BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Model Pembelajaran Aktif dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Wonopringgo Pekalongan Pembahasan mengenai analisis data adalah dengan mengacu pada datadata sebelumnya, yaitu pada teori di bab II serta mengacu pula pada bab III. Bahwa analisis pada penelitian ini adalah terkait dengan pelaksanaan model pembelajaran aktif yang menggunakan metode-metode belajar sebagai berikut: a. Metode diskusi Seperti yang telah tertera pada teori sebelumnya, dikemukakan bahwa metode diskusi merupakan suatu metode di mana siswa dapat berkomunikasi tentang materi pelajaran baik dengan guru ataupun sesama siswa. Selain itu metode diskusi dapat meningkatkan motivasi belajar dan memberi rangsangan agar siswa menjadi aktif. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI kelas VII maupun guru PAI kelas VIII dan IX, sama-sama memberikan keterangan bahwa metode diskusi sudah biasa diterapkan dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wonopringgo. Hasil wawancara dengan Ibu Rustiati selaku guru PAI kelas VII didapati bahwa diterapkannya metode diskusi karena dalam kegiatan belajar mengajar siswa dituntut harus aktif. Selain itu diperoleh pula keterangan dari Bapak Murtadho yang merupakan 66 67 guru PAI kelas VIII dan IX bahwa diterapkannya suatu metode pembelajaran juga disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Dari alasan-alasan dan dilandaskan pada teori sebelumnya, sangat tepat apabila metode diskusi diterapkan pada suatu pembelajaran yang mengharuskan siswanya terlibat secara aktif. Metode diskusi untuk kelas VII dilaksanakan pada materi pelajaran tentang sholat Jum’at, di mana siswa dminta mendiskusikan apa itu sholat Jum’at beserta syarat-syaratnya. Sedangkan untuk kelas VIII dilaksanakan pada materi pelajaran mengkonsumsi makanan dan minuman halal dan menjauhi yang haram. b. Metode proyek Pada teori yang sudah ada telah dijelaskan bahwa metode proyek merupakan salah satu metode yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai pelajarannya agar siswa tertarik untuk belajar. Seperti dari penuturan Ibu Rustiati diperoleh keterangan bahwa siswa diminta untuk mencari artikel yang berhubungan dengan materi pelajaran yaitu tentang empati anak terhadap orang tua. Yang kemudian dari artikel tersebut siswa mempresentasikannya secara individu karena empati anak terhadap orang tuanya tentu berbeda-beda pada setiap anak. Sedangkan dari keterangan Bapak Murtadho, untuk kelas VIII metode ini digunakan dengan memberikan tugas kepada siswa secara berkelompok mencari informasi dari media belajar mengenai meneladani perilaku yang ditanamkan rasulullah dan pemimpin Islam dalam kehidupan sehari-hari. 68 Dalam pendekatan pembelajaran saintifik pada kurikulum 2013 dijelaskan bahwa dalam mengerjakan tugas proyek, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Baik dari teori dan penuturan dari guru PAI di atas, peneliti menganalisis dengan tugas proyek mencari artikel di internet tentang empati anak terhadap orang tua, siswa dapat mengaplikasikan rasa empati kepada orang tua di dalam dirinya. Tidak hanya dari segi sikap, segi keterampilan dan pengetahuan juga dapat dilihat dari bagaimana siswa mampu memilih artikel yang bagus dan bagaimana keterampilan siswa dalam mempresentasikannya. Tidak hanya itu, dengan mencari informasi mengenai sikap-sikap mulia yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari juga tentunya dapat memupuk sikap terpuji pada diri peserta didik. c. Metode portofolio Pada teori dijelaskan bahwa metode portofolio berkenaan dengan kumpulan yang sistematis dari pekerjaan siswa, portofolio merupakan kumpulan karya siswa dari waktu ke waktu untuk memperlihatkan perkembangan dan pertumbuhan siswa dalam mencapai tujuan kurikulum tertentu. Pelaksanaan metode portofolio ini sudah diterapkan pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wonopringgo, hal ini terbukti dari keterangan Ibu Rustiati bahwa untuk tugas berkenaan dengan metode ini siswa diminta membuat kaligrafi yang mana hasil terbaik untuk mewakili lomba mapsi. Dalam hal ini tentunya siswa akan terpacu semangatnya untuk berlomba- 69 lomba menghasilkan karya terbaik mereka. Sedangkan dari keterangan Bapak Murtadho disampaikan bahwa pelaksanaan metode portofolio adalah dengan mengumpulkan tugas-tugas dari siswa dalam sebuah map. Hal ini juga bagus karena dengan begitu guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar siswanya. d. Metode demonstrasi Dalam metode demonstrasi suatu materi pelajaran dapat disampaikan dengan lebih jelas. Hal ini karena materi disampaikan dengan cara diperagakan, sehingga selain bersifat aktif pemahaman siswa terhadap materi pelajaran juga lebih mendalam. Dari hasil wawancara dengan Ibu Rustiati diperoleh keterangan bahwa sebelum beliau meminta siswa untuk mempraktekkan materi pelajaran yang sedang dibahas, terlebih dahulu beliau mempraktekkannya di depan kelas sehingga siswa melihat secara langsung. Dari keterangan tersebut dapat diberikan kesimpulan bahwa metode demonstrasi sudah diterapkan dalam pembelajaran PAI dengan baik, dengan adanya metode ini perhatian siswa akan lebih berpusat ke materi pelajaran karena guru tidak hanya menjelaskan tetapi juga mempraktekkannya di depan para siswa. Selain itu dari keterangan Bapak Murtadho siswa secara acak diminta untuk mendemonstrasikan ayat al-qur’an dan hadis dengan benar. Dengan demikian metode ini baik karena siswa akan lebih siap mengikuti kegiatan belajar mengajar. 70 e. Metode tugas dan resitasi Pemberian tugas kepada siswa juga merupakan salah satu metode belajar aktif. Karena dalam hal ini siswa dituntut untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang sudah diberikan oleh guru dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Lebih luas dari itu, pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wonopringgo telah menerapkan metode tugas dan resitasi. Yang mana metode ini mampu merangsang siswa untuk aktif belajar baik individu ataupun kelompok. Pada teori yang sudah dipaparkan sebelumnya, ada tiga fase yang harus dilalui siswa ketika diberi tugas oleh guru, yaitu fase pemberian tugas, fase belajar di luar kelas, fase resitasi (pengulangan) untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas setelah dikerjakan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dianalisis bahwa keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan metode tugas dan resitasi adalah dapat merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar. Selain itu membuat siswa aktif belajar, siswa juga dapat mengembangkan kemandiriannya karena tugas tersebut bisa saja dilakukan di luar kelas yang tidak mendapatkan pengawasan langsung dari guru. Penerapan metode ini baik dan bersifat aktif, akan tetapi guru harus mampu mengontrol siswa untuk tetap mengerjakan tugasnya sendiri. Kemudian apabila tugas diberikan secara kelompok, guru juga harus berusaha agar semua anggota kelompok bekerja sama secara aktif dalam mengerjakan dan mempertanggungjawabkan tugasnya. 71 f. Metode make a match (mencari pasangan) Sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Murtadho diperoleh keterangan bahwa dalam menerapkan metode make a match caranya yaitu dengan menuliskan tiga hingga lima pertanyaan yang diurutkan secara logis, kemudian setiap pertanyaan tersebut ditulis pada sepotong kertas yang diberi tanda kapan pertanyaan tersebut harus diajukan, tanda tersebut misalnya menggaruk kepala, menyembunyikan jari, dan sebagainya. Kemudian memilih siswa yang akan mengajukan pertanyaan dan diberi penjelasan tata caranya, serta diyakinkan pertanyaan itu tidak diketahui siswa lain. Setalah itu dibuka sesi tanya jawab dengan menyebutkan topik yang akan dibahas dengan isyarat yang pertama, lalu dijawab, begitu seterusnya. Setelah itu dibuka forum untuk pertanyaan baru. Dengan begitu siswa lain akan terangsang untuk bertanya. Dari keterangan tersebut terlihat pembelajaran PAI dapat berjalan dengan aktif dan menyenangkan. Selain itu dengan diterapkannya metode belajar make a match akan memacu semua siswa yang ada di kelas untuk bergerak aktif. Pembelajaran seperti ini dapat dikatakan menarik dan tidak membosankan. g. Metode praktek Penggunaan metode praktek juga turut berperan dalam pelaksanaan metode pembelajaran aktif di SMP Negeri 1 Wonopringgo. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa baik kelas VII, kelas VIII maupun kelas 72 IX rata-rata memberikan keterangan yang hampir sama, yaitu melaksanakan praktek wudhu dan sholat di mushola sekolah. Dalam teori yang terdapat pada bab sebelumnya, telah dijelaskan bahwa metode praktek bertujuan agar peserta didik menjadi jelas dan mudah, sekaligus dapat mempraktekkan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Ketika peneliti melakukan pengamatan, peneliti melihat secara langsung kelas VII sedang mempraktekkan sholat jama’ dan jama’ qasar di mushola sekolah yang dipantau langsung oleh guru PAI. Metode ini diterapkan dengan baik karena tidak hanya gerakan sholat yang diperhatikan namun juga bacaanbacaan sholat yang dilafalkan oleh siswa. Dalam pembelajaran ini tentunya siswa terlibat secara aktif. Dapat dianalisis bahwa penerapan metode praktek sudah baik karena sesuai dengan materi pelajaran dan dapat berjalan dengan kondusif. Manfaat lain bagi siswa adalah siswa menjadi lebih paham dengan materi pelajarannya karena secara langsung telah mempraktekkan. Berdasarkan keterangan tersebut, metode-metode yang digunakan dalam model pembelajaran aktif yang sudah diterapkan pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wonopringgo secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik karena melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, serta disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Selain itu metode-metode yang telah digunakan juga cukup bervariasi. 73 B. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Model Pembelajaran Aktif dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Wonopringgo Pekalongan Dari hasil wawancara dengan guru PAI SMP Negeri 1 Wonopringgo, diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan model pembelajaran aktif dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam adalah sebagai berikut: 1. Tujuan yang berbeda dari masing-masing materi Dalam kegiatan pembelajaran, suatu metode ditentukan oleh oleh tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dalam wawancara yang telah dilakukan, menurut penuturan Ibu Rustiati selaku guru PAI kelas VII menuturkan bahwa pelaksanaan metode pembelajaran yang digunakan di kelas disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Selain itu diperoleh pula dari keterangan Bapak Murtadho yang merupakan guru PAI kelas VIII dan IX bahwa pelaksanaan metode pembelajaran tergantung dari sub tema atau materi yang akan dipelajari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan metode-metode pembelajaran aktif mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wonopringgo disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai dari materi pelajaran yang disampaikan di kelas. 2. Perbedaan latar belakang individual anak Dalam menerapkan metode pembelajaran tidak akan luput dari sasaran penerapan metode tersebut, yang dalam hal ini adalah peserta didik. Guru 74 selaku perancang atau pengguna metode tentu harus melihat taraf pengetahuan maupun kematangan dalam berpikir peserta didik. Dari hasil wawancara dengan Ibu Rustiati diperoleh keterangan bahwa metode pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran PAI disesuaikan dengan kemampuan siswa. Guru selalu berusaha mendampingi untuk mengarahkan siswa dalam melakukan kegiatan belajar seperti pada saat diskusi, kemudian mendemonstrasikan materi yang sedang dipelajari. Hal ini dimaksudkan agar hasil dari kegiatan belajar yang telah dilakukan bisa maksimal. Dalam menentukan metode pembelajaran, siswa juga mempunyai peran yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Karena dalam menentukan metode pembelajaran, guru tentu akan melihat kematangan/pengetahuan dari siswanya. Siswa-siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo hampir seluruhnya mempunyai kematangan berpikir sesuai dengan taraf perkembangannya, sehingga hal ini sangat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. 3. Perbedaan lingkungan Lingkungan sangat mempengaruhi guru dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. Ketika seorang siswa banyak tinggal di lingkungan orang-orang yang merupakan pemerhati pendidikan, guru tentu akan mudah menentukan metode yang akan digunakan. Karena dalam hal ini siswa lebih banyak memiliki pengalaman dari lingkungan yang ditinggalinya. Guru harus bisa memanfaatkan pengalaman dari lingkungan siswa untuk 75 memulai pelajaran, serta untuk membantu pemahaman siswa. Karena dengan cara tersebut pembelajaran akan lebih bermakna dan mudah dipahami. Dari keterangan yang diberikan oleh Ibu Rustiati melalui wawancara, kondisi lingkungan peserta didik dapat dilihat ketika siswa diminta mempraktekkan sholat. Apabila siswa dididik agama oleh lingkungan keluarganya tentu siswa tidak mengalami kesulitan dalam mempraktekkannya, sebaliknya apabila siswa berada pada lingkungan keluarga yang kurang perhatian terhadap pendidikan agama maka siswa bisa saja menjumpai kesulitan. Guru PAI SMP Negeri 1 Wonopringgo dalam melaksanakan pembelajaran sudah memanfaatkan lingkungan sekitar siswa, meskipun hal ini tidak dilakukan secara langsung, melainkan hanya melihat dari hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Namun dalam pembelajaran, hal ini sangat membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran. 4. Perbedaan pribadi dan kemampuan guru Guru tentunya mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Keberhasilan dari pelaksanaan metode pembelajaranpun sangat ditentukan oleh kualitas guru tersebut. Semakin baik kualitas guru, semakin baik pula dalam mencapai keberhasilan dari tujuan pembelajaran. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Ibu Kartikaningsih selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo, menuturkan bahwa guru PAI di SMP Negeri 1 Wonopringgo sudah mempunyai standar kompetensi yang mumpuni. Selain itu dengan melihat pengabdian Bapak Murtadho maupun 76 Ibu Rustiati yang sudah cukup lama mengajar, tentu sarat dengan pengalaman. Selain itu dari hasil ulangan yang dilakukan banyak siswa yang sudah mencapai KKM. Terlebih lagi adanya upaya yang terus dilakukan dalam meningkatkan SDM guru PAI melalui MGMP, seminar-seminar, dan pelatihan-pelatihan. Serta adanya kerjasama antara kepala sekolah dengan pengawas bina dari kemenag. Dengan demikian guru PAI SMP Negeri 1 Wonopringgo mempunyai kualitas yang bagus dan sudah sesuai dengan bidangnya. 5. Perbedaan sarana dan prasarana Dalam menentuka metode pembelajaran yang tepat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, guru juga tentunya akan melihat fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah. Semakin lengkap fasilitas yang dimiliki oleh suatu sekolahan, akan semakin variatif pula guru dalam menggunakan metode pembelajaran. Berdasarkan keterangan yang diperoleh melalui wawancara, Ibu Kartikaningsih menuturkan bahwa untuk segi sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Wonopringgo secara keseluruhan sudah memenuhi standar. Hal ini dapat dilihat dari perpustakaan dengan koleksi buku yang cukup lengkap serta ditunjang dengan disediakannya al-qur’an dalam jumlah yang tidak sedikit. Selain itu dari segi tempat ibadah, multimedia, sudah tersedia dan kondisinyapun baik. 77 Tidak hanya penuturan dari Ibu Kartikaningsih, berdasarkan wawancara dengan Bapak Murtadho diperoleh keterangan bahwa persoalan sarana prasarana sudah terpenuhi. Sehingga berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 1 Wonopringgo sudah terpenuhi, antara lain adalah disediakannya perpustakaan, ruang kesenian, sarana ibadah, laboratorium, ruang TIK, dua buah lapangan untuk upacara dan olahraga, media pembelajaran seperti LCD proyektor dan sound system sudah disediakan disetiap kelas. Di mana fasilitas-fasilitas tersebut selalu mendapatkan perawatan sehingga dalam kondisi yang layak dijadikan sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal.