III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Pamoyanan Peuntas, Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi. Analisis sifat kimia tanah dilakukan di Laboratorium Bagian Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, sedangkan analisis mikrob tanah dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung mulai bulan April sampai bulan Agustus 2009. 3.2. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan adalah benih padi varietas Ciherang, pupuk urea (40.55% N), SP-18 (22.16% P2O5), KCl (54.45% K2O), kompos dan Bioorganic Fertilizer (Pupuk Organik Hayati) Fertismart yang mengandung Azotobacter (3.52 x 104 SPK/g tanah BKM) dan mikrob pelarut fosfat (1.58 x 104 SPK/g tanah BKM). Media yang digunakan dalam penetapan analisis mikrob tanah adalah media tumbuh mikrob seperti Nutrient Agar, Martin Agar, Nitrogen Free Manitol (NFM) dan Pikovskaya. Alat-alat yang digunakan di lapangan meliputi peralatan budidaya pada umumnya, bor tanah sawah untuk pengambilan contoh tanah, plastik dan kamera. Sedangkan alat yang digunakan untuk analisis mikrob tanah antara lain adalah autoklaf, laminar flow, inkubator, shaker, bunsen, pipet volumetrik, cawan petri, tabung reaksi, erlenmeyer, gelas piala, oven dan inkubator. 3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Rancangan Penelitian Penelitian dirancang berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat ulangan dan empat perlakuan, yaitu : 1. Budidaya Padi Konvensional (T0). Bibit padi yang ditanam berumur 26 hari setelah semai, 8 bibit dalam satu lubang dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Penggenangan dilakukan secara kontinu dengan ketinggian sekitar 5 cm. Pemupukan dengan dosis 250 kg urea/ha, 200 kg SP-18/ha dan 100 kg KCl/ha. 12 2. Budidaya Padi S.R.I. Anorganik (T1). Bibit padi yang ditanam berumur 6 hari setelah semai, satu bibit per lubang dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm. Transplantasi bibit dari persemaian ke lahan yang telah disiapkan dilakukan dengan hati-hati dan cepat (kurang dari 30 menit). Bibit ditanam pada kedalaman 2 cm dengan posisi akar horizontal. Pengairan diatur sampai tanah mencapai kondisi lembab tetapi tidak tergenang. Pupuk yang digunakan sama dengan Budidaya Padi Konvensional (T0). 3. Budidaya Padi S.R.I. Organik (T2), seperti T1 tetapi pupuk yang diberikan 100% organik. Pupuk organik/kompos dengan takaran 5 ton/ha. 4. Budidaya Padi S.R.I. Semi-Organik (T3) dimana perlakuan sama dengan T1 tetapi takaran pupuk anorganiknya 50% dan diberi Bio-organic Fertilizer (Pupuk Organik Hayati) Fertismart sebanyak 300 kg/ha. Gambar 1. Lay Out Petakan Penelitian 13 3.3.2. Pelaksanaan Penelitian Lapang Kegiatan penelitian diawali dengan pelaksanaan di lapang yang meliputi kegiatan persiapan lahan, penyemaian benih, penanaman, pemupukan, perawatan tanaman dan panen. 3.3.2.1.Persiapan Lahan, Penyemaian dan Penanaman Persiapan lahan dilakukan untuk mengatur keadaan air, mengolah tanah dan membuat petak percobaan. Pengolahan lahan dilaksanakan 2 minggu sebelum penanaman dan dilakukan dengan cara pembajakan, penggarukan dan penggenangan. Petakan percobaan dibuat dengan ukuran 4 m x 5 m sebanyak 16 petak. Pada setiap petakan yang dibuat memiliki saluran air masuk dan saluran air keluar yang terpisah satu sama lainnya. Setelah itu setiap petak percobaan diberi kode perlakuan secara acak. Benih padi varietas Ciherang yang akan ditanam, disemaikan terlebih dahulu. Untuk benih padi konvensional disemai selama 26 hari pada lahan sawah di sekitar petak percobaan, sedangkan untuk benih padi S.R.I. disemai selama 6 hari pada media nampan. Kemudian bibit ditanam pada petak-petak percobaan yang telah disiapkan sebelumnya. Bibit padi konvensional ditanam dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm sebanyak delapan bibit tiap lubang, sedangkan bibit padi S.R.I. ditanam dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm sebanyak satu bibit tiap lubang dengan posisi akar membentuk huruf L. Pengairan pada sistem konvensional diatur agar selalu tergenang secara kontinu dengan ketinggian sekitar 5 cm. Sedangkan pada sistem budidaya S.R.I. pengairan diatur sampai tanah mencapai kondisi lembab tetapi tidak tergenang. Tabel 1. Kondisi Pengairan pada Sistem Budidaya Padi Konvensional dan S.R.I. Umur Tanaman (MST) 2 4 6 8 10 12 Konvensional trg trg trg trg krg krg S.R.I. Anorganik lmb lmb lmb lmb krg krg S.R.I. Organik lmb lmb lmb lmb krg krg S.R.I. Semi-Organik lmb lmb lmb lmb krg krg Keterangan : trg = kondisi tanah tergenang, lmb = kondisi tanah lembab, krg = pengeringan Sistem Budidaya 14 3.3.2.2 Pemupukan dan Perawatan Tanaman Pemupukan dilakukan sesuai perlakuan tertentu pada setiap petakan dan diberikan secara bertahap. Pemberian pupuk SP-18, KCl dan Bio-organic Fertilizer (Pupuk Organik Hayati) Fertismart pada saat tanam. Sedangkan untuk urea (pupuk N) diaplikasikan dua kali yaitu pada saat tanam dan pada 5 minggu setelah tanam (MST) dengan dosis 50% setiap kali aplikasi dan untuk pupuk kompos diberikan 1 minggu sebelum penanaman. Setiap kali pemupukan, air yang menggenangi lahan harus dikeluarkan agar tidak terjadi pencucian hara. Keadaan air juga harus dikurangi ketika padi telah masuk masa generatif. Perawatan tanaman meliputi penyiangan gulma baik di dalam petakan maupun yang berada di pematang. Penyiangan dilakukan dengan menggunakan landak (pada awal penanaman) dan secara manual. 3.3.3. Analisis Laboratorium Kegiatan analisis di laboratorium meliputi analisis kimia tanah dan kompos, serta analisis mikrob tanah. Analisis mikrob tanah dilakukan tiga tahap yaitu analisis tahap awal (sebelum diberi perlakuan), analisis tahap pertengahan dan analisis tahap akhir (panen). 3.3.3.1.Pengambilan Contoh Tanah Pengambilan contoh tanah dilakukan pada saat awal musim tanam (0 MST), tengah musim tanam (8 MST) dan akhir musim tanam (12 MST). Pengambilan contoh tanah dilakukan secara komposit di setiap petak pada kedalaman 0-10 cm. Pada setiap petak diambil lima titik sample yang dapat mewakili kondisi petakan tersebut, kemudian dicampur menjadi satu. Selanjutnya diambil 10 gram tanah untuk kemudian dianalisis. Gambar 2. Denah Pengambilan Contoh Tanah pada Petakan 15 3.3.3.2.Analisis Kimia Tanah Analisis kimia tanah dilakukan sebagai analisis pendahuluan untuk mengetahui kesuburan tanah. Analisis kimia tanah bertujuan untuk menetapkan pH, C-organik, N-total, Ca, Mg, K dapat dipertukarkan, KTK dan KB serta pengukuran Eh dan pH di lapang. Analisis kimia dilakukan pada sample tanah awal dan kompos. 3.3.3.3.Analisis Mikrob Tanah Analisis mikrob tanah dilakukan untuk mengetahui populasi total mikrob, total fungi, Azotobacter dan mikrob pelarut fosfat. Tabel 2. Parameter Penelitian, Metode dan Media Tumbuh Mikrob Mikrob Tanah Metode Medium Total Mikrob Cawan hitung Nutrient Agar (Anas, 1989) Total Fungi Cawan hitung Martin Agar (Anas, 1989) Azotobacter Cawan hitung NFM (Subba Rao, 1982) Mikrob Pelarut Fosfat Cawan hitung Pikovskaya (Subba Rao, 1982) Sebanyak 10 g contoh tanah dimasukkan ke dalam 90 ml larutan fisiologis (8.5 g NaCl/liter aquades) dan dikocok selama 15 menit, sehingga diperoleh pengenceran 10-1 dan selanjutnya dibuat seri pengenceran sampai 10-6. Pipet steril yang berbeda digunakan untuk tiap contoh yang diuji. Secara aseptik, 1 ml suspensi dipindahkan ke dalam cawan petri. Seri pengenceran yang digunakan adalah pengenceran 10-3 dan 10-4 untuk Azotobacter dan total fungi, pengenceran 10-4 dan 10-5 untuk mikrob pelarut fosfat dan pengenceran 10-5 dan 10-6 untuk total mikrob. Secara aseptik, 10-15 ml masing-masing media (saat suhu media 50°C) dituangkan ke dalam cawan petri yang sudah berisi 1 ml suspensi contoh. Cawan petri digoyangkan secara perlahan-lahan agar media dan suspensi tercampur sempurna, lalu diinkubasi pada temperatur 25-30°C. Populasi masing-masing mikrob dihitung setelah 3-5 hari masa inkubasi. Keseluruhan proses dilakukan secara steril untuk menghindari kontaminasi yang dapat mengganggu parameter yang ditetapkan. 16 3.3.4. Analisis Data Sebelum dilakukan analisis statistik terlebih dulu semua data dilogaritmakan dengan tujuan agar semua data homogen. Untuk mengevaluasi pengaruh perlakuan terhadap parameter yang ditetapkan dilakukan uji Duncan Multiple Test (DMRT) 5%.