OPINI MAHASISWA MENGENAI IWAN FALS SEBAGAI BRAND AMBASSADOR DALAM IKLAN TOP COFFE (Survei di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Ilmu Humas Program Studi Ilmu Komunikasi Oleh : FATHUL LATIF 6662072935 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2014 MOTTO DAN PERSEMBAHAN “Be a Strong Man in the Hard Times And Be a Super Man in The Good Times” Skripsi Ini Ku Persembahkan untuk Kedua Orang Tua Tercinta, Istri Tersayang dan Keluarga Terkasih, Terima kasish untuk apa yang telah kalian berikan. Cinta, Kasih Sayang, Kesabaran dan Ketulusan Kalian akan selalu ku ingat. ABSTRAKSI Fathul latif. NIM 6662072935. Skripsi “Opini Mahasiswa Mengenai Iwan Fals Sebagai Brand Ambassador Dalam Iklan Top Coffee (Survei Di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA) Opini merupakan suatu sikap seseorang tentang sesuatu yang dilihat atau didengarnya, opini bisa bersifat positif atau negatif tergantung oleh latar belakang dan faktor psikologis yang terdapat pada diri seseorang tersebut. Iklan merupakan sebuah media untuk promosi dan menjadi sebuah pemanfaatan kemajuan elektronik pada sebuah kegiatan pemasaran suatu produk. PT WINGS memanfaatkan iklan televisi untuk mempromosikan produk terbarunya yaitu kopi Top Coffee, sedangkan dalam iklan tentu saja diperlukan brand ambassador untuk mengkomunikasikan iklan tersebut. Iwan Fals seorang musisi legendaris Indonesia dipilih untuk menjadi brand ambassador. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana opini mahasiswa mengenai Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee, dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui opini mahasiswa mengenai Iwan Fals sebagai brand ambassador Iwan Fals dalam iklan Top Coffee. Teori yang digunakan adalah teori perbedaan individu, sedangkan metode yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian ini bersifat deskriptif. Data dikumpulkan dari hasil penyebaran kuesioner dan studi kepustakaan. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA sebanyak 85 orang. Hasil analisis deskriptif untuk variabel brand ambassador yang terbagi 4 (empat) sub variabel diperoleh angka sebesar 66,6% untuk visibility yang artinya tergolong positif, 66,6% untuk credibility yang artinya tergolong positif, 67,6% untuk attraction yang artinya tergolong positif dan 67,6% yang juga tergolong positif. Sedangkan untuk hasil total analisis deskriptif variabel brand ambassador diperoleh angka sebesar 66,84% yang artinya cukup baik. Kata kunci : Opini, Brand Ambassador. ABSTRACT Fathul latif. NIM 6662072935. Thesis “Student Opinion About Iwan Fals As Brand Ambassador in Top Coffee Ad” (Survey Among Science Of Communication Student UNTIRTA) The opinion is attitude someone about something which have seen or heard, opinion can have positive quality or negative quality depend from background and psychological factor which there on that someone.Advertising is a medium for promotion and become an electronic advance in the utilization of a marketing activity of product. WING Corporation use television advertising to promote their newest product that is Top Coffee, while in advertising certainly be required a brand ambassador for communicate that advertisement. Iwan Fals a Indonesian legendary singer selected to be a brand ambassador in this Top Coffee advertisement. Formulation of the problem in this research is how the opinion student about Iwan Fals as brand ambassador on Top Coffee advertisement. Theory which used is individual differences theory, when the method which used is survey method with quantitative approach. Data were collected from questionnaires deployment result and literature study. Sample in this research is science of communication student UNTIRTA as much as 85 student. Result of descriptive analysis for variable brand ambassador which devided in 4 (four) sub-variables figures obtained by 65,6% for visibility which mean positif, 66,6% for credibility which mean positif, 67,6% for attraction which mean positif and 67,6 for power which mean positif too.whereas total result for analysis descriptive for brand ambassador variabel figures obtained by 66,84% which means good enaugh. Keyword : Opinion, Brand Ambassador. KATA PENGANTAR Tidak ada kata paling indah kecuali puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah menentukan segala sesuatu berada di tangan-Nya, sehingga tidak ada seorang pun yang luput dari ketentuan dan ketetapan-Nya. Hanya berkat rahmat dan hidayahNyalah peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Brand Ambassador Iwan Fals Dalam Iklan Top Coffee Terhadap Minat Beli”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Kekasih Allah SWT dan teladan bagi semua manusia yakni Nabi suci Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya sampai akhir jaman. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana ilmu komunikasi. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini karena keterbatan waktu, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti. Hambatan dan kesulitan mewarnai proses penyusunan skripsi ini. Namun berkat bantuan, bimbingan, petunjuk serta motivasi dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada : 1. Hj. Mulhiyah selaku ibu kandung, yang pastinya selalu mendoakan peneliti baik siang maupun malam sehingga pada akhirnya tidak ada balasan yang mampu peneliti persembahkan kepada beliau. i 2. Syifa Alawiyah, S.Pd selaku istri tercinta, yang selalu memotivasi dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu Komunikasi. 4. Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.Ikom selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu komunikasi. 5. M. Jaiz, S.Sos., M.Ikom selaku Dosen Pembimbing I yang sudah dengan sabarnya membimbing peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Teguh Imam Prasetya, S.Sos., M.Ikom selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah sabar memberikan arahan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Seluruh Dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu kepada peneliti. Ilmu-ilmu tersebut sungguh sangat bermanfaat dan semoga kelak akan terlihat keberhasilan dari ilmu yang telah peneliti dapatkan tersebut. Serang, Mei 2014 Peneliti Fathul latif ii DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAKSI ABSTRACT KATA PENGANTAR ............................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR................................................................................. vii DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................ 8 1.3 Identifikasi Masalah ............................................................. 8 1.4 Tujuan Penelitian ............................................................... 8 1.5 Kegunaan Penelitian............................................................. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 10 iii 2.1 Pengertian Komunikasi ........................................................ 10 2.1.1 Tujuan Komunikasi ..................................................... 12 2.1.2 Tipe Komunikasi ......................................................... 12 2.2 Komunikasi Massa ............................................................... 14 2.2.1 Fungsi Komunikasi Massa .......................................... 15 2.2.2 Efek Komunikasi Massa ............................................. 18 2.3 Media Massa …… ............................................................... 19 2.3.1 Karakteristik Media Massa ........................................... 19 2.4 Pengertian Televisi ............................................................... 20 2.4.1 Karakteristik Khusus Televisi ...................................... 22 2.4.2 Fungsi Televisi ............................................................ 23 2.5 Iklan ……………. ............................................................... 24 2.6 Opini . .................................................................................. 27 2.6.1 Faktor Pembentukan Opini .......................................... 28 2.7 Brand Ambassador ………. ................................................. 29 2.8 Kerangka Pemikiran ............................................................. 33 2.9 Teori Perbedaan Individu .................................................... 33 2.10 Kerangka Teori ........ ........................................................... 36 2.11 Operasionalisasi Variabel .................................................... 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 38 3.1 Jenis Penelitian ................................................................... 38 iv 3.2 Teknik Penelitian ................................................................. 38 3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................... 39 3.4. Populasi Dan Sampel ........................................................... 42 3.4.1 Populasi ..................................................................... 42 3.4.2 Sampel ....................................................................... 43 3.5 Teknik Penarikan Sampel .................................................... 44 3.6 Uji Reliabilitas Data Dan Validitas ....................................... 45 3.6.1 Uji Reliabilitas Data ................................................... 45 3.6.2 Uji Validitas Data ........................................................ 47 3.6.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .............................. 48 Teknik Analisis Data ............................................................ 50 3.7.1 Analisis Deskriptif ....................................................... 50 3.8 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 53 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ................................................... 53 4.1.1 Deskripsi Sejarah Singkat PT WINGS ......................... 53 4.1.2 Deskripsi Umum Iklan Kopi Top Coffee ..................... 57 4.1.3 Deskripsi Umum Iwan Fals .......................................... 61 4.2 Deskripsi Data Responden ................................................... 65 37 4.3 Hasil Deskripsi Pernyataan Kuesioner Variabel Brand Ambassador Iwan Fals ......................................................................................... .. 4.3.1 Visibility (Popularitas) ............................................. v 66 66 Bab V 4.3.2 Credibility (Tingkat Keahlian) .................................. 71 4.3.3 Attraction (Daya Tarik) ............................................ 76 4.3.4 Power (Kekuatan) .................................................... 79 4.4 Deskripsi Akumulasi Indikator Penelitian ............................ 82 4.5 Total Hasil Analisis Deskripsi Variabel Brand Ambassador... 85 4.6 Pembahasan ......... ............................................................... 85 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 90 5.1 Kesimpulan……. ................................................................. 90 5.2 Saran .............. ................................................................... 91 ………………………. ................................ ix DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP vi DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran................................................................. 33 Gambar 2.2 Kerangka Teori ....................................................................... 36 Gambar 4.1 Logo Wingsfood ..................................................................... 53 Gambar 4.2 Screenshoot Iklan Top Coffee .................................................. 60 Gambar 4.3 Famplet Top Coffee ................................................................ 63 Gambar 4.4 Iwan Fals dalam Cover Majalah Time ...................................... 64 vii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Operasionalisasi Variabel ............................................................ 37 Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi .......................................... 43 Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha .............................. 47 Tabel 3.3 Reliability Statistics .................................................................... 48 Tabel 3.4 Item Total Statistics .................................................................... 49 Tabel 3.5 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase ......................................... 51 Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ........................................................... 65 Tabel 4.2 Aktor iklan Top Coffee Terkenal.................................................. 66 Tabel 4.3 Aktor iklan Top Coffee banyak penggemar .................................. 68 Tabel 4.4 Aktor iklan Top Coffee komunikator handal ................................. 70 Tabel 4.5 Aktor iklan Top Coffee komunikatif............................................. 72 Tabel 4.6 Aktor iklan Top Coffee penuh percaya diri ................................... 74 Tabel 4.7 Aktor iklan Top Coffee dapat dipercaya ....................................... 75 Tabel 4.8 Aktor iklan Top Coffee dekat dengan masyarakat ......................... 76 Tabel 4.9 Aktor iklan Top Coffee jujur dalam menyampaikan pesan ............ 78 Tabel 4.10 Aktor iklan Top Coffee inspiratif ............................................... 79 Tabel 4.11 Aktor iklan Top Coffee kharismatik ........................................... 81 Tabel 4.12 Analisis Deskriptif Persentase ........................................................ 82 viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Menyampaikan pesan bukanlah suatu proses yang mudah. Seorang komunikator harus dapat mengirimkan pesan dengan baik supaya orang yang menjadi komunikannya dapat mengerti isi pesan yang disampaikan. Karena jika dilihat dari asal katanya, komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata communis yang berarti “sama”. Communiso, communication atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common)1. Melihat dari pengertian komunikasi di atas dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi atau penyampaian pesan bukan sebuah proses yang sederhana. Maka tidak mengherankan apabila perusahaan menggunakan berbagai macam strategi komunikasi untuk dapat menjangkau khalayaknya atau target konsumen dari perusahaan tersebut. Dalam menyusun strategi komunikasi tersebut, harus diperhatikan pula komponen-komponen komunikasinya. Karena hal tersebut dapat mempengaruhi efektifitas strategi yang akan dijalankan oleh perusahaan. Iklan merupakan salah satu jenis promosi yang paling banyak digunakan oleh perusahaan atau produsen untuk memperkenalkan sebuah produk. Dengan 1 Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h 41. 1 2 iklan, maka perusahaan akan lebih cepat mengenalkan produknya kepada khalayak terutama kepada calon atau target konsumennya. Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai “any paid form of nonpersonal communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponsor” (setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui). 2 Maksud dari „dibayar‟ adalah bahwa sebuah iklan tidak gratis, akan tetapi ada biaya yang harus dibayar oleh pemasang iklan. Pada era teknologi seperti saat ini, iklan sudah menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat modern. Bukan saja bagi produsen tetapi kebutuhan bagi calon konsumen juga. Melalui iklan, masyarakat mengetahui produk-produk yang ada di pasaran sehingga masyarakat lebih luas pengetahuannya tentang berbagai macam produk. Penayangan iklan melalui media televisi memang memiliki kelebihan dibandingkan melalui media-media lainnya. Menggunakan media televisi dapat menyampaikan desain produk, kegunaan produk, dan kata-kata yang bersifat persuasif kepada masyarakat. Dalam iklan biasanya perusahaan menggunakan jasa seorang yang sudah terkenal sebagai brand ambassador untuk suatu produk yang akan mereka 2 Morissan, M.A. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Prenada Media Group. h 18 3 tampilkan dalam iklan. Dengan menggunakan jasa brand ambassador ini yang biasanya adalah kalangan selebritis maka diharapkan iklan tersebut akan memberikan kesan yang lebih mendalam kepada calon konsumen sehingga dapat menarik minat beli konsumen tersebut. Seorang selebritis yang sudah mempunyai banyak penggemar dan pamor yang tinggi akan menjadi komunikator yang ideal minimal di mata penggemarnya tersebut. Biasanya apa yang dilakukan oleh seorang idola, akan ditiru oleh para penggemarnya, atau apapun yang digunakan oleh sang idola maka para penggemarnya akan berusaha untuk menggunakan produk tersebut. Selebritis yang diposisikan sebagai komunikator dalam iklan bisa disebut sebagai brand ambassador, ketika selebritis ini ikut mempromosikan juga produk tersebut dalam acara-acara yang diselenggarakan oleh perusahaan. Biasanya perusahaan akan membuat acara seperti gathering atau launching produk untuk produk barunya, dan di sinilah peran brand ambassador untuk menarik minat masyarakat dalam berpartisipasi di acara tersebut. Pemilihan opini karena opini merupakan tanggapan aktif terhadap rangsangan yang bersifat stimulus. Dalam bukunya William dan cleve menjelaskan bahwa opini merupakan tanggapan aktif terhadap rangsangan, tanggapan lalu disusul melalui interpretasi personal yang diturunkan dan akan 4 menimbulkan perasaan pikiran dan kesudiaannya terhadap sesuatu yang terjadi. 3 Peneliti ingin mengetahui tanggapan dari mahasiswa mengenai Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee dengan cara memberikan rangsangan yaitu pertanyaan-pertanyaan seputar Iwan Fals dalam iklan Top Coffee tersebut sehingga dari situ dapat dilihat tanggapan apa yang muncul. Pemilihan Iwan Fals dikarenakan beliau adalah seorang musisi legendaris yang idealis yang menyuarakan kediktatoran dan tetap berdiri tegak di saat yang lainnya menunduk. Seperti yang dikutip dalam Majalah Time Asia edisi 29 April 2002 memilihnya sebagai salah satu “Pahlawan Besar Asia”. namanyapun bersandingan dengan Pramoedya Ananta Toer, Xanana Gusmao dan Jackie Chan4.Berbeda dengan boy band seperti yang dikatakan oleh Jason Tedjasukmana wartawan majalah tersebut, kalau Iwan Fals tetap konsisten mempersoalkan kediktatoran dan tetap berdiri ketika yang lainnya merunduk. Setidaknya hal itulah yang membuat kiprah dan sosok Iwan Fats cukup menarik untuk dibicarakan atau dijadikan pembahasan. Kepopuleran Iwan Fals dimulai dengan kemunculan album solo pertamanya yang berjudul “Sarjana Muda”. Saat itu juga menjadi awal pemberian predikat pengarang yang penuh dengan protes dan kritik sosial oleh beberapa media. 3 William L. Rivers & Clevemathew. 1994. Etika Media Massa dan Kecenderungan Untuk Melanggarnya. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum. h 94 4 Mokoo Awe. 2003. Fals, Nyanyian di Tengah Kegelapan. Yogyakarta: Ombak. Hal 15 5 Kesederhanaan dalam menyampaikan gejolak dalam dirinya yang ada dalam lagunya, membuatnya mengalami banyak tekanan selama pemerintahan orde baru. Setiap karyanya yang dirilis dipasar musik indonesia diwaspadai, ia juga kerap menerima berbagai larangan penampilan dirinya dengan berbagai alasan. Lagu-lagu yang ditulisnya didapat dari Koran dan pengalaman pribadi dirinya yang diungkapkan secara jujur dan apa adanya.5 Dengan kepekaan itu Iwan Fals mampu menciptakan lagu yang secara materi sesuai dengan situasi saat itu. Salah satu contohnya yaitu lagu yang berjudul “Bongkar” yang juga menjadi tag line dalam iklan Top Coffee. Lirik Lagu Iwan Fals - Bongkar Kalau cinta sudah di buang Jangan harap keadilan akan dating Kesedihan hanya tontonan Bagi mereka yang di perbudak jabatan (*) O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar Sabar, sabar, sabar dan tunggu Itu jawaban yang kami terima Ternyata kita harus ke jalan Robohkan setan yang berdiri mengangkang 5 Skripsi Khrisna Hermawan. 2007. Interpretasi Lagu Iwan Fals. h 3 6 Kembali ke : (*) Reff I : Penindasan serta kesewenang-wenangan Banyak lagi teramat banyak untuk disebutkan Hoi hentikan Hentikan jangan di teruskan Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar Reff II : Di jalan kami sandarkan cita-cita Sebab dirumah tak ada lagi yang bisa dipercaya Orang tua pandanglah kami sebagai manusia Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta Dalam penelitian ini mahasiswa yang dijadikan populasi karena mahasiswa merupakan orang-orang yang kritis dalam menyikapi suatu issue atau permasalahan, bahkan iklan sekalipun, seperti yang dijelaskan oleh bapak Gandung Ismanto dalam artikelnya yang berjudul “membangun mahasiswa berkarakter” bahwa karakter pertama yang harus dimiliki mahasiswa adalah karakter seorang pembelajar, yang haus akan ilmu pengetahuan dan kebenaran, intelektual yang senantiasa berpikir kritis dalam memecahkan masalah dan 7 fenomena sosial maupun alam yang terjadi. 6 Mahasiswa digambarkan sebagai elemen yang dapat mewakili masyarakat umum. Selain itu, alasan peneliti mengambil sampel dari kalangan mahasiswa adalah karena dari karakter lagulagu yang dibawakan Iwan Fals kebanyakan memang ditargetkan untuk kalangan mahasiswa, karena isi dari lirik-lirik lagu Iwan Fals berupa kritikan kepada pemerintah dan jeritan hati rakyat. Hal ini sangat sesuai sekali dengan karakter mahasiswa yang peka terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang selama ini memang belum memihak kepada rakyat kecil. Dari semua penjelasan yang telah peneliti paparkan sebelumnya, maka peneliti membuat judul penelitian : Opini Mahasiswa Mengenai Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee (Survei di kalangan mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas, maka peneliti menyimpulkan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :“Bagaimana Opini Mahasiswa Mengenai Iwan Fals Sebagai Brand ambassador dalam Iklan Top Coffee?” 6 http://www.untirta.ac.id/berita-220-membangun-mahasiswa-berkarakter.html (diakses pada 20 juni 2014) 8 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka identifikasi masalahnya adalah : 1. Bagaimana opini mahasiswa mengenai visibility Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee? 2. Bagaimana opini mahasiswa mengenai credibility Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee? 3. Bagaimana opini mahasiswa mengenai attraction Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee? 4. Bagaimana opini mahasiswa mengenai power Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengerahui bagaimana opini mahasiswa mengenai visibility Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee. 2. Untuk mengerahui bagaimana opini mahasiswa mengenai credibility Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee. 3. Untuk mengerahui bagaimana opini mahasiswa mengenai attraction Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee. 4. Untuk mengerahui bagaimana opini mahasiswa mengenai power Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee. 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini merupakan sumbangsih bagi keilmuan komunikasi dikemudian hari, yakni sebagai tolok ukur untuk meneliti masalah yang sama di kemudian hari, terutama dalam kajian tentang pengaruh penggunaan brand ambassador dalam sebuah iklan. 1.5.2 Kegunaan Praktis Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang positif serta bahan literatur/referensi yang bermanfaat untuk pembuatan karya ilmiah, penelitian-penelitian selanjutnya, baik akademis maupun non akademis dan dapat dijadikan sumber informasi bagi yang memerlukan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi secara sederhana merupakan proses berlalunya informasi dari satu tempat ke tempat yang lain (Miller,1951)7. Komunikasi terjadi jika terjadi kesamaan makna antara komunikator dengan komunikan mengenai pesan yang disampaikan oleh komunikator tersebut. Jika terjadi perbedaan makna antara komunikator dengan komunikan maka hal itu disebut dengan Misc Communication. Dalam memberikan pengertian komunikasi, banyak definisi yang telah dibuat oleh para pakar komunikasi. Hal ini disebabkan karena banyaknya disiplin ilmu yang telah memberikan masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi. Oleh karena itu, John R. Wenburg membuat 3 (tiga) kerangka pemahaman mengenai pengertian komunikasi yaitu : (1). Komunikasi sebagai tindakan satu arah, (2). Komunikasi sebagai interaksi sosial, (3). Komunikasi sebagai transaksi. Berikut ini beberapa definisi komunikasi dari pakar ilmu komunikasi, diantaranya : Bernard Berelson dan Gary A. Steiner menjelaskan bahwa komunikasi merupakan transmisi informasi, gagasan, emosi dan keterampilan dan 7 Edi Santoso. 2010. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. h 5. 10 11 sebagainya dengan menggunakan simbol, kata-kata, gambar, figur dan sebagainya. Tindakan atau transmisi itulah yang biasa disebut komunikasi. 8 Carl I. Hovland mendefinisikan ilmu komunikasi merupakan suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara yang setepat-tepatnya asas-asas pentransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap. 9 Menurut Onong Uchjana Effendy teknik dan proses dalam komunikasi adalah suatu cara atau seni untuk menyampaikan pesan (message) dua arah timbal balik (reciprocal two way traffic communication) yang dilakukan oleh komunikator sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. 10 Dalam definisinya Wilbur Scrham menjelaskan tentang konsep komunikasi mensyaratkan model proses dua arah di mana pengirim dan penerima beroperasi dalam konteks kerangka referensi masing-masing, dalam konteks hubungan mereka dan dalam konteks situasi sosial masing-masing.11 Komunikasi memiliki lima komponen penting antara lain: 1 Komunikator yaitu seorang yang menempatkan pesan kepada seorang atau sejumlah orang komunikan. 8 Dedy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. h 61-62 9 Onong Uchjana Effendi. 2005. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h 21 10 Muslimin. 2004. Hubungan Masyarakat dan Konsep Kepribadian. Malang: UMM Press. h 28 11 Scott M. Cutlip et, al. 2006. Effective Public Relations (edisi ke-9). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. h 226 12 2 Pesan yaitu seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. 3 Saluran yaitu media komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. 4 Komunikan yaitu seorang atau sejumlah orang yang menerima pesan dari komnikator. 5 Efek yaitu tanggapan atau reaksi pada komunikan setelah diberi pesan. 2.1.1 Tujuan komunikasi 1. Mengubah sikap (to change the attitude) 2. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) 3. Mengubah perilaku (to change the behavior) 4. Mengubah masyarakat (to change the society) 12 2.1.2 Tipe komunikasi Seperti halnya definisi komunikasi, maka klasifikasi tipe atau bentuk komunikasi di kalangan pakar juga berbeda satu sama lainnya. Klasifikasi itu didasarkan atas sudut pandang masing-masing pakar menurut pengalaman dan bidang studinya. Tidak begitu mudah menyalahkan suatu klasifikasi tidak benar, karena masing-masing pihak memiliki sumber yang cukup beralasan, misalnya 12 Onong Uchjana Effendi. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. h 55 13 kelompok sarjana komunikasi Amerika yang menulis buku Human Communications (1980) membagi komunikasi atas lima macam tipe yakni: 1. Komunikasi dengan diri sendiri (Interpersonal Communications) adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu, atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri. Sepintas lalu memang agak lucu kedengarannya, kalau ada orang yang berkomunikasi dengan dirinya sendiri. 2. Komunikasi antar pribadi (interpersonal communications) yang dimaksud di sini ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan R. Wayne Pace (1979) bahwa ” Interpersonal communication is communication involving two or more people in a face setting ”. 3. Komunikasi publik (Public Communication) bisa disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif, komunikasi retorika, public speaking dan komunikais khalayak (audience communication). Apapun namanya, komunikasi publik menunjukkan suatu proses komunikasi di mana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar. 4. Komunikasi Massa (Mass Communication) dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya masal melalui 14 alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film.13 2.2 Komunikasi Massa Pengertian komunikasi massa merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri 1991 merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, seperti yang disitir Komala, dalam Karlinah, dkk. 1999), yakni : Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi. Keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah disebut sebagai media cetak; serta media film. Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yang lain yaitu Gerbner 1967 komunikasi massa adalah produksi dan 13 Hafiel Cangar. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. h 29-35 15 distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri14. Bentuk komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Bitter (1980 :10) komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Gerbner (1967) komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri15. Jadi yang dimaksud komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa sebagai alat penyampaian pesan kepada khalayak luas yang tidak terbatas. 2.2.1 Fungsi komunikasi massa Mengenai fungsi komunikasi massa, dalam buku Aneka Suara, Satu Dunia (Many Voices One World) dengan MacBride sebagai editornya, diterangkan dengan cukup gamblang yang patut disimak oleh para mahasiswa dan peminat komunikasi. Diuraikan disitu bahwa apabila komunikasi dipandang dari arti yang 14 Ardianto, Elvinaro. Lukiati, Komala. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset h 3 15 Jalaludin Rakhmat. 2005. Psikologi Komunikasi (edisi revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. h 188 16 lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, terfakta, dan ide maka fungsinya dalam tiap sistem sosial adalah sebagai berikut: 1. Informasi: pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 2. Sosialisasi (pemasyarakatan): Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat. 3. Motivasi: menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok beradasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. 4. Perdebatan dan diskusi: Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan buktibukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar dan masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional dan lokal. 17 5. Pendidikan: Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. 6. Memajukan kebudayaan: Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horison seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya. 7. Hiburan: Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olahraga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu. 8. Integrasi: Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan idividu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan mengahrgai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain. Itulah fungsi komunikasi menurut Scan MacBride dan kawan-kawan. Karena komunikasi massa merupakan bagian atau suatu bentuk dari komunikasi yang begitu luas, itu maka uraian diatas juga menjadi fungsi komunikasi massa 18 dengan media massanya yang dapat menjangkau khalayak yang amat luas, baik lokal, nasional maupun internasional 16. 2.2.2 Efek komunikasi massa 1. Efek kehadiran media massa, sebagai benda fisik Steven H. Chaffee menyebutnya sebagai efek ekonomis, efek sosial, efek penjadualan kegiatan, efek penyaluran dan penghilang perasaan, dan efek perasaan 2. Efek kognitif komunikasi massa, khususnya pada pembentukan dan perubahan citra yang mengarah pada teori agenda setting 3. Efek afektif komunikasi massa, terjadi pembentukan dan perubahan sikap, rangsangan emosional, rangsangan seksual 4. Efek behavioral komunikasi massa, meliputi efek prososial behavioral, agresi sebagai efek komunikasi massa yang mengarah pada teori-teori efek sosial komunikasi massa 17. Kita lebih tertarik bukan kepada apa yang kita lakukan pada media, tetapi kepada apa yang dilakukan media pada kita. Kita ingin tahu bukan untuk apa kita membaca surat kabar atau menonton televisi, tetapi bagaimana surat kabar dan televisi menambah pengetahuan, mengubah sikap, atau menggerakkan perilaku kita. Inilah yang disebut sebagai efek komunikasi. 16 17 Onong Uchajana Effendi. Op.Cit. 2005. h 27-28 Jalaludin Rakhmat. Op.Cit. 2005. h 219 19 2.3 Media Massa Media massa merupakan saluran komunikasi massa yang digunakan untuk meyebarkan informasi kepada khalayak. Media massa merupakan kumpulan dari beberapa orang yang melembaga dari mulai pengumpulan sampai penyampaian pesan kepada khalayak. Media yang digunakan bersifat massa, dapat menyebarkan pesan kepada khalayak dengan serempak tidak terhambat oleh waktu dan tempat. Menurut Mc Luhan (1964) media massa adalah perpanjangan alat indra kita. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Mc Luhan juga mengungkapkan the medium is the message, media adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja sudah mempengaruhi khalayak. Hal ini artinya bahwa yang mempengaruhi khalayak bukan apa yang disampaikan oleh media tetapi jenis media komunikasi yang digunakan oleh khalayak tersebut baik tatap muka maupun melalui media cetak atau elektronik. 18 2.3.2 Karakteristik media massa : 1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi. 18 Ibid. h 220 20 2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau toh terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda. 3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, di mana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya. 5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan di mana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.19 2.4 Pengertian Televisi Televisi merupakan media massa elektronik yang paling diminati oleh masyarakat dan paling memberikan pengaruh besar terhadap pengetahuan, motivasi dan sikap serta perilaku penontonnya. Gerakan reformasi pada tahun 1998 telah memicu perkembangan industri media massa khususnya televisi. Seiring dengan itu, kebutuhan masyarakat terhadap informasi juga semakin bertambah. Menjelang tahun 2000 muncul hampir secara serentak lima televisi swasta baru (Metro, Trans, TV7, Lativi, dan 19 Hafiel Cangar. Op. Cit. 2004. h 122 21 Global) serta beberapa televisi daerah yang saat ini jumlahnya mencapai puluhan stasiun televisi lokal. Tidak ketinggalan pula munculnya televisi berlangganan yang menyajikan berbagai program dalam dan luar negeri. Setelah Undangundang penyiaran disahkan pada tahun 2002, jumlah televisi baru di Indonesia diperkirakan akan terus bermunculan, khususnya di daerah, yang terbagi dalam empat kategori yaitu televisi, publik, swasta, berlangganan dan komunitas. Hingga Juli 2002, jumlah orang yang memiliki pesawat televisi di Indonesia benar-benar memiliki banyak pilihan untuk menikmati berbagi program televisi. Televisi merupakan salah satu media terfavorit bagi para pemasang iklan di Indonesia. Media televisi merupakan industri padat modal, padat teknologi dan padat sumber daya manusia. Namun sayangnya kemunculan berbagai stasiun televisi di Indonesia tidak diimbangi dengan tersedianya sumber daya manusia yang memadai. Pada umumnya, televisi dibangun tanpa pengetahuan pertelevisian yang memadai dan hanya berdasarkan semangat dan modal yang besar saja. 20 Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi diterima langsung pada layar televisi di rumah dengan menggunakan wire atau micrawave (wireless cables) yang membuka tambahan saluran televisi bagi 20 Morissan. 2008. Manajemen Media: Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. h 10 22 pemirsa. Televisi tambah marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcsat Satellite (DBS). Menurut catatan Agee, et al, siaran percobaan televisi di Amerika Serikat dimulai pada tahun 1920an. Para ilmuwan terus mengembangkan teknologi komunikasi dalam bentuk televisi ini. Antara tahun 1890 dan 1920, sekelompok ilmuwan Inggris, Perancis, Rusia dan Jerman menyarankan pengembangan teknik-teknik transmisi gambar televisi. John L. Baird, sebagai penemu dari Skotlandia, memperagakan pertama kali teknologi gambar hidup televisi di London tahun 1926. Hal itu televisi dapat menayangkan gambar-gambar hidup seperti film layar lebar. Semantara itu, the English Broadcast Corporation (BBC) merupakan televisi siaran yang pertama di dunia yang membuat jadwal televisi secara teratur pada 2 Nopember 1936.21 2.4.2 Karakteristik khusus televisi Sama halnya dengan media lainnya, televisi juga memiliki sejumlah karakteristik yang bersifat khusus. Antara lain adalah sebagai berikut : 22 a. Selain menyajikan suara, televisi juga menyajikan gerakan, visi, dan warna. 21 Elvinaro Ardianto, Lukiati, Komala. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. h 125 22 M. Linggar Anggoro. 2005. Teori & Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. h 149-150 23 b. Fungsi utama televisi adalah sebagai media hiburan. Akan tetapi di beberapa negara berkembang, televisi juga merupakan simbol status. Perbedaan fungsi ini jelas membawa konsekuensi pada jenis acara yang ditayangkan. c. Pembuatan program televisi relatif lebih lama dan mahal, apalagi bila dibandingkan dengan program radio. Untuk menekan biaya, pihak produsen sering menjalin kerja sama dengan perusahaan atau pihak lain. Konsekuensinya, harus toleran terhadap iklan atau pesan khusus dari perusahaan tersebut. Karena mahalnya pembuatan acara televisi maka iklan harus ditingkatkan. Lambat laun sikap masyarakat terhadap iklan pun mulai berubah. d. Karena mengandalkan tayangan secara visual maka segala sesuatu yang tampak harus dibuat semenarik mungkin. Bila ini dikaitkan dengan kegiatan humas, para praktisi humas yang terkait harus mempersiapkan sebaik mungkin untuk tampil secara prima. e. Dibandingkan dengan media-media lainnya televisi memang relatif jauh lebih mahal. Dukungan teknologi dan finansial yang dibutuhkannya juga jauh lebih besar. 2.4.3 Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi penerangan, mendidik dan menghibur. 24 Adapun fungsi siaran televisi adalah :23 1. Fungsi penerangan. Fungsi ini didukung oleh sifat-sifat yang dimiliki televisi, yakni. a. Sifat immediacy. Suatu peristiwa yang disiarkan dapat dilihat dan didengar pada saat peristiwa itu berlangsung, seakan-akan kita berhadapan dengan peristiwa itu, atau dengan kata lain bersifat tidak media. b. Sifat realisme artinya beradasarkan kenyataan atau seakan-akan nyata. Sifat ini lebih mengefektifkan fungsi penerangan 2. Fungsi Hiburan, fungsi ini menempati porsi yang lebih banyak dibandingkan dengan fungsi lainnya. Hampir semua sajian televisi berbobot hiburan. Beritapun tidak lepas dari berita yag mnggelitik 3. Fungsi pendidikan, fungsi televisi dalam pendidikan bersifat massal, tidak dibatasi oleh ruang kelas. 2.5 Iklan kata iklan berasal dari bahasa Melayu, sebenarnya akar katanya dari bahasa Arab yaitu I’lan. Istilah iklan sebenarnya belum lama muncul dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Menurut sebuah sumber, istilah iklan 23 Bambang. 2000. Komunikasi Massa: Dalam Karakter Ilmu Komunikasi. Jakarta: Epshilon Alpha Betha. h 83 25 pertama kali diperkenalkan pada tahun 1951 oleh Soedardjo Tjokrosiswono, seorang tokoh pers nasional, untuk menggantikan istilah advertentie (bahasa Belanda) dan advertising (bahasa Inggris) agar sesuai dengan semangat penggunaan bahasa nasional Indonesia.24 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia jilid ketiga disebutkan bahwa iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan 25. Definisi iklan yang baku di Indonesia dapat dilihat dalam Kitab Tata Krama dan Tata Cara Periklanan di Indonesia. Dalam Tata Krama dan Tata Cara Periklanan di Indonesia dinyatakan bahwa iklan segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat suatu media dan dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. 26 Iklan dapat dipandang berbeda tergantung dengan profesi orang yang bersangkutan. Bagi seorang pebisnis, iklan adalah alat pemasaran yang penting yang membantu mengkreasi kesadaran konsumen akan merk (brand awareness) dan loyalitas serta merangsang permintaan. Bagi art director di sebuah agensi periklanan, iklan merupakan sebuah ekspresi kreatif dari suatu konsep mengenai produk atau jasa. Sedangkan bagi perencana media, iklan adalah cara sebuah 24 Tams Djajakusumah. 1982. Periklanan. Bandung; Armico. h 127 Depdiknas. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. h 421 26 pksm.mercubuana.ac.id/new/.../files.../43001-4-290156815880.doc (diakses pada 15 februari 2013) 25 26 perusahaan menggunakan media massa untuk berkomunikasi dengan pelanggan potensial mereka. Oleh karena banyaknya definisi iklan dari berbagai prosfesi yang berbeda ini, maka perlu ditekankan definisi umum yang bisa memberikan gambaran lebih jelas tentang apa itu iklan. Definisi iklan dari O‟Guinn, Allen, dan Semenik iklan adalah suatu upaya untuk membujuk melalui media dengan membayar 27. Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkaunya yang luas. Iklan juga menjadi instrument promosi yang sangat penting, khusunya bagi perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas. Belanja iklan di Indonesia pada 2005 tercatat sekitar Rp. 23 triliun rupiah. Televisi mendominasi 70 persen (Rp 16 triliun) dari nilai belanja iklan tersebut, surat kabar Rp.6 triliun, majalah dan tabloid Rp. 1 triliun.28 O‟Guinn, Allen, dan Semenik kemudian menyimpulkan bahwa suatu komunikasi bisa diklasifikasikan sebagai iklan, bila memnuhi tiga kriteria yang esensial: 1. Komunikasi itu haruslah dengan bayaran. 2. Komunikasi itu haruslah disampaikan ke khalayak via media massa. 27 Idi Subandi Ibrahim. 2007. Kecerdasan Komunikasi Seni Berkomunikasi Kepada Publik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. h 128. 28 Morissan, M.A. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Prenada Media Group. h 18 27 3. Komunikasi itu haruslah menjadi upaya persuasi atau membujuk. 29 2.6 Opini Menurut William Albig dalam buku Modern Public Opinion mengatakan bahwa opini adalah pernyataan mengenai suatu hal yang sifatnya bertentangan atau sedikitnya terdapat pandangan yang berlainan mengenai suatu hal (kontroversial). Dapat dikatakan lebih lanjut bahwa opini sangat berhubungan dengan sikap, perbedaan sikap yang bertentangan akan menghasilkan bentuk persoalan atau situasi dan biasanya tertanam dalam benak seseorang sampai seseorang menemukan cara dengan menggunakan media atau sarana lain untuk mengungkapkan secara verbal. 30 Menurut Sunarjo opini merupakan jawaban terbuka terhadap suatu persoalan atau issue ataupun jawaban yang berdasarkan kata-kata yang diajukan secara tertulis ataupun lisan. Sunarjo juga menambahkan opini dianggap sebagai jawaban lisan pada individu yang member respon kepada stimulus dimana dalam situasi atau keadaan yang umumnya diajukan sebagai suatu pertanyaan. 31 Opini dapat dinyatakan secara verbal dan terbuka dengan kata-kata yang dapat ditafsirkan secara jelas (overt opinion). Vincent Price mendefinisikan overt opinion sebagai menyatakan pendapat dengan berbagai macam kegiatan atau 29 Idi Subandi Ibrahim. Op .Cit. 2007. Oemi Abdurrahman. 2003. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung : PT Citra Aditya Bhakti. h 53 31 Djoenaesih S. Sunarjo. 1997. Opini Public. Yogyakarta : Liberty Offset. h 85 30 28 mengemukakan kegiatan-kegiatan yang menjadi perhatian bersama dengan tata cara perilaku yang khas. 32 Opini itu sendiri tidak memiliki tingkatan atau strata, namun mempunyai arah yaitu seperti di bawah ini : 1. Opini positif, jika individu memberikan pernyataan setuju. 2. Netral, jika individu memberikan pernyataan ragu-ragu. 3. Opini negative, jika individu memberikan pernyataan tidak setuju. 33 2.6.1 Faktor Pembentuk Opini Untuk mengetahui opini individu (personal) terhadap suatu objek, dapat dilihat dari unsur pembentukan opininya. Setiap opini mempunyai 3 unsur yaitu 34 : 1. Kepercayaan (berkaitan dengan unsur kognitif) Kepercayaan mengacu kepada sesuatu yang diterima khalayak, benar atau tidak berdasarkan pengalaman masa lalu, pengetahuan dan informasi sekarang dan persepsi yang berkesinambungan. 2. Nilai (berkaitan dengan unsur afektif) Melibatkan kesuka-ketidaksukaan, cinta dan kebencian, hasrat dan ketakutan, bagaimana orang menilai sesuatu dan intensitas penilaiannya apakah kuat, lemah ataukah netral. 32 Ibid. h 87-88 Onong Uchjana Effendi. 2000. Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung: Mandar Maju. h 85 34 William L. Rivers & Clevemathew. 1994. Etika Media Massa dan Kecenderungan Untuk Melanggarnya. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum. h 1 33 29 3. Pengharapan Mengandung citra seseorang tentang apa keadaannya setelah tindakan. Pengharapan ditentukan dari pertimbangan terhadap sesuatu yang terjadi pada masa lalu, keadaan sekarang dan sesuatu yang kira-kira akan terjadi jika dilakukan perbuatan tertentu. 2.7 Brand ambassador Strategi kreatif yang dilakukan oleh perusahan untuk meningkatkan minat dan menjaga atau membentuk citra serta memposisikan suatu produk terhadap konsumen biasanya melalui penunjukkan brand ambassador. Penunjukkan brand ambassador biasanya juga dilatarbelakangi oleh citra positif yang dibawanya sehingga dapat mewakili citra produk secara keseluruhan. Penunjukkan brand ambassador biasanya dilakukan untuk simbolisasi yang dapat mewakili keinginan, hasrat, atau kebutuhan dapat dengan mudah diterima oleh konsumen. Biasanya diwakili oleh maskot, tokoh profesional, dan tokoh agama.35 Penunjukan brand ambassador sendiri biasanya diwakili oleh sosok selebriti atau atlet yang menjadi panutan dan idola dari masyarakat luas. Karena penggunaan selebriti kerap merepresentasikan produk secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan daya tarik yang dimiliki oleh selebriti ataupun atlet tersebut, serta 35 Jhon E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara. 2006. Op. Cit. h 135 30 citra positif yang dimilikinya. Penggunaan brand ambassador dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi atau mengajak konsumen untuk menggunakan produk, pemilihan brand ambassador biasanya seorang selebriti yang terkenal. 36 Dalam bukunya, Royan mengatakan bahwa alasan yang masuk akal dari produsen menggunakan selebriti dalam iklannya adalah personality sang artis atau atlet mempengaruhi personality merk, pilihan bintang yang tepat dapat mempegaruhi personality merk, pilihan bintang yang tepat dapat memepengaruhi tumbuhnya market share, diharapakan personality sang bintang akan melekat pada merk dan diharapkan sang bintang menjadi brand ambassador yang dapat menarik minat beli konsumen.37 Pemilihan selebriti yang tepat akan mengikat erat brand produk menjadi brand seperti yang diwakili oleh selebriti. Menurut Philip Kotler seorang selebriti yang sangat berpengaruh disebabkan memiliki kredibilitas yang didukung faktor keahlian, sifat, dapat dipercaya, dan adanya kesukaan.38 Brand ambassador memiliki beberapa variabel yang telah dikembangkan oleh Rossiter dan Percy, yaitu: 39 a. Visibility Visibility adalah seberapa jauh popularitas yang melekat pada selebritis yang mewakili produk tersebut, dalam penelitian ini yaitu Iwan Fals. 36 Fransiscius Royan. 2005. Marketing Celebrities. Jakarta: Erlangga. h 7 Ibid. h 5 38 Ibid. h 8 39 Ibid. h 15-19 37 31 Masyarakat Indonesia telah mengenal Iwan Fals sebagai penyanyi yang legendaris dan memiliki banyak penggemar. b. Credibility Credibility adalah sejauh mana keahlian dan objektivitas sang bintang. Keahlian ini akan bersangkut paut pada pengetahuan selebriti tentang produk yang akan diiklankan dan objektivitas merujuk pada kemampuan selebriti untuk memberikan kepercayaan diri pada konsumen suatu produk. c. Attraction Ada dua hal penting dalam penggunaan selebriti jika dihubungkan dengan daya tarik. Pertama adalah tingkat disukai audiens/masyarakat, dan yang kedua adalah tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan pengguna produk, dimana keduanya tidak dapat dipisahkan dan harus saling berdampingan. Brand ambassador yang disukai masyarakat dan memiliki daya tarik cenderung menjadi trendsetter masyarakat mulai dari pakaian hingga produk-produk yang dipakai oleh selebriti tersebut. d. Power Power adalah kemampuan brand ambassador dalam menarik konsumen untuk membeli. Selebriti yang menjadi brand ambassador harus memiliki kemampuan dalam menarik konsumen untuk menggunakan produk. Brand ambassador selain harus terkenal dan menarik juga harus berada di level pemujaan oleh audiens. Pada tingkat ini pemujaan yang tinggi tersebut 32 dengan sendirinya akan menimbulkan dorongan yang kuat pada audiens untuk membeli. Dari beberapa pengertian sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa brand ambassador adalah seseorang yang dapat mewakili produk atau perusahaan dan dapat berbicara banyak tentang produk yang diwakilinya sehingga memberikan dampak yang besar pada produk terhadap konsumen. Seorang brand ambassador harus cocok dengan produknya dan target pasarnya agar berhasil membentuk identitas tersendiri terhadap produk tersebut dan membedakannya dengan produk lain yang sejenis. 33 2.8 Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran IKLAN TOP COFFEE IWAN FALS (BRAND AMBASSADOR) Visibility Credibility Dikenal Disukai Disenangi Ahli Percaya diri Dipercaya Power Attraction Tingkat kesamaan Jujur Inspiritif Unik OPINI MAHASISWA Opini Positif Opini Negatif 2.9 Teori Perbedaan Individu (Individual Differences Theory) Peneliti memutuskan untuk menggunakan teori perbedaan individu (individual differences theory) yang merupakan pengembangan dari model S-O- 34 R. Teori ini diketengahkan oleh Martin De Fleur. Nama lengkap dari teori ini adalah individual differences theory of mass communication. Dalam model S-O-R menjelaskan bahwa khalayak dalam menerima pesan dianggap bersikap pasif, namun De Fleur kemudian melakukan modifikasi terhadap model tersebut dengan teori perbedaan individu ini. Teori ini menelaah perbedaan-perbedaan di antara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa, sehingga menimbulkan efek tertentu. Menurut teori ini, individu-individu sebagai anggota khalayak sasaran media massa secara selektif menaruh perhatian kepada pesan-pesan terutama jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan kepentingannya yang didukung oleh nilainilainya. Tanggapan pesan-pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya, jadi efek media massa pada khalayak massa bukan seragam, melainkan beragam disebabkan secara individual berbeda satu sama lain dalam struktur kejiwaan. 40 Anggapan dasar dari teori perbedaan individu adalah bahwa setiap manusia amat bervariasi dalam organisasi psikologisnya secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari perbedaan secara biologis, tetapi ini juga dikarenakan oleh pengetahuan setiap individu yang berbeda-beda. Manusia yang dibesarkan dalam lingkungan yang berpikir secara kritis berbeda cara berpikirnya dengan manusia yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang pasif. 41 40 41 Onong Uchyana. Op.Cit. 2003. h 275 Ibid. h 276 35 Asumsi dari teori ini adalah pesan-pesan yang disampikan oleh media massa ditangkap oleh individu sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan personal individu, efek komunikasi pada individu akan beragam walaupun individu menerima pesan yang sama karena terdapat faktor psikologis dalam menerima pesan yang disampaikan oleh media massa. Masing-masing individu mempunyai perhatian, minat, keinginan yang berbeda yang dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis yang ada pada diri individu tersebut sehingga mempengaruhi dalam menerima pesan yang disampaikan oleh media massa. 42 Teori De Fleur ini secara eksplisit telah mengakui adanya intervensi variabel-variabel psikologis yang berinteraksi dengan terpaan media massa dalam menghasilkan efek. 42 Ibid. 36 2.10 Kerangka Teori Gambar 2.2 Kerangka Teori Opini Mahasiswa Mengenai Iwan Fals Sebagai Brand ambassador dalam Iklan Top Coffee IKLAN TOP COFFEE IWAN FALS (BRAND AMBASSADOR) Visibility Credibility Dikenal Disukai Disenangi Percaya diri Ahli Dipercaya Power Attraction Inspiratif Unik Tingkat kesamaan Jujur TEORI PERBEDAAN INDIVIDU (FAKTOR PSIKOLOGIS) OPINI MAHASISWA Opini Positif Opini Negatif 37 2.11 Operasionalisasi Variabel Untuk memperjelas gambaran operasional variabel dalam penelitian ini dapat dilihat beradasarkan pada tabel berikut : Tabel 2.1 Variabel Indikator Alat ukur Brand a. Visibility Dikenal Disukai ambassador (X) Disenangi b. Credibility Percaya diri Ahli Dipercaya c. Attraction Tingakat kesamaan Jujur d. Power Inspiratif Unik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian mengenai opini mahasiswa mengenai Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan masalah yang hasilnya dapat di generalisasikan, dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. 43 Metode kuantitatif dinamakan pula metode tradisional, karena metode ini cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 3.2 Teknik Penelitian Peneliti menggunakan teknik survei untuk pengumpulan data. Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta – fakta dari 43 Rachmat Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:Kencana. h 55 38 39 gejala – gejala yang ada dan mencari keterangan – keterangan secara faktual,baik tentang institusi sosial,ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau suatu daerah. Metode survei ini membedah dan menguliti serta mengenal masalah – masalah dan mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik – praktik yang sedang berlangsung. Survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrument utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Karena itu penggunaan teknik sampling yang benar sangat menentukan kualitas riset. 44 3.3 Teknik Pengumpulan Data Data penelitian yang dilakukan ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. 44 Ibid. Hal 59 40 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. 2. Data sekunder Data yang diperoleh secara tidak langsung. Dapat diperoleh juga melalui data dari pihak universitas untuk jumlah mahasiswa. Data primer umumnya berbentuk catatan atau laporan dokumentasi oleh lembaga tertentu yang dipublikasikan. Berdasarkan jenis data yang digunakan oleh peneliti, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi dua metode, yaitu : 1. Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.45 Pada penelitian ini, peneliti menyebar kuesioner kepada mahasiswa ilmu komunikasi. 45 Sugyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta. h 74 41 Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert dengan menggunakan data ordinal. Skala ini disebut skala Likert, karena pertama kali dikembangkan oleh Rensis Likert, dan sering disebut sebagai method of summated ratings yang berarti nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan itu dijumlahkan sehingga mencapai nilai total. 46 Responden akan diminta menjawab pertanyaan dengan pilihan jawaban sebagai berikut: a. Sangat Setuju (SS), yang memiliki skor 4. b. Setuju (S), yang memilki skor 3. c. Tidak Setuju (TS), yang memiliki skor 2. d. Sangat Tidak Setuju (STS), yang memiliki skor 1.47 2. Studi kepustakaan Studi dokumentasi digunakan sebagai data sekunder. Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi. 48 Studi Kepustakaan yaitu mencari data penunjang melalui buku dan data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini adalah dengan menggunakan buku-buku ilmu 46 Rosady Ruslan. 2006. .Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo. h 196 47 Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survai Edisi Revisi. Jakarta: LP3ES. h 102 48 Soehartono Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya. h 70. 42 komunikasi. Semua itu digunakan sebagai referensi atau pedoman dan dasar teori bagi pembahasan masalah. 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas atau karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya 49. Pengertian lainnya bahwa populasi adalah semua unit yang menjadi objek penelitian. Sedangkan menurut Jalaludin Rakhmat populasi adalah kumpulan dari objek yang diteliti. Dari beberapa definisi tentang populasi di atas penulis menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan dari objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UNTIRTA jurusan ilmu komunikasi angkatan 2009, 2010, 2011 dan 2012. Berikut data jumlah mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Sultan Agen Tirtayasa : 49 Ibid. Hal 61 43 Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Agen Tirtayasa 50 No Jumlah mahasiswa ilmu komunikasi Jumlah 1 Angkatan 2009 154 2 Angkatan 2010 139 3 Angkatan 2011 145 4 Angkatan 2012 116 Total 554 3.4.2 Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.51 Definisi lainnya mengenai sampel adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. 52 Sedangkan menurut Nasution dan Usman ” sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti” Sampel sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi tersebut haruslah representatif atau benar-benar dapat mewakili populasi yang diteliti. Sebab 50 Bagian Akademik dan Kemahasiswaan FISIP UNTIRTA 2013 Soehartono Irawan. Op. Cit. 2002. h 62 52 Narbuko, Cholid dan abu Ahmadi. 2005. Metode Penelitian.Jakarta: Bumi Aksara. h 107 51 44 apa yang dipelajari dari sampel tersebut harus dapat diberlakukan pada populasinya.53 3.5 Teknik Penarikan Sampel Dalam penelitian ini peniliti menggunakan teknik penarikan sampel acak (Probability sampling). Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. 54 Jenis sampel probabilitas yang digunakan adalah Simple Random Sampling (sederhana), dikatakan sederhana karena pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. 55 Sampel diambil berdasarkan ketentuan presisi ditetapkan diantara ± 10% dengan ketentuan besarnya sampel pada tingkat kesalahan 0,1 dan tingkat kepercayaan (reability) 90 %. Dengan menggunakan rumus yamane dibawah ini: n= N N.d² +1 Keterangan: n = jumlah sampel 53 Sugyono. Op. Cit. 2008. h 74 Ibid. h 63 55 Ibid. h 64 54 45 N = Jumlah Populasi d² = Presisi / tingkat kesalahan (10%) = 0,1 n= N N.d² +1 n= 554 554.(0.1)²+1 n= 554 554.(0.01)+1 = 84,7 atau dibulatkan 85 orang Berdasarkan rumus Yamane diperoleh sampel sebanyak delapan puluh lima mahasiswa. 3.6 Uji Reliabilitas dan Validitas Data 3.6.1 Uji Reliabiltas Data Sebelum melakukan penelitian dengan menyebarkan angket pada sejumlah sampel penelitian, peneliti melakukan uji validitas. Uji validitas dilakukan di tempat atau lokasi yang memiliki kemiripan karakteristik 46 dengan tempat penelitian asli. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan di Komplek Untirta, Pakupatan – Serang. Peneliti menggunakan SPSS 16 sebagai penguji data validitas dan realibilitas. Kevalidan masing-masing pertanyaan dapat dilihat dari hasil perhitungan SPSS pada nilai corrected item total correlation. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika r-hitung yang merupakan nilai corrected item total correlation lebih besar dari r-tabel. Setelah nilai r diketahui, maka dibandingkan dengan taraf signifikansi 5% atau 1% dengan melihat baris N2. Jika nilai r di atas angka kritik 5%, maka data instrumen dinyatakan valid.56 Sementara alat ukur disebut reliabel bila alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil atau jawaban yang sama terhadap gejala yang sama, walau digunakan berulang kali. Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable), dan tetap (consistent).57 Peneliti melakukan uji reliabilitas dengan menghitung koefisien Alpha Cronbach dari masing-masing item dalam suatu variabel. Instrumen yang 56 57 Rachmat Kriyantono. Op.Cit. 2008. h l39 Triton P.B. 2006. Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Andi Offset. h. 248. 47 dipakai dalam variabel tersebut dikatakan reliabel apabila memiliki Alpha Cronbach lebih dari 0,60 58. Berikut ini tabel tingkat reliabilitas nilai Alpha : Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Nilai Alpha Tingkat Reliabilitas 0.00 – 0.20 Kurang Reliabel 0.20 – 0.40 Agak Reliabel 0.40 – 0.60 Cukup Reliabel 0.60 – 0.80 Reliabel 0.80 – 1.00 Sangat Reliabel 3.6.2 Uji Validitas Data Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana instrumen (misalnya kuesioner) akan mengukur apa yang ingin diukur 59. Dalam penelitian ini, penulis menguji validitas dengan menggunakan program 58 Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analitis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. h 98 59 Rachmat Kriyantono. 2008. Riset Komunikasi, Cetakan ke-3. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. h 141 48 aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16. Uji validitas dalam penelitian dilakukan untuk memastikan bahwa masingmasing pertanyaan akan terklarifikasi pada variabel-variabel yang telah ditetapkan (construct validity). Syarat instrumen yang baik adalah instrumen tersebut harus valid. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.60 3.6.3 Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Tabel 3.3 Reliability Statistics Cronbach's Alpha .774 N of Items 10 Output SPSS yang terdiri dari 10 pertanyaan dalam variabel brand ambassador tersebut menunjukkan tabel Reliability Coefficients yang 60 Yustiawaty Nursarah. 2010. Hubungan Antara Persepsi Karyawan Outsource dengan Citra PT. Advanced Career Indonesia. Skripsi. h. 39 49 terlihat sebagai Croanbach’s Alpha 0,888 > 0,60. Dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan tersebut reliable. Tabel 3.4 Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Q1 23.60 9.076 .481 .864 Q2 23.70 8.769 .569 .857 Q3 23.53 8.602 .701 .847 Q4 23.47 9.016 .594 .856 Q5 23.70 8.424 .698 .846 Q6 23.50 9.362 .426 .868 Q7 23.63 8.585 .652 .850 Q8 23.77 9.082 .457 .867 Q9 23.63 8.585 .652 .850 Q10 23.57 8.737 .625 .853 Menentukan besarnya nilai R table dengan ketentuan df = jumlah sampel -2 atau 30 – 2 = 28 dengan tingkat signifikansi sebesar 5% angkanya = 0,361 yang terdapat dalam tabel nilai-nilai r product moment. Analisa output dapat dilihat pada bagian correlated item total correlation. Dari tabel di atas item pertanyaan sudah valid. 50 3.7 Teknik Analisis Data Statistik inferensial digunakan untuk riset ekplanatif yang bertujuan menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Sebelum memilih jenis rumus yang dikehendaki. 3.7.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan variabel, yaitu variabel brand ambassador. Dalam analisis deskriptif ini, perhitungan yang digunakan untuk mengetahui tingkat presentase skor jawaban dari variabel, dengan rumus sebagai berikut : %= 𝐧 𝐗𝟏𝟎𝟎% 𝐍 Keterangan : n = skor empirik (skor yang diperoleh) N = jumlah seluruh skor atau nilai (skor ideal) Perhitungan deskriptif presentase ini mempunyai langkah-langkah sebagai berikut : 4. Menentukan angka presentase maksimal 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥 𝐗 𝟏𝟎𝟎% 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥 51 𝟓 𝑿 𝟏𝟎𝟎% = 𝟏𝟎𝟎% 𝟓 5. Menentukan angka presentase minimal 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐢𝐧𝐢𝐦𝐚𝐥 𝐗 𝟏𝟎𝟎% 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥 𝟏 𝑿 𝟏𝟎𝟎% = 𝟐𝟎% 𝟓 6. Menentukan interval kelas presentase, diperoleh dari pembagian kriteria terhadap rentang presentase (100% − 20% = 80%), maka didapat 80% : 5 = 16%. Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase diperoleh sebagai berikut : Tabel 3.5 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase No Rentang Persentase Kriteria 1 84% − 100% Sangat Baik 2 83% − 67% Baik 3 66% − 50% Cukup Baik 4 49% – 33% Tidak Baik 5 32% – 16% Sangat Tidak Baik 52 3.8 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang diambil dalam penelitian ini adalah Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, Banten. jan Feb Maret april Juni Des april Juni Kegiatan 12 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 ACC Judul Bab I Bab II Bab III Sidang outline Kuisioner Bab 4 Bab 5 Sidang BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Deskripsi Singkat PT WINGS (WINGS FOOD) Gambar 4.1 WINGS Corporation didirikan pada tahun 1948 di Surabaya, Indonesia. Selama lima puluh tahun terakhir perusahaan ini telah berkembang dari sebuah industri rumah kecil menjadi pemimpin pasar (market leader) yang mempekerjakan ribuan orang dengan pabrik-pabrik berlokasi di Jakarta dan Surabaya. Tujuan WINGS Corporation adalah memproduksi produk-produk berkualitas internasional dengan harga ekonomis. Produksi pertama Wings dimulai dengan pembuatan sabun cuci hijau buatan tangan. Dengan produk 53 54 ini Wings berhasil menembus pasar kompetitif pada akhir 1940-an. Segera setelah itu, mereka memperkenalkan sebuah produk baru krim deterjen yang sangat membantu kebutuhan toileteries rumah tangga. Seiring dengan perkembangan Wings yang begitu pesat, maka pabrik kedua P.T. Sayap Mas Utama, dibangun di Jakarta. Wings menghasilkan produk antara lain sabun, bedak dan deterjen, pembersih lantai, pelembut kain, dan pembalut untuk market di seluruh Indonesia dan sekitarnya. Sedangkan pabrik ketiga P.T. Lionindo Jaya dibangun di Jakarta bersama-sama dengan Lion Corporation Jepang untuk memproduksi merk seperti Emeron, Ciptadent, dan Mama lemon. Produk merka termasuk shampoo, shower gel, produk perawatan kulit, pasta gigi. Setelah lima tahun, merk ini berhasil menangkap pangsa pasar yang signifikan di Indonesia. Kemudian Wings mengembangkan sayap usahanya secara vertikal dan horizontal, bahkan ke sektor lain seperti bahan bangunan. Dengan tetap berpijak pada filosofi "To produce Quality and Affordibility at the Convenience of our customers." Sejak tahun 1948 Wings telah berproduksi meski sangat sederhana dengan menggunakan minyak kelapa untuk memproduksi sabun cuci, dan menjual dari pintu ke pintu. Selanjutnya WINGS menghasilkan ratusan produk pembersih rumah tangga, dari pasta gigi dan shampo, deterjen dan pembersih porselen. Bukan itu saja mereka juga mempekerjakan ribuan orang di puluhan pabrik manufaktur dan pusat 55 distribusi di seluruh Indonesia. Merk utama seperti Ekonomi, SoKlin, dan GIV dikenal sebagai produk yang sangat baik dan berkualitas Dengan kekuatan yang dimilikinya, WINGS mencoba berekspansi dengan mengekspor produk ke beberapa negara di dunia, dari Nigeria sampai Filipina. Wings telah berinvestasi baik integrasi hulu dan hilir. Sehingga memungkinkan bagi mereka menghasilkan secara konsisten produk-produk berkualitas dengan biaya lebih rendah berupa harga jual yang lebih rendah dibanding pesaingnya. Keberhasilan Wings ini didukung oleh berbagai aspek diantaranya karyawan yang berdedikasi tinggi untuk menghasilkan produk berkualitas dan competitif bagi pelanggan. Dan Wings sendiri yang mampu mempertahankan kualitas sekaligus melakukan efisiensi sehingga saat krisis pun justru dijadikan peluang untuk meluncurkan produk seperti Daia yang dipatok dengan harga lebih rendah dari Rinso dan Soklin. WINGS mendorong perekonomian bukan hanya nasional tapi internasional (khususnya Asia) melalui investasi dalam kapasitas tambahan, memperkenalkan produk-produk inovatif baru, mendorong proyek-proyek perbaikan seluruh organisasi, serta fokus pada human resource. Sehingga pada akhirnya Wings dapat menjamin kesuksesan di milenium baru mendatang 56 Periode sejarah Wings: 1948 Ferdinan Katuari dan Harjo Sutanto mendirikan Fa Wings, memproduksi sabun colek skala home industri melalui sistem door to door. 1950 sabun mandi Wings mulai dipasarkan. 1971 membangun perusahaan sabun dan detergen, seperti sabun merk Ekonomi. 1980 merk Wings Biru dan Dangdut dilepas ke pasaran. Mendirikan PT Unggul Indah Cahaya sebagai produsen alkybenzene, bahan baku produk detergen bersama beberapa investor. 1983 mendirikan PT Multipack 1986 mengembangkan PT Petrocentral (integrasi vertical horizontal) 1989 terjun ke bisnis keramik dengan mendirikan PT Adyabuana Persada, merk Keramik Milan dan Hercules. Di bidang finance mendirikan Bank Ekonomi yang beraliansi dengan Lion Corporation serta mendirikan PT Lionindo Jaya. 1990 merk Extra Aktif dan detergen Merk So klin. 1991 Fa Wings berganti nama menjadi PT Wings Surya. 1995 membeli plantation PT Damit Mitra Sekawan dan PT Gawi Makmur Kalimantan menghasilkan Oleochemical. Bersama Siam 57 Cement bisnis gypsum dan semen Fiber melalui PT Siam Indo Gypsum Industri (merk Elephan). 1998 meluncurkan detergen Daia saat krismon. 2000 membeli saham Ecogreen Oleochemical melalui konsorsium. 2001 mendirikan perusahaan sekuritas Eko Kapital. 2002 merambah property, Pulogadung Trade Center bersama Djarum. 2003 meluncurkan Mie sedap. Wings dikenal dari kualitas produk yang berkualitas, harga yang terjangkau dan dapat dibeli di manapun berada (terdistribusi secara menyeluruh). Wings berfokus pada kepentingan customer, supplier, company dan karyawan. Wings fokus pada pengembangan sumber daya manusia, karena menyadari bahwa orang-orang di Wings sangat penting bagi keberhasilan perusahaan. 4.1.2 Deskripsi Umum Iklan Kopi Top Coffee Iklan Top Coffee yang sering muncul di televisi menggunakan Iwan Fals Sebagai brand ambassador. Iklan kopi Top Coffee dimulai dengan Iwan Fals yang berkata “Bongkar kebiasaan lama” dengan penuh semangat. Kata “bongkar” ini sendiri merupakan judul lagu Iwan Fals yang sudah sangat terkenal yang bercerita tentang sudah tidak ada lagi cinta dan keadilan. Setelah Iwan Fals lalu muncul “orang bule” yang merupakan 58 peracik kopi dari negara asing yang menjelaskan dengan bahasa inggris tentang proses pembuatan kopi Top Coffee. Bila diartikan dalam bahasa Indonesia maka terjemahnya sebagai berikut :”Top Coffee maha karya perpaduan Robusta dan Arabica, Top Coffee diproses dengan ketepatan temperatur dan waktu sampai hitungan detik untuk menciptakan rasa dan aroma kopi yang kuat berkarakter khas Top Coffee. Keseimbangan antara kekuatan dan cita rasa kopi kelas dunia”. Dalam iklan Top Coffee juga ada adegan Iwan Fals yang sedang menghirup aroma kopi Top Coffee, yang disusul oleh adegan Iwan Fals sedang mencicipi kopi yang baru saja diracik oleh peracik kopi yang muncul di awal iklan dan Iwan Fals kemudian menyeruput secangkir kopi dengan suara khas orang yang sedang menikmati kopi. Selanjutnya Iwan Fals mengatakan bahwa karakter orang Indonesia adalah berani, kuat dan berjiwa seni yang merupakan karakter dari kopi Top Coffee juga yaitu mempunyai inovasi yang berani, rasa yang kuat serta merupakan hasil karya seni dalam peracikan kopi. Di penghujung iklan muncul juga artis perempuan muda yaitu Nikita Willy dan Samuel Zylgwyn yang juga memegang gelas kopi. Nikita willy dan Samuel ini untuk mewakili variasi rasa lain dari Top Coffee yaitu kopi susu yang diwakili Nikita Willy dan kopi mocca untuk Samuel, karena PT Wing Food langsung mengeluarkan 3 variasi rasa sekaligus untuk kopi Top Coffee ini. Dua artis ini juga yakni Nikita Willy dan Samuel 59 menggambarkan bahwa Top Coffee ini bisa dinikmati oleh semua umur baik yang muda maupun yang tua dan juga laki-laki ataupun perempuan. Adegan terakhir yang paling inti adalah munculnya kembali Iwan Fals dan “menantang” para pecinta kopi khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya dengan kata-kata “Jangan bilang kamu pecinta kopi kalau belum coba Top Coffee”. Kata-kata seperti ini tentunya akan menimbulkan rasa penasaran dan rasa ingin mencoba kopi Top Coffee ini, karana di akhir iklan ini dikatakan bahwa Top Coffee merupakan kopinya orang Indonesia, sehingga dengan kata lain orang yang mengaku sebagai orang Indonesia harus berani membongkar kebiasaan lamanya dalam minum kopi dan mencoba kopi yang baru yaitu kopi Top Coffee sebagai bukti rasa cinta kepada Negara Indonesia dan tentunya kopi Indonesia. Kopi Top Coffee merupakan produk kopi dari perusahaan besar yang sudah cukup terkenal yaitu PT Wings Food. Sudah banyak produk makanan dan kebutuhan rumah tangga yang dikeluarkan oleh PT Wings Food dan sukses merebut hati masyarakat Indonesia karena kualitas dan harganya yang ekonomis. Contohnya seperti mie sedap, sabun krim ekonomi, mama lemon dan lain-lain. PT Wings Food memperkenalkan produk terbarunya yaitu kopi Top Coffee ini dengan memanfaatkan kepopuleran Iwan Fals sebagai penyanyi legendaris yang sampai saat ini lagunya masih banyak disukai oleh masyarakat dan masih dikenal di dunia musik Indonesia. 60 Pemilihan Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee ini karena Kopi Top Coffee dan Iwan Fals memiliki kesamaan yaitu sama-sama memiliki karakter Indonesia. Iwan Fals melalui lagu-lagunya yang cenderung membela dan menyampaikan aspirasi rakyat kecil, derita rakyat dan keadaan rakyat yang sesungguhnya merupakan figure yang mempunyai sifat nasionalisme yang tinggi, bahkan Iwan Fals mempunyai nama panggilan untuk penggemarnya yaitu OI (orang Indonesia). Hal ini sangat sesuai dengan kopi Top Coffee yang mengusung tag line “kopinya orang Indonesia” dan Iwan Fals ini merupakan seorang yang dapat mewakili orang Indonesia ini. Gambar 4.2 Screenshoot Iklan Top Coffee 61 4.1.3 Deskripsi Umum Iwan Fals Virgiawan Listanto atau yang lebih dikenal dengan nama Iwan Fals lahir pada tanggal 3 September 1961 di ibukota Jakarta. Beliau merupakan musisi beraliran balada dan country. Berkat lagu-lagunya yang konsisten mengangkat persoalan sosial dan meneropong kaum pinggiran yang dekat dengannya, bermakna kritik yang berdampak 'cekal' baginya di masa Orde Baru membuat Bung Iwan menjadi legenda hidup bangsa ini61. Iwan lahir dari pasangan almarhum Haryoso (ayah) dan Lies (ibu). Iwan menikah dengan Rosanna (mbak os) dan mempunyai anak Galang rambu anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.62 Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor cabang OI dapat ditemui setiap penjuru nusantara dan beberapa bahkan sampai ke manca negara. Mayoritas lagu-lagu Iwan memotret suasana sosial kehidupan Indonesia di akhir tahun 1970-an hingga sekarang, serta kehidupan dunia pada 61 Biografi Iwan Fals. http://gudang-biografi.blogspot.com/2011/02/biografi-iwan-fals.html (diakses 15 februari 2013) 62 Sekilas Biografi Iwan Fals. http://iwan-fals.blogspot.com/search/label/Biografi%20Satu (diakses 17 februari 2013) 62 umumnya, dan kehidupan itu sendiri, ternyata juga pernah aktif dalam kegiatan olahraga sertapernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat Nasional, Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga. 63 Album-album karya Iwan Fals antara lain: Canda Dalam Nada (1979), Canda Dalam Ronda (1979), Perjalanan (1979), 3 Bulan (1980), Sarjana Muda (1981), Opini (1982), Sumbang (1983), Barang Antik (1984), Sugali (1984), KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) (1985), Sore Tugu Pancoran (1985), Aku Sayang Kamu (1986), Ethiopia (1986), Lancar (1987), Wakil Rakyat (1988), 1910 (1988), Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu (1988), Mata Dewa (1989), Swami I (1989), Kantata Takwa (1990), Cikal (1991), Swami II (1991), Belum Ada Judul (1992), Hijau (1992), Dalbo (1993), Anak Wayang (1994), Orang Gila (1994), Lagu Pemanjat (bersama Trahlor) (1996), Kantata Samsara (1998), Best Of The Best (2000), Suara Hati (2002), In Collaboration with (2003), Manusia Setengah Dewa (2004), Iwan Fals in Love (2005), 50:50 (2007), Untukmu Terkasih (2009) - mini album, Keseimbangan - Iwan Fals (2010).64 63 64 Biografi Iwan Fals Penyanyi Legendaris Indonesia. Op. Cit Ibid. 63 Iwan Fals merupakan seorang pemusik, penyanyi, sekaligus pengarang lagu yang setiap pentasnya dibanjiri massa. Kharisma dan figur Iwan Fals menjadi magnet yang untuk menarik orang untuk berbondong-bondong datang berkomunikasi dengan sang idola lewat lirik lagu yang dinyanyikannya. Kemampuan mengumpulkan massa dalam jumlah banyak juga diulas oleh majalah Mode No. 5/XIX/5-18 Maret 1990 dengan judul “Iwan Fals Di Mata Penggemar”. Berikut petikannya : Di setiap kesempatan pementasan. Penonton selalu mengelukan nama Iwan Fals. Judul-judul lagu yang menjadi hits lewat vokal Iwan Fals senantiasa diminta untuk dinyanyikan. Di luar pentas, berbagai atribut yang berkaitan dengan Iwan muncul dimana-mana mulai dari tembok kumuh hingga dada (di atas kaus oblong dan seragarn sekolah) tulisan nama dan wajah Iwan, juga beberapa judul lagunya menjadi hiasan. Muncul pula kelompok yang diembel-embeli dengan Fals. Di tengah masyarakat, khususnya kaum muda, muncul semacam Iwan mania. Gambar 4.3 Famplet Top Coffee 64 Iwan Fals merupakan musisi berpengaruh melalui karyanya, tidak salah bila Majalah Time Asia edisi 29 April 2002 memilihnya sebagai salah satu “Pahlawan Besar Asia”. namanyapun bersandingan dengan Pramoedya Ananta Toer, Xanana Gusmao dan Jackie Chan 65.Berbeda dengan boy band seperti yang dikatakan oleh Jason Tedjasukmana wartawan majalah tersebut, kalau Iwan Fals tetap konsisten mempersoalkan kediktatoran dan tetap berdiri ketika yang lainnya merunduk. Setidaknya hal itulah yang membuat kiprah dan sosok Iwan Fats cukup menarik untuk dibicarakan atau dijadikan pembahasan. Kepopuleran Iwan Fals dimulai dengan kemunculan album solo pertamanya yang berjudul “Sarjana Muda”. Saat itu juga menjadi awal pemberian predikat pengarang yang penuh dengan protes dan kritik sosial oleh beberapa media. Gambar 4.4 Iwan Fals dalam Cover Majalah Time 65 Mokoo Awe. 2003. Fals, Nyanyian di Tengah Kegelapan. Yogyakarta: Ombak. h 15 65 4.2 Deskripsi Data Responden Untuk mengetahui opini mahasiswa mengenai Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee, telah dilakukan pengumpulan data melalui penyebaran angket, sebelum masuk ke pertanyaan inti orang-orang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti yaitu mahasiswa yang mengetahui Iwan Fals sebagai selebriti dan juga mahasiswa yang sudah pernah melihat iklan Top Coffee yang dibintangi oleh Iwan Fals yang semua kriteria tersebut sudah ditanyakan dalam pertanyaan screening di kuesioner. Penyebaran angket dilakukan kepada 85 orang responden yang terdiri dari 10 pertanyaan. Data responden merupakan daftar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam angket berupa data pribadi responden. Perincian data responden dapat dilihat di bawah ini : Tabel 4.1 Jenis kelamin Frequency Percent Valid Valid Percent Cumulative Percent laki-laki 60 71.4 71.4 71.4 perempuan 25 28.6 28.6 100.0 Total 85 100.0 100.0 (Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS) Tabel di atas menunjukan bahwa jumlah responden adalah 85 orang yang terbagi dengan jenis kelamin laki-laki 60 orang atau 71% dan yang berjenis kelamin perempuan 25 orang atau 29%. 66 4.3 Hasil Deskripsi Pernyataan kuesioner variabel Brand ambassador Iwan Fals Berdasarkan survei yang dilakukan secara random pada 85 responden, ditemukan sejumlah hasil sebagai berikut : 4.3.1 Visibility (Popularitas) Pada sub variabel visibility ini ada 3 (tiga) indikator yaitu dikenal, disukai dan disenangi. 1. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang terkenal mendapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.2 Aktor iklan Top Coffee Terkenal Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent sangat tidak setuju 6 7.1 7.1 7.1 tidak setuju 24 27.4 27.4 34.5 Setuju 51 60.7 60.7 95.2 sangat setuju 4 4.8 4.8 100.0 Total 85 100.0 100.0 (Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS) Ternyata jawaban responden terbanyak adalah setuju dengan 60.7% atau 51 orang, sedangkan tidak setuju dijawab responden sebesar 27,4%. Untuk jawaban sangat setuju sebesar 4,8% dan 7,1% atau 6 67 orang menjawab sangat tidak setuju dari 85 responden. Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan responden setuju (60,7%) bahwa Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang terkenal. Iwan Fals sebagai penyanyi yang legendaris yang sudah mengeluarkan banyak album dengan lagu-lagunya yang terkenal tentu saja menjadikannya sebagai selebriti yang terkenal. Kepopuleran Iwan Fals bukan hanya pada masa orde baru saja melainkan sampai saat ini Iwan Fals masih menjadi musisi yang aktif di industri musik. Masih banyak konser-konser yang diselenggarakan oleh Iwan Fals. Setiap pertunjukan musik yang dibintangi Iwan Fals selalu dipenuhi oleh para penggemarnya yang selalu menunggu kehadiran sang bintang idola, para penggemarnya yang datang ke konser Iwan Fals selalu membawa atribut-atribut yang menunjukan bahwa mereka adalah para penggemar Iwan Fals, mulai dari atribut yang berbentuk bendera, kaos dan lain sebagainya. Jawaban responden yg menyatakan setuju dalam penelitian ini mencapai 60,7% yang menandakan bahwa Iwan Fals masih sangat dikenal. 2. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang 68 disukai/mempunyai banyak penggemar mendapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.3 Aktor iklan Top Coffee banyak penggemar. Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent sangat tidak setuju 6 6.0 6.0 6.0 tidak setuju 24 28.6 28.6 34.5 Setuju 52 61.9 61.9 96.4 sangat setuju 3 3.6 3.6 100.0 Total 85 100.0 100.0 (Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS) Jawaban responden paling banyak yaitu setuju dengan 61,9% atau 52 orang responden, sedangkan 28,6% responden menjawab tidak setuju atau 24 responden dari 85 responden. Sebanyak 6.0% responden menjawab sangat tidak setuju dan 3,6% untuk responden yang menjawab sangat setuju. Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan responden setuju (61,9%) bahwa Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang disukai/mempunyai banyak penggemar. Setiap artis atau selebritis masing-masing mempunyai penggemar atau fans, hal ini merupakan hal yang wajar karena mereka adalah 69 seorang public figure yang sering muncul di layar kaca televisi, sehingga banyak orang yang mengetahui dan menjadikannya idola. OI (Orang Indonesia) adalah sebuah nama atau wadah bagi para penggemar Iwan Fals. Di setiap penampilan Iwan Fals OI ini selalu hadir untuk menyaksikan idolanya, hal ini dapat dilihat dari atribut yang mereka bawa atau mereka gunakan seperti bendera berlambangkan OI atau kaos yang bertuliskan OI. Dalam penelitian ini terdapat total 52 responden yang setuju dan sangat setuju bahwa Iwan Fals merupakan selebriti yang mempunyai banyak penggemar karena presentasenya mencapa 65,5%, hal ini menunjukkan bahwa Iwan Fals sampai saat ini tetap eksis di industri musik. 3. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang menyenangkan dalam menyampaikan pesan mendapatkan hasil sebagai berikut : iklan Top Coffee 70 Tabel 4.4 Aktor iklan Top Coffee komunikator handal. Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent sangat tidak setuju 6 7.1 7.1 7.1 tidak setuju 25 29.8 29.8 36.9 Setuju 48 56.0 56.0 92.9 sangat setuju 6 7.1 7.1 100.0 Total 85 100.0 100.0 Berdasarkan tabel di atas, responden paling banyak menjawab setuju sebesar 56,0%, sedangkan tidak setuju sebesar 29,8% dari 84 responden, 7,1% untuk jawaban sangat tidak setuju, dan 7,1% untuk jawaban sangat setuju. Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan responden setuju (56,0%) bahwa Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang menyenangkan dalam menyampaikan pesan iklan Top Coffee. Menjadi seorang komunikator memang tidak mudah, karena tujuan komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan makna, untuk dapat mentransmisikan apa yang ada di dalam pikiran kita ke pikiran komunikan. Komunikan bisa saja menerima makna yang berbeda dengan apa yang disampaikan oleh komunikator, hal inilah yang menyebabkan kesalahan komunikasi atau kesalahpahaman. Iklan 71 merupakan komunikasi satu arah yang tentu saja di samping terdapat banyak kelebihan ada juga kekurangnya, apalagi dibatasi dengan durasi yang singkat menyebabkan pesan dalam iklan bisa saja tidak diterima dengan baik oleh komunikannya dan berdampak kepada penilaian terhadap komunikator. Cara komunikator dalam membawakan pesan dalam sebuah iklan menjadi satu hal yang penting untuk diperhaikan, karena walau bagaimanapun iklan yang berdurasi terbatas tersebut harus dapat menarik perhatian khalayak yang menjadi audiensnya dan harus dapat mempersuasi khalayak untuk mengikuti apa yang menjadi keinginan atau isi pesan dalam iklan tersebut. Dengan cara yang natural dan tidak terlalu menampilkan hal-hal yang berlebihan, maka iklan tersebut dapat menjadi maksimal hasilnya dan tidak membuat khalayak menjadi jengah untuk terus melihat iklan tersebut hingga akhir. 4.3.2 Credibility (Tingkat keahlian) Pada sub variabel credibility ini terdapat 3 (tiga) indicator yaitu percaya diri, ahli dan dipercaya. 1. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang ahli dalam menyampaikan pesan mendapatkan hasil sebagai berikut : 72 Tabel 4.5 Aktor iklan Top Coffee komunikatif. Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent sangat tidak setuju 7 8.3 8.3 8.3 tidak setuju 23 27.4 27.4 35.7 Setuju 50 58.3 58.3 94.0 sangat setuju 5 6.0 6.0 100.0 Total 85 100.0 100.0 (Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS) Jawaban responden terbagi dalam 4 kategori jawaban. Yang menjawab setuju sebesar 58,3% atau 50 responden. Lalu yang menjawab tidak setuju sebesar 27,4%, yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 8,3% atau 7 orang dari 84 responden dan 6,0% menjawab sangat setuju. Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan responden setuju (58,3%) bahwa Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang ahli dalam menyampaikan pesan. Seorang komunikan bisa dengan mudah menerima pesan dari komunikator dan juga bisa sulit untuk menerima pesan tersebut, yang dimaksud menerima adalah menyetujui pesan atau perkataan komunikator. Hal ini dikarenakan perbedaan sudut pandang dalam 73 melihat pesan tersebut, sehingga terjadi perlawanan terhadap pesan yang disampaikan. Komunikator yang ahli menyampaikan pesan belum tentu selalu berhasil membuat persamaan persepsi terhadap komunikannya. Hal ini sejalan dengan teori perbedaan individu yang peneliti pergunakan dalam penelitian ini. 58,3% responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa Iwan Fals merupakan selebriti yang ahli dalam menyampaikan pesan dalam hal ini iklan Top Coffee, hal ini membuktikan bahwa credibility Iwan Fals dalam menyampaikan produk yang diiklankan terhitung baik. 2. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang percaya diri dalam menyampaikan produk Top Coffee mendapatkan hasil sebagai berikut : 74 Tabel 4.6 Aktor iklan Top Coffee penuh percaya diri. Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent sangat tidak setuju 4 4.8 4.8 4.8 tidak setuju 25 28.6 28.6 33.3 Setuju 52 61.9 61.9 95.2 sangat setuju 4 4.8 4.8 100.0 Total 85 100.0 100.0 (Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS) Jawaban responden terbagi dalam 4 kategori jawaban. Yang menjawab setuju sebesar 61.9% atau 52 responden. Lalu yang menjawab tidak setuju sebesar 28.6%, yang menjawan sangat tidak setuju sebesar 4,8 % atau 4 orang dari 85 responden dan 4,8% menjawab sangat setuju. Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan responden setuju 61.9% bahwa Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan merupakan selebriti yang percaya dalam menyampaikan pesan. Kepercayaan diri seseorang ketika menjadi seorang komunikator akan sangat memberikan dampak yang baik bagi proses penyampaian suatu pesan, pesan yang disampaikan akan lebih terasa meyakinkan dan dapat diterima oleh komunikan. Sikap percaya diri ini menjadikan 75 seorang komunikator menjadi lebih power full di hadapan para audiensnya dan menjadi nilai lebih bagi seorang komunikator untuk dapat membawa perhatian audiens tertuju selalu kepada komunikator tersebut, sehingga apa yang disampaikan oleh komunikator dapat dengan mudah diterima oleh audiensya seperti sebuah gelas kosong yang dituangkan air ke dalamnya. 3. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang dapat dipercaya dalam menyampaikan pesan iklan mendapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.7 Aktor iklan Top Coffee dapat dipercaya. Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent sangat tidak setuju 6 7.1 7.1 7.1 tidak setuju 21 23.8 23.8 31.0 Setuju 50 59.5 59.5 90.5 sangat setuju 8 9.5 9.5 100.0 Total 85 100.0 100.0 (Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS) Berdasarkan table di atas, diketahui jawaban paling banyak yaitu tidak sebesar 59,5%. Lalu sebesar 23,8% responden menjawab tidak 76 setuju. Sedangkan 9,5% responden menjawab sangat setuju dan sebesar 7,1% responden menjawab sangat tidak setuju. Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan responden setuju (59,5%) bahwa Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang dapat dipercaya dalam menyampikan pesan iklan. 4.3.3 Attraction (Daya tarik) 1. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang dipandang dekat dengan masyarakat mendapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.8 Aktor iklan Top Coffee dekat dengan masyarakat. Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent sangat tidak setuju 4 4.8 4.8 4.8 tidak setuju 21 23.8 23.8 28.6 Setuju 55 65.5 65.5 94.0 sangat setuju 5 6.0 6.0 100.0 Total 85 100.0 100.0 (Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS) 77 Dari tabel distribusi di atas, diketahui responden menjawab 65,5% untuk setuju, lalu 23,8% untuk tidak setuju. Sedangkan 4,8% responden menjawab sangat tidak setuju dan 6.0% atau 5 responden dari 84 responden yang menjawab sangat setuju. Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan responden setuju (65,5%) bahwa Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang dipandang dekat dengan masyarakat. Lirik-lirik lagu yang dibawakan oleh Iwan Fals merupakan sebuah kritikan dan jeritan hati masyarakat kecil terhadap pemerintah yang selalu tidak berpihak kepada masyarakat kecil. Kritikan yang disampaikan baik secara tersirat maupun tersurat dalam lirik-lirik lagu Iwan Fals juga menjadikanya penyanyi yang selalu diawasi oleh pemerintah pada saat itu. Banyak konser-konser Iwan Fals yang gagal dilaksanakan karena tidak mendapatkan ijin dari pemerintah, bahkan ada pula konser Iwan Fals yang disabotase dengan cara-cara yang tidak diinginkan sehingga konser tersebut tidak berjalan dengan lancar.Dari banyaknya lirik-lirik lagu yang mencerminkan penderitaan rakyak kecil dan aspirasi jeritan suara hati ini menjadikan Iwan Fals terkenal dari kalangan bawah hingga kalangan elite politik yang saat itu berkuasa. 78 2. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang jujur dalam menyampaikan pesan mendapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.9 Aktor iklan Top Coffee jujur dalam menyampaikan pesan. Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent sangat tidak setuju 5 6.0 6.0 6.0 tidak setuju 23 27.4 27.4 33.3 Setuju 50 58.3 58.3 91.7 sangat setuju 7 8.3 8.3 100.0 Total 85 100.0 100.0 (Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS) Sebanyak 58,3% responden menjawab setuju yaitu 50 responden, sedangkan 27,4% responden menjawab tidak setuju, sebanyak 7 responden atau 8,3% menjawab sangat setuju, dan untuk jawaban sangat tidak setuju sebesar 6%. Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan responden setuju (58,3%) bahwa Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang jujur dalam menyampaikan pesan. 79 4.3.4 Power (Kekuatan) 1. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang mampu memberikan inspirasi mendapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.10 Aktor iklan Top Coffee inspiratif. Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent sangat tidak setuju 5 6.0 6.0 6.0 tidak setuju 23 26.2 26.2 32.1 Setuju 51 60.7 60.7 92.9 sangat setuju 6 7.1 7.1 100.0 Total 85 100.0 100.0 (Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS) Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, responden paling banyak menjawab setuju dengan presentasi 60,7%. Sedangkan untuk tidak setuju sebesar 26,2% atau 23 responden dari 84 responden, sebesar 6,0% responden menjawab sangat tidak setuju, dan untuk jawaban sangat setuju sebesar 7,1%. Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan responden setuju (60,7%) bahwa Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang mampu memberikan inspirasi. 80 Seorang penggemar atau fans yang mengidolakan seseorang cenderung melakukan atau mencontoh apa yang dilakukan oleh idolanya, mulai dari cara berpakaian, gaya rambut dan sebagainya. Tetapi tidak selamanya seorang idola dapat memberikan inspirasi kepada penggemarnya, karena mungkin artis tersebut bukanlah satusatunya tokoh yang diidolakan. 49 orang responden atau 58,3% dari 84 jumlah responden menyatakan bahwa Iwan Fals merupakan selebriti yang mampu memberikan inspirasi, hal ini dikarenakan oleh popularitas Iwan Fals dan citra yang dibentuk oleh Iwan Fals dengan lagu-lagunya yang banyak membawakan suara hati rakyat Indonesia sehingga hal ini menginspirasi orang untuk melakukan hal yang sama. 2. Hasil jawaban responden mengenai Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan Fals merupakan selebriti yang unik (berbeda) ketika menyampaikan pesan mendapatkan hasil sebagai berikut : 81 Tabel 4.11 Aktor iklan Top Coffee kharismatik. Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent sangat tidak setuju 2 2.4 2.4 2.4 tidak setuju 22 25.0 25.0 27.4 Setuju 58 69.0 69.0 96.4 sangat setuju 3 3.6 3.6 100.0 Total 85 100.0 100.0 (Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dan diolah dengan SPSS) Berdasarkan tabel di atas, jawaban paling banyak yaitu tidak setuju dengan presentase 25,0% atau 21 responden. Sedangkan responden yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 2,4 atau 2 responden, yang menjawab setuju sebesar 69,0%, dan sebesar 3,6% untuk jawaban sangat setuju. Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan responden setuju(69,0%) bahwa Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan merupakan selebriti yang unik (berbeda) ketika menyampaikan pesan. 82 4.4 Deskripsi Akumulasi Indikator Penelitian Setelah mengolah data dengan memberikan deskripsi dari masing-masing pertanyaan yang dikembangkan dari indikator brand ambassador. Maka penulis mengukur persentase masing-masing indikator, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.12 Analisis Deskriptif Persentase 82%-100% Sangat positif 63%-81% Positif 44%-62% Cukup positif 25%-43% Negatif 6%-24% Sangat negatif (Sumber: olahan peneliti) 1. Visibility Berkaitan dengan sub variabel visibility ini terdapat 3 indikator yang dikembangkan menjadi 3 pertanyaan. Jumlah skor akumulasi yang menjawab 4 : 13 x 4 = 52 Jumlah skor akumulasi yang menjawab 3 : 151 x 3 = 453 Jumlah skor akumulasi yang menjawab 2 : 73 x 2 = 146 Jumlah skor akumulasi yang menjawab 1 : Jumlah 18 x 1 = 18 = 699 Jumlah skor sub variabel visibility : Skor tertinggi (untuk jawaban Sangat Setuju) : 4 x 255 = 1020 Skor terendah (untuk jawaban Sangat Tidak Setuju) : 1 x 255 = 255 83 Maka : 699/1020 x 100% = 65,6% tergolong positif 2. Credibility Berkaitan dengan sub variabel credibility ini terdapat 3 indikator yang dikembangkan menjadi 3 pertanyaan. Jumlah skor akumulasi yang menjawab 4 : 17 x 4 = 68 Jumlah skor akumulasi yang menjawab 3 : 152 x 3 = 456 Jumlah skor akumulasi yang menjawab 2 : 69 x 2 = 138 Jumlah skor akumulasi yang menjawab 1 : 17 x 1 = 17 Jumlah = 679 Jumlah skor sub variabel credibility: Skor tertinggi (untuk jawaban Sangat Setuju) : 4 x 255 = 1020 Skor terendah (untuk jawaban Sangat Tidak Setuju) : 1 x 255 = 255 Maka : 679/1020 x 100% = 66,6% tergolong positif 3. Attraction Berkaitan dengan sub variabel attraction ini terdapat 2 indikator yang dikembangkan menjadi 2 pertanyaan. Jumlah skor akumulasi yang menjawab 4 : 12 x 4 = 48 Jumlah skor akumulasi yang menjawab 3 : 105 x 3 = 315 Jumlah skor akumulasi yang menjawab 2 : 44 x 2 = 88 Jumlah skor akumulasi yang menjawab 1 : 9 x1= Jumlah 9 = 460 84 Jumlah skor sub variabel attraction: Skor tertinggi (untuk jawaban Sangat Setuju) : 4 x 170 = 680 Skor terendah (untuk jawaban Sangat Tidak Setuju) : 1 x 170 = 170 Maka : 460/680 x 100% = 67,6% tergolong positif 4. Power Berkaitan dengan sub variabel power ini terdapat 2 indikator yang dikembangkan menjadi 2 pertanyaan. Jumlah skor akumulasi yang menjawab 4 : 9 x 4 = 36 Jumlah skor akumulasi yang menjawab 3 : 109 x 3 = 327 Jumlah skor akumulasi yang menjawab 2 : Jumlah skor akumulasi yang menjawab 1 : 45 x 2 = 90 7x1= Jumlah 7 = 460 Jumlah skor sub variabel power: Skor tertinggi (untuk jawaban Sangat Setuju) : 4 x 170 = 680 Skor terendah (untuk jawaban Sangat Tidak Setuju) : 1 x 170 = 170 Maka : 460/680 x 100% = 67,6% tergolong positif 85 4.5 Total Hasil Analisis Deskriptif Variabel Brand ambassador Setelah mendeskripsikan masing-masing pertanyaan di setiap sub variabel dan indikatornya, maka penulis mengukur berapa besar total presentase variabel brand ambassador : Analisis deskriptif variabel brand ambassador yaitu : %= = n N x 100% 2268 3400 x 100% = 66,7 % Perhitungan di atas menunjukkan bahwa opini mengenai Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee sebesar 66,84 % dan dikategorikan cukup baik yang dapat dilihat di tabel 3.7. 4.6 Pembahasan Dalam penelitian ini tujuannya peneliti ingin mengetahui opini mahasiswa ilmu komunikasi Untirta mengenai Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee. Dengan menggunakan teori perbedaan sosial yang dicetuskan oleh Malvin de Fleur yang menelaah perbedaan-perbedaan individu sebagai sasaran media ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu. Menurut teori ini individu-individu sebgai anggota khalayak sasaran media massa secara selektif menaruh perhatian kepada pesan-pesan terutama jika 86 pesan yang disampaikan berkaitan dengan kepentingannya yang didukung oleh nilai-nilainya. Setiap individu pasti memiliki opini tentang suatu iklan yang dilihatnya baik itu opini positif maupun opini negatif sesuai dengan karakteristik dan tatanan psikologis dari individu tersebut. Untuk mendapatkan jawaban atas perumusan masalah pada penelitian ini, peneliti telah menyebarkan kuesioner kepada 85 responden yang berisi tentang Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee, yang dari hasil kuesioner ini dapat diketahui apakah opini responden mengenai Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklan Top Coffee ini lebih cenderung kepada opini yang positif atau opini yang negatif dengan menggunakan presentase. Ada 4 (empat) kriteria brand ambassador yang yang ditanyakan kepada 85 responden yang terbagi menjadi 10 pertanyaan. 1. Visibility (popularitas) Untuk kriteria pertama ini opini responden tergolong positif dengan tingkat presentase 65,6%. Popularitas seseorang yang menjadi brand ambassador menjadi faktor yang tidak bisa dianggap remeh, karena dengan popularitas yang dimiliki oleh seseorang itu menjadi nilai tambahan baginya untuk didengar oleh orang lain. Pada sebuah pertemuan seorang narasumber biasanya diperkenalkan dulu latar belakangnya oleh pembawa acara, hal ini supaya audiens atau khalayak mengenal terlebih dahulu orang yang akan menjadi 87 narasumber tersebut dan tahu kompetensi yang dimiliki oleh seorang narasumber. Tingkat popularitas pada selebriti tentu saja berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Tingkat popularitas juga akan berpengaruh kepada efek yang dihasilkan oleh Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam menyampaikan iklan Top Coffee ini Dalam iklan seorang brand ambassador mempunyai peranan penting dalam langkah keberhasilan komunikasi terhadap khalayaknya. Terlebih lagi iklan di media televisi terkendala oleh waktu yang singkat sehingga pesan yang ingin disampaikan harus dibuat ringkas tetapi padat. Faktor popularitas seorang brand ambassador akan lebih memaksimalkan pesan yang ingin disampaikan. Dalam teori perbedaan individu ini, faktor psikologis mempunyai peranan penting dalam pembentukan opini, karena apa yang dilihat khalayak selama ini pada diri Iwan Fals dan popularitasnya sebagai penyanyi serta track record Iwan menjadi salah satu tolak ukur untuk menciptakan opini yang positif terhadap Iwan Fals sebagai brand ambassador. 2. Credibility (keahlian) Untuk credibility Iwan Fals jawaban responden tergolong positif dengan persentase 66,6%. Seorang yang menjadi brand ambassador sudah seharusnya mengetahui seluk beluk tentang produk yang 88 diwakilinya sehingga dalam penyampaian pesan atau iklan kepada khalayak akan lebih terlihat percaya diri, ahli dan lebih dapat dipercaya karena apa yang disampaikannya tersebut sudah melekat pada diri brand ambassador itu sendiri. Sikap percaya diri seorang brand ambassador dalam menyampaikan pesan atau iklan juga akan mempengaruhi khalayak untuk menumbuhkan sikap percaya diri mereka untuk menggunakan produk yang diwakili oleh brand ambassador tersebut, khalayak akan merasa menjadi bagian dari brand ambassador tersebut jika menggunakan produk yang dipromosikannya itu. Dari sikap percaya diri dan keahlian brand ambassador dalam menyampaikan pesan iklan ini menumbuhkan opini positif pada khalayak karena adanya faktor kepercayaan yang timbul dalam diri atau psikologis khalayak tersebut sehingga jika sudah tumbuh rasa kepercayaan terhadap keahlian brand ambassador ini maka opiniopini yang tumbuhpun akan bersifat positif. 3. Attraction (daya tarik) Pada subvariabel attraction ini persentase yang didapat sebesar 67,6% yang artinya tergolong opini positif. Atrraction ini berkaitan erat dengan tingkat kesamaan Iwan Fals sebagai brand ambassador dengan produk dan khalayak sasaran. Iwan Fals merupakan selebriti yang dekat dengan masyarakat, yang dengan lirik-lirik lagunya 89 mencoba menyampaikan aspirasi masyarakat dan jeritan hati masyarakat kepada pemerintah yang masih kurang perduli kepada masyarakat kecil, sehingga hal ini menjadikan Iwan Fals sebagai selebriti yang mengerti akan permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Dengan persamaan yang ada ini pesan yang disampaikan kepada khalayak akan terasa lebih kental rasa kekeluargaannya dan menjadikan produk tersebut bagian dari mereka. Pada teori perbedaan individu hal ini akan sangat berpengaruh karena latar belakang yang sama akan mudah untuk diterima oleh khalayak karena sesuai dengan kebutuhan personal khalayak tersebut. Rasa persamaan yang mempengaruhi psikologis khalayak akan menumbuhkan opini positif terhadap Iwan Fals sebagai brand ambassador. 4. Power Pada sub variabel terakhir ini angka persentase yang didapat sebesar 67,6% yang artinya opini responden tergolong kepada opini yang positif. Power merupakan kemampuan brand ambassador untuk dapat memikat hati khalayak untuk dapat menerima pesan yang disampaikannya. Brand ambassador selain harus terkenal dan menarik juga harus ada pada level pemujaan oleh khalayak sehingga dapat memberikan inspirasi atau dorongan kepada khalayak untuk menerima ajakan persuasif dalam pesan yang disampaikannya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Opini positif terbentuk dari hal-hal positif yang terdapat pada Iwan Fals sebagai brand ambassador, latar belakang Iwan Fals sebagai penyanyi yang membawakan lagu dengan lirik-lirik yang merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat membuat Iwan Fals mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat dan menjadikan Iwan Fals sebagai penyanyi yang unik dan berbeda dari kebanyakan penyanyi yang ada pada zamannya maupun pada saat ini. Berdasarkan hasil dari penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Opini mahasiswa mengenai visibility Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklam Top Coffe tergolong positif dengan presentase 65,6%. 2. Opini mahasiswa mengenai credibility Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklam Top Coffe tergolong positif dengan presentase 66,6%. 3. Opini mahasiswa mengenai attraction Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklam Top Coffe tergolong positif dengan presentase 67,6%. 90 91 4. Opini mahasiswa mengenai power Iwan Fals sebagai brand ambassador dalam iklam Top Coffe tergolong positif dengan presentase 67,6%. 5.2 SARAN Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas maka saran yang dapat peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah hendaknya PT Wings Food sebagai pemegang merk dagang kopi Top Coffe, hendaknya dapat mempertahankan sosok brand ambassador Iwan Fals dan memperbaiki lagi faktor komunikasi yang dirasakan kurang dalam promosi kopi Top Coffee ini sehingga dapat memberikan efek positif bagi merk serta meningkatkan minat beli masyarakat terhadap produk yang ditawarkan. Pemilihan Iwan Fals sebagai brand ambassador dirasa sudah tepat karena opini yang terbentuk adalah opini positif yang tentunya hal itu adalah yang diharapkan oleh perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Oemi. 2003. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung : PT Citra Aditya Bhakti Anggoro, M. Linggar. 2005. Teori & Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Ardianto, Elvinaro, Lukiati, Komala. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset. Assael, Henry. 1998. Custumer Behavior and Marketing Action. Boston : Wadsworth Inc. Awe, Mokoo. 2003. Fals, Nyanyian di Tengah Kegelapan. Yogyakarta: Ombak. Bambang. 2000. Komunikasi Massa: Dalam Karakter Ilmu Komunikasi. Jakarta: Epshilon Alpha Betha. Cangar, Hafiel. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Cutlip, Scott M. et, al. 2006. Effective Public Relations (edisi ke-9). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rhineka Cipta. Effendi, Onong Uchjana. 2000. Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung: Mandar Maju _____2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. ix _____2005. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analitis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Howard, John A. 1989. Costomer Behalavior in Marketing Strategy. Prantice Hall. Ibrahim, Idi Subandi. 2007. Kecerdasan Komunikasi Seni Berkomunikasi Kepada Publik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Irawan, Soehartono. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya. Kennedy, Jhon E. dan R. Dermawan Soemanagara. 2006. Marketing Communication : Taktik dan Strategi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Kriyantono, Rachmat. 2008. Riset Komunikasi, Cetakan ke-3. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. _____2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:Kencana. Morissan. 2008. Manajemen Media: Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. h 10 _____2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Prenada Media Group. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muslimin. 2004. Hubungan Masyarakat dan Konsep Kepribadian. Malang: UMM Press. Narbuko, Cholid dan abu Ahmadi. 2005. Metode Penelitian.Jakarta: Bumi Aksara. x Paul, Peter J. and jerry C. Olson. 2000. Cunsumer Behavior : Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran,( alih bahasa Damos Sihombing, Edisi 4, jilid )1. Jakarta: Erlangga. Rahmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rivers, William L. & Clevemathew. 1994. Etika Media Massa dan Kecenderungan Untuk Melanggarnya. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum Royan, Fransiscius. 2005. Marketing Celebrities. Jakarta: Erlangga. Ruslan, Rosady. 2006. Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Santoso, Edi. 2010. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Schiffman, Leon G and Leslie Lazar kanuk. 2001. Perilaku Konsumen. Jakarta: Prentice Hall. Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu (edisi ke-5 jilid 1). Jakarta: Erlangga. Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survai Edisi Revisi. Jakarta: LP3ES. Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. 2005. Bandung. CV Alfabeta. ____2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta. Sulaksana, Uyung. 2003. Integrated Marketing Communication. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sunarjo, Djoenaesih S. 1997. Opini Public. Yogyakarta : Liberty Offset Sutisna. 2004. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. xi Triton P.B. 2006. Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Andi Offset. Wicaksono, Nuradi dkk. 1996. Kamus Istilah Periklanan Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. SKRIPSI Yustiawaty Nursarah. 2010. Hubungan Antara Persepsi Karyawan Outsource dengan Citra PT. Advanced Career Indonesia. Khrisna Hermawan. 2007. Interpretasi Lagu Iwan Fals WEBSITE BiografiIwanFals(http://gudang-biografi.blogspot.com/2011/02/biografi-iwanfals.html) EnamjurusWingsFoodmembesutTopCoffee(http://swa.co.id/businessstrategy/marketi ng/enam-jurus-wings-food-membesut-top-coffee) SekilasbiografiIwanFals(http://iwanfals.blogspot.com/search/label/Biografi%20Satu) pksm.mercubuana.ac.id/new/.../files.../43001-4-290156815880.doc http://www.untirta.ac.id/berita-220-membangun-mahasiswa-berkarakter.html (diakses pada 20 juni 2014) LAIN-LAIN Depdiknas. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kasub Akademik dan Kemahasiswaan FISIP UNTIRTA xii LAMPIRAN KUESIONER Judul penelitian : Opini Mahasiswa Mengenai Iwan Fals sebagai Brand Ambassador dalam Iklam Top Coffee. (Survei di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta) Identitas Responden 1. No. Responden 2. Jenis Kelamin 3. Semester/angkatan : (Diisi Peneliti) : * Pria / Wanita : PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER Anda diminta memberikan tanda silang (X) untuk pertanyaan screening di bawah ini: A. Pertanyaan Screening 1. Apakah anda mengetahui Iwan Fals sebagai selebriti/penyanyi? a. Ya, Jika Ya, lanjutkan ke pertanyaan nomor dua. b. Tidak, Jika Tidak, stop di sini, terima kasih. 2. Apakah anda pernah melihat iklan Top Coffee yang dibintangi oleh Iwan Fals? a. Ya, Jika Ya, lanjutkan ke pertanyaan berikutnya. b. Tidak, Jika Tidak, stop di sini, terima kasih. SCREENSHOT IKLAN TOP COFFEE KALIMAT DALAM IKLAN TOP COFFEE “BONGKAR KEBIASAAN LAMA! Orang Indonesia Perlu yang ini! Top Coffeee mahakarya perpaduan Robusta Arabica. Top Coffeee diproses dengan ketepatan temperatur dan waktu sampai hitungan detik untuk menciptakan rasa dan aroma kopi yang kuat berkarakter khas .Top Coffeee Keseimbangan antara kekuatan dan citarasa kopi kelas dunia! Berani, kuat, dan berjiwa seni adalah karakter orang Indonesia! Itu ada di dalam Top Coffeee! Kopi susunya enak banget! Masterpiece Coffee! Jangan bilang kamu pecinta kopi, kalau belum coba Top Coffeee, Kopinya Orang Indonesia! Top Coffeee Dari WINGSFOOD”. PETUNJUK PENGISIAN QUISONER 1. Pengisian ini dilakukan dengan memberi tanda Chekclist () pada jawaban yang menurut anda sesuai. 2. Setelah mengisi jawaban, mohon diperiksa kembali agar tidak terjadi pengisian jawaban yang terlewat. Beri tanda Chekclist () jika SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. PERTANYAAN Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan merupakan selebriti yang terkenal. Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan merupakan selebriti yang disukai/mempunyai banyak penggemar. Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan merupakan selebriti yang menyenangkan dalam menyampaikan pesan iklan Top Coffee. Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan merupakan selebriti yang ahli dalam menyampaikan pesan. Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan merupakan selebriti yang percaya diri dalam menyampaikan produk Top Coffee. Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan merupakan selebriti yang dapat dipercaya dalam menyampaikan pesan iklan. Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan merupakan selebriti yang dipandang dekat dengan masyarakat. Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan merupakan selebriti yang jujur dalam menyampaikan pesan SS S TS STS 9. 10. iklan. Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan merupakan selebriti yang mampu memberikan inspirasi. Iwan Fals cocok sebagai brand ambassador Top Coffee karena Iwan merupakan selebriti yang unik (berbeda) ketika menyampaikan pesan. DATA RESPONDEN DATA RESPONDEN MENURUT JENIS KELAMIN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 NO 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 KETERANGAN : 1 = LAKI-LAKI 2 = PEREMPUAN DATA RESPONDEN MENURUT TAHUN ANGKATAN NO NO KETETANGAN : 1 1 43 2 1 = 2009 2 1 44 2 2 = 2010 3 1 45 2 3 = 2011 4 1 46 2 4 = 2012 5 1 47 2 6 1 48 2 7 1 49 2 8 1 50 2 9 1 51 2 10 1 52 2 11 1 53 2 12 1 54 2 13 1 55 3 14 1 56 3 15 1 57 3 16 1 58 3 17 1 59 3 18 1 60 3 19 1 61 3 20 1 62 3 21 1 63 3 22 1 64 3 23 1 65 3 24 1 66 3 25 1 67 3 26 1 68 3 27 1 69 3 28 1 70 4 29 1 71 4 30 1 72 4 31 1 73 4 32 1 74 4 33 1 75 4 34 1 76 4 35 2 77 4 36 2 78 4 37 2 79 4 38 2 80 4 39 2 81 4 40 2 82 4 41 2 83 4 42 2 84 4 85 4 RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 DATA UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS Q1 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 Q2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 Q3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 Q4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 Q4 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 Q6 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 Q7 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 Q8 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 Q9 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 Q10 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 TOTAL RESPONDEN R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 TABULASI VARIABEL Q1 3 3 3 3 4 3 1 2 3 3 1 3 2 3 3 3 2 4 2 1 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 Q2 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 1 2 3 3 1 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 Q3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 4 3 2 1 2 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 4 4 3 3 2 1 2 Q4 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 1 4 4 3 4 2 2 2 Q5 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 1 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 Q6 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 Q7 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 1 3 3 1 2 2 3 3 3 2 3 Q8 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 4 3 3 3 3 2 Q9 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 4 3 2 2 3 3 3 1 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 Q10 3 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 29 30 30 30 31 23 25 27 28 28 25 27 25 25 26 33 27 30 23 20 26 29 29 26 22 37 26 25 23 28 24 30 23 25 25 26 25 21 30 32 29 31 29 21 24 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 R64 R65 R66 R67 R68 R69 R70 R71 R72 R73 R74 R75 R76 R77 R78 R79 R80 R81 R82 R83 R84 R85 3 2 3 2 2 3 3 1 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 1 2 223 3 3 2 1 3 2 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 1 1 222 3 2 2 1 1 3 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 224 2 2 3 3 2 3 4 1 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 4 3 2 3 3 1 3 3 3 2 1 3 3 3 3 223 2 2 3 3 3 2 3 1 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 1 3 4 3 2 1 3 3 3 2 226 2 3 2 1 2 2 4 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 1 3 3 4 3 4 4 3 2 1 4 1 3 2 230 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 2 4 1 3 2 231 3 2 1 1 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 4 2 3 4 2 2 3 3 3 1 1 3 2 2 3 229 3 2 1 1 3 2 4 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 4 3 3 1 2 4 2 3 2 228 26 3 23 2 23 3 19 3 23 2 24 3 34 3 15 3 25 3 28 3 28 3 29 3 23 3 28 3 30 3 29 2 29 3 27 3 27 3 28 3 28 2 28 3 29 2 27 3 22 3 34 3 25 3 28 3 32 4 29 3 21 2 32 3 35 3 31 4 20 3 19 3 33 3 23 3 24 2 22 2 232 2268 RESPONDEN TABULASI SUB VARIABEL visibility R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 Q1 3 3 3 3 4 3 1 2 3 3 1 3 2 3 3 3 2 4 2 1 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 Q2 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 1 2 3 3 1 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 4 Q3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 4 3 2 1 2 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 4 4 credibility 9 9 9 9 10 8 5 8 9 8 6 9 5 9 8 10 7 9 5 4 8 9 9 7 6 11 7 7 8 9 6 9 6 8 8 7 7 8 11 11 Q4 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 1 4 4 Q5 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 1 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 Q6 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 8 9 9 9 9 6 9 6 9 9 8 8 9 7 7 10 8 8 9 7 7 9 9 8 6 11 8 8 7 9 6 9 9 7 9 7 6 5 10 10 attraction power Q7 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 1 3 3 1 2 2 Q9 Q10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 4 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 Q8 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 4 6 6 6 6 6 6 5 7 5 6 5 6 6 5 6 7 6 7 4 5 5 5 6 6 6 7 5 5 4 4 6 6 4 6 4 6 6 3 3 6 6 6 6 6 6 3 6 6 5 5 6 4 5 4 5 6 6 6 5 4 6 6 5 5 4 8 6 5 4 6 6 6 4 4 4 6 6 5 6 5 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 R64 R65 R66 R67 R68 R69 R70 R71 R72 R73 R74 R75 R76 R77 R78 R79 R80 R81 R82 R83 R84 R 85 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 3 1 3 2 3 3 4 3 1 2 1 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 1 1 3 2 1 3 223 222 224 9 3 3 3 9 4 3 3 8 2 3 3 5 2 3 2 7 2 2 3 9 2 2 2 7 2 2 3 7 3 3 2 4 3 3 1 6 2 3 2 8 3 2 2 10 4 3 4 4 1 1 1 6 3 3 3 8 3 4 1 9 1 2 3 9 2 3 3 6 2 2 3 8 3 3 3 9 3 3 3 9 3 3 3 9 3 3 3 8 3 2 3 8 3 3 2 7 3 3 3 9 3 3 2 9 2 2 3 9 3 3 3 9 2 2 2 6 1 3 3 10 4 3 4 7 3 3 1 9 2 3 3 9 3 2 3 8 3 4 4 7 1 1 3 8 3 3 4 11 3 4 4 9 3 3 3 6 2 2 2 8 1 1 1 9 3 3 4 8 3 3 1 5 3 3 3 6 3 2 2 669 223 226 230 9 3 3 10 3 3 8 3 3 7 2 3 7 3 2 6 2 3 7 3 2 8 3 1 7 3 1 7 3 2 7 2 2 11 3 3 3 1 3 9 2 2 8 3 3 6 4 3 8 3 3 7 2 2 9 3 3 9 3 3 9 3 3 9 3 2 8 3 2 8 3 3 9 3 3 8 3 3 7 3 3 9 3 3 6 3 4 7 2 2 11 3 4 7 3 2 8 2 3 8 3 4 11 2 2 5 3 2 10 4 3 11 4 3 9 3 3 6 3 1 3 2 1 10 4 3 7 1 2 9 3 2 7 2 3 679 231 229 5 6 3 2 6 6 3 3 7 6 4 3 4 5 2 2 5 5 3 2 6 5 3 3 4 5 2 2 4 4 1 3 4 4 1 3 5 5 3 2 5 4 2 3 7 6 4 3 4 4 1 3 6 4 3 3 6 6 3 3 6 7 3 3 6 6 3 3 6 4 3 3 5 6 2 3 6 6 3 3 5 6 3 2 6 5 3 3 6 5 3 3 5 6 2 3 6 6 3 3 5 6 3 2 6 6 3 3 5 6 3 2 5 7 2 3 5 4 2 3 6 7 3 3 6 5 3 3 6 5 3 3 8 7 4 4 6 4 3 3 4 5 2 2 7 7 4 3 6 7 3 3 7 6 3 4 4 4 1 3 5 3 2 3 7 7 4 3 5 3 2 3 5 5 3 2 4 5 2 2 460 228 232 460 RIWAYAT HIDUP Nama : Fathul latif Tempat/Tanggal lahir : Serang/02-11-1987 Alamat : JL. Raya Cilegon No.13 RT : 01 RW : 06 kp. Kepandean Kel. Kagungan Kec. Serang Kota Serang Provinsi Banten No HP : 0857-1138-5678 Email : [email protected] RIWAYAT PENDIDIKAN 1994 – 2000 : SDN Serang X kota Serang 2000 – 2003 : MTs Manbaul „Ulum Ash-shiddiqiyyah kota Tangerang 2003 – 2006 : MAN 1 Serang Kota Serang 2007 – sekarang : Jurusan Humas Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang - Banten