i. pendahuluan - IPB Repository

advertisement
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanah latosol merupakan jenis tanah yang banyak dijumpai di daerah tropik,
tersebar di sebagian besar kepulauan Indonesia, dan merupakan tanah dominan kedua
setelah tanah podsolik (Soepraptohardjo, 1975). Tanah latosol kaya seskuioksida,
akan tetapi miskin unsur-unsur basa. Brady (1974) mengemukakan bahwa tanah
latosol adalah tanah mineral yang kadar nitrogen dan fosfornya hampir selalu terdapat
dalam jumlah yang kecil. Tanah ini memiliki masalah dengan adanya fiksasi fosfat
yang tinggi karena banyak mengandung Al dan Fe, akibatnya fosfor tidak tersedia
bagi tanaman. Menurut Tarigan (2002) latosol Dramaga mempunyai kandungan
bahan organik yang sangat rendah (4,30 – 6,97).
Bahan pembenah tanah atau soil conditioner didefinisikan sebagai bahanbahan sintetis atau alami, organik atau mineral, berbentuk padat maupun cair yang
mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Soil conditioner yang
terbuat dari bahan organik tergolong ke dalam soil conditioner alami. Bahan organik
dapat meningkatkan aktivitas mikrob yang berperan pada fiksasi nitrogen dan transfer
hara tertentu seperti N dan P (Gaur, 1980). Bahan organik yang digunakan sebagai
soil conditioner mempunyai peranan dalam memperbaiki sifat fisik tanah diantaranya
merangsang granulasi, memperbaiki aerasi tanah dan meningkatkan kemampuan
menahan air, selain sifat fisik bahan organik juga mampu memperbaiki sifat biologi
tanah.
Peranan organisme yang terdapat di tanah tidaklah kecil. Akumulasi bahan
organik, siklus unsur hara, dan pembentukan struktur tanah yang stabil sangat
dipengaruhi oleh kegiatan organisme tanah (Hardjowigeno, 2003). Selain itu
organisme tanah juga memiliki peranan penting dalam perubahan bahan organik
menjadi substansi yang akan menyediakan nutrien bagi tanaman yang tumbuh
diatasnya. Keanekaragaman dan jumlah mikrob tanah ditentukan oleh beberapa faktor
di dalam tanah yaitu kelembaban, aerasi, suhu, bahan organik, kemasaman, dan
kandungan unsur hara (Alexander, 1976). Terhadap sifat kimia tanah, bahan organik
dapat meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga mempengaruhi serapan hara oleh
2
tanaman (Gaur, 1980). Dengan demikian, penggunaan soil conditioner pada tanah
latosol diharapkan mampu memperbaiki sifat biologi, fisik dan kimia tanah latosol.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari populasi total mikrob dan total fungi pada tanah yang diinkubasi
dengan soil conditioner berbahan kompos jerami padi.
2. Mempelajari hubungan antara populasi total mikrob dan fungi tanah dengan
beberapa sifat fisik tanah (kemantapan agregat dan kadar air) pada tanah yang
diinkubasikan dengan soil conditioner berbahan kompos jerami padi.
1.3 Hipotesis
1. Populasi mikrob dan fungi tanah meningkat dengan pemberian soil
conditioner berbahan kompos jerami padi.
2. Peningkatan total mikrob dan fungi akan memperbaiki kemantapan agregat
tanah.
Download