BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Suatu organisasi atau perusahaan dalam proses operasionalnya memerlukan berbagai sumber daya yang mendorong tercapainya target atau tujuan yang diinginkan. Salah satu sumber daya yang dibutuhkan dalam proses tersebut adalah karyawan sebagai tenaga kerja yang merupakan asset yang penting yang memerlukan perhatian serius terkait dengan pencapaian kinerja organisasi atau perusahaan. Campbell dalam Cascio (1998) menyatakan bahwa kinerja sebagai sesuatu yang tampak, dimana individu relevan dengan tujuan organisasi. Kinerja yang baik merupakan salah satu sasaran organisasi dalam mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Tercapainya kinerja yang baik tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang baik pula. Cherington (1994) mengatakan bahwa kinerja menunjukkan pencapaian target kerja yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Pencapaian kinerja tersebut dipengaruhi oleh kecakapan dan waktu. Kinerja yang optimal akan terwujud apabila organisasi dapat memilih karyawan yang memiliki motivasi dan kecakapan yang sesuai dengan pekerjaannya serta memiliki kondisi yang memungkinkan mereka dapat bekerja secara maksimal. Kondisi yang dimaksud dapat berupa adanya suatu pemenuhan kebutuhan karyawan, suasana kerja yang nyaman, dan adanya keselarasan tujuan yang sama dari semua pihak dalam suatu organisasi atau perusahaan. Universitas Sumatera Utara Faktor motivasi memiliki hubungan langsung dengan kinerja individual karyawan. Sedangkan faktor kemampuan individual dan lingkungan kerja memiliki hubungan yang tidak langsung dengan kinerja. Kedua faktor tersebut akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Oleh karena itu motivasi perlu mendapat perhatian dari organisasi atau perusahaan terkait dengan pencapaian kinerja. Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak atau menggerakkan. Motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan sumber daya yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai upaya yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Dalam hal ini motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong seorang karyawan untuk bekerja. Motivasi tersebut akan tumbuh dengan baik apabila didukung dengan suatu kondisi lingkungan kerja yang kondusif. Suasana tersebut dapat terbentuk apabila semua elemen dalam suatu organisasi memiliki suatu kesamaan tujuan, keselarasan, dan keharmonisan hubungan kerja dalam aktivitas operasi perusahaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kesamaan tujuan, keselarasan, dan keharmonisan hubungan kerja tersebut tidak akan tercapai disebabkan adanya benturan atau konflik kepentingan yang disebabkan berbagai faktor internal maupun eksternal organisasi. Benturan kepentingan tersebut harus dapat diminimalisir dan diakomodir karena dapat mengganggu kelancaran operasional perusahaan. Benturan kepentingan tersebut dapat timbul dari pihak karyawan sebagai pekerja, manajemen dari sisi organisasi atau perusahaan, maupun faktor eksternal lainnya seperti kebijakan Universitas Sumatera Utara pemerintah. Pihak-pihak yang terkait harus duduk bersama untuk membicarakan penyelesaian benturan kepentingan tersebut sehingga didapat suatu keputusan yang dapat merangkul kepentingan semua pihak. Pencapaian kinerja perusahaan yang didukung oleh adanya motivasi yang tinggi dari masing-masing individu karyawan dan adanya suatu keselarasan dan keharmonisan hubungan antara karyawan dan manajemen perusahaan akan tercapai dengan maksimal apabila tata kelola perusahaan yang baik telah dijalankan oleh perusahaan. Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) secara umum merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk dapat menciptakan nilai perusahaan dalam jangka panjang. Sistem tata kelola perusahaan yang baik menuntut dibangun dan dijalankannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (good corporate governance) dalam proses operasional perusahaan. Dengan mengenal sekaligus menerapkan prinsip-prinsip yang berlaku secara universal ini diharapkan perusahaan dapat hidup secara berkelanjutan (going concern) dan memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Untuk itu penerapan good corporate governance perlu diperhatikan dalam menjalankan operasional perusahaan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pencapaian kinerja perusahaan. Dengan kata lain keseimbangan antara motivasi, dukungan serikat pekerja dan manajemen, serta penerapan prinsip-prinsip good corporate governance secara baik akan memudahkan pencapaian kinerja perusahaan secara maksimal dan berkelanjutan. Universitas Sumatera Utara Berkaitan dengan uraian tersebut diatas peneliti mencoba melihat apakah terdapat pengaruh antara motivasi, keharmonisan serikat pekerja dan manajemen terhadap kinerja melalui good corporate governance. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Darlisman Dalmy (2009) mengenai pengaruh SDM, komitmen, motivasi terhadap kinerja auditor dan reward sebagai variabel moderating pada inspektorat propinsi Jambi menunjukkan bahwa secara parsial motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Handriyani Dwilita (2007) mengenai analisis pengaruh motivasi, stress, dan rekan kerja terhadap kinerja auditor di Kantor Akuntan Publik di Kota Medan menunjukkan bahwa motivasi dan stress kerja berpengaruh terhadap kinerja. Penelitian Prasetyono dan Nurul Kompyurini (2007) meneliti tentang analisis kinerja rumah sakit daerah dengan pendekatan balanced scorecard berdasarkan komitmen organisasi, pengendalian intern, dan penerapan prinsip-prinsip good corporate governance (gcg) menunjukkan hasil bahwa penerapan prinsip-prinsip good corporate governance tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pencapaian kinerja. Hasil penelitian dari Suryo Pratolo (2007) mengenai good corporate governance dan kinerja BUMN di Indonesia : aspek audit manajemen dan pengendalian intern sebagai variabel eksogen serta tinjauannya pada jenis perusahaan menunjukkan bahwa secara parsial penerapan prinsip-prinsip good corporate governance berpengaruh langsung secara signifikan terhadap kinerja perusahaan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian tersebut diatas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul : ” Pengaruh Motivasi dan Keharmonisan Hubungan Serikat Pekerja dan Manajemen Terhadap Kinerja Melalui Good Corporate Governance”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mencoba merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu apakah motivasi, keharmonisan hubungan serikat pekerja dan manajemen berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap kinerja melalui good corporate governance ?. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh motivasi, keharmonisan hubungan serikat pekerja dan manajemen secara parsial dan simultan terhadap kinerja melalui good corporate governance. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dengan pembuktian empiris yang dilakukan pada objek penelitian dan sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk penerapan hasil penelitian dilingkungan pekerjaan yang ada saat ini. 2. Bagi perusahaan, diharapkan dengan hasil penelitian yang dilakukan dapat menjadi bahan masukan kepada karyawan, serikat pekerja, manajemen, dan Universitas Sumatera Utara stakeholders maupun shareholders dalam pengelolaan perusahaan yang lebih baik untuk pencapaian kinerja perusahaan. 3. Bagi akademisi, diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang akuntansi dan sebagai bahan masukan atau rujukan bagi peneliti selanjutnya yang menggunakan variabel penelitian yang sama. 1.5 Originalitas Penelitian tentang pengaruh motivasi, keharmonisan hubungan serikat pekerja dan manajemen terhadap kinerja melalui good corporate governance merupakan penelitian yang pertama kali dilakukan di PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) sebuah BUMN Perkebunan di Indonesia. Penelitian ini sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan dan dipublikasikan. Akan tetapi penulis melakukan penelitian ini terinspirasi dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian Darlisman Dalmy (2009) dan penelitian Handriyani Dwilita (2007) yang menggunakan variabel motivasi sebagai salah satu variabel dependen dan variabel kinerja sebagai variabel independen. Disamping itu penelitian ini terinspirasi dari penelitian Prasetyono dan Nurul Kompyurini (2007) serta penelitian Suryo Pratolo (2007) yang menggunakan variabel good corporate governance dan kinerja. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya diatas adalah bahwa penelitian ini merupakan replikasi yang dikembangkan dengan menggunakan variabel yang telah digunakan sebelumnya yaitu motivasi sebagai variabel independen dan Universitas Sumatera Utara kinerja sebagai variabel dependen. Akan tetapi penelitian ini menambahkan variabel baru yaitu keharmonisan hubungan serikat pekerja dan manajemen serta good corporate governance sebagai variabel intervening. Disamping itu objek yang diteliti adalah satu perusahaan BUMN Perkebunan yaitu PTPN IV (Persero) yang berlokasi di Sumatera Utara. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada penggunaan variabel, lokasi penelitian, serta ingin menguji kembali apakah variabel motivasi berpengaruh terhadap kinerja baik secara parsial maupun simultan dengan menggunakan variabel gcg sebagai variabel intervening. Universitas Sumatera Utara