Model Kepemimpinan Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi

advertisement
MODEL KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA
Oleh: Is Yuli Gunawan
Abstrak
Is Yuli Gunawan: Model Kepemimpinan Pembelajaran untuk meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa.
Sekolah merupakan pusat pengembangan sumberdaya manusia dan merupakan pengembang
kualitas sumberdaya manusia. Kualitas dan intelektualitas manusia bergantung pada pola
pendidikan yang diterapkan di sekolah. Guru merupakan ujung tombak berhasinya proses
pembelajaran. Keberhasilan guru dalam mengelola pendidikan bergantung pada situasi
sekolah. Kepala sekolah merupakan orang yang paling bertanggungjawab dalam
membangun sumberdaya manusia karena kepala sekolah memiliki peran yang sangat
penting dalam mengelola sekolah.. Oleh karena itu diperlukan model kepemimpinan kepala
sekolah yang dapat meningkatkan motivasi kerja guru yang pada akhirnya akan
meningkatkan motivasi belajar siswa. Model kepemimpinan yang dapat meningkatkan
motivasi baik motivasi kerja guru maupun motivasi belajar siswa adalah model
kepemimpinan pembelajaran. Pada model kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah
memiliki peran sebagai: (1) educator, (2) manager, (3) administrator, (4) supervisor, (5)
motivator, (6) enterpreuner, (7) leader.
Kata Kunci: kepemimpinan pembelajaran, dan motivasi siswa
1
A. LATAR BELAKANG
Pada era global pengembangan sumber daya manusia menjadi sangat utama,
karena sumber daya manusialah yang menjadi sandaran kemajuan suatu bangsa. Maju
mundurnya suatu bangsa akan bergantung pada kualitas sumber daya manusianya.
Mejunya sumber daya manusia bergantung pada proses pendidikan yang dilaluinya.
Kalau proses pendidikan dilakukan dengan asal asalan maka hasilnya adalah sumber daya
manusia yang tidak berkualitas atau dengan kata lain sumber daya kita akan kalah dalam
berkompetisi dengan Negara lain yang system pendidikannya sudah maju. Pendidikan
pada prisipnya adalah untuk menyiapkan sumber daya manusia dalam menghadap era
global yaitu era persaingan bebas anta Negara dalam hal khususnya kualitas sumber daya
manusia.
Melalui sekolah diharapkan proses pendidikan dapat menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas, karena sekolah merupakan pusat pengembangan kualitas
manusia. Sekolah dalam hal ini mencakup kepala sekolah, pendidik, dan tenaga
kependidikan serta siswa. Jadi tidak bertumpu pada satu komponen saja melainkan
melibatkan seluruh komponen yang ada di sekolah. Sumber pengembangan itu sendiri
dapat berasal dari dua faktor yaitu eksternal dan internal baik bagi pendidik, tenaga
kependidikan maupun peserta didik. Faktor eksternal bagi pendidik maupun tenaga
kependidikan dapat berasal dari pola kepemimpinan sekolah dan dari faktor internal
berasal dari kondisi pendidik dan tenaga kependidikan itu sendiri, sedangkan bagi peserta
didik faktor eksternal dapat berasal dari kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan,
dan keluarga sedangkan dari faktor internal adalah dari jiwa peserta didik itu sendiri.
Namun pada dasarnya berkembang tidaknya peserta didik lebih dipengaruhi oleh factor
eksternal dalam hal ini pengaruh dari komponen-komponen yan ada di sekolah. Kepala
sekolah sebagai penggerak utama dalam proses pendidikan diharapkan memiliki
kemampuan untuk membangun komponen-komponen yang ada di sekolah agar siap
menghadapi tantangan di era global.
Untuk membangun kualitas sumber daya manusia melalui dunia pendidikan,
maka pemerintah mengeluarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada pasal 3 menyatakan “Pendidikan nasional berfungsi
2
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”. Dari undang-undang tersebut diharapkan dapat
mewujudkan proses berkembangnya kulaitas peserta didik sebagai generasi penerus
bangsa menuju masa depan bangsa yang kuat dan berwibawa. Untuk mewujudkan citacita yang tertuang dalam undang-undang tersebut perlu adanya perubahan dalam system
pembelajaran di sekolah yang sekiranya mampu memberikan kesempatan pada peserta
didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang medukung
keberhasilan dalam menghadapi masa depan.
Kepala sekolah sebagai orang nomer satu di sekolah berperan sangat penting
dalam merubah system pendidikan. Keberhasilan suatu sekolah dalam system
pembelajaran sangat bergantung pada pola kepemimpinan. Maka dari itu diperlukan
adanya model kepemimpinan yang dapat membangun sekolah sebagai pusat belajar.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional menerbitkan peraturan tentang
standar Kepala Sekolah yang tertuang dalam Permendiknas nomor 13 tahun 2007
menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah
harus memiliki lima dimensi
kompetensi minimal yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan,
supervisi, dan sosial. Dengan lima dimensi tersebut diharapkan seorang kepala sekolah
mampu membangkitkan semangat kerja anggotanya dalam melaksanakan tugasnya secara
optimal. Dengan tingginya semangat kerja secara optimal akan berdampak pada
semangat belajar peserta didik yang pada akhirnya akan menghasilkan generasi bangsa.
yang mampu berkompetisi dalam menghadapi masa depan bangsa. Dengan kata lain
berhasil tidaknya sekolah dalam mencapai tujuan akan ditentukan oleh berhasil tidaknya
kepala sekolah dalam merancang-bangun organisasi sekolah (Nurkolis: 2002). Dalam
mengelola sekolah diperlukan suatu rencana yang terinci, sehingga tidak terjadi
pelaksanaan yang tumpang tindih, kurang koordinasi, komunikasi yang kurang interaktif,
kurang motivasi, tidak transparan, kurang teliti, dan kurang dipahami didasarkan atas
3
tugas dan fungsi organisasi. Kurang terprogramnya perencanaan sekolah, menjadikan
prestasi kerja yang dicapai oleh sekolah tidak maksimal (Depdiknas,2004: 1).
Untuk membangkitkan motivasi kerja baik pada pendidik maupun tenaga
kependidikan yang dampaknya pada peningkatan motivasi belajar siswa diperlukan
model kepemimpinan yang menitik beratkan pada pembelajaran yang sering disebut
sebagai pemimpin pembelajaran atau instructional leadership, seperti pada kutipan dari
para ahli pendidikan sebagai berikut:
If our schools are to improve, we must redefine the principal’s role
and move instructional leadership to the forefront (Buffie, 1989).
If a school is to be an effective one, it will be because of the instructional
leadership of the principal …. (Findley,1992).
Effective principals are expected to be effective instructional leaders ...... the
principal must be knowledgable about curriculum development, teachers and
instructional effectiveness, clinical supervision, staff development, and teacher
evaluation (Hanny, 1987).
Dari
kutipan-kutipan
tersebut
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa sangat perlu diterapkan model kepemimpinan yang
menitik beratkan pada pembelajaran.
B. KONSEP KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN
4
Daresh dan Playco (1995) mendefinisikan kepemimpinan pembelajaran sebagai
upaya memimpin para guru agar mengajar lebih baik, yang pada gilirannya dapat
memperbaiki prestasi belajar siswanya.
Petterson (1993), mendefinisikan kepemimpinan pembelajaran sebagai berikut:
a. Kepala sekolah mensosialisasikan dan menanamkan isi dan makna visi sekolahnya
dengan baik. Dia juga mampu membangun kebiasaan-kebiasaan berbagi pendapat
atau urun rembug dalam merumuskan visi dan misi sekolahnya, dan dia selalu
menjaga agar visi dan misi sekolah yang telah disepakati oleh warga sekolah hidup
subur dalam implementasinya
b. Kepala sekolah melibatkan warga sekolah dalam pengambilan keputusan dan dalam
kegiatan operasional sekolah.
c. Kepala sekolah memberikan dukungan
terhadap pembelajaran, misalnya dia
mendukung bahwa pengajaran yang memfokuskan pada kepentingan belajar siswa.
d. Kepala sekolah melakukan pemantauan terhadap proses belajar mengajar sehingga
memahami lebih mendalam dan menyadari apa yang sedang berlangsung didalam
kelas.
e. Kepala sekolah berperan sebagai fasilitator sehingga dengan berbagai cara dia dapat
mengetahui kesulitan pembelajaran dan dapat membantu guru dalam mengatasi
kesulitan belajar tersebut.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan
pembelajaran
atau
instructional
leadership
adalah
kepemimpinan
yang
memfokuskan/menekankan pada pembelajaran yang komponen-komponennya meliputi
kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen (penilaian hasil belajar), penilaian serta
pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas
belajar di sekolah. Berdasarkan pengertian kepemimpinan pembelajaran tersebut, tujuan
yang akan dicapai oleh penerapan kepemimpinan pembelajaran adalah 1). Kurikulum
(apa yang diajarkan) mencakup pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) yang meliputi kegiatan perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah; pengembangan
struktur dan muatan kurikulum; dan pembuatan kalender. 2). Proses belajar mengajar
5
meliputi, pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, pemilihan metode mengajar
dan metode belajar, penggunaan media pembelajaran dan fasilitas belajar lainnya,
pengelolaan kelas, dan pemotivasian siswa. 3). Asesmen (evaluasi hasil belajar)
meliputi aspek yang di evaluasi, metode evaluasi, dan pelaporan. (4). Penilaian kinerja
guru dan pengembangan profesinya. (5) Layanan prima terhadap pembelajaran siswa, 6.
Membangun warga sekolahnya menjadi komunitas pembelajaran.
C. PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
Kepala sekolah yang menerapkan model kepemimpinan pembelajaran harus bisa
berperan sebagai educator, manager, administrator, supervisor, motivator, enterpreneur,
dan leader yang dimainkan secara bersama-sama.
1.
Pendidik (Educator)
Pendidik dalam dunia pendidikan sama artinya dengan guru. Ada dua
pengertian tentang pendidik/guru yaitu pengertian secara informal dan pengertian
secara formal. Secara informal dapat dikatakan bahwa guru adalah sosok orang
yang
memiliki
kelebihan,
baik
dalam
hal
ilmu
pengetahuan
maupun
kepribadiannya, yang berusaha secara sadar dan sengaja untuk mentransfer
kelebihan tersebut kepada satu atau beberapa orang yang menjadi muridnya. Dari
pengertian ini mengandung makna bahwa setiap orang bisa meraih kedudukan
sebagai guru, dengan syarat memiliki kompetensi tertentu dan berkehendak
mentransfer kompetensi itu kepada orang lain yang menjadi muridnya.
Secara formal seperti yang dinyatakan dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen pada Bab I Pasal 1 bahwa : Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, memberikan, menilai, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
6
2.
Manager (Manajer)
Kepala sekolah sebagai manajer di sekolah. Tugas manajer pendidikan
adalah merencanakan sesuatu atau mencari strategi yang terbaik, mengorganisasi
dan mengkoordinasi sumber-sumber pendidikan yang masih berserakan agar
menyatu dalam melaksanakan pendidikan, dan mengadakan kontrol terhadap
pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kepala Sekolah memiliki kewenangan dalam
mengambil keputusan, karena atas perannya sebagai manajer di sekolah dituntut
untuk mampu : (1) mengadakan prediksi masa depan sekolah, misalnya tentang
kualitas yang diinginkan masyarakat, (2) melakukan inovasi dengan mengambil
inisiatif dan kegiatan-kegiatan yang kreatif untuk kemajuan sekolah, (3)
menciptakan strategi atau kebijakan untuk mensukseskan pikiran-pikiran yang
inovatif tersebut, (4) menyusun perencanaan, baik perencanaan strategis maupun
perencanaan operasional, (5) menemukan sumber-sumber pendidikan dan
menyediakan fasilitas pendidikan, (6) melakukan pengendalian atau kontrol
terhadap pelaksanaan pendidikan dan hasilnya.
3.
Administrator
Kepala
sekolah
sebagai
administrator
dalam
lembaga
pendidikan
mempunyai tugas-tugas antara lain : melakukan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan terhadap bidang-bidang seperti ;
kurikulum, kesiswaan, kantor, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, dan
perpustakaan. Jadi kepala sekolah harus mampu melakukan; (1) pengelolaan
pengajaran; (2) pengelolaan kepegawaian; (3) pengelolaan kesiswaan; (4)
pengelolaan sarana dan prasarana; (5) pengelolaan keuangan dan; (6) pengelolaan
hubungan
Kepala sekolah sebagai Administrator bertanggung jawab pula terhadap
kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Hal tersebut
mencakup seluruh kegiatan sekolah, seperti; proses belajar-mengajar, kesiswaan,
7
personalia, sarana prasarana, ketatausahaan dan keuangan serta mengatur hubungan
sekolah dengan masyarakat. Selain itu juga, kepala sekolah bertanggung jawab
terhadap keadaan lingkungan sekolahnya. Maka sebagai syarat mutlak menjadi
kepala sekolah yang berkompeten, harus mampu dengan baik melaksanakan fungsi
– fungsi administrasi pendidikan, yang meliputi perencanaan, penyusunan
organisasi
sekolah,
pengoordinasian
dan
pengarahan
serta
pengelolaan
kepegawaian.
4.
Supervisor
Supervisi berasal dari dua kata yaitu : Super dan Vision. Dalam webster’s
New World Dictionary istilah super berarti “higher in rank or position than,
superior to (superintendent), a greater or better than others” (1991:1343) ,
Sedangkan kata vision berarti “the ability to perceive something not actually, as
through mental acuteness keen foresight
Pengertian supervise menurut pendapat Spears (1953):
“...the process of bringing about improvement in instruction by working with
people who are helping the pupils. It is a process of stimulating growth and a
means of helping teachers to help themselves....”
Artinya, bahwa supervisi pembelajaran merupakan proses mengupayakan
peningkatan proses pembelajaran melalui kerjasama dengan orang yang
membimbing peserta didik, proses melakukan stimulasi perkembangan, dan sebagai
media bagi guru untuk memperbaiki diri. Menurut Sahertian (2000), supervisi
adalah usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun
secara berkelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran dengan tujuan
memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar
yang dilakukan guru di kelas. Supervisi merupakan pengembangan dan perbaikan
situasi belajar mengajar yang pada akhirnya perkembangan siswa. Perbaikan situasi
belajar mengajar bertujuan untuk : (1) menciptakan, memperbaiki, dan memelihara
organisasi kelas agar siswa dapat mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan
8
secara optimal, (2) menyeleksi fasilitas belajar yang tepat dengan problem dan
situasi kelas, (3) mengkoordinasikan kemauan siswa mencapai tujuan pendidikan,
(4) meningkatkan moral siswa.
Lebih lanjut Ngalim Purwanto (1987) mengemukakan bahwa:
Supervisi
ialah
suatu
aktivitas
pembinaan
yang
diharapkan
dapat
meningkatkan kemampuan sekolah maupun guru, oleh karena itu program supervisi
harus dilakukan oleh supervisor yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
mengadakan hubungan antar individu dan ketrampilan teknis. Supervisor di dalam
tugasnya bukan saja mengandalkan pengalaman sebagai modal utama, tetapi harus
diikuti atau diimbangi dengan jenjang pendidikan formal yang memadai.
5.
Motivator
Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “ daya penggerak yang
telah menjadi aktif” (Sardiman,2001: 71)
Motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang
mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive).
(Ngalim Purwanto, 2007 : 61).
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi
adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan
menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang
menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai. Jadi motivator adalah orang yang
memberikan doronan atau motivasi agar sustu tujuan dapat tercapai.
6.
Entrepreneur (Kewirausahaan)
9
Banyak orang beranggapan bahwa kewirausahaan hanyalah milik seorang
pengusaha, namun yang sebenarnya kewirausahaan adalah milik para professional,
misalnya dosen, kepala sekolah, guru, dokter, dan sebagainya.
Menurut Davis E Rye dalam bukunya The Vest-Pocket Entrepreneur (1996),
kewirausahaan merupakan pengetahuan terapan dari konsep dan teknik manajerial
yang disertai risiko dalam mentransformasi sumberdaya menjadi output yang
memiliki nilai tambah yang tinggi.
Hisrich-Peter (2005:535) menyatakan bahwa “intreprenership is one method for
stimulating and capitalizing on individual in an organization who think that
something can be done differently and better”.
Dalam buku materi Kewirausahaan pada Pelatihan Penguatan Kompetensi Kepala
Sekolah menyatakan: “Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu
yang baru secara kreatif dan inovatif untuk mewujudkan nilai tambah” (Overton,
2002). Kreatif berarti menghasilkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.
Inovatif berarti memperbaiki/memodifikasi/ mengembangkan sesuatu yang sudah
ada. Nilai tambah berarti memiliki nilai lebih dari sebelumnya.
7.
Pemimpin (Leader) Sekolah
Menurut Lipoto (1988) peranan kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai: (1)
figurehead (symbol); (2) leader (memimpin); (3) liason (antara); (4) monitor
(memonitor); (5) disseminator (menyebarkan) informasi; (6) spokesmen (juru
bicara); (7) entrepreneur ( wiraswasta); (8) Disturbance handler ( menangani
gangguan); (9) Resource allocator (pengumpul dana); (j) negotiator ( perunding).
Lebih lanjut Lipoto (1988) mengatakan bahwa sebagai pemimpin, maka kepala
sekolah harus mampu menggerakkan orang lain agar secara sadar dan sukarela
melaksanakan kewajibannya secara baik sesuai dengan apa yang diharapkan
pimpinan dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan kepala sekolah terutama
ditujukan kepada para guru karena merekalah yang terlibat secara langsung dalam
proses pendidikan. Namun demikian, kepemimpinan kepala sekolah juga ditujukan
kepada para tenaga kependidikan lainnya serta siswa.
10
Hal senada dikatakan Wahjosumidjo (2001), peran kepala sekolah sebagai
pemimpin sekolah memiliki tanggung jawab menggerakkan seluruh sumberdaya
yang ada di sekolah sehingga melahirkan etos kerja dan produktivitas yang tinggi
dalam mencapai tujuan. Hick (dalam Wahjosumido, 2001) berpendapat bahwa
untuk dapat menjadi pemimpin sekolah yang baik, kepala sekolah harus : (1) adil,
(2) mampu memberikan sugesti (suggesting), (3) mendukung tercapainya tujuan
(supplying objectives), (4) mampu sebagai katalisator, (5) menciptakan rasa aman
(providing security), (6) dapat menjadi wakil organisasi (representing), (7) mampu
menjadi sumber inspirasi (inspiring), (8) bersedia menghargai (prising).
Dalam pelaksanaannya, keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah, (Departemen
Pendidikan Nasional, (2000) sangat dipengaruhi hal-hal sebagai berikut: (1)
Kepribadian yang kuat; kepala sekolah harus mengembangkan pribadi agar percaya
diri, berani, bersemangat, murah hati, dan memiliki kepekaan sosial. (2) Memahami
tujuan pendidikan dengan baik; pemahaman yang baik merupakan bekal utama
kepala sekolah agar dapat menjelaskan kepada guru, staf dan pihak lain serta
menemukan strategi yang tepat untuk mencapainya. (3) Pengetahuan yang luas;
kepala sekolah harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas tentang
bidang tugasnya maupun bidang yang lain yang terkait. (4) Keterampilan
professional yang terkait dengan tugasnya sebagai kepala sekolah, yaitu: (a)
keterampilan teknis, misalnya: teknis menyusun jadwal pelajaran, memimpin rapat.
(b) keterampilan hubungan kemanusiaan, misalnya : bekerjasama dengan orang
lain, memotivasi, guru dan staf. (c) Keterampilan konseptual, misalnya
mengembangkan konsep pengembangan sekolah, memperkirakan masalah yang
akan muncul dan mencari pemecahannya.
Bagi kepala sekolah yang ingin berhasil menggerakkan para guru/staf dan para
siswa harus mampu melakukan perbuatan yang melahirkan kemauan untuk bekerja
dengan penuh semangat dan percaya diri terhadap para guru, staf dan siswa, dengan
cara meyakinkan dan membujuk agar para guru, staf dan siswa percaya bahwa apa
yang dilakukan adalah benar. Pemimpin yang efektif selalu memanfaatkan
kerjasama dengan para bawahan untuk mencapai cita-cita organisasi (Pidarta,
11
1990). Disamping itu menurut Mulyasa (2002), kepala sekolah yang efektif adalah
kepala sekolah yang; (1) mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan
proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif; (2) dapat menyelesaikan
tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan; (3) mampu
menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan
mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan; (4)
berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan
guru dan pegawai lain di sekolah; (5) bekerja dengan tim manajemen; (6) berhasil
mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman, 2005, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Burhanudin. Yusak, Administrasi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2005
Danim, Sudarwan. 2010 Profesi Kependidikan.Bandung: Alfabeta
Deal, T.E. and Peterson, K.D. 1998. Shaping School Culture: The Heart of
Leadership. San Fransisco, CA. Jossey Bass Publishers.
F:\Mary Jo\Education Leadership Redesign Commission\Tennessee Standards
for Instructional Leaders Packet.doc vlb 3/21/07
Fink, Elaine and B. Resnicl, Lauren (2003). Developing Principals as
Instructional Leaders.
Gunawan. Ary H., Admnistrasi Sekolah; Admnistrasi Pendidikan Mikro,
Jakarta: Rineka Cipta, 1996
Guston, Sandra Lee. 2002. The Instructional Leadership toolbox: A Handbook
for Improving Practice. California: Sage Publication.
Hisrich, R.D. & Peters, M.P. 2002. Entrepreneurship. Fifth Edistion. New
York: McGraw Hill Irwin.
Nasution S., 2004, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Overton, R. 2002. Are You an Entrepreneur? Singapore: Wharton.
Purwanto Ngalim, 2002, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Syam, Muh Noor. 1980. Pengantar Dasar-dasar Kepedidikan.Surabaya: Usaha
Nasional
Tirtarahardja, Umar dan S.L La Sulo.2005.Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Raneka Cipta.
13
BIODATA
Name
: Is Yuli Gunawan
NIP
: 19620727 199103 1 001
Jabatan
: Widyaiswara Muda
Unit Kerja
: PPPPTK Seni dan Budaya
Alamat Kantor
: Jl. Kaliurang Km. 13 Klidon, Sukoharjo
Ngaglik, Sleman Yogyakarta
14
Download