Degradasi lahan (Land Degradation) merupakan suatu proses kemunduran produktivitas lahan menjadi lebih rendah, baik sementara maupun tetap sehingga pada akhirnya lahan tersebut dapat menuju ke tingkat kekritisan tertentu (Dent, 1993). Proses tersebut meliputi berbagai tingkat kerusakan tanah (Soil Degradation), kerusakan sumber daya air, penggundulan hutan dan penurunan produktivitas tanah pengembalaan. Penyebab utama kemunduran produktivitas tanah adalah erosi, karena kurang tepatnya pengelolaan lahan dan curah hujan yang tinggi, sehingga lahan tersebut mengalami kerusakan fisik, kimia, dan biolagi yang pada akhirnya akan menurunkan hasil pertanaman yang drastis. Untuk mempertahankan produk lahan serta mencegah terjadinya degradasi lahan perlu dilakukan upaya-upaya penanggulangan diantaranya dengan penerapan teknik konservasi tanah, konservasi air, penataan DAS dan lain-lain. Sedangkan untuk lahan yang sudah mengalami degradasi harus dilakukan uapaya-upaya rehabilitasi. Di Indonesia banyak ditemukan aktivitas yang menyebabkan terjadinya degradasi lahan terutama di bidang pertanian. Kebijakan harga yang menetapkan harga produksi relatif rendah, menyebabkan lahan pertanian banyak yang dieksploitasi secara berlebih oleh petani untuk mendapatkan hasil produksi lebih tinggi. Selain eksploitasi yang berlebih, hal tersebut juga bisa disebabkan karena tidak cocoknya bahan atau teknologi yang digunakan dan adanya pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan disekitarnya. Salah satu upaya merehabilitasi lahan terdegradasi adalah dengan menggunakan Soil Conditioner. Soil Conditioner merupakan bahan pembenah tanah yang dibuat dari bahan alami atau sintetis, dan terdiri dari beberapa jenis seperti emulsi bitumen, Polyacrylamide (PAM), dan Lateks untuk merperbaiki sifat-sifat tanah sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Pemanfaatan Soil Conditioner dapat mengurangi erosi tanah, menciptakan sistem usaha tani yang berkelanjutan karena mampu menghasilkan produksi terus menerus dengan kuantitas dan kualitas yang prima. Penggunaan bahan pembenah tanah ini sebaiknya yang berasal dari bahan organik, serta tidak mengandung logam berat untuk menghindari adanya residu logam berat di tanah yang dapat membahayakan manusia melalui rantai makanan. Teknologi Soil Conditioner merupakan salah satu teknologi yang digunakan untuk mencegah lahan terdegradasi, mempertahankan kelestarian lingkungan dan membentuk agroekosistem yang mantap. Tanah conditioner, juga disebut amandemen tanah, adalah bahan yang ditambahkan ke tanah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan kesehatan. The type of conditioner added depends on the current soil composition, , and the type of plant. Jenis conditioner ditambahkan tergantung pada komposisi tanah, iklim, dan jenis tanaman. Some soils lack necessary for proper plant growth and others hold too much or too little water. Beberapa tanah kekurangan gizi yang tepat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dan lain-lain terus terlalu banyak atau terlalu sedikit air. A conditioner or a combination of conditioners corrects the soil's deficiencies. is used to make less , as is lime-containing . , such as , , anaerobic or add depleted plant . J conditioner atau gabungan conditioners memperbaiki kekurangan dari tanah. Kapur digunakan untuk membuat tanah kurang acidic, seperti yang berisi kapur-batu digerus. Pupuk, seperti rawa, pupuk, anaerobic digestate atau kompos menambahkan habis tanaman gizi. Materials such as , , , , and shredded will make soil hold more water. releases nutrients and improves soil structure. Bahan seperti diatomaceous bumi, tanah liat, vermiculite, hydrogel, dan diparut kulit akan membuat tanah lebih tahan air. Gypsum rilis gizi dan memperbaiki struktur tanah. Sometimes a is added for . Kadang-kadang tanah inoculant ditambahkan untuk kacang. Unless clay is incorporated into a healthy crumb , water may bond to it too strongly to be available to plant roots. Kecuali itu dimasukkan ke dalam tanah yang sehat remah struktur, air Mei obligasi ke terlalu kuat untuk dapat diakses ke akar tanaman. Teknologi Soil Conditioner merupakan salah satu teknologi yang digunakan untuk mencegah lahan terdegradasi, mempertahankan kelestarian lingkungan dan membentuk agroekosistem yang mantap. Kerusakan tanah yang disebabkan oleh merosotnya unsur hara tanah, mudah diperbaiki dengan menambah unsur hara tersebut melalui pemupukan. Penggunaan pupuk pestisida yang berlebihan juga dapat menyebabkan kerusakan lahan pertanian. Walaupun produk yang dihasilkan bisa lebih banyak dan menguntungkan, namun zat-zat kimia yang terkandung dalam pestisida tidak baik untuk kesuburan tanah. Sejumlah besar zat kimia yang beracun merembes ke dalam tanah, mencemari permukaan air di bawah tanah dan muncul kembali di dalam makanan. Zat kimia yang dapat merusak tanah berarti sudah melebihi daya dukung tanah tersebut. Daya dukung suatu lahan dapat berubah dengan asupan managemen dan teknologi, tetapi sebaiknya batasan-batasannya hendaklah dijadikan suatu arahan. Pupuk pestisida bisa diberikan lebih lama dengan asupan tersebut, namun sifat pemberiannya juga terbatas. Untuk itu perlu adanya soil conditioner yang terbuat dari bahan alami, tidak diperkenankan untuk menggunakan bahan yang mengandung logam berat melebihi ambang batas karena dapat membahayakan kesehatan manusia melalui rantai makanan. Pupuk alami tersebut dapat memperbaiki serta menjamin kelestarian lingkungan karena terjaganya kesuburan tanah. Secara umum teknik rehabilitasi lahan yang mengalami degradasi adalah dengan pengelolaan bahan organik dan penerapan teknik pencegahan erosi agar tidak terjadi degradasi yang berlanjut. Bahan organik yang biasa digunakan selain yang telah dipaparkan dalam tulisan tersebut diantaranya adalah pupuk organik (bahan hijau tanaman legum), sisa-sisa tanaman, pupuk kandang, dll. Soil Conditioner Rabok SC - 848 A. Aspek Teknis 1. Manfaat / Kegunaan. a. Mereduksi efek negatif garam terhadap tanaman pada tanah dengan salinitas tinggi, meningkatkan permeabilitas dan kapilaritas tanah, sehingga daya serap perakaran tanaman terhadap unsur hara meningkat. b. Mengandung bahan – bahan yang biodegradable sehingga meningkatkan kinerja mikroorganisme di dalam tanah yang akan meningkatkan kesuburan tanah. c. Membantu pembentukan khelat ( koloid organik tanah) sebagai media penyerapan unsur hara baik mikro maupun makro oleh perakaran tanaman. d. Meningkatkan daya tahan hidup dan mempercepat pertumbuhan tanaman. e. Menjaga kelembaban tanah sesuai kebutuhan tanaman sepanjang tahun meskipun di musim kemarau. f. Mencegah kehilangan air tanah dan unsur hara akibat penguapan dan pencucian. g. Meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk konvensional sebagai penyedia hara makro (Nitrogen, Phospat, dan Kalium), sehingga menghemat penggunaan pupuk hingga 40 % dari dosis standard. h. Dilengkapi dengan ion stabilizer yang mampu menjaga keseimbangan ion-ion di dalam tanah sesuai dengan kebutuhan tanaman. i. Dilengkapi dengan unsur hara makro dan mikro yang siap diserap tanaman. j. Memperbaiki struktur tanah dan mencegah erosi tanah. 2. Jenis Tanaman Soil Conditioner SC-848 sangat cocok diaplikasikan pada berbagai jenis tanaman, antara lain : a. Tanaman musiman seperti jagung, tebu, dan lain - lain. b. Tanaman perkebunan seperti kopi, cengkeh, anggur, dan lain–lain. c. Tanaman hutan seperti mahoni, jati, petai, dan lain–lain. d. Tanaman bunga. e. Jenis tanaman yang lain. 3. Keunggulan Soil Conditioner RABOK SC-848 Dibandingkan dengan pupuk kimia biasa, Soil Conditioner SC-848 memiliki berbagai keungulan sebagai berikut: a) Mengandung bahan organik yang ramah lingkungan, dan mampu mejaga kesuburan tanah, karena mudah diproses oleh mikrobia dalam tanah. b) Mampu menjamin ketersediaan air yang dibutuhkan tanah sepanjang tahun, sekalipun di musim kemarau. c) Mampu mencegah kehilangan air dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman akibat pencucian maupun penguapan.*) d) Mampu menjaga keseimbangan ion dan unsur hara baik makro maupun mikro di dalam tanah, sesuai kebutuhan tanaman. e) Meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk hingga 90 % unsur hara terserap oleh tanaman.**) f) Penggunaan secara kontinyu akan membuat tanah semakin subur dan struktur tanah semakin baik. Pupuk Kimia 1. Akumulasi pupuk kimia menyebabkan rusaknya struktur dan kesuburan tanah, karena sulit diolah oleh mikrobia tanah. 2. Ketersediaan air tergantung curah hujan dan irigasi. 3. Air dan unsur hara mudah hilang karena pencucian maupun penguapan. 4. Umumnya hanya menyediakan unsur hara makro ( N, P, K, S, Mg) 5. Efisiensi pupuk kimia umumnya sangat rendah, hanya ± 30% – 40 % unsur hara yang terserap tanaman, selebihnya hilang karena penguapan dan pencucian. 6. Digunakan secara kontinyu akan menyebabkan rusaknya kesuburan dan struktur tanah. * ) 10 gram SC-848 mampu mengikat air sebanyak 400 mL dan mendistribusikan sesuai kebutuhan tanaman. **) Dengan SC-848 hanya dibutuhkan pupuk kimia 50 % - 60 % dari dosis standard. 4. Teknis Aplikasi. a. Aplikasi dalam bentuk serbuk padat ( saat musim hujan) Dosis : 5 – 10 gram / pohon ( 1 sendok makan). Cara aplikasi : 1. Buat lubang melingkari batang dengan jarak ± 15 cm dari batang, sedalam perakaran tanaman. 2. Taburkan SC-848 ke dalam lubang. 3. Campurkan dengan tanah secara merata di dalam lubang. 4. Tutup lubang dengan tanah secara sempurna. b. Aplikasi dalam bentuk cair. Dosis : Larutkan 1 sendok makan SC-848 dalam 400 mL air. Cara aplikasi : 1. Buat lubang melingkari batang dengan jarak ± 15 cm dari batang, sedalam perakaran tanaman. 2. Semprotkan 400 mL larutan SC-848/ pohon ke dalam lubang. 3. Tutup lobang dengan tanah secara sempurna. B. Pengalaman Aplikasi Soil Conditioner SC-848 sudah diaplikasikan di berbagai daerah dengan hasil yang memuaskan, sebagai contoh SC-848 telah diaplikasikan dalam proyek GNRHL ( Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan ) di beberapa kabupaten di Bali ( Singaraja, Klungkung, Karangasem, Bangli) dengan peningkatan kehidupan dan pertumbuhan tanaman hingga 75 % pada tahun 2005. C. Aspek Legal dan Uji Teknis RABOK SC-848 telah terdaftar di Departemen Pertanian R.I. dengan merk dagang RABOK, No pendaftaran : P.024/ ORGANIK/ BSP / XII/ 2004 tertanggal 15 Desember 2004 dan dalam proses pendaftaran merk di Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia R.I. – Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dengan No. Agenda : D00.2004.07972.08031 tertanggal 26 Maret 2004. RABOK Soil Conditioner SC-848 RABOK Soil Conditioner SC-848 - Berbentuk powder halus, Pupuk sekaligus Soil Conditioner dan pembenah tanah, Mampu menjaga kelembaban tanah sepanjang tahun sehingga tanaman dapat tumbuh baik pada curah hujan minimum, mempercepat pertumbuhan, cocok untuk lahan kritis, nilai KTK > 80 Cmol/Kg, Meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Mengandung hara N=8 %, P2O5 4 % dan K2O 8 %, serta unsur mikro lengkap. Jumlah:tergantung order Salah satu jenis Soil Conditioner yang tidak disebutkan oleh penulis untuk mengatasi menurunnya kesuburan tanah adalah dengan menggunakan batuan alami zeolit. Batuan alami zeolit adalah mineral alami berbahan dasar kelompok alumunium silikat yang terhidrasi logam alkali dan alkali tanah (terutama Na dan Ca). Batuan ini berwama abu-abu sampai kebiru-biruan. Para ahli mineralogi menyatakan zeolit mengandung lebih dari 30 mineral alami. Diantaranya: Natrolit, Thomsonit, Analit, Hendalit, Clinoptilotit dan Mordemit. Namun pemanfaatan zeolit di Indonesia masih terbatas, karena belum semua masyarakat tani Indonesia menyadari manfaatnya. Yakni sebagai bahan pembenah tanah. Salah satu sifat kimia dari zeolit adalah kemampuannya mengikat kation yang tinggi. Dalam ilmu tanah disebut dengan KPK (Kapasitas Pertukaran Kation). Nilai KPK dari zeolit ini adalah 120 me/100 gr. Nilai KPK ini merupakan parameter tingkat kesuburan suatu jenis tanah. Maka apabila zeolit yang sudah diproses kemudian diberikan pada lahan pertanian akan meningkatkan nilai KPK tanah sekaligus meningkatkan kesuburan tanah. Nilai KPK ini akan menentukan kemampuan tanah untuk gikat (mengawetkan) pupuk yang diberikan. Bila dibandingkan dengan bahan organik dalam fungsinya sebagai pemantap tanah, maka zeolit akan lebih unggul. Secara teknis sebenarnya bahan organik juga bisa menggantikan peran zeolit. Tetapi ada beberapa kelemahan dari bahan organik sehubungan dengan aplikasinya di lahan pertanian. Kelemahan itu antara lain bahan organik akan melepaskan asam-asam organik yang akan menurunkan pH tanah. Menurunnya pH tanah berarti menurun pula tingkat kesuburan tanah. Bahan organik juga mempunyai sifat mengikat dan tidak akan melepaskan unsur-unsur mikro (chellating agent) sehingga tanaman kekurangan unsur mikro (Fe, Mn, Cu dan Mo). Kemudian dalam aplikasinya sulit disosialisasikan pada tingkat petani, karena kuantitasnya yang besar dan tidak semua petani memiliknya. Tetapi dengan menggunakan zeolit maka petani akan lebih mudah dalam aplikasinya di lahan pertanian. Disamping karena harganya murah juga dapat dipakai dengan mudah dan ringkas. Dari ringkasan dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa salah satu cara yang tepat untuk mengatasi terjadinya degradasi lahan, terutama yang disebabkan oleh kerusakan tanah akibat eksploitasi terus menerus pada lahan pertanian adalah dengan menggunakan bahan pembenah tanah (Soil Conditioner). Dengan menggunakan batuan alami zeolit, maka keuntungan yang didapatkan oleh petani semakin banyak.