan.
d. Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, sebagai
tambahan keilmuan bagi lembaga pendidikan khususnya bagi UIN
Syarif Hidayatullah.
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1.
Ekologi Sebagai Basis Ilmu Lingkungan
Ilmu
lingkungan
(environmental
science)
adalah
ilmu
yang
mempelajari tentang lingkungan hidup. Ilmu lingkungan relatif masih baru
(tahun 1960-an) dan mulai pesat berkembang setelah Konferensi
Lingkungan Hidup diselenggarakan di Stockholm, Swedia, pada tahun
1972. Lingkungan hidup didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang memepengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan
kesjahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dengan menermati
definisi ini, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar unsur-unsur
yang dipelajari dalam ekologi tercakup dalam komponen atau unsur
lingkungan hidup. 12
Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu
(terutama ekologi), yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan
masalah yang menyangkut hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Dengan demikian, ilmu lingkungan merupakan penjabaran
dari ekologi sehingga tidak dapat dipisahkan dengan ekologi.
Dalam lingkungan yang lebih spesifik, ilmu lingkungan dapat
dikatakan sebagai ilmu terapan dari ekologi. Artinya, ekologi yang
merupakan ilmu murni (dasar), diterapkan pada berbagai masalah
kehidupan yang pada umumnya disebabkan oleh aktivitas manusia.
Dengan pemahaman ilmu lingkungan, yang ditunjang tumbuhnya etika,
12
Karden Eddy Sontang Manik, Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Jakarta:Djambatan,
Cet Ketiga 2009),h. 15-17.
13
kearifan, dan kepedulian lingkungan bagi semua pihak, maka kualitas
lingkungan hidup tidak makin rusak dan tercemar. Kuaitas lingkungan
yang serasi dan seimbang akan dapat dicapai hanya dengan melalui
pengeolaan lingkungan hidup yang baik dan benar.13
Ekologi adalah ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup
(oikos=rumah tangga), maksudnya adalah ilmu tentang hubungan timbalbalik antara makhluk hidup dengan sesamanya dan dengan benda-benda
mati di sekitarnya. Dalam pengertian makhluk hidup ini termasuk manusia
sebagai salah satu jenis makhluk hidup.
Ilmu lingkungan belum lama ini dikenal, dikembangkan dengan
ekologi sebagai dasar. Kalau ekologi mempelajari susunan serta fungsi
seluruh makhluk hidup dan komponen kehidupan lainnya, maka ilmu
lingkungan mempelajarai tempat dan peranan manusia diantara makhluk
hidup dan komponen kehidupan lainnya. Jadi ilmu ligkungan dapat
dikatakan sebagai ekologi terapan (applied ecology) yakni bagaimana
menerapkan berbagai prinsip dan ketentuan ekologi itu dalam kehidupan
manusia, atau ilmu yang mempelajari bagaimana manusia harus
menempatkan dirinya dalam ekosisitem atau dalam lingkungan hidupnya.
14
a. Arti Lingkungan Hidup
Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1997 lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan
fungsi
13
lingkungan
hidup
yang meliputi
kebijaksanaan
penataan,
Ibid., h.17
Moh Soerjani, Rofiq Ahmad, Rozy Munir, Lingkungan Sumberdaya Alam dan
Kependudukan Dalam Pembangunan, (Jakarta: UI-Press, 1987),h. 2-3.
14
14
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian
lingkungan hidup. 15
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan
lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfatan, penataan,
pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, da pengembangan
lingkungan hidup.
Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Daerah tempat sesuatu makhluk hidup berada.
2. keadaan atau kondisi yang melingkupi suatu makhluk hidup.
3. keseluruhan keadaan yang meliputi suatu makhluk hidup atau
sekumpulan makhluk hidup, terutama berikut ini:
a. Kombinasi dan berbagai kondisi fisik di luar makhluk hidup yang
memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kemampuan
makhluk hidup untuk bertahan hidup.
b. Gabungan dari kondisi sosial dan budaya yang berpengaruh pada
keadaan suatu individu makhluk hidup atau suatu perkumpulam
komunitas makhluk hidup.
Istilah „lingkungan‟ dan „lingkungan hidup‟ atau „lingkungan hidup
manusia‟ seringkali digunakan silih berganti dalam pengertian yang sama.
Apabila lingkungan hidup itu dikaitkan dengan hukum atau aturan
pengelolaannya, batasan wilayah pengelolaan dalam lingkungan tersebut
harus jelas. Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan
15
Bunga Rampai, Perundangan Lingkungan Hidup, (Tangerang: Pustaka Widyatamm,
Cet Kedua 2006), h. 3.
15
hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berepengaruh terhadap
kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.16
Manusia berinterakasi dengan lingkungan hidupnya. Ia mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Ia membentuk dan terbentuk
oleh lingkungan hidupnya. Manusia hidup dari unsur-unsur lingkungan
hidupnya: udara untuk pernafasan, air untuk minum, keperluan rumah
tangga dan kebutuhan lain, tumbuhan dan hewan untuk makanan, tenaga
dan kesenangan, serta lahan untuk tempat tinggal dan produksi pertanian.
Manusia tanpa lingkungan hidupnya adalah suatu abstraksi belaka. 17
b. Unsur-Unsur Lingkungan Hidup
1. Unsur hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik) adalah unsur lingkungan hhidup yang terdiri
atas makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan
jasad renik. Jika berada di kebun sekolah maka lingkungan hayatinya
didominasi tumbuhan. Tetapi, jika di dalam kelas, maka lingkungan
hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya adalah lingkungan sosial dan budaya yang
dibuat manusia, yaitu sistem, nilai, gagasan, dan keyakinan dalam
perilaku sebagai makhluk sosial.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (Abiotik) merupakan unsur lingkungan hidup yang
terdiri atas benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan
lain-lain. 18
16
Adrian R. Nugraha, Menyelamatkan Lingkungan Hidup Dengan Pengelolaan Sampah,
(Bekasi, 2009), h. 4.
17
Otto Soemarwoto, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta:
Djambatan, 1991), h. 52.
18
Ibid., h. 5.
16
Lingkungan hidup bagi bangsa Indonesia tidak lain merupakan
Wawasan Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua dan
dua samudera dengan iklim tropis dan cuca serta musim yang memberikan
kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi
nilainya, tempat bangsa Indonesia menyelenggarakan kehidupan bernegara
dalam segala aspeknya. Lingkungan hidup jika tidak dijaga akan rusak.
Misalnya
sering
membuang
sampah
sembarangan
lambat
laun
menyebabkan banjir. Salah lain lingkungan hidup di Indonesia saat ini
diantaranya penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan; polusi air
dari limbah industri dan pertambangan, polusi udara di daerah perkotaan,
asap dan kabut dari kebakaran hutan, pembuangan sampah tanpa
pemisahan/pengolahan.
c. Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan merupakan kegiatan yang tidak dapat dihentikan karena
pembangunan
penduduk.
terkait
Namun
dengan
demikian,
upaya
karena
meningkatkan
kesejahteraan
pembangunan
umumnya
memanfaatkan sumberdaya alam sementara sumberdaya alam memiliki
keterbatasan maka perlu kebijakan suatu pembangunan yang berwawasan
lingkungan.
Kebijakan
pembangunan
berwawasan
lingkungan
adalah
pembangunan yang tidak merusak lingkungan hidup. Pembangunan
berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya ke dalam proses
pembangunan untuk menjamin kesejahteraan dan mutu hidup dimasa
sekarang dan masa yang akan datang. Pada hakikatnya, dalam
pembangunan berwawasan lingkungan hidup, setiap anggota masyarakat
memiliki kewajiban untuk memelihara kelestarian fungsi lingkungan
hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup.
17
1. Arti Penting Lingkungan Bagi Kehidupan
Kualitas lingkungan atau mutu lingkungan merupakan kemampuan
lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan dan makhluk hidup
lainnya sehingga dapat memungkinkan manusia dan makhluk hidup
lainnya untuk hidup sehat, damai dan sejahtera. Kualitas lingkungan
bersifat holistik, yaitu memandang keseluruhan komponen dalam
lingkungan hidup sebagai suatu satu kesatuan. Kualitas lingkungan hidup
dapat dibedakan berdasarkan biofisik, sosial-ekonomi, dan budaya.
Kualitas lingkungan biofisik adalah lingkungan simbiosis antara
lingkungan abiotik dan biotik. Kualitas lingkungan sosial-ekonomi yaitu
terdiri atas manusia baik secara individu maupun kelompok yang berada di
luar diri kita. Standar kualitas lingkungan sosial-ekonomi yang baik jika
kehidupan manusia secara ekonomi sejahtera, tidak kekurangan sandang,
pangan, papan, pendidikan, dan kebutuhan lainnya.
Kualitas lingkungan budaya adalah segala kondisi baik yang berupa
materi (benda) maupun non-materi yang dihasilkan oleh manusia melalui
aktivitas, kreativitas dan diciptakan yang berpengaruh terhadap kehidupan
manusia. 19
2. Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup
Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup diantaranya adalah sebagai
berikut:20
19
Samsul Bahcri, T. Bachtiar, Ahmad Yani, Geografi Untuk Kehidupan Seri NegaraNegara dam Budayanya, (Jakarta: Unggul Permana Selaras, 2008), h. 56.
20
Ibid., h. 57.
18
1. Rusaknya hutan, salah satunya adalah akibat dari penebangan kayu
liar atau pembakaran hutan untuk pembukaan lahan hutan tanaman
industri dan perkebunan yang tidak terkendali.
2. Pencemaran lingkungan hidup, yaitu masuknya makhluk hidup,
zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup
oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun samapai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak bisa
berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.
3. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan
Pemanfaatan atau eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan
secara berlebihan atau kurang bijaksana akan menimbulkan
berbagai masalah lingkungan hidup. Seharusnya pemanfaatan
sumber daya alam dilakukan dengan memperhatikan dan
menerapkan asas-asas pelestarian lingkungan hidup.
d. Kelembagaan dan Peraturan
Perundang-Undangan Tentang
Lingkungan Hidup di Indonesia
Untuk mencegah dan menanggulangi kerusakan dan pencemaran
lingkungan hidup, pemerintah tidak hanya memasukkan aspek lingkungan
hidup dalam GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara), tetapi juga
membentuk institusi atau lembaga yang membidangi lingkungan hidup.21
Respons pemerintah dapat dilihat dari:
1. Sejak tahun 1973, aspek lingkungan hidup masuk dalam GBHN.
2. Pada tahun 1978, dibentuk Menteri Negara Pengawasan Pembangunan
dan Lingkungan Hidup (PPLH).
3. Pada tahun 1982, Menteri Negara PPLH diubah menjadi Menteri
Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH).
4. Pada tahun 1993, Menteri Negara KLH diubah menjadi Menteri
Negara Lingkungan Hidup (LH).
21
Karden, op. cit., h. 21.
19
5. Di setiap Provinsi masalah Lingkungan Hidup dikoordinasikan oleh
Biro Bina Lingkungan Hidup (BLH). Sejak tahun 1998 biro BLH
diganti menjadi Bapedalda (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Daerah).
6. Pada tahun 1990, dibentuk Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
(Bapedal) Pusat, yang bertugas mengkoordinasikan pencegahan dan
penanggulangan kerusakan dan pencemaran lingkungan secara
Nasional.
2.
Pelestarian Lingkungan Hidup
Setiap kegiatan atau proyek pembanguan memerlukan lokasi dan
lokasi ini dapat merupakan ekosistem atau bagian suatu ekosistem. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap kegiatan akan mengakibatkan dampak atau
gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem itu (lingkungan).
Artinya, dampak proyek pembangunan tidak mungkin ditiadakan atau
dihilangkan secara total. Usaha melestarikan lingkungan dari pengaruh
dampak pembangunan adalah salah satu usaha yang perlu dijalankan.
Pengelolaan lingkungan yang baik dapat mencegah kerusakan lingkungan
akibat suatu proyek pembangunan.22 Upaya yang dapat dilakukan adalah
memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif
sehingga kerusakan dan pencemaran yang timbul dapat ditoleransi oleh
lingkungan.
Untuk
mewujudkannya
adalah
dengan
pengelolaan
lingkungan yang berasaskan pelestarian lingkungan. Untuk itu, diperlukan
pemahaman tentang konsep ekosistem, asas ekologi atau lingkungan, dan
pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
Perlu diperhatikan bahwa pelestarian lingkungan hidup mengandung dua
pengertian, yaitu:
22
171.
Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, (Bandung: Alumni, 1994), h.
20
1) Yang dilestarikan adalah fungsi lingkungan hidup itu sendiri. Suatu
lingkungan bisa saja berubah karena adanya pembangunan, tetapi fungsi
lingkungan itu tetap dipertahankan. Misalnya, suatu areal yang
ditumbuhi pohon-pohonan akan dibangun kawasan industri. Pohon
boleh ditebang, tetapi dalam perencanaan harus disediakan areal terbuka
dan lokasi untuk tanaman penhijauan. Dalam hal ini, fungsi pohonpohon yang ditebang menjelang pembangunan, digantu oleh areal
terbuka dan pohon tanaman penghijauan setelah proyek berjalan.
2) Yang dilestarikan adalah lingkungan itu sendiri, ansich. Sebagai contoh
adalah keberadaan Hutan Lindung, Taman Nasional, dan Cagar Alam,
yang harus tetap dipertahankan (tidak boleh diganggu). Artinya,
kegiatan pembangunan tidak boleh dilakukan di lingkungan itu karena
fungsinya tidak mungkin dilestarikan dengan adanya kegiatan
pembangunan.
Kita telah mengetahui bahwa lingkungan hidup sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Bayangkan, apa yang terjadi jika lingkungan
hidup di sekitar kita rusak. Tentu kelangsungan hidup manusia akan
terganggu. Oleh karena itu, kita harus memperlakukan lingkungan hidup
dengan baik. Kita harus dapat menghargai lingkungan kita dengan
menjaga dan melestarikan kebersihan lingkungan hidup. Banyak hal yang
dapat kita lakukan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan kita agar
tetap bersih dan nyaman.
Kita harus mecoba dari hal yang kecil, seperti membuang sampah
pada tempatnya, mengurangi penggunaan kantong sampah plastik,
menghemat kertas, menggurangi penggunaan listrik yang berlebihan,
menjauhi produk-produk yang dapat merusak lingkungan, berhenti
merokok, menanam pohon di lingkungan sekitarm ke sekolah dengan
bersepeda, dan masih banyak lagi.
21
3.
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup di Sekolah
Sekolah yang terlihat indah, rapi, bersih, sehat, aman, dan nyaman ini
tidak terlepas dari bagaimana sekolah tersebut bisa mengelola sekolah
dengan baik dan ini juga bergantung dari kerja sama semua pihak yang ada
di sekolah tersebut (guru, siswa, karyawan, orang tua siswa) keadaan
sekolah yang bersih dan nyaman merupakan idaman setiap orang yang
berada di lingkungan sekolah dan akan merasa nyaman bila berada di
lingkungan sekolah dan semua itu bisa meningkatkan motivasi belajar
siswa, guru juga dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik.
Untuk mewujudkan sekolah yang rapi, indah, bersih, sehat, aman, dan
nyaman dengan melakukan:
a.
Menjaga Kebersihan Lingkungan
Manusia berkewajiban menjaga kelestarian lingkungannya, manusia
baik sendiri maupun kelompok yang berhasil dalam usaha menyelamatkan
lingkungannya
disebut
penyelamat
lingkungan.
Lingkungan
yang
diselamatkan bukan hanya lingkungan yang sudah rusak, tetapi juga
lingkungan yang masih baik. Selain penyelamat lingkungan ada juga
orang-orang yang berupaya merintis, terciptanya lingkungan hidup yang
bersih dan sehat. Perintis lingkungan hidup adalah suatu kegiatan yang
menghasilkan dan mengembangkan lingkungan hidup tanpa pamrih dan
kegiatan itu memberi pengaruh pada yang lain atau masyarakat sekitarnya.
Semua kegiatan perints lingkungan bertujuan untuk melestarikan
lingkungan hidup.
Lingkungan yang bersih berarti bebas dari sampah, baik sampah dalam
bentuk padat, cair, maupun gas. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama
turut serta dalam upaya menjaga, merawat, dan melestarikan lingkungan
hidup kita mulai dari sekarang dan dimulai dari hal-hal kecil yang dapat
dilakukan demi kepentingan bersama.
22
Kebersihan lingkungan meliputi:23
1. Kebersihan Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan tempat kita belajar dan bermain pada saat
istirahat, oleh karena itu lingkungan sekolah harus selalu bersih dan rapi.
Misalnya dengan membentuk regu piket kelas dikelas yang dilakukan
setiap hari secara bergiliran. Dan juga sekolah menggerakan semua
personil sekolah untuk melakukan kegiatan kebersihan dilingkungan
sekolah (guru, siswa, karyawan) yang dilakukan satu kali dalam seminggu.
2. Kebersihan Tempat Ibadah
Tempat
ibadah
harus
betul-betul
dijaga
kebersihannya
dan
kesuciannya karena tempat tersebut adalah tempat dimana kita melakukan
kontrak dengan Tuhan (berdoa). Menjaga kebersihan dan kesucian tempat
ibadah adalah merupakan tuags dan tanggung jawab kita bersama. Hal
yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat ibadah adalah
sama hal nya dengan kelas musholla/msjid juga harus dibuatkan regu piket
yang bertugas membersihakan musholla/masjid.
b. Menanam dan Merawat Tumbuhan
Selain sekolah terlihat indah, bersih, sehat, aman, dan nyaman,
sekolah juga harus menciptakan suasana sekolah menjadi sejuk. Suasana
yang sejuk dapat ditunjukkan dengan adanya banyak tumbuhan yang
tumbuh dan ditanam di lingkungan sekitar sekolah. Dengan demikian
sekolah tersebut terlihat sejuk dan juga banyaknya tumbuhan yang
ditanam dan diatur sedemikian rupa ini juga dapat mengatur sirkulasi
udara dengan baik dan sehat. Kita bisa mengajak siswa untuk ikut serta
dalam menanam pohon di sekolah dan juga sekaligus mengajak siswa
untuk turut merawat pohon tersebut dengan menyiram pohon dan
melarang siswa mencabut pohon, memetik bunga dan lain sebagainya.
23
57-58.
Diah Soepabowati, Akhlak Siswa Terhadap Alam, (Semarang: Sindur Press, 2008),h.
23
Misalnya menanam bunga yang cocok ditanam di sekolah untuk
memperindah keadaan sekolah yaitu menanam bungan mawar, anggrek
dan lain sebagainya. Bila sekolah memiliki lahan yang cukup luas bisa
dimanfaatkan dengan menanam bunga yang cocok untuk pekarangan.
Pekarangan yang ditanami berbagai macam bunga selainsedap dipandang
mata juga menjadi tempat untuk melahirkan pecinta alam di masa yang
akan datang.
Fungsi dan peranan penghijauan di sekolah diantaranya: pengatur
lingkungan (mikro), vegetasi akan menimbulkan lingkungan setempat
sejuk, nyaman dan segar. Keindahan (estetika), dengan terdapatnya unsurunsur penghijauan yang direncakan secara baik dan menyeluruh akan
menambah keindahan sekolah. rekreasi dan pendidikan (edukatif). 24
c. Terampil Mendaur Ulang
Daur ulang (recycling) adalah proses mengambil kembali material
mentah untuk digunakan kembali. Melakukan daur ulang berarti lebih
memilih melakukan proses pengumpulan dan penggunaan kembali
material-material daripada membuangnya menjadi sampah. Kegiatan
mendaur ulang limbah ini adalah kegiatan yang sangat bak, mengingat
alam pun melakukannya secara alamiah.
Benda-benda yang terbuat dari berbagai macam logam, kaca, kertas
koran bekas, sampai sendok plastik dapat didaur ulang. Pada intinya,
proses daur ulang mengambil kembali material asal dan menggunakannya
kembali
untuk
membuat
produk-produk
baru.
Secara
umum,
menggunakan material hasil daur ulang untuk membuat produk-produk
baru membutuhkan biaya dan energi lebih sedikit dibandingkan
menggunakan material baru.
d. pengelolaan sampah dan pengolahannya
24
Zoer‟aini Djamal Irwan, Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan
Pelestariannya, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2012),h. 168.
24
Sampah adalah barang/material sisa yang tidak diinginkan dari hasil
akhir sebuah proses tertentu. Secara umum sampah dapat dibagi menjadi
daua, yaitu sampah organik (bisa disebut sampah basah) dan sampah
anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal
dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dan lain-lain.
Sedangkan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dan lain-lain
tidak dapat terurai secara alami. Jika sampah tidak dikelola dengan baik
atau dibuang pada tempatnya akan menyebabkan berbagai masalah salah
satunya adalah banjir.25
Hal-hal yang prlu dilakukan untuk mengatasi masalah banjir antara lain:
1. Penyimpanan Sampah
Yang dimaksud penyimpanan sampah ialah penampungan sampah yang
sifatnya sementara sebelum sampah tersebut dibuang pada tempat semestinya.
Bentuk penyimpanan sampah berbentuk lubang. Sampah dimasukkan ke
dalam lubang, setelah lubang penuh dengan sampah kemudian ditimbun
dengan tanah.
2. Pengumpulan Sampah
Yang dimaksud pengumpulan sampah ialah pengumpulan sampah dari
bak-bak sampah yang ada di setiap tempat. Barang-barang dipilih antara yang
kotor dan siap dipilah kembali, dan dibedakan antara yang brwarna dan tidak
berwarna. 26
3. Pembuangan Sampah
Maksud tempat pembuangan sampah adalah tempat pembuangan sampah
terakhir setelah dikumpulkan dari tempat-tempat pengumpulan. Jadi
maksudnya pembuangan sampah adalah setiap sampah yang sudah
25
Adrian, op. cit., h.26-38
Rinrin Migristine, Pengolahan Sampah Plastik, (Bandung: Titian Ilmu Bandung,
2009),h. 31
26
25
dikumpulkan di bak-bak sampah yang tersedia di setiap unit kelas baru
dikumpulkan dan di buang di temapat terakhir.
4. Pengolahan Sampah Sederhana
Pengomposan bisa menjadi salah satu alternatif dalam pengolahan
sampah. Pengomposan adalah cara pembuatan kompos dengan mengolah
sampah organik (sampah yang berasal dari makhluk hidup). Memang
pengomposan ini menimbulkan masalah seperti bau berair, atau menghasilkan
belatung. Ada dua cara pengomposan yang kita kenal, pengomposan alami
dan pengomposan buatan.
Cara pengomposan alami:
1. Galilah lubang secukupnya dengan kedalaman minimal 1 meter.
2. Masukkan sampah organik ke dalam lubang.
3. Lapisi sampah trsebut dengan jerami.
4. Tutupah galian dengan tanah.
5. Bila telah mencapai tujuh hari, bukalah galian tersebut, dan
6. Sampah siap digunakan sebagai kompos.
Sedangkan dalam pengomposan buatan, kita menggunakan sebuah reaktor
mini dan bakteri. Di dalam reaktor inilah, sampah akan diurai oleh bakteri.
Secara sederhana cara pengomposan buatan adalah sebagai berikut:
1. Campurkan sampah organik dan bakteri
2. Masukkan adonan tersebut ke dalam sebuah reaktor mini
3. Biarkan selama 5-7 hari
4. Kompos siap digunakan
Selain cara-cara diatas ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa kita
lakukan yaitu menerapkan prinsip 4R, replace (mengganti), reduce
(mengurai), re-uce (memakai), dan recycle (daur ulang).27
27
www.artikellingkunganhidup.com/cara-menerapkan-konsep-4R/diakses pada tanggal
12 Mei pukul 12.05
26
1. Replace (ganti dengan barang ramah lingkungan)
Gantilah barang-barang sekali pakai dengan barang yang lebih tahan
lama. Misalnya ganti memakai kantong plastik dengan keranjang bila
berbelanja dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini
tidak bsa didegradasi secara alami.
2. Reduce (kurangi sampah)
Membawa tas belanja sendir saat berbelanja. Membeli kemasan isi
ulang untuk sampo dan sabun.
3. Re-use (gunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai)
Coba cara-cara berikut ini:
1. memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah
2. memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk
pembungkus
3. memanfaatkan pakaian atau kain-kain batik bekas untuk kerajinan
tangan, kain-kain bekas yang sudah tidak terpakai bisa dijadikan
pembungkus sendal supaya tampilannya lebih menarik dengan
ditempelin kain batik.
4. Recycle (daur ulang sampah)
1. Daur ulang sendiri memang tidak mudah karena kadang dibutuhkan
teknologi dan penanganan khusus. Adapun cara yang dapat
dilakukan adalah:
1. mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk didaur
ulang
2. mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk didaur ulang.
Seperti kaleng bekas minuman bisa dijadikan pot bunga hiasan di
kelas.
27
3. mengumpulkan bungkus plastik bekas seperti bungkus kopi good
day, rinso dan lain sebagainya, yang bisa dijadikan tas, tempat tissue
dan lain-lain.
e.
Mengurangi Pemanasan Global
Cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah pemanasan global ke
tingkat yang lebih parah, adalah sebagai berikut:
1. Menghemat penggunaan energi. Hindarilah penggunaan energi
berlebihan yang akan menguras sumber energi yang tersedia.
Misalnya, mematikan lammpu ruangan jika tidak diperlukan.
2. Penanaman pohon muda yang memiliki tingkat pertumbuhan cepat
dalam jumlah banyak secepatnya.
3. Pengelolaan sampah di lingkungan sekitar. Ini bisa dilakukan
dengan usaha pendauran ulang atau dengan cara dekomposting.
4. Program Adiwiyata
Kerusakan lingkungan hidup sebagian besar disebabkan oleh ulah
manusia. Perilaku hidup manusia yang lalai, egois dan tidak bertanggung
jawab
dalam
mengeksploitasi
lingkungannya
termasuk
sering
diabaikannya kepentingan pelestarian lingkungan hidup di tingkat
pengambil keputusan menandakan adanya masalah degradasi moral. Moral
yang buruk mengakibatkan kondisi lingkungan hidup semakin kritis dan
akhirnya merugikan manusia itu sendiri.
Permasalahan lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan secara teknis
semata, namun yang lebih penting adalah pemecahan yang dapat
mengubah mental serta kesadaraan akan pengelolaan lingkungan. Untuk
mengatasi dampak kerusakan lingkungan hidup diperlukan suatu
perubahan sikap dan perilaku pada masyarakat serta perbaikan moral
melalui pendidikan.
28
Pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan fisik, daya jiwa
(akal, rasa dan kehendak), sosial dan moralitas manusia serta merupakan
alat terpenting untuk menjaga diri dan memelihara nilai-nilai positif.
Tentunya dengan pengaruh yang ditimbulkan pendidikan ini memberikan
dampak pada bertambahnya pengetahuan dan keterampilan serta akan
menolong dalam pembentukan sikap yang positif. Pendidikan memberikan
peluang kepada masyarakat untuk melakukan suatu tindakan atau
pengalaman yang mempengaruhi pertumbuhan atau perkembangan jiwa,
watak,
atau
kemampuan
fisik
mereka
melalui
lembaga-lembaga
pendidikan yang dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanya,
yaitu pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan dari generasi
ke generasi. Semua pihak diharapkan dapat turut serta melakukan
penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup dengan mengembangkan
sikap, bentuk-bentuk perilaku, kemampuan sosial dan kemampuan
individu yang mencintai lingkungan.
Pendidikan lingkungan hidup di sekolah merupakan salah satu dari
penerapan pendidikan karakter. Pendidikan karakter dan pendidikan
lingkungan hidup menanamkan nilai-nilai karakter kepada warga sekolah
yang meliputi pengetahuan (kognitif), kesadaran atau kemauan (afektif),
dan tindakan (psikomotor) untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.
Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara
Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan
kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
Dalam
pelaksanaannya
Kementrian
Negara
Lingkungan
Hidup
bekerjasama dengan para steakholder, menggulirkan Program Adiwiyata
ini dengan harapan dapat mengajak warga sekolah melaksanakan proses
belajar mengajar materi lingkungan hidup dan turut berpartisipasi
melestarikan serta menjaga lingkungan hidup di sekolah dan sekitarnya.
Program adiwiyata ini merupakan program yang sangat potensi
menumbuhkan kesadaran mengenai perlindungan lingkungan hidup.
29
Adiwiyata sangat memiliki dampak terhadap sekolah yang mendapatkan
gelar adiwiyata tersebut,diantara lain adalah:
1. Sekolah dapat Lebih berperan aktif dalam menciptakan kawasan yang
peduli dengan lingkungan
2. Sekolah bisa menciptakan siswa - siswa yang sadar akan lingkungan
3. Sekolah bisa berperan dalam semua kegiatan dalam rangka
mengurangi global warming
4. Sekolah bisa menjadi sarana penyalur pendidikan lingkungan secara
praktek langsung
Bukan hanya Sekolah, siswa pun juga mendapatkan dampak yang positif
karena program ini seperti :
1. Siswa dapat membiasakan agar membuang sampah pada tempatnya
2. Siswa dapat mengerti pentingnya memilah - milah sampah
3. Siswa dapat mengerti bahwa barang bekas bukan hanya untuk dibuang
tapi juga dapat dimanfaatkan.
Berdasarkan Undang-Undang yang mengatur Program Adiwiyata
adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun
2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata pasal 1, yang
dimaksud Adiwiyata adalah sekolah yang baik dan ideal sebagai tempat
memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang
dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan
cita-cita pembangunan berkelanjutan. Program Adiwiyata adalah salah
satu program kerja berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian
Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mewujudkan pengembangan
pendidikan lingkungan hidup.
Adapun penilaian Program Adiwiyata dilakukan oleh tim peninjau
lapangan yang ditetapkan oleh Sekertaris Menteri Negara Lingkungan
30
Hidup, dan anggota tim peninjau lapangan terdiri dar wakil: Kementrian
Negara Lingkungan Hidup, Departemen Pendidikan Nasional, Perguruan
Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat Tingkat Pusat yang bergerak di
Bidang Pendidikan Lingkungan Hidup.
Sekolah Adiwiyata yang dinilai, wajib memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.
Memiliki kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan.
2.
Memiliki dan melaksanakan kurikulum sekolah berbasis lingkungan.
3.
Melaksanakan kegiatan sekolah berbasis partisipatif.
4.
Memiliki sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ramah
lingkungan.
5. Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok
a.
Implememtasi Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok
Program sekolah Adiwiyata merupakan bentuk komitmen pemerintah
terhadap pengelolaan dan perlindungan lingkungan melalui pendidikan.
Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yaitu melalui Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2013 diterjemahkan menjadi program
sekolah Adiwiyata. Implementasi program tersebut terdapat alur, alur yang
dilakukan oleh SMP Negeri 2 Depok terdiri dari sosialisasi oleh Badan
Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas
Pendidikan Kota Depok,
pembentukan tim Adiwiyata di sekolah, menyusun kajian lingkungan dan
rencana aksi, penilaian oleh tim BLH dan penghargaan sekolah Adiwiyata.
Penerapan program sekolah Adiwiyata memiliki kriteria yang dilihat
dari komponen dan standarnya. Komponennya antara lain: (1) Kebijakan
berwawasan lingkungan serta rencana kegiatan dan anggaran sekolah yang
mana diaplikasikan di dalam ruang lingkup sekolah berupa adanya visi,
misi dan tujuan sekolah yang memuat upaya perlindungan dan pengelolaan
31
lingkungan hidup, (2) Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan dimana
guru atau pendidik berkompetensi sehingga dalam penyampaian
pembelajaran lingkungan hidup dapat dipahami dan dilaksanakan oleh
peserta didik, (3) Kegiatan lingkungan perlindungan berbasis partisipatif
dimana SMP Negeri 2 Depok menerapkan kegiatan melalui kegiatan
komposter, berkebun dan program 4R yang mana seluruh kegiatan tersebut
melibatkan seluruh warga sekolah, (4) Pengelolaan sarana pendukung
ramah lingkungan yang mana SMP Negeri 2 Depok dalam penyediaan
sarana prasarana berupa raung terbuka hijau (green house) dan tempat daur
ulang.
b.
Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Penerapan Program
Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok
Faktor pendukung dalam implementasi program Adiwiyata di SMP
Negeri 2 Depok, tenaga pendidik memiliki jenjang pendidikan tinggi. Hal
ini mendorong akan keberhasilan dalam penerapan program sekolah
Adiwiyata dan berbagai metode dalam pembelajaran akan lebih banyak
dengan melibatkan peserta didik lebih aktif dalam kelas dan di luar kelas.
Adanya keterlibatan pihak wali murid dan pemerintah membuat penerapan
program sekolah Adiwiyata berjalan dengan lancar. Seperi hasil kompos
yang sudah jadi dijual kembali pada wali murid yang ingin membeli.
Namun saat pelaksanaan ada wali murid yang tidak setuju jika anaknya
ikut kegiatan bersih-bersih di sekolah, karena anaknya dirumah saja tidak
pernah melakukan kegiatan bersih-bersih.
28
Adapun kendala lain yaitu
kurang bekerja samanya seluruh warga sekolah dalam menjalankan
program Adiwiyata, dikarenakan ada petugas kebersihan yang bertugas
28
Informasi dari wawancara dengan Wiwi Gustiwi, S,Pd selaku guru koordinator dari
program Adiwiyata Penelitian bulan Mei 2015.
32
bersih-bersih jadi para guru tidak semuanya ikut berpartisipasi dalam
kegaiatan program Adiwiyata.
Dalam hal ini mewujudkan sekolah yang bersih, sehat, dan rapi. Bagi
para siswa, kegiatan partisipasi mendukung program Adiwiyata, di
anataranya;
1.
Piket kelas
2.
Mengadakan kegiatan Jum‟at bersih
3.
Kegiatan kebersihan yang diikuti ekstrakurikuler
4.
Membawa tempat makan dan minum dari rumah
5.
Ikut serta dalam pengolahan kompos
6.
Mendaur ulang sampah-sampah
7.
Kegiatan bakti sosial
8.
Kegiatan berkebun
9.
Mengikuti ROMLI (Rombongan Lillahi Ta‟ala) dalam memanfaatkan
TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
Kegiatan Adiwiyata harus didukung seluruh warga sekolah, misal
pemilihan sampah organik dan anorganik. Tempat-tempat sampah yang
tersebar, di sudut-sudut sekolah hingga di depan kelas pun sudah terbagi
sesuai jenis sampahnya. Secara otomatis siswa terbina memilih sampah.
Penghematan listrik dan penggunaan air juga melatuh siswa agar tidak
boros.
Pembinaan lingkungan hidup di lingkungan sekolah dilakukan para
siswa dengan menanam tanaman obat-obatan, misal kunyit, jahe, dan lainlain. Peran guru PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) sebagai
pembimbing akan lingkungan hidup juga penting.
Kerjasama Adiwiyata dilakukan dengan pihak pengelola kantin
sekolah, seperti menyediakan makanan dan minuman juga peralatan yang
ramah lingkungan. Dukungan dari pihak komite sekolah, khususnya orang
33
tua siswa berjalan baik. Mereka memberikan saran dan solusi terkait
program Adiwiyata.
6. Sumber Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sehingga
hasil
pengalamannya
sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya. 29
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahanperubahan tersebut akan nayata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai tempat dimana bahan pengajaran bisa didapatkan. Sumber
pelajaran
dapat
berasal
dari
masyarakat
dan
kebudayaannya,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan didik.
Sumber pelajaran sesungguhnya banyak sekali terdapat dimana pun
seperti: sekolah, pusat kota, pedesaan, benda mati, lingkungan, toko dan
sebagainya.30
Menurut Roestiyah N.K dalam buku strategi belajar mengajar, mengatakan
bahwa sumber-sumber belajar itu adalah:
1. Manusia
2. Buku/perpustakaan
3. Media massa (majalah, surat kabar, radio, tv, dan lain-lain)
4. Lingkungan alam, sosial, dan lain-lain
5. Alat pelajaran (buku pelajaran, peta, gambar, kaset, tape, papan tulis,
kapur, spidol, dan lain-lain
29
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1995),h. 2
30
Refika
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:
Aditama, 2011),h. 16.
34
6. Museum (tempat penyimpanan benda-benda kuno).
Menurut Sudirman N. Dkk dalam buku strategi belajar mengajar
mengemukakan macam-macam sumber belajar sebagai berikut :
1. Manusia
2. Bahan (materialis)
3. Lingkungan (Setting)
4. Alat dan perlengkapan (tool and equipment)
5. Aktivitas (Activities)
a.
Jenis Sumber Belajar
AECT (Assocition for Education and Communication Teches)
menyatakan bahwa sumber belajar (learning rsesources) adalah sumber,
baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh
siswa dalam belajar, baik secara terspisah maupun secara terktrol sehingga
mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar
kompetensi
tertentu.
Sumber
belajar
adalah
mencapai
bahan-bahan
yang
dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran, berupa teks,
medie cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan sekitar, dan
sebagainya. Sumber belajar berfungsi untuk membantu optimalisasi
belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari belajar,
tetapi juga dilihat dari proses pembelajaran yang berupa interaksi siswa
dengan berbagai sumber belajar yang dapat memberikan rangsangan untuk
belajar dan mempercepat pemahaman serta penguasaan ilmu yang
dipelajari.
b. Fungsi Sumber Belajar
Secara umum, sumber belajar memiliki fungsi berikut.
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan cara : (a)
mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan
waktu secara lebih baik; (b) mengurangi beban guru dalam
35
menyajikan informasi sehingga dapat lebih banyak membina dan
mengembangkan gairah.
2. Memberikan kmungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih
individual, dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kurang
dan tradisonal; (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk
berkembang sesuai dengan kemampuannya.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran
dengan cara : (a) perancangan program pembelajaran yang lebih
sistematis; (b) pengembangan bahan pengajaran yang ditandai oleh
penelitian.
4. Lebih
memantapkan
pembelajaran,
dengan
jalan
:
(a)
meningkatkan kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi
dan bahan secara lebih konkret.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu : (a) mengurangi
kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat vebal abstrak
dengan
realitas
yang
sifatnya
konkret;
(b)
memberikan
pengetahuan yang sifatnya langsung.
6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan
menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.
Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggmbarkan tentang alasan dan
arti penting sumber belajar, untuk kepentingan proses dan
pencapaian hasil pembelajaran siswa.
Dengan demikian, sumber belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:31
a. Tempat atau lingkungan alam sekitar, yaitu dimana saja sesorang
siswa dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku,
tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar, yang berarti
sumber belajar. Misalnya, perpustakaan, pasar, museum, sungai,
gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan, dan sebagainya.
31
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011) h. 118-119
36
b. Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan
tingkah laku bagi siswa maka benda itu dapat dikategorikan sebagai
sumber belajar. Misalnya, situs, candi, benda peninggalan lainnya.
c. Orang, yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu yang bisa
mengajarkan sesuatu kepada siswa maka yang bersangkutan dapat
dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya, guru, ahli geologi,
polisi, dan ahli-ahli lainnya.
d. Bahan, yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri
oleh siswa. Buku dapat dikategorikan sebagai sumber belajar.
Misalnya, buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi, dan
sebagainya.
e. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, mislanya kerusuhan, bencana,
dan peristiwa lainnya yang adapat dijadikan sebagai sumber belajar.
Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi siswa atau guru apabila
sumber belajar diorganisasi melalui rancangan yang memungkinkan
seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak
tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, dana atu buku tidak
berarti apa-apa.
7.
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Belajar
Bagi Peserta Didik
Sumber belajar tidak mesti hanya ada didalam kelas. Lingkungan
merupakan materi pembelajaran yang sangat kaya sesuai dengan tuntutan
kurikulum. Ada dua jenis bentuk lingkungan belajar, yakni pertama
lingkungan atau tempat yang sengaja didesain untuk belajar peserta didik
seperti laboratorium, perpustakaan, rauang internet dan lain sebagainya.
Kedua, lingkungan yang tidak didesain untuk proses pembelajaran akan
tetapikeberadannya dapat dimnfaatkan, misalnya halaman sekolah, taman
sekolah, kantin, kamar mandi, dan lain sebagainya.
37
Lingkungan sekolah yang memadai dapat dijadikan sumber belajar
bagi peserta didik. Kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan akan
menjadikan siswa memiliki interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan. Seperti kegiatan bersih-bersih kelas, mendaur ulang sampah,
membuat kompos dari sisa-sisa sampah dapat dijadikan sumber belajar
oleh guru.
Upaya untuk pelestarian Lingkungan Hidup di SMPN 2 Depok
1. Siswa-siswi mengumpulkan batok kelapa yang sudah tidak terpakai lagi
untuk diolah menjadi kompos. Lalu hasil komposnya akan dijual kepada
orang tua dari masing-masing siswa itu sendiri.
2. Siwa-siswi memilah dan memilih sampah yang bisa digunakan kembali
dengan memisahkan sampah organik dan non organik.
3. Siswa-siswi mengumpulkan plastik yang sudah tidak terpakai lagi untuk
didaur ulang yang dapat dijadikan karya seni yang bernilai ekonomis.
4. Siswa-siswi membuat apotek hidup di sekolah. Hal ini membuat sekolah
semakin segar dan hijau.
5.Setiap kelas membuat tanaman berupa obat-obatan, sayur-sayuran yang
ditanam disekitar sekolah. Upaya ini dapat membuat peserta didik lebih
mencintai lingkungan.
6. Siswa-siswi membuat kerajinan tangan dari kain-kain sisa yang sudah
tidak terpakai kembali untuk dijadikan penghias sendal dan tas, dan
membuat tas dari bekas bungkus kopi.
7. Siswa-siswi dibiasakan untuk menghemat energi dengan menyalakan
pendingin ruangan atau AC dimulai jam 10 pagi, serta menggunakan air
secukupnya.
Dari
hal-hal
yang
dilakukan
diatas
merupakan
suatu
media/alat/sumber belajar yang bersifat edukasi dalam artian yang bersifat
38
mendidik bagi peserta didik. Jadi peserta didik langsung berinteraksi
dengan lingkungan sekolah. Dimana sumber belajarnya adalah lingkungan
sekolah, taman, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan peserta didik.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dilakukan oleh:
1. Tri Rismawati Skripsi berjudul: “Efektivitas Program Adiwiyata
Sebagai Upaya Penanaman Rasa Cinta Lingkungan di SMP
Negeri 3 Malang”. Adapun hasil penelitiannya adalah kondisi
lingkungan sebelum adanya Program sekolah peduli dan
berbudaya lingkungan dapat dilihat dari keadaan lingkungan
yang ada di dalam sekolah baik ruangan kelas maupun halaman
sekolah. Sekolah banyak melakukan penghijauan dan menjaga
kebersihan sekolah. Pelaksanaan di SMP Negeri 3 Malang
sebagian telah berjalan dengan baik dan membawa dampak
positif bagi seluruh warga sekolah, mengingat keberhasilan tidak
terlepas dari adanya dukungan dan partisipatif dari seluruh warga
sekolah. 32
2. Luchi Indrayani Skripsi berjudul: “Implementasi Program
Adiwiyata di MTsN Jabung”. Adapun hasil penelitiannya adalah
kebijakan sekolah berwawasan lingkungan di MTsN Jabung
diterapkan dengan mengajak kerja sama antar semua warga
sekolah, kegiatan lingkungan lingkungan berbasis partisipatif di
MTsN Jabung meliputi ekstrakurikuler dan nonkurikuler. Faktor
pendukung dari dalam sekolah meliputi; fasilitas sekolah yang
memadai, sumber daya manusia yang terlatih dan kerja sama
32
Tri Rismawati, Efektivitas Program Adiwiyata Sebagai Upaya Penanaman Rasa Cinta
Lingkungan di SMP Negeri 3 Malang. Skripsi Pada Sarjana Universitas Negeri Malang.
39
antar warga sekolah. Sedangkan faktor pendukung dari luar
sekolah meliputi; Pemerintah Daerah, Unit Pelaksana Teknis
Daerah.33
3. Khairi Bintani Skripsi berjudul: “Peranan Warga Sekolah Dalam
Menyukseskan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan
(Sekolah Adiwiyata) Di SMP Negeri 2 Ciamis”. Adapun hasil
penelitiannya adalah peranan kepala sekolah yaitu sebagai
pencetus ide utama, pembuat kebijakan yang pro lingkungan,
menumbuhkan rasa percaya dan menjadi teladan bagi seluruh
warga sekolah. Peranan komite sekolah yaitu memberikan
kontribusi berupa pemikiran, dana maupun sumbangan. Tim
Adiwiyata
berperan
sebagai
pionir
dan
inovator
serta
mengkonsolidasi dan mengkoordinasi pelaksanaan program
Adiwiyata. Peranan guru mata pelajaran dan guru PLH yaitu
sebagai penanggung jawab utama dalam penyampaian nilai-nilai,
keterampilan dan pengetahuan lingkungan hidup. Peranan guru
bimbingan dan konseling yaitu mengubah dan memelihara
perilaku siswa ke arah perilaku yang peduli dan berbudaya
lingkungan melalui penegakkan aturan. Peranan wali kelas yaitu
mendorong siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
mencerminkan peduli dan berbudaya lingkungan baik secara
individu maupun kelompok. Peranan pembantu pelaksana yaitu
sebagai pionir dalam pengelolaan sarana dan prasarana. Peranan
tenaga pendukung lainnya yaitu sebagai pendukung keberhasilan
administrasi dan pelaksana program Adiwiyata. Peranan siswa
yaitu sebagai subjek didik, berkewajiban untuk melaksanakan
peraturan atau kebijakan yang telah ditentukan.34
33
Luchi Endrayanti, Implementasi Program Adiwiyata di MTsN Jabung, Skripsi Pada
Sarjana Univeritas Negeri Malang.
34
Khairi Bintani, Peranan Warga Sekolah Dalam Menyukseskan Sekolah Peduli dan
Berbudaya Lingkungan (Sekolah Adiwiyata) Di SMP Negeri 2 Ciamis. Skripsi Pada Sarjana
Universitas Negeri Yogyakarta.
40
C. Kerangka Berpikir
Program Adiwiyata adalah salah satu program kerja berlingkup nasional
yang dikelola oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka
mewujudkan pengembangunan pendidikan lingkungan hidup. Program
Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup
dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga
sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah.
Sekolah yang menerapkan Program Adiwiyata salah satunya adalah SMP
Negeri 2 Depok, adapun kegiatan yang dilakukan sekolah sebagai upaya
pelestarian lingkungan hidup diantaranya: menjaga kebersihan sekitar
sekolah, membuang sampah pada tempatnya, memisahkan sampah organik
dan anorganik, mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi,
membuat
kompos,
belajar
berkebun.
Kegiatan-kegiatan
pelestarian
lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 2 Depok dimanfaatkan
oleh guru PLH, IPA dan IPS sebagai sumber belajar yang bersifat
berwawasan lingkungan.
Lingkungan dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala sesuatu
yang ada di sekolah atau tempat tinggal siswa yang termasuk di dalamnya
makhluk hidup maupun benda mati yang dapat dijadikan sebagai sumber
belajar”. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa lingkungan tersebut dapat
menjadi objek pengamatan, sarana atau tempat melakukan percobaan atau
penyelidikan dan sebagai tempat mendapat informasi.
41
Berikut adalah bagan kerangka berpikir penelitian.
Program
Adiwiyata
Program Adiwiyata
adalah salah satu
program
Kementrian Negara
Lingkungan Hidup
dalam rangka
mendorong
terciptanya
pengetahuan dan
kesadaran warga
sekolah dalam
upaya pelestarian
lingkungan hidup
di sekolah.
Upaya pelestarian
lingkungan hidup
1. Menjaga
kebersihan sekitar
sekolah
2. Membuat
kompos
3. Memisahkan
sampah organik dan
anorganik
4. mendaur ulang
barang-barang yang
sudah tidak terpakai
lagi.
Sumber Belajar
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu mulai dari bulan Mei-Juli di
SMP Negeri 2 Depok yang berada di JL. Bangau Raya, Perumnas Depok 1, Kota
Depok, Jawa Barat, 16432. Yang dilaksanakan pada siswa semester genap tahun
ajaran 2015/2016.
Tabel 3.1
Perencanaan Waktu Penelitian
No
Tahapan
Penelitian
1.
Penyusunan
Proposal
Skripsi
Revisi Bab IIII
Penyusunan
Instrumen
Penelitian
Persiapan
Surat Izin
Penelitian
Pengambilan
Data
Pengolahan
Data
Penyusunan
Bab IV dan
Bab V
Kelengkapan
Lampiran
Sidang
Munaqosah
Revisi Skripsi
Waktu penelitian
Jan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Pengumpulan
Skripsi
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
43
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu
untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial
dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah
dan unit yang diteliti. 35
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, penelitian
kualitatif adalah pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh
fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan. Oleh karena itu,
analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang
ditemukan kemudian dapat dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. 36
C. Populasi dan Sampel
Populasi
diartikan
sebagai
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan
sampel adalah sebagian dari populasi itu.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh
Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari tiga
elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang
berinteraksi secara sinergis. 37 Situasi sosial tersebut adalah peserta didik kalangan
SMP yang sedang melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan hidup di
sekolah, yaitu kelas VII di SMP Negeri 2 Depok. Alasan memilih SMP Negeri 2
Depok sudah menjadi sekolah Adiwiyata Nasional dalam artian sekolah yang
sudah mngikuti dan melaksanakan program Adiwiyata selama 5 tahun berturutturut.
35
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Pres, 2008), h.
20.
36
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 123
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung, Alfabeta), 2012, h. 297.
37
44
Sedangkan pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan
pengambilan sampel secara tak acak yaitu dengan teknik purposive sampling,
teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas tujuan tertentu dan memiliki
kriteria sebagai sampel, yaitu orang yang paling banyak mengetahui tentang
program Adiwiyata sebagai sumber belajar yang terdiri dari (1) Kepala Sekolah
(2) Wakil Kepala Sekolah (3) Koordinator Program Adiwiyata (4) Guru 4 orang
(5) peserta didik 10 (6) petugas kebersihan 2 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap persiapan, peneliti melakukan survey awal di lokasi penelitian
yakni semacam penelitian pendahuluan dengan tujuan untuk mengenali dengan
baik lingkungan dimana penelitian dilaksanakan. Dalam penelitian ini akan
digunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses penelitian,
yaitu:
1. Metode Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto pengamatan/observasi dapat diartikan sebagai
pengamatan, meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra.38 Atau dapat dikatakan pengamatan/observasi
adalah metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan dengan
pencatatan secara sistematis terhadap kenyataan yang diselidiki. Dalam hal ini
peneliti menggunakan observasi partisipan yaitu teknik pengumpulan data dimana
peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek
yang diselidiki. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara
langsung di lapangan.
Adapun yang diobservasi dalam penelitian adalah kegiatan siswa kelas VII
yang sedang menanam sayuran sawi disamping halaman sekolah, Penanaman
sawi ini dilakukan pada mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup. Lalu
38
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 133
45
observasi selanjutnya siswa membuat kompas ala Osaki Jepang yang berasal dari
sisa sisa sampah organik.
2. Metode Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu data
tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus
diteliti. Dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang responden dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena
yang terjadi, dan hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Pada prinsipnya
metode wawancara sama dengan metode angket. Perbedaannya, pada angket
pertanyaan diajukan secara tertulis, sedangkan pada wawancara, pertanyaan
diajukan secara lisan.39
Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur. Wawancara
terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Peneliti atau pengumpul
data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang alternatif jawabannya pun sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur
ini, setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data
mencatatnya.
3. Metode Dokumentasi
Dokemen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seesorang. Metode
dokumentasi adalah “suatu cara untuk mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,dan
sebagainya”.
Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan
memanfaatkan dokumen yang ada (bahan tertulis, gambar-gambar penting atau
39
52
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Pres, 2008), h.
46
film yang mendukung objektivitas peneliti). Metode ini digunakan untuk
memperoleh:
a. Latar belakang masalah
b. Data guru, siswa, dan struktur organisasi SMP Negeri 2 Depok
c. Data Program Adiwiyata yang dilaksanakan oleh sekolah
d. Data sarana dan prasarana sekolah
E. Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian yang digunakan oleh penulis adalah berbentuk wawancara
dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru koordinator Program
Adiwiyata, Guru PKLH, Guru IPS, Guru IPA, ketua osis, petugas kebersihan
sekolah, dan sepuluh orang peserta didik SMP Negeri 2 Depok.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yag digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaan nya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah. Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka instrumen
penelitian ini menggunakan Metodologi Penelitian Deskriptif Kualitataif.
Tahap-tahap penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
A. Penelitian Pra Lapangan
1) Menyusun rancangan penelitian yang disebut proposal penelitian
Pada tahap awal, tema penelitian lebih dulu diajukan kepada tim
penyeleksi tema tingkat jurusan untuk mendapatkan persetujuan.
Selanjutnya tema yang telah disetujui, disusun dalam bentuk proposal
penelitian
dan
diserahkan
kepada
mendapatkan bimbingan dan persetujuan.
2) Memilih lapangan penelitian
Dosen
Pembimbing
untuk
47
Berkaitan dengan tema penelitian yaitu Upaya pelestarian lingkungan
hidup sebagai sumber belajar melalui program Adiwiyata, maka
lembaga yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah SMP Negeri 2
Depok.
3) Mengurus perijinan pada tahap awal, perijinan penelitian
dilakukan secara lisan setelah Bab I, II, III skripsi disetujui.
Perijinan penelitian dilakukan secara formal antara lembaga yang
menaungi peneliti yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan SMP
Negeri 2 Depok.
4) Menelaah dan menilai keadaan lapangan
Kegiatan ini selain telah dilakukan pada saat memilih lapangan
penelitian, juga akan dilaksanakan saat peneliti memasuki lapangan
penelitian.
5) Memilih dan memanfaatkan informan penelitian
Informan penelitian dipilih dengan cara purposive sample (sample
bertujuan) atau sample tak acak, teknik pengambilan sampel yang
didasarkan atas tujuan tertentu dan memiliki kriteria sebagai sampel
dan dimanfaatkan sesuai dengan tujuan tertentu dan memiliki kriteria
sebagai sampel dan dimanfaatkan sesuai dengan tujuan pengungkapan
data penelitian. Informan penelitian berasal dari komponen-komponen
pendidikan, yaitu kepada para pendidik, siswa/i peserta didik dan warga
sekolah.
6) Menyiapkan kelengkapan penelitian
Perlengkapan penelitian yang dipersiapkan antara lain alat tulis, alat
perekam, kamera, dan garis besar materi wawancara.
7) Etika penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peran peneliti sangat besar. Untuk itu
penelitian harus selalu diperhatikan, sehingga perasaan empati dan
kekeluargaan dapar terjalin baik dengan tetap konsisten pada tujuan
penelitian.
B. Tahap Pekerjaan Lapangan
48
1) Memilih latar penelitian dan persiapan diri
Pada tahap ini, peneliti diharapkan berusaha untuk melakukan interaksi
awal, mempelajari kembali proposal dan memperdalam kajian literatur
penelitian. Dengan persiapan yang matang, pelaksanaan penelitian
dapat dilakukan secara efektif dan efesien.
2) Memasuki lapangan
Stelah semua persiapan baik intern maupun ekstern terpenuhi, peneliti
dapat mulai memasuki lapangan penelitian secara proporsional.
3) Mengumpulkan data
Peneliti dapat secara langsung melakukan observasi, interview maupun
dokumentasi, interview dilaksanakan kepada peserta didik kelas VII,
sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan peneliti. Begitu juga saat
melakukan obervasi dan dokumntasi.
Berikut rubrik penilaian upaya pelestarian lingkungan hidup diantaranya :
Tabel 3.2
Lembar Observasi Kebersihan Lingkungan
Sekolah di SMP Negeri 2 Depok
Keterangan
No
Aspek Penilaian
Ya
1.
2.
3.
Membuat dan melaksanakan piket harian kelas di
sekolah, (diantaranya : menyapu, mengepel, mengelap
kaca kelas)
Mengadakan
kegiatan
Rombongan
Lillahitaa‟la
(ROMLI)
Membuang sampah pada tempatnya
Tidak
49
Tabel 3.3
Lembar Observasi Tempat Ibadah
di SMP Negeri 2 Depok
Keterangan
No
Aspek Penilaian
Ya
1.
Membersihkan karpet/sejadah di musholla masjid
2.
Membersihkan sekitar wc dan tempat wudhu
3.
Membersihkan dan merapihkan perlengkapan shalat
seperti mukena, sarung, sajadah, Al-Qur‟an
Tidak
Tabel 3.4
Lembar Observasi Perawatan Tumbuhan
di SMP Negeri 2 Depok
Keterangan
No
Aspek Penilaian
Ya
1.
Menyiram tanaman sekolah
2.
Memberi pupuk pada tumbuhan yang ada di sekolah
Tidak
50
3.
Menanam tanaman sawi disamping sekolah
4.
Memangkas tanaman yang sudah besar
Tabel 3.5
Lembar observasi Kegiatan Mendaur Ulang
Barang Tidak Terpakai
Keterangan
No
Aspek Penilaian
Ya
1.
Mendaur ulang serta membuat tas yang terbuat dari
bekas bungkus kopi good day
2.
Mendaur ulang serta membuat sendal dari sisa kain yang
sudah tak terpakai
3.
Membuat bingkai dari bekas stik es krim
Tidak
Tabel 3.6
Lembar Observasi Pengelolaan Sampah
dan Pengolahannya
Keterangan
No
Aspek Penilaian
Ya
1.
Pemisahan sampah organik dan anorganik
2.
Pembuatan kompos dari sampah-sampah
3.
Pendistribusian kompos ke wali murid
Tidak
51
Tabel 3.7
Lembar Observasi Mengurangi Pemanasan Global
Di SMP Negeri 2 Depok
Keterangan
No
Aspek Penilaian
Ya
1.
Menghemat pengguanaan energi (menggunakan ac pada
pukul 10.00 pagi)
2.
Penanaman pohon-pohon muda
3.
Pengelolaan sampah di lingkungan sekitar sekolah
F. Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka tahap selanjutnya peneliti akan melakukan analisis
terhadao data tersebut, berikut adalahan tahapan yang akan dilakukan pada atahap
analisis data:
1. Data Reduction (Reduksi Data).
2. Data Display (Penyajian Data).
3. Concluison Drawing (Penarikan Kesimpulan)
Adapun tehnik analisa data dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Reduksi Data
“Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, maka mempermudah
Tidak
52
peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan”40
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan lanjutan dari langkah rangkuman (reduksi) data. Data
yang telah disederhanakan kemudian didisripsikan secara naratif berbentuk
penyajian data. Dari paparan data tersebut akan didapatkan kesimpulan sementara
yang berupa temuan penelitian.
3. Penarikan Kesimpulan
Tahap penarikan kesimpulan merupakan proses pemberian makna terhadap data
yang disajikan dalam rangka mengambil keputusan serta dilakukan setelah
didapatkan temuan penelitian. Temuan penelitian ini di verivikasikan (pengecekan
keabsahan temuan) hingga diperoleh hasil penelitian. Verifikasi hasil penelitian
merupakan kegiatan pengujian kebenaran, kecocokan berdasarkan indikator
keberhasilan. Indikator keberhasilan merupakan salah satu faktor yang dapat
digunakan untuk menarik kesimpulan.
Tabel 3.8
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
No
1.
Perumusan
Masalah
Teknik
Pengumpulan
Data
Kisi-kisi
Bagaimana
pelaksanaan
program
Adiwiyata di
SMP Negeri2
Depok
Wawancara
dengan
Kepala
sekolah
1. Bagaimana peran serta dalam
menjalankan
program
Adiwiyata?
2. Kebijakan yang dibuat sekolah
yang berkaitan dengan program
Adiwiyata?
3. Kegaiatan sekolah sebagai
penyelenggara
program
Adiwiyata?
4. Pemanfaatan sarana pendukung
ramah lingkungan
Wawancara
dengan
wakil
kepala sekolah
Wawancara
dengan
koordinator
40
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendektan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
( Bandung: Alfabeta, 2012).h. 341
53
program
Adiwiyata
5. Kegatan-kegiatan
pelestarian
lingkungan
hidup
melalui
program Adiwiyata?
Wawancara
dengan
guru
bidang
studi
pendidikan
lingkungan hidup
(PLH)
1. Peran serta dalam menjalankan
program Adiwiyata?
2. Pemanfaatan sarana pendukung
ramah lingkungan?
3. Kegiatan pelestarian lingkungan
hidup yang berkaitan dengan
pelajaran?
Wawancara
dengan
bidang
studi IPS
Wawancara
dengan siswa
2.
Bagaimana
kegiatan
pelestarian
lingkungan
hidup sebagai
sumber
belajar bagi
peserta didik
1. Peran serta dalam menjalankan
program Adiwiyata?
2. Kegiatan yang dilakukan siswa
dalam kegiatan pelestarian
lingkungan hidup di sekolah?
3. Kesulitan dalam menjalankan
program Adiwiyata?
4. Manfaat menjalankan kegiatan
pelestarian lingkungan hidup
melalui program Adiwiyata?
Observasi
Lingkungan sekolah
Dokumentasi
Lingkunga sekolah
Wawancara
dengan
guru
bidang
studi
PLH+IPA
Wawancara guru
bidang studi IPS
Wawancara siswa
1. Sumber belajar apa saja yang
digunakan dalam proses belajar
mengajar?
2. Penggunaan sumber belajar
yang bervariasi dan inovatif?
3. Bagaimana pemanfatan dan
peggunaan
sumber
belajar
melalui kegiatan pelestarian
lingkungan hidup?
4. Bagaiamana
metode
pembelajaran lingkungan yang
digunakan?
1. Sumber belajar yang guru
gunakan dalam kegiatan belajar
mengajar?
2. Penggunaan sumber belajar
54
Observasi
Dokumentasi
bervariasi?
3. Penggunaan sumber belajar
melalui kegiatan pelestarian
lingkungan hidup?
1. Observasi kegiatan siswa dalam
berkebun di sekitar sekolah
2. Observasi siswa dalam kegiatan
mendaur ulang barang-barang
bekas
3. Observasi
membersihkan
lingkungan
sekitar
kelas,
sekolah
4. Observasi kegaiatan membuat
kompos dari sampah organik
Kegiatan
pelestarian
hidup di sekolah
lingkungan
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Depok JL. Bangau Raya,
Perumnas Depok 1, Kota Depok, Jawa Barat. 16432. Pada mata pelajaran
PLH, IPA, dan IPS di kelas VII dengan jumlah siswa 311 orang. Datadata diperoleh dari observasi yaitu kegiatan-kegiatan siswa dalam upaya
pelestarian lingkungan hidup di sekolah, pengumpulan dokumen data dari
sekolah mengenai program Adiwiyata, wawancara para guru, kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, ketua Osis, siswa dan petugas kebersihan
sekolah serta dokumentasi siswa pada kegiatan upaya pelestarian
lingkugan hidup sebagai sumber belajar.
Penelitian ini dimulai dengan melakukan observasi awal di SMP
Negeri 2 Depok, Jawa Barat. Sebelum diadakan penelitin ini, penulis
melakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu. Dari analisis kebutuhan
diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar tempat penelitian
diadakan.Analisis kebutuhan kegiatan ini meliputi wawancara dengan 10
sampel siswa, 4 sampel orang guru yaitu guru IPA, PLH, IPS, kepala
sekolah, dan petugas kebersihan sekolah. Serta melakukan observasi
aktivitas siswa dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup di sekolah.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sumber belajar yang digunakan
dalam proses pembelajaran berwawasan lingkungan, serta aktivitas siswa
dalam melestarikan lingkungan hidup di sekolah.
Peneliti melakukan wawancara pertama dengan guru koordinator
Program adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok yaitu Ibu Wiwi Gustiwi, S.Pd
Pada tanggal 27 Maret 2015 pada pukul 09.25, bertempat di ruang guru.
Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang sekolah
56
mengikuti program Adiwiyata, kegiatan-kegiatan yang melibatkan siswa
dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah.
Peneliti melakukan wawancara kedua dengan wakil Kepala sekolah
yaitu Ibu Hj.Sri Harini, S.Pd pada tanggal 27 Maret 2015 pada pukul
09.35 bertempat di ruang guru. Wawancara ini bertujuan untuk
mengetahui latar belakang sekolah mengikuti program Adiwiyata, kapan
pelaksanaan program Adiwiyata dilaksanakan, kegiatan-kegiatan yang
melibatkan siswa dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah.
Peneliti melakukan wawancara ketiga dengan guru PLH yaitu Ibu Siti
Nur Azizah, S.Pd pada tanggal 27 Maret 2015 pada pukul 10.15,
bertempat di ruang guru. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui
kegiatan-kegiatan upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah melalui
Program Adiwiyata sebagai sumber belajar berwawasan lingkungan.
Peneliti melakukan wawancara keempat dengan 10 peserta didik kelas
VII yang bernama Muhamad Raihan, Hisyam Abdullah, Alhanafiah,
Gilang Ramadan, Arif Kurniawan , Siska Handayani, Nurul Amalia, Syifa
Fauziah, Sinta Dewinta, Prisilia bertempat di ruang kelas 7D. Pada tanggal
27 Maret
pukul 12.00. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui
kegiatan apa saja yang dilaksanakan sekolah dalam upaya pelestarian
lingkungan hidup, sumber belajar berwawasan lingkungan, belajar
langsung di lingkungan sekolah.
Peneliti melakukan wawancara kelima dengan 2 petugas kebersihan
yang bernama Bapak Nanan dan Bapak Enjang pada tanggal 27 Maret
pukul 13.00 bertempat diruang tunggu tamu. Wawancara ini bertujuan
untuk mengetahui Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok, peran serta
seluruh warga sekolah termasuk petugas kebersihan dan satpam dalam
menjaga kebersihan sekolah.
Peneliti melakukan wawancara keenam dengan kepala sekolah Bapak
Sumarno, MPd pada tanggal 14 April 2015 pukul 09.20 bertempat di
57
ruang kepala sekolah. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui
pelaksanaan Program Adiwiyata, kegiatan pelestarian lingkungan hidup,
sumber belajar berwawasan lingkungan.
Berdasarkan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa Program
Adiwiyata yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 2 Depok sudah berjalan
dengan baik, akan tetapi ada saja kendalanya yaitu masih kurangnya
kerjasama dari seluruh warga sekolah dalam menjalankan Program
Adiwiyata, masih ada saja siswa yang melanggar atau tidak mematuhi
peraturan sekolah yang berkaitan dengan Program Adiwiyata misalnya
masih adanya siswa yang membuang sampah sembarangan dan tidak
menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan kelas.
Program Adiwiyata di sekolah hanya dijadikan sebagai suatu program
yang harus dilaksanakan, padahal kegiatan-kegiatan program Adiwiyata
seperti membuat kompos, membuat bank sampah, membuat apotik
keluarga dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi guru IPA dan PLH.
Para guru kurang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar yang berwawasan lingkungan. Sumber belajar pada saat ini hanya
terfokus pada buku cetak dan internet, padahal tersedia halaman sekolah
yang luas untuk dijadikan sumber belajar yang berbudaya lingkungan.
Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas VII, sebagai kelas yang
cocok untuk diteliti terkait tujuan dari program Adiwiyata yaitu upaya
pelestarian lingkungan hidup sebagai sumber belajar bagi peserta didik.
Dari hasil observasi sendiri dalam menjadikan kegiatan upaya pelestarian
lingkungan hidup melalui program Adiwiyata sebagai sumber belajar pada
kenyataannya terdapat kendala-kendala yang dihadapi guru. Diantaranya
permasalahan yang ditemukan:
Pertama, program Adiwiyata di sekolah hanya dijadikan sebagai suatu
program dari pemerintah yang harus dijalankan dan apabila berhasil akan
mendapat penghargaan, tanpa menjadikan kegiatan-kegiatan dari program
58
Adiwiyata sebagai sumber belajar yang interaktif dan berwawasan
lingkungan.
Kedua, kurang kerjasamanya dari seluruh warga sekolah dalam upaya
pelstarian lingkungan hidup. Misalnya saja masih banyaknya siswa yang
melanggar peraturan sekolah yang berkaitan dengan program Adiwiyata
seperti membuang sampah sembarangan, tidak menjaga kebersihan
lingkungan kelas dan sekolah. Bahkan ada wali murid yang tidak setuju
dengan ikut serta anaknya dalam kegiatan upaya pelestarian lingkungan
hidup di sekolah,
Ketiga,
belum
adanya
kurikulum
khusus
untuk
pendidikan
lingkungan. Pelajaran pendidikan lingkungan hidup (PLH) hanya dijadikan
sebagai muatan lokal yang menjadikan siswa malas untuk belajar sungguhsungguh dan tidak jarang siswa kurang memperhatikan ketika guru yang
sedang menjelaskan materi.
Keempat, para guru PLH menyampaikan materi hanya didalam kelas,
padahal PLH itu seharusnya praktik langsung ke lingkungan supaya
adanya interaksi antara siswa dan lingkungan. Dari hasil pengamatan yang
paling utama adalah kurang terampil dan kurang kreatifnya guru
menjadikan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang berwawasan
lingkungan.
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kurang kreatif
dan kurang terampilnya guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar untuk itu saya sebagai peneliti ingin menjadikan
tujuan dari program Adiwiyata yaitu upaya pelestarian lingkungan hidup
dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi peserta didik.
Adapun sarana dan psarana yang digunakan sekolah dalam menjalankan
program Adiwiyata adalah sebagai berikut:
1. Kelas, setiap siswa diwajibkan menjaga kebersihan sekitar kelas dibantu
dengan piket kelas.
59
2. Halaman sekolah, area halaman sekolah yang maish kosong dijadikan
tempat untuk belajar berkebun oleh siswa.
3. WC, setiap siswa diwajibkan membersihkan WC. Tidak ada yang boleh
memakai sepatu atau sendal kedalam WC. Setiap siswa juga ditugaskan
dalam mengawasi kran air yang bocor atau tidak, dan jika ada yang bocor
dilaporkan ke pihak koordinator program Adiwiyata.
4. Tempat sampah, di SMP Negeri 2 Depok memisahan sampah menjadi 3
bagian warna. Warna hijau untuk sampah organik, warna kuning untuk
sampah anorganik dan warna merah untuk sampah B3 (Bahan Beracun
Berbahaya). Sampah-sampah organik dijadikan sebagai kompos, dan
sampah anorganik dijadikan kreasi siswa yang dapat dimanfaatkan
kembali.
5. Tanaman hidroponik
Para siswa SMP Negeri 2 Depok membuat tanaman hidroponik. Adapaun
tanaman yang ditanam adalah saur-sayuran sawi. Bagian yang menjaga
kebersihan dan merawatnya adalah bergikir setiap harinya oleh setiap
kelas.
6. Alat komposter
SMP Negeri 2 Depok sudah memiliki alat untuk mengolah kompos yang
dinamakan komposter. Jadi para siswa memanfaatkan sampah organik
untuk dijadikan kompos. Sampah organik yang didapatkan dari smapah
yang sudah terpisah dan batok kelapa yang dibawa siswa dari rumah
masing-masing.
60
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Adapun data-data yang diperoleh oleh peneliti adalah data wawancara,
data observasi, dan data dokumentasi Data-data diperoleh dari observasi
kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan hidup di sekolah, dan wawancara
oleh warga sekolah mengenai Program Adiwiyata dan wawancara guru
mengenai sumber belajar bagi peserta didik, serta dokumentasi kegiatan
pelestarian lingkungan hidup sebagai sumber belajar bagi peserta didik
1. Observasi
Penulis melakukan observasi langsung pada kegiatan program
Adiwiyata yaitu diantaranya: menanam sawi di halaman sekolah,
membuat kompos ala osaki Jepang, membuat bank sampah, membuat
tanaman obat keluarga (TOGA),
mendaur ulang barang-barang yang
sudah tidak terpakai lagi dan menjadikan barang yang bisa terpakai
kembali. Karena program Adiwiyata ini hanya dijadikan sebagai suatu
program dari pemerintah saja dan masih sedikitnya para guru yang
mengkaitkan dengan mata pelajaran lain maka peneliti ingin menjadikan
kegiatan dari upaya pelestarian lingkungan hidup ini sebagai sumber
belajar bagi peserta didik dalam mata pelajaran pendidikan lingkungan
hidup (PLH), IPA dan IPS.
Pada pelajaran PLH materi yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
Setelah saya melakukan penelitian pada kegiatan-kegiatan dari upaya
pelestarian lingkungan hidup di sekolah
dan menjadikan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar berwawasan lingkungan mereka sangat
senang karena bisa praktik langsung ke lingkungan sekolah dan
menjadikan adanya interaksi antara siswa dan lingkungan. Siswa lebih
paham dengan materi yang disampaikan guru jika praktik langsung dan
menjadikan siswa lebih mencintai lingkungan dan menjaga kebersihan
lingkungan sekolah dan sekitarnya.
61
Tabel 4.1
Lembar Observasi Kebersihan Lingkungan
Sekolah di SMP Negeri 2 Depok
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
Aspek Penilaian
1.
Membuat dan melaksanakan piket harian kelas di
sekolah, (diantaranya : menyapu, mengepel, mengelap
kaca kelas)
Mengadakan
kegiatan
Rombongan
Lillahitaa‟la
(ROMLI)
2.
3.
Membuang sampah pada tempatnya
Ya
√
Tidak
√
√
Tabel 4.2
Lembar Observasi Tempat Ibadah
di SMP Negeri 2 Depok
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
Aspek Penilaian
Ya
√
1.
Membersihkan karpet/sejadah di musholla masjid
2.
Membersihkan sekitar wc dan tempat wudhu
√
3.
Membersihkan dan merapihkan perlengkapan shalat
seperti mukena, sarung, sajadah, Al-Qur‟an
√
Tidak
62
Tabel 4.3
Lembar Observasi Perawatan Tumbuhan
di SMP Negeri 2 Depok
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
Aspek Penilaian
Ya
√
1.
Menyiram tanaman sekolah
2.
Memberi pupuk pada tumbuhan yang ada di sekolah
√
3.
Menanam tanaman sawi disamping sekolah
√
4.
Memangkas tanaman yang sudah besar
Tidak
√
Tabel 4.4
Lembar observasi Kegiatan Mendaur Ulang
Barang Tidak Terpakai
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
Aspek Penilaian
1.
Mendaur ulang serta membuat tas yang terbuat dari
bekas bungkus kopi good day
2.
Mendaur ulang serta membuat sendal dari sisa kain yang
sudah tak terpakai
√
3.
Membuat bingkai dari koran-koran bekas
√
Ya
√
Tidak
63
Tabel 4.5
Lembar Observasi Pengelolaan Sampah
dan Pengolahannya
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
Aspek Penilaian
1.
Pemisahan sampah organik dan anorganik
Ya
√
2.
Pembuatan kompos dari sampah-sampah
√
3.
Pendistribusian kompos ke wali murid
√
Tidak
Tabel 4.6
Lembar Observasi Mengurangi Pemanasan Global
Di SMP Negeri 2 Depok
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
Aspek Penilaian
1.
Menghemat pengguanaan energi (menggunakan ac pada
pukul 10.00 pagi)
2.
Penanaman pohon-pohon muda
√
3.
Pengelolaan sampah di lingkungan sekitar sekolah
√
Ya
√
Tidak
64
Tabel 4.7
Lembar Observasi Sekolah
Ketersediaan Sumber Belajar
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
1.
Aspek Penilaian
Ya
√
Ketersediaan buku paket sesuai kurikulum
2.
Ketersediaan laboratorium IPA
√
3.
Ketersediaan perpustakaan
√
Tidak
Tabel 4.8
Lembar Observasi Sekolah
Sumber belajar berwawasan lingkungan
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
Aspek Penilaian
Ya
√
1.
Lingkungan sekolah yang luas dan dan bersih
2.
Adanya taman sekolah yang luas dan bersih
√
3.
Adanya bibit-bibit tanaman untuk dijadikan berkebun
√
4.
Pemanfaatan barang bekas menjadi barang yang siap
jual
√
Tidak
65
Tabel 4.9
Lembar Observasi
Pengelolaan Sumber Belajar Lingkungan
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
Aspek Penilaian
1.
Pemanfaatan yang dilakukan oleh guru dengan cara
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
2.
Pemanfaatan oleh siswa dengan cara menjadikan barang
bekas menjadi barang siap pakai
Ya
√
√
2. Wawancara
Pada bab sebelumnya telah penulis kemukakan bahwa tehnik
pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian
ini adalah Wawancara dengan koordinator pelaksanaan program
Adiwiyata, guru PLH, Guru IPS, kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan
peserta didik yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan terkait dengan
pelaksanaan program Adiwiyata, kegiatan pelestarian lingkungan hidup
yang melibatkan siswa, sumber belajar berwawasan lingkungan yang
digunakan sekolah. Tujuan wawancara ini dikarenakan agar para guru bisa
lebih kreatif dan bervariasi dalam menjadikan sumber belajar bagi peserta
didik, dan untuk peserta didik agar menjadikan siswa dapat berpikir secara
mandiri, kreatif dan lebih mencintai lingkungan dengan ikut serta dalam
kegiatan pelestarian lingkungan hidup. Oleh karena itu, perlu kiranya
penulis mendeskripsikan data hasil wawancara sebagai berikut:
Tidak
66
HASIL WAWANCARA
A. Wawancara Pertama
Wawancara dilakukan oleh tiga orang naraasumber yaitu satu guru
koordinator program Adiwiyata, kepala sekolah, dan wakil kepala
sekolah. Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti dengan narasumber.
Tabel 4.10
Wawancara Guru
Pertanyaan
Narasumber
Intisari Jawaban
1. Apa
alasan 1. Wiwi
Gustiwi,
sekolah
S.Pd
mengikuti
2. Sumarno, M.Pd
program
3. Hj. Sri Harini,
Adiwiyata ?
S.Pd
Sangat mendukung sekolah
mengikuti program Adiwiyata,
karena tujuan dari program
Adiwiyata itu jelas untuk
mendorong warga sekolah untuk
melestarikan lingkungan hidup
di sekolah. Ditambah lagi jadi
membuat siswa lebih menjaga
dan
mencintai
kebersihan
lingkungan.
2. Apa saja jenis 1. Wiwi
Gustiwi,
kebijakan yang
S.Pd
dibuat
sekolah 2. Sumarno, M.Pd
berkaitan dengan 3. Hj. Sri Harini,
program
S.Pd
Adiwiyata ?
Kebijakan itu tertera dalam
peraturan-peraturan sekolah. di
sekolah kami sudah ada tata
krama dan tata tertib siswa yang
memang mengarah kebanyakan
pada lingkungan.
Kita membuat visi dan misi
berwawasan lingkungan, setiap
pelajaran selalu mengaiktak
dengan lingkungan, dan setiap
67
20 % dari anggaran dialokasikan
untuk
kegiatan
pelestarian
lingkungan hidup di sekolah.
3. Apa saja jenis 1. Wiwi
Gustiwi,
kegiatan
yang
S.Pd
dilaksanakan
2. Sumarno, M.Pd
sekolah dengan 3. Hj. Sri Harini,
sekolah sebagai
S.Pd
penyelenggarany
a?
4. Apa saja jenis 1. Wiwi
Gustiwi,
kegiatan
yang
S.Pd
diadakan
di 2. Sumarno, M.Pd
sekolah dengan 3. Hj. Sri Harini,
pihak
luar
S.Pd
sekolah sebagai
penyelenggara ?
Mengadakan kegiatan bank
sampah, pembinaan tentang
lingkungan hidup, kebersihan
anatar kelas, membuat lombalomba dalam rangka lingkungan
hidup seperti membuat produk
pemanfaatan limbah seperti
bekas bungkus kopi, bekas
bungkus pembersih pakaian, dll.
Untuk kegiatan lainnya misalkan
hari lingkungan hidup dan hari
bumi itu biasanya di sekolah
mengadakan kegiata seperti
lomba puisi ada juga lomba
majalah dinding bertemakan
lingkungan.
Kita mengikuti workshop atau
semianar tentang lingkungan
hidup yang diselenggarakan oleh
kementrian lingkungan hidup
atau BPLH Jawa Barat, atau
juga oleh lembaga-lembaga
instansi seperti halnya dari
universitas mengundang kita
untuk mengikuti workshop
misalnya global warming, itu
dari pihak luar mengundang
sekolah yang mengikutsertakan
siswa dan juga guru-guru.
5. Bagaimana upaya 1. Wiwi
Gustiwi, Hampir semua kegiatan kita
yang dilakukan
S.Pd
mengarahkan ke lingkungan
dalam
2. Sumarno, M.Pd
hidup. Seperti halnya pesantren
pelaksanaan
3. Hj. Sri Harini, kilat. Maka dalam pesantren
kegiatan ?
S.Pd
kilat pun kita memasukkan satu
tema mengenai lingkungan.
68
6. Apa saja bentuk 1. Wiwi
Gustiwi,
pemanfaatan
S.Pd
sarana
2. Sumarno, M.Pd
pendukung
3. Hj. Sri Harini,
sekolah
ramah
S.Pd
lingkungan ?
Kita sediakan tempat sampah
disetiap kelas supaya siswa
mudah membuang sampah pada
tempatnya. Sarana air kita
sediakan scukupnya.
Kita tanami tanam-tanaman dan
pohon-pohon,
itu
bisa
dimanfaatkan untuk istilahnya
labortaorium alam. Jadi anak
lebih praktk langsung kesana,
jadi bisa digunakan sebagai
sumber dan sarana belajar juga.
Lalu jika ada kran yang bocor
siswa bisa buru-bur lapor kepada
pihak sekolah jadi air tidak
terbuang banyak. Kita juga
menanam tanaman yang disebut
toga (tanaman obat kelurga) jadi
kita menanam tanaman obatobatan misalnya kumis kucing
yang digunakan untuk sariawan.
Ada kolam penampungan dari
PAM, jadi kalau sering mati dari
PAM kita punya stok airnya.
Cukup untuk mislanya satu hari.
7. Bagaimana
1. Wiwi
Gustiwi,
pengelolaan
S.Pd
penunjang
2. Sumarno, M.Pd
kebersihan
3. Hj. Sri Harini,
lingkungan,
S.Pd
efesiensi
penggunaan
sumber
daya
alam,
dan
pengelolaan
sarana
pendukung
sekolah ?
Penggunaan AC diatas jam
10.00 pagi. Untuk menghemat
ATK misalkan membuat konsep
itu apada kertas-kertas yang
mmang sudah tidak digunakan
lagi. Untuk siswa seperti
misalnya memberikan tugas
kadang-kadang
bisa
dari
internet. Jadi salah satu bentuk
menghemat ATK, guru-guru
memberikan tugas yang nanti
tugas itu dikirim via email jadi
siswa tidak print tugas yang
nantinya kertas –kertas itu tidak
terpakai lagi.
69
8. Untuk
1. Wiwi
Gustiwi,
pengembangan
S.Pd
kegiatan berbasis 2. Sumarno, M.Pd
partisipatif
itu 3. Hj. Sri Harini,
seperti
apa
S.Pd
kegiatannya ?
Kami bekerja sama dengan
masyarakat sekitar dalam haln
misalnya
Jum‟at
bersih
(Jumsih). Kebersihan tiap-tiap
Jum‟at itu siswa-siswa bersama
masyarakat tidak hanya di
sekitar sekola, di depan, di
pinggir, di kiri, di kanan,
belakang sama-sama dengan
masyarakat.
Kegiatan partisipatif lainnya
adalah kami bekerjasama dengan
masyarakat itu diantaranya
adalah dalam hal penyaluran
hasil kompos. Jadi kita juga
menjual hasil kompos ke orang
tua siswa.
9. Apa
saja 1. Wiwi
Gustiwi,
kesulitan
yang
S.Pd
dihadapi dalam 2. Sumarno, M.Pd
mensukseskan
3. Hj. Sri Harini,
program
S.Pd
Adiwiyata ?
Kesulitannya masih banyak
siswa yang belum sadar arti
kebersihan jadi masih banyak
siswa yang melanggar peraturan
sekolah yang berkaitan dengan
program Adiwiyata.
Tidak
semua anak manut atau patuh
menaati peraturan yang sudah
dibuat
tentang
keindahan
lingkungan hidup, masih ada
beberapa anak yang sulit itu
dilihat
juga
dari
basic
keluarganya. Karena disini kan
sekolah SBI banyak anak-anak
yang mampu yang biasa
dibimbingnya sama pembantu
atau selalu dimanja. Justru itu
kesulitannya
karena
anak
terbisasa misalkan membuang
sampah yaa kadang terbawa juga
sampai di sekolah.
70
10. Bagaimana
1. Wiwi
Gustiwi,
evaluasi
dari
S.Pd
pelaksanaan
2. Sumarno, M.Pd
program
3. Hj. Sri Harini,
Adiwiyata ?
S.Pd
Kebiajakan
ini
merupakan
keputusan bersama jadi kalau
merasa ada yang kurang bisa
ditambahkan dan itu nanti dibuat
kebijakan baru. Jadi di sesuaikan
juga dengan apa yang harus
dipersiapkan. Tapi kalau kirakira ada yang baru itu dibuat
kebijakan lagi melalui surat
keputusan atau surat tugas. Itu
bentuk kebijakan dari kepala
sekolah
B. Wawancara Kedua
Wawancara dilakukan oleh 7 orang narasumber yaitu satu orang
guru koordinator program Adiwiyata, satu orang guru PLH, satu
orang guru IPA, dua orang guru IPS, kepala sekolah, dan wakil
kepala sekolah. Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti dengan
narasumber.
Tabel 4.11
Wawancara Guru
Pertanyaan
1. Kurikum apa yang
dikembangkan
untuk
menyukseskan program
Adiwiyata ?
Narasumber
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Wiwi Gustiwi, S.Pd
Siti Nurazizah, S.Pd
H. Mawardi, S.Pd
Rosana, S, Pd
Dyah Pratiwi E, S.Pd
Sumarmo, M.Pd
Hj. Sri Harini, S.Pd
Intisari Jawaban
SMP Negeri 2 Depok baru
dua tahun menjadikan
pendidikan
lingkungan
hidup (PLH) sebagai
muatan lokal (Mulok).
Tapi meskipun baru dua
tahun tetapi materi PLH
itu sudah terintegrasi
dengan mata pelajaran
yang lain baik itu di
seninya,
pengetahuan
alamnya,
termasuk
sosialnya juga materi
71
2. Bagaimana bentuk
evaluasi yang dilakukan
dalam kurikulum ?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Wiwi Gustiwi, S.Pd
Siti Nurazizah, S.Pd
H. Mawardi, S.Pd
Rosana, S, Pd
Dyah Pratiwi E, S.Pd
Sumarmo, M.Pd
Hj. Sri Harini, S.Pd
3. Apa saja sumber
belajar yang digunakan ?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Wiwi Gustiwi, S.Pd
Siti Nurazizah, S.Pd
H. Mawardi, S.Pd
Rosana, S, Pd
Dyah Pratiwi E, S.Pd
Sumarmo, M.Pd
Hj. Sri Harini, S.Pd
lingkungan hidup sudah
termasuk.
Jadi kurikulum yang
terintegrasi tidak berubah,
tetap. Cuma dilaksanakan
ada poin-poinnya itu
ditambahkan
materi
lingkungannya.
Seperti
halnya membuat tema,
tetap membuat tema tapi
nanti oleh si guru
ditambahkan
temanya
tentang lingkungan hidup.
Kalau modul disini tidak
ada, tapi ada juga buku
yang memamng cetakan
Jawa Barat yang memang
sudah sesuai dengan
silabus. Ada juga bukubuku dari UPI karena itu
yang paling bagus.
Disamping itu juga guru
menambahkan flash atau
film sehingga apa yang
ada di odul atau flash
tersebut
anak
lebih
mengena. Ada flashflashnya yang khusus
fiilmnya mengenai banir,
bencana alam, longsor.
Jadi anak tidak hanya
melihat dari buku atau
mendapat informasi tapi
juga melihat kejadiankejadian yang sebenarnya
meskipun hanya dalam
bentuk film sehingga anak
lebih
menyadari
bagaimana
usaha
memelihara lingkungan
hidup.
Lingkungan sekolah juga
dijadikan sumber belajar
72
bagi siswa , misalnya
guru yang memang materi
pelajarannya
mengenai
lingkungan jadi siswa
dibawa langsung ke luar
kelas untuk mengamati
lingkungan, jadi siswa
tidak merasa bosan jika
harus belajar didalam
kelas saja dan membaca
buku saja.
Sumber belajarnya juga
dari internet dan dari
lingkungan sendiri.
4. Apa saja metode
pembelajaran lingkungan
yang digunakan ?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Wiwi Gustiwi, S.Pd
Siti Nurazizah, S.Pd
H. Mawardi, S.Pd
Rosana, S, Pd
Dyah Pratiwi E, S.Pd
Sumarmo, M.Pd
Hj. Sri Harini, S.Pd
Metode nya tidak hanya
dimasukkan ke dalam
pelajaran
tapi
juga
diimplementasikan
ke
dalam kehidupan seharihari.
Untuk PLH itu lebiih
cnederung untuk aplikasi
di lapangan. Misalkan
cara sekarang mengenai
sampah, cara pengelolaan
sampah kemudian cara
penyimpanan sampah atau
kemudian
menganalisa
tentang berapa sampah
disini setiap hari yang
anorganik.
Terutama
disini kebanyakan yang
anorganik. Jadi lebih
cenderung kalau PLH itu
observasi
jadi
lebih
aplikasinya. Akalu di
kelas oaling tergantung
materinya.
Tapi
kebanayakan
pada
aplikasinya.
Untuk pelajaran lainnya
hanya mengkaitkan materi
dengan kegiatan
73
pelestarian
saja.
5.
Bagaimana
pemanfaatan
sumber
belajar yang tersedia di
sekolah ?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Wiwi Gustiwi, S.Pd
Siti Nurazizah, S.Pd
H. Mawardi, S.Pd
Rosana, S, Pd
Dyah Pratiwi E, S.Pd
Sumarmo, M.Pd
Hj. Sri Harini, S.Pd
6.
Kesulitan-kesulitan
apa saja yang dirasakan
ketika
menggunakan
sumber
belajar
berwawasan lingkungan
?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Wiwi Gustiwi, S.Pd
Siti Nurazizah, S.Pd
H. Mawardi, S.Pd
Rosana, S, Pd
Dyah Pratiwi E, S.Pd
Sumarmo, M.Pd
Hj. Sri Harini, S.Pd
lingkungan
Pemanfaatan yang kita
lakukan secara berkala,
misalnya saja seperti
perpustakaan,
laboratorium, dll kita
bersihkan satu bulan
sekali. Tetapi seperti
lapangan,
laboratorium
alam
itu
kita
membersihkannya terbagi
dua yang pertama oleh
petugas kebersihan yang
kedua oleh para siswa
yang memang sudah
ditugaskan menjaga dan
merawat tanaman yang
dijadikan bahan praktik
mereka ketika pelajaran
PLH.
Kesulitan diantaranya:
1. Banyak siswa yang
kurang berperan secara
aktif
ketika
praktek
langsung di lapangan.
2. Siswa banyak yang
merasa jijik atau kotor
jika harus memegang
misalnya tanah, pasir, dll.
3. Kebanyakan siswa
ketika praktrk langsung di
lapangan
berisik,
bercanda dan keadaannya
kurang kondusif.
74
C. Wawancara Ketiga
Peneliti melakukan wawancara dengan sepuluh narasumber yaitu sembilan
orang peserta didik kelas VII dan satu orang ketua osis SMP Negeri 2
Depok. Berikut hasil wawancara peneliti dengan narasumber.
Tabel 4.12
Wawancara Peserta Didik
Pertanyaan
Narasumber
1.
Apakah
kamu
mengetahui bahwa SMP
Negeri
2
Depok
menyelenggarakan
Program Adiwiyata?
1. Muhamad Raihan
2. Hisyam Abdullah
3. Alhanafiah
4. Gilang Ramadan
5. Arif Kurniawan
6. Siska Handayani
7. Nurul Amalia
8. Syifa Fauziah
9. Sinta Dewinta
10. Prisilia
1. Muhamad Raihan
2. Bagaimana bentuk 2. Hisyam Abdullah
sosialisasi
Program 3. Alhanafiah
Adiwiyata di sekolah?
4. Gilang Ramadan
5. Arif Kurniawan
6. Siska Handayani
7. Nurul Amalia
8. Syifa Fauziah
9. Sinta Dewinta
10. Prisilia
3.
Apakah
kamu
mengetahui
peraturan
sekolah
yang
berhubungan
dengan
Adiwiyata?
1. Muhamad Raihan
2. Hisyam Abdullah
3. Alhanafiah
4. Gilang Ramadan
5. Arif Kurniawan
6. Siska Handayani
7. Nurul Amalia
8. Syifa Fauziah
9. Sinta Dewinta
10. Prisilia
Intisari Jawaban
Iyaa, tahu.
Sosialisasi
Adiwiyata
pada saat masa orientasi
peserta didik (MOPD)
waktu
kelas
7.
Diberitahukan
oleh
pihak
sekolah,
dan
dijelaskan seperti apa
sekolah
Adiwiyata,
bagaimana cara menjaga
lingkungan hidup.
Peraturan yang tetang
lingkungan yag pertama
msalah sampah. Disini
ada 2 tempat sampah.
Yang pertama sampah
oranik dan anorganik.
Sampah organik bisa
dijakdikan
kompos,
sedangkan
yang
anorganik
bisa
dimanfaatkan
untuk
yang lannya.
75
4. Apa hukuman yang 1. Muhamad Raihan
diberikan jika melanggar 2. Hisyam Abdullah
peraturan tersebut?
3. Alhanafiah
4. Gilang Ramadan
5. Arif Kurniawan
6. Siska Handayani
7. Nurul Amalia
8. Syifa Fauziah
9. Sinta Dewinta
10. Prisilia
5. Bagaimana bentuk
dukungan sekolah dalam
menyukseskan program
Adiwiyata?
6. Apa saja kegiatan
sehari-hari yang kamu
lakukan
di
sekolah
berkaitan
dengan
program Adiwiyata?
7. Apa saja jenis
kegiatan yang dilakukan
untuk memperingati hari
bertemakan lingkungan?
1. Muhamad Raihan
2. Hisyam Abdullah
3. Alhanafiah
4. Gilang Ramadan
5. Arif Kurniawan
6. Siska Handayani
7. Nurul Amalia
8. Syifa Fauziah
9. Sinta Dewinta
10. Prisilia
1. Muhamad Raihan
2. Hisyam Abdullah
3. Alhanafiah
4. Gilang Ramadan
5. Arif Kurniawan
6. Siska Handayani
7. Nurul Amalia
8. Syifa Fauziah
9. Sinta Dewinta
10. Prisilia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Muhamad Raihan
Hisyam Abdullah
Alhanafiah
Gilang Ramadan
Arif Kurniawan
Siska Handayani
Kemudian masuk WC
harus
melepaskan
sepatu, sela
Hukuman
yang
diberikan sekolah jika
melanggar
peraturan
sekolah yang berkaitan
dnegan
program
Adiwiyata
seperti
mendapat
pont
pelanggaran,
kena
denda,
menyapu
halaman
sekolah,
membersihkan WC.
Bisanya kakak kelas
sering razia-razia, tidak
boleh membawa gelang,
tidak boleh membawa
handphone. Guru-guru
juga
sering
mengingatkan
kelas
supaya
selalu
tetap
bersih karena setiap hari
juga
ada
yang
mengontrol.
Setiap
pagi
membersihkan
kelas
masing-masing seperti
menyapu dan mengepel,
lalu setiap Jum‟at ada
kegiatan tambahan yaitu
Jum‟at bersih (jumsih).
Setiap kelas memiliki
tanaman kelas masingmasing
jadi
setiap
Jum‟at
kita
membersihkan tanaman
kelas masing-amsing.
Setiap memperingati hari
bertemakan lingkungan
sekolah
selalu
mengadakan
lombalomba, seperti pada
tanggal 5 Juni yang
76
7. Nurul Amalia
8. Syifa Fauziah
9. Sinta Dewinta
10. Prisilia
diperingati
hari
lingkungan hdup kita
mengadakan lomba baca
pusi, lomba poster yang
bertemakan lingkungan.
8. Apa manfaat yang 1. Muhamad Raihan
kamu
peroleh
dari 2. Hisyam Abdullah
program Adiwiyata?
3. Alhanafiah
4. Gilang Ramadan
5. Arif Kurniawan
6. Siska Handayani
7. Nurul Amalia
8. Syifa Fauziah
9. Sinta Dewinta
10. Prisilia
Kita bisa lebih menjaga
kebersihan
dan
mencintai lingkungan.
kita paham bagaimana
cara mengolah sampah
agar menjadi kompos,
mendaur ulang barang
yang tidak terpai lagi
menjadi barang yang
siap pakai kembali.
Kegiatan kebersihan ini
terbawa sapai kerumah,
jadi kita terbiasa hidup
sehat dan bersih.
9. Apa saja kesulitan
yang kamu hadapi dalam
melaksanakan kegiatan
program Adiwiyata?
1. Muhamad Raihan
2. Hisyam Abdullah
3. Alhanafiah
4. Gilang Ramadan
5. Arif Kurniawan
6. Siska Handayani
7. Nurul Amalia
8. Syifa Fauziah
9. Sinta Dewinta
10. Prisilia
Kesulitannya selama ini
tidak ada, soalnya kita
merasa nyaman dengan
keadaan sekolah seperti
ini yang bersih, banyak
pohon, asri. Mungkin
awal-awalnya
merasa
sulit untuk dikerjakan,
tapi seiring berjalannya
waktu
kita
sudah
terbiasa dengan kegiatan
dari program Adiwiyata.
10. Apa saja sumber
belajar
yang
guru
gunakan
pada
saat
belajar?
1. Muhamad Raihan
2. Hisyam Abdullah
3. Alhanafiah
4. Gilang Ramadan
5. Arif Kurniawan
6. Siska Handayani
7. Nurul Amalia
8. Syifa Fauziah
9. Sinta Dewinta
10. Prisilia
Pada
umumnya
kebayakan guru disini
menggunakan
sumber
belajar
yang
sudah
tersedia
seperti
perpustakaan,
laboratorium, dll.
77
11. Metode apa yang 1. Muhamad Raihan
guru gunakan pada saat 2. Hisyam Abdullah
belajar?
3. Alhanafiah
4. Gilang Ramadan
5. Arif Kurniawan
6. Siska Handayani
7. Nurul Amalia
8. Syifa Fauziah
9. Sinta Dewinta
10. Prisilia
Kebanyakan
guru
menggunakan
metode
diskusi, kelompok dan
observasi langsung ke
lapangan.
Seperti
kebanyakan
pelajaran
yang
menggunakan
metode observasi adalah
pelajaran yang memang
berkaitan
langsung
dengan
lingkungan
seperti IPA dan PLH.
12. Apakah guru sering
mengajak siswa untuk
praktik langsung ke
lapangan jika materi
yang diajarkan berkaitan
dengan lingkungan?
1. Muhamad Raihan
2. Hisyam Abdullah
3. Alhanafiah
4. Gilang Ramadan
5. Arif Kurniawan
6. Siska Handayani
7. Nurul Amalia
8. Syifa Fauziah
9. Sinta Dewinta
10. Prisilia
Kadang-kadang
guru
praktek langsung ke
lapangan
misalnya
waktu itu kita disuruh
membawa pohon muda
untuk ditanam di halam
sekolah karena materi
kita bertemakan global
warming
jadi
kita
disuruh Bu Azizah untuk
menaanam pohon muda
di
sekolah
untuk
mengurangi pemanasan
global.
13.
Apakah
guru
menggunakan
sumber
atau media belajar yang
bervariasi
setiap
mengajar?
1. Muhamad Raihan
2. Hisyam Abdullah
3. Alhanafiah
4. Gilang Ramadan
5. Arif Kurniawan
6. Siska Handayani
7. Nurul Amalia
8. Syifa Fauziah
9. Sinta Dewinta
10. Prisilia
Jarang-jarang
guru
menggunakan
sumber
belajar yang bervariasi,
kebanyakan guru hanya
menggunakan
sumber
belajar seperti buku,
guru IPA menggunakan
laboratorium, sedangkan
kebanyakan guru hanya
mengguanakan
buku
cetak
dan
kadangkadang
menggunakan
laptop untuk menonton
film sesuai materi yang
diajarkan.
14. Apa perbedaan yang 1. Muhamad Raihan
kamu rasakan saat guru 2. Hisyam Abdullah
Lebih naymbung dan
lebih cepat menyerap
78
menggunakan
sumber 3. Alhanafiah
atau media belajar yang 4. Gilang Ramadan
bervariasi?
5. Arif Kurniawan
6. Siska Handayani
7. Nurul Amalia
8. Syifa Fauziah
9. Sinta Dewinta
10. Prisilia
langsung, karena sumber
belajar
yang
guru
gunakan bervariasi dan
tidak monoton tidak ituitu saja. Misalnya seperti
pelajaran IPS dengan
materi interaksi manusia
dengan lingungan kalau
hanya belajar di kelas
dengan
buku
dan
penjelasan dari guru kita
tidak
paham,
tanpa
praktek langsung ke
lapangan dengan contoh
yang realnya.
15. Kegiatan pelestarian
lingkungan hidup apa
saja yang kamu kerjakan
di sekolah ?
Yang
pertama
kita
menanam tanaman muda
di halaman yang sudah
disediakan oleh sekolah
sebagai praktik langsung
pelajaran PLH.
Yang kedua kita selalu
mengerjakan
Jum‟at
bersih (Jumsih) setiap
hari Jum‟at.
Yang
ketiga
kita
membuat kompos dari
sampah-sampah organik
yang sudah dipisahkan
sebelumnya.
Yang
keempat
kita
selalu
membersihkan
dan menjaga kelas setiap
hari dengan menyapu
dan mengepel.
Yang
kelima
kita
mendaur ulang sampah
anorganik
seperti
bungkus bekas kopi,
bekas deterjen baju,
menjadi tas yang siap
pakai.
1. Muhamad Raihan
2. Hisyam Abdullah
3. Alhanafiah
4. Gilang Ramadan
5. Arif Kurniawan
6. Siska Handayani
7. Nurul Amalia
8. Syifa Fauziah
9. Sinta Dewinta
10. Prisilia
79
D. Wawancara keempat
Peneliti melakukan wawancara dengan dua orang narasumber yaitu dua
orang petugas kebersihan sekolah SMP Negeri 2 Depok.
Tabel 4.13
Wawancara Petugas Kebersihan
Pertanyaan
Responden
Intisari Jawaban
1. Apakah bapak tahu Bapak Nanan
bahwa sekolah SMP Bapak Enjang
Negeri
2
Depok
melaksanakan program
Adiwiyata?
Iyaa tahu.
2. Sejak kapan sekolah
ini
melaksanakan
program Adiwiyata?
3. Apa saja tugsa bapak
yang berkaitan dengan
program Adiwiyata
Bapak Nanan
Bapak Enjang
Sejak tahun 2012
Bapak Nanan
Bapak Enjang
Saya
bertugas
membersihkan
WC,
memotong tanaman yang
sudah
besar-besar,
mengecek semua kedaan
sekolah.
4. Bagaimana perasaan Bapak Nanan
bapak
mengenai Bapak Enjang
pelaksanaan
program
Adiwiyata?
Sangat
senang
dan
sangat setuju, karena
sekolah jadi bersih.
Anak-anak jadi betah
lama-lama di sekolah.
Banyak tanaman yang
diurus
sehingga
membuat
sekolah
semakin asri dan sejuk.
5. Apa kesulitan yang Bapak Nanan
bapak hadapi dalam Bapak Enjang
menjalankan
program
Keslitannya
paling
masih banyaknya siswa
yag suka buang sampah
80
Adiwiyata?
tidak pada tempatnya.
Sudah itu saja karena
hampir 90 % sudah
berjalan dengan baik dan
tepat.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi ini adalah bahwa kegiatan
dari upaya pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata dapat
dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Program Adiwiyata dapat
dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Program Adiwiyata yang
dilaksanakan oleh sekolah tidak hanya dijadikan sebagai suatu program dari
Kementrian Negara Lingkungan Hidup, akan tetapi kegiatan dari upaya
pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata dapat dijadikan
sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Guru-guru dapat memanfaatkan
kegiatan dari pelestarian lingkungan hidup sebagai sumber belajar dengan
metode praktik lapangan. Jadi kegiatan upaya pelestarian lingkungan hidup
dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
C. Pembahasan Penelitian
1. Pelaksanaan Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok
Program Adiwiyata mempunyai empat standar agar pelaksanaan
Adiwiyata berjalan dengan baik, empat standar yang sudah diterapkan
dan dilaksananakan di SMP Negeri 2 Depok yaitu:
a. Mengembangkan kebijakan sekolah berwawasan lingkungan
Kebijakan peduli dan berwawasan lingkungan sudah dimasukkan
dalam visi, misi, dan tujuan SMP Negeri 2 Depok. SMP Negeri 2
Depok memiliki visi “Mewujudkan sekolah yang berkualitas,
berkarakter, dan berbudaya lingkungan di era global” dengan salah
satu misinya “Membangun institusi yang tangguh dan kondusif,
berkarakter dan berbudaya lingkungan dengan menerapkan 3R
(Reduce, Reuse, Recycle)”. Visi misi tersebut memberikan motivasi
bagi semua warga SMP Negeri 2 Depok untuk memiliki budaya
81
lingkungan yang baik di era global, sehingga tercipta harmonisasi
alam, manusia, dan lingkungan agar tercipta proses pembelajaran yang
sehat, bersih, dan menyenangkan. Selaras dengan visi misinya SMP
Negeri 2 Depok juga memiliki tujuan sekolah meningkatkan
kecerdasan yang bermartabat, berkarakter dan berbudaya lingkungan
dengan menerapkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
3R tersebut merupakan budaya yang diunggulkan SMP Negeri 2
Depok sebagai sekolah Adiwiyata yang meliputi: Reduce merupakan
sustau cara penanggulangan sampah dengan mengurangi pemakaian
sampah. Hal ini dilakukan dengan membiasakan kantin menggunakan
gelas dan piring sebagai tempat makanan dan minuman untuk
mengurangi penggunaan plastik. Upaya ini dalam rangka mengurangi
jumlah sampah yang ada di SMP Negeri 2 Depok. Reuse merupakan
tindakan mengunakan barang secara berulang-ulang. Program ini
dilakukan dengan penggunaan botol minuman atau tempat makanan
yang digunakan untuk membawa bekal dari rumah. Sehingga sampah
jajanan berkurang. Recycle adalah tindakan membuat suatu barang dari
bahan lama (sampah) dengan jalan mengubah kandungan kimia dan
fisik barang. Jadi Recyle yang dilakukan SMP Negeri 2 Depok berupa
pengolahan sampah, baik sampah organik maupun anorganik. Hasil
yang dibanggakan dari recycle ini berupa pembuatan tas dari bekas
bungkus kopi, bekas bungkus deterjen, berupa kerajinan bungkus
plastik, kain perca untuk membuat peghias sendal jepit.
SMP Negeri 2 Depok juga memiliki kebijakan pengembangan
materi lingkungan hidup yang tercantum dalam silabus, RPP, maupun
lembar penilaian yang dirancang di awal tahun pelajaran. Cara lain tuk
meningkatkan kualits SDM SMP Negeri 2 Depok dengan mengadakan
dan menghadiri workshop dan pelatihan-pelatihan terutama yang
berkaitan dengan lingkungan.
82
Rencana anggaran dana SMP Negeri 2 Depok mengalokasikan
kira-kira 20% untuk keperluang lingkungan dari rencana anggaran
yang dibuat. Agar dana yang dikeluarkan tidak mengalami defisit,
maka sekolah melakukan kebijakan penghematan terhadap SDA
seperti penggunaan air, listrik, bahan bakar, plastik dan kertas. Hal ini
selain untuk menghemat anggaran juga untuk menjaga ketersediaannya
agar selalu lancar.
b. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Pelaksanaan kurikulum yang berbasis lingkungan yang sudah
dilakukan oleh SMP Negeri 2 Depok adalah SMP Negeri 2 Depok
sudah
menerapkan
pendekatan,
strategi,
metode,
dan
teknik
pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam
pembelajaran. Metode yang digunakan seperti diskusi, penugasan,
praktk langsung dan observasi.
SMP Negeri 2 Depok menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum
tersebut mengintegrasikan lingkungan pada semua mata pelajaran. Jadi
semua mata pelajaran memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang dikaitkan dengan lingkungan, baik metode, model,
pendekatan sampai media dan sumber pembelajaran. Siswa akan lebih
rileks dan semangat ketika pembelajaran di luar dengan media dan
sumber lingkungan sekitar. Hal tersebut juga dapat meningkatkan
kecintaan dan kepedulian lingkungan, karena siswa langsung
merasakan manfaatnya.
Integrasi lingkungan berupa penanaman karakter peduli lingkungan
pada siswa, baik berupa praktik maupun teori. Dalam hal teori siswa
dibekali dan disisipi materi yang berkaitan dengan lingkungan. Siswa
juga diberi tugas yang ada kaitannya dengan lingkungan, dalam hal
praktek siswa diberi kegiatan tentang kecintaan dan peduli pada
lingkungan, meskipun sekedar kebersihan kelas. Jadi sebelum memulai
pembelajaran guru mengevaluasi kebersihan kelas. Pada saat
pembelajaran siswa selalu dikait-kaitkan dan diingatkan untuk peduli
83
lingkungan, bahkan bila siswa melakukan pelanggaran terutama
terlambat datang, maka sangsi yang diberikan berupa sangsi kebersihan
selama satu jam pelajaran.
c. Kegiatan Lingkungan berbasis Partsipatif
SMP Negeri 2 Depok telah mengembangkan kegiatan lingkungan
yang berbasis partisipatif diataranya: 1) Memelihara dan merawat
gedung dan lingkungan sekolah oleh warga sekolah yang terlihat dari
setiap kelas yang sudah memiliki piket kebersihan setiap harinya,
adanya program Jum‟at besrih (Jum‟at bersih) dan kegiatan
Rombongan Lillahitaa‟ala (ROMLI) yang penilaiannya dilakukan
setiap 1 bulan sekali, 2) Memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah
sesuai kaidah-kaidah perlindungan dan pengelolaan LH seperti adanya
apotik hidup, pembibitan tanaman, pengelolaan sampah berupa tempat
pengomposan dan bank sampah, 3) Mengembangkan kegiatan
ekstrakurikuler seperti pramuka dan PMR yang sesuai dengan upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan memasukan
pengetahuan lingkungan hidup ke siswanya seperti mengenai
kepedulian terhadap lingkungan dengan mengelola sampah dengan
daur ulang ataupun pengomposan, 4) Adanya kreativiats dan inovasi
warga sekolah dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup, kegiatannya berupa daur ulang sampah, pemanfaatan air, karya
seni dan hemat energi, 5) Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup
yang dilakukan oleh pihak luar seperti bersih-bersih di lingkungan
skitar luar sekolah, 6) Memanfaatkan nara sumber untuk seminar
dalam rangka untuk meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup
yaitu dari LSM, Pemkot, Dinas Pendidikan, dan sekolah Adiwiyata
yang lain, 7) Mendapatkan dukungan dari kalangan yang terkait
dengan sekolah (orang tua, alumni, media/pers, dunia usaha,
pemerintah, LSM, Perguruan tinggi, sekolah lain) untuk meningkatkan
upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah.
84
d. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan yang dilakukan
SMP Negeri 2 Depok adalah 1) Menyediakan sarana prasarana untuk
mendukung
pembelajaran
lingkungan
hidup
disekolah
seperti
penyediaan tempat pengomposan, taman sekolah, apotek hidup,
tanaman hidroponik, 2) Memelihara sarana dan prasarana sekolah yang
ramah lingungan ini terlihat dari setiap ruang memiliki pengaturan
cahaya yang baik, ventilasi udara yang alami, dan pemeliharaan pohon
peneduh, 3) Meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas
sanitasi sekolah dimana setiap kelas memiliki tata tertib, daftar piket
dengan guru sebagai pengawasnya, 4) Adanya himbauan sekolah untuk
memanfaatkan listrik, air dan ATK secara efisien melalui slogan hemat
listrik, hemat air, gunakan spidol seperlunya dan lain-lain, 5)
Meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan,
serta dengan cara sekolah mensosialisasikan dengan mendatangkan
pihak kesehatan, 6) SMP Negeri 2 Depok juga menyediakan tempat
sampah yang terpilah menjadi tiga yaitu tempat sampah warna hijau
untuk organik, tempat sampah warna kuning untuk sampah anorganik,
serta tempat sampah merah untu B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
seperti zat-zat kimia yang digunakan untuk praktek, atau pembersih
ruangan yang mengandung bahan kimia berbahaya. Sampah organik
biasanya digunakan untuk kompos. SMP Negeri 2 Depok sudah
memiliki seperangkat komposter untuk membuat kompos sendiri,
sampah plastik didaur ulang menjadi produk kerajinan.
85
2. Upaya pelestrarian Lingkungan Hidup di SMP Negeri 2 Depok
a. Mendaur ulang
Kegiatan mendaur ulang ini dilakukan oleh seluruh warga
kelas VII di SMP Negeri 2 Depok. Adapun bahan-bahan yang
didaur ulang adalah: a) bekas bungkus-bungkus kopi good day
yang dikreasikan oleh siswa menjadi tas, b) kain-kain bekas yang
dijadikan sebagai pelapis sendal jepit, jadi tampilan sendal jepit
lebih indah dan sesuai kreasi siswa, c) membuat bekas-bekas lidi
korek api ditempel menjadi bentuk kupu-kupu dan dimasukkan
kedalam bingkai, d) membuat bingkai, pot bungan dari sisa-sisa
stik es krim.
b. Membuat kompos
Para siswa mengumpulkan bekas-bekas dari batok kelapa yang
sudah tidak terpakai lagi yang mereka bawa dari rumah masingmasing, lalu mereka pilih-pilih yang mana yang bisa diolah
menjadi kompos lalu dimasukkan kedalam alat penghalus kompos
setelah itu kompos siap dijual oleh warga sekitar, atau para wali
murid yang ingin membeli kompos hasil buatan para siswa.
c.
86
d. Belajar berkebun dihalaman sekolah
Para siswa disuruh membawa bibit pohon muda, seperi
sayuran sawi, kacang panjang, dll. Lalu mereka menamam bibit
pohon muda di area sekolah yang sudah disipakan oleh pihak
sekolah. Penanaman pohon muda ini bertujuan untuk membuaka
ruang terbuka hijau (RTH) di sekolah, dan mengajarkan siswa
untuk bisa memanfaatkan area yang kosong untuk dijadikan
sesuatu yang lebih bermanfaat.
e. Mengehmat penggunaan energi
Pada pukul 07.00-10.00 para siswa dilarang menyalakan AC,
AC dapat digunakan pada pukul 10.00. hal ini dilakukan supaya
para siswa bisa menghirup udara segar dipagi hari, selain itu
kegiatan ini supaya menghemat penggunaan energi.
f. Kegiatan Jumsih (Jum‟at bersih)
Kegiatan Jumsih ini dilakukan setiap hari Jum‟at di minggu
kedua dan keempat, jadi dilakukan sebanyak dua kali dalam
sebulan. Kegiatannya meliputi membersihkan WC, membersihkan
Musholla, halaman sekitar sekolah, dan kelas-kelas. Kegiatan ini
dipantau langsung oleh guru-guru.
g. Kegiatan Rombongan Lillahitaa‟la
Kegiatan ini meliputi kegiatan bersih-bersih disekitar sekolah,
seperi yang sudah dijekaskan pembuatan kompos, jumsih dll.
Karena setiap kegiatannya dilakukan secara rombongan atau
berkelompok.
87
Gambar 4.2
h. Kegiatan kebersihan yang diikuti ekstrakurikuler
Pada eksul PMR, Paskibra, dan Pramuka disetiaap eksul ini
selalu diselipkan kegiatan kebersihan didalamnya misalnya,
memberishkan halaman sekitar luar sekolah, kantin, dll. Jadi eksul
di sekolah tidak hanya mengikuti kegiatan eksul saja tetapi
dimasukkan kegiatan kebersihannya juga.
i. Membawa tempat makan dan minum dari rumah
Untuk
menjaga
kebersihan
di
sekolah
maka
sekolah
menyarankan siswa untuk membawa tempat makan dan minum
sendiri dari rumah, karena sudah terjamin kebersihannya. Selain itu
penggunaan bungkus plastik yang tidak baik baik kesehatan, karena
para penjual kantin di sekolah masih banyak yang masih
menggunakan plastik untuk membungkus makanannya.
j. Memanfaatkan tanaman keluarga (TOGA)
Para siswa menanam sendiri tanaman keluarga seperti kunyit,
jahe, kencur di wadah-wadah yang sudah disiapkan oleh sekolah.
lalu disimpan dilemari-lemari.
88
k. Menamam tanaman hidroponik
Para siswa menanam tanaman hidroponik dalam artian
tanaman yang tidak dicampur oleh bahan-bahan kimia, jadi
tanaman yang ditanam benar-benar organik.
Gambar 4.3
k.. Pemisahan Sampah
Sekolah SMP Negeri 2 Depok memiliki tiga tong sampah yang
pembuangannya berbeda sesuai dengan warna. Warna hijau untuk
sampah organik, warna kuning untuk sampah anorganik, warna
merah untuk sampah berbahaya dan beracun.
Gambar 4.4
89
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan
Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok
Faktor pendukung dalam pelaksanaan program Adiwiyata di SMP
Negeri 2 Depok tenaga pendidik memiliki jenjang pendidikan tinggi.
Hal ini mendorong akan keberhasilan dalam penerapan program
sekolah Adiwiyata dan berbagai metode dalam pembelajaran akan
lebih banyak dengan melibatkan peseta didik lebih aktif baik didalam
maupun diluar kelas. Adanya keterlibatan pihak wali murid dan
pemerintah membuat pelaksanaan program Adiwiyata berjalan dengan
lancar. Keadaan sarana dan prasarana sekolah yang lengkap membuat
kegiatan yang berkaitan dengan program Adiiwiyata berjalan lancar
misalnya saja keadaan sekolah yang memiliki luas yang besar
membuat sekolah memiliki ruang terbuka hijau (RTH) di dalam
sekolah.
Faktor penghambat dalam pelaksanaan program Adiwiyata adalah
masih kurang kompaknya guru-guru dalam melaksanakan program
Adiwiyata, jadi sebagian guru mengandalkan kepada guru koordinator
program Adiwiyata yang memang sudah ditunjuk oleh pihak sekolah,
selain itu karena di sekolah sudah ada petugas kebersihan para siswa
mengandalkan kebersihan diluar kelas kepada petugas kebersihan, dan
karena
kurangnya
sosialisasi
pelaksanaan
program
Adiwiyata
menjadikan sebagaian wali murid belum mengetahui bahwa SMP
Negeri 2 Depok mengikuti Program Adiwiyata. Untuk pengelolaan
sarana pendukung ramah lingkungan, yang menjadi kendala dalam
pelaksanaannya adalah kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga
90
kebersihan wc. Dan pada kantin disekolahnya masih terdapat yang
menggunakan bahan plastik untuk membungkus makanan.
4. Langkah-Langkah Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup
Sebagai Sumber Belajar Melalui Program Adiwiyata
Sebelum memanfaatkan kegiatan pelestarian lingkungan hidup
melalui program Adiwiyata sebagai sumber belajar dan memanfaatkan
sekolah sebagai sumber belajar berawawasan lingkungan harus
mempesiapkan dan mementukan beberapa hal sehingga kegiatan
pelestarian lingkungan hidup sebagai sumber belajar akan optimal
dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukannya. Beberapa
langkah-langkah di bawah ini perlu diperhatikan oleh guru, yaitu
sebagai berikut:
a. Langkah Persiapan
Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh pada langkah
persiapan antara lain:
1) Dalam hubungannya dengan idang studi tertentu guru dan siswa
menentukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh oleh
siswa.
2) Tentukan materi dan objek yang harus dipelajari.
3) Menentukan cara belajar pada saat siswa pada saat kegiatan
pelestarian lingkungan hidup berlamgsung.
b. Langkah Pelaksanaan
Pada langkah ini siswa melakukan kegiatan belajar di
lingkungan sekolah sesuai dengan materi yang diajarkan dan apa
yang ingin dipelajari. Semua mata pelajaran memiliki rencana
91
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP)
yang
dikaitkan
dengan
lingkungan, baik dari metode, model, pendekatan sampai sumber
pembelajaran, karena itu merupakan tujuan dari program
Adiwiyata. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki kreatifitas
dan inovatif dalam memilih metode, media, dan sumber belajar
yang akan digunakan.
Sumber belajar yang memanfaatkan lingkungan sekolah membuat
siswa akan lebih rileks dan semangat ketika pembelajaran di luar dengan
menggunakan sumber belajar lingkungan sekitar. Hal tersebut juga dapat
meningkatkan kecintaan dan kepedulian lingkungan, karena siswa
langsung merasakan manfaatnya.
Adapun mata pelajaran yang memanfaatkan kegiatan dari program
Adiwiyata sebagai sumber belajar adalah: Pertama, mata pelajaran PLH
dengan materi mengurangi pemanasan global. Adapun kegiatan yang
dilakukan adalah para siswa kelas VII yang terdiri dari 9 rombel dibagi
menjadi 9 kelompok. Setiap kelompok diwajibkan membawa pohon muda
yang siap ditanam di area sekolah, dan setiap pohon diberi tanda oleh
kelompoknya masing-masing. Kedua, mata pelajaran IPS dengan materi
pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip daur ulang. Adapun
kegiatan yang dilakukan sama seperti PLH kelas VII dibagi menjadi 9
kelompok
yang
setiap
kelompoknya
diberi
tugas
mencari
dan
memanfaatkan barang-barang yang dapat didaur ulang. Diantaranya:
membuat tas dari bekas bungkus kopi, mendaur ulang sendal jepit dengan
kain dan falnel yang sudah tidak terpakai, dan membuat kerajinan lainnya.
92
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata yang
dilaksanakan di SMP Negeri 2 Depok sangat efektif dimanfaatkan untuk
sumber belajar bagi peserta didik. Sumber belajar yang digunakan dengan
metode praktik lapangan. Jadi peserta didik langsung praktik ke lapangan
sesuai dengan materi yang berkaitan dengan lingkungan.
Kegaiatan-kegiatan pelestarian lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh
SMP Negeri 2 Depok adalah diantaranya: membuat kompos dari sampahsampah organik dan sisa-sisa batok kelapa, melaksanakan kegiatan Jum‟at
bersih (Jumsih), mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai
kembali sepert membuat tas dari barang bekas, membuat TOGA (tanaman
obat keluarga) yaitu (menanam kunyit, jahe, kencur, dll) dan belajar berkebun
yaitu dengan menanam pohon muda di area yang sudah disediakan oleh
sekolah. Kegiatan pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata
inilah yang dijadikan sumber belajar oleh guru yang memanfaatkan
lingkungan sekolah.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan diatas, maka penulis mencoba mengajukan
beberapa saran agar menjadi masukan yang sekiranya berguna diantaranya:
1. Bagi Para Siswa/Siswi
Ikut mendukung dan mensukseskan kegiatan pelestarian lingkungan
hidup melalui program Adiwiyata yang dilaksanakan oleh SMP Negeri
2 Depok serta mematuhi peraturan sekolah yang berkaitan dengan
Program Adiwiyata.
93
2. Bagi Para Guru
Mengkomunikasikan dan mendorong seluruh warga sekolah terutama
para siswa untuk ikut serta melaksanakan dan mensukseskan kegiatankegiatan dari program Adiwiyata.
3. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan mensosialisasikan program Adiwiyata kepada para
siswa dan wali murid sehingga tidak terjadi kesalahpahaman ketika
siswa sedang mengikuti kegiatan dari program Adiwiyata.
4. Bagi Orang Tua
Para orang tua diharapkan mendukung dan menerima semua kegiatan
dari program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok yang banyak
melibatkan para peserta didik.
5. Bagi Peneliti
Demi kesempurnaan dalam penelitian ini penulis berharap ada yang
mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas program
Adiwiwyata dalam menumbuhkan rasa cinta lingkungan kepada para
peserta didik di SMP Negeri 2 Depok, karena peneliti belum
menemukan motivasi dari peserta didik untuk lebih mencintai
lingkungan.
94
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta, 2006.
BPS, “Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia”, www.data.go.id,
12 Mei 2015
Bahcri, Samsu l. T. Bachtiar, Ahmad Yani, Geografi Untuk Kehidupan Seri
Negara-Negara dam Budayanya. Jakarta: Unggul Permana Selaras, 2008.
Bunga Rampai, Perundangan
Widyatamm, Cet. Kedua, 2006.
Lingkungan
Hidup.
Tangerang:
Pustaka
Dwi,Yanti Rahmah, Sjamsir Sjamsuddin, Riyanto, “Implementasi Program
Sekolah Adiwiyata (Studi Kasus pada SDN Manukan Kulon III/540 Kota
Surabaya)”, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 2, No 4, Hal 753-757
Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pres, 2008.
Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: Refika Aditama, 2011.
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.
Irwan, Zoer‟aini Djamal. Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan
Pelestariannya. Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2012.
Eddy Karden Sontang Manik. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta:
Djambatan, Cet. Ketiga, 2009.
Migristine, Rinrin. Pengolahan Sampah Plastik. Bandung: Titian Ilmu Bandung,
2009.
Nugraha, Adrian R. Menyelamatkan Lingkungan Hidup Dengan Pengelolaan
Sampah. Bekasi, 2009.
Saebani, Beni Ahmad. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Sanjaya Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:Kencana,
2008.
Salim Emil, Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: PT.Pustaka LP3ES,
1993.
95
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta, 1995.
Soeprobowati Diah, Akhlak Siswa Terhadap Alam. Semarang: Sindur Press, 2008.
Soerjani Moh, Rofiq Ahmad, Rozy Munir. Lingkungan Sumberdaya Alam dan
Kependudukan Dalam Pembangunan. Jakarta: UI-Press, 1987.
Soemarwoto, Otto. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta:
Djambatan, 1991.
St Syamsudduha dan Muh.Rapi, “Penggunaan Lingkungan Sekolah Sebagai
Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Biologi”, Lentera
Pendidikan, Vol 15 No 1 Juni 2012 18-31.
Supardi, Imam. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung: Alumni, 1994.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2012.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
UUD No 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Wahyuningtyas Desy, Priyatno Harsastro, Supratiwi, “Evaluasi Program
Adiwiyata di SMAN 11 Semarang”, Jurnal Ilmu Pengetahuan, 2013
www.artikellingkunganhidup.com”cara-menerapkan-konsep-4R”diakses, 12 Mei
2015.
96
Lampiran 1 PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR 02 TAHUN 2009
SALINAN
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR 02 TAHUN 2009
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 huruf i
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Pemerintah dapat memberikan penghargaan kepada orang
atau lembaga yang berjasa di bidang lingkungan hidup;
b. bahwa penghargaan ADIWIYATA yang dilaksanakan melalui
Program ADIWIYATA merupakan salah satu bentuk penghargaan yang diberikan
oleh Pemerintah kepada lembaga pendidikan formal yang dinilai berjasa dalam
mengembangkan pendidikan lingkungan hidup;
c. bahwa dalam rangka pelaksanaan Program ADIWIYATA perlu
disusun pedoman pelaksanaan;
d.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup tentang Pedoman Pelaksanaan Program ADIWIYATA;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
97
2.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan
Antara
Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi
dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
4.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian
Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006;
5.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
1 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara
Lingkungan Hidup;
6.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 280 Tahun 2008
tentang Penghargaan
Adiwiyata;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
PROGRAM ADIWIYATA.
98
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
ADIWIYATA adalah sekolah yang baik dan ideal sebagai tempat
memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat
menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita
pembangunan berkelanjutan.
2.
Program ADIWIYATA adalah salah satu program kerja berlingkup
nasional yang dikelola oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka
mewujudkan pengembangan pendidikan lingkungan hidup.
3.
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pengelolaan lingkungan hidup.
Pasal 2
Pedoman pelaksanaan Program ADIWIYATA bertujuan untuk memberikan acuan
kerja pelaksanaan Program ADIWIYATA bagi tim peninjau lapangan Program
ADIWIYATA.
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a.
mekanisme
penilaian
sekolah
yang
mengikuti
Program
ADIWIYATA;
b.
kriteria sekolah ADIWIYATA; dan
c.
kode etik tim peninjau lapangan Program ADIWIYATA.
Pasal 4
(1)
Mekanisme penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf a
meliputi tahap:
a.
penilaian administrasi; dan
b.
penilaian teknis.
(2)
Mekanisme
penilaian
administrasi
dan
penilaian
teknis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b tercantum dalam
99
Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.
Pasal 5
(1)
Penilaian Program ADIWIYATA dilakukan oleh tim peninjau lapangan
yang ditetapkan oleh Sekretaris Menteri Negara Lingkungan Hidup.
(2)
Anggota tim peninjau lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri dari wakil:
a.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup;
b.
Departemen Pendidikan Nasional;
c.
Perguruan Tinggi; dan
d.
Lembaga Swadaya Masyarakat Tingkat Pusat yang bergerak di bidang
pendidikan lingkungan hidup.
(3)
Ketua tim peninjau lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal
dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
(4)
Tim peninjau lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas:
a.
melakukan penilaian administrasi;
b.
melakukan penilaian teknis; dan
c.
membuat berita acara penilaian.
(5)
Berita acara penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c
dilengkapi dengan formulir isian nilai, uraian tentang kelebihan dan kekurangan
sekolah, dan dokumentasi hasil pemantauan.
Pasal 6
(1)
Sekolah ADIWIYATA yang dinilai, wajib memenuhi kriteria:
a.
memiliki kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan;
b.
memiliki dan melaksanakan kurikulum sekolah berbasis lingkungan;
c.
melaksanakan kegiatan sekolah berbasis partisipatif; dan
d.
memiliki sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ramah
lingkungan.
100
(2)
Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 7
(1)
Berdasarkan hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan
pertimbangan dari Dewan Pertimbangan Penghargaan ADIWIYATA, Menteri
menetapkan: a. calon sekolah ADIWIYATA; dan
b. sekolah ADIWIYATA.
(2)
Calon sekolah ADIWIYATA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
ditetapkan
menjadi
sekolah
ADIWIYATA
setelah
memenuhi
kriteria
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1).
(3)
Sekolah yang telah menerima Penghargaan ADIWIYATA selama 3 (tiga)
kali berturut-turut akan menerima Penghargaan ADIWIYATA Mandiri.
Pasal 8
(1)
Tim peninjau lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 wajib
mematuhi kode etik.
(2)
Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a.
melakukan penilaian secara obyektif dan independen sesuai fakta di
lapangan;
b.
menaati semua ketentuan mekanisme penilaian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4;
c.
tidak menerima dan/atau menjanjikan untuk memberikan sesuatu dalam
bentuk apapun yang berhubungan dengan pelaksanaan penilaian;
d.
berkomunikasi secara sopan dan profesional dalam melaksanakan
penilaian;
e.
berpenampilan pantas dan rapi dalam melaksanakan penilaian teknis; dan
f.
tidak menginformasikan nilai hasil penilaian kepada pihak
manapun.
101
Pasal 9
(1)
Pelanggaran terhadap kode etik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
dapat dikenakan sanksi berupa pemberhentian sebagai tim peninjau lapangan.
(2)
Pemberhentian tim peninjau lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh Sekretaris Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Pasal 10
(1)
Biaya pelaksanaan Program ADIWIYATA dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.
(2)
Selain sumber pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pembiayaan dapat berasal dari sumber lain sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Pasal 11
Menteri, gubernur, bupati, walikota secara sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama
melakukan pembinaan kepada calon sekolah ADIWIYATA dan sekolah
ADIWIYATA.
Pasal 12
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
102
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal:16Maret 2009
MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd
RACHMAT WITOELAR
Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi MENLH Bidang
Penaatan Lingkungan,
ttd
Ilyas Asaad.
103
Lampiran 2 Bagan Kerangka Berpikir
Program
Adiwiyata
Program Adiwiyata
adalah salah satu
program
Kementrian Negara
Lingkungan Hidup
dalam rangka
mendorong
terciptanya
pengetahuan dan
kesadaran warga
sekolah dalam
upaya pelestarian
lingkungan hidup
di sekolah.
Upaya pelestarian
lingkungan hidup
1. Menjaga
kebersihan sekitar
sekolah
2. Membuat
kompos
3. Memisahkan
sampah organik dan
anorganik
4. mendaur ulang
barang-barang yang
sudah tidak terpakai
lagi.
Sumber Belajar
104
Lampiran 3 Perencanaan Waktu Penelitian
No
Tahapan
Penelitian
Waktu penelitian
Jan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Penyusunan
Proposal
Skripsi
Revisi Bab IIII
Penyusunan
Instrumen
Penelitian
Persiapan
Surat Izin
Penelitian
Pengambilan
Data
Pengolahan
Data
Penyusunan
Bab IV dan
Bab V
Kelengkapan
Lampiran
Sidang
Munaqosah
Revisi Skripsi
Pengumpulan
Skripsi
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
105
Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
No
1.
Perumusan
Masalah
Teknik
Pengumpulan
Data
Kisi-kisi
Bagaimana
pelaksanaan
program
Adiwiyata di
SMP Negeri2
Depok
Wawancara
dengan
Kepala
sekolah
6. Bagaimana peran serta dalam
menjalankan
program
Adiwiyata?
7. Kebijakan yang dibuat sekolah
yang berkaitan dengan program
Adiwiyata?
8. Kegaiatan sekolah sebagai
penyelenggara
program
Adiwiyata?
9. Pemanfaatan sarana pendukung
ramah lingkungan
10. Kegatan-kegiatan
pelestarian
lingkungan
hidup
melalui
program Adiwiyata?
Wawancara
dengan
wakil
kepala sekolah
Wawancara
dengan
koordinator
program
Adiwiyata
Wawancara
dengan
guru
bidang
studi
pendidikan
lingkungan hidup
(PLH)
4. Peran serta dalam menjalankan
program Adiwiyata?
5. Pemanfaatan sarana pendukung
ramah lingkungan?
6. Kegiatan pelestarian lingkungan
hidup yang berkaitan dengan
pelajaran?
Wawancara
dengan
bidang
studi IPS
Wawancara
dengan siswa
5. Peran serta dalam menjalankan
program Adiwiyata?
6. Kegiatan yang dilakukan siswa
dalam kegiatan pelestarian
lingkungan hidup di sekolah?
7. Kesulitan dalam menjalankan
program Adiwiyata?
8. Manfaat menjalankan kegiatan
pelestarian lingkungan hidup
melalui program Adiwiyata?
106
2.
Bagaimana
kegiatan
pelestarian
lingkungan
hidup sebagai
sumber
belajar bagi
peserta didik
Observasi
Lingkungan sekolah
Dokumentasi
Lingkunga sekolah
Wawancara
dengan
guru
bidang
studi
PLH+IPA
Wawancara guru
bidang studi IPS
Wawancara siswa
Observasi
Dokumentasi
5. Sumber belajar apa saja yang
digunakan dalam proses belajar
mengajar?
6. Penggunaan sumber belajar
yang bervariasi dan inovatif?
7. Bagaimana pemanfatan dan
peggunaan
sumber
belajar
melalui kegiatan pelestarian
lingkungan hidup?
8. Bagaiamana
metode
pembelajaran lingkungan yang
digunakan?
4. Sumber belajar yang guru
gunakan dalam kegiatan belajar
mengajar?
5. Penggunaan sumber belajar
bervariasi?
6. Penggunaan sumber belajar
melalui kegiatan pelestarian
lingkungan hidup?
5. Observasi kegiatan siswa dalam
berkebun di sekitar sekolah
6. Observasi siswa dalam kegiatan
mendaur ulang barang-barang
bekas
7. Observasi
membersihkan
lingkungan
sekitar
kelas,
sekolah
8. Observasi kegaiatan membuat
kompos dari sampah organik
Kegiatan
pelestarian
hidup di sekolah
lingkungan
107
Lampiran 5 Lembar Observasi Penelitian
Lembar Observasi Kebersihan Lingkungan
Sekolah di SMP Negeri 2 Depok
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
Aspek Penilaian
1.
Membuat dan melaksanakan piket harian kelas di
sekolah, (diantaranya : menyapu, mengepel, mengelap
kaca kelas)
Mengadakan
kegiatan
Rombongan
Lillahitaa‟la
(ROMLI)
2.
3.
Membuang sampah pada tempatnya
Ya
√
Tidak
√
√
Lembar Observasi Tempat Ibadah
di SMP Negeri 2 Depok
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
Aspek Penilaian
Ya
√
1.
Membersihkan karpet/sejadah di musholla masjid
2.
Membersihkan sekitar wc dan tempat wudhu
√
3.
Membersihkan dan merapihkan perlengkapan shalat
seperti mukena, sarung, sajadah, Al-Qur‟an
√
Tidak
108
Lembar Observasi Perawatan Tumbuhan
di SMP Negeri 2 Depok
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
Aspek Penilaian
Ya
√
1.
Menyiram tanaman sekolah
2.
Memberi pupuk pada tumbuhan yang ada di sekolah
√
3.
Menanam tanaman sawi disamping sekolah
√
4.
Memangkas tanaman yang sudah besar
Tidak
√
Lembar observasi Kegiatan Mendaur Ulang
Barang Tidak Terpakai
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
Aspek Penilaian
1.
Mendaur ulang serta membuat tas yang terbuat dari
bekas bungkus kopi good day
2.
Mendaur ulang serta membuat sendal dari sisa kain yang
sudah tak terpakai
√
3.
Membuat bingkai dari koran-koran bekas
√
Ya
√
Tidak
109
Lembar Observasi Pengelolaan Sampah
dan Pengolahannya
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
Aspek Penilaian
1.
Pemisahan sampah organik dan anorganik
Ya
√
2.
Pembuatan kompos dari sampah-sampah
√
3.
Pendistribusian kompos ke wali murid
√
Tidak
Lembar Observasi Mengurangi Pemanasan Global
Di SMP Negeri 2 Depok
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
Aspek Penilaian
1.
Menghemat pengguanaan energi (menggunakan ac pada
pukul 10.00 pagi)
2.
Penanaman pohon-pohon muda
√
3.
Pengelolaan sampah di lingkungan sekitar sekolah
√
Ya
√
Tidak
110
Lembar Observasi Sekolah
Ketersediaan Sumber Belajar
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
1.
Aspek Penilaian
Ya
Tidak
√
Ketersediaan buku paket sesuai kurikulum
2.
Ketersediaan laboratorium IPA
√
3.
Ketersediaan perpustakaan
√
Lembar Observasi Sekolah
Sumber belajar berwawasan lingkungan
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
Aspek Penilaian
Ya
1.
Lingkungan sekolah yang luas dan dan bersih
√
2.
Adanya taman sekolah yang luas dan bersih
√
3.
Adanya bibit-bibit tanaman untuk dijadikan berkebun
√
4.
Pemanfaatan barang bekas menjadi barang yang siap
jual
√
Tidak
111
Lembar Observasi
Pengelolaan Sumber Belajar Lingkungan
Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis:
Keterangan
No
Aspek Penilaian
Ya
1.
Pemanfaatan yang dilakukan oleh guru dengan cara
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
√
2.
Pemanfaatan oleh siswa dengan cara menjadikan barang
bekas menjadi barang siap pakai
√
Tidak
112
Lampiran 6 Hasil Wawancara
Wawancara Guru
Pertanyaan
Narasumber
Intisari Jawaban
3. Apa
alasan 4. Wiwi
Gustiwi,
sekolah
S.Pd
mengikuti
5. Sumarno, M.Pd
program
6. Hj. Sri Harini,
Adiwiyata ?
S.Pd
Sangat mendukung sekolah
mengikuti program Adiwiyata,
karena tujuan dari program
Adiwiyata itu jelas untuk
mendorong warga sekolah untuk
melestarikan lingkungan hidup
di sekolah. Ditambah lagi jadi
membuat siswa lebih menjaga
dan
mencintai
kebersihan
lingkungan.
4. Apa saja jenis 4. Wiwi
Gustiwi,
kebijakan yang
S.Pd
dibuat
sekolah 5. Sumarno, M.Pd
berkaitan dengan 6. Hj. Sri Harini,
program
S.Pd
Adiwiyata ?
Kebijakan itu tertera dalam
peraturan-peraturan sekolah. di
sekolah kami sudah ada tata
krama dan tata tertib siswa yang
memang mengarah kebanyakan
pada lingkungan.
Kita membuat visi dan misi
berwawasan lingkungan, setiap
pelajaran selalu mengaiktak
dengan lingkungan, dan setiap
20 % dari anggaran dialokasikan
untuk
kegiatan
pelestarian
lingkungan hidup di sekolah.
11. Apa saja jenis 4. Wiwi
Gustiwi,
kegiatan
yang
S.Pd
dilaksanakan
5. Sumarno, M.Pd
sekolah dengan 6. Hj. Sri Harini,
Mengadakan kegiatan bank
sampah, pembinaan tentang
lingkungan hidup, kebersihan
anatar kelas, membuat lomba-
113
sekolah sebagai
penyelenggarany
a?
S.Pd
lomba dalam rangka lingkungan
hidup seperti membuat produk
pemanfaatan limbah seperti
bekas bungkus kopi, bekas
bungkus pembersih pakaian, dll.
Untuk kegiatan lainnya misalkan
hari lingkungan hidup dan hari
bumi itu biasanya di sekolah
mengadakan kegiata seperti
lomba puisi ada juga lomba
majalah dinding bertemakan
lingkungan.
12. Apa saja jenis 4. Wiwi
Gustiwi,
kegiatan
yang
S.Pd
diadakan
di 5. Sumarno, M.Pd
sekolah dengan 6. Hj. Sri Harini,
pihak
luar
S.Pd
sekolah sebagai
penyelenggara ?
Kita mengikuti workshop atau
semianar tentang lingkungan
hidup yang diselenggarakan oleh
kementrian lingkungan hidup
atau BPLH Jawa Barat, atau
juga oleh lembaga-lembaga
instansi seperti halnya dari
universitas mengundang kita
untuk mengikuti workshop
misalnya global warming, itu
dari pihak luar mengundang
sekolah yang mengikutsertakan
siswa dan juga guru-guru.
13. Bagaimana upaya 4. Wiwi
Gustiwi, Hampir semua kegiatan kita
yang dilakukan
S.Pd
mengarahkan ke lingkungan
dalam
5. Sumarno, M.Pd
hidup. Seperti halnya pesantren
pelaksanaan
6. Hj. Sri Harini, kilat. Maka dalam pesantren
kegiatan ?
S.Pd
kilat pun kita memasukkan satu
tema mengenai lingkungan.
14. Apa saja bentuk 4. Wiwi
Gustiwi,
pemanfaatan
S.Pd
sarana
5. Sumarno, M.Pd
pendukung
6. Hj. Sri Harini,
sekolah
ramah
S.Pd
lingkungan ?
Kita sediakan tempat sampah
disetiap kelas supaya siswa
mudah membuang sampah pada
tempatnya. Sarana air kita
sediakan scukupnya.
Kita tanami tanam-tanaman dan
pohon-pohon,
itu
bisa
dimanfaatkan untuk istilahnya
labortaorium alam. Jadi anak
lebih praktk langsung kesana,
jadi bisa digunakan sebagai
114
sumber dan sarana belajar juga.
Lalu jika ada kran yang bocor
siswa bisa buru-bur lapor kepada
pihak sekolah jadi air tidak
terbuang banyak. Kita juga
menanam tanaman yang disebut
toga (tanaman obat kelurga) jadi
kita menanam tanaman obatobatan misalnya kumis kucing
yang digunakan untuk sariawan.
Ada kolam penampungan dari
PAM, jadi kalau sering mati dari
PAM kita punya stok airnya.
Cukup untuk mislanya satu hari.
15. Bagaimana
4. Wiwi
Gustiwi,
pengelolaan
S.Pd
penunjang
5. Sumarno, M.Pd
kebersihan
6. Hj. Sri Harini,
lingkungan,
S.Pd
efesiensi
penggunaan
sumber
daya
alam,
dan
pengelolaan
sarana
pendukung
sekolah ?
Penggunaan AC diatas jam
10.00 pagi. Untuk menghemat
ATK misalkan membuat konsep
itu apada kertas-kertas yang
mmang sudah tidak digunakan
lagi. Untuk siswa seperti
misalnya memberikan tugas
kadang-kadang
bisa
dari
internet. Jadi salah satu bentuk
menghemat ATK, guru-guru
memberikan tugas yang nanti
tugas itu dikirim via email jadi
siswa tidak print tugas yang
nantinya kertas –kertas itu tidak
terpakai lagi.
16. Untuk
4. Wiwi
Gustiwi,
pengembangan
S.Pd
kegiatan berbasis 5. Sumarno, M.Pd
partisipatif
itu 6. Hj. Sri Harini,
seperti
apa
S.Pd
kegiatannya ?
Kami bekerja sama dengan
masyarakat sekitar dalam haln
misalnya
Jum‟at
bersih
(Jumsih). Kebersihan tiap-tiap
Jum‟at itu siswa-siswa bersama
masyarakat tidak hanya di
sekitar sekola, di depan, di
pinggir, di kiri, di kanan,
belakang sama-sama dengan
masyarakat.
Kegiatan
partisipatif
lainnya
115
adalah kami bekerjasama dengan
masyarakat itu diantaranya
adalah dalam hal penyaluran
hasil kompos. Jadi kita juga
menjual hasil kompos ke orang
tua siswa.
17. Apa
saja 4. Wiwi
Gustiwi,
kesulitan
yang
S.Pd
dihadapi dalam 5. Sumarno, M.Pd
mensukseskan
6. Hj. Sri Harini,
program
S.Pd
Adiwiyata ?
Kesulitannya masih banyak
siswa yang belum sadar arti
kebersihan jadi masih banyak
siswa yang melanggar peraturan
sekolah yang berkaitan dengan
program Adiwiyata.
Tidak
semua anak manut atau patuh
menaati peraturan yang sudah
dibuat
tentang
keindahan
lingkungan hidup, masih ada
beberapa anak yang sulit itu
dilihat
juga
dari
basic
keluarganya. Karena disini kan
sekolah SBI banyak anak-anak
yang mampu yang biasa
dibimbingnya sama pembantu
atau selalu dimanja. Justru itu
kesulitannya
karena
anak
terbisasa misalkan membuang
sampah yaa kadang terbawa juga
sampai di sekolah.
18. Bagaimana
4. Wiwi
Gustiwi,
evaluasi
dari
S.Pd
pelaksanaan
5. Sumarno, M.Pd
program
6. Hj. Sri Harini,
Adiwiyata ?
S.Pd
Kebiajakan
ini
merupakan
keputusan bersama jadi kalau
merasa ada yang kurang bisa
ditambahkan dan itu nanti dibuat
kebijakan baru. Jadi di sesuaikan
juga dengan apa yang harus
dipersiapkan. Tapi kalau kirakira ada yang baru itu dibuat
kebijakan lagi melalui surat
keputusan atau surat tugas. Itu
bentuk kebijakan dari kepala
sekolah
116
Wawancara Guru
Pertanyaan
Narasumber
Intisari Jawaban
1. Kurikum apa yang
dikembangkan
untuk
menyukseskan program
Adiwiyata ?
8. Wiwi Gustiwi, S.Pd
9. Siti Nurazizah, S.Pd
10. H. Mawardi, S.Pd
11. Rosana, S, Pd
12. Dyah Pratiwi E, S.Pd
13. Sumarmo, M.Pd
14. Hj. Sri Harini, S.Pd
2. Bagaimana bentuk
evaluasi yang dilakukan
dalam kurikulum ?
8. Wiwi Gustiwi, S.Pd
9. Siti Nurazizah, S.Pd
10. H. Mawardi, S.Pd
11. Rosana, S, Pd
12. Dyah Pratiwi E, S.Pd
13. Sumarmo, M.Pd
14. Hj. Sri Harini, S.Pd
SMP Negeri 2 Depok baru
dua tahun menjadikan
pendidikan
lingkungan
hidup (PLH) sebagai
muatan lokal (Mulok).
Tapi meskipun baru dua
tahun tetapi materi PLH
itu sudah terintegrasi
dengan mata pelajaran
yang lain baik itu di
seninya,
pengetahuan
alamnya,
termasuk
sosialnya juga materi
lingkungan hidup sudah
termasuk.
Jadi kurikulum yang
terintegrasi tidak berubah,
tetap. Cuma dilaksanakan
ada poin-poinnya itu
ditambahkan
materi
lingkungannya.
Seperti
halnya membuat tema,
tetap membuat tema tapi
nanti oleh si guru
ditambahkan
temanya
tentang lingkungan hidup.
3. Apa saja sumber
belajar yang digunakan ?
8. Wiwi Gustiwi, S.Pd
9. Siti Nurazizah, S.Pd
10. H. Mawardi, S.Pd
11. Rosana, S, Pd
12. Dyah Pratiwi E, S.Pd
13. Sumarmo, M.Pd
14. Hj. Sri Harini, S.Pd
Kalau modul disini tidak
ada, tapi ada juga buku
yang memamng cetakan
Jawa Barat yang memang
sudah sesuai dengan
silabus. Ada juga bukubuku dari UPI karena itu
yang paling bagus.
Disamping itu juga
menambahkan flash
film sehingga apa
ada di odul atau
guru
atau
yang
flash
117
tersebut
anak
lebih
mengena. Ada flashflashnya yang khusus
fiilmnya mengenai banir,
bencana alam, longsor.
Jadi anak tidak hanya
melihat dari buku atau
mendapat informasi tapi
juga melihat kejadiankejadian yang sebenarnya
meskipun hanya dalam
bentuk film sehingga anak
lebih
menyadari
bagaimana
usaha
memelihara lingkungan
hidup.
Lingkungan sekolah juga
dijadikan sumber belajar
bagi siswa , misalnya
guru yang memang materi
pelajarannya
mengenai
lingkungan jadi siswa
dibawa langsung ke luar
kelas untuk mengamati
lingkungan, jadi siswa
tidak merasa bosan jika
harus belajar didalam
kelas saja dan membaca
buku saja.
Sumber belajarnya juga
dari internet dan dari
lingkungan sendiri.
4. Apa saja metode
pembelajaran lingkungan
yang digunakan ?
8. Wiwi Gustiwi, S.Pd
9. Siti Nurazizah, S.Pd
10. H. Mawardi, S.Pd
11. Rosana, S, Pd
12. Dyah Pratiwi E, S.Pd
13. Sumarmo, M.Pd
14. Hj. Sri Harini, S.Pd
Metode nya tidak hanya
dimasukkan ke dalam
pelajaran
tapi
juga
diimplementasikan
ke
dalam kehidupan seharihari.
Untuk PLH itu lebiih
cnederung untuk aplikasi
di lapangan. Misalkan
cara sekarang mengenai
sampah, cara pengelolaan
118
sampah kemudian cara
penyimpanan sampah atau
kemudian
menganalisa
tentang berapa sampah
disini setiap hari yang
anorganik.
Terutama
disini kebanyakan yang
anorganik. Jadi lebih
cenderung kalau PLH itu
observasi
jadi
lebih
aplikasinya. Akalu di
kelas oaling tergantung
materinya.
Tapi
kebanayakan
pada
aplikasinya.
Untuk pelajaran lainnya
hanya mengkaitkan materi
dengan kegiatan
pelestarian
lingkungan
saja.
5.
Bagaimana
pemanfaatan
sumber
belajar yang tersedia di
sekolah ?
8. Wiwi Gustiwi, S.Pd
9. Siti Nurazizah, S.Pd
10. H. Mawardi, S.Pd
11. Rosana, S, Pd
12. Dyah Pratiwi E, S.Pd
13. Sumarmo, M.Pd
14. Hj. Sri Harini, S.Pd
6.
Kesulitan-kesulitan
apa saja yang dirasakan
ketika
menggunakan
sumber
belajar
berwawasan lingkungan
8. Wiwi Gustiwi, S.Pd
9. Siti Nurazizah, S.Pd
10. H. Mawardi, S.Pd
11. Rosana, S, Pd
12. Dyah Pratiwi E, S.Pd
Pemanfaatan yang kita
lakukan secara berkala,
misalnya saja seperti
perpustakaan,
laboratorium, dll kita
bersihkan satu bulan
sekali. Tetapi seperti
lapangan,
laboratorium
alam
itu
kita
membersihkannya terbagi
dua yang pertama oleh
petugas kebersihan yang
kedua oleh para siswa
yang memang sudah
ditugaskan menjaga dan
merawat tanaman yang
dijadikan bahan praktik
mereka ketika pelajaran
PLH.
Kesulitan diantaranya:
1. Banyak siswa yang
kurang berperan secara
aktif
ketika
praktek
langsung di lapangan.
119
?
13. Sumarmo, M.Pd
14. Hj. Sri Harini, S.Pd
2. Siswa banyak yang
merasa jijik atau kotor
jika harus memegang
misalnya tanah, pasir, dll.
3. Kebanyakan siswa
ketika praktrk langsung di
lapangan
berisik,
bercanda dan keadaannya
kurang kondusif.
120
Wawancara Peserta Didik
Pertanyaan
Narasumber
1.
Apakah
kamu
mengetahui bahwa SMP
Negeri
2
Depok
menyelenggarakan
Program Adiwiyata?
Intisari Jawaban
11. Muhamad Raihan
12. Hisyam Abdullah
13. Alhanafiah
14. Gilang Ramadan
15. Arif Kurniawan
16. Siska Handayani
17. Nurul Amalia
18. Syifa Fauziah
19. Sinta Dewinta
20. Prisilia
11. Muhamad Raihan
2. Bagaimana bentuk 12. Hisyam Abdullah
sosialisasi
Program 13. Alhanafiah
Adiwiyata di sekolah?
14. Gilang Ramadan
15. Arif Kurniawan
16. Siska Handayani
17. Nurul Amalia
18. Syifa Fauziah
19. Sinta Dewinta
20. Prisilia
Iyaa, tahu.
11. Muhamad Raihan
3.
Apakah
kamu 12. Hisyam Abdullah
mengetahui
peraturan 13. Alhanafiah
sekolah
yang 14. Gilang Ramadan
berhubungan
dengan 15. Arif Kurniawan
Adiwiyata?
16. Siska Handayani
17. Nurul Amalia
18. Syifa Fauziah
19. Sinta Dewinta
20. Prisilia
Peraturan yang tetang
lingkungan yag pertama
msalah sampah. Disini
ada 2 tempat sampah.
Yang pertama sampah
oranik dan anorganik.
Sampah organik bisa
dijakdikan
kompos,
sedangkan
yang
anorganik
bisa
dimanfaatkan
untuk
yang lannya.
Kemudian masuk WC
harus
melepaskan
sepatu, sela
Hukuman
yang
diberikan sekolah jika
melanggar
peraturan
sekolah yang berkaitan
4. Apa hukuman yang 11. Muhamad Raihan
diberikan jika melanggar 12. Hisyam Abdullah
peraturan tersebut?
13. Alhanafiah
14. Gilang Ramadan
Sosialisasi
Adiwiyata
pada saat masa orientasi
peserta didik (MOPD)
waktu
kelas
7.
Diberitahukan
oleh
pihak
sekolah,
dan
dijelaskan seperti apa
sekolah
Adiwiyata,
bagaimana cara menjaga
lingkungan hidup.
121
15. Arif Kurniawan
16. Siska Handayani
17. Nurul Amalia
18. Syifa Fauziah
19. Sinta Dewinta
20. Prisilia
5. Bagaimana bentuk
dukungan sekolah dalam
menyukseskan program
Adiwiyata?
6. Apa saja kegiatan
sehari-hari yang kamu
lakukan
di
sekolah
berkaitan
dengan
program Adiwiyata?
7. Apa saja jenis
kegiatan yang dilakukan
untuk memperingati hari
bertemakan lingkungan?
11. Muhamad Raihan
12. Hisyam Abdullah
13. Alhanafiah
14. Gilang Ramadan
15. Arif Kurniawan
16. Siska Handayani
17. Nurul Amalia
18. Syifa Fauziah
19. Sinta Dewinta
20. Prisilia
11. Muhamad Raihan
12. Hisyam Abdullah
13. Alhanafiah
14. Gilang Ramadan
15. Arif Kurniawan
16. Siska Handayani
17. Nurul Amalia
18. Syifa Fauziah
19. Sinta Dewinta
20. Prisilia
dnegan
program
Adiwiyata
seperti
mendapat
pont
pelanggaran,
kena
denda,
menyapu
halaman
sekolah,
membersihkan WC.
Bisanya kakak kelas
sering razia-razia, tidak
boleh membawa gelang,
tidak boleh membawa
handphone. Guru-guru
juga
sering
mengingatkan
kelas
supaya
selalu
tetap
bersih karena setiap hari
juga
ada
yang
mengontrol.
Setiap
pagi
membersihkan
kelas
masing-masing seperti
menyapu dan mengepel,
lalu setiap Jum‟at ada
kegiatan tambahan yaitu
Jum‟at bersih (jumsih).
Setiap kelas memiliki
tanaman kelas masingmasing
jadi
setiap
Jum‟at
kita
membersihkan tanaman
kelas masing-amsing.
11. Muhamad Raihan
12. Hisyam Abdullah
13. Alhanafiah
14. Gilang Ramadan
15. Arif Kurniawan
16. Siska Handayani
17. Nurul Amalia
18. Syifa Fauziah
19. Sinta Dewinta
20. Prisilia
Setiap memperingati hari
bertemakan lingkungan
sekolah
selalu
mengadakan
lombalomba, seperti pada
tanggal 5 Juni yang
diperingati
hari
lingkungan hdup kita
mengadakan lomba baca
pusi, lomba poster yang
bertemakan lingkungan.
8. Apa manfaat yang 11. Muhamad Raihan
Kita bisa lebih menjaga
122
kamu
peroleh
dari 12. Hisyam Abdullah
program Adiwiyata?
13. Alhanafiah
14. Gilang Ramadan
15. Arif Kurniawan
16. Siska Handayani
17. Nurul Amalia
18. Syifa Fauziah
19. Sinta Dewinta
20. Prisilia
kebersihan
dan
mencintai lingkungan.
kita paham bagaimana
cara mengolah sampah
agar menjadi kompos,
mendaur ulang barang
yang tidak terpai lagi
menjadi barang yang
siap pakai kembali.
Kegiatan kebersihan ini
terbawa sapai kerumah,
jadi kita terbiasa hidup
sehat dan bersih.
9. Apa saja kesulitan
yang kamu hadapi dalam
melaksanakan kegiatan
program Adiwiyata?
11. Muhamad Raihan
12. Hisyam Abdullah
13. Alhanafiah
14. Gilang Ramadan
15. Arif Kurniawan
16. Siska Handayani
17. Nurul Amalia
18. Syifa Fauziah
19. Sinta Dewinta
20. Prisilia
Kesulitannya selama ini
tidak ada, soalnya kita
merasa nyaman dengan
keadaan sekolah seperti
ini yang bersih, banyak
pohon, asri. Mungkin
awal-awalnya
merasa
sulit untuk dikerjakan,
tapi seiring berjalannya
waktu
kita
sudah
terbiasa dengan kegiatan
dari program Adiwiyata.
10. Apa saja sumber
belajar
yang
guru
gunakan
pada
saat
belajar?
11. Muhamad Raihan
12. Hisyam Abdullah
13. Alhanafiah
14. Gilang Ramadan
15. Arif Kurniawan
16. Siska Handayani
17. Nurul Amalia
18. Syifa Fauziah
19. Sinta Dewinta
20. Prisilia
Pada
umumnya
kebayakan guru disini
menggunakan
sumber
belajar
yang
sudah
tersedia
seperti
perpustakaan,
laboratorium, dll.
11. Metode apa yang 11. Muhamad Raihan
guru gunakan pada saat 12. Hisyam Abdullah
belajar?
13. Alhanafiah
14. Gilang Ramadan
15. Arif Kurniawan
16. Siska Handayani
17. Nurul Amalia
Kebanyakan
guru
menggunakan
metode
diskusi, kelompok dan
observasi langsung ke
lapangan.
Seperti
kebanyakan
pelajaran
yang
menggunakan
123
18. Syifa Fauziah
19. Sinta Dewinta
20. Prisilia
metode observasi adalah
pelajaran yang memang
berkaitan
langsung
dengan
lingkungan
seperti IPA dan PLH.
12. Apakah guru sering
mengajak siswa untuk
praktik langsung ke
lapangan jika materi
yang diajarkan berkaitan
dengan lingkungan?
11. Muhamad Raihan
12. Hisyam Abdullah
13. Alhanafiah
14. Gilang Ramadan
15. Arif Kurniawan
16. Siska Handayani
17. Nurul Amalia
18. Syifa Fauziah
19. Sinta Dewinta
20. Prisilia
Kadang-kadang
guru
praktek langsung ke
lapangan
misalnya
waktu itu kita disuruh
membawa pohon muda
untuk ditanam di halam
sekolah karena materi
kita bertemakan global
warming
jadi
kita
disuruh Bu Azizah untuk
menaanam pohon muda
di
sekolah
untuk
mengurangi pemanasan
global.
13.
Apakah
guru
menggunakan
sumber
atau media belajar yang
bervariasi
setiap
mengajar?
11. Muhamad Raihan
12. Hisyam Abdullah
13. Alhanafiah
14. Gilang Ramadan
15. Arif Kurniawan
16. Siska Handayani
17. Nurul Amalia
18. Syifa Fauziah
19. Sinta Dewinta
20. Prisilia
Jarang-jarang
guru
menggunakan
sumber
belajar yang bervariasi,
kebanyakan guru hanya
menggunakan
sumber
belajar seperti buku,
guru IPA menggunakan
laboratorium, sedangkan
kebanyakan guru hanya
mengguanakan
buku
cetak
dan
kadangkadang
menggunakan
laptop untuk menonton
film sesuai materi yang
diajarkan.
14. Apa perbedaan yang
kamu rasakan saat guru
menggunakan
sumber
atau media belajar yang
bervariasi?
11. Muhamad Raihan
12. Hisyam Abdullah
13. Alhanafiah
14. Gilang Ramadan
15. Arif Kurniawan
16. Siska Handayani
17. Nurul Amalia
18. Syifa Fauziah
19. Sinta Dewinta
Lebih naymbung dan
lebih cepat menyerap
langsung, karena sumber
belajar
yang
guru
gunakan bervariasi dan
tidak monoton tidak ituitu saja. Misalnya seperti
pelajaran IPS dengan
materi interaksi manusia
124
15. Kegiatan pelestarian
lingkungan hidup apa
saja yang kamu kerjakan
di sekolah ?
20. Prisilia
dengan lingungan kalau
hanya belajar di kelas
dengan
buku
dan
penjelasan dari guru kita
tidak
paham,
tanpa
praktek langsung ke
lapangan dengan contoh
yang realnya.
11. Muhamad Raihan
12. Hisyam Abdullah
13. Alhanafiah
14. Gilang Ramadan
15. Arif Kurniawan
16. Siska Handayani
17. Nurul Amalia
18. Syifa Fauziah
19. Sinta Dewinta
20. Prisilia
Yang
pertama
kita
menanam tanaman muda
di halaman yang sudah
disediakan oleh sekolah
sebagai praktik langsung
pelajaran PLH.
Yang kedua kita selalu
mengerjakan
Jum‟at
bersih (Jumsih) setiap
hari Jum‟at.
Yang
ketiga
kita
membuat kompos dari
sampah-sampah organik
yang sudah dipisahkan
sebelumnya.
Yang
keempat
kita
selalu
membersihkan
dan menjaga kelas setiap
hari dengan menyapu
dan mengepel.
Yang
kelima
kita
mendaur ulang sampah
anorganik
seperti
bungkus bekas kopi,
bekas deterjen baju,
menjadi tas yang siap
pakai.
125
Wawancara Petugas Kebersihan
Pertanyaan
Responden
Intisari Jawaban
1. Apakah bapak tahu Bapak Nanan
bahwa sekolah SMP Bapak Enjang
Negeri
2
Depok
melaksanakan program
Adiwiyata?
Iyaa tahu.
2. Sejak kapan sekolah
ini
melaksanakan
program Adiwiyata?
3. Apa saja tugsa bapak
yang berkaitan dengan
program Adiwiyata
Bapak Nanan
Bapak Enjang
Sejak tahun 2012
Bapak Nanan
Bapak Enjang
Saya
bertugas
membersihkan
WC,
memotong tanaman yang
sudah
besar-besar,
mengecek semua kedaan
sekolah.
4. Bagaimana perasaan Bapak Nanan
bapak
mengenai Bapak Enjang
pelaksanaan
program
Adiwiyata?
Sangat
senang
dan
sangat setuju, karena
sekolah jadi bersih.
Anak-anak jadi betah
lama-lama di sekolah.
Banyak tanaman yang
diurus
sehingga
membuat
sekolah
semakin asri dan sejuk.
5. Apa kesulitan yang Bapak Nanan
bapak hadapi dalam Bapak Enjang
menjalankan
program
Adiwiyata?
Keslitannya
paling
masih banyaknya siswa
yag suka buang sampah
tidak pada tempatnya.
Sudah itu saja karena
hampir 90 % sudah
berjalan dengan baik dan
tepat.
126
Lampiran 7 Daftar Guru di SMP Negeri 2 Depok
No
Nama Guru
Guru Bidang Studi
1.
Sumarno, M.Pd
Bahasa Indonesia
2.
3.
Adrimawati, Sag
Anwar, S.Ag
Agama Islam
Agama Islam
4.
5.
Ahmad Fadilah, S.Ag
Agnes Fitria, S.PAK
Agama Islam
Agama Katolok
6.
7.
Endang K, S,PAK
Siti Wahyuni, S.Pd
Agama Katolik
Bhs. Indonesia
8.
9.
Siti Lestari, S.Pd
Ida Damingsih, S.Pd
Bhs. Indonesia
Bhs. Indonesia
10.
Cucu Latifah H. SPd
Bhs. Indonesia
11.
12.
Rumita Situdoan, S.Pd
Kartika, S.Pd
Bhs. Indonesia
Bhs. Indonesia
13.
14.
Hj. Sutarsih, S.Pd
Budiyanti, S.Pd
PPKn
PPKn
15.
16.
Saeful Uyun, S.Pd
Rismawati Munthie, S.Pd
PPKn
Bhs. Inggris
17.
18.
Siti Yulaikah, S.Pd
Irianeke, S.Pd
Bhs. Inggris
Bhs. Inggris
19.
20.
Dani Iskandar, S.Pd
Lukluk Mawaddah, S.Pd
Bhs. Inggris
Bhs. Inggris
21.
22.
Sinar Sukma, S.Pd
Hj. Dwi Murwati, S.Pd
Matematika
Matematika
23.
24.
Agun Gunawan, S.Pd
Wiwi Gustiwi, S.Pd
Matematika
Matematika
25.
26.
Sumartono, S.Pd
Dra. Januar
Matematika
IPA
27
H. Mawardi, S.Pd
IPA
28.
29.
Aris Yuliantini, S.Pd
Bambang Arief, S.Si
IPA
IPA
30.
31.
Siti Nurazizah, S.Pd
Manondang Santa S. S.Pd
IPA+PLH
IPA
32.
33.
Suparno, S.Pd
Dyah Pratiwi E. S.Pd
IPA+PLH
IPS
34.
35.
Hj. Sri Harini, S.Pd
Siti Ihsanah Yakub, S.Pd
IPS
IPS
127
36.
37.
Heni Nuryatun, S.Pd
Nursamsi
IPS
IPS
38.
39.
Rosana, S.Pd
Drs. Fx Agus Susetyo, MM
IPS
TIK
40.
41.
Yasan, S.Kom
Badrizal, S.Pd
Keterampilan/Prakarya
Keterampilan/Prakarya
42.
Sutarwo, MM
Keterampilan/Prakarya
43.
44.
Dwi Daryanti Budi W. S.Pd
Dra. Ina Roslina
Keterampilan/Prakarya
Penjasorkes
45.
M.Kusna Arief S.S.Pd
Penjasorkes
46.
Yayan Supriatna, S.Sn
SBK
47.
48.
Tianur Naipospos
Dien Afriza, S.Pd
SBK
SBK
49.
50.
Yeni Apriani Hamzah, Amd. Pd
Zainuddin, SS
B.Sunda
B. Sunda
51.
52.
Drs. Syahroni
Titin Supri Hatini, S.Pd
BP/BK
BP/BK
53.
Dewi Mustika, S.Pd
BP/BK
128
Lampiran 8 Keadaan Jumlah Siswa SMP Negeri 2 Depok
NO
7-A
7-B
7-C
7-D
7-E
7-F
7-G
7-H
7-I
JML
LAKI-LAKI
17
14
14
15
15
16
15
17
16
139
PEREMPUAN
17
20
22
19
19
18
20
19
18
172
JUMLAH
34
34
36
34
34
34
35
36
34
311
NO
8-A
8-B
8-C
8-D
8-E
8-F
8-G
8-H
8-I
8-J
8-K
JML
LAKI-LAKI
17
15
15
16
16
16
18
17
17
8
8
163
PEREMPUAN
22
24
24
23
23
23
21
22
21
3
12
228
JUMLAH
39
39
39
39
39
39
39
39
38
31
20
391
NO
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
9-A
9-B
9-C
9-D
9-E
9-F
9-G
9-H
9-I
JML
16
16
16
15
19
17
15
20
9
143
18
18
18
19
14
17
19
14
23
160
34
34
34
34
33
34
34
34
32
303
JUMLAH
TOTAL
445
560
1005
129
Lampiran 9 Keadaan Jumlah Rombongan Belajar SMP Negeri 2 Depok
No
Kelas
Jumlah Rombel
1.
VII
9 Rombel
2.
VII
11 Rombel
3.
IX
9 Rombel
Jumlah
29 Rombel
Download