DUA DEKADE PROPER Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan yang disingkat PROPER telah berumur dua dekade atau 20 tahun sejak dicetuskan oleh Nabiel Makarim pada tahun 2014. Sebagai catatan PROPER tidak dilaksanakan antara tahun 1998-2002 karena adanya krisis moneter dan perubahan struktur KLH. Banyak kisah yang bisa diceritakan mengenai program unggulan kementerian lingkungan dan kehutanan ini seperti sejarah, keberhasilan, tantangan dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang mengiringi perjalanannya. Tulisan ini lebih difokuskan pada beberapa keberhasilan PROPER dalam pengelolaan lingkungan hidup. Sejak tahun 2008, kriteria PROPER berkembang ke arah upaya untuk mendorong efisiensi pemanfaatan sumberdaya. Kriteria yang awalnya terbatas pada ketaatan air, berkembang menjadi ketaatan dokumen lingkungan, air, udara, pengelolaan limbah B3, dan kerusakan lahan. Sampai kini kurang lebih 46 peraturan diintegrasikan dalam kriteria penilaian. Sedangkan untuk Peringkat Hijau dan Emas kriteria penilaian telah berkembang menjadi 9 area penilaian, yaitu dokumen Ringkasan Pengelolaan Lingkungan, Sistem Manajemen Lingkungan, Efisiensi energi, Penurunan emisi dan gas rumah kaca, pemantauan emisi kendaraan bermotor, Efisiensi dan konservasi pemakaian air, 3 R limbah B3, 3R limbah padat non B3, Perlindungan keanekaragaman hayati, dan Pengembangan Masyarakat. Seiring perjalanan waktu, infrastuktur PROPER berkembang, ditandai peningkatan lebih dari 10 kali lipat dari jumlah perusahaan yang diawasi dari 187 menjadi 1908 perusahaan. Hal ini berhasil dicapai karena adanya dukungan dari petugas pengawas PROPER serta tim ahli. Sebagian besar pengawas berasal dari provinsi (89 %) dan sisanya berasal dari Kementerian Lingkungan Hidup. Keterlibatan provinsi telah dimulai sejak tahun 2010, awalnya dimulai dengan kerjasama 8 provinsi. Ketika pada tahun 2011 jumlah perusahaan yang diawasi menembus angka psikologis 1000, dukungan provinsi semakin meluas yang ditandai dengan kerjasama 22 provinsi. Melalui mekanisme dekonsentrasi PROPER. Pada tahun 2014, provinsi yang terlibat dalam pengawasan mencapai 30 provinsi yang mengawasi 57% perusahaan. Berdasarkan sumber dari Kementerian lingkungan hidup dan kehutanan, beberapa keberhasilan PROPER antara lain : 1 Selama 10 tahun dari 2004 sampai dengan 2014 berhasil mendorong ketaatan perusahaan terhadap peraturan lingkungan dari 49% menjadi 72%. 2 Berhasil mengutamakan perlindungan lingkungan ke dalam perusahaan sehingga lingkungan menjadi salah satu indikator kinerja perusahaan. a. Hal ini terbukti PROPER digunakan sebagai Key Performance Indicator bagi karyawan Pertamina dan perusahaan Migas. b. Selain itu hasil PROPER juga digunakan oleh perbankan Indonesia untuk analisa risiko pinjaman terhadap perusahaan. c. PROPER digunakan sebagai dasar sertifikasi ISPO untuk industri sawit. d. Dalam Forum Buyer ILO (International Labour Organization) PROPER disarankan digunakan sebagai indikator kinerja pengelolaan lingkungan bagi para pembeli. 3 PROPER juga digunakan perusahaan sebagai peta jalan untuk penerapan ekonomi hijau, sebagai contoh: a. Pada tahun 2014 dari perusahaan-perusahaan yang memperoleh peringkat hijau berhasil didorong efisiensi pemakaian energi sebesar 26.105.806 Giga Joule, b. Berhasil menurunkan beban pencemaran air limbah organik 1.037.761 Ton dan anorganik 3.673.781 Ton c. Salah satu konsep ekonomi hijau adalah kepedulian terhadap triple P (People, Planet dan Profit) melalui kriteria dan Mekanisme PROPER perusahaan berhasil didorong untuk mengalokasikan dana Community Development secara sistematik, efektif dan partisipatif. Pada tahun 2014 berhasil didorong bergulirnya uang untuk pemberdayaan masyarakat sebesar Rp. 1,16 Trilyun. 4 PROPER berhasil mengkoordinasikan pengawasan lingkungan menjadi gerakan nasional yang terkoordinasi dan dengan standar pengawasan yang sama terhadap 30 provinsi. Untuk menggerakan sistem pengawasan ini telah dilakukan peningkatan kapasitas dan pemberdayaan terhadap 584 pejabat pengawas lingkungan hidup. 5 PROPER mendorong perusahaan selain untuk mematuhi peraturan perundangundangan di bidang lingkungan hidup, juga untuk melakukan inovasi – inovasi di bidang pemanfaatan sumber daya dan juga community development atau pengembangan masyarakat. Inovasi merupakan komponen nilai yang baru diperkenalkan pada tahun 2014 dan sampai saat ini berhasil mengukur secara kuantitatif seberapa banyak/besar inovasi – inovasi yang dilakukan oleh perusahaan yang termasuk dalam daftar perusahaan calon peraih peringkat HIJAU dan EMAS. Penilaian hijau telah mengidentifikasi 93 inovasi, dimana 65% berkaitan dengan dimensi desain, 24% dimensi pengguna dan 11% dimensi produk. 6 PROPER meningkatkan komitmen perusahaan dalam pengelolaan lingkungan tidak hanya business as usual akan tetapi melebihi peraturan yang ditetapkan atau yang lebih dikenal sebagai adisionalitas. Penilaian aspek adisionalitas ini meliputi Penilaian kewajiban yang diatur dalam peraturan, Penilaian Praktek Umum, Penilaian Hambatan Pelaksanaan Investasi, dan Penilaian Investasi. Dengan kata lain Pencapaian PROPER dalam pengelolaan lingkungan selama 2 Dekade yaitu Tingkatkan Ketaatan, Pacu Efisiensi, Dorong Inovasi, berdayakan Masyarakat. Akan tetapi, setiap program dan kegiatan pastilah memiliki kekurangan, tugas kita semua untuk memperbaiki kekurangan tersebut dan meningkatkannya menjadi lebih baik.