BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pendidikan telah dimulai sejak manusia dilahirkan dalam lingkungan keluarga dilanjutkan dengan jenjang pendidikan formal, terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Di sekolah terjadi interaksi secara langsung antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik dalam suatu proses pembelajaran. Pendidikan menekankan pada proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri manusia baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Pendidikan formal yang dilakukan di sekolah-sekolah sampai sekarang merupakan lembaga pendidikan utama yang merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan UU SISDIKNAS Nomor 12 tahun 2012 pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Keberadaan guru dan siswa dalam sebuah pembelajaran sangatlah penting. Oleh karena itu, masalah pendidikan perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang lebih baik yang menyangkut berbagai masalah yang berkaitan dengan kuantitas dan kualitas. Salah satu yang mempengaruhi pembelajaran dan hasil belajar siswa adalah kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan suatu masalah. Dimana kemampuan pemecahan masalah berkaitan dengan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dicapai melalui salah satu mata pelajaran yaitu matematika pada materi pokok peluang. Peluang merupakan bagian matematika yang membahas pengukuran tingkat keyakinan orang akan muncul atau tidak munculnya suatu kejadian atau peristiwa. Oleh karena itu, untuk mendiskusikan dimulai dengan suatu pengamatan tersebut dinamakan suatu percobaan. Hasil dari suatu percobaan dinamakan hasil atau titik sampel. Peluang disebut juga probabilitas yang berarti ilmu kemungkinan. Oleh karena itu, peluang dapat dijadikan sebagai pengukurun dalam kemampuan pemecahan masalah matematika. Hal ini tidak jarang menimbulkan kesan bagi banyak siswa bahwa mata pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sukar untuk dipahami. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan seorang guru matematika Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Kotabumi Ibu Asni S.Pd pada tanggal 25 November 2014 ternyata kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi pokok peluang siswa masih rendah karena materi pokok peluang cenderung dipandang sebagai materi yang sulit untuk dipahami, siswa menjadi kurang aktif dalam proses pembelajaran dan siswa cenderung malas untuk bertanya tentang materi tersebut. Hal ini terlihat dari hasil nilai ulangan siswa pada pelajaran matematika materi pokok peluang siswa pada tabel berikut. TABEL 1 NILAI ULANGAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 03 KOTABUMI Nilai Ratarata < 70 ≥ 70 Jumlah Banyaknya siswa kelas VII A B C D E F G 19 23 34 18 15 33 23 10 33 20 14 34 25 9 34 22 12 34 27 6 33 Jumlah Persentase 154 81 235 65,53 % 34,47 % 100 % Berdasarkan tabel data nilai semester ganjil siswa pada pelajaran matematika materi pokok peluang SMP Negeri 03 Kotabumi terlihat bahwa ratarata nilai matematika materi pokok peluang kurang dari 70 belum maksimal untuk masuk dalam kriteria ketuntasan minimal. Salah satu indikator hasil belajar matematika siswa adalah kemampuan pemecahan masalah matematika materi pokok peluang, jadi terlihat bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah matematika materi pokok peluang. Berdasarkan masalah diatas, peneliti mempertimbangkan model pembelajaran untuk membantu guru dalam tercapainya tujuan pembelajaran yaitu model pembelajaran Problem Based Instruction dan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. Model pembelajaran Problem Based Instruction adalah model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa dengan diberikannya tugas secara berkelompok sehingga siswa secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajar yang dapat memungkinkan mengembangkan keterampilan berpikir, sehingga siswa dapat memperdayakan, mengasahkan, mengguji, dan menggembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi pokok peluang dengan berpikir secara berkesinambungan. Model pembelajaran Pemecahan Masalah adalah model pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam memecahkan masalah, dimana aktivitas belajar siswa dimulai dari pengidentifikasi masalah untuk mencari alternatif jawaban pemecahan masalah dan menarik kesimpulan dalam merumuskan jawaban tugas secara berkelompok. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik melakuakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama pada siswa kelas VII dengan judul “Perbedaan Kemampuan Pemecahahan Masalah Matematika materi pokok peluang yang diajar dengan model pembelajaran Problem Based Instruction dan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 03 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2014/2015” 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut. 1. Apakah yang menyebabkan siswa sulit memahami mata pelajaran matematika? 2. Apakah model mengajar guru berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika pada materi pokok peluang? 3. Apakah model pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi pokok peluang? 4. Apakah model pembelajaran Pemecahan Masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi pokok peluang? 5. Apakah ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi pokok peluang yang diajar dengan model pembelajaran problem based instruction dan model pembelajaran pemecahan masalah? 1. 3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka sebagai permasalahan didalam penelitian ini hanya dibatasi pada butir keenam identifikasi masalah yaitu “Apakah ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi pokok peluang yang diajar dengan model pembelajaran problem based instruction dan model pembelajaran pemecahan masalah pada siswa kelas VII SMP Negeri 03 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2014/2015 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi pokok peluang yang diajar dengan model pembelajaran problem based instruction dan model pembelajaran pemecahan masalah pada siswa kelas VII SMP Negeri 03 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2014/2015 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi pokok peluang yang diajar dengan model pembelajaran problem based instruction dan model pembelajaran pemecahan masalah pada siswa kelas VII SMP Negeri 03 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2014/2015 1.6 Kegunaan Hasil Penelitian Dengan diadakannya penelitan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya. a. Manfaat Teoretis Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika, utamanya pada peningkatan pemecahan masalah matematika siswa melalui model pembelajaran Problem Based Instruction dan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. Secara khusus hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai langkah untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang sejenis, serta dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan pembelajaran matematika. b. Manfaat Praktis 1. Guru Memberikan wawasan kepada guru tentang penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah dalam proses pembelajaran matematika. Dan guru bisa lebih kreatif dalam menyelenggarakan proses pembelajaran ini 2. Siswa Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam proses pembelajaran matematika. 3. Sekolah Memberi sumbangan informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Menengah Pertama. 4. Peneliti Bahan pertimbangan, masukan atau referensi untuk penelitian lebih lanjut.