opini mahasiswa mengenai iwan fals sebagai brand ambassador

advertisement
OPINI MAHASISWA MENGENAI IWAN FALS
SEBAGAI BRAND AMBASSADOR DALAM
IKLAN TOP COFFE
(Survei di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada
Konsentrasi Ilmu Humas Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh :
FATHUL LATIF
6662072935
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG
2014
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Be a Strong Man in the Hard Times
And Be a Super Man in The Good Times”
Skripsi Ini Ku Persembahkan untuk Kedua Orang Tua Tercinta, Istri Tersayang
dan Keluarga Terkasih,
Terima kasish untuk apa yang telah kalian berikan.
Cinta, Kasih Sayang, Kesabaran dan Ketulusan Kalian akan selalu ku ingat.
ABSTRAKSI
Fathul latif. NIM 6662072935. Skripsi “Opini Mahasiswa Mengenai Iwan Fals
Sebagai Brand Ambassador Dalam Iklan Top Coffee (Survei Di Kalangan
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA)
Opini merupakan suatu sikap seseorang tentang sesuatu yang dilihat atau
didengarnya, opini bisa bersifat positif atau negatif tergantung oleh latar belakang dan
faktor psikologis yang terdapat pada diri seseorang tersebut. Iklan merupakan sebuah
media untuk promosi dan menjadi sebuah pemanfaatan kemajuan elektronik pada
sebuah kegiatan pemasaran suatu produk. PT WINGS memanfaatkan iklan televisi
untuk mempromosikan produk terbarunya yaitu kopi Top Coffee, sedangkan dalam
iklan tentu saja diperlukan brand ambassador untuk mengkomunikasikan iklan
tersebut. Iwan Fals seorang musisi legendaris Indonesia dipilih untuk menjadi brand
ambassador. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana opini
mahasiswa mengenai Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee,
dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui opini mahasiswa mengenai Iwan
Fals sebagai brand ambassador Iwan Fals dalam iklan Top Coffee. Teori yang
digunakan adalah teori perbedaan individu, sedangkan metode yang digunakan adalah
metode survei dengan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian ini bersifat
deskriptif. Data dikumpulkan dari hasil penyebaran kuesioner dan studi kepustakaan.
Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA sebanyak
85 orang. Hasil analisis deskriptif untuk variabel brand ambassador yang terbagi 4
(empat) sub variabel diperoleh angka sebesar 66,6% untuk visibility yang artinya
tergolong positif, 66,6% untuk credibility yang artinya tergolong positif, 67,6% untuk
attraction yang artinya tergolong positif dan 67,6% yang juga tergolong positif.
Sedangkan untuk hasil total analisis deskriptif variabel brand ambassador diperoleh
angka sebesar 66,84% yang artinya cukup baik.
Kata kunci : Opini, Brand Ambassador.
ABSTRACT
Fathul latif. NIM 6662072935. Thesis “Student Opinion About Iwan Fals As
Brand Ambassador in Top Coffee Ad” (Survey Among Science Of Communication
Student UNTIRTA)
The opinion is attitude someone about something which have seen or heard, opinion
can have positive quality or negative quality depend from background and
psychological factor which there on that someone.Advertising is a medium for
promotion and become an electronic advance in the utilization of a marketing activity
of product. WING Corporation use television advertising to promote their newest
product that is Top Coffee, while in advertising certainly be required a brand
ambassador for communicate that advertisement. Iwan Fals a Indonesian legendary
singer selected to be a brand ambassador in this Top Coffee advertisement.
Formulation of the problem in this research is how the opinion student about Iwan
Fals as brand ambassador on Top Coffee advertisement. Theory which used is
individual differences theory, when the method which used is survey method with
quantitative approach. Data were collected from questionnaires deployment result
and literature study. Sample in this research is science of communication student
UNTIRTA as much as 85 student. Result of descriptive analysis for variable brand
ambassador which devided in 4 (four) sub-variables figures obtained by 65,6% for
visibility which mean positif, 66,6% for credibility which mean positif, 67,6% for
attraction which mean positif and 67,6 for power which mean positif too.whereas
total result for analysis descriptive for brand ambassador variabel figures obtained
by 66,84% which means good enaugh.
Keyword : Opinion, Brand Ambassador.
KATA PENGANTAR
Tidak ada kata paling indah kecuali puji dan syukur kepada Allah SWT yang
telah menentukan segala sesuatu berada di tangan-Nya, sehingga tidak ada seorang
pun yang luput dari ketentuan dan ketetapan-Nya. Hanya berkat rahmat dan hidayahNyalah peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penggunaan
Brand Ambassador Iwan Fals Dalam Iklan Top Coffee Terhadap Minat Beli”.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Kekasih Allah SWT dan
teladan bagi semua manusia yakni Nabi suci Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat dan para pengikutnya sampai akhir jaman.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana ilmu komunikasi. Peneliti menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan skripsi ini karena keterbatan waktu, pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki oleh peneliti. Hambatan dan kesulitan mewarnai proses
penyusunan skripsi ini. Namun berkat bantuan, bimbingan, petunjuk serta motivasi
dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat teratasi dengan baik. Oleh karena
itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada :
1. Hj. Mulhiyah selaku ibu kandung, yang pastinya selalu mendoakan peneliti
baik siang maupun malam sehingga pada akhirnya tidak ada balasan yang
mampu peneliti persembahkan kepada beliau.
i
2. Syifa Alawiyah, S.Pd selaku istri tercinta, yang selalu memotivasi dan
semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu
Komunikasi.
4. Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.Ikom selaku Sekretaris Jurusan Program
Studi Ilmu komunikasi.
5. M. Jaiz, S.Sos., M.Ikom selaku Dosen Pembimbing I yang sudah dengan
sabarnya membimbing peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Teguh Imam Prasetya, S.Sos., M.Ikom selaku Dosen Pembimbing II yang
juga telah sabar memberikan arahan kepada peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu kepada
peneliti. Ilmu-ilmu tersebut sungguh sangat bermanfaat dan semoga kelak
akan terlihat keberhasilan dari ilmu yang telah peneliti dapatkan tersebut.
Serang, Mei 2014
Peneliti
Fathul latif
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL
PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAKSI
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ...............................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................
vii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................
1
1.1
Latar Belakang Masalah .......................................................
1
1.2
Perumusan Masalah ............................................................
8
1.3
Identifikasi Masalah .............................................................
8
1.4
Tujuan Penelitian ...............................................................
8
1.5
Kegunaan Penelitian.............................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................
10
iii
2.1 Pengertian Komunikasi ........................................................
10
2.1.1 Tujuan Komunikasi .....................................................
12
2.1.2 Tipe Komunikasi .........................................................
12
2.2 Komunikasi Massa ...............................................................
14
2.2.1 Fungsi Komunikasi Massa ..........................................
15
2.2.2 Efek Komunikasi Massa .............................................
18
2.3 Media Massa …… ...............................................................
19
2.3.1 Karakteristik Media Massa ...........................................
19
2.4 Pengertian Televisi ...............................................................
20
2.4.1 Karakteristik Khusus Televisi ......................................
22
2.4.2 Fungsi Televisi ............................................................
23
2.5 Iklan ……………. ...............................................................
24
2.6 Opini . ..................................................................................
27
2.6.1 Faktor Pembentukan Opini ..........................................
28
2.7 Brand Ambassador ………. .................................................
29
2.8 Kerangka Pemikiran .............................................................
33
2.9 Teori Perbedaan Individu ....................................................
33
2.10 Kerangka Teori ........ ...........................................................
36
2.11 Operasionalisasi Variabel ....................................................
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................
38
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................
38
iv
3.2 Teknik Penelitian .................................................................
38
3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................
39
3.4. Populasi Dan Sampel ...........................................................
42
3.4.1 Populasi .....................................................................
42
3.4.2 Sampel .......................................................................
43
3.5 Teknik Penarikan Sampel ....................................................
44
3.6 Uji Reliabilitas Data Dan Validitas .......................................
45
3.6.1 Uji Reliabilitas Data ...................................................
45
3.6.2 Uji Validitas Data ........................................................
47
3.6.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ..............................
48
Teknik Analisis Data ............................................................
50
3.7.1 Analisis Deskriptif .......................................................
50
3.8 Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................
52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................
53
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...................................................
53
4.1.1 Deskripsi Sejarah Singkat PT WINGS .........................
53
4.1.2 Deskripsi Umum Iklan Kopi Top Coffee .....................
57
4.1.3 Deskripsi Umum Iwan Fals ..........................................
61
4.2 Deskripsi Data Responden ...................................................
65
37
4.3 Hasil Deskripsi Pernyataan Kuesioner Variabel Brand Ambassador
Iwan Fals ......................................................................................... ..
4.3.1 Visibility (Popularitas) .............................................
v
66
66
Bab V
4.3.2 Credibility (Tingkat Keahlian) ..................................
71
4.3.3 Attraction (Daya Tarik) ............................................
76
4.3.4 Power (Kekuatan) ....................................................
79
4.4 Deskripsi Akumulasi Indikator Penelitian ............................
82
4.5 Total Hasil Analisis Deskripsi Variabel Brand Ambassador...
85
4.6 Pembahasan ......... ...............................................................
85
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................
90
5.1 Kesimpulan……. .................................................................
90
5.2 Saran .............. ...................................................................
91
………………………. ................................
ix
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran.................................................................
33
Gambar 2.2 Kerangka Teori .......................................................................
36
Gambar 4.1 Logo Wingsfood .....................................................................
53
Gambar 4.2 Screenshoot Iklan Top Coffee ..................................................
60
Gambar 4.3 Famplet Top Coffee ................................................................
63
Gambar 4.4 Iwan Fals dalam Cover Majalah Time ......................................
64
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Operasionalisasi Variabel ............................................................
37
Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi ..........................................
43
Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ..............................
47
Tabel 3.3 Reliability Statistics ....................................................................
48
Tabel 3.4 Item Total Statistics ....................................................................
49
Tabel 3.5 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase .........................................
51
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ...........................................................
65
Tabel 4.2 Aktor iklan Top Coffee Terkenal..................................................
66
Tabel 4.3 Aktor iklan Top Coffee banyak penggemar ..................................
68
Tabel 4.4 Aktor iklan Top Coffee komunikator handal .................................
70
Tabel 4.5 Aktor iklan Top Coffee komunikatif.............................................
72
Tabel 4.6 Aktor iklan Top Coffee penuh percaya diri ...................................
74
Tabel 4.7 Aktor iklan Top Coffee dapat dipercaya .......................................
75
Tabel 4.8 Aktor iklan Top Coffee dekat dengan masyarakat .........................
76
Tabel 4.9 Aktor iklan Top Coffee jujur dalam menyampaikan pesan ............
78
Tabel 4.10 Aktor iklan Top Coffee inspiratif ...............................................
79
Tabel 4.11 Aktor iklan Top Coffee kharismatik ...........................................
81
Tabel 4.12 Analisis Deskriptif Persentase ........................................................
82
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Menyampaikan pesan bukanlah suatu proses yang mudah. Seorang
komunikator harus dapat mengirimkan pesan dengan baik supaya orang yang
menjadi komunikannya dapat mengerti isi pesan yang disampaikan. Karena jika
dilihat dari asal katanya, komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris
berasal dari kata communis yang berarti “sama”. Communiso, communication atau
communicare yang berarti “membuat sama” (to make common)1.
Melihat dari pengertian komunikasi di atas dapat disimpulkan bahwa proses
komunikasi atau penyampaian pesan bukan sebuah proses yang sederhana. Maka
tidak mengherankan apabila perusahaan menggunakan berbagai macam strategi
komunikasi untuk dapat menjangkau khalayaknya atau target konsumen dari
perusahaan tersebut. Dalam menyusun strategi komunikasi tersebut, harus
diperhatikan pula komponen-komponen komunikasinya. Karena hal tersebut
dapat mempengaruhi efektifitas strategi yang akan dijalankan oleh perusahaan.
Iklan merupakan salah satu jenis promosi yang paling banyak digunakan
oleh perusahaan atau produsen untuk memperkenalkan sebuah produk. Dengan
1
Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h 41.
1
2
iklan, maka perusahaan akan lebih cepat mengenalkan produknya kepada
khalayak terutama kepada calon atau target konsumennya. Iklan atau advertising
dapat didefinisikan sebagai “any paid form of nonpersonal communication about
an organization, product, service, or idea by an identified sponsor” (setiap
bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau
ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui). 2 Maksud dari „dibayar‟
adalah bahwa sebuah iklan tidak gratis, akan tetapi ada biaya yang harus dibayar
oleh pemasang iklan.
Pada era teknologi seperti saat ini, iklan sudah menjadi kebutuhan yang
tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat modern. Bukan saja bagi produsen
tetapi kebutuhan bagi calon konsumen juga. Melalui iklan, masyarakat
mengetahui produk-produk yang ada di pasaran sehingga masyarakat lebih luas
pengetahuannya tentang berbagai macam produk.
Penayangan iklan melalui media televisi memang memiliki kelebihan
dibandingkan melalui media-media lainnya. Menggunakan media televisi dapat
menyampaikan desain produk, kegunaan produk, dan kata-kata yang bersifat
persuasif kepada masyarakat.
Dalam iklan biasanya perusahaan menggunakan jasa seorang yang sudah
terkenal sebagai brand ambassador untuk suatu produk yang akan mereka
2
Morissan, M.A. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Prenada Media
Group. h 18
3
tampilkan dalam iklan. Dengan menggunakan jasa brand ambassador ini yang
biasanya adalah kalangan selebritis maka diharapkan iklan tersebut akan
memberikan kesan yang lebih mendalam kepada calon konsumen sehingga dapat
menarik minat beli konsumen tersebut.
Seorang selebritis yang sudah mempunyai banyak penggemar dan pamor
yang tinggi akan menjadi komunikator yang ideal minimal di mata penggemarnya
tersebut. Biasanya apa yang dilakukan oleh seorang idola, akan ditiru oleh para
penggemarnya, atau apapun yang digunakan oleh sang idola maka para
penggemarnya akan berusaha untuk menggunakan produk tersebut.
Selebritis yang diposisikan sebagai komunikator dalam iklan bisa disebut
sebagai brand ambassador, ketika selebritis ini ikut mempromosikan juga produk
tersebut dalam acara-acara yang diselenggarakan oleh perusahaan. Biasanya
perusahaan akan membuat acara seperti gathering atau launching produk untuk
produk barunya, dan di sinilah peran brand ambassador untuk menarik minat
masyarakat dalam berpartisipasi di acara tersebut.
Pemilihan opini karena opini merupakan tanggapan aktif terhadap
rangsangan yang bersifat stimulus. Dalam bukunya William dan cleve
menjelaskan bahwa opini merupakan tanggapan aktif terhadap rangsangan,
tanggapan lalu disusul melalui interpretasi personal yang diturunkan dan akan
4
menimbulkan perasaan pikiran dan kesudiaannya terhadap sesuatu yang terjadi. 3
Peneliti ingin mengetahui tanggapan dari mahasiswa mengenai Iwan Fals sebagai
brand ambassador dalam iklan Top Coffee dengan cara memberikan rangsangan
yaitu pertanyaan-pertanyaan seputar Iwan Fals dalam iklan Top Coffee tersebut
sehingga dari situ dapat dilihat tanggapan apa yang muncul.
Pemilihan Iwan Fals dikarenakan beliau adalah seorang musisi legendaris
yang idealis yang menyuarakan kediktatoran dan tetap berdiri tegak di saat yang
lainnya menunduk. Seperti yang dikutip dalam Majalah Time Asia edisi 29 April
2002 memilihnya sebagai salah satu “Pahlawan Besar Asia”. namanyapun
bersandingan dengan Pramoedya Ananta Toer, Xanana Gusmao dan Jackie
Chan4.Berbeda dengan boy band seperti yang dikatakan oleh Jason Tedjasukmana
wartawan majalah tersebut, kalau Iwan Fals tetap konsisten mempersoalkan
kediktatoran dan tetap berdiri ketika yang lainnya merunduk. Setidaknya hal
itulah yang membuat kiprah dan sosok Iwan Fats cukup menarik untuk
dibicarakan atau dijadikan pembahasan. Kepopuleran Iwan Fals dimulai dengan
kemunculan album solo pertamanya yang berjudul “Sarjana Muda”. Saat itu juga
menjadi awal pemberian predikat pengarang yang penuh dengan protes dan kritik
sosial oleh beberapa media.
3
William L. Rivers & Clevemathew. 1994. Etika Media Massa dan Kecenderungan Untuk
Melanggarnya. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum. h 94
4
Mokoo Awe. 2003. Fals, Nyanyian di Tengah Kegelapan. Yogyakarta: Ombak. Hal 15
5
Kesederhanaan dalam menyampaikan gejolak dalam dirinya yang ada dalam
lagunya, membuatnya mengalami banyak tekanan selama pemerintahan orde
baru. Setiap karyanya yang dirilis dipasar musik indonesia diwaspadai, ia juga
kerap menerima berbagai larangan penampilan dirinya dengan berbagai alasan.
Lagu-lagu yang ditulisnya didapat dari Koran dan pengalaman pribadi dirinya
yang diungkapkan secara jujur dan apa adanya.5
Dengan kepekaan itu Iwan Fals mampu menciptakan lagu yang secara
materi sesuai dengan situasi saat itu. Salah satu contohnya yaitu lagu yang
berjudul “Bongkar” yang juga menjadi tag line dalam iklan Top Coffee.
Lirik Lagu Iwan Fals - Bongkar
Kalau cinta sudah di buang
Jangan harap keadilan akan dating
Kesedihan hanya tontonan
Bagi mereka yang di perbudak jabatan
(*) O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar
O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar
Sabar, sabar, sabar dan tunggu
Itu jawaban yang kami terima
Ternyata kita harus ke jalan
Robohkan setan yang berdiri mengangkang
5
Skripsi Khrisna Hermawan. 2007. Interpretasi Lagu Iwan Fals. h 3
6
Kembali ke : (*)
Reff I :
Penindasan serta kesewenang-wenangan
Banyak lagi teramat banyak untuk disebutkan
Hoi hentikan
Hentikan jangan di teruskan
Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan
O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar
O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar
Reff II :
Di jalan kami sandarkan cita-cita
Sebab dirumah tak ada lagi yang bisa dipercaya
Orang tua pandanglah kami sebagai manusia
Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta
Dalam penelitian ini mahasiswa yang dijadikan populasi karena mahasiswa
merupakan orang-orang yang kritis dalam menyikapi suatu issue atau
permasalahan, bahkan iklan sekalipun, seperti yang dijelaskan oleh bapak
Gandung Ismanto dalam artikelnya yang berjudul “membangun mahasiswa
berkarakter” bahwa karakter pertama yang harus dimiliki mahasiswa adalah
karakter seorang pembelajar, yang haus akan ilmu pengetahuan dan kebenaran,
intelektual yang senantiasa berpikir kritis dalam memecahkan masalah dan
7
fenomena sosial maupun alam yang terjadi. 6 Mahasiswa digambarkan sebagai
elemen yang dapat mewakili masyarakat umum. Selain itu, alasan peneliti
mengambil sampel dari kalangan mahasiswa adalah karena dari karakter lagulagu yang dibawakan Iwan Fals kebanyakan memang ditargetkan untuk kalangan
mahasiswa, karena isi dari lirik-lirik lagu Iwan Fals berupa kritikan kepada
pemerintah dan jeritan hati rakyat. Hal ini sangat sesuai sekali dengan karakter
mahasiswa yang peka terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang selama ini
memang belum memihak kepada rakyat kecil.
Dari semua penjelasan yang telah peneliti paparkan sebelumnya, maka
peneliti membuat judul penelitian : Opini Mahasiswa Mengenai Iwan Fals sebagai
brand ambassador dalam iklan Top Coffee (Survei di kalangan mahasiswa ilmu
komunikasi UNTIRTA).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas, maka peneliti
menyimpulkan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :“Bagaimana
Opini Mahasiswa Mengenai Iwan Fals Sebagai Brand ambassador dalam
Iklan Top Coffee?”
6
http://www.untirta.ac.id/berita-220-membangun-mahasiswa-berkarakter.html (diakses pada 20 juni
2014)
8
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka identifikasi masalahnya
adalah :
1. Bagaimana opini mahasiswa mengenai visibility Iwan Fals sebagai
brand ambassador dalam iklan Top Coffee?
2. Bagaimana opini mahasiswa mengenai credibility Iwan Fals sebagai
brand ambassador dalam iklan Top Coffee?
3. Bagaimana opini mahasiswa mengenai attraction Iwan Fals sebagai
brand ambassador dalam iklan Top Coffee?
4. Bagaimana opini mahasiswa mengenai power Iwan Fals sebagai brand
ambassador dalam iklan Top Coffee?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengerahui bagaimana opini mahasiswa mengenai visibility Iwan
Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee.
2. Untuk mengerahui bagaimana opini mahasiswa mengenai credibility
Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee.
3. Untuk mengerahui bagaimana opini mahasiswa mengenai attraction
Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee.
4. Untuk mengerahui bagaimana opini mahasiswa mengenai power Iwan
Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee.
1.5 Kegunaan Penelitian
1.5.1 Kegunaan Teoritis
Secara teoritis penelitian ini merupakan sumbangsih bagi keilmuan
komunikasi dikemudian hari, yakni sebagai tolok ukur untuk meneliti masalah
yang sama di kemudian hari, terutama dalam kajian tentang pengaruh
penggunaan brand ambassador dalam sebuah iklan.
1.5.2 Kegunaan Praktis
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang positif serta
bahan literatur/referensi yang bermanfaat untuk pembuatan karya ilmiah,
penelitian-penelitian selanjutnya, baik akademis maupun non akademis dan dapat
dijadikan sumber informasi bagi yang memerlukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi secara sederhana merupakan proses berlalunya informasi dari
satu tempat ke tempat yang lain (Miller,1951)7. Komunikasi terjadi jika terjadi
kesamaan makna antara komunikator dengan komunikan mengenai pesan yang
disampaikan oleh komunikator tersebut. Jika terjadi perbedaan makna antara
komunikator
dengan
komunikan
maka
hal
itu
disebut
dengan
Misc
Communication.
Dalam memberikan pengertian komunikasi, banyak definisi yang telah
dibuat oleh para pakar komunikasi. Hal ini disebabkan karena banyaknya disiplin
ilmu yang telah memberikan masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi.
Oleh karena itu, John R. Wenburg membuat 3 (tiga) kerangka pemahaman
mengenai pengertian komunikasi yaitu : (1). Komunikasi sebagai tindakan satu
arah, (2). Komunikasi sebagai interaksi sosial, (3). Komunikasi sebagai transaksi.
Berikut ini beberapa definisi komunikasi dari pakar ilmu komunikasi,
diantaranya : Bernard Berelson dan Gary A. Steiner menjelaskan bahwa
komunikasi merupakan transmisi informasi, gagasan, emosi dan keterampilan dan
7
Edi Santoso. 2010. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. h 5.
10
11
sebagainya dengan menggunakan simbol, kata-kata, gambar, figur dan
sebagainya. Tindakan atau transmisi itulah yang biasa disebut komunikasi. 8
Carl I. Hovland mendefinisikan ilmu komunikasi merupakan suatu upaya
yang sistematis untuk merumuskan dengan cara yang setepat-tepatnya asas-asas
pentransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap. 9
Menurut Onong Uchjana Effendy teknik dan proses dalam komunikasi
adalah suatu cara atau seni untuk menyampaikan pesan (message) dua arah timbal
balik (reciprocal two way traffic communication) yang dilakukan oleh
komunikator sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. 10
Dalam definisinya Wilbur Scrham menjelaskan tentang konsep komunikasi
mensyaratkan model proses dua arah di mana pengirim dan penerima beroperasi
dalam konteks kerangka referensi masing-masing, dalam konteks hubungan
mereka dan dalam konteks situasi sosial masing-masing.11
Komunikasi memiliki lima komponen penting antara lain:
1
Komunikator yaitu seorang yang menempatkan pesan kepada seorang
atau sejumlah orang komunikan.
8
Dedy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. h
61-62
9
Onong Uchjana Effendi. 2005. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. h 21
10
Muslimin. 2004. Hubungan Masyarakat dan Konsep Kepribadian. Malang: UMM Press. h 28
11
Scott M. Cutlip et, al. 2006. Effective Public Relations (edisi ke-9). Jakarta: Kencana Prenada
Media Group. h 226
12
2
Pesan yaitu seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh
komunikator.
3
Saluran yaitu media komunikasi tempat berlalunya pesan dari
komunikator kepada komunikan.
4
Komunikan yaitu seorang atau sejumlah orang yang menerima pesan
dari komnikator.
5
Efek yaitu tanggapan atau reaksi pada komunikan setelah diberi pesan.
2.1.1 Tujuan komunikasi
1. Mengubah sikap (to change the attitude)
2. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)
3. Mengubah perilaku (to change the behavior)
4. Mengubah masyarakat (to change the society) 12
2.1.2 Tipe komunikasi
Seperti halnya definisi komunikasi, maka klasifikasi tipe atau bentuk
komunikasi di kalangan pakar juga berbeda satu sama lainnya. Klasifikasi itu
didasarkan atas sudut pandang masing-masing pakar menurut pengalaman dan
bidang studinya. Tidak begitu mudah menyalahkan suatu klasifikasi tidak benar,
karena masing-masing pihak memiliki sumber yang cukup beralasan, misalnya
12
Onong Uchjana Effendi. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti. h 55
13
kelompok
sarjana
komunikasi
Amerika
yang
menulis
buku
Human
Communications (1980) membagi komunikasi atas lima macam tipe yakni:
1. Komunikasi dengan diri sendiri (Interpersonal Communications) adalah
proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu, atau dengan kata
lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri. Sepintas lalu memang
agak lucu kedengarannya, kalau ada orang yang berkomunikasi dengan
dirinya sendiri.
2. Komunikasi antar pribadi (interpersonal communications) yang
dimaksud di sini ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua
orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan R. Wayne
Pace (1979) bahwa ” Interpersonal communication is communication
involving two or more people in a face setting ”.
3. Komunikasi publik (Public Communication) bisa disebut komunikasi
pidato, komunikasi kolektif, komunikasi retorika, public speaking dan
komunikais khalayak (audience communication). Apapun namanya,
komunikasi publik menunjukkan suatu proses komunikasi di mana
pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di
depan khalayak yang lebih besar.
4. Komunikasi Massa (Mass Communication) dapat didefinisikan sebagai
proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari
sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya masal melalui
14
alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan
film.13
2.2 Komunikasi Massa
Pengertian komunikasi massa merujuk kepada pendapat Tan dan Wright,
dalam Liliweri 1991 merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran
(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal,
berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan
menimbulkan efek tertentu.
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner
(Rakhmat, seperti yang disitir Komala, dalam Karlinah, dkk. 1999), yakni :
Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa
komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun
komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak. Media komunikasi
yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi. Keduanya dikenal
sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah disebut sebagai media cetak;
serta media film.
Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli
komunikasi yang lain yaitu Gerbner 1967 komunikasi massa adalah produksi dan
13
Hafiel Cangar. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. h 29-35
15
distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu
serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri14.
Bentuk komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan
kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media
cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak
dan sesaat. Bitter (1980 :10) komunikasi massa adalah pesan
yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Gerbner
(1967) komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan
teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas dimiliki
orang dalam masyarakat industri15.
Jadi yang dimaksud
komunikasi massa adalah
komunikasi yang
menggunakan media massa sebagai alat penyampaian pesan kepada khalayak luas
yang tidak terbatas.
2.2.1 Fungsi komunikasi massa
Mengenai fungsi komunikasi massa, dalam buku Aneka Suara, Satu Dunia
(Many Voices One World) dengan MacBride sebagai editornya, diterangkan
dengan cukup gamblang yang patut disimak oleh para mahasiswa dan peminat
komunikasi. Diuraikan disitu bahwa apabila komunikasi dipandang dari arti yang
14
Ardianto, Elvinaro. Lukiati, Komala. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya Offset h 3
15
Jalaludin Rakhmat. 2005. Psikologi Komunikasi (edisi revisi). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. h 188
16
lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, terfakta, dan
ide maka fungsinya dalam tiap sistem sosial adalah sebagai berikut:
1.
Informasi: pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran
berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang
dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan beraksi secara jelas terhadap
kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat
mengambil keputusan yang tepat.
2.
Sosialisasi (pemasyarakatan): Penyediaan sumber ilmu pengetahuan
yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota
masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi
sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.
3.
Motivasi: menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek
maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan
keinginannya,
mendorong
kegiatan
individu
dan
kelompok
beradasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
4.
Perdebatan dan diskusi: Menyediakan dan saling menukar fakta yang
diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan
perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan buktibukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar dan
masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut
kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional dan lokal.
17
5.
Pendidikan: Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong
perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan
keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang
kehidupan.
6.
Memajukan kebudayaan: Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni
dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan
kebudayaan dengan memperluas horison seseorang, membangunkan
imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya.
7.
Hiburan: Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra (image) dari
drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik,
komedi, olahraga,
permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok
dan individu.
8.
Integrasi:
Menyediakan
bagi bangsa,
kelompok,
dan
idividu
kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar
mereka dapat saling kenal dan mengerti dan mengahrgai kondisi,
pandangan, dan keinginan orang lain.
Itulah fungsi komunikasi menurut Scan MacBride dan kawan-kawan.
Karena komunikasi massa merupakan bagian atau suatu bentuk dari komunikasi
yang begitu luas, itu maka uraian diatas juga menjadi fungsi komunikasi massa
18
dengan media massanya yang dapat menjangkau khalayak yang amat luas, baik
lokal, nasional maupun internasional 16.
2.2.2 Efek komunikasi massa
1.
Efek kehadiran media massa, sebagai benda fisik Steven H. Chaffee
menyebutnya sebagai efek ekonomis, efek sosial, efek penjadualan
kegiatan, efek penyaluran dan penghilang perasaan, dan efek perasaan
2.
Efek kognitif komunikasi massa, khususnya pada pembentukan dan
perubahan citra yang mengarah pada teori agenda setting
3.
Efek afektif komunikasi massa, terjadi pembentukan dan perubahan
sikap, rangsangan emosional, rangsangan seksual
4.
Efek behavioral komunikasi massa, meliputi efek prososial behavioral,
agresi sebagai efek komunikasi massa yang mengarah pada teori-teori
efek sosial komunikasi massa 17.
Kita lebih tertarik bukan kepada apa yang kita lakukan pada media, tetapi
kepada apa yang dilakukan media pada kita. Kita ingin tahu bukan untuk apa kita
membaca surat kabar atau menonton televisi, tetapi bagaimana surat kabar dan
televisi menambah pengetahuan, mengubah sikap, atau menggerakkan perilaku
kita. Inilah yang disebut sebagai efek komunikasi.
16
17
Onong Uchajana Effendi. Op.Cit. 2005. h 27-28
Jalaludin Rakhmat. Op.Cit. 2005. h 219
19
2.3 Media Massa
Media massa merupakan saluran komunikasi massa yang digunakan untuk
meyebarkan informasi kepada khalayak. Media massa merupakan kumpulan dari
beberapa orang yang melembaga dari mulai pengumpulan sampai penyampaian
pesan kepada khalayak. Media yang digunakan bersifat massa, dapat
menyebarkan pesan kepada khalayak dengan serempak tidak terhambat oleh
waktu dan tempat.
Menurut Mc Luhan (1964) media massa adalah perpanjangan alat indra kita.
Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau
tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara
langsung. Mc Luhan juga mengungkapkan the medium is the message, media
adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja sudah mempengaruhi
khalayak. Hal ini artinya bahwa yang mempengaruhi khalayak bukan apa yang
disampaikan oleh media tetapi jenis media komunikasi yang digunakan oleh
khalayak tersebut baik tatap muka maupun melalui media cetak atau elektronik. 18
2.3.2 Karakteristik media massa :
1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari
banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada
penyajian informasi.
18
Ibid. h 220
20
2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang
memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau
toh terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan
tertunda.
3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan
jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan,
di mana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada
saat yang sama.
4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat
kabar, dan semacamnya.
5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan di
mana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.19
2.4 Pengertian Televisi
Televisi merupakan media massa elektronik yang paling diminati oleh
masyarakat dan paling memberikan pengaruh besar terhadap pengetahuan,
motivasi dan sikap serta perilaku penontonnya.
Gerakan reformasi pada tahun 1998 telah memicu perkembangan industri
media massa khususnya televisi. Seiring dengan itu, kebutuhan masyarakat
terhadap informasi juga semakin bertambah. Menjelang tahun 2000 muncul
hampir secara serentak lima televisi swasta baru (Metro, Trans, TV7, Lativi, dan
19
Hafiel Cangar. Op. Cit. 2004. h 122
21
Global) serta beberapa televisi daerah yang saat ini jumlahnya mencapai puluhan
stasiun televisi lokal. Tidak ketinggalan pula munculnya televisi berlangganan
yang menyajikan berbagai program dalam dan luar negeri. Setelah Undangundang penyiaran disahkan pada tahun 2002, jumlah televisi baru di Indonesia
diperkirakan akan terus bermunculan, khususnya di daerah, yang terbagi dalam
empat kategori yaitu televisi, publik, swasta, berlangganan dan komunitas.
Hingga Juli 2002, jumlah orang yang memiliki pesawat televisi di Indonesia
benar-benar memiliki banyak pilihan untuk menikmati berbagi program televisi.
Televisi merupakan salah satu media terfavorit bagi para pemasang iklan di
Indonesia. Media televisi merupakan industri padat modal, padat teknologi dan
padat sumber daya manusia. Namun sayangnya kemunculan berbagai stasiun
televisi di Indonesia tidak diimbangi dengan tersedianya sumber daya manusia
yang memadai.
Pada umumnya,
televisi dibangun tanpa pengetahuan
pertelevisian yang memadai dan hanya berdasarkan semangat dan modal yang
besar saja. 20
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling
berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi mengalami perkembangan secara
dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program
televisi diterima langsung pada layar televisi di rumah dengan menggunakan wire
atau micrawave (wireless cables) yang membuka tambahan saluran televisi bagi
20
Morissan. 2008. Manajemen Media: Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. h 10
22
pemirsa. Televisi tambah marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcsat
Satellite (DBS).
Menurut catatan Agee, et al, siaran percobaan televisi di Amerika Serikat
dimulai pada tahun 1920an. Para ilmuwan terus mengembangkan teknologi
komunikasi dalam bentuk televisi ini. Antara tahun 1890 dan 1920, sekelompok
ilmuwan Inggris, Perancis, Rusia dan Jerman menyarankan pengembangan
teknik-teknik transmisi gambar televisi. John L. Baird, sebagai penemu dari
Skotlandia, memperagakan pertama kali teknologi gambar hidup televisi di
London tahun 1926. Hal itu televisi dapat menayangkan gambar-gambar hidup
seperti film layar lebar. Semantara itu, the English Broadcast Corporation (BBC)
merupakan televisi siaran yang pertama di dunia yang membuat jadwal televisi
secara teratur pada 2 Nopember 1936.21
2.4.2 Karakteristik khusus televisi
Sama halnya dengan media lainnya, televisi juga memiliki sejumlah
karakteristik yang bersifat khusus. Antara lain adalah sebagai berikut : 22
a. Selain menyajikan suara, televisi juga menyajikan gerakan, visi, dan
warna.
21
Elvinaro Ardianto, Lukiati, Komala. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya. h 125
22
M. Linggar Anggoro. 2005. Teori & Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia.
Jakarta: PT. Bumi Aksara. h 149-150
23
b. Fungsi utama televisi adalah sebagai media hiburan. Akan tetapi di
beberapa negara berkembang, televisi juga merupakan simbol status.
Perbedaan fungsi ini jelas membawa konsekuensi pada jenis acara yang
ditayangkan.
c. Pembuatan program televisi relatif lebih lama dan mahal, apalagi bila
dibandingkan dengan program radio. Untuk menekan biaya, pihak
produsen sering menjalin kerja sama dengan perusahaan atau pihak lain.
Konsekuensinya, harus toleran terhadap iklan atau pesan khusus dari
perusahaan tersebut. Karena mahalnya pembuatan acara televisi maka
iklan harus ditingkatkan. Lambat laun sikap masyarakat terhadap iklan
pun mulai berubah.
d. Karena mengandalkan tayangan secara visual maka segala sesuatu yang
tampak harus dibuat semenarik mungkin. Bila ini dikaitkan dengan
kegiatan humas, para praktisi humas yang terkait harus mempersiapkan
sebaik mungkin untuk tampil secara prima.
e. Dibandingkan dengan media-media lainnya televisi memang relatif jauh
lebih mahal. Dukungan teknologi dan finansial yang dibutuhkannya juga
jauh lebih besar.
2.4.3 Fungsi Televisi
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan
radio siaran), yakni memberi penerangan, mendidik dan menghibur.
24
Adapun fungsi siaran televisi adalah :23
1. Fungsi penerangan. Fungsi ini didukung oleh sifat-sifat yang dimiliki
televisi, yakni.
a. Sifat immediacy. Suatu peristiwa yang disiarkan dapat dilihat dan
didengar pada saat peristiwa itu berlangsung, seakan-akan kita
berhadapan dengan peristiwa itu, atau dengan kata lain bersifat tidak
media.
b. Sifat realisme artinya beradasarkan kenyataan atau seakan-akan
nyata. Sifat ini lebih mengefektifkan fungsi penerangan
2. Fungsi Hiburan, fungsi ini menempati porsi yang lebih banyak
dibandingkan dengan fungsi lainnya. Hampir semua sajian televisi
berbobot hiburan. Beritapun tidak lepas dari berita yag mnggelitik
3. Fungsi pendidikan, fungsi televisi dalam pendidikan bersifat massal,
tidak dibatasi oleh ruang kelas.
2.5 Iklan
kata iklan berasal dari bahasa Melayu, sebenarnya akar katanya dari bahasa
Arab yaitu I’lan. Istilah iklan sebenarnya belum lama muncul dalam
perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Menurut sebuah sumber, istilah iklan
23
Bambang. 2000. Komunikasi Massa: Dalam Karakter Ilmu Komunikasi. Jakarta: Epshilon
Alpha Betha. h 83
25
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1951 oleh Soedardjo Tjokrosiswono,
seorang tokoh pers nasional, untuk menggantikan istilah advertentie (bahasa
Belanda) dan advertising (bahasa Inggris) agar sesuai dengan semangat
penggunaan bahasa nasional Indonesia.24
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia jilid ketiga disebutkan bahwa iklan
adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik
pada barang dan jasa yang ditawarkan 25. Definisi iklan yang baku di Indonesia
dapat dilihat dalam Kitab Tata Krama dan Tata Cara Periklanan di Indonesia.
Dalam Tata Krama dan Tata Cara Periklanan di Indonesia dinyatakan bahwa iklan
segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat suatu media
dan dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal serta ditujukan kepada sebagian atau
seluruh masyarakat. 26
Iklan dapat dipandang berbeda tergantung dengan profesi orang yang
bersangkutan. Bagi seorang pebisnis, iklan adalah alat pemasaran yang penting
yang membantu mengkreasi kesadaran konsumen akan merk (brand awareness)
dan loyalitas serta merangsang permintaan. Bagi art director di sebuah agensi
periklanan, iklan merupakan sebuah ekspresi kreatif dari suatu konsep mengenai
produk atau jasa. Sedangkan bagi perencana media, iklan adalah cara sebuah
24
Tams Djajakusumah. 1982. Periklanan. Bandung; Armico. h 127
Depdiknas. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. h 421
26
pksm.mercubuana.ac.id/new/.../files.../43001-4-290156815880.doc (diakses pada 15 februari 2013)
25
26
perusahaan menggunakan media massa untuk berkomunikasi dengan pelanggan
potensial mereka.
Oleh karena banyaknya definisi iklan dari berbagai prosfesi yang berbeda
ini, maka perlu ditekankan definisi umum yang bisa memberikan gambaran lebih
jelas tentang apa itu iklan. Definisi iklan dari O‟Guinn, Allen, dan Semenik iklan
adalah suatu upaya untuk membujuk melalui media dengan membayar 27.
Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling
banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkaunya yang luas.
Iklan juga menjadi instrument promosi yang sangat penting, khusunya bagi
perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada
masyarakat luas. Belanja iklan di Indonesia pada 2005 tercatat sekitar Rp. 23
triliun rupiah. Televisi mendominasi 70 persen (Rp 16 triliun) dari nilai belanja
iklan tersebut, surat kabar Rp.6 triliun, majalah dan tabloid Rp. 1 triliun.28
O‟Guinn, Allen, dan Semenik kemudian menyimpulkan bahwa suatu
komunikasi bisa diklasifikasikan sebagai iklan, bila memnuhi tiga kriteria yang
esensial:
1. Komunikasi itu haruslah dengan bayaran.
2. Komunikasi itu haruslah disampaikan ke khalayak via media massa.
27
Idi Subandi Ibrahim. 2007. Kecerdasan Komunikasi Seni Berkomunikasi Kepada Publik.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media. h 128.
28
Morissan, M.A. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Prenada Media
Group. h 18
27
3. Komunikasi itu haruslah menjadi upaya persuasi atau membujuk. 29
2.6 Opini
Menurut William Albig dalam buku Modern Public Opinion mengatakan
bahwa opini adalah pernyataan mengenai suatu hal yang sifatnya bertentangan
atau sedikitnya terdapat pandangan yang berlainan mengenai suatu hal
(kontroversial). Dapat dikatakan lebih lanjut bahwa opini sangat berhubungan
dengan sikap, perbedaan sikap yang bertentangan akan menghasilkan bentuk
persoalan atau situasi dan biasanya tertanam dalam benak seseorang sampai
seseorang menemukan cara dengan menggunakan media atau sarana lain untuk
mengungkapkan secara verbal. 30
Menurut Sunarjo opini merupakan jawaban terbuka terhadap suatu
persoalan atau issue ataupun jawaban yang berdasarkan kata-kata yang diajukan
secara tertulis ataupun lisan. Sunarjo juga menambahkan opini dianggap sebagai
jawaban lisan pada individu yang member respon kepada stimulus dimana dalam
situasi atau keadaan yang umumnya diajukan sebagai suatu pertanyaan. 31
Opini dapat dinyatakan secara verbal dan terbuka dengan kata-kata yang
dapat ditafsirkan secara jelas (overt opinion). Vincent Price mendefinisikan overt
opinion sebagai menyatakan pendapat dengan berbagai macam kegiatan atau
29
Idi Subandi Ibrahim. Op .Cit. 2007.
Oemi Abdurrahman. 2003. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung : PT Citra Aditya Bhakti. h 53
31
Djoenaesih S. Sunarjo. 1997. Opini Public. Yogyakarta : Liberty Offset. h 85
30
28
mengemukakan kegiatan-kegiatan yang menjadi perhatian bersama dengan tata
cara perilaku yang khas. 32
Opini itu sendiri tidak memiliki tingkatan atau strata, namun mempunyai
arah yaitu seperti di bawah ini :
1. Opini positif, jika individu memberikan pernyataan setuju.
2. Netral, jika individu memberikan pernyataan ragu-ragu.
3. Opini negative, jika individu memberikan pernyataan tidak setuju. 33
2.6.1 Faktor Pembentuk Opini
Untuk mengetahui opini individu (personal) terhadap suatu objek, dapat
dilihat dari unsur pembentukan opininya. Setiap opini mempunyai 3 unsur yaitu 34
:
1. Kepercayaan (berkaitan dengan unsur kognitif)
Kepercayaan mengacu kepada sesuatu yang diterima khalayak, benar
atau tidak berdasarkan pengalaman masa lalu, pengetahuan dan
informasi sekarang dan persepsi yang berkesinambungan.
2. Nilai (berkaitan dengan unsur afektif)
Melibatkan kesuka-ketidaksukaan, cinta dan kebencian, hasrat dan
ketakutan, bagaimana orang menilai sesuatu dan intensitas penilaiannya
apakah kuat, lemah ataukah netral.
32
Ibid. h 87-88
Onong Uchjana Effendi. 2000. Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung: Mandar Maju. h 85
34
William L. Rivers & Clevemathew. 1994. Etika Media Massa dan Kecenderungan Untuk
Melanggarnya. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum. h 1
33
29
3. Pengharapan
Mengandung citra seseorang tentang apa keadaannya setelah tindakan.
Pengharapan ditentukan dari pertimbangan terhadap sesuatu yang terjadi
pada masa lalu, keadaan sekarang dan sesuatu yang kira-kira akan
terjadi jika dilakukan perbuatan tertentu.
2.7 Brand ambassador
Strategi kreatif yang dilakukan oleh perusahan untuk meningkatkan minat
dan menjaga atau membentuk citra serta memposisikan suatu produk terhadap
konsumen biasanya melalui penunjukkan brand ambassador. Penunjukkan brand
ambassador biasanya juga dilatarbelakangi oleh citra positif yang dibawanya
sehingga dapat mewakili citra produk secara keseluruhan.
Penunjukkan brand ambassador biasanya dilakukan untuk simbolisasi yang
dapat mewakili keinginan, hasrat, atau kebutuhan dapat dengan mudah diterima
oleh konsumen. Biasanya diwakili oleh maskot, tokoh profesional, dan tokoh
agama.35
Penunjukan brand ambassador sendiri biasanya diwakili oleh sosok selebriti
atau atlet yang menjadi panutan dan idola dari masyarakat luas. Karena
penggunaan selebriti kerap merepresentasikan produk secara keseluruhan. Hal ini
dikarenakan daya tarik yang dimiliki oleh selebriti ataupun atlet tersebut, serta
35
Jhon E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara. 2006. Op. Cit. h 135
30
citra positif yang dimilikinya. Penggunaan brand ambassador dilakukan oleh
perusahaan untuk mempengaruhi atau mengajak konsumen untuk menggunakan
produk, pemilihan brand ambassador biasanya seorang selebriti yang terkenal. 36
Dalam bukunya, Royan mengatakan bahwa alasan yang masuk akal dari
produsen menggunakan selebriti dalam iklannya adalah personality sang artis atau
atlet mempengaruhi personality merk, pilihan bintang yang tepat dapat
mempegaruhi personality merk, pilihan bintang yang tepat dapat memepengaruhi
tumbuhnya market share, diharapakan personality sang bintang akan melekat pada
merk dan diharapkan sang bintang menjadi brand ambassador yang dapat
menarik minat beli konsumen.37
Pemilihan selebriti yang tepat akan mengikat erat brand produk menjadi
brand seperti yang diwakili oleh selebriti. Menurut Philip Kotler seorang selebriti
yang sangat berpengaruh disebabkan memiliki kredibilitas yang didukung faktor
keahlian, sifat, dapat dipercaya, dan adanya kesukaan.38
Brand ambassador memiliki beberapa variabel yang telah dikembangkan
oleh Rossiter dan Percy, yaitu:
39
a. Visibility
Visibility adalah seberapa jauh popularitas yang melekat pada selebritis
yang mewakili produk tersebut, dalam penelitian ini yaitu Iwan Fals.
36
Fransiscius Royan. 2005. Marketing Celebrities. Jakarta: Erlangga. h 7
Ibid. h 5
38
Ibid. h 8
39
Ibid. h 15-19
37
31
Masyarakat Indonesia telah mengenal Iwan Fals sebagai penyanyi yang
legendaris dan memiliki banyak penggemar.
b. Credibility
Credibility adalah sejauh mana keahlian dan objektivitas sang bintang.
Keahlian ini akan bersangkut paut pada pengetahuan selebriti tentang
produk yang akan diiklankan dan objektivitas merujuk pada kemampuan
selebriti untuk memberikan kepercayaan diri pada konsumen suatu
produk.
c. Attraction
Ada dua hal penting dalam penggunaan selebriti jika dihubungkan dengan
daya tarik. Pertama adalah tingkat disukai audiens/masyarakat, dan yang
kedua adalah tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan
pengguna produk, dimana keduanya tidak dapat dipisahkan dan harus
saling berdampingan. Brand ambassador yang disukai masyarakat dan
memiliki daya tarik cenderung menjadi trendsetter masyarakat mulai dari
pakaian hingga produk-produk yang dipakai oleh selebriti tersebut.
d. Power
Power adalah kemampuan brand ambassador dalam menarik konsumen
untuk membeli. Selebriti yang menjadi brand ambassador harus memiliki
kemampuan dalam menarik konsumen untuk menggunakan produk. Brand
ambassador selain harus terkenal dan menarik juga harus berada di level
pemujaan oleh audiens. Pada tingkat ini pemujaan yang tinggi tersebut
32
dengan sendirinya akan menimbulkan dorongan yang kuat pada audiens
untuk membeli.
Dari beberapa pengertian sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa brand
ambassador adalah seseorang yang dapat mewakili produk atau perusahaan dan
dapat berbicara banyak tentang produk yang diwakilinya sehingga memberikan
dampak yang besar pada produk terhadap konsumen. Seorang brand ambassador
harus cocok dengan produknya dan target pasarnya agar berhasil membentuk
identitas tersendiri terhadap produk tersebut dan membedakannya dengan produk
lain yang sejenis.
33
2.8 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
IKLAN TOP COFFEE
IWAN FALS
(BRAND AMBASSADOR)
Visibility
Credibility
 Dikenal
 Disukai
 Disenangi
 Ahli
 Percaya diri
 Dipercaya
Power
Attraction
 Tingkat
kesamaan
 Jujur
 Inspiritif
 Unik
OPINI MAHASISWA
Opini Positif
Opini Negatif
2.9 Teori Perbedaan Individu (Individual Differences Theory)
Peneliti memutuskan untuk menggunakan teori perbedaan individu
(individual differences theory) yang merupakan pengembangan dari model S-O-
34
R. Teori ini diketengahkan oleh Martin De Fleur. Nama lengkap dari teori ini
adalah individual differences theory of mass communication. Dalam model S-O-R
menjelaskan bahwa khalayak dalam menerima pesan dianggap bersikap pasif,
namun De Fleur kemudian melakukan modifikasi terhadap model tersebut dengan
teori perbedaan individu ini.
Teori ini menelaah perbedaan-perbedaan di antara individu-individu sebagai
sasaran media massa ketika mereka diterpa, sehingga menimbulkan efek tertentu.
Menurut teori ini, individu-individu sebagai anggota khalayak sasaran media
massa secara selektif menaruh perhatian kepada pesan-pesan terutama jika pesan
yang disampaikan berkaitan dengan kepentingannya yang didukung oleh nilainilainya. Tanggapan pesan-pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya, jadi
efek media massa pada khalayak massa bukan seragam, melainkan beragam
disebabkan secara individual berbeda satu sama lain dalam struktur kejiwaan. 40
Anggapan dasar dari teori perbedaan individu adalah bahwa setiap manusia
amat bervariasi dalam organisasi psikologisnya secara pribadi. Variasi ini
sebagian dimulai dari perbedaan secara biologis, tetapi ini juga dikarenakan oleh
pengetahuan setiap individu yang berbeda-beda. Manusia yang dibesarkan dalam
lingkungan yang berpikir secara kritis berbeda cara berpikirnya dengan manusia
yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang pasif. 41
40
41
Onong Uchyana. Op.Cit. 2003. h 275
Ibid. h 276
35
Asumsi dari teori ini adalah pesan-pesan yang disampikan oleh media massa
ditangkap oleh individu sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan personal
individu, efek komunikasi pada individu akan beragam walaupun individu
menerima pesan yang sama karena terdapat faktor psikologis dalam menerima
pesan yang disampaikan oleh media massa. Masing-masing individu mempunyai
perhatian, minat, keinginan yang berbeda yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
psikologis yang ada pada diri individu tersebut sehingga mempengaruhi dalam
menerima pesan yang disampaikan oleh media massa. 42 Teori De Fleur ini secara
eksplisit telah mengakui adanya intervensi variabel-variabel psikologis yang
berinteraksi dengan terpaan media massa dalam menghasilkan efek.
42
Ibid.
36
2.10 Kerangka Teori
Gambar 2.2
Kerangka Teori
Opini Mahasiswa Mengenai Iwan Fals Sebagai Brand ambassador dalam
Iklan Top Coffee
IKLAN TOP COFFEE
IWAN FALS
(BRAND AMBASSADOR)
Visibility
Credibility
 Dikenal
 Disukai
 Disenangi
 Percaya diri
 Ahli
 Dipercaya
Power
Attraction
 Inspiratif
 Unik
 Tingkat
kesamaan
 Jujur
TEORI PERBEDAAN INDIVIDU
(FAKTOR PSIKOLOGIS)
OPINI MAHASISWA
Opini Positif
Opini Negatif
37
2.11 Operasionalisasi Variabel
Untuk memperjelas gambaran operasional variabel dalam penelitian ini
dapat dilihat beradasarkan pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Variabel
Indikator
Alat ukur
Brand
a. Visibility
 Dikenal
 Disukai
ambassador (X)
 Disenangi
b. Credibility
 Percaya diri
 Ahli
 Dipercaya
c. Attraction
 Tingakat kesamaan
 Jujur
d. Power
 Inspiratif
 Unik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian mengenai opini mahasiswa mengenai Iwan Fals sebagai brand
ambassador dalam iklan Top Coffee, peneliti menggunakan jenis penelitian
kuantitatif. Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan
masalah yang hasilnya dapat di generalisasikan, dengan demikian tidak terlalu
mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek
keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari
seluruh populasi. 43
Metode kuantitatif dinamakan pula metode tradisional, karena metode ini
cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk
penelitian. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
3.2 Teknik Penelitian
Peneliti menggunakan teknik survei untuk pengumpulan data. Metode
survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta – fakta dari
43
Rachmat Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:Kencana. h 55
38
39
gejala – gejala yang ada dan mencari keterangan – keterangan secara faktual,baik
tentang institusi sosial,ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau suatu
daerah. Metode survei ini membedah dan menguliti serta mengenal masalah –
masalah dan mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik – praktik
yang sedang berlangsung.
Survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai
instrument pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi
tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam
survei proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan
mendetail melalui kuesioner sebagai instrument utama untuk mendapatkan
informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara
spesifik. Karena itu penggunaan teknik sampling yang benar sangat menentukan
kualitas riset. 44
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian yang dilakukan ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data
primer dan data sekunder.
44
Ibid. Hal 59
40
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau
tangan pertama di lapangan.
2.
Data sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung. Dapat diperoleh juga
melalui data dari pihak universitas untuk jumlah mahasiswa. Data
primer umumnya berbentuk catatan atau laporan dokumentasi oleh
lembaga tertentu yang dipublikasikan.
Berdasarkan jenis data yang digunakan oleh peneliti, teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini meliputi dua metode, yaitu :
1. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.45
Pada penelitian ini, peneliti menyebar kuesioner kepada mahasiswa
ilmu komunikasi.
45
Sugyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta. h 74
41
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala Likert dengan menggunakan data ordinal. Skala ini disebut skala
Likert, karena pertama kali dikembangkan oleh Rensis Likert, dan
sering disebut sebagai method of summated ratings yang berarti nilai
peringkat setiap jawaban atau tanggapan itu dijumlahkan sehingga
mencapai nilai total. 46 Responden akan diminta menjawab pertanyaan
dengan pilihan jawaban sebagai berikut:
a. Sangat Setuju (SS), yang memiliki skor 4.
b. Setuju (S), yang memilki skor 3.
c. Tidak Setuju (TS), yang memiliki skor 2.
d. Sangat Tidak Setuju (STS), yang memiliki skor 1.47
2. Studi kepustakaan
Studi dokumentasi digunakan sebagai data sekunder. Studi
dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa
berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi. 48
Studi Kepustakaan yaitu mencari data penunjang melalui buku
dan data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Dalam hal ini adalah dengan menggunakan buku-buku ilmu
46
Rosady Ruslan. 2006. .Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Jakarta: PT Raja
Grafindo. h 196
47
Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survai Edisi Revisi. Jakarta: LP3ES. h 102
48
Soehartono Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya. h 70.
42
komunikasi. Semua itu digunakan sebagai referensi atau pedoman dan
dasar teori bagi pembahasan masalah.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kuantitas atau karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya 49.
Pengertian lainnya bahwa populasi adalah semua unit yang menjadi
objek penelitian. Sedangkan menurut Jalaludin Rakhmat populasi adalah
kumpulan dari objek yang diteliti. Dari beberapa definisi tentang populasi di
atas penulis menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan dari objek
yang diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UNTIRTA
jurusan ilmu komunikasi angkatan 2009, 2010, 2011 dan 2012. Berikut data
jumlah mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Sultan Agen Tirtayasa :
49
Ibid. Hal 61
43
Tabel 3.1
Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Agen Tirtayasa 50
No
Jumlah mahasiswa ilmu komunikasi
Jumlah
1
Angkatan 2009
154
2
Angkatan 2010
139
3
Angkatan 2011
145
4
Angkatan 2012
116
Total
554
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.51 Definisi lainnya mengenai sampel adalah sebagian
individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. 52 Sedangkan
menurut Nasution dan Usman ” sampel adalah bagian dari populasi yang
diteliti”
Sampel sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi tersebut haruslah
representatif atau benar-benar dapat mewakili populasi yang diteliti. Sebab
50
Bagian Akademik dan Kemahasiswaan FISIP UNTIRTA 2013
Soehartono Irawan. Op. Cit. 2002. h 62
52
Narbuko, Cholid dan abu Ahmadi. 2005. Metode Penelitian.Jakarta: Bumi Aksara. h 107
51
44
apa yang dipelajari dari sampel tersebut harus dapat diberlakukan pada
populasinya.53
3.5 Teknik Penarikan Sampel
Dalam penelitian ini peniliti menggunakan teknik penarikan sampel acak
(Probability sampling). Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. 54 Jenis sampel probabilitas yang digunakan
adalah Simple Random Sampling (sederhana), dikatakan sederhana karena
pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu. 55 Sampel diambil berdasarkan ketentuan
presisi ditetapkan diantara ± 10% dengan ketentuan besarnya sampel pada tingkat
kesalahan 0,1 dan tingkat kepercayaan (reability) 90 %.
Dengan menggunakan rumus yamane dibawah ini:
n=
N
N.d² +1
Keterangan:
n = jumlah sampel
53
Sugyono. Op. Cit. 2008. h 74
Ibid. h 63
55
Ibid. h 64
54
45
N = Jumlah Populasi
d² = Presisi / tingkat kesalahan (10%) = 0,1
n=
N
N.d² +1
n=
554
554.(0.1)²+1
n=
554
554.(0.01)+1
=
84,7 atau dibulatkan 85 orang
Berdasarkan rumus Yamane diperoleh sampel sebanyak delapan puluh lima
mahasiswa.
3.6 Uji Reliabilitas dan Validitas Data
3.6.1 Uji Reliabiltas Data
Sebelum melakukan penelitian dengan menyebarkan angket pada
sejumlah sampel penelitian, peneliti melakukan uji validitas. Uji validitas
dilakukan di tempat atau lokasi yang memiliki kemiripan karakteristik
46
dengan tempat penelitian asli. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan di
Komplek Untirta, Pakupatan – Serang.
Peneliti menggunakan SPSS 16 sebagai penguji data validitas dan
realibilitas. Kevalidan masing-masing pertanyaan dapat dilihat dari hasil
perhitungan SPSS pada nilai corrected item total correlation. Suatu butir
pertanyaan dikatakan valid jika r-hitung yang merupakan nilai corrected
item total correlation lebih besar dari r-tabel. Setelah nilai r diketahui, maka
dibandingkan dengan taraf signifikansi 5% atau 1% dengan melihat baris N2. Jika nilai r di atas angka kritik 5%, maka data instrumen dinyatakan
valid.56
Sementara alat ukur disebut reliabel bila alat ukur tersebut secara
konsisten memberikan hasil atau jawaban yang sama terhadap gejala yang
sama, walau digunakan berulang kali. Reliabilitas mengandung arti bahwa
alat
ukur
tersebut
stabil
(tidak berubah-ubah),
dapat
diandalkan
(dependable), dan tetap (consistent).57
Peneliti melakukan uji reliabilitas dengan menghitung koefisien Alpha
Cronbach dari masing-masing item dalam suatu variabel. Instrumen yang
56
57
Rachmat Kriyantono. Op.Cit. 2008. h l39
Triton P.B. 2006. Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Andi Offset. h. 248.
47
dipakai dalam variabel tersebut dikatakan reliabel apabila memiliki Alpha
Cronbach lebih dari 0,60 58. Berikut ini tabel tingkat reliabilitas nilai Alpha :
Tabel 3.2
Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Nilai Alpha
Tingkat Reliabilitas
0.00 – 0.20
Kurang Reliabel
0.20 – 0.40
Agak Reliabel
0.40 – 0.60
Cukup Reliabel
0.60 – 0.80
Reliabel
0.80 – 1.00
Sangat Reliabel
3.6.2 Uji Validitas Data
Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana instrumen
(misalnya kuesioner) akan mengukur apa yang ingin diukur 59. Dalam
penelitian ini, penulis menguji validitas dengan menggunakan program
58
Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analitis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. h 98
59
Rachmat Kriyantono. 2008. Riset Komunikasi, Cetakan ke-3. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. h 141
48
aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16. Uji
validitas dalam penelitian dilakukan untuk memastikan bahwa masingmasing pertanyaan akan terklarifikasi pada variabel-variabel yang telah
ditetapkan (construct validity). Syarat instrumen yang baik adalah instrumen
tersebut harus valid. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang hendak diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi
akan mempunyai varian kesalahan yang kecil, sehingga data yang terkumpul
merupakan data yang dapat dipercaya. Uji validitas digunakan untuk
mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam
mendefinisikan suatu variabel.60
3.6.3 Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas
Tabel 3.3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.774
N of Items
10
Output SPSS yang terdiri dari 10 pertanyaan dalam variabel brand
ambassador tersebut menunjukkan tabel Reliability Coefficients yang
60
Yustiawaty Nursarah. 2010. Hubungan Antara Persepsi Karyawan Outsource dengan Citra
PT. Advanced Career Indonesia. Skripsi. h. 39
49
terlihat sebagai Croanbach’s Alpha 0,888 > 0,60. Dapat disimpulkan bahwa
konstruk pertanyaan tersebut reliable.
Tabel 3.4
Item-Total Statistics
Scale
Scale Mean if Variance if
Item Deleted Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Q1
23.60
9.076
.481
.864
Q2
23.70
8.769
.569
.857
Q3
23.53
8.602
.701
.847
Q4
23.47
9.016
.594
.856
Q5
23.70
8.424
.698
.846
Q6
23.50
9.362
.426
.868
Q7
23.63
8.585
.652
.850
Q8
23.77
9.082
.457
.867
Q9
23.63
8.585
.652
.850
Q10
23.57
8.737
.625
.853
Menentukan besarnya nilai R table dengan ketentuan df = jumlah
sampel -2 atau 30 – 2 = 28 dengan tingkat signifikansi sebesar 5% angkanya
= 0,361 yang terdapat dalam tabel nilai-nilai r product moment. Analisa
output dapat dilihat pada bagian correlated item total correlation. Dari tabel
di atas item pertanyaan sudah valid.
50
3.7 Teknik Analisis Data
Statistik inferensial digunakan untuk riset ekplanatif yang bertujuan
menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Sebelum memilih jenis
rumus yang dikehendaki.
3.7.1 Analisis Deskriptif
Analisis
deskriptif
adalah
metode
yang
digunakan
untuk
mendeskripsikan variabel, yaitu variabel brand ambassador. Dalam analisis
deskriptif ini, perhitungan yang digunakan untuk mengetahui tingkat
presentase skor jawaban dari variabel, dengan rumus sebagai berikut :
%=
𝐧
𝐗𝟏𝟎𝟎%
𝐍
Keterangan :
n = skor empirik (skor yang diperoleh)
N = jumlah seluruh skor atau nilai (skor ideal)
Perhitungan deskriptif presentase ini mempunyai langkah-langkah
sebagai berikut :
4. Menentukan angka presentase maksimal
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥
𝐗 𝟏𝟎𝟎%
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥
51
𝟓
𝑿 𝟏𝟎𝟎% = 𝟏𝟎𝟎%
𝟓
5. Menentukan angka presentase minimal
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐢𝐧𝐢𝐦𝐚𝐥
𝐗 𝟏𝟎𝟎%
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥
𝟏
𝑿 𝟏𝟎𝟎% = 𝟐𝟎%
𝟓
6. Menentukan interval kelas presentase, diperoleh dari pembagian
kriteria terhadap rentang presentase (100% − 20% = 80%), maka
didapat 80% : 5 = 16%.
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang
diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase diperoleh
sebagai berikut :
Tabel 3.5
Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
No
Rentang Persentase
Kriteria
1
84% − 100%
Sangat Baik
2
83% − 67%
Baik
3
66% − 50%
Cukup Baik
4
49% – 33%
Tidak Baik
5
32% – 16%
Sangat Tidak Baik
52
3.8 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang diambil dalam penelitian ini adalah Kampus Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa Serang, Banten.
jan
Feb Maret april
Juni
Des
april
Juni
Kegiatan
12 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
ACC Judul
Bab I
Bab II
Bab III
Sidang
outline
Kuisioner
Bab 4
Bab 5
Sidang
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Deskripsi Singkat PT WINGS (WINGS FOOD)
Gambar 4.1
WINGS Corporation didirikan pada tahun 1948 di Surabaya,
Indonesia. Selama lima puluh tahun terakhir perusahaan ini telah
berkembang dari sebuah industri rumah kecil menjadi pemimpin pasar
(market leader) yang mempekerjakan ribuan orang dengan pabrik-pabrik
berlokasi di Jakarta dan Surabaya.
Tujuan WINGS Corporation adalah memproduksi produk-produk
berkualitas internasional dengan harga ekonomis. Produksi pertama Wings
dimulai dengan pembuatan sabun cuci hijau buatan tangan. Dengan produk
53
54
ini Wings berhasil menembus pasar kompetitif pada akhir 1940-an. Segera
setelah itu, mereka memperkenalkan sebuah produk baru krim deterjen yang
sangat membantu kebutuhan toileteries rumah tangga. Seiring dengan
perkembangan Wings yang begitu pesat, maka pabrik kedua P.T. Sayap Mas
Utama, dibangun di Jakarta.
Wings menghasilkan produk antara lain sabun, bedak dan deterjen,
pembersih lantai, pelembut kain, dan pembalut untuk market di seluruh
Indonesia dan sekitarnya. Sedangkan pabrik ketiga P.T. Lionindo Jaya
dibangun di Jakarta bersama-sama dengan Lion Corporation Jepang untuk
memproduksi merk seperti Emeron, Ciptadent, dan Mama lemon. Produk
merka termasuk shampoo, shower gel, produk perawatan kulit, pasta gigi.
Setelah lima tahun, merk ini berhasil menangkap pangsa pasar yang
signifikan di Indonesia.
Kemudian Wings mengembangkan sayap usahanya secara vertikal dan
horizontal, bahkan ke sektor lain seperti bahan bangunan. Dengan tetap
berpijak pada filosofi "To produce Quality and Affordibility at the
Convenience of our customers." Sejak tahun 1948 Wings telah berproduksi
meski sangat sederhana dengan menggunakan minyak kelapa untuk
memproduksi sabun cuci, dan menjual dari pintu ke pintu. Selanjutnya
WINGS menghasilkan ratusan produk pembersih rumah tangga, dari pasta
gigi dan shampo, deterjen dan pembersih porselen. Bukan itu saja mereka
juga mempekerjakan ribuan orang di puluhan pabrik manufaktur dan pusat
55
distribusi di seluruh Indonesia. Merk utama seperti Ekonomi, SoKlin, dan
GIV dikenal sebagai produk yang sangat baik dan berkualitas
Dengan kekuatan yang dimilikinya, WINGS mencoba berekspansi
dengan mengekspor produk ke beberapa negara di dunia, dari Nigeria
sampai Filipina. Wings telah berinvestasi baik integrasi hulu dan hilir.
Sehingga memungkinkan bagi mereka menghasilkan secara konsisten
produk-produk berkualitas dengan biaya lebih rendah berupa harga jual
yang lebih rendah dibanding pesaingnya.
Keberhasilan Wings ini didukung oleh berbagai aspek diantaranya
karyawan yang berdedikasi tinggi untuk menghasilkan produk berkualitas
dan competitif bagi pelanggan. Dan Wings sendiri yang mampu
mempertahankan kualitas sekaligus melakukan efisiensi sehingga saat krisis
pun justru dijadikan peluang untuk meluncurkan produk seperti Daia yang
dipatok dengan harga lebih rendah dari Rinso dan Soklin. WINGS
mendorong perekonomian bukan hanya nasional tapi internasional
(khususnya
Asia)
melalui
investasi
dalam
kapasitas
tambahan,
memperkenalkan produk-produk inovatif baru, mendorong proyek-proyek
perbaikan seluruh organisasi, serta fokus pada human resource. Sehingga
pada akhirnya Wings dapat menjamin kesuksesan di milenium baru
mendatang
56
Periode sejarah Wings:
 1948 Ferdinan Katuari dan Harjo Sutanto mendirikan Fa Wings,
memproduksi sabun colek skala home industri melalui sistem door to
door.
 1950 sabun mandi Wings mulai dipasarkan.
 1971 membangun perusahaan sabun dan detergen, seperti sabun merk
Ekonomi.
 1980 merk Wings Biru dan Dangdut dilepas ke pasaran. Mendirikan PT
Unggul Indah Cahaya sebagai produsen alkybenzene, bahan baku
produk detergen bersama beberapa investor.
 1983 mendirikan PT Multipack
 1986 mengembangkan PT Petrocentral (integrasi vertical horizontal)
 1989 terjun ke bisnis keramik dengan mendirikan PT Adyabuana
Persada, merk Keramik Milan dan Hercules. Di bidang finance
mendirikan Bank Ekonomi yang beraliansi dengan Lion Corporation
serta mendirikan PT Lionindo Jaya.
 1990 merk Extra Aktif dan detergen Merk So klin.
 1991 Fa Wings berganti nama menjadi PT Wings Surya.
 1995 membeli plantation PT Damit Mitra Sekawan dan PT Gawi
Makmur Kalimantan menghasilkan Oleochemical. Bersama Siam
57
Cement bisnis gypsum dan semen Fiber melalui PT Siam Indo Gypsum
Industri (merk Elephan).
 1998 meluncurkan detergen Daia saat krismon.
 2000 membeli saham Ecogreen Oleochemical melalui konsorsium.
 2001 mendirikan perusahaan sekuritas Eko Kapital.
 2002 merambah property, Pulogadung Trade Center bersama Djarum.
 2003 meluncurkan Mie sedap.
Wings dikenal dari kualitas produk yang berkualitas, harga yang
terjangkau dan dapat dibeli di manapun berada (terdistribusi secara
menyeluruh). Wings berfokus pada kepentingan customer, supplier,
company dan karyawan. Wings fokus pada pengembangan sumber daya
manusia, karena menyadari bahwa orang-orang di Wings sangat penting
bagi keberhasilan perusahaan.
4.1.2 Deskripsi Umum Iklan Kopi Top Coffee
Iklan Top Coffee yang sering muncul di televisi menggunakan Iwan
Fals Sebagai brand ambassador. Iklan kopi Top Coffee dimulai dengan
Iwan Fals yang berkata “Bongkar kebiasaan lama” dengan penuh semangat.
Kata “bongkar” ini sendiri merupakan judul lagu Iwan Fals yang sudah
sangat terkenal yang bercerita tentang sudah tidak ada lagi cinta dan
keadilan. Setelah Iwan Fals lalu muncul “orang bule” yang merupakan
58
peracik kopi dari negara asing yang menjelaskan dengan bahasa inggris
tentang proses pembuatan kopi Top Coffee. Bila diartikan dalam bahasa
Indonesia maka terjemahnya sebagai berikut :”Top Coffee maha karya
perpaduan Robusta dan Arabica, Top Coffee diproses dengan ketepatan
temperatur dan waktu sampai hitungan detik untuk menciptakan rasa dan
aroma kopi yang kuat berkarakter khas Top Coffee. Keseimbangan antara
kekuatan dan cita rasa kopi kelas dunia”.
Dalam iklan Top Coffee juga ada adegan Iwan Fals yang sedang
menghirup aroma kopi Top Coffee, yang disusul oleh adegan Iwan Fals
sedang mencicipi kopi yang baru saja diracik oleh peracik kopi yang muncul
di awal iklan dan Iwan Fals kemudian menyeruput secangkir kopi dengan
suara khas orang yang sedang menikmati kopi. Selanjutnya Iwan Fals
mengatakan bahwa karakter orang Indonesia adalah berani, kuat dan berjiwa
seni yang merupakan karakter dari kopi Top Coffee juga yaitu mempunyai
inovasi yang berani, rasa yang kuat serta merupakan hasil karya seni dalam
peracikan kopi.
Di penghujung iklan muncul juga artis perempuan muda yaitu Nikita
Willy dan Samuel Zylgwyn yang juga memegang gelas kopi. Nikita willy
dan Samuel ini untuk mewakili variasi rasa lain dari Top Coffee yaitu kopi
susu yang diwakili Nikita Willy dan kopi mocca untuk Samuel, karena PT
Wing Food langsung mengeluarkan 3 variasi rasa sekaligus untuk kopi Top
Coffee ini. Dua artis ini juga yakni Nikita Willy dan Samuel
59
menggambarkan bahwa Top Coffee ini bisa dinikmati oleh semua umur
baik yang muda maupun yang tua dan juga laki-laki ataupun perempuan.
Adegan terakhir yang paling inti adalah munculnya kembali Iwan Fals
dan “menantang” para pecinta kopi khususnya dan masyarakat Indonesia
umumnya dengan kata-kata “Jangan bilang kamu pecinta kopi kalau belum
coba Top Coffee”. Kata-kata seperti ini tentunya akan menimbulkan rasa
penasaran dan rasa ingin mencoba kopi Top Coffee ini, karana di akhir iklan
ini dikatakan bahwa Top Coffee merupakan kopinya orang Indonesia,
sehingga dengan kata lain orang yang mengaku sebagai orang Indonesia
harus berani membongkar kebiasaan lamanya dalam minum kopi dan
mencoba kopi yang baru yaitu kopi Top Coffee sebagai bukti rasa cinta
kepada Negara Indonesia dan tentunya kopi Indonesia.
Kopi Top Coffee merupakan produk kopi dari perusahaan besar yang
sudah cukup terkenal yaitu PT Wings Food. Sudah banyak produk makanan
dan kebutuhan rumah tangga yang dikeluarkan oleh PT Wings Food dan
sukses merebut hati masyarakat Indonesia karena kualitas dan harganya
yang ekonomis. Contohnya seperti mie sedap, sabun krim ekonomi, mama
lemon dan lain-lain. PT Wings Food memperkenalkan produk terbarunya
yaitu kopi Top Coffee ini dengan memanfaatkan kepopuleran Iwan Fals
sebagai penyanyi legendaris yang sampai saat ini lagunya masih banyak
disukai oleh masyarakat dan masih dikenal di dunia musik Indonesia.
60
Pemilihan Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top
Coffee ini karena Kopi Top Coffee dan Iwan Fals memiliki kesamaan yaitu
sama-sama memiliki karakter Indonesia. Iwan Fals melalui lagu-lagunya
yang cenderung membela dan menyampaikan aspirasi rakyat kecil, derita
rakyat dan keadaan rakyat yang sesungguhnya merupakan figure yang
mempunyai sifat nasionalisme yang tinggi, bahkan Iwan Fals mempunyai
nama panggilan untuk penggemarnya yaitu OI (orang Indonesia). Hal ini
sangat sesuai dengan kopi Top Coffee yang mengusung tag line “kopinya
orang Indonesia” dan Iwan Fals ini merupakan seorang yang dapat mewakili
orang Indonesia ini.
Gambar 4.2
Screenshoot Iklan Top Coffee
61
4.1.3 Deskripsi Umum Iwan Fals
Virgiawan Listanto atau yang lebih dikenal dengan nama Iwan Fals
lahir pada tanggal 3 September 1961 di ibukota Jakarta. Beliau merupakan
musisi beraliran balada dan country. Berkat lagu-lagunya yang konsisten
mengangkat persoalan sosial dan meneropong kaum pinggiran yang dekat
dengannya, bermakna kritik yang berdampak 'cekal' baginya di masa Orde
Baru membuat Bung Iwan menjadi legenda hidup bangsa ini61.
Iwan lahir dari pasangan almarhum Haryoso (ayah) dan Lies (ibu).
Iwan menikah dengan Rosanna (mbak os) dan mempunyai anak Galang
rambu anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu
Robbani.62
Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan
pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau
biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktivitas para
penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor cabang OI dapat ditemui
setiap penjuru nusantara dan beberapa bahkan sampai ke manca negara.
Mayoritas lagu-lagu Iwan memotret suasana sosial kehidupan Indonesia di
akhir tahun 1970-an hingga sekarang, serta kehidupan dunia pada
61
Biografi Iwan Fals. http://gudang-biografi.blogspot.com/2011/02/biografi-iwan-fals.html (diakses 15
februari 2013)
62
Sekilas Biografi Iwan Fals. http://iwan-fals.blogspot.com/search/label/Biografi%20Satu (diakses 17
februari 2013)
62
umumnya, dan kehidupan itu sendiri, ternyata juga pernah aktif dalam
kegiatan olahraga sertapernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat
Nasional, Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas
dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan
juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga. 63
Album-album karya Iwan Fals antara lain: Canda Dalam Nada (1979),
Canda Dalam Ronda (1979), Perjalanan (1979), 3 Bulan (1980), Sarjana
Muda (1981), Opini (1982), Sumbang (1983), Barang Antik (1984), Sugali
(1984), KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) (1985), Sore Tugu Pancoran
(1985), Aku Sayang Kamu (1986), Ethiopia (1986), Lancar (1987), Wakil
Rakyat (1988), 1910 (1988), Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu (1988),
Mata Dewa (1989), Swami I (1989), Kantata Takwa (1990), Cikal (1991),
Swami II (1991), Belum Ada Judul (1992), Hijau (1992), Dalbo (1993),
Anak Wayang (1994), Orang Gila (1994), Lagu Pemanjat (bersama Trahlor)
(1996), Kantata Samsara (1998), Best Of The Best (2000), Suara Hati
(2002), In Collaboration with (2003), Manusia Setengah Dewa (2004), Iwan
Fals in Love (2005), 50:50 (2007), Untukmu Terkasih (2009) - mini album,
Keseimbangan - Iwan Fals (2010).64
63
64
Biografi Iwan Fals Penyanyi Legendaris Indonesia. Op. Cit
Ibid.
63
Iwan Fals merupakan seorang pemusik, penyanyi, sekaligus pengarang
lagu yang setiap pentasnya dibanjiri massa. Kharisma dan figur Iwan Fals
menjadi magnet yang untuk menarik orang untuk berbondong-bondong
datang berkomunikasi dengan sang idola
lewat
lirik
lagu
yang
dinyanyikannya. Kemampuan mengumpulkan massa dalam jumlah banyak
juga diulas oleh majalah Mode No. 5/XIX/5-18 Maret 1990 dengan judul
“Iwan Fals Di Mata Penggemar”. Berikut petikannya : Di setiap kesempatan
pementasan. Penonton selalu mengelukan nama Iwan Fals. Judul-judul lagu
yang menjadi hits lewat vokal Iwan Fals senantiasa diminta untuk
dinyanyikan. Di luar pentas, berbagai atribut yang berkaitan dengan Iwan
muncul dimana-mana mulai dari tembok kumuh hingga dada (di atas kaus
oblong dan seragarn sekolah) tulisan nama dan wajah Iwan, juga beberapa
judul lagunya menjadi hiasan. Muncul pula kelompok yang diembel-embeli
dengan Fals. Di tengah masyarakat, khususnya kaum muda, muncul
semacam Iwan mania.
Gambar 4.3
Famplet Top Coffee
64
Iwan Fals merupakan musisi berpengaruh melalui karyanya, tidak
salah bila Majalah Time Asia edisi 29 April 2002 memilihnya sebagai salah
satu “Pahlawan Besar Asia”. namanyapun bersandingan dengan Pramoedya
Ananta Toer, Xanana Gusmao dan Jackie Chan 65.Berbeda dengan boy band
seperti yang dikatakan oleh Jason Tedjasukmana wartawan majalah
tersebut, kalau Iwan Fals tetap konsisten mempersoalkan kediktatoran dan
tetap berdiri ketika yang lainnya merunduk. Setidaknya hal itulah yang
membuat kiprah dan sosok Iwan Fats cukup menarik untuk dibicarakan atau
dijadikan pembahasan. Kepopuleran Iwan Fals dimulai dengan kemunculan
album solo pertamanya yang berjudul “Sarjana Muda”. Saat itu juga
menjadi awal pemberian predikat pengarang yang penuh dengan protes dan
kritik sosial oleh beberapa media.
Gambar 4.4
Iwan Fals dalam Cover Majalah Time
65
Mokoo Awe. 2003. Fals, Nyanyian di Tengah Kegelapan. Yogyakarta: Ombak. h 15
65
4.2 Deskripsi Data Responden
Untuk mengetahui opini mahasiswa mengenai Iwan Fals sebagai brand
ambassador dalam iklan Top Coffee, telah dilakukan pengumpulan data melalui
penyebaran angket, sebelum masuk ke pertanyaan inti orang-orang diseleksi atas
dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti yaitu mahasiswa yang
mengetahui Iwan Fals sebagai selebriti dan juga mahasiswa yang sudah pernah
melihat iklan Top Coffee yang dibintangi oleh Iwan Fals yang semua kriteria
tersebut sudah ditanyakan dalam pertanyaan screening di kuesioner.
Penyebaran angket dilakukan kepada 85 orang responden yang terdiri dari
10 pertanyaan. Data responden merupakan daftar pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dalam angket berupa data pribadi responden. Perincian data responden
dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 4.1
Jenis kelamin
Frequency Percent
Valid
Valid
Percent
Cumulative Percent
laki-laki
60
71.4
71.4
71.4
perempuan
25
28.6
28.6
100.0
Total
85
100.0
100.0
(Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS)
Tabel di atas menunjukan bahwa jumlah responden adalah 85 orang yang
terbagi dengan jenis kelamin laki-laki 60 orang atau 71% dan yang berjenis
kelamin perempuan 25 orang atau 29%.
66
4.3 Hasil Deskripsi Pernyataan kuesioner variabel Brand ambassador Iwan Fals
Berdasarkan survei yang dilakukan secara random pada 85 responden,
ditemukan sejumlah hasil sebagai berikut :
4.3.1 Visibility (Popularitas)
Pada sub variabel visibility ini ada 3 (tiga) indikator yaitu dikenal,
disukai dan disenangi.
1. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand
ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang
terkenal mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2
Aktor iklan Top Coffee Terkenal
Valid
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
sangat tidak setuju
6
7.1
7.1
7.1
tidak setuju
24
27.4
27.4
34.5
Setuju
51
60.7
60.7
95.2
sangat setuju
4
4.8
4.8
100.0
Total
85
100.0
100.0
(Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS)
Ternyata jawaban responden terbanyak adalah setuju dengan
60.7% atau 51 orang, sedangkan tidak setuju dijawab responden sebesar
27,4%. Untuk jawaban sangat setuju sebesar 4,8% dan 7,1% atau 6
67
orang menjawab sangat tidak setuju dari 85 responden. Dari hasil yang
diperoleh maka dapat disimpulkan responden setuju (60,7%) bahwa
Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan
Fals merupakan selebriti yang terkenal.
Iwan Fals sebagai penyanyi yang legendaris yang sudah
mengeluarkan banyak album dengan lagu-lagunya yang terkenal tentu
saja menjadikannya sebagai selebriti yang terkenal. Kepopuleran Iwan
Fals bukan hanya pada masa orde baru saja melainkan sampai saat ini
Iwan Fals masih menjadi musisi yang aktif di industri musik. Masih
banyak konser-konser yang diselenggarakan oleh Iwan Fals. Setiap
pertunjukan musik yang dibintangi Iwan Fals selalu dipenuhi oleh para
penggemarnya yang selalu menunggu kehadiran sang bintang idola, para
penggemarnya yang datang ke konser Iwan Fals selalu membawa
atribut-atribut yang menunjukan bahwa mereka adalah para penggemar
Iwan Fals, mulai dari atribut yang berbentuk bendera, kaos dan lain
sebagainya. Jawaban responden yg menyatakan setuju dalam penelitian
ini mencapai 60,7% yang menandakan bahwa Iwan Fals masih sangat
dikenal.
2. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand
ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang
68
disukai/mempunyai banyak penggemar mendapatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.3
Aktor iklan Top Coffee banyak penggemar.
Valid
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
sangat tidak setuju
6
6.0
6.0
6.0
tidak setuju
24
28.6
28.6
34.5
Setuju
52
61.9
61.9
96.4
sangat setuju
3
3.6
3.6
100.0
Total
85
100.0
100.0
(Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS)
Jawaban responden paling banyak yaitu setuju dengan 61,9% atau
52 orang responden, sedangkan 28,6% responden menjawab tidak setuju
atau 24 responden dari 85 responden. Sebanyak 6.0% responden
menjawab sangat tidak setuju dan 3,6% untuk responden yang
menjawab sangat setuju. Dari hasil yang diperoleh maka dapat
disimpulkan responden setuju (61,9%) bahwa Iwan Fals cocok sebagai
brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti
yang disukai/mempunyai banyak penggemar.
Setiap artis atau selebritis masing-masing mempunyai penggemar
atau fans, hal ini merupakan hal yang wajar karena mereka adalah
69
seorang public figure yang sering muncul di layar kaca televisi, sehingga
banyak orang yang mengetahui dan menjadikannya idola. OI (Orang
Indonesia) adalah sebuah nama atau wadah bagi para penggemar Iwan
Fals. Di setiap penampilan Iwan Fals OI ini selalu hadir untuk
menyaksikan idolanya, hal ini dapat dilihat dari atribut yang mereka
bawa atau mereka gunakan seperti bendera berlambangkan OI atau kaos
yang bertuliskan OI. Dalam penelitian ini terdapat total 52 responden
yang setuju dan sangat setuju bahwa Iwan Fals merupakan selebriti yang
mempunyai banyak penggemar karena presentasenya mencapa 65,5%,
hal ini menunjukkan bahwa Iwan Fals sampai saat ini tetap eksis di
industri musik.
3. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand
ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang
menyenangkan dalam menyampaikan pesan
mendapatkan hasil sebagai berikut :
iklan Top Coffee
70
Tabel 4.4
Aktor iklan Top Coffee komunikator handal.
Valid
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
sangat tidak setuju
6
7.1
7.1
7.1
tidak setuju
25
29.8
29.8
36.9
Setuju
48
56.0
56.0
92.9
sangat setuju
6
7.1
7.1
100.0
Total
85
100.0
100.0
Berdasarkan tabel di atas, responden paling banyak menjawab
setuju sebesar 56,0%, sedangkan tidak setuju sebesar 29,8% dari 84
responden, 7,1% untuk jawaban sangat tidak setuju, dan 7,1% untuk
jawaban sangat setuju. Dari hasil yang diperoleh maka dapat
disimpulkan responden setuju (56,0%) bahwa Iwan Fals cocok sebagai
brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti
yang menyenangkan dalam menyampaikan pesan iklan Top Coffee.
Menjadi seorang komunikator memang tidak mudah, karena tujuan
komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan makna, untuk dapat
mentransmisikan apa yang ada di dalam pikiran kita ke pikiran
komunikan. Komunikan bisa saja menerima makna yang berbeda
dengan apa yang disampaikan oleh komunikator, hal inilah yang
menyebabkan kesalahan komunikasi atau kesalahpahaman. Iklan
71
merupakan komunikasi satu arah yang tentu saja di samping terdapat
banyak kelebihan ada juga kekurangnya, apalagi dibatasi dengan durasi
yang singkat menyebabkan pesan dalam iklan bisa saja tidak diterima
dengan baik oleh komunikannya dan berdampak kepada penilaian
terhadap komunikator.
Cara komunikator dalam membawakan pesan dalam sebuah iklan
menjadi satu hal yang penting untuk diperhaikan, karena walau
bagaimanapun iklan yang berdurasi terbatas tersebut harus dapat
menarik perhatian khalayak yang menjadi audiensnya dan harus dapat
mempersuasi khalayak untuk mengikuti apa yang menjadi keinginan
atau isi pesan dalam iklan tersebut. Dengan cara yang natural dan tidak
terlalu menampilkan hal-hal yang berlebihan, maka iklan tersebut dapat
menjadi maksimal hasilnya dan tidak membuat khalayak menjadi jengah
untuk terus melihat iklan tersebut hingga akhir.
4.3.2 Credibility (Tingkat keahlian)
Pada sub variabel credibility ini terdapat 3 (tiga) indicator yaitu
percaya diri, ahli dan dipercaya.
1.
Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand
ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang
ahli dalam menyampaikan pesan mendapatkan hasil sebagai berikut :
72
Tabel 4.5
Aktor iklan Top Coffee komunikatif.
Valid
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
sangat tidak setuju
7
8.3
8.3
8.3
tidak setuju
23
27.4
27.4
35.7
Setuju
50
58.3
58.3
94.0
sangat setuju
5
6.0
6.0
100.0
Total
85
100.0
100.0
(Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS)
Jawaban responden terbagi dalam 4 kategori jawaban. Yang
menjawab setuju
sebesar 58,3% atau 50 responden. Lalu yang
menjawab tidak setuju sebesar 27,4%, yang menjawab sangat tidak
setuju sebesar 8,3% atau 7 orang dari 84 responden dan 6,0% menjawab
sangat setuju. Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan
responden setuju (58,3%) bahwa Iwan Fals cocok sebagai brand
ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang ahli
dalam menyampaikan pesan.
Seorang komunikan bisa dengan mudah menerima pesan dari
komunikator dan juga bisa sulit untuk menerima pesan tersebut, yang
dimaksud
menerima
adalah
menyetujui
pesan
atau
perkataan
komunikator. Hal ini dikarenakan perbedaan sudut pandang dalam
73
melihat pesan tersebut, sehingga terjadi perlawanan terhadap pesan yang
disampaikan. Komunikator yang ahli menyampaikan pesan belum tentu
selalu berhasil membuat persamaan persepsi terhadap komunikannya.
Hal ini sejalan dengan teori perbedaan individu yang peneliti
pergunakan dalam penelitian ini.
58,3% responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa Iwan
Fals merupakan selebriti yang ahli dalam menyampaikan pesan dalam
hal ini iklan Top Coffee, hal ini membuktikan bahwa credibility Iwan
Fals dalam menyampaikan produk yang diiklankan terhitung baik.
2. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand
ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang
percaya diri dalam menyampaikan produk Top Coffee mendapatkan
hasil sebagai berikut :
74
Tabel 4.6
Aktor iklan Top Coffee penuh percaya diri.
Valid
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
sangat tidak setuju
4
4.8
4.8
4.8
tidak setuju
25
28.6
28.6
33.3
Setuju
52
61.9
61.9
95.2
sangat setuju
4
4.8
4.8
100.0
Total
85
100.0
100.0
(Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS)
Jawaban responden terbagi dalam 4 kategori jawaban. Yang
menjawab setuju
sebesar 61.9% atau 52 responden. Lalu yang
menjawab tidak setuju sebesar 28.6%, yang menjawan sangat tidak
setuju sebesar 4,8 % atau 4 orang dari 85 responden dan 4,8% menjawab
sangat setuju. Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan
responden setuju 61.9% bahwa Iwan Fals cocok sebagai brand
ambassador Top Coffee karena Iwan merupakan selebriti yang percaya
dalam menyampaikan pesan.
Kepercayaan diri seseorang ketika menjadi seorang komunikator
akan sangat memberikan dampak yang baik bagi proses penyampaian
suatu pesan, pesan yang disampaikan akan lebih terasa meyakinkan dan
dapat diterima oleh komunikan. Sikap percaya diri ini menjadikan
75
seorang komunikator menjadi lebih power full di hadapan para
audiensnya dan menjadi nilai lebih bagi seorang komunikator untuk
dapat membawa perhatian audiens tertuju selalu kepada komunikator
tersebut, sehingga apa yang disampaikan oleh komunikator dapat
dengan mudah diterima oleh audiensya seperti sebuah gelas kosong
yang dituangkan air ke dalamnya.
3. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand
ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang
dapat dipercaya dalam menyampaikan pesan iklan mendapatkan hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.7
Aktor iklan Top Coffee dapat dipercaya.
Valid
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
sangat tidak setuju
6
7.1
7.1
7.1
tidak setuju
21
23.8
23.8
31.0
Setuju
50
59.5
59.5
90.5
sangat setuju
8
9.5
9.5
100.0
Total
85
100.0
100.0
(Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS)
Berdasarkan table di atas, diketahui jawaban paling banyak yaitu
tidak sebesar 59,5%. Lalu sebesar 23,8% responden menjawab tidak
76
setuju. Sedangkan 9,5% responden menjawab sangat setuju dan sebesar
7,1% responden menjawab sangat tidak setuju. Dari hasil yang diperoleh
maka dapat disimpulkan responden setuju (59,5%) bahwa Iwan Fals
cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals
merupakan selebriti yang dapat dipercaya dalam menyampikan pesan
iklan.
4.3.3 Attraction (Daya tarik)
1. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand
ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang
dipandang dekat dengan masyarakat
mendapatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.8
Aktor iklan Top Coffee dekat dengan masyarakat.
Valid
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
sangat tidak setuju
4
4.8
4.8
4.8
tidak setuju
21
23.8
23.8
28.6
Setuju
55
65.5
65.5
94.0
sangat setuju
5
6.0
6.0
100.0
Total
85
100.0
100.0
(Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS)
77
Dari tabel distribusi di atas, diketahui responden menjawab 65,5%
untuk setuju, lalu 23,8% untuk tidak setuju. Sedangkan 4,8% responden
menjawab sangat tidak setuju dan 6.0% atau 5 responden dari 84
responden yang menjawab sangat setuju. Dari hasil yang diperoleh maka
dapat disimpulkan responden setuju (65,5%) bahwa Iwan Fals cocok
sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan
selebriti yang dipandang dekat dengan masyarakat.
Lirik-lirik lagu yang dibawakan oleh Iwan Fals merupakan sebuah
kritikan dan jeritan hati masyarakat kecil terhadap pemerintah yang
selalu tidak berpihak kepada masyarakat kecil. Kritikan yang
disampaikan baik secara tersirat maupun tersurat dalam lirik-lirik lagu
Iwan Fals juga menjadikanya penyanyi yang selalu diawasi oleh
pemerintah pada saat itu. Banyak konser-konser Iwan Fals yang gagal
dilaksanakan karena tidak mendapatkan ijin dari pemerintah, bahkan ada
pula konser Iwan Fals yang disabotase dengan cara-cara yang tidak
diinginkan sehingga konser tersebut tidak berjalan dengan lancar.Dari
banyaknya lirik-lirik lagu yang mencerminkan penderitaan rakyak kecil
dan aspirasi jeritan suara hati ini menjadikan Iwan Fals terkenal dari
kalangan bawah hingga kalangan elite politik yang saat itu berkuasa.
78
2. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand
ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang
jujur dalam menyampaikan pesan mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.9
Aktor iklan Top Coffee jujur dalam menyampaikan pesan.
Valid
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
sangat tidak setuju
5
6.0
6.0
6.0
tidak setuju
23
27.4
27.4
33.3
Setuju
50
58.3
58.3
91.7
sangat setuju
7
8.3
8.3
100.0
Total
85
100.0
100.0
(Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS)
Sebanyak 58,3% responden menjawab setuju yaitu 50 responden,
sedangkan 27,4% responden menjawab tidak setuju, sebanyak 7
responden atau 8,3% menjawab sangat setuju, dan untuk jawaban sangat
tidak setuju sebesar 6%. Dari hasil yang diperoleh maka dapat
disimpulkan responden setuju (58,3%) bahwa Iwan Fals cocok sebagai
brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti
yang jujur dalam menyampaikan pesan.
79
4.3.4 Power (Kekuatan)
1. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand
ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang
mampu memberikan inspirasi mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.10
Aktor iklan Top Coffee inspiratif.
Valid
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
sangat tidak setuju
5
6.0
6.0
6.0
tidak setuju
23
26.2
26.2
32.1
Setuju
51
60.7
60.7
92.9
sangat setuju
6
7.1
7.1
100.0
Total
85
100.0
100.0
(Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS)
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, responden paling
banyak menjawab setuju dengan presentasi 60,7%. Sedangkan untuk
tidak setuju sebesar 26,2% atau 23 responden dari 84 responden, sebesar
6,0% responden menjawab sangat tidak setuju, dan untuk jawaban
sangat setuju sebesar 7,1%. Dari hasil yang diperoleh maka dapat
disimpulkan responden setuju (60,7%) bahwa Iwan Fals cocok sebagai
brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti
yang mampu memberikan inspirasi.
80
Seorang penggemar atau fans yang mengidolakan seseorang
cenderung melakukan atau mencontoh apa yang dilakukan oleh
idolanya, mulai dari cara berpakaian, gaya rambut dan sebagainya.
Tetapi tidak selamanya seorang idola dapat memberikan inspirasi
kepada penggemarnya, karena mungkin artis tersebut bukanlah satusatunya tokoh yang diidolakan.
49 orang responden atau 58,3% dari 84 jumlah responden
menyatakan bahwa Iwan Fals merupakan selebriti yang mampu
memberikan inspirasi, hal ini dikarenakan oleh popularitas Iwan Fals
dan citra yang dibentuk oleh Iwan Fals dengan lagu-lagunya yang
banyak membawakan suara hati rakyat Indonesia sehingga hal ini
menginspirasi orang untuk melakukan hal yang sama.
2. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand
ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang unik
(berbeda) ketika menyampaikan pesan mendapatkan hasil sebagai
berikut :
81
Tabel 4.11
Aktor iklan Top Coffee kharismatik.
Valid
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
sangat tidak setuju
2
2.4
2.4
2.4
tidak setuju
22
25.0
25.0
27.4
Setuju
58
69.0
69.0
96.4
sangat setuju
3
3.6
3.6
100.0
Total
85
100.0
100.0
(Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS)
Berdasarkan tabel di atas, jawaban paling banyak yaitu tidak setuju
dengan presentase 25,0% atau 21 responden. Sedangkan responden yang
menjawab sangat tidak setuju sebesar 2,4 atau 2 responden, yang
menjawab setuju sebesar 69,0%, dan sebesar 3,6% untuk jawaban sangat
setuju. Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan responden
setuju(69,0%) bahwa Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top
Coffee karena Iwan merupakan selebriti yang unik (berbeda) ketika
menyampaikan pesan.
82
4.4 Deskripsi Akumulasi Indikator Penelitian
Setelah mengolah data dengan memberikan deskripsi dari masing-masing
pertanyaan yang dikembangkan dari indikator brand ambassador. Maka penulis
mengukur persentase masing-masing indikator, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.12
Analisis Deskriptif Persentase
82%-100%
Sangat positif
63%-81%
Positif
44%-62%
Cukup positif
25%-43%
Negatif
6%-24%
Sangat negatif
(Sumber: olahan peneliti)
1. Visibility
Berkaitan dengan sub variabel visibility ini terdapat 3 indikator yang
dikembangkan menjadi 3 pertanyaan.
Jumlah skor akumulasi yang menjawab 4 :
13 x 4 = 52
Jumlah skor akumulasi yang menjawab 3 : 151 x 3 = 453
Jumlah skor akumulasi yang menjawab 2 : 73 x 2 = 146
Jumlah skor akumulasi yang menjawab 1 :
Jumlah
18 x 1 = 18
= 699
Jumlah skor sub variabel visibility :
Skor tertinggi (untuk jawaban Sangat Setuju) : 4 x 255 = 1020
Skor terendah (untuk jawaban Sangat Tidak Setuju) : 1 x 255 = 255
83
Maka : 699/1020 x 100% = 65,6% tergolong positif
2. Credibility
Berkaitan dengan sub variabel credibility ini terdapat 3 indikator yang
dikembangkan menjadi 3 pertanyaan.
Jumlah skor akumulasi yang menjawab 4 :
17 x 4 = 68
Jumlah skor akumulasi yang menjawab 3 : 152 x 3 = 456
Jumlah skor akumulasi yang menjawab 2 :
69 x 2 = 138
Jumlah skor akumulasi yang menjawab 1 :
17 x 1 = 17
Jumlah
= 679
Jumlah skor sub variabel credibility:
Skor tertinggi (untuk jawaban Sangat Setuju) : 4 x 255 = 1020
Skor terendah (untuk jawaban Sangat Tidak Setuju) : 1 x 255 = 255
Maka : 679/1020 x 100% = 66,6% tergolong positif
3. Attraction
Berkaitan dengan sub variabel attraction ini terdapat 2 indikator yang
dikembangkan menjadi 2 pertanyaan.
Jumlah skor akumulasi yang menjawab 4 :
12 x 4 = 48
Jumlah skor akumulasi yang menjawab 3 : 105 x 3 = 315
Jumlah skor akumulasi yang menjawab 2 :
44 x 2 = 88
Jumlah skor akumulasi yang menjawab 1 :
9 x1=
Jumlah
9
= 460
84
Jumlah skor sub variabel attraction:
Skor tertinggi (untuk jawaban Sangat Setuju) : 4 x 170 = 680
Skor terendah (untuk jawaban Sangat Tidak Setuju) : 1 x 170 = 170
Maka : 460/680 x 100% = 67,6% tergolong positif
4. Power
Berkaitan dengan sub variabel power ini terdapat 2 indikator yang
dikembangkan menjadi 2 pertanyaan.
Jumlah skor akumulasi yang menjawab 4 :
9 x 4 = 36
Jumlah skor akumulasi yang menjawab 3 : 109 x 3 = 327
Jumlah skor akumulasi yang menjawab 2 :
Jumlah skor akumulasi yang menjawab 1 :
45 x 2 = 90
7x1=
Jumlah
7
= 460
Jumlah skor sub variabel power:
Skor tertinggi (untuk jawaban Sangat Setuju) : 4 x 170 = 680
Skor terendah (untuk jawaban Sangat Tidak Setuju) : 1 x 170 = 170
Maka : 460/680 x 100% = 67,6% tergolong positif
85
4.5 Total Hasil Analisis Deskriptif Variabel Brand ambassador
Setelah mendeskripsikan masing-masing pertanyaan di setiap sub variabel
dan indikatornya, maka penulis mengukur berapa besar total presentase variabel
brand ambassador :
Analisis deskriptif variabel brand ambassador yaitu :
%=
=
n
N
x 100%
2268
3400
x 100%
= 66,7 %
Perhitungan di atas menunjukkan bahwa opini mengenai Iwan
Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee sebesar
66,84 % dan dikategorikan cukup baik yang dapat dilihat di tabel 3.7.
4.6
Pembahasan
Dalam penelitian ini tujuannya peneliti ingin mengetahui opini mahasiswa
ilmu komunikasi Untirta mengenai Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam
iklan Top Coffee. Dengan menggunakan teori perbedaan sosial yang dicetuskan
oleh Malvin de Fleur yang menelaah perbedaan-perbedaan individu sebagai
sasaran media ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu.
Menurut teori ini individu-individu sebgai anggota khalayak sasaran media
massa secara selektif menaruh perhatian kepada pesan-pesan terutama jika
86
pesan yang disampaikan berkaitan dengan kepentingannya yang didukung oleh
nilai-nilainya.
Setiap individu pasti memiliki opini tentang suatu iklan yang dilihatnya
baik itu opini positif maupun opini negatif sesuai dengan karakteristik dan
tatanan psikologis dari individu tersebut. Untuk mendapatkan jawaban atas
perumusan masalah pada penelitian ini, peneliti telah menyebarkan kuesioner
kepada 85 responden yang berisi tentang Iwan Fals sebagai brand ambassador
dalam iklan Top Coffee, yang dari hasil kuesioner ini dapat diketahui apakah
opini responden mengenai Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan
Top Coffee ini lebih cenderung kepada opini yang positif atau opini yang
negatif dengan menggunakan presentase.
Ada 4 (empat) kriteria brand ambassador yang yang ditanyakan kepada
85 responden yang terbagi menjadi 10 pertanyaan.
1. Visibility (popularitas)
Untuk kriteria pertama ini opini responden tergolong positif
dengan tingkat presentase 65,6%. Popularitas seseorang yang menjadi
brand ambassador menjadi faktor yang tidak bisa dianggap remeh,
karena dengan popularitas yang dimiliki oleh seseorang itu menjadi
nilai tambahan baginya untuk didengar oleh orang lain. Pada sebuah
pertemuan seorang narasumber biasanya diperkenalkan dulu latar
belakangnya oleh pembawa acara, hal ini supaya audiens atau
khalayak mengenal terlebih dahulu orang yang akan menjadi
87
narasumber tersebut dan tahu kompetensi yang dimiliki oleh seorang
narasumber.
Tingkat popularitas pada selebriti tentu saja berbeda-beda antara
yang satu dengan yang lainnya. Tingkat popularitas juga akan
berpengaruh kepada efek yang dihasilkan oleh Iwan Fals sebagai
brand ambassador dalam menyampaikan iklan Top Coffee ini Dalam
iklan seorang brand ambassador mempunyai peranan penting dalam
langkah keberhasilan komunikasi terhadap khalayaknya. Terlebih lagi
iklan di media televisi terkendala oleh waktu yang singkat sehingga
pesan yang ingin disampaikan harus dibuat ringkas tetapi padat. Faktor
popularitas seorang brand ambassador akan lebih memaksimalkan
pesan yang ingin disampaikan.
Dalam teori perbedaan individu ini, faktor psikologis mempunyai
peranan penting dalam pembentukan opini, karena apa yang dilihat
khalayak selama ini pada diri Iwan Fals dan popularitasnya sebagai
penyanyi serta track record Iwan menjadi salah satu tolak ukur untuk
menciptakan opini yang positif terhadap Iwan Fals sebagai brand
ambassador.
2. Credibility (keahlian)
Untuk credibility Iwan Fals jawaban responden tergolong positif
dengan persentase 66,6%. Seorang yang menjadi brand ambassador
sudah seharusnya mengetahui seluk beluk tentang produk yang
88
diwakilinya sehingga dalam penyampaian pesan atau iklan kepada
khalayak akan lebih terlihat percaya diri, ahli dan lebih dapat
dipercaya karena apa yang disampaikannya tersebut sudah melekat
pada diri brand ambassador itu sendiri.
Sikap
percaya
diri
seorang
brand
ambassador
dalam
menyampaikan pesan atau iklan juga akan mempengaruhi khalayak
untuk menumbuhkan sikap percaya diri mereka untuk menggunakan
produk yang diwakili oleh brand ambassador tersebut, khalayak akan
merasa menjadi bagian dari brand ambassador tersebut jika
menggunakan produk yang dipromosikannya itu.
Dari sikap percaya diri dan keahlian brand ambassador dalam
menyampaikan pesan iklan ini menumbuhkan opini positif pada
khalayak karena adanya faktor kepercayaan yang timbul dalam diri
atau psikologis khalayak tersebut sehingga jika sudah tumbuh rasa
kepercayaan terhadap keahlian brand ambassador ini maka opiniopini yang tumbuhpun akan bersifat positif.
3. Attraction (daya tarik)
Pada subvariabel attraction ini persentase yang didapat sebesar
67,6% yang artinya tergolong opini positif. Atrraction ini berkaitan
erat dengan tingkat kesamaan Iwan Fals sebagai brand ambassador
dengan produk dan khalayak sasaran. Iwan Fals merupakan selebriti
yang dekat dengan masyarakat, yang dengan lirik-lirik lagunya
89
mencoba menyampaikan aspirasi masyarakat dan jeritan hati
masyarakat kepada pemerintah yang masih kurang perduli kepada
masyarakat kecil, sehingga hal ini menjadikan Iwan Fals sebagai
selebriti yang mengerti akan permasalahan yang sedang dihadapi oleh
masyarakat.
Dengan persamaan yang ada ini pesan yang disampaikan kepada
khalayak akan terasa lebih kental rasa kekeluargaannya dan
menjadikan produk tersebut bagian dari mereka. Pada teori perbedaan
individu hal ini akan sangat berpengaruh karena latar belakang yang
sama akan mudah untuk diterima oleh khalayak karena sesuai dengan
kebutuhan personal khalayak tersebut. Rasa persamaan yang
mempengaruhi psikologis khalayak akan menumbuhkan opini positif
terhadap Iwan Fals sebagai brand ambassador.
4. Power
Pada sub variabel terakhir ini angka persentase yang didapat
sebesar 67,6% yang artinya opini responden tergolong kepada opini
yang positif. Power merupakan kemampuan brand ambassador untuk
dapat memikat hati khalayak untuk dapat menerima pesan yang
disampaikannya. Brand ambassador selain harus terkenal dan menarik
juga harus ada pada level pemujaan oleh khalayak sehingga dapat
memberikan inspirasi atau dorongan kepada khalayak untuk menerima
ajakan persuasif dalam pesan yang disampaikannya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Opini positif terbentuk dari hal-hal positif yang terdapat pada Iwan Fals
sebagai brand ambassador, latar belakang Iwan Fals sebagai penyanyi yang
membawakan lagu dengan lirik-lirik yang merupakan cerminan dari kehidupan
masyarakat membuat Iwan Fals mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat dan
menjadikan Iwan Fals sebagai penyanyi yang unik dan berbeda dari kebanyakan
penyanyi yang ada pada zamannya maupun pada saat ini.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa
:
1. Opini mahasiswa mengenai visibility Iwan Fals sebagai brand ambassador
dalam iklam Top Coffe tergolong positif dengan presentase 65,6%.
2. Opini mahasiswa mengenai credibility Iwan Fals sebagai brand
ambassador dalam iklam Top Coffe tergolong positif dengan presentase
66,6%.
3. Opini mahasiswa mengenai attraction Iwan Fals sebagai brand
ambassador dalam iklam Top Coffe tergolong positif dengan presentase
67,6%.
90
91
4. Opini mahasiswa mengenai power Iwan Fals sebagai brand ambassador
dalam iklam Top Coffe tergolong positif dengan presentase 67,6%.
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas maka saran yang
dapat peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah hendaknya PT Wings Food
sebagai
pemegang
merk
dagang
kopi
Top
Coffe,
hendaknya
dapat
mempertahankan sosok brand ambassador Iwan Fals dan memperbaiki lagi
faktor komunikasi yang dirasakan kurang dalam promosi kopi Top Coffee ini
sehingga dapat memberikan efek positif bagi merk serta meningkatkan minat beli
masyarakat terhadap produk yang ditawarkan.
Pemilihan Iwan Fals sebagai brand ambassador dirasa sudah tepat karena
opini yang terbentuk adalah opini positif yang tentunya hal itu adalah yang
diharapkan oleh perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Oemi. 2003. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung : PT Citra
Aditya Bhakti
Anggoro, M. Linggar. 2005. Teori & Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Ardianto, Elvinaro, Lukiati, Komala. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Assael, Henry. 1998. Custumer Behavior and Marketing Action. Boston : Wadsworth
Inc.
Awe, Mokoo. 2003. Fals, Nyanyian di Tengah Kegelapan. Yogyakarta: Ombak.
Bambang. 2000. Komunikasi Massa: Dalam Karakter Ilmu Komunikasi. Jakarta:
Epshilon Alpha Betha.
Cangar, Hafiel. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Cutlip, Scott M. et, al. 2006. Effective Public Relations (edisi ke-9). Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rhineka Cipta.
Effendi, Onong Uchjana. 2000. Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung: Mandar
Maju
_____2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
ix
_____2005. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analitis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Howard, John A. 1989. Costomer Behalavior in Marketing Strategy. Prantice Hall.
Ibrahim, Idi Subandi. 2007. Kecerdasan Komunikasi Seni Berkomunikasi Kepada
Publik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Irawan, Soehartono. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kennedy, Jhon E. dan R. Dermawan Soemanagara. 2006. Marketing Communication
: Taktik dan Strategi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Kriyantono, Rachmat. 2008. Riset Komunikasi, Cetakan ke-3. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
_____2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:Kencana.
Morissan. 2008. Manajemen Media: Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. h 10
_____2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Prenada Media
Group.
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muslimin. 2004. Hubungan Masyarakat dan Konsep Kepribadian. Malang: UMM
Press.
Narbuko, Cholid dan abu Ahmadi. 2005. Metode Penelitian.Jakarta: Bumi Aksara.
x
Paul, Peter J. and jerry C. Olson. 2000. Cunsumer Behavior : Perilaku Konsumen dan
Strategi Pemasaran,( alih bahasa Damos Sihombing, Edisi 4, jilid )1. Jakarta:
Erlangga.
Rahmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rivers, William L. & Clevemathew. 1994. Etika Media Massa dan Kecenderungan
Untuk Melanggarnya. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum
Royan, Fransiscius. 2005. Marketing Celebrities. Jakarta: Erlangga.
Ruslan, Rosady. 2006. Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Santoso, Edi. 2010. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Schiffman, Leon G and Leslie Lazar kanuk. 2001. Perilaku Konsumen. Jakarta:
Prentice Hall.
Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu (edisi ke-5 jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survai Edisi Revisi. Jakarta: LP3ES.
Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. 2005. Bandung. CV Alfabeta.
____2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.
Sulaksana, Uyung. 2003. Integrated Marketing Communication. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sunarjo, Djoenaesih S. 1997. Opini Public. Yogyakarta : Liberty Offset
Sutisna. 2004. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
xi
Triton P.B. 2006. Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Andi Offset.
Wicaksono, Nuradi dkk. 1996. Kamus Istilah Periklanan Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
SKRIPSI
Yustiawaty Nursarah. 2010. Hubungan Antara Persepsi Karyawan Outsource dengan
Citra PT. Advanced Career Indonesia.
Khrisna Hermawan. 2007. Interpretasi Lagu Iwan Fals
WEBSITE
BiografiIwanFals(http://gudang-biografi.blogspot.com/2011/02/biografi-iwanfals.html)
EnamjurusWingsFoodmembesutTopCoffee(http://swa.co.id/businessstrategy/marketi
ng/enam-jurus-wings-food-membesut-top-coffee)
SekilasbiografiIwanFals(http://iwanfals.blogspot.com/search/label/Biografi%20Satu)
pksm.mercubuana.ac.id/new/.../files.../43001-4-290156815880.doc
http://www.untirta.ac.id/berita-220-membangun-mahasiswa-berkarakter.html (diakses
pada 20 juni 2014)
LAIN-LAIN
Depdiknas. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Kasub Akademik dan Kemahasiswaan FISIP UNTIRTA
xii
LAMPIRAN
KUESIONER
Judul penelitian : Opini Mahasiswa Mengenai Iwan Fals sebagai Brand Ambassador
dalam Iklam Top Coffee. (Survei di Kalangan Mahasiswa Ilmu
Komunikasi Untirta)
Identitas Responden
1. No. Responden
2. Jenis Kelamin
3. Semester/angkatan
: (Diisi Peneliti)
: * Pria / Wanita
:
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Anda diminta memberikan tanda silang (X) untuk pertanyaan screening di bawah ini:
A. Pertanyaan Screening
1. Apakah anda mengetahui Iwan Fals sebagai selebriti/penyanyi?
a. Ya,
Jika Ya, lanjutkan ke pertanyaan nomor dua.
b. Tidak, Jika Tidak, stop di sini, terima kasih.
2. Apakah anda pernah melihat iklan Top Coffee yang dibintangi oleh Iwan Fals?
a. Ya,
Jika Ya, lanjutkan ke pertanyaan berikutnya.
b. Tidak, Jika Tidak, stop di sini, terima kasih.
SCREENSHOT IKLAN TOP COFFEE
KALIMAT DALAM IKLAN TOP COFFEE
“BONGKAR KEBIASAAN LAMA! Orang Indonesia Perlu yang ini! Top Coffeee mahakarya
perpaduan Robusta Arabica. Top Coffeee diproses dengan ketepatan temperatur dan waktu
sampai hitungan detik untuk menciptakan rasa dan aroma kopi yang kuat berkarakter khas .Top
Coffeee Keseimbangan antara kekuatan dan citarasa kopi kelas dunia! Berani, kuat, dan berjiwa
seni adalah karakter orang Indonesia! Itu ada di dalam Top Coffeee! Kopi susunya enak banget!
Masterpiece Coffee! Jangan bilang kamu pecinta kopi, kalau belum coba Top Coffeee, Kopinya
Orang Indonesia! Top Coffeee Dari WINGSFOOD”.
PETUNJUK PENGISIAN QUISONER
1. Pengisian ini dilakukan dengan memberi tanda Chekclist () pada jawaban yang
menurut anda sesuai.
2. Setelah mengisi jawaban, mohon diperiksa kembali agar tidak terjadi pengisian jawaban
yang terlewat.
Beri tanda Chekclist () jika SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat
Tidak Setuju).
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PERTANYAAN
Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena
Iwan merupakan selebriti yang terkenal.
Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena
Iwan merupakan selebriti yang disukai/mempunyai banyak
penggemar.
Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena
Iwan merupakan selebriti yang menyenangkan dalam
menyampaikan pesan iklan Top Coffee.
Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena
Iwan merupakan selebriti yang ahli dalam menyampaikan pesan.
Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena
Iwan merupakan selebriti yang percaya diri dalam menyampaikan
produk Top Coffee.
Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena
Iwan merupakan selebriti yang dapat dipercaya dalam
menyampaikan pesan iklan.
Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena
Iwan merupakan selebriti yang dipandang dekat dengan
masyarakat.
Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena
Iwan merupakan selebriti yang jujur dalam menyampaikan pesan
SS
S
TS STS
9.
10.
iklan.
Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena
Iwan merupakan selebriti yang mampu memberikan inspirasi.
Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena
Iwan merupakan selebriti yang unik (berbeda) ketika
menyampaikan pesan.
DATA RESPONDEN
DATA RESPONDEN MENURUT JENIS KELAMIN
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
1
1
1
1
2
2
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
2
2
1
1
1
1
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
2
2
2
NO
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
2
1
2
1
2
1
1
1
1
1
2
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
KETERANGAN :
1 = LAKI-LAKI
2 = PEREMPUAN
DATA RESPONDEN MENURUT TAHUN ANGKATAN
NO
NO
KETETANGAN :
1
1
43
2
1 = 2009
2
1
44
2
2 = 2010
3
1
45
2
3 = 2011
4
1
46
2
4 = 2012
5
1
47
2
6
1
48
2
7
1
49
2
8
1
50
2
9
1
51
2
10
1
52
2
11
1
53
2
12
1
54
2
13
1
55
3
14
1
56
3
15
1
57
3
16
1
58
3
17
1
59
3
18
1
60
3
19
1
61
3
20
1
62
3
21
1
63
3
22
1
64
3
23
1
65
3
24
1
66
3
25
1
67
3
26
1
68
3
27
1
69
3
28
1
70
4
29
1
71
4
30
1
72
4
31
1
73
4
32
1
74
4
33
1
75
4
34
1
76
4
35
2
77
4
36
2
78
4
37
2
79
4
38
2
80
4
39
2
81
4
40
2
82
4
41
2
83
4
42
2
84
4
85
4
RESPONDEN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
DATA UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS
Q1
3
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
2
2
2
3
2
Q2
2
3
2
2
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
Q3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
2
2
Q4
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
2
Q4
2
3
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
2
2
2
2
Q6
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
Q7
2
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
2
3
2
2
Q8
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
2
2
3
2
2
2
Q9
3
3
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
2
2
2
Q10
3
3
2
2
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
2
TOTAL
RESPONDEN
R1
R2
R3
R4
R5
R6
R7
R8
R9
R10
R11
R12
R13
R14
R15
R16
R17
R18
R19
R20
R21
R22
R23
R24
R25
R26
R27
R28
R29
R30
R31
R32
R33
R34
R35
R36
R37
R38
R39
R40
R41
R42
R43
R44
R45
TABULASI VARIABEL
Q1
3
3
3
3
4
3
1
2
3
3
1
3
2
3
3
3
2
4
2
1
3
3
3
3
2
4
2
2
3
3
2
3
2
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
Q2
3
3
3
3
3
2
1
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
1
2
3
3
1
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
2
3
3
4
4
3
3
3
2
3
Q3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
1
3
2
4
3
2
1
2
3
3
3
3
2
4
3
2
2
3
2
3
2
3
3
2
2
3
4
4
3
3
2
1
2
Q4
2
3
3
3
3
2
3
1
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
2
1
4
4
3
4
2
2
2
Q5
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
3
2
2
3
3
2
3
2
1
3
3
3
2
4
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
Q6
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
3
2
2
3
2
3
3
2
3
2
2
2
3
3
3
3
3
2
3
Q7
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
4
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
2
3
1
3
3
1
2
2
3
3
3
2
3
Q8
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
2
2
2
3
3
3
3
4
3
2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
1
4
3
3
3
3
2
Q9
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
4
3
2
2
3
3
3
1
2
3
3
3
2
3
2
3
3
4
2
3
Q10
3
3
3
3
3
1
3
3
2
2
3
2
2
2
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
4
3
3
2
3
3
3
3
2
1
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
29
30
30
30
31
23
25
27
28
28
25
27
25
25
26
33
27
30
23
20
26
29
29
26
22
37
26
25
23
28
24
30
23
25
25
26
25
21
30
32
29
31
29
21
24
R46
R47
R48
R49
R50
R51
R52
R53
R54
R55
R56
R57
R58
R59
R60
R61
R62
R63
R64
R65
R66
R67
R68
R69
R70
R71
R72
R73
R74
R75
R76
R77
R78
R79
R80
R81
R82
R83
R84
R85
3
2
3
2
2
3
3
1
1
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
4
3
2
3
3
3
1
2
223
3
3
2
1
3
2
4
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
2
3
2
1
1
222
3
2
2
1
1
3
3
1
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
2
4
2
3
3
2
3
3
4
3
2
3
3
3
3
3
224
2
2
3
3
2
3
4
1
3
3
1
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
1
4
3
2
3
3
1
3
3
3
2
1
3
3
3
3
223
2
2
3
3
3
2
3
1
3
4
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
4
1
3
4
3
2
1
3
3
3
2
226
2
3
2
1
2
2
4
1
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
4
1
3
3
4
3
4
4
3
2
1
4
1
3
2
230
2
3
3
3
3
2
3
1
2
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
3
4
4
3
3
2
4
1
3
2
231
3
2
1
1
2
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
4
2
4
2
3
4
2
2
3
3
3
1
1
3
2
2
3
229
3
2
1
1
3
2
4
1
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
4
3
2
4
3
3
1
2
4
2
3
2
228
26
3
23
2
23
3
19
3
23
2
24
3
34
3
15
3
25
3
28
3
28
3
29
3
23
3
28
3
30
3
29
2
29
3
27
3
27
3
28
3
28
2
28
3
29
2
27
3
22
3
34
3
25
3
28
3
32
4
29
3
21
2
32
3
35
3
31
4
20
3
19
3
33
3
23
3
24
2
22
2
232 2268
RESPONDEN
TABULASI SUB VARIABEL
visibility
R1
R2
R3
R4
R5
R6
R7
R8
R9
R10
R11
R12
R13
R14
R15
R16
R17
R18
R19
R20
R21
R22
R23
R24
R25
R26
R27
R28
R29
R30
R31
R32
R33
R34
R35
R36
R37
R38
R39
R40
Q1
3
3
3
3
4
3
1
2
3
3
1
3
2
3
3
3
2
4
2
1
3
3
3
3
2
4
2
2
3
3
2
3
2
2
3
3
2
2
3
3
Q2
3
3
3
3
3
2
1
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
1
2
3
3
1
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
2
3
3
4
4
Q3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
1
3
2
4
3
2
1
2
3
3
3
3
2
4
3
2
2
3
2
3
2
3
3
2
2
3
4
4
credibility
9
9
9
9
10
8
5
8
9
8
6
9
5
9
8
10
7
9
5
4
8
9
9
7
6
11
7
7
8
9
6
9
6
8
8
7
7
8
11
11
Q4
2
3
3
3
3
2
3
1
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
2
1
4
4
Q5
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
3
2
2
3
3
2
3
2
1
3
3
3
2
4
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
2
3
3
Q6
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
3
2
2
3
2
3
3
2
3
2
2
2
3
3
8
9
9
9
9
6
9
6
9
9
8
8
9
7
7
10
8
8
9
7
7
9
9
8
6
11
8
8
7
9
6
9
9
7
9
7
6
5
10
10
attraction
power
Q7
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
4
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
2
3
1
3
3
1
2
2
Q9 Q10
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
1
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
2
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
2
2
4
4
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
1
3
2
2
3
1
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
Q8
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
2
2
2
3
3
3
3
4
3
2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
1
4
6
6
6
6
6
6
5
7
5
6
5
6
6
5
6
7
6
7
4
5
5
5
6
6
6
7
5
5
4
4
6
6
4
6
4
6
6
3
3
6
6
6
6
6
6
3
6
6
5
5
6
4
5
4
5
6
6
6
5
4
6
6
5
5
4
8
6
5
4
6
6
6
4
4
4
6
6
5
6
5
R41
R42
R43
R44
R45
R46
R47
R48
R49
R50
R51
R52
R53
R54
R55
R56
R57
R58
R59
R60
R61
R62
R63
R64
R65
R66
R67
R68
R69
R70
R71
R72
R73
R74
R75
R76
R77
R78
R79
R80
R81
R82
R83
R84
R 85
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
1
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
2
2
1
1
2
3
1
3
2
3
3
4
3
1
2
1
1
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
4
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
2
3
4
3
4
3
3
3
2
2
2
3
2
3
3
3
3
3
2
3
1
1
3
2
1
3
223 222 224
9
3
3
3
9
4
3
3
8
2
3
3
5
2
3
2
7
2
2
3
9
2
2
2
7
2
2
3
7
3
3
2
4
3
3
1
6
2
3
2
8
3
2
2
10
4
3
4
4
1
1
1
6
3
3
3
8
3
4
1
9
1
2
3
9
2
3
3
6
2
2
3
8
3
3
3
9
3
3
3
9
3
3
3
9
3
3
3
8
3
2
3
8
3
3
2
7
3
3
3
9
3
3
2
9
2
2
3
9
3
3
3
9
2
2
2
6
1
3
3
10
4
3
4
7
3
3
1
9
2
3
3
9
3
2
3
8
3
4
4
7
1
1
3
8
3
3
4
11
3
4
4
9
3
3
3
6
2
2
2
8
1
1
1
9
3
3
4
8
3
3
1
5
3
3
3
6
3
2
2
669 223 226 230
9
3
3
10
3
3
8
3
3
7
2
3
7
3
2
6
2
3
7
3
2
8
3
1
7
3
1
7
3
2
7
2
2
11
3
3
3
1
3
9
2
2
8
3
3
6
4
3
8
3
3
7
2
2
9
3
3
9
3
3
9
3
3
9
3
2
8
3
2
8
3
3
9
3
3
8
3
3
7
3
3
9
3
3
6
3
4
7
2
2
11
3
4
7
3
2
8
2
3
8
3
4
11
2
2
5
3
2
10
4
3
11
4
3
9
3
3
6
3
1
3
2
1
10
4
3
7
1
2
9
3
2
7
2
3
679 231 229
5
6
3
2
6
6
3
3
7
6
4
3
4
5
2
2
5
5
3
2
6
5
3
3
4
5
2
2
4
4
1
3
4
4
1
3
5
5
3
2
5
4
2
3
7
6
4
3
4
4
1
3
6
4
3
3
6
6
3
3
6
7
3
3
6
6
3
3
6
4
3
3
5
6
2
3
6
6
3
3
5
6
3
2
6
5
3
3
6
5
3
3
5
6
2
3
6
6
3
3
5
6
3
2
6
6
3
3
5
6
3
2
5
7
2
3
5
4
2
3
6
7
3
3
6
5
3
3
6
5
3
3
8
7
4
4
6
4
3
3
4
5
2
2
7
7
4
3
6
7
3
3
7
6
3
4
4
4
1
3
5
3
2
3
7
7
4
3
5
3
2
3
5
5
3
2
4
5
2
2
460 228 232 460
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Fathul latif
Tempat/Tanggal lahir : Serang/02-11-1987
Alamat
: JL. Raya Cilegon No.13 RT : 01 RW : 06 kp. Kepandean Kel.
Kagungan
Kec. Serang Kota Serang Provinsi Banten
No HP
: 0857-1138-5678
Email
: [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
1994 – 2000
: SDN Serang X kota Serang
2000 – 2003
: MTs Manbaul „Ulum Ash-shiddiqiyyah kota Tangerang
2003 – 2006
: MAN 1 Serang Kota Serang
2007 – sekarang
: Jurusan Humas Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa Serang - Banten
Download