management of the firm - Konferensi Nasional Teknik Sipil 11

advertisement
MANAJEMEN RISIKO BIAYA KONSTRUKSI BANGUNAN MILIK NEGARA DALAM
RANGKA MENINGKATKAN KINERJA BIAYA KONSTRUKSI
DI WILAYAH INDONESIA BAGIAN TIMUR
Manlian Ronald. A. Simanjuntak1, Navy Anugrah Umasangadji1
1
Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Pelita Harapan, Jakarta
Email: [email protected] / HP: 0816.141.2204/0813.83.4545.48
ABSTRAK
Proyek konstruksi merupakan salah satu jenis proyek yang memiliki potensi risiko setiap waktu.
Dalam proses pelaksanaan konstruksi, risiko dapat diidentifikasi dari berbagai hal, antara lain risiko
biaya konstruksi yang dapat mempengaruhi kinerja biaya konstruksi secara keseluruhan.
Selanjutnya, permasalahan penelitian yang akan diselesaikan dalam penelitian ini yaitu
mengidentifikasi risiko biaya konstruksi bangunan milik negara di wilayah Indonesia Bagian Timur
yang dapat mempengaruhi kinerja biaya konstruksi. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei
dengan mengambil data primer dari kuesioner dari sampel terpilih untuk menemukan faktor-faktor
yang mempengaruhi estimasi biaya konstruksi bangunan pemerintah di wilayah Indonesia Bagian
Timur. Peranan dan hubungan faktor-faktor tersebut terhadap kesuksesan penutupan proyek
dianalisis dengan pendekatan analisis statistik. Dari hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh tim penyusun anggaran agar perencanaan biaya
mampu memberikat output yang efisien dan efektif dalam hal pengelolaan anggaran proyek.
Kata kunci: risiko, konstruksi, bangunan, kinerja, biaya
1.
PENDAHULUAN
Estimasi biaya merupakan salah satu kegiatan penting dalam proyek konstruksi, dan juga sebagai alat bantu dalam
pengambilan keputusan dalam proyek konstruksi. Untuk proyek–proyek pemerintah, estimasi biaya yang akan
disusun selalu berdasar pada standar harga satuan bahan dan alat yang ditetapkan oleh pemerintah. Salah satu
standar yang dimaksud adalah standar harga bangunan gedung negara, disamping standar teknis dan standar
administrasi. Disamping itu lokasi dan waktu pembangunan akan mempengaruhi besarnya biaya pembangunan.
Dengan demikian standar harga satuan akan berbeda di setiap kabupaten/kota.
Ketidakpastian-ketidakpastian yang terkandung dalam proyek-proyek konstruksi dan dapat yang dapat menimbulkan
risiko meningkatnya biaya pelaksanaan, dapat berasal dari lingkungan eksternal proyek maupun lingkungan internal
proyek, sebagai uncertain events yang dapat dikontrol (controllable risk) dan uncertain events yang tidak dapat
dikontrol (uncontrollable risk) oleh kontraktor. Selain itu, kompleksitas proyek, manajemen proyek yang tidak
memadai dan estimasi biaya yang tidak realistis dapat juga menjadi penyebab lain dari terjadinya peningkatan biaya
pelaksanaan proyek. Berdasarkan hal tersebut, identifikasi terhadap risiko dalam proses estimasi biaya konstruksi
perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja penyerapan anggaran proyek bangunan milik negara.
2.
LANDASAN TEORI
Manajemen konstruksi
Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis kelompok bangunan, yaitu: bangunan gedung (rumah, kantor,
sekolah, pabrik, dan lain – lain), dan bangunan sipil (jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur lainnya).
Kegiatan proyek melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus
diselesaikan. Di dalam kegiatan konstruksi terdapat suatu tahapan berurutan dan berkaitan, yaitu: tahap studi
kelayakan, tahap penjelasan, tahap perancangan, tahap pengadaan/pelelangan, tahap pelaksanaan, dan tahap
pemeliharaan dan persiapan penggunaan. Keberhasilan tahapan kegiatan suatu proyek konstruksi secara garis besar
dapat ditinjau dari dua aspek yaitu, effective aspect dan efficiency aspect (Poulson, 1984). Tercapainya ke dua aspek
di atas bergantung pada hubungan ke tiga kriteria di atas yaitu kriteria waktu, biaya, dan mutu pekerjaan (triple
constraint) yang membentuk tata hubungan saling ketergantungan, serta berpengaruh sangat kuat dengan kepekaan
yang tinggi. Jika salah satu kriteria berubah sedikit saja maka akan langsung berdampak pada kriteria yang lainnya.
Dengan demikian pelaksanaan proyek konstruksi selalu ditujukan untuk menghasilkan suatu bangunan yang
bermutu, diwujudkan dalam rentang waktu yang terbatas dengan pembiayaan sesuai anggaran. Ketiga kriteria
tersebut akan tercapai, apabila didukung oleh faktor-faktor penunjang yang memadai yaitu: perencanaan lingkup
proyek dan penyusunan Work Breakdown Structure (WBS) dengan urutan yang logis dan cukup rinci, rencana
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5
Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
MK-173
Manajemen Konstruksi
metode pelaksanaan yang efektif dan efisien, rancangan organisasi yang akan menangani proyek dan pengisian
personil (hirarki, wewenang, tugas, tanggung jawab masing – masing, dan mekanisme koordinasi), proyeksi
keperluan sumber daya dan cara pengadaannya (tenaga kerja, material, dan peralatan), rencana jadwal kegiatan dan
jadwal alokasi sumber daya, perkiraan biaya atau anggaran, standar mutu dan lain – lain.
Manajemen risiko
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBI), risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan,
membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Dalam Webster’s Desk Dictionary, risiko didefinisikan sebagai
berikut : “Risk is exsposure to chance of injurt or loss”. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Vaughan (1978) mengemukakan
beberapa definisi risiko yaitu: risk is the chance of loss (risiko adalah peluang kerugian), risk is the possibility of
loss (risiko adalah kemungkinan kerugian). risk is uncertainty (risiko adalah ketidakpastian). risk is the dispersion of
actual from expected results (Risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan). risk is the
probability of any outcome different from the one expected (risiko adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda
dengan outcome yang diharapkan). Dari berbagai definisi tersebut, risiko dihubungkan dengan kemungkinan
terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu
sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Risiko dapat terjadi pada pelayanan, kinerja, dan reputasi dari institusi
yang bersangkutan. Risiko yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kejadian alam, operasional,
manusia, politik, teknologi, pegawai, keuangan, hukum, dan manajemen dari organisasi. Risiko beragam jenisnya,
mulai dari risiko kecelakaan, kebakaran, risiko kerugian, fluktuasi kurs, perubahan tingkat bunga, dan lainnya. Salah
satu cara untuk mengelompokan risiko adalah dengan melihat tipe – tipe risiko. Risiko bisa dikelompokan dalam
dua tipe risiko, antara lain: risiko murni (pure risk) yang merupakan risiko di mana kemungkinan kerugian ada, dan
risiko spekulatif yang merupakan risiko dimana kita mengharapkan terjadinya kerugian dan juga keuntungan.
Manajemen biaya
Biaya adalah sumber daya yang harus dikorbankan untuk mencapai tujuan yang terperinci atau untuk mendapatkan
sesuatu sebagai gantinya. Biaya pada umumnya diukur dalam satuan keuangan seperti dollar, rupiah, dan
sebagainya. Manajemen biaya proyek termasuk di dalamnya adalah proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa
proyek dapat diselesaikan sesuai dengan rencana anggaran yang telah disepakati Dalam manajemen biaya proyek
terdapat 3 (tiga) tahapan utama antara lain Cost Estimating, Cost Budgeting, dan Cost Control. Cost Estimating
merupakan proses membuat sebuah estimasi dari biaya dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
sebuah proyek. Cost Budgeting merupakan proses pengalokasian semua estimasi biaya tersebut pada tiap paket kerja
untuk membuat sebuah baseline, agar dapat diukur kinerjanya. Cost Control merupakan proses mengendalikan
perubahan dana proyek yang sering terjadi dalam pelaksanaan proyek tersebut.
3.
METODOLOGI PENELITIAN
Proses penelitian
Penelitian ini dibagi dalam dua tahap utama, yang meliputi :
1.
2.
Studi literatur yang meliputi penelahaan penelitian – penelitian yang relevan untuk mengidentifikasi risiko –
risiko dalam pelaksanaan proyek konstruksi serta tinjauan pasal – pasal dalam aspek hukum yang secara
eksplisit menyatakan suatu keadaan sebagai risiko terhadap proyek.
Identifikasi risiko yang menjadi tanggung jawab pemilik proyek dan kontraktor untuk mendapatkan estimasi
biaya yang baik.
Metode penelitian
Metode utama dalam penelitian in adalah survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel menggunakan kuisioner
sebagai alat pengumpul data primer. Responden dari kuisioner ini adalah para pihak didalam Dinas Pekerjaan
Umum setempat yang dalam hal ini sebagai owner pada proyek – proyek pemerintah. Sampel yang digunakan
adalah responden yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini berdasarkan pengalaman, reputasi, sertifikasi
keahlian, dan kerjasama dalam proyek. Kriteria responden mempunyai pengalaman kerja sebagai perwakian owner
dalam proyek – proyek pemerintah minimal 1 tahun.
Sedangkan teknik pengambilan sampel berdasarkan pengambilan sampel secara acak (Statified random sampling),
dan strategi ini populasi dikategorikan dalam kelompok yang mempunyai strata sama. Hal tersebut dimaksudkan
agar sub-kelompok (strata) yang spesifik akan memiliki jumlah yang cukup mewakili sampel, serta menyediakan
jumlah sampel sebagai sub analisis dari anggota kelompok tersebut. Survei dilakukan untuk mengumpulkan data
dari responden tersebut diperlukan pembagian kuisioner serta wawancara langsung terhadap pengaruh komunikasi
dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Data yang diperoleh dengan teknik wawancara digunakan untuk memperkuat
informasi yang diperoleh melalui kuisioner dan memformulasikan permasalahan yang dihadapi.
MK-174
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5
Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
Manajemen Konstruksi
Untuk pembuatan kuisioner mempersiapan pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar
pertanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden. Dalam pemilihan instrumen penelitian
perlu mempertimbangan 3 (tiga) hal, yaitu jenis pertanyaan yang akan digunakan, kendala terhadap peristiwa yang
diteliti dan fokus terhadap peristiwa yang diteliti, dan fokus terhadap peristiwa yang sedang berjalan atau baru
diselesaikan.
Model penelitian
Berdasarkan data yang terkumpul dan hipotesa yang telah ditetapkan, didapatkan model yang menggambarkan pola
hubungan parameter kinerja mutu (Y1, Y2, Y3, …) yang terwakili sumbu vertikal grafik, dianggap mempunyai
hubungan langsung maupun tidak langsung secara linier ataupun non linier dengan dampak-dampak rendahnya
kualitas konstruksi jalan yang berpengaruh tingkat akurasi perhitungan biaya konstruksi (X1,X2, X3,...) yang
terwakili sumbu horisontal grafik.
4.
HASIL PENELITIAN
Pengumpulan data dengan penyebaran kuisioner yang dilakukan pada periode April hingga Mei 2011 berhasil
mengumpulkan 30 sampel responden untuk proyek – proyek bangunan pendidikan. Dari data yang terkumpul,
ssebanyak 18 responden (60%) adalah perwakilan dari staf dinas pekerjaan umum setempat (owner), 9 responden
(30%) berasal dari kontraktor, dan 3 responden (10%) berasal dari konsultan perencana.
Uji reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat
diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam penelitian ini pengujian terhadap variabel –
variabel pengukur tingkat akurasi estimasi biaya menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Metode Cronbach’s
Alpha sangat cocok digunakan karena penelitian ini menggunakan skala 1-5. Untuk pengujian biasanya
menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik. Pada penelitian ini data – data yang akan dianalisis sudah reliable
karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,961.
Analisis korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel dimana variabel lainnya yang dianggap
berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol). Hal ini dimaksudkan agar hubungan antar
variabel tidak dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1
atau -1 berarti hubungan antara variabel semakin kuat. Menurut Sugiyono (2007), pedoman untuk memberikan
interpretasi kosfisien korelasi sebagai berikut : 0,00 - 0,199=sangat rendah; 0,20 - 0,399= rendah; 0,40 - 0,599=
sedang; 0,60 - 0,799=kuat; 0,80 - 1,000= sangat kuat. Pada penelitian ini analisis korelasi yang dilakukan dengan
menggunakan metode 2 tailed dengan ditunjukan dengan munculnya tanda * dan ** pada variabel pengikat Y. Dari
hasil analisis korelasi yang dilakukan bisa dilihat bahwa semua variabel memiliki tingkat korelasi yang kuat dengan
ditunjukan pada tanda - tanda * untuk tingkat siginifikasi pada leve 0,05 dan ** untuk tingkat signifikasi 0,01 yang
berarti sangat kuat tingkat korelasinya.
Analisis Regresi
Analisis regresi dilakukan terhadap variabel – variabel yang merupakan penentu tingkat akurasi biaya konstruksi
yang didapat dari hasil olahan analisis korelasi. Analisis regresi berganda dengan prosedur stepwise dilakukan
terhadap kinerja biaya konstruksi sebagai variabel terikat dengan enam buah faktor yang sebelumnya diekstrakkan
sebagai variabel bebasnya. Ke enam nilai dari faktor tersebut (factor scores) untuk setiap responden dapat dihitung
dengan metode regresi yang tersedia pada program SPSS. Factor scores ini kemudian menjadi kumpulan data atau
input untuk analisis regresi berganda dengan prosedur stepwise. Hasil analisis regresi dengan prosedur regresi
menghasilkan 4 variabel bebas yang bisa diolah lebih lanjut. Kriteria yang mengakibatkan 2 variabel masing –
masing X35 (sertifikasi buruh bangunan) dan X44 (ketersediaan semen dan besi) bisa diabaikan karena memiliki
condition index pada collinearity diagnostics lebih dari 17.00 wib
Selanjutnya analisis regresi dilanjutkan dengan prosedur enter untuk mencari nilai adjusted R2 maksimal. Kriteria
yang ditetapkan untuk suatu variabel bebas dapat masuk ke dalam regresi adalah variabel tersebut harus memiliki F
statistik yang signifikan pada level 0.05. Tabel 4.2 menunjukkan nilai koefisien regresi standar β, koefisien
determinasi (R2), adjusted R2,perubahan pada nilai koefisien determinasi (ΔR2) dan level signifikasi (p value).
Analisis regresi ini dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan nilai Adjusted R2 maksimal. Pada grafik ZPRED
akan terlihat variabel – variabel yang berada pada sisi outlier. Outlier sendiri merupakan data sisaan yang nilai
mutlaknya jauh lebih besar dari pada sisaan – sisaan lainnya dan bisa jadi terletak tiga atau empat simpangan baku
atau lebih lagi dari rata – rata sisaannya. Outlier merupakan suatu keganjilan dan menandakan suatu titik data yang
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5
Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
MK-175
Manajemen Konstruksi
sama sekali tidak tipikal dibandingkan dengan data lainnya. Oleh karenanya, suatu outlier perlu diperiksa secara
teliti.
Gambar 4.1. Grafik ZPRED yang menunjukan data pada outlier
Dari gambar 4.1 di atas, bisa dilihat bahwa data 17 dan 27 berada pada sisi outlier dengan interval kepercayaan 95
%. Untuk itu salah satu diantara 2 data tersebut bisa dibuang atau diabaikan untuk analisis regresi selanjutnya.
Analisis regresi akan dilakukan secara terus menerus sampai dilihat bahwa tidak ada lagi data yang berada pada sisi
oulier, dengan maksimum data yang dibuang adalah 30 sampel data.
Selama proses analisis perlu diperhatikan model summary dari analisis tersebut hingga mencapai nilai maksimal dan
juga tidak terdapat lagi data yang berada pada sisi outlier. Tabel 4.3 menjelaskan empat variabel yang masuk dalam
model (variabel 23, 26, 30 dan 34) menjelaskan 98,4% variance dari keakuratan estimasi biaya proyek secara
menyeluruh. Perolehan nilai R2 sebesar 0.984 sangat memadai dan terdapat dalam jangkauan nilai yang dapat
diterima ketika dibandingkan dengan hasil penelitian sejenis dengan faktor analisis dan regresi berganda: 0.611 pada
penelitian Chan et al (2001) mengenai faktor penentu kesuksesan pada proyek design and build; 0.621 pada
penelitian Chan et al (2004) mengenai faktor penentu kesuksesan proyek konstruksi dengan sistem partnering.
Tabel 4.1. Model Summary (hasil analisis regresi)
Variabel X34 (kualitas buruh bangunan), X23(sistem pengkategorian biaya), X30(prosedur pemeriksaan dan
pengesahan perkiraan biaya), dan X26 (sistem pendokumentasian informasi) memberikan kontribusi yang sangat
besar terhadap tingkat akurasi estimasi biaya konstruksi proyek bangunan pemerintah, dan apabila kita perkecilkan
maka terdapat 2 (dua) faktor yang sangat berpengaruh terhadap estimasi biaya kontruksi bangunan pemerintah di
wilayah Indonesia bagian timur yaitu Faktor Ketersediaan Data dan Informasi Kontrak, dan Faktor Sumber Daya
Manusia.
Tabel 4.2. Hasil Analisis Regresi Berganda
Dari tabel 4.2 di atas, bisa disimpulkan bahwa X26 (Sistem pendokumentasian informasi) memberikan kontribusi
yang besar pada tingkat akurasi estimasi biaya proyek dengan nilai standard coeficient (β) sebesar 0,970,
selanjutnya variabel X30 (Prosedur pemeriksaan dan pengesahan perkiraan biaya) dengan nilai standard coeficient
(β) sebesar 0,794, variabel X23 (Sistem pengkategorian biaya) dengan nilai standard coeficient (β) sebesar 0,456,
dan yang terakhir variabel X34 (Kualitas buruh bangunan) dengan nilai standard coeficient (β) sebesar 0,347.
MK-176
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5
Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
Manajemen Konstruksi
5.
KESIMPULAN
Penelitian tentang identifikasi risiko – risiko yang mempengaruhi biaya konstruksi proyek bangunan milik negara di
wilayah Indonesia bagian timur telah berhasil mengidentifikasi beberapa faktor penting yang berkontribusi terhadap
timbulnya risiko dalam penentuan dan penyerapan biaya proyek konstruksi. Keenam variabel penentu kesuksesan
penutupan proyek tersebut adalah: sistem pendokumentasian informasi, prosedur pemeriksaan dan pengesahan
perkiraan biaya, sistem pengkategorian biaya, kualitas buruh bangunan, sertifikasi buruh bangunan, ketersediaan
semen dan besi.
Selanjutnya, keenam faktor tersebut dianalisis dengan menggunakan regresi berganda untuk melihat besarnya
kontribusi masing-masing variabel dengan terhadap tingkat akurasi biaya proyek. Hasil analisis regresi berganda
menunjukkan empat dari enam variabel tersebut memiliki kontribusi yang tinggi terhadap kesuksesan penutupan
proyek. Variabel sistem pendokumentasian informasi menjadi faktor yang memberikan pengaruh terbesar tingkat
akurasi pembiayaan proyek konstruksi. Faktor lain yang mengikutinya adalah prosedur pemeriksaan dan pengesahan
perkiraan biaya, sistem pengkategorian biaya, dan kualitas buruh bangunan. Keempat variabel tersebut bisa
dikategorikan dalam 2 (dua) faktor utama yaitu Faktor Ketersediaan Data dan Informasi Kontrak dan Faktor Sumber
Daya Manusia.
Kualitas pelaksanaan keempat faktor tersebut merupakan indikator keakuratan sistem perencanaan biaya proyek
konstruksi. Keempat faktor tersebut dapat digunakan secara praktis untuk memperhitungkan biaya proyek.
Hubungan keempat faktor tersebut dengan tingkat akurasi biaya proyek dapat dituliskan dengan persamaan sebagai
berikut:
Y = 2,044 + 0,970 X26 + 0,794 X30 - 0,456 X23 – 0,347 X34
Y = Tingkat akurasi estimasi biaya ; X26 = Sistem pendokumentasian Informasi; X3= Prosedur pemeriksaan dan
pengesahan perkiraan biaya; X23=Sistem pengkategorian biaya; X34 = Kualitas buruh bangunan
Untuk memprediksi tingkat akurasi estimasi biaya proyek dengan mempergunakan persamaan di atas, nilai setiap
variabel dapat diisi dengan angka 1 sampai 5 yang menunjukkan kualitas pelaksanaannya. Nilai 1 diberikan pada
variabel yang kualitas pelaksanaannya tidak akurat dan nilai 5 diberikan untuk variabel dengan kualitas pelaksanaan
yang sangat akurat. Penilaian terhadap kualitas keempat variabel tersebut merupakan persepsi terhadap kinerja
masing-masing variabel yang diamati selama pelaksaaan proses estimasi biaya proyek selama ini.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Draper, Norman dan Smith, Harry. Analisis Regresi Terapan. Jakarta, Gramedia, 1992.
Ervianto, Wulfram. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta, Andi Offset, 2005.
Evans, James R and Olson, David. Simulation and Risk Analysis, Second Edition . New Jersey, Pearson Education,
Inc., 2002.
Hanafi, Mamduh M. Manajemen Risiko: Edisi Kedua.Yogyakarta, STIM YKPN, 2009.
Herwansyah, Diyan. “Estimasi Anggaran Biaya Konstruksi dan Rencana Penjadwalan Tahap Desain Pada
Pembangunan Kampus BSI Margonda-Depok” Jurnal Teknik Sipil Gunadarma, Agustus 2009: 118-139.
Hyun Ji, Sae. "Date-Preprocessing-Base Parametric Cost Model for Building Projects" Journal of ASCE, August
2010: 844-853.
Koolma, A dan van de Schoot, C.J.M. Manajemen Proyek. Jakarta, Universitas Indonesia, 2007.
Latupeirissa, Josefine, Marzuki, Puti Farida, dan Wirahadikusuma, Reini D,. “Persepsi Tentang Contigency Cost
Kontraktor di Indonesia” Jurnal Teknik Sipil ITB, Vol. 7, No. 3, Juni 2007: 288-299.
Mostafavi, Ali and Karamouz, Mohammad. "Selecting Appropriate Project Delivery System : Fuzzy Approach with
Risk Analysis" Journal of ASCE, August 2010: 923-930.
Priyatno, Duwi. Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS. Yogyakarta, MediaKom, 2010.
Saputra, I Gusti Ngurah Oka, Frederika, Ariany, dan Wahyuni, Putu Sukma. “Analisis Perbandingan Risiko Biaya
Antara Kontrak Lumpsum Dengan Kontrak Unit Price Menggunakan Metode Decision Tree” Jurnal Ilmiah
Teknik Sipil, Vol. 12, No. 2, Juli 2008: 111-127.
Siahaan, Hinsa. Manajemen Risiko, Pada Perusahaan dan Birokrasi. Jakarta, Gramedia, 2009
Sudarto. “Identifikasi Permasalahan Pada Faktor Internal Yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Jasa Kontruksi
di Indonesia” Jurnal Teknologi, Edisi No. 2, TahunXXI, Juni 2007: 102-110
Tunggal, Amin Widjaja. Pokok – Pokok Manajemen Risiko. Jakarta, Harvarindo, 2009.
Wenten, I Made Sukada, Yansen, I Wayan, dan Diputra, I Gde Astawa. “Analisa Penyimpangan (Analisis Variance)
Biaya Proyek Pembangunan Apartemen Pakerisan di Denpasar” Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 11, No. 2, Juli
2007: 142-150.
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5
Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
MK-177
Manajemen Konstruksi
Xu, Yelin, Chan, Albert, and Yeung, John. “Developing a Fuzzy Risk Allocation Model for PPP Projects in China”
Journal of ASCE, August 2010: 894-903.
Zou, Patrick and Chen, Yin. "Understanding and Improving Your Risk Management Capability" Journal of ASCE,
August 2010: 854-863.
MK-178
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5
Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
Download