Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Program Adiwiyata Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik (Studi Kasus SMP Negeri 2 Depok) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan IPS pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (S.Pd) DISUSUN OLEH: NURIN HANIFATI AMALIA 1111015000099 JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 ABSTRAK Nurin Hanifati Amalia. Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Program Adiwiyata Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik (Studi Kasus SMP Negeri 2 Depok) Penelitian ini adalah tentang kegiatan upaya pelestarian lingkungan hidup sebagai sumber belajar bagi peserta didik melalui program Adiwiyata. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan sumber belajar bagi peserta didik melalui program Adiwiyata. Pemanfaatan kegiatan dari program Adiwiyata sebagai sumber belajar dengan penggunaan lingkungan sekolah dalam pembelajaran dimaksudkan untuk menarik perhatian peserta didik dengan materi yang berhubungan dengan lingkungan. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Depok sebagai sampel wilayah atau tempat penelitian. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik “purposive sampling” yaitu orang yang paling banyak mengetahui tentang upaya pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata sebagai sumber belajar bagi peserta didik yang terdiri dari (1) Kepala sekolah/wakil Kepala Sekolah (2) Koordinator program Adiwiyata 1 orang (3) Guru 4 orang (4) Peserta didik 10 orang (5) Petugas kebersihan 2 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Adiwiyata yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 2 Depok memberikan dampak positif kepada siswa. Siswa menjadi lebih memperhatikan kebersihan dan lebih mencintai lingkungan. Kegiatan pelestarian lingkungan melalui program Adiwiyata dimanfaatakan oleh guru-guru di SMP Negeri 2 Depok sebagai sumber belajar yang bersifat berwawasan lingkungan dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai tempat praktikum alam. Kata Kunci: Pelestarian Lingkungan Hidup, Program Adiwiyata, Sumber Belajar. i ABSTRACT Nurin Hanifati Amalia. Department of Social Education and Teaching Faculty Tarbiyah. Environmental Conservation Efforts As a Learning Resource To Educate Through pesert Adiwiyata Program (SMP Case Study 2 Depok) His study is about the activities of environmental protection as a source of learning for students through the program Adiwiyata. The purpose of this study was to examine the use of learning resources for students through a program Adiwiyata. Utilization of program activities Adiwiyata as a source of learning with the use of the learning environment in the schools intended to attract students with materials related to the environment. This study uses descriptive qualitative research with case study method in SMP Negeri 2 Depok. Sampling was done by not random is by using purposive side. Data collection techniques used were structured interviews, participant observation, and documents. The results showed that Adiwiyata program implemented by Junior High School 2 Depok give a positive impact to the students. Students are becoming more and more loving attention to the cleanliness of the environment. Environmental conservation activities through the program Adiwiyata dimanfaatakan by teachers at SMPN 2 Depok as a learning resource that is environmentally sound by utilizing the school environment as a natural lab. Keywords: Environmental Conservation, Adiwiyata Program, Learning Resources. ii KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang Berjudul Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik Melalui Program Adiwiyata (Studi Kasus SMP Negeri 2 Depok). Shalawat serta salam senantiasa terucap kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, Keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga sepanjang masa. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (SI) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Skripsi ini. Namun berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak maka penulisan Skripsi ini dapat selesai dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengizinkan serta memberi restu kepada penulis, guna menyusun Skripsi ini sebagai syarat untuk meperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Iwan Purwanto M.Pd Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial . iii 3. Bapak Syaripulloh, M.Si Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. 4. Ibu Anissa Windarti, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik. 5. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si dan Ibu Tri Harjawati, M.Si Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dengan sabar, tulus ikhlas dan mengarahkan hingga menyelesaikan Skripsi ini. 6. Bapak Sumarno, M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Depok beserta Dewan Guru dan Staf. 7. Ibu Wiwi Gustiwi, S.Pd Selaku Koordinator Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok. 8. Para siswa dan siswi SMP Negeri 2 Depok, khususnya kelas VII sudah membantu dalam penelitian skrispi ini. 9. Kedua orang tua penulis yang saya sayangi Bapak Towahid dan Ibu Julaeha serta adik-adikku sayang Nurin Hanifati Amalina dan Hanif Lutfiari Prasetyo. 10. Teman-teman Prodi Pendidikan IPS angkatan 2011 yang sudah menjadi teman baik susah maupun bahagia juga telah menjadi semangat dan inspirasi penulis. 11. Sahabat-sahabat ku RK yaitu Dewi, Dian, Nurhayani, Asti, Naya, Vina, Febri, Zizah, Alfi, Ria, Gaun, Nia sukses dan semangat selalu untuk kita yaa. Aamiin. Makasih selama ini sudah menjadi sahabat yang baik. 12. Temanku Nurul Hidayanti terimakasih untuk masukan dan semangatnya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Siti Nurhayati Amalia Hamka yang sudah menemani hari-hari penulis ketika sedang pusing dan mumetnya dalam menyusun skripsi ini. 14. Sahabat-sahabat Lilitan Tria Nurfitria, Siti Nurjannah, Astrid Septianingtyas yang selalu menghibur penulis ketika sedang galau dalam menyusun skrispi ini. iv Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Jakarta, 10 September 2015 Penulis Nurin Hanifati Amalia v DAFTAR ISI ABTRAK ............................................................................................................ i ABTRACK ........................................................................................................ ii KATA PENGANTAR .....................................................................................iii DAFTAR ISI .................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .........................................................................................viii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 10 C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 11 D. Rumusan Masalah ........................................................................... 11 E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 11 F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 11 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori .............................................................................. 13 1. Ekologi Sebagai Basis Ilmu Lingkungan .................................. 13 2. Pelestarian Lingkungan Hidup .................................................. 20 vi 3. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup di Sekolah ..................... 21 4. Program Adiwiyata .................................................................. 28 5. Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok ............................ 31 6. Sumber Belajar .......................................................................... 34 7. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik ............................................................................ 37 B. Hasil Penelitian Relevan ............................................................... 39 C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 43 B. Metode Penelitian ....................................................................... 44 C. Populasi dan Sampling ................................................................ 44 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 45 E. Instrumen Penelitian ................................................................... 47 F. Analisis Data ............................................................................... 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ............................................................................... 56 B. Deskripsi Hasil dan Pembahasan Penelitian ................................. 61 C. Pembahasan Penelitian .................................................................. 81 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 91 B. Saran .............................................................................................. 92 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 93 vii LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 96 DAFTAR TABEL TABEL HALAMAN Tabel 3.1 Perencanaan Waktu Penelitian ...................................... 43 Tabel 3.2 Observasi Kebersihan Lingkungan Sekolah .................... 49 Tabel 3.3 Observasi Tempat Ibadah ............................................... 50 Tabel 3.4 Observasi Perawatan Tumbuhan ..................................... 50 Tabel 3.5 Observasi Kegiatan Mendaur Ulang .............................. 51 Tabel 3.6 Observasi Pengelolaan Sampah dan Pengolahannya ........ 51 Tabel 3.7 Observasi Mengurangi Pemanasan Global ..................... 52 Tabel 3.8 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...................................... 53 Tabel 4.10 Wawancara Guru 1.................................................................... 67 Tabel 4.11 Wawancara Guru 2 .................................................................... 71 Tabel 4.12 Wawancara Peserta Didik ....................................................... 75 Tabel 4.13 Wawancara Petugas Kebersihan ............................................. 80 viii DAFTAR GAMBAR GAMBAR HALAMAN Gambar 4.1 ................................................................................................. 84 Gambar 4. 2 ................................................................................................. 85 Gambar 4.3 .................................................................................................. 87 Gambar 4.4 .................................................................................................. 87 ix DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata Lampiran 2 Bagan Kerangka berpikir Lampiran 3 Perencanaan Waktu Penelitian Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Lampiran 5 Lembar Observasi Penelitian Lampiran 6 Hasil Wawancara Lampiran 7 Daftar Guru Yang Mengampu di SMP Negeri 2 Depok Lampiran 8 Keadaan Seluruh Guru Dan Pegawai SMP Negeri Depok Tahun 2015 Lampiran 9 Keadaan Jumlah Siswa SMP Negeri 2 Depok Lampiran 10 Keadaan Jumlah Rombongan Belajar SMP Negeri 2 Depok Lampiran 11 Keadaan Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Depok Lampiran 12 Keadaan Struktur Tata Usaha dan Staff SMP Negeri 2 Depok Lampiran 13 Keadaan Sarana dan Prasarana Lampiran 14 Kumpulan Dokumentasi Lampiran 15 Lembar Uji Referensi Lampiran 16 Surat Pengesahan Referensi Lampiran 17 Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 18 Surat Pengesahan Pembimbing Skripsi Lampiran 19 Surat Permohonan Izin Observasi x Lampiran 20 Lembar Pernyataan Lampiran 21 Surat Keterangan Dari Sekolah Lampiran 22 Biodata Penulis xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan nomor urut keempat dalam besarnya jumlah penduduk setelah China, India, dan Amerika Serikat. Menurut data statistik dari BPS bahwa angka rata-rata peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah 32 juta jiwa atau 1,21% pertahunnya. Maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa jumlah penduduk indonesia pertahunnya meningkat 2,6 juta penduduk. Dan kita dapt mengetahui bahwa Jumlah Penduduk Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 248 juta jiwa. Dan jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 mencapai 250,6 juta jiwa.1 Gambar Diagram Jumlah Penduduk Indonesia 1 http://www.bps.go.id/ diakses pada tanggal 12 Mei pukul 15.15 1 2 Peningkatan penduduk yang sangat tinggi di Indonesia akan berdampak luas, termasuk juga dampak bagi ekologi atau lingkungan hidup. Hal itu dapat mengganggu keseimbangan, bahkan merusak ekosistem yang ada. Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, membuat tekanan terhadap lingkungan hidup menjadi sangat besar. Paling tidak, 40 juta penduduk hidupnya tergantung pada keanekaragaman hayati di pantai dan perairan. Selain masalah peningkatan penduduk, semakin banyaknya terjadi urbanisasi karena orang-orang desa yang dulunya kecukupan pangan namun tidak menikmati pembangunan mulai berbondong-bondong pindah ke kota. Semakin banyaknya orang-orang desa yang mencari pekerjaan di wilayah Jabodetabek membuat wilayah Jabodetabek mengalami peningkatan jumlah penduduk yang tinggi. Ujung dari semua peningkatan penduduk itu adalah kerusakan lingkungan hidup dengan segala dampak, seperti ikut menurunnya kualitas pemukiman dan lahan yang ditelantarkan, serta hilangnya fungsi ruang terbuka dan juga pembangunan yang semakin banyak dilakukan di kotakota besar. Usaha melestarikan lingkungan hidup dari pengaruh dampak pembangunan adalah salah satu usaha yang perlu dijalankan. Pengelolaan lingkungan yang baik dapat mencegah kerusakan lingkungan akibat suatu proyek pembangunan. Pembangunan merupakan kegiatan yang tidak dapat dihentikan karena pembangunan penduduk. terkait Namun dengan demikian, upaya karena meningkatkan kesejahteraan pembangunan umumnya memanfaatkan sumber daya alam sementara sumberdaya alam memiliki keterbatasan maka perlu kebijakan suatu pembangunan yang berwawasan lingkungan. Kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang tidak merusak lingkungan hidup. Pembangunan berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya ke dalam proses 3 pembangunan untuk menjamin kesejahteraan dan mutu hidup dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Pada hakikatnya, dalam pembangunan berwawasan lingkungan hidup, setiap anggota masyarakat memiliki kewajiban untuk memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.2 Dengan semakin banyaknya pembanguan di kota-kota besar maka akan semakin berkurang pula lahan di Indonesia yang tersisa. Misalnya saja sudah banyaknya dibangun gedung-gedung yang tinggi di perkotaan. Pengaruh pembangunan kota kepada lingkungan adalah lebih besar daripada pengaruh pembangunan desa. Pengaruhnya adalah karena pembangunan kota mengubah keadaan fisik lingkungan alam menjadi lingkungan buatan manusia. Dalam kota, keadaan lingkungan alam sulit dipertahankan kelestarian dalam wujud aslinya, sehingga lahirlah lingkungan buatan manusia. 3 Dengan memperhatikan ruang lingkup suatu kota dan fungsinya dalam pembangunan wilayah, maka lingkungan alam diubah menjadi lingkungan buatan manusia. Perubahan ini terpaksa dilakukan untuk menampung jumlah penduduk per kilometer persegi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan keadaan di desa. Manusia sebagai mahuk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Adanya interaksi antara manusia dan lingkungannya, mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan ekologi seperti kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, dan sebagainya. Keadaan ini semakin diperbesar dengan adanya penggalian dan pemanfaatan sumber-sumber alam untuk menunjang kehidupan manusia akibat pertumbuhan penduduk yang cepat. 2 Samsul Bahcri, T.Bachtiar, Ahmad Yani,, Geografi Untuk Kehidupan Seri NegaraNegara dam Budayanya, (Jakarta: Unggul Permana Selaras, 2008),h. 63. 3 Emil Salim, Pembangunan Berwawasan Lingkungan, (Jakarta: PT.Pustaka LP3ES, 1993), h. 199. 4 Dari semua mahluk hidup, manusialah yang paling mampu beradaptasi dengan lingkungannya, baik itu lingkungan fisik maupun biotik. Manusia, hewan, tumbuhan-tumbuhan sebagai penghuni bumi ini selalu mengusahakan adanya keseimbangan ekologi untuk kelestarian masing-masing. Semakin manusia terancam oleh merosotnya kualitas lingkungan (misal oleh adanya eksploitasi penduduk dan eksploitasi teknologi) semakin giat ia berusaha untuk memulihkan keseimbangan lingkungan. Untuk melestarikan lingkungan hidup maka harus ada pengelolaan lingkungan hidup supaya lingkungan hidup tetap terawat. Pengelolaan lingkungan hidup dalam UUD No 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 ayat 2 pengelolaah lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan lingkungan hidup.4 Permasalahan lingkungan hidup saat ini bukan menjadi tanggung jawab pemerintah saja, akan tetapi segenap elemen masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab yang sama. Satu diantara elemen masyarakat yang berperan penting dalam hal ini adalah lembaga pendidikan. Untuk pelestarian lingkungan manusia mulai menyadari perlunya penghijauan tanah-tanah gundul, perbaikan lingkungan hidup, kebersihan lingkungan hidup terutama di lingkungan tempat kita belajar yaitu sekolah. Lingkungan sekolah merupakan wadah belajar dan pembentukan karakter dan perilaku anak untuk mengembangkan berbagai aspek menyangkut pengembangan sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Lingkungan sekolah yang ideal adalah sekolah yang mampu menciptakan suasana aman, nyaman, rapi, asri, dan kondusif yang dapat memperlancar proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. 4 Hidup UUD No 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan 5 Sekolah merupakan salah satu tempat bagi kita untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sehingga bisa bermanfaat bagi masa depan. Sebagai salah satu lembaga formal dalam bidang pendidikan, sekolah harus bisa menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi siswa untuk belajar. Lingkungan yang kondusif tentu akan menambah minat belajar siswa. Lingkungan merupakan sumber pelajaran yang sangat kaya sesuai dengan tuntutan kurikulum. Ada dua bentuk lingkungan belajar, yakni yang pertama lingkungan atau tempat yang sengaja didesain untuk proses belajar siswa seperti laboratorium, perpustakaan, ruang internet dan lain sebagainya. Kedua, lingkungan yang tidak didesain untuk proses pembelajaran akan tetapi keberadaanya dapat dimanfaatkan, misalnya halaman sekolah, taman sekolah, kantin, kamar mandi, dan lain sebagainya. Kedua bentuk lingkungan ini dapat dimanfaatkan oleh setiap guru karena memang selain memiliki informasi yang sangat kaya untuk mempelajari materi pelajaran, juga dapat secara langsung dijadikan tempat belajar setiap siswa.5 Karena sekolah merupakan tempat kita belajar dan bermain pada saat istirahat, oleh karena itu lingkungan sekolah harus selalu bersih dan rapi. Sekolah yang terlihat indah, rapih, bersih, sehat, aman dan nyaman ini tidak terlepas dari bagaimana sekolah tersebut bisa mengelola sekolah dengan baik dan ini juga bergantung dari kerja sama semua pihak yang ada di sekolah tersebut (guru, siswa, karyawan, orang tua). Jika kita berada di lingkungan sekolah yang bersih akan terasa nyaman bila berada di lingkungan sekolah dan semua itu bisa meningkatkan motivasi belajar siswa, guru juga dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik.6 5 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:Kencana, 2008 ),. h.147-148. 6 Diah Soeprobowati, Akhlak Siswa Terhadap Alam, (Semarang: Sindur Press, 2008),h. 56 6 Untuk menjaga agar kebersihan sekolah tetap terjaga dan sehat maka lingkungan yang ada di sekitar sekolah pun harus dapat dilestarikan salah satunya adalah lingkungan hidup yang ada di sekolah. Untuk melestarikan lingkungan hidup yang ada di sekolah maka hal yang perlu dilakukan adalah: misalnya membangun apotik hidup di sekolah, mengurangi atau menghemat penggunaan lampu, pendingin ruang kelas, konsumsi air dan energi lainnya, menyediakan tempat sampah sesuai jenisnya, menanam tanaman yang bermanfaat misalnya tanaman obat-obatan, memanfaatkan barang-barang yang masih bisa dipakai seperti membuat kerajinan tangan dari barang bekas misalnya membuat bunga dari plastik. Menjalankan pola lingkungan yang sehat dan bersih serta mengupayakan pelestarian lingkungan hidup di sekolah tidaklah mudah, pada kenyataannya di lapangan masih banyak warga sekolah yang tidak peduli terhadap lingkungan hidup di sekitar sekolah. Tidak jarang warga sekolah terutama siswa masih banyak yang melanggar peraturan tentang kebersihan lingkungan di sekolah dan tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup, misalnya saja sudah disediakan tempat sampah tetapi masih banyak siswa yang membuang sampah sembarangan Pada kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan hidup ini dapat mendorong terjadinya interaksi langsung antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan lingkungannya. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran yang dimaksud agar siswa dapat berpikir secara mandiri, kreatif, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Keberadaan sumber belajar harus membangkitkan motivasi belajar siswa. Sumber belajar terutama sumber belajar berwawasan lingkungan yang digunakan guru pada saat ini masih belum bervariasi dalam artian masih banyak guru yang menggunakan sumber belajar yang kurang 7 inovatif sehingga dapat membosankan kegiatan belajar mengajar, hal ini dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik. Hal ini didasarkan pada observasi awal didapatkan data bahwa dari 53 guru di sekolah SMP Negeri 2 Depok hanya 20 guru yang menggunakan sumber belajar bervariasi. 7 Kualitas pendidikan perlu ditingkatkan dalam membangun sumber daya manusia yang berkompenten. Peningkatan kualitas tersebut dapat diupayakan dengan cara pembelajaran yang melibatkan siswa untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam diri mereka masing-masing. Siswa berperan melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Peran guru sebagai fasilitator membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Oleh sebab itu guru harus dapat memanfaatkan sumber belajar yang bervariasi sesuai dengan materi pelajaran serta karakteristik siswa. Sardiman menyebutkan bahwa kelebihan dalam pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu: 1. Membuat siswa mendapatkan informasi berdasarkan pengalaman langsung, 2. Lebih komunikatif, 3. Membuat pelajaran lebih konkrit, 4. Membuat siswa mengenal dan mencintai lingkungan, 5. Penerapan ilmu menjadi lebih mudah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-harinya.8 Pendidikan di sekolah memiliki berbagai manfaat, salah satunya adalah mendukung kegiatan penyelamatan bumi dan pengelolaan 7 Informasi dari Ibu Wiwi Gustiwi, S.Pd Koordiantor Program Adiwiyata SMP Negeri 2 Depok. Penelitian bulan Mei 2015. 8 St Syamsudduha dan Muh.Rapi, “Penggunaan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi”, Lentera Pendidikan, Vol 15 No 1 Juni 2012 18-31. 8 lingkungan. Pengelolaan dan penyelamatan lingkungan tidak dapat dilakukan oleh satu orang atau intansi saja melainkan semua orang berperan dalam pelestarian lingkungan. Pemerintah Indonesia membuat suatu kebijakan yang diterapkan dalam dunia pendidikan yang tertera didalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup9. Di mana dalam Undang-Undang tersebut menjelaskan bahwa “setiap orang berhak dan berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup”. Dari pernyataan tersebut dalam hal ini adalah institusi pendidikan yaitu di sekolah dimaksudkan ikut serta dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan melalui pencanangan suatu program pelestarian yang diintegrasikan dalam kurikulum dan dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah yaitu Program Adiwiyata. Program Adiwiyata merupakan salah satu program Kementrian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian Lingkungan Hidup. Kegiatan dari pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata di sekolah yang banyak melibatkan siswa di lingkungan sekolah dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Guru dapat menjadikan kegiatan pelestarian lingkungan hidup yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar berawawasan lingkungan. menurut Henry Bastaman (Kementriab Negara Lingkungan Hidup, 2009) karena pada saat ini belum ada sekolah yang menjadikan kegiatan dari program Adiwiyata yang dilaksanakan oleh sekolah-sekolah hanya dijadikan sebagai suatu program yang tidak memiliki intensif materi dan hanya sebagai pemberian hadiah semata. Di kota Depok ada 8 sekolah yang masuk nominasi sekolah dengan lingkungan sehat. Ke delapan sekolah tersebut kini mengikuti penilaian 9 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 9 lingkungan hidup (Adiwiyata) ditingkat nasional (Badan Lingkungan Hidup Kota Depok).Salah satu sekolah masuk nominasi sekolah dengan lingkungan sehat adalah SMP Negeri 2 Depok. Latar belakang SMP Negeri 2 Depok mengikuti program Adiwiyata berawal dari ditunjuknya sekolah oleh Pemerintah Kota Depok. Penunjukkan tersebut bisa dilihat dari prestasi yang dicapai SMP Negeri 2 Depok, baik akademik maupun non-akademik. Prestasi yang diraih para siswa pun melanglang buana mulai dari kompetisi tingkat Kota, Provinsi, hingga Nasional. Ada beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan Program Adiwiyata untuk menjawab permasalahan yang terjadi di sekitar lingkungan sekolah yang pertama, dilakukan oleh Yanti Dwi Rahmah yang berjudul “Implementasi Program Sekolah Adiwiyata Studi Pada SD Manukan Kulon III 540 Kota Surabaya”.10 Yang kedua, oleh Tri Rismawati yang berjudul “Efektifitas Program Adiwiyata Sebagai Upaya Penanaman Rasa Cinta Lingkungan di SMP Negeri 3 Malang”. 11 Yang kedua, Khairi bintani yang berjudul “Peranan Warga Sekolah Dalam Menyukseskan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Sekolah Adiwiyata) di SMP Negeri 2 Ciamis”. Yang intinya adalah bahwa pelaksanaan sekolah berbudaya lingkungan melalui Program Adiwiyata telah berjalan dengan baik dan membawa dampak positif bagi peserta didik mengingat keberhasilan program Adiwiyata ini tidak terlepas dari peran dan dukungan seluruh warga sekolah ikut menyukseskan program Adiwiyata ini. Adapun program Adiwiyata mempunyai 4 standar agar pelaksanaan Adiwiyata berjalan dengan baik yaitu: (1) Kebijakan berwawasan lingkungan, (2) pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, 10 Yanti Dwi Rahmah, Implementasi Program Sekolah Adiwiyata Studi Pada SD Manukan Kulon III Kota Surabaya, Skripsi Pada Sarjana Universitas Brawijaya. 11 Tri Rismawati. Efektifitas Program Adiwiyata Sebagai Upaya Penanaman Rasa Cinta Lingkungan di SMP Negeri 2 Malang, Skripsi Pada Sarjana Universitas Negeri Malang. 10 (3) kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, (4) pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Program Adiwiyata Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik (Studi Kasus SMP Negeri 2 Depok). B. Identifikasi Masalah 1. Pemanfaatan sumber belajar yang belum bervariasi. 2. Kegiatan pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata sebagai sumber belajar bagi peserta didik yang belum diterapkan di sekolah-sekolah lain. C. Pembatasan Masalah Suatu penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman yang terlalu jauh haruslah ditentukan pembatasan masalah penelitian. Adapun pembatatasan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kegiatan pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata sebagai sumber belajar bagi peserta didik ? D. Rumusan Masalah Dari pembahasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah yang dibahas adalah bagaimana kegiatan upaya pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik ? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok. 2. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan pelestarian lingkungan hidup sebagai sumber belajar bagi peserta didik. 11 F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Menambah ilmu pengetahuan dalam upaya melestarikan Lingkungan Hidup di Sekolah melalui Program Adiwiyata. 2. Manfaat Praktis a. Bagi SMP Negeri 2 Depok, sebagai informasi baru dan pedoman dalam kegiatan belajar mengajar agar proses belajar sesuai dengan yang diharapkan. b. Bagi pendidik, hasil penelitian ini diharapakan dapat memeberikan informasi dan masukan kepada guru bahwa cara melestarikan lingkungan hidup itu bisa dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik, jadi siswa bisa diajak belajar di luar kelas supaya di dalam kelas tidak membosankan dan mendapat suasana baru. c. Bagi siswa, dengan cara melestarikan lingkungan hidup melalui Program Adiwiyata bisa dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik dalam meningkatkan kecintaan siswa terhadap lingkungan. d. Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, sebagai tambahan keilmuan bagi lembaga pendidikan khususnya bagi UIN Syarif Hidayatullah. 12 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Ekologi Sebagai Basis Ilmu Lingkungan Ilmu lingkungan (environmental science) adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup. Ilmu lingkungan relatif masih baru (tahun 1960-an) dan mulai pesat berkembang setelah Konferensi Lingkungan Hidup diselenggarakan di Stockholm, Swedia, pada tahun 1972. Lingkungan hidup didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memepengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesjahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dengan menermati definisi ini, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar unsur-unsur yang dipelajari dalam ekologi tercakup dalam komponen atau unsur lingkungan hidup. 12 Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama ekologi), yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah yang menyangkut hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dengan demikian, ilmu lingkungan merupakan penjabaran dari ekologi sehingga tidak dapat dipisahkan dengan ekologi. Dalam lingkungan yang lebih spesifik, ilmu lingkungan dapat dikatakan sebagai ilmu terapan dari ekologi. Artinya, ekologi yang merupakan ilmu murni (dasar), diterapkan pada berbagai masalah kehidupan yang pada umumnya disebabkan oleh aktivitas manusia. Dengan pemahaman ilmu lingkungan, yang ditunjang tumbuhnya etika, 12 Karden Eddy Sontang Manik, Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Jakarta:Djambatan, Cet Ketiga 2009),h. 15-17. 13 kearifan, dan kepedulian lingkungan bagi semua pihak, maka kualitas lingkungan hidup tidak makin rusak dan tercemar. Kuaitas lingkungan yang serasi dan seimbang akan dapat dicapai hanya dengan melalui pengeolaan lingkungan hidup yang baik dan benar.13 Ekologi adalah ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup (oikos=rumah tangga), maksudnya adalah ilmu tentang hubungan timbalbalik antara makhluk hidup dengan sesamanya dan dengan benda-benda mati di sekitarnya. Dalam pengertian makhluk hidup ini termasuk manusia sebagai salah satu jenis makhluk hidup. Ilmu lingkungan belum lama ini dikenal, dikembangkan dengan ekologi sebagai dasar. Kalau ekologi mempelajari susunan serta fungsi seluruh makhluk hidup dan komponen kehidupan lainnya, maka ilmu lingkungan mempelajarai tempat dan peranan manusia diantara makhluk hidup dan komponen kehidupan lainnya. Jadi ilmu ligkungan dapat dikatakan sebagai ekologi terapan (applied ecology) yakni bagaimana menerapkan berbagai prinsip dan ketentuan ekologi itu dalam kehidupan manusia, atau ilmu yang mempelajari bagaimana manusia harus menempatkan dirinya dalam ekosisitem atau dalam lingkungan hidupnya. 14 a. Arti Lingkungan Hidup Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1997 lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi 13 lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, Ibid., h.17 Moh Soerjani, Rofiq Ahmad, Rozy Munir, Lingkungan Sumberdaya Alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan, (Jakarta: UI-Press, 1987),h. 2-3. 14 14 pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. 15 Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, da pengembangan lingkungan hidup. Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Daerah tempat sesuatu makhluk hidup berada. 2. keadaan atau kondisi yang melingkupi suatu makhluk hidup. 3. keseluruhan keadaan yang meliputi suatu makhluk hidup atau sekumpulan makhluk hidup, terutama berikut ini: a. Kombinasi dan berbagai kondisi fisik di luar makhluk hidup yang memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kemampuan makhluk hidup untuk bertahan hidup. b. Gabungan dari kondisi sosial dan budaya yang berpengaruh pada keadaan suatu individu makhluk hidup atau suatu perkumpulam komunitas makhluk hidup. Istilah „lingkungan‟ dan „lingkungan hidup‟ atau „lingkungan hidup manusia‟ seringkali digunakan silih berganti dalam pengertian yang sama. Apabila lingkungan hidup itu dikaitkan dengan hukum atau aturan pengelolaannya, batasan wilayah pengelolaan dalam lingkungan tersebut harus jelas. Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan 15 Bunga Rampai, Perundangan Lingkungan Hidup, (Tangerang: Pustaka Widyatamm, Cet Kedua 2006), h. 3. 15 hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berepengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.16 Manusia berinterakasi dengan lingkungan hidupnya. Ia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Ia membentuk dan terbentuk oleh lingkungan hidupnya. Manusia hidup dari unsur-unsur lingkungan hidupnya: udara untuk pernafasan, air untuk minum, keperluan rumah tangga dan kebutuhan lain, tumbuhan dan hewan untuk makanan, tenaga dan kesenangan, serta lahan untuk tempat tinggal dan produksi pertanian. Manusia tanpa lingkungan hidupnya adalah suatu abstraksi belaka. 17 b. Unsur-Unsur Lingkungan Hidup 1. Unsur hayati (Biotik) Unsur hayati (biotik) adalah unsur lingkungan hhidup yang terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika berada di kebun sekolah maka lingkungan hayatinya didominasi tumbuhan. Tetapi, jika di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia. 2. Unsur Sosial Budaya Unsur sosial budaya adalah lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia, yaitu sistem, nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. 3. Unsur Fisik (Abiotik) Unsur fisik (Abiotik) merupakan unsur lingkungan hidup yang terdiri atas benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. 18 16 Adrian R. Nugraha, Menyelamatkan Lingkungan Hidup Dengan Pengelolaan Sampah, (Bekasi, 2009), h. 4. 17 Otto Soemarwoto, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta: Djambatan, 1991), h. 52. 18 Ibid., h. 5. 16 Lingkungan hidup bagi bangsa Indonesia tidak lain merupakan Wawasan Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera dengan iklim tropis dan cuca serta musim yang memberikan kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa Indonesia menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala aspeknya. Lingkungan hidup jika tidak dijaga akan rusak. Misalnya sering membuang sampah sembarangan lambat laun menyebabkan banjir. Salah lain lingkungan hidup di Indonesia saat ini diantaranya penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan; polusi air dari limbah industri dan pertambangan, polusi udara di daerah perkotaan, asap dan kabut dari kebakaran hutan, pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan. c. Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berwawasan Lingkungan Pembangunan merupakan kegiatan yang tidak dapat dihentikan karena pembangunan penduduk. terkait Namun dengan demikian, upaya karena meningkatkan kesejahteraan pembangunan umumnya memanfaatkan sumberdaya alam sementara sumberdaya alam memiliki keterbatasan maka perlu kebijakan suatu pembangunan yang berwawasan lingkungan. Kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang tidak merusak lingkungan hidup. Pembangunan berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kesejahteraan dan mutu hidup dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Pada hakikatnya, dalam pembangunan berwawasan lingkungan hidup, setiap anggota masyarakat memiliki kewajiban untuk memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. 17 1. Arti Penting Lingkungan Bagi Kehidupan Kualitas lingkungan atau mutu lingkungan merupakan kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan dan makhluk hidup lainnya sehingga dapat memungkinkan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk hidup sehat, damai dan sejahtera. Kualitas lingkungan bersifat holistik, yaitu memandang keseluruhan komponen dalam lingkungan hidup sebagai suatu satu kesatuan. Kualitas lingkungan hidup dapat dibedakan berdasarkan biofisik, sosial-ekonomi, dan budaya. Kualitas lingkungan biofisik adalah lingkungan simbiosis antara lingkungan abiotik dan biotik. Kualitas lingkungan sosial-ekonomi yaitu terdiri atas manusia baik secara individu maupun kelompok yang berada di luar diri kita. Standar kualitas lingkungan sosial-ekonomi yang baik jika kehidupan manusia secara ekonomi sejahtera, tidak kekurangan sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kebutuhan lainnya. Kualitas lingkungan budaya adalah segala kondisi baik yang berupa materi (benda) maupun non-materi yang dihasilkan oleh manusia melalui aktivitas, kreativitas dan diciptakan yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia. 19 2. Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup diantaranya adalah sebagai berikut:20 19 Samsul Bahcri, T. Bachtiar, Ahmad Yani, Geografi Untuk Kehidupan Seri NegaraNegara dam Budayanya, (Jakarta: Unggul Permana Selaras, 2008), h. 56. 20 Ibid., h. 57. 18 1. Rusaknya hutan, salah satunya adalah akibat dari penebangan kayu liar atau pembakaran hutan untuk pembukaan lahan hutan tanaman industri dan perkebunan yang tidak terkendali. 2. Pencemaran lingkungan hidup, yaitu masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun samapai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak bisa berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. 3. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan Pemanfaatan atau eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan secara berlebihan atau kurang bijaksana akan menimbulkan berbagai masalah lingkungan hidup. Seharusnya pemanfaatan sumber daya alam dilakukan dengan memperhatikan dan menerapkan asas-asas pelestarian lingkungan hidup. d. Kelembagaan dan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Lingkungan Hidup di Indonesia Untuk mencegah dan menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup, pemerintah tidak hanya memasukkan aspek lingkungan hidup dalam GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara), tetapi juga membentuk institusi atau lembaga yang membidangi lingkungan hidup.21 Respons pemerintah dapat dilihat dari: 1. Sejak tahun 1973, aspek lingkungan hidup masuk dalam GBHN. 2. Pada tahun 1978, dibentuk Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (PPLH). 3. Pada tahun 1982, Menteri Negara PPLH diubah menjadi Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH). 4. Pada tahun 1993, Menteri Negara KLH diubah menjadi Menteri Negara Lingkungan Hidup (LH). 21 Karden, op. cit., h. 21. 19 5. Di setiap Provinsi masalah Lingkungan Hidup dikoordinasikan oleh Biro Bina Lingkungan Hidup (BLH). Sejak tahun 1998 biro BLH diganti menjadi Bapedalda (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah). 6. Pada tahun 1990, dibentuk Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Pusat, yang bertugas mengkoordinasikan pencegahan dan penanggulangan kerusakan dan pencemaran lingkungan secara Nasional. 2. Pelestarian Lingkungan Hidup Setiap kegiatan atau proyek pembanguan memerlukan lokasi dan lokasi ini dapat merupakan ekosistem atau bagian suatu ekosistem. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan akan mengakibatkan dampak atau gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem itu (lingkungan). Artinya, dampak proyek pembangunan tidak mungkin ditiadakan atau dihilangkan secara total. Usaha melestarikan lingkungan dari pengaruh dampak pembangunan adalah salah satu usaha yang perlu dijalankan. Pengelolaan lingkungan yang baik dapat mencegah kerusakan lingkungan akibat suatu proyek pembangunan.22 Upaya yang dapat dilakukan adalah memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif sehingga kerusakan dan pencemaran yang timbul dapat ditoleransi oleh lingkungan. Untuk mewujudkannya adalah dengan pengelolaan lingkungan yang berasaskan pelestarian lingkungan. Untuk itu, diperlukan pemahaman tentang konsep ekosistem, asas ekologi atau lingkungan, dan pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Perlu diperhatikan bahwa pelestarian lingkungan hidup mengandung dua pengertian, yaitu: 22 171. Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, (Bandung: Alumni, 1994), h. 20 1) Yang dilestarikan adalah fungsi lingkungan hidup itu sendiri. Suatu lingkungan bisa saja berubah karena adanya pembangunan, tetapi fungsi lingkungan itu tetap dipertahankan. Misalnya, suatu areal yang ditumbuhi pohon-pohonan akan dibangun kawasan industri. Pohon boleh ditebang, tetapi dalam perencanaan harus disediakan areal terbuka dan lokasi untuk tanaman penhijauan. Dalam hal ini, fungsi pohonpohon yang ditebang menjelang pembangunan, digantu oleh areal terbuka dan pohon tanaman penghijauan setelah proyek berjalan. 2) Yang dilestarikan adalah lingkungan itu sendiri, ansich. Sebagai contoh adalah keberadaan Hutan Lindung, Taman Nasional, dan Cagar Alam, yang harus tetap dipertahankan (tidak boleh diganggu). Artinya, kegiatan pembangunan tidak boleh dilakukan di lingkungan itu karena fungsinya tidak mungkin dilestarikan dengan adanya kegiatan pembangunan. Kita telah mengetahui bahwa lingkungan hidup sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Bayangkan, apa yang terjadi jika lingkungan hidup di sekitar kita rusak. Tentu kelangsungan hidup manusia akan terganggu. Oleh karena itu, kita harus memperlakukan lingkungan hidup dengan baik. Kita harus dapat menghargai lingkungan kita dengan menjaga dan melestarikan kebersihan lingkungan hidup. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan kita agar tetap bersih dan nyaman. Kita harus mecoba dari hal yang kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan kantong sampah plastik, menghemat kertas, menggurangi penggunaan listrik yang berlebihan, menjauhi produk-produk yang dapat merusak lingkungan, berhenti merokok, menanam pohon di lingkungan sekitarm ke sekolah dengan bersepeda, dan masih banyak lagi. 21 3. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup di Sekolah Sekolah yang terlihat indah, rapi, bersih, sehat, aman, dan nyaman ini tidak terlepas dari bagaimana sekolah tersebut bisa mengelola sekolah dengan baik dan ini juga bergantung dari kerja sama semua pihak yang ada di sekolah tersebut (guru, siswa, karyawan, orang tua siswa) keadaan sekolah yang bersih dan nyaman merupakan idaman setiap orang yang berada di lingkungan sekolah dan akan merasa nyaman bila berada di lingkungan sekolah dan semua itu bisa meningkatkan motivasi belajar siswa, guru juga dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik. Untuk mewujudkan sekolah yang rapi, indah, bersih, sehat, aman, dan nyaman dengan melakukan: a. Menjaga Kebersihan Lingkungan Manusia berkewajiban menjaga kelestarian lingkungannya, manusia baik sendiri maupun kelompok yang berhasil dalam usaha menyelamatkan lingkungannya disebut penyelamat lingkungan. Lingkungan yang diselamatkan bukan hanya lingkungan yang sudah rusak, tetapi juga lingkungan yang masih baik. Selain penyelamat lingkungan ada juga orang-orang yang berupaya merintis, terciptanya lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Perintis lingkungan hidup adalah suatu kegiatan yang menghasilkan dan mengembangkan lingkungan hidup tanpa pamrih dan kegiatan itu memberi pengaruh pada yang lain atau masyarakat sekitarnya. Semua kegiatan perints lingkungan bertujuan untuk melestarikan lingkungan hidup. Lingkungan yang bersih berarti bebas dari sampah, baik sampah dalam bentuk padat, cair, maupun gas. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama turut serta dalam upaya menjaga, merawat, dan melestarikan lingkungan hidup kita mulai dari sekarang dan dimulai dari hal-hal kecil yang dapat dilakukan demi kepentingan bersama. 22 Kebersihan lingkungan meliputi:23 1. Kebersihan Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan tempat kita belajar dan bermain pada saat istirahat, oleh karena itu lingkungan sekolah harus selalu bersih dan rapi. Misalnya dengan membentuk regu piket kelas dikelas yang dilakukan setiap hari secara bergiliran. Dan juga sekolah menggerakan semua personil sekolah untuk melakukan kegiatan kebersihan dilingkungan sekolah (guru, siswa, karyawan) yang dilakukan satu kali dalam seminggu. 2. Kebersihan Tempat Ibadah Tempat ibadah harus betul-betul dijaga kebersihannya dan kesuciannya karena tempat tersebut adalah tempat dimana kita melakukan kontrak dengan Tuhan (berdoa). Menjaga kebersihan dan kesucian tempat ibadah adalah merupakan tuags dan tanggung jawab kita bersama. Hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat ibadah adalah sama hal nya dengan kelas musholla/msjid juga harus dibuatkan regu piket yang bertugas membersihakan musholla/masjid. b. Menanam dan Merawat Tumbuhan Selain sekolah terlihat indah, bersih, sehat, aman, dan nyaman, sekolah juga harus menciptakan suasana sekolah menjadi sejuk. Suasana yang sejuk dapat ditunjukkan dengan adanya banyak tumbuhan yang tumbuh dan ditanam di lingkungan sekitar sekolah. Dengan demikian sekolah tersebut terlihat sejuk dan juga banyaknya tumbuhan yang ditanam dan diatur sedemikian rupa ini juga dapat mengatur sirkulasi udara dengan baik dan sehat. Kita bisa mengajak siswa untuk ikut serta dalam menanam pohon di sekolah dan juga sekaligus mengajak siswa untuk turut merawat pohon tersebut dengan menyiram pohon dan melarang siswa mencabut pohon, memetik bunga dan lain sebagainya. 23 57-58. Diah Soepabowati, Akhlak Siswa Terhadap Alam, (Semarang: Sindur Press, 2008),h. 23 Misalnya menanam bunga yang cocok ditanam di sekolah untuk memperindah keadaan sekolah yaitu menanam bungan mawar, anggrek dan lain sebagainya. Bila sekolah memiliki lahan yang cukup luas bisa dimanfaatkan dengan menanam bunga yang cocok untuk pekarangan. Pekarangan yang ditanami berbagai macam bunga selainsedap dipandang mata juga menjadi tempat untuk melahirkan pecinta alam di masa yang akan datang. Fungsi dan peranan penghijauan di sekolah diantaranya: pengatur lingkungan (mikro), vegetasi akan menimbulkan lingkungan setempat sejuk, nyaman dan segar. Keindahan (estetika), dengan terdapatnya unsurunsur penghijauan yang direncakan secara baik dan menyeluruh akan menambah keindahan sekolah. rekreasi dan pendidikan (edukatif). 24 c. Terampil Mendaur Ulang Daur ulang (recycling) adalah proses mengambil kembali material mentah untuk digunakan kembali. Melakukan daur ulang berarti lebih memilih melakukan proses pengumpulan dan penggunaan kembali material-material daripada membuangnya menjadi sampah. Kegiatan mendaur ulang limbah ini adalah kegiatan yang sangat bak, mengingat alam pun melakukannya secara alamiah. Benda-benda yang terbuat dari berbagai macam logam, kaca, kertas koran bekas, sampai sendok plastik dapat didaur ulang. Pada intinya, proses daur ulang mengambil kembali material asal dan menggunakannya kembali untuk membuat produk-produk baru. Secara umum, menggunakan material hasil daur ulang untuk membuat produk-produk baru membutuhkan biaya dan energi lebih sedikit dibandingkan menggunakan material baru. d. pengelolaan sampah dan pengolahannya 24 Zoer‟aini Djamal Irwan, Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2012),h. 168. 24 Sampah adalah barang/material sisa yang tidak diinginkan dari hasil akhir sebuah proses tertentu. Secara umum sampah dapat dibagi menjadi daua, yaitu sampah organik (bisa disebut sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dan lain-lain. Sedangkan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dan lain-lain tidak dapat terurai secara alami. Jika sampah tidak dikelola dengan baik atau dibuang pada tempatnya akan menyebabkan berbagai masalah salah satunya adalah banjir.25 Hal-hal yang prlu dilakukan untuk mengatasi masalah banjir antara lain: 1. Penyimpanan Sampah Yang dimaksud penyimpanan sampah ialah penampungan sampah yang sifatnya sementara sebelum sampah tersebut dibuang pada tempat semestinya. Bentuk penyimpanan sampah berbentuk lubang. Sampah dimasukkan ke dalam lubang, setelah lubang penuh dengan sampah kemudian ditimbun dengan tanah. 2. Pengumpulan Sampah Yang dimaksud pengumpulan sampah ialah pengumpulan sampah dari bak-bak sampah yang ada di setiap tempat. Barang-barang dipilih antara yang kotor dan siap dipilah kembali, dan dibedakan antara yang brwarna dan tidak berwarna. 26 3. Pembuangan Sampah Maksud tempat pembuangan sampah adalah tempat pembuangan sampah terakhir setelah dikumpulkan dari tempat-tempat pengumpulan. Jadi maksudnya pembuangan sampah adalah setiap sampah yang sudah 25 Adrian, op. cit., h.26-38 Rinrin Migristine, Pengolahan Sampah Plastik, (Bandung: Titian Ilmu Bandung, 2009),h. 31 26 25 dikumpulkan di bak-bak sampah yang tersedia di setiap unit kelas baru dikumpulkan dan di buang di temapat terakhir. 4. Pengolahan Sampah Sederhana Pengomposan bisa menjadi salah satu alternatif dalam pengolahan sampah. Pengomposan adalah cara pembuatan kompos dengan mengolah sampah organik (sampah yang berasal dari makhluk hidup). Memang pengomposan ini menimbulkan masalah seperti bau berair, atau menghasilkan belatung. Ada dua cara pengomposan yang kita kenal, pengomposan alami dan pengomposan buatan. Cara pengomposan alami: 1. Galilah lubang secukupnya dengan kedalaman minimal 1 meter. 2. Masukkan sampah organik ke dalam lubang. 3. Lapisi sampah trsebut dengan jerami. 4. Tutupah galian dengan tanah. 5. Bila telah mencapai tujuh hari, bukalah galian tersebut, dan 6. Sampah siap digunakan sebagai kompos. Sedangkan dalam pengomposan buatan, kita menggunakan sebuah reaktor mini dan bakteri. Di dalam reaktor inilah, sampah akan diurai oleh bakteri. Secara sederhana cara pengomposan buatan adalah sebagai berikut: 1. Campurkan sampah organik dan bakteri 2. Masukkan adonan tersebut ke dalam sebuah reaktor mini 3. Biarkan selama 5-7 hari 4. Kompos siap digunakan Selain cara-cara diatas ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa kita lakukan yaitu menerapkan prinsip 4R, replace (mengganti), reduce (mengurai), re-uce (memakai), dan recycle (daur ulang).27 27 www.artikellingkunganhidup.com/cara-menerapkan-konsep-4R/diakses pada tanggal 12 Mei pukul 12.05 26 1. Replace (ganti dengan barang ramah lingkungan) Gantilah barang-barang sekali pakai dengan barang yang lebih tahan lama. Misalnya ganti memakai kantong plastik dengan keranjang bila berbelanja dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bsa didegradasi secara alami. 2. Reduce (kurangi sampah) Membawa tas belanja sendir saat berbelanja. Membeli kemasan isi ulang untuk sampo dan sabun. 3. Re-use (gunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai) Coba cara-cara berikut ini: 1. memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah 2. memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus 3. memanfaatkan pakaian atau kain-kain batik bekas untuk kerajinan tangan, kain-kain bekas yang sudah tidak terpakai bisa dijadikan pembungkus sendal supaya tampilannya lebih menarik dengan ditempelin kain batik. 4. Recycle (daur ulang sampah) 1. Daur ulang sendiri memang tidak mudah karena kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah: 1. mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk didaur ulang 2. mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk didaur ulang. Seperti kaleng bekas minuman bisa dijadikan pot bunga hiasan di kelas. 27 3. mengumpulkan bungkus plastik bekas seperti bungkus kopi good day, rinso dan lain sebagainya, yang bisa dijadikan tas, tempat tissue dan lain-lain. e. Mengurangi Pemanasan Global Cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah pemanasan global ke tingkat yang lebih parah, adalah sebagai berikut: 1. Menghemat penggunaan energi. Hindarilah penggunaan energi berlebihan yang akan menguras sumber energi yang tersedia. Misalnya, mematikan lammpu ruangan jika tidak diperlukan. 2. Penanaman pohon muda yang memiliki tingkat pertumbuhan cepat dalam jumlah banyak secepatnya. 3. Pengelolaan sampah di lingkungan sekitar. Ini bisa dilakukan dengan usaha pendauran ulang atau dengan cara dekomposting. 4. Program Adiwiyata Kerusakan lingkungan hidup sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia. Perilaku hidup manusia yang lalai, egois dan tidak bertanggung jawab dalam mengeksploitasi lingkungannya termasuk sering diabaikannya kepentingan pelestarian lingkungan hidup di tingkat pengambil keputusan menandakan adanya masalah degradasi moral. Moral yang buruk mengakibatkan kondisi lingkungan hidup semakin kritis dan akhirnya merugikan manusia itu sendiri. Permasalahan lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan secara teknis semata, namun yang lebih penting adalah pemecahan yang dapat mengubah mental serta kesadaraan akan pengelolaan lingkungan. Untuk mengatasi dampak kerusakan lingkungan hidup diperlukan suatu perubahan sikap dan perilaku pada masyarakat serta perbaikan moral melalui pendidikan. 28 Pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan fisik, daya jiwa (akal, rasa dan kehendak), sosial dan moralitas manusia serta merupakan alat terpenting untuk menjaga diri dan memelihara nilai-nilai positif. Tentunya dengan pengaruh yang ditimbulkan pendidikan ini memberikan dampak pada bertambahnya pengetahuan dan keterampilan serta akan menolong dalam pembentukan sikap yang positif. Pendidikan memberikan peluang kepada masyarakat untuk melakukan suatu tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi pertumbuhan atau perkembangan jiwa, watak, atau kemampuan fisik mereka melalui lembaga-lembaga pendidikan yang dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanya, yaitu pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan dari generasi ke generasi. Semua pihak diharapkan dapat turut serta melakukan penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup dengan mengembangkan sikap, bentuk-bentuk perilaku, kemampuan sosial dan kemampuan individu yang mencintai lingkungan. Pendidikan lingkungan hidup di sekolah merupakan salah satu dari penerapan pendidikan karakter. Pendidikan karakter dan pendidikan lingkungan hidup menanamkan nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi pengetahuan (kognitif), kesadaran atau kemauan (afektif), dan tindakan (psikomotor) untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam pelaksanaannya Kementrian Negara Lingkungan Hidup bekerjasama dengan para steakholder, menggulirkan Program Adiwiyata ini dengan harapan dapat mengajak warga sekolah melaksanakan proses belajar mengajar materi lingkungan hidup dan turut berpartisipasi melestarikan serta menjaga lingkungan hidup di sekolah dan sekitarnya. Program adiwiyata ini merupakan program yang sangat potensi menumbuhkan kesadaran mengenai perlindungan lingkungan hidup. 29 Adiwiyata sangat memiliki dampak terhadap sekolah yang mendapatkan gelar adiwiyata tersebut,diantara lain adalah: 1. Sekolah dapat Lebih berperan aktif dalam menciptakan kawasan yang peduli dengan lingkungan 2. Sekolah bisa menciptakan siswa - siswa yang sadar akan lingkungan 3. Sekolah bisa berperan dalam semua kegiatan dalam rangka mengurangi global warming 4. Sekolah bisa menjadi sarana penyalur pendidikan lingkungan secara praktek langsung Bukan hanya Sekolah, siswa pun juga mendapatkan dampak yang positif karena program ini seperti : 1. Siswa dapat membiasakan agar membuang sampah pada tempatnya 2. Siswa dapat mengerti pentingnya memilah - milah sampah 3. Siswa dapat mengerti bahwa barang bekas bukan hanya untuk dibuang tapi juga dapat dimanfaatkan. Berdasarkan Undang-Undang yang mengatur Program Adiwiyata adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata pasal 1, yang dimaksud Adiwiyata adalah sekolah yang baik dan ideal sebagai tempat memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan berkelanjutan. Program Adiwiyata adalah salah satu program kerja berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mewujudkan pengembangan pendidikan lingkungan hidup. Adapun penilaian Program Adiwiyata dilakukan oleh tim peninjau lapangan yang ditetapkan oleh Sekertaris Menteri Negara Lingkungan 30 Hidup, dan anggota tim peninjau lapangan terdiri dar wakil: Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Pendidikan Nasional, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat Tingkat Pusat yang bergerak di Bidang Pendidikan Lingkungan Hidup. Sekolah Adiwiyata yang dinilai, wajib memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Memiliki kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan. 2. Memiliki dan melaksanakan kurikulum sekolah berbasis lingkungan. 3. Melaksanakan kegiatan sekolah berbasis partisipatif. 4. Memiliki sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan. 5. Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok a. Implememtasi Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok Program sekolah Adiwiyata merupakan bentuk komitmen pemerintah terhadap pengelolaan dan perlindungan lingkungan melalui pendidikan. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yaitu melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2013 diterjemahkan menjadi program sekolah Adiwiyata. Implementasi program tersebut terdapat alur, alur yang dilakukan oleh SMP Negeri 2 Depok terdiri dari sosialisasi oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Pendidikan Kota Depok, pembentukan tim Adiwiyata di sekolah, menyusun kajian lingkungan dan rencana aksi, penilaian oleh tim BLH dan penghargaan sekolah Adiwiyata. Penerapan program sekolah Adiwiyata memiliki kriteria yang dilihat dari komponen dan standarnya. Komponennya antara lain: (1) Kebijakan berwawasan lingkungan serta rencana kegiatan dan anggaran sekolah yang mana diaplikasikan di dalam ruang lingkup sekolah berupa adanya visi, misi dan tujuan sekolah yang memuat upaya perlindungan dan pengelolaan 31 lingkungan hidup, (2) Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan dimana guru atau pendidik berkompetensi sehingga dalam penyampaian pembelajaran lingkungan hidup dapat dipahami dan dilaksanakan oleh peserta didik, (3) Kegiatan lingkungan perlindungan berbasis partisipatif dimana SMP Negeri 2 Depok menerapkan kegiatan melalui kegiatan komposter, berkebun dan program 4R yang mana seluruh kegiatan tersebut melibatkan seluruh warga sekolah, (4) Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan yang mana SMP Negeri 2 Depok dalam penyediaan sarana prasarana berupa raung terbuka hijau (green house) dan tempat daur ulang. b. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Penerapan Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok Faktor pendukung dalam implementasi program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok, tenaga pendidik memiliki jenjang pendidikan tinggi. Hal ini mendorong akan keberhasilan dalam penerapan program sekolah Adiwiyata dan berbagai metode dalam pembelajaran akan lebih banyak dengan melibatkan peserta didik lebih aktif dalam kelas dan di luar kelas. Adanya keterlibatan pihak wali murid dan pemerintah membuat penerapan program sekolah Adiwiyata berjalan dengan lancar. Seperi hasil kompos yang sudah jadi dijual kembali pada wali murid yang ingin membeli. Namun saat pelaksanaan ada wali murid yang tidak setuju jika anaknya ikut kegiatan bersih-bersih di sekolah, karena anaknya dirumah saja tidak pernah melakukan kegiatan bersih-bersih. 28 Adapun kendala lain yaitu kurang bekerja samanya seluruh warga sekolah dalam menjalankan program Adiwiyata, dikarenakan ada petugas kebersihan yang bertugas 28 Informasi dari wawancara dengan Wiwi Gustiwi, S,Pd selaku guru koordinator dari program Adiwiyata Penelitian bulan Mei 2015. 32 bersih-bersih jadi para guru tidak semuanya ikut berpartisipasi dalam kegaiatan program Adiwiyata. Dalam hal ini mewujudkan sekolah yang bersih, sehat, dan rapi. Bagi para siswa, kegiatan partisipasi mendukung program Adiwiyata, di anataranya; 1. Piket kelas 2. Mengadakan kegiatan Jum‟at bersih 3. Kegiatan kebersihan yang diikuti ekstrakurikuler 4. Membawa tempat makan dan minum dari rumah 5. Ikut serta dalam pengolahan kompos 6. Mendaur ulang sampah-sampah 7. Kegiatan bakti sosial 8. Kegiatan berkebun 9. Mengikuti ROMLI (Rombongan Lillahi Ta‟ala) dalam memanfaatkan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) Kegiatan Adiwiyata harus didukung seluruh warga sekolah, misal pemilihan sampah organik dan anorganik. Tempat-tempat sampah yang tersebar, di sudut-sudut sekolah hingga di depan kelas pun sudah terbagi sesuai jenis sampahnya. Secara otomatis siswa terbina memilih sampah. Penghematan listrik dan penggunaan air juga melatuh siswa agar tidak boros. Pembinaan lingkungan hidup di lingkungan sekolah dilakukan para siswa dengan menanam tanaman obat-obatan, misal kunyit, jahe, dan lainlain. Peran guru PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) sebagai pembimbing akan lingkungan hidup juga penting. Kerjasama Adiwiyata dilakukan dengan pihak pengelola kantin sekolah, seperti menyediakan makanan dan minuman juga peralatan yang ramah lingkungan. Dukungan dari pihak komite sekolah, khususnya orang 33 tua siswa berjalan baik. Mereka memberikan saran dan solusi terkait program Adiwiyata. 6. Sumber Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sehingga hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 29 Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahanperubahan tersebut akan nayata dalam seluruh aspek tingkah laku. Sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran bisa didapatkan. Sumber pelajaran dapat berasal dari masyarakat dan kebudayaannya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan didik. Sumber pelajaran sesungguhnya banyak sekali terdapat dimana pun seperti: sekolah, pusat kota, pedesaan, benda mati, lingkungan, toko dan sebagainya.30 Menurut Roestiyah N.K dalam buku strategi belajar mengajar, mengatakan bahwa sumber-sumber belajar itu adalah: 1. Manusia 2. Buku/perpustakaan 3. Media massa (majalah, surat kabar, radio, tv, dan lain-lain) 4. Lingkungan alam, sosial, dan lain-lain 5. Alat pelajaran (buku pelajaran, peta, gambar, kaset, tape, papan tulis, kapur, spidol, dan lain-lain 29 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995),h. 2 30 Refika Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Aditama, 2011),h. 16. 34 6. Museum (tempat penyimpanan benda-benda kuno). Menurut Sudirman N. Dkk dalam buku strategi belajar mengajar mengemukakan macam-macam sumber belajar sebagai berikut : 1. Manusia 2. Bahan (materialis) 3. Lingkungan (Setting) 4. Alat dan perlengkapan (tool and equipment) 5. Aktivitas (Activities) a. Jenis Sumber Belajar AECT (Assocition for Education and Communication Teches) menyatakan bahwa sumber belajar (learning rsesources) adalah sumber, baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terspisah maupun secara terktrol sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar kompetensi tertentu. Sumber belajar adalah mencapai bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran, berupa teks, medie cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan sekitar, dan sebagainya. Sumber belajar berfungsi untuk membantu optimalisasi belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari belajar, tetapi juga dilihat dari proses pembelajaran yang berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber belajar yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar dan mempercepat pemahaman serta penguasaan ilmu yang dipelajari. b. Fungsi Sumber Belajar Secara umum, sumber belajar memiliki fungsi berikut. 1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan cara : (a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik; (b) mengurangi beban guru dalam 35 menyajikan informasi sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah. 2. Memberikan kmungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kurang dan tradisonal; (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya. 3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara : (a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; (b) pengembangan bahan pengajaran yang ditandai oleh penelitian. 4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan : (a) meningkatkan kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih konkret. 5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu : (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat vebal abstrak dengan realitas yang sifatnya konkret; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung. 6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis. Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggmbarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar, untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa. Dengan demikian, sumber belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:31 a. Tempat atau lingkungan alam sekitar, yaitu dimana saja sesorang siswa dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku, tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar, yang berarti sumber belajar. Misalnya, perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan, dan sebagainya. 31 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011) h. 118-119 36 b. Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi siswa maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya, situs, candi, benda peninggalan lainnya. c. Orang, yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu yang bisa mengajarkan sesuatu kepada siswa maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya, guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya. d. Bahan, yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh siswa. Buku dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya, buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi, dan sebagainya. e. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, mislanya kerusuhan, bencana, dan peristiwa lainnya yang adapat dijadikan sebagai sumber belajar. Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi siswa atau guru apabila sumber belajar diorganisasi melalui rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, dana atu buku tidak berarti apa-apa. 7. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik Sumber belajar tidak mesti hanya ada didalam kelas. Lingkungan merupakan materi pembelajaran yang sangat kaya sesuai dengan tuntutan kurikulum. Ada dua jenis bentuk lingkungan belajar, yakni pertama lingkungan atau tempat yang sengaja didesain untuk belajar peserta didik seperti laboratorium, perpustakaan, rauang internet dan lain sebagainya. Kedua, lingkungan yang tidak didesain untuk proses pembelajaran akan tetapikeberadannya dapat dimnfaatkan, misalnya halaman sekolah, taman sekolah, kantin, kamar mandi, dan lain sebagainya. 37 Lingkungan sekolah yang memadai dapat dijadikan sumber belajar bagi peserta didik. Kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan akan menjadikan siswa memiliki interaksi antara peserta didik dengan lingkungan. Seperti kegiatan bersih-bersih kelas, mendaur ulang sampah, membuat kompos dari sisa-sisa sampah dapat dijadikan sumber belajar oleh guru. Upaya untuk pelestarian Lingkungan Hidup di SMPN 2 Depok 1. Siswa-siswi mengumpulkan batok kelapa yang sudah tidak terpakai lagi untuk diolah menjadi kompos. Lalu hasil komposnya akan dijual kepada orang tua dari masing-masing siswa itu sendiri. 2. Siwa-siswi memilah dan memilih sampah yang bisa digunakan kembali dengan memisahkan sampah organik dan non organik. 3. Siswa-siswi mengumpulkan plastik yang sudah tidak terpakai lagi untuk didaur ulang yang dapat dijadikan karya seni yang bernilai ekonomis. 4. Siswa-siswi membuat apotek hidup di sekolah. Hal ini membuat sekolah semakin segar dan hijau. 5.Setiap kelas membuat tanaman berupa obat-obatan, sayur-sayuran yang ditanam disekitar sekolah. Upaya ini dapat membuat peserta didik lebih mencintai lingkungan. 6. Siswa-siswi membuat kerajinan tangan dari kain-kain sisa yang sudah tidak terpakai kembali untuk dijadikan penghias sendal dan tas, dan membuat tas dari bekas bungkus kopi. 7. Siswa-siswi dibiasakan untuk menghemat energi dengan menyalakan pendingin ruangan atau AC dimulai jam 10 pagi, serta menggunakan air secukupnya. Dari hal-hal yang dilakukan diatas merupakan suatu media/alat/sumber belajar yang bersifat edukasi dalam artian yang bersifat 38 mendidik bagi peserta didik. Jadi peserta didik langsung berinteraksi dengan lingkungan sekolah. Dimana sumber belajarnya adalah lingkungan sekolah, taman, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan peserta didik. B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dilakukan oleh: 1. Tri Rismawati Skripsi berjudul: “Efektivitas Program Adiwiyata Sebagai Upaya Penanaman Rasa Cinta Lingkungan di SMP Negeri 3 Malang”. Adapun hasil penelitiannya adalah kondisi lingkungan sebelum adanya Program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan dapat dilihat dari keadaan lingkungan yang ada di dalam sekolah baik ruangan kelas maupun halaman sekolah. Sekolah banyak melakukan penghijauan dan menjaga kebersihan sekolah. Pelaksanaan di SMP Negeri 3 Malang sebagian telah berjalan dengan baik dan membawa dampak positif bagi seluruh warga sekolah, mengingat keberhasilan tidak terlepas dari adanya dukungan dan partisipatif dari seluruh warga sekolah. 32 2. Luchi Indrayani Skripsi berjudul: “Implementasi Program Adiwiyata di MTsN Jabung”. Adapun hasil penelitiannya adalah kebijakan sekolah berwawasan lingkungan di MTsN Jabung diterapkan dengan mengajak kerja sama antar semua warga sekolah, kegiatan lingkungan lingkungan berbasis partisipatif di MTsN Jabung meliputi ekstrakurikuler dan nonkurikuler. Faktor pendukung dari dalam sekolah meliputi; fasilitas sekolah yang memadai, sumber daya manusia yang terlatih dan kerja sama 32 Tri Rismawati, Efektivitas Program Adiwiyata Sebagai Upaya Penanaman Rasa Cinta Lingkungan di SMP Negeri 3 Malang. Skripsi Pada Sarjana Universitas Negeri Malang. 39 antar warga sekolah. Sedangkan faktor pendukung dari luar sekolah meliputi; Pemerintah Daerah, Unit Pelaksana Teknis Daerah.33 3. Khairi Bintani Skripsi berjudul: “Peranan Warga Sekolah Dalam Menyukseskan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Sekolah Adiwiyata) Di SMP Negeri 2 Ciamis”. Adapun hasil penelitiannya adalah peranan kepala sekolah yaitu sebagai pencetus ide utama, pembuat kebijakan yang pro lingkungan, menumbuhkan rasa percaya dan menjadi teladan bagi seluruh warga sekolah. Peranan komite sekolah yaitu memberikan kontribusi berupa pemikiran, dana maupun sumbangan. Tim Adiwiyata berperan sebagai pionir dan inovator serta mengkonsolidasi dan mengkoordinasi pelaksanaan program Adiwiyata. Peranan guru mata pelajaran dan guru PLH yaitu sebagai penanggung jawab utama dalam penyampaian nilai-nilai, keterampilan dan pengetahuan lingkungan hidup. Peranan guru bimbingan dan konseling yaitu mengubah dan memelihara perilaku siswa ke arah perilaku yang peduli dan berbudaya lingkungan melalui penegakkan aturan. Peranan wali kelas yaitu mendorong siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mencerminkan peduli dan berbudaya lingkungan baik secara individu maupun kelompok. Peranan pembantu pelaksana yaitu sebagai pionir dalam pengelolaan sarana dan prasarana. Peranan tenaga pendukung lainnya yaitu sebagai pendukung keberhasilan administrasi dan pelaksana program Adiwiyata. Peranan siswa yaitu sebagai subjek didik, berkewajiban untuk melaksanakan peraturan atau kebijakan yang telah ditentukan.34 33 Luchi Endrayanti, Implementasi Program Adiwiyata di MTsN Jabung, Skripsi Pada Sarjana Univeritas Negeri Malang. 34 Khairi Bintani, Peranan Warga Sekolah Dalam Menyukseskan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Sekolah Adiwiyata) Di SMP Negeri 2 Ciamis. Skripsi Pada Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta. 40 C. Kerangka Berpikir Program Adiwiyata adalah salah satu program kerja berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mewujudkan pengembangunan pendidikan lingkungan hidup. Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah. Sekolah yang menerapkan Program Adiwiyata salah satunya adalah SMP Negeri 2 Depok, adapun kegiatan yang dilakukan sekolah sebagai upaya pelestarian lingkungan hidup diantaranya: menjaga kebersihan sekitar sekolah, membuang sampah pada tempatnya, memisahkan sampah organik dan anorganik, mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi, membuat kompos, belajar berkebun. Kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 2 Depok dimanfaatkan oleh guru PLH, IPA dan IPS sebagai sumber belajar yang bersifat berwawasan lingkungan. Lingkungan dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang ada di sekolah atau tempat tinggal siswa yang termasuk di dalamnya makhluk hidup maupun benda mati yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar”. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa lingkungan tersebut dapat menjadi objek pengamatan, sarana atau tempat melakukan percobaan atau penyelidikan dan sebagai tempat mendapat informasi. 41 Berikut adalah bagan kerangka berpikir penelitian. Program Adiwiyata Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah. Upaya pelestarian lingkungan hidup 1. Menjaga kebersihan sekitar sekolah 2. Membuat kompos 3. Memisahkan sampah organik dan anorganik 4. mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi. Sumber Belajar 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu mulai dari bulan Mei-Juli di SMP Negeri 2 Depok yang berada di JL. Bangau Raya, Perumnas Depok 1, Kota Depok, Jawa Barat, 16432. Yang dilaksanakan pada siswa semester genap tahun ajaran 2015/2016. Tabel 3.1 Perencanaan Waktu Penelitian No Tahapan Penelitian 1. Penyusunan Proposal Skripsi Revisi Bab IIII Penyusunan Instrumen Penelitian Persiapan Surat Izin Penelitian Pengambilan Data Pengolahan Data Penyusunan Bab IV dan Bab V Kelengkapan Lampiran Sidang Munaqosah Revisi Skripsi Waktu penelitian Jan 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Pengumpulan Skripsi Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt 43 B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. 35 Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, penelitian kualitatif adalah pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan. Oleh karena itu, analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan kemudian dapat dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. 36 C. Populasi dan Sampel Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. 37 Situasi sosial tersebut adalah peserta didik kalangan SMP yang sedang melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan hidup di sekolah, yaitu kelas VII di SMP Negeri 2 Depok. Alasan memilih SMP Negeri 2 Depok sudah menjadi sekolah Adiwiyata Nasional dalam artian sekolah yang sudah mngikuti dan melaksanakan program Adiwiyata selama 5 tahun berturutturut. 35 Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Pres, 2008), h. 20. 36 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 123 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung, Alfabeta), 2012, h. 297. 37 44 Sedangkan pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan pengambilan sampel secara tak acak yaitu dengan teknik purposive sampling, teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas tujuan tertentu dan memiliki kriteria sebagai sampel, yaitu orang yang paling banyak mengetahui tentang program Adiwiyata sebagai sumber belajar yang terdiri dari (1) Kepala Sekolah (2) Wakil Kepala Sekolah (3) Koordinator Program Adiwiyata (4) Guru 4 orang (5) peserta didik 10 (6) petugas kebersihan 2 orang. D. Teknik Pengumpulan Data Pada tahap persiapan, peneliti melakukan survey awal di lokasi penelitian yakni semacam penelitian pendahuluan dengan tujuan untuk mengenali dengan baik lingkungan dimana penelitian dilaksanakan. Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses penelitian, yaitu: 1. Metode Observasi Menurut Suharsimi Arikunto pengamatan/observasi dapat diartikan sebagai pengamatan, meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.38 Atau dapat dikatakan pengamatan/observasi adalah metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan dengan pencatatan secara sistematis terhadap kenyataan yang diselidiki. Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi partisipan yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara langsung di lapangan. Adapun yang diobservasi dalam penelitian adalah kegiatan siswa kelas VII yang sedang menanam sayuran sawi disamping halaman sekolah, Penanaman sawi ini dilakukan pada mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup. Lalu 38 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 133 45 observasi selanjutnya siswa membuat kompas ala Osaki Jepang yang berasal dari sisa sisa sampah organik. 2. Metode Wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu data tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti. Dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang responden dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dan hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Pada prinsipnya metode wawancara sama dengan metode angket. Perbedaannya, pada angket pertanyaan diajukan secara tertulis, sedangkan pada wawancara, pertanyaan diajukan secara lisan.39 Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Peneliti atau pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini, setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. 3. Metode Dokumentasi Dokemen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seesorang. Metode dokumentasi adalah “suatu cara untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,dan sebagainya”. Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan memanfaatkan dokumen yang ada (bahan tertulis, gambar-gambar penting atau 39 52 Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Pres, 2008), h. 46 film yang mendukung objektivitas peneliti). Metode ini digunakan untuk memperoleh: a. Latar belakang masalah b. Data guru, siswa, dan struktur organisasi SMP Negeri 2 Depok c. Data Program Adiwiyata yang dilaksanakan oleh sekolah d. Data sarana dan prasarana sekolah E. Instrumen Penelitian Intrumen penelitian yang digunakan oleh penulis adalah berbentuk wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru koordinator Program Adiwiyata, Guru PKLH, Guru IPS, Guru IPA, ketua osis, petugas kebersihan sekolah, dan sepuluh orang peserta didik SMP Negeri 2 Depok. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yag digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan nya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka instrumen penelitian ini menggunakan Metodologi Penelitian Deskriptif Kualitataif. Tahap-tahap penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Penelitian Pra Lapangan 1) Menyusun rancangan penelitian yang disebut proposal penelitian Pada tahap awal, tema penelitian lebih dulu diajukan kepada tim penyeleksi tema tingkat jurusan untuk mendapatkan persetujuan. Selanjutnya tema yang telah disetujui, disusun dalam bentuk proposal penelitian dan diserahkan kepada mendapatkan bimbingan dan persetujuan. 2) Memilih lapangan penelitian Dosen Pembimbing untuk 47 Berkaitan dengan tema penelitian yaitu Upaya pelestarian lingkungan hidup sebagai sumber belajar melalui program Adiwiyata, maka lembaga yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah SMP Negeri 2 Depok. 3) Mengurus perijinan pada tahap awal, perijinan penelitian dilakukan secara lisan setelah Bab I, II, III skripsi disetujui. Perijinan penelitian dilakukan secara formal antara lembaga yang menaungi peneliti yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan SMP Negeri 2 Depok. 4) Menelaah dan menilai keadaan lapangan Kegiatan ini selain telah dilakukan pada saat memilih lapangan penelitian, juga akan dilaksanakan saat peneliti memasuki lapangan penelitian. 5) Memilih dan memanfaatkan informan penelitian Informan penelitian dipilih dengan cara purposive sample (sample bertujuan) atau sample tak acak, teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas tujuan tertentu dan memiliki kriteria sebagai sampel dan dimanfaatkan sesuai dengan tujuan tertentu dan memiliki kriteria sebagai sampel dan dimanfaatkan sesuai dengan tujuan pengungkapan data penelitian. Informan penelitian berasal dari komponen-komponen pendidikan, yaitu kepada para pendidik, siswa/i peserta didik dan warga sekolah. 6) Menyiapkan kelengkapan penelitian Perlengkapan penelitian yang dipersiapkan antara lain alat tulis, alat perekam, kamera, dan garis besar materi wawancara. 7) Etika penelitian Dalam penelitian kualitatif, peran peneliti sangat besar. Untuk itu penelitian harus selalu diperhatikan, sehingga perasaan empati dan kekeluargaan dapar terjalin baik dengan tetap konsisten pada tujuan penelitian. B. Tahap Pekerjaan Lapangan 48 1) Memilih latar penelitian dan persiapan diri Pada tahap ini, peneliti diharapkan berusaha untuk melakukan interaksi awal, mempelajari kembali proposal dan memperdalam kajian literatur penelitian. Dengan persiapan yang matang, pelaksanaan penelitian dapat dilakukan secara efektif dan efesien. 2) Memasuki lapangan Stelah semua persiapan baik intern maupun ekstern terpenuhi, peneliti dapat mulai memasuki lapangan penelitian secara proporsional. 3) Mengumpulkan data Peneliti dapat secara langsung melakukan observasi, interview maupun dokumentasi, interview dilaksanakan kepada peserta didik kelas VII, sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan peneliti. Begitu juga saat melakukan obervasi dan dokumntasi. Berikut rubrik penilaian upaya pelestarian lingkungan hidup diantaranya : Tabel 3.2 Lembar Observasi Kebersihan Lingkungan Sekolah di SMP Negeri 2 Depok Keterangan No Aspek Penilaian Ya 1. 2. 3. Membuat dan melaksanakan piket harian kelas di sekolah, (diantaranya : menyapu, mengepel, mengelap kaca kelas) Mengadakan kegiatan Rombongan Lillahitaa‟la (ROMLI) Membuang sampah pada tempatnya Tidak 49 Tabel 3.3 Lembar Observasi Tempat Ibadah di SMP Negeri 2 Depok Keterangan No Aspek Penilaian Ya 1. Membersihkan karpet/sejadah di musholla masjid 2. Membersihkan sekitar wc dan tempat wudhu 3. Membersihkan dan merapihkan perlengkapan shalat seperti mukena, sarung, sajadah, Al-Qur‟an Tidak Tabel 3.4 Lembar Observasi Perawatan Tumbuhan di SMP Negeri 2 Depok Keterangan No Aspek Penilaian Ya 1. Menyiram tanaman sekolah 2. Memberi pupuk pada tumbuhan yang ada di sekolah Tidak 50 3. Menanam tanaman sawi disamping sekolah 4. Memangkas tanaman yang sudah besar Tabel 3.5 Lembar observasi Kegiatan Mendaur Ulang Barang Tidak Terpakai Keterangan No Aspek Penilaian Ya 1. Mendaur ulang serta membuat tas yang terbuat dari bekas bungkus kopi good day 2. Mendaur ulang serta membuat sendal dari sisa kain yang sudah tak terpakai 3. Membuat bingkai dari bekas stik es krim Tidak Tabel 3.6 Lembar Observasi Pengelolaan Sampah dan Pengolahannya Keterangan No Aspek Penilaian Ya 1. Pemisahan sampah organik dan anorganik 2. Pembuatan kompos dari sampah-sampah 3. Pendistribusian kompos ke wali murid Tidak 51 Tabel 3.7 Lembar Observasi Mengurangi Pemanasan Global Di SMP Negeri 2 Depok Keterangan No Aspek Penilaian Ya 1. Menghemat pengguanaan energi (menggunakan ac pada pukul 10.00 pagi) 2. Penanaman pohon-pohon muda 3. Pengelolaan sampah di lingkungan sekitar sekolah F. Analisis Data Setelah data terkumpul, maka tahap selanjutnya peneliti akan melakukan analisis terhadao data tersebut, berikut adalahan tahapan yang akan dilakukan pada atahap analisis data: 1. Data Reduction (Reduksi Data). 2. Data Display (Penyajian Data). 3. Concluison Drawing (Penarikan Kesimpulan) Adapun tehnik analisa data dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Reduksi Data “Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, maka mempermudah Tidak 52 peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan”40 2. Penyajian Data Penyajian data merupakan lanjutan dari langkah rangkuman (reduksi) data. Data yang telah disederhanakan kemudian didisripsikan secara naratif berbentuk penyajian data. Dari paparan data tersebut akan didapatkan kesimpulan sementara yang berupa temuan penelitian. 3. Penarikan Kesimpulan Tahap penarikan kesimpulan merupakan proses pemberian makna terhadap data yang disajikan dalam rangka mengambil keputusan serta dilakukan setelah didapatkan temuan penelitian. Temuan penelitian ini di verivikasikan (pengecekan keabsahan temuan) hingga diperoleh hasil penelitian. Verifikasi hasil penelitian merupakan kegiatan pengujian kebenaran, kecocokan berdasarkan indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Tabel 3.8 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian No 1. Perumusan Masalah Teknik Pengumpulan Data Kisi-kisi Bagaimana pelaksanaan program Adiwiyata di SMP Negeri2 Depok Wawancara dengan Kepala sekolah 1. Bagaimana peran serta dalam menjalankan program Adiwiyata? 2. Kebijakan yang dibuat sekolah yang berkaitan dengan program Adiwiyata? 3. Kegaiatan sekolah sebagai penyelenggara program Adiwiyata? 4. Pemanfaatan sarana pendukung ramah lingkungan Wawancara dengan wakil kepala sekolah Wawancara dengan koordinator 40 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendektan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, ( Bandung: Alfabeta, 2012).h. 341 53 program Adiwiyata 5. Kegatan-kegiatan pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata? Wawancara dengan guru bidang studi pendidikan lingkungan hidup (PLH) 1. Peran serta dalam menjalankan program Adiwiyata? 2. Pemanfaatan sarana pendukung ramah lingkungan? 3. Kegiatan pelestarian lingkungan hidup yang berkaitan dengan pelajaran? Wawancara dengan bidang studi IPS Wawancara dengan siswa 2. Bagaimana kegiatan pelestarian lingkungan hidup sebagai sumber belajar bagi peserta didik 1. Peran serta dalam menjalankan program Adiwiyata? 2. Kegiatan yang dilakukan siswa dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup di sekolah? 3. Kesulitan dalam menjalankan program Adiwiyata? 4. Manfaat menjalankan kegiatan pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata? Observasi Lingkungan sekolah Dokumentasi Lingkunga sekolah Wawancara dengan guru bidang studi PLH+IPA Wawancara guru bidang studi IPS Wawancara siswa 1. Sumber belajar apa saja yang digunakan dalam proses belajar mengajar? 2. Penggunaan sumber belajar yang bervariasi dan inovatif? 3. Bagaimana pemanfatan dan peggunaan sumber belajar melalui kegiatan pelestarian lingkungan hidup? 4. Bagaiamana metode pembelajaran lingkungan yang digunakan? 1. Sumber belajar yang guru gunakan dalam kegiatan belajar mengajar? 2. Penggunaan sumber belajar 54 Observasi Dokumentasi bervariasi? 3. Penggunaan sumber belajar melalui kegiatan pelestarian lingkungan hidup? 1. Observasi kegiatan siswa dalam berkebun di sekitar sekolah 2. Observasi siswa dalam kegiatan mendaur ulang barang-barang bekas 3. Observasi membersihkan lingkungan sekitar kelas, sekolah 4. Observasi kegaiatan membuat kompos dari sampah organik Kegiatan pelestarian hidup di sekolah lingkungan 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Depok JL. Bangau Raya, Perumnas Depok 1, Kota Depok, Jawa Barat. 16432. Pada mata pelajaran PLH, IPA, dan IPS di kelas VII dengan jumlah siswa 311 orang. Datadata diperoleh dari observasi yaitu kegiatan-kegiatan siswa dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah, pengumpulan dokumen data dari sekolah mengenai program Adiwiyata, wawancara para guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua Osis, siswa dan petugas kebersihan sekolah serta dokumentasi siswa pada kegiatan upaya pelestarian lingkugan hidup sebagai sumber belajar. Penelitian ini dimulai dengan melakukan observasi awal di SMP Negeri 2 Depok, Jawa Barat. Sebelum diadakan penelitin ini, penulis melakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu. Dari analisis kebutuhan diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar tempat penelitian diadakan.Analisis kebutuhan kegiatan ini meliputi wawancara dengan 10 sampel siswa, 4 sampel orang guru yaitu guru IPA, PLH, IPS, kepala sekolah, dan petugas kebersihan sekolah. Serta melakukan observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup di sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran berwawasan lingkungan, serta aktivitas siswa dalam melestarikan lingkungan hidup di sekolah. Peneliti melakukan wawancara pertama dengan guru koordinator Program adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok yaitu Ibu Wiwi Gustiwi, S.Pd Pada tanggal 27 Maret 2015 pada pukul 09.25, bertempat di ruang guru. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang sekolah 56 mengikuti program Adiwiyata, kegiatan-kegiatan yang melibatkan siswa dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah. Peneliti melakukan wawancara kedua dengan wakil Kepala sekolah yaitu Ibu Hj.Sri Harini, S.Pd pada tanggal 27 Maret 2015 pada pukul 09.35 bertempat di ruang guru. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang sekolah mengikuti program Adiwiyata, kapan pelaksanaan program Adiwiyata dilaksanakan, kegiatan-kegiatan yang melibatkan siswa dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah. Peneliti melakukan wawancara ketiga dengan guru PLH yaitu Ibu Siti Nur Azizah, S.Pd pada tanggal 27 Maret 2015 pada pukul 10.15, bertempat di ruang guru. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah melalui Program Adiwiyata sebagai sumber belajar berwawasan lingkungan. Peneliti melakukan wawancara keempat dengan 10 peserta didik kelas VII yang bernama Muhamad Raihan, Hisyam Abdullah, Alhanafiah, Gilang Ramadan, Arif Kurniawan , Siska Handayani, Nurul Amalia, Syifa Fauziah, Sinta Dewinta, Prisilia bertempat di ruang kelas 7D. Pada tanggal 27 Maret pukul 12.00. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilaksanakan sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup, sumber belajar berwawasan lingkungan, belajar langsung di lingkungan sekolah. Peneliti melakukan wawancara kelima dengan 2 petugas kebersihan yang bernama Bapak Nanan dan Bapak Enjang pada tanggal 27 Maret pukul 13.00 bertempat diruang tunggu tamu. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok, peran serta seluruh warga sekolah termasuk petugas kebersihan dan satpam dalam menjaga kebersihan sekolah. Peneliti melakukan wawancara keenam dengan kepala sekolah Bapak Sumarno, MPd pada tanggal 14 April 2015 pukul 09.20 bertempat di 57 ruang kepala sekolah. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Program Adiwiyata, kegiatan pelestarian lingkungan hidup, sumber belajar berwawasan lingkungan. Berdasarkan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa Program Adiwiyata yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 2 Depok sudah berjalan dengan baik, akan tetapi ada saja kendalanya yaitu masih kurangnya kerjasama dari seluruh warga sekolah dalam menjalankan Program Adiwiyata, masih ada saja siswa yang melanggar atau tidak mematuhi peraturan sekolah yang berkaitan dengan Program Adiwiyata misalnya masih adanya siswa yang membuang sampah sembarangan dan tidak menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan kelas. Program Adiwiyata di sekolah hanya dijadikan sebagai suatu program yang harus dilaksanakan, padahal kegiatan-kegiatan program Adiwiyata seperti membuat kompos, membuat bank sampah, membuat apotik keluarga dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi guru IPA dan PLH. Para guru kurang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang berwawasan lingkungan. Sumber belajar pada saat ini hanya terfokus pada buku cetak dan internet, padahal tersedia halaman sekolah yang luas untuk dijadikan sumber belajar yang berbudaya lingkungan. Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas VII, sebagai kelas yang cocok untuk diteliti terkait tujuan dari program Adiwiyata yaitu upaya pelestarian lingkungan hidup sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Dari hasil observasi sendiri dalam menjadikan kegiatan upaya pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata sebagai sumber belajar pada kenyataannya terdapat kendala-kendala yang dihadapi guru. Diantaranya permasalahan yang ditemukan: Pertama, program Adiwiyata di sekolah hanya dijadikan sebagai suatu program dari pemerintah yang harus dijalankan dan apabila berhasil akan mendapat penghargaan, tanpa menjadikan kegiatan-kegiatan dari program 58 Adiwiyata sebagai sumber belajar yang interaktif dan berwawasan lingkungan. Kedua, kurang kerjasamanya dari seluruh warga sekolah dalam upaya pelstarian lingkungan hidup. Misalnya saja masih banyaknya siswa yang melanggar peraturan sekolah yang berkaitan dengan program Adiwiyata seperti membuang sampah sembarangan, tidak menjaga kebersihan lingkungan kelas dan sekolah. Bahkan ada wali murid yang tidak setuju dengan ikut serta anaknya dalam kegiatan upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah, Ketiga, belum adanya kurikulum khusus untuk pendidikan lingkungan. Pelajaran pendidikan lingkungan hidup (PLH) hanya dijadikan sebagai muatan lokal yang menjadikan siswa malas untuk belajar sungguhsungguh dan tidak jarang siswa kurang memperhatikan ketika guru yang sedang menjelaskan materi. Keempat, para guru PLH menyampaikan materi hanya didalam kelas, padahal PLH itu seharusnya praktik langsung ke lingkungan supaya adanya interaksi antara siswa dan lingkungan. Dari hasil pengamatan yang paling utama adalah kurang terampil dan kurang kreatifnya guru menjadikan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang berwawasan lingkungan. Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kurang kreatif dan kurang terampilnya guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk itu saya sebagai peneliti ingin menjadikan tujuan dari program Adiwiyata yaitu upaya pelestarian lingkungan hidup dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Adapun sarana dan psarana yang digunakan sekolah dalam menjalankan program Adiwiyata adalah sebagai berikut: 1. Kelas, setiap siswa diwajibkan menjaga kebersihan sekitar kelas dibantu dengan piket kelas. 59 2. Halaman sekolah, area halaman sekolah yang maish kosong dijadikan tempat untuk belajar berkebun oleh siswa. 3. WC, setiap siswa diwajibkan membersihkan WC. Tidak ada yang boleh memakai sepatu atau sendal kedalam WC. Setiap siswa juga ditugaskan dalam mengawasi kran air yang bocor atau tidak, dan jika ada yang bocor dilaporkan ke pihak koordinator program Adiwiyata. 4. Tempat sampah, di SMP Negeri 2 Depok memisahan sampah menjadi 3 bagian warna. Warna hijau untuk sampah organik, warna kuning untuk sampah anorganik dan warna merah untuk sampah B3 (Bahan Beracun Berbahaya). Sampah-sampah organik dijadikan sebagai kompos, dan sampah anorganik dijadikan kreasi siswa yang dapat dimanfaatkan kembali. 5. Tanaman hidroponik Para siswa SMP Negeri 2 Depok membuat tanaman hidroponik. Adapaun tanaman yang ditanam adalah saur-sayuran sawi. Bagian yang menjaga kebersihan dan merawatnya adalah bergikir setiap harinya oleh setiap kelas. 6. Alat komposter SMP Negeri 2 Depok sudah memiliki alat untuk mengolah kompos yang dinamakan komposter. Jadi para siswa memanfaatkan sampah organik untuk dijadikan kompos. Sampah organik yang didapatkan dari smapah yang sudah terpisah dan batok kelapa yang dibawa siswa dari rumah masing-masing. 60 B. Deskripsi Hasil Penelitian Adapun data-data yang diperoleh oleh peneliti adalah data wawancara, data observasi, dan data dokumentasi Data-data diperoleh dari observasi kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan hidup di sekolah, dan wawancara oleh warga sekolah mengenai Program Adiwiyata dan wawancara guru mengenai sumber belajar bagi peserta didik, serta dokumentasi kegiatan pelestarian lingkungan hidup sebagai sumber belajar bagi peserta didik 1. Observasi Penulis melakukan observasi langsung pada kegiatan program Adiwiyata yaitu diantaranya: menanam sawi di halaman sekolah, membuat kompos ala osaki Jepang, membuat bank sampah, membuat tanaman obat keluarga (TOGA), mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi dan menjadikan barang yang bisa terpakai kembali. Karena program Adiwiyata ini hanya dijadikan sebagai suatu program dari pemerintah saja dan masih sedikitnya para guru yang mengkaitkan dengan mata pelajaran lain maka peneliti ingin menjadikan kegiatan dari upaya pelestarian lingkungan hidup ini sebagai sumber belajar bagi peserta didik dalam mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup (PLH), IPA dan IPS. Pada pelajaran PLH materi yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Setelah saya melakukan penelitian pada kegiatan-kegiatan dari upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah dan menjadikan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar berwawasan lingkungan mereka sangat senang karena bisa praktik langsung ke lingkungan sekolah dan menjadikan adanya interaksi antara siswa dan lingkungan. Siswa lebih paham dengan materi yang disampaikan guru jika praktik langsung dan menjadikan siswa lebih mencintai lingkungan dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan sekitarnya. 61 Tabel 4.1 Lembar Observasi Kebersihan Lingkungan Sekolah di SMP Negeri 2 Depok Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No Aspek Penilaian 1. Membuat dan melaksanakan piket harian kelas di sekolah, (diantaranya : menyapu, mengepel, mengelap kaca kelas) Mengadakan kegiatan Rombongan Lillahitaa‟la (ROMLI) 2. 3. Membuang sampah pada tempatnya Ya √ Tidak √ √ Tabel 4.2 Lembar Observasi Tempat Ibadah di SMP Negeri 2 Depok Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No Aspek Penilaian Ya √ 1. Membersihkan karpet/sejadah di musholla masjid 2. Membersihkan sekitar wc dan tempat wudhu √ 3. Membersihkan dan merapihkan perlengkapan shalat seperti mukena, sarung, sajadah, Al-Qur‟an √ Tidak 62 Tabel 4.3 Lembar Observasi Perawatan Tumbuhan di SMP Negeri 2 Depok Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No Aspek Penilaian Ya √ 1. Menyiram tanaman sekolah 2. Memberi pupuk pada tumbuhan yang ada di sekolah √ 3. Menanam tanaman sawi disamping sekolah √ 4. Memangkas tanaman yang sudah besar Tidak √ Tabel 4.4 Lembar observasi Kegiatan Mendaur Ulang Barang Tidak Terpakai Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No Aspek Penilaian 1. Mendaur ulang serta membuat tas yang terbuat dari bekas bungkus kopi good day 2. Mendaur ulang serta membuat sendal dari sisa kain yang sudah tak terpakai √ 3. Membuat bingkai dari koran-koran bekas √ Ya √ Tidak 63 Tabel 4.5 Lembar Observasi Pengelolaan Sampah dan Pengolahannya Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No Aspek Penilaian 1. Pemisahan sampah organik dan anorganik Ya √ 2. Pembuatan kompos dari sampah-sampah √ 3. Pendistribusian kompos ke wali murid √ Tidak Tabel 4.6 Lembar Observasi Mengurangi Pemanasan Global Di SMP Negeri 2 Depok Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No Aspek Penilaian 1. Menghemat pengguanaan energi (menggunakan ac pada pukul 10.00 pagi) 2. Penanaman pohon-pohon muda √ 3. Pengelolaan sampah di lingkungan sekitar sekolah √ Ya √ Tidak 64 Tabel 4.7 Lembar Observasi Sekolah Ketersediaan Sumber Belajar Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No 1. Aspek Penilaian Ya √ Ketersediaan buku paket sesuai kurikulum 2. Ketersediaan laboratorium IPA √ 3. Ketersediaan perpustakaan √ Tidak Tabel 4.8 Lembar Observasi Sekolah Sumber belajar berwawasan lingkungan Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No Aspek Penilaian Ya √ 1. Lingkungan sekolah yang luas dan dan bersih 2. Adanya taman sekolah yang luas dan bersih √ 3. Adanya bibit-bibit tanaman untuk dijadikan berkebun √ 4. Pemanfaatan barang bekas menjadi barang yang siap jual √ Tidak 65 Tabel 4.9 Lembar Observasi Pengelolaan Sumber Belajar Lingkungan Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No Aspek Penilaian 1. Pemanfaatan yang dilakukan oleh guru dengan cara memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar 2. Pemanfaatan oleh siswa dengan cara menjadikan barang bekas menjadi barang siap pakai Ya √ √ 2. Wawancara Pada bab sebelumnya telah penulis kemukakan bahwa tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah Wawancara dengan koordinator pelaksanaan program Adiwiyata, guru PLH, Guru IPS, kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan peserta didik yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan terkait dengan pelaksanaan program Adiwiyata, kegiatan pelestarian lingkungan hidup yang melibatkan siswa, sumber belajar berwawasan lingkungan yang digunakan sekolah. Tujuan wawancara ini dikarenakan agar para guru bisa lebih kreatif dan bervariasi dalam menjadikan sumber belajar bagi peserta didik, dan untuk peserta didik agar menjadikan siswa dapat berpikir secara mandiri, kreatif dan lebih mencintai lingkungan dengan ikut serta dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup. Oleh karena itu, perlu kiranya penulis mendeskripsikan data hasil wawancara sebagai berikut: Tidak 66 HASIL WAWANCARA A. Wawancara Pertama Wawancara dilakukan oleh tiga orang naraasumber yaitu satu guru koordinator program Adiwiyata, kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah. Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti dengan narasumber. Tabel 4.10 Wawancara Guru Pertanyaan Narasumber Intisari Jawaban 1. Apa alasan 1. Wiwi Gustiwi, sekolah S.Pd mengikuti 2. Sumarno, M.Pd program 3. Hj. Sri Harini, Adiwiyata ? S.Pd Sangat mendukung sekolah mengikuti program Adiwiyata, karena tujuan dari program Adiwiyata itu jelas untuk mendorong warga sekolah untuk melestarikan lingkungan hidup di sekolah. Ditambah lagi jadi membuat siswa lebih menjaga dan mencintai kebersihan lingkungan. 2. Apa saja jenis 1. Wiwi Gustiwi, kebijakan yang S.Pd dibuat sekolah 2. Sumarno, M.Pd berkaitan dengan 3. Hj. Sri Harini, program S.Pd Adiwiyata ? Kebijakan itu tertera dalam peraturan-peraturan sekolah. di sekolah kami sudah ada tata krama dan tata tertib siswa yang memang mengarah kebanyakan pada lingkungan. Kita membuat visi dan misi berwawasan lingkungan, setiap pelajaran selalu mengaiktak dengan lingkungan, dan setiap 67 20 % dari anggaran dialokasikan untuk kegiatan pelestarian lingkungan hidup di sekolah. 3. Apa saja jenis 1. Wiwi Gustiwi, kegiatan yang S.Pd dilaksanakan 2. Sumarno, M.Pd sekolah dengan 3. Hj. Sri Harini, sekolah sebagai S.Pd penyelenggarany a? 4. Apa saja jenis 1. Wiwi Gustiwi, kegiatan yang S.Pd diadakan di 2. Sumarno, M.Pd sekolah dengan 3. Hj. Sri Harini, pihak luar S.Pd sekolah sebagai penyelenggara ? Mengadakan kegiatan bank sampah, pembinaan tentang lingkungan hidup, kebersihan anatar kelas, membuat lombalomba dalam rangka lingkungan hidup seperti membuat produk pemanfaatan limbah seperti bekas bungkus kopi, bekas bungkus pembersih pakaian, dll. Untuk kegiatan lainnya misalkan hari lingkungan hidup dan hari bumi itu biasanya di sekolah mengadakan kegiata seperti lomba puisi ada juga lomba majalah dinding bertemakan lingkungan. Kita mengikuti workshop atau semianar tentang lingkungan hidup yang diselenggarakan oleh kementrian lingkungan hidup atau BPLH Jawa Barat, atau juga oleh lembaga-lembaga instansi seperti halnya dari universitas mengundang kita untuk mengikuti workshop misalnya global warming, itu dari pihak luar mengundang sekolah yang mengikutsertakan siswa dan juga guru-guru. 5. Bagaimana upaya 1. Wiwi Gustiwi, Hampir semua kegiatan kita yang dilakukan S.Pd mengarahkan ke lingkungan dalam 2. Sumarno, M.Pd hidup. Seperti halnya pesantren pelaksanaan 3. Hj. Sri Harini, kilat. Maka dalam pesantren kegiatan ? S.Pd kilat pun kita memasukkan satu tema mengenai lingkungan. 68 6. Apa saja bentuk 1. Wiwi Gustiwi, pemanfaatan S.Pd sarana 2. Sumarno, M.Pd pendukung 3. Hj. Sri Harini, sekolah ramah S.Pd lingkungan ? Kita sediakan tempat sampah disetiap kelas supaya siswa mudah membuang sampah pada tempatnya. Sarana air kita sediakan scukupnya. Kita tanami tanam-tanaman dan pohon-pohon, itu bisa dimanfaatkan untuk istilahnya labortaorium alam. Jadi anak lebih praktk langsung kesana, jadi bisa digunakan sebagai sumber dan sarana belajar juga. Lalu jika ada kran yang bocor siswa bisa buru-bur lapor kepada pihak sekolah jadi air tidak terbuang banyak. Kita juga menanam tanaman yang disebut toga (tanaman obat kelurga) jadi kita menanam tanaman obatobatan misalnya kumis kucing yang digunakan untuk sariawan. Ada kolam penampungan dari PAM, jadi kalau sering mati dari PAM kita punya stok airnya. Cukup untuk mislanya satu hari. 7. Bagaimana 1. Wiwi Gustiwi, pengelolaan S.Pd penunjang 2. Sumarno, M.Pd kebersihan 3. Hj. Sri Harini, lingkungan, S.Pd efesiensi penggunaan sumber daya alam, dan pengelolaan sarana pendukung sekolah ? Penggunaan AC diatas jam 10.00 pagi. Untuk menghemat ATK misalkan membuat konsep itu apada kertas-kertas yang mmang sudah tidak digunakan lagi. Untuk siswa seperti misalnya memberikan tugas kadang-kadang bisa dari internet. Jadi salah satu bentuk menghemat ATK, guru-guru memberikan tugas yang nanti tugas itu dikirim via email jadi siswa tidak print tugas yang nantinya kertas –kertas itu tidak terpakai lagi. 69 8. Untuk 1. Wiwi Gustiwi, pengembangan S.Pd kegiatan berbasis 2. Sumarno, M.Pd partisipatif itu 3. Hj. Sri Harini, seperti apa S.Pd kegiatannya ? Kami bekerja sama dengan masyarakat sekitar dalam haln misalnya Jum‟at bersih (Jumsih). Kebersihan tiap-tiap Jum‟at itu siswa-siswa bersama masyarakat tidak hanya di sekitar sekola, di depan, di pinggir, di kiri, di kanan, belakang sama-sama dengan masyarakat. Kegiatan partisipatif lainnya adalah kami bekerjasama dengan masyarakat itu diantaranya adalah dalam hal penyaluran hasil kompos. Jadi kita juga menjual hasil kompos ke orang tua siswa. 9. Apa saja 1. Wiwi Gustiwi, kesulitan yang S.Pd dihadapi dalam 2. Sumarno, M.Pd mensukseskan 3. Hj. Sri Harini, program S.Pd Adiwiyata ? Kesulitannya masih banyak siswa yang belum sadar arti kebersihan jadi masih banyak siswa yang melanggar peraturan sekolah yang berkaitan dengan program Adiwiyata. Tidak semua anak manut atau patuh menaati peraturan yang sudah dibuat tentang keindahan lingkungan hidup, masih ada beberapa anak yang sulit itu dilihat juga dari basic keluarganya. Karena disini kan sekolah SBI banyak anak-anak yang mampu yang biasa dibimbingnya sama pembantu atau selalu dimanja. Justru itu kesulitannya karena anak terbisasa misalkan membuang sampah yaa kadang terbawa juga sampai di sekolah. 70 10. Bagaimana 1. Wiwi Gustiwi, evaluasi dari S.Pd pelaksanaan 2. Sumarno, M.Pd program 3. Hj. Sri Harini, Adiwiyata ? S.Pd Kebiajakan ini merupakan keputusan bersama jadi kalau merasa ada yang kurang bisa ditambahkan dan itu nanti dibuat kebijakan baru. Jadi di sesuaikan juga dengan apa yang harus dipersiapkan. Tapi kalau kirakira ada yang baru itu dibuat kebijakan lagi melalui surat keputusan atau surat tugas. Itu bentuk kebijakan dari kepala sekolah B. Wawancara Kedua Wawancara dilakukan oleh 7 orang narasumber yaitu satu orang guru koordinator program Adiwiyata, satu orang guru PLH, satu orang guru IPA, dua orang guru IPS, kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah. Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti dengan narasumber. Tabel 4.11 Wawancara Guru Pertanyaan 1. Kurikum apa yang dikembangkan untuk menyukseskan program Adiwiyata ? Narasumber 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Wiwi Gustiwi, S.Pd Siti Nurazizah, S.Pd H. Mawardi, S.Pd Rosana, S, Pd Dyah Pratiwi E, S.Pd Sumarmo, M.Pd Hj. Sri Harini, S.Pd Intisari Jawaban SMP Negeri 2 Depok baru dua tahun menjadikan pendidikan lingkungan hidup (PLH) sebagai muatan lokal (Mulok). Tapi meskipun baru dua tahun tetapi materi PLH itu sudah terintegrasi dengan mata pelajaran yang lain baik itu di seninya, pengetahuan alamnya, termasuk sosialnya juga materi 71 2. Bagaimana bentuk evaluasi yang dilakukan dalam kurikulum ? 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Wiwi Gustiwi, S.Pd Siti Nurazizah, S.Pd H. Mawardi, S.Pd Rosana, S, Pd Dyah Pratiwi E, S.Pd Sumarmo, M.Pd Hj. Sri Harini, S.Pd 3. Apa saja sumber belajar yang digunakan ? 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Wiwi Gustiwi, S.Pd Siti Nurazizah, S.Pd H. Mawardi, S.Pd Rosana, S, Pd Dyah Pratiwi E, S.Pd Sumarmo, M.Pd Hj. Sri Harini, S.Pd lingkungan hidup sudah termasuk. Jadi kurikulum yang terintegrasi tidak berubah, tetap. Cuma dilaksanakan ada poin-poinnya itu ditambahkan materi lingkungannya. Seperti halnya membuat tema, tetap membuat tema tapi nanti oleh si guru ditambahkan temanya tentang lingkungan hidup. Kalau modul disini tidak ada, tapi ada juga buku yang memamng cetakan Jawa Barat yang memang sudah sesuai dengan silabus. Ada juga bukubuku dari UPI karena itu yang paling bagus. Disamping itu juga guru menambahkan flash atau film sehingga apa yang ada di odul atau flash tersebut anak lebih mengena. Ada flashflashnya yang khusus fiilmnya mengenai banir, bencana alam, longsor. Jadi anak tidak hanya melihat dari buku atau mendapat informasi tapi juga melihat kejadiankejadian yang sebenarnya meskipun hanya dalam bentuk film sehingga anak lebih menyadari bagaimana usaha memelihara lingkungan hidup. Lingkungan sekolah juga dijadikan sumber belajar 72 bagi siswa , misalnya guru yang memang materi pelajarannya mengenai lingkungan jadi siswa dibawa langsung ke luar kelas untuk mengamati lingkungan, jadi siswa tidak merasa bosan jika harus belajar didalam kelas saja dan membaca buku saja. Sumber belajarnya juga dari internet dan dari lingkungan sendiri. 4. Apa saja metode pembelajaran lingkungan yang digunakan ? 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Wiwi Gustiwi, S.Pd Siti Nurazizah, S.Pd H. Mawardi, S.Pd Rosana, S, Pd Dyah Pratiwi E, S.Pd Sumarmo, M.Pd Hj. Sri Harini, S.Pd Metode nya tidak hanya dimasukkan ke dalam pelajaran tapi juga diimplementasikan ke dalam kehidupan seharihari. Untuk PLH itu lebiih cnederung untuk aplikasi di lapangan. Misalkan cara sekarang mengenai sampah, cara pengelolaan sampah kemudian cara penyimpanan sampah atau kemudian menganalisa tentang berapa sampah disini setiap hari yang anorganik. Terutama disini kebanyakan yang anorganik. Jadi lebih cenderung kalau PLH itu observasi jadi lebih aplikasinya. Akalu di kelas oaling tergantung materinya. Tapi kebanayakan pada aplikasinya. Untuk pelajaran lainnya hanya mengkaitkan materi dengan kegiatan 73 pelestarian saja. 5. Bagaimana pemanfaatan sumber belajar yang tersedia di sekolah ? 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Wiwi Gustiwi, S.Pd Siti Nurazizah, S.Pd H. Mawardi, S.Pd Rosana, S, Pd Dyah Pratiwi E, S.Pd Sumarmo, M.Pd Hj. Sri Harini, S.Pd 6. Kesulitan-kesulitan apa saja yang dirasakan ketika menggunakan sumber belajar berwawasan lingkungan ? 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Wiwi Gustiwi, S.Pd Siti Nurazizah, S.Pd H. Mawardi, S.Pd Rosana, S, Pd Dyah Pratiwi E, S.Pd Sumarmo, M.Pd Hj. Sri Harini, S.Pd lingkungan Pemanfaatan yang kita lakukan secara berkala, misalnya saja seperti perpustakaan, laboratorium, dll kita bersihkan satu bulan sekali. Tetapi seperti lapangan, laboratorium alam itu kita membersihkannya terbagi dua yang pertama oleh petugas kebersihan yang kedua oleh para siswa yang memang sudah ditugaskan menjaga dan merawat tanaman yang dijadikan bahan praktik mereka ketika pelajaran PLH. Kesulitan diantaranya: 1. Banyak siswa yang kurang berperan secara aktif ketika praktek langsung di lapangan. 2. Siswa banyak yang merasa jijik atau kotor jika harus memegang misalnya tanah, pasir, dll. 3. Kebanyakan siswa ketika praktrk langsung di lapangan berisik, bercanda dan keadaannya kurang kondusif. 74 C. Wawancara Ketiga Peneliti melakukan wawancara dengan sepuluh narasumber yaitu sembilan orang peserta didik kelas VII dan satu orang ketua osis SMP Negeri 2 Depok. Berikut hasil wawancara peneliti dengan narasumber. Tabel 4.12 Wawancara Peserta Didik Pertanyaan Narasumber 1. Apakah kamu mengetahui bahwa SMP Negeri 2 Depok menyelenggarakan Program Adiwiyata? 1. Muhamad Raihan 2. Hisyam Abdullah 3. Alhanafiah 4. Gilang Ramadan 5. Arif Kurniawan 6. Siska Handayani 7. Nurul Amalia 8. Syifa Fauziah 9. Sinta Dewinta 10. Prisilia 1. Muhamad Raihan 2. Bagaimana bentuk 2. Hisyam Abdullah sosialisasi Program 3. Alhanafiah Adiwiyata di sekolah? 4. Gilang Ramadan 5. Arif Kurniawan 6. Siska Handayani 7. Nurul Amalia 8. Syifa Fauziah 9. Sinta Dewinta 10. Prisilia 3. Apakah kamu mengetahui peraturan sekolah yang berhubungan dengan Adiwiyata? 1. Muhamad Raihan 2. Hisyam Abdullah 3. Alhanafiah 4. Gilang Ramadan 5. Arif Kurniawan 6. Siska Handayani 7. Nurul Amalia 8. Syifa Fauziah 9. Sinta Dewinta 10. Prisilia Intisari Jawaban Iyaa, tahu. Sosialisasi Adiwiyata pada saat masa orientasi peserta didik (MOPD) waktu kelas 7. Diberitahukan oleh pihak sekolah, dan dijelaskan seperti apa sekolah Adiwiyata, bagaimana cara menjaga lingkungan hidup. Peraturan yang tetang lingkungan yag pertama msalah sampah. Disini ada 2 tempat sampah. Yang pertama sampah oranik dan anorganik. Sampah organik bisa dijakdikan kompos, sedangkan yang anorganik bisa dimanfaatkan untuk yang lannya. 75 4. Apa hukuman yang 1. Muhamad Raihan diberikan jika melanggar 2. Hisyam Abdullah peraturan tersebut? 3. Alhanafiah 4. Gilang Ramadan 5. Arif Kurniawan 6. Siska Handayani 7. Nurul Amalia 8. Syifa Fauziah 9. Sinta Dewinta 10. Prisilia 5. Bagaimana bentuk dukungan sekolah dalam menyukseskan program Adiwiyata? 6. Apa saja kegiatan sehari-hari yang kamu lakukan di sekolah berkaitan dengan program Adiwiyata? 7. Apa saja jenis kegiatan yang dilakukan untuk memperingati hari bertemakan lingkungan? 1. Muhamad Raihan 2. Hisyam Abdullah 3. Alhanafiah 4. Gilang Ramadan 5. Arif Kurniawan 6. Siska Handayani 7. Nurul Amalia 8. Syifa Fauziah 9. Sinta Dewinta 10. Prisilia 1. Muhamad Raihan 2. Hisyam Abdullah 3. Alhanafiah 4. Gilang Ramadan 5. Arif Kurniawan 6. Siska Handayani 7. Nurul Amalia 8. Syifa Fauziah 9. Sinta Dewinta 10. Prisilia 1. 2. 3. 4. 5. 6. Muhamad Raihan Hisyam Abdullah Alhanafiah Gilang Ramadan Arif Kurniawan Siska Handayani Kemudian masuk WC harus melepaskan sepatu, sela Hukuman yang diberikan sekolah jika melanggar peraturan sekolah yang berkaitan dnegan program Adiwiyata seperti mendapat pont pelanggaran, kena denda, menyapu halaman sekolah, membersihkan WC. Bisanya kakak kelas sering razia-razia, tidak boleh membawa gelang, tidak boleh membawa handphone. Guru-guru juga sering mengingatkan kelas supaya selalu tetap bersih karena setiap hari juga ada yang mengontrol. Setiap pagi membersihkan kelas masing-masing seperti menyapu dan mengepel, lalu setiap Jum‟at ada kegiatan tambahan yaitu Jum‟at bersih (jumsih). Setiap kelas memiliki tanaman kelas masingmasing jadi setiap Jum‟at kita membersihkan tanaman kelas masing-amsing. Setiap memperingati hari bertemakan lingkungan sekolah selalu mengadakan lombalomba, seperti pada tanggal 5 Juni yang 76 7. Nurul Amalia 8. Syifa Fauziah 9. Sinta Dewinta 10. Prisilia diperingati hari lingkungan hdup kita mengadakan lomba baca pusi, lomba poster yang bertemakan lingkungan. 8. Apa manfaat yang 1. Muhamad Raihan kamu peroleh dari 2. Hisyam Abdullah program Adiwiyata? 3. Alhanafiah 4. Gilang Ramadan 5. Arif Kurniawan 6. Siska Handayani 7. Nurul Amalia 8. Syifa Fauziah 9. Sinta Dewinta 10. Prisilia Kita bisa lebih menjaga kebersihan dan mencintai lingkungan. kita paham bagaimana cara mengolah sampah agar menjadi kompos, mendaur ulang barang yang tidak terpai lagi menjadi barang yang siap pakai kembali. Kegiatan kebersihan ini terbawa sapai kerumah, jadi kita terbiasa hidup sehat dan bersih. 9. Apa saja kesulitan yang kamu hadapi dalam melaksanakan kegiatan program Adiwiyata? 1. Muhamad Raihan 2. Hisyam Abdullah 3. Alhanafiah 4. Gilang Ramadan 5. Arif Kurniawan 6. Siska Handayani 7. Nurul Amalia 8. Syifa Fauziah 9. Sinta Dewinta 10. Prisilia Kesulitannya selama ini tidak ada, soalnya kita merasa nyaman dengan keadaan sekolah seperti ini yang bersih, banyak pohon, asri. Mungkin awal-awalnya merasa sulit untuk dikerjakan, tapi seiring berjalannya waktu kita sudah terbiasa dengan kegiatan dari program Adiwiyata. 10. Apa saja sumber belajar yang guru gunakan pada saat belajar? 1. Muhamad Raihan 2. Hisyam Abdullah 3. Alhanafiah 4. Gilang Ramadan 5. Arif Kurniawan 6. Siska Handayani 7. Nurul Amalia 8. Syifa Fauziah 9. Sinta Dewinta 10. Prisilia Pada umumnya kebayakan guru disini menggunakan sumber belajar yang sudah tersedia seperti perpustakaan, laboratorium, dll. 77 11. Metode apa yang 1. Muhamad Raihan guru gunakan pada saat 2. Hisyam Abdullah belajar? 3. Alhanafiah 4. Gilang Ramadan 5. Arif Kurniawan 6. Siska Handayani 7. Nurul Amalia 8. Syifa Fauziah 9. Sinta Dewinta 10. Prisilia Kebanyakan guru menggunakan metode diskusi, kelompok dan observasi langsung ke lapangan. Seperti kebanyakan pelajaran yang menggunakan metode observasi adalah pelajaran yang memang berkaitan langsung dengan lingkungan seperti IPA dan PLH. 12. Apakah guru sering mengajak siswa untuk praktik langsung ke lapangan jika materi yang diajarkan berkaitan dengan lingkungan? 1. Muhamad Raihan 2. Hisyam Abdullah 3. Alhanafiah 4. Gilang Ramadan 5. Arif Kurniawan 6. Siska Handayani 7. Nurul Amalia 8. Syifa Fauziah 9. Sinta Dewinta 10. Prisilia Kadang-kadang guru praktek langsung ke lapangan misalnya waktu itu kita disuruh membawa pohon muda untuk ditanam di halam sekolah karena materi kita bertemakan global warming jadi kita disuruh Bu Azizah untuk menaanam pohon muda di sekolah untuk mengurangi pemanasan global. 13. Apakah guru menggunakan sumber atau media belajar yang bervariasi setiap mengajar? 1. Muhamad Raihan 2. Hisyam Abdullah 3. Alhanafiah 4. Gilang Ramadan 5. Arif Kurniawan 6. Siska Handayani 7. Nurul Amalia 8. Syifa Fauziah 9. Sinta Dewinta 10. Prisilia Jarang-jarang guru menggunakan sumber belajar yang bervariasi, kebanyakan guru hanya menggunakan sumber belajar seperti buku, guru IPA menggunakan laboratorium, sedangkan kebanyakan guru hanya mengguanakan buku cetak dan kadangkadang menggunakan laptop untuk menonton film sesuai materi yang diajarkan. 14. Apa perbedaan yang 1. Muhamad Raihan kamu rasakan saat guru 2. Hisyam Abdullah Lebih naymbung dan lebih cepat menyerap 78 menggunakan sumber 3. Alhanafiah atau media belajar yang 4. Gilang Ramadan bervariasi? 5. Arif Kurniawan 6. Siska Handayani 7. Nurul Amalia 8. Syifa Fauziah 9. Sinta Dewinta 10. Prisilia langsung, karena sumber belajar yang guru gunakan bervariasi dan tidak monoton tidak ituitu saja. Misalnya seperti pelajaran IPS dengan materi interaksi manusia dengan lingungan kalau hanya belajar di kelas dengan buku dan penjelasan dari guru kita tidak paham, tanpa praktek langsung ke lapangan dengan contoh yang realnya. 15. Kegiatan pelestarian lingkungan hidup apa saja yang kamu kerjakan di sekolah ? Yang pertama kita menanam tanaman muda di halaman yang sudah disediakan oleh sekolah sebagai praktik langsung pelajaran PLH. Yang kedua kita selalu mengerjakan Jum‟at bersih (Jumsih) setiap hari Jum‟at. Yang ketiga kita membuat kompos dari sampah-sampah organik yang sudah dipisahkan sebelumnya. Yang keempat kita selalu membersihkan dan menjaga kelas setiap hari dengan menyapu dan mengepel. Yang kelima kita mendaur ulang sampah anorganik seperti bungkus bekas kopi, bekas deterjen baju, menjadi tas yang siap pakai. 1. Muhamad Raihan 2. Hisyam Abdullah 3. Alhanafiah 4. Gilang Ramadan 5. Arif Kurniawan 6. Siska Handayani 7. Nurul Amalia 8. Syifa Fauziah 9. Sinta Dewinta 10. Prisilia 79 D. Wawancara keempat Peneliti melakukan wawancara dengan dua orang narasumber yaitu dua orang petugas kebersihan sekolah SMP Negeri 2 Depok. Tabel 4.13 Wawancara Petugas Kebersihan Pertanyaan Responden Intisari Jawaban 1. Apakah bapak tahu Bapak Nanan bahwa sekolah SMP Bapak Enjang Negeri 2 Depok melaksanakan program Adiwiyata? Iyaa tahu. 2. Sejak kapan sekolah ini melaksanakan program Adiwiyata? 3. Apa saja tugsa bapak yang berkaitan dengan program Adiwiyata Bapak Nanan Bapak Enjang Sejak tahun 2012 Bapak Nanan Bapak Enjang Saya bertugas membersihkan WC, memotong tanaman yang sudah besar-besar, mengecek semua kedaan sekolah. 4. Bagaimana perasaan Bapak Nanan bapak mengenai Bapak Enjang pelaksanaan program Adiwiyata? Sangat senang dan sangat setuju, karena sekolah jadi bersih. Anak-anak jadi betah lama-lama di sekolah. Banyak tanaman yang diurus sehingga membuat sekolah semakin asri dan sejuk. 5. Apa kesulitan yang Bapak Nanan bapak hadapi dalam Bapak Enjang menjalankan program Keslitannya paling masih banyaknya siswa yag suka buang sampah 80 Adiwiyata? tidak pada tempatnya. Sudah itu saja karena hampir 90 % sudah berjalan dengan baik dan tepat. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi ini adalah bahwa kegiatan dari upaya pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Program Adiwiyata dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Program Adiwiyata yang dilaksanakan oleh sekolah tidak hanya dijadikan sebagai suatu program dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup, akan tetapi kegiatan dari upaya pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Guru-guru dapat memanfaatkan kegiatan dari pelestarian lingkungan hidup sebagai sumber belajar dengan metode praktik lapangan. Jadi kegiatan upaya pelestarian lingkungan hidup dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. C. Pembahasan Penelitian 1. Pelaksanaan Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok Program Adiwiyata mempunyai empat standar agar pelaksanaan Adiwiyata berjalan dengan baik, empat standar yang sudah diterapkan dan dilaksananakan di SMP Negeri 2 Depok yaitu: a. Mengembangkan kebijakan sekolah berwawasan lingkungan Kebijakan peduli dan berwawasan lingkungan sudah dimasukkan dalam visi, misi, dan tujuan SMP Negeri 2 Depok. SMP Negeri 2 Depok memiliki visi “Mewujudkan sekolah yang berkualitas, berkarakter, dan berbudaya lingkungan di era global” dengan salah satu misinya “Membangun institusi yang tangguh dan kondusif, berkarakter dan berbudaya lingkungan dengan menerapkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle)”. Visi misi tersebut memberikan motivasi bagi semua warga SMP Negeri 2 Depok untuk memiliki budaya 81 lingkungan yang baik di era global, sehingga tercipta harmonisasi alam, manusia, dan lingkungan agar tercipta proses pembelajaran yang sehat, bersih, dan menyenangkan. Selaras dengan visi misinya SMP Negeri 2 Depok juga memiliki tujuan sekolah meningkatkan kecerdasan yang bermartabat, berkarakter dan berbudaya lingkungan dengan menerapkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). 3R tersebut merupakan budaya yang diunggulkan SMP Negeri 2 Depok sebagai sekolah Adiwiyata yang meliputi: Reduce merupakan sustau cara penanggulangan sampah dengan mengurangi pemakaian sampah. Hal ini dilakukan dengan membiasakan kantin menggunakan gelas dan piring sebagai tempat makanan dan minuman untuk mengurangi penggunaan plastik. Upaya ini dalam rangka mengurangi jumlah sampah yang ada di SMP Negeri 2 Depok. Reuse merupakan tindakan mengunakan barang secara berulang-ulang. Program ini dilakukan dengan penggunaan botol minuman atau tempat makanan yang digunakan untuk membawa bekal dari rumah. Sehingga sampah jajanan berkurang. Recycle adalah tindakan membuat suatu barang dari bahan lama (sampah) dengan jalan mengubah kandungan kimia dan fisik barang. Jadi Recyle yang dilakukan SMP Negeri 2 Depok berupa pengolahan sampah, baik sampah organik maupun anorganik. Hasil yang dibanggakan dari recycle ini berupa pembuatan tas dari bekas bungkus kopi, bekas bungkus deterjen, berupa kerajinan bungkus plastik, kain perca untuk membuat peghias sendal jepit. SMP Negeri 2 Depok juga memiliki kebijakan pengembangan materi lingkungan hidup yang tercantum dalam silabus, RPP, maupun lembar penilaian yang dirancang di awal tahun pelajaran. Cara lain tuk meningkatkan kualits SDM SMP Negeri 2 Depok dengan mengadakan dan menghadiri workshop dan pelatihan-pelatihan terutama yang berkaitan dengan lingkungan. 82 Rencana anggaran dana SMP Negeri 2 Depok mengalokasikan kira-kira 20% untuk keperluang lingkungan dari rencana anggaran yang dibuat. Agar dana yang dikeluarkan tidak mengalami defisit, maka sekolah melakukan kebijakan penghematan terhadap SDA seperti penggunaan air, listrik, bahan bakar, plastik dan kertas. Hal ini selain untuk menghemat anggaran juga untuk menjaga ketersediaannya agar selalu lancar. b. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan Pelaksanaan kurikulum yang berbasis lingkungan yang sudah dilakukan oleh SMP Negeri 2 Depok adalah SMP Negeri 2 Depok sudah menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran. Metode yang digunakan seperti diskusi, penugasan, praktk langsung dan observasi. SMP Negeri 2 Depok menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum tersebut mengintegrasikan lingkungan pada semua mata pelajaran. Jadi semua mata pelajaran memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikaitkan dengan lingkungan, baik metode, model, pendekatan sampai media dan sumber pembelajaran. Siswa akan lebih rileks dan semangat ketika pembelajaran di luar dengan media dan sumber lingkungan sekitar. Hal tersebut juga dapat meningkatkan kecintaan dan kepedulian lingkungan, karena siswa langsung merasakan manfaatnya. Integrasi lingkungan berupa penanaman karakter peduli lingkungan pada siswa, baik berupa praktik maupun teori. Dalam hal teori siswa dibekali dan disisipi materi yang berkaitan dengan lingkungan. Siswa juga diberi tugas yang ada kaitannya dengan lingkungan, dalam hal praktek siswa diberi kegiatan tentang kecintaan dan peduli pada lingkungan, meskipun sekedar kebersihan kelas. Jadi sebelum memulai pembelajaran guru mengevaluasi kebersihan kelas. Pada saat pembelajaran siswa selalu dikait-kaitkan dan diingatkan untuk peduli 83 lingkungan, bahkan bila siswa melakukan pelanggaran terutama terlambat datang, maka sangsi yang diberikan berupa sangsi kebersihan selama satu jam pelajaran. c. Kegiatan Lingkungan berbasis Partsipatif SMP Negeri 2 Depok telah mengembangkan kegiatan lingkungan yang berbasis partisipatif diataranya: 1) Memelihara dan merawat gedung dan lingkungan sekolah oleh warga sekolah yang terlihat dari setiap kelas yang sudah memiliki piket kebersihan setiap harinya, adanya program Jum‟at besrih (Jum‟at bersih) dan kegiatan Rombongan Lillahitaa‟ala (ROMLI) yang penilaiannya dilakukan setiap 1 bulan sekali, 2) Memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah-kaidah perlindungan dan pengelolaan LH seperti adanya apotik hidup, pembibitan tanaman, pengelolaan sampah berupa tempat pengomposan dan bank sampah, 3) Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka dan PMR yang sesuai dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan memasukan pengetahuan lingkungan hidup ke siswanya seperti mengenai kepedulian terhadap lingkungan dengan mengelola sampah dengan daur ulang ataupun pengomposan, 4) Adanya kreativiats dan inovasi warga sekolah dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, kegiatannya berupa daur ulang sampah, pemanfaatan air, karya seni dan hemat energi, 5) Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar seperti bersih-bersih di lingkungan skitar luar sekolah, 6) Memanfaatkan nara sumber untuk seminar dalam rangka untuk meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup yaitu dari LSM, Pemkot, Dinas Pendidikan, dan sekolah Adiwiyata yang lain, 7) Mendapatkan dukungan dari kalangan yang terkait dengan sekolah (orang tua, alumni, media/pers, dunia usaha, pemerintah, LSM, Perguruan tinggi, sekolah lain) untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah. 84 d. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan yang dilakukan SMP Negeri 2 Depok adalah 1) Menyediakan sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran lingkungan hidup disekolah seperti penyediaan tempat pengomposan, taman sekolah, apotek hidup, tanaman hidroponik, 2) Memelihara sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingungan ini terlihat dari setiap ruang memiliki pengaturan cahaya yang baik, ventilasi udara yang alami, dan pemeliharaan pohon peneduh, 3) Meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah dimana setiap kelas memiliki tata tertib, daftar piket dengan guru sebagai pengawasnya, 4) Adanya himbauan sekolah untuk memanfaatkan listrik, air dan ATK secara efisien melalui slogan hemat listrik, hemat air, gunakan spidol seperlunya dan lain-lain, 5) Meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan, serta dengan cara sekolah mensosialisasikan dengan mendatangkan pihak kesehatan, 6) SMP Negeri 2 Depok juga menyediakan tempat sampah yang terpilah menjadi tiga yaitu tempat sampah warna hijau untuk organik, tempat sampah warna kuning untuk sampah anorganik, serta tempat sampah merah untu B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) seperti zat-zat kimia yang digunakan untuk praktek, atau pembersih ruangan yang mengandung bahan kimia berbahaya. Sampah organik biasanya digunakan untuk kompos. SMP Negeri 2 Depok sudah memiliki seperangkat komposter untuk membuat kompos sendiri, sampah plastik didaur ulang menjadi produk kerajinan. 85 2. Upaya pelestrarian Lingkungan Hidup di SMP Negeri 2 Depok a. Mendaur ulang Kegiatan mendaur ulang ini dilakukan oleh seluruh warga kelas VII di SMP Negeri 2 Depok. Adapun bahan-bahan yang didaur ulang adalah: a) bekas bungkus-bungkus kopi good day yang dikreasikan oleh siswa menjadi tas, b) kain-kain bekas yang dijadikan sebagai pelapis sendal jepit, jadi tampilan sendal jepit lebih indah dan sesuai kreasi siswa, c) membuat bekas-bekas lidi korek api ditempel menjadi bentuk kupu-kupu dan dimasukkan kedalam bingkai, d) membuat bingkai, pot bungan dari sisa-sisa stik es krim. b. Membuat kompos Para siswa mengumpulkan bekas-bekas dari batok kelapa yang sudah tidak terpakai lagi yang mereka bawa dari rumah masingmasing, lalu mereka pilih-pilih yang mana yang bisa diolah menjadi kompos lalu dimasukkan kedalam alat penghalus kompos setelah itu kompos siap dijual oleh warga sekitar, atau para wali murid yang ingin membeli kompos hasil buatan para siswa. c. 86 d. Belajar berkebun dihalaman sekolah Para siswa disuruh membawa bibit pohon muda, seperi sayuran sawi, kacang panjang, dll. Lalu mereka menamam bibit pohon muda di area sekolah yang sudah disipakan oleh pihak sekolah. Penanaman pohon muda ini bertujuan untuk membuaka ruang terbuka hijau (RTH) di sekolah, dan mengajarkan siswa untuk bisa memanfaatkan area yang kosong untuk dijadikan sesuatu yang lebih bermanfaat. e. Mengehmat penggunaan energi Pada pukul 07.00-10.00 para siswa dilarang menyalakan AC, AC dapat digunakan pada pukul 10.00. hal ini dilakukan supaya para siswa bisa menghirup udara segar dipagi hari, selain itu kegiatan ini supaya menghemat penggunaan energi. f. Kegiatan Jumsih (Jum‟at bersih) Kegiatan Jumsih ini dilakukan setiap hari Jum‟at di minggu kedua dan keempat, jadi dilakukan sebanyak dua kali dalam sebulan. Kegiatannya meliputi membersihkan WC, membersihkan Musholla, halaman sekitar sekolah, dan kelas-kelas. Kegiatan ini dipantau langsung oleh guru-guru. g. Kegiatan Rombongan Lillahitaa‟la Kegiatan ini meliputi kegiatan bersih-bersih disekitar sekolah, seperi yang sudah dijekaskan pembuatan kompos, jumsih dll. Karena setiap kegiatannya dilakukan secara rombongan atau berkelompok. 87 Gambar 4.2 h. Kegiatan kebersihan yang diikuti ekstrakurikuler Pada eksul PMR, Paskibra, dan Pramuka disetiaap eksul ini selalu diselipkan kegiatan kebersihan didalamnya misalnya, memberishkan halaman sekitar luar sekolah, kantin, dll. Jadi eksul di sekolah tidak hanya mengikuti kegiatan eksul saja tetapi dimasukkan kegiatan kebersihannya juga. i. Membawa tempat makan dan minum dari rumah Untuk menjaga kebersihan di sekolah maka sekolah menyarankan siswa untuk membawa tempat makan dan minum sendiri dari rumah, karena sudah terjamin kebersihannya. Selain itu penggunaan bungkus plastik yang tidak baik baik kesehatan, karena para penjual kantin di sekolah masih banyak yang masih menggunakan plastik untuk membungkus makanannya. j. Memanfaatkan tanaman keluarga (TOGA) Para siswa menanam sendiri tanaman keluarga seperti kunyit, jahe, kencur di wadah-wadah yang sudah disiapkan oleh sekolah. lalu disimpan dilemari-lemari. 88 k. Menamam tanaman hidroponik Para siswa menanam tanaman hidroponik dalam artian tanaman yang tidak dicampur oleh bahan-bahan kimia, jadi tanaman yang ditanam benar-benar organik. Gambar 4.3 k.. Pemisahan Sampah Sekolah SMP Negeri 2 Depok memiliki tiga tong sampah yang pembuangannya berbeda sesuai dengan warna. Warna hijau untuk sampah organik, warna kuning untuk sampah anorganik, warna merah untuk sampah berbahaya dan beracun. Gambar 4.4 89 3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok Faktor pendukung dalam pelaksanaan program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok tenaga pendidik memiliki jenjang pendidikan tinggi. Hal ini mendorong akan keberhasilan dalam penerapan program sekolah Adiwiyata dan berbagai metode dalam pembelajaran akan lebih banyak dengan melibatkan peseta didik lebih aktif baik didalam maupun diluar kelas. Adanya keterlibatan pihak wali murid dan pemerintah membuat pelaksanaan program Adiwiyata berjalan dengan lancar. Keadaan sarana dan prasarana sekolah yang lengkap membuat kegiatan yang berkaitan dengan program Adiiwiyata berjalan lancar misalnya saja keadaan sekolah yang memiliki luas yang besar membuat sekolah memiliki ruang terbuka hijau (RTH) di dalam sekolah. Faktor penghambat dalam pelaksanaan program Adiwiyata adalah masih kurang kompaknya guru-guru dalam melaksanakan program Adiwiyata, jadi sebagian guru mengandalkan kepada guru koordinator program Adiwiyata yang memang sudah ditunjuk oleh pihak sekolah, selain itu karena di sekolah sudah ada petugas kebersihan para siswa mengandalkan kebersihan diluar kelas kepada petugas kebersihan, dan karena kurangnya sosialisasi pelaksanaan program Adiwiyata menjadikan sebagaian wali murid belum mengetahui bahwa SMP Negeri 2 Depok mengikuti Program Adiwiyata. Untuk pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan, yang menjadi kendala dalam pelaksanaannya adalah kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga 90 kebersihan wc. Dan pada kantin disekolahnya masih terdapat yang menggunakan bahan plastik untuk membungkus makanan. 4. Langkah-Langkah Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Belajar Melalui Program Adiwiyata Sebelum memanfaatkan kegiatan pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata sebagai sumber belajar dan memanfaatkan sekolah sebagai sumber belajar berawawasan lingkungan harus mempesiapkan dan mementukan beberapa hal sehingga kegiatan pelestarian lingkungan hidup sebagai sumber belajar akan optimal dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukannya. Beberapa langkah-langkah di bawah ini perlu diperhatikan oleh guru, yaitu sebagai berikut: a. Langkah Persiapan Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh pada langkah persiapan antara lain: 1) Dalam hubungannya dengan idang studi tertentu guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh oleh siswa. 2) Tentukan materi dan objek yang harus dipelajari. 3) Menentukan cara belajar pada saat siswa pada saat kegiatan pelestarian lingkungan hidup berlamgsung. b. Langkah Pelaksanaan Pada langkah ini siswa melakukan kegiatan belajar di lingkungan sekolah sesuai dengan materi yang diajarkan dan apa yang ingin dipelajari. Semua mata pelajaran memiliki rencana 91 pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikaitkan dengan lingkungan, baik dari metode, model, pendekatan sampai sumber pembelajaran, karena itu merupakan tujuan dari program Adiwiyata. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki kreatifitas dan inovatif dalam memilih metode, media, dan sumber belajar yang akan digunakan. Sumber belajar yang memanfaatkan lingkungan sekolah membuat siswa akan lebih rileks dan semangat ketika pembelajaran di luar dengan menggunakan sumber belajar lingkungan sekitar. Hal tersebut juga dapat meningkatkan kecintaan dan kepedulian lingkungan, karena siswa langsung merasakan manfaatnya. Adapun mata pelajaran yang memanfaatkan kegiatan dari program Adiwiyata sebagai sumber belajar adalah: Pertama, mata pelajaran PLH dengan materi mengurangi pemanasan global. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah para siswa kelas VII yang terdiri dari 9 rombel dibagi menjadi 9 kelompok. Setiap kelompok diwajibkan membawa pohon muda yang siap ditanam di area sekolah, dan setiap pohon diberi tanda oleh kelompoknya masing-masing. Kedua, mata pelajaran IPS dengan materi pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip daur ulang. Adapun kegiatan yang dilakukan sama seperti PLH kelas VII dibagi menjadi 9 kelompok yang setiap kelompoknya diberi tugas mencari dan memanfaatkan barang-barang yang dapat didaur ulang. Diantaranya: membuat tas dari bekas bungkus kopi, mendaur ulang sendal jepit dengan kain dan falnel yang sudah tidak terpakai, dan membuat kerajinan lainnya. 92 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Upaya pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Depok sangat efektif dimanfaatkan untuk sumber belajar bagi peserta didik. Sumber belajar yang digunakan dengan metode praktik lapangan. Jadi peserta didik langsung praktik ke lapangan sesuai dengan materi yang berkaitan dengan lingkungan. Kegaiatan-kegiatan pelestarian lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 2 Depok adalah diantaranya: membuat kompos dari sampahsampah organik dan sisa-sisa batok kelapa, melaksanakan kegiatan Jum‟at bersih (Jumsih), mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai kembali sepert membuat tas dari barang bekas, membuat TOGA (tanaman obat keluarga) yaitu (menanam kunyit, jahe, kencur, dll) dan belajar berkebun yaitu dengan menanam pohon muda di area yang sudah disediakan oleh sekolah. Kegiatan pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata inilah yang dijadikan sumber belajar oleh guru yang memanfaatkan lingkungan sekolah. B. Saran Berdasarkan pada kesimpulan diatas, maka penulis mencoba mengajukan beberapa saran agar menjadi masukan yang sekiranya berguna diantaranya: 1. Bagi Para Siswa/Siswi Ikut mendukung dan mensukseskan kegiatan pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 2 Depok serta mematuhi peraturan sekolah yang berkaitan dengan Program Adiwiyata. 93 2. Bagi Para Guru Mengkomunikasikan dan mendorong seluruh warga sekolah terutama para siswa untuk ikut serta melaksanakan dan mensukseskan kegiatankegiatan dari program Adiwiyata. 3. Bagi Sekolah Sekolah diharapkan mensosialisasikan program Adiwiyata kepada para siswa dan wali murid sehingga tidak terjadi kesalahpahaman ketika siswa sedang mengikuti kegiatan dari program Adiwiyata. 4. Bagi Orang Tua Para orang tua diharapkan mendukung dan menerima semua kegiatan dari program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok yang banyak melibatkan para peserta didik. 5. Bagi Peneliti Demi kesempurnaan dalam penelitian ini penulis berharap ada yang mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas program Adiwiwyata dalam menumbuhkan rasa cinta lingkungan kepada para peserta didik di SMP Negeri 2 Depok, karena peneliti belum menemukan motivasi dari peserta didik untuk lebih mencintai lingkungan. 94 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. BPS, “Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia”, www.data.go.id, 12 Mei 2015 Bahcri, Samsu l. T. Bachtiar, Ahmad Yani, Geografi Untuk Kehidupan Seri Negara-Negara dam Budayanya. Jakarta: Unggul Permana Selaras, 2008. Bunga Rampai, Perundangan Widyatamm, Cet. Kedua, 2006. Lingkungan Hidup. Tangerang: Pustaka Dwi,Yanti Rahmah, Sjamsir Sjamsuddin, Riyanto, “Implementasi Program Sekolah Adiwiyata (Studi Kasus pada SDN Manukan Kulon III/540 Kota Surabaya)”, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 2, No 4, Hal 753-757 Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pres, 2008. Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama, 2011. Hamdani, Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011. Irwan, Zoer‟aini Djamal. Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya. Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2012. Eddy Karden Sontang Manik. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan, Cet. Ketiga, 2009. Migristine, Rinrin. Pengolahan Sampah Plastik. Bandung: Titian Ilmu Bandung, 2009. Nugraha, Adrian R. Menyelamatkan Lingkungan Hidup Dengan Pengelolaan Sampah. Bekasi, 2009. Saebani, Beni Ahmad. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 2008. Sanjaya Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:Kencana, 2008. Salim Emil, Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: PT.Pustaka LP3ES, 1993. 95 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 1995. Soeprobowati Diah, Akhlak Siswa Terhadap Alam. Semarang: Sindur Press, 2008. Soerjani Moh, Rofiq Ahmad, Rozy Munir. Lingkungan Sumberdaya Alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan. Jakarta: UI-Press, 1987. Soemarwoto, Otto. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan, 1991. St Syamsudduha dan Muh.Rapi, “Penggunaan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi”, Lentera Pendidikan, Vol 15 No 1 Juni 2012 18-31. Supardi, Imam. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung: Alumni, 1994. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup UUD No 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Wahyuningtyas Desy, Priyatno Harsastro, Supratiwi, “Evaluasi Program Adiwiyata di SMAN 11 Semarang”, Jurnal Ilmu Pengetahuan, 2013 www.artikellingkunganhidup.com”cara-menerapkan-konsep-4R”diakses, 12 Mei 2015. 96 Lampiran 1 PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2009 SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 huruf i Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pemerintah dapat memberikan penghargaan kepada orang atau lembaga yang berjasa di bidang lingkungan hidup; b. bahwa penghargaan ADIWIYATA yang dilaksanakan melalui Program ADIWIYATA merupakan salah satu bentuk penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah kepada lembaga pendidikan formal yang dinilai berjasa dalam mengembangkan pendidikan lingkungan hidup; c. bahwa dalam rangka pelaksanaan Program ADIWIYATA perlu disusun pedoman pelaksanaan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Pedoman Pelaksanaan Program ADIWIYATA; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 97 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; 5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Lingkungan Hidup; 6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 280 Tahun 2008 tentang Penghargaan Adiwiyata; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA. 98 Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. ADIWIYATA adalah sekolah yang baik dan ideal sebagai tempat memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan berkelanjutan. 2. Program ADIWIYATA adalah salah satu program kerja berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mewujudkan pengembangan pendidikan lingkungan hidup. 3. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengelolaan lingkungan hidup. Pasal 2 Pedoman pelaksanaan Program ADIWIYATA bertujuan untuk memberikan acuan kerja pelaksanaan Program ADIWIYATA bagi tim peninjau lapangan Program ADIWIYATA. Pasal 3 Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi: a. mekanisme penilaian sekolah yang mengikuti Program ADIWIYATA; b. kriteria sekolah ADIWIYATA; dan c. kode etik tim peninjau lapangan Program ADIWIYATA. Pasal 4 (1) Mekanisme penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi tahap: a. penilaian administrasi; dan b. penilaian teknis. (2) Mekanisme penilaian administrasi dan penilaian teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b tercantum dalam 99 Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 5 (1) Penilaian Program ADIWIYATA dilakukan oleh tim peninjau lapangan yang ditetapkan oleh Sekretaris Menteri Negara Lingkungan Hidup. (2) Anggota tim peninjau lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari wakil: a. Kementerian Negara Lingkungan Hidup; b. Departemen Pendidikan Nasional; c. Perguruan Tinggi; dan d. Lembaga Swadaya Masyarakat Tingkat Pusat yang bergerak di bidang pendidikan lingkungan hidup. (3) Ketua tim peninjau lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup. (4) Tim peninjau lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas: a. melakukan penilaian administrasi; b. melakukan penilaian teknis; dan c. membuat berita acara penilaian. (5) Berita acara penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c dilengkapi dengan formulir isian nilai, uraian tentang kelebihan dan kekurangan sekolah, dan dokumentasi hasil pemantauan. Pasal 6 (1) Sekolah ADIWIYATA yang dinilai, wajib memenuhi kriteria: a. memiliki kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan; b. memiliki dan melaksanakan kurikulum sekolah berbasis lingkungan; c. melaksanakan kegiatan sekolah berbasis partisipatif; dan d. memiliki sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan. 100 (2) Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 7 (1) Berdasarkan hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan pertimbangan dari Dewan Pertimbangan Penghargaan ADIWIYATA, Menteri menetapkan: a. calon sekolah ADIWIYATA; dan b. sekolah ADIWIYATA. (2) Calon sekolah ADIWIYATA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan menjadi sekolah ADIWIYATA setelah memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1). (3) Sekolah yang telah menerima Penghargaan ADIWIYATA selama 3 (tiga) kali berturut-turut akan menerima Penghargaan ADIWIYATA Mandiri. Pasal 8 (1) Tim peninjau lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 wajib mematuhi kode etik. (2) Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. melakukan penilaian secara obyektif dan independen sesuai fakta di lapangan; b. menaati semua ketentuan mekanisme penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4; c. tidak menerima dan/atau menjanjikan untuk memberikan sesuatu dalam bentuk apapun yang berhubungan dengan pelaksanaan penilaian; d. berkomunikasi secara sopan dan profesional dalam melaksanakan penilaian; e. berpenampilan pantas dan rapi dalam melaksanakan penilaian teknis; dan f. tidak menginformasikan nilai hasil penilaian kepada pihak manapun. 101 Pasal 9 (1) Pelanggaran terhadap kode etik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dapat dikenakan sanksi berupa pemberhentian sebagai tim peninjau lapangan. (2) Pemberhentian tim peninjau lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Sekretaris Menteri Negara Lingkungan Hidup. Pasal 10 (1) Biaya pelaksanaan Program ADIWIYATA dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota. (2) Selain sumber pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pembiayaan dapat berasal dari sumber lain sesuai dengan peraturan perundangundangan. Pasal 11 Menteri, gubernur, bupati, walikota secara sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama melakukan pembinaan kepada calon sekolah ADIWIYATA dan sekolah ADIWIYATA. Pasal 12 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. 102 Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal:16Maret 2009 MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, ttd RACHMAT WITOELAR Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad. 103 Lampiran 2 Bagan Kerangka Berpikir Program Adiwiyata Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah. Upaya pelestarian lingkungan hidup 1. Menjaga kebersihan sekitar sekolah 2. Membuat kompos 3. Memisahkan sampah organik dan anorganik 4. mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi. Sumber Belajar 104 Lampiran 3 Perencanaan Waktu Penelitian No Tahapan Penelitian Waktu penelitian Jan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Penyusunan Proposal Skripsi Revisi Bab IIII Penyusunan Instrumen Penelitian Persiapan Surat Izin Penelitian Pengambilan Data Pengolahan Data Penyusunan Bab IV dan Bab V Kelengkapan Lampiran Sidang Munaqosah Revisi Skripsi Pengumpulan Skripsi Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt 105 Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian No 1. Perumusan Masalah Teknik Pengumpulan Data Kisi-kisi Bagaimana pelaksanaan program Adiwiyata di SMP Negeri2 Depok Wawancara dengan Kepala sekolah 6. Bagaimana peran serta dalam menjalankan program Adiwiyata? 7. Kebijakan yang dibuat sekolah yang berkaitan dengan program Adiwiyata? 8. Kegaiatan sekolah sebagai penyelenggara program Adiwiyata? 9. Pemanfaatan sarana pendukung ramah lingkungan 10. Kegatan-kegiatan pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata? Wawancara dengan wakil kepala sekolah Wawancara dengan koordinator program Adiwiyata Wawancara dengan guru bidang studi pendidikan lingkungan hidup (PLH) 4. Peran serta dalam menjalankan program Adiwiyata? 5. Pemanfaatan sarana pendukung ramah lingkungan? 6. Kegiatan pelestarian lingkungan hidup yang berkaitan dengan pelajaran? Wawancara dengan bidang studi IPS Wawancara dengan siswa 5. Peran serta dalam menjalankan program Adiwiyata? 6. Kegiatan yang dilakukan siswa dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup di sekolah? 7. Kesulitan dalam menjalankan program Adiwiyata? 8. Manfaat menjalankan kegiatan pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata? 106 2. Bagaimana kegiatan pelestarian lingkungan hidup sebagai sumber belajar bagi peserta didik Observasi Lingkungan sekolah Dokumentasi Lingkunga sekolah Wawancara dengan guru bidang studi PLH+IPA Wawancara guru bidang studi IPS Wawancara siswa Observasi Dokumentasi 5. Sumber belajar apa saja yang digunakan dalam proses belajar mengajar? 6. Penggunaan sumber belajar yang bervariasi dan inovatif? 7. Bagaimana pemanfatan dan peggunaan sumber belajar melalui kegiatan pelestarian lingkungan hidup? 8. Bagaiamana metode pembelajaran lingkungan yang digunakan? 4. Sumber belajar yang guru gunakan dalam kegiatan belajar mengajar? 5. Penggunaan sumber belajar bervariasi? 6. Penggunaan sumber belajar melalui kegiatan pelestarian lingkungan hidup? 5. Observasi kegiatan siswa dalam berkebun di sekitar sekolah 6. Observasi siswa dalam kegiatan mendaur ulang barang-barang bekas 7. Observasi membersihkan lingkungan sekitar kelas, sekolah 8. Observasi kegaiatan membuat kompos dari sampah organik Kegiatan pelestarian hidup di sekolah lingkungan 107 Lampiran 5 Lembar Observasi Penelitian Lembar Observasi Kebersihan Lingkungan Sekolah di SMP Negeri 2 Depok Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No Aspek Penilaian 1. Membuat dan melaksanakan piket harian kelas di sekolah, (diantaranya : menyapu, mengepel, mengelap kaca kelas) Mengadakan kegiatan Rombongan Lillahitaa‟la (ROMLI) 2. 3. Membuang sampah pada tempatnya Ya √ Tidak √ √ Lembar Observasi Tempat Ibadah di SMP Negeri 2 Depok Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No Aspek Penilaian Ya √ 1. Membersihkan karpet/sejadah di musholla masjid 2. Membersihkan sekitar wc dan tempat wudhu √ 3. Membersihkan dan merapihkan perlengkapan shalat seperti mukena, sarung, sajadah, Al-Qur‟an √ Tidak 108 Lembar Observasi Perawatan Tumbuhan di SMP Negeri 2 Depok Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No Aspek Penilaian Ya √ 1. Menyiram tanaman sekolah 2. Memberi pupuk pada tumbuhan yang ada di sekolah √ 3. Menanam tanaman sawi disamping sekolah √ 4. Memangkas tanaman yang sudah besar Tidak √ Lembar observasi Kegiatan Mendaur Ulang Barang Tidak Terpakai Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No Aspek Penilaian 1. Mendaur ulang serta membuat tas yang terbuat dari bekas bungkus kopi good day 2. Mendaur ulang serta membuat sendal dari sisa kain yang sudah tak terpakai √ 3. Membuat bingkai dari koran-koran bekas √ Ya √ Tidak 109 Lembar Observasi Pengelolaan Sampah dan Pengolahannya Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No Aspek Penilaian 1. Pemisahan sampah organik dan anorganik Ya √ 2. Pembuatan kompos dari sampah-sampah √ 3. Pendistribusian kompos ke wali murid √ Tidak Lembar Observasi Mengurangi Pemanasan Global Di SMP Negeri 2 Depok Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No Aspek Penilaian 1. Menghemat pengguanaan energi (menggunakan ac pada pukul 10.00 pagi) 2. Penanaman pohon-pohon muda √ 3. Pengelolaan sampah di lingkungan sekitar sekolah √ Ya √ Tidak 110 Lembar Observasi Sekolah Ketersediaan Sumber Belajar Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No 1. Aspek Penilaian Ya Tidak √ Ketersediaan buku paket sesuai kurikulum 2. Ketersediaan laboratorium IPA √ 3. Ketersediaan perpustakaan √ Lembar Observasi Sekolah Sumber belajar berwawasan lingkungan Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No Aspek Penilaian Ya 1. Lingkungan sekolah yang luas dan dan bersih √ 2. Adanya taman sekolah yang luas dan bersih √ 3. Adanya bibit-bibit tanaman untuk dijadikan berkebun √ 4. Pemanfaatan barang bekas menjadi barang yang siap jual √ Tidak 111 Lembar Observasi Pengelolaan Sumber Belajar Lingkungan Berilah tanda checklist (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan penulis: Keterangan No Aspek Penilaian Ya 1. Pemanfaatan yang dilakukan oleh guru dengan cara memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar √ 2. Pemanfaatan oleh siswa dengan cara menjadikan barang bekas menjadi barang siap pakai √ Tidak 112 Lampiran 6 Hasil Wawancara Wawancara Guru Pertanyaan Narasumber Intisari Jawaban 3. Apa alasan 4. Wiwi Gustiwi, sekolah S.Pd mengikuti 5. Sumarno, M.Pd program 6. Hj. Sri Harini, Adiwiyata ? S.Pd Sangat mendukung sekolah mengikuti program Adiwiyata, karena tujuan dari program Adiwiyata itu jelas untuk mendorong warga sekolah untuk melestarikan lingkungan hidup di sekolah. Ditambah lagi jadi membuat siswa lebih menjaga dan mencintai kebersihan lingkungan. 4. Apa saja jenis 4. Wiwi Gustiwi, kebijakan yang S.Pd dibuat sekolah 5. Sumarno, M.Pd berkaitan dengan 6. Hj. Sri Harini, program S.Pd Adiwiyata ? Kebijakan itu tertera dalam peraturan-peraturan sekolah. di sekolah kami sudah ada tata krama dan tata tertib siswa yang memang mengarah kebanyakan pada lingkungan. Kita membuat visi dan misi berwawasan lingkungan, setiap pelajaran selalu mengaiktak dengan lingkungan, dan setiap 20 % dari anggaran dialokasikan untuk kegiatan pelestarian lingkungan hidup di sekolah. 11. Apa saja jenis 4. Wiwi Gustiwi, kegiatan yang S.Pd dilaksanakan 5. Sumarno, M.Pd sekolah dengan 6. Hj. Sri Harini, Mengadakan kegiatan bank sampah, pembinaan tentang lingkungan hidup, kebersihan anatar kelas, membuat lomba- 113 sekolah sebagai penyelenggarany a? S.Pd lomba dalam rangka lingkungan hidup seperti membuat produk pemanfaatan limbah seperti bekas bungkus kopi, bekas bungkus pembersih pakaian, dll. Untuk kegiatan lainnya misalkan hari lingkungan hidup dan hari bumi itu biasanya di sekolah mengadakan kegiata seperti lomba puisi ada juga lomba majalah dinding bertemakan lingkungan. 12. Apa saja jenis 4. Wiwi Gustiwi, kegiatan yang S.Pd diadakan di 5. Sumarno, M.Pd sekolah dengan 6. Hj. Sri Harini, pihak luar S.Pd sekolah sebagai penyelenggara ? Kita mengikuti workshop atau semianar tentang lingkungan hidup yang diselenggarakan oleh kementrian lingkungan hidup atau BPLH Jawa Barat, atau juga oleh lembaga-lembaga instansi seperti halnya dari universitas mengundang kita untuk mengikuti workshop misalnya global warming, itu dari pihak luar mengundang sekolah yang mengikutsertakan siswa dan juga guru-guru. 13. Bagaimana upaya 4. Wiwi Gustiwi, Hampir semua kegiatan kita yang dilakukan S.Pd mengarahkan ke lingkungan dalam 5. Sumarno, M.Pd hidup. Seperti halnya pesantren pelaksanaan 6. Hj. Sri Harini, kilat. Maka dalam pesantren kegiatan ? S.Pd kilat pun kita memasukkan satu tema mengenai lingkungan. 14. Apa saja bentuk 4. Wiwi Gustiwi, pemanfaatan S.Pd sarana 5. Sumarno, M.Pd pendukung 6. Hj. Sri Harini, sekolah ramah S.Pd lingkungan ? Kita sediakan tempat sampah disetiap kelas supaya siswa mudah membuang sampah pada tempatnya. Sarana air kita sediakan scukupnya. Kita tanami tanam-tanaman dan pohon-pohon, itu bisa dimanfaatkan untuk istilahnya labortaorium alam. Jadi anak lebih praktk langsung kesana, jadi bisa digunakan sebagai 114 sumber dan sarana belajar juga. Lalu jika ada kran yang bocor siswa bisa buru-bur lapor kepada pihak sekolah jadi air tidak terbuang banyak. Kita juga menanam tanaman yang disebut toga (tanaman obat kelurga) jadi kita menanam tanaman obatobatan misalnya kumis kucing yang digunakan untuk sariawan. Ada kolam penampungan dari PAM, jadi kalau sering mati dari PAM kita punya stok airnya. Cukup untuk mislanya satu hari. 15. Bagaimana 4. Wiwi Gustiwi, pengelolaan S.Pd penunjang 5. Sumarno, M.Pd kebersihan 6. Hj. Sri Harini, lingkungan, S.Pd efesiensi penggunaan sumber daya alam, dan pengelolaan sarana pendukung sekolah ? Penggunaan AC diatas jam 10.00 pagi. Untuk menghemat ATK misalkan membuat konsep itu apada kertas-kertas yang mmang sudah tidak digunakan lagi. Untuk siswa seperti misalnya memberikan tugas kadang-kadang bisa dari internet. Jadi salah satu bentuk menghemat ATK, guru-guru memberikan tugas yang nanti tugas itu dikirim via email jadi siswa tidak print tugas yang nantinya kertas –kertas itu tidak terpakai lagi. 16. Untuk 4. Wiwi Gustiwi, pengembangan S.Pd kegiatan berbasis 5. Sumarno, M.Pd partisipatif itu 6. Hj. Sri Harini, seperti apa S.Pd kegiatannya ? Kami bekerja sama dengan masyarakat sekitar dalam haln misalnya Jum‟at bersih (Jumsih). Kebersihan tiap-tiap Jum‟at itu siswa-siswa bersama masyarakat tidak hanya di sekitar sekola, di depan, di pinggir, di kiri, di kanan, belakang sama-sama dengan masyarakat. Kegiatan partisipatif lainnya 115 adalah kami bekerjasama dengan masyarakat itu diantaranya adalah dalam hal penyaluran hasil kompos. Jadi kita juga menjual hasil kompos ke orang tua siswa. 17. Apa saja 4. Wiwi Gustiwi, kesulitan yang S.Pd dihadapi dalam 5. Sumarno, M.Pd mensukseskan 6. Hj. Sri Harini, program S.Pd Adiwiyata ? Kesulitannya masih banyak siswa yang belum sadar arti kebersihan jadi masih banyak siswa yang melanggar peraturan sekolah yang berkaitan dengan program Adiwiyata. Tidak semua anak manut atau patuh menaati peraturan yang sudah dibuat tentang keindahan lingkungan hidup, masih ada beberapa anak yang sulit itu dilihat juga dari basic keluarganya. Karena disini kan sekolah SBI banyak anak-anak yang mampu yang biasa dibimbingnya sama pembantu atau selalu dimanja. Justru itu kesulitannya karena anak terbisasa misalkan membuang sampah yaa kadang terbawa juga sampai di sekolah. 18. Bagaimana 4. Wiwi Gustiwi, evaluasi dari S.Pd pelaksanaan 5. Sumarno, M.Pd program 6. Hj. Sri Harini, Adiwiyata ? S.Pd Kebiajakan ini merupakan keputusan bersama jadi kalau merasa ada yang kurang bisa ditambahkan dan itu nanti dibuat kebijakan baru. Jadi di sesuaikan juga dengan apa yang harus dipersiapkan. Tapi kalau kirakira ada yang baru itu dibuat kebijakan lagi melalui surat keputusan atau surat tugas. Itu bentuk kebijakan dari kepala sekolah 116 Wawancara Guru Pertanyaan Narasumber Intisari Jawaban 1. Kurikum apa yang dikembangkan untuk menyukseskan program Adiwiyata ? 8. Wiwi Gustiwi, S.Pd 9. Siti Nurazizah, S.Pd 10. H. Mawardi, S.Pd 11. Rosana, S, Pd 12. Dyah Pratiwi E, S.Pd 13. Sumarmo, M.Pd 14. Hj. Sri Harini, S.Pd 2. Bagaimana bentuk evaluasi yang dilakukan dalam kurikulum ? 8. Wiwi Gustiwi, S.Pd 9. Siti Nurazizah, S.Pd 10. H. Mawardi, S.Pd 11. Rosana, S, Pd 12. Dyah Pratiwi E, S.Pd 13. Sumarmo, M.Pd 14. Hj. Sri Harini, S.Pd SMP Negeri 2 Depok baru dua tahun menjadikan pendidikan lingkungan hidup (PLH) sebagai muatan lokal (Mulok). Tapi meskipun baru dua tahun tetapi materi PLH itu sudah terintegrasi dengan mata pelajaran yang lain baik itu di seninya, pengetahuan alamnya, termasuk sosialnya juga materi lingkungan hidup sudah termasuk. Jadi kurikulum yang terintegrasi tidak berubah, tetap. Cuma dilaksanakan ada poin-poinnya itu ditambahkan materi lingkungannya. Seperti halnya membuat tema, tetap membuat tema tapi nanti oleh si guru ditambahkan temanya tentang lingkungan hidup. 3. Apa saja sumber belajar yang digunakan ? 8. Wiwi Gustiwi, S.Pd 9. Siti Nurazizah, S.Pd 10. H. Mawardi, S.Pd 11. Rosana, S, Pd 12. Dyah Pratiwi E, S.Pd 13. Sumarmo, M.Pd 14. Hj. Sri Harini, S.Pd Kalau modul disini tidak ada, tapi ada juga buku yang memamng cetakan Jawa Barat yang memang sudah sesuai dengan silabus. Ada juga bukubuku dari UPI karena itu yang paling bagus. Disamping itu juga menambahkan flash film sehingga apa ada di odul atau guru atau yang flash 117 tersebut anak lebih mengena. Ada flashflashnya yang khusus fiilmnya mengenai banir, bencana alam, longsor. Jadi anak tidak hanya melihat dari buku atau mendapat informasi tapi juga melihat kejadiankejadian yang sebenarnya meskipun hanya dalam bentuk film sehingga anak lebih menyadari bagaimana usaha memelihara lingkungan hidup. Lingkungan sekolah juga dijadikan sumber belajar bagi siswa , misalnya guru yang memang materi pelajarannya mengenai lingkungan jadi siswa dibawa langsung ke luar kelas untuk mengamati lingkungan, jadi siswa tidak merasa bosan jika harus belajar didalam kelas saja dan membaca buku saja. Sumber belajarnya juga dari internet dan dari lingkungan sendiri. 4. Apa saja metode pembelajaran lingkungan yang digunakan ? 8. Wiwi Gustiwi, S.Pd 9. Siti Nurazizah, S.Pd 10. H. Mawardi, S.Pd 11. Rosana, S, Pd 12. Dyah Pratiwi E, S.Pd 13. Sumarmo, M.Pd 14. Hj. Sri Harini, S.Pd Metode nya tidak hanya dimasukkan ke dalam pelajaran tapi juga diimplementasikan ke dalam kehidupan seharihari. Untuk PLH itu lebiih cnederung untuk aplikasi di lapangan. Misalkan cara sekarang mengenai sampah, cara pengelolaan 118 sampah kemudian cara penyimpanan sampah atau kemudian menganalisa tentang berapa sampah disini setiap hari yang anorganik. Terutama disini kebanyakan yang anorganik. Jadi lebih cenderung kalau PLH itu observasi jadi lebih aplikasinya. Akalu di kelas oaling tergantung materinya. Tapi kebanayakan pada aplikasinya. Untuk pelajaran lainnya hanya mengkaitkan materi dengan kegiatan pelestarian lingkungan saja. 5. Bagaimana pemanfaatan sumber belajar yang tersedia di sekolah ? 8. Wiwi Gustiwi, S.Pd 9. Siti Nurazizah, S.Pd 10. H. Mawardi, S.Pd 11. Rosana, S, Pd 12. Dyah Pratiwi E, S.Pd 13. Sumarmo, M.Pd 14. Hj. Sri Harini, S.Pd 6. Kesulitan-kesulitan apa saja yang dirasakan ketika menggunakan sumber belajar berwawasan lingkungan 8. Wiwi Gustiwi, S.Pd 9. Siti Nurazizah, S.Pd 10. H. Mawardi, S.Pd 11. Rosana, S, Pd 12. Dyah Pratiwi E, S.Pd Pemanfaatan yang kita lakukan secara berkala, misalnya saja seperti perpustakaan, laboratorium, dll kita bersihkan satu bulan sekali. Tetapi seperti lapangan, laboratorium alam itu kita membersihkannya terbagi dua yang pertama oleh petugas kebersihan yang kedua oleh para siswa yang memang sudah ditugaskan menjaga dan merawat tanaman yang dijadikan bahan praktik mereka ketika pelajaran PLH. Kesulitan diantaranya: 1. Banyak siswa yang kurang berperan secara aktif ketika praktek langsung di lapangan. 119 ? 13. Sumarmo, M.Pd 14. Hj. Sri Harini, S.Pd 2. Siswa banyak yang merasa jijik atau kotor jika harus memegang misalnya tanah, pasir, dll. 3. Kebanyakan siswa ketika praktrk langsung di lapangan berisik, bercanda dan keadaannya kurang kondusif. 120 Wawancara Peserta Didik Pertanyaan Narasumber 1. Apakah kamu mengetahui bahwa SMP Negeri 2 Depok menyelenggarakan Program Adiwiyata? Intisari Jawaban 11. Muhamad Raihan 12. Hisyam Abdullah 13. Alhanafiah 14. Gilang Ramadan 15. Arif Kurniawan 16. Siska Handayani 17. Nurul Amalia 18. Syifa Fauziah 19. Sinta Dewinta 20. Prisilia 11. Muhamad Raihan 2. Bagaimana bentuk 12. Hisyam Abdullah sosialisasi Program 13. Alhanafiah Adiwiyata di sekolah? 14. Gilang Ramadan 15. Arif Kurniawan 16. Siska Handayani 17. Nurul Amalia 18. Syifa Fauziah 19. Sinta Dewinta 20. Prisilia Iyaa, tahu. 11. Muhamad Raihan 3. Apakah kamu 12. Hisyam Abdullah mengetahui peraturan 13. Alhanafiah sekolah yang 14. Gilang Ramadan berhubungan dengan 15. Arif Kurniawan Adiwiyata? 16. Siska Handayani 17. Nurul Amalia 18. Syifa Fauziah 19. Sinta Dewinta 20. Prisilia Peraturan yang tetang lingkungan yag pertama msalah sampah. Disini ada 2 tempat sampah. Yang pertama sampah oranik dan anorganik. Sampah organik bisa dijakdikan kompos, sedangkan yang anorganik bisa dimanfaatkan untuk yang lannya. Kemudian masuk WC harus melepaskan sepatu, sela Hukuman yang diberikan sekolah jika melanggar peraturan sekolah yang berkaitan 4. Apa hukuman yang 11. Muhamad Raihan diberikan jika melanggar 12. Hisyam Abdullah peraturan tersebut? 13. Alhanafiah 14. Gilang Ramadan Sosialisasi Adiwiyata pada saat masa orientasi peserta didik (MOPD) waktu kelas 7. Diberitahukan oleh pihak sekolah, dan dijelaskan seperti apa sekolah Adiwiyata, bagaimana cara menjaga lingkungan hidup. 121 15. Arif Kurniawan 16. Siska Handayani 17. Nurul Amalia 18. Syifa Fauziah 19. Sinta Dewinta 20. Prisilia 5. Bagaimana bentuk dukungan sekolah dalam menyukseskan program Adiwiyata? 6. Apa saja kegiatan sehari-hari yang kamu lakukan di sekolah berkaitan dengan program Adiwiyata? 7. Apa saja jenis kegiatan yang dilakukan untuk memperingati hari bertemakan lingkungan? 11. Muhamad Raihan 12. Hisyam Abdullah 13. Alhanafiah 14. Gilang Ramadan 15. Arif Kurniawan 16. Siska Handayani 17. Nurul Amalia 18. Syifa Fauziah 19. Sinta Dewinta 20. Prisilia 11. Muhamad Raihan 12. Hisyam Abdullah 13. Alhanafiah 14. Gilang Ramadan 15. Arif Kurniawan 16. Siska Handayani 17. Nurul Amalia 18. Syifa Fauziah 19. Sinta Dewinta 20. Prisilia dnegan program Adiwiyata seperti mendapat pont pelanggaran, kena denda, menyapu halaman sekolah, membersihkan WC. Bisanya kakak kelas sering razia-razia, tidak boleh membawa gelang, tidak boleh membawa handphone. Guru-guru juga sering mengingatkan kelas supaya selalu tetap bersih karena setiap hari juga ada yang mengontrol. Setiap pagi membersihkan kelas masing-masing seperti menyapu dan mengepel, lalu setiap Jum‟at ada kegiatan tambahan yaitu Jum‟at bersih (jumsih). Setiap kelas memiliki tanaman kelas masingmasing jadi setiap Jum‟at kita membersihkan tanaman kelas masing-amsing. 11. Muhamad Raihan 12. Hisyam Abdullah 13. Alhanafiah 14. Gilang Ramadan 15. Arif Kurniawan 16. Siska Handayani 17. Nurul Amalia 18. Syifa Fauziah 19. Sinta Dewinta 20. Prisilia Setiap memperingati hari bertemakan lingkungan sekolah selalu mengadakan lombalomba, seperti pada tanggal 5 Juni yang diperingati hari lingkungan hdup kita mengadakan lomba baca pusi, lomba poster yang bertemakan lingkungan. 8. Apa manfaat yang 11. Muhamad Raihan Kita bisa lebih menjaga 122 kamu peroleh dari 12. Hisyam Abdullah program Adiwiyata? 13. Alhanafiah 14. Gilang Ramadan 15. Arif Kurniawan 16. Siska Handayani 17. Nurul Amalia 18. Syifa Fauziah 19. Sinta Dewinta 20. Prisilia kebersihan dan mencintai lingkungan. kita paham bagaimana cara mengolah sampah agar menjadi kompos, mendaur ulang barang yang tidak terpai lagi menjadi barang yang siap pakai kembali. Kegiatan kebersihan ini terbawa sapai kerumah, jadi kita terbiasa hidup sehat dan bersih. 9. Apa saja kesulitan yang kamu hadapi dalam melaksanakan kegiatan program Adiwiyata? 11. Muhamad Raihan 12. Hisyam Abdullah 13. Alhanafiah 14. Gilang Ramadan 15. Arif Kurniawan 16. Siska Handayani 17. Nurul Amalia 18. Syifa Fauziah 19. Sinta Dewinta 20. Prisilia Kesulitannya selama ini tidak ada, soalnya kita merasa nyaman dengan keadaan sekolah seperti ini yang bersih, banyak pohon, asri. Mungkin awal-awalnya merasa sulit untuk dikerjakan, tapi seiring berjalannya waktu kita sudah terbiasa dengan kegiatan dari program Adiwiyata. 10. Apa saja sumber belajar yang guru gunakan pada saat belajar? 11. Muhamad Raihan 12. Hisyam Abdullah 13. Alhanafiah 14. Gilang Ramadan 15. Arif Kurniawan 16. Siska Handayani 17. Nurul Amalia 18. Syifa Fauziah 19. Sinta Dewinta 20. Prisilia Pada umumnya kebayakan guru disini menggunakan sumber belajar yang sudah tersedia seperti perpustakaan, laboratorium, dll. 11. Metode apa yang 11. Muhamad Raihan guru gunakan pada saat 12. Hisyam Abdullah belajar? 13. Alhanafiah 14. Gilang Ramadan 15. Arif Kurniawan 16. Siska Handayani 17. Nurul Amalia Kebanyakan guru menggunakan metode diskusi, kelompok dan observasi langsung ke lapangan. Seperti kebanyakan pelajaran yang menggunakan 123 18. Syifa Fauziah 19. Sinta Dewinta 20. Prisilia metode observasi adalah pelajaran yang memang berkaitan langsung dengan lingkungan seperti IPA dan PLH. 12. Apakah guru sering mengajak siswa untuk praktik langsung ke lapangan jika materi yang diajarkan berkaitan dengan lingkungan? 11. Muhamad Raihan 12. Hisyam Abdullah 13. Alhanafiah 14. Gilang Ramadan 15. Arif Kurniawan 16. Siska Handayani 17. Nurul Amalia 18. Syifa Fauziah 19. Sinta Dewinta 20. Prisilia Kadang-kadang guru praktek langsung ke lapangan misalnya waktu itu kita disuruh membawa pohon muda untuk ditanam di halam sekolah karena materi kita bertemakan global warming jadi kita disuruh Bu Azizah untuk menaanam pohon muda di sekolah untuk mengurangi pemanasan global. 13. Apakah guru menggunakan sumber atau media belajar yang bervariasi setiap mengajar? 11. Muhamad Raihan 12. Hisyam Abdullah 13. Alhanafiah 14. Gilang Ramadan 15. Arif Kurniawan 16. Siska Handayani 17. Nurul Amalia 18. Syifa Fauziah 19. Sinta Dewinta 20. Prisilia Jarang-jarang guru menggunakan sumber belajar yang bervariasi, kebanyakan guru hanya menggunakan sumber belajar seperti buku, guru IPA menggunakan laboratorium, sedangkan kebanyakan guru hanya mengguanakan buku cetak dan kadangkadang menggunakan laptop untuk menonton film sesuai materi yang diajarkan. 14. Apa perbedaan yang kamu rasakan saat guru menggunakan sumber atau media belajar yang bervariasi? 11. Muhamad Raihan 12. Hisyam Abdullah 13. Alhanafiah 14. Gilang Ramadan 15. Arif Kurniawan 16. Siska Handayani 17. Nurul Amalia 18. Syifa Fauziah 19. Sinta Dewinta Lebih naymbung dan lebih cepat menyerap langsung, karena sumber belajar yang guru gunakan bervariasi dan tidak monoton tidak ituitu saja. Misalnya seperti pelajaran IPS dengan materi interaksi manusia 124 15. Kegiatan pelestarian lingkungan hidup apa saja yang kamu kerjakan di sekolah ? 20. Prisilia dengan lingungan kalau hanya belajar di kelas dengan buku dan penjelasan dari guru kita tidak paham, tanpa praktek langsung ke lapangan dengan contoh yang realnya. 11. Muhamad Raihan 12. Hisyam Abdullah 13. Alhanafiah 14. Gilang Ramadan 15. Arif Kurniawan 16. Siska Handayani 17. Nurul Amalia 18. Syifa Fauziah 19. Sinta Dewinta 20. Prisilia Yang pertama kita menanam tanaman muda di halaman yang sudah disediakan oleh sekolah sebagai praktik langsung pelajaran PLH. Yang kedua kita selalu mengerjakan Jum‟at bersih (Jumsih) setiap hari Jum‟at. Yang ketiga kita membuat kompos dari sampah-sampah organik yang sudah dipisahkan sebelumnya. Yang keempat kita selalu membersihkan dan menjaga kelas setiap hari dengan menyapu dan mengepel. Yang kelima kita mendaur ulang sampah anorganik seperti bungkus bekas kopi, bekas deterjen baju, menjadi tas yang siap pakai. 125 Wawancara Petugas Kebersihan Pertanyaan Responden Intisari Jawaban 1. Apakah bapak tahu Bapak Nanan bahwa sekolah SMP Bapak Enjang Negeri 2 Depok melaksanakan program Adiwiyata? Iyaa tahu. 2. Sejak kapan sekolah ini melaksanakan program Adiwiyata? 3. Apa saja tugsa bapak yang berkaitan dengan program Adiwiyata Bapak Nanan Bapak Enjang Sejak tahun 2012 Bapak Nanan Bapak Enjang Saya bertugas membersihkan WC, memotong tanaman yang sudah besar-besar, mengecek semua kedaan sekolah. 4. Bagaimana perasaan Bapak Nanan bapak mengenai Bapak Enjang pelaksanaan program Adiwiyata? Sangat senang dan sangat setuju, karena sekolah jadi bersih. Anak-anak jadi betah lama-lama di sekolah. Banyak tanaman yang diurus sehingga membuat sekolah semakin asri dan sejuk. 5. Apa kesulitan yang Bapak Nanan bapak hadapi dalam Bapak Enjang menjalankan program Adiwiyata? Keslitannya paling masih banyaknya siswa yag suka buang sampah tidak pada tempatnya. Sudah itu saja karena hampir 90 % sudah berjalan dengan baik dan tepat. 126 Lampiran 7 Daftar Guru di SMP Negeri 2 Depok No Nama Guru Guru Bidang Studi 1. Sumarno, M.Pd Bahasa Indonesia 2. 3. Adrimawati, Sag Anwar, S.Ag Agama Islam Agama Islam 4. 5. Ahmad Fadilah, S.Ag Agnes Fitria, S.PAK Agama Islam Agama Katolok 6. 7. Endang K, S,PAK Siti Wahyuni, S.Pd Agama Katolik Bhs. Indonesia 8. 9. Siti Lestari, S.Pd Ida Damingsih, S.Pd Bhs. Indonesia Bhs. Indonesia 10. Cucu Latifah H. SPd Bhs. Indonesia 11. 12. Rumita Situdoan, S.Pd Kartika, S.Pd Bhs. Indonesia Bhs. Indonesia 13. 14. Hj. Sutarsih, S.Pd Budiyanti, S.Pd PPKn PPKn 15. 16. Saeful Uyun, S.Pd Rismawati Munthie, S.Pd PPKn Bhs. Inggris 17. 18. Siti Yulaikah, S.Pd Irianeke, S.Pd Bhs. Inggris Bhs. Inggris 19. 20. Dani Iskandar, S.Pd Lukluk Mawaddah, S.Pd Bhs. Inggris Bhs. Inggris 21. 22. Sinar Sukma, S.Pd Hj. Dwi Murwati, S.Pd Matematika Matematika 23. 24. Agun Gunawan, S.Pd Wiwi Gustiwi, S.Pd Matematika Matematika 25. 26. Sumartono, S.Pd Dra. Januar Matematika IPA 27 H. Mawardi, S.Pd IPA 28. 29. Aris Yuliantini, S.Pd Bambang Arief, S.Si IPA IPA 30. 31. Siti Nurazizah, S.Pd Manondang Santa S. S.Pd IPA+PLH IPA 32. 33. Suparno, S.Pd Dyah Pratiwi E. S.Pd IPA+PLH IPS 34. 35. Hj. Sri Harini, S.Pd Siti Ihsanah Yakub, S.Pd IPS IPS 127 36. 37. Heni Nuryatun, S.Pd Nursamsi IPS IPS 38. 39. Rosana, S.Pd Drs. Fx Agus Susetyo, MM IPS TIK 40. 41. Yasan, S.Kom Badrizal, S.Pd Keterampilan/Prakarya Keterampilan/Prakarya 42. Sutarwo, MM Keterampilan/Prakarya 43. 44. Dwi Daryanti Budi W. S.Pd Dra. Ina Roslina Keterampilan/Prakarya Penjasorkes 45. M.Kusna Arief S.S.Pd Penjasorkes 46. Yayan Supriatna, S.Sn SBK 47. 48. Tianur Naipospos Dien Afriza, S.Pd SBK SBK 49. 50. Yeni Apriani Hamzah, Amd. Pd Zainuddin, SS B.Sunda B. Sunda 51. 52. Drs. Syahroni Titin Supri Hatini, S.Pd BP/BK BP/BK 53. Dewi Mustika, S.Pd BP/BK 128 Lampiran 8 Keadaan Jumlah Siswa SMP Negeri 2 Depok NO 7-A 7-B 7-C 7-D 7-E 7-F 7-G 7-H 7-I JML LAKI-LAKI 17 14 14 15 15 16 15 17 16 139 PEREMPUAN 17 20 22 19 19 18 20 19 18 172 JUMLAH 34 34 36 34 34 34 35 36 34 311 NO 8-A 8-B 8-C 8-D 8-E 8-F 8-G 8-H 8-I 8-J 8-K JML LAKI-LAKI 17 15 15 16 16 16 18 17 17 8 8 163 PEREMPUAN 22 24 24 23 23 23 21 22 21 3 12 228 JUMLAH 39 39 39 39 39 39 39 39 38 31 20 391 NO LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 9-A 9-B 9-C 9-D 9-E 9-F 9-G 9-H 9-I JML 16 16 16 15 19 17 15 20 9 143 18 18 18 19 14 17 19 14 23 160 34 34 34 34 33 34 34 34 32 303 JUMLAH TOTAL 445 560 1005 129 Lampiran 9 Keadaan Jumlah Rombongan Belajar SMP Negeri 2 Depok No Kelas Jumlah Rombel 1. VII 9 Rombel 2. VII 11 Rombel 3. IX 9 Rombel Jumlah 29 Rombel