penerapan model pembelajaran siklus belajar

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING
CYCLE) 5E BERBASIS LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X IPA 2 SMA
BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG
Rimbi Paulina Dewi, Herawati Susilo, dan Masjhudi
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5, Malang
Email:[email protected]
Abstrak: Hasil observasi pada siswa kelas X IPA 2 SMA Brawijaya Smart School
Malang bulan Agustus-Oktober 2013 menunjukkan bahwa padamateri sebelumnya
yaitu klasifikasi penggolongan jamur, dari 25 siswa hanya 16 siswa (64%) yang
tuntas belajar. Model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) 5Editerapkan
berdasarkan teori konstruktivisme dengan 5 tahapan, yaitu:Engage, Explore,
Explain, Elaborate, dan Evaluate.Model pembelajaran ini diterapkan pada materi
Plantae dan Animalia yang dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2014.Hasil
penelitian menunjukkan model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) 5E
berbasis Lesson Study dapat: (1) meningkatkan motivasi belajar pada siklus I
dengan persentase sebesar 94% meningkat menjadi 97% pada siklus II; (2)
meningkatkan hasil belajar klasikal siswa aspek kognitif secara klasikal pada
siklus I dengan persentase 75% menjadi 85,8% pada siklus II; (3) meningkatkan
hasil belajar klasikal siswa aspek psikomotor dari 75% pada siklus I menjadi 90%
pada siklus II.
Kata Kunci: Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E, Lesson Study, Motivasi, Hasil
Belajar.
Abstract: Observationshave beenmadein class XSMAIPA2BrawijayaSmart
SchoolMalanginAugust
-October
2013showedthatin
theprevious
materialclassificationthat isa classificationof mushrooms,from25students in aclass
ofonly16students(64%) completedthestudy. Learning modelof the learning
cycle(Learning Cycle) 5Elearning modelis onethat isappliedbased onthe theory
ofconstructivismwith5stages in theapplicationknown as5E, that is: Engage,
Explore, Explain, Elaborate, andEvaluate. The results indicatethe learning
cyclemodel oflearning(Learning Cycle) 5E-based Lesson Studycan: (1) increasing
thestudents' motivationin the first cyclewith a percentage of94% increased to97%
in
the
second
cycle;
(2)
improvingstudentlearning
outcomesclassicalcognitiveclassicallyin the first cyclewith apercentage of75%
increased to85.8% in the second cycle; (3) improvingstudentlearning
outcomesclassicalpsychomotoraspectsof75% in the first cycleto 90% in the second
cycle.
Keywords:LearningCycle5E, Lesson Study, Motivation, ResultsLearning.
Begitu pentingnya motivasi dan minat belajar bagi peningkatan hasil belajar
siswa maka perlu diterapkan beberapa model pembelajaran untuk meningkatkan hal
tersebut.Menurut Dasna dan Fajaroh (2008), siklus belajar adalah suatu model
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered).Siklus belajar merupakan
rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga
siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam
2
pembelajaran dengan jalan berperan aktif.Model pembelajaran ini dikembangkan
berdasarkan pengetahuan awal siswa yang dapat membawa pada pemahaman
terhadap makna suatu materi.Model pembelajaran ini sangat bermanfaat dalam
pembelajaran sains karena menunjukkan tahapan-tahapan bagaimana seseorang
belajar sains dan menemukan pemahaman berdasarkan suatu konsep. Wahyuningsih
(2008) menjelaskanLearning Cycle 5Eterdiri dari 5 tahapan yang saling berhubungan
satu sama lainnya yaitu engage, explore, explain, elaborate, dan evaluate.
Penelitian ini juga melaksanakan kajian pengembangan professional guru
yaitu Lesson Study.Lesson Study adalah suatu proses kolaboratif pada sekelompok
guru ketika mengidentifikasi masalah pembelajaran, merancang suatu skenario (yang
meliputi kegiatan mencari buku dan artikel mengenai topik yang akan dibelajarkan),
membelajarkan siswa sesuai skenario (salah seorang guru melaksanakan
pembelajaran sementara yang lain mengamati), mengevaluasi dan merevisi skenario
pembelajaran, membelajarkan lagi skenario pembelajaran yang telah direvisi,
mengevaluasi lagi pembelajaran dan membagikan hasilnya dengan guru-guru lain
(Styler dan Hibert dalam Susilo, dkk 2011). Lebih jauh lagi Learning Cycle 5E yang
dipadukan dengan LessonStudy diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa.Dilakukannya Lesson Study dapat memperbaiki kualitas pembelajaran
dari pertemuan ke pertemuan berikutnya pada masing-masing siklus pembelajaran.
Perbaikan yang selalu dilakukan akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
guru dan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa saat mengikuti
pembelajaran di kelas.
Penelitian yang serupa dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Muzadi
(2012) menyatakan ada peningkatan pada motivasi dan hasil belajar, menindaklanjuti
penelitian tersebut, penerapan model pembelajaran siklus belajar 5E berbasis Lesson
Study diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar yang lebih
maksimal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi guru
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga meningkatkan motivasi belajar
dan hasil belajar siswa.
METODE
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
berbasis Lesson Studyyang terdiri atas 2 siklus dengan 5 pertemuan setiap siklus.Tahap
PTK bergabung dengan Lesson Studypada setiap pertemuan.Tahap PTK terdiri atas 4 tahap
yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tahap Lesson Study tediri atas 3
tahap, yaitu plan, do dansee. Subjek penelitian adalah siswa kelas XIPA 2 SMA Brawijaya
Smart School Malang (BSS) yang berjumlah 25 orang siswa. Teknik pengumpulan data
yang digunakan meliputi observasi, dokumentasi proses pembelajaran, dan hasil ulangan
harian. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang terdiri atas paparan
data, pembahasan, dan penarikan kesimpulan.
Instrumen penelitian yang digunakan antara lain: (1) ulangan harian untuk
mengukur hasil belajar siswa; dan (2) lembar observasi proses pembelajaran untuk
mengukur motivasi belajar siswa dan aspek psikomotorik. Data diperoleh dari observasi,
dokumentasi proses pembelajaran, dan tes akhir siklus.Data pada setiap variabel dianalisis
3
dengan cara kualitatif dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75 dan
Ketuntasan Klasikal sebesar 85%.
HASIL
Keterlaksanaan Tindakan
Pelaksanaan penerapan model pembelajaran Siklus Belajar 5Eantara siklus I
dan siklus II terdapat perbedaan hasil. Paparan perbandingan keterlaksaan tindakan
antara siklus I dan siklus II terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan Keterlaksanaan Kegiatan Siklus I dan Siklus II
Keterlaksanaan Persentase
Persentase
Kegiatan
Keterlaksanaan Siklus I
Keterlaksanaan Siklus II
85%
91,8%
Guru
83%
93%
Siswa
Peningkatan
(%)
6,8%
10%
Tabel 1menunjukkan persentase keterlaksanaan kegiatan guru pada siklus I
sebesar 85% dan meningkat menjadi sebesar 91,8% pada siklus II, persentase
keterlaksanaan kegiatan siswa pada siklus I sebesar 83% dan meningkat menjadi
sebesar 93% pada siklus II. Peningkatan dari siklus I ke siklus II pada kegiatan guru
adalah 6,8% dan pada kegiatan siswa adalah sebesar 10%. Semua indikator
keterlaksanaan pembelajaran telah dilaksanakan dengan baik.Paparan perbandingan
keterlaksanaan kegiatan Lesson Study siklus I dan siklus II terdapat pada Tabel 2.
Tabel 2.Perbandingan Keterlaksanaan Kegiatan Lesson Study Siklus I dan Siklus II
Keterlaksanaan
Tahap
Tahap Do
Tahap See
Rata-rata
KegiatanLesson Study
Plan
100%
82,8%
85,8%
89,5%
Siklus I
100%
84,3%
93,6%
92,6%
Siklus II
Tabel 2 menunjukkan persentase keterlaksanaan kegiatan Lesson Study siklus I
sebesar 89,5% dan meningkat menjadi 92,6% pada siklus II. Peningkatan
keterlaksanaan kegiatan Lesson Study dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 3,1%.
Motivasi Belajar
Motivasi yang diamati selama dua siklus mencakup 4 aspek yaitu perhatian
(attention), keterkaitan (relevance), kepercayaan diri (confidence) dan kepuasan
(satisfaction).Keseluruhan aspek mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus
II.Perbandingan observasi motivasi belajar siswa secara klasikal terdapat pada Tabel
3.
Tabel 3.Perbandingan Observasi Motivasi Klasikal Siklus I dan Siklus II
Siklus I
Motivasi Klasikal
94%
Siklus II
97%
Peningkatan (%)
3%
4
Hasil observasi motivasi siswa secara klasikal siklus I adalah sebesar 94%
menjadi 97% pada siklus II berdasarkan Tabel 3.Hasil observasi motivasi siswa
secara klasikal mengalami peningkatan sebesar 3%.
Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan naik dari segi
kognitif maupun psikomotor.Perbandingan hasil belajar siswa secara klasikal terdapat
pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4.Perbandingan Hasil Belajar Klasikal Siklus I dan Siklus II
Hasil Belajar Siswa
Kognitif
Psikomotor
Siklus I
72%
75%
Siklus II
88%
90%
Peningkatan (%)
16%
15%
Hasil belajar siswa secara klasikal pada ranah kognitif siklus I adalah sebesar
72% menjadi 88% pada siklus II dan pada ranah psikomotor siklus I adalah 75%
kemudian meningkat sebesar 90% pada siklus II berdasarkan Tabel 4. Hasil belajar
siswa secara klasikal pada setiap ranah mengalami peningkatan.Ranah kognitif
mengalami peningkatan sebesar 16% dan ranah psikomotor mengalami peningkatan
sebesar 15%.
PEMBAHASAN
Pelaksanaan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E Berbasis
Lesson Study
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa pelaksanaan model
pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) 5E berjalan dengan baik.Siswa terlihat
jauh lebih aktif berperan dalam kegiatan diskusi maupun presentasi kelas walaupun
masih ada beberapa siswa yang masih tampak bermalas-malasan.Oleh karena itu,
sebaiknya siswa juga membangun kepercayaan yang ada pada dirinya agar dapat
bekerja sama dengan orang lain selain memiliki kemampuan beraktivitas secara
individual.Pada setiap pertemuan guru model selalu memberikan apersepsi dengan
menanyakan hal-hal yang ada disekitar siswa kemudian mengaitkannya dengan
materi yang disampaikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2011:87) untuk
membuat kaitan dengan pembelajaran guru dapat melakukannya dengan
menghubungkan dengan materi yang akan disampaikannya dengan materi yang telah
dikuasai peserta didik.Menurut hasil penelitian Azizah dan Titin (2012) siswa lebih
aktif dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran,siswa dapat melakukan
percobaan(Explorasi), menjelaskan hasil percobaan(Explain) dan menerapkan
konsep(Elaborate).
Berdasarkan hasil penelitian Astutik, (2012) siklus belajar 5E dapat
membangkitkan kegairahan belajar siswa dan meningkatkan kerjasama antar siswa
serta semakin percaya diri.Tugas untuk setiap anggota kelompok selama bekerja
dalam kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang diberikan oleh guru dan
menimbulkan adanya saling ketergantungan positif antar anggota kelompok untuk
5
mencapai ketuntasan belajar.Menurut hasil penelitian Hardiyasa, dkk (2014) model
siklus belajar dapat meningkatkan motivasi terhadap pelajaran, meningkatkan
prestasi, membantu belajar aktif kreatif.
Pengamatan observer dikelas bertujuan untuk membantu dalam observasi
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, pengamatan yang dilakukan oleh observer hanya
terbatas pada kinerja siswa, interaksi siswa dalam kelompok, interaksi siswa dengan
media belajar dan guru, serta masalah atau kesulitan yang terjadi selama
pembelajaran. Menurut Susilo, dkk (2009:35) fokus pengamatan diarahkan pada
aktivitas belajar peserta didik dengan berpedoman pada prosedur dan instrument
pengamatan yang telah disepakati pada tahap perencanaan, bukan untuk
mengevaluasi guru yang sedang bertugas mengajar.
Motivasi Belajar
Motivasi belajar dipengaruhi oleh berbagai hal, baik dari dalam maupun dari
luar diri siswa tersebut.Menurut Kiswoyowati, (2011) sebagai upaya untuk
meningkatkan kecakapan hidup siswa maka diperlukan peningkatan motivasi belajar
siswa dan kegiatan belajar siswa.Variasi dalam kegiatan pembelajaran berpengaruh
terhadap perhatian siswa, sehingga siswa tidak merasa bosan dan selalu ingin tahu.
Menurut Mulyasa, (2011:78) variasi merupakan ketrampilan yang harus dikuasai oleh
guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik agar selalu
antusias, tekun dan penuh partisipasi. Salah satu tujuan dari variasi tersebut adalah
meningkatkan perhatian peserta didik.
Pemberian apersepsi juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
perhatian siswa terhadap pembelajaran.Apersepsi dilakukan dengan tujuan untuk
menggali pengetahuan awal siswa.Dengan rasa ingin tahu yang dimiliki, siswa
tersebut akan memperhatikan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat
Suprijono (2011:166) yang mengatakan bahwa atensi atau perhatian adalah
pengonsentrasikan atau memfokuskan sumber daya mental.Perhatian peserta didik
muncul didorong oleh rasa ingin tahu.Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Dimyati
dan Mujiono (2006:43) bahwa siswa memiliki minat terhadap suatu bidang studi
tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya
untuk mempelajari bidang studi tersebut.
Kepercayaan diri siswa mulai muncul ketika siswa telah memahami materi
yang diajarkan sehingga siswa merasa mampu untuk menyelesaikan tugas dengan
baik, lebih berani untuk mengajukan pertanyaan, dan mengeluarkan pendapatnya.
Perlu ada dorongan dalam diri siswa untuk meningkatkan kepercayaan diri yang
dimiliki seperti guru model pada kegiatan Lesson Study yang seringkali memberikan
penghargan atas kinerja baik secara verbal (pujian) dan non verbal (tambahan nilai
dan hadiah).Menurut Dimyati dan Mujiono (2006:245) rasa percaya diri dapat timbul
berkat adanya pengakuan dari lingkungan.Semakin sering berhasil menyelesaikan
tugas makan semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya
diri semakin kuat, sebaliknya kegagalan berulang kali dapat menimbulkan rasa tidak
percaya diri.
Seiring dengan dilakukannya kegiatan pembelajaran menggunakan model
siklus belajar (Learning Cycle) 5E berbasis Lesson Study ini, kepuasan siswa semakin
6
meningkat.Hal ini senada dengan pendapat Suprijono (2011:171) yang menyatakan
bahwa keberhasilan mencapai tujuan berdampak pada kepuasan. Belajar adalah
proses mencapai keberhasilan. Keberhasilan yang diraih siswa tentu
akanmenghasilkan kepuasan pada diri mereka. Seperti yang dikatakan oleh Sardiman
(2005:92-94) bahwa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar diantaranya
adalah memberi angka dan pujian. Angka dalam hal ini adalah simbol dari nilai
kegiatan belajarnya dan angka-angka yang baik tersebut merupakan motivasi yang
sangat kuat. Selain itu pujian yang diberikan secara tepat akan memupuk suasana
yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan
membangkitkan harga diri.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat diketahui bahwa kegiatan
penerapan model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) 5E berbasis Lesson
Study ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.Peningkatan motivasi ini
merupakan hasil perbaikan dari refleksi pembelajaran sebelumnya. Menurut hasil
penelitian Nugraheni, (2011) apabila motivasi belajar meningkat maka hasil belajar
juga akan meningkat.
Hasil Belajar
1.
Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari hasil nilai tes pada setiap akhir siklus,
Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil belajar siswa secara klasikal mengalami
peningkatan persentase dari siklus I sebesar 72% menjadi 88% pada siklus II.Hasil
kognitif siswa menunjukkan adanya peningkatan sebanyak 16%.Kelas dikatakan
mencapai ketuntasan belajar apabila mencapai ≥85% dari jumlah siswa.KKM yang
di tetapkan oleh SMA Brawijaya Smart School adalah 75.Kurangnya pemahaman
siswa terhadap materi yang dipelajari dapat menyebabkan beberapa siswa belum
dapat mencapai nilai 75 sehingga ketuntasan belajar kognitif siswa tidak tercapai.Hal
ini tampak ketika guru memberikan penjelasan, hanya beberapa siswa yang benarbenar fokus dan memperhatikan.
Peningkatan yang terjadi pada siklus II disebabkan oleh jumlah siswa yang
memperoleh nilai ≥75 bertambah.Hal ini tampak ketika guru mengajukan
pertanyaan, banyak siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik, selain itu
siswa yang mengajukan pertanyaan saat kegiatan presentasi lisan juga bertambah.
Menurut hasil penelitian Hamdu dan Lisa (2011) jika siswa memiliki kebiasaan yang
baik dalam belajar maka hasil belajarnya pun akan baik dan meningkat. Pemahaman
siswa tampak meningkat dari pembelajaran siklus I dibandingkan dengan siklus
II.Jika pemahaman siswa semakin baik maka hasil belajar kognitif siswa juga
semakin baik.
2.
Hasil Belajar Psikomotor
Hasil belajar psikomotor siswa meningkat dari siklus I ke siklus II.Hasil belajar
psikomotor siswa secara klasikal adalah sebesar 75% pada siklus I dan meningkat
menjadi 90% pada siklus II.Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar
15%.Hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I dapat dikatakan sudah tuntas
7
namun masih persentase yang minimum karena persentase ketuntasan yang telah
ditetapkan oleh SMA Brawijaya Smart School adalah ≥85% dari jumlah siswa yang
tuntas.Hal tersebut dikarenakan pada saat melakukan pengamatanpada siklus I masih
banyak siswa yang kurang mengerti terhadap petunjuk pengamatan yang diberikan
oleh guru sehingga mempengaruhi terhadap kerja praktikum siswa.Kurang
mengertinya siswa tersebut disebabkan karena banyak siswa yang kurang
memperhatikan penjelasan guru.
Hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal pada siklus II dapat dikatakan
tuntas mencapai persentase klasikal yang telah ditetapkan.Hal ini dikarenakan siswa
memperhatikan petunjuk pengamatan yang diberikan oleh guru, sehingga siswa
benar-benar paham atas instruksi guru.Siswa juga lebih terampil dalam melakukan
kegiatan pengamatan dengan baik dan benar.Hal ini sesuai dengan Rustaman (2003)
yang menyatakan bahwa belajar yang didukung dengan pengalaman secara langsung
dapat meningkatkan keterampilan siswa dan memungkinkan siswa mengembangkan
konsep sehingga hasil belajarnya meningkat. Sesuai dengan penjelasan Mulyasa
(2006),hasil belajar dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil
merupakan akibat dari proses.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang penerapan model pembelajaran Siklus
Belajar (Learning Cycle) 5E berbasis Lesson Study dapat disimpulkan bahwa;
a)penerapan model pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E berbasis Lesson
Study berjalan dengan baik di kelas XIPA 2 SMA Brawijaya Smart School Malang; b)
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa; c) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
ranah kognitif dan psikomotor.
Saran
Guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Siklus Belajar
(Learning Cycle) 5E berbasis Lesson Studyagar terdapat variasi dalam kegiatan
pembelajaran sehingga motivasi belajar dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Pada
penerapan model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) 5E sebaiknya guru
memperhatikan beberapa hal yaitu penguasaan materi dan langkah-langkah
pembelajaran, diperlukan kreatifitas dalam merancang dan melaksanakan proses
pembelajaran, diperlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi,
dan diperlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan
melaksanakan pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN
Astutik, Sri. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Model Siklus Belajar
(Learning Cycle 5E) Berbasis Eksperimen pada Pembelajaran Sains di SDN
Patrang 1 Jember.(Online), 1 (2): 1-11,
(http://jurnal.unej.ac.id/jurnal/index.php/EPFT/article/view) diakses 12 Mei
2014.
8
Azizah, Nurul dan Titin Sunarti. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Learning Cycle 5E terhadap Hasil Belajar Siswa pada Topik Cahaya di MTs
NU Trate Gresik. (Online), 1 (1): 1-6
(http://jurnal.unesa.ac.id/jurnal/index.php/EPFT/article/view/1451/578)
diakses 12 Mei 2014.
Dasna, I Wayan dan Fajaroh,Fauziatul. 2008. Pembelajaran dengan Model Siklus
Belajar (Learning Cycle). Online, http://sahaka.multiply.com/), diakses
tanggal 14 November 2013.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamdu, Ghullam dan Lisa Agustina.2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. (Online), 1 (12): 1-7,
(http://jurnal.uns.ac.id/jurnal/index.php/EPFT/article/view/1412/565) diakses
12 Mei 2014.
Hardiyasa, Made., Ketut Suma. dan I Wayan Sadia. 2014. Pengaruh Model Siklus
Belajar 5E terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif dan Motivasi Berprestasi
Siswa. (Online), 1 (4): 1-9,
(http://jurnal.ganesha.ac.id/jurnal/index.php/EPFT/article/view) diakses 12
Mei 2014.
Kiswoyowati, Amin. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar dan Kegiatan Belajar Siswa
terhadap Kecakapan Hidup Siswa.(Online), 1 (1): 1-7,
(http://jurnal.uns.ac.id/jurnal/index.php/EPFT/article/view/1451/578) diakses
12 Mei 2014.
Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2011.Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Muzadi, M. 2012.Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar 5E untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII-E SMPN
9 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Nugraheni, Fitri. 2011. Hubungan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar
Mahasiswa. . (Online), 1 (1): 1-12,
(http://jurnal.umk.ac.id/jurnal/index.php/EPFT/article/view/1451/578) diakses
12 Mei 2014.
Rustaman, N. Y. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: JICA.
Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
9
Suprijono, A. 2011.Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Belajar
Susilo, H., Chotimah, H. dan Sari, Y. D. 2009. Lesson Study Berbasis Sekolah Guru
Konservatif Menuju Guru Inovatif. Malang: Bayumedia
Susilo, H., Chotimah, H. dan Sari, Y. D. 2011. Penelitian Tindakan Kelas, sebagai
Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang:
Bayumedia.
Wahyuningsih, S. 2008. Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E-Sebuah Metode
Perencanaan dalam IPA. (Online)
(http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/EPFT/article/view/1445/978),
diakses 14 November 2013.
Download