ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP

advertisement
ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA
(BEI)
(Skripsi)
NAMA
: JENI JAENUDIN
NPM
: 0741031052
EMAIL
: [email protected]
NO. HP
: 089632447888
PEMBIMBING I : Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt.
PEMBIMBING II : Ninuk D. Kesumaningrum, S.E., M.Sc., Akt.
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA
(BEI)
Oleh
JENI JAENUDIN
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
perngaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 di
Bursa Efek Indonesia. Rasio profitabilitas yang digunakan sebagai variabel
independen yaitu Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), dan
Earning Per Share (EPS). Sedangkan yang digunakan sebagai variabel dependent
adalah harga saham yaitu harga saham pada saat penutupan yang terjadi pada
pasar regular (regular market trading).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perusahaan LQ45
yang terdaptar di Bursa Efek Indonesia yang kemudian dipublikasikan ke
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2008-2010. Metode
pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik pemilihan sampel
purposive sampling, yaitu tipe pemilihan sampel berdasarkan kriteria dan
pertimbangan tertentu.
Dari hasil penelitian setelah dilakukan pengujian diketahui bahwa variabel
Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh positif
terhadap harga saham secara parsial dengan tingkat signifikan 0,001. Sedangkan
setelah dilakukan uji ANOVA atau simultan variabel independen Return On
Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan
LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
Kata kunci : Rasio Profitabilitas, Harga Saham.
ABSTRACT
EFFECT OF PROFITABILITY RATIOS IN STOCK PRICE TO LQ45
COMPANY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (BEI)
Written by:
JENI JAENUDIN
The main objective of this study is to determine how is the effect of
profitability ratios from the company’s stock price of LQ45 in the Indonesia Stock
Exchange. Profitability ratios which are used as the independent variable is Return
On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), and the Earning Per Share (EPS).
The dependent variable is the stock price at the time of closing stock price that
occurred in the reguler market (reguler market trading).
The data used in this study is the data from LQ45 company which is listed
in Indonesia Stock Exchange which is published to the Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) in 2008-2010. Method of sample selection in this study is
purposive sampling, a sampling technique which choose sample based on
specifically criteria and consideration.
As the result Return On Assets (ROA) and Earning Per Share (EPS) were
known had a positive effect on stock prices partially in 0,001. On the other hand,
Net Profit Margin (NPM) had no significant effect on stock price because it has a
negative effect on stock prices partially with a significant level of 0,969. Whereas
after the ANOVA test or the independent variables simultaneously Return On
Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), and the Earning Per Share (EPS)
together have a significant effect on the company stock price LQ45 in the
Indonesia Stock Exchange.
Keywords: Profitability ratios, stock price.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan dunia perekonomian yang global, perusahaan sebagai
pelaku dari perekonomian dituntut untuk mampu bersaing dengan perusahaan
lainnya. Setiap perusahaan harus mampu bersaing agar mampu bertahan dan
menjaga kelangsungan usahanya. Strategi pemasaran menjadi hal yang sangat
penting, agar dapat bertahan ditengah lingkunga bisnis yang ketat. Manajemen
perusahaan harus mampu menentukan strategi yang tepat bagi masing-masing
perusahaannya. Perusahaan harus dapat melakukan investasi untuk meningkatkan
pertumbuhan perusahaan dan kelangsungan hidup perusahaan. Tetapi disisi lain
perusahaan juga mempunyai kepentingan terhadap pemegang saham.
Sebelum investor melakukan transaksi di pasar modal, para investor terlebih
dahulu melakukan penilaian terhadap perusahaan yang menerbitkan sahamnya di
Bursa Efek. Salah satu aspek yang menjadi bahan penilaian bagi investor adalah
kemampuan perusahaan dalam meghasilkan laba, tingkat return, risiko, dan
hubungan antara return dan risiko.
Tujuan investor yang menginvestasikan dananya di pasar modal adalah untuk
memperoleh imbalan atau pendapatan dari dana yang diinvestasikan. Bagi
investor yang menginvestasikan dananya pada saham suatu perusahaan bertujuan
untuk memperoleh pendapatan yang berupa dividen atau capital gain.
Dividen adalah pendapatan yang diperoleh setiap periode selama saham masih
dimiliki, sedangakan capital gain adalah pedapatan yang diperoleh karena harga
jual saham lebih tinggi daripada harga belinya, pendapatan ini baru akan diperoleh
jika sahan dijual. Bagi investor yang bertujuan mendapatkan capital gain juga
memerlukan informasi tentang dividen, karena dividen merupakan salah satu
faktor penting yang dapat mempengaruhi harga saham.
Pergerakan harga suatu saham tidak dapat diperkirakan secara pasti. Harga suatu
saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran (kekuatan tawarmenawar). Semakin banyak orang yang membeli saham, maka harga saham
tersebut cenderung akan bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang
menjual saham maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun. Dalam
jangka panjang, kinerja emiten dan pergerakan harga saham umumnya bergerak
searah. Namun demikian perlu diingat, tidak ada harga suatu saham yang terusmenerus naik demikian juga tidak ada harga suatu saham yang terus-menerus
turun.
Rasio menggambarkan suatu hubungan pertimbangan antara suatu jumlah tertentu
dan jumlah yang lain. Hasil analisis laporan keuangan yang menunjukkan kinerja
perusahaan tersebut dipakai sebagai dasar penentu kebijakan bagi pemilik,
manajer dan investor. Menurut Harahap (2007:297) rasio keuangan adalah angka
yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan
pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).
Dengan analisis rasio keuangan, dapat diperoleh informasi dan memberikan
penilaian terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode
tertentu. Analisis rasio bagi pihak manajemen sangat berguna untuk melakukan
perbaikan-perbaikan serta menyusun strategi perusahaan dimasa yang akan
datang, untuk itulah penelitian ini lebih terfokus pada kinerja perusahaan terutama
yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Profitabilitas perusahaan
adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat tingkat pengembalian yang akan
didapat dari aktivitas investasinya. Profitabilitas menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan
sebagainya. Sehingga analisis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk melihat
pergerakan harga saham ialah analisis rasio profitabilitas.
Untuk mengukur rasio profitabilitas dapat digunakan rasio-rasio modal saham,
diantaranya adalah Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), dan
Earning Per Share (EPS). Melalui analisis rasio profitabilitas yaitu Return On
Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS)
menunjukkan perkembangan harga saham yang berbeda-beda dalam beberapa
tahun terakhir dan laba bersih yang didapat oleh perusahaan juga mengalami
perbedaan.
Penelitian Nurmalasari (2008) menyatakan bahwa rasio profitabilitas secara
umum yang terdiri dari Return On Assets (ROA) adalah 22,44%, Return On Equity
(ROE) adalah 12,87%, Net Profit Margin (NPM) adalah 8.04%, dan Earning Per
Share (EPS) adalah Rp. 470,39,- hal ini menunjukkan bahwa keempat rasio ini
memilki dampak yang positif untuk harga saham, semakin tinggi rasio
profitabilitas maka semakin tinggi pula harga saham yang dihasilkan. Sedangkan
untuk nilai harga saham secara umum pada tahun 2005-2008 sebesar Rp. 10.036,ini berarti harga saham pada periode tersebut memiliki tingkat harga yang cukup
baik dan hal ini dipengaruhi oleh empat rasio profitabilitas di atas. Sementara
dalam penelitian ini obyek yang diamati adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa profitabilitas merupakan salah satu
informasi yang dijadikan pedoman investor untuk membeli atau menjual saham.
Keputusan para investor tersebut akan mempengaruhi harga saham yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada indeks harga saham yang merupakan cerminan
dari pergerakan harga saham di bursa efek.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul
“ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP
HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI)”.
B. Perumusan Masalah
Masalah merupakan faktor penghambat pelaksana kegiatan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, sehingga diperlukan suatu pemecahan agar kelangsungan
operasi perusahaan terlaksana dengan baik sesuai yang diinginkan. Oleh karena
itu, berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam
penelitian yang dilakukan adalah ”Apakah rasio profitabilitas berpengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia?”
C. Batasan Masalah
Untuk mendapatkan alur pembahasan yang lebih baik sehingga tujuan penelitian
dapat tercapai, maka ruang lingkup penelitian dibatasi yaitu analisis rasio
profitabilitas pada harga saham yang digunakan merupakan harga saham rata-rata
berdasarkan atas harga saham pada saat penutupan antara harga saham tertinggi
dan harga saham terendah yang terjadi pada pasar regular (regular market
trading).
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham pada
perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam mengetahui
pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham.
2. Bagi investor, memberikan wacana baru membantu para pelaku pasar modal
dalam mengambil keputusan investasi dan jual beli saham.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoristis
1. Information Content
Harga saham merupakan salah satu kandungan informasi yang paling dinantinantikan oleh investor sekaligus juga merupakan sinyal bahwa perusahaan berada
pada tingkat profitabilitas tinggi. Pada dasarnya, perusahaan akan meningkatkan
harga saham apabila manajemen yakin bahwa perusahaan akan mencapai tingkat
profitabilitas tinggi di masa depan dan begitupun sebaliknya. Teori tersebut
kemudian dikenal sebagai teori isi informasi (Information Content) dari harga
saham. Menurut teori tersebut bahwa harga saham mempunyai kandungan
informasi yaitu prospek perusahaan di masa yang akan datang.
2. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang merupakan output dari proses akuntansi adalah suatu
media informasi yang merangkum semua aktivitas keuangan perusahaan. Laporan
ini dipergunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan (stake holder), yang
memberikan informasi sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang bersifat
ekonomi. Dalam penyusunan laporan keuangan haruslah berpedoman pada
prinsip-prinsip akuntansi yang telah diterima secara umum. Laporan keuangan ini
memberikan gambaran keadaan perusahaan.
Informasi keuangan yang tersaji di dalam laporan keuangan banyak
memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis
kinerjanya lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuat
keputusan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis kinerja
keuangan adalah dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Analisis laporan
keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik
analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data – data yang
berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam
analisis bisnis.
3. Informasi Akuntansi
Secara umum informasi akuntansi merupakan informasi yang mencakup proses
dan prosedur informasi keuangan organisasi dengan tujuan untuk pelaporan
kepada pihak intern maupun ekstern perusahaan.
Informasi akuntansi adalah informasi yang dihasilkan dari proses akuntansi
disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Melalui laporan keuangan ini investor
dapat mengetahui variabel yang secara fundamental diperkirakan akan
mempengaruhi pengambilan keputusan yang lebih rasional untuk melakukan
investasi dalam hal ini saham.
Informasi dari laporan keuangan bagi investor dalam aktivitas pasar modal sangat
penting, karena informasi tersebut mewakili perusahaan penerbit saham (emiten)
sehingga dapat dijadikan pertimbangan bagi investor dalam membeli atau menjual
saham suatu perusahaan.
a. Pemakai Informasi Akuntansi
Para pemakai informasi akuntansi dibagi menjadi dua kelompok utama (Kieso:
2008) yaitu:
1) Pemakai internal
Yaitu pengambilan keputusan yang secara langsung mempengaruhi kegiatan
internal perusahaan, seperti manajer, karyawan, dan dewan direksi. Para
pemakai internal membutuhkan informasi akuntansi untuk membantu mereka
merencanakan dan mengendallikan kegiatan serta mengelola
(mengalokasikan) sumber daya perusahaan.
2) Pemakai eksternal
Yaitu pengambil keputusan yang menyangkut hubungan mereka dengan
perusahaan, seperti investor, kreditor, calon investor, badan-badan pemerintah
dan masyarakat umum.
b. Laporan Keuangan Sebagai Sumber Informasi Akuntansi
Para pemakai informasi akuntansi menggunakan informasi tersebut untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan melalui media yang merupakan
produk dari proses akuntansi. Untuk para pemakai eksternal, media tersebut
adalah laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik, pada umumnya
tercantum laporan tahunan perusahaan.
Pengertian laporan keuangan menurut Baridwan (2000) sebagai berikut :
“Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,
merupakan sesuatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan terjadi selama
tahun buku yang bersangkutan”.
Selain itu juga ada yang menyebut pengertian laporan keuangan merupakan
output dan hasil dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi
badan informasi bagi setiap pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses
pengambilan keputusan (Harahap: 2001).
4. Analisis Rasio
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa
tentang baik atau buruknya kondisi atau posisi keuangan suatu perusahaan.
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan
dan signifikan (Harahap: 2007).
5. Rasio Profitabilitas
Menurut Jusuf (2007), rasio dapat dibagi menjadi lima golongan untuk menilai
kinerja keuangan perusahaan. Tetapi, rasio yang digunakan untuk mempengaruhi
harga saham adalah rasio profitabilitas. Profitabilitas dalam hubungannya dengan
investasi adalah dimana kategori rasio-rasio profitabilitas ini mengukur besar
kecilnya laba perusahaan dalam kaitannya dengan jumlah dana yang telah
diinvestasikan untuk mendatangkan laba tersebut. Oleh sebab itu rasio - rasio ini
sangat berguna untuk menaksir efektivitas manajemen perusahaan secara
keseluruhan.
Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis rasio yakni rasio yang menunjukkan
profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan
profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Dengan demikian bagi investor
jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini
misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan
diterima dalam bentuk dividen (Sartono: 2001).
6. Return on Asset (ROA)
Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
dalam mengelola aktivanya sehingga menghasilkan pendapatan. Dengan kata lain
Return on Asset (ROA) digunakan untuk menilai apakah perusahaan efisien dalam
memanfaatkan aktivanya untuk kegiatan operasional perusahaan. Semakin besar
Return on Asset (ROA) menggambarkan kondisi perusahaan yang semakin
membaik. Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh bila diukur
dari modal pemilik. Semakin besar rasio ini maka semakin baik. Dengan demikian
peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
7. Net Profit Margin (NPM)
Persentase laba atas kegiatan usaha yang murni dari kegiatan perusahaan yang
bersangkutan ditunjukkan oleh rasio Net Profit Margin (NPM) yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan bersih.
Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis
(setelah dikurangi dengan segala biaya-biaya). Net Profit Margin mengukur
efektivitas perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan
dan investasi perusahaan. Rasio laba bersih terhadap penjualan pada dasarnya
mencerminkan efektifitas biaya atau harga dari kegiatan perusahaan. Oleh karena
itu nilai rasio Net Profit Margin akan berjalan seiring dengan nilai kompensasi
yang akan diberikan kepada pemilik saham. Dengan demikian peneliti dapat
merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
8. Earning Per Share (EPS)
Menurut Darmadji (2006) Earning per share (EPS) merupakan rasio yang
menunjukkan berapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang
saham untuk setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS, semakin besar laba
yang tersedia bagi pemegang saham. Earning per share adalah suatu ukuran
dimana baik manajemen maupun pemegang saham menaruh perhatian besar.
Berdasarkan rumus di atas, setidaknya ada dua faktor yang menentukan besarnya
tingkat EPS yang dihasilkan. Pertama yakni pada angka pembilangnya, dimana
jika Net Income After Tax (Laba Bersih Setelah Pajak) semakin besar maka
besaran EPS nya juga akan besar. Faktor kedua yang menentukan besarnya
tingkat EPS adalah jumlah saham beredar (Number Of Share Outstanding) yang
fungsinya sebagai angka penyebut dalam rumus tersebut, dimana semakin banyak
perusahaan menggunakan dana dari penambahan jumlah saham beredar, maka
akan semakin memperkecil besarnya tingkat EPS yang diperoleh. Dengan
demikian peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
9. Harga Saham
Definisi saham menurut Subekti & Surono (2007) sebagai berikut :
Saham adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan atau Persetoan Terbatas (PT). Sedangkan menurut Fuady (2001)
memberikan definisi saham adalah kertas yang dicetak dengan bagus yang
membuktikan bahwa pemegangnya turut serta berpartisipasi dalam modal suatu
perusahaan.
Harga saham merupakan cerminan dari nilai suatu perusahaan bagi para investor.
Semakin baik suatu perusahaan mengelola usahanya dalam memperoleh
keuntungan, semakin tinggi juga nilai perusahaan tersebut di mata para investor.
Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan return bagi para investor
berupa capital gain yang pada akhirnya akan berpengaruh juga terhadap citra
perusahaan.
10. Indeks LQ45
Indeks LQ45 merupakan perwakilan lebih dari 70 persen total kapitalisasi Bursa
Efek Indonesia dan mencakup 60 saham yang paling banyak diperdagangkan
setiap harinya, dalam hitungan nilai, selama periode 12 bulan. Saham perusahaan
yang tercatat dalam indeks ini dipilih secara seksama, dengan likuiditas menjadi
indikator utama karena dianggap sebagai penunjuk kinerja yang solid dan
mencerminkan nilai pasar sebenarnya. Begitu terpilih, saham-saham tersebut
dipantau dengan ketat dan kinerja kuartalan mereka dievaluasi.
Tujuan indeks LQ45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk
menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer
investasi, investor, dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor
pergerakan saham dari saham-saham yang aktif diperdagangkan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang
sistematis untuk memperoleh data yang meliputi pengumpulan data, pengolahan
data, dan analisis data.
A. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan kelompok orang, kejadian atau peristiwa yang menjadi
perhatian para peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ45
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tahun penelitian dari 2008-2010.
Perusahaan LQ45 yang menjadi objek penelitian merupakan perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyajikan laporan keuangan secara
berturut-turut, lengkap, dan dipublikasikan dalam Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) maupun dalam bentuk laporan tahunan (annual report).
Sampel merupakan bagian dari populasi. Pemilihan sampel dilakukan melalui
metode Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria dan
sistematika tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif.
Kriteria-kriteria yang menjadi faktor penentu dalam sampel pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut
dari tahun 2008-2010.
b. Perusahaan LQ45 yang menerbitkan data-data laporan keuangan secara
lengkap.
c. Perusahaan LQ45 telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak Januari 2008
dan tidak mengalami delisting selama periode penelitian.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data penelitian secara tidak langsung melalui media
perantara. Data sekunder diperoleh dari situs resmi emiten http://www.idx.co.id
serta diperoleh dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory) tahun 2011
yang didapat dari kantor IDX Bandar Lampung.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
pustaka dan dokumentasi.
1. Studi Pustaka
Teori diperoleh dari literatur, artikel, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu.
Metode ini digunakan untuk mempelajari dan memahami literatur-literatur
yang memuat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian.
2. Dokumentasi
Data
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
dikumpulakan
mendokumentasikan data-data yang telah berhasil dikumpulkan.
dengan
D. Variable Penelitian
1 Variabel Dependen (Variabel Y)
Harga saham yang merupakan variabel dependen (variabel tidak bebas) dimana
yang digunakan adalah harga saham rata-rata dihitung berdasarkan pembagian
harga saham tertinggi dan harga saham terendah yang terjadi di pasar regular
(regular market trading).
Harga saham dinyatakan dengan notasi Y, untuk lebih jelasnya perhitungan
dilakukan sebagai berikut :
HH + HL
Y=
2
Keterangan:
Y
HH
HL
= Harga saham rata-rata
= Harga saham tertinggi
= Harga saham terendah
2 Variabel Independen (Variabel X)
Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
lain. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan dengan
notasi X, berikut beberapa variabel yang digunakan sebagai variabel independen
yaitu sebagai berikut :
1) Return On Assets (ROA), sebagai variabel X1
Rasio ini ditentukan dengan cara :
Laba Bersih
Return On Assets =
X 100 %
Total Asset
Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh bila diukur dari modal
pemilik. Semakin besar rasio ini maka semakin baik.
2) Net Profit Margin (NPM) sebagai variabel independen X2
Laba Bersih Setelah Pajak
Net Profit Margin =
X 100 %
Penjualan Bersih
Rasio ini menunjukkan berapa besar pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap
penjualan, semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
3) Earning Per Share (EPS) sebagai variabel independen X3
Laba Bersih Setelah Pajak
Earning Per Share =
X 100 %
Jumlah Saham Biasa Yang Beredar
Rasio ini menujukkan berapa besar kemampuan per lembar saham dalam
menghasilkan laba
E. Metode Analisis Data
Dalam suatu penelitian jenis data dan hipotesis sangat menentukan dalam
ketepatan pemilihan statistik alat uji. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
digunakan tahapan analisis sebagai berikut :
1. Menghitung besarnya rasio-rasio profitabilitas yaitu ROA, NPM, EPS, dan
harga saham rata-rata pada perusahaan LQ45 yang dijadikan sampel.
2. Melakukan uji lolos kendala linier atau yang sering disebut dengan uji
asumsi klasik, untuk melihat apakah model regresi berganda layak atau
tidak digunakan dalam penelitian ini.
3. Melakukan uji hipotesis yaitu analisis regresi linier berganda, yang harus
memenuhi kriteria yaitu, uji R2, uji F-test dan uji T-test.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk menjawab rumusan masalah dan membuktikan kebenaran hipotesis yang
telah penulis ajukan dalam skripsi ini, maka dalam BAB IV ini akan dilakukan
proses penganalisaan data yang telah berhasil penulis kumpulkan. Analisa data
merupakan suata kegiatan mengolah data dengan cara sedemikian rupa sehingga
diperoleh hasil berupa angka-angka yang dapat diinterprestasikan.
A. Deskripsi Objek Penelitian
Berdasarkan data dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) jumlah
perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 sampai
2010 tercatat sebanyak 75 perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini, dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Sampel yang diteliti
sebanyak 17 perusahaan. Jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 51 data. Perusahaan LQ45 tersebut dipilih sesuai dengan kriteria yang
diperlukan dalam penelitian ini.
Tabel 2. Proses Pengambilan Keputusan
Keterangan
Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI selama tahun 2008-2010
Perusahaan LQ45 yang tidak konsisten selama tahun2008-2010
Perusahaan LQ45 yang tidak menerbitkan data-data secara
lengkap
Perusahaan LQ45 yang menjadi sampel penelitian
Jumlah
75
(40)
(18)
17
Perusahaan LQ45 yang menjadi sampel penelitian tersebut adalah :
Tabel 3. Daftar Nama Sampel Perusahaan LQ45
No
Kode
1
AALI
2
ANTM
3
ASII
4
BBCA
5
BBRI
6
BDMN
7
BMRI
8
INCO
9
INDF
10
ISAT
11
MEDC
12
PGAS
13
PTBA
14
SMCB
15
TLKM
16
UNSP
17
UNTR
Sumber : Lampiran 2
Nama Perusahaan
Astra Agro Lestari Tbk
Aneka Tambang (Persero) Tbk
Astra International Tbk
Bank Central Asia Tbk
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Bank Danamon Indonesia Tbk
Bank Mandiri (Persero) Tbk
International Nickel Indnesia Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
Indosat Tbk
Medco Energi International Tbk
Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
Holcim Indonesia Tbk
Telekomunikasi Indonesia Tbk
Bakrie Sumatra Plantations Tbk
United Tractors Tbk
B. Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang
digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai
minimum, serta nilai rata-rata serta standard deviasi dari masing-masing variabel.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : Return On Assets (ROA),
Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) serta harga saham. Hasil
olah data deskriptif dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 4
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Hrg_Shm
51
997.00
22775.00
6.1930E3
4823.92434
ROA
51
2.05
60.58
14.5802
13.04394
NPM
51
2.67
41.04
17.5008
9.74420
EPS
51
45.82
3548.60
5.8666E2
615.30717
Valid N (listwise)
51
Sumber: Lampiran 7
Setelah dilakukan pengolahan data, dapat dilihat bahwa terdapat perubahan
jumlah sampel. Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah data yang valid pada
penelitan ini adalah sebanyak 51 sampel. Dari 51 sampel data harga saham, nilai
minimum sebesar 997,00 dengan nilai maksimum 22774,00. Nilai rata-rata
sebesar 6,1930E3 dengan standard deviasi 4823,92434.
Dari 51 data Return On Assets (ROA) , nilai minimum sebesar 2,05, sedangkan
nilai maksimumnya adalah 60,58. Nilai rata-rata dari data tersebut adalah 14,5802
dengan standard deviasi sebesar 13,14394. Standar deviasi yang lebih kecil dari
mean menunjukkan sebaran data variabel yang kecil atau tidak ada kesenjangan
yang besar dari variabel periode perputaran persediaan.
Data yang valid dari variabel Net Profit Margin (NPM) sebanyak 51, dengan nilai
minimum sebesar 2,67 dan nilai maksimum sebesar 41,04. Nilai rata-rata dari data
tersebut adalah 17,5008 dengan standard deviasi sebesar 9,74420. Nilai standar
deviasi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan mean menunjukkan bahwa
sebaran data variabel yang kecil atau tidak ada kesenjangan.
Data yang valid dari variabel Earning Per Share (EPS) sebanyak 51, dengan nilai
minimum sebesar 45,82 dan nilai maksimum sebesar 3548,60. Nilai rata-rata dari
data tersebut adalah 5,8666E2 dengan standard deviasi sebesar 615,30717. Nilai
standard deviasi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan mean menunjukkan
bahwa sebaran data variabel yang kecil dan tidak ada kesenjangan.
2. Uji Normalitas
Hasil olah data Uji Normalitas dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut :
Tabel 5.
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Hrg_Shm
N
Normal Parameters
a
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
ROA
NPM
EPS
51
51
51
51
6.1930E3
14.5802
17.5008
5.8666E2
4.82392E3 1.30439E1
9.74420 6.15307E2
Absolute
.175
.168
.138
.190
Positive
.175
.157
.138
.182
Negative
-.141
-.168
-.064
-.190
1.251
1.202
.987
1.355
.088
.111
.284
.051
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Lampiran 8A
Dari tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa dari 51 sampel yang dimasukkan,
semua sampel bisa digunakan untuk melakukan uji normalitas nilai K-S untuk
variabel harga saham adalah 1,251 dengan p=0,088. Sedangkan variabel ROA
memiliki nilai K-S 1,202 dengan p=0,111. Untuk NPM memiliki nilai K-S sebesar
0,987 dengan p=0,284. Sedangkan variabel EPS memiliki nilai K-S 1,355 dengan
nilai p= 0,051.
Dari tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa nilai K-S atau angka signifikansi yang
dilihat pada baris Asymp. Sig. (2-tailed) menyatakan bahwa variabel harga saham,
ROA, NPM, dan EPS telah terdistribusi secara normal karena masing-masing dari
variabel memiliki probabilitas lebih dari 0,05.
Untuk lebih memperjelas uji normalitas yang dilakukan, dapat dilihat pada
Gambar 2. di bawah ini :
Gambar 2.
Uji Normalitas
Sumber: Lampiran 8B
Pengujian normalitas data dapat dilihat dari penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal grafik Normal P_Plot. Uji normalitas dengan grafik P_Plot akan
membentuk satu garis lurus diagonal, kemudian plotting data akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi normal maka garis yang menggambarkan
data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Berdasarkan tampilan pada
Gambar 2. di atas, dapat disimpulkan bahwa pola grafik normal terlihat dari titiktitik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah
garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian
ini telah terdistribusi secara normal, sehingga model regresi dapat digunakan
untuk memenuhi asumsi profitabilitas.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Hasil olah data Uji Multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut :
Tabel 6.
Uji Multikolinearitas
Variabel
Tolerance
VIF
Keterangan
ROA
0.693
1.442
Bebas Multikolinearitas
NPM
0.822
1.217
Bebas Multikolinearitas
EPS
0.830
1.205
Bebas Multikolinearitas
Sumber: Lampiran 9A
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada masing-masing variabel tidak terjadi
multikolinearitas karena memilki tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang
dari 10.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem
autokorelasi. Penyimpangan asumsi ini biasanya terjadi pada observasi yang
menggunakan time series. Masalah ini karena residual tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
autokorelasi. Cara untuk mengetahui apakah terdapat autokorelasi dalam suatu
penelitian adalah dengan menggunakan Durbin Watson (DW) statistic.
Tabel 7.
Uji Autokorelasi Menggunakan Durbin Watson
b
Model Summary
Model
1
R
.717
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.515
.484
Durbin-Watson
3466.32544
2.076
a. Predictors: (Constant), EPS, NPM, ROA
b. Dependent Variable: Hrg_Shm
Sumber: Lampiran 9B
Dari table 7 diatas dapat disimpulkan bahwa DW sebesar 2.076 dari jumlah
sampel sebanyak 51 (N = 51) dan jumlah variabel dependen sebanyak 3 variabel
(k = 3), dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05. Berdasarkan data tersebut, maka
batas dL = 1.421 dan batas dU = 1.674.
Dibawah ini merupakam table klasifikasi Durbin Watson berdasarkan data diatas:
Tabel 8. Interpretasi Hasil Durbin Watson
Jika
0 < d < 1.421
1.421 < d < 1.674
2.579 < d < 4
2.326 < d < 2.579
1.674 < d < 2.326
Keputusan
Tolak
No decision
Tolak
No decision
Tidak tolak
Berdasarkan table interpretasi DW diatas , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
nilai DW penelitian ini yaitu sebesar 2.076 berada di keputusan tidak ditolak. Hal
ini dikarenakan nilai DW sebesar 2.076 berada diantara nilai dU sebesar 1.674
dan lebih kecil dari nilai 4-dU yaitu sebesar 2.326. Berdasarkan uji autokorelasi
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat
autokorelasi positif maupun negatif, dan tidak bisa menolak Ho, sebab tidak
terjadi autokorelasi.
c. Uji Heterokedastisitas.
Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini:
Gambar 3
Uji Heterokedastisitas
Sumber: Lampiran 9C
Gambar 3 menunjukkan bahwa data tersebar secara acak dan tidak membentuk
suatu pola tertentu. Data tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat heterokedastisitas dalam
model regresi yang digunakan.
4. Analisis Regresi
Berdasar uji asumsi klasik yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa data
terdistribusi normal, tidak terdapat multikolinearitas hal ini dibuktikan dengan
tidak adanya nilai VIF yang lebih dari 10, tidak terjadi autokorelasi dilihat dari
hasil Run Test menunjukkan probabilitas diatas 0,05 dan tidak terdapat
heterokedastisitas ditunjukkan oleh penyebaran titik diatas dan dibawah garis 0
pada sumbu Y. Oleh karena itu, data yang telah ada memenuhi syarat untuk
menggunakan model regresi linear. Secara umum, analisis regresi pada dasarnya
adalah suatu studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau
lebih variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau
memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasar
nilai variabel independen yang diketahui. Berikut ini adalah hasil analisis regresi
dari data yang diperoleh pada ICMD tahun 2011.
a. Uji Signifikansi Simultan ( Uji F-test)
Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji F. Uji F dilakukan
untuk mengetahui apakah permodelan yang dibangun memenuhi metode Fisher
atau tidak. Dengan kata lain apakah model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi profitabilitas perusahaan atau tidak. Berikut adalah hasil uji statistik:
Tabel 9.
Uji Signifikan F
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
5.988E8
3
1.996E8
Residual
5.647E8
47
1.202E7
Total
1.164E9
50
F
Sig.
16.612
.000
a
a. Predictors: (Constant), EPS, NPM, ROA
b. Dependent Variable: Hrg_Shm
Sumber: Lampiran 10B
Berdasarkan hasil uji F pada tabel 9 didapat nilai probabilitas (p-value) sebesar
0,000. Karena nilai probabilitas (p-value) lebih kecil dari 0,05 artinya model
regresi dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa Return On Assets (ROA), Net
Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) secara bersama-sama
berpengaruh terhadap harga saham.
b. Uji Statistik T (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
independen.
Tabel 10.
Hasil Pengujian Regresi Linier
Coefficients
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
a
Std. Error
1935.150
1079.540
ROA
163.160
45.130
NPM
-2.140
EPS
3.267
Beta
Collinearity Statistics
T
Sig.
Tolerance
1.793
.079
.441
3.615
.001
.693
1.442
55.505
-.004
-.039
.969
.822
1.217
.874
.417
3.736
.001
.830
1.205
a. Dependent Variable: Hrg_Shm
Sumber: Lampiran 10A
Dari data di atas dapat dilihat besarnya pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen yang dapat diketahui dari beta unstandardized yang ada. Dari
Tabel 10. diatas, dapat dirumuskan persamaan matematis sebagai berikut :
Harga Saham = 1935.150 + 163.160 ROA – 2.140 NPM + 3.267 EPS + e
Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa variabel ROA dan EPS memiliki
koefisien regresi dengan arah positif, sedangkan NPM memiliki koefisien regresi
dengan arah negatif.
VIF
Uji signifikansi dapat dilihat pada nilai koefisien regresi (β) dan nilai signifikansi
(Sig.) dari masing-masing variabel yang ada pada tabel 10, antara lain :
1. Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA) Terhadap Harga Saham
Dari tabel 10, nilai koefisien regresi (β) menunjukan bahwa pengaruh Return
On Assets (ROA) terhadap harga saham memiliki tanda positif. Artinya,
apabila terjadi peningkatan Return On Assets (ROA) sebesar 1% dengan
anggapan variabel yang lain konstan, maka akan diikuti dengan peningkatan
profitabilitas sebesar 163.160 dengan signifikansi 0,001 (< 0,05). Hipotesis 1
yang menyatakan bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap
harga saham diterima. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Nurmalasari (2008) yang terbukti bahwa ROA berpengaruh terhadap
harga saham.
2. Analisis Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham
Dari tabel 10, nilai koefisien regresi (β) menunjukan bahwa pengaruh
perubahan Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham memiliki tanda
negatif. Artinya, apabila terdapat peningkatan Net Profit Margin (NPM)
sebesar 1% dengan anggapan variabel lain konstan, maka akan diikuti dengan
penurunan profitabilitas sebesar 2,140 dengan nilai signifikansi 0,969 (>0,05).
Hipotesis 2 yang menyatakan perubahan Net Profit Margin (NPM)
berpengaruh negatif terhadap harga saham ditolak karena dilihat dari hasil
penenelitian dan data statistika hipotesis 2 mempunyai nilai yang tidak
signifikan yaitu sebesar 0,969 lebih dari 0,05.
Hasil ini mengindikasikan bahwa besarnya NPM yang dihasilkan oleh
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Kondisi ini
kontradiktif dengan teori yang mendasarinya bahwa NPM menunjukkan
tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya dan
sekaligus menunjukkan efisiensi biaya yang dikeluarkan perusahaan. Saat laba
bersih naik, total penjualan pun akan naik hal ini disebabkan karena tingginya
biaya yang dikeluarkan sehingga NPM tidak memiliki pengaruh terhadap harga
saham. Hal ini berarti manajemen mengalami kegagalan dalam hal operasional
(penjualan) dan ini akan mengakibatkan mengurangnya kepercayaan investor
untuk berinvestasi dalam perusahaan LQ45. Sehingga jika NPM semakin besar
atau mendekati satu, maka berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan
sehingga semakin besar besar tingkat kembalian keuntungan bersih, semakin
meningkatnya NPM. Hasil penelitian ini mendukung Catur Wulandari (2005)
yang menyatakan bahwa NPM tidak mempunyai pengaruh terhadap harga
saham. Hal ini pun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardiani
(2007) yang terbukti bahwa Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham.
3. Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham
Dari tabel 10. diatas, nilai koefisien regresi (β) menunjukan bahwa pengaruh
Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham bertanda positif. Artinya
apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1% dengan anggapan variabel lain
konstan, maka akan diikuti dengan peningkatan profitabilitas sebesar 3,267
dengan signifikansi sebesar 0,001 (<0,05).
Hal ini sejalan dengan penelitian Halim (2007) yang meneliti faktor-faktor
yang mempengaruhi harga saham dari perusahaan-perusahaan manufaktur
yang listing di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan ROE dan
EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan
manufaktur, sedangkan rasio DER tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Hipotesis 3 yang menyatakan
perubahan Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap
harga saham diterima.
5. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) berfungsi untuk melihat sejauh mana keseluruhan
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 dan 1. Menurut Ghozali (2006), apabila angka
koefisien determinasi semakin kuat, yang berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
Tabel 11.
Uji R2
b
Model Summary
Std. Error of the
Model
1
R
R Square
.717
a
.515
Adjusted R Square
.484
Estimate
3466.32544
a. Predictors: (Constant), EPS, NPM, ROA
b. Dependent Variable: Hrg_Shm
Sumber: Lampiran 10C
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 11. diatas, besarnya nilai
adjusted R Square dalam model regresi perusahaan LQ45 diperoleh sebesar 0,484.
Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independen yaitu Return On
Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) terhadap
variabel dependen harga saham yang dapat diterangkan oleh persamaan ini
sebesar 48,40 %. Sedangkan sisanya sebesar 51.60% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak dimasukkan dalam model regresi. Selain itu dapat dilihat nilai R
Square adalah 0,515. Jika nilai R Square mendekati 1 maka variabel independen
semakin kuat pengaruhnya terhadap variabel dependen.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini menguji pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham pada
perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, terdapat tiga
variabel independen yaitu Return On Assets (ROA) dan Earning Per Share (EPS)
yang diuji hubungannya dengan harga saham. Populasi dari penelitian ini adalah
perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI selama tahun 2008-2010. Sampel yang
diperoleh diuji menggunakan analisis regresi berganda, statistik deskriptif dan uji
asumsi klasik.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Model regresi yang menggunakan rasio profitabilitas dapat digunakan untuk
memprediksi naik turunnya harga saham perusahaan.
2. Berdasarkan hasil uji t, variabel Return On Assets (ROA) dan Earning Per
Share (EPS) memiliki koefisien regresi dengan arah positif dan berpengaruh
signifikan terhadap harga saham, sedangkan Net Profit Margin (NPM)
memiliki koefisien regresi dengan arah negatif dan tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Hal ini berarti bahwa perusahaan dengan
rasio profitabilitas yang tinggi akan menghasilkan harga saham yang tinggi.
B. Saran
Setelah mengkaji hasil penelitian ini maka implikasi manajerial yang dapat
penulis ajukan adalah sebagai berikut :
1. Untuk para investor yang akan melakukan investasi dalam bentuk saham,
dalam hal ini saham perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia sebaiknya
memperhatikan aspek fundamental lainnya dan faktor teknis lainnya.
2. Untuk penulis atau peneliti selanjutnya agar memperbanyak sampel perusahaan
yang akan diteliti dan periode pengamatan serta faktor teknis dan variabel
fundamental lainnya yang dapat mempengaruhi harga saham.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiani, Anita. 2007. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Perbankan di BEJ. Skripsi. Universitas
Gunadarma.
Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting. Edisi Ketujuh. BPFE.
Yogyakarta.
Catur Wulandari. 2005. Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental terhadap
Perbahan Harga Saham di BEJ. Tesis. FE UMM.
Darmadji, M. dan M. Fakhrudin. 2006, Perangkat dan Model Analisis Investasi di
Pasar Modal, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Fuady, Munir. 2001. Pengetahuan Dasar Pasar Modal. Citra Aditya Bakti.
Bandung.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Undip.
Halim. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Pada
Perusahaan-Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Jakarta.
Tesis. Universitas Sumatra Utara.
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Lapoan Keuangan. Jakarta: PT
Raja Grasindo Persada.
Jusuf, Jodie. 2007. Analisa Kredit untuk Account Officer. Cetakan Keenam.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kieso, Donald E. 2008. Akuntansi Intermediate. Edisi 12. Jilid 1. Erlangga.
Jakarta.
Kusuma, Hadri. 2010. Size Perusahaa dan Profitabilitas : Kajian Empiris
terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Ekonomi Pembangunan : Universitas Islam Indonesia.
Nurmalasari, Indah. 2008. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga
Saham Emiten LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 20052008. Tesis. Universitas Gunadarma: Depok.
Riyadi, Selamet. 2006. Banking Assets and Liability Management. Edisi 3.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta :
BPFE UGM.
Sartono, Agus.R. 2001. Ringkasan Teori : Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga.
Yogyakarta : BPFE
Satria. 2008. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Likuiditas, Solvabilitas dan
Pasar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ.
Skripsi. Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Subekti & Surono. 1999. Kiat Bermain Saham. PT. Gramedia Pustaka umum.
Jakarta.
Universitas Lampung. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas
Lampung. Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Download